catatannk
28 posts
Allah first then other's | Berproses, Bertumbuh
Don't wanna be here? Send us removal request.
catatannk · 4 months ago
Text
Aku mematung, melihat semua orang berbisik padamu, "Gpp, ada aku disini" Tubuhku semakin kaku, hingga mata kita beradu Dan aku persis melihat diriku sekian tahun yang lalu,
Tanpa sepatah katapun, tubuhmu berhambur memeluk ku menerobos kerumunan omong kosong berkedok keprihatinan. Air mata itu tumpah ruah, tak terbendung Sungguh, bagaimana bisa kita ada diposisi yang sama, hanya saja dulu tak ada yang berdiri untuk bisa ku rengkuh
Sekalipun nantinya akan banyak goresan pena yang pasti akan kau sembunyikan, aku akan berusaha menjadi yang pertama untuk selalu belajar mengejanya,
Tetaplah hidup, tetaplah kuat, dan tetaplah bersama.
Rumah duka, Agustus 2024
-nk
7 notes · View notes
catatannk · 9 months ago
Text
Bersama dekapan doa hari ini
Gadis itu tersenyum
Menengadah menatap langit jingga
Menumpahkan rindu dan harapnya
Seketika bahagianya terlihat sederhana
Seperti mereka yang masih bisa bercerita dan bersandar di bahu kuat sang ibu  ✨🤍
Kota kelahiran, 16 Maret 2024
2 notes · View notes
catatannk · 1 year ago
Text
Teruntuk sahabat ku yg Allah izinkan menggenap lebih dahulu..
Terima kasih sudah menemani ya dan semoga tetap bisa saling membersami setiap masa yang akan kita lewati. Selamat menyambut masa selanjutnya, selamat udah ada yang diajak cerita tentang capeknya dunia, bertukar rasa, ibadah bersama hingga menua bersama, sesurga Aamiin..
Banyak semoga dengan aamiin terbaik dariku untuk kalian berdua...
Dewi, 18 Juli 2023
4 notes · View notes
catatannk · 1 year ago
Text
Ada yang mengesampingkan mimpinya hanya untuk mewujudkan mimpi orang-orang yang mereka cintai. Mengubur segala harap. Berkhianat dengan diri sendiri. Hingga lupa dengan mimpi yang pernah diimpikan.
“Jangan cuma orang lain yang kamu bantu wujudin mimpinya, Kamu juga berhak atas mimpimu”
Kota Berirama, 15 Juli 2023
4 notes · View notes
catatannk · 1 year ago
Text
Dan pada akhirnya yang terbaik adalah tidak ada kata 'kita' antara aku dan kamu
Kota seribu pesona, 04 Juli 2023
3 notes · View notes
catatannk · 2 years ago
Text
"aku ga mau ya ada yg nangis, terutama kaka kalo abis salim terus nangis, awas aja, mending gausah maaf2an" Kalimat yg bbrpa lebaran belakang ini selalu terucap dari sibungsu.
Gema takbir berkumandang mengagungkan
Namun semenjak hari itu
Lebaran bagi kami tak pernah lagi sama,
Memoar menyedihkan itu kembali
Menyibak kepingan pilu penuh haru
Menyisakan rindu yang tak berujung temu
nk
7 notes · View notes
catatannk · 2 years ago
Photo
Tumblr media
Book Review ( Assalamualaikum Calon Imam )
Penulis : Ima Madani
Penerbit : Coconut Books
Kategori : Romance Religi
Tahun terbit : 2017
Halaman : 476 hlm
“Tetaplah menjadi perempuan seperti Aisyah meski sudah tak ada pria seperti Muhammad. Belajarlah mencintai seperti Fatimah meski tak ada lagi pria sebaik Ali.”
Mengisahkan seorang mahasiswa bernama Nafisya Kaila Akbar yang trauma dengan kisah perceraian orang tuanya juga harus memendam perasaan cintanya kepada tetangga sekaligus sahabat kecilnya bernama Jidan. Namun Jidan ternyata menyukai kakaknya sendiri. Hingga pertemuan tak disangka yang membuat terikat antara Nafisya dengan laki-laki bernama Alif Syaibani Alexis yang ternyata dokter sekaligus dosen dikampusnya.
Premis :
Nafisya seorang mahasiswa yang trauma dengan kisah perceraian orang tuanya yang hanya berpikiran untuk bisa jatuh cinta namun tidak dengan menikah.
Tokoh :
Banyak tokoh yang berperan dalam cerita ini. Tapi penulis berhasil menghidupkan karakter tokoh Nafisya dengan sangat kuat diantara banyaknya tokoh-tokoh pendukung lainnya yang tak kalah kuat seperti Dokter Alif, Jidan, Kak Salsya, Ummi, Abi dll.
Nafisya
Gadis shalihah yang baik, panikan, mandiri, tangguh yang sangat menyayangi umi dan kakanya. Namun, membenci sosok abi.
