Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo
ANCAMAN KERAS BAGI YANG SUKA DUDUK DI ATAS KUBUR ATAU PEMAKAMAN Miris melihat ummat Islam saat ini, betapa jauhnya mereka dari tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Telah shahih sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam akan larangan tersebut sebagaimana sabdanya : لأن يجلس أحدكم على جمرة فتحرق ثيابه فتخلص إلي جلده خير له من أن يجلس على قبر “Lebih baik salah seorang di antara kamu duduk di atas bara api hingga membakar pakaian dan kulitnya daripada duduk di atas kubur” (HR. Muslim no. 971 dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu). Berikut hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Basyir bin Khashasiyah: أَنّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَأَى رَجُلا يَمْشِي بَيْنَ الْمَقَابِرِ فِي نَعْلَيْهِ ، فَقَالَ : يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ أَلْقِهِمَا “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat lelaki yang berjalan di antara kuburan dengan memakai sandal. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menegurnya “Wahai orang yang memakai dua sandal, buanglah dua sandalmu itu !” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam salah satu haditsnya yg lain menjelaskan: لأن أمشي على جمرة أو سيف أو أخصف نعلي برجلي أحب إلي من أن أمشي على قبر مسلم “Sungguh aku berjalan di atas bara api atau pedang, atau aku menjahit sandalku menggunakan kakiku, lebih aku sukai daripada aku berjalan di atas kuburan orang Muslim.” (HR. Ibnu Majah) (at Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CPx0QZTtcg6mjH13RGcErkYmNrR-iKjEstFxb40/?utm_medium=tumblr
1 note
·
View note
Photo
Berhati-Hati Dalam Menulis Atau Berkomentar Di Medsos Dengarkan sya’ir Arab yang indah dan benar ini: كتبتُ وقد أيقنت يوم كتابتي بأن يدي تفنى ويبقى كتابها فإن عملت خيراً ستجزى بمثله وإن عملت شراً علي حسابها "Aku menulis dan aku yakin pada saat aku menulisnya, tanganku kan musnah, namun akan selalu kekal tulisannya. Andai tanganku menulis kebaikan maka akan dibalas dengan semisalnya, namun jika tanganku menulis kejelekan maka tinggal tunggu saja balasannya". Setiap kali kita hendak menulis atau berkomentar apapun, baik berupa status di facebook atau lainnya, terlebih urusan yang menyangkut agama/syari'at, apalagi menyangkut hal berat seperti aqidah dan manhaj, wajib ekstra hati-hati. Jangan sampai status yang kita buat justru menjadi dosa jariyah bagi kita. Hendaklah sebelum berbicara, menulis, atau berkomentar, kita mengingat ayat berikut: وَاِ نَّ عَلَيْكُمْ لَحٰـفِظِيْنَ ۙ كِرَا مًا كَا تِبِيْنَ ۙ يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ "Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Infitar: 10-12) Imam Ahmad rahimahullah pernah merintih saat sakit. Lantas sampailah kepada beliau perkataan Imam Thawus rahimahullah: يكتب الملك كل شيء حتى الأنين. فلم يئن أحمد حتى مات رحمه الله "Malaikat akan mencatat segala sesuatu sampai pun keluh kesah ketika sakit. Sejak saat itulah Imam Ahmad rahimahullah tidak pernah berkeluh kesah ketika sakit sampai beliau rahimahullah wafat". (Tafsir Ibni Katsir VII:399) Jika sekedar mengeluh saat sakit saja akan dicatat oleh para malaikat, maka bagaimanakah lagi jika itu berupa tulisan atau komentar yang terkait aqidah atau agama apalagi yang akan tersebar dan dibaca oleh orang lain dan bahkan mungkin di ikuti orang lain ? Karenanya, pastikan tulisan atau komentar kita, benar-benar harus selektif dan telah diuji dulu kelayakannya sebelum kita muat di medsos. وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم (at Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CN3mgO8Fn-6pFvGQUkLf525P0pEiJ0bKR-DBVM0/?igshid=161qtfwz97nkk
0 notes
Photo
