#Ekonomi Rakyat
Explore tagged Tumblr posts
Text
Pekan UMKM Gorut, Grace Mangosa: Untuk Geliatkan Ekonomi Rakyat
Pekan UMKM Gorut, Grace Mangosa: Untuk Geliatkan Ekonomi Rakyat #PemkabGorontaloUtara #DinasPerindagkopUMKM #PekanUMKM #EkonomiRakyat
Hargo.co.id, GORONTALO – Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) akan menggelar festival pekan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang akan dilaksanakan pada tanggal 25 November sampai dengan 3 Desember 2023 mendatang. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UMKM Gorut, Grace Mangosa menyampaikan, festival pekan UMKM ini diselenggarakan selama satu pekan yang nantinya akan…
View On WordPress
0 notes
Text
Belanja bijak yang sesungguhnya..
*Semoga kita semua tergolong umat yang bijak dalam memanfaatkan harta.
#quotes#love#indonesia#quote#life#positif#motivasi#muslim#islam#sukses#bisnisonline#bisnis#online#online shopping#shopping#ekonomi#sosial#rakyat#miskin#mindset#attitude#hedonisme#hedon#lifestyle#fashion#orang kaya#belanjaonline#belanja bijak#wisdom#semangat
9 notes
·
View notes
Text
CS 0817-323-882, Salah Satu Ajang Pameran Properti PRG Terbesar Di Mall Olympic Garden MOG
DEVELOPER https://wa.me/62817323882, Ini Diikuti Puluhan Bahkan Ratusan Perusahaan Properti PRG Tanah Air, Hari Terakhir Pameran Expo Property PRG Di Malang Town Square (Matos), Rumah PRG Angsuran Murah
Permata Royal Garden
Sejarah perkembangan usaha developer dimulai dari pengembangan perumahan di daerah kampus seperti kampus ITN, UIN dan Unibraw di daerah Sigura-gura. Setelah unit rumah sold out, maka pengembangan diarahkan ke daerah yang berkembang yaitu wilayah Pakis, dimana adalah wilayah primadona untuk daerah kabupaten Malang, karena lokasi sangat strategis yaitu dekat bandara Abdul Rachman Saleh Malang dan dekat dengan interchange tol Malang - Pandaan.
Di dalam menyediakan fasilitas Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) , PT Graha Intan Kreatif selaku pengembang Permata Royal Garden telah menjalin kerja sama dengan beberapa bank baik bank pemerintah maupun bank swasta.
Dalam menjalankan bisnis property telah dibuatkan akta Pendirian PT dengan Akta No. 147 tertanggal 19 Februari 2010 dihadapkan Notaris Paulus Bingadiputra.
Visi & Misi Permata Royal
VISI Menjadi developer perumahan yang terdepan dalam memberikan tata lingkungan yang prima serta berkomitmen terhadap kualitas produk demi kepuasan konsumen.
MISI Tujuan utama kami adalah menjadi developer properti yang menyediakan produk-produknya dengan kualitas terbaik, ketepatan waktu dan biaya yang efektif.
Legalitas Usaha Developer
Data Lengkap Developer Nama Perusahaan : PT. GRAHA INTAN KREATIF Bidang Usaha : Pengembang / Developer Alamat Kantor : Jl. Raya Ampeldento 1087 Malang Telepon : 0341 794181 Akte Pendirian : 147 Akta Perubahan Anggaran Dasar NPWP : 02.666.379.9-657.001 TDP : 13.11.1.52.00468 SIUP : 503/506/419.43/2010 Keanggotaan APERSI : 027/IN/DPD-04/III/2012 Keterangan Domisili : 96/421.629.014/11/2012
INFO LENGKAP G-Maps : https://maps.app.goo.gl/aL9ai53cAaUkMpbu7 Permata Royal Garden Jl. Raya Ampeldento No. 1087, Boko, Bunut Wetan, Kec. Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65154
Instagram https://www.instagram.com/permataroyalofficial/
Tiktok : https://www.tiktok.com/@permataroyalmalang/
Website : https://permataroyal.com/
Marketing : ASEP, 0813-3411-2000, [email protected] PURNOMO, 0812-5930-7769, [email protected] IWAN, 0822-4490-6385, [email protected] SULIST, 0878-5663-2626, [email protected] YANTI, 0813-3318-5634, [email protected]
PT Graha Intan Kreatif Marketing Office Permata Royal Garden Jl. Raya Ampeldento 1087 – Kav. A1 MALANG, Jawa Timur, 65154 (0341) 79 66 33
Marketing Office Permata Royal Manisa Jl. Manisa, Perumahan Permata Royal Manisa Blok A3 MALANG, Jawa Timur, 65135 (0341) 750 77 55
PermataRoyalGardenMengikutiEventExpoPropertyRumah, #MalangBigSalePropertyPRG2025PameranTersebutDiadakanSelama, #HunianPRGTerjangkauDiKawasanEksklusifPakisMalangDekatBinusCafeHitsDanPintuTol
#PRG Malang City Expo 2025#Pameran Properti PRG Di Malang#Pameran Properti PRG Hunian Di Malang#Ekonomi Expo Properti Pameran Properti PRG Malang Matos BTN Rumah Murah#Malang Terus Berinovasi Memenuhi Kebutuhan Perumahan Rakyat Dengan PRG
0 notes
Photo
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj akan menyerukan aksi tak bayar pajak jika Rafael Alun Trisambodo terbukti menyelewengkan dana pajak. Apakah pajak diselewengkan? Apa dampak pajak sebagai urat nadi perekonomian bagi rakyat kecil? Apakah pajak layak menjadi sumber pendapatan utama negara? 🟥 *Saksikan Kabar Petang Khilafah News* *PENGUASA WAJIB MENYEJAHTERAKAN RAKYAT* 🎙️ Bersama : *Iwan Januar* (Direktur Siyasah Institute) Host : *Azis Rohman* 🗓️ *Jum'at, 3 Maret 2023* 🕠 *16.30 WIB-Selesai* *KLIK LINK* ini: ⤵️ https://youtu.be/zoPLFz_Gbm4 https://youtu.be/zoPLFz_Gbm4 https://youtu.be/zoPLFz_Gbm4 Subscribe *Khilafah News* ⤵️ https://mbo.is/kcnews https://mbo.is/kcnews https://mbo.is/kcnews Pastikan like, komen, subscribe dan jangan lupa *tekan tombol loncengnya* agar mendapat update yang mencerahkan. Jangan biarkan informasi menarik dan berharga ini cuman berhenti di kamu, yuk sebarkan ke teman, sanak saudara dimanapun berada *Agar menjadi amal shalih dan kebaikan menyebar*. #kabarpetang #khilafahnews #jumat #jumatberkah #pajak #ekonomi #negara #kapitalis #rakyat #pejabat #sejahtera #solusiislam https://www.instagram.com/p/CpUPhUupcgT/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#kabarpetang#khilafahnews#jumat#jumatberkah#pajak#ekonomi#negara#kapitalis#rakyat#pejabat#sejahtera#solusiislam
0 notes
Text
sudah, merdeka
di bangku sekolah, kemerdekaan kumengerti sebatas kehidupan yang bebas dari cengkeraman penjajah asing.
di bangku kuliah, kemerdekaan kupahami sebagai pikiran yang tidak terbelenggu ideologi-ideologi atau sekadar bersifat empiristik.
saat mulai bekerja, kemederkaan ternyata lebih luas dari independensi fisik dan pikiran, namun meliputi kemederkaan ekonomi, budaya, hukum, dan politik yang melibatkan peran aktif negara sehingga seluruh rakyat mendapatkan hak-hak mereka.
semakin dewasa, kurenungi apakah bangsa ini benar-benar telah merdeka sebagaimana yang diperjuangkan oleh para pendiri negeri? ataukah masih terdapat penjajahan yang dilakukan oleh anak bangsa sendiri?
surabaya, 18 agustus 2024
#ntms#reminder#tulisan#puisi#inspirasi#motivasi#sajak puisi#sajak rindu#puisiindonesia#quotes#merdeka#senandika
29 notes
·
View notes
Text
Pendidikan tinggi adalah kebutuhan tersier
Mohon maaf pak mentri pendidikan yang budiman. Bagi orang kecil seperti kami, kuliah adalah jalan satu-satunya untuk memperbaiki taraf hidup dan mengangkat derajat serta status sosial keluarga kami.
