#sholatnya
Explore tagged Tumblr posts
Text
Parameter baiknya ibadah seseorang itu bukan dari bagus ngajinya, bukan dari banyak sholatnya. Tapi dari bagaimana shalat, dan ngajinya tadi merubah akhlaknya. Jadi kalau ada yang rajin ibadah tapi akhlaknya masih jelek, ibadahnya harus dipertanyakan.
#selfreminder#sabar#islamic quotes#inspiration#syukur#ikhlas#islamic reminders#surga#neraka#tawakal#ahklak#bahagia#rezeki#maut#kematian#jodoh#istiqomah
175 notes
·
View notes
Text
Tuhan dan Sifat Transaksional Manusia
“Kok bisa ya dia hidupnya selancar itu, padahal sholatnya aja bolong-bolong”
“dia kerjaannya dugem tiap malem, tapi kok ya hidupnya lancar, lulus S1, kerja di perusahaan bonafide, lalu kuliah S2 ke Amerika”
Haffffttt..
Berkali-kali pikiran seperti itu muncul di kepalaku akhir-akhir ini, sampe sempet beberapa kali aku bertanya pada beberapa kawanku, kok Tuhan begitu?
menilas balik kejadian tahun lalu, masih ada part marah dalam diriku. Aku kurang apa ya saat itu? dan semua pertanyaan “ternyata aku belum cukup” untuk Tuhan “melihatku” dan “menolongku”.
Sejak kejadian itu, aku enggan “mendekat”. Bahkan meminta dengan sungguh pun rasanya enggan. Kenapa? Banyak muncul perasaan “Ngapain aku berbuat baik dan ‘beribadah’ toh nyatanya pertolongan Tuhan jauh adanya?
“Ya mending aku gausah beribadah dengan baik aja, toh nyatanya beribadah dan tidak sama adanya?”
Sampai kemudian hari ini aku berpikir, bahwa selama ini aku menganggap hubungan dengan Tuhan hanyalah hubungan transaksional. Jika aku beribadah dengan tekun, maka harusnya Tuhan memudahkan seluruh hidupku. Jika aku melakukan ritual A B C, Tuhan akan memberiku apa yang aku mau. Yap, mungkin itu yang selalu terngiang di kepalaku sejak kecil.
“kalau mau hidupnya lancar, rajin sholat Dhuha sama Tahajud”, lalu aku melakukan itu semata-mata agar urusan duniaku lancar. Maka, saat tidak datang sesuai mauku, aku marah.
“kalau mau dilancarkan saat ujian, baca surat A B C, dzikir X Y Z”, sampai ternyata ujianku tidak lancar, aku marah.
Sekali lagi, hubungan dengan Tuhan aku anggap hanya hubungan transaksional biasa. Jika aku beribadah dengan baik, Tuhan harus memberiku apa yang aku mau dalam hidup.
Tapi padahal, ibadah dan “kesuksesan” yang aku harapkan adalah dua hal berbeda. Ibadah adalah kewajiban sebagai seorang manusia, terlepas dari segala atribut yang melekat, bahkan terlepas bagaimanapun takdir yang membersamai manusia. Jika aku mempercayai Tuhan, maka aku juga harusnya melakukan ibadah-ibadah yang harusnya datang dengan “kepercayaan” itu.
Sedangkan kesuksesan, pencapaian, atau apapun itu namanya, tidak hadir dari “karena aku beribadah dengan giat, aku akan mendapat apa yang aku mau”. Tidak. Kesemuanya datang dari usahanya diri, dan tentu saja takdir yang mengiringi. Tapi sekali lagi, ibadah, bagaimanapun bentuknya, sebagus apapun, tidak kemudian serta merta membuat Tuhan memberikan apa yang kita mau.
Itu hak prerogatif Tuhan :) Manusia, yaudah, menjalani hidup dengan bahagia aja heheh toh kalau mau lebih dalam melihat, ternyata banyak sekali nikmat yang sudah Tuhan berituh.
Bandung, 23 October 2024
116 notes
·
View notes
Text
Bekas-bekas Air Wudhu
Lagi sholat jamaah, Shabira (6y) yang lagi sholat tiba-tiba ngibrit ke kamar mandi. Selepas sholat dan berdoa, kita ngobrol.
Shabira : mama, tadi aku batal sholatnya
Mama : kakak kentut ya?
Shabira : enggak, aku lupa belum wudhu
Mama : oh iya.. maaf mama juga lupa tadi ajak latihan wudhu.
Shabira : iya aku takut
Mama : takut sholatnya nggak sah ya?
