#novel kedokteran
Explore tagged Tumblr posts
kaktus-tajam ¡ 11 months ago
Text
Menulis dan Mensitasi Karya Sendiri
Pagi tadi aku mengikuti kuliah intensif Islamic Worldview Dr. Adian Husaini di At Taqwa College Depok. Satu hal yang membuatku terkesima adalah betapa beliau sangat produktif melahirkan artikel, tulisan, dan buku. Tidak sekali dua kali, ketua Dewan Dakwah Islamiyah ini mereferensikan jamaah untuk membaca karyanya untuk pembahasan lebih lanjut.
“Saya sudah tulis di novel Kemi. Nanti baca dialognya di sana.”
“Lengkapnya nanti baca di buku saya 10 Kuliah Agama Islam.”
“Ketika Denny JA menulis buku bermuatan pluralisme, saya buat saja karya bantahannya.”
dan seterusnya.
Peneliti INSISTS ini di usia 58 tahun telah menulis sekitar 1800 artikel di websitenya, puluhan buku, dan karya tulis yang tak terhitung sitasinya. Menariknya, sebagai sarjana kedokteran hewan beliau pernah menekuni profesi jurnalis. Dan Allah memang memberikan beliau kemampuan dan taufiq untuk berdakwah lewat karya-karyanya.
“Lihatlah para pendiri bangsa ini, tokoh-tokoh ini luar biasa! Bahkan dari sebelum kemerdekaan itu Allah takdirkan.. Mereka sudah beradu gagasan-gagasan, dan ini dapat kita lihat di media massa pada saat itu yang memuat buah pikir tokoh nasional. Saling membantah, tapi ketika berjumpa sangat akrab dan hangat.”
Ujar beliau menceritakan tradisi keilmuan ulama, tokoh Indonesia mulai dari Soekarno, Hatta, Moh. Yamin, Natsir, dan seterusnya.. yang nampaknya tradisi intelektual ini beliau teladani betul.
Singkat cerita di akhir kelas, aku menghadap meminta nasihat beliau terkait menuntut ilmu di Barat. Beliau menyimak dan berpesan:
“Terus belajar.. dan biasakan untuk tuangkan lewat tulisan, ya.. Mana kamu sudah mulai menulis belum?”
MasyaAllah. Tertohok rasanya. Dari segi kualitas saja jauh, masa kuantitas juga jauh, Hab.
Semoga Allah jadikan kita wasilah dalam menyebarkan keindahan Diinul Islam, lewat lisan, tulisan, dan pancaran akhlaq kita. Semoga Allah pinjam diri kita untuk kebaikan dan kebermanfaatan ummat lewat pos masing-maaing. Semoga Allah tidak membiarkan kita wafat dengan tidak meninggalkan karya bermanfaat untuk ummat. Selamat menulis. Selamat berkarya.
-h.a.
Ditulis sebagai semangat untuk diri sendiri agar mulai menulis lagi, di hari di mana aku bersyukur seorang @fayzakamalia dilahirkan. Kata Dr. Adian, “wah iya kita butuh ahli di bidang psikologi, masih sedikit sekali (penjaga pos ummat di sana).” Semoga Allah kuatkan, barakallahu fii umriiki.
Tumblr media Tumblr media
28 notes ¡ View notes
catatannk ¡ 2 years ago
Photo
Tumblr media
Book Review ( Assalamualaikum Calon Imam )
Penulis : Ima Madani
Penerbit : Coconut Books
Kategori : Romance Religi
Tahun terbit : 2017
Halaman : 476 hlm
“Tetaplah menjadi perempuan seperti Aisyah meski sudah tak ada pria seperti Muhammad. Belajarlah mencintai seperti Fatimah meski tak ada lagi pria sebaik Ali.”
Mengisahkan seorang mahasiswa bernama Nafisya Kaila Akbar yang trauma dengan kisah perceraian orang tuanya juga harus memendam perasaan cintanya kepada tetangga sekaligus sahabat kecilnya bernama Jidan. Namun Jidan ternyata menyukai kakaknya sendiri. Hingga pertemuan tak disangka yang membuat terikat antara Nafisya dengan laki-laki bernama Alif Syaibani Alexis yang ternyata dokter sekaligus dosen dikampusnya.
Premis :
Nafisya seorang mahasiswa yang trauma dengan kisah perceraian orang tuanya yang hanya berpikiran untuk bisa jatuh cinta namun tidak dengan menikah.
Tokoh :
Banyak tokoh yang berperan dalam cerita ini. Tapi penulis berhasil menghidupkan karakter tokoh Nafisya dengan sangat kuat diantara banyaknya tokoh-tokoh pendukung lainnya yang tak kalah kuat seperti Dokter Alif, Jidan, Kak Salsya, Ummi, Abi dll.
Nafisya
Gadis shalihah yang baik, panikan, mandiri, tangguh yang sangat menyayangi umi dan kakanya. Namun, membenci sosok abi.
Alif
Dokter bedah sekaligus dosen yang berkepribadian tegas dan juga tampan menjadi idola para mahasiswi di kampusnya. Terlihat dingin dan galak namun sangat menyayangi istrinya yaitu Nafisya.
Jidan
Lelaki soleh yang menjadi suami Kak Salsya sekaligus sahabat kecil Nafisya
Kak Salsya
Sabar dan juga penyayang
Ummi
Baik, penyayang, sabar dan juga ikhlas
 Alur dan Ritme
Dalam cerita ini menggunakan alur campuran yaitu alur maju dan juga alur mundur. Penyajian jalan ceritanya penuh kejutan  hingga di bagian akhirnya yang sulit ditebak membuat cerita ini semakin menarik.
Latar
Cerita ini berlatar tentang kehidupan kampus dan juga medis sehingga latar tempat yang sering digunakan yaitu di fakultas kedokteran, kampus, rumah sakit, rumah Nafsiyah, rumah Alif, masjid dll.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakannya adalah sudut pandang orang pertama dan juga sudut pandang penulis.
Kesimpulan :
Novel ini sangat ringan untuk dibaca dan dinikmati dalam sekali duduk. Membaca novel ini pun bisa menimbulkan efek yang bikin senyum senyum sendiri juga bisa tiba-tiba nangis sesenggukan. Bener-bener deh teh ima berhasil ngebius pembaca lewat karyanya ini.
Selain itu banyak hal yang bisa kita dapatkan dari kisah perjalanan kehidupan seorang Nafisya. Penulis menyematkan banyak kutipan menarik juga bermakna untuk menyampaikan pesan yang mampu menerobos hati juga reminder buat para pembacanya. Salah satunya yaitu “Ketika kamu merasa bangkit maka bersujudlah. Turn to Allah before you return to Allah... itu rumus jitu untuk mrnjalani hidup.”
dan
“Hidup itu pilihan, kan? Ya, pilihan, tanpa bisa memilih apa yang telah Allah pilihkan. Tapi percayalah, yang Allah adalah bagian paling indah.” (Madani, 2017: 43)
 Btw novel ini sudah difilmkan lho. Dan menurut kalian yang sudah menikmati dua-duanya, lebih suka versi novel atau filmnya ni?
7 notes ¡ View notes
dangerouspeanutstudent ¡ 2 years ago
Text
Ulasan buku Bumi Series, seri Matahari
Judul : Matahari
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama - Jakarta
Cetakan pertama : Juli 2016
Jumlah halaman : 400
Novel ini karya seorang penulis ternama Indonesia, Tere Liye yang masuk ke dalam kategori best seller. Tere Liye banyak mengeluarkan buku yang bertema petualangan, salah satunya Bumi Series. Bumi Series adalah buku yang karangan Tere Liye yang banyak digemari masyarakat, baik usia remaja hingga dewasa. Bumi Series sendiri memiliki banyak seri, seperti Bulan, Bintang, Ceros Dan Batozar, Nebula, Selena, Komet, Komet Minor, Lumpu, Si Putih, Bibi Gill, Sagaras, Matahari Minor, termasuk Matahari. Seri Matahari ini adalah seri ke-tiga dari Bumi Series.
Bumi Series menceritakan tentang petualangan tiga sekawan yakni Raib, Seli, dan Ali. Mereka masing masing memiliki kekuatan tersendiri yang dapat saling membantu dalam setiap kesusahan di saat petualangan dunia paralel. Pada seri Matahari ini, mereka mengunjungi klan Bintang, yang dimana klan Bintang ini adalah klan yang membenci klan permukaan. Klan Bintang hidup di perut Bumi, dengan cara mengukir perut bumi dan membuatnya menjadi seperti permukaan bumi. Awalnya mereka hanya ingin melakukan kunjungan santai karena Ali --Si jenius yang tampak berantakan-- berhasil menemukan dimana klan Bintang berada, karena klan Bintang merupakan klan yang amat tersembunyi.
Awalnya petualangan ini berlangsung dengan santai, diluar bertemu dengan monster di lorong kuno, tapi ternyata Dewan Kota Zaramaraz --Ibukota klan Bintang-- membenci para pemilik kekuatan, hingga akhirnya petualangan santai mereka menjadi misi pelarian. Singkat cerita, Dewan Kota Zaramaraz berhasil menangkap Raib, Ali, dan Seli dengan bantuan robot Z, dan mengambil buku kehidupan milik Raib. Raib dan Ali terkurung di sel kubus penjara klan Bintang, sedangkan Seli di ruang berbeda. Namun, dengan kecerdasan dan kekompakan mereka bertiga, serta bantuan dari beberapa penduduk yang memiliki kekuatan(Para pemilik kekuatan), akhirnya mereka dapat kembali ke klan Bumi dengan selamat. Tapi dengan membawa kabar buruk, mereka mengetahui rencana Dewan Kota Zaramaraz yang ingin menghancurkan klan permukaan dengan pasak bumi purba yang sangat besar. Yang lebih buruknya, mereka berhasil menyelamatkan klan permukaan, tapi melepaskan musuh terkuat mereka, Si Tanpa Mahkota, Tamus, dan juga Ketua Konsil Matahari.
