#Bahaya Pornografi Elly Risman
Explore tagged Tumblr posts
Text
Kapokmu Kapan? Bahayanya Kerusakan Otak Akibat Pornografi sama dengan Kerusakan Otak yang Diakibatkan Kecelakaan Berkendara
Kapokmu Kapan? Bahayanya Kerusakan Otak Akibat Pornografi sama dengan Kerusakan Otak yang Diakibatkan Kecelakaan Berkendara
Tahukah anda, kerusakan otak akibat pornografi sama dengan kerusakan otak yang diakibatkan kecelakaan berkendara. Kerusakan otak yang disebabkan pornografi merusak lima bagian otak (bagian lobus Frontal, gyrus Insula, Nucleus Accumbens Putamen, Cingulated dan Cerebellum) yang berperan di dalam kontrol perilaku yang menimbulkan perbuatan berulang – ulang terhadap pemuasan seksual. Demikian…
View On WordPress
#Bahaya Pornografi#Bahaya Pornografi Elly Risman#Bahayanya Kerusakan Otak Akibat Pornografi#Candu Pornografi#Candu Pornografi sama dengan candu narkoba#Elly Risman#Kerusakan otak akibat candu pornografi#zina
0 notes
Text
Ancaman Pornografi Mengintai Generasi Platinum
Photo: http://health.liputan6.com/read/2199965/anak-anak-zaman-sekarang-mulai-sadar-bahaya-film-porno
Jika kecanduan narkoba mampu merusak tiga bagian otak, maka kecanduan pornografi mampu merusak lima bagian otak. Fakta lainnya diungkapkan oleh ahli bedah otak, Dr. Donald Hilton Jr, Ia mengungkapkan bahwa kerusakan otak akibat pornografi setara dengan kerusakan otak akibat kecelakaan.
Pornografi adalah substansi dalam media atau alat komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan/atau erotika. Definisi ini saya kutip dari UU Anti Pornografi dan Pornoaksi.
Lalu bagaimana sebenarnya proses pornografi dapat merusak otak?
Hasil penelusuran di internet beberapa waktu lalu mengantarkan saya ke sebuah video yang sangat memudahkan untuk memahami bagaimana kerusakan otak dapat terjadi akibat pornografi. Video ini berjudul “Bahaya Pornografi: Merusak Otak” yang merupakan persembahan dari Kementerian Sosial bekerjasama dengan Yayasan Kita dan Buah Hati.
youtube
Video ini sangat edukatif dan disampaikan pula dengan bahasa dan ilustrasi yang sederhana. Menurut saya ini dapat menjadi salah satu alat kampanye yang sangat mudah dipahami agar dapat mengedukasi semua pihak tentang bahaya pornografi. Dan bagi para orang tua juga dapat menjadi panduan dalam memberikan pengertian kepada anak mengenai bahaya pornografi.
Karena pada kenyataannya, tidak semua orang menyadari betapa besarnya bahaya pornorgafi dan menjadikan ini musuh besar bersama. Dan ancaman ini sebenarnya bisa tertuju kepada siapa pun dengan rentang umur yang tidak terbatas. Lalu bagaimana jika ancaman serius ini menghampiri anak yang masih di bawah umur?
Anak yang prefrontal cortex pada otaknya belum terbentuk secara sempurna menjadi sasaran empuk bisnis pornografi. Bagaimana tidak. Karena anak belum memiliki kemampuan mengendalikan diri dan memutuskan mana yang baik dan buruk. Maka bukan tidak mungkin, anak di usia berapa pun bisa kecanduan pornografi.
Anak-anak yang saat ini dikenal dengan sebutan generasi platinum sudah mengenal teknologi dan internet sejak dini. Terkadang banyak orang tua yang menjadikan gadget sebagai alat untuk menenangkan anak yang sedang rewel hingga pada akhirnya si anak “kecanduan” dengan gadget.
Orang tua tidak bisa disalahkan 100% dan begitu pun juga si anak. Namun orang tua bertanggung jawab penuh karena anak yang masih kecil belum bisa mengambil keputusan berdasarkan penilaian baik dan buruk. Di sinilah peran orang tua tidak hanya sekedar mengawasi namun juga memberikan bimbingan agar anak tumbuh berkembang sesuai dengan harapan.
Dalam era digital saat ini, kita menyadari betul bahwa teknologi dan internet telah memberikan dampak luar biasa baik bagi kehidupan manusia. Terbukti dengan semakin mudahnya kita beraktivitas akibat kecanggihan teknologi yang telah diciptakan. Dan lebih canggihnya, dalam satu genggaman berjuta-berjuta informasi bisa kita akses dengan sangat mudah. Namun tidak ketinggalan konten yang berbau pornografi juga mengintai setiap satu sentuhan jari kita.
Pada artikel sebelumya saya pernah menuliskan bahwa kemampuan anak adalah tidak terbatas. Dengan segala kemampuan yang ia miliki dan rasa ingin tahu yang begitu tinggi, ia dapat mengakses begitu banyak hal dari gadget yang ia gunakan. Kemampuan yang tidak terbatas ini dapat memberikan dampak luar biasa bagi anak, mulai dari jangka pendek hingga jangka panjang. Lagi-lagi peran orang tua sangat dibutuhkan di sini.
Namun membicarakan mengenai pengawasan akan menjadi cukup menyulitkan karena kondisinya si anak sudah kadung menggunakan teknologi tanpa pernah dibekali oleh orang tua. Karena itu tahapan perencanaan menjadi sangat penting bagi para orang tua yang ingin memberikan fasilitas internet atau gadget tertentu pada anak. Bekalilah anak dengan modal agama dan pengetahuan yang ia layak ketahui, sehingga si anak juga dapat belajar bertanggung jawab.
Kembali lagi membicarakan tentang bahaya pornografi. Pada video yang berjudul “Bahaya Pornografi: Merusak Otak” telah menyadarkan kita bahwa kecanduan pornografi dapat berujung pada tindakan yang di luar batas, bahkan jauh di luar dugaan orang tua. Kecanduan pornografi tidak akan berhenti hanya sampai pada keingingan mengakses konten yang lebih porno. Namun kecanduan pornografi akan mengantarkan anak pada keinginan melakukan aktivitas seksual.
Ada yang masturbasi setiap hari dan ada yang melakukan aktivitas seksual dengan adik kelasnya. Mirisnya, yang sedang saya bicarakan adalah anak SD. Informasi ini saya dapatkan dari salah satu talk show dengan narasumber Bunda Elly Risman.
Melihat konten pornografi secara rutin akan menciptakan bank data hal-hal yang berbau porno pada otak. Hal ini akan membuat otak terus mengeluarkan gambar-gambar porno dan membuat seseorang sulit berkonsentrasi. Dengan kata lain otak telah menyetel pikiran yang porno, sehingga prestasi anak dalam belajar akan semakin menurun.
Setelah membaca sejumlah artikel mengenai bahaya pornografi, sampailah saya pada pengetahuan baru bahwa sebenarnya otak manusia baru mencapai kematangan pada usia dewasa. Bisa dibayangkan jika anak yang otaknya belum matang sudah terpapar dengan pornografi, maka akan memberikan dampak yang sangat buruk dan membahayakan bagi anak di masa depannya.
Tidak berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa pornografi dua kali lebih berbahaya dibandingkan kecanduan narkoba. Namun sayangnya, seluruh pihak mulai dari pemerintah hingga orang tua terkesan abai dan acuh mengenai ancaman serius ini. Bagaimana tidak dikatakan abai dan acuh, anak yang belum berumur 5 tahun sudah dibiarkan memegang gadget sendiri dan mengakses youtube.
