#Merawat wajah
Explore tagged Tumblr posts
Text
I love doing a smokey eye – especially when it’s not just basic black. Playing with various tones of brown is one of my favorite things to do for nearly all skin tones – from the most fair, to deep, dark complexions, and all shades in between.To recreate the above look I did on Annaliese, for yourself, you’ll need:Two brown shadows (i chose Transcend from Kjaer Weis as my base shade, and Wisdom, also from Kjaer Weis, as my deeper shade – and when layered, the two created the deepest part around the crease and lash lines)A black eyeliner pencil (I chose Hypnotist from W3LL People)A creamy brown shimmery eye crayon (I chose Age of Consent from Ilia Beauty)A creamy highlighter for the inner corners (I like Ilia Beauty ‘Cosmic Dancer‘) Begin by outlining the shape you’ll want with the lightest of your two brown shades. On all face shapes – no matter your eye shape – the most flattering overall shadow look is one that angles slightly upwards at the outer edge of the eye. This is why so many youtube video makeup tutorials show a short piece of tape being applied to the outer edge, so that no shadow (or liner) falls/is drawn below it. Shadow or liner that has a downward sloping outer edge tends to drag the face down.Once you’ve pressed (notice I specify to PRESS your shadow into your skin. Do not sweep or fan your color on. The correct placement of the pigment is what sets apart a messy shadowed eye from a beautifully done smokey eye, and for the latter, you’ll need to be precise about how much and where you put it!) your light brown shadow into the approximate shape that is most flattering to your face (experiment! You can always use cotton swabs to wipe away what doesn’t look good), you can begin pressing your deeper brown shadow in a sideways V form, starting along the outer corner of the eye, and along the crease (if your eye has a crease, of course). Take a good fluffy eyeshadow brush and blend, blend, blend, so that the two become seamless, and the edges are diffused into your naked skin.Take your sharpened black liner and gently dot along the top lash line, smudging along the way with a skinny smudge brush, or cotton swab. Experiment with your eye shape – does a bit of black liner smudged along the bottom lash line look good? Then do it!Finish the look by adding your highlights: Using the creamy, shimmery brown shadow crayon, drag it along the top of the lash line, just behind the lashes, staying close to the lash line. This will serve to highlight the area behind your lashes, drawing attention to them.Take your creamy pale highlighter (choose a deeper shade if your skin tone is darker than Annaliese), and press it into the inner corner of your eyes for a little added flare.Curl and coat your lashes with a few swipes of black mascara… et voila! BEAUTY!
1 note
·
View note
Text
Tabarruj.
Di antara perkara yang perlu diketahui bagi seorang muslim maupun muslimah, salah satunya juga termasuk tabarruj.
Mengapa? Sebab tabarruj merupakan salah satu bentuk kemaksiatan kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan termasuk dosa besar, sehingga menjadi penting bagi keduanya, baik laki-laki maupun perempuan menaruh perhatian mengenai tabarruj dan model-modelnya, agar bukan hanya menjadi bagian dari penjagaan bagi dirinya (perempuan), namun juga penjagaan laki-laki bagi keluarganya (ibu, kakak, adik perempuan, istri dan anak perempuannya).
Di mana hal tersebut juga berkorelasi agar seorang lelaki tidak tergolong sebagai ad-dayyuts (yang tidak memiliki rasa cemburu dengan membiarkan keluarganya bermaksiat tanpa mengingatkan) atau justru yang menyuruh istrinya bertabarruj dan memamerkannya di hadapan laki-laki ajnabi (non mahram).
Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Ustaz Firanda hafidzahullah, sebagaimana yang saya cantumkan di atas, berikut beberapa tambahan dari sumber lainnya (ukhtiakhitanpaselfie), yang saya rangkum di bawah ini, terutama sebagai pengingat sekaligus perbaikan bagi diri saya pribadi.
1. Terbukanya aurat.
Aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan (punggung tangan), sehingga bagian kaki, bawah dagu dan pergelangan tangan (batasnya hingga bagian yang ada tulang menonjolnya) juga merupakan aurat.
Hukum menutup aurat adalah wajib, sehingga bagian-bagian anggota tubuh yang menjadi aurat di dalam salat, maka termasuk bagian-bagian yang juga wajib ditutup di luar salat, terutama jika di hadapan laki-laki ajnabi (non mahram).
Adapun hukum menutup wajah, terdapat khilaf (perbedaan pendapat). Pendapat yang membolehkan, berdalil bahwa wajah bukan merupakan aurat, sedang pendapat yang mewajibkannya untuk menutup, berdalil bahwa wajah merupakan pusat keindahan. Wallahu a’lam bish-shawabi.
2. Menggunakan pakaian yang tidak syar’i.
Disebutkan salah satu karakteristik pakaian yang tidak syar’i adalah menggunakan pakaian yang menarik perhatian lelaki.
Pada hakikatnya fungsi hijab atau pakaian adalah untuk menutupi, termasuk menutupi keindahan atau kecantikan; bukan untuk menghiasi atau memperindah diri, sehingga apabila seorang muslimah memakai pakaian yang panjang dan longgar, namun pakaian tersebut justru mempercantik dirinya. Inilah yang juga dikategorikan sebagai pakaian yang tidak syar’i.
Mengapa? Sebab perempuan saja sudah menjadi fitnah, maka Allah Subhanahu Wata’ala menurunkan syariat baginya untuk menutup aurat, sehingga setelah menutup aurat dengan hijab dan pakaiannya, ia pun perlu menjaga hijab dan pakaiannya tersebut agar tidak menimbulkan fitnah yang serupa bagi laki-laki ajnabi (non mahram), dengan begitu barulah akan tercapai fungsi hijab dan pakaian itu sendiri yaitu agar lelaki tidak terfitnah olehnya dan penampilannya.
Dan, hal ini juga menjadi bukti kejujuran seseorang di hadapan Rabb-nya, apakah ia berhijab atau berpakaian untuk menaati Rabb-nya atau untuk tampil cantik di hadapan manusia? Sebab jika tujuannya agar terlihat cantik, maka itulah yang dinamakan syahwat, sedang jika tujuannya adalah agar diridai oleh-Nya, maka inilah seorang muslimah yang benar-benar mengharapkan wajah Allah Subhanahu Wata’ala.
Yang demikian juga bukan berarti seseorang tampil lusuh atau tidak merawat diri, sebab yang tidak diperbolehkan adalah berpenampilan menarik di hadapan laki-laki ajnabi (non mahram), sehingga mereka menjadi terfitnah.
Sebagaimana terdapat anjuran untuk memakai pakaian terbaik pada malam-malam terakhir di bulan Ramadan, di mana hal tersebut justru menunjukkan kejujuran dan keikhlasan seorang muslimah dalam beribadah serta keinginannya untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar yaitu dengan membersihkan diri, memakai baju yang bagus dan minyak wangi di dalam rumahnya, hanya di hadapan suami dan mahramnya atau sesamanya (perempuan).
Beberapa hal terkait pakaian yang perlu diperhatikan, di antaranya:
Pemilihan bahan. Hindari bahan-bahan yang apabila tertiup angin akan menjiplak seperti bahan jersey atau yang serupa sehingga sekalipun panjang dan longgar, namun seakan telanjang.
Pemilihan warna. Tidak harus warna hitam, asalkan tidak menarik perhatian.
Pemilihan potongan, seperti ujung lengan ruffle, lengan bishop, berlayer atau yang serupa. Motif, seperti bercorak, bergaris, berbunga-bunga atau yang serupa serta penambahan aksesoris dan hiasan yang terdapat pada pakaian, seperti renda, lace atau yang serupa yang dapat menambah kesan indah dan menarik perhatian.
Berpenampilan syar’i itu pada hakikatnya sederhana, adapun manusianya yang justru mempersulit dengan banyak gaya. Panduannya adalah Alquran dan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bukannya trend fashion kekinian.
3. Perhiasan.
Seorang muslimah diperbolehkan memakai perhiasan, meski demikian yang tidak diperbolehkan adalah menampakkan atau membunyikannya di hadapan laki-laki ajnabi (non mahram), sebagaimana dalam QS. An-Nur: 31.