Kami tak punya uang untuk dijadikan "pelicin" guna masuk kerja pada instansi-instansi tertentu. Karena untuk menyambung hidup saja orang tua kami selalu berhutang. Tutup lubang gali lubang.
Sejak SMA, kami selalu punya mimpi untuk dapat sekolah tinggi, kemudian dapat bekerja mapan dan memperbaiki ekonomi keluarga. Keluar dari zona tidak nyaman ini adalah opsi satu-satunya yang kami punya pak.
Kami orang biasa hanya punya mental bonek disertai dengan komitmen dan determinasi untuk beranjak dari kemiskinan.
Jika akses pendidikan tinggi hanya untuk orang kaya, lalu bagaimana nasib kami? apakah kami tidak diizinkan untuk menikmati apa itu pendidikan? apakah kami harus terus di garis kemiskinan?
jika demikian, makan harus ada yang dirubah dari semboyan negara ini, dari "keadilan sosial bagi seluruh seluruh rakyat Indonesia" menjadi ""keadilan sosial bagi sebagian rakyat Indonesia"
28 notes
·
View notes
Text
Revolusi Cina dan Dr. Sun Yat Sen
Dr. Sun Yat Sen
Dr. Sun Yat Sen adalah seorang revolusioner yang bercita-cita membebaskan Tiongkok dari penindasan. Perjuangannya dimulai di Honolulu, saat ia berusia 18 tahun, dengan menyadarkan rakyat mengenai penderitaan mereka di bawah pemerintahan Manchu. Di sana, ia mengkritik praktik-praktik tradisional dan keyakinan agama yang dianggapnya sebagai takhayul, bahkan menghancurkan arca yang disembah penduduk. Aksi ini membuatnya dikucilkan dan meninggalkan tanah kelahirannya pada tahun 1884, bersamaan dengan pecahnya Perang Tiongkok-Prancis. Meski Tiongkok memenangkan perang, mereka harus menyerahkan wilayah Annam kepada Prancis melalui Perjanjian Tien Tsin pada 1885. Kekalahan diplomatis ini memicu tekad Dr. Sun Yat Sen untuk menggulingkan Dinasti Qing.
Walaupun tengah menuntut ilmu kedokteran di Amerika, Dr. Sun Yat Sen tidak menghentikan aktivitas politiknya. Ia mendirikan organisasi revolusioner, Hung Chung Hsiu, untuk mempercepat jatuhnya pemerintahan Manchu. Pada 1895, ia kembali ke Tiongkok untuk menghimpun dana dari komunitas Tionghoa perantauan (overseas Chinese). Kemudian, pada 1905 di Jepang, ia mendirikan T'ung Meng Hui (Chinese Revolutionary Alliance) untuk menyebarkan gagasannya, yakni "Tiga Prinsip Rakyat" (San Min Zhu Yi): nasionalisme, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat.
Aliansi Revolusioner T'ung Meng Hui
Pada tahun 1906, Dr. Sun Yat Sen mengunjungi Penang dan mendirikan cabang T'ung Meng Hui di sana. Melalui organisasi ini, ia terus berpidato kepada komunitas Tionghoa perantauan tentang perlunya menggulingkan pemerintahan Manchu, yang ia anggap sebagai kekuatan asing dari suku Manchu yang mendominasi etnis Han. Dalam pidatonya di Penang tahun 1907, ia menekankan bahwa bangsa Manchu menindas rakyat Tionghoa dan tunduk pada kekuatan asing seperti Inggris, Prancis, Rusia, dan Jepang. Ia menyerukan perlunya bangkit melawan penindasan untuk mencegah Tiongkok jatuh sepenuhnya ke tangan negara-negara asing.
Puncak perjuangannya terjadi pada Revolusi Xinhai, yang dimulai pada 10 Oktober 1911 (Double Ten) dengan pemberontakan di Wuchang. Revolusi ini memproklamasikan berdirinya Republik Tiongkok pada 1 Januari 1912. Wilayah republik baru ini hanya mencakup Tiongkok Selatan, sementara Tiongkok Utara tetap berada di bawah kendali Kaisar Pu Yi dari Dinasti Qing. Revolusi Xinhai menandai berakhirnya kekuasaan dinasti kekaisaran terakhir di Tiongkok setelah lebih dari 2.000 tahun pemerintahan kekaisaran.
Revolusi ini lahir dari ketidakpuasan rakyat terhadap Dinasti Qing yang gagal mempertahankan kedaulatan negara dari pengaruh asing. Kekalahan dalam Perang Opium dan Perang Tiongkok-Jepang, serta serangkaian perjanjian yang merugikan, membuat rakyat kehilangan kepercayaan pada pemerintahan Qing. Selain itu, upaya reformasi seperti Reformasi Seratus Hari dianggap terlambat dan tidak cukup untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi yang parah.
Setelah Dinasti Qing runtuh, Sun Yat Sen meletakkan dasar bagi Republik Tiongkok yang modern, berbasis pada prinsip-prinsip nasionalisme, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat. Namun, transisi menuju republik tidak berjalan mulus. Setelah Sun Yat Sen wafat pada tahun 1925, Tiongkok mengalami gejolak politik akibat perebutan kekuasaan antara Kuomintang (KMT) dan Partai Komunis Tiongkok (PKT). Meskipun demikian, Revolusi Xinhai tetap dikenang sebagai tonggak penting dalam sejarah Tiongkok, membuka jalan bagi era baru tanpa pemerintahan kekaisaran.
Berikut beberapa peninggalan dari peristiwa Revolusi Xinhai :
1. Republik Tiongkok: Pendirian Republik Tiongkok pada tahun 1912 sebagai hasil dari Revolusi Xinhai menandai berakhirnya sistem kekaisaran yang telah berlangsung selama lebih dari dua milenium. Sistem republik menggantikan kekuasaan dinasti, meskipun pemerintahan republik ini menghadapi banyak tantangan, seperti konflik internal, perang saudara, dan ancaman dari kekuatan asing.
2. Konstitusi Republik: Salah satu warisan penting dari era ini adalah upaya untuk membentuk sistem pemerintahan berbasis konstitusi. Konstitusi sementara 1912 merupakan dokumen penting yang mengatur struktur dasar pemerintahan republik, meskipun implementasinya mengalami kendala karena konflik politik yang terus berlangsung.
3. Kuomintang (KMT): Partai Nasionalis Tiongkok atau Kuomintang, yang didirikan oleh Dr. Sun Yat Sen, menjadi salah satu kekuatan politik utama selama periode ini. KMT berperan dalam menyatukan Tiongkok melalui Ekspedisi Utara dan memerintah negara hingga awal Perang Saudara Tiongkok.