Serial Bumi ini bertema fantasi dan fiksi ilmiah, dengan tokoh utama seorang gadis berusia 15 tahun, dia garis keturunan murni, Putri dari klan Bulan, dan memiliki kekuatan, sesuai namanya Raib, artinya menghilang.
Seli teman sebangku Raib sekaligus sahabat Raib, ia keturunan petarung klan Matahari. Seli bisa mengeluarkan petir.
Ali, teman sekelas Raib yang sering membuat jengkel, tapi siapa sangka, mereka malah menjadi teman dekat setelah Ali mengetahui kekuatan Raib dan mereka bertiga bertualang di dunia paralel. Ali bisa berubah menjadi beruang, dia juga amat sangat jenius. Kalau saja orang tuanya mengizinkan, pasti dia sudah menjadi mahasiswa universitas kedokteran.
Novel ini memiliki alur cerita yang agak rumit tapi mengesankan, banyak sekali pelajaran yang dapat di ambil dalam setiap serinya. Bumi Series menyelipkan banyak sekali arti persahabatan, kepercayaan, persatuan, dan pelajaran hidup yang sering kita temui. Buku ini memang sangat bagus, tapi bahasa yang digunakan sedikit terlalu susah untuk dipahami. Novel ini tidak memiliki plot kosong karena selalu ada plot twist di setiap serinya. Novel ini sangat disarankan untuk orang yang memiliki imajinasi tinggi, karya Tere Liye yang satu ini benar benar menarik.
4 notes ¡ View notes
hikhinisia ¡ 4 months ago
Text
Berkembang
akhir-akhir ini aku banyak melihat dan mendengar cerita orang-orang yang dulu menjadi sangat unggul sekarang menjadi tepuruk. aku tidak mengatakan bahwa dia tidak berkembang, well perbandingan berkembang adalah menjadi lebih baik dari kemarin. disisi lain, ada terus berkembang dan melebihi batas.
Jujur, heran dengan fenomenan ini, sampe membuat aku berpikir keras kenapa mereka yg dulunya unggul di kelas tpi gak unggul di kampus ataupun di dunia kerja. terus berpikir sampe akhirnya mengingat kembali cerita nyata dri novel "Educated" yang mana si tokoh utama, Tara, punya mimpi yang besar untuk keluar dari kemiskinan dengan menyelesaikan sekolah sampe Strata 3. Dari situ aku tau bahwa "Mimpi" adalah alasan untama untuk terus berkembang.
sama halnya dengan aku yang terus bermimpi --karena sering gagal. dulu aku gagal masuk SMAN 6, gagal masuk kedokteran umum, dan gagal kuliah s1 ke turkie. Tpi mimpi aku tidak pernah berhenti sampai situ, mimpi ini terus aku kejar sampai aku kuliah dan berhasil ikut pertukaran mahasiswa ke Thailand. waktu itu aku sudah menwujudkan kuliah ke luar negeri, tpi ini masih belum di Eropa, mimpi aku ingin merasakan salju.
begitulah mimpi itu bekerja, membuat kita terus berproses, berkembang, dan berencana. yang terpenting mimpi bekerja adalah menentukan tujuan hidup dan arah hidup yang kita inginkan. jdi jangan pernah berhenti bermimpi.
Bicara soal mimpi ternyata mimpi itu mahal. ternyata banyak orang yang tidak punya mimpi,
akibat tidak punya mimpi, hidup seseorang cenderung kurang terarah, tidak termotivasi, merasa kehilangan semangat atau tidak mempunyai tujuan yang jelas dalam hidup. banyak situasi yang membuatnya demikian, tpi ketika seseorang memiliki mimpi maka semua situasi itu aku dilalui nya. percaya atau nggak, itulah kerja dari semua mimpi.
seberapa hebat mimpi bekerja untuk kita, dia membuat kita menjadi sungguh-sungguh, pekerja keras, bahkan menjadikan kita unggul. bersykur buat orang orang yang terus bermimpi.
aku dulu nggak ngerti dengan nasihat bapak untuk terus bermimpi, guyonan bapak "mimpi be lah, yuk, gratis jugo bermimpi" yang selalu dia ucapkan pada mimpinya dari sekadar pengen punya mobil pajero sampe pengen anak-anaknya sukses. ternyata ini cara kerja mimpi menyetir hidup kita.
hei, jadi kejar terus mimpi tersebut, jangan pernah berhenti bermimpi!
0 notes
nismarun ¡ 2 years ago
Text
Tumblr media
THE WRITER
“Have you read RUMARA’s most recent?”
“Gosh. They’re all insane!”
“I know right! So, do you despise Jordan or his family?”
“I despise Hasta even more.”
“Hey, see, he’s a victim!”
“No. He is a phoney. How come he kept a straight face when Raia and The Lost Paradise were discovered?”
The guy in the back tried to hide his grin. He always starts his day with a cup of hot chocolate and listening to the argument between the two women. In whatever respect. Writings, movies, and the environment all play a role. Whatever.
“And your thoughts?” Gloria shot Harun while staring into his keen eyes.
“Apa?”
“The Art of Love, lu nggak baca?”
“Nggak tertarik romance.”
“Najis. Padahal novel-novel yang lu baca juga banyak unsur romancenya.”
“Ko Harun emang—eh. Pagi, Dok.”
Everyone around him got up to straighten their hair, which had a few standing strands, and wipe away the drool that had almost spilled. When the tall man they had been expecting finally arrived, he greeted everyone with a broad grin.
“Pagi.”
Brief but potent. Everyone, especially the women, may have died because their hearts were racing too quickly. Apart from Harun, who bent his head and smiled faintly.
“Harun,” his voice was chilly, and his friends turned to look at Harun, who maintained his expressionless. He already understands, therefore there’s no need in explaining it. He immediately decided to go with the man to his office.
“So, really no one knows?”
“Nope.” Harun sat down on the sofa directly in front of the desk of the room’s owner, Cody Tjohara. “Just you and no one else.”
“I feel touched knowing that I am your only step brother.”
“We talked about this.”
“Just made fun.”
Cody handed Harun a bottle of water and sat down next to him.
Explaining about their closeness is easy by noting that they share a common interest in reading books. Just don't bring up their family tree, which isn’t even related by blood. It’s far too difficult. And they never like to bring it up.
“Is that weird?”
“What?”
“Me.”
“Are you talking about anak koas dari pure blood family yang ogah-ogahan masuk kedokteran or a writer who hides himself from the world?”
“Yang pertama nggak cuma gua kali.”
Cody could only giggle at his brother's response because he felt the same way. He was used to having everything planned out and determined. He seemed to understand do better than decide, and Harun seemed to grasp this as well. Harun, though, had a better grasp on his emotions than Cody. He understood that his love extended beyond reading beautiful words. He enjoyed putting it together as well.
Despite this, no one ever took his enthusiasm seriously.
Thus Nismara Harun stays hidden under RUMARA HSU.
0 notes
adekurniati ¡ 2 years ago
Text
HUJAN_TERE LIYE
Tumblr media
Buku yang memiliki tebal 320 halaman ini mengangkat premis tentang seorang wanita yang ingin melupakan ingatannya tentang laki-laki yang disukainya dengan menggunakan mesin penghapus ingatan. Namun pada saat menjelang mesin sudah hampir bekerja, wanita itu menerima semua memori kenangan tentang laki-laki tersbut karena lebih membuatnya bahagia. Ada dua karakter utama dalam cerita ini yaitu Lail dan Esok. Lail adalah seorang wanita suka kegiatan sosial dan sering menjaid relawan dalam acara. Esok adalah orang yang pintar dan sangat serius ketika sedang mengerjakan sesuatu. Berbanding terbalik dengan Lail, Esok adalah orang yang sangat menyukai kegiatan yang tidak terlalu banyak berhubungan dengan orang lain.
Konflik dalam cerita ini termasuk konflik dengan diri senditi yang dimulai saat keduanya terpisah jarak sehingga jarang ketemu dan berkomunikasi. Puncak konflik terjadi ketika Lail mengira Esok meninggalkan dirinya, membuatnya terpikir untuk menghapus ingatan tentang Esok dengan menggunakan mesin kedokteran yang sangat canggih. Solusi dari konflik ini yaitu Lail memutuskan untuk memeluk dan menerimaa semua ingatan kenangan yang ada di dirinya karena ia merasa akan lebih bahagia daripada harus melupakan dan terbebani akan hal itu.
Cerita ini bertempat di stasiun, posko bencana, laboratorium dan rumah sakit dengan setting waktu 2042-2050. Alur yang digunakan dalam cerita yaitu alur maju dengan nuansa saintifik sehingga membawa pembaca mengimajinasikan alur cerita. Selain itu penggunaan POV 3 di dalam cerita memuat narasi yang menggambarkan tentang pikiran, perasaan dan peristiwa yang dialami tokoh membuat pembaca selalu ingin tahu peristiwa yang akan terjadi selanjutnya. Kebanyakan ritme dibuat lambat untuk menegaskan cerita dan membuat pembaca mengetahui proses dengan detil yang dialami tokoh. Pada awal cerita banyak adegan yang kuat bernuansa saintifik membuat cerita menjadi sejak halaman pertama dan konsisten hingga akhir.
Novel yang bergendre sainsfiction ini memberikan nilai bagi pembaca yang dapat diterapkan dalam kehidupan karena mengajarkan tentang penerimaan terhadap peristiwa yang pernah terjadi dan masih tersimpan di dalam memori dan menyisa di perasaan. Sehingga ceritanya sangat bisa dinikmati oleh orang yang masuk usia dewasa yaitu 19-35 tahun.
0 notes
hellopersimmonpie ¡ 4 years ago
Text
Babling
Hari ini saya mengikuti kajian Lingkar KGI  (Keadilan Gender Islam) yang diisi oleh Bu Nyai Dr Nur Rofiah, Bil Uzm. Pembahasan kali ini tentang novel Perempuan di Titik 0 dari Nawal El Saadawi. Selama ini, saya tidak pernah membaca novel tersebut meskipun banyak yang ngasih rekomendasi. Bukan karena saya anti dengan pandangan Feminisme. Tapi lebih karena membaca sinopsisnya saja sudah membuat tangan saya dingin. Saya tidak sanggup membaca karya sastra yang sifatnya triggering semacam itu.
