Tumgik
#sumpah palapa
viosteffa · 2 years
Text
Vintage Classic Sumpah Palapa Gajah Mada Wilwatikta Majapahit
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
celotehku · 1 year
Text
SUMPAH AMUKTI PALAPA
Tumblr media
Kemarin sempat ramai soal diskusi makna "amukti palapa". Ada yang menerjemahkan bumbu, puasa mutih, dan lain sebagainya. Padahal, andaikata kita mau membaca Sĕrat Pararaton dengan seksama, maka arti kata tersebut dapat kita temukan.
Amukti Palapa disebutkan beberapa kali dalam Sĕrat Pararaton, yaitu :
Yang pertama, saat Gajah Mada berhasil menumpas pemberontakan Kuṭi tahun 1319, di mana ia kembali ke ibu kota bersama Raja, kemudian berhenti dari jabatan bĕkĕl bhayangkara dan "amukti palapa" selama dua bulan. Lalu ia diangkat sebagai patih di Kahuripan.
Yang kedua, saat diangkat menjadi patih amangkubhumi di Majapahit tahun 1334, Gajah Mada mengucapkan sumpah, yaitu jika Nusantara telah ditaklukkan, barulah ia "amukti palapa".
Yang ketiga, sesudah peristiwa Paḍompo dan Pasuṇḍa tahun 1357, Gajah Mada melakukan "mukti palapa".
Ada pendapat yang menafsirkan kata :
AMUKTI = a + mukti = tidak menikmati
PALAPA = bumbu
Jadi, maksud dari Sumpah Palapa adalah : Jika Nusantara belum ditaklukkan, maka Gajah Mada tidak mau menikmati bumbu, alias puasa mutih.
Pendapat semacam ini jelas keliru, karena menafsirkan kalimat berbahasa Jawa menggunakan cara Sanakerta. Ingat, bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno adalah beda! Bahasa Sanskerta asalnya dari India, bukan dari Jawa.
Dalam bahasa Sanskerta, awalan A bermakna "tidak", sedangkan dalam bahasa Jawa, awalan A justru bermakna "membentuk kata kerja".
Mari kita kupas makna Sumpah Palapa secara perkata :
"lamun huwus kalah nuṣantara isun amukti palapa"
Lamun = apabila
Huwus = sudah
Kalah = takluk
Nuṣantara = pulau-pulau di luar Jawa
Isun = aku
Sekarang tinggal kata "amukti palapa".
Amukti = adalah kata kerja yang terbentuk dari :
aN + bhukti, di mana aksara bha mengalami luluh dengan awalan anuswara.
- bhukti artinya "makan"
- amukti artinya "memakan" atau "menikmati".
Palapa artinya apa?
Kita tengok berita sebelumnya, yaitu tahun 1319 setelah penumpasan Kuṭi, Gajah Mada dibebastugaskan dari jabatan bĕkĕl bhayangkara, di mana ia "amukti palapa" selama dua bulan, baru kemudian ia diangkat sebagai patih di Kahuripan, yaitu negeri bawahan Majapahit.
Artinya .... Maharāja Jayanāgara berterima kasih atas jasa Gajah Mada menumpas Kuṭi, sehingga selama dua bulan ia "menikmati palapa", sebelum kemudian menjadi patih Kahuripan.
Palapa di sini dapat ditafsirkan "kenikmatan", "istirahat nyaman", "liburan", "bersenang-senang".
Kemudian kita temukan lagi sesudah peristiwa Pasuṇḍa Bubat, Gajah Mada kembali "mukti palapa".
Sekali lagi saya tegaskan, bahasa Jawa tidak sama dengan bahasa Sanskerta.
Menurut tata bahasa Sanskerta :
"mukti" berlawanan dengan "amukti"
"sura" berlawanan dengan "asura"
"ditya" berlawanan dengan "aditya"
Sementara itu, Pararaton ditulis dalam bahasa Jawa, bukan bahasa Sanskerta.
Menurut tata bahasa Jawa :
"nggawa" sama dengan "anggawa"
"njupuk" sama dengan "anjupuk"
"mukti" sama dengan "amukti"
Jadi, setelah Paḍompo dan Pasuṇḍa, Gajah Mada mendapat hak "mukti palapa = amukti palapa", yaitu "menikmati liburan dan kesenangan".
Kata PALAPA menurut tafsir Zoetmulder berasal dari kata dasar ALAP artinya "ambil" atau "makan". Dialap maknanya "diambil" atau "dilahap". Mungkin itu sebabnya kata "palapa" dalam bahasa Madura bermakna "bumbu" karena berhubungan dengan "makanan".
Sekali lagi saya ulangi, makna Sumpah Palapa :
"Lamun HUWUS kalah Nusantara, isun amukti palapa."
Artinya = Apabila SUDAH takluk Nusantara, saya menikmati kesenangan.
Bukan = Apabila BELUM takluk Nusantara, saya tidak menikmati kesenangan.
Kata "huwus" artinya "sudah".
Jangan diganti jadi "belum" hanya demi menafsir kata "amukti" pakai cara Sanskerta.
Nuwun.
#KutipanNaskahKuno
7 notes · View notes
pardomuansitanggang · 10 days
Text
Biografi Gajah Mada, PARDOMUANSITANGGANG.COM –  Biografi Gajah Mada Nama Lengkap: Gajah Mada Tempat, Tanggal Lahir: Tepat dan tanggal lahir tidak pasti, diperkirakan sekitar awal abad ke-14 di Jawa Timur Tanggal Wafat: Diperkirakan sekitar tahun 1364 Latar Belakang Gajah Mada adalah salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Meskipun banyak detail tentang kehidupan awalnya yang tidak jelas, Gajah Mada dikenal sebagai seorang patih (perdana menteri) dan panglima militer yang sangat berpengaruh dalam memperluas kekuasaan Majapahit. Karir dan Pencapaian Awal Karir Gajah Mada pertama kali dikenal dalam sejarah sebagai komandan pasukan pengawal raja (bhayangkara) pada masa pemerintahan Raden Wijaya, raja pertama Majapahit. Karirnya mulai menonjol ketika ia berhasil menumpas pemberontakan Kuti pada tahun 1321. Keberhasilannya ini membuatnya semakin dihormati di istana Majapahit. Sumpah Palapa Pada tahun 1336, Gajah Mada diangkat sebagai Patih Amangkubhumi oleh Raja Tribhuwana Wijayatunggadewi. Pada upacara pengangkatannya, ia mengucapkan Sumpah Palapa, sebuah sumpah untuk tidak menikmati kesenangan duniawi sebelum berhasil menyatukan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Sumpah ini menggambarkan tekadnya yang kuat untuk memperluas kekuasaan kerajaan dan menyatukan wilayah-wilayah di Nusantara. Ekspansi dan Penaklukan Di bawah kepemimpinan Gajah Mada, Majapahit berhasil memperluas wilayah kekuasaannya secara signifikan. Berikut beberapa wilayah yang berhasil ditaklukkan atau diintegrasikan ke dalam kekuasaan Majapahit: Bali: Ditaklukkan pada tahun 1343, mengakhiri kekuasaan kerajaan Bedulu. Sumatra: Beberapa kerajaan di Sumatra, termasuk Sriwijaya, juga berada di bawah kendali Majapahit. Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara: Berbagai ekspedisi dilakukan untuk memperluas pengaruh Majapahit ke wilayah-wilayah ini. Gajah Mada juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang cerdas dan diplomat ulung. Ia berhasil menjalin hubungan politik dan ekonomi yang kuat dengan berbagai kerajaan di luar Jawa, yang membantu memperkuat dominasi Majapahit. Masa Kepemimpinan Hayam Wuruk Masa kejayaan Gajah Mada mencapai puncaknya di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk, yang naik tahta pada tahun 1350. Kerja sama antara Gajah Mada dan Hayam Wuruk membawa Majapahit ke puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaan Majapahit mencakup sebagian besar Nusantara, yang sekarang menjadi bagian dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, dan Filipina selatan. Akhir Kehidupan dan Warisan Kehidupan Gajah Mada berakhir sekitar tahun 1364. Setelah kematiannya, Majapahit mulai mengalami kemunduran, meskipun masih bertahan sebagai kerajaan yang kuat untuk beberapa dekade berikutnya. Warisan Gajah Mada tetap kuat dalam sejarah Indonesia sebagai simbol persatuan dan kekuatan. Sumpah Palapanya menjadi inspirasi bagi perjuangan untuk menyatukan Nusantara dan membangun negara yang kuat dan bersatu. Kesimpulan Gajah Mada adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Sebagai Patih Amangkubhumi Majapahit, ia berperan penting dalam memperluas kekuasaan kerajaan dan menyatukan wilayah-wilayah di Nusantara. Sumpah Palapanya mencerminkan tekad dan dedikasinya untuk tujuan ini. Warisannya tetap hidup sebagai simbol persatuan dan kebesaran Majapahit dalam sejarah Indonesia.
0 notes
ceritasingkat88 · 22 days
Text
Silva4d novel : Sang Maharaja: Kejayaan Majapahit
Tumblr media
Silva4d - Pada puncak kejayaannya, Kerajaan Majapahit berdiri megah di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. Di bawah panji emas, kekuasaannya membentang dari Sabang hingga Merauke, dari pulau ke pulau di lautan luas. Namun, di balik gemerlap istana dan kejayaan yang agung, tersimpan kisah perjuangan, pengkhianatan, dan cinta yang terpendam.
Bab 1: Takhta di Ujung Kekuatan
Di balik gerbang besar Keraton Trowulan, Maharaja Hayam Wuruk duduk di singgasananya yang terbuat dari gading gajah terbaik. Di sisinya, Gajah Mada, Mahapatih yang terkenal dengan sumpah “Palapa” yang melegenda. Sang Mahapatih telah bersumpah tidak akan mencicipi kenikmatan dunia sebelum Nusantara dipersatukan di bawah Majapahit.
“Mahapatih, apa yang engkau lihat di depan mata kita sekarang?” tanya Hayam Wuruk, suaranya tenang namun penuh wibawa.
Gajah Mada, dengan tubuh tegap dan wajah keras seperti batu karang, menundukkan kepalanya sedikit. "Hamba melihat kejayaan, Tuanku. Seluruh pulau telah tunduk pada kekuasaan Majapahit. Namun di balik kekuatan ini, ada bayang-bayang yang mengancam."
Hayam Wuruk mengernyit. "Bayang-bayang apa yang kau maksud, Mahapatih?"
"Dari dalam istana, ada bisikan pengkhianatan. Para bangsawan mulai tergiur oleh kekayaan, dan beberapa pejabat kita... mereka mulai memperdagangkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi," jawab Gajah Mada dengan suara rendah namun tegas.
Bab 2: Cinta di Antara Takhta
Hayam Wuruk, meskipun menjadi penguasa yang dihormati, hanyalah seorang pria muda yang juga memiliki hatinya sendiri. Sejak kecil, ia dijodohkan dengan putri dari Kerajaan Sunda, Dyah Pitaloka Citraresmi. Namun, bukan sekadar perjodohan politik, hatinya telah jatuh pada sang putri sejak pertama kali mereka bertemu di pertemuan antar kerajaan.
Namun, seperti semua kisah cinta di antara mahkota, politik selalu menjadi penghalang. Gajah Mada, dengan ambisinya yang kuat, melihat pernikahan ini bukan sebagai simbol cinta, melainkan sebuah cara untuk menundukkan Kerajaan Sunda. Ia menginginkan agar Dyah Pitaloka datang bukan sebagai istri raja, tetapi sebagai tanda penaklukan Sunda oleh Majapahit.
Ketika Hayam Wuruk mengetahui rencana Mahapatihnya, ia terdiam. Di satu sisi, ia mengagumi kecerdasan dan keberanian Gajah Mada. Namun di sisi lain, hatinya berontak, ia tidak ingin cinta sejatinya dijadikan alat politik.