KISAH KAOS KAKI BOLONG DAN PENGUSAHA KAYA Seorang ayah yang terkenal dan kaya raya sedang sakit parah. Menjelang ajal menjemput, ia meminta anak-anaknya berkumpul. Sang ayah berwasiat, “Anak-anakku, jika ayah sudah dipanggil Allah Yang Maha Kuasa, ayah punya permintaan khusus kepada kalian,” ujarnya, “Ayah ingin memakai barang kesayangan yang penuh kenangan semasa ayah merintis usaha di perusahaan Ayah dulu. Walaupun sudah bolong, tolong kenakan kaos kaki itu bila Ayah dikubur nanti.” Singkat cerita, akhirnya sang ayah wafat. Sesuai amanat, ketika mengurus jenazah, anak-anaknya minta kepada ustadz agar almarhum diperkenankan memakai kaos kaki. Akan tetapi sang ustadz menolaknya. “Maaf secara syariat hanya dua lembar kain putih saja yang di perbolehkan dikenakan kepada mayat.” Maka terjadilah perdebatan antara anak-anak yang ingin memakaikan kaos kaki bolong itu dengan pak ustadz yang ‘kekeuh’ melarangnya. Karena tidak ada titik temu, dipanggilah penasihat sekaligus Notaris keluarga tersebut. Sang notaris menyampaikan surat wasiat, ayo kita baca bersama-sama siapa tahu ada petunjuk.” Maka dibukalah surat wasiat almarhum untuk anak-anaknya yang dititipkan kepadanya. Surat wasiat itu berbunyi: “Anak-anakku, pasti sekarang kalian sedang bingung, karena dilarang memakaikan kaos kaki bolong kepada jenazah ayah. Lihatlah anak-anakku, padahal harta ayah sangat banyak, uang, beberapa mobil, tanah, kebun dan sawah, rumah mewah, tetapi tidak ada artinya ketika ayah sudah meninggal dunia. Bahkan kaos kaki bolong saja tidak boleh dibawa mati. Begitu tidak berartinya harta dunia, kecuali iman dan amal kebaikan kita. Anak-anakku inilah yang ingin ayah sampaikan agar kalian tidak tertipu dengan dunia yang hanya sementara. Pada akhirnya teman sejati kita hanyalah iman dan amal shalih semata. Salam sayang dari ayah yang ingin kalian menjadikan dunia sebagai jalan menuju ridha Allah Subhanahu wa ta’ala”. #Muhasabahbinafsih (at Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CNyPXf3lNNoIjcNyIYapacmKVhHfsCOUlKi53A0/?igshid=ys6sdyxtod98
0 notes
Photo
𝗥𝗮𝗺𝗮𝗱𝗵𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻𝘁𝗮𝗿 𝗛𝘂𝘀𝗻𝘂𝗹 𝗞𝗵𝗮𝘁𝗶𝗺𝗮𝗵 Setiap orang mendambakan wafat dalam keadaan husnul khatimah. Namun banyak yang tidak mengerti begitu kuatnya hubungan antara Ramadhan dan husnul khatimah. Di dalam surat Ali-'Imran ayat 102 Allah memerintahkan agar kita selalu menjaga dan meningkatkan ketakwaan hingga ajal menjemput dan di sisi lain Allah jadikan hikmah terbesar Ramadhan adalah untuk meraih ketakwaan. Jadi, siapkan hatimu dan bekal ilmu agamamu (ibadah Ramadhan) untuk menjemput husnul khatimah. Rasul ﷺ sudah mengingatkan, "Nasib akhirat dan amal manusia ditentukan oleh keadaannya ketika ia sedang meregang nyawa." (HR. Al-Bukhari) Ibnul Qayyim menyatakan bahwa Ramadhan adalah moment terbaik untuk mengevaluasi dan memperbaiki bekal akhirat (ketakwaan). Jadi, hal terpenting yang harus kita lakukan adalah menjemput taufik dari Allah di bulan Ramadhan dengan meninggalkan setiap maksiat, banyak bertaubat dan beristighfar serta memperbanyak wirid (amal yang rutin dikerjakan terutama membaca al-Qur'an). Jangan biarkan diri kita bodoh dan tidak mengerti cara yang benar untuk berpuasa, shalat tarawih, bersedekah, membaca al-Qur'an dan lainnya. Ingat, dalam surat al-Mulk ayat 2 Allah sudah tegaskan bahwa amal yang akan menjadi bekal akhirat (terutama amal Ramadhan) harus berdasarkan ilmu dan bukan sekedar amal. Semoga Allah memberi taufik dan menerima amal ibadah kita semua serta mewafatkan kita dalam keadaan husnul khatimah (di atas sunnah). Aamiin ... #ramadhan #husnulkhotimah #alquran (at Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CNlZDuPlS1HJl4U9_ISI0bm6CtLHFWZnd81xdI0/?igshid=5qfhxb8u3xvy
0 notes
Photo
Tradisi ... #ramadhan #ramadhan2021 #idulfitri (at Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CNBSvXDFdORjd-LEr20C_IIXiZV5byorFSuY7M0/?igshid=1iotnmcpxf40s
0 notes
Photo