Saya tidak akan menulis ulang materinya seperti apa. Tapi saya ingin menceritakan bagian akhir kajian ini. Saat kajian akan ditutup, ada peserta yang bertanya:
“Nawal El Saadawi pernah mengatakan bahwa ayat-ayat Al Qur’an harusnya diperbarui karena ada beberapa bagian yang tidak relevan dengan perkembangan zaman. Bagaimana pendapat Ibu tentang ini?”
Jawaban dari Bu Nur Rofiah mengkonfirmasi apa yang saya pikirkan selama ini dan entah kenapa, saya merasa bahagia sekali.
Selama ini, saya selalu berpikir bahwa Al Qur’an itu kandungannya sangat luas. Diturunkan dari Allah yang Maha Adil dan Maha Bijaksana. Maka sifat ayat Al Qur’an itu tetap, tidak berubah dan berlaku sepanjang zaman.
Akan tetapi, untuk menterjemahkan Al Qur’an menjadi hukum, kita membutuhkan proses interpretasi (tafsir). Yang menafsirkan Al Qur’an adalah manusia dengan nalar dan wawasan yang sangat terbatas sekali. Manusia yang rawan berbuat salah dan sudut pandangnya kadang tidak utuh.
Oleh karena itu, interpretasi Al Qur’an sifatnya memang bertahap, dinamis, dan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Seiring dengan bertambah luasnya wawasan dan perspektif manusia. 
Salah satu sifat dari ilmu adalah terus berkembang. Jika Allah menurunkan Al Qur’an untuk menemani manusia hingga akhir zaman, maka ilmu tafsir juga harus terus bertumbuh mengikuti zaman. Karena bagaimanapun, ilmu tafsir adalah lensa yang membantu manusia untuk terus berinteraksi dengan Al Qur’an.
....
Tiap melihat orang seperti Nawal El Saadawi, alih-alih membenci, saya justeru merasa beliau berjasa atas kepekaan beliau terhadap ketidakadilan. Adapun jika ucapan beliau bertentangan dengan apa yang saya percayai, saya memahami bahwa mungkin saja dalam perjalanan hidup beliau, beliau belum banyak berinteraksi dengan tafsir-tafsir yang bisa menyelesaikan masalah yang beliau hadapi.
Background akademik Nawal El Saadawi adalah kedokteran. Bukan Ilmu Tafsir.
Saya merasa sedikit relate karena background akademik saya juga bukan Ilmu Tafsir. Saya menghabiskan 12 tahun untuk menggeluti Teknik Informatika (5 tahun melalui kuliah S1-S2 dan 7 tahun di dunia kerja). Itupun, ilmu saya juga masih tidak dalam. Sementara ilmu agama saya pelajari di sela-selanya. Maka sudah pasti, awam seperti saya akan kelimpungan dan akan selalu punya banyak pertanyaan yang perlu dijawab. Satu waktu, mungkin saya yang perlu bersabar. Lain waktu, andaikata pertanyaan dari orang seperti saya lebih terasa seperti gugatan, saya selalu berharap ada teman yang menyambut saya dengan hangat dan menemani saya untuk belajar. Bukan malah diasumsikan yang tidak-tidak.
...
Saya pernah di fase stuck dan lelah sekali dalam memahami ayat tentang perempuan. Kenapa dalam Al Qur’an sampai ada ayat yang mengizinkan laki-laki memukul isterinya? Bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya? Kalau laki-laki yang salah apakah boleh dipukul juga?
Jangan memahami paragraf di atas sebagai bentuk permintaan izin biar perempuan bisa memukul laki-laki. Hehe
Selama ini, saya memandang bahwa manusia bukan sekedar makhluk fisik tapi juga makhluk intelektual dan spiritual. Fisik laki-laki dan wanita memang berbeda. Tapi dari sisi intelektual, laki-laki dan wanita punya potensi yang sama. Akal laki-laki dan perempuan sama-sama bisa menerima ilmu dengan baik. Akal laki-laki dan perempuan juga sama-sama bisa terjebak bias. Maka laki-laki dan perempuan ini seharusnya sama-sama punya peluang untuk saling mengingatkan satu sama lain. Adapun dari sisi spiritual, laki-laki dan perempuan punya peluang yang sama untuk mendekat kepada Allah. 
Saya mendiamkan pertanyaan tersebut begitu lama. Bukan karena takut untuk memprotes tapi lebih karena saya menyadari bahwa ilmu saya masih sempit. Mungkin saja jika kelak saya berinteraksi lebih sering lagi dengan Al Qur’an, saya akan memahami ayat ini dengan baik.
Hingga suatu hari, ustadz Nouman Ali Khan memasukkan ayat ini ke dalam segmen Messed In My Head. Ayat yang dibahas dalam segmen ini adalah ayat-ayat yang maknanya masih membingungkan bagi kita. Kita perlu memperluas wawasan dan mempertajam nalar untuk memahami ayat tersebut.
Sayapun merasa throwback ke beberapa tahun yang lalu. Ketika saya kecil, saya belajar fiqih tidak dengan cara:
“Ada masalah ini“
“Dalilnya ini“
“Hukumnya ini“
Tapi ustadz dan ayah saya suka menanyakan:
“Dek, hukumnya jual beli kotoran ternak buat pupuk apa? Kenapa bisa begitu?“
Maka jawabannya jadinya:
“Kotoran ternak itu masuk najis. Kalau mau jual belinya sah, barang yang dijual harus suci. Jadi jual beli kotoran ternak tidak sah dari sisi akad”
Saya dulu suka banget dengan fiqih karena dinamikanya sangat terasa. Penambahan pemahaman tentang suatu konsep dan penajaman nalar berpengaruh sekali ke perspektif kita akan suatu perkara.
Selama belajar, saya bisa banyak bertanya tentang kasus-kasus random semisal:
“Kalau di suatu daerah cuma ada burung dara, apakah kita boleh berkorban dengan burung dara? Bukan kambing atau sapi?“
Ya emang nggak bakal ada daerah yang semacam itu sih. Tapi imajinasi anak-anak kan suka random sekali ~_~ Karena saking randomnya, biasanya sama ustadznya dijawab:
“Nanti kalo kamu udah gedhe, kamu cari orang yang lebih pinter dan tanya ke mereka”
Kata-kata seperti ini mungkin terdengar sepele. Tapi ketika saya dewasa, saya jadi tersadar bahwa ini bentuk kejujuran yang perlu kita utarakan kalau kita belum memahami konsep dasarnya dan akal kita belum bisa untuk menjangkau itu. Karena bagaimanapun, untuk memperkaya pemahaman melalui proses berpikir, akal tetap butuh pijakan yang kuat dan validasi yang jelas untuk memastikan bahwa kita berpikir ke arah yang benar.
.....
Ketika remaja, saya mulai berinteraksi dengan banyak pemikiran. Saya mulai menemukan pemikiran yang menganggap bahwa sebagai bentuk ketegasan dalam beragama, hal-hal yang sebenarnya masih terbuka harus segera dipastikan jawabnya. Seperti ayat tentang memukul isteri tadi. Maka demi memaksakan kepastian, dicarilah dalil bahwa perempuan akalnya setengah dari laki-laki dan seterusnya. Sehingga ayat itu sudah pasti benar.
Padahal letak masalahnya bukan di “benar atau salahnya ayat”. Ayat tersebut sudah bagian dari Al Qur’an yang kita imani kebenarannya. Permasalahannya terletak di:
“Ayat tersebut substansinya apa? diturunkan dalam konteks apa? Berlaku secara khusus pada zaman tertentu atau bagaimana? dst dst?”
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita masih kesulitan. Tapi alih-alih bersabar dengan ketidaktahuan, kita buru-buru menutup dengan ungkapan bahwa “akal perempuan setengah dari laki-laki”. Saya sempat merasa jumud gara-gara itu.
Usai menyimak kajian-kajian ustadz Nouman, saya kembali tersadar bahwa Al Qur’an akan terus menerima pertanyaan dari kita dengan ramah.  Dalam khazanah keilmuan Islam ada banyak ladang amal bagi ulama untuk terus berikhtiar menggali makna Al Qur’an. 
Pelan-pelan, saya mulai menerima bahwa kita selalu diizinkan untuk jujur jika ada ayat yang memang belum dipahami maknanya. Tidak memaksakan harus sesuai dengan sudut pandang kita. Tidak memaksakan nalar bergerak tidak terkendali apalagi kalau sampai mencari “data dukung” yang mendukung asumsi kita yang bias.
Al Qur’an sifatnya tetap. Ilmu tafsir itu dinamis. Apa yang saya tulis bukanlah hal yang baru. Tapi sebagai awam, saya merasa bahagia dengan ini. Karena hal ini membuka ruang bagi kita untuk terus bertanya, untuk bisa dengan jujur mengungkapkan rasa tidak nyaman, untuk terus berinteraksi dengan orang-orang yang berilmu kemudian memahami ayat-ayatnya dengan lebih baik sehingga hidup kita juga menjadi lebih baik karenanya.
.....
Ayat Al Qur’an itu berlaku tidak terbatas ruang dan waktu. Akal manusialah yang terbatas. Maka untuk menjadikan islam sebagai Rahmatan Lil Alamin sesuai dengan panduan Al Qur’an, dibutuhkan kolaborasi antar generasi untuk tidak lelah menghidupkan tafsir Al Qur’an agar Al Qur’an bisa terus menemani kita bertumbuh.
64 notes ¡ View notes
bilspage ¡ 3 years ago
Text
Talking about classic-romantic movie, A Walk To Remember must be one of the most recommended that will show on your screen once ure googling it.
Film yang dirilis tahun 2002 ini menjadi salah satu favorit dimasanya hingga hari ini. Diangkat dari novel karangan Nicholas Sparks, A Walk To Remember menceritakan tentang Landon (diperankan oleh Shane West), seorang remaja SMA yang sering berbuat onar bersama teman-temannya hingga suatu hari pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan Landon dari sekolah.
