#persimpangan jalan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Persimpangan Jalan
Aku berada di persimpangan jalan
Terpaku terdiam memikirkan kemana kah kaki harus melangkah
Dalam ku berpikir
Ku toleh kanan ku toleh kiri
Semakin bingung aku dibuatnya
Skenario berputar di kepalaku
Apakah jika aku ke kanan aku akan menjadi orang suci
Yang dapat menyelamatkan dunia dengan dalih dan seruan yang memotivasi seluruh manusia di muka bumi
Dan apakah jika aku ke kiri aku akan menjadi power ranger dengan kekuatan yang tidak terkira
Menyelamatkan dunia dengan bertarung, berjuang, gunakan seluruh tangan dan kakiku
Tapi aku
Aku tidak sebijak itu untuk memimpin umat manusia dengan lidahku
Aku juga tidak sekuat itu untuk melawan kejahatan, disentil saja aku layu
Aku juga tidak punya kekuatan hati untuk menjadi tersohor
Aku terlalu penakut dan ingin lari menyembunyikan diri ini dari keramaian
Maka aku semakin terdiam
Berkontempelasi di antara jalan yang bercabang
Melamun panjang sambil menimbang bimbang
Kemana aku harus melangkah
Di persimpangan jalan ini
Semua norma dan tuntutan berbaris di belakangku
Siap mengikuti kemanapun jalan yang aku tempuh
Ku tengok barisan kacau mereka
Mengernyit aku menerka-nerka
Bisakah aku lepaskan rantai pengikat antara kita
Sambil kucoba goyang sedikit hingga lengah
Maka kembali aku menatap kedua cabang di depanku
Kemanakah aku harus melangkah
Kutarik napasku dalam-dalam
Kuhitung sampai tiga
Kuangkat kaki melangkah
Cepat-cepat-cepat
Berharap barisan di belakangku akan tertinggal
Kanan-kiri bukan masalah
Karena aku memilih untuk menerobos rerumputan pembatas tengah
Sambil berharap jiwa ragaku kuat menahan segala beton penghalang
Sambil berharap aku dapat merangkai mimpi dan harapan tanpa adanya ekspektasi dari dunia luar
Maka berlari aku sekencang-kencangnya
Lurus terus lancang lewati marka
Karena kanan dan kiri bukan satu-satunya arah
Selalu ada arah jika ada kemauan
Selalu ada jalan jika ada impian
Keraguan bukan dinding padat penghalan
Hanya sebatas kabut tebal yang selalu bisa dikalahkan
Dengan sinar matahari pengharapan dan hembusan angin penuh kegigihan
Aku berada di persimpangan jalan
Dan aku memilih maju tanpa mengindahkan jalanan yang sudah ditetapkan
Aku berada di persimpangan jalan
Dan aku akan membangun sendiri jalan yang telah aku impikan
Aku berada di persimpangan jalan
Dan aku menentukan arah yang aku inginkan
Aku berada di sebuah perjalanan
-mad
Sept 3
After a long day of cleaning up my place, this spontaneous poem feels so right while I’m wide awake gazing at my ceiling.
2 notes
·
View notes
Text
Di Persimpangan Jalan Pulang
#Prolog
Selalu terbayang dalam benakku, kisah seorang pangeran berkuda dengan putri bermahkota. Pangeran yang gagah, putri yang berparas cantik. Membawaku berkelana menemukan dirimu, perempuanku.
Selalu terbesit tanya, adakah dongeng itu dalam dunia fana ini?. Dalam pencarianku menemukanmu, aku percaya.
Kutuliskan sebuah cerita yang terlahir dari jalanan tanpa nama. Walau tak se-epik kala Qais menghanyutkan dedaunan melalui aliran sungai dan angin yang berhembus menjamah tubuh Layla sebagai tanda bahwa ia begitu dekat dengannya. Atau, menyapa burung-burung untuk menyampaikan pesan cintanya pada Layla. Namun aku percaya, jika suatu saat nanti kau akan membaca kisah ini. Seperti halnya Qais percaya bahwa dedaunan dan pesannya pada burung- burung itu akan sampai pada Layla. Atau, bahkan kau akan melanjutkan cerita ini jika seandainya aku tak lagi bisa bercerita.