Shabira mengangguk
Shabira : sama takut nanti nggak dikenali Nabi Muhammad
Sejak aku cerita nanti Nabi Muhammad bakal menemui ummatnya, tapi bisa tahu yang mana ummatnya yg mana yg bukan--salah satunya lewat bekas wudhu yang terpancar dari tubuh kita, Shabira jadi nggak sedrama dulu belajar wudhu.
Memang harus punya motivasi internal yang besar buat berubah. Buat dia, dikenali sama Rasulullah. Semoga istiqomah ya kak. Istiqomah sayang sama Rasulullah. Manifesting dan ikhtiarkan, ketemu beliau nanti--di hari setelah kita dibangkitkan.
220 notes
·
View notes
Text
khusyuk
dalam rangka memperbaiki penghayatan sholat, saya membaca buku tentang sholat khusyuk kembali (judul bukunya Sholat Khusyuk Itu Mudah, karya Mardianto Santoso). ini sekilas ringkasannya.
sholat khusyuk itu, apa penyebabnya? kapan terjadinya? ada yang bilang dengan berkosentrasi, ada yang bilang dengan memahami arti doa dalam sholat, ada yang bilang dengan menghadirkan Allah. akan tetapi, seringkali rumus yang manjur bukanlah itu.
sholat khusyuk biasanya terjadi saat kita ada masalah. kita memohon dan menyerahkan diri kepada Allah sampai air mata bercucuran. padahal saat itu mungkin kita tidak sedang berkonsentrasi, tidak "menghadirkan Allah", tidak paham juga apa yang dibaca. namun, rasanya Allah dekat.
rupanya, penyebab sholat yang khusyuk adalah sikap kita saat menghadap kepada Allah. seberapa rendah kita meletakkan diri kita, seberapa tinggi kita berserah kepada Allah. saat itulah khusyuk itu hadir. oleh karena itulah, sholat khusyuk sebenarnya mudah saja.
dalam suatu kajian Ustad Donny Amir Sagaf, beliau menjelaskan kesalahpahaman kita tentang doa. doa bukanlah aktivitas meminta, memohon, bukan. doa adalah aktivitas menyeru, memanggil.
saat hati kita memanggil Allah, saat itulah Allah menjawab kita. kita kira, Allah menjawab doa kita jika permohonan kita terkabul. padahal bukan. itu urusan lain. Allah selalu menjawab panggilan kita, seruan kita. Allah selalu menjawab doa.
sholat yang khusyuk itu, mungkin adalah sholat yang hatinya benar-benar berdoa. benar-benar memanggil Allah. benar-benar berpasrah di hadapan Allah. benar-benar menundukkan diri kita.
sholat khusyuk itu mudah dan bisa dinikmati siapa saja--tidak harus pemuka atau ahli agama. semoga Allah mengizinkan kita untuk terus sholat dengan khusyuk.
prompt 7.
kapan terakhir kali kamu merasa sholatnya benar-benar khusyuk? sedang seperti apa kondisi hatimu saat itu?
84 notes
·
View notes
Text
Selamat Tahun Baru Islam
1 Muharram 1446 H 🥰🕌
Semoga Allah selalu menjaga kita terutama dari hawa nafsu kita sendiri
Dan semoga Allah mudahkan untuk mengupgrade diri jadi lebih baik lagi…
Jika tahun lalu sholatnya sering diakhir waktu
Semoga tahun ini dan seterusnya bisa sholat tepat waktu ya 🥰
Jika tahun lalu jarang ngaji
Semoga tahun ini dan seterusnya AlQuran sudah jd sahabat.
Niatin hal2 baik sebanyak2 nya
Pengen ketagihan ibadah
Pengen setiap hari istighfar dan sholawat
Apapun itu, niatin yg baik2🌷
Maaf lahir batin ya temen2 🩷
Af.
20 notes
·
View notes
Text
MANHAJ KITA BERBEDA.
Pagi tadi ada pesan masuk via WA dari seorang adik senior. kami cukup dekat, dan dia meminta saranku perihal menerima seseorang yang berbeda jalan.
"Kasih saran mbak, buat nggak ngelanjutin soal beda manhaj. Aku sedang ta'aruf sama temennya temenku, semuanya bagus mbak, pendidikannya terus status sosialnya, tapi rupanya kita beda manhaj mbak."
Aku tertegun sejenak dengan pesannya. Teringat dengan seorang teman yang beberapa tahun lalu pernah merasa kelelahan sebab jalannya dengan pasangannya yang berbeda.
