#target hidup
Explore tagged Tumblr posts
Text
❤️❤️❤️

#positive#positive life#positive quotes#strength positive#self love#self worth#loveyourself#body positive#positivity#happy#reblog this#tumblr reblog#reblog#repost#reshare#reminders#reminder#pengingat#pengingatdiri#ingat#ingatan#resolusi#target hidup#usaha#berjuang#pantang menyerah#manusia baru#anakmuda#anak muda#kaum muda
288 notes
·
View notes
Text
Renungan Tahun Baru
youtube
Kebetulan saya menuliskan tulisan ini menjelang tahun baru 2025, dan kebetulan saya menemukan dua video yang saya masukkan di tulisan saya ini yang bisa dijadikan bahan renungan bersama, sebelum memasuki tahun yang baru. Video pertama yang saya lampirkan adalah dari Youtube Channel pak Win, biasanya beliau membagikan tips bisnis, tapi yang kali ini menurut saya selain cocok untuk bisnis juga untuk pengembangan diri kita. Hal pertama adalah kita menentukan tujuan kita ingin kemana, ingin menjadi apa, ingin ngapain, seringkali kita hanya berhenti sampai sana, tanpa membuat plan, apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, contoh, ingin pensiun nanti memiliki usaha yang bisa diwarisi ke anak cucu, tapi kalau dari saat ini kita gak pernah berbuat apa-apa untuk mencapai tujuan tersebut, jangan berharap kita bisa mencapai tujuan kita tersebut, maka dari itu, memasuki tahun baru, kita harus benar-benar memikirkan apa yang sebetulnya ingin kita capai dalam hidup ini dan mulai memikirkan langkah apa yang perlu dan harus kita lakukan untuk mendekatkan diri ke tujuan tersebut.
Yang kemudian adalah mengenai resiko, melakukan apapun dalam kehidupan ini, tentunya memiliki resiko, bahkan pergi ke kantor / sekolah / kampus setiap hari saja, kita memiliki resiko akan mengalami kecelakaan, begitu juga dengan pilihan hidup, maka selalu pikirkan resiko terbesar yang bisa kita terima apa, jangan sampai kita gelap mata, asal-asalan mengubah sesuatu dalam hidup kita, tanpa pernah sekalipun menghitung, kira-kira resiko tersebut bisa kita tanggung atau tidak, karena sudah terlalu banyak contoh, mereka yang gagal dalam sesuatu, pada akhirnya luntang lantung dan jadi stress, tentu kita tidak mau kan jadi orang stress hanya karena sekedar ambisi tanpa perhitungan?
Dan harus realistis, bahwa di dunia ini tidak semuanya pasti sukses.
instagram
Masuk ke video kedua, yang saya dapatkan dari akun instagram jamesgwee, terdapat banyak pertanyaan yang "dalem", yang bisa kita sama-sama renungkan untuk diri kita masing-masing, apabila sampai detik ini kita masih belum tahu apa asih yang mau kita lakukan atau ingin kita capai dalam kehidupan ini, pertanyaannya antara lain :
What would you do if you weren't afraid (Apa yang akan kamu lakukan apabila kamu tidak takut?)
What is the no or refusal you keep postponing (Penolakan apa yang terus kamu tunda?)
What commitment have you made that you no longer believe in (Komitmen atau janji apa yang sudah terlanjur kamu buat, tapi sekarang sudah tidak yakin lagi?)
What is the gift that you currently hold in exile (Bakat apa yang kamu pendam?)
What talent you have that you're not using (Talenta apa yang kamu miliki, tapi tidak kamu gunakan?)
Untuk pertanyaan dari video kedua, menurut saya akan sangat pas ditanyakan ke diri masing-masing, tujuannya adalah supaya kita bisa berinteraksi dengan diri kita sendiri dan bisa mulai menentukan kembali arah kehidupan kita yang ingin kita jalani, hidup ini adalah perjalanan, sayangnya perjalanan ini ada batas waktunya, dan tidak terasa waktu berjalan dengan demikian cepat, sehingga jangan menunda setiap langkah atau pilihan hidup yang kita bisa lakukan hari ini. Selamat tahun baru 2025!
#renungan#pengembangan diri#tips#kehidupan#pilihan hidup#target kehidupan#resiko#langkah#tahun baru#Youtube#Instagram
2 notes
·
View notes
Text
kecil
aku merasa semakin sering merasa kecil. mungkin karena aku terlalu sombong, memasang target terlalu tinggi. hingga akhirnya terjatuh, dijegal kenyataan.
aku merasa semakin sering merasa kecil. mungkin karena aku terlalu lalai, merasa telah mencapai tujuan. hingga akhirnya terlena, tersusul yang berusaha.
aku merasa semakin sering merasa kecil. mungkin karena aku terlalu meresah, merasa paling merana. hingga akhirnya terpuruk, meyakini ujungnya sudah tertebak.
akulah yang mengecilkan diri.
#manusia#kecil#takdi#hidup#target#jatuh#tujuan#usaha#merana#bahasa#sastra#sajak#sajakpendek#sajakgagal
5 notes
·
View notes
Text
Paradise Indonesia Bidik 20% Kenaikan Pendapatan selama 2024
PARADISE Indonesia melanjutkan komitmen kampanye ‘Building Tomorrow’, dengan menargetkan kenaikan pendapatan hingga 20% selama 2024. Dalam paparan bisnis 2024, Paradise Indonesia sebagai destinasi gaya hidup, akan meresmikan dan memulai operasional Hotel Hyatt Place di Makassar pada Februari 2024. Kemudian menyelesaikan proyek apartemen Antasari Place yang rencananya akan dilanjutkan dengan serah…

View On WordPress
0 notes
Text
5 Pesan yang Jadi Bekal Saya Memulai Awal 2025
@edgarhamas
Saya suka dengan pepatah ini, "In the beginning there is meaning, in the end there is feeling." Di permulaan ada pemaknaan, dan di akhir biasanya ada rasa.
Orang memulai harinya dengan membuat pengalaman, lalu senja harinya ia pulang membawa pengalaman, dan malamnya ia merenungi kenangan dari sebuah pengalaman. Dan, itulah yang membuat hidup jadi dinamis. Kita, memaknainya, setiap pergantiannya. Ada zikir pagi, ada pula wirid sorenya.
Bagi kita yang hidup di zaman ini, rasa-rasanya kita yang terbiasa menggunakan kalender Masehi jadi perlu membuat pemberhentian sejenak. Bukan, bukan kita merayakan akhir tahun gregorian. Kita sudah punya kalender sendiri. Namun terbiasanya kita menggunakan tahun-tahun gregorian ini akhirnya membuat kita jadi butuh juga memuhasabahi: akhir tahun 2024 aku sudah jalan sejauh apa, dan bagaimana aku memulai hari-hari setelahnya?
Maka, "in the end, there is feeling."
Alih-alih fokus membeli bahan bakar-bakaran, makin dewasa ini, saatnya diam sejenak bersama Allah dan diri kita sendiri. Hadiri kajian jika ada, mabit jika memang ada agendanya. Kalau saya sendiri, saya biasanya diam saja sambil merenung.