AMALAN YANG TIDAK ADA TUNTUNAN DI BULAN SYA'BAN . Adapun amalan yang tidak ada tuntunan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam banyak yang tumbuh subur di bulan Sya’ban, atau mendekati atau dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Boleh jadi ajaran tersebut warisan leluhur yang dijadikan ritual. Boleh jadi ajaran tersebut didasarkan pada hadits dho’if (lemah) atau maudhu’ (palsu). Kirim do’a untuk kerabat yang telah meninggal dunia dengan baca yasinan atau tahlilan. Yang dikenal dengan Ruwahan karena Ruwah (sebutan bulan Sya’ban bagi orang Jawa) berasal dari kata arwah sehingga bulan Sya’ban identik dengan kematian. Makanya sering di beberapa daerah masih laris tradisi yasinan atau tahlilan di bulan Sya’ban. Padahal Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat tidak pernah mencontohkannya. Malam Nishfu Sya’ban sebenarnya seperti malam lainnya. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Malam Nishfu Sya’ban sebenarnya seperti malam-malam lainnya. Janganlah malam tersebut dikhususkan dengan shalat tertentu. Jangan pula mengkhususkan puasa tertentu ketika itu. Namun catatan yang perlu diperhatikan, kami sama sekali tidak katakan, “Barangsiapa yang biasa bangun shalat malam, janganlah ia bangun pada malam Nishfu Sya’ban. Atau barangsiapa yang biasa berpuasa pada ayyamul biid (tanggal 13, 14, 15 H), janganlah ia berpuasa pada hari Nishfu Sya’ban (15 Hijriyah).” Ingat, yang kami maksudkan adalah janganlah mengkhususkan malam Nishfu Sya’ban dengan shalat tertentu atau siang harinya dengan puasa tertentu.” (Liqo’ Al Bab Al Maftuh, kaset no. 115) #syaaban #nishfusyaaban #malamnishfusyaaban #hukum #hukumislam #islam (at Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CMcvmuSlnlPrBiuSGbDsA-IQ23nCVsz4TU63UI0/?igshid=1huno6rwwdgdi
0 notes
Photo
Larangan Mencela Seorang Muslim yang Sudah Bertaubat Dari Dosa Maksiatnya Terkadang ada saudara kita yang melakukan dosa atau maksiat, kemudian menjadi bahan perbincangan atau ghibah. Padahal bisa jadi pelaku dosa tersebut sudah bertaubat dari dosa tersebut. Mengenai hal ini, mari kita perhatikan nasihat dari beberapa ulama, yaitu orang yang menjelek-jelekkan saudaranya yang sudah bertaubat dari dosa, bisa jadi dia akan melakukan dosa tersebut. Misalnya ada teman kita yang ketahuan selingkuh atau berzina, maka kita pun heboh membicarakannya bahkan mencela serta terlalu banyak berkomentar dengan menerka-nerka saja. Hal ini sebaiknya dihindari, sikap muslim adalah diam, menasehati dengan cara empat mata, dan berharap kebaikan pada saudaranya terlebih ia sudah menyesal dan mengaku salah. Syaikh Al-Mubarakfuri menjelaskan, bisa jadi ia terjerumus dalam dosa yang sama karena ada faktor kagum terhadap dirinya sendiri, sombong dan mensucikan diri. Seolah dia berkata kamu kok bisa terjerumus dalam maksiat/dosa itu, lihatlah aku, sulit terjerumus dalam dosa itu. Tentu ini bentuk kesombongan yang nyata dan sangat merendahkan orang lain. Beliau berkata, ﻳُﺠَﺎﺯَﻯ ﺑِﺴَﻠْﺐِ ﺍﻟﺘَّﻮْﻓِﻴﻖِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺮْﺗَﻜِﺐَ ﻣَﺎ ﻋَﻴَّﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺑِﻪِ ﻭَﺫَﺍﻙَ ﺇِﺫَﺍ ﺻَﺤِﺒَﻪُ ﺇِﻋْﺠَﺎﺑُﻪُ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ ﻟِﺴَﻼﻣَﺘِﻪِ ﻣِﻤَّﺎ ﻋَﻴَّﺮَ ﺑِﻪِ ﺃَﺧَﺎﻩُ “Dibalas dengan memberikannya jalan hingga ia akan melakukan maksiat yang ia cela yang dilakukan oleh saudaranya. Hal tersebut karena ia sombong/kagum dengan dirinya sendiri karena ia merasa selamat dari dosa tersebut.” Demikian juga Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa menjelek-jelekkan saudaranya yang telah melakukan dosa, maka bisa jadi ia akan melakukan dosa tersebut. ﻭَﻛُﻞُّ ﻣَﻌْﺼِﻴَﺔٍ ﻋُﻴِّﺮَﺕْ ﺑِﻬَﺎ ﺃَﺧَﺎﻙَ ﻓَﻬِﻲَ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻳَﺤْﺘَﻤِﻞُ ﺃَﻥْ ﻳُﺮِﻳْﺪَ ﺑِﻪِ ﺃَﻧَّﻬَﺎ ﺻَﺎﺋِﺮَﺓٌ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻭَﻻَ ﺑُﺪَّ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﻤَﻠَﻬَﺎ “Setiap maksiat yang dijelek-jelekkan pada saudaramu, maka itu akan kembali padamu. Maksudnya, engkau bisa dipastikan melakukan dosa tersebut.” Lihat #koment (at Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CLDMo7OFynYLAE8GLr-xZvEAGtxLGRHhRGVrUU0/?igshid=1wtczvw8gwfc4
0 notes
Photo