"Mahapatih, apa yang kau rencanakan?" tanya Hayam Wuruk.
"Saya hanya berpikir tentang kejayaan Majapahit, Tuanku. Sunda harus tunduk. Pernikahan ini bisa menjadi lambang kekuasaan kita atas mereka," jawab Gajah Mada tegas.
"Tapi Dyah Pitaloka bukan sekadar alat. Ia adalah wanita yang kucintai," kata sang Raja, suaranya mulai meninggi.
"Ampun, Tuanku. Namun Majapahit harus diutamakan."
Bab 3: Pertempuran Bubat
Pernikahan yang diharapkan menjadi lambang persatuan, malah berubah menjadi tragedi. Di lapangan Bubat, pasukan Sunda datang dengan niat baik untuk mengantar Dyah Pitaloka ke Majapahit. Namun Gajah Mada, dengan ambisinya, memaksa mereka tunduk. Terjadilah bentrokan yang berujung pada kematian Raja Sunda dan pengawal-pengawalnya. Dalam keputusasaan, Dyah Pitaloka mengambil keputusan tragis — ia memilih untuk mengakhiri hidupnya sebagai bentuk kehormatan terakhir untuk keluarganya.
Hayam Wuruk hancur melihat wanita yang dicintainya tergeletak tak bernyawa di lapangan berdarah. Gajah Mada tetap berdiri tegap, dengan tatapan dingin namun penuh kemenangan.
Bab 4: Setelah Tragedi
Kejayaan Majapahit tetap abadi di mata dunia. Nusantara bersatu, perdagangan berkembang pesat, dan kekuasaan kerajaan tak tergoyahkan. Namun di dalam istana, Hayam Wuruk hidup dalam kehampaan. Ia berhasil membawa Majapahit ke puncak kejayaan, tapi harga yang harus dibayarnya terlalu mahal.
Setiap malam, sang Raja duduk di taman istana, menatap bintang-bintang, mengingat Dyah Pitaloka, wanita yang ia cintai namun tak bisa ia lindungi.
Di sisi lain, Gajah Mada tetap pada jalannya, memperkokoh kekuasaan Majapahit. Namun perlahan, ia mulai menyadari bahwa kejayaan yang ia bangun bukan tanpa noda. Sumpah Palapa yang selama ini menjadi pijakan hidupnya terasa hampa, karena di balik kejayaannya, ada darah yang tak bisa terhapus.
Epilog: Bayangan Masa Lalu
Hayam Wuruk hidup dengan penuh kejayaan dan kekuasaan, namun dalam hatinya, ia selalu merindukan cinta yang hilang. Di akhir hidupnya, ia merenung, apakah kekuasaan yang ia peroleh sepadan dengan pengorbanan yang ia lakukan? Dalam sepi, ia hanya bisa bertanya pada dirinya sendiri, sementara bayangan Dyah Pitaloka selalu menghantuinya di setiap mimpi.
Di seluruh Nusantara, nama Majapahit terus dikenang sebagai kerajaan yang besar dan tak terkalahkan. Namun, di balik cerita gemilang itu, ada kisah seorang raja yang kehilangan cinta, seorang mahapatih yang terjebak dalam ambisi, dan sebuah pernikahan yang berubah menjadi tragedi.
Tamat.
0 notes
nkripost · 2 years
Text
Ganjar Memukau Penonton di Adegan Dagelan Ketoprak Sumpah Amukti Palapa, Diberi Hadiah Dayung Dari Asmat
Ganjar Memukau Penonton di Adegan Dagelan Ketoprak Sumpah Amukti Palapa, Diberi Hadiah Dayung Dari Asmat
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di pentas Dagelan Ketoprak Sumpah Amukti Palapa NKRIPOST SURAKARTA – Panggung ketoprak “Sumpah Amukti Palapa” di Auditorium RRI Surakarta, pecah ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tiba-tiba masuk dan ikut bermain di adegan dagelan. Suara tepuk tangan dan koor tawa penonton menggemuruh berulang kali oleh banyolan sarat pesan. Kisahnya bermula saat…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
turisiancom · 2 years
Text
TURISIAN.com - Siapa orang Indonesia yang tidak tahu Kerajaan Majapahit? Hampir sebagian masyarakat Indonesia pasti sudah tahu tentang sejarah kebesaran kerajaan itu. Kerajaan Majapahit yang mengalami kejayaan pada masa Raja Hayam Wuruk itu tercatat memiliki wilayah kekuasaan. Mulai dari ujung barat hingga ujung timur kepualauan nusantara. Bahkan beberapa sumber menyebutkan bahwa ada sebagian wilayah Asia Tenggara yang berada di bawah kekuasaan Majapahit kala itu. Kerajaan Majapahit juga sangat terkenal lantaran kehebatan Gadjah Mada, sang mahapatih yang menyatakan Sumpah Palapa. Sebuah sumpah fenomenal yang bertujuan menyatukan seluruh wilayah nusantara di bawah panji-panji kebesaran Majapahit. BACA JUGA: 3 Wisata Malam Jawa Timur yang Bikin Pengunjungnya Males Balik Bisa dikatakan bahwa Kerajaan Majapahit adalah cikal bakal atau embrio terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak banyak yang tahu bahwa peninggalan Kerajaan Majapahit masih bisa kalian saksikan hingga saat ini. Adalah Situs Trowulan, sebuah area kepurbakalaan peninggalan dari Kerajaan Majapahit yang menjadi saksi kejayaan kerajaan di zamannya. Museum Majapahit Situs Trowulan yang terletak di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto ini memamerkan sejumlah bangunan, dan benda-benda unik berasal dari zaman keemasan Majapahit. Hingga saat ini sudah banyak ditemukan bangunan ataupun barang-barang bersejarah yang disimpan di Museum Majapahit. BACA JUGA: Pura Taman Ayun, Taman Indah Peninggalan Kerajaan Mengwi Bali Bangunan-bangunan yang terdapat di sana letaknya menyebar di beberapa sudut. Jika diperhatikan dari penyebaran bangunan tersebut memberikan kesan bahwa tempat ini adalah tempat yang ramai atau pusat kota pada masanya. Pada tahun 2009 yang lalu, Situs Trowulan telah masuk untuk bisa terdaftar menjadi situs warisan dunia UNESCO. Dari berbagai bangunan dan benda yang terdapat di sana yang pertama kali ditemukan adalah candi tikus. Pemandian atau Penyucian Diri Candi Tikus konon adalah tempat pemandian atau penyucian diri karena terdapat kolam pada tengahnya. Sebutan Candi Tikus karena pada saat ditemukannya banyak terdapat sarang tikus di dalamnya. Candi Tikus juga merupakan salah satu temuan yang paling menarik dari semua penemuan Situs Trowulan. Selain Candi Tikus yang paling banyak mendapat minat pengunjung adalah Gapura Bajang Ratu atau Candi Bajang Ratu. Banyak yang meyakini gapura ini  merupakan pintu masuk ke tempat peristirahatan Raja Jayanegara, raja ke dua yang memerintah Majapahit. “Bajang ratu” dalam bahasa jawa artinya raja (bangsawan) yang kerdil atau cacat. BACA JUGA: Menelusuri Sisa-sisa Jejak Sejarah Kerajaan Melayu di Pulau Penyengat Hal ini merujuk pada sosok Raja Jayanegara yang pernah terjatuh sewaktu kecil di gapura tersebut dan cacat. Dan bisa juga merujuk pada raja kecil, karena pada saat diangkat menjadi raja, Jayanegara masih sangat muda. Selain itu, yang tidak kalah kerennya adalah Gapura Wringin Lawang. Dalam bahasa Jawa “wringin lawang” artinya adalah pintu beringin. Hampir semua ahli sejarah sepakat bahwa gapura ini adalah sebuah pintu masuk menuju komplek bangunan penting di ibu kota Majapahit. BACA JUGA: Arca Dwarapala Kerajaan Singasari Menjadi Spot Menarik di Malang Meski kemudian banyak yang berspekulasi bahwa gapura ini adalah pintu masuk menuju ke kediaman Patih Gadjah Mada. Uniknya dari semua bangunan peninggalan Kerajaan Majapahit ini, hampir keseluruhan bangunan terbuat dari batu bata merah. Berbeda dengan kebanyakan candi di Jawa Tengah yang hampir seluruh bahan bangunannya dari batu alami sejenis andesit. Hal ini cukup masuk akal mengingat sampai sekarang banyak terdapat pengrajin batu bata di beberapa titik di Mojokerto. Kolam Segaran Situs Trowulan selain menyuguhkan bangunan candi tadi, terdapat juga Museum Majapahit yang menyimpan berbagai benda-benda peninggalan sejarah keagungan Majapahit. BACA JUGA: Megibung, Tradisi Makan Bersama Warisan Kerajaan Karangasem Bali
Dan yang tak kalah menarik adalah trdapat sebuah kolam yang cukup besar tidak jauh dari museum bernama Kolam Segaran. Kolam ini berfungsi sebagai tempat menampung air dan sebagai pengendali banjir. Selain itu kolam ini juga berfungsi sebagai tempat bersantainya para raja pada zaman dahulu. Sekarang kolam ini menjadi tempat memancing dan rekreasi penduduk sekitar. Semoga situs ini masih terus terjaga dan tidak tergerus oleh semakin meningkatnya arus pembangunan Mojokerto. Supaya generasi penerus bangsa masih tetap bisa menyaksikan keindahan dan keagungan dari sebuah peninggalan kejayaan kerajaan terhebat di masa lampau. ***
0 notes
gta777indonesia · 5 years
Photo
Tumblr media
Amukti palapa di kota tempat mahapatih gajah madah bersumpah palapa mojokerto
Patih Gajah Mada Simbol Pemersatu Nusantara dan kini Gta777 sebagai simbol game pulsa online pemersatu nusantara deposit menggunakan pulsa telkomsel xl axis seluruh nusantara indonesia . bunyi sumpah pemuda : Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".
 Terjemahannya: Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah menundukkan seluruh Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Butuni, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa". Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M) 
GTA777 Game Judi Pulsa Online Telkomsel XL beramukti menjadi terbaik dan terpercaya senusantara dengan pelayanan fast respon dan kinerja profesional .
 Sosok Gajah Mada sebagai tokoh pemersatu Nusantara. ’’Artinya, kita tetap harus menjunjung tinggi toleransi dan saling menghormati,’’
youtube
1 note · View note
Photo
Tumblr media
Gajah Mada adalah sosok legenda yang terkenal dengan "Sumpah Palapa"-nya. Dia adalah Mahapatih Kerajaan Majapahit tersohor yang meneruskan doktrin politik "Cakrawala Mandala Dwipantara"; yang sebelumnya digagas oleh Raja Kertanagara dari Kerajaan Singhasari.
Semboyan Cakrawala Mandala Dwipantara bermakna cita-cita luhur menyatukan kerajaan-kerajaan di seluruh penjuru negeri atau Nusantara. Semboyan ini pun sebenarnya adalah merupakan pengembangan dari semboyan Cakrawala Mandala Jawa yang diusung oleh pendahulunya, yaitu Wisnuwardhana dan Narasinghamurti.
Tulisan selengkapnya silakan mengakses tautan berikut :
https://bit.ly/2GeIt6x
0 notes
tsukikoayanosuke · 3 years
Text
Behind the Fic: Canon and Beyond - The Great Storyteller, Puang Palapa, and the Retelling Doctrine
“Now I speak the language of the gods!” - Floyd Leech, chapter 128
It started with a crack idea but now I’ve decided to make the Indonesian Language as an ancient language similar to Latin in TW:OPT and a full-blown fictional believes. I might edit this because religion is hard XD.
Tumblr media
Just like our world, TW:OPT AU has various believes system, but we’re talking about the most major one: The Great Storyteller, Puang Palapa.
Puang Palapa is the equivalent of God in TW:OPT AU. Xe’s the creator of all things with the stroke of Xyr ink and quill, the world is Xyr giant parchment, and had given the breath of life the characters. The world is a giant book that Xe was writing.