Mungkin saja.
Namun, kisah yang terukir diantara mereka tidaklah serupa dengan kisah ini. Kisah mereka begitu dikenal seantero Timur Tengah, tapi kisah ini, bahkan aku dan dirimu sendiri pun tak mengerti apa yang tengah terjadi. Hanya ada ketaksaan diantara kita.
Aku yang terlalu takut menggores luka. Hingga memilih untuk tidak tetap tinggal bersamamu. Walau kuingin. Walau ku mau. Tapi takdir tetaplah takdir, sekeras apapun aku berusaha, ketetapan-Nya yang akan berlaku. Sekuat apapun aku meminta, kehendak-Nya yang akan terjadi.
Dan disini aku ingin berbicara padamu. Kuatkanlah hatimu. Jalani saja dengan penuh cinta. Biar Sang Maha Cinta yang memberi jalannya.
Aku pergi menemui cinta. Maka tetaplah tinggal bersama-Nya dengan penuh cinta, walau kita tak bersama lagi.
Teruntuk dikau.
1 Mei'24
TulisZa
7 notes
·
View notes
Text
ruang kosong
apakah setiap manusia akan mengalami fase kekosongan hati? kayak, apapun yang sedang dilakukan rasa-rasanya seperti kurang puas aja atas apa yang sudah dimiliki, atau rasa-rasanya kayak hampa aja, nggak tahu kenapa, dan nggak tahu bagian mana yang terasa kosong.
lalu apa solusinya?
berdoa?
menyerahkan diri? atau bagaimana?
ya Allaah, sembuhkanlah mereka yang sedang mengalami perasaan hampa, perasaan kosong, perasaan yang belum terpenuhi. sebab hal-hal tersebut satu-satunya jalan adalah Engkau memberikan kesembuhan kepada mereka. rangkulah perasaannya, bahagiakanlah hatinya.
karena jauh didalam hatinya, jauh apa yang sedang ia rasakan, ia tidak menemukan sebuah tenang, ia sedang kehilangan dirinya, ia sedang kehilangan arah. ia hanya menjalani hidup sebagaimana biasanya. menjalani rutinitas sebagai bagian dari bertahan hidup.
fase kekosongan hati terkadang mengajak seseorang untuk berputus asa atas harapan apapun. ia tidak ingin berharap banyak ataupun berharap meski itu hanya sedikit. ia sudah takut untuk berharap, ia sudah lelah untuk berharap. ia menjalani hidupnya atas semua hal yang telah pergi.
sebab jauh sebelum perasaan itu menimpanya, ia sudah totalitas berupaya, ia sudah sangat keras berusaha. namun yang ia dapatkan selalu jalan buntu.
maka, ya Allaah, jangan matikan lentera harapan mereka meski itu hanya kecil. berilah jalan keluar agar ia menemukan kebahagiaannya, agar ia menemukan jalan hidupnya bahwasanya Engkau tak pernah meninggalkan mereka. bahwa pertolonganMu selalu ada untuk mereka. bahwa rahmat dan kasih sayangMu berlimpah untuk hidup mereka.
siapapun yang sedang berada di persimpangan jalan itu, bertahanlah sampai pertolongan Allaah itu datang untukMu. sampai engkau takjub dan mensyukuri upayamy untuk tetap bertahan setiap waktunya. jangan padamkan lenteramu, sekalipun berkali-kali engkau ingin memadamkannya.
ruang pengharapan || 20.01
#tulisan#menulis#catatan#nasihat#wanita#kebaikan#perjalanan#syukur#doa#ruangsyukur#ruang sepi#ruang#sudut ruang#mencintai
112 notes
·
View notes
Text

Pada akhirnya, detikdetik akan terus bergerak, sedangkan langkah kaki akan selalu menemukan persimpangan jalan;
—sebuah titik di mana pilihan dan keputusan akan menjadi kompas kehidupan.