Larangan Mencela Seorang Muslim yang Sudah Bertaubat Dari Dosa Maksiatnya Terkadang ada saudara kita yang melakukan dosa atau maksiat, kemudian menjadi bahan perbincangan atau ghibah. Padahal bisa jadi pelaku dosa tersebut sudah bertaubat dari dosa tersebut. Mengenai hal ini, mari kita perhatikan nasihat dari beberapa ulama, yaitu orang yang menjelek-jelekkan saudaranya yang sudah bertaubat dari dosa, bisa jadi dia akan melakukan dosa tersebut. Misalnya ada teman kita yang ketahuan selingkuh atau berzina, maka kita pun heboh membicarakannya bahkan mencela serta terlalu banyak berkomentar dengan menerka-nerka saja. Hal ini sebaiknya dihindari, sikap muslim adalah diam, menasehati dengan cara empat mata, dan berharap kebaikan pada saudaranya terlebih ia sudah menyesal dan mengaku salah. Syaikh Al-Mubarakfuri menjelaskan, bisa jadi ia terjerumus dalam dosa yang sama karena ada faktor kagum terhadap dirinya sendiri, sombong dan mensucikan diri. Seolah dia berkata kamu kok bisa terjerumus dalam maksiat/dosa itu, lihatlah aku, sulit terjerumus dalam dosa itu. Tentu ini bentuk kesombongan yang nyata dan sangat merendahkan orang lain. Beliau berkata, ﻳُﺠَﺎﺯَﻯ ﺑِﺴَﻠْﺐِ ﺍﻟﺘَّﻮْﻓِﻴﻖِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺮْﺗَﻜِﺐَ ﻣَﺎ ﻋَﻴَّﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺑِﻪِ ﻭَﺫَﺍﻙَ ﺇِﺫَﺍ ﺻَﺤِﺒَﻪُ ﺇِﻋْﺠَﺎﺑُﻪُ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ ﻟِﺴَﻼﻣَﺘِﻪِ ﻣِﻤَّﺎ ﻋَﻴَّﺮَ ﺑِﻪِ ﺃَﺧَﺎﻩُ “Dibalas dengan memberikannya jalan hingga ia akan melakukan maksiat yang ia cela yang dilakukan oleh saudaranya. Hal tersebut karena ia sombong/kagum dengan dirinya sendiri karena ia merasa selamat dari dosa tersebut.” Demikian juga Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa menjelek-jelekkan saudaranya yang telah melakukan dosa, maka bisa jadi ia akan melakukan dosa tersebut. ﻭَﻛُﻞُّ ﻣَﻌْﺼِﻴَﺔٍ ﻋُﻴِّﺮَﺕْ ﺑِﻬَﺎ ﺃَﺧَﺎﻙَ ﻓَﻬِﻲَ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻳَﺤْﺘَﻤِﻞُ ﺃَﻥْ ﻳُﺮِﻳْﺪَ ﺑِﻪِ ﺃَﻧَّﻬَﺎ ﺻَﺎﺋِﺮَﺓٌ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻭَﻻَ ﺑُﺪَّ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﻤَﻠَﻬَﺎ “Setiap maksiat yang dijelek-jelekkan pada saudaramu, maka itu akan kembali padamu. Maksudnya, engkau bisa dipastikan melakukan dosa tersebut.” (at Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CLDMNqJlvy37V1Vssi7Q2zodLXmzZ4qYq4qMyw0/?igshid=1s3sjesgok9s0
0 notes
Photo
Di dunia ini tidak ada orang yang ingin sakit. Memiliki satu penyakit saja rasanya sudah berat. Apalagi jika ada komplikasi. Ada dua atau beberapa penyakit yang harus ditangani sekaligus. Tentu obatnya lebih dari satu. Jika ada beberapa obat yang aman diminum dan tidak “berantem” di tubuh, itu tidak masalah. Yang jadi masalah adalah ada obat yang meniadakan efek obat lain. Sedangkan kita berharap semua obat dapat bekerja dengan semestinya. Ini contoh pada pasien hipertensi dan rematik. Untuk menurunkan tekanan darah, diperlukan obat amlodipine/captopril atau obat hipertensi lainnya. Disisi lain, untuk rematik, kita butuh obat pengilang nyeri. Namun sayangnya, di dalam tubuh, obat penghilang nyeri (NSAID) ini meniadakan efek obat antihipertensi. Artinya jika minum obat antihipertensi dibarengi dengan obat antinyeri, maka kerja obat antihipertensi akan menurun. Kenapa ? Disaat obat antihipertensi ingin melebarkan pembuluh darah (vasodilatasi), disisi lain obat antinyeri seperti Ibuprofen, Asam Mefenamat dkk malah mempersempit pembuluh darah melalui penghambatan prostaglandin dalam menghilangkan nyeri. Jadi saat NSAID menghilangkan nyeri dengan menghambat prostaglandin, disisi lain berkurangnya prostaglandin membuat pembuluh darah jadi menyempit. Jadi obat antihipertensi melebarkan pembuluh darah agar tekanan darah turun, malah antinyeri menyempitkan pembuluh darah. Akhirnya sia-sia minum obat hipertensi. Oleh karena itu, perlu kita megukur tekanan darah secara rutin untuk melihat apakah obat yang kita minum sudah menurunkan tekanan darah atau belum. Jika belum, disarankan penambahan obat antihipertensinya, agar efeknya meningkat. Jika sudah ditambah, jadi seperti 2 lawan 1. Obat hipertensi dua jenis, antinyeri hanya satu saja. Diharapkan dengan demikian, tekanan darah dapat turun sesuai dengan yang diharapkan. #ikaharnita #apoteker #hipertensi #farmasi #farmasiusu (at Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CKI-eE4lndVpn-IqoKSHKXz9yZ94rE3vHXuFJQ0/?igshid=yxroboi7nm7q