Xe’s called ‘The Great Storyteller’ because people believe that Xe’s the one giving out the tales of the world, the first writer. Xe’s the original writer of the famous story we know, like Beauty and the Beast, Cinderella, Jack and the Beanstalk, and many more. However, we never know the ‘true form’ for nobody knows what the Original Author’s interpretations are. That’s why we have so many fairy tales adaptations. 
The famous writer that we know like (twisted)Grim Brothers and (twisted)Hans Christian Andersen are similar to a prophet, and (twisted)Walt Disney is similar to their disciple. They can also be taken at this world’s patron saint depending on what people believes in. These people were blessed with the keyblades and they are what we call these days ‘the story holder’ or just ‘the holder’.
On the Seventh Day, when the last story was finally written, Puang Palapa takes a rest. Nobody knows what is the last tale or even what the first. The tales are infinite as the stars in the sky.
So, what brings us here? This is where the Retelling Doctrine came in.
The “Retelling Doctrine” believes in reincarnations, that each soul is the manifestation of the characters written by Puang Palapa. When the characters die, which means their story is over, they’ll start a new story with similar yet different characters.
For example, one soul is the ‘retelling’ of the character Snow White. In their current tale, the prince character managed to save her from the sleeping death and they lived happily ever after until they die in old age. However, in the next ‘retelling’ Snow White was never awakened from her sleep and got buried alive. Or at the same time, there are two Snow White, with one having a loving relationship with Queen Grimhilde while the other is raised by the Huntsman.
The world revolves around the tales written by Puang Palapa, but because we never know how the real stories end, it feels like we are repeating all the stories, but each repeat is a new story.
Trivia:
The name Puang Palapa came from two things:
The word 'puang' comes from 'Puang Matua' which is just another name for God/The Creator in the old animism religion of Aluk Todolo, practiced by the Toraja people before Christianity came in (now Toraja main religion is Christian). According to its adherents, initially, Aluk Todolo was passed down by Puang Matua to the first ancestor of Datu La Ukku' who then passed down their teachings to their children and grandchildren. They have the obligation to worship and glorify Puang Matua and also their ancestors which are manifested in various attitudes and rituals. This day, this old religion is counted as the Balinese-Hinduism.
The world 'palapa' came from 'sumpah palapa', an oath that was taken by Mahapatih Gajah Mada of the Majapahit Empire (one of the, if not, the greatest Hindu empire in Indonesian history) that he would not rest ("will not taste palapa") until all parts of Nusantara/Indonesia unites.
The Retelling Doctrine is a combination of the time loop theory and the Hinduism reincarnations belief. I've scattered this in a few points in the fic, but full explanations are coming in the finale.
The reason why I used xe/xyr gender-neutral pronouns is that in the Indonesian language, we only have one third-person pronoun, 'dia', used by both male and female, so we never really have any pronouns problem as far as I know. But, I don't feel that good writing 'he' with the capital 'h' here for personal reason, so following the Indonesian gender-neutral pronouns, I ended up using 'xe/xyr' pronouns. Also because 'x' sounds cool.
4 notes · View notes
ajimajid · 4 years
Text
Tumblr media
Bila kita menengok sejarah, INDONESIA yang dahulu disebut NUSANTARA merupakan salah satu kekuatan besar dunia. Terutama saat berjayanya MAJAPAHIT. Gagasan untuk menyatukan seluruh NUSANTARA digaungkan oleh Patih Gajah Mada yg disebut Sumpah PALAPA. Dengan military warfare dan economic warfare nya Gajah Mada mampu menyatukan pulau-pulau di NUSANTARA. Kekuasaannya meliputi Indonesia sekarang bahkan sampai ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, Siangapura, Vietnam, Kambodja dan bahkan sebagian Philipina.
Indonesia bukanlah bangsa yang kecil apalagi kerdil. Indonesia adalah bangsa besar yang disegani dunia saat itu. Tetapi sekarang marwah dan martabat Indonesia di mata Internasional terlihat sebaliknya. Dipandang sebelah mata sudah menjadi biasa. Tesla yang katanya mau menginvestasikan untuk mendirikan pabrik baterai di Indonesia tidak jadi. Padahal Indonesia mempunyai SDA yang sangat menggiurkan. Tesla malah lebih memilih India. Kenapa? Belum lama ini juga diberitakan TKA asal Korsel menendang makanan buruh di pabrik Subang. Kenapa? Disaat yg bersamaan juga viral pemuda korea yg menghina Indonesia dan mengatakan "Korea berada di atas Indonesia dari segala hal". Kenapa?
Semua pasti karena kesalahan kita semua. Iya kita semua. Tidak perlu menyalahkan orang lain terlebih dahulu. Coba lah tengok diri kita masing-masing. Apa yang sedang kita perbuat? Sebagai pelajar atau mahasiswa apakah sudah benar-benar menuntut ilmu guna kemajuan NKRI di kemudia hari? Sebagai masyarakat sudahkah menengok tetangganya yg kesulitan dan membutuhkan? Sebagai orang tua sudahkah benar-benar dalam mendidik anak yang kelak akan menajdi generasi selanjutnya? Sebagai orang yang melihat teman atau orang di sekitarnya melakukan kesalahan apa sudah mengingatkannya? Apa yang sedang kita lakukan? Apa hanya bersantai diam duduk manis tanpa melakukan gebrakan? Atau hanya sibuk bermain gadget tanpa menghasilkan sesuatu? Bangsa ini sudah memanggil, tinggal kita yang memutuskan untuk meluangkan atau bertahan.
4 notes · View notes
fisikasma · 4 years
Text
Satelit
Tumblr media
Halo sobat fisika,kembali lagi kita nih,gimana kabar kalian semua? Semoga semuanya sehat ya. Btw sebelum mulai,sobat pernah ga si liat bintang? iya bintanggg
Tentunya pernah dong :) ya kannn??  Kita dianugerahi oleh Tuhan sehingga kita dapat mengamati bintang dengan mata biasa kita sendiri, bintang-bintang di langit yang bertebaran di seluruh jagad raya ini. Apalagi kalau sobat mencoba memakai teleskop,beuh pasti mantep tuh, jumlah benda-benda langit yang dapat kita lihat bisa lebih banyak lagi dan lebih detail sob. Jagad raya sebagai tempat tinggal semua makhluk hidup merupakan ruang angkasa yang maha luas dan maha besar yang bisa disebut juga universe.
Jagad raya  terdiri dari berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar benda langit diantaranya ada SATELIT. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari tentang Satelit. Dimulai dari pengertian satelit, fungsi,jenis beserta contoh dan gambarnya. Untuk itu, yuk simak baik-baik penjelasan berikut ini.
Tumblr media
Lalu sobat sudah tau belum apa itu satelit? Kata satelit berasal dari kata latin satelles yang artinya “pelayan” atau “seseorang yang mematuhi atau melayani pihak lain”. Sedangkan secara ilmiah, satelit didefinisikan sebagai suatu benda yang bergerak mengitari benda lain yang berukuran lebih besar dan berada dalam jalur atau lintasan yang dapat diprediksi yang disebut orbit atau secara singkat dapat diartikan sebagai benda angkasa yang bergerak mengitari sebuah planet yang membentuk jalur lingkaran atau ekliptikal.
Secara umum, satelit didefinisikan sebagai berikut.Satelit adalah sebuah benda yang mengorbit atau berputar mengelilingi benda lain karena terpengaruh gaya gravitasi benda tersebut.
Contoh yang paling sederhana dari satelit adalah bulan yang mengorbit terhadap Bumi. Bulan mengitari Bumi karena terpengaruh oleh gaya gravitasi Bumi. Karena bulan mengelilingi Bumi, maka bulan disebut dengan satelit. Contoh satelit lainnya adalah Palapa D milik Indosat. Satelit ini merupakan contoh satelit buatan tangan manusia. Hal ini berbeda dengan Bulan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia.
Tumblr media
Berdasarkan proses terbentuknya atau pembuatan, satelit yang berada di alam semesta dibedakan menjadi dua macam, yaitu satelit alam dan satelit buatan. Lalu tahukah kalian apa perbedaan kedua jenis satelit tersebut? Dan seperti apa ya contohnya? Berikut penjelasannya.
- Satelit Alami yaitu satelit yang berasal dari alam dan terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Contohnya adalah Bulan yang menjadi satelit alami bagi planet Bumi. Bumi dan planet-planet lain dalam tata surya kita juga menjadi satelit alami bagi Matahari.
- Satelit Buatan yaitu satelit yang sengaja dibuat oleh manusia dan ditempatkan pada suatu orbit menggunakan kendaraan peluncur (roket) yang memiliki fungsi tertentu seperti komunikasi, pemetaan, monitoring cuaca, dan sebagainya. Contoh satelit buatan di Indonesia antara lain satelit Palapa, Telkom, Garuda, Indostar dan masih banyak lagi terutama satelit luar negeri.
Tumblr media
Satelit alami bumi adalah bulan. Selama mengelilingi bumi, bulan mengalami tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi, revolusi bulan mengelilingi bumi dan revolusi bulan mengelilingi matahari. Bulan melakukan rotasi selama 29 hari (1 bulan), melakukan revolusi terhadap Bumi sebanyak 12 kali dalam setahun dan bersama Bumi mengelilingi Matahari selama 1 tahun. Adapun fungsi dari satelit alam seperti diatas.
Tumblr media
Nah diatas ada beberapa contoh dari satelit alam nih sob. Lalu kita lanjut aja yuk ke satelit buatan,penasaran? Yuk scroll kebawah lagi
Tumblr media
Berikut berbagai fungsi dari satelit buatan
■ Satelit Komunikasi (Communication satellite)Yaitu satelit yang memiliki fungsi untuk keperluan sistem komunikasi jarak jauh, baik berupa layanan telepon, data ataupun internet. ■ Satelit Cuaca (Weather Satellite)Yaitu satelit yang memiliki fungsi untuk monitoring atau memantau keadaan cuaca dan iklim di Bumi ■ Satelit Navigasi (Navigation Satellite)Yaitu satelit yang berfungsi untuk menyediakan posisi geospasial secara mandiri dengan jangkauan global dan biasa disebut satelit GPS (Global Positioning System) yang digunakan untuk navigasi darat, laut, dan udara. Satelit navigasi digunakan untuk aplikasi smartphone seperti Google Street View atau Google Maps ■ Satelit Pengindraan Jarak Jauh (Remote Sensing Satellite)Yaitu satelit yang didesain khusus untuk mengamati Bumi dari orbit yang ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengawasan lingkungan, pemetaan (ex. google earth) dan lain-lain. ■ Satelit Militer (Military satellite)Yaitu satelit yang digunakan untuk kepentingan militer seperti intelligence gathering atau pengamatan intelejen berbasis satelit, navigasi dan komunikasi militer. ■ Satelit Navigasi (Navigation Satellite)Yaitu satelit yang berfungsi untuk menyediakan posisi geospasial secara mandiri dengan jangkauan global dan biasa disebut satelit GPS (Global Positioning System) yang digunakan untuk navigasi darat, laut, dan udara. Satelit navigasi digunakan untuk aplikasi smartphone seperti Google Street View atau Google Maps. ■ Satelit Ilmiah (Scientific Research Satellite)Yaitu satelit yang berfungsi untuk menyediakan informasi meteorologi, data survey tanah (remote sensing), radio amatir dan berbagai riset ilmiah lainnya. ■ Satelit Astronomi (Astronomy Satellite)Yaitu satelit yang digunakan untuk mencari temuan-temuan baru di luar angkasa. Terutama untuk mengamati planet-planet, galaksi, dan benda-benda yang belum diketahui dan jaraknya sangat jauh dari Bumi sehingga dapat dipelajari dan diteliti. Contohnya adalah teleskop Hubble milik NASA.