Hari ini, setelah sekian lama mengaku muda, pada akhirnya taklagi bisa mengelak. Hanya berharap jika apa pun yang kelak terjadi, semua itu akan menjadi mudah dengan segala rintangan yang selama ini telah—dan akan—dijalani.
Hari ini hanya ingin merayakan sejenak sebelum berakhirnya tanggal 27 di bulan ini. Menikmati detikdetik sebelum semuanya akan kembali seperti hari-hari biasa.
Selamat datang, 30.
81 notes
·
View notes
Text
28:28
#tunaituntas
Untukmu, yang pernah menjadi arah dari segala usahaku,
Aku pernah berjalan jauh, mengabaikan lelah, meyakini bahwa jarak bisa ditebas asal langkah tak berhenti. Tapi ada perjalanan yang, sekeras apa pun diperjuangkan, tetap berujung di persimpangan.
Seperti burung yang terbang melawan angin, mencoba bertahan, sampai akhirnya paham: tidak semua angin bisa dilawan, tidak semua arah harus diperjuangkan.
Kini, aku berhenti melawan. Bukan karena menyerah, tapi karena sadar—ada hal-hal yang hanya bisa dijaga dengan cara dilepaskan.
Dari aku, yang akhirnya mengerti, bahwa tidak semua jalan membawa pulang.
@ffahraa ,hari terakhir dari #28hariberprosa
#bercerita#berkarya#bermanfaat#berpengaruh#28hariberprosa#jejaringbiru#puanberaksara#tadikamesra#tunaituntas
24 notes
·
View notes
Text
(DUA PULUH)
Takdir
Takdir tak mengenal "seandainya". Takdir datang seperti ombak yang tak bisa kita tahan, menyapu bersih yang perlu pergi, menyisakan yang harus tetap tinggal.
Meski begitu, tak mudah bagiku untuk memahami takdir perjalanan hidupku.
Apa kau pikir itu mudah? Jangan memintaku melupakan masa lalu jika engkau sendiri yang merancang kebohongan untuk menyelimuti keadaanmu yang sesungguhnya. Jangan memintaku mengerti, jika pemahaman itu harus menafikan luka yang kau tinggalkan, seolah-olah hatiku ini batu yang tak bisa pecah. Begitu buruk kau perlakukanku selama ini. Aku bukan anak kecil yang bisa ditenangkan dengan permen manis, sementara kenyataan yang pahit kau sembunyikan di balik senyummu. Tak sadarkah kau telah hancurkanku?
Aku pernah begitu tulus, dan itu bertemu dengan tipu dayamu. Aku pernah begitu percaya, dan itu bertemu dengan kebohongan yang kau bangun rapi. Seandainya saja takdir berjalan lain, mungkin aku akan lebih baik dari sekarang. Seandainya saja kau tak memperdayaku, mungkin aku masih berdiri tanpa tertatih untuk bisa percaya. Tapi, takdir tak mengenal "seandainya". Takdir datang seperti ombak yang tak bisa kita tahan, menyapu bersih yang perlu pergi, menyisakan yang harus tetap tinggal.
Ada masa di mana aku menolak kenyataan, marah pada kehidupan, mempertanyakan segala hal yang terjadi padaku. Aku bergumul dengan rasa sakit, berusaha mencari celah untuk lari dari ketetapan yang menyakitkan. Hingga aku lelah, hingga aku tersadar bahwa menolak takdir sama seperti berusaha menghentikan angin dengan genggaman tangan.
Aku akhirnya tunduk. Aku akhirnya mengerti bahwa takdir, seburuk apa pun di mataku, adalah cara Tuhan melindungiku. Bahwa jika sesuatu diambil, itu bukan untuk menyiksaku, tetapi untuk menyelamatkanku. Aku berhenti bertanya "mengapa ini terjadi padaku?" dan mulai bertanya "apa yang bisa kupelajari dari ini?"
Kini, aku melangkah lagi. Aku tinggalkan kecewa di belakang, aku gantikan dengan harapan dan doa. Aku bangkit, bukan untuk membalas, tetapi untuk membuktikan bahwa aku lebih besar dari luka yang kau toreh dan aku tahan selama ini.
