Tumgik
#tenangie
caviaa · 10 months
Text
mungkin kamu tidak tau tapi saya capek sekali.
Saya capek hadapi keadaan yang seperti ombak, naik-turun, seperti ini terus menerus dan saya capek sekali harus hadapi dan tenangi diri sendiri yang sudah kau kacaukan ini.
0 notes
meratsaki · 1 year
Text
TIDAK TERDUGA.
Gelanggang sandiwara Sabita Humaira dan Barmawi Larang, 2023.
Bulan lahirnya sudah tiba. Manakala ia bertambah usia, bukan lagi datangnya bahagia. Melainkan, dihampiri malapetaka. ┈┈┈┈┈┈┈┈┈ 01 Agustus 2023.
Jam dinding t’lah menunjukkan pukul dua belas tepat pada tengah malam. Hari sudah berganti bahwa kini tanggal menunjukkan waktu kala ia dilahirkan; satu Agustus.
Biasanya, ucapan-ucapan berbondong masuk pada benda pintar atau kejutan dari Layak Giri dan karib lainnya. Namun, belum adanya satupun ia dapati.
‘𝘈𝘩 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘭𝘶𝘱𝘢.’ begitu pikirnya.
𝘛𝘪𝘯𝘨𝘯𝘰𝘯𝘨!
𝘛𝘪𝘯𝘨𝘯𝘰𝘯𝘨!
Bel kediaman Barmawi berbunyi. Lantas tidak adanya dalam petak pikir yang buruk, ia bukakan pintu dengan jeraus. Ain membeliak pula daksa alami stagnan. Ia tersenak kata.
Sabrang Bhakti.
Yang sudah ia kubur dalam ngarai hati ketaksaan. Sekonyong-konyong, ada di bibir mata. Ia benci. Mengapa ketika ia coba ’tuk berdamai, teruna itu kembali?
Dalam senyap yang jenak, isyarat tubuh berkata bahwa untuk tidak mendekat. Senyampang teruna ini tidak memahami dan maju dekati ia.
Mundur satu langkah. Napas kian memburuk musabab trauma itu hadir kembali. Sekelebat memoar menyesakkan petak minda.
Nihil aba, ia tunggang-langgang untuk mengunci diri di kamar tidur. Mencari benda pipih guna memanggil bala bantuan ’tuk tenangi diri.
“PERGI! LO PERGI DARI SINI!!!”
“GUE NGGAK BUTUH PENJELASAN LO!”
“PERGI!!”
Ia senewen.
Dua ruang pesan ia sematkan; Layak Giri dan Sabita Humaira. Karena tidak fokus akibat menangis sesegukan, ia salah memanggil bala bantuan. Ruang pesan bersama @GALARDAKSA lah yang ditekan dan ia melakukan panggilan.
“Tolong gue..”
━─────────┈
𝑮𝑬𝑳𝑨𝑲 𝐓𝐀𝐖𝐀 memenuhi ruangan yang diisi oleh empat anak adam dan hawa. Perihal awal karena Jizan melempar sebuah candaan. Memang dasarnya empat sekawan ini milik selera humor recehan, makanya mudah sekali tawanya dipancing ke permukaan.
Makan malam baru saja selesai disantap. Menu panggang yang menjadi pilihan. Maka dari itu mereka memilih bersantai sebelum memilih untuk merebahkan diri.
Hari ini kegiatan mereka full berada di luar ruangan. Snorkeling bahkan berselancar pun dijajal
satu persatu tanpa ampun. Memang energi mereka hari ini tak terbendung, seakan lelah tak ada dalam kamus mereka semua.
Namun, setelah mengisi energi perlahan tubuh lelah mulai terasa. Walau semangat enggan luntur. Pasalnya ini liburan mereka
yang kesekian, yang berhasil direalisasikan dengan apik.
Jizan adalah orang pertama yang memilih merebahkan diri, mengeluh badannya letih dan ingin segera tidur. Begitupun dengan teruni berambut merah yang juga lakukan hal serupa.