Alif
Dokter bedah sekaligus dosen yang berkepribadian tegas dan juga tampan menjadi idola para mahasiswi di kampusnya. Terlihat dingin dan galak namun sangat menyayangi istrinya yaitu Nafisya.
Jidan
Lelaki soleh yang menjadi suami Kak Salsya sekaligus sahabat kecil Nafisya
Kak Salsya
Sabar dan juga penyayang
Ummi
Baik, penyayang, sabar dan juga ikhlas
 Alur dan Ritme
Dalam cerita ini menggunakan alur campuran yaitu alur maju dan juga alur mundur. Penyajian jalan ceritanya penuh kejutan  hingga di bagian akhirnya yang sulit ditebak membuat cerita ini semakin menarik.
Latar
Cerita ini berlatar tentang kehidupan kampus dan juga medis sehingga latar tempat yang sering digunakan yaitu di fakultas kedokteran, kampus, rumah sakit, rumah Nafsiyah, rumah Alif, masjid dll.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakannya adalah sudut pandang orang pertama dan juga sudut pandang penulis.
Kesimpulan :
Novel ini sangat ringan untuk dibaca dan dinikmati dalam sekali duduk. Membaca novel ini pun bisa menimbulkan efek yang bikin senyum senyum sendiri juga bisa tiba-tiba nangis sesenggukan. Bener-bener deh teh ima berhasil ngebius pembaca lewat karyanya ini.
Selain itu banyak hal yang bisa kita dapatkan dari kisah perjalanan kehidupan seorang Nafisya. Penulis menyematkan banyak kutipan menarik juga bermakna untuk menyampaikan pesan yang mampu menerobos hati juga reminder buat para pembacanya. Salah satunya yaitu “Ketika kamu merasa bangkit maka bersujudlah. Turn to Allah before you return to Allah... itu rumus jitu untuk mrnjalani hidup.”
dan
“Hidup itu pilihan, kan? Ya, pilihan, tanpa bisa memilih apa yang telah Allah pilihkan. Tapi percayalah, yang Allah adalah bagian paling indah.” (Madani, 2017: 43)
 Btw novel ini sudah difilmkan lho. Dan menurut kalian yang sudah menikmati dua-duanya, lebih suka versi novel atau filmnya ni?
7 notes · View notes
catatannk · 2 years ago
Text
Kejutan untuk Awan (Part 05)
Semakin beranjak dewasa rasanya masalahku semakin riuh. Aku hanya ingin mempunyai keluarga yang utuh, keluarga yang aman yang bisa ku jadikan tempat pulang juga berbagi atas berbagai kebisingan yang terjadi di hidupku ini.
 Meski aku tak bisa memilih di lahirkan di keluarga yang baik-baik saja, tapi aku bisa memilih keluarga seperti apa yang nanti akan aku lahirkan dan bangun untuk anak-anakku kelak.
Meski rasa ingin menyerah dan sesekali terbesit untuk mengakhiri hidup sempat melintas dibenakku, namun kejutan-kejuatan dari Tuhan membuatku tersadar meski melelahkan aku tak boleh berhenti, dan nyatanya aku  berhasil bertahan sampai di titik ini.
 “Selamat datang dan Selamat bergabung di Perusahaan kami saudara Awan Tunggalia!”
“Siap dan Terima kasih banyak Pak” jawabku antusias dan penuh dengan rasa syukur.
 Menjalani dinamika kehidupan selama 25 tahun dengan berbagai kejutan kepahitan yang mengahmpiriku membuat diri ini semakin terbiasa dan berusaha meyakini jika setiap detik yang aku jalani pun termasuk kejutan dari Tuhan, jadi apapun yang terjadi aku selalu berusaha percaya bahwa pada akhirnya akan ada kejutan Indah dari-Nya, kalo tidak didunia, ya di akhirat.
 Selamat menikmati dan berproses atas kejutan demi kejutan yang akan Allah berikan.
Tetaplah ramah dengan kejutan-kejutan selanjutnya, ujarku menguatkan diri sendiri.
Awan Tunggalia
  TAMAT.
6 notes · View notes
catatannk · 2 years ago
Text
Kejutan untuk Awan (Part 04)
Hidup sendiri sebagai anak kost dan tanpa orang tua membuatku bisa saja semakin bebas, namun aku bersyukur setidaknya masih mempunyai iman dan islam didikan di asrama dahulu. Jadi, aku tak pernah ambil pusing omongan orang-orang tentang hidup dan pergaulan ku yang menurut mereka terlampau bebas. 3.5 tahun berlalu dan aku berhasil menamatkan kuliahku.
 Semenjak lulus kuliah dan tak kunjung mendapatkan pekerjaan, lagi-lagi aku merasa semua yang ku perjuangkan sia-sia, ditambah dengan belakangan ini Ibu kembali hadir di hidupku tanpa aba-aba, yang hadirnya bukan untuk mendukungku melainkan membuatku semakin lelah menjalani hidup. Membuatku ragu dan kembali mempertanyakan, sudah benarkah atau ada yang salah dengan langkahku selama ini. Kepingan-kepingan kelam tentang keluargaku kembali terputar, tak ada yang ingin dilahirkan di keluarga seperti ini.