Semisal, menampakkan anting, kalung, gelang tangan atau kaki di mana perhiasan-perhiasan tersebut terdapat pada anggota tubuh yang termasuk dari bagian-bagian aurat perempuan, sehingga tidak diperbolehkan tampak di hadapan laki-laki ajnabi (non mahram), juga meski tidak terlihat (gelang kaki) tidak diperbolehkan terdengar.
Memakai cincin diperbolehkan dan tidak mengapa tampak, asalkan bentuknya tidak menarik perhatian.
4. Selain daripada pakaian dan perhiasan, tabarruj juga dapat meliputi tas, sepatu dan apa pun yang dipakai oleh perempuan yang dapat memperindah penampilannya, sehingga hal tersebut pun perlu diperhatikan, juga mengenai penutup kaki, dagu dan manset tangan sebaiknya hindari memakai warna yang menyerupai warna kulit, agar semisal ketika berjalan atau terkena angin, tidak dikira kulitnya yang terlihat, disebabkan memakai kaus kaki yang menyerupai warna kulit.
5. Berbicara dengan manja atau genit.
Termasuk di antaranya melalui tulisan atau emoji kepada laki-laki ajnabi (non mahram) ketika berbalas pesan. Di antara sebuah keharusan ketika membalas pesan dari laki-laki ajnabi (non mahram):
Membalas sesuai kebutuhan.
Hindari basa-basi (to the point).
Batasi intensitas dalam berkomunikasi.
Hindari penggunaan emoticon.
6. Memakai wewangian.
Dibolehkannya seorang muslimah memakai wewangian sekadar untuk menghilangkan bau, selama tidak sampai menimbulkan wangi, semisal memakai deodoran. Begitu pun dengan pewangi pakaian, jika muncul wangi yang semerbak dari diri perempuan, maka hal tersebut tidak diperbolehkan.
Dan hal ini berlaku jika melewati laki-laki ajnabi (non mahram). Ketika hanya ada sesama (perempuan), mahram (tidak mengapa) atau suami (dianjurkan) memakai wewangian.
7. Ikhtilat.
Di antara bentuk tabarruj juga termasuk bercampur baur dengan laki-laki ajnabi (non mahram).
8. Berhias dengan make up.
Di antaranya termasuk memakai celak mata dan lain-lainnya. Dibolehkannya seorang muslimah memakai celak mata dan lain-lainnya itu, jika dirinya berada di antara sesamanya, di hadapan suami atau mahramnya.
Namun, jika di hadapan laki-laki ajnabi (non mahram) hanya diperbolehkan sebatas memakai skincare seperti pelembab (untuk merawat kulit) yang tujuannya tidak untuk berhias.
Sehingga, semua hal yang ditampakkan oleh seorang muslimah yang bisa menggerakkan syahwat laki-laki ajnabi (non mahram), inilah yang dinamakan dengan istilah tabarruj dan itu diharamkan.
Seorang muslimah memiliki kewajiban untuk menutup aurat, namun tujuan dari menutup aurat bukan hanya sekadar menutup aurat, melainkan juga menutup perhiasannya.
Sebagaimana ulama berpendapat bahwa syarat menutup aurat, dengan hijab dan pakaiannya tersebut bukan merupakan perhiasan. Apabila segala yang dipakai oleh perempuan justru menarik perhatian laki-laki ajnabi (non mahram), maka itulah yang dinamakan perhiasan, sehingga inilah yang juga perlu diperhatikan, bukan sekadar panjang, longgar maupun memakai cadar tetapi juga tidak menjadi sumber fitnah bagi laki-laki ajnabi (non mahram), melalui perhiasan yang dipakainya, meliputi bahan, warna, bentuk, motif dan lain-lainnya.
Dan selain di dunia nyata, di dunia maya pun perempuan juga perlu menghindari agar lelaki tidak terfitnah olehnya. Ada nasihat yang menarik, yaitu jangan jadikan rumahmu seperti akuarium yaitu di mana ragamu di rumah, namun foto atau videomu bisa dilihat orang di mana-mana.
Di media sosial, siapa pun bisa mengaksesnya, tidak hanya leluasa untuk dilihat, siapa pun juga leluasa untuk menyimpannya tanpa seizin dan sepengetahuanmu.
Dan jangan pernah merasa aman, sebab kamu hanya mengunggah di second account atau fitur closed friend saja, siapa tahu pasangan dari temanmu sedang membuka media sosial temanmu atau sedang bertukar media sosial satu sama lainnya, maka yang paling aman adalah dengan tidak bermudah-mudahan untuk mengunggahnya.
Jadilah tersembunyi, sebab itulah hakikat menutup aurat. Jika masih ingin dilihat, maka belum tercapailah fungsi dari menutup aurat dengan sempurna, meski sudah memakai cadar, pakaian panjang dan longgar bahkan hanya seujung kain gamismu atau foto tampak belakang.
Mudah? Tidak, namun amalkanlah hal ini, sebab cintamu kepada-Nya. Bukankah cinta bisa membuat yang pahit menjadi manis, yang mahal menjadi tidak bernilai? Dan bukankah seseorang yang mencintai senantiasa akan melakukan apa pun demi yang dicintai?
Seperti halnya, larangan tabarruj, sehingga tidak boleh begini dan begitu, bertolak belakang dengan hawa nafsu, maka di sinilah inti ujiannya. Jika cintamu kepada-Nya lebih kuat daripada hawa nafsumu, bukankah larangan itu menjadi kecil dan tidak ada artinya? Sehingga mudah bagimu untuk mengamalkan, “Kami dengar dan kami taat.”
Namun, berbeda halnya, jika hawa nafsumu yang lebih kuat, maka bagimu ini akan merepotkan, “Lebay banget deh.” Celetukmu.
Dan inilah mengapa tabarruj juga penting diketahui oleh seorang lelaki. Selain, untuk mengingatkan mereka, juga jangan sampai ketika para perempuanmu (ibu, kakak, adik perempuan, istri dan anak perempuanmu) sudah mampu menjaga dirinya, sudah mampu mengamalkan perintah yang berat ini bagi dirinya, justru kamulah yang dengan mudahnya memamerkan mereka di hadapan laki-laki lain yang bukan mahramnya.
Salah satunya dengan mengunggah foto istrimu di media sosial atau sebagai foto profil untuk menunjukkan, “Bojoku yo ayu kok.”
Tidak perlulah seluruh dunia tahu kecantikan istrimu. Tidak perlulah terpancing dengan komentar orang lain, “Halah bojone diumpetke mergo isin.”
Jangan pedulikan suara-suara bising itu. Namun, jadilah garda terdepan untuk menjaga keluargamu dari tatapan-tatapan laki-laki lain yang bukan mahramnya, salah satunya di media sosial, termasuk sebagai foto profil.
Jika kamu tidak bisa mengendalikan imajinasi para lelaki itu, maka kendalikan apa yang tidak perlu mereka ketahui. Sembunyikanlah kecantikan perempuanmu (ibu, kakak, adik perempuan, istri dan anak perempuanmu) misalnya.
Dan bagi perempuan, selain berhati-hati dalam menjaga diri, juga agar tidak merasa insecure sebab fotomu tidak dipajang di media sosial atau sebagai foto profil suamimu. Inilah previlige yang kamu miliki yaitu memiliki suami yang pencemburu yang tidak rela kecantikan istrinya juga dinikmati oleh lelaki lain selain dirinya.
“Halah itu mah alibi aja supaya bisa tebar pesona sama perempuan lain, biar dikiranya single.”
Jika pun benar demikian, Allah Subhanahu Wata’ala Mahatahu. Seseorang yang bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wata’ala, hidupnya tidak akan tenang.
55 notes
·
View notes
Text
Hassnah
Setelah hampir tiga tahun berkahwin, Halim dan Hassnah tidak dikurniakan cahayamata. Hati mana yang tidak kecewa kerana zuriat merupakan penghibur kepada setiap pasangan yang berumahtangga.