Aku mengangkat dagu, menatap ke depan, karena jalan masih panjang. Aku tak akan tenggelam dalam kepedihan, karena aku tahu—takdir yang satu telah selesai, dan takdir yang lain telah menungguku di persimpangan berikutnya.
Semoga di ujung jalan, aku sampai dengan selamat, dengan hati yang lebih utuh, dan akhir yang lebih indah.

18 notes
·
View notes
Text
Ramadan #6
Saat diri kita tersesat terlalu jauh, memang tidak mudah untuk kembali ke titik awal. Seolah kita telah melewati jalan yang berliku dan harus kembali mengalami likunya hingga kita tiba di titik persimpangan dulu. Persimpangan yang pernah kita pilih dan ternyata apa yang kita pilih ternyata tidak sesuai dengan apa yang akan kita tuju.
Tidak mengapa. Jika memang itu jalan yang perlu ditempuh, alih-alih kita membiarkan diri terus tersesat atau justru diam ditempat. Tidak mengapa, jika kita perlu meniti lagi jejak-jejak kita kemarin. Akan ada banyak sekali pelajaran berharga di sana, pelajaran yang sangat menjadikan diri kita sebagai orang yang lebih baik.
Memang tidak seketika membuat kita sampai ke tujuan, tapi pelajaran hidup yang seberharga ini, mungkin takkan pernah kita dapatkan tanpa kita tersesat sebelumnya.
Pada akhirnya kita menyadari bahwa tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini, selama kita berhasil menempatkan sudut pandang yang tepat di setiap kejadiannya.
79 notes
·
View notes
Text
Titik nol
"Kita mulai dari nol yaa, tapi kali ini bareng Allah". Kalimat itu lewat diberanda tiktok ku. Hidayah katanya semahal itu. Dibumi ini, ada banyak orang yang dianggap buruk, berlahan ditarik satu persatu oleh Allah mendekat. Entah dengan jalur apa. Disisi yang lain, ada banyak pula manusia baik yang harus lebih keras di uji, dipertemukan persimpangan yang berat dalam hidup hingga talinya harus merenggang dari Allah, salah jalan dan berakhir makin jauh.
Mungkin alasan mengapa kita tidak boleh menilai seseorang karena kita tidak akan pernah tahu bagaimana hidayah itu mendekat. Bagaimana Allah menurunkan Rahmatnya kepada siapapun yang dia kehendaki.
Semoga seburuk apapun kita, pintu maaf akan selalu diberikan. Semoga sejauh apapun kita hari ini dengan Allah, ada hari dimana kita kembali erat dengan Allah.
"Jangan berputus asa dari Rahmat Allah"
11 notes
·
View notes
Text
Paham Agama
Having parents who understand Islam is truly a blessing.
Mulai dari pola didik sampai cara pandang terhadap dunia, umi abi gue cukup ketat sama anak-anak nya. Tapi tulisan ini bukan tentang gimana umi abi ngedidik kami putri-putri nya. Ini tentang terima kasih dan rasa syukur.
Sejak kecil, gue selalu diajarin bahwa tujuan besar setiap manusia adalah masuk surga. Entah jalan maju mundur atau kanan kiri pertimbangan nya selalu "bisa membawa ke surga nggak?". Gue terbiasa untuk berpikir panjang dan diskusi sama orang tua setiap dihadapkan dengan persimpangan. Mana yang lebih sedikit mudhorot nya dan mana yang lebih Allah ridhoi.
Di umur segini, gue masih rely on orang tua. Termasuk di saat-saat gue kecewa sama dunia. Dalam kondisi biasa, nasehat abi lebih tegas dan menjurus, umi bagian nego dan diskusi. Tapi di kondisi gue lagi futur, umi bakal jadi yang tegas dan abi yang puk puk.