Meskipun kita tahu bahwa setiap harinya pemerintah telah berupaya menutup akses dari banyak website yang berkonten pornografi, namun di saat yang sama berganti dengan website yang baru lagi. Seperti pepatah mengatakan, “mati satu, tumbuh seribu”. Di sinilah peran orang tua menjadi salah satu kunci penting agar anak terhindar dari ancaman serius ini.
Membesarkan anak yang merupakan generasi platinum di era digital saat ini, memiliki banyak sekali tantangan. Setiap harinya anak-anak terpapar dengan kecanggihan teknologi. Namun orang tua tidak boleh “kalah” dengan para pebisnis pornografi yang mengincar anak-anak untuk menjadi konsumennya. Jangan sampai anak menjadi korban dari kelalaian dan sikap acuh kita.
Artikel ini terinspirasi dari materi yang disampaikan oleh Bunda Elly Risman pada talk show Indonesia Morning Show di Net TV. Saya tulis ulang dan ditambahkan dengan informasi pendukung lainnya
1 note
·
View note
Text
Buat Apa Repot Banget Belajar Sekarang? Kayak Mau Nikah Besok Aja~
Hallo, generasi millenials! Apa kabar quarter life crisis? Semoga tidak menggalaukanmu sedemikian rupa, ya! Eh hmm, memangnya apa sih yang sering jadi sumber kegalauan anak muda zaman now? Apa lagi kalau bukan tentang masa depan? Tentu saja! Salah satunya adalah tentang pasangan hidup: siapa orangnya, bagaimana pertemuannya, kapan menikahnya, dan seterusnya. Tanpa disadari, kegalauan tentang masalah yang (di)besar(-besarkan) ini seringkali mengambil energi yang sangaaaaat besar.
Padahal,jauh dari pada kegalauan-kegalauan receh itu, ada lebih banyak hal yang lebih penting untuk digalaukan, seperti misalnya, “Apakah benar sudah siap menikah? Sudah siap menjadi pasangan? Sudah siap diamanahi Allah keturunan? Sudah siap menjadi orangtua?”
Sayang sekali, kebanyakan yang terjadi seolah seperti orang yang belajar berenang setelah langsung tenggelam ke air dan belajar setelah ujiannya memang ada, padahal semuanya akan lebih baik jika persiapan dan belajar dilakukan sebelum ujian. Begitupun dengan pernikahan dan pengasuhan, dimana kelak perempuan akan menjadi madrasah pertama sedangkan para lelaki akan menjadi kepala sekolahnya. Maka, laki-laki dan perempuan sama-sama perlu memahami persiapan pernikahan dan pengasuhan.
Mampu Menikah Bukan Sekadar Tentang Materi dan Finansial
Kepada para pemuda, Rasulullah berpesan untuk menikah jika memang telah mampu menikah. Tahukah kamu? Yang dimaksud dengan mampu dalam konteks ini bukanlah tentang kemampuan untuk bisa membayar kontrakan, cicilan kendaraan, atau biaya walimah besar-besaran. Bukan itu. Tapi, mampu disini juga berarti kesiapan mengasuh karena pernikahan berarti sebuah gerbang dimana nanti akan ada keturunan-keturunan yang dihasilkan.
Sebuah ayat pengingat dari Allah dalam Al-Qur’an pun telah membahas mengenai pentingnya kesiapan mengasuh ini untuk dipersiapkan, yaitu “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” - Q.S An-Nisa : 9
Nah tuh, hendaklah takut kepada Allah kalau meninggalkan keturunan yang lemah. Memangnya, lemah disini konteksnya apa, sih? Apakah tentang harta yang kurang cukup? Apakah tentang fisiknya yang sering sakit? Bukan, lemah disini adalah lemah dalam menghadapi tantangan zamannya.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Di ayat tersebut kita juga diperintahkan untuk berkata benar, yang ternyata tidak hanya mencakup perkataan, tapi juga perbuatan dan keputusan yang dibuat untuk anak, yang ketiganya haruslah benar. Ini berperan dalam praktik-praktik sederhana. Bagaimana kita bisa mengatakan apa yang benar kepada anak-anak kita sementara kita tidak mengetahui yang benar itu apa?
Mempelajari Ilmu Pra-Nikah Ternyata Belum Tentu Mempelajari Kesiapan Mengasuh
Pernikahan adalah tentang ibadah seumur hidup yang menghabiskan lebih dari setengah usia kita. Pasca menikah, tugas yang paling identik untuk diemban oleh sepasang suami isteri adalah mengasuh anak. Tapi, hal ini seringkali menjadi luput untuk menjadi perhatian anak-anak muda, seolah menikah selesai dengan urusan antarpasangan saja. Ini bukan sekedar asumsi atau cerita, karena data dari statistik pendaftar Parents Prouductive menggambarkan 62% anak muda mempelajari pra nikah, tapi ternyata, jumlah yang belajar dan mempersiapkan pengasuhan jauh lebih sedikit daripada itu, yaitu 21,6% saja.
Kesiapan mengasuh anak-anak muda zaman now ternyata rendah, hal ini didukung juga oleh fakta bahwa pengasuhan ini tidak ada sekolahnya. Tidak ada sekolah menjadi ibu atau ayah, padahal untuk profesi-profesi lain ada sekolahnya, bahkan untuk menjahit pun ada kursusnya. Nah, dengan akses belajar dan akses informasi yang saat ini meluas, sebenarnya tidak ada alasan yang bisa membenarkan kita untuk menunda-nunda belajar dan mempersiapkan diri. Belajar bisa dari mana saja, tapi masalahnya, apakah kita mau melakukannya dengan menginvestasikan waktu, tenaga, dan mungkin juga uang kita? Silahkan ditanyakan kepada masing-masing hati :”)
Memangnya, Apa yang Membuat Kita Perlu Memiliki Kesiapan Mengasuh Sejak Dini? Engga Nanti Aja Kalau Sudah Dekat ke Akad atau Kalau (Istri) Sedang Hamil?
Pertama, karena kita tentu ingin nurut kepada Allah dan menhindarkan diri dari meninggalkan keturunan yang lemah seperti yang telah dibahas dalam Q.S An-Nisa ayat 9 tadi. Berkaitan dengan hal ini, dalam sebuah kesempatan, Ibu Elly Risman pernah menyampaikan, “Kalau sama Allah aja kamu engga takut, terus kamu mau takut sama siapa?”
Kedua, karena kita kelak akan menga/suh generasi dengan tantangan zaman yang berbeda. Sebagai generasi Y (lahir di rentang tahun antara 1980 – 1994), disadari atau tidak, kita seolah dipaksakan orangtuanya untuk sekolah setinggi-tingginya dan mendapatkan pekerjaan yang bagus, akibatnya generasi Y dapat unggul secara akademik tapi tidak siap menjadi suami/isteri dan orangtua. Padahal, generasi Y ini mengemban amanah yang sangat besar di transisi generasi karena berada di masa peralihan antara 2 generasi yang sangat berbeda.
Amanah apakah itu? Amanah mengasuh digital native, yaitu anak-anak yang sudah terpapar teknologi sejak lahir, bahkan sejak di dalam kandungan. Persepsi masyarakat dalam mengasuh adalah learning by doing. Bahayanya, hal ini justru dekatnya dengan trial and error. Padahal, pengasuhan tidak bisa diulangi lagi dan akan ada banyak penyesalan yang terjadi setelahnya jika gagal. Kalau begitu, apa yang akan terjadi jika kita sebagai generasi Y ini mengasuh anak tanpa persiapan?
Kemungkinan paling mungkin adalah kita akan mengobservasi cara pengasuhan orangtua kita dulu dan dia menggunakannya lagi untuk mengasuh anak-anak kita, padahal zaman sudah berbeda. Tidak hanya itu, parenting is all about wiring, bahaya kan kalau ada rantai pengasuhan yang salah yang kemudian kita tularkan lagi pada anak-anak kita?
