#Media bahasa Indonesia
Explore tagged Tumblr posts
Text
Media Belajar Mandiri Teks Eksposisi Kelas VIII
Apakah kamu kelas VIII dan sedang membutuhkan referensi struktur dan kaidah teks eksposisi? Jika iya, mungkin media berikut dapat bermanfaat untukmu. Dalam media ini,kamu bisa mendapatkan materi, latihan, tautan video, serta tautan gim terkait materi teks eksposisi. Kamu bisa langsung mengunduh media ini dalam bentuk pdf, ya. Jika ada yang ingin kamu tanyakan, kamu bisa berkomentar di bawah…
View On WordPress
#bahasa indonesia#Belajar mandiri#Media bahasa Indonesia#Media belajar#Media pembelajaran#pendidikan
0 notes
Text
Masterlist
you can click from these masterlist or just click on the #darlingssaturn's writing
Enamoured | blurb [Ex Husband! John Price x Ex Wife! Reader x Neighbour! Simon Riley] - love triangle & DARK CONTENT.
Captain Price's Hot Spouse [Alex Keller x Reader] - no gender & smut
We Need You Back | blurb [TF 141 x Old Comrade! Reader] - nb reader.
Peeping Tom | blurb [COD x Fem! Reader] - smut (NON CON, masturbating, wet dreams, voyeurism) DARK CONTENT, they're obsessed perverts.
F1 x COD -> Mommy? Sorry. Mommy? Sorry. [F1 Drivers x MILF Captain! Reader - fem reader, old grid & current grid, & age gap (reader is older)
F1 x COD -> Drive to Survive (literal) [COD MWII x F1 Driver! Reader] - nb reader, old grid & current grid, & age gap (reader is younger)
Lovesick Soldiers [TF 141 x Civilian! Reader] - fem reader, secretary reader, eventual poly.
Summary : In where four men falls in love with the same girl and refuse to share her, even with their own brothers-in-arms.
Eternal Sunshine [F1 Drivers x Street Racer! Reader] - fem reader, old grid, age gap.
Love Interests : Kimi Räikkönen, Mark Webber, Sebastian Vettel, Fernando Alonso, Lewis Hamilton, & Jenson Button.
Blurb / Ideas for writing
Creator!Genshin!reader in Star Rail
Sidekick / tour guide ! Reader in Star Rail
Overseer being isekai into TWST
Local Fic (in Bahasa Indonesia)
Captain's Hot Wife [John Price x Fem! Reader | One Sided! Various COD X Fem! Reader] - Social Media AU
Summary : In where Price introduced his wife to his allies but they ended up falling for her.
Part 1 , Part 2 , Part 3, Part 4, Part 5, Part 6, Part 7, Part 8, Part 9, Part 10.
#darlingssaturn ‘s writing#darlingsaturn#darlingssaturn#masterlist#my wips#current wip#work in progress#call of duty#formula 1 x reader#f1 x reader#call of duty x reader#genshin impact#twisted wonderland#honkai star rail
33 notes
·
View notes
Text
Perjalanan Seorang Penulis
perjalanan seorang penulis adalah perjalanan seorang pembaca...
- Raditya Dika
awal mula saya suka nulis tuh pertama kali sejak SD. waktu itu keadaan rumah cukup ‘bising’. dan anak seusia saya saat itu belum bisa bercerita secara gamblang apa yang saya rasakan, maka untuk pertama kali, saya mencoba untuk menuliskan perasaan saya di dalam sebuah diari. Menulis diari inilah yang menjadi teman saya untuk bercerita banyak hal karena tidak punya seseorang untuk diajak berbagi.
sedang hobi membaca saya waktu SD dimulai saat melihat buku-buku ayah saya banyak tergeletak. ayah saya adalah seorang sarjana hukum, jadi buku-buku beliau kebanyakan tentang hukum, berawal dari rasa keingintahuan seorang anak kecil yang besar, saya pun mulai mencoba membaca buku-buku ayah saya.
jika buku bacaan anak kecil lainnya tak jauh dari buku cerita atau dongeng, buku bacaan saya yang pertama kali malah buku yang berisi pasal-pasal wkwk. saya ingat sekali waktu kelas 5 SD, saya sempat menghapal beberapa pasal wkwk.
kegiatan itu mulai berubah setelah sekolah saya membuka perpustakaan. akhrinya, buku bacaan saya pun berpindah sama seperti anak lainnya, saya pun mulai mengemari berbagai macam buku cerita dongeng, cerita pendek, dan bacaan fiksi lainnya. sejak saat itu, beban tas sekolah saya bertambah, diisi dengan banyak buku pinjaman dari perpustakaan yang saya bawa pulang.
hari-hari saya pun waktu itu diisi dengan membaca buku-buku tersebut. saking senangnya membaca, sehari saya bisa menyelesaikan hingga 3 buah buku dengan kisaran lembar mencapai 100 lembar lebih.
pindah ke SMP, hobi menulis dan membaca itu masih berlanjut. waktu SMP saya mulai mengemari menulis Quotes dan juga surat, saat itu hape saya masih hape nokia, saya sering membuat pesan berantai berisi quotes dan mengirimkannya lewat SMS di nomor teman-teman saya, waktu itu saya bahkan juga sering mengirimkannya kepada Crush saya yang seorang Kakak kelas sekaligus teman akrab saya di sekolah wkwkw. dan juga sempat mencoba menulis sebuah novel dan mempertunjukannya kepada guru bahasa Indonesia saya dan juga teman saya.
beralih ke SMA, saya mulai menaruh minat lebih terhadap tulisan non fiksi, saya suka membaca dan juga menulis tulisan berisi motivasi. saya juga mengemari prosa dan sempat menulis tentangnya.
jujur, saya tidak menganggap pengalaman-pengalaman di atas sebagai bagian dari proses saya menjadi seorang penulis, entah apa alasannya. mungkin karena pengalaman tersebut saya anggap hanya sekedar ketertarikan semata saya, tidak ada proses ‘berjuang’ di dalamnya.
pengalaman saya menjadi seorang penulis baru mulai saya hitung semenjak saya memutuskan untuk menulis di media sosial. mengizinkan orang lain untuk membaca tulisan-tulisan saya, dan Tumblr adalah platform yang pertama kali saya pilih untuk mempublikasikan tulisan-tulisan saya.
niat itu pun sebenarnya datang secara tak sengaja, ketika entah bagaimana, Mbak @andromedanisa, salah satu penulis aktif tumblr menjadi orang yang saya ikuti di Instagram, dan waktu itu beliau sering membagikan tulisan-tulisan beliau dari Tumblr. melalui beliau, saya menjadi tertarik untuk menulis di dalamnya.