Minggu kemarin gue capek banget, iya capek sama dunia. Umi chat panjang, sebenernya gue udah diajarin berulang-ulang konsep nya, tapi tetep aja waktu jatuh susah banget praktek nya. Umi bilang, "Dunia sdh ditetapkan Allah, gak akan tertukar. Mau dikejar kek apa juga, kesannya sudah sangat deket banget dan hampir gak ada kemungkinan gagal, tapi kalau Allah belum menghendaki, gak akan terjadi itu". Gue bukan saingan nya siapa-siapa, kalau emang Allah menghendaki ya kun fayakun, terjadilah, maka terjadilah. Bisa jadi memang usaha gue kurang, bisa jadi juga memang belum waktu nya. Allahua'lam. Rencana Allah selalu yang terbaik.
While gue nangis liat chat panjang umi, dan tentu saja blm bisa bales. Ga lama setelah nata hati dan air mata dulu wkwk, abi nelpon. Abi bukan tipe yang mudah ekspresiin perasaan, jadi abi nelpon adalah sesuatu buat gue. "Udah gausah nangis, emang orang banyak macem nya. Selalu ada jalan kok. Kita liat nanti aja, tapi kamu harus paham konsekuensi nya". Alhamdulillah nya stock air mata udah abis tu berapa ronde sebelum ditelpon, jadi nggak banjir, ya mbrambang dikit aja wkwk.
Gue tau ngga semua orang punya orang tua yang bisa dijadikan figur. Umi abi gue juga bukan orang tua yang nggak pernah salah atau flawless. Tapi gue paham, jadi orang tua nggak pernah mudah. Moreover, jadi orang tua yang paham agama dan mampu menghidupkan Islam dari rumah, untuk kemudian dibawa anak-anak nya melanglang buana itu jelas jauh lebih susah.
Inilah kenapa alasan terbesar memilih jodoh paling utama karena agama nya. Karena itu hal dasar yang akan menentukan surga neraka keluarga. Plus ujian hidup di rumah tangga "katanya" akan lebih mudah dijalani kalau proses di depan nya didasarkan dengan agama. Ya ini jadi motivasi gue juga biar berusaha jadi lebih baik terus, kan jodoh sekufu ya, kalo mau dapet yang baik ya sadar diri aja.
At the end, gue selalu bersyukur punya orang tua yang paham agama. Jadi kalau ditanya figur parenting gue siapa, gue selalu tau jawaban nya, umi abi. Bukan Nikita Willy atau Bu Irina. Walaupun tetep, selalu ada ruang untuk explore jadi lebih baik lagi hehe. Semangat orang tua dan calon orang tua, the future rests on our shoulders.
youtube
~Ini bagus lagu nya, soal nya kaya lagi di puk puk aja sih wkwk
47 notes
·
View notes
Text
Kaki ini terus melangkah, meski jalan yang kutempuh tak pernah jelas ujungnya. Setiap persimpangan menawarkan pilihan, namun tak ada yang benar-benar mampu menghapus rasa lelah yang sering kali dianggap beban.
Mungkin, perjalanan ini bukan tentang menemukan tujuan, melainkan tentang belajar menerima bahwa beberapa jalan memang tak akan pernah sampai pada akhir yang kita harapkan.
9 notes
·
View notes
Text
Selalu ada alasan mengapa sesuatu itu Allah takdirkan terjadi.
Apakah ini hanya sebuah ujian, atau ini adalah sebuah persimpangan jalan yang akan mengantarkanku pada takdir yang Allah inginkan?
Bandung, 4 December 2024
@monicasyarah
9 notes
·
View notes
Text
Seperempat abad hidupmu melintas begitu saja. Seperti laju kereta di persimpangan jalan yang menunda perjalananmu pulang. Dan kepalamu masih bergulat dengan pertanyaan yang sama beberapa tahun silam. Perihal cita-cita yang masih rumpang dan asa yang kehabisan bahan bakarnya.
Sementara teman-temanmu telah berlayar menjemput senjanya masing-masing. Kau mondar-mandir di atas dermaga atau menghibur diri bermain pasir di bibir pantai. Ditemani hantu mimpi-mimpi yang telah terkubur bersama kenangan di bangku sekolah.