"Nis, kenapa kamu harus pilih yang semanhaj?" Tanya dia kepadaku
"Sebab untuk menempuh suatu tujuan kita harus berada dalam satu jalan. Jalan yang lurus, bukan jalan yang berkelok, ataupun berliku-liku. Karena jalan kebenaran itu adalah jalan yang lurus. "Tunjukilah kami jalan yang luru" (QS. Al-Fatihah: 6). Dan pada petikan ayat tersebut jelas sekali bukan petunjuk dariNya?" Jawabku padanya kala itu
"Kau benar, nis. Tidak semanhaj itu melelahkan. Dan aku memahami perihal ini setelah menikah. Kita tetap jalan, namun hanya untuk urusan dunia saja. Untuk urusan akhirat, rasanya aku berjalan sendiri. Dan ini melelahkan sekali."
Beberapa pertanyaan yang masuk di DM perihal "mengapa sih harus memilih pendamping yang sejalan, sepemahaman, semanhaj apalagi. Bukankah cukup dia agamanya baik, sholatnya rajin, ngajinya rutin?"
Maka kutuliskan sekali lagi, bagaimana mungkin kau bisa membersamainya sementara kau dan dia berbeda jalan? Tujuan sama tidaklah cukup, jika kau dan dia harus berjalan sendiri-sendiri, tidak saling membersamai.
Karna dalam pernikahan itu akan ada banyak perbedaan diluar manhaj. Jadi jika perihal manhajnya udah beda, lalu nanti dihadapkan pada perbedaan yg lain. Apa masih kuat untuk bertahan? Apa masih kuat utk nggak capek? Inilah mengapa nggak cuman baik agama, akhlaknya dan semanhaj? Agar nantinya tidak lelah. Sudah tidak ada PR yang harus diselesaikan setelah menikah. Tinggal bersama-sama melakukan kebaikan dan ketaatan. Sudah nggak ada perbedaan dalam urusan agama, urusan akhirat yang perjalanannya akan lebih panjang lagi. Tinggal menyamakan urusan dunia. Udah nggak capek mengajak dia bermajelis ilmu, udah nggak capek mengajak dia buat ke masjid (untuk laki-laki) sebab dia sudah tahu perihal wajibnya sholat dimasjid. Kalaupun ada beda, bisa diskusikan bersama, tanyankepada para asatidz, dasar beragamanya sudah sama, sudah sejalan. Kalau beda manhaj, apakah bisa menyamakan seperti itu?
Contoh sederhananya begini:
Ikhwan: Allaah dimana-mana.
Akhawat: Allaah di Arsy.
I: Bid'ah Hasanah
A: Kullu Bid'atin dholalah.
I: Khawatir rezim pemerintah
A: Taat pemerintah
I: Mengutamakan akal
A: Mengutakaman wahyu
I: harus sufi bertarekat
A: syariat sudah sempurna.
Bisa dilihat perbedaannya, bukan? Belum lagi kalau nanti beda dalam menentukan pendidikan anak. Maka sudah cukup jelas kelelahan seeprti apa yang akan kita temui nantinya jika harus berbeda dalam banyak hal.
~*
Kini aku paham, sedih itu apa, pedih itu apa. Saat aku harus mengatakan, "Mas, manhaj kita berbeda."
Benarlah, cinta saja tak cukup rupanya.
Meminta kebaikan dipenghujung waktu mustajabahnya doa || 13.08
*semua percakapan diatas sudah meminta izin dari yang bersangkutan untuk saya tulis disini.
142 notes
·
View notes
Text
Do'a & Cinta
الحب دعاء والدعاء حب فمن أحبك دعا لك ومن دعا لك فقد أبلغ في محبتك
Do'a itu cinta. Cinta itu Do'a. Maka, siapa yang mencintaimu, pasti akan mendoakanmu. Dan siapa yang mendo'akanmu, berarti dia telah mencintaimu dengan seutuhnya. (Jalaluddin Rumi).
Pagi itu, selepas dhuha, kembali kutatap kubah hijaumu sepenuh rindu. "Assalamu'alaika, ya Rasulullah," ucapku.
Sambil menikmati suasana Masjid Nabawi yang tenang dan syahdu, kembali aku merenungkan Hadits Riwayat Ibnu Hiban yang jadi salah satu hadits favoritku.
Diriwayatkan, suatu hari kala mendapati Rasulullah ﷺ tampak sedang berbahagia, ibunda kita, 'Aisyah radhiyallahu 'anha menghaturkan sebuah pinta, "Ya Rasulullah, tolong do'akan aku," ucapnya.
Rasulullah ﷺ kemudian mengangkat kedua tangan beliau seraya berdo'a;
اللهم اغفر لعائشة ما تقدم من ذنبها وما تأخر، ما أسرّت وما أعلنت
"Ya Allah, ampunilah 'Aisyah, atas dosa-dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang, yang tersembunyi maupun yang terang-terangan."