hingga saat ini, menjadi tahun kelima saya menulis di Tumblr. tak disangka, tempat yang awalnya saya jadikan pelarian untuk tulisan-tulisan saya yang tidak memiliki rumah, akhirnya menjadi rumah bagi tulisan-tulisan saya itu sendiri. tulisan yang saya tulis hanya untuk mengingatkan diri sendiri, untuk menjadi teman saya yang tidak punya tempat bercerita ternyata mampu untuk menjangkau lebih banyak orang dan juga perasaan.
saya tidak tahu, tulisan saya akan bermuara ke mana nantinya, saya juga belum tahu, tulisan saya akan membawa saya pada kehidupan yang seperti apa. karena jujur, sampai saat ini memilih karier sebagai seorang penulis masih terasa abu-abu bagi saya. saya tidak tahu mau menjadi penulis yang seperti apa, atau menulis di bidang apa, karena selama ini saya nulis tergantung dari apa yang sedang saya ingin tulis, atau barangkali..., karena saya masih tidak cukup percaya diri menyebut diri saya seorang penulis. saya hanya menganggap diri saya seorang gadis yang menulis, sesederhana itu.
pemikiran saya inilah yang membuat saya tidak berambisi untuk mendapatkan apa pun dari tulisan saya, juga belum berkeinginan untuk mengirimkan tulisan saya kepada penerbit dan menjadikannya sebagai sebuah buku. entah apa keinginan itu akan bertahan atau perlahan berubah nantinya. kita lihat saja nanti.
karena untuk saat ini, sama seperti sebelumnya..., saya hanya ingin menulis saja.
23 notes
·
View notes
Text
Batman & Orphan: Bayangan dan Siluet
by GlennMandagi Words: 1999, Chapters: 4/4, Language: Bahasa Indonesia Series: Part 5 of DC Fanfic Fandoms: Batman - All Media Types, Batman (Comics) Rating: General Audiences Warnings: Creator Chose Not To Use Archive Warnings Categories: F/M Characters: Bruce Wayne, Cassandra Cain Relationships: Cassandra Cain & Bruce Wayne via https://ift.tt/w9cuUDi
4 notes
·
View notes
Text
BLOODY SLUTTY AND PATHETIC (Terjemahan)
BLOODY, SLUTTY, AND PATHETIC (Terjemahan) https://ift.tt/tA5JgLD by quinitemight "Menurut penilaianku, hanya ada tiga hal yang seharusnya dimiliki oleh pria, yaitu bloody, slutty, dan pathetic." Dan, pada hari yang baik, Draco Malfoy bisa menjadi ketiganya. Ketika pahlawan perang Hermione Granger dan penjahat perang bertato Azkaban, Draco Malfoy, dipaksa untuk menikah sebagai bagian dari Undang-Undang Rekonsiliasi Shacklebolt yang kontroversial, mereka bertengkar secara terbuka - perkelahian mereka di depan umum dilaporkan oleh media. Diam-diam, Draco yang sangat trauma menikmati perhatian Hermione dan menginginkan pernikahan sungguhan dengannya-bahkan ketika kedekatan Hermione yang dipaksakan dengan sihir keluarga Black mengiritasi bekas luka terkutuk yang ditinggalkan Bellatrix di lengannya, mengingatkan Hermione mengapa dia tidak pernah bisa benar-benar mempercayai atau memaafkan Draco. Kemudian Hermione menemukan bahwa darah Draco akan meredakan bekas luka tersebut... dan Draco bersedia menukar darahnya dengan tubuhnya. Words: 5616, Chapters: 1/21, Language: Bahasa Indonesia Fandoms: Harry Potter - J. K. Rowling Rating: Explicit Warnings: Graphic Depictions Of Violence Categories: F/M, Gen, M/M Characters: Hermione Granger, Draco Malfoy, Pansy Parkinson, Theodore Nott, Harry Potter, Ginny Weasley, Ron Weasley, Susan Bones, Bill Weasley, Charlie Weasley, George Weasley, Luna Lovegood, Neville Longbottom, Cho Chang, Marcus Flint, Lucius Malfoy, Narcissa Black Malfoy, Original Characters Relationships: Hermione Granger/Draco Malfoy, Neville Longbottom/Pansy Parkinson, Theodore Nott/Everyone Additional Tags: Enemies to Lovers, Slow Burn, marriage law, Forced Marriage Post-War Angst, Post-Traumatic Stress Disorder - PTSD, Pining Draco Malfoy, Morally Grey Draco Malfoy, Jealous Draco Malfoy, Possessive Draco Malfoy, Morally Grey Hermione Granger, BAMF Neville Longbottom, Azkaban Tattooed Draco Malfoy, Therapy Made Me Worse So I Started Writing Fanfic via AO3 works tagged 'Hermione Granger/Draco Malfoy' https://ift.tt/Byb4nKz June 25, 2024 at 08:41AM
3 notes
·
View notes
Text
Kapan Umat Islam Boleh “Ribut” Sendiri
Masyarakat maya Indonesia, kita akui saja, memang hobi ribut sendiri. Media sosial menyebabkan sedikit percikan api bisa meledak di seisi jagat, apalagi pada hal yang sensitif seperti perbedaan pendapat dalam cara beragama kita.
Tapi bagaimana seharusnya sebuah perbedaan pendapat dalam agama Islam itu “diributkan”?
Kemarin, pembahasan tentang objek apa yang perlu dan tidak perlu diributkan sudah dipost.
Sekarang adalah penjelasan Syaikh Adham Al-Asimi tentang tiga kondisi di mana “keributan”, atau diskusi dan perdebatan pendapat itu seharusnya dilakukan.
1. Perkara keilmuan hanya diperdebatkan oleh ulama' atau ahli ilmu, bukan masyarakat umum
Sama seperti permasalahan kesehatan, pasien kanker misalnya, hanya akan relevan jika kasusnya diperdebatkan oleh tenaga medis. Jika satpam, petugas kebersihan, bahkan profesor ekonomi sekalipun ikut berdebat, tidak akan ada ujungnya, tidak akan melahirkan solusi, dan tidak akan akurat menyelamatkan pasien.
Ulama seperti apa yang berhak didengar pendapatnya dalam diskusi perkara syariat telah dituliskan kriterianya dalam kitab-kitab ushul fiqh. Kualifikasinya tidak mudah. Tidak perlu kita merasa berhak hanya karena bisa bahasa Arab dan mengeluarkan maqulah-maqulah saja. Sebab ada banyak tangga ilmu yang harus dilewati.