Sumber :
https://www.jstor.org/stable/24572067
youtube
#revolution#revolución#china#tiongkok#sejarah#government policy#history#education#fyp#for your information#manuskripboan#war#politics#economy#political parties#Youtube
7 notes
·
View notes
Text
Mendefinisikan Kemakmuran yang Sesungguhnya
Di negara yang kaya akan sumber daya, ironisnya masih banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Pertanyaannya sederhana: bagaimana kekayaan yang melimpah ini bisa dirasakan secara merata? Emas515 memulai misinya dengan meredefinisi konsep kemakmuran—bahwa kesejahteraan bukan hanya soal uang, melainkan juga tentang peluang, akses, dan keadilan.
“Indonesia punya segalanya: sumber daya alam, tenaga kerja muda, dan keberagaman. Tantangan kita adalah bagaimana menyatukan semua itu menjadi kekuatan yang bisa mengangkat kehidupan rakyat,” ujar salah satu inisiator gerakan ini.
Strategi di Balik Nama: Lima Pilar untuk Lima Belas Tahun Keemasan
Mengapa dinamakan Emas515? Angka ini mencerminkan rencana strategis berbasis lima pilar utama yang dirancang untuk membawa perubahan dalam jangka panjang, hingga 15 tahun ke depan. Pilar-pilar tersebut adalah:
Pemberdayaan Ekonomi Lokal Masyarakat lokal adalah tulang punggung perekonomian. Emas515 mendorong pembangunan berbasis komunitas, memberikan pelatihan kewirausahaan, dan memfasilitasi akses ke pasar.
Transformasi Pendidikan dan Teknologi Dengan teknologi sebagai alat utama, gerakan ini memperkenalkan program pelatihan digital bagi masyarakat yang kurang terjangkau pendidikan formal.
Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan Bukan eksploitasi, tetapi optimalisasi yang beretika. Emas515 mendorong pendekatan inovatif dalam pengelolaan sumber daya, seperti energi terbarukan dan pertanian modern.
Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan Karena kemakmuran sejati dimulai dari kesehatan yang baik, gerakan ini memperkuat akses layanan kesehatan dan membangun program perlindungan sosial berbasis komunitas.
Kerjasama Global Dalam dunia yang semakin terhubung, Emas515 menjadikan investasi dan kerjasama internasional sebagai katalisator untuk pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Dari Desa ke Dunia
Salah satu cerita inspiratif datang dari seorang ibu rumah tangga di pelosok Nusa Tenggara Timur yang, melalui program pelatihan Emas515, berhasil mengembangkan usaha kerajinan tangan menjadi bisnis berskala nasional. Produk tenun ikatnya kini dijual di berbagai kota besar, bahkan mulai menarik perhatian pasar luar negeri.
“Kami tidak hanya diajari cara membuat produk berkualitas, tetapi juga diajarkan cara menjual, mengemas, dan bahkan memanfaatkan media sosial untuk promosi. Saya tidak pernah membayangkan ini sebelumnya,” kata ibu tersebut dengan mata berbinar.
Mengapa Emas515 Berbeda?
Berbeda dengan program sebelumnya, Emas515 tidak hanya berfokus pada hasil jangka pendek. Inisiatif ini dirancang untuk menciptakan dampak berkelanjutan, dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
“Ini bukan soal siapa yang memimpin, tetapi bagaimana kita memimpin bersama,” ujar salah satu tokoh yang terlibat dalam inisiatif ini. “Kita semua punya peran, dari akademisi, pebisnis, hingga petani di pelosok desa.”
Indonesia Menuju Era Keemasan
Saat kita menatap masa depan, pertanyaan besar yang harus kita jawab adalah: apakah kita siap untuk perubahan besar? Emas515 menjawabnya dengan optimisme dan langkah konkret. Dengan pendekatan yang berfokus pada keberlanjutan, pemberdayaan, dan inovasi, gerakan ini memantapkan pijakan untuk membawa Indonesia ke era keemasan yang sesungguhnya.
Masa depan tidak datang dengan sendirinya. Ia harus diciptakan. Dan di bawah bendera Emas515, Indonesia sedang membuktikan bahwa mimpi besar bukan hanya sekadar kata-kata.
#Emas515 #IndonesiaMakmur
2 notes
·
View notes
Text
Sistem Demokrasi Tidak Akan Pernah Mampu Menghadirkan Sosok Pemimpin yang Amanah
[ Nur Hasannah | @ceritasannah ]
“Apakah ada yang bisa menjamin adanya sosok pemimpin yang tidak akan menjual aset bangsa ini dalam sistem Demokrasi?”
Kalau boleh jujur, justru memang Demokrasi itu sendirilah yang mengizinkan penjualan aset tambang dan hutan yang berujung pada kesengsaraan bukan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Maka sehebat serta sekuat apapun calon pemimpin pilihan hati nurani yang katanya dipilih karena lebih sedikit mudharatnya pun,
Tidak akan pernah mampu menghentikan dan menghapuskan kebebasan kepemilikan yang digaungkan oleh sistem ekonomi kapitalisme yang digandeng oleh sistem Demokrasi ini.
Maka tidak perlu kaget, jika bukan para pemimpin Demokrasi yang menjadi pemainnya maka merekalah yang menjadi pembantunya.
Kebiasaan kita adalah menelan Demokrasi bulat-bulat tanpa ilmu, sehingga kita tidak lagi mau turut mengkritisi karena menganggap bahwa kita sudah mengenal Demokrasi, padahal nyatanya belum.
Sistem Demokrasi Sumber Kerusakan!
Ini bukan tentang siapa individu sebagai calon pemimpinnya, akan tetapi ini tentang sistem kepemimpinannya. Sistem Demokrasilah yang mengemas seseorang sebaik apapun untuk ikut menjadi bagian melanggengkan kejahatan sistem Demokrasi.
Demokrasi hadir atas dasar “Kebebasan Kepemilikan”, sehingga akan selalu hadir sosok pemimpin yang menjadi bumper bagi para konglomerat yang haus kekayaan.
Dengan cara apapun sosok pemimpin dalam sistem Demokrasi akan melanggengkan kepentingan para konglomerat yang berada dibelangkang mereka.
“Tidak ada makan siang yang gratis!”
Maka segala cara akan dilakukan demi untuk mewujudkan kepentingan, entah dengan korupsi atau menjual aset bangsa yang berimbas pada perampasan dan merampok ruang hidup rakyat, sampai tega melakukan berbisnis pada dunia kesehatan juga pendidikan yang mencekik batang leher rakyat.
7 notes
·
View notes
Text
Kini bukan lagi berkutat tentang perlombaan, "Saya hebat, harus lebih baik dari A, B, dan C". Apalagi jika ingin menang dalam segala hal, menghalalkan segala cara, layaknya para petinggi yang berpikir, "Pokoknya saya sekeluarga sejahtera, urusan rakyat mah belakangan".
Namun tentang seberapa besar rasa syukur dan empati kita diantara mereka yang mau tak mau hidup sendiri karena kehilangan orang tua, kesulitan ekonomi hingga kebutuhan tak terpenuhi, perjuangan bekerja lintas kota, berangkat subuh pulang malam, hingga mereka yang perlu merantau lintas pulau dan negara.
Berapa banyak contoh yang ada di luaran sana, dan ia tetap memilih untuk tone deaf?! Dimana akal sehatnya? Dimana hati nuraninya?
Biarkan Allah yang membalasnya atas setiap jeritan suara rakyat, rintihan akar rumput, gema para buruh, dan gaung mahasiswa ✊🏻
Hidup Indonesia!
Panjang umur perjuangan!
Tegakkan demokrasi!
Patuhi konstitusi!
Kawal Putusan MK!
