distraksirasa
750 posts
teruntuk semua yang pernah singgah sementara; ini hanya rangkuman dari serpihan luka dan sebongkah tawa
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Malam ini, di kedai makan itu aku mendengar kabar kau akan menikah dari ibuku. Makananku jadi hambar. Tidak terasa air mataku mengalir perlahan. Ibuku meminta maaf karena ia pikir itu adalah kabar bahagia untuk kita semua. Bahagia, tapi rasanya sesak bagiku.
Mengagumimu sejak lama, sejak kecil aku rasa. Aku ingat kau cinta pertamaku saat itu, aku pernah bertanya pada ibuku, "bu apakah aku dan mas bisa menikah nanti?". Ibuku hanya tertawa, pertanyaan anak kecil yg dijawab dengan seadanya. Tapi aku rasa perasaanku bukan seadanya.
Beranjak dewasa aku selalu melihat dirimu dalam sosok laki laki lain. Entah dari penampilanmu itu, tinggi, kurus, dan bermata sayu. Atau sikapmu, cara pikirmu terhadap sesuatu, atau hal hal yg mengingatkanku padamu.
Aku ingat hari itu, ketika aku studi tour ke kota tempatmu berkuliah. Kau menculikku sampai tengah malam, berkeliling kota yogyakarta itu. Kau yg mengenalkan jogya padaku, "jogya is never die" katamu waktu itu diatas motor. Sejak hari itu, jogya selalu istimewa di mataku.
Lalu aku ingat bagaimana kau bercerita tentang kegiatanmu di kampus sebagai mahasiswa. Hal itu membuatku termotivasi untuk menjadi seaktif dirimu sejak masih mahasiswa baru. Ambis kata orang, ikut ini dan itu. Kesana dan kemari. Ingin agar kau sedikit bisa bangga padaku, atau sedikit saja melihat kearahku. Tapi sampai aku lulus, sepertinya harapanku semu.
Lalu kau pergi keluar negeri bekerja dan aku masih disini, sebagai mahasiswa.
Dan kita bertemu lagi setelah sekian lama. Dan ternyata perasaanku masih sama. Sama dalamnya, sama tak terungkapkannya, sama untuk waktu yg lama.
Dan malam itu ketika kita memutuskan untuk nonton bioskop bersama, masih sama serunya seperti saat kau menculikku dulu.
Perasaanku ini cukup rumit.
Dan hari itu, aku mengetahui pernikahanmu.
0 notes
Text
kalian tau, kenapa hubungan yang keliatannya adem-adem aja tiba-tiba pisah, sedangkan yang sering berantem justru langgeng terus? karena berantem itu jalur mereka saling mengungkapkan dan belajar untuk memperbaiki diri masing-masing, sedangkan yang hubungannya adem mereka itu saling memendam dan sekalinya meledak hancur hubungannya
99 notes
·
View notes
Text
Kepadamu dulu aku jatuh cinta
Menanam asa bisa bersama sepanjang usia
Saat itu engkau di tepian kota
Aku masih sendiri kau sudah jadi miliknya
Terima kasih atas segala rasa
Pada hari itu pun aku turut bahagia
Karena aku selalu tahu
Menyukaimu bukan berarti selalu memilikimu
2 notes
·
View notes
Text
Tentang Tanya dan Maaf
Orang orang bertanya padaku,
Apa yg tak kusukai darimu hingga aku belum memantapkan hati bersamamu
Apa mungkin karena wajah lusuhnya dan rambutnya yg tak terawat? Tanya temanku
Itu bisa kita permak lah, lanjutnya
Aku diam, bukan karena setuju
Aku diam, karena aku menyukai rambut panjangnya yang lebat dan ikal itu
Aku kagum pada caranya merawat rambut panjang yang terbilang sulit itu
Suruhlah dia untuk potong rambut, kata orang lain lagi
Justru aku ingin membiarkan rambut panjangnya tergerai tanpa di ikat
Justru aku ingin memberikannya waktu lebih lama bersama mahkota kebanggannya itu
Lalu pertanyaan lain muncul, apa mungkin karena jiwa bebasnya?
Aku diam, bukan karena setuju
Aku diam, justru karena aku menyukai jiwanya yang bebas seperti elang
Terbang kemanapun dengan cangkramnya yg kuat
Dengan kepakan sayapnya yang menjangkau ke pelosok negeri yang tak pernah aku jelajahi sebelumnya
Justru aku kagum pada perjalananya menemukan sesuatu
Justru aku ingin menjadi bagian dari seseorang yang menemani perjalanannya
Aku kagum pada setiap ceritanya
Pada orang orang yang ia temui semasa berjalan
Pada ceritanya yang selalu bermakna
Pada tulisannya
Pada caranya bercerita dan tertawa
Pada candaan konyolnya di ujung percakapan
Pada kelihaiannya menari mengikuti nada nada lagu
Caranya berekspresi terhadap sesuatu
Lalu teman lain bertanya, apa mungkin karena caranya mengendalikan emosi?