Hanya tinggal Sabita dan Angga yang masih betah membuka mata. Walau kantuk mulai menghampiri.
"Gak mau tidur?"
"Mau, tapi bentar lagi Mawiwi ultah. Mau ngucapin tapi ngantuuukkk banget. Besok aja apa ya?"
"Besok aja, sana tidur."
Belum sempat Sabita
berpindah tempat, getaran pada gawai membuat ia sedikit tersentak. Segera mengangkat telepon kala melihat nama 'Mawiwi 😡' terpampang jelas pada layar.
"Ha-" katanya tak sempat selesai kala suara serak diseberang membuatnya kantuknya hilang seketika.
"Mawiwi? Hey? Babe? Kenapa?" Sabita memberondong teruni diseberang dengan tanya. Jelas sekali air muka penuh gurat kekhawatiran yang berhasil membuat Angga ikut siaga.
"Tarik napas pelan-pelan, okay? I'm here!" Ucapnya berusaha menenangkan @Meratsaki.
━─────────┈
“Ala buka pintunya. Aku kesini niat
baik mau meluruskan.”
Pintu kamar diketuk tiada henti. Ia benci dengar suara itu lagi. Sabrang Bhakti baginya sudah mati. Sudah musnah dari bumi.
Ia melempar segala benda di selingkung untuk meredam suara milik Sabrang. Keadaan kian memburuk kausa teruna itu masih kukuh dengan pendirian.
“PERGI LO. NGGAK SUDI GUEE.”
“LO UDAH MATI! PERGIII!”
“GUE BENCI LO!”
Dalam jenak, lagi-lagi ia stagnan. Mendengar suara diseberang sana bukan milik seorang Layak Giri melainkan Sabita. Tidak ada waktu untuk menjelaskan, ia hanya butuh ditemani.
“Bi-bita.. Tolong gue..”
“Bita.. Dia disini. BITA TOLONG GUEEE.” Ia terus meracau kepada @GALARDAKSA meski sudah diberi arahan untuk tenang. Barmawi Larang terus mengacak-acak rambut diselingi memukul mestaka. Ia benar-benar tidak terkontrol.
━─────────┈
Samar-samar terdengar suara familier diseberang. Otaknya yang hampir beristirahat dipaksa untuk kembali bekerja agar memproses segala sesuatu lebih cepat dalam keadaan seperti ini.
Siapa? Sebenarnya apa yang terjadi diseberang sana? Banyak pertanyaan
mulai bermunculan dalam kepalanya. Namun urung bertanya, ini bukan saatnya bertanya, ia harus segera memahami situasi dan mengambil tindakan.
Tepat ketika teriakan Barmawi menggema ditelinganya, kala itu ia bisa memahami musabab teruni hilang kendali.
"Sakti sialan." Umpatan halus lolos dari ranumnya. Buat Angga mendekat padanya. Sabita membuang nafas gusar. Pasalnya ia tidak dalam keadaan bisa menyusul gadis itu sekarang.
"Ang, minta tolong telponin Giri buat nyusul Mawi, SEKARANG!"
Angga menurut kala temui nada serius dalam perintah Sabita. Hawa gelap menguasai teruni dihadapannya.
"BARMAWI!" Gertaknya pada @Meratsaki dengan sengaja agar perhatian gadis itu tertuju padanya. "DENGERIN GUE!"
━─────────┈
Hilang fokus, hilang kendali. Semuanya berantakan, ia tidak karuan. Suara Sabrang Bhakti ’tak kunjung menghilang meski berkali-kali Barmawi katakan untuk lekas pergi dari kediamannya.
Tetiba ia dapati gaham buat pekikan senyap dalam sekejap. Berlaku dalam hitungan menit, isak tangis ia pecah. Barmawi Larang yang berusaha untuk bertahan kini hancur seketika.
“@GALARDAKSA, jangan tinggalin gue ya?”
━─────────┈
Sabita gusar bukan main. Tak ada hal yang dapat dilakukan kecuali berdoa agar Giri lekas datang. Pulang malam ini pun tak mungkin. Esok hari sudah ada jadwal yang harus dihadiri. Ingin rasanya menghujani Sakti dengan sumpah serapah tanpa henti.