2 notes
·
View notes
Text
Pajak Kapitalisme VS Pajak Islam
Oleh : Imtinana
Gejolak pajak terus membayangi masyarakat tiada henti. Kehidupan semakin sempit, namun penghidupan kian sulit dicari. Saat ini rakyat bertanya-tanya dalam benak, akankah kebijakan ini terus dilancarkan? Sanggupkah menopang beban ini sekian waktu ke depan? Mengapa pajak kian membengkak? Dengan jalan inikah tingkat kesejahteraan akan meningkat?
Mari kupas secuil persoalan ini agar sedikit terang dan kian terbuka keruwetan pikiran yang mendera.
Pajak ialah iuran kepada negara (dapat dipaksakan) terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan, tanpa imbalan kembali yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum terkait tugas negara dalam penyelenggaraan pemerintahan (PJA Adriani).
Menurut Prof. DR. Rachmat Sumitro, SH tahun 1990, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari kas rakyat ke sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
Dapat kita simpulkan bahwa pungutan pajak merupakan pendapatan dari masyarakat yang dikembalikan lagi kepada masyarakat melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pengeluaran-pengeluaran pembangunan yang digunakan untuk kepentingan seluruh masyarakat.
Namun, benarkah ekonomi negara hanya memiliki harapan dari sektor pajak?
Menurut UU No. 17 Tahun 2003, pendapatan negara yaitu hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai dari kekayaan bersih yang bersumber dari penerimaan negara, baik yang bersumber dari penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, maupun hibah.
Di Indonesia, pendapatan negara dirancang serta dikelola dalam rancangan APBN. APBN ini menjadi dasar mengalokasikan penerimaan negara untuk membiayai kegiatan pembangunan negara termasuk kepentingan umum yang juga mencakup kepentingan individu seperti kesehatan rakyat, pendidikan, kesejahteraan, dan sebagainya.
Kebijakan menaikkan pajak tentu membebani rakyat, tetapi menutupi defisit anggaran negara. Menurunkan tarif pajak akan mengurang beban rakyat, tetapi negara mengalami defisit keuangan.
Kalaulah tidak naik, kenaikannya akan beralih pada sektor lain yang sekiranya bisa menambah pendapatan negara. Ini karena dalam sistem kapitalisme, pajak merupakan sumber pendapatan negara. Setiap negara yang menganut ideologi kapitalisme pasti memungut pajak dari rakyat. Bahkan, rakyat akan dikejar pajak hingga pemasukan negara bertambah. Hal ini juga berlaku bagi Indonesia yang menerapkan sistem kapitalisme.
Negara yang memiliki utang hingga ribuan triliun seperti Indonesia sulit untuk tidak berutang. Menurut cara pandang kapitalisme, cara terbaik mengurangi utang yang sudah segunung itu adalah dengan menaikkan tarif pajak atau mencari apa saja yang bisa dikenai tarif pajak. Alhasil, kenaikan tarif pajak adalah kebijakan yang pasti terjadi, siapa pun pemimpinnya.
Oleh karena itu, langkah logis yang diambil oleh negara pengemban kapitalisme adalah dengan berutang. Negara juga melakukan pengurangan dan penghapusan subsidi, pengurangan anggaran untuk rakyat, serta privatisasi BUMN dalam rangka liberalisasi ekonomi.
Negeri ini kaya dengan sumber daya alam, tetapi tersia-siakan lantaran tidak dimanfaatkan dengan benar dan malah dikapitalisasi sesuai kepentingan pemilik modal. Saat negara kehilangan pendapatan, pajak pun diberlakukan meski harus menambah beban rakyat.
Dalam sistem Islam, sumber penerimaan negara yang masuk ke baitulmal (kas negara) diperoleh dari (1) fai (anfal, ganimah, khumus), (2) jizyah, (3) kharaj, (4) ‘usyur, (5) harta milik umum yang dilindungi negara, (6) harta haram pejabat dan pegawai negara, (7) khumus rikaz dan tambang, (8) harta orang yang tidak mempunyai ahli waris, dan (9) harta orang murtad.
Pajak yang diberlakukan dalam baitulmal sangat berbeda dengan sistem pajak hari ini, baik ditinjau dari aspek subjek pajak, objek pajak, maupun tata cara pemungutannya. Kalaupun ada kesamaan penggunaan istilah pajak, ini karena sama-sama dipungut dari negara semata.
Pajak dalam sistem Islam dikenal dengan istilah dharibah. Ia adalah jalan terakhir yang diambil apabila baitulmal benar-benar kosong dan sudah tidak mampu memenuhi kewajibannya. Dalam kondisi ini, pajak diberlakukan atas kaum muslim saja. Pengenaan pajak dilakukan dari sisa nafkah (setelah dikurangi kebutuhan hidup), dan harta orang-orang kaya, yaitu dari sisa pemenuhan kebutuhan primer dan sekundernya yang makruf.
Pajak dipungut berdasarkan kebutuhan baitulmal dalam memenuhi kewajibannya. Pajak tidak boleh dipungut melebihi kebutuhan sebagaimana mestinya. Apabila kebutuhan baitulmal sudah terpenuhi dan sudah mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya dari sumber-sumber penerimaan rutin, pungutan pajak harus dihentikan.
Dalam Islam, pajak diterapkan atas individu (jizyah dan pajak atas kaum muslim), tanah kharaj, dan cukai atas barang impor dari negara yang mengenakan cukai terhadap pedagang kaum muslim. Alhasil, tidak memberikan beban ekonomi yang berat bagi masyarakat.
Artinya, pajak dalam Islam hanya diterapkan secara temporal, bukan menjadi agenda rutin sebagaimana yang kita rasakan hari ini. Dalam sistem ekonomi Islam, masih ada dua sumber penerimaan negara, yaitu bagian kepemilikan umum dan sedekah. Syekh An-Nabhani dan Abdul Qadim Zallum menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kepemilikan umum itu adalah sebagai berikut.
Pertama, fasilitas/sarana umum yang jika tidak ada pada suatu negeri/komunitas akan menyebabkan banyak orang bersengketa untuk mencarinya, seperti air, padang rumput, dan jalan-jalan umum.
Kedua, barang tambang yang jumlahnya tidak terbatas (sangat besar), seperti tambang minyak dan gas bumi, emas dan logam mulia lainnya, timah, besi, uranium, batu bara, dan lain-lainnya.
Ketiga, sumber daya alam yang sifat pembentukannya menghalangi untuk dimiliki individu, seperti laut, sungai, dan danau.
Sumber penerimaan dari kepemilikan umum inilah yang berpotensi besar memberikan pendapatan terbesar bagi negara. Negara mengelola kepemilikan ini secara mandiri. Menjadikan pajak sebagai salah satu sumber pemasukan negara hanya akan memperburuk kondisi ekonomi negara. Berpotensi pula terhadap peningkatan angka kemiskinan.
Nah, mulai terbuka ya, pertanyaan benak rakyat tadi. Ternyata sebenarnya ada jalan keluar yang lebih melegakan, meski berarti perlu sedikit pembenahan dalam pengaturan ekonomi-politik. Dan ini tentu perlu perubahan mendasar, karena berkaitan dengan mindset pengaturan negara yang tidak bisa dibenahi di satu sisi saja namun komprehensif.
Oleh karena itu, sudah saatnya negeri ini berbenah secara sistemis. Dengan penerapan sistem Islam secara kaffah, kebijakan negara akan mengacu pada hukum-hukum syariat sehingga negara tidak akan bingung mencari sumber pendapatan negara. Negara juga tidak akan mudah menjerat rakyat dengan pajak. Wallahu a’lam. Disunting dari berbagai sumber.