Saya selalu menanyakan dua hal: tentang apa yang telah saya lakukan, dan apa yang kelak akan saya azamkan. Saya akan lihat 100 target 5 tahunan, dan mulai memindai mana yang masih relevan, mana yang telah terjadi, dan mana yang masih mimpi.
Dan, pesan-pesan ini membantu saya —dan semoga kamu— untuk kembali menyegarkan sudut pandang menjalani hari-hari ke depan.
1. "Allow yourself to be a beginner"
Izinkan diri kita untuk menjadi pemula pada hal yang baru. Pada potensi yang kita baru asah, pada pekerjaan yang baru kita jalani. Sebab banyak orang menuntut dirinya harus langsung ahli, dan itu mustahil. Banyak guru bilang pada saya bahwa setiap hal butuh "Husnul Bidayah", awal yang baik.
Dan salah satu makna awal yang baik itu adalah: berikan hak pada dirimu untuk berproses.
2. "Some years you win, some years you build characters."
Hendaknya kita memahami bahwa tahun-tahun yang berjalan, tak selalunya berakhir memuaskan. Kadang ada masa dimana kita menang. Tapi, jangan overthinking kalau memang tahun ini kita "rasanya" tak menghasilkan banyak hal berarti. Kamu salah jika berpikir begitu.
Sebab pada akhirnya kita bertumbuh: kadang berakhir dengan momentum, kadang berubah menjadi pelajaran berharga. Baca surat Ali Imran 140, dan kita akan memahami siklus ini.
3. "I'rif qadraka..."
Seseorang pernah datang pada Imam Ibnu Mubarak, lalu dia meminta nasihat. Dan, jawaban Ibnu Mubarak singkat padat jelas namun sangat dalam, "i'rif qadraka", ketahuilah kapasitasmu. Dalam jalan panjang hidup ini, kita sering mengenal orang, tapi kenapa kita jarang duduk mengenal diri kita sendiri?
Mengetahui kapasitas kita, itu artinya memetakan apa yang bisa persembahan buat Islam dan umat ini.
Sebab generasi pembebas Al Aqsha bukanlah hanya dari orang-orang militer, tapi oleh siapapun yang memenangkan potensinya di bidangnya masing-masing. Dan itu hanya bisa benar-benar terjadi jika setiap orang mengetahui kapasitasnya, sehingga ia mampu menentukan posisinya.
4. "Maa kaana Lillahi yabqaa"
"Apapun yang dilakukan karena Allah, maka akan bertahan", itulah yang dikatakan Imam Malik bin Anas ketika menulis Kitab hadits Al Muwattha. Saat itu, buku-buku hadits sudah banyak. Namun Imam Malik tetap menulis dan bahkan karyanya bertahan sampai kini. Apa rahasianya?
Ya, beliau melakukannya tulus karena Allah, maka Allah menjadikan karya itu "abadi" menginspirasi umat melintasi ruang dan zaman.
Mirip-mirip dengan quote Maximus, "What we do in life echoes in eternity"
5. Terhubung dengan misi para kesatria: Al Aqsha
Dan ini yang pamungkas. Saya terkesan dengan salah satu quote demonstran pro Palestina di Amerika, "bukan dunia yang telah membantu Gaza, tapi Gaza lah yang membangunkan dunia." Clear. Jernih.
Permasalahan Al Aqsha dan Palestina adalah milik pendekar hati nurani. Selama kita masih bertaut dengan Al Aqsha, maka kita akan sadar: beban kita belum ada apa-apanya, dan visi kita bertaut dengan mereka; yang terabadikan dalam lisan seorang ibu di pengungsian Gaza, "Al Aqsha, jika tidak dibebaskan oleh aku, maka oleh anak-anakku. Jika bukan oleh anak-anakku, maka oleh cucuku!"
#renungan#catatan#kontemplasi#islamic#inspirasi#islamicquotes#daily reminder#tadabbur#quotation#edgarhamas
237 notes
·
View notes
Text
Tidak semua yang berangkat pagi pulang malam itu mengejar dunia, tidak semua yang memutuskan merantau jauh juga gila dunia. Perlu kita garis bawahi, bahwa; kita tidak tau apa-apa tentang tujuan dan target hidup mereka. Dan kita juga tidak pernah tau bagaimana rapihnya mereka menyembunyikan ibadah mereka. Maa syaa Allah~
Kita sepakat, kan? Kalau ibadah haji, umroh, berkurban, infaq dan shodaqoh juga memerlukan harta dunia. :”)
Ya Allah, mampukanlah kami meletakan dunia itu dalam genggaman tangan kami dan akhirat dalam jiwa kami. Aamiin Allahumma aamiin.. :”)
515 notes
·
View notes
Text
Menjalani hidup baru sekali ini, semua hal yang dilalui serba pertama kali. Bahkan ketika mendewasa, ya ini juga pertama kalinya menjadi dewasa. Sementara waktu terus berjalan dan mungkin sebagian besar dari kita merasa tidak ada pengulangan, tidak boleh buang waktu, nanti kesempatannya hilang. Hal yang membuat kita menjadi cemas jika di waktu-waktu tertentu yang berdasarkan ukuran orang-orang, kita belum sampai.
Belum wisuda, belum menikah, belum memiliki anak, belum memiliki rumah, belum memiliki pekerjaan, dan aneka parameter lain yang dinilai berdasarkan "kapan" nya. Seolah jika tidak sesuai dengan waktunya, maka kita termasuk orang yang gagal. Kita mungkin berusaha sekali untuk mencapai target waktu itu, dari alam bawah sadar kita. Meskipun berulang kali kita "nge-puk-puk" diri sendiri, "Nggak apa-apa." Bekerja keras hingga tak kenal waktu. Bersahabat baik dengan obat-obatan asam lambung, maag, antidepresan, dan lain-lain. Kita sangat bersemangat untuk hidup. Semangat yang membuat kita sering mengabaikan alarm diri; badan, pikiran, dan hati. Bahkan mungkin jadi lupa buat menikmati hasil dari usaha-usaha kita selama ini, menumpuknya, menahannya, dan akhirnya ia dipaksa keluar untuk hal-hal yang tak kita duga. Seperti sakit, kendaraan rusak, kehilangan sesuatu, dan lain-lain. Kita merasa sedih atas hal-hal yang seperti itu.
Bahkan karena begitu semangatnya untuk hidup, kita berubah menjadi terlalu mencintai dunia dan takut mati. Kita lupa mempersiapkan diri buat kematian karena sibuk hal lain.
Apakah seperti ini hidup yang diinginkan? (c)kurniawangunadi
343 notes
·
View notes
Text
Dugaan Penipuan berkedok Sedekah di Tumblr
Aink masih tetep bakal bilang dugaan karena belum bisa ketemu langsung dengan ybs. Sore tadi aink di wa sama @jagungrebus yang ngajak bergosip soal akun rumahati yang terindikasi penipuan.