Demi menghindari hukuman tersebut, Landon memutuskan untuk menjalankan hukuman percobaan yang mengharuskannya mengikuti beberapa kegiatan wajib seperti pementasan drama musikal. Disinilah kemudian Landon bertemu dengan Jamie (diperankan oleh Mandy Moore).
Jamie yang merupakan seorang kutu buku di sekolahnya, tidak begitu menyukai keberadaan Landon yang terus menerus mendekatinya hingga dimalam puncak pementasan drama musikal yang diperankan oleh Landon dan Jamie sebagai pemeran utama, Landon mencium Jamie.
Banyak tragedi yang menyelimuti hubungan keduanya sampai akhirnya Landon dan Jamie memutuskan untuk berkencan. Namun ternyata ditengah kebahagiaan yang Landon rasakan, Jamie menceritakan mengapa ayahnya sangat protektif terhadap dirinya. Jamie mengindap Leukemia stadium akhir dimana berbagai jenis pengobatan sudah tidak membuahkan hasil positif terhadap kesembuhannya. Mengtahui hal tersebut tidak membuat Landon mundur. Landon dan Jamie menikah di gereja impian mereka sebelum akhirnya Jamie mengehembukan nafas terakhirnya 4 tahun kemudian. Landon menjalankan hidupnya dengan baik demi Jamie dan diterima di Fakultas Kedokteran.
Film ini menyajikan drama klasik yang cukup menarik dengan kualitas visual yang cukup memanjakan. Selain itu, soundtrack yang disajikan juga mengandung lirik yang sangat indah sehingga mampu meningkatkan rasa yang bercampur-campur saat menyaksikan film ini. Sedih, senang, air mata dan beberapa adegan lucu turut menjadi bagian dari film yang dirilis 20 tahun yang lalu ini. Meskipun berakhir tidak bahagia, namun Landon tetap mengingat Jamie seakan-akan Jamie adalah udara yang dihirupnya. Film ini cocok dijadikan tontonan ringan dihari minggu. Selamat menonton bagi yang belum! ✨
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
2 notes ¡ View notes
hiisel ¡ 3 years ago
Text
Tumblr media
Minggu ini menyelesaikan sebuah novel dari Pak Cik Andrea Hirata dengan judul Orang-Orang Biasa atau Ordinary People. Cara bercerita dalam novel ini tidak jauh berbeda dari novel-novel sebelumnya bersahaja dan jenaka. Sebagaimana aku yang jatuh cinta pada setiap perjalanan Ikal yang membawanya ke negeri Eropa. Begitu pula dalam Ordinary People yang membuatku turut merana saat Aini kesulitan melanjutkan pendidikannya karena terkendala biaya. Oh iya jangan lupakan sikap jujur inspektur Abdul Rojali manakala di tawari untuk mempermudah pendidikan putrinya saat tidak diterima sekolah keperawatan lalu dengan lugasnya menolak tawaran tersebut, katanya masih banyak orang-orang lain yang membutuhkan beasiswa ketimbang dirinya. Dalam kondisi tersebut membuatku teringat peristiwa beberapa tahun lalu saat salah seorang kenalan berusaha mendapatkan beasiswa walaupun dalam pandanganku masih mampu untuk membayar secara mandiri. Miris sekali jika mengingat hari itu meskipun akhirnya orang tersebut di tolak pengajuan beasiswanya entah bagaimana aku merasa lebih lega dan tipis-tipis masih tersisa perasaan sebal.
Novel ini nggak berat untuk dibaca karena bahasanya memang sederhana. Beberapa episode mungkin akan membuat kalian tertawa seperti perampokan yang di lakukan oleh Dinah ibu Aini dan sekawanan teman sekolahnya. Ada lagi koreografi seribu monyet seolah membawaku untuk menyaksikan pertunjukkan yang megah. Pada akhirnya Aini memang berangkat untuk belajar kedokteran tapi tidak ada yang tahu apakah Aini akan lulus menjadi dokter setelah membayar uang muka yang didapatkan Dinah dan kawan-kawannya dari pinjaman sana sini. Kita tidak tahu bagaimana kelanjutan kisah Aini, mungkin besok setelah mendengar kisah Guru Aini kita akan tahu bagaimana perjalanan Aini selanjutnya.
Hehe ini review pertama dari berbagai novel yang pernah aku baca.
3 notes ¡ View notes
60b3r ¡ 4 years ago
Text
Buku; Kini, Dulu, dan Nanti #1: Pelayaran Perdana Sang Kutu Buku
Hari itu hari Sabtu tanggal lima. Aku menggenjot motor gaul milik adikku (karena motorku udah laku bulan Februari lalu) ke Pasar Buku Wilis, kumpulan toko buku yang sejak setahun lalu merana karena Corona. Dari 68 bedak yang ada, mungkin hanya tersisa separuhnya saja yang buka. Para pedagang disana tampak suntuk, ngantuk, atau keduanya. Hawa panas tetap tidak bisa menghilangkan bau khas buku-buku lawas yang kena lembab dan habis dikencingi tikus. Sesampai disana, aku berbelok menuju pojokan pasar dan menemui Mas Aan, seorang pedagang yang banyak koleksi bukunya tentang filsafat politik fresh dari sebuah penerbit indie dan fotokopian karya-karya Plato yang berantakan belum dijilid. Sambil meneliti bagian rak yang dipenuhi teknik iqro', tafsir Quran, ilmu fiqh, dan satu buku teologi kekristenan yang tampaknya nyasar, aku bertanya padanya: "Ada buku filsafat, tapi yang berbahasa Inggris?"
Seluruh pasar bergejolak. Setiap ibu-ibu yang tadinya hanya santai-santai menonton drama televisi siang yang membosankan dan bapak-bapak yang tampak tidur-tiduran sambil menyedot dalam-dalam rokok yang tinggal dua sentimeter itu langsung meloncat dari posisi wenaknya masing-masing untuk mengobok-obok gudangnya di rak-rak atas. "Kalo buku filsafat ya banyak mas, tapi bahasa Indonesia. Iki sampean request-e aneh-aneh sih." ujar Pak Mayor, dari lapak sebelah. Mas Aan mengeluarkan setumpuk buku-buku dengan hardcover butut dan kertas yang sudah menguning. Tertulis di bagian spine buku, Friedrich Engels, dan yang satunya, Rosa Luxemburg. Setelah kubalik-balik halaman lapuk buku lawas itu, bisa kupastikan itu berbahasa Belanda atau Jerman. Aku keluar dan menanyakan hal yang kurang lebih sama ke hampir setiap lapak dari ujung barat sampai ujung timur: "Ada buku non-fiksi berbahasa Inggris?" dan "Apa aja boleh asal jangan novel."
Saya tahu bahwa pedagang buku bekas sangat malas menyimpan buku-buku berbahasa Inggris. Kebanyakan bakalan dikilo setelah berbulan-bulan menumpuk dan dimakan kecoak atau rayap. Habis, jarang sekali yang mencari buku-buku seperti itu disana. Kebanyakan yang mereka jual adalah textbook bekas atau komik serial, suatu komoditas yang paling cepat perputarannya di kalangan perbukuan duniawi. Dari kejauhan seorang ibu berteriak "Mas, coba lihat koleksi saya!" sambil melambai-lambaikan sebuah buku tebal yang setelah kudekati tampak seperti Sobotta's Atlas of Human Anatomy versi puluhan tahun yang lalu. Bu Tino menjelaskan padaku kalau mau cari buku Inggris, aku tinggal masuk dan ndangak. Hampir semua buku-buku bahasa Inggris yang kutemui adalah buku-buku keteknikan seperti Bejan's Advanced Thermodynamics (1988) dan buku akuntansi seperti Carmichael's Accountants Handbook (1981). Kalaupun ada buku-buku lain yang ditawarkan oleh lapak-lapak yang tidak saya masuki, biasanya novel-novel Sherlock Holmes atau buku-buku kedokteran berbahasa Jerman. Mereka ini memang ahlinya buku sekolah, tapi kalau buku bahasa Inggris (dan asing non-Inggris) mereka tidak tahu menahu apa yang mereka tawarkan.
Seorang kakek bertopi newsboy dan bercelana suspended yang berada di tengah pasar membuka ikatan dua tumpuk buku berbahasa Inggrisnya (juga bercampur dengan beberapa novel klasik Italia yang bukan Il Principe-nya Machiavelli maupun Divina Commedia-nya Alighieri). Dia menyodorkan buku-bukunya sambil bertanya-tanya ini buku apa saja, sehingga ia bisa menjualnya kepadaku. Sayang, aku hanya tertarik dengan The God Delusion terbitan tahun 2006, meski dia tawarkan dengan harga yang terlalu mahal (60 ribu rupiah) untuk kondisi buku yang sudah lepas-lepas jilidannya. Namun aku terus membantu menyortir koleksinya, dari buku panduan ibu menyusui terbitan Kanada hingga buku berjudul Principles of Transistor Circuits yang terbitnya 10 tahun sebelum manusia menjejakkan kakinya di Bulan. Feeling old, yet? Kutinggalkan tumpukan bukunya dan membayar 30 ribu rupiah untuk bukunya Dawkins yang paling laku itu. Anggaplah diskon karena sudah membantunya menyortir buku, ya.
Di pojokan, seorang ibu-ibu berjilbab miring yang sedang marah-marah dengan suaminya yang cebol menghentikan ekspresi jeleknya ketika saya bilang ingin melihat seluruh koleksi Kees Bertens yang dia miliki. Setelah mengobrak-abrik gudang yang sempit dan bertebar jamur itu, dia menyodorkan dua fotokopian Etika Bisnis dan Pengantar Etika. Keduanya masih dibungkus ala kadarnya dan gambar kovernya menunjukkan usaha pembajakan yang kurang berhasil. Aku kembali meletakkan buku itu di depan meja kasir dan mengucapkan terima kasih kepada bapak kerdil yang memberikan senyuman terpaksanya, kemudian berlalu dari konflik rumah tangga mereka yang kembali berlanjut dengan heboh.
