Text
I just want to be proof that good ppl w/ no hidden agenda or motives still exists.
9K notes
·
View notes
Text
reminder ya diriku
~*
Nak, ingatlah selalu nasihat ibumu ini ya sayang.
Bahwasanya semua orang punya caranya berduka. Semua orang punya caranya untuk berdamai dengan rasa duka. yang hidupnya nampak berjalan baik-baik saja, bukan berarti yang paling tidak berduka. Berduka itu bukanlah sebuah kompetisi. Jadi jangan pernah membandingkan kesedihanmu dengan kesedihan orang lain hanya karena penderitaanmu belum jua menemukan jalan keluarnya. Tabahlah, bersabarlah, dan tetaplah menenun harap yang baik kepada Allaah.
265 notes
·
View notes
Text
Satu waktu dimana tugas menumpuk dan masalah yang rasanya tidak pernah selesai kemudian seseorang datang menawarkan senyum ramah adalah momen paling rentan buat jatuh cinta. Haha.
0 notes
Text
Ada kalanya membangun tembok tinggi itu menjadi pertahanan paling aman dari rasa kecewa, tidak diinginkan dan ditinggalkan.
0 notes
Text
kalau seseorang itu melamar orang lain yang bukan saya, kepada siapa lagi saya akan benar-benar jatuh cinta.
0 notes
Text
Ternyata bagian-bagian dari masa lalu-mencoba untuk di lupakan kalau di ungkit ada bagian sakit. Sakit yang rasanya sulit sekali untuk disembuhkan.
0 notes
Text
BOOK REVIEW :)
Patriarki dalam kbbi dijelaskan sebagai perilaku mengutamakan laki-laki daripada perempuan dalam masyarakat atau kelompok sosial tertentu.
Kim Ji-Yeong lahir tahun 1982 sebuah novel dari Korea Selatan oleh Cho Nam-Joo mengisahkan seorang Kim Ji-Yeong yang merupakan bagian dari korban patriarki itu sendiri. Kim Ji-Yeong seorang ibu rumah tangga yang merelakan kariernya untuk mengurus anak dan suaminya. Namun Kim Ji-Yeong mulai menunjukkan keanehan ia mulai depresi.
Dalam bab-bab berikutnya akan di bahas kilas balik kehidupan Kim Ji-Yeong dari masa kecil, remaja dan dewasa. Kim Ji-Yeong kecil kerap bertanya-tanya mengapa ia dan kakak perempuannya selalu dinomor duakan sedangkan adik bungsu laki-lakinya menjadi prioritas utama. Adik laki-lakinya mendapatkan sepatu, kaus kaki dan baju yang serasi serta kamar sendiri sedangkan Kim Ji-Yeong harus sekamar berdua dengan kakaknya dan tidak mendapatkan sepatu, kaus kaki maupun baju yang serasi. Kim Ji-Yeong remaja pernah diikuti seorang laki-laki aneh tapi yang di salahkan oleh ayahnya adalah dirinya karena memakai rok terlalu pendek. Kim Ji-Yeong saat bekerja sulit mendapat promosi jabatan sedangkan laki-laki tidak. Kim Ji-Yeong mengapa selalu disalahkan atas perbuatan yang bukan salahnya?.
Kim Ji-Yeong menikah dengan Jeong Dae-Hyun senior semasa kuliahnya, ia merupakan tipikal suami modern yang berbagi pekerjaan rumah maupun mengasuh anaknya (pokoknya impian). Sayangnya orangtua Jeong Dae-Hyun sangat kolot menurut mereka Jeong Dae-Hyun seorang anak laki-laki yang berharga setiap kali ada acara keluarga besar Ji-Yeong lah yang kerepotan menyiapkan banyak hal di rumah mertuanya. Dalam hal ini Jeong Dae-Hyun dikritik ibunya saat membantu istrinya menyelesaikan pekerjaan rumah. Bagi orangtua Jeong Dae-Hyun melakukan pekerjaan rumah merupakan kewajiban istri (Ini merupakan awal bab di mulainya cerita).
Apakah Kim Ji-Young bisa pulih kembali? Baca dan temukan jawabannya sendiri ya ;).
Kim Nam Joon (pacar saya :D) pernah membaca buku ini dan kalau tidak salah juga rekomendasikan untuk membaca. beberapa selebriti di Korea Selatan konon juga banyak yang membaca dan merekomendasikannya.
Bintang 4.5/5 dari saya, dari buku ini saya menjadi tahu bahwa pola pengasuhan sewaktu kecil dan peristiwa-peristiwa yang terjadi sangat berdampak ketika dewasa. Saya sangat suka buku ini ❤.
0 notes
Text
When you're not okay but you must be okay. Rasanya itu kaya ada ubur-ubur main di kepala.
0 notes
Text
Mungkin saya lebih suka merelakan orang-orang pergi, saya mungkin ragu-ragu untuk membuat seseorang menetap. Setelah bertambah dewasa, saya takut membiarkan seseorang untuk mengenal saya lebih jauh.