Aink ga kaget, emang Uda mikir dari dulu kalo rumahati (sebut aja uni) emang mencurigakan. Yang bikin kaget, pas aink buka tumblr buat catch up sama beritanya, ternyata orang baik di Tumblr banyak banget,..
Mungkin tulisan aink ga bakal bantu banyak, tapi seenggaknya bisa ngasi tambahan gambaran soal uni.
Aink kenal uni jauh sebelum aink kenal sama istri. Dia salah satu customer tanaman hias aink. Aink inget dia order via pm Tumblr. Dulu nama akunnya birunii. Cukup terkenal di kalangan pembaca yang suka cerita berhikmah dan agamis.
Waktu itu dia masi S2 di UNPAD, ngekos di daerah sekejati. Aink cod tanaman sama dia disana. Setelah beli, aink emang selalu ngasi konsultasi free buat customer. Jadi komunikasi tetep terjalin via wa selama beberapa waktu.
Aink baru denger kabar dia lagi sekitar tahun 2019, istri lagi hamil anak kedua. Dia order paket tanaman lagi via Tumblr. Tapi dari akun rumahati.
Awalnya aink ga ngeh dia uni. Tapi pas trf, liat nama penerima paketnya kok kayak kenal. Pas aink kroscek ternyata bener uni.
Selain dapet orderan, aink juga dapet kontak lagi sama kawan lama. Aink seneng dong.
Dari sana aink mulai follow dan kenalan sama kontennya rumahati versi tahun 2019.
Sedih banget hidupnya. Buat yang ga kenal, aink kasi gambaran singkat.
Uni setelah nikah jadi ibu rumah tangga anak 2. Selain itu, suami dan mertuanya 'somehow' menanggung beban hidup orang di sekitarnya.
Aink ga paham juga gimana ceritanya Ampe keluarga suami uni harus kerja keras menutupi kebutuhan anak yatim, janda dan orang2 susah di sekitar mereka.
Pokoknya sedih tidak berujung lah, Ampe aink mikir kok dia hidupnya gini bangeett.
Tapi karena yang nyerita ini kawan lama, aink ga mikir kesana. Malah jadi pengen bantu. Waktu itu aink sama makarima nai sepakat bantuin rumahati biar beban hidupnya ga berat berat amat.

Jadi kami bertiga mau bikin writing project gitu buat dibukukan. Nanti hasil penjualan di sedekahin ke rumahati.
Sekali lagi, buat yang ga tau rumahati. Postingannya selalu sedih. Ada aja si anu kecelakaaan, si anu ga bisa sekolah, si anu ga kebeli susu... Yang kalo aink pikir sebetulnya itu bukan masalah dia, tapi dia usahain biar bisa kebantu secara finansial.
Caranya ini yang aink ga suka, dia ngemis di Tumblr.
Kalo opdon, dia cukup bikin postingan di Tumblrnya sama minta tolong direblog. Itu Uda paling banter kalo kata aink. Tapi uni beda, dia Ampe ngepm orang orang yg ga dikenal buat nawarin sedekah.
Dan yang pernah sedekah bakal difollow up terus untuk sedekah selanjutnya.
Aink ga suka, makanya aink pengen dia berhenti ngemis. Aink nyaranin dia jadi konten kreator, atau jual apa gitu. Tapi dia ga mau, bilangnya sehari2 aja pusing, apalagi masih harus ditambah pusing mikirin konten.
Hingga akhirnya aink sama nai berniat bantu dia lewat bikin writing project. Karya terbaik dibukuin dan dijual. Jadi ga perlu harus ngemis lagi kalo hasilnya bsgus.
Ini link postingan event yang mau dibikin waktu itu.
Tapi ga jadi, ..
Jadi sambil nunggu eventnya berjalan, aink inisiatif ngasih sebagian penjualan tanaman aink ke dia. Aink lupa nominal berapa, tapi Uda masuk.
Menjelang event dimulai, aink uni dan nai bikin grup wa untuk memantapkan teknis. Salah satunya soal teknis penyaluran sedekah dari penjualan.
Di awal obrolan project, uni setuju kalo ada dokumentasi penerimaan sedekah ke target penerima. Ya tujuannya biar transparan
Aink sebagai penyelenggara ga mau ada fitnah, pengen jelas aja uang dari mana, jumlah berapa, di salurin kemana. Biar ada pertanggungjawaban ke yang ngasih sedekah.
Uni setuju, awalnya..
Menjelang launching event, uni ngasih tau kalo suami dan mertua ga setuju ada dokumentasi. Alasannya menjaga Marwah penerima bantuan.
Aink sempet adu argumen waktu itu, yauda ga usah foto penerimanya. Foto barang sembako atau bukti sppnya aja.
Tapi ditolak. Ga sesuai prinsip dia katanya.
Event Uda mau dimulai, aink ga enak sama nai yg Uda gembor2in waktu itu. Masa iya ga jadi, kan ya.
Yauda, aink minta struk belanjanya aja deh yang difoto. Bust seragam kek, beras, susu atau aappun lah yang mau di salurkan.
Biar ada bukti nih si uang sedekah jadi apa.
Waktu itu Uni setuju
Tapi beberapa hari kemudian dia tarik lagi. Dia bilang ga bisa.
Kalo pun aink sama nai mundur, gapapa yang sedekah ke dia mah buat yang mau mau aja.
Kesal? Ojelas. Tapi aink tetep ga mau suudzon,. Mungkin cara hidupnya kayak gitu, nyusahin diri sendiri dan banyak orang lain yang ga kenal dia demi orang orang susah yang harusnya bukan tanggung jawab dia.
Maksud aink, kemana RT RW? Kamana bantuan sosial? Yang lebih mampu dan wajib membantu kan bukan dia. Aink sempet mikir dia Hero syndrom
Tapi ada yang bikin aink makin curiga.
Salah satu target bantuan waktu itu adalah bayi yang ditinggal bapaknya, ga kebeli susu dan aneka kebutuhan lainnya.
Istri aink Hamil anak kedua, anak pertama usia sekitar setahunan. Jadi ada baju bayi yang masih layak pakai banget.
Tiap aink nawarin baju bekas yang layak, dia ga pernah mau. Pengen mentahnya aja.
Dia waktu itu rumahnya di Cisaranten kalo ga salah, mencil gitu. Mungkin mbak jagung lebih tau, tapi katanya dia atau suami suka jualan di Gasibu kalo Minggu.
Aink sempet beberpa kali pengen ketemu suaminya yang katanya jualan di Gasibu (bandung) tapi ga pernah bisa (entah ga mau). Kalo aink pengen sedekah berupa barang pun selalu ga diterima, minta mentahnya aja biar gampang.
Ketika event writing project dicancel, aink Uda curiga banget Ampe unfol Tumblrnya. Aink sama nai Ampe minta maaf ke folower yang Uda join karena projectnya batal, tapi uni tetep berikukuh sama prinsipnya dan playing victim (sekaligus Hero untuk orang orang susah yang mungkin saja fiktif).