Tak lama kemudian, Puspa mentoel-toel pundakku dan menunjukkan komik Asterix yang dia beli dengan harga 10 ribu saja. Ya, sudah lama ada rencana untuk berburu buku bekas dengan Puspa, tetapi memang dasar selera buku yang berbeda, maka setiap pertemuan kami diwarnai dengan percekcokan tak sengit antara mana yang lebih keren, buku fiksi penuh drama yang dibacanya itu, atau buku non-fiksi pengantar tidur siang membosankan yang sering kubeli dengan harga mahal tapi jarang dibaca. Pada akhirnya kita ketemu jalan tengah: aku akan merangkum secara singkat buku-buku non-fiksi yang kubaca, dan dia mendongengkan novel-novel asyiknya yang ternyata bagus juga.
Puspa menemaniku mencari buku kedua yang sudah kuincar, karangan guru favoritku saat S2: Bioetika oleh Romo Kus. Sebenarnya saya sudah selesai sih belajar mata kuliah itu, hanya saja buku ini mungkin akan berguna ketika saya ingin melanjutkan diskusi-diskusi beliau terhadap pandangan utilitarianisme saya yang bertolak belakang dengannya yang termasuk Kant fanboy. Selain itu, aku berencana untuk mengembangkan ilmu bioetika di bumi Indonesia yang masih sangat kental dengan etika kedokteran ketimbang sebagai ilmu transdisiplin yang luas. Meskipun usaha orang tua digampar habis dengan pandemi selama hampir dua tahun, aku merasa masih beruntung dapat berkuliah master dengan uang hasil tabungan yang kukumpulkan sendiri selama menempuh sarjana, dan berhasil menghemat uang kos setahun melalui kuliah online. Yah, meskipun memang harus menjual motor Supra-X kesayangan dan uangnya aku buat bayar uang kuliah semester 2 lalu.
Aku kemudian kembali mengarungi samudera ilmu pengetahuan yang bau pesing dan penuh spora di beberapa lapak penyedia buku bekas, dengan sesekali lontaran pertanyaan klasik yang selalu saya dapat dimanapun, kapanpun, dan dari siapapun warga lokal setempat: "Masnya asli mana?" dan "Lha, Cino kok iso ngomong boso Jowo?". Age old question. Cerita-cerita seperti ini kutulis di timeline, kupakai seperti diary saat kuliah S1 dulu (sekarang nggak pake LINE). Yah memang tampang default ini masih belum lepas dari strereotipe ke-Tionghoa-an yang dikira sebagian besar orang kaya, privileged, dan sombong. Aku tahu mereka tidak melakukannya karena rasis, kok. Mereka hanya kurang paparan terhadap Cina-cina nyeleneh kayak aku. Karena takut dianggap menyinggung, mereka sih bilangnya aku kayak orang Jepang atau Korea, dan menduga Puspa adalah mistress-ku. Padahal kami hanyalah sepasang penggemar buku dari dua dunia yang berbeda, namun sama-sama suka satu hal: sambat. Pertemanan kami hanyalah sekedar sambat dan mesum, dan sesekali ngomongin buku yang nggak pernah ketemu.
Yah, memang jarang seorang Cina belanja buku bekas di Pasar Buku Wilis. Lebih jarang lagi seseorang cari buku filsafat yang berbahasa Inggris di sana, sampai menghebohkan seisi pasar. Yang pasti, perjalanan setengah hari di Wilis itu berhasil menyulut sebuah perenungan lama setelah beberapa bulan tidak membaca, membeli, maupun menulis sebuah karya tulisan: bahwa sebuah karya mungkin dapat dikatakan bagus ketika mulai banyak orang yang 'membajaknya'. Tentu saja dari kacamata (dan kenaifan) seorang mantan guru dan mantan aktivis kiri, manurut saya hal itu bukan bermaksud tidak menghargai, melainkan karena orang-orang berpendapat mereka harus menyebarkan karya bagus itu seluas-luasnya kepada masyarakat dengan biaya yang lebih murah atau bahkan gratis. Kemudian langsung sore itu juga, aku bersama Puspa berlalu menuju Pasar Buku Velodrome, yang terus disebut-sebut olehnya ketika kita bersama ngobrolin buku bekas untuk dijual ulang secara online. Temukan episode kedua serial Buku; Dulu, Kini, dan Nanti disini.
2 notes ¡ View notes
friskaardiani ¡ 4 years ago
Text
R.E.H.A.T
Tiba tiba rindu aroma buku buku baru.Ingat sekali, waktu itu novel sang pemimpi karya andrea hirata, yang tamat dibaca dalam dua hari, tapi anehnya setiap perjalanan "ikal dan arai" ke eropa amat sangat membekas hingga saat ini.
Semenjak kuliah, semua anggaran habis direlokasikan ke buku buku kedokteran, yang pada masa itu untuk sekelas anak seorang petani rasanya luar biasa mencekik harganya. Maka prinsipnya , paling tidak 3/4 halaman dari buku buku itu sudah pernah dibaca. Bukan karena ambisi, lebih kearah sayang uangnya dan tidak ada lagi buku lain yg bisa dibaca, kalaupun ada, waktunya belum tentu ada. Bahkan sampai saat ini, stiker barcode harga masih tertempel rapi disampul belakang. Hanya supaya ingat, belinya harus berbagi dengan perut.
Sekarang sudah bulan ke 7 semenjak sumpah dokter, sudah bekerja, punya pegangan uang sendiri, sudah tidak lagi dikejar kejar tanggung jawab punya nilai bagus demi membayar peluh orangtua. Harusnya hidup lebih damai, seperti bayanganku dulu saat masih menempuh masa pendidikan
Tapi nyatanya ketika mulai bejibaku dengan pekerjaan, pikiran semakin sibuk. Hidup jadi lebih tentang kuantitas, bukan lagi kualitas. Semacam, berapa digit nominal yang tertera di rekening, di usia berapa akan punya rumah, di usia berapa akan punya kendaraan yang layak dan beberapa hal tentang investasi.
Pun tak luput tentang, diusia berapa akan menikah, diusia berapa akan punya anak, dan diusia berapa akan bisa berkesempatan menempuh pendidikan kembali. Hmmm lelah? Tentu
Bersambung...,
7 notes ¡ View notes
lucifermorningstark ¡ 5 years ago
Text
2 Dunia Yang Hilang
#TantanganMenulis30Hari
5 Paragraf 
Tumblr media
Awalnya Arthur Conan Doyle adalah seorang dokter umum yang kemudian mengambil spesialis mata. Sempat membuka praktik kedokteran sendiri namun tidak menuai kesuksesan yang berarti. Lantas memutuskan untuk lebih mengasah hobby-nya dalam bidang literatur, menulis beberapa novel dengan tema penyelidikan deduktif lewat tokoh utamanya yang sampai sekarang kita kenal sebagai Sherlock Holmes.
Pada tahun 1912, mengikuti minat pasar literatur saat itu. Beliau mulai menulis kisah tentang Profesor Challenger seorang petualang dan akademisi yang memimpin penjelajahan di jantung hutan Amazon, Amerika Selatan. Disana profesor Challenger berinteraksi dengan berbagai suku asli, menjadi juru damai dan penerjemah mereka. Mengklasifikasikan beberapa tanaman langka, menyaksikan kehidupan mahkluk-mahkluk prasejarah yang selama ini dianggap telah punah seperti sekawanan dinosaurus, ular berukuran raksasa dan sebagainya. Karya serial novel ini diberi nama The Lost World / Dunia Yang Hilang
Jalan hidup yang hampir sama, juga dialami oleh penulis Michael Crichton bertahun-tahun kemudian. Awalnya dia mengambil kuliah kedokteran namun karena satu dan lain hal memutuskan untuk lebih membangun karirnya sebagai penulis. karya-karyanya mengambil tema seputar isu dan perkembangan dalam dunia kedokteran modern. (salah satu karyanya, diadaptasi untuk serial televisi E.R) Crichton juga bereksperimen dengan mengambil tema teknologi yang mungkin ada di masa depan.
Di tahun 1990, Michael Crichton merampungkan novel dinosaurus-nya The Jurassic park. berkat kerjasama-nya dengan sutradara legendaris Steven Spielberg. Novel ini menjadi sebuah bisnis waralaba yang sukses (adaptasi film, taman bermain, arena pameran, hingga aksesoris dan mainan). Pasar dan fans mulai menuntut sekuel lanjutan dari kisah ini. 
The Lost World versi Michael Crichton hadir di tahun 1995. Dalam beberapa kesempatan, ia mengaku bahwa pemilihan judul ini adalah sebagai penghormatan untuk Sir Arthur Conan Doyle bahkan dalam sekuel ini, plot utama ceritanya dibuat mirip, tentang sebuah tim yang diturunkan ke dalam hutan di wilayah Amerika tengah dan berinteraksi dengan dinosaurus. Perbedaannya, jika dalam kisah Profesor Challenger sejumlah dinosaurus berhasil bertahan dan selamat secara alami. Pada kisah the Lost World Crichton dinosaurus-dinosaurus itu diciptakan kembali lewat kecanggihan teknologi. 
Sementara untuk salah satu tokoh utamanya Ian Malcolm, yang dinyatakan telah tewas dalam novel pertama. Sengaja dihidupkan kembali laiknya Sherlock Holmes yang bangkit dari kematian demi mengobati rasa rindu para fans dan pembaca-nya
8 notes ¡ View notes
afsylail ¡ 5 years ago
Text
Cerita untuk yang akan bertambah usia dan kisah kita- Nemu soulmate dunia akhirat? Nikmat! (Cont.)
Masih membahas tentang my sunshine shinning my day every day, singkat cerita, aku bertemu di ajang gerbang mahasiswa baru bergengsi, apalagi kalau bukan OSMARU?
Aku izin pake "gue", kayaknya lebih enak dan bakal menyingkat cerita curcolan ini.
Gatau kok bisa pas, si sunshine, yang gue panggil dengan panggilan "shine" padahal di namanya nggak ada sama sekali sunshine, sunshine-an.