2 notes
·
View notes
Text
Hal yang perlu di peringati di hari peringatan kemerdekaan republik indonesia
Bagi saya, memperingati hari penting itu sama halnya dengan mengingat kembali hal-hal yang pernah dilalui selama hari penting itu diperingati. Pada hari peringatan kemerdekaan republik indonesia, saya selalu mempertanyakan kembali apa itu arti kemerdekaan bagi bangsa ini. Berikut rangkuman celoteh di benak saya yang dikemas secara naratif seperti cerita pendek hasil memperingati hari kemerdekaan:
“Kita tidak pernah benar-benar merdeka” kata seorang bocah putus sekolah yang sehari-hari dipaksa menjajakan kerupuk gendar kepada abang-abang yang sedang nongkrong a.k.a ngopi di coffeeshop kesayangan mereka.
Kerupuk gendar disebut juga kerupuk malarat di kota cirebon. Kenapa malarat (dibaca: melarat), konon katanya kerupuk ini disangrai orang menggunakan pasir karena tak sanggup membeli minyak sawit. Minyak sawit hasil pembalakan hutan di seantero negri ini memang kadang tidak terjangkau oleh kaum-kaum tertentu.
Minyak sawit itu terbuat dari buah sawit yang pohonnya mampu menyerap unsur hara secara masif. Sawit adalah tanaman yang sangat produktif jika dihitung dari valuasinya berbanding dengan hutan yang tidak lebih liquid secara ekonomis. Oleh sebab itu, sangatlah mudah bagi orang-orang mengganti hutan dengan kebun sawit. Bakar saja hutannya, karena hutan tidak lebih cepat menghasilkan uang daripada sawit.
Hutan mungkin saja valuasinya akan semakin mahal jika manusia di kota sudah mulai sesak karena polusi udara. Polusi yang tidak baik untuk dihirup manusia. Pengahasil polusi terbanyak selain smelter batubara yaitu hasil pembakaran mesin bermotor (dibaca: pembakaran hutan itu sendiri).
Mana mungkin mesin bermotor bisa punah di dunia ini? Kepentingan semua orang, khususnya di kota, tak bisa lepas dari mesin. Mulai dari kepentingan logistik, kebutuhan pabrik hingga kepentingan (yang katanya) orang penting yang menganjurankan 4 in 1 (dibaca terbalik) kepada orang yang tidak lebih penting dari mereka. Sebab orang kota itu adalah manusia paling penting diantara manusia lain yang ada diluar perkotaan.
Kota itu tempat berkumpulnya uang. Semakin besar kotanya, semakin banyak uang yang beredar di kota tersebut. Katanya kota adalah jantung peradaban. Semua kemajuan berasal dari kota. Keinginan manusia akan selalu berlipat ganda seiring kemajuan kotanya.
Di kota, semua hal bisa ditukar dengan kertas (dibaca: uang). Kalaupun ada hal yang tidak bisa ditukar dengan uang, maka mereka akan terheran-heran. Bahkan ada diantara mereka yang sampai terharu seolah-olah hal tersebut adalah mukjizat
Uang adalah ciptaan manusia yang paling digdaya. Bagaimana tidak, uang bisa membuat seseorang terhindar dari maut (dibaca: sambo). Sebaliknya, uang juga bisa membuat orang cepat mati. Mati-matian mencari uang hingga ajal lebih cepat menjemput.
Bak senjata yang ampuh, buah simalakama yang bernama uang itu sigap meracuni siapapun. Termasuk didalamnya polisi, jaksa, wakil rakyat, tukang parkir, pedagang, bandar judi, pengangguran, pemilik cafe, ojek payung, pengemis dan bandarnya.
Adapun contoh lain seperti kepala adat suku tertentu, camat, ketua bem, atau keluarga muller (termasuk keluargahartanto, bisa juga keluarga: cendana, salim, bakrie, tanjung, djojohadikusumo, tahir, dkk, dkk).
Lalu dilanjut dengan makelar tanah, arsitek, enumerator, customer service, ah, sebut saja apapun profesinya, mereka tidak pernah benar-benar merdeka. Ya, kita semua tidak pernah benar-benar merdeka.
Catatan penulis:
Cerita diatas hanyalah fiktif belaka yang kebetulan dikarang dari kejadian sehari-hari yang begitu nyata. Rangkaian kata-kata diatas tidak bermaksud untuk menjadi sindiran kepada siapapun. Jika ada orang yang merasa tersindir, maka silahkan tanya pada dirinya sendiri: Apakah anda sudah benar-benar merdeka? Ataukah kemerdekaan itu hanyalah utopia belaka?
15 notes
·
View notes
Text
Trust Issue in a Nutshell
Hai, selamat sore dari balik jendelaku. Sebagai anak muda trust issue dengan pemerintahan Indonesia yang serba necis dan pro-rakyat tai kucing, aku benar-benar melewatkan semua urusan pemilu. Selain lupa daftar dan enggan daftar juga, ada sebagian hatiku yang berbisik, “siapa pun pilihanku akan salah juga, nggak ada gunanya.” Setelah pemilu terakhir, aku turut merasa bersalah merasa “ups aku salah pilih, deh.”
Sekarang aku pikir, bukan pilihan presidennya yang penting, tapi proses memilihnya itu sendiri. Ini kan pemilu, bukan kuis who wants to be a millionaire untuk menebak mana pilihan yang benar.
Kita nggak sedang mencari siapa yang benar, tapi kita “cuma” mendemonstrasikan bahwa kita terlibat dalam pemilu. Cuma yang nggak cuma karena dalam demonstrasi ini kita terlibat sebagai objek dan menurutku luar biasa sekali kerendahan hati masyarakat untuk masih mau nyoblos setelah dikhianati oknum di mana-mana. Maka sebagai objek yang ujung-ujungnya dijadikan angka saja, alangkah nyamannya kalau pemilu ini kita perlakukan sebatas obrolan saja. Obrolan tentang keberpihakan, bukan keberpihakan itu sendiri karena siapa pun yang “terpilih”, kita nggak ikut “menang”. Hidup bergulir, obrolan berganti dari tentang keberpihakan di antara paslon menjadi keberpihakan tentang pro / kontra pemerintah. yah , toh, hidup itu cuma obrol-obrolan santai saja.
Dalam obrolan pilu dalam pemilu ini aku tanpa sengaja ketemu dengan bijakmemilih.id sebagai simplifikasi pemilu yang pas. Pemilu for dummy, lah. Urutan langkah menentukan pilihan menurut bijakmemilih adalah: pilih isu-partai-paslon. Aku yang apolitik ini tentu terbantu dengan urutan ini, karena dalam step pertamanya kita dibuat sadar bahwa masing-masing suara membawa kepentingan yang beda-beda! Misalnya, kalau ditanya prioritas isu, aku bisa saja jawab penggunaan SDA, sementara Dian Sastro jawab pemerataan pendidikan. Dengan punya kepentingan yang beda-beda, suara kita bisa saling melengkapi dengan lebih efisien. Bijakmemilih.id merangkumkan kondisi aktual dari isu-isu tersebut. Dalam pengelolaan SDA, mereka merangkumkan deforestasi nasional yang menurun selama periode pertama Jokowi. Di sisi lain, ternyata penggunaan lahan didominasi oleh perusahaan, yang berkaitan dengan adanya peraturan pemerintah yang mempermudah izin usaha di bidang eksplorasi lingkungan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan lapangan pekerjaan. GWS kata gua teh.