Mendengar lantunan do'a yang begitu indah, wajah ibunda kita, 'Aisyah, langsung sumringah. Saking senangnya, sampai-sampai kepalanya jatuh ke pangkuannya.
"Apakah do'a ku membuatmu bahagia, Wahai 'Aisyah?" tanya Rasulullah ﷺ.
"Bagaimana bisa aku tak bahagia mendengar do'a seindah itu, ya Rasulullah?" ucap ibunda kita, 'Aisyah radhiyallahu 'anha.
Rasulullah ﷺ kemudian melanjutkan;
والله، إنها لدعائي لأمتي في كل صلاة
"Demi Allah, itu pula do'aku untuk ummatku di setiap sholatku." (HR.Ibnu Hibban).
Sungguh, tiap kali kurenungi hadits itu, tak dapat kucegah air mata rindu yang tiba-tiba menetes membasahi pipiku.
Bagaimana tak rindu, pada dia yang belum pernah bertemu namun dengan tulus mendoakan di setiap waktu?.
Rasanya haru bercampur bahagia kala mendapati fakta bahwa ternyata Rasulullah ﷺ tak pernah alpa mendo'akan ampunan bagi kita, ummatnya, di setiap sholatnya.
Catat ya! di setiap sholatnya!. Yang berarti meliputi sholat-sholat wajib maupun sholat-sholat sunnah.
Jadi, tak hanya di waktu zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh saja Rasulullah mendo'akan kita. Tapi Rasulullah juga mendo'akan kita, ummatnya, di waktu syuruq, di waktu dhuha, di waktu safarnya, bahkan di sepertiga malamnya. Allah... 😭🤍
Adakah yang lebih indah selain dido'akan oleh Rasulullah?.
Allahumma shalli wa salim wa baarik 'alaih...🤍
Semoga Allah pantaskan kita untuk diakui sebagai ummatnya Rasulullah ﷺ dan mendapatkan syafa'at beliau di yaumil akhir kelak. Aamiin ya Rabbal 'alamiin.
Madinah, sepenuh cinta.
@rizqan-kareema
9 notes
·
View notes
Text
Perjalan Bersama Al-Qur’an
Tahun ke-5 masih tertatih-tatih denganmu. Kadang aku merasa tak pantas. Beberapa teman bercerita tentang ujiannya masing-masing bersama quran. Mulai dari keluarga hingga lingkungan. Tapi mereka masih tetap bisa istiqomah hingga saat ini.
Kadang aku malu. Setoran sedikit, tidak lancar. Malahan seringnya blank karna diajak cerita dulu sebelum setoran.
Aku akui berada di jalan ini tanpa kawan karib seperti masa kampus dulu beratnya kuadrat. Sekali setoran langsung di simak ustadz tanpa uji coba dulu bareng temen-temen seperti dulu. Allahu akbar. Belum lain-lain, masih banyak alasan untuk berhenti. Tapi ku ingat-ingat lagi bahwa hatiku tenang bersamanya. Dia benar-benar obat dari segala sakitku. Maka, yok bisa yok. Sembari minta Allah mampukan menjaga yang sudah dititipkan.
Kalau diingat-ingat rencana Allah indah sekali waktu itu. Aku yang awalnya hanya punya backgroud ngaji dari TPA di mushola dekat rumah. Qadarullah diamanahi di bagian quran hingga akhirnya masuk pondok quran (walaupun sebentar) dan ikut belajar lagi (nglaju) di lembaga quran. Barangkali kalau waktu itu aku tak ditempatkan seperti itu mungkin aku tak akan seperti ini. Alhamdulillah ala kulli hal.
Selalu ada hikmah disetiap perjalanan hidup. Jika sekarang kita belum menemukannya mungkin esok, atau esoknya lagi. Semangat yak.
Dan ya, bersamanya memang tak mudah. Tapi bukan berarti tak bisa, kan? Tidak perlu berlomba dengan siapapun untuk cepat khatam yang penting adalah bagaimana kita bisa istiqomah bersamanya sampai kita kembali pada-Nya.
Kalau kata Abah,"Kamu mau cepet-cepet khatam ngejar apa? Terus nek wes khatam arep nyapo? Sithik-sithik diapalne, dimaknai, terus karo diamalne kathi ikhlas istiqomah. Ora usah kesusu."
Beberapa pesan dari ustadz tadi pagi kira-kira begini,
Belajar duduk lama min awal 15 menit.
Kurangi interaksi yang tidak terlalu penting. Belajar menyepi untuk bisa khalwat sama quran.