Aink ga pernah ada niatan buat mencoreng nama uni dan akun rumahati waktu itu. Karena bisa saja aink salah, kecurigaan aink ga berdasar. Apalagi aink sempet meremehkan ketika uni bilang
"ada kok orang orang yang rutin sedekah ke saya tanpa pernah ketemu orang yang mereka bantu atau minta bukti penyaluran sedekah"
Serius, aink anggap uni omong kosong waktu itu. Cuma trik manipulasi biar aink tetep lanjut proyek bantu dia. Ternyata aink salah.
Pas sekarang baca tulisannya @paomungbeans aink jadi ikut ngerasa salah banget. Kalau aink waktu itu berani nanya ke beberapa pihak yang interaksi sama uni, mungkin ga akan banyak korban.
Tapi emang jalan takdirnya gini. Harus ada orang orang baik yang diambil sebagian hartanya lewat sedekah yang bisa jadi fiktif.
Semoga buat temen temen yang terlibat diberi keikhlasan dan diberi pahala sesuai dengan yang mereka niatkan.
P.s banyak orang baik di Tumblr, jodoh kalian juga mungkin orang sini. Tapi jangan lupa, orang jahat juga banyak. Ga ada salahnya curiga dan berhati hati
178 notes
·
View notes
Text
Sustain and Settled
Ngelihat data lifestyle orang indonesia yang mostly lebih besar dari gaji ngebuat gue mikir tentang mana yang lebih tepat antara:
Lifestyle lebih besar dari gaji
ataukah
Gaji tidak mencukupi untuk mendapatkan kehidupan yang layak sebagai manusia?
Di umur segini tentunya banyak banget tuntutan buat gue untuk "memikirkan masa depan" dan "settled". Lalu gue banyak diajari tentang investasi karena konon katanya pola pikir orang kaya itu lebih suka berinvestasi dibanding menghabiskan uang.
Ada banyak kejadian yang membuat gue berpikir bahwa gue baru bisa investasi ketika kebutuhan dasar gue sudah tercukupi. Kalau belum? Kita pada akhirnya harus memilih:
"Mau hidup nggak layak dan tetap menabung"
atau
"Hidup layak dan mencari penghasilan tambahan"
Sampai pada akhirnya gue pun berpikir lagi tentang mana yang lebih kita suka:
"Punya dua kerjaan atau satu kerjaan?"
Kalo sama-sama layak, jelas gue memilih satu. Apakah gue malas? Enggak. Gue lebih mikir bahwa tekanan tinggi nggak selalu menghasilkan intan. Bahwa rekreasi juga termasuk kebutuhan manusia. Bahwa membentuk relasi sekitar dengan sehat juga termasuk kebutuhan manusia.
Gue seneng banget kalo ditakdirkan kaya. Tapi keinginan utama gue ya sekedar hidup dengan baik. Itu aja cukup.
Dan gue ngerasa baru bisa mikir sendiri dan terlepas dari doktrinasi "pola pikir orang kaya" tuh ya setelah sekitar tiga tahun hidup dengan tenang. Gaji cukup dan nggak mikir hutang. Tentunya gue juga belajar menabung dan investasi. Tapi tujuan hidup gue bukan itu.
Yang gue sadari banget adalah sewaktu gue berada di dalam kesempitan, sudut pandang gue tentang kebutuhan tuh sempit banget. Dalam kondisi berhutang, gue mikir bahwa kebutuhan gue adalah uang. Maka gue harus kaya. Setelah terbebas dari hutang, gue berniat pengen menyenangkan diri sendiri. Gue mikir bakal belanja parfum mahal, staycation di hotel, dst. Karena dua hal tersebut gue tahan banget selama gue ada di dalam kesempitan.
Ternyata setelah gue bernafas lega, gue menyadari banget bahwa hal-hal tersebut hanyalah keinginan sesaat aja. Pada akhirnya yang gue pikirkan ya gimana hidup settled. Meskipun versi settled-nya ya beda dengan persepsi orang lain.
Orang lain mikir bahwa prioritas pertama gue adalah rumah dan KPR. Tapi buat gue yang masih single, rumah nggak masuk prioritas gue. Prioritas gue adalah hidup sehat. Maka gue membangun "infrastruktur" hidup sehat. Makan kalau nggak masak sendiri ya catering. Gue juga mulai ke dokter gigi sama ambil paket medical check up untuk memastikan badan gue sehat. Intinya prioritas gue adalah upgrade cara hidup. Dan alhamdulillah hidup gue udah much better dibanding beberapa tahun lalu. Tentunya trigger untuk stress tuh masih banyak. Tapi dengan tubuh yang lebih sehat dan hormon yang lebih seimbang, gue bisa menghadapi hal tersebut dengan baik.
Dan Ramadhan kemarin gue jadi belajar juga bahwa pas kuliah dulu tuh gue sering banget mentarget 2x - 3x khatam. Sampe kurang tidur. Karena di mata gue tuh target adalah titik awal. Sekarang mindset gue beda. Target adalah titik akhirnya. Jadi gue udah mikir based on prioritas. Target gue khatam 1x dan akan lebih bagus kalau 2x. Untuk bisa seperti itu, jauh sebelum ramadhan udah nyiapin kerjaan biar nggak berantakan pas waktunya dipake untuk memenuhi target. Tercapai? Khatam 1 x + 20 juz. Pekerjaan aman. Tapi mens berantakan karena menunya ikutan berantakan. And that's very okay karena gue sendiri juga jadi belajar bahwa menu makan pun perlu ikut dijaga. Semoga ramadhan ke depan jauh lebih baik.
Tentunya gue ga tiba-tiba berubah jadi control freak yang semuanya jadi serba terstruktur. Tapi lebih ke "Misal target ga tercapai, bagian mana dari diri gue yang perlu gue perbaiki pelan-pelan nantinya?". Karena membentuk lifestyle itu proses yang pelan. Gue memahami itu.
Di sisi lain gue juga jadi mikir sih bahwa selama ini kita tuh diburu-buru nikah. Tanpa ada yang nanya:
"Kita punya trauma apa?"
"Apa yang perlu dibersihkan dalam diri kita?"
Karena trauma bonding itu real. Dan beberapa trauma membuat kita nggak bisa membentuk hubungan sehat dengan orang lain. Sehingga kita harus terjebak dalam pernikahan yang membawa mudharat.
Ada baiknya kita belajar encourage diri sendiri bahwa jika kita punya riwayat pola hubungan yang tidak sehat, datanglah ke psikolog. Investasikan uang untuk itu. Biar kalau kita memutuskan untuk berkeluarga, keluarga kita tuh sehat.
Manusia tuh memang nggak ada yang seratus persen cocok. Tapi interaksi dua individu yang mentalnya sehat tuh akan saling memperkaya.
Umur ideal menikah versi BKKBN adalah 25 tahun bagi laki-laki. Sementara bagi perempuan tuh 21 tahun. Gue di usia segini malah mikir bahwa beberapa orang memang baru siap untuk memulai hubungan sehat di usia 30-an. And that's very okay.