"Gue gak akan kemana-mana, Mawiwi. Gue di sini buat lo. Tunggu sebentar lagi ya. Giri bakalan datang. Tarik napas pelan-pelan. Barmawi." Ucapannya penuh kelembutan pada @Meratsaki.
Berharap Sakti segera enyah dari sana dan Giri tiba tepat waktu.
━─────────┈
Isak tangis tiada kunjung usai. Sudah banyak menit terlewati dengan ia menangis. Bahkan rasanya air mata pun turut mengering. Terbaring lah ia di atas lantai nan dingin itu.
Barmawi Larang sudah lelah dengan roman yang basah. Sedaritadi ia kerap diselimuti amarah. Kesadaran juwita ini kian menipis dengan rasa kantuk yang semakin kuasai diri.
Isakan itu senyap dengan sendirinya bersamai kesadaran yang t’lah hilang. Barmawi Larang tertidur dengan sendirinya. Ada satu kalimat sayup-sayup terdengar di rungu sebelum akhirnya tertidur,
‘Selamat ulang tahun, Ala’.
@.GALARDAKSA
━─────────┈
Demi Tuhan, jikalau ia bisa berteleportasi sekarang, maka ia akan segera menghampiri gadis diseberang sana guna memeluknya dengan erat. Ia tak sanggup mendengar isakan memilukan sang kawan.
Terkutuklah Sabrang Bhakti yang telah membuat kekacauan ini
terjadi. Namun sejatinya ada sisi lain dihatinya yang merasa tak nyaman. Pasalnya ia baru mengetahui efek Bhakti masih sehebat ini.
Kemana saja ia selama ini hingga tak mengetahui hal ini sama sekali? Entah karena Barmawi yang enggan membagi atau memang
dirinya yang kelewat tak peka.
Sabita hanya diam menunggu isakan itu mereda. Tak ada satu patah katapun lagi yang ingin ia ungkapkan. Rasanya lebih baik teruni diseberang menuntaskan luapan emosi yang memuncak.
Merasa yang disana lebih tenang, barulah ia kembali bersuara.
"Sayangku? Masih di sana?" Ia bertanya pelan, menunggu jawaban sang gadis di seberang.
Menit berlalu yang terdengar hanya napas yang mulai teratur. Tak ada lagi isakan tangis seperti
sebelumnya. Semoga saja sang kawan dapat tidur dengan nyenyak dan terbangun tanpa merasa lebih buruk.
"Selamat ulang tahun, Mawiwi! Semoga lo bisa lekas berdamai dengan ini semua. I love you!" Ucapan lembut dilaku sebelum telepon ia tutup.
𝑹𝐀𝐌𝐏𝐔𝐍𝐆.
0 notes
wowzashipmans · 3 years
Text
girls
Tumblr media
i havent drawn them in a while 💔 so i drew them to make up for it they are just adorable
76 notes · View notes
mayprilayunely · 3 years
Text
Tumblr media
mermaid tenkangie for mermay
61 notes · View notes
glownary · 4 years
Photo
Tumblr media
some tenkangie for the ship week on insta!
90 notes · View notes
catgirlkirigiri · 5 years
Text
Ok so I asked my friend to pick characters she thought would be valid ships and she said Tenko and Angie and described a cute date with them going to a pond with lots of plants and some ducks and I just HAD to draw it so here!!
Tumblr media
Also a close up since it’s kinda long!
Tumblr media
Can you tell I forgot what their outfits are.. I did this in class so I couldn’t get a reference oof
23 notes · View notes
hearticorn-arts · 5 years
Photo
Tumblr media
happy late birthday angie yonaga!!!!!
she’s borrowing her gfs’ accesories....