Jangan jadikan kekosongan cita-cita sebagai alasan untuk tidak melakukan apa-apa yang dapat memberi manfaat di masa depan. Jangan berdiam diri dan berandai-andai tentang kesempatan yang hilang karena terlambat mengambilnya di masa lalu.
Berbuatlah (apa pun itu) dengan segenap kemampuan yang kau miliki. Sebab masing-masing kita akan menuai hasil dari apa yang kita perbuat saat ini. Percayalah pada prosesnya dan mintalah petunjuk kepada Yang Maha Kuasa.
Surabaya, 16 Januari 2025
7 notes
·
View notes
Text

*Ikhlas*
Kisah tentang orang yg menginginkan ridho Allah SWT. seseorang yg kebingungan, sesak dan kesakitan akan takdir yg hinggap dalam hidupnya, jalan yg penuh duri di setiap persimpangan tidak ada kata jalan yg lebih baik. Tidak ada pilihan kecuali memilih rasa sakit mana yg mau di pilih.
Rasa sakit pasti selalu ada obatnya, dalam persimpangan yg begitu sesak itu dia ikhlaskan dirinya untuk mengambil jalan yg di kehendaki Allah SWT, dia berdoa semoga jalan itu membuatnya lebih dekat kepada sang pencipta dan selalu berharap akan ada akhir yg indah di akhir. Harapan yg lahir karena sebuah keyakinan terhadap Allah SWT yg selalu membersamai hambanya yg bertaqwa yg berjalan mencari ridhoNya.
*Selalu ada kemudahan di dalam kesulitan*.
Jalani dulu pasti Allah SWT bantu.
*Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Al-Baqarah ayat 186)*.
Akhirnya dia menjadi lebih kuat dari jalan-jalan menyakitkan tadi karena janji Allah SWT dan keikhlasannya tadi.
10 notes
·
View notes
Text
Sampai jumpa dilain kata
Aku ingin menulis ini untukmu, sepucuk surat yang barangkali akan terlewat untuk kamu baca. Tapi, aku ingin tetap menulisnya.
Hari ini kamu tersenyum lagi ya? Hebat. Aku bangga padamu. Aku bangga meskipun banyak hal menyedihkan yang datang padamu, kamu masih mau menggenapkan satu hari dengan mengukir lengkung di bibirmu.
Banyak rencana yang berantakan, tapi kamu bangkit untuk menatanya kembali.
Banyak luka yang menganga, tapi kamu mau bersusah payah mengobatinya lagi.
Aku tau, kemarin kamu ingin menyerah kan? Kemarin kamu ingin berhenti di persimpangan jalan yang membingungkan itukan?
Tapi kamu berhasil mengurungkan niat untuk tidak melanjutkan kata menyerah itu. Makasih sudah mau berdiri sampai dititik ini. Aku tau, pasti berat sekali harus berkali-kali menguatkan diri sendiri, sendirian.
Dibalik sedih dan kecewamu kemarin, ada banyak juga kebahagiaan dan kebaikan yang patut kamu syukuri. Dipertemukan dengan orang-orang baik dan menemukan banyak kenangan baik. Kamu melewati momen itu dengan tertawa lepas. Aku turut bahagia melihatnya.
Tahun-tahun kedepan, kamu berhak menemukan kebahagiaan lagi. Semoga akan ada banyak hal-hal baik yang datang. Semoga do'a-do'a yang belum menemukan jawaban, segera menemukan jalannya.
Jika masih diberikan umur, kita usahakan sebaik-baiknya dan semampunya ya. InsyaAllah, Allah akan berikan jalan.
Semangat bertumbuh, teman tumbuhku!
- dirumah, 31 Desember 2023
40 notes
·
View notes
Text
Memasuki Fase Usia 30an, Rasanya Kayak Gimana?

Dua minggu lalu, saya resmi bergabung dengan klub 30s atau anggota dari para lelaki yang mulai membicarakan penyakit dalam perbincangan acaknya. Orang bilang, permulaan usia 20an merupakan fase hidup di mana seseorang mulai mencari jati dirinya. Sebuah fase di mana ego masih menguasai seseorang dan tumbuhnya perasaan ingin mencoba banyak hal.