Dulu saya kerap mempertanyakan kenapa mereka yang saling jatuh cinta tidak bisa bersama perihal banyak perbedaan mengenai latar belakang dan keluarga. Sekarang tanpa harus mencari tahu kemana-mana jawaban itu datang sendiri.
0 notes
Text
Suatu saat kamu akan berjarak dengan banyak hal lalu tinggalah kamu berdiri sendirian. Tidak ada siapapun mungkin tinggal desau angin, detak-detak jam yang menyertai sendirimu dan hembusan napas panjang dari tubuhmu sendiri. Lagi.
Segala hubunganmu dan manusia yang berjanji membersamaimu akan pergi satu-persatu, saya pikir memang sudah waktunya begitu. Lagipula Tuhan lah yang maha membolak-balikkan hati jadi jangan terlalu terpaku. Tidak akan ada yang tetap berada di tempat yang sama dan pembicaraan tentang kebersamaan itu pelan-pelan akan mengikis.
Kamu hanya akan bangun tidur, berbenah, berangkat kerja dan menatap kekosongan udara. Haha lucu ya. Rutinitas usia mendekati dan melewati seperempat abad di barengi kegalauan-kegalauan mengenai karier dan jodoh. Kadang-kadang di bumbui halu-halu tidak tentu semacam punya kekasih yang menetap di korea selatan sedang jualan pakaian untuk persiapan pernikahan. Sudah hidup jangan dibuat terlalu serius.
Kamu dan saya sendirian mengitari kota, mengunjungi toko buku, atau bolehlah sesekali menikmati lukisan-lukisan yang dipajang di museum (memangnya ada, saya juga tidak tahu). Sendirian. Kamu dan saya akan terbiasa makan berhadapan dengan kursi kosong bercerita tentang betapa buruknya hari ini di dalam kepala sendiri. Sibuk sendiri.
Tidak apa-apa karena kita sedang belajar sebagai independent woman. Hitung-hitung biar tidak terkejut ketika mendapati hanya ada kamu di keramaian.
0 notes
Text
Aku menyukai birunya langit sudah lama, sejak SMA. Waktu itu seorang mentor organisasi bertanya ingin menjadi benda seperti apa di semesta ini. Langit yang biru alasannya karena bisa menjadi wadah berbagai galaksi bahkan yang tidak kita ketahui. Padahal alasan sebenarnya adalah setiap aku menatap langit biru aku menjadi bahagia dan tenang, seakan masalah yang beratnya tidak bisa diatasi menjadi lebih ringan dan tidak perlu menghela napas berulang kali karena kesal. Aku ingin menjadi seperti itu seperti birunya langit yang menenangkan.
2 notes
·
View notes
Text
Beberapa hari ini masih lekat karakter Jo March di film Little Women. Perempuan keren yang mengesankan banyak orang, bertekad, punya mimpi, ambisius dan tidak ingin menjadi wanita yang hanya mengharapkan cinta. Di pertengahan film setelah kematian Beth ia terpukul sepertinya menyadari kalau dirinya terlalu ambisius pun ia menyesal karena menolak Laurie mengakui bahwa ia sendirian dan kesepian, Jo membutuhkan seseorang yang bersedia mencintainya meskipun pernyataan Jo terdengar egois sebab ia sendiri ragu-ragu apakah ia mencintai Laurie.
Keputusan Jo menolak Laurie merupakan pilihan yang tepat, Laurie tidak menyukai Jo dan tangannya yang kotor akibat tinta. Seseorang yang ingin hidup bersama namun tidak mendukung mimpi satu sama lain bahkan menyakalnya akan berakhir saling menyakiti.
Memiliki plot maju-mundur menngisahkan empat bersaudara Meg, Jo, Amy dan Beth. Jo merupakan karakter favoritku yang tidak ingin terjebak pada pernikahan dengan harapan memiliki pasangan yang mampu mendukung masalah ekonomi mereka sedangkan Jo wanita yang ingin menjadi penulis hebat, berdikari, mampu membiayai hidupnya sendiri tidak bergantung terhadap cinta dan suami. Aku sangat terkesan terhadap Jo yang bersusah payah mewujudkan impiannya hingga mampu menjadi tulang punggung keluarga. Namun ada karakter yang menyebalkan Amy gadis egois yang kerap merepotkan dan merasa di nomor duakan, aku tidak menyukai Amy karena tidak terlihat mengupayakan apa yang ia inginkan. Beth putri bungsu keluarga March aku juga menyukainya walaupun usianya paling muda ia lebih dewasa dalam menyikapi hidup dan mudah di cintai siapapun. Lalu Meg si putri sulung yang memutuskan menikah dengan laki-laki yang ia cintai dan hidup kekurangan karena menikahi seorang pengajar biasa serta mengurungkan mimpinya menjadi model.
Jo yang berada di New York segera pulang setelah mendengar kabar jika kondisi Beth memburuk dan berakhir meninggal dunia. Jo terpuruk setelah kepergian Beth. Ia merasa tidak di cintai siapapun hidupnya kesepian meskipun impiannya terwujud.