Btw, nama lengkapnya my shinny "Mentari Maratus Sholihah Al-Hafidzah" -tentunya title dibelakang itu, gue yang nambahin lagi.
Oiya, gue juga mau ceritain sejarahnya mentari jadi gue panggil "shine" karena ga enak aja gitu panggil "ment", "tar", "ri" lebih parahnya, dia pernah dipanggil "gopek" waktu SMA... ya, jelas panggilan gue lebih berkelas. Penasaran gopek dari mana?
Namanya kan mentari maratus tuh, nah maratus itu yang jadi biang keroknya. Limaratus -> maratus -> gopek,
Gue ngekek aja pas dikasih tau sejarah namanya yang, jelas, lebih classy punya gue. Sunshine, shine.
Panjang juga sejarah namanya sunshine, ternyata setelah gue pake "gue", endingnya bakal sama, jadi novel juga ...
Gue ketemu sunshine pas sama² duduk di barisan paling belakang pas osmaru. Yang dikumpulin di ruang besar/ aula (waktu itu gue di lobby gedung kedokteran), terus kita didudukin, di suruh dengerin pemateri, yang bikin gue iba sama pematerinya. Karena cuma segelintir maba terniat yang mau ngedengerin, dan gue? Jelas, tidak termasuk yang niat itu.
Singkat cerita, gue, si maba yang mencoba "berbaur" dan "menambah teman" kenalan lah sama sunshine. Eh, ternyata gue nyambung sama dia. Kocaknya, gue sama dia udah se grup di suatu forum dan gue ga nyadar!
Gue sama dia kyk ngejulitin maba² gitu, “kok pada nggak aktif ya ... Kok pada diem, ya?” (sebenernya, ini wajar² aja sih, setelah gue pikir², emang katingnya aja yang 'default'nya pengen maba aktif)
Gue, yang semi² masih gemeter, ga jelas, pas public speaking, mencoba show off for the first time! Dan sebab itu lah yang membuat gue jadi "dikenal" seangkatan. Malu banget sih, karena itu gue asli asal nyeplos. (settingnya : lagi pemilihan ketua angkatan dan gue ngebela seseorang itu kayak ngotot banget).
Yups, itu hasil dari triggeran plus julitan sunshine dan gue di barisan paling belakang pas materi osmaru berlangsung.
Gue sm shinny ga pernah sekelas, seorganisasi, seinterest, sepassion. Tapi entah kenapa, dia sering ngajak gue lomba dan gue mau² aja.
Dari lomba ke lomba, beasiswa, sampai usaha make up, gue lakuin bareng dia. Jadi walaupun gue ga pernah beririsan, gue selalu keep in touch, walaupun nggak sedeket sekarang.
Kok bisa deket banget? Dengan berbagai pertimbangan (ekonomi terutama *hahah, dzr perhitungan. tp bener gengs, untuk ukuran kosan dg fasilitas + lokasi se stragis yg gue tempatin sekarang, dengan ngebagi dua biaya kos, itu worth it banget!), gue akhirnya memutuskan untuk "mau berbagi ruang privasi", disini, gue sekalian belajar sih...(wkwk, oke maap, back to the topic)
Sebenernya, bokap tuh udah anti banget. Ya, mon maap ni, anak ciwi satu²nya sgt diprotect. Dulu udah survei ke 3-4 pesantren, udah test, eh, gajadi ... alesannya, "papa ga tega kak, itu kamar mandinya masa jongkok. Udah kamu di kamar aja, ntar papa kasih ac."
zzz
Oke, mentari. Lg bahas mentari ini.
Keputusan gue untuk mau sekamar berdua itu emang yg pertama ekonomi (krn agak lebih pricey dr kosan lama), kedua belajar membagi ruang privasi, ketiga, ya, gue kayaknya nggak akan ada slek macem² sm sunshine. Ditambah, bokap gue kali ini manut aja, biasanya paling anti kalau gue sekamar berdua (kurleb seperti kasus pesantren itu).
Agak aneh si emang, gue beda banget sama dia. Dia dominan plegmatis, gue melankolis. Dia suka masak, gue suka bersih²/rapih². Ya, intinya, beda banget aja. Tapi belum pernah gue alamin masalah berarti selama gue satu atap sama dia hampir mau setahun ini.
Ada dua moment yang paling gue gabisa lupain selama ini.
Pertama, pas moment ramadhan gini. Apalagi pamdemi, kita otomatis sering sholat berjamaah. Puncak²nya, pas terawehan.
"Aku murojaah juz 27 aja ya, kan kamu lagi ngafal juga, biar sekalian."
Simple sih, tapi ini hal ter so sweet yang pernah gue rasain.
Soalnya, gue pengalaman, kalau ngedenger bacaan surat imam sholat pas mau ngafal itu lebih mudah. Gue bakal sebutin nama temen² gue para hafidz, hafidzah yang masih gue inget bacaannya, pas kebetulan gue jadi makmumnya.
Kak chol -> al ahqaf
Naren -> al furqon
Mbak Emil -> at tur
Maap ya gengs, ini kenapa ngelebar banget si? asli ntar novel kedua gue judulnya "shine" (yg pertama aja belom, haduh gue...)
Nah yang kedua.
Gue tarik napas dulu guys, mungkin gue bakal cerita curcol lagi sih, lebih men detail di postingan lain. Intinya, gue udah gaada keraguan lagi, sih. Kalau ini mentari emang teman malaikat sohib al hafidzah tanpa sayap.
Yups, gengs, drama corona tenaga medis nyata adanya dan gue jadi korbannya.
Agak lebay sih, in terms 'korban'. Tapi intinya, gue pernah jadi ODP gengs.
Mungkin buat orang biasa, tinggal karantina dan ngga berdampak signifikan (dipandang sebelah mata, mngkn masih ya, semoga segera pudar deh ya, pandangan² sprt itu),
Tapi buat tenaga medis? Bahkan masih bertitel calon tenaga medis alias koas alias kes... (wkwk, isi sendiri), penentuan hasil rapid test setelah karantina ODP 2 pekan sangat menentukan. Menentukan kita cuti stase atau ga, yang akan berdampak ke ... (ya itu lah, yang sering para jomblo galauin) dsb.
Yang gue lebih nggak enaknya, mentari ga salah apa².
Saat itu, yang terpapar pasien + emang gue. Tapi, gue baru tau besok pagi setelah gue jaga. Jadi, gue udah lumayan lama kontak sm sunshine, kalau gue emang carrier (naudzubillah).
Di titik itu, gue galaunya minta ampun. Mana si mentari juga agak panik (ya wajar sih), intinya dia nggak mau ketauan, krn bakal berdampak ke rotasi stase koasnya.
Gue gapapa, tapi kalau mentari yang kebawa? rasanya @##!£&*"'+á%@%
Akhirnya, gue jalanin masa isolasi di kos gue dengan enjoy. Apapun yang terjadi, tetep disyukuri, right?
Dengan ... pengorbanan shine mau dititipin belanja, makanan, dll dan gue enak²an di kos ...
Btw, kosan gue tu sebenernya cukup sepi, individualis lebih tepatnya, dan kalaupun ada tamu (tamunya mentari), gue bakal tau diri dan ngedekem di kamar kos.
Gue gaada niatan nutupin status ODP gue, tapi, ya gue cuma ngasih tau ke orang tertentu aja. Entah kenapa, saking jarangnya gue ketemu anak temen se kos, gue ga kepikiran buat ngasih tau. Lagian, pasien yang kontak sama gue masih berstatus PDP waktu itu.
Wkwk, dah ah, capek guys. Panjang banget. Intinya, setelah si pasien itu "positif banget" kabar gue yg ODP diketahui seisi kos dan ... yah, let’s the drama begins...
Gue gamau ngebuka luka lama, tapi itu cukup jadi pelajaran bersama.
Fight the infection not the infected.
Gue tau, gue pasti ada salahnya. Cuma ya, gue cukup tau, arti persahabatan dari drama corona.
Barakallah fii umrik, Shine ... semoga shinny selalu dilancarkan urusannya, dilapangkan hatinya, sukses dunia akhirat, dan masuk surga!
Tumblr media
In your 23 years old (6 days left XD), I'm very grateful to know you and be your roommate until now <3 
I hope, we'll be a ‘roommate’ in jannah too :*
*Ilustrasinya : dari project @tentang.terbang untuk donasi Masjid Al Hayya (sayang udah close order, gengs :( )
6 notes ¡ View notes
teman-perjalanan ¡ 4 years ago
Text
Mau coba cerita pengalaman baca buku. Pertama kali saya diperkenalkan dengan Andrea Hirata itu pas duduk di kelas X di Madrasah Aliyah Negeri Model Bacicir (sekarang MAN 2 Cirebon). Saat itu, Guru Sosiologi, Pak Dadan, masuk kelas sambil bawa Laskar Pelangi. Dimulai dari Laskar Pelangi-lah kemudian saya baca semua tetraloginya berlanjut ke Edensor, Sang Pemimpi dan Maryamah Karpov.
Adalah rejeki buat saya, buku-buku Andrea Hirata tidak keluar beruntun dalam rentang waktu pendek. Beliau keluar bukunya pelan, santai, maka untuk mental dompet pas-pasan seperti saya menjadi loyal dengan membeli setiap buku originalnya terbit, masih bisa menyesuaikan lah yaa, ya walaupun yaa kadang harus nunggu IBF di Istora dulu biar diskon gede 😎
Saya membaca dan membeli semua buku beliau. Ada beberapa buku beliau yang saya baca hingga selesai dari pinjeman perpus umum sebenarnya, tapi saya merasa butuh memiliki buku fisik tersebut, akhirnya saya beli sendiri. Kenapa? Jadi saya ini punya kebiasaan mengulang membaca buku-buku tertentu, ada semacam kerinduan untuk masuk ke dunia buku itu lagi. Dan ada mimpi kecil yang saya catat dalam hati, besok lusa saya (jika Allah menghendaki) ingin anak dan cucu saya masih punya akses untuk membaca buku-buku yang saya baca hari ini. Ada pengalaman pribadi, saya susah dapetin beberapa buku lama yang bagus-bagus, jadi membeli buku fisik original menjadi semacam investasi nonmateri jangka panjang buat saya. 