Ditambah dengan hubunganku dengan Dimas, yang semakin hari semakin tak menemukan titik temu. Dimas, laki-laki yang berhasil meruntuhkan benteng pertahananku dengan segala bentuk perhatian dan usahanya untuk mendekatiku selama ini. Yang katanya sanggup menerimaku apa adanya, namun tidak dengan Mamanya yang dengan terang-terangan tak menerimaku sejak pertama kali Dimas meminta restu. Dan Dimas yang selalu membersamai perjuanganku selama ini, pada akhirnya memilih mundur.
 “Benar-benar nggak ada harapan buat hubungan kita, ya?”
“Dilanjutkan pun akan sulit buat kita menjalani hubungan ini kedepannya”
“Kenapa nggak dari dulu nyerahnya Dim, kalo ternyata akhirnya kaya gini”
“Sorry, Wan. Kita memulai hubungan ini dengan baik-baik. Mari akhiri juga dengan cara yang baik pula, Wan”
“Ya…. Aku juga nggak mau hubungan ini berakhir dengan buruk. Meski nyatanya sangat buruk bagiku”
“Sekali lagi, maaf....  aku nggak bisa meyakinkan Mamaku. Meski kita udah nggak dijalan yang sama, Aku selalu berdoa untuk kebaikan kita masing-masing Wan,”
Aku mencoba mengaminkan dengan lirih .
“As a friend, aku selalu ada untukmu Wan, jangan sungkan kalo butuh apapun” ucapnya begitu tulus, mengakhiri hubungan ini.
Dadaku teramat sesak, inginku menjerit dan menangis “Kenapa lagi-lagi berat sekali, ya Tuhan?”
To be continued
4 notes · View notes
catatannk · 2 years ago
Text
Kejutan untuk Awan (Part 03)
Hari itu bukan saja kehilangan bapak juga ibu, tapi aku juga kehilangan rumah untuk ku pulang.
Hari itu aku tidak pulang bersama ibu dan laki-laki itu, laki-laki yang katanya harus ku panggil dengan sebutan Ayah, melainkan menghubungi Tante, karena hanya dia satu-satunya anggota keluargaku saat ini. Berniat mencari kebenaraan juga memberi dia kejutan kalo aku baru wisuda SMA dan diterima beasiswa di salah satu unverstias dikota ini. Dan betapa terkejutnya aku ketika mendengar reaksi dari tante yang sungguh diluar dugaanku.
“Bagus deh Wan kalo kamu mau ambil beasiswa itu, Tante doain cepet lulus, cepet sukses dan jangan lupa engga ada makan siang gratis jaman sekarang,”
“Maksud tante?” Aku masih mencoba mencerna apa maksud ucapan tante.
“Ya bagus kamu dapat beasiswa terus kuliah sembari kerja, jadi tante ga repot-repot jenguk kamu lagi kayak waktu di asrama SMA dulu, toh Ibu kamu juga udah ga bakal ngasih uang ke tante lagi sekarang, karena kamu milih hidup sendiri dan ga ikut Ibumu.”
Ucapan tante barusan sukses membuatku tertegun hingga kehabisan kata-kata. Aku masih berusaha mengedipkan mata berulang kali. “Sudah ya Wan, sekarang kamu udah tau semua, Tante sibuk jadi jangan sering-sering hubungi tante lagi” ucapnya sebelum melenggang pergi meninggalkanku yang masih menatap kepergiannya tak percaya.
 Dan semenjak hari itu aku memutuskan untuk benar-benar hidup sendiri, berjibaku menjalani dunia perkuliahan sendiri, dengan harapan lulus dan segera mendapat pekerjaan. Namun lagi-lagi semesta memberiku kejutan. Dan memang benar meski sudah berjuang mati-matian pun kita belum tentu akan mendapatkan apa yang kita perjuangkan.
 Kira-kira Awan dapat kejutan apa lagi ya gaesss
 To be continued..
6 notes · View notes
catatannk · 2 years ago
Text
Kejutan untuk Awan ( Part  02 )
Aku menengadahkan kepala menatap langit malam ini. Cerah namun tanpa bintang-bintang hanya ada satu bulan sabit ditengah awan. Bagiku langit selalu menenangkan seriuh apapun duniaku saat ini, langit selalu bisa memberikan sepaket kebahagiaan dan keindahan yang tak pernah kudapat semenjak hari itu.