Tumblr media
Nah diatas ini,ada beberapa contoh dari satelit buatan sekaligus tahun operasinya dan pengelolanya ya sob ;)
Tumblr media
Gambar SATELIT PALAPA A1,satelit pertama di Indonesia Palapa ialah nama bagi sejumlah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia. Nama ini diambil dari "Sumpah Palapa", yang pernah dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334. Satelit pertama diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 oleh roket Amerika Serikat dan dilepas di atas Samudera Hindia pada 83° BT. Satelit pertama dari 2 satelit itu bertipe HS-333 dan bermassa 574 kg. Kemudian 4 satelit dari seri kedua dibuat, yang kesemuanya dari tipe Hughes HS-376. Ketika peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur. Awalnya bernama Palapa B3 dan dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya diluncurkan sebagai Palapa B2P. Sementara itu Palapa B2 diperbaiki kembali oleh STS-51-A, diperbaharui dan diluncurkan lagi sebagai Palapa B2R. Sumber : Infoastronomi.org
Tumblr media
Gambar Satelit TELKOM-2 (2005) Telkom-2 adalah satelit yang diluncurkan Telkom ke angkasa untuk menggantikan satelit Palapa B4. Satelit ini dibawa ke angkasa dengan menggunakan roket Ariane 5 dari Kourou di Guyana Perancis pada tanggal 16 November 2005. Telkom-2 memiliki umur operasi selama 15 tahun dan bernilai sekitar 170 juta dolar AS. Sekitar 70 persen kapasitas transponder Telkom-2 akan disewakan kepada pihak luar. Dari 30 persen kapasitas yang akan digunakan sendiri oleh Telkom, satelit buatan Orbital Sciences Corporation ini diharapkan akan mendukung sistem komunikasi transmisi backbone yang meliputi layanan telekomunikasi sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), sambungan langsung internasional (SLI), internet, dan jaringan komunikasi untuk kepentingan militer. Satelit ini akan beredar di orbit 118° BT dengan kapasitas 24 transponder C-band dan berbobot 1.975 kg. Daya jangkaunya mencapai seluruh ASEAN, India dan Guam. Sumber : http://jayaspeed.blogspot.com/2012/06/10-satelit-tertua-indonesia-berdasarkan.html
Tumblr media
Gambar Satelit Palapa A2 (1977) Palapa A2 adalah satelit komunikasi milik Indonesia dan dioperasikan oleh Perumtel. Palapa A2 diluncurkan pada tanggal 10 Maret 1977 dengan roket Delta 2914 dan beroperasi di orbit 77 BT sejak tanggal 11 Maret 1977 hingga bulan Januari 1988, 4 tahun melewati masa operasional yang direncanakan.
Program satelit Palapa A dimulai saat Pemerintah Indonesia memberikan 2 kontrak terpisah pada Boeing Satellite Systems (dahulu dikenal dengan Hughes Space and Communication Inc.) dari Amerika Serikat untuk menyediakan 2 satelit (Palapa A1 dan A2), sebuah stasiun kontrol utama untuk kedua satelit tersebut dan 9 stasiun bumi. Pembangunan 10 stasiun tersebut diselesaikan dalam waktu 17 bulan, salah satu yang tercepat bagi Boeing. Pada kontrak terpisah, dibangun total 30 stasiun bumi lainnya untuk dioperasikan oleh Perumtel. Nama Palapa sendiri dipilih oleh Presiden Suharto pada bulan Juli 1975. Satelit Palapa A2 dimaksudkan sebagai cadangan dan siap untuk dioperasikan apabila Palapa A1 mengalami kegagalan, atau jika permintaan pasar tidak dapat lagi diakomodasi oleh Palapa A1. Sumber : http://jayaspeed.blogspot.com/2012/06/10-satelit-tertua-indonesia-berdasarkan.html
Tumblr media
Indostar II / Cakrawarta II (2009) Indostar II atau Cakrawarta II adalah satelit yang diluncurkan oleh PT Media Citra Indostar (MCI) yang mengelola dan mengoperasionalisasi satelit Indovision. Satelit ini diluncurkan dengan menggunakan roket peluncur Proton Breeze milik Rusia dan lepas landas melalui Baikonur Cosmodome di Kazahkstan. Peluncuran satelit Indostar II ini telah berlangsung pada tanggal 16 Mei 2009. Sumber : http://jayaspeed.blogspot.com/2012/06/10-satelit-tertua-indonesia-berdasarkan.html
Tumblr media
Satelit LAPAN-TUBSAT (2007) Satelit Mikro Pertama di Indonesia. LAPAN-TUBSAT adalah sebuah satelit mikro yang dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerja sama dengan Universitas Teknik Berlin (Technische Universität Berlin; TU Berlin). Wahana ini dirancang berdasarkan satelit lain bernama DLR-TUBSAT, namun juga menyertakan sensor bintang yang baru. Satelit LAPAN-TUBSAT yang berbentuk kotak dengan berat 57 kilogram dan dimensi 45 x 45 x 27 sentimeter ini akan digunakan untuk melakukan pemantauan langsung situasi di Bumi seperti kebakaran hutan, gunung berapi, banjir, menyimpan dan meneruskan pesan komunikasi di wilayah Indonesia, serta untuk misi komunikasi bergerak. LAPAN-TUBSAT membawa sebuah kamera beresolusi tinggi dengan daya pisah 5 meter dan lebar sapuan 3,5 kilometer di permukaan Bumi pada ketinggian orbit 630 kilometer serta sebuah kamera resolusi rendah berdaya pisah 200 meter dan lebar sapuan 81 kilometer. Manuver attitude ini dilakukan dengan menggunakan attitude control system yang terdiri atas 3 reaction wheel, 3 gyro, 2 sun sensor, 3 magnetic coil dan sebuah star sensor untuk navigasi satelit. Komponen-komponen inilah yang membedakannya dengan satelit mikro lain yang hanya mengandalkan sistem stabilisasi semi pasif gradien gravitasi dan magneto torquer, sehingga sensornya hanya mengarah vertikal ke bawah. Sebagai satelit pengamatan, satelit ini dapat digunakan untuk melakukan pemantauan langsung kebakaran hutan, gunung meletus, tanah longsor dan kecelakaan kapal maupun pesawat. Tapi pengamatan banjir akan sulit dilakukan karena kamera tidak bisa menembus awan tebal yang biasanya menyertai kejadian banjir. Sumber : http://jayaspeed.blogspot.com/2012/06/10-satelit-tertua-indonesia-berdasarkan.html
Gimana nih sob? Dah paham kan? Kayaknya fisikasma sudah mau pamit nih sob. Kiranya blog ini bermanfaat ya,buat sobat sobat juga jangan lupa buka blog dari sumber aslinya ya sob. Mantappp...
Mohon maaf ada jika kesalahan dalam penulisan,demikian terimakasih Sumber 1 : http://jayaspeed.blogspot.com/2012/06/10-satelit-tertua-indonesia-berdasarkan.html Sumber 2 : https://blogmipa-geografi.blogspot.com/2018/02/satelit.html Sumber 3: Wikipedia
1 note · View note
pardomuansitanggang · 3 months
Text
Biografi Gajah Mada, PARDOMUANSITANGGANG.COM – Biografi Gajah Mada Nama Lengkap: Gajah Mada Tempat, Tanggal Lahir: Tepat dan tanggal lahir tidak pasti, diperkirakan sekitar awal abad ke-14 di Jawa Timur Tanggal Wafat: Diperkirakan sekitar tahun 1364 Latar Belakang Gajah Mada adalah salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Meskipun banyak detail tentang kehidupan awalnya yang tidak jelas, Gajah Mada dikenal sebagai seorang patih (perdana menteri) dan panglima militer yang sangat berpengaruh dalam memperluas kekuasaan Majapahit. Karir dan Pencapaian Awal Karir Gajah Mada pertama kali dikenal dalam sejarah sebagai komandan pasukan pengawal raja (bhayangkara) pada masa pemerintahan Raden Wijaya, raja pertama Majapahit. Karirnya mulai menonjol ketika ia berhasil menumpas pemberontakan Kuti pada tahun 1321. Keberhasilannya ini membuatnya semakin dihormati di istana Majapahit. Sumpah Palapa Pada tahun 1336, Gajah Mada diangkat sebagai Patih Amangkubhumi oleh Raja Tribhuwana Wijayatunggadewi. Pada upacara pengangkatannya, ia mengucapkan Sumpah Palapa, sebuah sumpah untuk tidak menikmati kesenangan duniawi sebelum berhasil menyatukan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Sumpah ini menggambarkan tekadnya yang kuat untuk memperluas kekuasaan kerajaan dan menyatukan wilayah-wilayah di Nusantara. Ekspansi dan Penaklukan Di bawah kepemimpinan Gajah Mada, Majapahit berhasil memperluas wilayah kekuasaannya secara signifikan. Berikut beberapa wilayah yang berhasil ditaklukkan atau diintegrasikan ke dalam kekuasaan Majapahit: Bali: Ditaklukkan pada tahun 1343, mengakhiri kekuasaan kerajaan Bedulu. Sumatra: Beberapa kerajaan di Sumatra, termasuk Sriwijaya, juga berada di bawah kendali Majapahit. Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara: Berbagai ekspedisi dilakukan untuk memperluas pengaruh Majapahit ke wilayah-wilayah ini. Gajah Mada juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang cerdas dan diplomat ulung. Ia berhasil menjalin hubungan politik dan ekonomi yang kuat dengan berbagai kerajaan di luar Jawa, yang membantu memperkuat dominasi Majapahit. Masa Kepemimpinan Hayam Wuruk Masa kejayaan Gajah Mada mencapai puncaknya di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk, yang naik tahta pada tahun 1350. Kerja sama antara Gajah Mada dan Hayam Wuruk membawa Majapahit ke puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaan Majapahit mencakup sebagian besar Nusantara, yang sekarang menjadi bagian dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, dan Filipina selatan. Akhir Kehidupan dan Warisan Kehidupan Gajah Mada berakhir sekitar tahun 1364. Setelah kematiannya, Majapahit mulai mengalami kemunduran, meskipun masih bertahan sebagai kerajaan yang kuat untuk beberapa dekade berikutnya. Warisan Gajah Mada tetap kuat dalam sejarah Indonesia sebagai simbol persatuan dan kekuatan. Sumpah Palapanya menjadi inspirasi bagi perjuangan untuk menyatukan Nusantara dan membangun negara yang kuat dan bersatu. Kesimpulan Gajah Mada adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Sebagai Patih Amangkubhumi Majapahit, ia berperan penting dalam memperluas kekuasaan kerajaan dan menyatukan wilayah-wilayah di Nusantara. Sumpah Palapanya mencerminkan tekad dan dedikasinya untuk tujuan ini. Warisannya tetap hidup sebagai simbol persatuan dan kebesaran Majapahit dalam sejarah Indonesia.
0 notes
muhamadelgana · 5 years
Text
Di Penghujung Tahun
Tahun-tahun berlalu adalah pekik revolusi yang gagap mengenyam musim tanpa jerit.
Matahari terik tanah kering, kedamaian habis terserap.
Dalam potret pencitraan para pelukis menghabiskan kanvasnya menggambar bilik suara dengan
rintihan lapar tanpa jeda.
Ingatanku teraniaya, akan zaman raja-raja.
Anak-anak lahir dengan tinju dan peluru.
Berbicara dengan dendam dan api.
Sementara para sarjana bicara perubahan yang satir.
Dari langit turun janji, dari bumi lahir kesaksian.
Terjadi pernikahan golongan, saling jabat tangan menghasilkan turunan, kemiskinan namanya dan anaknya adalah pelacuran serta kejahatan.
Di dadaku seribu kepedihan menjelma lagu.
Sementara di dadamu gelisah itu diam dan bunuh diri.
Di atas air peraturan membayang, hukum menjadi batu yang di lempar pada kebudayaan priyayi tempo dulu.