"Kau try ler pergi kat Klinik Keluarga Kita" Ujur Rohaya kepada Hassnah rakan karibnya sejak sekian lama. Hassanah hanya membisu sambil menuangkan secangkir minuman kepada Rohaya.
"Aku dulu susah juga nak mengandung… tapi pergi kat sana, dah ngandung dah…" Ujur Rohaya lagi sambil matanya melihat gelagat Hassnah.
"Nanti abang Halim balik aku cakap kat dia" Hassana membetulkan kainnya yang sedikit terlibat sewaktu duduk diatas sofa empuk kepunyaannya.
Entah mengapa sejak Rohaya mencadangkan ke Klinik Keluarga Kita, hati Hassnah bagaikan melonjak-lonjak tidak sabar untuk bertemu pakar sakit puan untuk meleraikan masalah yang dihadapinya.
Hari Sabtu Halim tidak bekerja, mereka bersetuju untuk ke kelinik tersebut untuk mengajukan masalah yang mereka hadapi, bukan apa, selama ini mereka telah berusaha pelbagai cara, moden hingga ke tradisional namun hampa.
"Kita cuba, mudah-mudahan berhasil" Ujur Halim sambil memimpin tangan Hassnah masuk kedalam klinik Keluarga Kita. Didalam klinik meraka mendaftar nama dan menunggu giliran.
"Ramai juga bang" Ujur Hassnah sambil matanya meneliti setiap seorang pesakit yang menunggu giliran. Halim hanya menganggukkan kepala.
"Hassnah Jamal" Sahut jururawat. Setelah hampir 20 minit menunggu bukan suatu jangka masa yang cukup panjang untuk mereka. Halim menjangka setiap pesakit bertemu dengan doktor antara 5 minit dan ada seorang pesakit mengambil masa kira-kira 20 minit baru keluar dari bilik doktor. Mungkin banyak masalah dan kounseling yang diberikan doktor.
"Hassana, awak baring di sana" Arah doktor sambil menunjukkan katil yang telah sedia menunggu jururawat wanita, disekeliling katil terdapat tirai dari kain yang menutup katil tersebut. Terpampang diatas meja nama Dr. Ranjit Singh.
"Sudah berapa lama awak kahwin?" Tanya doktor Ranjit yang berada disisi kanannya.
"Tiga tahun doktor" Ujur Hassnah. Hatinya berdebar-debar apa yang akan ditanya lagi oleh doktor benggali itu.
"Awak releks, bertenang, kerana doktor akan membuat ujian pada kamu, jika kamu tak bertenang, nanti ujian tidak tepat" Ujur doktor sambil menghulurkan tangannya kepada jururawat yang sedia menanti. Tanpa berlengah lagi jururawat terus menyarungkan sarung tangan plastik kedalam tangan doktor Ranjit.
"Saya akan bukakan pakaian kamu, ok?" Ujur jururawat sambil membuka kancing kain lipat yang dipakai oleh Hassnah.
"Apa nie… mana boleh macam nie.." Bantah Hassanah sambil tanggannya menahan tangan Jururawat.
"Jangan bising, saya hanya mahu merawat kamu" Pujuk doktor Ranjit sambil menatap wajah Hassnah.
"Awak jangan takut, jururawat saya ada" Sambung doktor Ranjit sambil jururawat pembantu mula melucutkan kain dan seluar dalam yang dipakai Hassnah. Hasrat inginkan anak membuatkan Hassnah mula kendur dan mengikut setiap arahan yang diberikan oleh doktor dan jururawat tersebut.
Tiba-tiba doktor Ranjit memasukkan jarinya kedalam faraj Hassnah.
"Doktor!!, apa nie?" Hassanah hampir terjerit bila terasa jari doktor berada didalam farajnya.
"Sikit ajer… untuk diambil untuk ujikaji" Jelas doktor Ranjit sambil tangannya terus menusuk dan berlegar-legar didalam faraj Hassnah. Ghairah Hassnah mula sedikit demi sedikit menguasai perasaannya, dan tidak lama faraj Hassnah mula dibasahi cecair air mazi. Doktor Ranjit terus memainkan tangannya didalam faraj Hassnah, nafsu Hassnah tidak terkawal, matanya terpejam merasa kenikmatan seluruh badan. Nafasnya sudah tidak teratur.
"Doktor mau air mani awak untuk tahu punca awak tidak boleh mengandung…." Bisik doktor Ranjit. Hassnah hanya menganggukkan kepala tanda faham/
Nafsu doktor Ranjit tidak terkawal, kerana terasa faraj Hassnah agak sempit bila jarinya masuk kedalamnya. Doktor Ranjit memberi isyarat agar jururawatnya beredar dan menutup tirai. Tanpa membantah jururawat terus melaksanakan tugasnya dengan patuh. Tiba-tiba doktor Ranjit membuka zip seluarnya dan ternyata doktor Ranjit tidak pakai seluar dalam, perlahan-lahan dia merendahkan katil kira-kira separas pinggangnya.
Doktor Ranjit menarik Hassnah hingga kaki Hassnah terjuntai kebawah, Bagai dipukau Hassanah mengikut tanpa membantah, dia juga tidak menyedari zakar doktor Ranjit telah terpacak kukuh keras menantikan saat yang sesuai untuk dilabuhkan.
"Emmmm….oooo…..apa nieeeee?" Renget Hassnah kenikmatan bila zakar Doktor Ranjit yang besar sedikit demi sedikit mengelonsor masuk kedalam farajnya.
"Cara tadi kamu lambat klimiks, jadi doktor guna cara nie" Ujur doktor Ranjit. Hassana tidak membantah, farajnya mencengkam kemas zakar Doktor Ranjit, memang luar biasa dan inilah pertama kali dia merasakan sesuatu yang selama ini diidamkannya.
Ooo..hh…emmm….." Renget Hassnah bila doktor Ranjit menarik dan menyorong zakarnya. Setiap kali tarikan zakar akan mengikut sekali seakan-akan seluruh isi farah Hassnah terikut keluar.
Lebih lima belas minit berlalu, Hassnah telah dua kali klimiks dan tiba-tiba seluruh tubuh Hassnah kembali menjadi tegang dan tangganya segera menarik kepala Doktor Ranjit, kepala Hassnah mengeleng-ngeleng kekiri dan kekanana, farajnya berdenyut-denyut mencengkap zakar yang besar dan panjang yang pertama kali mencecah lantai rahimnya.
"Ohhhhoohh…oohhhh…emmmmehuh…huh..huuuhh….h uh.. oooo..mmmm …" Doktor Ranjit mencapai klimiks, air maninya terkumpul didalam kondom yang dipakainya. Hassnah kelayuan melepaskan kepenatan dari kenikmatan yang dirasainya.
"Awak bole pakai pakaian semula, doktor dah ambil sample air mani awak…" Ujur Doktor Ranjit sambil membangunkan Hassnah. Mata Hassnah tertunduk malu menatap wajah Doktor Ranjit yang agak tampan.
"Doktor akan beri kamu ubat, awak ikut peraturan yang diberikan, lepas 4 bulan awak datang semula" Ujur doktor Ranjit sambil mencatitkan sesuatu diatas kertas rawatan.
Hassnah mengenakan pakaiannya dan keluar menunggu namanya dipanggil untuk diberikan ubat.
"Best ker perempuan tu?" Tanya jururawat yang bersama doktor setelah Hassnah keluar. Doktor Ranjit menganggukkan kepala sambil tersenyum.
"Lepas kerja nanti, awak nak?" Tanya doktor Ranjit pada jururawatnya. Seperti tahu apa yang doktor Ranjit maksudkan, jururawatnya hanya menganggukkan kepala.
563 notes
·
View notes
Text
Merayakan Sekecil Apapun Tentangmu
Dear Sabian,
Menuju empat bulan ini kamu akhirnya sudah bisa tengkurap untuk yang pertama kalinya, Nak. Tentu Bubu heboh langsung lapor di grup keluarga Yangti dan Yangkung karena saat ini kamu sedang di rumahnya Mbah Uti dan Mbah Kakung. Barakallah, Nak.. semoga senantiasa Allah berkahi setiap tumbuh kembangmu..