Hari dimana aku memulai babak tunggalku untuk benar-benar berjuang sendiri. Setelah lulus sekolah dasar, ibu dan bapak sepakat mengirimku ke asrama diluar kota jauh dari tempat tinggalku dengan dalih agar aku bisa belajar lebih mandiri dan berjanji mengunjungiku beberapa bulan sekali. Meski nyatanya hanya ibu ataupun tante dari ibu yang terkadang mengunjungiku bergantian, sekedar untuk mengahadiri rapat antar wali murid atau mengambil rapor hasil belajarku. Dan bodohnya aku selalu berusaha memahami, mungkin bapak ibu sibuk dengan urusannya atau mungkin ini cara bapak ibu mendidik anak tunggalnya agar bisa mandiri. Enam tahun penuh dari SMP hingga SMA kuhabiskan di asrama karena kata Ibu tak usah pulang sebelum aku menamatkan sekolahku disini, buang-buang biaya untuk pulang. Lagi-lagi aku pun tak mempermasalahkannya dan berjanji akan menjadi lulusan terbaik untuk memberi kejutan bapak ibu agar bangga.
Dan saat itu saat hari kelulusan ku tiba, aku benar-benar menjadi lulusan terbaik, saat itu pula Ibu hadir dengan membawa kejutan untuk ku, kejutan dengan hadir bersama seorang laki-laki yang katanya harus kupanggil dengan sebutan Ayah. Ayah yang selama ini membiayai sekolahku, bukan Bapak, katanya. Ayah yang tak kutahu alasannya mengapa harus ku panggil dengan sebutan Ayah. Ayah yang dengan bangganya menerima ucapan selamat dan memperkenalkan diri kepada teman-temanku, kepada semua orang yang hadir di hari itu bahwa dialah Ayah dari lulusan terbaik tahun ini, Ayah yang aku sendiri saja sama sekali tak pernah mengenalnya. Ya Tuhan Kejutan macam apa lagi ini?
Aku mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi hingga tiba di sebuah ruang administrasi asrama dan hanya menyisakan kami bertiga, aku mencoba membuka suara untuk pertama kalinya,
“Kenapa Dia yang datang bukan Bapak”
Kalimatku sukses membuat dua pasang bola mata menoleh ke arahku, dengan tatapan yang tak bisa ku artikan.
“Lupakan Bapakmu itu, dan ini Ibu bawakan Ayah untukmu” napasku langsung tercekat mendengar ucapan ibu tanpa rasa bersalah sedikitpun.
“Ibu meninggalkan bapak demi laki-laki ini?” Aku tak percaya.
“Apa kamu bilang?” ucap laki-laki itu menimbrung
“Kenapa? Dimana bapak ku, kenapa anda yang datang?”
“Dasar anak tak tahu diuntung, kalo bukan karena saya, kamu tak bisa jadi lulusan terbaik, bapakmu itu yang ninggalin kamu dan ibumu, saya yang membiayai sekolah kamu, mau jadi apa kamu kalo tanpa saya, Hah..?”
“Saya nggak minta anda membiayai sekolah saya!”
Plakk…
Satu tamparan mendarat di pipi kiriku.
“Awan….  Minta maaf ke Ayahmu, Apa ini yang diajarkan di asrama selama 6 tahun, berani melawan orang tua,!”  
Pandanganku kabur tanganku terkepal, gigiku menggertak berusaha menahan butiran-butiran kristal bening ini agar tak jatuh disini. Untuk pertama kalinya aku mendengar bentakan seorang yang selama ini aku jadikan sandaran dan segani.
“Bapak dimana? Apa benar bapak sudah tak peduli denganku?”
Aku hanya bisa bertanya dalam hati, sembari menutup wajah dengan kedua telapak tangan berharap ini hanya kejutan atau mimpi, ya meskipun aku tahu….. Ini kejutan nyata, teramat nyata dengan bekas dipipiku.
 To be continued....
3 notes · View notes
catatannk · 2 years ago
Text
Kejutan untuk Awan ( Part 1 )
"Maaf mba kantor kami sedang tidak menerima berkas lamaran,!”  ucap satpam dikantor tersebut. “Yang bener pak?” Tanyaku memastikan. “Bener mba, kalo ada lowongan pasti di infokan terlebih dahulu,!”  ujarnya meyakinkan. “Baik pak terimakasih infonya, saya pamit dulu,!”
Rasanya sudah tak terhitung aku melamar dan hasilnya pun masih sama, aku kira sehabis mendapat gelar sarjana  akan lebih mudah mendapatkan suatu pekerjaan nyatanya pun masih sulit bahkan semesta juga seolah tak mendukung jerih payahku. 2 tahun berlalu sejak wisuda dan aku masih dikota ini, dibilik kos yang sama dan dengan rutinitas yang sama.
Menjadi anak tunggal seharusnya bisa membuatku aman, damai, sentosa dan sejahtera, tapi tidak dengan nasibku yang selalu harus berjuang sendiri sesuai dengan namaku, Awan Tunggalia. Aneh, tapi memang begitulah namaku dan aku tak pernah tahu alasan bapak ibu memberi nama itu. Akupun tak pernah mau tahu layaknya mereka yang tak pernah mau tahu dan peduli tentang hidup anak gadis semata wayangnya. Bahkan aku tak pernah tahu bapak ibu dimana sekarang, hidupku hanya mengandalkan belas kasihan tante dari ibuku juga teman-teman asramaku dulu. Belas kasihan yang harus kubayar dengan balas budi suatu hari nanti, karena aku meyakini tak ada makan siang gratis di jaman sekarang.