Kita yang bahkan tidak bisa bahasa Arab dan belum tahu apa itu ushul fiqh cukup memilih saja pendapat ulama' mana yang nyaman diikuti. Tidak perlu ikut berdebat, apalagi dengan sesama orang yang tidak tahu menahu, sebab hanya akan membuat keributan.
Kita juga tidak perlu menjelekkan ulama' yang tidak kita setujui pendapatnya. Sama seperti satpam yang tidak perlu memprotes dokter dalam memutuskan amputasi meskipun terlihat kejam. Tidak ada relevansinya secara profesionalitas.
Beberapa hal yang tidak kita fahami bukan berarti sepenuhnya salah. Perbedaan itu memang ada. Seperti kemarin kita bahas dalam pembagian kulliyyat dan juz'iyyat.
2. Perdebatan dilakukan di pusat-pusat keilmuan, bukan di wilayah umum
Perdebatan ilmiah perkara syariat tidak dilakukan di halaman media sosial, tidak juga di jalanan, pasar, atau tempat umum lainnya.
Kembali lagi pada dokter, ia tidak akan tuntas jika mendiskusikan obat-obatan hanya melalui berbalas postingan, saling kirim video reels, atau beradu argumen di jalanan.
Siapa yang menjadi penengah dari sebuah diskusi jika tidak dilakukan pada tempatnya?
Perdebatan hanya dilakukan di atas meja diskusi ilmiah, sehingga tidak memancing keramaian dan menambah kebingungan. Jikapun ujungnya sepakat untuk berbeda maka tidak perlu melahirkan perpecahan.
3. Diskusi dilakukan saat suasana aman dan tenteram, bukan di zaman fitnah dan musibah
Bahkan dengan Budha, Yahudi, Kristen sekalipun jika terjadi kebakaran yang mengancam sebuah bangunan kita tidak perlu memperdebatkan mengapa Tuhan bisa mati di tiang pancang. Tidak ada yang lebih penting selain bersatu menyelamatkan nyawa.
Memperdebatkan hal-hal furu' di saat kondisi darurat dan lemah hanya akan membuka kesempatan musuh untuk semakin mudah melawan.
Pepatah Arab mengatakan, serigala dengan mudah menerkam domba yang berkelahi.
Saat ini misalnya, jelas sekali ada peristiwa Gaza yang sedang mengalami genosida. Perlukah kita membahas kesesatan-kesesatan Asy'ari, kesesatan-kesesatan Salafi? Hukum musik halal atau haram?
Bahkan umat non-muslim bisa bersatu untuk gerakan pro-palestina.
Sebab tidak ada pentingnya memilih warna baju saat kepala sedang terpisah dari tubuhnya. Tidak ada gunanya mengecat tembok saat bangunan rubuh hingga rata pondasinya. Perpecahan hanya menambah kelemahan.
"Irshadan liman haraballah min Qabl"
"Untuk memberikan amunisi bagi musuh-musuh yang menentang Allah sejak dahulu." kata Al-Quran.
@audadzaki
Al-Khalil Compound, 21 Juni 2024.
5 notes
·
View notes
Text
Peluncuran Aplikasi SundaDigi bersamaan dengan Dies Natalis Unpad ke-66
Universitas Padjadjaran telah meluncurkan sebuah aplikasi bernama SundaDigi bersamaan dengan Dies Natalis UNPAD yang ke-66, melalui Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda. Aplikasi ini dapat diakses oleh siapa saja melalui situs web https://sundadigi.com. SundaDigi hadir untuk mempromosikan budaya Sunda ke seluruh dunia.
Profesor Ganjar Kurnia, yang menjabat sebagai Ketua Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda (PDP-BS) di Unpad, mengatakan bahwa SundaDigi adalah upaya untuk menghormati budaya Sunda dan meningkatkan daya saing internasional universitas. Ini sesuai dengan peraturan universitas yang menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya Sunda.
Selain itu, SundaDigi juga bertujuan untuk mendukung Undang-Undang No. 5 tahun 2017 yang mendorong perlindungan, pengembangan, dan pelestarian kebudayaan di Indonesia. Saat ini, banyak aspek budaya Sunda yang telah hilang atau rusak, dan Sunda Digi berupaya untuk mengumpulkan dan melestarikan berbagai informasi dan arsip terkait budaya Sunda.
Aplikasi SundaDigi adalah hasil kerja sama antara Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Unpad dengan Pustaka Jaya. Aplikasi ini menawarkan berbagai fitur dengan 13 fitur utamanya antara lain Tanya pr bahasa Sunda, pelajaran Bahasa, practical grammar, mengenal tokoh, bacaan, fiksimini, majalah, kursus budaya, peperenian, kamus, kamus media, tubuh kita, dan aksara Sunda.
Profesor Ganjar berharap bahwa SundaDigi akan menjadi bagian integral dari Universitas Padjadjaran, sesuai dengan peraturan universitas dan undang-undang yang berlaku. Selain itu, ia berharap aplikasi ini akan membantu melestarikan budaya Sunda dan mencegah hilangnya jejak warisan budaya yang berharga.
Kunjungi kami di www.sundadigi.com atau download aplikasi SundaDigi melalui playstore. SundaDigi - Apps on Google Play
~ Instagram : https://www.instagram.com/sundadigi/
~ TikTok : https://www.tiktok.com/@sundadigi?lang=en
~ Tumblr : https://www.tumblr.com/sundadigi
~ Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCXjFqFQTgu3_P283RW1qtYw/
#sunda#sundadigi#aplikasikesundaan#kamusbahasasunda#kamussundalengkap#prbahasasunda#tanyaprsunda#budayasunda#sastrasunda#bahasasunda#jangjawokan#jangjawokansunda#puisi#puisisunda#sajak#sajaksunda#kumpulanpuisisunda#guguritan#guguritansunda#pupujian#pupujiansunda#sisindiran#sisindiransunda#tembang#tembangsunda#kawih#kawihsunda#wawacansunda#novel#novelsunda
2 notes
·
View notes
Text
"🇮'🇻🇪 🇸🇪🇪🇳 🇹🇭🇮🇳🇬🇸 🇾🇴🇺 🇵🇪🇴🇵🇱🇪 🇼🇴🇺🇱🇩🇳'🇹 🇧🇪🇱🇮🇪🇻🇪… 🇦🇹🇹🇦🇨🇰 🇸🇭🇮🇵🇸 🇴🇳 🇫🇮🇷🇪 🇴🇫🇫 🇹🇭🇪 🇸🇭🇴🇺🇱🇩🇪🇷 🇴🇫 🇴🇷🇮🇴🇳… 🇮 🇼🇦🇹🇨🇭🇪🇩 🇨-🇧🇪🇦🇲🇸 🇬🇱🇮🇹🇹🇪🇷 🇮🇳 🇹🇭🇪 🇩🇦🇷🇰 🇳🇪🇦🇷 🇹🇭🇪 🇹🇦🇳🇳🇭ä🇺🇸🇪🇷 🇬🇦🇹🇪. 🇦🇱🇱 🇹🇭🇴🇸🇪 🇲🇴🇲🇪🇳🇹🇸 🇼🇮🇱🇱 🇧🇪 🇱🇴🇸🇹, 🇱🇮🇰🇪 🇹🇪🇦🇷🇸 🇮🇳 🇷🇦🇮🇳" - Blade Runner
THE BASICS
This is Daffy, using any pronouns albeit with a preference for they/them, writing in UTC-6/MDT or UTC-7/MST, depending on the timezone shenanigans. I write 571401-TR/ "Tobs Ri", who’s the primary focus of this introduction, as well as Kanti Jagx, who’s intro is already up. To find starters or interactions for my characters, the format will be [characterfirstname]: starters or [characterfirstname]: interactions. This is a standard format across the blog for all musings, mirrors, etc., and as I start introducing these tags, I fully intend to make a directory, which will be linked HERE.