Aku bertanya, “Apa artinya kata-kata di hadapan kendaraan lapis baja ?”
Kita lahir di zaman kepercayaan yang disemayamkan
Di sembah seperti Arca
Di yakini seperti iman dan kitab suci.
Awan hitam menyelimuti politik, keberagaman beragama dan gerakan pembebasan.
Abrasi macam apa ini ?
Tahun-tahun berlalu menjadi prasasti yang sulit di baca esok hari.
Sumpah Palapa, pemersatu Nusantara adalah surat kaleng yang tersangkut di sungai.
Corong-corong wacana, menjadi sekedar bunyi
Juga menjadi alat melepas nilai dan pengkerdilan diri.
Matahari terbenam, rembulan takut bersinar.
Diantara awan gelap dan sejarah yang luntur
Aku menyaksikan Zaman yang gagap dan gugup,
Tak lagi punya kata untuk mempertahankan dirinya.
Ini adalah kalender merah, tanggal-tanggal eksekusi, dimana puisi menyelimuti angka-angka
Lalu waktu hanya menjadi rasa bahwa kemarin dan esok adalah hari ini.
-Selamat Tahun Baru Keluarga, Kekasih, Sahabat, Saudara dan Alam Semesta-
Bandung, 21 Desember 2018
9 notes · View notes
ninetytwos · 2 years
Text
Tumblr media
Ini adalah candi jawi, tempat bersemayamnya raja terakhir Kerajaan Singasari, Raja Kertanegara. Sosok penggagas Dwipantara yang berubah menjadi Nusantara atas sumpah palapa patih Gadjah Mada.
Di usia yang tidak lagi muda, aku baru mengenal para leluhur penggagas bangsa ini. Aku merasa benar-benar terputus sejarah dari ikatan masa lalu. Tak disangka para leluhur di masa lalu itu adalah sosok yang sangat hebat dengan gagasan dan pemikirannya.
Meski saat ini aku memiliki keyakinan yang berbeda dengan para leluhur di masa lampau. Aku ingin sekali mengirim salam kepadanya dan bertanya "apa yang bisa aku lakukan untuk bangsa ini?"
Aku mendoakan semua leluhurku termasuk Raja Kertanegara, Raja Wijaya dan Ratu Gayatri bersemayam dengan damai. Al Fatihah..
Segala kebaikan dari Tuhan Allah akan membersamai kita dengan perdamaian untuk bangsa ini. Aaamiinnn ❤
Kalau saja raja kertanegara masih ada, ia tidak akan membiarkan sejengkal tanah ini di obral untuk asing.
0 notes
pusakadunia · 3 years
Text
Cincin Pusaka Maha Patih Gajah Mada Kerajaan Majapahit
Cincin Pusaka Maha Patih Gajah Mada Kerajaan Majapahit
Cincin Pusaka Maha Patih Gajah Mada Kerajaan Majapahit Cincin Pusaka Maha Patih Gajah Mada Kerajaan Majapahit merupakan pusaka koleksi sesepuh. Cincin pusaka ini di dapatkan dari era pelebaran pengaruh Kerajaan Majapahit pada era kepemimpinan Maha Patih Gajah Mada. Sosok patih yang ingin menyatukan Nusantara melalui sumpahnya yang dikenal sebagai Sumpah Palapa. Cincin Pusaka ini mengandung energi…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
imamriyadi · 3 years
Text
MENGGALI NILAI-NILAI BAHASA DAN SASTRA JAWA   DI KABUPATEN BLITAR SEBAGAI AKAR BUDAYA JAWA UNTUK MEMPERKUAT KEBUDAYAAN NASIONAL
Oleh:
Imam Riyadi
Budayawan Blitar, Jawa Timur
 Pendahuluan
1.  Latar Belakang
           Telah diketahui bersama bahwa dalam bahasa dan sastra Jawa terkandung tata nilai kehidupan yang berlaku pada masyarakat Jawa seperti norma, keyakinan, adat kebiasaan, konsepsi dan simbol-simbol yang hidup dan berkembang di masyarakat Jawa, toleransi, kasih sayang, semangat kebersamaan dan gotong royong, rasa kemanusiaan, sikap andhap asor, nilai hormat, tahu rasa berterima kasih, dan masih banyak lagi lainnya.
Kita sadari sepenuhnya bahwa bahasa dan sastra Jawa merupakan aset yang sangat berharga bagi kabupaten Blitar, umumnya bagi provinsi Jawa Timur dan lebih luas lagi bagi bangsa Indonesia, oleh karenanya menjadi suatu kewajiban apabila eksistensi bahasa dan sastra Jawa harus dipertahankan. Terlebih lagi dalam bahasa dan sastra Jawa banyak menyimpan nilai-nilai luhur yang bersifat universal. Nilai-nilai adiluhung yang kini agaknya sudah mulai dilupakan oleh generasi muda itu harus dikenalkan dan ditanamkan kembali. Patut disayangkan apabila kandungan nilai-nilai luhur yang ada dalam bahasa dan sastra Jawa tersebut tidak diketahui dan tidak sampai di tangan generasi penerus.
Kandungan nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa yang sarat nilai-nilai kemanusiaan patut dilestarikan oleh masyarakat Jawa khususnya. Hal ini dengan harapan agar masyarakat Jawa tidak kehilangan akar tradisi dan budayannya di tengah era globalisasi yang kian gencar.
Globalisasi yang tidak dapat dielakkan lagi itu, diakui atau tidak dan disadari atau tidak, telah mengikis dan meminggirkan eksistensi budaya, bahasa dan sastra Jawa di tengah masyarakat Jawa. Tidak dapat dipungkiri kini banyak diantara orang Jawa yang asing dengan budaya, bahasa para leluhurnya, tidak tahu dengan unsur kejawaannya, bahkan lebih ironis lagi mereka ternyata banyak yang tidak tahu dengan nilai-nilai budayanya. Globalisasi dan kemajuan zaman hendaknya tidak lantas menjadikan kita berperilaku kebarat-baratan, namun tetaplah kita sebagai bangsa Timur yang berperilaku sebagai orang Timur.
Di kabupaten Blitar  masih banyak terdapat berbagai ragam corak budaya Jawa, yang oleh masyarakatnya terus selalu dijaga dan dikembangkan serta dilestarikan, karena hal tersebut akan sangat bermanfaat untuk ketenangan dan kemakmuran hidupnya. Keanekaragaman corak budaya Jawa di kabupaten Blitar selain tetap dipegang teguh oleh sebagian besar warga masyarakat Blitar, pemerintah daerahpun juga turut serta melestarikan dan mengembangkannya sebagai upaya untuk menuju kabupaten Blitar yang lebuh sejahtera, maju, dan berdaya saing. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten Blitar agar para generasi muda tidak lupa dan tidak kehilangan jati dirinya adalah dengan jalan menggali nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa di kabupaten Blitar sebagai akar budaya Jawa untuk memperkuat kebudayaan nasional.
2.  Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang sebagaimana telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
a.  Apa saja potensi budaya Jawa di kabupaten Blitar yang dikembangkan menjadi asset wisata?
b. Bagaimana upaya pemerintah daerah untuk menggali nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa?
c. Apa saja tantangan yang dialami pemerintah dalam mengembangkan nilai-nilai bahasa, sastra, dan budaya Jawa di kabupaten Blitar?
Pembahasan
1.  Potensi Budaya Jawa di Kabupaten Blitar sebagai Aset Pariwisata
           Blitar merupakan sebuah kabupaten yang terletak di bagian selatan provinsi Jawa Timur, tepatnya 167 km sebelah selatan dari kota Surabaya. Namun wilayah administratif dibagi menjadi 2 wilayah, yaitu kabupaten dan kota Blitar, namun untuk permasalahan budaya, bahasa jawa, tidak bisa dipisah secara pembagian wilayah kepemerintahan, blitar  terkenal dengan tempat  dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno. Blitar juga terkenal dengan pesinggahan perabuhan Raden wijaya di Candi simping,  Selain dikenal sebagai kota makam proklamator, Blitar juga dikenal sebagai  kota PETA (Pembela Tanah Air), kota lahar, kota seribu candi,kota budaya  dan masih banyak lagi sebutan untuk kabupaten Blitar, kota yang dimaksud disini bukan sebutan administrasi kepemerintahan tetapi sebagai sebutan bahasa komunikasi yang lebih familier.
Banyak sejarah besar Indonesia tercatat di  Blitar. Sebelum dicetuskannya proklamasi, di Blitar telah diserukan kemerdekaan Indonesia yang diikuti dengan pengibaran Sang Merah Putih yang akhirnya berujung pada Pemberontakan PETA oleh Sudanco Supriyadi. Bahkan di salah satu sudut kabupaten ini tepatnya di candi Penataran, konon merupakan lokasi di mana Mahapatih Gadjah Mada yang tersohor menggaungkan Sumpah Palapa yang menjadi peristiwa penting ADANYA wilayah dengan sebutan NUSANTARA sebagai cikal bakal berdirinya negara Indonesia pada masa-masa setelahnya.
Di luar nilai historis yang tak perlu diragukan lagi, Blitar ternyata juga memiliki ragam budaya unik mulai dari wisata, kuliner hingga kerajinan tangannya. Potensi wisata di kabupaten Blitar secara garis besar dibagi menjadi 3 kategori, yakni: wisata alam, wisata tradisi budaya, dan wisata sejarah. Wisata alam yang ada di Blitar antara lain: Rambut Monte di kecamatan Gandusari, Gua Embul Tuk dan Randu Alas di kecamatan Bakung, bendungan Lahor di kecamatan Selorejo, Bendungan Wlingi Raya di kecamatan Talun, bendungan Serut di kecamatan Kanigoro, wisata bukit Teletabis di kecamatan Nglegok, dan masih banyak lagi yang lainnya. Wisata bahari yang setiap hari banyak dikunjungi para wisatawan antara lain: pantai Jolosutro di kecamatan Wates, pantai Tambakrejo di kecamatan Wonotirto, pantai Serang di kecamatan Panggungrejo, dan pantai Pangi di kecamatan Bakung.
Wisata budaya selalu menjadi ikon kabupaten Blitar antara lain: jamasan gong Kyai Pradah di kecamatan Sutojayan (Lodoyo), Grebeg Pancasila di kota Blitar, larung sesaji di pantai selatan, upacara melasti umat Hindu di pantai selatan, pawai ogoh ogoh di wilayah kecamatan Wlingi, ritual tumpeng agung di candi Penataran, kirab pusaka dan pawai budaya di candi Lwang Wentar, pesona budaya candi penataran, gerak jalan tradisional Bakung - Lodoyo, jaranan kuda lumping yang tersebar di seluruh kecamatan, reog bulkio di desa Kemloko kecamatan Nglegok, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sedangkan wisata sejarah di kabupaten Blitar terkenal dengan sebutan seribu candi, antara lain: candi Penataran di Nglegok merupakan candi Negara, candi Simping di Kademangan tempat perabuan Raden Wijaya,  sedangkan di candi berikut, ada peristiwa yg diyakini oleh masyarakat sekitar adalah: candi Sawentar di Kanigoro tempat perabuan Anusapati, candi Mleri di Srengat tempat perabuan Ranggawuni, dan tentunya masih banyak lagi tempat wisata berupa candi lainnya.
Demikian halnya dengan wisata kuliner bisa dengan mudah didapatkan di kabupaten Blitar, mau beli jajan pasar seperti thiwul, sompil, kicak cenil, gatot, lopis, gethuk, ketan, jenang grendul, jenang sumsum, es pleret, sawut, wajik, jadah, nasi pecel, dan lain-lain di Blitar ada semua.
Potensi budaya Jawa yang perlu digali untuk mempertahankan nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa yang bisa dikembangkan menjadi asset wisata juga masih banyak ditemukan di kabupaten Blitar. Berbagai macam potensi budaya yang sarat dengan nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa sebagaimana dipaparkan berikut ini.