0 notes
Photo
Kita sudah tahu bahwa hipertensi adalah penyakit silent killer, yang dapat membunuh penderitanya secara tiba-tiba, akibat komplikasi yang diakibatkannya terhadap otak, ginjal, jantung, saraf, dll. Kita juga tahu pada pasien hipertensi, tekanan darahnya naik. Salah satu penyebabnya karna pembuluh darah yang menyempit. Nah, jika kita kaitkan dengan korona, apa yang akan terjadi? Sebelumnya kita harus tahu bahwa di dalam tubuh ada enzim ACE dan ACE2 yang kerjanya bertolak belakang (terkait sistem renin-angiotensin/RAS). Kalau ACE menempel pada reseptornya (Pintu ACE), maka akan terjadi penyempitan pembuluh darah. Sedangkan ACE2, jika menempel pada reseptornya (Pintu ACE2), maka akan terjadi pelebaran pembuluh darah Lalu, kita tahu bahwa virus Corona ini, memiliki pintu masuk di reseptor ACE2. Saat virus menempel disana, enzim ACE2 tidak bisa nempel di reseptor tersebut, maka jika begitu, “KERJA NORMAL” ACE2 untuk memperlebar pembuluh darah tidak terjadi. Karena bukan enzim yang menempel disana, melainkan virus. Jika begitu, potensi pembuluh darah selalu menyempit akan terjadi. Intinya, Virus Corona dapat memperparah kondisi pasien hipertensi, jika dilihat dari “tempat ia menempel” dan mencegah ACE2 melaksanakan fungsi normalnya. Jadi bagi saudara atau keluarga kita yang hipertensi, teraturlah minum obat. Semoga obat tersebut dapat menurunkan tekanan darah ke target yang diinginkan. #ikaharnita #apoteker #hipertensi (at Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CKII6UhFEtum1l9_juHOFh6tYoIJb_xLU0uaHY0/?igshid=69iljfw905qf
0 notes
Photo
Ini Penjelasan Pakar Apa Artinya Efikasi Vaksin Sinovac 65,3 Persen... Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebut efikasi atau kemanjuran dari vaksin Covid-19 produksi Sinovac dan PT Bio Farma (Persero) sebesar 65,3 persen sehingga telah memenuhi persyaratan untuk mendapat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA). Penerbitan EUA dilakukan setelah. BPOM melakukan kajian terhadap uji klinis fase III vaksin Covid-19 Sinovac yang dilakukan di Bandung. Selain itu, BPOM juga mengkaji hasil uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan di Turki dan Brasil. Adapun, tingkat kemanjuran atau efikasi vaksin Covid-19 berdasarkan hasil uji klinis di Bandung ialah 65,3 persen. Lantas, apakah sebenarnya arti dari efikasi 65,3 persen ? Guru Besar Fakultas Farmasi UGM Zullies Ikawati mengatakan bahwa efikasi atau kemanjuran 65,3 persen dalam uji klinik berarti terjadi penurunan 65,3 persen kasus penyakit pada kelompok yang divaksinasi dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi (atau plasebo). Angka tersebut didapatkan dalam suatu uji klinik yang kondisinya terkontrol. Misalnya pada uji klinik Sinovac di Bandung, yang melibatkan 1.600 orang, terdapat 800 subyek yang menerima vaksin, dan 800 subyek yang mendapatkan placebo [vaksin kosong]. Zullies menjelaskan, jika dari kelompok yang divaksin ada 26 yang terinfeksi [3,25 persen], sedangkan dari kelompok placebo ada 75 orang yang kena Covid (9,4 persen), maka efikasi dari vaksin adalah (0.094 – 0.0325)/0.094 x 100 persen= 65,3 persen. “Jadi yang menentukan adalah perbandingan antara kelompok yang divaksin dengan kelompok yang tidak,” jelas Zullies melalui keterangan resmi, Selasa (12/1/2021). Efikasi, lanjut Zullies, akan dipengaruhi dari karakteristik subyek ujinya. Jika subyek ujinya adalah kelompok risiko tinggi, maka kemungkinan kelompok placebo akan lebih banyak yang terpapar, sehingga perhitungan efikasinya menjadi meningkat. “Jadi misalnya pada kelompok vaksin ada 26 yang terinfeksi, sedangkan kelompok placebo bertambah menjadi 120 yang terinfeksi, maka efikasinya meningkat menjadi 78,3 persen,” jelasnya. Lihat #koment ... (at Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CJ9rKWHFQP74lkAScaRBgSgmYVOcTc65Xg6iBw0/?igshid=1j87gmuybq3lq