To get an idea of Tobs, I’ve included a bit of the app, specifically that first part!
[ fin argus, nonbinary, they/them] Look who just landed! 571401-TR “TOBS RI”, I sure hope you packed all you need. Perhaps you’re not worried as an UNDERBOSS of THE SKELETON CREW. The city has plenty of spots for a 25 year old ANDROID like you. You’ll be known in the city soon enough as THE ESOTERIC, being STRAIGHT-FORWARD and ODD.
THE STATISTICS
Full Name: 571401-TR Nickname: Tobs, Ri-ri, T-R Date of Birth: June 25th, 2380 Gender: Nonbinary Pronouns: They/them Sexual Orientation: Asexual Romantic Orientation: Demiromantic Current Age: 25 years. Modification: Android Affiliation: The Skeleton Crew Birthplace: Akumu Slums, New Jakarta Current Neighbourhood: Akumu Slums Occupation: They work as the underboss for the Skeleton Crew, while working to develop new variations of the drugs the gang sells. Known Languages: 571401-TR, being based on an academic research model, speaks most common languages in New Jakarta, including Martian Sign, Japanese, Mandarin, Bahasa Indonesia, Javanese, Hindi, Bengali, and English. However, Tobs doesn't have a language learning software, so they're unable to learn new languages without a full system adjustment, taking them out of commission for a hot second.
INSPIRATION
Pinterest!
Quote: "Do not compete with what is happening. To compete is to prepare for failure. Do not be trapped by the need to achieve anything. This way, you achieve everything." - Dune: Messiah
Label or Archetype: The Magician
Tropes : Do Androids Dream? Eccentric A.I., Reluctant Mad Scientist
Media Parallels: Andy (Alien: Romulus), Roy Batty (Blade Runner), Connor (Detroit: Become Human), Ash (Alien)
Theme Song: We Must Be Killers by Mikky Ekko
Written Aesthetics:
Aniara by Harry Martinson
We're slowly coming to suspect that the space
we're traveling in is of a different sort
from what we thought whenever that word "space"
was decked out by our fantasies on Earth.
We're coming to suspect now that our drift
is even deeper then we first believed,
that knowledge is a blue naiveté
which with a measured quantity of insight
imagined that the Mystery has structure.
We now suspect that what we claim is space
and glassy clarity around Aniara’s hull
is spirit, everlasting and impalpable,
that we have strayed in spiritual seas.
Sight: The flash of bright blue in a pitch black room, screens so broken no one else can read them. The way neon looks when it rains. The instant fear the fortunate feel when meeting the mechanical for the first time. Sound: It clicks, clicks, clacks in the middle of the night, the motion and sound so frequent it marks the start of a day and the end of a night, so steady who needs a clock? Click click clack. The sound of innovation, of constant movement, of death. Taste: Iron and metal and the burn of it all, old pieces and new combined. Old and new and bright and dark and bitter like coffee overbrewed. You cough and red stains your mouth. Iron and metal and the burn of it all. Touch: Smooth and cold and crisp like water from Olympus. Hard to hold and harder to remember, but they are nothing but water and winter made real. Thought: Find. Work, Adjust. Find. Change. Solve the problem. Find. Adjust. Test. Test again. Adjust. Test. Try. Adjust. Change.
2 notes
·
View notes
Text
Peluncuran Aplikasi SundaDigi bersamaan dengan Dies Natalis Unpad ke-66
Universitas Padjadjaran telah meluncurkan sebuah aplikasi bernama SundaDigi bersamaan dengan Dies Natalis UNPAD yang ke-66, melalui Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda. Aplikasi ini dapat diakses oleh siapa saja melalui situs web https://sundadigi.com. SundaDigi hadir untuk mempromosikan budaya Sunda ke seluruh dunia.
Profesor Ganjar Kurnia, yang menjabat sebagai Ketua Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda (PDP-BS) di Unpad, mengatakan bahwa SundaDigi adalah upaya untuk menghormati budaya Sunda dan meningkatkan daya saing internasional universitas. Ini sesuai dengan peraturan universitas yang menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya Sunda.
Selain itu, SundaDigi juga bertujuan untuk mendukung Undang-Undang No. 5 tahun 2017 yang mendorong perlindungan, pengembangan, dan pelestarian kebudayaan di Indonesia. Saat ini, banyak aspek budaya Sunda yang telah hilang atau rusak, dan Sunda Digi berupaya untuk mengumpulkan dan melestarikan berbagai informasi dan arsip terkait budaya Sunda.
Aplikasi SundaDigi adalah hasil kerja sama antara Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Unpad dengan Pustaka Jaya. Aplikasi ini menawarkan berbagai fitur dengan 13 fitur utamanya antara lain Tanya pr bahasa Sunda, pelajaran Bahasa, practical grammar, mengenal tokoh, bacaan, fiksimini, majalah, kursus budaya, peperenian, kamus, kamus media, tubuh kita, dan aksara Sunda.
Profesor Ganjar berharap bahwa SundaDigi akan menjadi bagian integral dari Universitas Padjadjaran, sesuai dengan peraturan universitas dan undang-undang yang berlaku. Selain itu, ia berharap aplikasi ini akan membantu melestarikan budaya Sunda dan mencegah hilangnya jejak warisan budaya yang berharga.