Kategori Pelestarian
a.  Jamasan Gong Kyai Pradah (Upacara Pencucian Pusaka)
Tradisi Jamasan Gong Kyai Pradah merupakan tradisi atau budaya yang dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi oleh masyarakat di wilayah Blitar, diadakan setiap taun tepatnya pada bulan Maulud. Bentuk kegiatannya adalah upacara pencucian pusaka yaitu Gong Kyai Pradah. Upacara tradisional ini diikuti oleh hampir seluruh masyarakat Blitar. Upacara pencucian Gong Kyai Pradah dimaksudkan untuk mengembangkan budaya tradisional. Selain itu juga dimaksudkan untuk memberi berkah bagi siapa saja yang membawa atau dimandikan dengan air yang digunakan untuk pencucian Gong.
Prosesi jamasan gong Kyai Pradah ini dimulai dari pusaka gong Kyai Pradah keluar dari pesangrahan (tempat penyimpanan pusaka) dikirab keliling alun-alun Lodoyo menuju menara tempat prosesi jamasan. Ribuan warga yang sudah memadati serta menunggu jamasan Gong Kyai Pradah di alun-alun Lodoyo kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar, langsung berdesak-desakan ingin memegang gong yang akan dikirab tersebut, bahkan saat rombongan kirab gong sampai di pintu masuk ke menara terjadi saling dorong antara pihak keamanan dengan pengiring gong.
Sebelum proses penjamasan berlangsung Gong Kyai Pradah ditaburi kembang setaman oleh seorang pimpinan (pinisepuh) di kabupaten Blitar, air bekas penjasaman dan bunga setaman tersebut tak urung menjadi rebutan para sesepuh yang ikut serta menjamasi. Tidak hanya para penjamasan yang berebut air bekas jasaman Gong Kyai Pradah, namun ribuan warga yang berada di bawah menarapun langsung berebut air bekas jamasan dan bunga setaman yang dilempar di tengah-tengan ribuan kerumunan warga. Konon dipercaya jika mendapatkan air dan bunga tersebut akan mendapatkan panjang umur, diberikan kesehatan dan rejeki yang melimpah serta dijauhkan dari marabahaya. Ritual diakhiri dengan rebutan dua buah tumpeng raksasa oleh warga. Seluruh warga, baik dewasa maupun anak-anak juga ikut terlibat berebut isi tumpeng.
           Nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa yang terkandung dalam prosesi ini terdapat pada kata-kata yang digunakan oleh seluruh panitia menyelenggarakan seluruh rangkaian upacara menggunakan bahasa Jawa. Ketika gong pusaka dipukul tujuh kali oleh Bupati Blitar, bersamaan dengan itu diucapkan kata-kata “sae napa awon suwantenipun”. Segenap masyarakat kontan menjawab “sae”.
           Kegiatan jamasan gong Kyai Pradah ini oleh pemerintah kabupaten Blitar terus dilestarikan dan dikembangkan dan dijadikan sebagai agenda rutin kegiatan budaya tahunan, bahkan kegiatan ini telah tercatat di provinsi Jawa Timur. Agenda kegiatan ritual ini ternyata memiliki efek ekonomi kerakyatan yang bagus. Banyak para wisatawan dari berbagai daerah sehingga masyarakat sekitar banyak yang diuntungkan melalui berbagai kegiatan ekonomi baik berjualan maupun penginapan.
b.  Larung Sesaji di Pantai Selatan
  Larung sesaji di pantai selatanyakni di pantai Tambakrejo dan Pantai Serang yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Sura, merupakan upacara tradisional yang penuh nuansa spiritual. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan budaya adat Jawa  dan merupakan refleksi rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Pemurah, yang telah melimpahkan hasil bumi bagi masyarakat Blitar, khususnya masyarakat nelayan setempat atas melimpahnya tangkapan ikan dan sebagai doa tolak bala agar nelayan terhindar dari segala bahaya. Persembahan yang dilarung ke Samudera Indonesia (orang Blitar menyebutnya laut selatan) melalui upacara adat ini adalah berbagai macam hasil bumi dan binatang ternak yang disembelih. Biasanya acara ini di awali dengan tarian-tarian yang bertujuan untuk menyambut para tamu yang hadir seperti bapak Bupati Blitar serta dari Dinas Porbudpar dan juga segenap pejabat Pemda.
Bupati Blitar bertindak selaku pemimpin upacara, didampingi para pejabat, para pemuka agama, para pinisepuh, serta tokoh-tokoh masyarakat setempat. Tradisi larung sesaji ini tidak hanya di pantai Tambakrejo dan Serang saja, melainkan juga dilaksanakan secara serentak di pantai-pantai selatan lainnya.
Upacara larung sesaji ini bisa menarik wisatawan karena masih kental dengan adat dan budaya Jawa sebagai warisan budaya leluhur. Semua pengikut dan undangan setiap pelaksanaan upacara larung sesaji baik yang dilakukan di Pantai Serang maupun di Tambakrejo dilaksanakan berdasarkan adat Jawa dengan memakai pakaian khas adat Jawa. Bahasa pengantar yang digunakan juga menggunakan bahasa Jawa. Pelaksanaan larung sesaji dilengkapi dengan tumpeng agung setinggi 1,5 meter yang dihiasi dengan buah-buahan dan hasil bumi lainnya, misalnya: ubi, ketela pohon ,jagung, kacang tanah, pepaya, jeruk, pisang, dan lain sebagainya yang dirakit dan ditempatkan di atas alas dari anyaman bambu seluas 7 meter2. Berbagai sesaji juga dibawa sebagai kelengkapan ritual termasuk kepala sapi/lembu. Sebelum diberangkatkan para sesepuh desa melaksanakan selamatan yang di ujubkan oleh pawang desa di tempat yang sudah ditentukan. Selesai selamatan bisa disusun persiapan pemberangkatan upacara larung. Urutan pertama arak-arakan para sesepuh desa sambil membawa sesaji dan tabur bunga di belakangnya terdapat tumpeng agung. Di belakang tumpeng agung ada ibu-ibu petani yang membawa ranjang berisi sayur-sayuran dan hasil bumi lainnya yang siap untuk dilarung. Kemudian belakangnya berbagai kesenian daerah. Di belakangnya para sesepuh dan pejabat desa dan kecamatan serta semua perangkatnya, kemudian rombongan Bupati Blitar dan juga semua pejabat Pemda yang ikut mengikuti prosesi tersebut.
Semua arak-arakan yang sangat ramai dan meriah semuanya menuju ke pinggiran pantai. Sesampainya di pinggiran pantai sesepuh desa berdo’a agar tumpeng agung di terima oleh Yang kuasa. Selesai berdo’a tumpeng agung langsung diterima oleh pasukan nelayan berjumlah 8 orang yang siap melarungkan tumpeng agung tersebut ke laut yang di letakkan di perahu dan melaju ke tengah laut disertai lemparan hasil bumi yang di bawa oleh ibu-ibu petani. Setelah para nelayan sampai di tengah laut tumpeng agung langsung dilepas oleh para nelayan dan dibawa ombak ke samudra luas. Itu membuktikan bahwa tumpeng agung telah di terima oleh Yang Kuasa.
Setiap melaksanakan ucapara larung lesaji, selalu dibacakan kembali sejarah pantai Tambakrejo maupun pantai Serang dengan menggunakan bahasa Jawa. Upacara larung sesaji yang dilaksanakan pada tanggal satu Sura setiap taunnya selalu banyak menarik para wisatawan. Sehingga kegiatan ini merupakan asset pariwisata kabupaten Blitar yang senantiasa terus dikembangkan oleh pemerintah. Dampak yang diperoleh dengan adanya potensi budaya ini mampu mengangkat ekonomi masyarakat sekitar untuk mendapat tambahan penghasilan.
 c.  Kirab Panji Lambang Daerah dan Kitab Sejarah.
Kirab panji lambang daerah dan kitab sejarah merupakan kegiatan puncak peringatan hari jadi kabupaten Blitar yang dilaksanakan setiap tanggal 5 Agustus. Ini merupakan sebagai tonggak sejarah hari lahirnya Blitar. Dengan dasar penetapan pada prasasti Blitar yang berisi penetapan Balitar sebagai sima swatantra oleh Jayanagara, raja kedua Majapahit.
Diawali dengan upacara Pisowanan di Alun-Alun Blitar, biasanya orang nomor satu di kabupaten Blitar bertindak selaku inspektur upacara. Upacara tersebut diikuti oleh kepala desa/lurah, camat, perangkat desa/kelurahan, ketua BPD/FMK, ketua LPMK/LPPD, masyarakat dan unsur pendidikan, yang dipimpin oleh sekretaris camat masing-masing, dengan membawa panji desa/kelurahan/kecamatan. Panji-panji kebesaran serta foto-foto para tokoh yang dulu menjadi menjadi bupati Blitar dikirab menuju Pendapa Agung Ronggo Adinegoro dengan dikawal oleh para prajurti dan pager ayu. Di belakang rombongan panji-panji diusung dua buah tumpeng, yakni tumpeng lanang terbuat dari nasi kuning lengkap dengan lauk-pauknya dan tumpeng wadon yang terbuat dari buah-buahan. Dua tumpeng ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kepada masyarakat Blitar, sekaligus sebagai perwujudan do’a agar masyarakat Blitar snantiasa diberi kemakmuran dan ketenteraman. Kedua tumpeng tersebut akhirnya dibawa keluar dan diperebutkan kepada warga yang diyakini akan membawa keberkahan. Dilanjutkan, acara inti penerimaan dan persemayaman kitab sejarah dan panji lambang daerah kepada bupati Blitar, di Pendopo Agung Ronggo Hadinegoro Kabupaten Blitar.
Rangkaian acara dan seluruh proses kegiatan ini dikemas dalam nuansa adat Jawa. Seluruh peserta kirab dan para petugas semuanya menggunakan pakaian adat Jawa. Sedangkan bahasa yang digunakan untuk melakukan prosesi acara semuanya menggunakan bahasa Jawa. Sehingga nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa pada kegiatan ini sangatlah kental. Kegiatan ini akan dilaksanakan terus menerus setiap tahun sebagai upaya untuk menggali nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa.
 Kategori yang Sedang Dikembangkan
a.  Grebeg Pancasila
Grebeg Pancasila merupakan salah satu upacara tradisi yang menjadi ikon bagi kabupaten/kota Blitar yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 1 Juni untuk memperingati hari kelahiran Pancasila. Kegiatan grebeg Pancasila dirangkai dengan kegiatan “Bulan Bung Karno”.
Ritual upacara grebeg Pancasila berisi tiga mata acara pokok, yakni: upacara budaya, kirab gunungan lima, dan kenduri. Dalam upacara budaya, seluruh petugas dan seluruh peserta upacara semuanya mengenakan pakaian adat Jawa. Susunan acara serta seluruh rangkaian kegiatan upacara ini didesain mengunakan bahasa Jawa yaitu bahasa Jawa rinengga (bahasa Jawa yang telah diperindah). Tujuan penggunaan bahasa Jawa ini sebagai upaya untuk melestarikan nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa yang sampai saat ini masih tumbuh subur dan berkembang di kabupaten Blitar. Yang disebut sebagai kirab gunungan lima adalah kirab tumpeng yang berjumlah lima. Diberi nama gunungan lima karena ukurannya tumpeng tidak wajar, yakni masing-masing setinggi tiga meter. Kelima tumpeng itu melambang kelima sila yang ada di Pancasila agar masyarakat semakin paham dengan arti yang terkandung dalam Pancasila itu. Kelima tumpeng raksasa itu dikirab keliling kota dengan diiringi berbagai musik dan kesenian tradisional, dan di sepanjang perjalanan juga lantuntankan tembang-tembang macapat yang isinya menjabarkan makna tumpeng serta nasehat-nasehat kepada masyarakat. Dalam tembang-tembang macapat inilah merupakan penggalian nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa dalam kegiatan budaya. Kirab tumpeng lima berakhir di komplek Makam Bung Karno. Selanjutnya, kelima tumpeng raksasa tersebut menjadi santapan para warga. Sedangkan ritual yang terakhir adalah kenduri. Dalam kegiatan ini disediakan lebih dari seribu tumpeng dari seluruh warga masyarakat Blitar dan para simpatisan. Kenduri digelar di sepanjang jalan skitaran makam Bung Karno dan istana Gebang. Tumpeng-tumpeng yang digunakan untuk kenduri, sebelum disantap diikrarkan (diujubkan) terlebih dahulu dengan menggunakan bahasa Jawa. Susunan dan rangkaian kalimat ujuban menggunakan bahasa Jawa. Inipun juga merupakan upaya untuk menggali nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa.