Ketiga, kesalahan pengasuhan akan berakibat pada kondisi BLAST pada anak-anak, yaitu bored-lonely-afraid/angry-stress-tired, sehingga mereka akan rentan terhadap bullying, peer pressure, konten dan value yang tidak baik, sasaran empuk pebisnis pornografi, dan budaya hidup tidak sehat.
Ada sebanyak 87 juta anak Indonesia (yang saat ini berusia 0-19 tahun) yang akan mengisi posisi pemimpin negeri ini di tahun 2045 (di usia emas sebuah negara). Siapakah mereka? Mereka adalah anak-anak kita, yang dilahirkan dari generasi kita. Bayangkan bagaimana jika mereka BLAST? Padahal, generasi yang kelak memimpin negeri ini di 2045 haruslah menjadi generasi yang BEST (Behave-Empathy-Smart-Tough), yaitu yang berbudi pekerti baik, memiliki rasa kasih sayang, punya kecerdasan emosional, cerdas, dan tangguh sejak dari rumah karena di luar banyak sekali tantangan yang dihadapi.
Kalau Begitu, Apa yang Bisa Kita Lakukan Sekarang?
Pertama, kenali diri sendiri, pahami bahwa setiap orang terlahir unik, berdamailah dengan masa lalu dan terimalah bahwa seluruh kejadian di masa lalu itu adalah bagian dari diri kita, terima kekurangan dan kelebihan, jadilah diri sendiri. Seseorang yang tidak kenal dirinya sendiri cenderung akan mencari-cari pasangan yang sempurna untuk menutupi kekurangan dirinya. Padahal, seperti yang dikatakan ustadz Salim A Fillah, jangan menikah dengan ekspektasi, tapi menikahlah dengan obsesi, yaitu tidak mencari pasangan yang sempurna tapi kita bertekad kuat untuk menjadikan dan mendidik pasangan kita sempurna di mata Allah. Maka, carilah yang di kepalanya ada ilmu, di hatinya ada takwa, dan di tangan ada kebaikan yang kelak akan kalian lakukan berdua.
Kedua, sadari bahwa kita kelak akan menjadi orangtua.
Ketiga, pilihlah calon yang terbaik, karena hak pertama anak adalah dipilihkan ayah/ibu yang terbaik untuk kita (ikhtiar untuk menjadi suami/istri terbaik).
Keempat, rumuskan tujuan pengasuhan, yaitu tentang mau jadi apa anak kita, bagaimana akan mengasuhnya, keluarga kita mau jadi apa, pasangan kita mau jadi apa, dan seterusnya.
Ikat Dulu Untamu, Lalu Bertawakkallah
Semua orang terinstall untuk bisa jadi orangtua, memang begitulah fitrahnya. Tapi, jangan kemudian berleha-leha. Ikat untamu dulu, usaha dulu, belajar dulu, bersiap dulu, baru setelahnya tawakkal kepada Allah. “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zamannya, bukan di zamanmu.” – Ali bin Abi Thalib
0 notes
Text
Apa itu “NARKOLEMA”?
Jadi awal ceritanya gini, pas hari rabu kemarin aku sama temen-temen lagi ngewawancarain Prof Elly Malihah, dosen sosiologi yang bergelar S3. Pertanyaan-pertanyaan yang kita lontarkan seputar selebgram, pornografi, catcalling, dan akun media sosial yang berkonten dewasa. Ketika membahas tentang pornografi di dunia virtual (maya), Prof Elly menyebut kata “Narkolema”. Buat aku, kata itu belum pernah aku denger sebelumnya. Nahh... sekarang aku akan menjelaskan tentang apa itu narkolema. Selamat membaca!
Dilansir dari kaskus.co.id, Narkolema atau narkotika lewat mata adalah suatu materi yang menyebabkan penderitanya memiliki kelainan/gangguan berupa kecanduan terhadap suatu objek yang medianya berupa visual (gambar/tulisan) sehingga mampu memberi pengaruh buruk terhadap tubuh kita dan bahkan saking buruknya dampak tersebut, bisa hampir sama atau bahkan lebih bahaya daripada bahayanya narkoba . Oleh karena efeknya yang hampir sama atau bahkan lebih buruk daripada narkoba, maka aktivitas kecanduan tersebut bisa dikategorikan sebagai efek dari narkotika.
Menurut salah satu dokter ahli bedah otak dan syaraf menuturkan bahwa alasan yang paling utama mengapa kita memasukkan konten pornografi ke dalam salah satu Narkotika adalah karena adanya bagian dari otak kita yang terganggu atau bahkan rusak dan efek yang sama didapat seperti orang yang menderita kecelakaan mobil/terkena benturan keras di kepala dan lebih buruk daripada penderita narkoba, dan bagian dari otak tersebut adalah PFC (Pre Frontal Cortex).
Menurut Elly Risman, Pre Frontal Cortex (PFC) akan rusak ketika anak melihat pornografi. Padahal PFC adalah pusat nilai, moral, tempat di mana merencanakan masa depan, tempat mengatur manajemen diri. Bagian otak alis kanan atas inilah yang menentukan jadi apa seorang anak nantinya. Karena itulah PFC juga disebut direktur yang mengarahkan kita. Adanya respon yang kita dapat ketika pertama melihat konten pornografi mungkin bagi kebanyakkan orang akan menimbulkan rasa senang dan ‘bergairah’ dan otakpun merespon dengan melepaskan/memproduksi hormone dopamine kepada bagian otak lain yaitu ke PFC yang merespon adanya suatu kenikmatan dan akan melanjutkannya dengan memfokuskan/berkonsentrasi pada hal/konten tersebut. Sehingga untuk selanjutnya seorang yang sudah sampai pada tahap kecanduan, dia tidak akan merasa puas dengan konten-konten pornografi yang itu-itu saja dan terus mencari kepuasan dengan mencari ‘gambar’ atau ‘tulisan’ yang lebih menggairahkan. Akibatnya adalah,lama kelamaan dopamine akan diproduksi berlebih dan akan membanjiri PFC sehingga menimbulkan kurangnya kemampuan pengendalian diri karena PFC tersebut telah menciut/bahkan rusak. Inilah yang banyak menyebabkan seseorang tidak pernah bisa lepas dari jerat pronografi.
Dilansir dari health.detik.com, berikut cara untuk berhenti dari kecanduan akan pornografi :
Blokir perangkat lunak dalam komputer yang berhubungan dengan pornografi
Pasang gambar atau foto orang-orang yang menginspirasi di sekitar komputer atau kamar tidur, seperti foto anak atau orang-orang yang Anda cintai.
Pindahkan komputer ke ruangan umum di rumah selain kamar tidur, seperti ruang keluarga.
Ketahui tanda-tanda kecanduan pornografi, baik tanda umum ataupun khusus
Ketahui tahap kecanduan pornografi
Memiliki rencana dan komitmen pencegahan kecanduan
Buatlah sebuah komitmen yang harus Anda jalani bila melanggar komitmen yang sudah dibuat.
Sekian pembahasan mengenai apa itu narkolema, apa bahaya yang ditimbulkan pada otak kita akibat dari narkolema, dan tips untuk berhenti dari kecanduan pornografi tersebut. Semoga bermanfaat!