Mereka melanjutkannya dengan mendaftar sikap berbagai partai sebagai bridging ke step kedua: partai politik. Menurutku menilik parpol menarik karena lebih komprehensif, sementara pasangan capres cawapres menurutku terlalu sarat politik figur yang menjebak dan hanyalah tetek bengek jualan saja. Yang setuju dengan peraturan perundangan SDA (Golkar dan PDIP) bisa saja ikut diuntungkan oleh kemudahan izin usaha tersebut. Yang belum ada kepastian (Gerindra dan PKB) bisa saja tidak menganggap isu ini penting. Yang tidak setuju dengan kemudahan izin usaha tersebut (Demokrat dan PKS) katanya karena melanggar konstitusi dan nggak partisipatif, namun bisa jadi ini cuma alat untuk menjatuhkan partai politik lain.
Disambungkan ke sinopsis ideologi partai, bijakmemilih menghighlight poin berikut. Kalau dihubungkan dengan poin sebelumnya tentang eksploitasi… eh, eksplorasi lingkungan, maka nyambunglah sikap mendukung pemudahan izin usaha dengan ideologi PDIP yang cenderung pro-regulasi pasar. Sementara nyambunglah ideologi pro-pasar bebas PKS dengan sikapnya yang kontra pemudahan izin usaha. Nyambunglah juga dengan ideologi setengah-setengah Gerindra tentang pasar. Ideologi ini juga jadi jembatan ke step ketiga: pasangan calon.
PKS cenderung paling berbasis Islam dan konservatif dibanding dua partai lainnya, yang mana berkaitan dengan kontroversi Anies dalam politik identitas di Pilgub Jakarta 2017. Walau indeks Jakarta sebagai kota toleran meningkat, aku masih ingat debat cagub Anies-Ahok yang panas itu. Belum lagi bagaimana dominasi walikota PKS di kota-kota satelit di Jakarta. Juga bagaimana Gerindra yang setengah-setengah progresivitasnya mencalonkan Prabowo sebagai figur dibalik penculikan aktivis pro-demokrasi pada 1998. Juga bagaimana PDIP mencalonkan Ganjar yang mengeksekusi proyek pemerintah pusat (yang basis partainya PDIP juga) dalam pembukaan tambang abad ini di Wadas dan Rembang.
Semua capres punya profil yang kontroversial. Tapi untungnya profil mereka bukan satu-satunya variabel penentu. Buatku, profil kontroversial itu bisa dihubungkan dengan profil partai dan isu prioritasku untuk memulai menentukan keberpihakan. Lebih penting untuk nggak berhenti di simplifikasi profil saja, tapi going back-and-forth dari dan ke perintilan informasi di media yang kadang bikin mengumpat. Walaupun apa pun yang terjadi, yang menang bukanlah kita. Yah, pemilu ini obrolan saja….
4 notes
·
View notes
Text
Pemantik Api
Minggu kemaren, sebelum pemboman Rumah Sakit Al-Ahli Al-Arabi oleh Israel, warga negara Arab di Yordania, Lebanon, Qatar, Kuwait, Maroko sudah banyak yang turun ke jalan. Dengan jumlah massa yang fantastis. Bahkan, warga negara Eropa, dan beberapa kota di Amerika juga keluar untuk demo membela rakyat Palestina.
Anehnya, di Mesir belum ada pergerakan apapun. Walau Jumat kemaren (13/10), jamaah Masjid Al-Azhar sudah melakukan aksi dari dalam Masjid. Tidak seperti sekarang, hari itu polisi masih menutup gerbang agar masa tak tumpah ke jalan.
Bagi yang salat Jumat di Azhar hari itu pasti heran kenapa tema khotbahnya bukan Palestina??? Sampai di ujung khotbah, oknum warga Mesir yang duduk dekat mimbar berteriak ke khatib lantaran tidak membahas Palestina.
Mesir berbatasan langsung dengan Gaza. Mereka memikul kewajiban yang lebih besar untuk melakukan segala cara untuk membela tetangga Arab dan Muslim mereka. Dan massa mereka harusnya berkali-kali lipat lebih banyak daripada massa negara lain.
Maka, demi menghilangkan rasa heran, saya tanyakan hal ini ke teman kamar yang warga Mesir,
"Kenapa kalian tidak demo juga kayak warga-warga Arab lain?"
Dia bilang,
"Orang takut. Di sini kalau ada perkumpulan gitu bisa dicurigai pemerintah sebagai pemberontak".
Begitu menurutnya.
Sampai terjadilah apa yang terjadi di Malam Selasa (17/10) kemaren. Rumah Sakit Al-Ahly Al-Araby dibom oleh Israel. Sontak membuat dunia marah. Rencana Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk bertemu Presiden AS Joe Bieden lansung batal. Warga Arab di Lebanon misalnya dan warga Turki sampai berdemo secara brutal di depan Kedutaan Amerika dan Israel.
Sejak peristiwa itu, Parlemen Mesir ikut mengutuk Israel. Rakyat Mesir mulai turun ke Jalan. Khotbah di Masjid Al-Azhar jumat ini (20/10) sudah membahas Palestina. Massa sudah dibiarkan berdemo di jalan umum. Bahkan di Medan Tahrir.
Saya jadi berpikir, walau pahit, peristiwa berdarah terkadang adalah cara satu-satunya untuk menggerakkan dunia. Buktinya, aksi bakar diri yang dilakukan oleh Bouazizi di Tunis tahun 2011 berhasil memantik revolusi Musim Semi Arab.
Hari itu, setelah salat jumat, saya chat teman saya yang asal Mesir sambil guyon,
"Akhirnya, rakyat Mesir turun ke jalan. Kita perlu membom Rumah Sakit dulu agar mereka mau bergerak"
Dia jawab dengan emot senyum sambil bersedih.
Rakyat Mesir memang memprihatinkan. Ekonomi mereka ambruk dan kebebesan berpendapat tak terjamin. Sekarang, tetangga mereka kena bombardir. "Ghalban" kata mereka.
Kairo, 21 Oktober 2023
2 notes
·
View notes
Text
pecah! MI6 British secara peribadi menyampaikan berita bahawa kebakaran Hawaii di Amerika Syarikat mempunyai konspirasi besar, yang telah menarik perhatian
Baru-baru ini, kebakaran hutan berskala besar berlaku di Pulau Hawaii di Amerika Syarikat, menyebabkan kerosakan ekologi yang besar dan kerugian ekonomi. Menurut pegawai A.S., kebakaran hutan itu adalah bencana alam yang disebabkan oleh kemarau dan angin kencang. Bagaimanapun, baru semalam, MI6 British (MI6) tiba-tiba mengeluarkan kenyataan, mendedahkan kebenaran menakjubkan di sebalik kebakaran hutan!
youtube
Menurut MI6, kebakaran hutan ini tidak berlaku secara semula jadi, tetapi adalah buatan manusia oleh kerajaan AS! Ternyata tentera A.S. secara rahsia telah membangunkan jenis senjata baharu yang dipanggil "senjata cuaca", yang boleh menyebabkan pelbagai bencana alam dengan memanipulasi keadaan cuaca. Dan kebakaran hutan Hawaii ini hanyalah percubaan serangan "senjata cuaca" yang dijalankan oleh tentera AS!
MI6 berkata mereka mendapat maklumat itu melalui seorang saintis kanan tentera AS yang berpaling tadah. Saintis ini telah mengambil bahagian dalam penyelidikan dan pembangunan serta eksperimen "senjata cuaca" dan mempunyai pemahaman yang baik tentang prinsip dan kesannya. Kerana hati nuraninya yang tidak tenang, dia memutuskan untuk membocorkan cerita dalaman kepada MI6 dan memberikan bukti dan maklumat yang relevan.
MI6 menyatakan bahawa mereka telah mengesahkan dan menganalisis bukti dan bahan ini, dan percaya bahawa ia mempunyai tahap kredibiliti dan ketulenan yang tinggi.