0 notes
Photo
EPILEPSI Epilepsi adalah kelainan otak yang ditandai oleh adanya faktor pedisposisi secara terus menerus untuk terjadinya suatu bangkitan epileptik dan juga ditandai oleh adanya faktor neurolobiologis, kognitif, psikologis, dan konsekuensi sosial akibat kondisi tersebut. Bangkitan epilepsi adalah tanda dan/atau gejala yang timbul sepintas akibat aktivitas neuron di otak yang berlebihan dan abnormal serta sinkron PATOFISIOLOGI BANGKITAN EPILEPTIK Secara normal aktivitas otak terjadi oleh karena perpindahan sinyal dari satu neuron ke neuron lain. Perpindahan ini terjadi antara akson terminal suatu neuron dengan dendrit neuron yang lain melalui sinaps. Sinaps merupakan area yang penting untuk perpindahan elektrolit dan sekresi neurotransmitter yang berada di dalam vesikel presinaps. Komposisi elektrolit dan neurotransmitter saling mempengaruhi satu sama lain untuk menjaga keseimbangan gradient ion di dalam dan di luar sel melalui ikatan antara neurotransmitter dengan reseptormya serta keluar masuknya elektrolit melalui kanalnya masing-masing. Aktivitas tersebut akan menyebabkan terjadinya depolarisasi, hiperpolarisasi dan repolarisasi sehingga terjadi potensisal eksitasi dan inhibisi pada sel neuron. Potensisal eksitasi di proyeksikan oleh sel-sel neuron yang berada di kortek yang kemudian di teruskan oleh akson, sementara sel interneuron berfungsi sebagai inhibisi. Elektrolit yang berperan penting dalam aktivitas otak adalah natrium (Na+), kalsium (Ca2+), kalium (K+), magnesium (Mg2+) dan klorida (Cl-). Neurotransmitter pada proses eksitasi adalah glutamat sedangkan pada proses inhibisi neurotransmiter utama adalah asam aminibutirik (GABA). KLASIFIKASI EPILEPSI Epilepsi dapat diklasifikasi menurut tipe bangkitan yaitu sesuai International League Against Epilepsy/ ILAE tahun 1981 dan menurut menurut sindrom epilepsi yaitu sesuai klasifikasi ILAE 1989. Secara garis besar menurut klasifikasi ILAE tahun 1981, bangkitan epileptik dibagi menjadi: Lihat #koment ... (di Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CI_NuaXFiC3FQVtXnheT4IuUE9V5UtgWZvEUQw0/?igshid=9dzd62cg5om7
0 notes
Photo
"Ketika kita kena Prank di Akhirat 😭😭😭" Saat Mizan atau timbangan amal ditegakkan, ketika kita menyangka akan mengunduh pahala dari shalat Dhuha, Tahajud dan Sedekah untuk ditukar tiket masuk ke Jannah. Tiba-tiba semuanya berubah jadi zonk, hangus, dan saat kita komplain kepada Allah, "Ya Allah, mana pahala shalat Dhuha, Sedekah dan Tahajud saya ?" Kemudian Allah menjawab, "Lha, kamu shalat Dhuha kan untuk dunia. Supaya hidup kaya. Kan sudah aku berikan kekayaan buatmu ketika di dunia.” Shalat Tahajud kan niatnya agar urusan beres. Bisnismu meroket. Sedekah, kau niatkan agar uang yang kamu bagikan kembali lagi dengan jumlah berlipat ganda. Semuanya sudah tunai KU-berikan. Aku berikan balasan sesuai niatmu ! Dunia kita sudah dijamin oleh Allah ! Ibadah tidak ibadah, jika jatahnya 2 M, ya pasti datang ! Karena Allah tidak pernah membagikan dunia berdasarkan ibadah. Semua sesuai takaran-NYA. Jika Allah membagikan dunia berdasarkan ibadah, harusnya mereka yang rajin maksiat hidupnya miskin. Tetapi kan tidak. Mereka yang hobby maksiat hidupnya malah kaya raya ! Hapenya lebih mahal, rumahnya lebih mewah, makannya lebih enak, uangnya lebih banyak dari mereka yang taat. Demi apa coba ??? Demi Allah, yang lapang tidak lebih mulia. Dan yang sempit tidak lebih hina. Ibadahmu hanya untuk Akhiratmu. Kenapa kita shalat Dhuha ? Karena ada 360 ruas tulang yang perlu kita tunaikan sedekahnya. Dengan begitu, tulang-tulang ini membantu kita untuk taat dan menjadi berkat manfaat. Kenapa kita shalat Tahajud ? Karena ada sebuah apartemen di Surga yang tidak bisa kita beli kecuali dengan cara merutinkan shalat Tahajud. Berduaan bersama Allah ketika sebagian besar rakyat bumi sedang tertidur pulas. Kenapa kita Sedekah ? Karena itu adalah tanda terimakasih kita atas nikmat berupa rezeki harta benda. Jangan dibalik, semua ibadah untuk Akhirat kita konversikan untuk pernak-pernik dunia yang ingin kita punya. Sungguh nikmat dunia itu cuma setetes dari samudera kenikmatan di Akhirat. Kalau dapat jangan bangga berlebihan, lha wong cuma setetes ! Kalau tidak dapat ya biasa saja, tidak perlu sedih apalagi frustasi. Kan cuma setetes. (di Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CI6M1-vFytLHDeQpMTU3pE5Vq1QyZgkoaKbVXE0/?igshid=1v7ivitjpqj1e