Friday, August 4th, 2017
Bandung, Indonesia
0 notes
Text
Thought via Path
BAHASANYA VULGAR. APA ADANYA TAPI KITA WAJIB TAHU Barusan nonton Basa Basi di Trans TV. Bintang tamunya Bu Elly Risman. Ngeri sekaligus bikin sedih. Musibah paling bahaya adalah ketika kita ga sadar kalau dalam bahaya besar. Kurang lebih ini kesimpulannya. Untuk para orang tua, silahkan dibaca. Apa yang beliau paparkan, shocking banget buat para orangtua yang hadir. Pemaparan awal tentang kesalahan-kesalahan komunikasi orang tua pada anak, bicara terlalu cepat, bicara terlalu banyak, (ngomel) yang tidak perlu, tanpa sadar berbohong, mengkritik, mengenggurui, dll. Komunikasi yang salah mengakibatkan anak jadi BLAST. Jiwanya jadi kosong, ga pede, pemarah, dendam sama orang tuanya sendiri. Beliau ngasih contoh kasus anak kecil yang ngadu ke gurunya, "Bu, kalau aku bunuh ayahku boleh ga? Aku dosa ga?". Ternyata si anak merasa selalu disalahkan dan didikte orang tuanya. Nah, anak-anak yang BLAST ini adalah sasaran empuk buat pengusaha pornografi karena rata-rata dari mereka pasti akan cari pelampiasan. Sekarang masuk ke bagian industri pornografi. Target market utama mereka adalah anak laki-laki. Kenapa laki-laki? Karena mereka lebih mudah fokus dan hormon testosteron mereka lebih tinggi daripada perempuan. Setiap tahun pebisnis pornografi rapat dengan para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk merencanakan strategi pemasaran yang baru. Alih-alih mengembangkan produk, mereka memilih untuk 'investasi masa depan' pada anak-anak. Target mereka adalah anak laki-laki yang terpapar pornografi, kalau sudah 33 sampai 35x mast****si berarti sudah bisa dipastikan akan menjadi pelanggan masa depan karena otaknya pasti sudah ketergantungan dengan pornografi (porn addiction). Yang perlu diketahui, porn addiction jauh lebih merusak otak daripada drugs addiction. Terapinya pun jauh lebih susah. Drug addict bisa diterapi dengan detoxifikasi tapi porn addict harus dengan terapi dan butuh tekad dari yang bersangkutan. Dan kerusakan yang ditimbulkan sekali kita terpapar akan permanen. Paparan pornografi itu berjenjang. Jadi ibarat sampah, pertama kali mungkin kita akan muntah-muntah nyium baunya. Tapi lama kelamaan, kalau kita nyium sampah (misal tukang sampah) kita akan terbiasa bahkan bisa makan di deket sampah (bahkan ada yang tinggal di TPS tho?) Begitupun dengan pornografi, setiap levelnya anak akan semakin kebal dan anak butuh melihat yang levelnya lebih tinggi untuk bisa terangsang. Kalau melihat sudah ga 'ngaruh' lagi, mereka akan melakukan. Dan disini bencananya. Kami dikasih contoh beberapa kasus mengerikan yang pelakunya anak-anak sex addict. Ada audience yang curhat tentang tetangganya, anak kelas 6 SD yang 'ngerjain' adik kandungnya yg berusia 5 tahun. Sekarang si adik malah jadi ketagihan sex. Ada lagi anak 10 tahun yang menyodomi temennya pake SENDOK! (Ada games yang ngajarin anak-anak untuk menyodomi) Contoh-contoh mengerikan lainnya. Anak-anak porn addict bisa dikenali. Ada ciri-cirinya. Dan pertanyaan mereka luar biasa. Kalau anak normal keponya cuman "sex itu apa?". "Bayi itu berasal dari mana?". Anak-anak porn addict akan bertanya, "Bagaimana cara memasukkan p***s ke dalam v****a?". Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang terlalu vulgar. Bahkan ada istilah-istilah yang audience aja ga tahu itu apa. Kalau anak sudah 33-35x mast****si, hampir bisa dipastikan akan terjadi incest. Atau dia akan melampiaskan pada temennya di sekolah. Dan itu kasusnya BANYAK. Jadi usia 7 tahun saudara laki-laki dan perempuan tidurnya udah harus dipisah. (Tahu kan kasus anak umur 11 tahun yang memperkosa 2 adik perempuan dan IBU KANDUNGnya karena selalu tidur 1 ruangan dengan mereka?) 80% kasus pelecehan terjadi di rumah sendiri/rumah keluarga dekat (rumah nenek pas ngumpul keluarga) dan sekolah. Nah, disitulah bibit awal pedofilia dan LGBT. Semuanya saling berkaitan. Sekarang tentang media, film. Terutama yang asalnya dari Amrika yang dicontohkan film Breaking Dawn sama Fifty Shades of Grey. Games-games cowok dan games cewek (The Sims4). Video klip contohnya Nicky Minaj (yang ngajarin or*l sex) bahkan kata Bu Elly, kalau anak anda disuruh makan sosis malah muntah, berarti dia udah nonton video klipnya dan Miley Ciyrus (wrecking Ball). Tontonan lainnya ada Glee (udah jelas lah ya misi LGBTnya), komik, spongebob (kami dikasih liat scene spongebob ciuman sama patrick), stiker LINE, K-Pop (diliatin foto 2 cowok K-Pop idol lagi ciuman bibir di panggung) dan situs (ada situs LGBT bahkan untuk anak-anak). Bu Elly nangis di panggung, beliau curhat sama kami bahwa pemerintah seolah tutup kuping sama kejadian ini. Beliau sudah menawarkan reset dan mendatangi kementerian-kementerian terkait untuk sosialisasi porn awareness. Tapi ga pernah digubris. UU pornografi pun ga ada penerapannya (kayak ga ada). Bahkan terakhir beliau diskusi dengan Ibu Jokowi tapi yang bikin kecewa justru bersamaan dengan seminar kami, Ibu negara malah kampanye kanker serviks (sudah booming karena si jupe kena). Ga ngerti implementasinya sampe atau nggak ke masyarakat. Makanya ayo jadi penggerak di unit kerja kita masing-masing. Pemerintah itu seharusnya membentengi masuknya bencana ke Indonesia bukannya memfasilitasi. Ekspresi harus bisa dipertanggungjawabkan. Kalau dibiarin bebas, akhirnya orang jadi liar. Itulah kenapa harus ada aturan. Sebenernya yang pikirannya tertutup justru seniman Indonesia. Pikirannya hanya terfokus pada gimana sih pemerintah! Gimana sih umat Islam nih ga kompromis! Padahal harusnya mereka lebih DEWASA dalam berpikir. Ga pragmatis. Orang Indonesia itu ga semuanya adult. Di sini juga ada anak-anak. Mereka belum ngerti mana yang harus diikuti, mana yang nggak. Di situlah peran kita melindungi mereka. Kita semua punya tanggungjawab moral. Termasuk seniman. Hal yang mengejutkan adalah isi sambutan founder salingsapa.com (penyelenggara). Beliau bilang, "Saya punya kenalan beberapa pemilik stasiun tv swasta. Salah satunya yang ada di kebon jeruk. Saya kaget, ternyata rata-rata dari mereka pada ga punya tv. Ketika saya tanya alasannya (sama pemilik stasiun di kobon jeruk), beliau bilang, "Saya sudah tahu bahwa produser itu mengejar rating. Sekarang, program tv itu pure A BUSINESS. Jadi mereka akan menayangkan apapun yang menarik minat masyarakat sehingga rating naik. Kalau rating naik, otomatis iklan berdatangan" Mereka aja ga membiarkan anak mereka nonton tv. Dan kita masih membiarkan anak-anak kita nonton? Jadi intinya, kita semua punya peran untuk menanggulangi krisis moral di Indonesia. Karena dampaknya jangka panjang dan krusial. Ketika nanti kita jadi pejabat, jadi pengambil keputusan, pelajari baik-baik apa yang mau kita putuskan. Karena tanggungjawab kita besar. Sekarang, tugas kita adalah merintis perubahan positif di unit kerja masing-masing Ajak diskusi orang-orang yang masih satu visi, orang-orang yang masih punya passion untuk memperbaiki carut-marut negara ini. Kalimat terakhir paparannya Bu Elly Risman, "Ayo Bergerak Bersama. Lindungi Anak Indonesia dari Bahaya Pornografi". Sorry, just sharing. Karena kita ga bisa kerja sendiri. Butuh KAMU... IYA KAMU... Butuh KAMU buat ikutan. Semoga kita bisa merintis perbaikan. Semoga negeri ini jadi lebih baik nantinya. #FightTheNewDrugs – Read on Path.