(kaede’s backpack, himiko’s hairpin, tenko’s choker, and maki’s ponytail holders)
18 notes · View notes
yuki-doll · 6 years
Photo
Tumblr media
Late but @danganrarepairweek Day 4: Go Out Ft. Gay/Lesbian Solidarity
205 notes · View notes
chiaki-amami · 6 years
Photo
Tumblr media
Happy gfs!
236 notes · View notes
donutous · 7 years
Photo
Tumblr media
if u ship this i will break into ur home and personally thank you
313 notes · View notes
scxrs-will-fade · 4 years
Note
Angie, scale of 1 to 10, how pretty is Tenko? *Ship noises*
Tumblr media
“......” She grumbled to herself, finding these questions unavoidable at this point. “... Eight. Angie could... dump her up to a nine if she wasn’t so obsessed with Himiko and calling all males degenerates.”
1 note · View note
wowzashipmans · 4 years
Photo
Tumblr media
some nice pregame doodles because i can please no reposting anywhere thx
75 notes · View notes
onebizarrekai · 3 years
Note
anyone asked you about Tenko yet? :D
Sexuality Headcanon: hmmmmmm… acespec. ace wlw
Gender Headcanon: her gender is lesbian
A ship I have with said character: I like tenangie! it has a lil energy of a rivalship so that's a vibe. also tenkaede is a big vibe–"I'd trade my life for yours" made me fond of it ahaha
A BROTP I have with said character: on the subject of I'd trade my life for yours… tenko and kaito
A NOTP I have with said character: hmmm… I don't think I really have one. I probably wouldn't put her with kokichi but you know
A random headcanon: pants
General Opinion over said character: I think I like her a lot more in retrospect than I did while I was playing. during the first two chapters I found the way she was constantly trying to coddle himiko and how it coincided with her commentary about not liking men every 4 seconds a lil off-putting given her representation as a character, but I feel like I just generally like her more now than I did then since I remember her more now for the things I like rather than the things that bugged me. I really liked her arc in chapter 3 so it kinda sucked that it ended prematurely the way it did, like I mentioned when I was talking about angie a while ago.
18 notes · View notes
glownary · 4 years
Photo
Tumblr media
tenkangie for lavendereel’s dtiys on insta!
92 notes · View notes
ohdaisysworld · 3 years
Text
183 ─ CAN I BE HER?
Tumblr media
Hujan turun sangat deras saat Taehyung begitu nekadnya pergi seorang diri dengan menyetir mobil milik Jimin; sahabatnya, yang mungkin saja saat ini tengah merutuki dirinya sebab tak tahu diri. Tapi Taehyung tak peduli. Kepalanya penuh dengan umpatan serta makian untuk diri sendiri. Iya, Taehyung tak henti-hentinya menyalahkan dirinya karena tak siaga untuk selalu berada di sisi sang kekasih seperti saat ini.
Apa yang harus ia katakan pada Jeongguk nanti tentang keterlambatannya pagi ini? Haruskah Taehyung menjelaskan jika kemarin ia memiliki prasangka buruk terhadap Jeongguk karena tak kunjung datang sesuai janji hingga memilih untuk mematikan ponsel sampai pagi sebab merasa sakit hati? Haha, bahkan, rasa kecewa yang ia rasakan saat Jeongguk tak kunjung datang sebab kira akan kembali bersama Mina tak sebanding dengan rasa kecewa yang mungkin saja sang kekasih rasakan saat ini. Taehyung benar-benar tak habis pikir dengan dirinya sendiri. Kenapa ia tidak bisa berpikir jernih dan terlalu mengedepankan emosi hati.
Kini, yang tertinggal hanyalah seonggok penyesalan. Juga rasa malu dan perasaan bersalah yang begitu tak tertahankan. Bahkan sebenarnya Taehyung tak lagi sanggup tunjukkan muka di hadapan sang kekasih setelah apa yang terjadi. Kalau saja kemarin ia sedikit bersabar dan tak terus berpikiran buruk terhadap sang kekasih. Iya, kalau saja.