((Jadi buat yang pinjem buku belum dikembalikan, tolong yaaa 🤣💔))
Guru Aini, merupakan prekuel dari Orang-orang Biasa, terbit Februari 2020 kemarin. Prekuel adalah awalan dari cerita sebelumnya. 
“Novel ini kupersembahkan dengan segenap hormat dan rasa kagum untuk Ibu Guru Marlis, seorang perantau ulung, seorang guru yang hebat.”
Lembar pertama aja udah bikin hati menghangat. ❤️
___________
DESI ISTIQOMAH, seorang berkepala batu, lulusan terbaik, bercita-cita menjadi guru matematika. Ia siap, meski harus ditempatkan di pelosok. Pada saat penempatan kerja, Desi sebetulnya mendapat keistimewaan untuk memilih lokasi penempatan kerja karena ia lulusan cum laude pertama dari pendidikan itu. Namun Desi tetap ikut undian dan tidak mau mengambil kesempatan tersebut. Ketika mengambil kocokan, ternyata Desi mendapatkan penempatan Bagansiapiapi, namun karena Salamah, sahabatnya sangat bersedih di tempatkan di pelosok yaitu di Pulau Tanjung Hampar. Ia rela menukar tempat penugasannya di pelosok, tempat antah berantah yang perjalanannya ditempuh selama enam hari enam malam, naik berbagai macam kendaraan, mulai dari bus, angkot, hingga perahu untuk tiba di tempat tujuan. Sebetulnya Ibunya Desi sangat menentang cita-cita anaknya, beliau ingin anaknya masuk fakultas kedokteran. Lain halnya dengan ayahnya yang mendukung apa pun cita-cita putri kesayangannya.  Dibujuk dengan cara apa pun tetap saja Desi membatu, tidak mau.
“Namun apa boleh buat, dia ingin jujur pada dirinya sendiri, bahwa yang paling diinginkannya adalah menjadi guru matematika yang mengajar anak-anak miskin di pelosok. Dia tak mau menukar mimpinya itu, dia tak ingin menjadikan hal lain, seindah apa pun hal itu berjanji.” (halaman 7)
Guru Desi memiliki sumpah sepatu, yang ia ikrarkan dalam hati saat Ayahnya mengikatkannya sepatu sebelum melepasnya berangkat merantau ke Pulau Tanjong Hampar. 
"Sebagai guru, dia memahami psikologi pendidikan bagi anak kampung. Kemiskinan dan kepercayaan diri yang rendah membuat mereka selalu merasa hal-hal akademik yang hebat akan selalu menjadi milik orang lain, milik orang kota, miliki anak-anak orang kaya di sekolah-sekolah hebat. Mereka selalu memerlukan contoh nyata, dari kalangan mereka sendiri. Dalam pemikiran Guru Desi, jika dia berhasil menemukan dan mendidik seorang anak Kampung Ketumbi menjadi genius matematika, maka anak-anak Kampung Ketumbi lainnya akan melihat bahwa mereka pun bisa meraih sesuatu yang selalu mereka bayangkan tak mungkin dapat mereka raih. Maka ini bukan melulu soal matematika, ini soal keberanian bermimpi. Untuk Desi berjanji pada dirinya sendiri, ia mengangkat semacam sumpah sepatu, bahwa dia akan terus memakai sepatu olahraga pemberian ayahnya sampai anak genius matematika itu ditemukan"(halaman 50).
Guru Desi pernah menemukan murid yang jenius matematika, namanya Debut Awaludin. Namun sayang otak jeniusnya tak berbanding lurus dengan semangat belajarnya. Tak tahu apa yang merasuki kepala lonjong biji nangka Debut. "Dia senantiasa dilanda perasaan romatik untuk bergabung dengan kaum marginal. Baginya dunia selalu tak adil, politisi ingkar janji, penguasa melindungi pencuri, para penegak hukum tak amanah. Dia merasa hidupnya kehilangan makna jika berpangku tangan saja. Karena itu, Rombongan 9 itu lebih menarik minatnya ketimbang matematika." (halaman 63-64). Hasilnya? Debut malas belajar matematika, kekecewaan Guru Desi mencapai puncaknya saat Debut sengaja menjawab salah soal-soal matematika yang diberikannya dan lebih memilih bergabung dengan Rombongan 9. Sejak saat itu,  Guru Desi jadi lebih sensitif, strict, intense. Meski pernah kecewa dan sakit hati dengan muridnya itu, tapi tidak pernah membuatnya menyerah dengan idealismenya menemukan murid yang genius dalam matematika. “Memintarkan seorang murid cukup untuk membuat batin seorang guru tertekan, namun murid yang sudah pintar dan mengabaikan kepintarannya, akan memukul perasaan seorang guru dengan kegetiran yang tak dapat dimengeri siapa pun.” (halaman 66)
NURAINI binti Syafrudin, atau AINI, menderita psikosomatis, secara aneh mengalami sakit perut saat pelajaran Matematika, dan paling bebal dalam pelajaran matematika. Nilai ulangan matematikanya seperti bilangan biner, 1 0 1 0 yang dipakai dalam bahasa komputer. Kalau biasanya ulangan matematika pada umumnya ada 10 soal dan bila menjawab semuanya mendapat nilai 10. Maka sungguh Aini memiliki prestasi yang sangat fenomenal dalam menjawab soal-soal itu adalah keberhasilannya menjawab paling banyak satu soal saja. Maka nilainya 1. Selebihnya sesat, gelap, memalukan, nol. Hebatnya, Aini tidak pernah menyontek dalam ulangan, saking gelap matematika dan tidak tahu cara menyontek. Dalam kebebalannya, diam-diam Aini mempunyai idealisme.
Ai, matematika, mengapa kau sulit sekali? Mengapa aku tak kunjung mengerti? Dari manakah angka-angka ini bermula? Ke manakah mereka akan pergi? (halaman 171)
Namun Aini berubah sejak ayahnya sakit keras dan sulit diobati, ia juga tidak naik kelas karena absen selama 7 bulan untuk menjaga ayahnya, ketika anggota gengnya Aljabaria—Enun dan Sa’diah naik kelas, Aini masih duduk di kelas 1 SMA. Ada seorang tabib yang bilang pada Aini  kalau penyakit ayahnya hanya bisa disembuhkan dengan pengobatan modern, dan hanya dokter yang bisa mengobati ayahnya. Sejak itulah Aini bercita-cita menjadi dokter. Bahkan saking semangatnya, sepada milik Aini ditulisi “Aini Cita-Cita Dokter”. Yang menjadi masalah, untuk menjadi dokter tentu saja Aini harus menaklukan matematika agar bisa masuk dan kuliah di fakultas kedokteran. Maka tidak ada jalan lain, kecuali ia harus belajar matematika pada guru terbaik, yaitu Guru Desi. Guru matematika yang sangat idealis. “Tanpa idealisme, matematika akan menjadi lembah kematian pendidikan,” kata Guru Desi. Guru Desi dikenal sebagai guru yang jenius, galak, eksentrik, dan punya nazar yang sangat aneh. Aini dengan tekadnya yang bulat tanpa bisa dipengaruhi oleh sahabat-sahabat terbaiknya, memutuskan untuk pindah ke kelas Guru Desi. Sayangnya, masuk ke kelas Guru Desi bukanlah perkara mudah. Guru Desi tak serta merta menerimanya. Ia harus mengetahui seberapa kuat nyali Aini. Menurut Guru Desi, ada tiga cara mempersulit diri sendiri di sekolah itu: “Pertama, masuk ke kelasku. Kedua, belajar matematika. Ketiga, belajar matematika dariku.” (halaman 110)
Dari sinilah awal mula kisah romantisme antara Guru jenius, galak, eksentrik terjalin dengan murid paling bebal matematika, Aini, di mulai ...
Resensi oleh Ai
___________
1 note ¡ View note
stefaniailmifirdaussalsabila ¡ 5 years ago
Text
Covid 19
Dunia sedang dilanda Pandemi Virus Corona yang menyebabkan penyakit  Covid-19. Sejauh ini menurut laporan yang tercatat di WHO (World Health Organization) terdapat 1.844.863 kasus telah terkonfirmasi, 117.021 meninggal, dari 213 negara di dunia yang terindikasi memiliki kasus corona, terhitung pada tanggal 14 April 2020.[1] Di Indonesia sendiri terdapat 4.839 orang positif terkena virus corona, 459 orang meninggal, 426 orang sembuh.[2]
Coronaviridae atau keluarga korona sudah ditemukan sejak tahun 1960, salah satunya juga terdapat beberapa wabah serupa misalnya SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)[3] pada tahun 2003, MERS (Middle Eastern Respiratory Syndrome)[4] pada tahun 2012, dan EBOLA[5] pada tahun 2014.