“Women, they have minds, and they have souls, as well as just hearts. And they’ve got ambition, and they’ve got talent, as well as just beauty. I’m so sick of people saying that love is all a woman is fit for.” _Jo March
Kalau tidak salah kalimat tersebut di ucapkan saat duduk bersama ibunya, Marmee March di imbuhi "but i'm lonely". Aku yang mendengarnya turut sedih, iya aku tahu persis perasaan itu.
Jo di masa depan menjadi pengajar dan mendirikan sekolah yang memiliki siswa laki-laki dan perempuan. Pada masa itu perempuan sedikit kesulitan untuk mendapat pendidikan sekolah pun tidak boleh bercampur dengan laki-laki. Jo ingin perempuan memiliki hak yang sama layaknya laki-laki.
Namun apakah Jo menemukan cinta sejatinya? Tonton atau baca sendiri ya. Little Women.
1 note
·
View note
Text
“Men who can’t cook, clean, or even do their own laundry are not “cute” and “in need of a woman to care for them”. They are spoiled brats so dependent on gender roles that they never bothered to learn the minimal skills to take care of themselves.”
—
4K notes
·
View notes
Text
Minggu ini menyelesaikan sebuah novel dari Pak Cik Andrea Hirata dengan judul Orang-Orang Biasa atau Ordinary People. Cara bercerita dalam novel ini tidak jauh berbeda dari novel-novel sebelumnya bersahaja dan jenaka. Sebagaimana aku yang jatuh cinta pada setiap perjalanan Ikal yang membawanya ke negeri Eropa. Begitu pula dalam Ordinary People yang membuatku turut merana saat Aini kesulitan melanjutkan pendidikannya karena terkendala biaya. Oh iya jangan lupakan sikap jujur inspektur Abdul Rojali manakala di tawari untuk mempermudah pendidikan putrinya saat tidak diterima sekolah keperawatan lalu dengan lugasnya menolak tawaran tersebut, katanya masih banyak orang-orang lain yang membutuhkan beasiswa ketimbang dirinya. Dalam kondisi tersebut membuatku teringat peristiwa beberapa tahun lalu saat salah seorang kenalan berusaha mendapatkan beasiswa walaupun dalam pandanganku masih mampu untuk membayar secara mandiri. Miris sekali jika mengingat hari itu meskipun akhirnya orang tersebut di tolak pengajuan beasiswanya entah bagaimana aku merasa lebih lega dan tipis-tipis masih tersisa perasaan sebal.
Novel ini nggak berat untuk dibaca karena bahasanya memang sederhana. Beberapa episode mungkin akan membuat kalian tertawa seperti perampokan yang di lakukan oleh Dinah ibu Aini dan sekawanan teman sekolahnya. Ada lagi koreografi seribu monyet seolah membawaku untuk menyaksikan pertunjukkan yang megah. Pada akhirnya Aini memang berangkat untuk belajar kedokteran tapi tidak ada yang tahu apakah Aini akan lulus menjadi dokter setelah membayar uang muka yang didapatkan Dinah dan kawan-kawannya dari pinjaman sana sini. Kita tidak tahu bagaimana kelanjutan kisah Aini, mungkin besok setelah mendengar kisah Guru Aini kita akan tahu bagaimana perjalanan Aini selanjutnya.
Hehe ini review pertama dari berbagai novel yang pernah aku baca.
3 notes
·
View notes
Text
Pesan Seorang Ayah kepada Anaknya tentang Pernikahan
Dalam sebuah dialog singkat kala itu, Abi memberi pesan yang mendalam kepada saya, pesan tentang pernikahan. Pesan yang membuat saya berpikir dan merenungkan kembali atas realitas dan ekspektasi yang bergelut di dalam hati. Kata beliau,
"Mas, memang pada hakikatnya manusia itu mendambakan kesempurnaan atau kondisi yang ideal, dalam keadaan apapun, termasuk ekspektasi terhadap calon pasangannya nanti. Akan tetapi, semakin banyak tuntutan yang kamu syaratkan untuk calon pasanganmu, justru menunjukkan ketidaksiapanmu dalam menikah."
Saya yang mendengar nasihat itu, spontan menanggapi
"Loh kenapa begitu, Bi?"
Sambungya,
"Mas, kamu menikah dengan pasangan yang kamu anggap sempurna sekalipun, pasti akan kamu jumpai kekurangan darinya. Maka pasangan yang baik itu adalah mereka yang menyadari akan kekurangan pada setiap insan, kemudian memahami sebagai bentuk penerimaan, terakhir bertekad untuk saling bersama melengkapi dan memperbaiki agar tercapai tujuan yang hakiki."
Tutup saya, mengiyakan,
"Begitu ya, Bi... Baik, Bi. Terimakasih atas wejangannya kali ini."
172 notes
·
View notes
Text
"Kalo kamu orang yang lebih gampang terwarnai daripada mewarnai, lebih baik mempertahankan iman daripada mempertahankan teman"
-The rabbanians, Ust Muhammad Halid Syar'ie dan Ust Hamdi Al Bakry Tonton Full on youtube tr Talks EP 66: Bukankan Kita Berteman?
9 notes
·
View notes