0 notes
Photo
"Ketika kita kena Prank di Akhirat 😭😭😭" Saat Mizan atau timbangan amal ditegakkan, ketika kita menyangka akan mengunduh pahala dari shalat Dhuha, Tahajud dan Sedekah untuk ditukar tiket masuk ke Jannah. Tiba-tiba semuanya berubah jadi zonk, hangus, dan saat kita komplain kepada Allah, "Ya Allah, mana pahala shalat Dhuha, Sedekah dan Tahajud saya ?" Kemudian Allah menjawab, "Lha, kamu shalat Dhuha kan untuk dunia. Supaya hidup kaya. Kan sudah aku berikan kekayaan buatmu ketika di dunia.” Shalat Tahajud kan niatnya agar urusan beres. Bisnismu meroket. Sedekah, kau niatkan agar uang yang kamu bagikan kembali lagi dengan jumlah berlipat ganda. Semuanya sudah tunai KU-berikan. Aku berikan balasan sesuai niatmu ! Dunia kita sudah dijamin oleh Allah ! Ibadah tidak ibadah, jika jatahnya 2 M, ya pasti datang ! Karena Allah tidak pernah membagikan dunia berdasarkan ibadah. Semua sesuai takaran-NYA. Jika Allah membagikan dunia berdasarkan ibadah, harusnya mereka yang rajin maksiat hidupnya miskin. Tetapi kan tidak. Mereka yang hobby maksiat hidupnya malah kaya raya ! Hapenya lebih mahal, rumahnya lebih mewah, makannya lebih enak, uangnya lebih banyak dari mereka yang taat. Demi apa coba ??? Demi Allah, yang lapang tidak lebih mulia. Dan yang sempit tidak lebih hina. Ibadahmu hanya untuk Akhiratmu. Kenapa kita shalat Dhuha ? Karena ada 360 ruas tulang yang perlu kita tunaikan sedekahnya. Dengan begitu, tulang-tulang ini membantu kita untuk taat dan menjadi berkat manfaat. Kenapa kita shalat Tahajud ? Karena ada sebuah apartemen di Surga yang tidak bisa kita beli kecuali dengan cara merutinkan shalat Tahajud. Berduaan bersama Allah ketika sebagian besar rakyat bumi sedang tertidur pulas. Kenapa kita Sedekah ? Karena itu adalah tanda terimakasih kita atas nikmat berupa rezeki harta benda. Jangan dibalik, semua ibadah untuk Akhirat kita konversikan untuk pernak-pernik dunia yang ingin kita punya. Sungguh nikmat dunia itu cuma setetes dari samudera kenikmatan di Akhirat. Kalau dapat jangan bangga berlebihan, lha wong cuma setetes ! Kalau tidak dapat ya biasa saja, tidak perlu sedih apalagi frustasi. Kan cuma setetes. Sekarang ini, Kita hidup pada zaman d (di Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CI6MsUmlrzvUDmoGCNjz-bNXcaFZHeHXNOpdD80/?igshid=1xajnc60lisqm
0 notes
Photo
RENUNGAN... BETULKAH ANDA TIDAK SOMBONG... ? Seorang pria yang sedang bertamu di rumah seorang KETUA RW tertegun heran, ketika melihat Sang KETUA sedang sibuk bekerja sendiri MENYIKAT LANTAI rumahnya sampai bersih. Pria itu bertanya : Apa yang sedang anda lakukan Pak KETUA... ? Pak KETUA menjawab : Tadi saya kedatangan tamu yang meminta nasihat. Saya berikan banyak nasihat yang bermanfaat. Namun, setelah tamu itu pulang saya merasa jadi ORANG HEBAT. Kesombongan saya mulai MUNCUL. Oleh karena itu, saya lakukan PEKERJAAN INI untuk membunuh perasaan SOMBONG itu. SOMBONG adalah PENYAKIT HATI yang sering menghinggapi KITA SEMUA. Siapa saja dan apapun STATUSNYA, orang AWAM atau TOKOH AGAMA bisa juga dihinggapi penyakit SOMBONG ini. Bahkan di kalangan para PENGKOTHBAH pun, benih-benih keSOMBONGan kerap muncul tanpa mereka sadari. Ditingkat ke-1 : SOMBONG disebabkan oleh FAKTOR MATERI, dimana kita merasa : ~ Lebih kaya, ~ Lebih berkuasa, ~ Lebih tinggi jabatan, ~ Lebih rupawan dan, ~ Lebih terhormat daripada orang lain. Ditingkat ke-2 : SOMBONG disebabkan oleh FAKTOR KECERDASAN, dimana kita merasa : ~ Lebih rajin, ~ Lebih pintar, ~ Lebih kompeten, ~ Lebih berpengalaman dan, ~ Lebih berwawasan dibandingkan dengan orang lain. Ditingkat ke-3: SOMBONG yang disebabkan oleh FAKTOR KEBAIKAN, kita sering