Murojaah min. 1 juz diulang min 7x sehari.
Kalau ziyadah hafalin per kata dan diulang min 7x setiap ayatnya.
Ayat quran itu hidup jadi perlakukan selayaknya makhluk hidup. Dia itu sangat halus sekali, tidak bisa dikasari, merawatnya tidak bisa emosi dan grusa-grusu.
Ingat Allah itu suka sama orang yang; sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit bicara karna berlebihan diantara ketiganya menyebabkan lalai.
Coba sholatnya diperlama sekalian murojaah.
Tetaplah setoran murojaah/ziyadah walaupun tidak lancar. Tetep istiqomah walaupun sulit dst.
Semoga bisa istiqomah bersamanya,
21 notes
·
View notes
Text
Salah satu ustadz pernah berpesan sewaktu masih di kampus dulu, sekiranya begini: "Carilah role modelmu dalam kebaikan"
Entah menjadikan; Si A sebagai role modelmu dalam sabarnya menghadapi sesuatu Si B dalam sholatnya selalu di awal waktu Si C dalam ikhlasnya membantu Si D dalam lisannya yg terjaga selalu Si E dalam konsistensinya melakukan amalan tertentu
Role model tidak hanya mencontoh segalanya dari satu orang, bisa dari banyak orang dengan kebaikannya yang berbeda-beda
Maka, carilah role modelmu itu, nak Karena role model akan membuatmu mengikutinya. Tidak lain tidak bukan, agar dirimu terus menjadi lebih baik setiap harinya.
Alhamdulillah, jazakumullah khoirul jaza ustadz, semoga diberikan keberkahan selalu untuk apapun yang Allah anugerahkan untuk antum dan keluarga 😇✨
65 notes
·
View notes
Text
u s h o l l i
Pantas saja selama ini hidupmu tidak tenang dan terasa berat. Sedang melaksanakan ibadah sholat, terkadang kau lupa roka'at.
Berhadapan dengan orang tua, kadang menuruti emosi hingga kehilangan adab.
Dibelakang orang lain, seringnya kau mengumpat.
Sedekah 1000 perak pun, diingat-ingat terus sampai 1 abad.
Katanya, sholat dapat menghindarkan manusia dari perbuatan keji dan munkar.
Katanya, sholat bisa membuat seseorang menjadi lebih ta'at.
Iya, itu juga kalau sholatnya benar; bacaannya tepat, tumaninah, dan tidak tergesa-gesa macam orang yang dikejar bangsat.
Katanya, "perbaiki sholatmu maka Tuhan akan memperbaiki hidupmu."
Yang penting berusaha dulu. Perihal sholatmu diterima atau tidak, itu urusan Yang Maha Kuasa.
Kalau kau merasa kelakuanmu seperti orang jahat, merasa hidup hampa, tidak tenang dan terasa berat. Kau tahu sendiri, barangkali (mungkin) sholatmu belum tepat.
Kiblat, 01 April 2024
9 notes
·
View notes
Text
Kadang Jangan Punya Perasaan Juga Perlu
aku ingin menjadi seseorang yang seperti tidak memiliki perasaan. Maksudku, badai bencana apapun yang menimpa, kita tetap bisa tenang. tenang dengan raut wajah yang penuh senyum tanpa paksaan, tenang dengan tutur bicara tanpa kesinisan, lalu tetap membuat obrolan obrolan yang seolah olah tak terjadi apa apa.
Aku ingin sekali, tak terusik dengan sindiran sindiran. Aku juga ingin tak terbebani dengan kekata orang yang meremehkan. Aku juga ingin terbiasa dengan berbagai sikap yang tak mengenakan. Aku ingin menerimanya tanpa merasa dihina, tanpa merasa tidak disenangi, tanpa merasa diabaikan dan ya, lalu aku menerimanya dan tak memedulikan apakah seseorang itu menyukaiku atau tidak. Aku menjalani kehidupanku seperti biasa, sembari memperbaikinya sedikit demi sedikit.
Aku ingin baik baik saja meski tak didengar. Aku ingin baik baik saja meski tak disukai. Aku ingin baik baik saja meski ditolak. Aku ingin baik baik saja meski diabaikan. Aku ingin baik baik saja.
Karena dibeberapa part kehidupan kita, kita butuh tidak punya perasaan. Kita butuh untuk tetap tenang meski setelah dimarahi, kita butuh untuk tetap tenang meski sesuatu berjalan tidak sesuai dengan yang kita mau. Kita mesti tenang melaluinya. Kadang, ketenanganlah yang memberikan jalan keluarnya. Dan, ketenangan ini hanya akan lahir dari ibadah ibadah yang tulus.