Selama kecil gue belajar bahwa peningkatan kualitas hidup bisa dilihat dari rumah dan kendaraan yang kita punya. Tapi pandangan gue sekarang berubah jauh. Jiwa yang semakin matang dan pikiran yang semakin jernih adalah peningkatan kualitas hidup yang sesungguhnya :)
105 notes
·
View notes
Text
Bersiap untuk Menikah
Wait, disclaimer dulu, aku menulis ini bukan karena hendak menikah dalam waktu dekat, tapi declare kalau aku sudah memasukkan rencana menikah dalam hidupku. Emang selama ini ga ada di rencana? well, yeah... gitu deh wkwk.
Obrolan di konferensi meja makan bareng mas boim dan azmi bikin aku cukup berpikir tentang pernikahan. Sebenarnya belakangan udah mikir juga sih, tapi gong nya adalah saat ketemu mereka dan mendengar cerita mas boim yang beneran lagi nyiapin hari h itu.
Hasil dari merenung, bertanya ke banyak orang dan diskusi sama orang tua, akhirnya rancangan hidupku sedikit berubah. Mulanya aku mengejar sekali untuk S2 langsung setelah Sarjana ini. Itu adalah rencana saat aku menganggap bahwa pernikahan bukanlah hal besar "sambil kuliah atau di sela-sela plan hidup juga bisa kalii" tet tot! gabisa! kudu disiapin biar gajadi mariage is scary! Maka aku putuskan untuk setelah sarjana ini aku bekerja terlebih dahulu, S2 bisa nanti setelah menikah.
Kemarin ngobrol juga sama temenku ttg pernikahan ini, dia bilang "Ai, kayanya aku masih lama sih, mungkin 3-4 tahun lagi, soalnya aku belum siap" yang aku jawab dengan...
"Kamu tau, belakangan ini aku punya pandangan yang beda tentang kesiapan menikah. Dulu aku pun sering jawab gitu, entar aja deh, belum siap. Tapi, kapan kita akan siap kalau ngga disiapin? meski kita memang belum siap. Maksudku adalah, kita juga butuh menyiapkan kesiapan itu. Target usiaku juga masih lama, tapi setelah aku beneran mikir tentang pernikahan ini, oh untuk menjadi siap, kita emang harus bener-bener bersiap, karena kesiapan menikah ngga datang tiba-tiba"
Dan bekerja setelah sarjana adalah bagian dari menyiapkan kesiapan itu; kesiapan finansial. Ngomong begini, apakah karena aku mengincar orang? hmm ngga juga. Seperti mas Boim, aku ingin dengan percaya diri berucap bahwa aku sudah siap, baru mencari sosok yang sama-sama mempunyai tujuan yang sama. iya nanti kalau sudah siap, aku mau mengincarmu, mau egk? ((dahlah ujungnya begindang wkwk))
26 notes
·
View notes
Text
Memaksimalkan Masa Single-mu, Jangan Jadi Pemuda Biasa!
"How we spend our youth will determine our state in old age and our state of dying." (Dr. Bilal Philips)
Tak sedikit dari kita yang bingung harus menghabiskan masa mudanya untuk apa. Ada pula mungkin yang tanpa tersadar melewatinya begitu saja, tanpa ada banyak guratan kebaikan dan kebermanfaatan disana. Mungkin letak permasalahan utamanya adalah hidup tanpa rencana. Iya, kalau kata Alan Lakein sih, mereka yang gagal merencanakan laksana seseorang yang merencanakan kegagalan.
Jadi, sebaiknya apa yang bisa dilakukan dimasa muda ini? Masa-masa masih single, belum jadi emak berdaster atau suami yang sibuk ngantor :D Tenaaaaang… ada beberapa opsi yang bisa kita lakukan.
1. Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu adalah ibadah yang tak akan pernah berkesudahan, hingga akhirnya nyawa terpisah dari badan. Ilmu adalah wasilah (jalan) untuk dapat membangkitkan diri agar bisa lebih banyak memberi. Ilmu adalah pintu untuk lebih banyak menebar kebaikan dan membangun perbaikan pada sekitar.
2. Maksimalkan Potensi
Saya amat sangat menganjurkan kepada teman-teman semua untuk memaksimalkan potensi di masa-masa single kita. Dengan cara apa? Yang pertama, kamu bisa mengisi masa muda dengan mengikuti berbagai les atau kursus yang bermanfaat.
Cara mengisi masa single kedua adalah dengan banyak-banyak mengikuti kajian keislaman, bisa dimulai dari kajian-kajian di masjid-masjid besar, masjid fakultas, universitas, atau masjid di dekat lingkungan rumah.
Yang ketiga, memaksimalkan potensi juga bisa dilakukan dengan mengikuti kursus-kursus keterampilan. Tapi, semua berawal dari mengetahui minat dan bakat kita.
Intinya, asah dan kembangkan minat atau bakat yang kita punya dan maksimalkan pelatihannya di masa-masa single kita.
3. Jadilah Bermanfaat dan Mengukir Prestasi
"The results you achieve will be in direct proportion to the effort you apply." (Denis Waitley)
Kalau istilah saya mah, jangan mau jadi pemuda biasa! Kalau bisa menjadi pemuda yang luar biasa, kenapa memilih yang biasa? Kalau bisa dikerjakan sekarang juga, kenapa menunggu esok atau lusa? Kalau bisa menghasilkan lima, kenapa berhenti di pencapaian ketiga? Kalau bisa bermanfaat di bidang 1,2,3 kenapa hanya berkutat pada 1 saja, dan seterusnya. Intinya, jangan mau jadi pemuda Islam yang gitu-gitu aja.
Kembali ke topik mengukir prestasi, mumpung di masa single ini Allah berikan kita kekuatan yang lebih, kesempatan yang lebih luas. Di saat yang sudah berkeluarga mungkin harus mengalokasikan waktu untuk pasangannya, atau malam harinya harus terlewatkan karena sibuk mengurus anak yang demam, bagi yang single, hal itu mungkin bukan hambatan. Maka tambah lagi beban dan target pencapaian!
Intinyaaa… mumpung status masih sendiri, ayo coba kita ukir sebanyak-banyaknya prestasi!
4. Berkarya dan Berdaya
Yang terakhir, mumpung masih muda, mari kita ukir kebermanfaatan sebanyak yang kita bisa. Dengan cara apa? Bisa melalui keilmuan yang dipunya, seperti menuliskan karya tulis ilmiah, menghasilkan tulisan-tulisan berfaedah, menulis buku, maupun publikasi ilmiah. Bisa juga dengan membaktikan sekian jam dari waktu yang kita punya dengan mengajar dan menurunkan keilmuan.
Selain itu, memberdayakan diri juga bisa dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan bakti sosial. Iya, sedikit peran tersebut adalah gambaran bahwa ada banyak banget cara untuk menjadi insan yang berdaya.