Dia memang ledak ledak, sekaligus sayup dalam waktu yang sama
Seseorang yg ingin ku dekap
Dan kuredakan api marahnya
Aku tidak memintanya menjadi orang lain, karena dirinya sendiri yang apa adanya itu sudah membuatku jatuh hati
Lalu masalahnya dimana? Kenapa kalian tidak bisa bersama?
Lebih rumit daripada itu
Aku adalah seorang anak dari sebuah keluarga dengan nama besar dibelakangnya
Aku bukan lagi diriku sendiri ketika menentukan pilihan hidup yang besar
Ada banyak hal yang harus di pertimbangkan
Tentang ini dan itu
Dan bagiku sebuah hubungan saat ini seharusnya akan berakhir serius
Aku tak mau bermain dengan hati
Akupun tak mau menjeratnya dalam hal hal yang ada dalam diriku
Aku tak ingin menjerat jiwa bebasnya
Karena aku tau, jika bersamaku kebebasannya adalah taruhannya
Mungkin terdengar klise tapi aku tak ingin ia menjadi yang bukan dirinya
Karena itu yang aku suka darinya
Jadi biarlah begini saja
Hubungan tanpa arah dan tujuan
Teruntukmu tuan, jika suatu hari kau bertemu wanita tercantik, terbaik, yang bisa memahamimu lebih daripada aku dan pastinya begitu
Aku harap dia yang terbaik untukmu
Menemani setiap perjalananmu yang mendebarkan itu
Ada di sisimu dalam hutan atau lautan
Tapi maaf sepertinya itu bukan aku
Kakiku terikat disini terlalu kuat, tuan
Maafkan aku.
4 notes
·
View notes
Text
kita usahakan punya pasangan yang mau belajar dan tumbuh bersama itu.
bukan yang; "aku emang begini orangnya".
kita usahakan juga bangun hubungan yang setara itu.
bukan hanya mengikuti kemauan masing-masing.
309 notes
·
View notes
Text
Ini hari ke 7 sepertinya. Sejak tiba disini aku lupa semua hari dan tanggal yang berlalu begitu saja. Kupikir awalnya akan bermukim di salah satu titik pengungsian. Rupanya kami dipinjami salah satu balai desa di desa setempat.
Beberapa waktu berlalu penuh drama, tapi justru dari drama itu kita menjadi lebih solid kurasa. Saling menguatkan dan membackup satu sama lain. Rasanya sayang jika ditinggalkan begitu saja. Makanya rencana menambah beberapa hari ini aku kabulkan karena sayang meninggalkan. Bisa jadi, setelah ini aku tak menemukan waktu untuk kembali membangun momen ini.
1 note
·
View note
Text
Hai, suratmu itu sudah ku bakar habis. Bersama semua perasaan yang ada.
Tapi kamu tau apa yang lebih mengejutkan, rupanya abu dan asapnya masih tersisa.
Dan itu mulai memanas bersama semua ungkapan yg tiba tiba terlontar begitu saja. Suratnya tak tersisa, tapi jiwanya masih ada.
5 notes
·
View notes
Text
Mencari tagar ini ternyata susah. Seingatku ada beberapa pesan yang akhirnya aku hapus karena aku kesal padamu.
Aku cukup terkejut dengan pernyataanmu bahwa kau masih membaca tulisan tulisanku di laman ini. Aku kira sudah lama hilang bahkan mungkin kau lupakan. Tapi terkadang malam memang membuatmu tiba-tiba memikirkan hal yg sebelumnya tidak kau pikirkan.
Aku cukup baik disini. Hari itu aku lewat di tempat kenangan kita. Ternyata jaraknya cukup jauh dari tempatku sekarang. Aku masih ingat hari itu kita berjalan kaki di luar buperta hanya karena mencari atm. Lalu membeli eskrim mcd tentu saja. Lalu aku lewat di jalan dimana kamu memboncengku dengan sepeda lipat melewati jalan layang diatas tol hanya untuk membeli softlens. Ya karena insiden kita yang sempat ramai waktu itu.
Hari itu aku paham bahwa kau adalah orang yang cenderung menutupi emosimu dengan melakukan hal yang berkebalikan dengan keinginanmu.
Aku juga ingat bagaimana kita duduk di food court mall kota kita hanya untuk bercerita panjang lebar hingga lupa waktu. Atau ketika hari itu kau datang ke rumahku untuk mengajariku karate.
Apa kabarmu di perantauan sana?
Aku harap kamu baik. Guess what? Aku juga jauh dari rumah sekarang. Tapi rasanya aku rindu rumah. Aku rindu hangatnya kamarku. Atau ramainya orang orang di rumahku. Aku kadang juga rindu kota kecil kita dimana pernah kita kelilingi dengan motor putihmu yg tak pernah aku suka, joknya kecil dan dia terlalu tinggi untukku. Aku masih ingat hari itu kau bilang tak apa melewati jalan jalan baru dan kita hilang, karena setidaknya yang mencari kita ada dari dua keluarga. Dan itu masih aku ingat ketika melewati jalan yang sama.