Perbaiki lagi shalatnya, panjangkan lagi bacaan surat di sholatnya, perbaiki lagi dzikir dan sholawatnya, tekuni lagi hafalan dan muraja'ahnya. Moga Allah menginstalkan tenang di hati kita ✨️
8 notes
·
View notes
Text
Libatkan Allah
Atas apa-apa yang akan kamu lakukan, hadirkan Allah dalam setiap langkahmu.
Bisa jadi gagalmu yang kemarin adalah karena kamu tak melibatkan Allah di dalamnya. Allah tak mau dilibatkan dalam mimpi-mimpimu yang niatnya hanya untuk mendapat pujian dan kepuasan.
Barangkali mimpi-mimpi yang kemarin itu ada kemaksiatan yang mengiringimu dalam mencapainya. Mungkin ada lalai yang sempat kamu lakukan ketika mengusahakan mimpi-mimpi itu. Betapa banyak orang yang rela menunda waktu sholatnya demi menuntaskan tugas kuliah atau pekerjaan yang sedikit lagi selesai.
Nanggung katamu. Kamu memilih untuk mengakhirkan panggilan Allah dan lebih memilih melanjutkan urusan dunia.
Aku harus berusaha lebih keras katamu. Padahal tak semua usaha harus dilakukan dengan sekeras-kerasnya. Istirahatkan hati dan ragamu dari riuhnya dunia.
Ketika panggilan Allah tiba maka tinggalkan semua yang berhubungan dengan dunia. Kejar usahamu dengan jalan pintas yang Allah persiapkan dengan beribadah kepadanya.
Langitkan doa yang diiringi dengan usaha.
Libatkan Allah dalam setiap juangmu.
36 notes
·
View notes
Text
NGAJI JOMBLO 04 : NIKAH 102
By : ustdz Felix
Seseorang yang melakukan ibadah dalam pernikahan seharusnya merasa sakinah atau ketenangan, maka jika melakukan kemaksiatan dia akan mendapati deg-degan atau kecemasan. Pasangan menjadi bintang di gemerlapnya malam, menjadi matahari yang menerangi. Sehingga mereka tidak akan melihat laki-laki atau perempuan lain di sekitarnya, karena pasangannya sudah cukup untuknya.
Ketika orang sudah mendapat sakinah otomatis langsung mawwadah dan warohmah (kasih dan sayang)
Dalam tafsir mawwadah atau wud adalah sebuah rasa yang membuncah yang sangat kencang, yang tidak tertahan, cinta yang sangat besar dan melimpah. Mawwadah adalah Cinta dalam arti fisik seperti membelai, memeluk, dan segala cinta yang bisa dilihat bentuk romantisme. Islam tidak menghalangi seseorang untuk bermesra-mesraan. Ada 3 permainan yg bermanfaat yaitu seseorang yang menjinakkan kudanya, membidikan panahnya, dan seorang laki-laki yang bercumbu dengan istrinya.
Syahwat yang di sukai para nabi dan orang sholeh adalah syahwat kepada pasangannya, karena syahwat ini menghindari dari keburukan. Imam Nawawi berkata apabila syahwat-syahwat dunia di turuti maka akan mengeraskan hati, tapi jika syahwat yang di lampiaskan antara suami-istri akan melembutkan hati para pelakunya.
Apa bedanya dengan Rahmah?
Quote Buya Hamka di Novel Tengelamnya Kapal Van Der wijck ��Cinta itu punya banyak pintu, ada pintu sayang ada pintu cinta dan lainnya, dan pintu terbaik lewat pintu kasihan”
Dicintai karena kasihan adalah perwujudan Allah mencintai manusia, yaitu wujud Rahmah. Andai saja saat nanti di yaumul kiamat kita meminta keadilan kepada Allah, maka matilah kita, hancur kita tidak berkeping. Kenapa? Memang yakin jika ibadah kita selama ini bener? Sudah jamin wudhu kita bener? Apakah sholatnya sudah khusyuk? Apakah bacaan sudah benar? Apakah sudah ngejamin kalau ibadah kita nggak ada celanya? Enggak kan?