Meremat stir mobil dengan kuat saat mobil yang ia kendarai sudah tiba di tempat tujuan, Taehyung diam tak bergeming. Dadanya sesak. Tubuhnya bergetar dengan hebat saat bulir air mata itu pada akhirnya turun basahi wajahnya. Melihat beberapa mobil dan motor yang sudah lebih dulu berjejer di depan rumah duka buat Taehyung semakin menyadari bahwa ia adalah sosok kekasih yang gagal. Sosok kekasih yang seharusnya sudah lebih dulu tiba ‘tuk tenangi dan temani Jeongguk di dalam sana. Bukan sosok kekasih yang baru datang sebab mematikan ponselnya semalaman suntuk sebab diliputi amarah serta rasa kecewa.
Bodoh, umpat Taehyung lagi; pada dirinya sendiri. Ia bahkan sudah pasrah. Teramat pasrah jika setelah ini akan terima cacian pedas dari Mina; yang mungkin akan mengambil kesempatan emas ini untuk semakin memojokkannya. Lagipula apa yang bisa Taehyung lakukan? Toh, apapun yang akan gadis itu katakan nantinya, hubungannya dengan Jeongguk memang sudah tidak bisa diselamatkan.
Abaikan hujan yang masih mengguyur dengan derasnya, Taehyung keluar dari mobil tanpa perduli bahwa bulir air itu akan membasahi dirinya pada detik pertama. Pikirannya penuh. Kalut. Karena mungkin setelah ini semuanya tidak akan lagi terasa sama. Apapun yang akan terjadi, Taehyung siap menerima; baik dan buruknya.
Taehyung melangkah semakin cepat kala udara terasa semakin dingin dan menusuk kulitnya. Ia tak ingin semakin membuang waktu untuk terus merenung apa yang sudah terjadi. Tak ingin juga semakin lama untuk tiba di rumah orang tua sang kekasih.
Tapi langkahnya terhenti, di depan pagar rumah itu saat temui sosok yang begitu ia kenali. Tubuhnya kembali bergetar kuat. Rasa bersalah yang semula sudah menggerogoti hatinya kini semakin parah hingga yang bisa ia lakukan adalah memalingkan muka.
“Wow,” celetuk gadis yang berdiri di samping Jeongguk. “Kirain udah gak peduli lagi sama pacarnya sendiri.”
Iya, itu adalah Jeongguk. Dan juga Mina.
Keduanya berdiri di depan pintu masuk dengan kenakan pakaian serba hitam. Raut wajah Jeongguk yang datar tak dapat Taehyung tebak akan apa yang laki-laki itu rasakan terhadapnya. Yang bisa Taehyung lihat hanyalah lengkungan hitam di bawah mata. Ya, sang kekasih jelas tak tidur semalam suntuk. Bahkan raut wajah letihnya begitu terlihat saat ini.
Berbanding terbalik dengan Jeongguk, Mina sudah pasti melayangkan tatapan tak suka. Bahkan gadis itu tampak berani tersenyum miring untuk kemudian memutar kedua bola mata. Terlihat begitu malas akan kehadiran Taehyung di hadapannya; yang jelas-jelas tidak ia harapkan.
“Jeong─”
Baru saja Taehyung ingin melangkah dengan segenap keberanian yang tersisa, Jeongguk sudah lebih dulu pergi untuk masuk ke dalam tanpa memperdulikan keberadaannya. Padahal, niat awal Taehyung ingin meminta maaf juga menguatkan Jeongguk akan kepulangan sang ibu tercinta. Tapi sikap penolakan yang ia terima justru semakin membuat Taehyung tenggelam dalam perasaan bersalah.
“Taehyung, thanks ya…” celetuk Mina sembari tersenyum miring. “Berkat lo gue akhirnya bisa nunjukkin ke Jeongguk, kalau gue adalah satu-satunya orang yang selalu ada buat dia. Dalam kondisi apapun.”
2 notes · View notes
tsumugimagines · 4 years
Note
Thoughts on Tenmikangie? (TenkoxHimikoxAngie)
I like both Tenangie and Tenmiko, so this is a perfect medium!
Honestly I just love all three of these girls so much...
Tumblr media
6 notes · View notes