Aku kadang bingung dengan sikapmu. Apa yang kau inginkan tak pernah kau tunjukan dengan jelas. Walaupun kadang aku berpikir kita tak pernah tau apakah yang jelas ini adalah yang terbaik untuk kita, kita tak pernah tau.
Lama sudah aku tak mendengar kabarmu. Mungkin sepanjang surat ini aku hanya akan menanyakan kabarmu dan mengingat moment kita. Karena aku tidak tau. Kamu hilang begitu saja. Ada kalanya aku mempertanyakan kepergianmu atau sikapmu yang demikian dinginnya. Ada yg salah denganku? Tapi mungkin karena waktupun berlalu begitu juga kita aku sudah tidak mempertanyakan hal itu lagi. Hanya saja kadang ketika melewati tempat tempat yang mengingatkanku padamu aku selalu bertanya kembali, bagaimana kabarmu?
Kurasa ini adalah segepok surat yang terlambat aku kirimkan. Tak mungkin aku mengatakan semua isi surat ini padamu secara langsung kan? Aku mempertimbangkan akan menuliskan surat amplop jika aku telah tiada yang akan tertuju padamu, tentu saja.
Jadi, apapun yang kamu lakukan sekarang aku mengharapkan yang terbaik untukmu, dan akan selalu begitu.
3 notes
·
View notes
Text
Berhenti bertanya "kapan" kepada seseorang tentang sesuatu yang belum ia dapatkan. Karna kamu tidak pernah tau akibat dari pertanyaan itu, apakah memotivasinya atau justru mematahkan mentalnya.
31 notes
·
View notes
Text
"Aku lagi jauh ya akhir-akhir ini ya Allah? Tapi kok Engkau masih baik banget negur aku lewat hal-hal yang bikin aku mungkin merasa berat buat dijalani. Padahal aku bukan siapa-siapa ya Allah. Tapi Engkau masih baik banget buat manggil aku untuk pulang."
@terusberanjak
343 notes
·
View notes
Text
Belum selesai aku mengepack barang barangku. Hari ini aku akan merantau (lagi) untuk kesekian kalinya ini berat. Aneh rasanya meninggalkan kota yg membesarkanku menuju ibu kota yang tak tau akan bagaimana disana. Karena pekerjaan dan pendidikan, tentu saja, memangnya ada yang lain daripada itu?
Sesak di dada. Mengemasi barang barangku dengan muram. Kotak demi kotak ku susun rapi barang didalamnya. Aku hanya membawa 1 koper dan ransel, mungkin cukup untuk 1 minggu sebelum pengiriman kardusnya datang. Cukup untuk aku bertahan dg konsep cuci-pakai-setrika setiap harinya. Beberapa buku yang aku perlukan ku rapikan di dalam ransel. Ada perasaan sedih disana.
Tapi aku harus pergi. Mumpung umurku masih muda. Aku harus pergi, berkelana yang jauh. Agar nanti ketika tua aku bisa bercerita. Aku harus pergi, memperjuangkan mimpiku sendiri. Tapi, seperti kata lagu, jalan yang jauh jangan lupa pulang, ya.
2 notes
·
View notes
Text
Sungguh, akhir akhir ini banyak sekali yang terjadi. Hingga aku tak sempat sejenak menuliskan penat hari itu di kolom distraksirasa seperti sebelumnya. Lalu aku baca baca lagi tulisan lama yg sudah mulai pudar dari ingatanku. Ternyata aku pernah begitu tulus menulis tentang seseorang atau sesuatu yg mungkin saja akan terasa hambar saat ini. Atau ketika aku menulis tentang cerita perjalananku ke kota-kota yang pernah aku kunjungi dalam buku coklat yang sekarang warnanya biru karena telah penuh dengan cerita, berencana kusalin dalam distrasirasa namun tak pernah kulakukan.
Tapi benar, tulisan itu benar benar abadi.
2 notes
·
View notes
Text
Ternyata semakin bertambah umur, semakin sadar pentingnya sebuah pengertian.
Pengertian bahwa tidak setiap saat akan selalu baik-baik saja.
Pengertian bahwa tidak selamanya akan mendapatkan hal yang sama setiap harinya
Pengertian bahwa setiap manusia dan setiap keadaan bersifat dinamis. Dapat berubah-ubah.
Pengertian bahwa tidak bisa menyenangkan semua orang.
Pengertian bahwa setiap manusia memiliki tanggung jawabnya masing-masing.
Pengertian bahwa mengerti keadaan orang lain itu salah satu cara memanusiakan manusia.
407 notes
·
View notes
Text
Aku percaya cinta tapi aku ga percaya aku dicintai
13 notes
·
View notes