Ulama-ulama berkata ibadah kita belum tentu di terima oleh Allah dan belum tentu sempurna, tapi maksiat kita sudah pasti diterima dan jelas sempurna. Masih berharap Allah memberi kita keadilan? Bersiaplah untuk remuk
Jika nanti di yaumul hisab mintalah “Ya Allah jangan adil sama saya, jangan pakai sifat-Mu yang Maha Adil. Pakai sifat-Mu yang Rahmah Ya Allah, dengan Bismillahirohmanirohim dimana Engkau mempunyai kalimat yang sangatuar biasa yaitu Ar Rahman Ar Rahim pengasih yang sebesar-besarnya, dan pengasih yang sepanjang-panjangnya. Maka itu adalah Rahmah (kasihan) sebagaimana Allah pada hamba-hamba-Nya, sebagaimana ibu kepada anak-anaknya, padahal ketika robek dagingnya, ketika kemudian mengucur deras darahnya, ketika hampir retak tulang-tulangnya, bahkan berteriak sampai kencang. Tapi ketika kita lahir, beliau tersenyum, menangis bahagia, beliau beri Asi dan seolah-olah nggak ada yang lebih senang daripada kelahiran anaknya di dunia ini.
Rahmah adalah rasa kasihan, Rahmah tidak perlu fisik, Rahmah tidak perlu balasan. Maka Mawwadah warohmah adalah cinta yang membuncah dalam rumah tangga dan kemudian di lanjutkan dengan kasih sayang yang berkepanjangan. Terkadang meskipun melihat keburukan yang di lakukan pasangan ada rasa kasihan dengannya, karena memang mengasihi dia. Kamu berkata denganya dengan kata-kata yang baik meskipun sebenarnya layak mendapat amukkan darimu, tapi kamu malah mendatanginya dengan lemah lembut.
Man Laa Yarham, Laa Yurham “Siapa yang tidak pernah menyayangi, maka dia tidak bisa disayangi” siapa yang menyayangi makhluk-makhluk di dunia maka dia kan mendapatkan Rahmah dari Allah di Yaumil Kiamat.
Ketika kita mengharapkan Rahmah Allah, begitulah kita me-Rahmahi atau menyayangi pasangan kita di dunia. Sakinah Mawadah Wa Rahmah ini Doa yang keren banget, ketika Allah membicarakan Sakinah, ketenangan diantara kalian dan Allah memperbolehkan cinta yang membuncah. Lalu pandang mereka dengan pandangan Rahmah, baik ketika bersalah atau berbuat baik. Sebagaimana Allah yang memandang hamba-Nya dengan pandangan Rahmah.
7 notes
·
View notes
Text
Sholat ngga lama kok
Cuma sampe meninggal aja
Kalau besok meninggal,
Sholatnya selesai.
Af.
76 notes
·
View notes
Text
Perihal kehilangan..
Beberapa waktu lalu mengunjungi rumah sakit kembali. Menyapa dokter dan beberapa perawat yang sepertinya sudah menjadi langganan (semoga pada bagian ini masih tetap bisa disyukuri, sebab mengenal orang-orang baik dan melayani dengan begitu tulus).
Sembari menunggu dokter yang masih ada jadwal operasi mendadak, aku berjalan-jalan sendiri disekitar rumah sakit. Sementara suami sedang membaca buku yang selalu ada didalam tas beliau. Tiba-tiba ku dengar ada suara perempuan yang teriak-teriak sedang menuju ruang operasi. Seorang perempuan yang akan menjadi seorang ibu.
Momen seperti ini membuatku ingat perihal tindakan kuretase kedua kala itu. Datang ke rumah sakit jam 8 pagi, masuk ke ruang tindakan jam 9. Dan tindakan kuretase dilakukan jam 5 sore. Karena menunggu reaksi obat peluruh dan hal lainnya. Selama menunggu hanya sendiri saja diruang itu, dan hanya bisa video call (ngobrol hal receh) dengan suami untuk menenangkan. Dan minta ke suami agar setelah tindakan kuretase untuk pindah kamar.
Suami sudah berencana setelah tindakan kuretase akan dipindahkan ke kamar kelas. Agar aku merasa nyaman setelah tindakan tersebut, namun ditengah menunggu itu, aku meminta suami untuk pindah kamar dari kelas ke bangsal. aku yang mencintai keheningan entah tiba-tiba saja saat itu aku ingin sekali berada ditengah banyak orang untuk sedikit merasa terhibur atas hal ini.
Suami menyetujui. Setelah tindakan kuretase dan hal lainnya. aku dibawa oleh adikku untuk menuju kamar bangsal. Suami saat itu sedang sholat dengan bapak ibu juga. Bergantian untuk sholat. Selama menunggu suami datang sholat, aku melihat banyak hal. Ada yang bahagia sebab kelahiran, ada pula yang masih basah menangis sebab kehilangan.
Perempuan sebelah kiriku sedang menangis dengan memegangi perutnya. Lalu sebeorang perempuan sebelah kananku mengatakan,
"ia baru saja kehilangan bayi yang telah dilahirkannya mba. Bayi yang sudah ditunggunya selama 13 tahun lebih."