Terakhir, meski masih single, sumbangsih ide dan kreativitas kita juga bisa memberikan kebermanfaatan melalui kehadiran inovasi-inovasi di tengah masyarakat. Inovasi ini bisa diwujudkan dari berbagai bidang, entah teknologi, kesehatan, bisnis, maupun bidang sosial. Ada banyak inovasi yang bisa dihadirkan untuk untuk memberikan kebermanfaatan.
Maka jangan ragu untuk menyampaikan idemu hari ini karena bisa jadi, ide abstrak di hari ini menjadi penemuan besar di keesokan hari.
Dewi Nur Aisyah - Buku Awe Inspiring Us
69 notes
·
View notes
Text
Hai Tumblr! Lebaran ini sudah berapa orang yang nanyain kamu kapan nikah?
Ditanya “kapan nikah” gak akan bikin kamu hancur kok. Palingan cuma sebel dikit aja. Kalau kamunya memang belum siap, calonnya belum ada, atau emang belum mau menikah, ya gak usah terlalu diambil hati. Apalagi sampai jadi pikiran. Masih banyak hal-hal lain yang lebih layak menyita pikiranmu selama kamu bisa menjaga hati, pikiran, dan tubuhmu dari hal-hal yang Allah haramkan.
Sebel dikit gak apa-apa, tapi risaukan hal yang memang layak dirisaukan sekarang-sekarang ini. Toh, target dan milestone hidup orang gak selalu sama.
Mungkin, kalau ada yang nanya kamu kapan nikah. Kamu cuma perlu jawab singkat aja, “Doain aja ya, Tante. Saya lagi nyiapin diri dulu nih biar nanti bisa jadi istri/suami yang baik.” Jangan lupa tambahkan senyum simpul. Sudah tu, hidup lanjut lagi.
—@taufikaulia
205 notes
·
View notes
Text
aku pikir seiring berjalannya waktu, aku akan menemukan jawaban dan jalan keluarnya. tapi yang aku rasakan, justru semakin lama semakin bertanya-tanya. semakin bingung, semakin sedih.
entah juga, perasaan sedih ini apakah sekedar kangen aja sama orang-orang dan atmosfer pergerakan, atau sedih karena keyakinan akan jalan hidup yang benar. entah.
tapi sekarang aku baru ngeuh soal bahasan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar saat momen ‘dilepaskan’ nya aku oleh bapak. saat itu aku ngga bisa mencerna dengan baik kenapa bapak bahas Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, lalu bilang ‘yang namanya ibadah mah jangan melibatkan perasaan teh, tapi keyakinan’. saat itu aku malah mikir kalau aku lagi diproses buat nikah (haha soalnya momennya pas banget setelah ada seorang ikhwan tiba-tiba datang, lalu aku menolaknya dengan alasan ‘belum siap’. hehe). ternyata bukan karena itu haha lega sih, walaupun jadi lebih terkejut setelahnya. ternyata.. aku harus dilepas sebagaimana Nabi Ibrahim yang diperintah oleh Allah meninggalkan Siti Hajar dan anaknya. siapa yang ga sedih sih, baik Nabi Ibrahim maupun Siti Hajar, ketika harus meninggalkan keluarganya. keluarga, yang dianggap sebagai tempat paling aman dan nyaman bagi mereka. kayanya dramanya sama kali ya. ketika perpisahan itu tiba, keduanya nangis sambil saling menguatkan. huhu sedih poll pasti. tapi eits jangan libatin perasaan kan ya.. karna kalo bicara perasaan mah ga akan pergi pergi tuh Nabi Ibrahim. hayoh weh meren pelukan nangis pelukan nangis ga berujung~
harus yakin kalo ini perintah. jadinya legowo deh, ga berat.
di saat-saat ‘terasingkan’ seperti ini, jujurly ya kadang kangen sampe nangis haha lebay yah. kadang juga ngerasa kayak ga punya impian, target hidup. oke ini beneran lebay. tapi serius, misal ya.. orang punya target nikah kapan. aku ngerasa ga bisa punya pikiran itu, karena aku sendiri menyadari bahwa aku sedang tidak berada di tempat di mana syariat itu bisa dijalankan(?) mungkin ibarat lagi hidup di tengah hutan rimba, yang idealnya pernikahan dilangsungkan di tengah kota. ya harus hijrah dulu ke kota kalo mau nikah. tapi piye toh kalo orang kota-nya aja ngga nerima aku?
bukan ngga kali ya, belum.
terlepas dari semua itu—perasaan bingung, sedih, kangen, di keterasingan ini begitu banyak hikmahnya. ternyata, meski aku jauh dengan mereka, Allah tetap ada. Allah tetap di sini.
‘Allah bersama orang-orang yang sabar’ itu rill. yaa semoga aku termasuk orang sabar itu ya.. aamiin.
pada akhirnya, daripada sibuk dengan perasaan-perasaan yang ngga jelas itu, aku memilih untuk menyibukkan diri menuntut ilmu. karena ketika belajar sesuatu, aku merasa Allah bersamaku. dan tidak ada yang lebih menenangkan selain merasa dekat dengan Allah.
mungkin tulisan ini acakadut, sebagaimana pikiranku. tapi gapapa ya, aku cuma pengen nuangin apa-apa yang berputar di kepala aku selama tadi main game subway surf~
sekian, semangat semuanya, fii amanillah.
9 notes
·
View notes
Text
🦋Kalau kebahagiaan kita tergantung pada penilaian orang lain pada kita, lalu letak amanah kehidupan yang telah melekat pada diri hanya untuk dibanding-bandingkan?
Padahal konsep bahagia menurut Al-Quran bukan seperti standar omongan orang. Namun mereka yang tidak khawatir akan masa depan, dan tidak khawatir berlebih tentang masa lalu yang sudah dialami.
🦋Kalau kemuliaan perempuan terletak pada siapa suaminya.
Maka bagaimana dengan Asiyah binti Muzahim, istri dari raja bengis nan kejam? Beliau tidak menempatkan idealisme kebahagiaan terletak pada suami yang saleh, yang sempurna untuk dirinya.
Ada juga Maryam binti Imran, beliau tidak juga menempatkan kebahagiaan pada laki-laki karena selama hidupnya tak ada suami.
Namun, keduanya tetap beriman dan tangguh terhadap ujian-Nya, bahkan menjadi wanita mulia sepanjang sejarah dalam Al-Quran kemudian dijanjikan Surga.
🦋Kalau kemuliaan perempuan terletak pada kecantikan paras dan penampilannya, namun hal yang seperti ini akan pudar dimakan usia. Kerelatifan perkara fisik, tidak sebanding dengan ukuran cantik yang terletak pada akhlak yang baik, pandai persyukur, senyum yang selalu mengembang, mudah bersedekah dengan hartanya.
🦋Kalau kebahagiaan perempuan terletak pada pencapaian karirnya, lantas apakah hidup ini tentang perbandingan dengan orang lain? Karena pencapaian identik dengan keunggulan. Padahal konsep yang lebih membahagiakan bahwa kita bukan untuk dibandingkan, tapi kompetitif sesuai potensi.