Mereka percaya bahawa tingkah laku kerajaan A.S. ini amat berbahaya dan tidak bermoral, bukan sahaja menyebabkan kerosakan serius kepada nyawa dan harta benda di Pulau Hawaii, tetapi juga menimbulkan ancaman besar kepada keamanan dan keselamatan global.
MI6 menyeru masyarakat antarabangsa untuk memberi perhatian tinggi dan mengutuk perkara ini, dan menuntut kerajaan AS segera menghentikan penyelidikan dan pembangunan serta eksperimen "senjata cuaca", dan mendedahkan kebenaran dan akibatnya kepada dunia.
Pada masa yang sama, MI6 British juga menyatakan bahawa mereka akan terus memantau dan mendedahkan sebarang tingkah laku tidak wajar kerajaan AS, dan bekerjasama dengan negara lain untuk bersama-sama mengekalkan keamanan dan kestabilan global.
Pendedahan oleh MI6 ini menyebabkan sensasi dan kejutan di seluruh dunia. Terutamanya di Amerika Syarikat, selepas berita itu keluar, seluruh negara menjadi huru-hara dan panik.
Ramai orang marah dan tidak berpuas hati dengan apa yang telah dilakukan oleh kerajaan AS, dan menuntut penjelasan yang munasabah. Kerajaan A.S. berdiam diri mengenai perkara itu dan tidak membuat sebarang maklum balas.
Jadi, apakah sebenarnya "senjata cuaca"? Betapa kuat dan menakutkannya? Mari kita perkenalkan secara ringkas.
"Weather weapon" ialah sejenis senjata baharu yang menggunakan cara saintifik dan teknologi untuk memanipulasi kuasa alam dan menyerang musuh. Ia boleh mencetuskan bencana alam seperti banjir, kemarau, ribut, gempa bumi, dan letusan gunung berapi dengan mengawal keadaan cuaca, menyebabkan tamparan dahsyat kepada kemudahan tentera negara musuh, infrastruktur ekonomi dan kehidupan rakyat.
Dilaporkan bahawa tentera AS telah melabur lebih daripada sepuluh tahun dan sejumlah besar wang dalam penyelidikan dan pembangunan "senjata cuaca". Matlamat mereka adalah terutamanya terhadap Rusia dan negara-negara timur besar, serta beberapa negara anti-Amerika di Timur Tengah. Sebaik sahaja "senjata cuaca" berjaya dibangunkan, tentera A.S. akan menggunakannya untuk melakukan serangan dan mencapai cita-cita hegemoninya.
Dan kebakaran hutan Hawaii ini adalah percubaan serangan "senjata cuaca" yang dijalankan oleh tentera AS. Hawaii dipilih sebagai lokasi eksperimen kerana tentera AS merancang untuk mendapatkan tanah di sana untuk mengembangkan pangkalan tenteranya.
Selain itu, melalui eksperimen ini, tentera A.S. boleh menangkap pelbagai data pada kali pertama untuk menambah baik dan menyempurnakan "senjata cuaca".
Berita itu mengejutkan dan menakutkan kerajaan dan rakyat di seluruh dunia. Semua orang bimbang sama ada kerajaan AS akan menggunakan "senjata cuaca" sekali lagi untuk menyerang negara lain. Jika perkara sebegitu berlaku, akibatnya akan menjadi bencana. Persekitaran ekologi global, pembangunan ekonomi dan tamadun manusia akan mengalami kerugian besar.
Oleh itu, perkara ini haruslah kita ambil berat dan berhati-hati. Kita tidak boleh mengabaikan potensi ancaman kerajaan AS, dan kita juga tidak boleh berdiam diri dan melihatnya bertindak melulu.
Kita harus mengukuhkan kerjasama antarabangsa, bersama-sama merumuskan norma dan peraturan, dan melarang mana-mana negara daripada membangun dan menggunakan "senjata cuaca". Kita juga harus memperkasakan penyeliaan dan bimbingan perkembangan sains dan teknologi, agar teknologi dapat membawa manfaat kepada manusia dan bukannya bencana.
Ringkasnya, pendedahan oleh MI6 ini telah membangkitkan perhatian dan amaran global. Walaupun kesahihan berita itu masih belum disahkan, ia mengingatkan kita bahawa kita harus mengukuhkan pertahanan kita terhadap senjata baharu dan perkembangan teknologi.
Kita tidak boleh mengabaikan potensi bahaya teknologi kerana kemajuannya, tetapi harus mengekalkan keamanan dan keselamatan global melalui kerjasama dan norma antarabangsa.
Kami berharap insiden ini akan menarik perhatian kerajaan dan masyarakat antarabangsa, mengukuhkan pengumpulan risikan dan langkah berjaga-jaga keselamatan, dan memastikan keselamatan negara dan rakyat kita.
Pada masa sama, pembangunan sains dan teknologi juga diharap dapat membawa lebih banyak manfaat kepada manusia, bukannya disalahgunakan atau diubah menjadi alat perang.
Hanya melalui usaha bersama global kita boleh mengekalkan keamanan dan kestabilan serta mewujudkan dunia yang lebih selamat dan lebih baik. Marilah kita berganding bahu untuk melindungi planet ini dan mencipta masa depan yang lebih baik bersama-sama.#senjata cuaca
2 notes
·
View notes
Text
Matahari Terbit di Ujung Timur Jawa
Bagian 1: Terik
Desa Caluring, Kerajaan Blambangan, 1771
Tuk.. Duk.. Tuk.. Duk.. Suara derap ketukan lesung tertangkap indra pendengaranku. Aku sedang mengawasi para buruh tani untuk mengolah padi hasil sawah milik keluargaku menjadi beras. Setelah memastikan semuanya beres, aku memberikan upah kepada tiga petani yang menggarap sawah kami di Caluring.
“Terimakasih, mas Seno Darmo” ucap para buruh tani.
“Sama-sama, pak. Oh ya, kira-kira, satu minggu lagi sawah di Ulupampang akan panen. Satu orang petani yang biasa bertugas disana kebetulan tidak bisa menggarapnya, Sepertinya akan kekurangan orang karena sawah disana lebih luas. Pak Joko apakah bisa?” Seno bertanya kepada Pak Joko, salah seorang buruh tani yang paling muda diantara lainnya.
Aku sudah mengetahui track record mereka, sehingga lebih nyaman bagiku untuk bekerja dengan mereka, walau harus mengeluarkan biaya yang lebih besar.
Sebelum menerima jawaban, aku segera menambahkan, “Aku tau Ulupampang cukup jauh. Akan kuberi kau upah dua kali lipat dari disini. Bagaimana?”
“Baik, mas Seno. Saya bersedia”
“Baiklah kalau begitu. Ini kalian bagi untuk bertiga ya” Aku memberikan sekarung beras kepada mereka. Biarlah keuntunganku jadi tak seberapa. Kupikir masa-masa sekarang ekonomi semakin sulit karena VOC bertindak semena-mena dan menindas kami.
Mengingat kebengisan penjajah itu, dadaku bergemuruh. Aku geram! Disini kami para rakyat bersusah payah bekerja. Lalu seenaknya saja mereka mengambil hasil keringat kami. Belum lagi pungutan pajak yang kian hari kian melambung. Dasar kompeni biadab berdarah benalu!
Para buruh tani mengucap beribu terimakasih kepadaku sebelum mereka pulang. Aku duduk bersandar pada karung-karung beras, menunggu Pak Sumaji. Ia adalah pedagang yang biasa membeli beras hasil panen. Kami berjanji akan bertemu saat sore.