0 notes
Quote
BAHASANYA VULGAR. APA ADANYA TAPI KITA WAJIB TAHU
Barusan nonton Basa Basi di Trans TV. Bintang tamunya Bu Elly Risman. Ngeri sekaligus bikin sedih. Musibah paling bahaya adalah ketika kita ga sadar kalau dalam bahaya besar. Kurang lebih ini kesimpulannya. Untuk para orang tua, silahkan dibaca. Apa yang beliau paparkan, shocking banget buat para orangtua yang hadir. Pemaparan awal tentang kesalahan-kesalahan komunikasi orang tua pada anak, bicara terlalu cepat, bicara terlalu banyak, (ngomel) yang tidak perlu, tanpa sadar berbohong, mengkritik, mengenggurui, dll. Komunikasi yang salah mengakibatkan anak jadi BLAST. Jiwanya jadi kosong, ga pede, pemarah, dendam sama orang tuanya sendiri. Beliau ngasih contoh kasus anak kecil yang ngadu ke gurunya, "Bu, kalau aku bunuh ayahku boleh ga? Aku dosa ga?". Ternyata si anak merasa selalu disalahkan dan didikte orang tuanya. Nah, anak-anak yang BLAST ini adalah sasaran empuk buat pengusaha pornografi karena rata-rata dari mereka pasti akan cari pelampiasan. Sekarang masuk ke bagian industri pornografi. Target market utama mereka adalah anak laki-laki. Kenapa laki-laki? Karena mereka lebih mudah fokus dan hormon testosteron mereka lebih tinggi daripada perempuan. Setiap tahun pebisnis pornografi rapat dengan para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk merencanakan strategi pemasaran yang baru. Alih-alih mengembangkan produk, mereka memilih untuk 'investasi masa depan' pada anak-anak. Target mereka adalah anak laki-laki yang terpapar pornografi, kalau sudah 33 sampai 35x mast****si berarti sudah bisa dipastikan akan menjadi pelanggan masa depan karena otaknya pasti sudah ketergantungan dengan pornografi (porn addiction). Yang perlu diketahui, porn addiction jauh lebih merusak otak daripada drugs addiction. Terapinya pun jauh lebih susah. Drug addict bisa diterapi dengan detoxifikasi tapi porn addict harus dengan terapi dan butuh tekad dari yang bersangkutan. Dan kerusakan yang ditimbulkan sekali kita terpapar akan permanen. Paparan pornografi itu berjenjang. Jadi ibarat sampah, pertama kali mungkin kita akan muntah-muntah nyium baunya. Tapi lama kelamaan, kalau kita nyium sampah (misal tukang sampah) kita akan terbiasa bahkan bisa makan di deket sampah (bahkan ada yang tinggal di TPS tho?) Begitupun dengan pornografi, setiap levelnya anak akan semakin kebal dan anak butuh melihat yang levelnya lebih tinggi untuk bisa terangsang. Kalau melihat sudah ga 'ngaruh' lagi, mereka akan melakukan. Dan disini bencananya. Kami dikasih contoh beberapa kasus mengerikan yang pelakunya anak-anak sex addict. Ada audience yang curhat tentang tetangganya, anak kelas 6 SD yang 'ngerjain' adik kandungnya yg berusia 5 tahun. Sekarang si adik malah jadi ketagihan sex. Ada lagi anak 10 tahun yang menyodomi temennya pake SENDOK! (Ada games yang ngajarin anak-anak untuk menyodomi) Contoh-contoh mengerikan lainnya. Anak-anak porn addict bisa dikenali. Ada ciri-cirinya. Dan pertanyaan mereka luar biasa. Kalau anak normal keponya cuman "sex itu apa?". "Bayi itu berasal dari mana?". Anak-anak porn addict akan bertanya, "Bagaimana cara memasukkan p***s ke dalam v****a?". Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang terlalu vulgar. Bahkan ada istilah-istilah yang audience aja ga tahu itu apa. Kalau anak sudah 33-35x mast****si, hampir bisa dipastikan akan terjadi incest. Atau dia akan melampiaskan pada temennya di sekolah. Dan itu kasusnya BANYAK. Jadi usia 7 tahun saudara laki-laki dan perempuan tidurnya udah harus dipisah. (Tahu kan kasus anak umur 11 tahun yang memperkosa 2 adik perempuan dan IBU KANDUNGnya karena selalu tidur 1 ruangan dengan mereka?) 80% kasus pelecehan terjadi di rumah sendiri/rumah keluarga dekat (rumah nenek pas ngumpul keluarga) dan sekolah. Nah, disitulah bibit awal pedofilia dan LGBT. Semuanya saling berkaitan. Sekarang tentang media, film. Terutama yang asalnya dari Amrika yang dicontohkan film Breaking Dawn sama Fifty Shades of Grey. Games-games cowok dan games cewek (The Sims4). Video klip contohnya Nicky Minaj (yang ngajarin or*l sex) bahkan kata Bu Elly, kalau anak anda disuruh makan sosis malah muntah, berarti dia udah nonton video klipnya dan Miley Ciyrus (wrecking Ball). Tontonan lainnya ada Glee (udah jelas lah ya misi LGBTnya), komik, spongebob (kami dikasih liat scene spongebob ciuman sama patrick), stiker LINE, K-Pop (diliatin foto 2 cowok K-Pop idol lagi ciuman bibir di panggung) dan situs (ada situs LGBT bahkan untuk anak-anak). Bu Elly nangis di panggung, beliau curhat sama kami bahwa pemerintah seolah tutup kuping sama kejadian ini. Beliau sudah menawarkan reset dan mendatangi kementerian-kementerian terkait untuk sosialisasi porn awareness. Tapi ga pernah digubris. UU pornografi pun ga ada penerapannya (kayak ga ada). Bahkan terakhir beliau diskusi dengan Ibu Jokowi tapi yang bikin kecewa justru bersamaan dengan seminar kami, Ibu negara malah kampanye kanker serviks (sudah booming karena si jupe kena). Ga ngerti implementasinya sampe atau nggak ke masyarakat. Makanya ayo jadi penggerak di unit kerja kita masing-masing. Pemerintah itu seharusnya membentengi masuknya bencana ke Indonesia bukannya memfasilitasi. Ekspresi harus bisa dipertanggungjawabkan. Kalau dibiarin bebas, akhirnya orang jadi liar. Itulah kenapa harus ada aturan. Sebenernya yang pikirannya tertutup justru seniman Indonesia. Pikirannya hanya terfokus pada gimana sih pemerintah! Gimana sih umat Islam nih ga kompromis! Padahal harusnya mereka lebih DEWASA dalam berpikir. Ga pragmatis. Orang Indonesia itu ga semuanya adult. Di sini juga ada anak-anak. Mereka belum ngerti mana yang harus diikuti, mana yang nggak. Di situlah peran kita melindungi mereka. Kita semua punya tanggungjawab moral. Termasuk seniman. Hal yang mengejutkan adalah isi sambutan founder salingsapa.com (penyelenggara). Beliau bilang, "Saya punya kenalan beberapa pemilik stasiun tv swasta. Salah satunya yang ada di kebon jeruk. Saya kaget, ternyata rata-rata dari mereka pada ga punya tv. Ketika saya tanya alasannya (sama pemilik stasiun di kobon jeruk), beliau