menganggap diri kita: ~ Lebih bermoral, ~ Lebih pemurah, ~ Lebih banyak amalnya, ~ Lebih bersemangat berjuang dan beribadah, ~ Lebih banyak kontribusinya untuk umat, ~ Lebih besar dari orang lain berdasarkan apa yang sudah dicapai, seraya meremehkan orang lain dengan menganggapnya orang kecil. ~ Lebih tulus dibandingkan dengan orang lain. Yang menarik... Semakin TINGGI tingkat KESOMBONGAN kita, semakin sulit pula kita untuk mendeteksinya. SOMBONG karena MATERI mudah terlihat. Namun, SOMBONG karena PENGETAHUAN, apalagi SOMBONG karena KEBAIKAN..., SULIT DILIHAT. Karena, seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam bathin kita. Cobalah setiap hari kita melakukan INTROSPEKSI DIRI. Kadang kita butuh orang lain untuk mengintrospeksi diri kita. Kita juga butuh kritikan dan masukan dari orang lain. Lihat #koment (di Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CG329cvFatICxLNt8Hvt5fw9UsDSnG40KxDAnE0/?igshid=1gdqze1uef9qe
0 notes
Photo
RENUNGAN... BETULKAH ANDA TIDAK SOMBONG... ? Seorang pria yang sedang bertamu di rumah seorang KETUA RW tertegun heran, ketika melihat Sang KETUA sedang sibuk bekerja sendiri MENYIKAT LANTAI rumahnya sampai bersih. Pria itu bertanya : Apa yang sedang anda lakukan Pak KETUA... ? Pak KETUA menjawab : Tadi saya kedatangan tamu yang meminta nasihat. Saya berikan banyak nasihat yang bermanfaat. Namun, setelah tamu itu pulang saya merasa jadi ORANG HEBAT. Kesombongan saya mulai MUNCUL. Oleh karena itu, saya lakukan PEKERJAAN INI untuk membunuh perasaan SOMBONG itu. SOMBONG adalah PENYAKIT HATI yang sering menghinggapi KITA SEMUA. Siapa saja dan apapun STATUSNYA, orang AWAM atau TOKOH AGAMA bisa juga dihinggapi penyakit SOMBONG ini. Bahkan di kalangan para PENGKOTHBAH pun, benih-benih keSOMBONGan kerap muncul tanpa mereka sadari. Ditingkat ke-1 : SOMBONG disebabkan oleh FAKTOR MATERI, dimana kita merasa : ~ Lebih kaya, ~ Lebih berkuasa, ~ Lebih tinggi jabatan, ~ Lebih rupawan dan, ~ Lebih terhormat daripada orang lain. Ditingkat ke-2 : SOMBONG disebabkan oleh FAKTOR KECERDASAN, dimana kita merasa : ~ Lebih rajin, ~ Lebih pintar, ~ Lebih kompeten, ~ Lebih berpengalaman dan, ~ Lebih berwawasan dibandingkan dengan orang lain. Ditingkat ke-3: SOMBONG yang disebabkan oleh FAKTOR KEBAIKAN, kita sering menganggap diri kita: ~ Lebih bermoral, ~ Lebih pemurah, ~ Lebih banyak amalnya, ~ Lebih bersemangat berjuang dan beribadah, ~ Lebih banyak kontribusinya untuk umat, ~ Lebih besar dari orang lain berdasarkan apa yang sudah dicapai, seraya meremehkan orang lain dengan menganggapnya orang kecil. ~ Lebih tulus dibandingkan dengan orang lain. Yang menarik... Semakin TINGGI tingkat KESOMBONGAN kita, semakin sulit pula kita untuk mendeteksinya. SOMBONG karena MATERI mudah terlihat. Namun, SOMBONG karena PENGETAHUAN, apalagi SOMBONG karena KEBAIKAN..., SULIT DILIHAT. Karena, seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam bathin kita. Cobalah setiap hari kita melakukan INTROSPEKSI DIRI. Kadang kita butuh orang lain untuk mengintrospeksi diri kita. Kita juga butuh kritikan dan masukan dari orang lain. (di Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CG32c_elv4FhiZaDozhEcnFEclu1gUrU9LwzeI0/?igshid=1lwab6lmk938l
0 notes
Photo
NIATKAN POSITIF Tiada niat yang lebih indah... Ketika niat keluar rumah untuk bersedekah... Walau di tangannya tanpa sepeser pun rupiah... Atau barang bawaan yang mewah... Namun... Niat sedekah... Membawanya menjadi selalu senyum merekah... Dengan tenaganya membantu siapapun tanpa pamrih... Dengan ilmunya memberi nasehat dan saran penuh hikmah... Dengan kesabarannya melerai dan menyatukan yang berselisih... Dengan ke-ikhlasannya menjaga dirinya agar selalu baik pada orang yang mencela dan mencemo'oh... Sungguh... Niat sedekah telah menjadikan sikap dan pribadi shaleh/shalehah... *Robbana Taqobbal Minna* Ya Allah...terimalah dari kami (amalan kami), Aamiin ... (di Medan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CFxkHC1FhZ9o8jr1ZQf93lQmwWYDqtzMxuuTCg0/?igshid=1at60q3pot5ke
0 notes