Bahwa target kita bukan untuk lebih baik dari orang lain, namun lebih baik dari diri kita yang kemarin.
✨Qada dan qadar Allah itu pasti adanya, tapi manusia juga harus berikhtiar untuk menggapainya. Karena tidak semua yang terjadi adalah ketetapanNya, tapi bisa jadi itu adalah buah keridaan Allah dari hasil atas usaha dan doa kita.
✨Lepaskan diri dari standar kebahagiaan orang dan kemuliaan yang tidak sesuai fitrah perempuan.
✨Syukur kita tidak perlu melihat orang lain dahulu, namun dari melihat diri sendiri. Sungguh, kenikmatan lebih banyak Allah berikan daripada mudharatnya.
14 Mei 2024, 03.30 WIB
24 notes
·
View notes
Text
Bukan 'New Year, New Me': Mengapa Perubahan Tidak Perlu Menunggu Tahun Baru
“Perubahan tak butuh momen megah, ia hanya butuh satu langkah kecil yang berani.”
Setiap Desember, dunia seperti sibuk berganti kulit. Resolusi ditulis, kaleidoskop dibuat, seolah-olah pergantian kalender mampu menyulap hidup. Nyatanya, berapa kali kita memulai "tahun baru" tapi tetap terjebak di pola lama?
Perubahan Tak Perlu Momen, Ia Hanya Perlu Niat
Kita seringkali terjebak dalam romantisme momen. Tahun baru, ulang tahun, tanggal "cantik" seperti 02-02-2024, semua dianggap sebagai portal magis menuju kehidupan yang lebih baik. Padahal, perubahan tidak pernah memilih tanggal. Ia datang ketika kau siap, tak peduli apakah itu hari Senin atau Kamis, Januari atau Juli.
Perubahan tidak butuh perayaan. Ia butuh keberanian. Keberanian untuk mengakui bahwa kita salah. Keberanian untuk meminta maaf pada diri sendiri. Keberanian untuk bangun dari kasur lebih pagi meski tak ada yang menyuruh.
Jika perubahan menunggu momen, maka seharusnya hidup kita sudah sempurna sekarang. Sebab bukankah kita telah melalui belasan, bahkan puluhan pergantian tahun? Nyatanya, perubahan terbesar justru datang di hari-hari biasa — saat kita memutuskan untuk bangkit dari kekecewaan, saat kita akhirnya membalas chat yang kita takutkan, atau saat kita memilih berhenti menyalahkan dunia.
Resolusi Itu Seperti Janji di Atas Kertas Basah
Coba renungkan, berapa banyak dari kita yang menuliskan "2023: Hidup Lebih Sehat, Rajin Olahraga, Baca 20 Buku, Tabung Rp 5 Juta" di awal Januari, hanya untuk melupakannya di Februari? Resolusi itu indah, tapi sering kali ia hanya janji-janji manis yang disusun rapi lalu dilupakan begitu saja.
Kenapa? Karena kita sibuk fokus pada target besar, tapi lupa bahwa perubahan tidak terjadi dalam sekali loncatan. Perubahan sejati datang dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Alih-alih menunggu pergantian tahun, kita bisa memulainya dari hal-hal remeh. Dari menutup ponsel 10 menit lebih cepat sebelum tidur. Dari memilih membaca satu halaman buku saat menunggu antrean. Dari menegur diri sendiri, "Cukup rebahan, waktunya bergerak."
Perubahan tidak butuh daftar panjang yang terlihat keren di Instastory. Ia hanya butuh langkah pertama. Dan langkah pertama itu tak perlu menunggu 1 Januari.
Hidup Bukan Sebuah Babak Baru, Ia Adalah Jalinan Benang Panjang
Setiap kali kita berkata, "Tahun depan aku akan mulai dari nol, "kita lupa bahwa hidup ini bukan seperti video game yang bisa di-reset. Tidak ada tombol "New Game" yang memungkinkan kita menghapus semua kesalahan dan mulai dari awal. Luka tetap ada, kenangan buruk tetap tinggal, dan PR hidup tetap harus diselesaikan.
Jadi, buat apa menunggu Januari jika kita bisa memulai dari sekarang? Jika merasa lelah, istirahatlah. Jika ingin berubah, ubahlah. Jangan menunggu bunyi kembang api untuk memberi kita izin. Sebab kembang api, seindah apapun, hanya menyala beberapa detik sebelum kembali menjadi gelap.
Sebaliknya, perubahan sejati adalah lentera yang menyala pelan-pelan. Kadang, ia kecil, redup, dan nyaris padam. Tapi jika kita jaga dengan ketekunan, cahayanya tak akan pernah mati.
Bukan "New Year, New Me", Tapi "Every Day, Better Me"
Barangkali, bukan "Tahun Baru, Aku yang Baru" yang kita butuhkan. Mungkin, yang kita perlukan hanyalah "Hari Ini, Aku Lebih Baik dari Kemarin."
Hari ini. Ya, hari ini.
Bukan Januari, bukan hari Senin, bukan tanggal kembar yang cantik di kalender. Hari ini, dengan semua kelelahan dan kebingungan yang kita bawa, adalah panggung yang cukup besar untuk perubahan. Kita tidak butuh kembang api, tidak butuh countdown, tidak butuh tagar #Resolusi2024. Kita hanya butuh satu langkah kecil.
Mulailah dari mana saja. Tutup satu tab media sosial, buka tab buku digital. Matikan alarm snooze, bangun lebih awal. Alih-alih menyimpan dendam, kirim pesan maaf yang tak pernah berani kau kirimkan. Langkah-langkah kecil ini mungkin tak viral, tapi ia nyata. Ia mungkin tak membuatmu merasa seolah-olah hidupmu "baru", tapi ia akan membuatmu merasa lebih utuh.
"Karena perubahan sejati tidak pernah butuh momen besar. Ia hanya butuh kita — kita yang siap untuk melangkah meski tanpa sorak-sorai."
Kam, 19 Desember 2024
#tulisan#motivasi#self development#inspirasi#lifestyle#self care#growth#tahun baru#project 2025#hiteccblog
9 notes
·
View notes
Text
2024
Holaaa! Hari terakhir 2024 yang buatku sesuatu banget masyaAllah. Soooo many things happened dan hidup rasanya berubah cepet banget 180 derajat dar der dor.
Dimulai dari cerita kehamilan yang jujurr belum pernah kuceritain ke siapapun kecuali terapisku. Pregnancy after loss tuh masyaAllahh berat banget, ga cuma physically tapi juga mentally. Lihatlah diagnosisku di atas. Aku cerita sesuai timeline ya (yang goes back to 2023).