Sebenarnya Ibu sesekali meneleponku, meski bukan untuk menanyakan kabarku, melainkan mengintimadisiku, layaknya sekarang.
“Udah diterima kerja dimana? masih jualan online? Mbok ya ngelamar di perusahaan benefit dipakai ijazahnya, percuma kuliah kalo cuma jadi admin olshop,! Percuma juga ibu biayai asrama mu dulu,! sekarang rasain ngurus biaya diri sendiri aja sulit kan? Aku hanya diam dan tak bermaksud menjawab setiap pertanyaan yang ibu lontarkan sampai sambungan telepon tersebut terputus.
Masih di jam dan hari yang sama, tanpa ada jeda untuk batin dan fisik ku beristirat sebentar, kejutan kembali hadir untuk ku
Drttt Drdrt…
“Awan aku udah coba bicara ke mama, tapi mama keberatan dengan hubungan kita,” “Karena latar belakang keluargaku Dim?" “Sorry Wan, memang lebih baik kita berakhir!” Tuutt...
Sungguh aku hanya berulang tahun sekali dalam setahun tapi kejutan demi kejutan selalu datang menghampiriku, kejutan tentang kehidupan yang menyakitkan.
To be continued…….
3 notes · View notes
catatannk · 2 years ago
Photo
Tumblr media
JARAK
“Kapan sih LDM ini berakhir,?” aku mecoba mengeluarkan unek-unekku.
“Sabar,” jawaban andalan dari lelaki cuek yang sudah menikahiku hampir 3 tahun lalu.
“Suruh sabar aja terus, aku ikut kamu ke lombok aja ya Mas, Ibu diajak aja sekalian!” ucapku.
“Ga segampang itu dek, Kamu tau kan udah secinta apa ibu sama rumah ini dan udah nyaman sama suasana disini,”.
“Tapi kata ibu kemarin juga udah ngizinin aku ikut kamu lho?” meski rasanya ini tak mungkin karena aku sendiri yang tak tega melihat kalo beliau tinggal sendiri.
“Dek kita udah bahas ini dari sebelum menikah lho,!”
“Tapi mau sampai kapan mas aku harus jauh jauhan dari kamu? Kamu janji beberapa bulan sekali bakal pulang, kenyataannya jarang bahkan bisa dibilang setahun sekali bahkan komunikasi kita berantakan semenjak kamu pindah tugas,?  Udah hampir 3 tahun lo mas ini dan masih gini gini aja,!” ucapku panjang lebar
“Hmmm”
“Kenapa mas? Ga bisa jawab kan,? Siapa tahu kalo kita tinggal bersama, keturunan yang kita harapkan juga hadir,” ucapku semakin lirih kemudian berlalu meninggalkannya mencegah emosi ku dan emosinya bertemu
Selama ini aku berusaha pendam semua ini, tapi kali ini rasanya dia harus tahu bagaimana rasanya memendam rindu setengah mati, bagaimana ocehan ocehan manusia tentang rumah tangga ini, istri yang durhaka lebih mementingkan karir, istri yang ga bisa ngurus rumah jadi tinggal sama mertua bahkan tentang kami yang belum dikasih keturunan.
Bagaimana bisa mereka berkomentar kalo aku lebih mementingkan karir dan juga ga bisa ngurus rumah jadi numpang di mertua padahal nyatanya tinggal bersama Ibu adalah kesepakatan kami dan agar aku tak kesepian dia tinggal, sekaligus menemani ibu yang tinggal sendiri di rumah dan kalo aku memang disuruh resign pun dengan senang hati aku akan melakukannnya. Dan terakhir, tentang kami yang belum mempunyai keturunan, ya bagaimana bisa dikaruniai kalo dia jarang pulang atau ya mungkin memang belum waktunya. Ingin rasanya membungkam mulut mereka, tapi juga tak ada gunanya dan rasanya sayang energi ku kubuang untuk menjelaskan itu semua.
 Dari balkon kamar aku menatap langit malam yang bersih tanpa hamparan bintang bintang dengan tatapan nanar, berharap bisa sedikit menenangkan pikiran yang berkecamuk dan juga hati yang bergejolak, hingga aku mendengar langkah kaki mendekat ke arahku dan sudah tentu aku tahu siapa orangnya.
“Maaf,” ucapnya terdengar memelas.
Aku tak berniat membalas ucapanya.