bilang, "Saya sudah tahu bahwa produser itu mengejar rating. Sekarang, program tv itu pure A BUSINESS. Jadi mereka akan menayangkan apapun yang menarik minat masyarakat sehingga rating naik. Kalau rating naik, otomatis iklan berdatangan" Mereka aja ga membiarkan anak mereka nonton tv. Dan kita masih membiarkan anak-anak kita nonton? Jadi intinya, kita semua punya peran untuk menanggulangi krisis moral di Indonesia. Karena dampaknya jangka panjang dan krusial. Ketika nanti kita jadi pejabat, jadi pengambil keputusan, pelajari baik-baik apa yang mau kita putuskan. Karena tanggungjawab kita besar. Sekarang, tugas kita adalah merintis perubahan positif di unit kerja masing-masing Ajak diskusi orang-orang yang masih satu visi, orang-orang yang masih punya passion untuk memperbaiki carut-marut negara ini. Kalimat terakhir paparannya Bu Elly Risman, "Ayo Bergerak Bersama. Lindungi Anak Indonesia dari Bahaya Pornografi". Sorry, just sharing. Karena kita ga bisa kerja sendiri. Butuh KAMU... IYA KAMU... Butuh KAMU buat ikutan. Semoga kita bisa merintis perbaikan. Semoga negeri ini jadi lebih baik nantinya. Mari sebarkan postingan ini jika Anda peduli dgn masa depan adik2 dan anak2 kita #FightTheNewDrugs #NAM - Disini saya hanya copas dr forum diskusi, bukan yg menulis ☺. Sebagai pembaca dan anak muda yg saya kedepankan adalah nasib anak-anak Indonesia, yg akhir2 ini banyak sekali kasus yg melibatkan anak2, entah pornografi, kekerasan, dsb. Saya repost tidak ada maksud menyakiti siapapun. Saya hanya merasa sedih dengan kondisi anak2 sekarang yg bisa dibandingin sama sewaktu saya masih anak2 😢. Jika merasa ada manfaat dr post ini silahkan share, jika ragu atau merasa kontra silahkan cari refrensi lain atau hiraukan post ini. Thanks ❤ —Cia/inact ps: sama dengan sumber, bahwa sy membantu berbagi info ini atas dasar peduli anak-anak untuk jauhi porn addiction sebagai bibit LGBT. Semoga banyak yang lebih peduli dan sadar. Lakukan saja dulu dengan hal kecil.
0 notes
Text
Kecam Pernyataan Said Aqil, Neno Warisman: Kami Para Ibu Tidak Terima!
Kecam Pernyataan Said Aqil, Neno Warisman: Kami Para Ibu Tidak Terima!
Pernyataan kontroversial Ketua PBNU Said Aqil Siradj yang mengatakan “nonton film porno lebih baik daripada dengarkan ceramah radikal karena sambil istighfar” mendapat kecaman dari pegiat pendidikan anak Neno Warisman. Dia menuliskan kemarahannya dalam tulisan berikut ini:
Wahai ummat!
Wahai ummat…!
Seorang ulama dikenal masyarakatnya menyatakan, “Nonton pornografi lebih baik daripada dengarkan ceramah radikal, karena nonton porno, sambil istighfar.”
Hei ulama besar!
Makhluq apa kamu?
Minta maaf kau pada para ahli peneliti bahaya pornografi. Minta maaf kau pada para pendidik yang siang malam mencari solusi bagaimana menyelamatkan anak negeri ini.
Minta maaf kau atas kedegilanmu.
Ketahuilah Ummat…
Bahwa menonton pornografi bukan hal sepele dan tak pantas dibuat canda atau perbandingan. Apalagi perbandingan yang tak tepat sama sekali.
Ketahuilah wahai ummat
Menonton pornografi telah menjadikan kelumpuhan BREAKING SYSTEM pada Pre frontal cortex yang amat bernilai karena di bagian otak itulah ada yang kita sebut “kepemimpinan”.
Di sanalah disusun setiap pengalaman dan interaksi kehidupan yang menjadikan si pemilik otak mengenal dan meyakini…
Ada salah dan benar. Ada adab. Ada moral. Ada baik dan buruk. Ada itikad mulia. Ada suara kebenaran yang jadi panglima.
Maka ketika seorang siapapun saja membandingkan dengan konyol, “menonton pornografi lebih baik daripada mendengar ceramah radikal” maka kami sarankan, periksakan dirimu
hei engkau yang semua orang berpikir kau ulama…periksa otakmu karena kesalahan berpikir pada otakmu itu mungkin telah akut. Fatal.
Mintalah neuroscientist memeriksanya
Jangan-jangan ada banyak kerusakan di sana.
Kami para ibu yang telah kelabakan dengan bahaya pornografi yang mengakibatkan luluh lantak moral, jiwa dan masa depan anak anak kami, kami tetap harus perjuangkan ini…
kami menjaga harapan-harapan kami..agar anak anak kami dapat disembuhkan…dapat hidup normal kembali dan itu adalah seluruh jiwa ayah dan ibu
Ingin anak anaknya memiliki masa depan….
Karenanya kami percaya…hasil temuan para ahli perilaku otak telah memberi harapan, masih ada penangkal bencana yang dapat menyelamatkan generasi bangsa.
Jadi jika tiba-tiba dengan konyol kau berkata
“Nonton pornografi lebih baik daripada mendengarkan cermah radikal karena nonton pornografi sambil istighfar..” dan hadirin tertawa bersamamu
Begitu berita yang kami baca…maka
Kalau kejadian itu benar..
Celaka kau….celaka kumpulan orang orang seperti kau! Kalian semua. Meskipun berjuluk ulama… atau pejabat atau apapun saja…maka kami para ibu dan para pendidik nyatakan KAMI TIDAK TERIMA!!!
KAMI ANGKAT BICARA!!!
Minta maaflah pada seluruh ilmuwan ahli otak yang meneliti kepentingan anak dan remaja tanpa mendapat upah…hanya karena cinta pada anak bangsa ini lalu mereka bekerja
Mencari solusi dari musibah besar pornografi.
Stop kedegilan ini,
Dan catat.
Upaya kami tidak memandang agama atau ras. Setiap anak dan remaja berhak atas masa depan untuk diselamatkan dari bahaya yang merusak medisfungsikan Pre frontal cortex mereka dan apalagi bahaya besar penghancuran ini telah merata ke seluruh pelosok negeri…
Sedang kau ulama harusnya kau fahami anak negeri ini.
Bagaimana mungkin
kau bisa menyatakan kalimat yang membuat kami bertanya
Selama ini otakmu kau pakai untuk berpikir apa sebenarnya?
Catat!
Anak dan remaja yang tercandu pornografi adalah anak anak yang tetap mampu prestatif di sekolah atau bangku kuliah… Namun mereka kehilangan kemampuan mengerem tindakan*, itulah semua yang berkait dengan salah dan benar, moral, adab, akhlaq…
Yang dengan itu semualah seorang anak manusia dapat menjadi manusia yang mulia.
Kami sandang luka hati kami hari ini mendengar pernyataanmu yang menjadikan musibah raksasa pada anak negeri ini sebagai olok olok dan perbandingan yang tak pantas sama sekali.
Hei orang yang bernama … Siapapun dirimu.
Pernyataanmu
Telah membuat kami kalap!
Kau betul betul somplak!!!
Kami akan tuntut kau di akhirat!!!