Yang pertama SARS, salah satu keluarga virus korona yang mewabah hampir di seluruh belahan dunia. Wabah penyakit SARS disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV) yang dapat menginfeksi hewan dan manusia. Coronavirus adalah anggota dari famili Coronaviridae, suatu virus yang besar, dan mempunyai selubung (envelope).[6]
SARS pertama kali dilaporkan di Asia pada bulan Februari 2003 dan menular ke manusia di lebih dari 26 negara di Asia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa sebelum wabah tersebut terjadi. Penularan SARS dari manusia ke manusia umumnya terjadi melalui droplet atau kontak, walaupun penularan melalui aerosol pernapasan infeksius dengan berbagai ukuran dapat terjadi dalam jarak dekat. Dari data resmi WHO (2002-2003) terdapat 8.098 kasus terkonfirmasi di seluruh dunia, dengan total kematian 774. Tingkat kematian wabah ini adalah 9,6%.[7]
Selanjutnya juga ada wabah penyakit MERS. Middle East respiratory syndrome (MERS) adalah penyakit pernafasan yang disebabkan oleh coronavirus. Penyakit ini teridentifikasi pertama kali di Arab Saudi pada tahun 2012. Pada umumnya gejala dari penyakit MERS meliputi demam, batuk, sesak nafas, dan juga diare. Untuk mengetahui seseorang positif menderita MERS harus dilakukan uji laboratorium.[8] Sejak April 2014, banyak kasus muncul menjadi kasus sekunder yang sebagai akibat terinfeksi dari pasien yang dinyatakan positif. Data dari WHO ( 2012-2019) terdapat 2.494 kasus terkonfirmasi yang menyebar di 27 negara di dunia akibat Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) yang sebelumnya disebut novel coronavirus (NCoV) ini, dengan total kematian 858. Tingkat kematian wabah ini adalah 34,4%.[9]
Dan yang terakhir adalah Virus Ebola yang menyebabkan penyakit Ebola Virus Disease (EVD). Virus Ebola juga pernah menjadi pandemi global yang menjadi fokus perhatian dunia setelah jumlah korban meninggal terus meningkat beberapa tahun yang lalu.[10] Wabah 2014-2016 di Afrika Barat adalah wabah Ebola terbesar sejak virus pertama kali ditemukan pada tahun 1976. Wabah virus Ebola ini terjadi di Sudan antara bulan Juni dan November tahun 1976 dengan memiliki jumlah 284 kasus, dan tingkat kematian sebesar 53% (151 kasus).[11] Dari data WHO ( 2014-2016) terdapat 28.616 kasus terkonfirmasi, dengan total kematian 11.310. Tingkat kematian wabah ini bervariasi antara 25% - 90%. Negara yang terkena wabah virus Ebola ini adalah negara-negara Afrika Barat.
Kekuatan wabah Ebola secara umum dapat mengganggu kondisi kesehatan, pertanian, stabilitas negara dan berbagai aspek lainnya. Tidak heran hingga menjadi fokus perhatian banyak negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui salah satu organisasi dibawahnya yaitu World Health Organization (WHO) berusaha menanganinya.[12]
Data World Bank mencatat, kerugian negara di seluruh kawasan Afrika akibat wabah ebola mencapai USD 30 miliar atau setara Rp 448,59 triliun. Wabah ebola terjadi di Liberia, Guinea, dan Sierra Leone pada 2014. Bahkan, sesuai dengan kajian yang dipublikasikan World Bank pada 2016, Liberia, Guinea, dan Sierra Leone diperkirakan mengalami kerugian sebesar 2,2 miliar Dolar AS dalam Produk Domestik Bruto (PDB) mereka. Penyebab utama dari kerugian tersebut adalah jatuhnya industri jasa dan pertanian. Saat wabah ini menyerang, masyarakat menjadi takut untuk menuju daerah-daerah pertanian yang sudah banyak terindikasi adanya kasus Ebola, hal itu menyebabkan berkurangnya pasokan makanan dan tidak stabilnya harga pangan yang secara runtut ikut menghancurkan berbagi lini ekonomi negara-negara agragris tersebut.[13]
Covid-19 adalah penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi virus corona baru atau SARS-CoV-2 yang berasal dari keluarga corona. Covid 19 ini pertama kali diidentifikasi pada tanggal 31 Desember 2019 di Wuhan, China. Oleh karena itu virus ini diberi nama covid19 yang menandakan hadirnya sebagai penutup tahun 2019. Virus ini bermula dari seorang pria yang menderita komplikasi yang parah hingga akhirnya meninggal pada tanggal 9 Januari 2020.  Pria ini merupakan pelanggan reguler di pasar Huanan Seafood di Wuhan yang mana didalamnya terdapat berbagai macam hewan seperti seafood, hewan ternak, bahkan hewan buas yang bercampur di satu tempat dan akhirnya diindikasikan menjadi sumber lahirnya virus korona. Pada dasarnya, novel coronavirus berasal dari hewan kelelawar yang akhirnya berkembang ke tubuh hewan lainnya yang bisa menjadi carrier virus itu sendiri. Coronavirus ini berkembang didalam tubuh dan menjadi RNA-virus parasit yang menyerang proses translasi dalam sel, sehingga dapat mengganggu sistem imun tubuh.
Badan kesehatan dunia (WHO) sebelumnya menyatakan bahwa kemungkinan, hewan menjadi sumber utama dari virus ini. Namun, beberapa penularan secara terbatas antara manusia bisa terjadi dengan kontak dekat. Namun, jenis virus yang menyebar kali ini belum pernah ada sebelumnya. Kemudian, seperti juga infeksi jenis virus corona lainnya, virus corona baru ini menular pada manusia melalui hewan. Mengingat cepatnya proses penyebaran dan penularan di seluruh dunia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global.[14]
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Penyakit ini awalnya dinamakan sementara sebagai  2019  novel coronavirus  (2019-nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2).[15]
Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap merasa sehat. Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, punya kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius.
Penularan penyakit ini dari hewan ke manusia (zoonosis) dan penularan dari manusia ke manusia karena ��kasus-kasus  yang muncul  di  Wuhan semuanya  mempunyai  riwayat kontak dengan pasar hewan Huanan. Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit virus ini. COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-percikan ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan-permukaan di sekitar. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya, dapat terjangkit COVID-19. Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup percikan yang keluar dari batuk atau napas orang yang terjangkit COVID-19.[16]
Untuk mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan cara melakukan beberapa langkah pencegahan yaitu sering mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol agar dapat membunuh virus di tangan, menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin, menghindari menyentuh wajah (mata, hidung dan mulut), mengikuti etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu bekas tersebut, tetap tinggal di rumah jika merasa kurang sehat, dan tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 (kota atau daerah di mana COVID-19 menyebar luas).
Agar tetap sehat, Kemenkes menghimbau hendaknya masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari dan berkelanjutan dengan makan makanan bergizi dan menu seimbang, melakukan aktivitas fisik minimal setengah jam setiap hari, istirahat yang cukup, dan segera berobat jika sakit.[17]
 [1] World Health Organization, ‘Coronavirus Disease (COVID-19) Outbreak Situation’.
[2] Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, ‘Situasi Virus Corona’.
[3] E. Julius Surjawidjaja, ‘Sindrom Pernafasan Akut Parah (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS): Suatu Epidemi Baru Yang Sangat Virulen’, Jurnal Kedoteran Trisakti, 22.2 (2003), 76–82.
[4] Lazarus Kalvein Beay, ‘Model Penyebaran Middle East Respiratory Syndrome (MERS) Dengan Pengaruh Pengobatan’, 2017.
[5] Asri Hendrawati, ‘KENALI EBOLA’, Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia, 6.1 (2014), i–ii <https://doi.org/10.20885/JKKI.Vol6.Iss1.Art1>.
[6] Surjawidjaja, p. 97.
[7] World Health Organization, ‘Situation Updates - SARS’.
[8] Beay, p. 59.
[9] World Health Organization, ‘MERS Situation Update’, 2019.
[10] Hartarto, ‘Peran World Health Organization (WHO) Dalam Menangani Penyebaran Wabah Virus Ebola Di Afrika Barat Tahun 2013-2014’, Jom Fisip, 2.2 (2015), 1–13 (p. 2).
[11] Endah Wahyuni, ‘Upaya WHO Dalam Menangani Virus EBOLA Di Liberia Pada Tahun 2014-2015’, EJournal Ilmu Hubungan Internasional, 5.3 (2017), 995–1010 (p. 998).
[12] Wahyuni, p. 996.
[13] Fitri Haryanti Harsono, ‘Akibat Wabah Flu Burung Dan Ebola, Beban Ekonomi Negara Meroket’, Liputan6.Com (Jakarta, 2018).
[14] Luthfia Ayu Azanella, ‘Virus Corona: Penyebab, Gejala, Pencegahan, Dan Kapan Harus Segera Ke Dokter’, Kompas.Com (Jakarta, 31 March 2020).
[15] Adityo Susilo, ‘Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini’, Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7.1 (2020), 45–67 (p. 45).
[16] World Health Organization, ‘Coronavirus : QA for Public’.
[17] Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, ‘Penyakit Pnemonia Berat Yang Belum Diketahui Penyebabnya Muncul Di Tiongkok’, Kementerian Kesehatan RI, 2020.
1 note ¡ View note
emarrrr ¡ 5 years ago
Text
Suka-duka terjemahin END ROLL
Hahahahahahaha Sudah 1 tahun berlalu semenjak aku dan Ryo mulai beranikan nerjemahin END ROLL. Awalnya aku nggak berani karena dialognya kan banyak banget. Tapi Ryo sudah mulai, jadi aku ikut bantuin dia. Tapi karena kesibukan dia, akhirnya aku yang ambil alih projek ini.
Aku minta bantuan 44ShiYon, Rumi, Siffa159, dan Ruthi buat terjemahin beberapa tempat spesifik. Lalu aku cek, kami beta-in game-nya, setahun kemudian, jadi~ \\\ ٩(๑❛ワ❛���)و ////
+Beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan+
1) Kenapa pas lawan monster ada beberapa teks bahasa inggris? - Karena aku nerjemahinnya pakai aplikasi RPG Maker yang bahasa inggris, secara otomatis si dialog sistem pertarungannya bahasa inggris, dan nggak bisa diutak-atik.
2) Ada teks yang keluar dari kotak dialog nih!
- Oh, maaf ya! Kalian bisa lapor itu dengan kirim pesan ke aku lewat tombol “Ask.”
3) Kok lama banget sih nerjemahinnya?
- Kami semua pada saat awal-awal itu sibuk banget sama kehidupan nyata, jadi nerjemahinnya sedikit-sedikit...lama-lama jadi bukit /ea
4) Bisa bahasa jepang?
- Bisa kok. Tapi belum yang spesifik kayak bahasa kedokteran, tehnik, dll. Aku sekarang sekolah di Jepang. Mungkin kedepannya bisa nerjemahin yang lebih susah.
5) Mau terjemahin game lain nggak?
- MAU BANGET! Tapi karena kesibukan yang sekarang, mungkin beberapa bulan lagi bisa mulai nerjemahin game lain. Atau novel atau manga. Doakan saja (haha) 
1 note ¡ View note