Ternyata tak hanya Idul Adha ini yang kita rayakan, tetapi juga sekecil apapun pertumbuhanmu ingin Bubu dan Ayah rayakan.
Nak, di sini semua orang sayang sama kita, maka sejatinya tak ada alasan untuk bersedih kecuali sedih-sedih yang pada tempatnya saja.
Nak, di sini semua orang suka dengan anak kecil dan berebut ingin bantu merawatmu. Jika sudah di sini, tugas Bubu cuma satu: mengASIhi saja, selebihnya pekerjaan rumah, memasak, dan hal-hal lain terkait merawat kamu begitu banyak yang turut membantu.
Nak, kemarin di hari raya Idul Adha, Bubu tinggalkan Sabian bersama Mbah Win karena Mbah sedang halangan sementara Sabian juga masih tertidur. Sepulang dari shalat, kamu sudah gagah dalam gendongan Mbah Win sedang berjemur dengan wajah cemong karena bedak. Kami gembira ingin membawamu melihat sapi dan kambing, tetapi sampai di lapangan kamu malah tertidur dalam gendongan. Menutup rapat mata dan tak peduli dengan bising di sekitar. Ah, kamu.. baiklah, kita pulang saja..
Selasa, 25 Juni 2024 | 13.45
Di luar hujan, Sabian bermain di ruang tamu rumah Mbah bersama Tante Ica, Bubu mengetik di dalam kamar
7 notes
·
View notes
Text
Mataku tak lagi hanya di wajah dan berjumlah dua. Di kepalaku, belati mudah terbang dan bara mudah nyala, sementara bibirku tetap menggemari diam dan senyum saja. Maka, menjauhlah. Selamatkan dirimu selagi bisa. Jangan kau merawat aku yang palsu, lalu menggangguku dengan bangga.
48 notes
·
View notes
Text
HADIAH SATU TAHUN JADI IBU
Semua orang termasuk ibu selalu lebih antusias merayakan perayaan hari jadi anak. Aku sendiri saat satu tahun jadi ibu, hanya mengevaluasi kinerja diriku bagaimana saat satu tahun jadi ibu. Bahkan lupa untuk mengapresiasi diri sendiri yang sudah mau berusaha kuat untuk jadi ibu yang perjalanannya takmudah.
Tapi ternyata diam-diam ada yang mengamati perjalananku saat menjadi ibu. Ia membuat perayaan mencekam dan memberiku sebuah hadiah. Hadiah itu berupa luka karena seluruh kekuranganku dikuliti habis-habisan diwaktu malam. Meski sudah beberapa bulan berlalu, namun luka itu belum membaik. Hingga aku memutuskan untuk menuliskannya di sini sebagai bentuk self healing. perayaan mencekam itu masih saja sering membuat bising isi kepala. Membuat diri trauma dan ketakukan jika bertemu mereka.
Terekam jelas semua kata-kata yang mereka sampaikan.
"Kamu itu belum layak jadi ibu, anak dibiarkan main tanah! Nggak pernah dipakaikan kaus kaki!”
“Kamu itu saya perhatikan, menyepelekan puasa sekali. Hamil nggak puasa, menyusui nggak puasa. Lihatlah istriku, anaknya 5 tapi nggak pernah selemah kamu. selalu kuat, nggak menyepelekkan puasa dll.”
“Kamu itu pakaian tertutup, sampe wajah pun ditutup, tapi berteman pilih-pilih. Tidak mau bertetangga.”
Oh Allah, Alasanku membiarkan anak tak memakai kaus kaki, bermain tanah, dan lain-lain. bukan sekadar menstimulasi tumbuh kembangnya saja melainkan bagaimana aku menanamkan dan mengenalkan kefitrahan dan tauhid melalui alam dan tanah ciptaanmu.
Oh Allah, rasanya aku takperlu menjelaskan bagaimana kepayahanku saat mengandung di trimester pertama mengalami hipermesis gravidarium atau mual muntah berlebih. hingga tak bisa berpuasa sebab dari pagi hingga malam terus-terusan muntah hingga menangis tiap hari karena lelahnya mengalami kepayahan itu. Bahkan takada makanan yang masuk. Suamiku menyaksikan, orangtuaku menyaksikan, mereka semualah yang mengurusiku. Mengurusi muntah yang berceceran, menyiapkanmu makan, dll. Ibuku telah melahirkan 8 kali dengan metode alamiah. Ia tak merasakan mabuk saat hamil. namun sama sekali tak pernah membandingkan diriku dengannya. Bahkan ayah dan ibu selalu mendukungku.
Oh Allah, aku bersyukur, ibu ku selalu berpakaian rapih sebagai muslimah. Sehingga orangtuaku tak pernah mempermasalahkan pakaianku yang sebenarnya adalah hal lazim bagi seorang muslimah.
Rasanya aku takperlu menjelaskan bagaimana aku dengan tetangga rumah ngobrol dan bercanda. Takperlu menjelaskan bagaimana tiap malam aku mengeluh pada suami supaya aku dapat teman baru dan kontakan dakwah lalu mencari solusi bersama di tempat baru ini.
Oh Allah, bahkan sebelum mereka mengatakan aku tak layak jadi ibu perkara aku membiarkan anak bermain tanah, aku sendiri sudah sering merasa tak layak menjadi ibu sebab takbisa memberikan yang terbaik untuk anakku.
Ohً Allah, aku sakit hati atas perkataan mereka yang menguliti kepayahanku saat hamil, sebab mereka tak melihat bagaimana payahnya hari-hariku saat itu namun begitu mudahnya lisan itu menyakitiku.
Oh Allah, aku sadar egoku begitu tinggi, tapi aku bersyukur karena belajar memahami syariatmu selalu membuat ego itu luruh bersamaan dengan penerimaan walau prosesnya pelan.
Aku takmau pura-pura kuat. Aku mengakui kepayahanku saat menghalau semua penghakiman yang mereka beri. Aku menikmati setiap rasa sakit itu. Bekas luka itu memang tak akan hilang, bahkan masih basah. Namun aku memilih berusaha memaafkan mereka supaya aku bisa fokus merawat luka yang mereka torehkan dan sembuh kembali.
Aku memang punya pilihan untuk meng cut off mereka dari kehidupanku. Namun aku sadar bahwa ini adalah qada Allah. Aku tak akan dihisab atas perlakuan mereka padaku, namun Allah menilai bagaimana responku atas perlakuan mereka.
Ramadan ini semoga menjadi waktu terbaik dalam menyembuhkan luka. aku yakin yaAllah, bersamamu luka ini pasti sembuh✨
16 notes
·
View notes
Text
Setiap perempuan itu cantik. Cantik dengan versinya masing-masing. Entah dengan lesung pipinya, entah dengan hidung mancungnya, entah dengan gigi gingsulnya, entah dengan mata sipitnya, entah dengan alis tebalnya; setiap perempuan cantik dalam sisi terbaiknya. Bukan suatu aib memiliki kulit gelap, bukan aib memiliki satu dua jerawat, bukanlah suatu aib memiliki beberapa kendala pada wajah & kulit. Setiap kita berusaha merawat diri, bukan serta merta berdiam. Maka carilah tempat di mana kita diterima bagaimanapun adanya diri. Sebab Allah pun melihat kita dari hati, sebab Allah membedakan dengan takwa, sebab akan melelahkan diri sendiri berkecimpung dengan mereka-mereka yang terfokus hanya pada cantik fisik saja.
Setiap perempuan itu unik. Tidak bisa dibandingkan lebih-kurangnya. Setiap perempuan memiliki kelebihan yang khas, dan kekurangan yang dimilikinya masing-masing. Setiap kita layak dihormati sebagai perempuan, bagaimana pun keadaan kita, lebih dan kurangnya. Jadi jangan menyamakan. Setiap perempuan memiliki cantik dengan versi terbaik yang dimilikinya begitu pun keunikannya. Tergantung bagaimana cara pandang dan syukur kita sebagai perempuan itu sendiri.