Kunjungi kami di www.sundadigi.com atau download aplikasi SundaDigi melalui playstore. https://play.google.com/store/apps/details?id=com.sundadigi.android
~ Instagram : https://www.instagram.com/sundadigi
~ Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCXjFqFQTgu3_P283RW1qtYw/
~ TikTok : https://www.tiktok.com/@sundadigi?_t=8fcbaZy7qZL&_r=1
~ Tumblr : https://www.tumblr.com/sundadigi
#sunda#sundadigi#aplikasikesundaan#kamus#kamusbahasa#kamusbahasasunda#belajar#belajarbahasa#belajarbahasasunda#sastra#sastrasunda#budaya#budayasunda#bahasasunda#aksara#aksarasunda#sajak#sajaksunda
4 notes
·
View notes
Text
Peluncuran Aplikasi SundaDigi bersamaan dengan Dies Natalis Unpad ke-66
Universitas Padjadjaran telah meluncurkan sebuah aplikasi bernama SundaDigi bersamaan dengan Dies Natalis UNPAD yang ke-66, melalui Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda. Aplikasi ini dapat diakses oleh siapa saja melalui situs web https://sundadigi.com. SundaDigi hadir untuk mempromosikan budaya Sunda ke seluruh dunia.
Profesor Ganjar Kurnia, yang menjabat sebagai Ketua Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda (PDP-BS) di Unpad, mengatakan bahwa SundaDigi adalah upaya untuk menghormati budaya Sunda dan meningkatkan daya saing internasional universitas. Ini sesuai dengan peraturan universitas yang menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya Sunda.
Selain itu, SundaDigi juga bertujuan untuk mendukung Undang-Undang No. 5 tahun 2017 yang mendorong perlindungan, pengembangan, dan pelestarian kebudayaan di Indonesia. Saat ini, banyak aspek budaya Sunda yang telah hilang atau rusak, dan Sunda Digi berupaya untuk mengumpulkan dan melestarikan berbagai informasi dan arsip terkait budaya Sunda.
Aplikasi SundaDigi adalah hasil kerja sama antara Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Unpad dengan Pustaka Jaya. Aplikasi ini menawarkan berbagai fitur dengan 13 fitur utamanya antara lain Tanya pr bahasa Sunda, pelajaran Bahasa, practical grammar, mengenal tokoh, bacaan, fiksimini, majalah, kursus budaya, peperenian, kamus, kamus media, tubuh kita, dan aksara Sunda.
Profesor Ganjar berharap bahwa SundaDigi akan menjadi bagian integral dari Universitas Padjadjaran, sesuai dengan peraturan universitas dan undang-undang yang berlaku. Selain itu, ia berharap aplikasi ini akan membantu melestarikan budaya Sunda dan mencegah hilangnya jejak warisan budaya yang berharga.
Kunjungi kami di www.sundadigi.com atau download aplikasi SundaDigi melalui playstore. https://play.google.com/store/apps/details?id=com.sundadigi.android
~ Instagram : https://www.instagram.com/sundadigi
~ TikTok : https://www.tiktok.com/@sundadigi?_t=8fcbaZy7qZL&_r=1
~ Tumblr : https://www.tumblr.com/sundadigi ~ Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCXjFqFQTgu3_P283RW1qtYw/
#sunda#sundadigi#aplikasikesundaan#kamussundalengkap#kamusbahasasunda#prsundalengkap#prbahasasunda#aksarasunda#pepereniansunda#novelsunda#novel#buku#bukusunda#puisi#puisisunda#sajak#sajaksunda#jangjawokan#jangjawokansunda#wawacan#wawacansunda#kawih#kawihsunda#sisindiransunda#sisindiran#bahasasunda#budayasunda#sastrasunda#budayanusantara#bahasanusantara
2 notes
·
View notes
Text
Bukanlah Judul Biasa
Sekali mengayuh, dua tiga pulau terlampaui. Begitulah kata pepatah yang terngiang di pikiranku saat ini. Hari ini, aku membuat materi tentang judul yang memikat dan mengikat di hati para pembaca. Momen ini tak akan kulewatkan sekaligus menjadi kesempatan untuk sekalian membuat tulisan setoran.
Semua jenis tulisan wajib memiliki judul sebagai kepala karangan. Judul juga dipakai untuk buku, konten di media sosial, sinetron, dan film. Judul adalah pintu pertama, bagian yang akan dibaca pertama kali oleh pembaca. Membaca judul seolah penentu apakan bacaan ini kulanjutkan atau kulewatkan. Ibarat barang, judul adalah kemasan luarnya. Siapa sih yang tidak ingin barang dengan kemasan cantik, menarik, lagi estetik sampai membuat hati menjerit.
Namun, ini tentang judul. Judul yang efektif harus mencakup pikiran pokok dalam tulisan. Kita harus memahami terlebih dahulu pokok pikiran, serta isi pesan dari tulisan yang ditulis. Judul yang ditulis pun harus sesuai dengan isi. Selain itu, untuk membuat judul yang mengikat diperlukan kekayaan kosakata dan diksi. Untuk memperkaya kosakata, perlu banyak membaca. Setelah itu, sering-seringlah mencoba dan berkaca. Berkaca kepada siapa? Tulisan lain dan pendapat para pembaca tentunya.
Buatlah judul yang memacu rasa penasaran, namun tidak bertele-tele. Konon, judul yang lebih sedikit dengan pemilihan kata yang tepat akan lebih baik. Jika bingung membuat judul, maka ambilah dari kesimpulan, atau kutip kalimat paling berkesan dalam tulisan.
Masih bingung lagi?
Mintalah teman untuk membaca tulisanmu, memberi masukan, sekaligus membuatkan judul tulisan. Terakhir, jangan lupakan kaidah PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) agar judul tulisanmu semakin sempurna.
Akhirnya, pepatah itu tak hanya terngiang di pikiranku saja. Tulisan ini kini menjadi nyata dan sungguhan. Malam ini, sekali mengetik, dua tiga tujuanku tercapai, yaitu materi dan setoran. Semoga kedepannya, setiap judul yang ditorehkan bukanlah judul biasa, untuk artikel yang luar biasa.
***
3 notes
·
View notes
Text
I recently bought some pokemon cards and noticed something interesting. On this Indonesian Lt. Surge's Strategy card that was released in 2020, his name is localized as 'Serj', which makes his Indonesian name sounds similar to his english name while in the manga, his name was localized as 'Surya', a name with entirely diffrent pronunciation from 'Surge' or 'Serj'. Additionally, 'Surya' also means sun in Bahasa Indonesia.