Memasuki usia 25, banyak orang bilang ini adalah fase quarter life of crisis di mana ini adalah sebuah fase anak muda mulai memikirkan langkah kehidupan di waktu yang akan datang. Selaiknya persimpangan jalan antara mulai menemukan jati diri dan juga “sudah” menemukan jati diri, atau bahkan gagal menemukan jati dirinya. Di fase inilah, seseorang mulai memikirkan hal-hal yang tak hanya berbau kesenangan pribadi, tetapi juga perihal visi kehidupan setelahnya.
Tidak jarang yang menjadikan usia ini sebagai simbol dari kematangan seseorang dan menjadikannya pula sebagai usia yang cukup untuk membangun bahtera rumah tangga. Namun, kedewasaan seseorang tidak bisa semata dilihat dari usia, bukan?
Nah, setelah melewati fase krisis tersebut, seseorang mulai menemukan jati dirinya atau menemukan “dirinya” pada usia 27 hingga 28 tahun. Fase ini bisa dibilang puncak dari sebuah perjalanan menemukan diri sendiri.
Namun, bagi saya “30 tahun” ternyata merupakan titik balik berikutnya yang perlu diperhatikan. Di usia ini, seseorang semestinya sudah bisa dievaluasi mengenai kedewasaannya dalam pemikiran dan bersikap. Usia yang bisa dibilang tidak lagi muda, karena embel 20s sudah resmi terlepas.
Di usia ini, seseorang seringkali akan dianggap “terlambat” untuk memulai rumah tangga, terutama lelaki. Artinya, di usia ini seseorang akan dianggap sudah mesti memiliki visi yang jelas mengenai kehidupannya. Apalagi sudah melewati fase pencarian jati diri, lalu menjalaninya selama sekitar satu atau dua tahun sebelum masuk ke usia 30s. Pengalaman untuk evaluasi diri sudah ada juga.
Memasuki kelompok usia 30s, saya merasakan ada sensasi yang berbeda. Selaik melihat kembali ke belakang dan bergumam, “Apa sih yang udah saya capai selama ini?”
Selama ini saya fokus pada tujuan demi tujuan dalam menjalani fase 20s ini. Mulai dari lulus terlambat, mencintai dalam diam lalu ditinggal nikah, menganggur selama satu tahun, roller coaster pekerjaan hingga pernah di-PHK, mengubah tujuan hidup dari pribadi ke tujuan lain yang lebih memfokuskan kepada kehidupan orang lain, belajar menemukan “diri”, dan lainnya. Segalanya terputar kembali selaiknya kaset yang berputar di dalam ingatan.
Saya menunggu detak detik jam bergeser ke tanggal 27 November dini hari. Rasanya begitu lambat, namun saya menunggu dengan lamat-lamat. Rasanya debar jantung ini kian menguat. Terdengar lebay, namun apa yang terjadi itu apa adanya. Tepat, kita detik jam akhirnya bergeser, saya mengambil napas dalam-dalam dan mengembuskannya dengan panjang.
Entah apa yang akan terjadi setelah ini, entah apa yang akan tiba di hadapan ketika saya akhirnya bergabung dengan klub 30s. Namun, apa pun itu, saya berpikir jika ini merupakan suatu fase baru dan saya harus bisa melewatinya dengan tujuan-tujuan yang belum tercapai ataupun tujuan-tujuan baru nantinya.
Saya berpikir bahwa sudah saatnya untuk berpikir lebih dewasa lagi, mengurangi drama-drama dalam kehidupan, dan mulai untuk sadar diri.
30 notes
·
View notes
Text
Aku yang dulu terjebak, di dunia yang samar dan ragu.
Kini aku berdiri sendiri, di persimpangan baru, status baruku: lebih lugas dan nyata.
"Tak lagi takut akan bayang-bayang, karena aku kini tahu, jalan mana yang harus kutempuh."
Aku & Statusku
Lampung (18/11/2024)
9 notes
·
View notes