Stop to be insecure. Kita semua pantas.
34 notes
·
View notes
Note
Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Kang semoga sehat dan selalu diberkahi oleh Allah taala, dan dimudahkan segala urusan dan rencana pencapaiannya.
Saya mau tanya kang, namun sedikit cerita gambarannya seperti ini. Saya di kantor, dalam tim saya, saya terkesan mungkin paling udik, kuper, polos dan ya kaya gak neko neko lurus2 aja lah. Sedangkan temen2 yang lain beuh update lah gaul, dan minum kopi itu udah jadi bagian life style, lah saya biasa juga minum teh sis*i wkwkw. Mereka juga gampang banget kalau kesel mengucap sial*n, brengs*k, dan kata kata sejenisnya meski terkesan gak marah. pernah suatu ketika saya kek diisengin sama mereka suruh bilang salah satu kata itu ekwk, dengan polosnya saya jawab "gak ah, mulut saya tanggung jawab saya kalau ada kata baik kenapa harus pilih kata itu sih" wkwkw, sontaklah mereka terkesan kaya digurui atau apa intinya suasana jadi beda aja.
pertanyaannya, gimana ya kang bisa tetep elegan menjadi diri sendiri ditengah temen2 bgtu tanpa harus menggurui dan biat gak dimanfaatkan kepolosan saya ini.
TETAP ELEGAN MENJADI DIRI SENDIRI
Wa'alaikumsalam wr wb
Jawaban ini cukup panjang. Semoga bermanfaat.
Aamiin, ya Allah atas doanya. Semoga doa yang sama kembali kepada dirimu dan juga ikut tercurahkan kepada segenap yang baca.
Menjadi diri sendiri itu adalah dengan tidak terlalu ambil pusing pilihan hidup orang lain. Tidak perlu menjadikan apa yang ada pada mereka menjadi kompas gaya hidup kita. Mereka punya dunianya sendiri, kita pun begitu. Menjadi apapun kamu, selama kamu nyaman dengan itu semua, ya, tidak perlu malu. Apalagi minder. Selama tidak mengganggu orang, kita punya hak untuk hidup dengan cara kita sendiri.
Tapi saya sendiri sebenarnya memahami maksud dari situasi ini. Sedikit ada saran dari saya agar tetap elegan dengan pilihan sederhana.
Percaya diri adalah kunci. Begini, kita tidak bisa lari dari konsep percaya diri yang mana memang kunci segara situasi. Mau kamu kaya atau miskin, selama kamu percaya diri itulah cermin paling jelas yang kamu punya. Percaya diri adalah soal keyakinan atas apa yang kita pilih. Kondisi apapun kita, kepala tetap tegak dan kita bisa mati-matian mempertahankan keyakinan.
Sederhana itu tidak berarti kurang pergaulan atau kurang pengetahuan. Kita boleh tahu trend terbaru; kita paham hal-hal yang viral; kita juga mengerti istilah-istilah daring. Tapi bukan berarti kita juga harus ikut-ikutan. Di sinilah terkadang letak konsistensi diri agar tetap menjadi diri sendiri: susah. Kebanyakan dari kita akhirnya ikut-ikutan, sadar atau tidak. Biasanya lingkungan yang akhirnya memaksa kita begini. Karena teman kantor minum kopi ini-itu, membicarakannya di kantor, dan bergaya dengan itu semua, akhirnya kita ikut-ikutan. Yang paling parahnya, kehilangan jati diri. Seringkali saya kenal beberapa orang yang waktu kuliah cukup "akhwat" sekali, misalnya. Aktivis dakwah kampus. Saat masuk dunia kerja, perlahan mulai ada perubahan. Kelak, bukan lagi "perlahan", tapi "merosot". Awal kerja masih jilbab rapi dan panjang, sekarang sudah makin pendek. Belakangan mulai posting bareng pacarnya. Saya mengikuti perkembangan beliau dan sangat relate dengan topik ini. Kita boleh banyak pergaulan, tapi jangan tenggelam dengan itu semua.
Tetap bersama orang-orang baik. Jika kamu mencoba hal yang kedua di atas, saran saya untuk tetap berinteraksi dengan orang-orang yang terjaga. Mereka yang tenggelam itu karena menjauh dari orang-orang yang bisa menjaga. Tetap ikuti pengajian, tarbiyah, atau klip-klip ustadz yang nyaman kita ikuti. Ini semua termasuk membatasi diri dengan hal-hal kita coba ikuti. Misalnya, jika kamu perlahan mulai suka dengarkan musik-musik pop, dampingi dengar murotal atau ceramah-ceramah.
Memperhatikan diri sendiri. Maksud saya, bagaimanapun kita harus merawat diri. Misalnya dengan cara berpakaian, menggunakan parfum secukupnya dan deodoran, serta perawatan wajah. Tidak, ini bukan untuk tabarruj. Ini untuk menunjukkan bahwa kita sebagai pribadi yang menjaga anjuran agama untuk tetap bersih. Sangat berbeda antara bersolek dengan merawat diri. Elegan itu bukan hanya sikap, tapi juga penampilan. Sering-sering menggunakan kaca besar untuk melihat diri kita sendiri. Percaya atau tidak, saya punya kaca besar yang biasa ada di toko pakaian di kamar saya. Saya gunakan untuk melihat penampilan; apakah baju sederhana saya sudah cocok dengan celana yang saya pakai? Saya suka mengenakan hal-hal yang simpel, tapi tetap memperhatikan keeleganannya.
Jika kamu sudah memiliki itu semua, saya yakin karaktermu akan tetap elegan di tengah kesederhanaan sikap yang kamu ambil.
51 notes
·
View notes
Text
mengusap sisa uap di permukaan kaca yang memantulkan wajah buram. parasnya sanggup memikat, tapi sepasang matanya muram. kata orang-orang, tatapan tak bisa berbohong, apalagi kepada diri sendiri. sorot mata sejujur bayangan di cermin kamar mandi.
ia kelereng putih-pucat bergelung hitam yang pekat. menatapnya lurus-lurus dan kamu akan terperangkap. bukan atas kehendaknya, tapi karena dirimu yang terlalu nekat. dia pun merasa nyaman sebab hadirmu mampu mengusir awan-awan kegundahan walau hanya sebentar.
tentang gemuruh di tempat kerja, hujan pertanyaan perihal gaibnya calon pasangan, rencana karir yang masih abu-abu, dan finansial keluarga yang terlilit hutang. dia menanggung semua itu dengan hati seluas Samudra Pasifik. sedangkan pandangan netranya sedalam Palung Mariana tempatmu tenggelam saat ini.
dia berharap kamu dapat duduk di sampingnya dan obrolan kalian mengalir amat tenang seolah tak pernah ada amukan badai di dalam dada. harapan-harapan yang menjulang hingga menabur benih-benih rasa. dan bertukar kata saja tidaklah cukup untuk merawat bibit-bibit asmara.
sebelum jatuh lebih dalam ke zona yang tidak dapat ditembus sinar matahari. sebelum kehabisan oksigen dan kesempatan untuk bertaubat hilang. berenanglah ke arah sumber cahaya (yang berarti kamu harus meninggalkan dia). jagalah pandangan yang menjadi sumber bencana. serahkan penjagaannya kepada Dia Yang Mengatur Semesta.
jika kalian memang ditakdirkan berjodoh, Allah akan pertemukan dengan cara terbaik yang mengundang rida-Nya.
surabaya, 4 agustus 2024
2 notes
·
View notes
Text
Cantik
Dalam pencarian makna cantik yang ternyata banyak ku temukan definisinya, kini aku mulai paham bahwa cantik itu ketika aku melihat seorang ibu yang sedang menatap penuh kasih pada anak-anaknya, cantik itu ketika aku bertemu seorang wanita yang harus menjadi tulang punggung keluarga dan berjuang mengupayakan kehidupan yang layak untuk mereka. Cantik itu ketika aku melihat tawa canda sekelompok perempuan yang sedang saling berbagi kisah mereka, berusaha menjadi teman paling supportif.