Moreover, the Indonesian pokemon TCG also uses Prof. Oak's English name instead of his Japanese name that was used in the manga. So, it seems like the localization team wants to make characters name in the Indonesian pokemon medias to be more similar to the ones in the English pokemon medias.
As for the pokemon names, they always used the english names since the beggining. They only alter the spelling slightly so that Indonesian can easily pronounce and read its name. Pokemon moves in the manga and TCG are always directly translated from their english name. For example, Clefairy is spelled as 'Kleferi' and ice beam is translated as 'sinar es' in the manga.
#pokemon#pokemon manga#pokemon pocket monsters#kosaku anakubo#anakubo kosaku#lt. surge#professor oak#red pokemon#clefairy#articuno#pokemon tcg
11 notes
·
View notes
Text
Peluncuran Aplikasi SundaDigi bersamaan dengan Dies Natalis Unpad ke-66
Universitas Padjadjaran telah meluncurkan sebuah aplikasi bernama SundaDigi bersamaan dengan Dies Natalis UNPAD yang ke-66, melalui Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda. Aplikasi ini dapat diakses oleh siapa saja melalui situs web https://sundadigi.com. SundaDigi hadir untuk mempromosikan budaya Sunda ke seluruh dunia.
Profesor Ganjar Kurnia, yang menjabat sebagai Ketua Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda (PDP-BS) di Unpad, mengatakan bahwa SundaDigi adalah upaya untuk menghormati budaya Sunda dan meningkatkan daya saing internasional universitas. Ini sesuai dengan peraturan universitas yang menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya Sunda.
Selain itu, SundaDigi juga bertujuan untuk mendukung Undang-Undang No. 5 tahun 2017 yang mendorong perlindungan, pengembangan, dan pelestarian kebudayaan di Indonesia. Saat ini, banyak aspek budaya Sunda yang telah hilang atau rusak, dan Sunda Digi berupaya untuk mengumpulkan dan melestarikan berbagai informasi dan arsip terkait budaya Sunda.
Aplikasi SundaDigi adalah hasil kerja sama antara Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Unpad dengan Pustaka Jaya. Aplikasi ini menawarkan berbagai fitur dengan 13 fitur utamanya antara lain Tanya pr bahasa Sunda, pelajaran Bahasa, practical grammar, mengenal tokoh, bacaan, fiksimini, majalah, kursus budaya, peperenian, kamus, kamus media, tubuh kita, dan aksara Sunda.
Profesor Ganjar berharap bahwa SundaDigi akan menjadi bagian integral dari Universitas Padjadjaran, sesuai dengan peraturan universitas dan undang-undang yang berlaku. Selain itu, ia berharap aplikasi ini akan membantu melestarikan budaya Sunda dan mencegah hilangnya jejak warisan budaya yang berharga.
Kunjungi kami di www.sundadigi.com atau download aplikasi SundaDigi melalui playstore. https://play.google.com/store/apps/details?id=com.sundadigi.android
~ Instagram : https://www.instagram.com/sundadigi/
~ Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCXjFqFQTgu3_P283RW1qtYw/
~ TikTok : https://www.tiktok.com/@sundadigi?_t=8fcbaZy7qZL&_r=1 ~ Tumblr : https://www.tumblr.com/sundadigi
#sunda#sundadigi#unpad#pustakajaya#aplikasikesundaan#kamus#kamusbahasa#kamusbahasasunda#belajar#belajarbahasa#belajarbahasasunda#belajarbahasainggris#warisansunda#budayasunda#budaya#sastra#sastrasunda#sastraindonesia#warisanbudaya#warisanbudayaindonesia#aplikasiandroid#websitebelajar
2 notes
·
View notes
Text
Dust and Decree: Adventures in Gotham
by dmrty After the Titan battle, Tony and Peter turned to dust and woke up in a different world, precisely in the city of Gotham. In a new place with Friday and Karen, the AI created by Tony and 1000 dollars, they have to survive. Words: 617, Chapters: 1/?, Language: Bahasa Indonesia Fandoms: Spider-Man (Tom Holland Movies), Iron Man (Movies), Batman - All Media Types Rating: General Audiences Warnings: Creator Chose Not To Use Archive Warnings Characters: Peter Parker, Tony Stark, Bruce Wayne, Dick Grayson, Jason Todd, Tim Drake, Damian Wayne, Duke Thomas, Stephanie Brown, Cassandra Cain, Friday (Marvel), Karen (Spider-Man: Homecoming) Relationships: Peter Parker & Tony Stark, Batfamily Members & Peter Parker, Peter Parker & Bruce Wayne via https://ift.tt/qLgl4GD
2 notes
·
View notes
Text
Sejenak Pentingnya Detox smartphone
Halo, perkenalkan saya ucai. Saya berasal dari indonesia, saat ini sedang berusaha menemukan cara agar bisa berhenti dari ketergantungan ponsel pintar dan adiksi lainnya yang terdapat didalamnya.
Saya menggunakan ponsel pintar semenjak 2013, ponsel pertama saya yaitu hape lg optimus dengan touch screen yang kecil dan handy. Saya termasuk pengguna aktif sosial media dari facebook, twitter, instagram dan aplikasi lainnya pada kala itu dan ketertarikan saya menjelajahi dunia lewat internet.
Saking menikmatinya hiburan internet dan bisa berinteraksi dengan orang diluar kota dan diluar negeri. Perbedaan waktu dan wilayah seolah tidak menjadi penghalang untuk saling mengenal dan bertukar kabar dan informasi. Tahu akan segala hal yang terjadi di dunia internasional dan dalam negeri, politik, berita, keuangan, showbizz, perfilman, budaya, bahasa, makanan, kesehatan, dan masih banyak hal yang lainnya.
Namun seiring waktu pula, saya merasakan ada hal yang berbeda yang saya alami. Dari mulai kecanduan, adiksi, cemas, serta ketakutan-ketakutan sendiri diakibatkan ponsel pintar. Cemas yang muncul ketika berada jauh dari ponsel pintar. Cemas karena hiburan-hiburan yang kita peroleh secara instan melalui sosial media platform tergantikan dengam hiburan dunia nyata. Seperti hadir dan menikmati segala aktifitas yang kita lakukan.
Distraksi notifikasi aplikasi akun sosial media, berkabar lewat udara dan perhatian saya teralihkan dan tertuju pada bunyi notifikasi ponsel pintar saya.
Karena dengan kemudahan dan kehadiran ponsel pintar selain memang membantu akses manusia, dimana mendekatkan interaksi sosial manusia yang jauh dan menjauhkan interaksi sosial yang dekat.
Gangguan yang nyata di zaman sekarang adalah karena kita menggantungkan kebutuhan dan kebahagiaam kita pada ponsel pintar.