Potensi budaya berupa grebeg Pancasila ini diharapkan mampu menarik minat pengunjung atau para wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu dapat menyatukan masyarakat Blitar melalui acara Grebeg Pancasila yang melibatkan peran aktif masyarakat Blitar dari segala lapisan, mulai dari pelajar, wiraswasta, seniman, budayawan, pedagang, tukang becak, sopir angkutan umum, dan pegawai negeri.
 b.  Kirab Tumpeng Agung Nusantara
           Kirab tumpeng agung nusantara tradisi budaya Jawa yang dimotori oleh pelaku budaya dari tiga wilayah yaitu: Blitar, Kediri, dan Tulungagung. Wujud dari tumpeng agung yang dikirab adalah dua buah tumpeng agung yang terbuat dari berbagai hasil bumi (seperti: kacang, jeruk, wortel, ontong pisang, lombok, ketela, bawang merah, bawang putih, serta hasil bumi lainnya) yang disusun dan dirangkai menyerupai bentuk gunungan. Tujuan diadakannya kirab tumpeng agung nusantara ini adalah untuk mengingat dan melestarikan budaya yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah lingkungan masyarakat wilayah Kediri, Malang, dan Blitar. Karena wilayah ini pada zaman dulu merupakan wilayah kerajaan Kediri, Singosari, dan Majapahit. Sehingga sudah sewajarnya masyarakat menghidupkan kembali kebudayaan yang mulai terkikis oleh kemajuan jaman.
           Kirab tumpeng agung ini dimulai dari situs Balekambang (di desa Modangan) menuju candi Pallah (candi Penataran). Seluruh peserta melakukan kegiatan ini dengan penuh khidmad, berjalan arak-arakan sejauh lebih kurang 2 km dengan mengenakan pakaian adat Jawa didampingi oleh para pemangku adat dan para pinisepuh sambil membawa sesaji upacara tumpeng agung.
Selama perjalanan dari Situs Balekambang menuju Candi Palah Penataran, diiringi Tembang Mijil yang di tembangkan oleh para peserta kirab dan para pinisepuh. Berikut ini cuplikan cakepan tembang mijil yang merupakan makna simbol dari jenis-jenis benda terdigunakan sebagai tumpeng. Tembang ini dilantunkan di sepanjang perjalanan.
//Madeg gunung pralambang ngaurip/paribasane wong/kudu weruh mring dhodhok selehe/barang laku laku becik dingerteni/murih tembe mburi/nora nemu sanding//
//Undang undang wis disarujuki/para wakil pamong/awak gunung kacang kanjarane/urip manut sing dirambati/nora madal sumbi/ning sakarsanipun//
//Neng nduwure katon angubengi/jeruk karo Lombok/pedes kecut sing dadi rasane/ pancen urip rasane ra mesthi/bisa gonta-ganti/obah saben wektu//
//Manggon nang pucuk gunungan kuwi/kang ing aran ontong/mujudke jantung perlambange/rasa lila legawane ati/jalaran ngelingi marang uripipun//
//Brambang bawang warna abang putih/wewadi kang katon/kudu eling neng asal usule/ uga sangkan paraning dumadi/bapak lambang putih/abang ibunipun//
/Dene wortel saking njaban nagri/yo mung elon elon/mula kuwi malik pamasange/dimen gathuk anggone makarti/mlebu neng pertiwi/murih bisa jumbuh/
Setibanya di pintu gerbang Candi Palah Penataran disambut pinisepuh candi untuk disucikan dari debu perjalanan, kotoran atau menghapus sukerta  yang ikut masuk di tempat Suci rabut Palah.
 c.  Kirab Pusaka dan Pawai Budaya Lwang Wentar
           Kirab pusaka dan pawai budaya Lwang Wentar merupakan dua kegiatan budaya yakni kirab pusaka dan pawai budaya yang dilaksanakan dalam waktu bersamaan. Kegiatan ini diselenggarakan di seputaran candi Sawentar, salah situs budaya tempat perabuan raja Anusapati. Bentuk kegiatannya adalah semacam karnaval yang dimulai dari pusat pemerintahan desa Sawentar menuju situs candi Lwang Wentar. Pada kegiatan ini berbagai jenis pusaka yang ada di desa Sawentar dibawa dan dikirab (diarak) oleh para pinisepuh, sedangkan peserta yang lain melakukan kegiatan pawai budaya dengan mengenakan pakaian adat Jawa. Para peserta yang ikut pawai, selain mengenakan pakaian adat Jawa juga mengenakan busana kesenian (misalnya: busana jaranan, tokoh wayang, dan berbagai busana seni tradisional yang ada di wilayah Blitar)
           Seluruh warga masyarakat yang mendukung dan ikut serta dalam kegiatan ini di sepanjang perjalanan memainkan music tradisional seperti jaranan, jedhor, sholawatan, dan yang unik ada sekelompok masyarakat yang melantunkan tembang-tembang macapat. Melalui kegiatan seperti inilah yang perlu ditumbuhkembangkan lagi agar nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa tidak punah. Kegiatan kirab pusaka dan pawai budaya ini ternyata mampu menarik kehadiran para wisatawan, sehingga kegiatan ini merupakan potensi budaya kabupaten Blitar yang dapat dikembangkan menjadi asset pariwisata.
 d.  Pesona Bumi Penataran
Diman pesona bumi penataran ini sebagai titel kegiatan pengembangan seni budaya dilokasi peninggalan purbakala,  salah satunya adalah Purnama Seruling Penataran, dengan kebutuhan sebagai upaya pelestari seni budaya sebagai aset pengembangan wisata, maka  pemerintah kabupaten blitar membangun ampi teater sebagai tempat gelar rutin seni budaya. Sebagai aset pengembangan. kegiatan Purnama Seruling Penataran salah satu agenda wisata budaya yang rutin di selenggarakan di komplek candi Penataran di desa Penataran kKecamatan Nglegok adalah pesona bumi Penataran (PBP). Pagelaran PBP biasanya di selenggarakan pada tanggal 2 Agustus sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Blitar. Pagelaran Pesona Bumi Penataran bertujuan untuk melestarikan budaya dan sendratari tentang isi cerita dalam relief candi Penataran dengan maksud masyrakat umum dapat mengetahui jalan cerita dalam relief candi dengan media yang mudah di pahami. Lakon sendratari yang digelar adalah Epos Kresnayana, Epos Sri Tanjung, Hanoman Duta, dan lain-lain. Sebelum kesenian puncak dimulai biasanya diawali dan diramaikan dengan kesenian-kesenian lokal khas kabupaten Blitar berupa tari-tari dan musik tradisional yang sampai saat ini masih ditumbuh kembangkan oleh masyarakat kabupaten Blitar. Dengan penataan panggung yang berlatar candi penataran menjadi acara ini terkesan indah dengan nuansa kesejarahan yang kental. Tata lampu yang eksotis menjadikan acara ini layak ditonton oleh semua kalangan baik muda maupun tua. Dimeriahkan lagi dengan adanya lentera di sepanjang jalan menuju komplek candi Penataran sebagai bukti bahwa acara Pesona Bumi Penataran telah juga menjadi milik masyarakat.
Penggalian nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa melalui kegiatan Pesona Bumi Penataran ini perlu untuk terus ditumbuhkembangkan agar masyarakat mampu mengenal dan lebih memahami makna yang terkandung dalam relief candi Penataran. Kegiatan Pesona Bumi Penataran ini merupakan potensi budaya daerah yang dapat dikembangkan menjadi asset wisata. Dalam setiap kegiatan PBP selalu menarik perhatian para pengunjung bahkan mampu mendatangkan wisatawan lokal, nasional maupun internasional.
           Purnama Seruling Penataran (PSP) adalah sebuah pagelaran kesenian yang diselenggarakan di area candi Penataran saat malam bulan purnama. Event ini digagas oleh pemerintah daerah bersama Dewan Kesenian Kabupaten Blitar (DKKB) dan mulai diselenggarakan pada tahun 2011. Awalnya event ini diadakan setiap bulan namun sejak tahun 2012 hanya diadakan empat kali dalam setahun.
Pagelaran Purnama Seruling Penataran bukanlah pagelaran seni semata. Penyelenggaraan event ini lebih ditekankan untuk menghidupkan kembali kearifan lokal Nusantara. Karena dalam setiap penyelenggaraan PSP selalu dipentaskan sendratari maupun kesenian lain yang mangisahkan relief-relief dari Candi Penataran seperti cerita Sritanjung, Bukbuksah Gagangaking, Panji, Ramayana, dan masih banyak lainnya.
Setiap penyelenggaraan PSP selalu diawali dengan penampilan beraneka macam kesenian lokal khas kabupaten Blitar. Selain itu juga dimeriahkan oleh kesenian-kesenian mancanegara yang dikolaborasikan dengan apik. Dipentaskannya kesenian-kesenian mancanegara bertujuan untuk mengangkat rasa persaudaraan antar manusia tanpa mebedakan suku dan bangsa. PSP benar-benar sebuah gelaran seni yang syarat makna. Nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa yang terdapat dalam pagelaran ini perlu digali dan ditumbuhkembangkan kembali agar para generasi muda dapat memahami nilai-nilai tersebut melalui berbagai kegiatan seni dan budaya.
Kegiatan PSP ini menjadi salah satu  ikon seni budaya bagi kabupaten Blitar sehingga tidak mengherankan jika kegiatan PSP telah dijadikan sebagai tempat studi budaya dan setiap kali event ini digelar selalu dikunjungi oleh banyak wisatawan dari luar kota dan dari berbagai manca negara.
 e.  Kegiatan Macapatan
           Kegiatan macapatan adalah suatu kegiatan atau acara melantunkan (melagukan) syair-syair tembang macapat (yakni jenis tembang atau puisi tradisional Jawa yang memiliki ciri khas serta ditentukan oleh adanya aturan guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu). Kegiatan macapat yang ada di kabupaten Blitar dilaksanakan oleh beberapa kelompok atau paguyuban yang tersebar di beberapa tempat, antara lain: paguyuban macapat papat keblat lima pancer, paguyuban macapat Layang Ambya, paguyuban macapat Jum’at Legen, dan paguyuban-paguyuban macapat yang tersebar di berbagai daerah tanpa diberi nama.
           Pelaksanaan kegiatan macapatan ada yang dilaksanakan secara rutin da nada yang dilaksanakan secara spontanitas. Jika mau berkeliling di seluruh penjuru kabupaten Blitar hamper setiap malam bisa didengarkan adanya kegiatan macapatan yang dilaksanakan di rumah-rumah penduduk atau warga masyarakat, ada yang memang dilaksanakan secara rutin di suatu tempat, bahkan ada event-event tertentu (misalnya bersih desa, acara peringatan hari besar nasional, jagong bayi, dan lain sebagainya) dengan menggelar kegiatan macapatan.