Cantik juga ku temukan ketika aku menyaksikan para perempuan yang sudah mulai menemukan banyak cara untuk menyayangi dirinya. Menyempatkan olahraga meski banyak deadline menanti. Memilih makanan yang lebih sehat untuk tubuh mereka, merawat kebersihan wajah, kulit dan semua yang sudah dianugerahkan.
Tapi ku lihat yang paling cantik adalah mereka yang selalu mampu menerima segala kekurangan diri, yang tidak pernah membebani diri dengan berusaha memenuhi makna cantik dari sudut pandang orang lain. Karena mereka tahu, mereka sudah cantik untuk diri mereka sendiri dan itu lebih dari cukup.
5 notes
·
View notes
Text
Kulit wajahmu yang sehat bukan hanya harus dirias, namun juga dirawat agar selalu bercahaya, bersih dan memesona. Untuk itu, kamu harus memasukkan berbagai produk skincare Emina ke dalam ritual perawatan wajah sehari-hari. Emina punya beragam produk skincare bermutu, misalnya saja Bright Stuff Series dan juga Skin Buddy Series. Kedua rangkaian skincare tersebut sama bagusnya untuk merawat kulitmu. Apalagi varian produknya juga super lengkap, mulai dari cleanser, moisturizer, toner, serum, dan juga mask.
Di rangkaian Bright Stuff Series, beberapa produk yang harus kamu coba adalah Whip Face Wash yang diformulasikan dengan busa padat dan lembut sehingga bisa membersihkan hingga ke pori tanpa membuatnya kering. Ada juga Bright Stuff Micellar Drop yang membantu membersihkan sisa makeup sambil menutrisi sel kulit supaya selalu sehat. Untuk moisturizer-nya sendiri kamu wajib memiliki Bright Stuff Acne Prone dan juga Tone Up Cream yang membuat wajah lebih cerah.
Sedangkan untuk Skin Buddy Series, kamu punya pilihan yang tidak kalah banyaknya, seperti Bubble Up Face Wash dan Micellar Water yang efektif membersihkan berbagai kotoran, minyak, debu dan sisa riasan di wajah. Jangan lupa pakai Clay Mask yang berfungsi mengecilkan pori-pori sehingga wajah tampak lebih mulus dan bercahaya.
4 notes
·
View notes
Text
Cerita Kepada Nona¹
Tahu tidak Nona? Kemarin malam Bulan menemuiku dengan wajah benderangnya yang anggun. Ia mengetuk jendela, menyelinap masuk ke ruang tamuku, duduk di sofa dan bercerita banyak hal. Ia bercerita tentang begitu banyak syukur yang terpanjatkan padanya berapa hari terakhir. Ada yang mengucap syukur karena masih disempatkan memotret senyuman dari orang-orang terkasih mereka dengan kedua matanya. Ada juga yang bersyukur karena di usia mereka yang hampir senja masih diberi kesehatan dan kewarasan, untuk meramu tawa dan bahagia orang-orang terkasih mereka. Bahkan beberapa dari mereka menangis haru sebab masih diberi waktu untuk merenungi kegagalan-kegagalan mereka yang telah lalu. Saya mungkin satu di antara manusia-manusia yang bulan maksud dalam ceritanya. Karena yah, seperti yang kau tahu Nona. Di usia yang hampir seperempat abad ini, ada begitu banyak hal yang mesti saya renungi kembali. Maka, kontemplasi menjadi rutinitas yang datang tanpa diundang akhir-akhir ini. Ia begitu nyaman berlabuh di kepala saya. Mengajak saya berlayar ke alam pikiran yang tak terbatas, yang selalu ada cakrawala di depan pelayaran-pelayaran kami¹.
Kau tahu Nona? Dalam banyak hal saya merasa gagal, dan dalam beberapa hal, saya pikir usaha saya semestinya bisa lebih maksimal. Dari semua hal itu, salah satu penyebabnya ternyata adalah ketidakkonsistenan saya ketika menjalani suatu proses. Selama ini saya selalu merasa bisa melakukan apapun selagi saya ingin melakukannya. Memang tidak salah sebetulnya Nona. Hanya saja, yang lebih penting dari melakukan suatu hal—yang baik tentunya— adalah tentang seberapa mampu kita tetap melakukannya dalam kurun waktu yang panjang². Karena, keniscayaan dari hidup adalah perubahan, dan orang-orang hebat adalah mereka yang bisa tetap merawat kebaikan-kebaikan kecil setiap harinya. Sudah dulu ya Nona, terima kasih berkenan mendengar.
Catatan Kaki:
¹Cerpen "Tukang Pos dalam Amplop" karya Seno Gumira Ajidarma
²Atomic Habits Karya James clear
3 notes
·
View notes
Text
Memori dan Reuni
Belajar dari pengalaman merawat ibu di akhir usianya, fungsi-fungsi fisik yang mengalami kemunduran seiring bertambahnya usia. Begitupun fungsi memori ibu pun mulai banyak lupa, puncaknya lupa pada kita, anak-anak yang dilahirkannya… terkadang sedih, terkadang merasa lucu.
Tapi anehnya, kenangan masa-masa kecil justru menancap kuat di memori ingatan ibu. Beliau sering bicara dengan raut wajah bahagia tentang kehidupan masa-masa kecilnya, Terkadang ibu senyum-senyum sendiri saat menyebutkan nama-nama teman masa kecilnya.
Mungkin karena manusia fitrahnya ingin kembali ke hal-hal primordial, mencari asal-usul dirinya, kembali ingin napak tilas perjalanan hidupnya, bernostalgia dengan kenangan pahit manis yang membuatnya tertawa dan menangis.
Reuni bagi seseorang yang berumur lebih dari setengah abad nuansanya adalah seperti itu, berkumpul tertawa, bicara random dan receh, tak lagi tertarik lagi dengan pencapaian, tak perlu lagi validasi, jiwanya seperti masuk ke lorong waktu di masa-masa muda belia saat tak ada beban. Semua terasa indah dan ciptakan percikan-percikan bahagia di hati. Singkat, sejenak, tapi membuat bahagia. Jika sudah jadi nostalgia, kisah burukpun jadi cerita manis dan lucu…
Semakin menyadari begitu terbatasnya waktu tersisa, semakin menikmati setiap detik perjumpaan, seperti kata Aerosmith di lagunya I dont want to miss a thing “where every moments spent with you is a moment I treasure”
Bukan begitu sahabat?
– catatan dari Ngopi Sore 787, 14 april 2024, Resto Penka 1967
4 notes
·
View notes
Text
Apa Manfaat Perawatan di LORIS BEAUTY CLINIC Kediri?