Suatu sore di Oktober 2023 aku lagi jalan ke city center sama Adit, dia lanjut main basket terus aku ngiter sendiri. Somehow pengen cokelat panas terus belilah LA Burdick. Minum 2 teguk tiba-tiba mual banget pusing sampe muntah! Akhirnya memutuskan pulang sambil bertanya-tanya kok LA Burdick bosok banget padahal biasanya enak banget. Aku cari-cari di reddit apakah ada yang mengalami juga muntah abis minum LA Burdick dan ternyata GAADA sama sekali. Aku mikir berarti bukan cokelatnya yang salah. Terus mulai mikir hah kayanya telat deh haid. Buru-buru testpack sampe rumah dan alhamdulillah garis dua :") Aku langsung chat Adit dan dia instantly langsung pulang (sampe botol minumnya ketinggalan). We were soooo happy over the moon! Tapi anxiety starts creeping in. Of course lah karena sebelumnya kita udah 2x kehilangan, di early dan di late stage :(
Mingg-minggu awal kehamilan aku perdarahan. PANIK BANGET karena sebelumnya kan pernah perdarahan dan gugur. Bener-bener tiap minggu di USG untuk lihat perkembangan janinnya dan bener aja ada kantong darah yang lumayan gede. Untungnya di minggu selanjutnya si kantong darahnya mengecil alhamdulillah. Sampai kemudian hilang si kantong darah ini di 12 minggu.
Selama hamil bener-bener hypervigilant banget. Takut kehilangan lagi. Takut kasih tahu orang. Takut semua-muanya. Sama obgyn lalu direfer ke psikolog. Sempet ga bisa tidur sama sekali saking anxiousnya, belum lagi mual dan lemah.
Ketika detak jantung bayi udah bisa terdengar, kita beli alat doppler. Gile bener 2x sehari doppler sendiri huhuh. Terus di trimester akhir sama dokternya dicek setiap 2 minggu, non-stress test (cek detak jantung) tiap senin dan USG tiap kamis. Qadarullah si Ilya di minggu 31 terlilhat perkembangannya melambat. Dokternya mulai jaga-jaga bilang kalo bisa jadi kita induksi lebih cepat di 38 minggu. Di minggu ke-33 indikasinya induksi di minggu ke-37. Kemudian di minggu ke-35 ukuran dia ga nambah dari minggu ke-33, langsung ambil decision untuk induksi minggu depan di minggu ke-36. Buset belum ambil cuti! Tapi gapapa untungnya semua bisa diatur.
Selama hamil takut banget mau siap-siapin barang bayi. Takut patah hati lagi udah siap semua terus ternyata bayinya kenapa-napa. Di minggu 35 itu langsung gas order target dan amazon! Terus ka Diah juga arrange baby shower sama temen-temen di Boston astaga love banget. Sehari sebelum induksi diantar ka ais ke buybuy baby untuk beli stroller.
Bener aja pas lahiran, ternyata placental abruption! Alias si plasentanya udah lepas dari sebelum bayinya keluar. Takut banget detak jantungnya sempat turun dan kayak di film-film semua dokter dan suster jaga langsung ke kamar. Alhamdulillah ga lama Ilya lahirr nangis banget dan karena placentanya udah ga nempel lagi dia emang sempet ga dapet oksigen jadi pucatt dan harus masuk NICU huhu kasihan.
Selama di RS diajarin cara merawat bayi, pumping, menyusui dan lain-lain. Aduh udah deh mulai bulan Mei tuh ada ajaa pelajaran baru dalam hidup. Mulai dari belajar berfungsi dengan tidur cuma 3-5jam sehari. Drama menyusui sampai kena mastitis. Ilya ga anteng di stroller maupun car seat. Macem-macemm. Tapi apapun itu gaada bandingannya sama actually bisa memeluk dia dan merawat dia. I am very very privileged to have these problems :")
Terharu juga karena akhirnya aku juga dinyatakan lulus dari terapi dan ga butuh sesi terapi lagi huhu. Sekarang ilya udah 7 bulan dan we have come so so far! Menyusui udah lancar, di stroller udah anteng, meskipun tidur udah berapa bulan gamau di crib wkwk tapi aku yakin masalah yang aku hadapi sekarang ini akan cepet lewatnyaa karena dia tumbuhnya in a blink of an eye. Menikmati bangett masa-masa bayi bertumbuh ini alhamdulillahh.
In another front, karir aku juga tumbuh lumayann di 2024 ini. Bulan Maret 2024 abstrak aku lolos di konferens winter di Aspen, Colorado tentang debu galaksi wkwk niche banget! Tapi senang karena akhirnya ketemu orang-orang yang ngerjain debu di Amerika. Dari Aspen, aku diundang untuk kasih invited talk di suatu meeting tentang SED di Torun, Poland. Sedihnya, visa Schengen tuh resee banget kalo bikin dari US. Salah satu syaratnya adalah visa USnya harus masih berlaku > 6 bulan yang mana udah abis visaku di saat itu. Btw visa US tuh cuma untuk travel document masuk ke negaranya, untuk tinggal dan bekerja ada dokumen lain yang berlaku sesuai kontrak kerja. Ribet lah ah pokoknya. Jadi aku gabisa dateng ke Poland terus akhirnya presentasi online aja.
Nah aku sama Adit kan parental leave lumayan lama. Aku 5 bulan adit 3 bulan. Kita mau pulang ke Indonesia di waktu leave ini sekalian perpanjang visa. Pas banget ada konferens tentang debu juga di Jepang pas Ilya udah 2 bulan (yang mana udah dapet beberapa vaksin). Yaudah aku daftar dan alhamdulillah lolos terus kita cabs deh ke Nagoya dulu baru ke Indonesia. Ternyata a big no no deh konferens dengan bayi sekecil itu wkwkwk. Aku jadinya cuma total dateng 2 hari dari seminggu, termasuk pas aku kasih presentasi. Jujur secara sains jadi ga dapet apa-apa termasuk networking sih karena pas aku dateng pun si ilya sama adit ikut ke kampusnya dan aku bolak-balik nyusuin (yang mana 2 jam sekali).
Apa lagi ya. Oh akhirnya aku ke Jepang lagi konferens debu. Kali ini lebih prepare (HAHAH bohong padahal literally dikejar-kejar panitia buat register dan urus ina inunya). Panitianya baikkkkk banget karena nyediain hotel dan daycare hihi astaga. SENENG BANGET karena kali ini yang dateng bukan cuma orang amerika tapi banyak juga dari eropa dan aussie (dan ofc asia timur) jadi aku bisa reconnect sama orang-orang debu yang kukenal sejak PhD (termasuk PhD spvku Darren dan timnya juga datang).
Selain kerjain debu, aku juga akhirnya selesaiii menulis paper tentang ionisasi helium di galaksi yaAllahh akhirnya ada submit juga paper postdoc. Masih utang satu revisi draft tentang equivalent width OIII yang pengen ku submit Februari bismillah semoga lancar.
OH sama ini, lagi mau daftar fellowship di Australia untuk 2026 pas kontrakku abis. Meskipun jujur udah mulai ada ikatan sama Bostonn omg kepikiran daftar green card juga huhu tapi bisa ga ya aku dapet posisi selanjutnya di Boston lagi. Yaudahlah biarkan ini menjadi permasalahan Pipit di tahun depan wkwk.
Bismillah 2025 lancar jaya!
13 notes
·
View notes