Seketika akupun menangis, ya Allaah pasti hancur sekali. Tolong kuatkan perempuan itu ya Allaah. Ganti dengan yang jauh lebih baik lagi. Doaku dalam hati.
Sementara depanku juga ikut menangis. Saat itu aku pikir dia ikut sedih melihat sebelahku yang menangis dengan histeris. Rupanya, ia juga mengalami kesedihan yang serupa, tiga kali kuretase dengan penantian 7tahun lamanya.
Satu ruangan ditempati 5 orang. 2 kuretase, 3 melahirkan, namun 1 bayi meninggal setelah dilahirkan. Suami kembali dari sholatnya, adik pergi bergantian untuk sholat. Setelah semua tenang. Aku masih saja menangis sebab merasa kurangnya rasa syukur dalam diri. aku menangis didepan suamiku, dan suami menguatkan ku berkali-kali.
"Mas, kini aku paham mengapa aku ingin sekali pindah ruangan." Kataku kepada suami dengan menangis.
"kenapa?" Jawab suami singkat sambil memegang tanganku.
"agar aku tahu diri, agar aku paham bahwa sekalipun sedih selalu ada hikmah yang baik untuk diri ini. Meski nggak harus saat itu aku tahu, dan agar aku lebih banyak syukur. Kehilangan hari ini itu sebetulnya nggak ada apa-apanya dibandingkan mereka. Aku selalu merasa mengapa seberat ini rasanya kehilangan. Padahal kehilangan mereka jauh lebih dalam dari ujianku pada hari ini. Betapa sedikit sekali rasa syukurku ini." Tangisku semakin menjadi meski lirih.
Suami menguatkanku dengan beberapa kisah para salafush sholih untuk lebih membuat hatiku tertunduk.
Mengingat momen itu dengan sangat jelas, namun maju mundur untuk menuliskannya. Takut sekali kala menulisnya aku menangis. Dan benar, menulis inipun aku menangis. Sebab masih ingat betul rasa dan hal yang terjadi kala itu.
Seiring waktu berjalan, luka tetaplah luka. Sesuatu yang terjadi tidak benar-benar kita lupakan sekalipun ingin. Dan kesembuhan hanya diperoleh ketika kita meminta kepada Allaah agar diberikan kelapangan hati setelah rasa sakit. Ada yang lebih sedih dan lebih dalam ujiannya. Mereka menangis namun mereka bersabar akan hal itu.
Mba Nana (Najwa Shihab) pernah mengatakan seperti ini dalam suatu acara, "tapi kan walaupun Namiya baru 4 jam kan, kita jatuh cinta pada anak kita sejak kita tahu kita hamil ya kan? We fell in love with our children once we know kalau misalnya dia itu ada dikita gitu. Mau yang 4 jam, mau yang keguguran, yang belum sempet lihat jasadnya. Kepadihannya menurut gue sama."
Iya, benar. Tidak ada yang boleh menyepelekan rasa kehilangan seorang ibu terhadap anaknya. Karena Allaah ciptakan hati seorang ibu itu sangat lapang dan luas cintanya untuk anaknya..
Allaah beri kami kelapangan hati, agar kami paham bahwa cintaMu lebih luas dari apapun ujian yang menimpa hidup kami.
Menuliskan ini dilobi rumah sakit dengan mata sembab kala itu..
#rumah sakit#tulisan#menulis#catatan#nasihat#wanita#kebaikan#perjalanan#syukur#hamil#promil#pejuang garis dua#pernikahan
52 notes
·
View notes
Text
Pake foto hp seadanya dulu deh, mager banget mindahin foto dari kamera
Awalnya rencana lanjut ke kamakura, ke beberapa temple, tapi hmm kucari tempat sholat ngga ada. Mau ngemper sholatnya aku lupa bawa sajadah. Jadilah cuma bisa ke stationnya di settingnya slam dunk, tapi aku ngga keluar station karena lagi2 ramee, jadinya cuma turun kereta, terus nunggu kereta selanjutnya. Terus lanjut kotoku-in, makan siang, ngga lama langsung cabut ke yokohama buat cari prayer room sebelum maghrib wkwk, soalnya jam 5 kurang udah maghrib 🫠
Next time deh kalo ada rezeki lagi explore temple di kamakura.
Dan ya ngga expect juga sih mampir ke yokohama, tp yasudah dinikmati sahaja. Habis sholat, lanjut ke area red brick warehouse, itu aja dah hampir gelap. Balik2 ke station dah gelap.
4 notes
·
View notes