Kota Kediri memiliki salah satu klinik kecantikan terbaik, yaitu LORIS BEAUTY CLINIC Cabang Kediri. Klinik ini telah menjadi tempat terpercaya bagi banyak orang yang ingin merawat dan mempercantik kulit mereka. Dengan berbagai layanan yang ditawarkan, klinik ini terus menarik perhatian masyarakat. Artikel ini akan membahas manfaat perawatan di LORIS BEAUTY CLINIC Kediri serta mengapa klinik ini layak menjadi pilihan utama Anda dalam menjaga kesehatan kulit.Teknologi Terdepan dalam Perawatan KecantikanSalah satu keunggulan LORIS BEAUTY CLINIC Cabang Kediri adalah penggunaan teknologi terbaru dalam setiap perawatannya. Salah satu teknologi unggulan yang ditawarkan adalah HIFU atau High-Intensity Focused Ultrasound. HIFU merupakan perawatan yang menggunakan energi ultrasound untuk mendorong produksi kolagen dalam kulit, menjadikannya lebih kencang dan tampak lebih muda. Proses ini tidak hanya aman tetapi juga non-invasif, yang berarti tidak memerlukan pembedahan atau downtime yang lama.Manfaat dari HIFU di LORIS BEAUTY CLINIC KediriHIFU di LORIS BEAUTY CLINIC Kediri menawarkan berbagai manfaat yang bisa dirasakan langsung oleh pelanggan. Perawatan ini berfungsi untuk:Mengencangkan kulit kendur yang sering menjadi masalah seiring bertambahnya usia.Mengangkat pipi, alis, dan kelopak mata yang bisa membuat penampilan wajah tampak lebih segar dan muda.Menghaluskan kulit sehingga wajah tampak lebih mulus dan bercahaya.Menghancurkan lemak pipi dan double chin, memberikan kontur wajah yang lebih proporsional dan tirus.Ini adalah beberapa alasan mengapa HIFU pipi menjadi salah satu best seller treatment di klinik ini. Dengan hasil yang terbukti efektif, banyak pelanggan yang kembali untuk melakukan perawatan secara rutin.Layanan Kecantikan Lainnya di LORIS BEAUTY CLINIC Cabang KediriSelain HIFU, LORIS BEAUTY CLINIC Kediri juga menawarkan berbagai layanan kecantikan lainnya. Setiap perawatan dirancang untuk memberikan hasil maksimal sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Mulai dari facial, microneedling, hingga perawatan kulit berjerawat, klinik ini memberikan solusi komprehensif untuk segala permasalahan kulit.Tidak hanya terbatas pada wajah, klinik ini juga memiliki layanan untuk perawatan tubuh, seperti perawatan pelangsingan dan perawatan rambut. Dengan pendekatan holistik ini, LORIS BEAUTY CLINIC Kediri memastikan bahwa setiap pelanggan bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan profesional.Tim Profesional dan BerpengalamanSatu lagi alasan mengapa LORIS BEAUTY CLINIC Cabang Kediri layak dipertimbangkan adalah karena tim profesional yang berpengalaman di bidangnya. Setiap terapis dan dokter di klinik ini memiliki sertifikasi serta pelatihan khusus untuk memastikan setiap perawatan dilakukan dengan aman dan memberikan hasil yang memuaskan.Kombinasi antara teknologi canggih dan keterampilan tenaga profesional di klinik ini memastikan bahwa setiap pelanggan mendapatkan perawatan terbaik. Setiap prosedur dilakukan dengan presisi tinggi, dan pelanggan diajak untuk berkonsultasi terlebih dahulu sebelum menjalani perawatan agar hasil yang diinginkan bisa tercapai.Lokasi dan Informasi KontakJika Anda berada di Kota Kediri atau sekitarnya, Anda bisa langsung mengunjungi LORIS BEAUTY CLINIC Cabang Kediri yang beralamat di Jl. Imam Bonjol No. 362 Kota Kediri. Dengan lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, klinik ini memberikan kemudahan akses bagi siapa saja yang ingin merawat kecantikan mereka.Untuk informasi lebih lanjut atau melakukan reservasi, Anda bisa menghubungi +62 812-1714-8889. Atau Anda juga bisa melihat penawaran terbaru dan hasil perawatan di akun Instagram mereka di ig @lorisbeautykediri.
Risnan (SMKN 1 GONDANG)
1 note
·
View note
Text
Tentang Tanya dan Maaf
Orang orang bertanya padaku,
Apa yg tak kusukai darimu hingga aku belum memantapkan hati bersamamu
Apa mungkin karena wajah lusuhnya dan rambutnya yg tak terawat? Tanya temanku
Itu bisa kita permak lah, lanjutnya
Aku diam, bukan karena setuju
Aku diam, karena aku menyukai rambut panjangnya yang lebat dan ikal itu
Aku kagum pada caranya merawat rambut panjang yang terbilang sulit itu
Suruhlah dia untuk potong rambut, kata orang lain lagi
Justru aku ingin membiarkan rambut panjangnya tergerai tanpa di ikat
Justru aku ingin memberikannya waktu lebih lama bersama mahkota kebanggannya itu
Lalu pertanyaan lain muncul, apa mungkin karena jiwa bebasnya?
Aku diam, bukan karena setuju
Aku diam, justru karena aku menyukai jiwanya yang bebas seperti elang
Terbang kemanapun dengan cangkramnya yg kuat
Dengan kepakan sayapnya yang menjangkau ke pelosok negeri yang tak pernah aku jelajahi sebelumnya
Justru aku kagum pada perjalananya menemukan sesuatu
Justru aku ingin menjadi bagian dari seseorang yang menemani perjalanannya
Aku kagum pada setiap ceritanya
Pada orang orang yang ia temui semasa berjalan
Pada ceritanya yang selalu bermakna
Pada tulisannya
Pada caranya bercerita dan tertawa
Pada candaan konyolnya di ujung percakapan
Pada kelihaiannya menari mengikuti nada nada lagu
Caranya berekspresi terhadap sesuatu
Lalu teman lain bertanya, apa mungkin karena caranya mengendalikan emosi?
Dia memang ledak ledak, sekaligus sayup dalam waktu yang sama
Seseorang yg ingin ku dekap
Dan kuredakan api marahnya
Aku tidak memintanya menjadi orang lain, karena dirinya sendiri yang apa adanya itu sudah membuatku jatuh hati
Lalu masalahnya dimana? Kenapa kalian tidak bisa bersama?
Lebih rumit daripada itu
Aku adalah seorang anak dari sebuah keluarga dengan nama besar dibelakangnya
Aku bukan lagi diriku sendiri ketika menentukan pilihan hidup yang besar
Ada banyak hal yang harus di pertimbangkan
Tentang ini dan itu
Dan bagiku sebuah hubungan saat ini seharusnya akan berakhir serius
Aku tak mau bermain dengan hati
Akupun tak mau menjeratnya dalam hal hal yang ada dalam diriku
Aku tak ingin menjerat jiwa bebasnya
Karena aku tau, jika bersamaku kebebasannya adalah taruhannya
Mungkin terdengar klise tapi aku tak ingin ia menjadi yang bukan dirinya
Karena itu yang aku suka darinya
Jadi biarlah begini saja
Hubungan tanpa arah dan tujuan
Teruntukmu tuan, jika suatu hari kau bertemu wanita tercantik, terbaik, yang bisa memahamimu lebih daripada aku dan pastinya begitu
Aku harap dia yang terbaik untukmu
Menemani setiap perjalananmu yang mendebarkan itu
Ada di sisimu dalam hutan atau lautan
Tapi maaf sepertinya itu bukan aku
Kakiku terikat disini terlalu kuat, tuan
Maafkan aku.
4 notes
·
View notes
Text
Ramadan ke-4 : Jatuh Cinta Seperti di Siroh-Siroh
Kala terik matahari membumbung tinggi, langkah kian melambat. Setapak demi setapak tetap dilangkahkan meski rasanya begitu berat. Tsabit bin Ibrahim seorang pemuda sholeh sedang berjalan di pinggir kota Kuffah yang kini berada di negara Iraq. Panas kian terasa tiba tiba ia melihat sebuah apel terjatuh dari batangnya dan keluar dari pagar kebunnya. Melihat buah apel yang ranum tergeletak itu ditambah dengan cuaca yang panas Tsabit merasa sangat tertarik dan ingin memakannya. Begitu singkat ia langsung memakan buah apel tersebut hingga tersisa setengah hingga tiba-tiba ia teringat bahwa buah apel itu bukanlah miliknya dan ia belum mendapatkan izin dari pemiliknya. Ia teringat ada orang yang bersusah payah untuk menanam dan merawat pohon ini hingga berbuah. Maka tanpa berfikir panjang Tsabit langsung memasuki kebun tersebut dan berniat mencari pemilikya untuk meminta keikhlasan atas buah apel yang telah ia makan.
Di dalam kebu tersebut ia melihat seorang laki-laki tua yang sedang membersihkan kebun tersebut dan bergegas mendekatinya.
Tanpa basa basi ia langsung berkata, “aku telah memakan setengan dari buah apel ini, aku berharap Engkau menghalalkannya.” Dengan nada penuh penyesalan sambil menunjukkan buah apel tersebut.
Orang itu berkata, “aku bukanlah sang pemilik kebun, aku hanya ditugaskan untuk merawat dan menjaga tanaman yang ada di kebun ini.”