“ Manusia berencana dan Allah lah yang berkehendak dan menentukan, Mas selalu berusaha untuk kita bisa bareng-bareng dek tapi nyatanya sampai sekarang surat pindah tugasku belum diterima, malah sekarang dioper ke Lombok dan sudah pasti jam kerja juga pasien ku juga nambah banyak karena disana memang kekurangan dokter spesialis. Doain dek biar semua dipermudah,” tuturnya begitu tulus.
“Apa ada masalah kamu dengan Ibu, ada perkataan atau perlakuan ibu yang membuatmu sakit hati,?” tanyanya menyelidik menelisik ke bola mataku.
Aku menghela napas “Bukan tentang ibu Mas, Ibu selalu baik, menguatkanku bahkan dari awal aku tak pernah mempermasalahkan jika harus tinggal bersama ibu, tapi ini tentang hubungan kita yang rasanya perlu diperbaiki,!” Aku berkata jujur karena nyatanya ibu mertuakulah yang selalu menguatkanku untuk bertahan menjalani LDM ini dan rasanya aku bersyukur mendapat ibu mertua seperti beliau.
“Sekali lagi aku minta maaf ya dek belum bisa jadi suami seperti yang kamu mau, aku janji bakal lebih sering pulang dan sering ngabarin kamu, memperbaiki komunikasi kita. Terima kasih sudah mau tinggal sementara bersama ibu dan selalu sabar,” ucapnya sembari menggenggam tanganku dan memelukku.
“Semoga aku kuat Mas,”ujarku dalam hati.
5 notes · View notes
catatannk · 2 years ago
Text
Tumblr media
SEPI
Semakin bertambah usia pernikahanku, kenapa rasanya rumah ini semakin sepi. Lagi lagi aku termenung memikirkan sedang apa si sulung sekarang, sudah kukirim pesan tapi belum juga ada balasan. Begitupun suamiku yang memang jarang pulang dan sekarang sudah pasti sedang shift malam membanting tulang mengusahakan kebahagiaan kami keluarga kecilnya.
Rumah ini semakin hari rasanya semakin bertambah besar karena hanya aku dan si bungsu yang menempati.
Si bungsu yang juga sudah beranjak dewasa yang sering kali sudah tak bisa ku ajak pergi atau hanya sekedar bercanda didepan televisi.
Aku menyadari, cepat atau lambat alur menjadi orang tua memang seperti ini. Meski sudah didepan mata dan pasti terjadi rasanya sungguh belum siap, jika harus berjauhan dengan mereka.
Mengikhlaskan mereka menggapai mimpi. Mengejar cita citanya bahkan cintanya.
Bagaimana kalau nanti disana banyak kepahitan yang mereka rasa namun aku tak ada disana. Mengabarkan dirinya baik baik saja hanya untuk membuatku bahagia disini. Bahkan parahnya memilih menyembunyikan luka agar aku tak mengkhawatirkannya. Seperti yang dulu aku lakukan kepada ibu, menyembunyikan realita kepahitan yang ku alami.
Sebelum menikah kepalaku sudah riuh dan semakin riuh setelah menikah lalu menjadi orang tua, ternyata benar kata ibu waktu itu
"Kenapa to bu pusing lagi? Udah gausah mikir macam-macam, toh Aku baik-baik saja,!" ujarku meyakinkan.
"Yang orang tua pikir tuh banyak mba, nanti Kamu juga merasakan gimana rasanya kalo nanti kamu sudah menikah dan benar-benar mengalami menjadi orang tua" ucapnya lembut sembari mengelus kepalaku.
2 notes · View notes
catatannk · 2 years ago
Text
Tumblr media
Ditemukan Daffin
Sudah menjadi rutinitas Salwa setiap bulan untuk mendatangi tempat ini. Jika biasanya Salwa kesini untuk menunggu kedatangan ular besi lalu menumpanginya untuk melakukan perjalanan menemukan ataupun ditemukan. Kali ini berbeda, Salwa datang bukan untuk itu lagi, dia sudah ditemukan oleh seseorang yang tak pernah dia sangka kalo dia orangnya.
Dengan langkah gagah dan senyum paling lebarnya, sosok yang dia tunggu akhirnya muncul dari gerbong paling depan. Seketika salwa memegang dada sebelah kirinya yang berdetak tak beraturan. Padahal ini sudah berulang kali dan selalu saja begini hanya dengan melihatnya berjalan menujuku.
"Sudah nunggu lama dek,? Mau mampir ke gramed dulu atau langsung pulang?" ucapnya sembari mengacak pucuk kepalaku. Dan anehnya lagi kenapa suaminya selalu tau apa yang Salwa mau tanpa diberi tahu lebih dulu, "Curang," ujar salwa dalam hati
Hampir dua tahun Salwa menjalani pernikahan dengan Daffin, dan hampir dua tahun pula Salwa rasa Daffin selalu mengusahakan yang terbaik untuk rumah tangga mereka. Salwa semakin bersyukur ditemukan dan diyakinkan oleh Daffin, sahabat kecilnya jadi dia tak perlu lagi menjelaskan latar belakang keluarganya.