           Ada kegiatan macapatan rutin yang selalu dilaksanakan oleh paguyuban tertentu, yakni: setiap bulan pada malam bulan purnama selalu diadakan kegiatan macapatan secara berkeliling di situs-situs budaya (candi) yang diprakarsai oleh paguyuban papat keblat lima pancer; setiap malem Jum’at Legen di pendapa kabupaten Rangga Adi Negara yang dihadiri oleh seluruh paguyuban macapat yang ada; paguyuban macapat Layang Ambya di beberapa desa melakukan kegiatan rutinan macapatan secara berkeliling seminggu sekali; setiap Kemis Pon malam Jum’at Wage di perpustakaan Proklamator bungkarno juga digelar kegiatan macapatan dalam rangka peringatan netone Bung Karno yang diprakarsai oleh paguyuban lensa Mas; serta paguyuban-paguyuban macapat yang tersebar di berbagai desa juga melakukan kegiatan rutinan secara berkeliling.
           Kagiatan-kegiatan macapat yang dilakukan oleh berbagai paguyuban tersebut merupakan suatu upaya untuk menggali nilai-nilai bahasa dan sastara Jawa agar nilai-nilai, ajaran atau pesan moral yang terkandung di dalamnya bisa dipahami oleh masyarakat. Potensi wisata ini tentunya juga bisa dikembangkan menjadi asset pariwisata. Terbukti setiap ada kegiatan macapat yang digelar di suatu tempat (misalnya di situs candi, di pendapa kabupaten, dan di perpustakaan Bung Karno) yang hadir tidak hanya masyarakat dari Blitar saja, namun juga ada yang dari Kediri, Tulungagung, dan Malang.
 2.   Upaya Pemerintah Daerah untuk Menggali Nilai-nilai Bahasa dan Sastra Jawa
Dengan keaneka ragaman potensi budaya yang ada di kabupaten Blitar yang masih dipelihara oleh masyarakat pendukungnya, maka peran pemerintah sangat dibutuhkan. Dalam hal ini pemerintah kabupaten Blitar melalui Dinas Pemuda Olah Raga Budaya dan Pariwisata senantiasa memberikan dukungan, pembinaan serta berbagai upaya agar potensi-potensi budaya yang ada tersebut bisa lebih berkembang. Satu diantara misi Bupati dan wakil Bupati Blitar tahun 2016-2021 adalah meningkatkan keberdayaan masyarakat dan usaha ekonomi masyarakat yang  memiliki daya saing melalui peningkatan ketrampilan dan keahlian, pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis Koperasi dan UMKM, ekonomi kreatif, jiwa kewirausahaan, potensi lokal daerah dan penguatan sektor pariwisata serta pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar untuk mewujudkan misi tersebut, antara lain: mengadakan pembinaan, memberikan motivasi, melakukan pengembangan desa wisata secara maksimal, dan melaukan berbagai upaya promosi baik melalui media massa maupun berbagai jalur lain.
Adapaun upaya-upaya pemerintah Kabupaten Blitar dalam rangka untuk menggali nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa telah melakukan berbagai kegiatan berikut ini.
a.  Memberikan pembinaan terhadap para pelaku budaya, sastrawan, serta masyarakat yang masih memiliki kepedulian terhadap pengembangan bahasa dan sastra Jawa. Misalnya melakukan pendidikan dan pelatihan penulisan tembang macapat, pelatihan pewara berbahasa Jawa, pembinaan terhadap para dalang, dan pelatihan bagi para waranggana maupun wiraswara.
b.  Mengadakan berbagai kegiatan lomba dan festival yang terkait dengan penguasaan bahasa dan sastra Jawa, misalnya: lomba menulis legenda dari masing-masing desa, lomba nembang macapat, lomba warangga (pesinden), lomba membaca geguritan (puisi Jawa), festival seni tradisional, dan lain sebagainya.
c.  Mewujudkan dan mengembang desa-desa wisata yang ada di kabupaten Blitar. Mengingat potensi desa di kabupaten dengan sebutan “seribu candi” ini berbeda-beda dan mempunyai ciri khas masing-masing, maka potensi-potensi budaya yang beraneka ragam di setiap desa itu perlu adanya dukungan dan pembinaan berupa penggalian, pelestarian, dan pengembangan dari potensi-potensi tersebut. Jika desa wisata ini tergarap maksimal, tentu kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Ini selaras dengan visi Bupati dan Wakil Bupati Blitar, ”Menuju Kabupaten Blitar Lebih Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing,”.  Untuk mewujudkan visi tersebut, maka instansi-instansi terkait (misalnya Dinas Pendidikan dan Dinas Porbudpar) telah membuat edaran mengenai lokasi wisata dan potensi budaya yang ada di kabupaten ini. Supaya anak didik mengetahui lokasi wisata dan berbagai keanekaragaman potensi budaya di Kabupaten Blitar. Artinya sebelum mereka mengetahui bahkan mendatangi lokasi di luar kabupaten ini dan mengetahui potensi budaya daerah lain, para pelajar harus tahu potensi budaya dan sekaligus telah mengunjungi terlebih dahulu lokasi wisata yang ada didaerahnya sendiri.
d.  Melakukan berbagai upaya promosi, baik melalui media massa maupun berbagai jalur lain seperti menggelar beberapa event di salah satu lokasi wisata yang ada di kabupaten Blitar. Misalnya pelaksanaan event Jatim Specta Night Carnival yang telah dilaksanakan pada 30 Juli 2016 yang lalu ternyata mampu memancing para wisatawan domestic maupun asing untuk berkunjung ke Blitar. Contoh yang lain misalnya dalam kegiatan Perkemahan Tingkat Nasional (Pertinas) V Saka Bakti Husada Tahun 2016 yang digelar pada 17  sampai 23 Oktober 2016 yang lalu di Bumi Perkemahan Serut Kabupaten Blitar juga mampu untuk mengenalkan budaya bahasa dan sastra yang ada di kabupaten Blitar.
           Berbagai upaya penggalian nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa dalam upaya untuk menjadikan asset pariwisata di kabupaten Blitar tentunya harus mendapat dukungan dari berbagai pihak utamanya tiga pilar, eksekutif, legislative, dan masyarakat harus bersatu padu untuk mewujudkan hal tersebut. Segenap masyarakat kabupaten Blitar dan tentunya masyarakat Indonesia sangat merindukan adanya daerah yang mandiri secara ekonomi, berdaulat secara politik. dan berkepribadian dalam kebudayaan. Ini sesuai dengan nasehat pendiri bangsa yaitu Bung Karno, presiden RI pertama ini menegaskan bangsa ini harus berdaulat dalam politik, bekepribadian dalam kebudayaan dan berdikari dalam ekonomi. Dengan adanya berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten Blitar ini diharapkan sebagai kebangkitan budaya dan pariwisata  di Bhumi Laya Ika Tantra Adi Raja (Blitar) yang pada akhirnya kabupaten Blitar bisa menjadi barometer budaya dan pariwisata di Republik ini.
 3.   Berbagai Tantangan yang Dihadapi Pemerintah dalam Mengembangkan Nilai-nilai Bahasa, Sastra Jawa
           Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu mempertahankan kepribadian serta sanggup mengembangkan nilai-nilai luhur warisan nenek moyang untuk dilestarikan dan dikembangkan selaras dengan proses kemajuan zaman yang selanjutnya dipersiapkan sebagai bekal hidup generasi penerus dalam mempertahankan eksistensi dan martabat bangsanya. Salah satu wujud nilai-nilai luhur warisan nenek moyang adalah bahasa dan sastra Jawa. Bahasa Jawa merupakan salah satu bentuk bahasa yang memiliki tataran yang dipakai komunikasi masyarakat Jawa berupa undha-usuk ing basa Jawa, hal ini berkaitan dengan fungsi sebagai sarana yang efektif untuk membentuk perilaku manusia oleh karena itu bahasa tersebut terkenal dengan bentuk unggah-ungguhing basa. Disamping bentuk bahasa juga terdapat bentuk sastranya seperti tembang Jawa (misalnya macapat), ungkapan-ungkapan Jawa (misalnya paribasan, bebasan, dan saloka) yang mana bentuk karya tersebut syarat dengan pendidikan budi pekerti dan moral.
Salah satu kuwajiban pemerintah adalah mengembangkan nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa tersebut akan tidak punah oleh jaman. Namun dalam upaya pengembanagan nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa pemerintah daerah nampaknya banyak mengalami berbagai tantangan. Tantangan-tangan tersebut antara lain:
a.  Kemajuan teknologi yang sangat pesat menjadikan bahasa dan sastra Jawa kurang mendapat perhatian bagi para pemuda. Para generasi muda banyak yang mudah berpengaruh terhadap masuknya budaya-budaya luar yang diketahuinya melalui dunia maya.
b.  Minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai luhur yang terkandung dalam bahasa dan sastra Jawa. Mereka beranggapan bahwa bahasa dan sastra Jawa itu kuna. Bahasa dan sastra Jawa dianggapnya kurang familiar. Mereke lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris yang dianggapnya lebih popular dan menjanjikan.
c.  Minimnya tenaga ahli yang mampu menjabarkan nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa kepada masyarakat, termasuk minimnya bahan bacaan yang dibaca masyarakat mengenai informasi yang berkaitan dengan bahasa dan sastra Jawa.
d.  Dalam dunia pendidikan meskipun pemerintah berupaya untuk menjadikan pembelajaran bahasa dan sastra Jawa mulai jenjang SD sampai dengan SMA, namun tenaga pengajar yang berlatar belakang pendidikan Bahasa Jawa masih kurang. Pembelajaran bahasa Jawa memiliki ciri khas, sehingga dibutuhkan tenaga pengajar (guru) yang benar-benar professional yang mampu mengimplementasikan materi pelajaran dengan baik serta mampu memberikan keteladanan kepada peserta didik. Jika mata pelajaran ini tidak diampu oleh orang yang benar-benar professional, maka hasilnya juga kurang maksimal.
 Penutup
1.   Kesimpulan
         Sebagaimana telah diuraikan secara panjang lebar dalam uraian di depan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
a.  Keanekaragaman potensi budaya yang ada di kabupaten Blitar ternyata sangat banyak kandungan nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa yang perlu untuk digali dan dikembangkan. Potensi-potensi tersebut antara lain:, jamasan gong kyai Pradah, larung sesaji di pantai selatan,kirab panji lambang daerah dan kitab sejarah, grebeg Pancasila ,kirab tumpeng agung nusantara, kirab pusaka dan pawai budaya Lwang Wentar, kegiatan macapatan, purnama seruling Penataran, dan pesona bumi Penataran.
    Semua potensi budaya tersebut dapat dikembangkan menjadi asset wisata yang harapannya mampu meningkat kesejahteraan hidup masyarakat serta mampu membangkitkan ekonomi kreatif bagi masyarakat kabupaten Blitar.
b.  Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten Blitar untuk menggali nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa adalah: memberikan pembinaan terhadap para pelaku budaya, sastrawan, dan masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap bahasa dan sastra Jawa, mengadakan berbagai kegiatan lomba dan festival yang terkait dengan penguasaan bahasa dan sastra Jawa, mewujudkan dan mengembang desa-desa wisata yang ada di kabupaten Blitar, dan melakukan berbagai upaya promosi terkait dengan pengembangan wisata dan budaya.
    Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten Blitar tersebut tentunya akan berdampak pada sector budaya dan pariwisata yang di dalamnya terkandung nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa yang adi luhung.
 2.   Rekomendasi
a.  Segenap warga masyarakat kabupaten Blitar hendaknya memiliki kepedulian terhadap kelestarian nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa, karena nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa mampu memberikan ajaran dan pendidikan karakter kepada masyarakat luas.
b.  Para pelaku seni (seniman), budayawan, guru, tokoh masyarakat, dan siapa saja yang masih memiliki kepedulian terhadap bahasa dan sastra Jawa hendaknya mau selalu meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya melalui berbagai kegiatan.
c.  Kepada instansi-instansi terkait (misalnya Dinas Pendidikan dan Dinas Porbudpar) harus lebih pro aktif dan mau melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan terhadap keberadaan seni budaya maupun para pelaku seni budaya di kabupaten Blitar.
0 notes