Seperti dilansir berbagai penelitian dan website, munculnya anxiety, adiksi gadget dan ponsel pintar, meningkatnya isu kesehatan mental pada anak-anak, remaja dan dewasa. Nomophobia dimana dikatakan cemasnya seseorang saat berada jauh dari ponsel pintarnya. Entah itu kekhawatiran oranglain akan menanyakan kabar kita, atau kita khawatir terhadap tidak updatenya serta kehilangan informasi dan berita-berita up to date lainnya.
Fomo (Fear Of Missing Out) dimana ketakutan akan kehilangan kabar berita dari teman dan lainnya entah itu scrolling social media dan kabar terbaru dari siapapun yang kita ikuti di berbagai platform social media.
Candu, Adiksi dan lainnya ini menjadi gangguan nyata yang saya hadapi. Oleh karena itu, saya berfikir untuk perlu memperhatikan kesehatan mental dan hal lainnya terkait ketergantungan saya akan ponsel pintar. Waktu yang saya habiskan serta perhatian nyata yang saya bisa alihkan dari dunia internet kepada dunia yang saya sedang hadapi saat ini. Mengembalikan kesadaran secara penuh fikiran,perasaan dan hal-hal yang bisa saya kendalikan kepada hal-hal yang nyata dan berjangkar pada anggota tubuh saya.
Menghadirkan secara penuh jiwa, fikiran dan hati pada momen saat ini, detik ini dan sekarang. Sehingga fikiran tidak terbang menjelajah ke hal-hal diluar kendali saya.
Langkah yang saya akan lakukan selama detox smartphone adalah dengan berpindah ke ponsel nokia lama saya, yang hanya bisa dipakia untuk sms dan telepon setikdanya saya masih bisa berkomunikasi.
Adapun terkait dengan projek atau email yang saya masih gunakan serta whatsapp atau lainnya saya bisa pergi ke warung internet seminggu sekali untuk sekedar membuka pesan dan membalas email yang masuk serta mengecek hal lainnya yang ada erat kaitannya dengan pekerjaan atau jika ada hal yang urgent, maka pilihannya adalah meminjam hape ibu saya terkait hal-hal penting lainnya yang saat itu diperlukan.
Hiburan seperti scrolling social media bisa saya alihkan kepada hal lainnya seperti mengali keahlian baru lewat kegiatan non internet, seperti pergi ke perpustakaan, bertemu teman dan mengajak main kerumahnya, membaca buku, memasak masakan baru, latihan olahraga lebih sering, belajar bahasa baru, journaling dengan membawa buku catatan dan pensil. Melatih kemampuan baru dan mengevaluasi kebiasaan yang harus diubah atau diperbaiki. Serta bisa terhubung dengan diri dan oranglain secara penuh sadar serta lebih produktif dan tidak cemas lagi.
#detoxsmartphone#detox#smartphone#social media#detoxsocialmedia#addiction#self love#productivity#produktivitas
3 notes
·
View notes
Text
Komunikasi Sains
Ini adalah lanjutan (bagian ke-3) dari serial pemikiran yang ku-plot/rencanakan buat kutulis hasil dari 2 tweet-ku (YANG TIDAK BERHUBUNGAN SAMA SEKALI) yang viral.
Untuk refreshing, sekalian kalau teman-teman kelewatan, 2 postingan sebelumnya adalah:
Tentang belajar dan teaching https://www.tumblr.com/asrisgratitudejournal/740330494668029952/halo-teman-teman-tumblr-kayanya-tinggal-sisa-di?source=share – dan very interestingly, dari sini ku dapat respon dan rikues untuk bikin postingan on “how to google” dari @purplishgraypeony ! – nanti yah, ini ku-pikirin dulu mau mulai dari mana ngejelasinnya, but thank you very much for the questions HUHU (tujuan tumblr ini padahal kalau dilihat dari namanya adalah untuk ku nyampah dan journaling ngelist what I am mostly grateful for, tapi malah udah lama banget nggak bikin gratitude list??? Malah jadi opinionated gini postingannya huff. Tapi gapapa, Alhamdulillah dibaca (emoji nangis), makasih everyone for being here and reading my rubbish)
Tentang facets and dimensions https://www.tumblr.com/asrisgratitudejournal/740598756281597953/dimensions?source=share
Nah yang ketiga ini, spesifik sekali ku mau komplain tentang komunikasi sains, terutama di Indonesia.
Karena kalau masih ingat (atau baca dari tulisan di atas), hasil obrolan antara ku dan salah satu temanku adalah: kami sepakat bahwa I AM SHIT in explaining stuff in social media, especially geology-related things, to wider audience, to laypeople. Kalau di kelas dan ngejelasin ke mahasiswa s1 geologi InsyaALLAH masih ok lah ya (I got a lot of comments that I speak REALLY fast in class, though. But in my defense, that’s me being excited). Nah, dari situ ku jadi bertanya-tanya kan… “why am I shit in communicating science to people?”. Ternyata jawabannya adalah: because I was not educated in that, Duh.
Beneran sesederhana: aku gak tahu (in theory) basic communication to public itu gimana caranya. Ditambah lagi, ku gak cuma menyampaikan pesan “hari ini hari Senin loh” ke warga, tapi SAINS: “isotope, umur air tanah, siklus iklim” yang nggak dibahas di kehidupan sehari-hari dan kalau orang nggak pernah baca/dengar istilah ini sebelumnya, mereka bakal “???” (literally).
Dari situ lah muncul kesimpulan juga: “OH ya memang bukan pekerjaanku untuk cerita ke orang-orang, telling science to people. I’m not equipped with any skill to do that. Ku bahkan gapernah formally belajar psychology of people.” Aku belajar dikit-dikit sih psikologi STUDENT karena sebagai dosen juga mau nggak mau aku harus tahu aku berhadapan dengan siapa, tapi power-relation yang bermain di kelas universitas antara dosen dan mahasiswa sangat berbeda sekali dengan forum di sosial media (di mana orang gak tahu aku ini siapa, aku gak tahu mereka siapa, tujuan dari interaksi kita juga gak jelas apa).
Kalau di dunia barat, antara aku (saintis) dan publik, akan ada middleman-nya lagi, yaitu: science communicator. Orang inilah yang kerjaan utamanya men-dilute, menurunkan bahasa di konten sains yang level kesulitannya setinggi-tinggi menara Eiffel itu menjadi bahasa yang lebih familiar di skena warga kebanyakan. Sehingga konten sainsnya jadi lebih mudah dipahami. Mereka jauh lebih trained di linguistics, di psikologi publik, dan di MENULIS (Part of the reason why I suck at doing science communication in social media is also because I suck at writing). Biasanya, orang-orang science comm yang udah-udah ini datangnya dari jurnalism, walaupun ada juga yang emang saintis tapi jadi science communicator, contohnya kaya Carl Sagan dan Neil deGrasse Tyson.