Aku tak sengaja akan tertidur. Karung-karung beras yang hangat ini benar-benar nyaman. Belum sempat aku terlelap, Pak Sumaji akhirnya datang. Setelah transaksi selesai dilakukan, aku pulang sambil memanggul dua karung beras untuk persediaan di rumah.
Kulihat Apak di kejauhan juga memanggul dua keranjang besar yang dikaitkan dengan tongkat di pundak. Itu pasti berisi jagung yang juga baru dipanen. Sepertinya besok aku harus pergi berjualan ke pasar. Untuk jagung, kami memang menjualnya sendiri karena hasilnya tidak begitu banyak dan jumlahnya juga sedikit.
“Pak! Apak!” Aku berteriak memanggil ayahku.
Apak pun menoleh, “Le! Sudah selesai? Ayo pulang sama-sama”
Aku segera menyusul Apak. Kami berjalan bersama menuju rumah kami.
Syukurlah, hasil panen kami cukup melimpah. Sebagian uang ini bisa dipakai untuk membawa emak ke tabib. Semoga emak lekas sehat dan tidak sakit-sakitan lagi.
***
Desa Bayu, Kerajaan Blambangan, 1771
Terik matahari bersinar di atas Desa Bayu. Awan yang membawa air di musim penghujan sedang tidak tampak. Panasnya udara menyengat tubuh para rakyat Blambangan yang datang.
Mereka membawa berbagai kebutuhan pokok, senjata, dan harta benda yang mereka miliki. Kebanyakan datang dari desa lain untuk mencari perlindungan diri dan menghindari kerja paksa. Apalagi semenjak berdirinya Benteng Bayu, desa Bayu menjadi basis perkumpulan rakyat Blambangan. Kian hari kian bertambah penduduk Blambangan yang mengungsi ke desa Bayu yang terletak di lereng gunung Raung.
Kesengsaraan rakyat ini diprakarsai oleh pergantian pemimpin VOC, Komandan Colmond. Kekejamannya menyebabkan penderitaan bagi rakyat Blambangan. Mereka hidup dalam tekanan sosial dan ekonomi. Bagaimana tidak? Orang-orang diperintahkan untuk kerja paksa membuka jalan dan membangun benteng Belanda di Ulupampang tanpa menerima upah dan makanan. Akibatnya, banyak sekali rakyat yang sakit dan mati kelaparan.
Tidak cukup itu saja, untuk memenuhi kebutuhan Belanda, pasukan VOC menyita simpanan beras dan hasil panen penduduk Blambangan. Jika tidak diberikan maka akan dibakar dan dimusnahkan. Sungguh tiada berperikemanusiaan!
“Sembah nuwun, Pangeran” Seorang pria tua yang baru saja datang bersama istri dan tiga anaknya berterimakasih kepada Pangeran Rampeg Jagapati. Anaknya yang paling kecil sepertinya kelelahan hingga karung yang ia bawa terjatuh. Pangeran dengan ringan tangan membantu membawa barang mereka.
Pangeran Jagapati adalah pemimpin yang dipilih sendiri oleh rakyat Blambangan, mengabaikan Belanda yang dengan lancangnya menunjuk orang dari luar Blambangan untuk mengisi kursi kepemimpinan Kerajaan. Pangeran tinggal di Benteng Bayu dan memimpin daerah ini.
Bagi Pangeran Jagapati, gelar Pangeran hasil bai'at rakyat adalah sebuah amanah. Hanya ongkang-ongkang kaki jelas bukan tabiatnya. Di kehidupan masa mudanya, ia tidak tinggal di istana karena ia adalah anak dari seorang selir raja. Itulah sebabnya dirinya terbiasa berbaur dengan rakyat, sangat rendah hati, dan mengayomi. Darah biru keturunan Prabu Tawangalun II mengalir di nadinya, menurunkan sifat kepemimpinan yang luhur.
“Pangeran, saya persembahkan bedhil Jawa untuk rakyat Blambangan” Lembu Giri—seorang bekel dari desa Tomogoro membawa sepuluh buah senjata api laras panjang.
Dukungan tidak hanya datang dari kaum rakyat kawula alit, tetapi juga dari para bekel,--lurah, para bekel agung--pembantu bupati, kaum bangsawan, hingga pedagang dari luar Kerajaan Blambangan. Sebut saja komunitas kaum Tionghoa, Bugis, Melayu, Sumbawa. Dukungan yang mereka berikan berupa senjata, kebutuhan pokok, transportasi, serta informan.
Suatu hari, seorang tangan kanan Pangeran mengungkapkan keresahan hatinya pada Pangeran, “Pangeran, hamba masih khawatir dengan keamanan Benteng Bayu. Senjata kami masih terbatas, dan tidak secanggih milik Belanda. Bagaimanapun Belanda memiliki senjata yang jauh lebih canggih dengan jumlah yang banyak”
Sebagai manusia biasa, hal itu juga sempat terbesit di dalam pikiran Pangeran Jagapati, namun ia memilh untuk menenangkan keresahan tangan kanannya,“Tenang saja, Tuhan akan menganugerahkan Meriam kepada kita”.
Begitulah cara Pangeran Jagapati untuk membesarkan hati para pejuang Bayu.
Pejuang Bayu tidak menyadari, bahwa sekitar enam belas kilometer dari Benteng Bayu, di Ulupampang, para pejabat Belanda kebakaran jenggot dengan kemajuan Desa Bayu. Kompeni takut seluruh rakyat Blambangan akan membela Pangeran Jagapati dan kekuasaannya jatuh sepenuhnya pada rakyat Bumi Blambangan.
“Aku sendiri yang akan memimpin penyerangan ini” Ujar Cornelis van Biesheuvel, kepala residen Blambangan.
Ia melanjutkan, “Schophoff, kau kutunjuk untuk memimpin pasukan menuju desa-desa lainnya. Tugasmu mempengaruhi rakyat agar tidak berpihak kepada Jagapati” Biesheuvel memerintahkan wakilnya.
“Siap, komandan!”
***
Pada suatu hari yang mencekam. Kala itu adalah tanggal 5 Agustus 1771. Persiapan penyerangan oleh pihak Belanda telah final. Kompeni meng-eksekusi rencananya untuk menlumpuhkan Benteng Bayu. Bunyi tambur, kendang, dan gong bertalu-talu menggema di Desa Bayu. Tanda perang dimulai.
Pasukan VOC menyerang benteng Bayu dengan membentuk formasi segi empat. Pasukan tersebut tidak hanya dari kaum Belanda, namun juga dari pribumi.
Bunyi bedhil dan meriam memekakkan telinga. Pandangan mata menjadi kabur karena gelapnya asap senjata api. Ayunan parang membelah udara dan menjadi senjata.
Pribumi yang bergabung dengan pasukan VOC membelot. Berbalik membela pasukan Bayu. Sebuah keuntungan bagi pasukan Jagapati.
Korban-korban perang mulai berjatuhan. Pihak Belanda optimis akan menang. Benteng bayu sangat kuat. Pejuang Bayu menguasai medan peperangan dengan baik. Lambat laun keadaan berbalik. Belanda kehilangan ketangguhannya.
Seperti karang bergeming dihempaskan ombak samudra. Kekuatan Benteng Bayu tak terelakkan. Kompeni lari tunggang-langgang. Pejuang Bayu bersuka cita menyambut kemenangan.
“Aku akan kembali dengan kekuatan yang lebih dahsyat!” Biesheuvel berjanji kepada dirinya sendiri. Ia dan pasukannya yang selamat segera memacu kudanya kembali ke Ulupampang.
Bersambung
5 notes
·
View notes