Tertanda,
– PARA IBU GERAKAN IBU NEGERI-
dan semua ibu seluruh negeri yang peduli nasib anak bangsa
– Sebagai bentuk hormat dan penghargaan kepada ibu Elly Risman Musa, dan para peneliti otak anak dan remaja di Yayasan Kita dan Buah Hati (wjd)
Sumber : Source link
0 notes
Text
Thought via Path
BAHASANYA VULGAR. APA ADANYA TAPI KITA WAJIB TAHU Barusan nonton Basa Basi di Trans TV. Bintang tamunya Bu Elly Risman. Ngeri sekaligus bikin sedih. Musibah paling bahaya adalah ketika kita ga sadar kalau dalam bahaya besar. Kurang lebih ini kesimpulannya. Untuk para orang tua, silahkan dibaca. Apa yang beliau paparkan, shocking banget buat para orangtua yang hadir. Pemaparan awal tentang kesalahan-kesal ahan komunikasi orang tua pada anak, bicara terlalu cepat, bicara terlalu banyak, (ngomel) yang tidak perlu, tanpa sadar berbohong, mengkritik, mengenggurui, dll. Komunikasi yang salah mengakibatkan anak jadi BLAST. Jiwanya jadi kosong, ga pede, pemarah, dendam sama orang tuanya sendiri. Beliau ngasih contoh kasus anak kecil yang ngadu ke gurunya, "Bu, kalau aku bunuh ayahku boleh ga? Aku dosa ga?". Ternyata si anak merasa selalu disalahkan dan didikte orang tuanya. Nah, anak-anak yang BLAST ini adalah sasaran empuk buat pengusaha pornografi karena rata-rata dari mereka pasti akan cari pelampiasan. Sekarang masuk ke bagian industri pornografi. Target market utama mereka adalah anak laki-laki. Kenapa laki-laki? Karena mereka lebih mudah fokus dan hormon testosteron mereka lebih tinggi daripada perempuan. Setiap tahun pebisnis pornografi rapat dengan para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk merencanakan strategi pemasaran yang baru. Alih-alih mengembangkan produk, mereka memilih untuk 'investasi masa depan' pada anak-anak. Target mereka adalah anak laki-laki yang terpapar pornografi, kalau sudah 33 sampai 35x mast****si berarti sudah bisa dipastikan akan menjadi pelanggan masa depan karena otaknya pasti sudah ketergantungan dengan pornografi (porn addiction). Yang perlu diketahui, porn addiction jauh lebih merusak otak daripada drugs addiction. Terapinya pun jauh lebih susah. Drug addict bisa diterapi dengan detoxifikasi tapi porn addict harus dengan terapi dan butuh tekad dari yang bersangkutan. Dan kerusakan yang ditimbulkan sekali kita terpapar akan permanen. Paparan pornografi itu berjenjang. Jadi ibarat sampah, pertama kali mungkin kita akan muntah-muntah nyium baunya. Tapi lama kelamaan, kalau kita nyium sampah (misal tukang sampah) kita akan terbiasa bahkan bisa makan di deket sampah (bahkan ada yang tinggal di TPS tho?) Begitupun dengan pornografi, setiap levelnya anak akan semakin kebal dan anak butuh melihat yang levelnya lebih tinggi untuk bisa terangsang. Kalau melihat sudah ga 'ngaruh' lagi, mereka akan melakukan. Dan disini bencananya. Kami dikasih contoh beberapa kasus mengerikan yang pelakunya anak-anak sex addict. Ada audience yang curhat tentang tetangganya, anak kelas 6 SD yang 'ngerjain' adik kandungnya yg berusia 5 tahun. Sekarang si adik malah jadi ketagihan sex. Ada lagi anak 10 tahun yang menyodomi temennya pake SENDOK! (Ada games yang ngajarin anak-anak untuk menyodomi) Contoh-contoh mengerikan lainnya. Anak-anak porn addict bisa dikenali. Ada ciri-cirinya. Dan pertanyaan mereka luar biasa. Kalau anak normal keponya cuman "sex itu apa?". "Bayi itu berasal dari mana?". Anak-anak porn addict akan bertanya, "Bagaimana cara memasukkan p***s ke dalam v****a?". Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang terlalu vulgar. Bahkan ada istilah-istilah yang audience aja ga tahu itu apa. Kalau anak sudah 33-35x mast****si, hampir bisa dipastikan akan terjadi incest. Atau dia akan melampiaskan pada temennya di sekolah. Dan itu kasusnya BANYAK. Jadi usia 7 tahun saudara laki-laki dan perempuan tidurnya udah harus dipisah. (Tahu kan kasus anak umur 11 tahun yang memperkosa 2 adik perempuan dan IBU KANDUNGnya karena selalu tidur 1 ruangan dengan mereka?) 80% kasus pelecehan terjadi di rumah sendiri/rumah keluarga dekat (rumah nenek pas ngumpul keluarga) dan sekolah. Nah, disitulah bibit awal pedofilia dan LGBT. Semuanya saling berkaitan. Sekarang tentang media, film. Terutama yang asalnya dari Amrika yang dicontohkan film Breaking Dawn sama Fifty Shades of Grey. Games-games cowok dan games cewek (The Sims4). Video klip contohnya Nicky Minaj (yang ngajarin or*l sex) bahkan kata Bu Elly, kalau anak anda disuruh makan sosis malah muntah, berarti dia udah nonton video klipnya dan Miley Ciyrus (wrecking Ball). Tontonan lainnya ada Glee (udah jelas lah ya misi LGBTnya), komik, spongebob (kami dikasih liat scene spongebob ciuman sama patrick), stiker LINE, K-Pop (diliatin foto 2 cowok K-Pop idol lagi ciuman bibir di panggung) dan situs (ada situs LGBT bahkan untuk anak-anak). Bu Elly nangis di panggung, beliau curhat sama kami bahwa pemerintah seolah tutup kuping sama kejadian ini. Beliau sudah menawarkan reset dan mendatangi kementerian-kementerian terkait untuk sosialisasi porn awareness. Tapi ga pernah digubris. UU pornografi pun ga ada penerapannya (kayak ga ada). Bahkan terakhir beliau diskusi dengan Ibu Jokowi tapi yang bikin kecewa justru bersamaan dengan seminar kami, Ibu negara malah kampanye kanker serviks (sudah booming karena si jupe kena). Ga ngerti implementasinya sampe atau nggak ke masyarakat. Makanya ayo jadi penggerak di unit kerja kita masing-masing. Pemerintah itu seharusnya membentengi masuknya bencana ke Indonesia bukannya memfasilitasi. Ekspresi harus bisa dipertanggungjawabkan. Kalau dibiarin bebas, akhirnya orang jadi liar. Itulah kenapa harus ada aturan. Sebenernya yang pikirannya tertutup justru seniman Indonesia. Pikirannya hanya terfokus pada gimana sih pemerintah! Gimana sih umat Islam nih ga kompromis! Padahal harusnya mereka lebih DEWASA dalam berpikir. Ga pragmatis. Orang Indonesia itu ga semuanya adult. Di sini juga ada anak-anak. Mereka belum ngerti mana yang harus diikuti, mana yang nggak. Di situlah peran kita melindungi mereka. Kita semua punya tanggungjawab moral. Termasuk seniman. Hal yang mengejutkan adalah isi sambutan founder salingsapa.com (penyelenggara). Beliau bilang, "Saya punya kenalan beberapa pemilik stasiun tv swasta. Salah satunya yang ada di kebon jeruk. Saya kaget, ternyata rata-rata dari mereka pada ga punya tv. Ketika saya tanya alasannya (sama pemilik stasiun di kobon jeruk), beliau bilang, "Saya sudah tahu bahwa produser itu mengejar rating. Sekarang, program tv itu pure A BUSINESS. Jadi mereka akan menayangkan apapun yang menarik minat masyarakat sehingga rating naik. Kalau rating naik, otomatis iklan berdatangan" Mereka aja ga membiarkan anak mereka nonton tv. Dan kita masih membiarkan anak-anak kita nonton? Jadi intinya, kita semua punya peran untuk menanggulangi krisis moral di Indonesia. Karena dampaknya jangka panjang dan krusial. Ketika nanti kita jadi pejabat, jadi pengambil keputusan, pelajari baik-baik apa yang mau kita putuskan. Karena tanggungjawab kita besar. Sekarang, tugas kita adalah merintis perubahan positif di unit kerja masing-masing Ajak diskusi orang-orang yang masih satu visi, orang-orang yang masih punya passion untuk memperbaiki carut-marut negara ini. Kalimat terakhir paparannya Bu Elly Risman, "Ayo Bergerak Bersama. Lindungi Anak Indonesia dari Bahaya Pornografi". Sorry, just sharing. Karena kita ga bisa kerja sendiri. Butuh KAMU... IYA KAMU... Butuh KAMU buat ikutan. Semoga kita bisa merintis perbaikan. Semoga negeri ini jadi lebih baik nantinya. # FightTheNewDrugs Opie syarif Silahkan di share jangan biarkan artikel ini engkau baca sendirian. Karena ini ilmu yang bermanfaat insyallah. https://tarbiahmoeslim.wordpress.com/ – Read on Path.