My two fav pop-science writers yang backgroundnya bukan saintis itu ada Elizabeth Kolbert dan Bill Bryson. Menurutku, mereka berhasil men-translate science (yang a bit dull, very factual) menjadi sesuatu yang exciting, menarik buat dibaca. Karena, terutama buat Bryson, he put A LOT OF jokes in his writing.
Science communicator ini kalau di dunia barat akan dipekerjakan oleh
Uni, jelas, karena uni butuh orang yang bisa bikin artikel tentang publikasi apa yang baru keluar dari uni itu. Kalau bisa se-bombastis mungkin artikelnya supaya orang jadi aware dan mungkin parents juga jadi makin tertarik buat nyekolahin anaknya di situ, investor juga makin tertarik buat bikin kerja sama riset dengan uni itu, dan government juga bisa ngasih uang lebih ke uni itu karena udah nunjukkin kerja yang bagus.
Research institute, baik private atau government-affiliated: contohnya NASA kalau di US. Kebanyakan dengan tujuan yang sama seperti uni: mencari uang, dan juga semacam ngasih “LPJ (Laporang Pertanggung Jawaban)” ke warga nunjukkin “nih tax lo kita gunakan dengan baik loh”
Kadang industri juga butuh, terutama yang fokusnya di R&D. Kalau Aramco nemuin cadangan minyak/gas baru, Tesla sekarang ganti baterai, Space-X mau nerbangin roket baru. Mostly kerjaannya PR sih itu, tapi akan useful sekali kalau PR-nya juga bisa mengomunikasikan sainsnya dengan baik ke publik.
Nulis buku sendiri atau bikin program podcast/tvshow sciencepop (atau involved in a team yang kerjaannya producing science content). Biasanya nanti fundingnya cari dari mainstream media outlets semacam National Geographic, New York Times, Netflix, BBC. Akan harus pitching dulu segala macem sih, tapi pasti akan tetap butuh orang science comm di situ, terutama buat script writingnya dsb.
Kalau mau cek lebih banyak lagi bisa digoogling sendiri, contoh ini aku masukkin “science communication uk” di Linkedin:
Terus kalau googling course juga ada beberapa MSc Science Comm yang bisa dicari di UK:
Imperial https://www.imperial.ac.uk/study/courses/postgraduate-taught/science-communication/
UCL https://www.ucl.ac.uk/prospective-students/graduate/taught-degrees/science-communication-msc
Sheffield https://www.sheffield.ac.uk/postgraduate/taught/courses/2024/science-communication-msc
Cambridge (tapi somehow dia bilang dicancel sih yang ini) https://www.ice.cam.ac.uk/course/postgraduate-diploma-science-communication-0
Dan entah kenapa juga pas aku googling “science communication study” gaada uni US yang keluar? Apa karena geographical location-ku di UK ya? Entahlah. Tapi barusan googling dan nemu artikel ini (basically dia cerita what’s good a MSc in ScienceComm is):
Jadi, tujuan postingan ini apa Non??
Gaada. Cuma mau bilang aja seperti yang sudah kutulis di note sebelumnya: bahwa there is a crucial need for science communicator/science journalist yang bisa bridging antara scientist yang komunikasinya jongkok ini dengan khalayak banyak (terutama netizen). Can’t academics be their very own communicators? Bisa aja, ada success story-nya, tapi tidak mainstream. Makanya juga keberadaan podcast-podcast kaya Endgame-nya Pak Gita atau pop-science books itu sangat helpful untuk membuat netizen familiar dengan sains/apapun yang rakyat kebanyakan nggak familiar with.
Ku di catetan nulis: “compare Clive O. dengan Elizabeth K. for example”. Tapi jujur malas banget HUHU. Tapi mungkin kumasukkin reference for example aja yah. Selebihnya kalian rasakan sendiri bedanya. Jadi ku kemarin habis nyelesai-in The Sixth Extinction-nya Elizabeth Kolbert and it WAS FANTASTIC (tapi tentu saja aku biased karena aku educated in geology). Kolbert ini journalistnya The New Yorker, this is her latest piece of writing yang keluar HARI INI (29 Januari 2024) on wildfires on earth: https://www.newyorker.com/magazine/2024/02/05/the-perverse-policies-that-fuel-wildfires (harusnya sih masih pada bisa free article).
Versus
Ku lagi baca Clive Oppenheimer’s Mountains of Fire (lagi-lagi biased karena science-pop pilihanku akan masih tetap berhubungan dengan geology). Oppenheimer ini saintis totok, volcanologist-nya Cambridge, temannya supervisor-ku. Ku pertama kali ngeliat dia di Into the Inferno di Netflix. And if I tell you how hard it is reading his book?? Even for people trained in geology???
Ku mencoba mencari tulisan populer dia tapi ternyata tidak ada, jadi bisa lihat preview buku dia di googlebooks aja yah.
Dari dua example di atas semoga nangkap maksud aku. Kelihatan mana yang terbiasa nulis populer vs nulis journal paper. Ku gabilang yang satu lebih baik dari yang lain ya tapi btw.
Terusss dari menulis postingan ini ku menemukan banyak sekali new information and new cool website! (The beauty of doing “research” in writing a post). Ku menemukan website https://sciencebites.org/ yang mana tujuannya adalah menulis kembali (rewrite) academic paper in a more “pop” way. Ku tadi nemu ini gara-gara kebawa ke https://www.scicommbites.org/ , mereka juga punya versi geosciencesnya: https://geobites.org/ -- ku cukup yakin keilmuan kalian-pun akan ada di situ!
Dah deh itu dulu aja. Habis ini mau bikin postingan gratitude list dulu sepertinya. Setelah sekian lama. Byea.
Ps. Kontemplasi-ku sebelum tidur semalam ternyata banyak yang nge-like HUHU. Baru aja si akun X JATAM (Jaringan Advokasi Tambang) https://twitter.com/jatamnas ngepost orang-orang tambang yang afiliasi ke 01. Yang 02 udah dibahas abis-abisan kemarin kayanya. Tapi 03 juga ada. Intinya udah se-kotor se…intricate itu ke-kompleks-an conflict of interest antara pembuat peraturan dan pengusaha kita… Yasudah… Mau gimana lagi…
Flat 39, 29/01/2024 19:11
4 notes
·
View notes