Keluarganya yang berantakan membuat Salwa harus beribu kali berpikir setiap ingin melangkah ke jenjang pernikahan. Namun dengan Daffin segalanya dipermudah, semua bayang bayang kegagalan dalam menikah yang pernah dialami orang tuanya perlahan hilang dan memudar. Ternyata menikah tidak semenyeramkan kisah bapak ibu dulu.
Ya meski Salwa menyadari, didunia ini tidak ada yang sempurna, begitupun kisah pernikahan yang sedang dia jalani tidak selalu mulus. Bahasa cinta yang berbeda, jarak yang mengekang juga hari hari panjang yang harus Salwa lalui sendiri menunggu kepulangan Daffin, komunikasi yang terkadang kurang lancar dan itu membuat perasaannya sungguh tidak karuan.
Menikah itu ibadah dan keluarga adalah amanah.
Salwa selalu mencoba untuk kembali mengingat lagi apa tujuan mereka menikah sembari meluruskan niat yang mungkin sedikit terkikis ketika sekelebat bayangan ataupun praduga mampir diotak riuhnya.
Menjadi pemimpin tidak mudah tapi rasanya Daffin sudah mengusahakan semampu yang dia bisa untuk kebahagiaan keluarga kecil kami, dan kini giliranku sebagai istri untuk membantu meringankan ibadahnya juga menemaninya berjuang untuk sama-sama mendapatkan rida Allah. Semoga Allah mampukan dan kuatkan.
4 notes · View notes
catatannk · 2 years ago
Photo
Tumblr media
MEMILIH
Aku meremas-remas telapak tangan di pangkuanku. Cemas menunggu hasil sidang kali ini. Aku mencoba mengingat kembali segala hal yang bisa membuatku tetap tenang dan alasan terbesarku memilih ini.
"Bulan depan kamu datang kan Rin?" "InsyaAllah ya Shaf, aku kaget sih tiba-tiba kamu nyebar undangan, padahal nggak pernah publish." "Aku memang engga pacaran Rin,!" "Taaruf Shaf,?" "Engga Rin, Jodoh pilihan budhe, Dirga namanya, anak temennya budhe, si baik dan cukup dewasa cocok mengimbangi anak kecil sepertiku, katanya," "Apa yang membuatmu yakin kepada dia Shaf,?" "Kamu tahu kan aku nggak pernah bisa nolak keinginan budhe dari dulu, dia satu-satunya keluarga yang aku punya, dan dari kecil semenjak papa meninggal aku memang tak pernah punya pilihan atas hidupku sendiri, dan selama ini pilihan-pilihan atas hidupku memang sudah diambil alih beliau budheku, toh selama ini semua pilihan-pilihan yang budhe pilihin buat aku pasti baik,! " "Tapi ini beda Shaf ini keputusan besar yang bahkan berdampak besar di hidup kamu dan akan jadi keputusan yang akan kamu ambil sekali dalam seumur hidup dan kamu rela keputusan itu nggak kamu ambil sendiri tapi kamu serahkan ke orang lain lagi,?". "Dia bukan orang lain Rin, dia budheku orang tuaku,! " aku meyakinkannya "Mau sampai kapan Shaf menyerah dengan pilihanmu sendiri,?" ucapnya frustasi "Rin ada orang yang terlahir dan ditakdirkan untuk selalu memilih  pilihan-pilihannya sendiri dan ada orang yang terlahir tak punya hak untuk memilih, aku salah satunya,," "Kamu punya pilihan Shaf dan tanpa sadar kamu berhasil memilihnya, memilih untuk dijodohkan, itu sudah termasuk suatu  keputusan untuk mengambil pilihan Shaf, kamu cuma butuh keberanian untuk memilih tidak Shaf, Masih ada waktu jika kamu berubah pikiran, Shaf! "
Aku ingin membenci diriku saat itu kenapa bisa aku mengabaikan tanda-tanda yang sudah ada hingga aku terjebak di lembah pesakitan yang ku buat sendiri dengan dalih tak ingin durhaka. Dia suamiku, pilihan budheku, menganggapku tak lebih dari sebagai pembantu, bahkan surga yang kudamba rasanya semakin jauh bila masih bersama.
Cukup 4 tahun aku mempertahankan pernikahan yang kurasa sudah tak ada keberkahannya hingga aku bisa mencerna kalimat Zarina kala itu dan dengan berani melangkahkan kaki berada diruangan ini. Mengurus berkas berkas ini benar-benar melelahkan. Tapi akan lebih melelahkan jika aku hanya diam dan tak berjuang untuk diriku. Dan akhirnya aku bisa merasakan perasaan lega yang tak pernah aku rasa dalam hidupku selama ini, berani memperjuangkan dengan penuh keyakinan atas pilihan ku sendiri. Dan akhirnya untuk pertama kalinya aku bisa seyakin ini memutuskan dengan sadar atas pilihan ku sendiri yaitu memilih berpisah.