0 notes
Text
Mengerikan, Aktivitas Otak Pecandu Pornografi Mirip Pecandu Narkoba!!! Simak Penjelasan Elly Risman
Mengerikan, Aktivitas Otak Pecandu Pornografi Mirip Pecandu Narkoba!!! Simak Penjelasan Elly Risman
Ibu Elly Risman (Foto: kpi.go.id) Jika Anda termasuk orang yang menganut pedoman “pornografi adalah seni” sebagai pledoi atas hobi mengonsumsi produk pornografi, lebih baik siapkan pledoi yang lain. Jauh lebih baik lagi jika bisa menghentikan hobi tersebut. Mengapa? Jika dengan menikmati seni dan mempelajari seni dapat mengembangkan kemampuan otak kanan, maka tidak dengan menikmati pornografi.…
View On WordPress
#Aktivitas Otak Pecandu Pornografi Mirip Pecandu Narkoba#Bahaya Pornografi#Bahaya Pornografi Elly Risman#Candu Pornografi#Candu Pornografi sama dengan candu narkoba#Elly Risman#Kerusakan otak akibat candu pornografi
0 notes
Text
Neno Warisman: Kami Para Ibu Tidak Terima Ucapan Said Aqil "Melihat Film Porno Lebih Baik Dari Pada Menonton Ceramah Provokatif"
Neno Warisman: Kami Para Ibu Tidak Terima Ucapan Said Aqil "Melihat Film Porno Lebih Baik Dari Pada Menonton Ceramah Provokatif"
Neno Warisman: Kami Para Ibu Tidak Terima Ucapan Said Aqil “Melihat Film Porno Lebih Baik Dari Pada Menonton Ceramah Provokatif”
Harianpublik.com – KAMI PARA IBU TIDAK TERIMA
Wahai ummat…!
Seorang ulama dikenal masyarakatnya menyatakan, “Nonton pornografi lebih baik daripada dengarkan ceramah provokatif, karena nonton porno, sambil istighfar.”
Hei ulama!
Makhluq apa kamu?
Minta maaf kau pada para ahli peneliti bahaya pornografi. Minta maaf kau pada para pendidik yang siang malam mencari solusi bagaimana menyelamatkan anak negeri ini.
Minta maaf kau atas kedegilanmu.
Ketahuilah Ummat…
Bahwa menonton pornografi bukan hal sepele dan tak pantas dibuat canda atau perbandingan. Apalagi perbandingan yang tak tepat sama sekali.
Ketahuilah wahai Ummat…
Menonton pornografi telah menjadikan kelumpuhan BREAKING SYSTEM pada Pre frontal cortex yang amat bernilai karena di bagian otak itulah ada yang kita sebut “kepemimpinan”.
Di sanalah disusun setiap pengalaman dan interaksi kehidupan yang menjadikan si pemilik otak mengenal dan meyakini…
Ada salah dan benar. Ada adab. Ada moral. Ada baik dan buruk. Ada itikad mulia. Ada suara kebenaran yang jadi panglima.
Maka ketika seorang siapapun saja membandingkan dengan konyol, “menonton pornografi lebih baik daripada mendengar ceramah radikal” maka kami sarankan, periksakan dirimu.
Hei engkau yang semua orang berpikir kau ulama…periksa otakmu karena kesalahan berpikir pada otakmu itu mungkin telah akut. Fatal.
Mintalah neuroscientist memeriksanya
Jangan-jangan ada banyak kerusakan di sana.
Kami para ibu yang telah kelabakan dengan bahaya pornografi yang mengakibatkan luluh lantak moral, jiwa dan masa depan anak anak kami, kami tetap harus perjuangkan ini…
Kami menjaga harapan-harapan kami..agar anak anak kami dapat disembuhkan…dapat hidup normal kembali dan itu adalah seluruh jiwa ayah dan ibu ingin anak anaknya memiliki masa depan….
Karenanya kami percaya…hasil temuan para ahli perilaku otak telah memberi harapan, masih ada penangkal bencana yang dapat menyelamatkan generasi bangsa.
Jadi jika tiba-tiba dengan konyol kau berkata:
“Nonton pornografi lebih baik daripada mendengarkan ceramah provokatif karena nonton pornografi sambil istighfar..” dan hadirin tertawa bersamamu.
Begitu berita yang kami baca…
https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/23/173878085/nu-radikalisme-menyebar-ke-kampus-terutama-masjid-salman-itb
Maka
Kalau kejadian itu benar..
Celaka kau….celaka kumpulan orang orang seperti kau! Kalian semua. Meskipun berjuluk ulama… atau pejabat atau apapun saja…maka kami para ibu dan para pendidik nyatakan
KAMI TIDAK TERIMA!!!
KAMI ANGKAT BICARA!!!
Minta maaflah pada seluruh ilmuwan ahli otak yang meneliti kepentingan anak dan remaja tanpa mendapat upah…hanya karena cinta pada anak bangsa ini lalu mereka bekerja Mencari solusi dari musibah besar pornografi.
Stop kedegilan ini,
Dan catat.
Upaya kami tidak memandang agama atau ras. Setiap anak dan remaja berhak atas masa depan untuk diselamatkan dari bahaya yang merusak medisfungsikan Pre frontal cortex mereka dan apalagi bahaya besar penghancuran ini telah merata ke seluruh pelosok negeri…
Sedang kau ulama harusnya kau fahami anak negeri ini.
Bagaimana mungkin kau bisa menyatakan kalimat yang membuat kami bertanya
Selama ini otakmu kau pakai untuk berpikir apa sebenarnya?
Catat!
Anak dan remaja yang tercandu pornografi adalah anak anak yang tetap mampu prestatif di sekolah atau bangku kuliah… Namun mereka kehilangan kemampuan mengerem tindakan, itulah semua yang berkait dengan salah dan benar, moral, adab, akhlaq…
Yang dengan itu semualah seorang anak manusia dapat menjadi manusia yang mulia.
Kami sandang luka hati kami hari ini mendengar pernyataanmu yang menjadikan musibah raksasa pada anak negeri ini sebagai olok olok dan perbandingan yang tak pantas sama sekali.
Hei orang yang bernama … Siapapun dirimu.
Pernyataanmu
Telah membuat kami kalap!
Kau betul betul somplak!!!
Kami akan tuntut kau di akhirat!!!
Tertanda,
PARA IBU GERAKAN IBU NEGERI dan semua ibu seluruh negeri yang peduli nasib anak bangsa. Sebagai bentuk hormat dan penghargaan kepada ibu Elly Risman Musa, dan para peneliti otak anak dan remaja di Yayasan Kita dan Buah Hati.
(by Bunda Neno Warisman)
[opinibangsa.id / pi]
Sumber : Source link
0 notes