Dengan raut wajah yang menyesal atas apa yang telah ia lakukan kemudian ia bertanya kembali, “lantas di mana kah rumah pemilik kebun ini? bisakah Engkau memberikan ku alamatnya, aku akan ke rumahnya untuk meminta agar menghalalkan buah apel yang telah aku makan ini.
Tukang kebun itu memberitahukan, “Apabila Engkau ingin pergi kesana maka Engkau harus menempuh perjalanan sehari semalam”.
Dengan penuh tekad daripada harus berurusan panjang di akhirat kelak, lebih baik menempuh perjalanan yang begitu jauh berharap agar pemilik kebun mengikhlaskan apel yang telah ia makan
Tsabit berkata kepada orang tua tersebut, “Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa izin pemiliknya. Bukankah Rasulullah Shalallahu’alaihiwasallam sudah memperingatkan kita melalui sabdanya: ‘Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka.’”
Akhirnya Tsabit pun berangkat memulai perjalanan yang sangat jauh dan penuh rintangan itu. Ia telah bertekad sehingga jarak yang jauh bukan menjadi penghalang bagi dirinya untuk menyelesaikan permesalahan yang bisa berbuntut hingga ke akhirat ini.
Singkat cerita sesampainya Tsabit di rumah sang pemilik kebun, ia mengetuk pintu dan mengucapkan salam dengan sopan. Hingga keluarlah sang pemilik kebun dan Tsabit langsung mengabarkan, “Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur memakan setengah dari buah apel mu yang jatuh ke luar kebun. Karena itu maukah tuan menghalalkan apa yang sudah saya makan itu?”
Pemilik kebun tersebut mengamati Tsabit dengan cermat, telihat bahwa ia telah menempuh perjalanan yang begitu jauh dari kebunnya. Lalu dia berkata tiba-tiba, “Tidak, aku tidak akan menghalalkannya kecuali engkau mau memenuhi satu syarat.”
Mendengar perkataan sang pemilik kebun tersebut Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu karena takut ia tidak dapat memenuhinya. Maka segera ia bertanya, “sekiranya apakah itu syaratnya tuan?”
Lelaki itu menjawab, “Engkau harus menikahi putriku!”
Tsabit tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata, “Apakah hanya karena aku makan setengah buah apelmu yang keluar dari kebun, aku harus menikahi putrimu?”
Namun pemilik kebun itu tidak menggubris pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan, “Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia adalah seorang yang matanya buta, lisannya bisu, dan juga tuli pendengarannya. Lebih dari itu ia juga seorang yang lumpuh!”
Tsabit amat terkejut dengan penjelasan si pemilik kebun. Ia berkata dalam hatinya, ‘apakah wanita seperti itu patut aku persunting sebagai isteri gara-gara setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya?’
Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, “Selain syarat tersebut aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah engkau makan!”
Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, “Aku akan menerima pinangannya dan perkawinannya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul ‘alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta’ala, semoga dengan jalan inilah aku dapat memasuki surga Allah Subhanahuwata’ala”.
Maka pernikahan pun dilaksanakan. Pemilik kebun menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah Ijab Qabul selesai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui isterinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk ke kamar istrinya, dia berfikir akan tetap mengucapkan salam walaupun isterinya tuli dan bisu, karena bukankah malaikat Allah mengelilingi dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam, “Assalamu”alaikum…” Tak disangka sama sekali wanita yang ada di hadapannya dan kini resmi jadi isterinya itu menjawab salamnya.
Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu , dia mengulurkan tangannya untuk menyambut tangan wanita tersebut. Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang telah menjadi isterinya itu menyambut uluran tangannya. Tsabit begitu terkejut dan kehabisan kat-kata menyaksikan kenyataan ini.
“ayahnya menjelaskan bahwa dia wanita yang tuli dan bisu tetapi mengapa dia menyambut salamku dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada di hadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula,” kata Tsabit dalam hatinya.
Tsabit berfikir, mengapa ayahnya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan yang sebenarnya?
Setelah Tsabit duduk di samping isterinya, dia bertanya, “Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa engkau buta. Mengapa ia menggambarkan mu seperti itu?”
Wanita itu kemudian berkata, “Ayahku benar,aku buta karena mataku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah”.
Tsabit bertanya lagi, “Ayahmu juga mengatakan bahwa Engkau tuli, lantas mengapa?
” Wanita itupun menjawab, “Ayahku benar, kerana telingaku tidak pernah ku gunakan untuk mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah. Ayahku juga mengatakan kepadamu bahwa Aku bisu dan lumpuh, bukan?” tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini telah sah menjadi suaminya.
Tsabit mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan isterinya.
Selanjutnya wanita itu berkata, “Aku dikatakan bisu karena lisan ku dalam banyak hal Aku hanya menggunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta’ala saja dan tidak pernah digunakan untuk mengatakan hal-hal yang dilarang. Aku lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang dapat menimbulkan kemurkaan Allah Ta’ala.”
Alangkah bahagianya Tsabit mendapatkan isteri yang ternyata sangat soleh dan wanita yang memelihara dirinya.
Tsabit menggambarkan wajah istrinya bagaikan bulan purnama di malam yang gelap
Tsabit bin Ibrahim dan isterinya yang salihah dan cantik itu hidup penuh rukun dan bahagia. Tidak lama kemudian mereka dikurniai seorang putra yang ilmunya tersebar ke seluruh penjuru dunia, beliau adalah Al Imam Abu Hanifah An Nu’man bin Tsabit, senior para Imam besar, yakni imam Malik, imam Syafi’I dan imam Ahmad Radhiyallahu’ahhum.
Setidaknya ada 3 hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ini,
Yang pertama, bahwa harusnya kita berhati hati dalam halal haramnya makanan atau benda yang kita ambil. Karena sesuatu hal yang bukan milik kita apabila kita gunakan tanpa seizin pemiliknya maka dapat menjadi penghalang bagi kita memasuki surga.
As Saa’ib bin Yazid meriwayatkan dari bapaknya bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kamu mengambil tongkat saudaranya baik main-main maupun serius. Jika salah seorang di antara kamu mengambil tongkat saudaranya, maka kembalikankah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan ia menghasankannya. Hadits ini dihasankan pula oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Abi Dawud dan Shahih At Tirmidzi)
Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Umamah secara marfu’ disebutkan, “Barangsiapa yang mengambil harta saudaranya dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan dia masuk neraka dan mengharamkan masuk surga. Lalu ada seorang yang bertanya, “Wahai Rasulullah, meskipun hanya sedikit?” Beliau menjawab, “Meskipun hanya sebatang kayu araak (kayu untuk siwak).“
Yang kedua, bahwa kita harus mempermudah urusan pernikahan seseorang. Apabila telah datang seorang pemuda yang sholeh untuk meminang anak kita, maka haruslah kita mempermudah urusannya agar tidak terjadi kerusakan di muka bumi seperti yang diterangkan dalam hadi Nabi Shalallahu’alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian untuk meminang wanita kalian, maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. At-Tirmidzi no. 1084, Ash-Shahihah no. 1022)
Yang ketiga, bahwa untuk mendapatkan keturunan yang sholih haruslah dimulai dari keshalihan orang tuanya. Apabila orang tuanya sholih maka ia akan mampu mendidik anak-anaknya untuk menjadi pribadi yang ta’at dan bertaqwa kepada Allah Subhanahuwata’ala
4 Ramadhan 1445 H
*Tulisan ini adalah bagian dari project kecil : 29 hari menulis yang sudah berjalan sejak 7 tahun yang lalu. Tulisan-tulisan sederhana ini akan diterbitkan setiap hari selama Ramadhan 1445 H, bertepatan tahun 2024. Selamat membaca, semoga lingkaran kebaikan ini senantiasa terus bertunas:)
——————-
(1)Referensi Tulisan : https://wahdah.or.id/hikmah-kisah-fenomenal-orang-tua-imam-abu-hanifah-rahimahumullah/
5 notes
·
View notes