1 note · View note
catatannk · 2 years ago
Text
Lara sang Dara
"Rena, minta tolong jemput aku sekarang, bisa? nanti alamatnya aku shareloc." sebuah pop up pesan masuk dari nomer tak dikenal muncul di ponselku.
"Maaf, ini siapa?" ketik ku singkat membalasnya.
"Dara, Ren! Sorry ya ganggu kamu, Bisa ya ren jemput aku sebelum jam 2, please? Ga begitu jauh kok dari tempat tinggal kamu," pintanya terkesan memohon.
"Ya ampun Dara kemana aja kamu? Anak-anak pada nyariin!" balasku antusias
"Nanti aku jelasin kalo ketemu, udah aku shareloc ya,,"
"Oke aku siap siap dan otw!" jawabku tanpa memikirkan banyak hal, karena seperti biasanya insting kepedulianku bekerja sangat cepat.
Aku bergegas melihat maps, jaraknya memang dekat dengan rumahku dan tak sampai setengah jam aku sudah berada di depan rumah minimalis khas pasangan muda mudi masa kini. Seketika ingatanku terputar mengingat obrolan beberapa bulan lalu di circle kami tentang dia yaitu Dara yang akhirnya julukan "jagain jodoh orang" tak perlu disematkan kepadanya karena berhasil melangkah ke pelaminan setelah menjalin hubungan 7 tahun lamanya dan tak lupa pernikahan megahnya yang menjadi buah bibir impian semua orang yang melihatnya.
Anggun dan pucat, dua kata yang terbesit dalam otak ku pertama kali melihatnya keluar dengan terburu-buru.
Aku mematikan mesin mobilku, bergegas keluar dan hendak masuk ke rumahnya sebelum dia mencegahku,
"Kita langsung aja yuk, anterin sebentar"
"Mau kemana? Pamit sama suami kamu atau orang dirumah dulu kali Dar, nanti dikiranya aku nyulik kamu lo" ucapku bercanda.
"Sua-mi-ku lagi ti-dur, tadi aku udah pa-mi-tan,! ucapnya bergetar yang sukses memunculkan banyak tanya dikepalaku.
"Are you okay Dar? tanyaku melihatnya seperti orang ketakutan dan linglung.
Air matanya menetes seketika, "Aku mau cerita sambil jalan boleh ya ren?" Aku mengangguk mengiyakan sembari melajukan mobil menyusuri jalan yang entah kemana tujuan akhirnya.
Dara yang ku kenal dari dulu sebagai gadis kuat dan mandiri, hari ini menjelma menjadi sosok gadis rapuh hilang arah yang rasanya sudah tak ku kenali lagi.
"Tujuh tahun atau lamanya kita menjalin hubungan ternyata ga jamin ya Ren, aku mengenal dia dan keluargannya, berbesar hati menerima segala kekurangan mereka, memperjuangkan semua hidupku untuk dia, berharap dia menetapi janjinya untuk berubah setelah menikah dan nyatanya dia semakin menjadi bahkan cicilan rumah kita aku yang harus nanggung!" dia mulai bercerita semuanya tanpa aku minta
"Semua biaya pernikahan kemarin, aku yang nanggung Ren, hasil kerja kerasku selama ini. Keluarganya tak mau ambil pusing, dan aku ga pernah mempermasalahkan, aku merasa bersyukur aku mau punya keluarga baru dan bisa nerima aku, mimpi yang aku idam-idamkan!"
"Dari kecil keluargaku sudah berantakan, aku harus kerja keras juga mandiri, dan aku menggebu ingin menikah biar lebih bahagia, tapi kenapa semua diluar ekspektasiku, kenapa kesedihan dan perlakuan kejam seperti ini yang aku dapat.." bak air mengalir air matanya terus menderas, dia juga terus meracau dan aku memilih diam mendengarkannya, hingga satu kalimat membuatku menegang dan seketika membuatku menginjak rem mobilku mendadak.
"Ga ada gunanya bayi ini hadir, semua sia-sia, mereka tetap tak akan berubah!" ucapnya sarkas
"Dar kamu lagi hamil? Dan kamu tadi bilang sengaja belum makan dua hari? Ini udah kelewatan dan rasanya kamu ga ada bedanya sama mereka kejam," ucapku turut frustasi mendengar ceritanya yang sungguh diluar ekspektasi dan ranahku untuk mengomentari.
"Rasanya udah ga ada gunanya aku hidup, aku harus gimana Ren, ?" 
"Tuhan menitipkan nyawa di rahim kamu, apa itu belum cukup jadi alasan kamu untuk tetap hidup dan bertahan Dar? Demi nyawa yang telah Tuhaan titipkan dan akan menjadi keluargamu nanti, kamu harus berjuang sekali lagi... " jawabku yang entah kenapa membuat dia bungkam dan semakin tergugu dan aku membiarkannya tanpa ada maksud menyuruhnya berhenti menangis.
Tumblr media
0 notes