#kejelasan
Explore tagged Tumblr posts
Text
DPRD Kabgor Tuntut Kejelasan Data Karyawan Royal Coconut yang Tercover di BPJS
Hargo.co.id, GORONTALO – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo menuntut kejelasan data karyawan PT Royal Coconut yang masuk dalam BPJS Ketenagakerjaan. Pasalnya, terdapat perbedaan data antara yang ditemukan FSPMI dengan data perusahaan. Dimana, berdasarkan data FSPMI, ada 60 persen pekerja di Royal Coconut yang belum tercover BPJS. Sementara, menurut perusahaan, dari 982…
#BPJS#DPRD Kabupaten Gorontalo#Kabupaten Gorontalo#Karyawan#Kejelasan#Legislator Menara#PT Royal Coconut#Rapat Dengar Pendapat#RDP#Tuntutan
0 notes
Text
Melewatkan orang baik..
Tidak ada yang akan kusesali nantinya melewatkanmu ataupun menunggumu. Diantara keduanya ada konsekuensi yang akan memintaku saat aku memilih. Namun satu hal yang aku syukuri, setidaknya aku pernah diperjuangkan dengan sebagaimana mestinya. Meski pada akhirnya masing-masing dari kita memilih diam dan pergi untuk saling menjauh.
Tidak semua perjumpaan akan berujung pada kesepakatan. Tidak semua yang bertemu akan selalu bersama. Demikian, bukan?
Melewatkan orang baik itu nyata adanya. Edisi nemenin ibu jalan-jalan pagi. Pagi ini bertemu dengan salah satu teman pengajian ibu.
Ibu Y: ".... mba dandelion (nama disamarkan) qadarullaah nggak bisa lanjut proses kemarin, Bu."
Keluarga kami cukup dekat sehingga ibu Y seringkali bercerita banyak hal dengan ibuku.
Ibu Y: "Saya sedikit kepikiran, Bu. mba Dandelion setelah proses ta'aruf dengan Ikhwan tersebut, akhir-akhir ini lebih sering menangis, lebih menutup diri dari biasanya. Tapi setiap kali ditanya, jawabannya selalu diam dan memilih menghindar. Barangkali mba Nisa bisa ajak mba Dandelion ngobrol-ngobrol ya. Dari kemarin pengen ngobrol sama Nisa katanya. Tapi takut ganggu mba Nisa."
aku: "nggeh, Bu. Nanti saya coba chat mba Dandelion lebih dulu. Bertanya kabar, semoga bisa sedikit terbuka dengan saya."
Ibu Y: "ikhwan ini datang kerumah menegaskan bahwa tidak bisa melanjutkan proses ta'aruf. Mas F (inisial Ikhwan yg sedang proses) datang dengan kakaknya untuk menegaskan.
Awalnya mba Dandelion mengabarkan kalau akan ada seorang laki-laki yang Alhamdulillaah sudah ngaji dan Insya Allaah baik pemahaman agamanya. Suami saya menyambut dengan senang perihal kabar baik itu. Dan atas izin Allaah keduanya bertemu dan memutuskan untuk proses ta'aruf. keduanya ini saling tertarik dan merasa cocok satu sama lain. Delapan kali datang kerumah dan saling terlibat pembicaraan bersama.
Mas F bilang kalau belum bisa datang bersama bapak ibunya untuk meminta mba Dandelion dikarenakan ibunya sedang dalam kondisi sakit.
Kamipun paham kondisi mas F, dan kami mencoba memberikan garis ketegasan untuk anak perempuan kami satu-satunya ini. Bapaknya (suami saya) tidak ingin putri kesayangannya ini tidak ada kejelasan status. Bapaknya meminta agar ada kejelasan bagaimana kelanjutan dari proses ta'aruf ini. Akhirnya mas F mengatakan akan segera mengkhitbah mba Dandelion dengan cincin pemberian dari Ibunya.
Ketika waktu yang sudah dijanjikan akan datang untuk mengkhitbah, qadarullaah Ibu mas F Allaah panggil lebih dulu (meninggal dunia). Sehingga ini butuh waktu tiga minggu untuk melanjutkan kembali. Dalam waktu tiga minggu, mas F mengabarkan bahwa setelah ibunya meninggal dunia. Ayahnya jatuh sakit. Satu minggu setelah mendapat kabar sakitnya, kami mendapat kabar bahwa ayah mas F tersebut meninggal dunia.
Setelah dua minggu sepeninggal ayahnya, mas F tersebut datang kembali kerumah dengan saudaranya untuk menegaskan kembali bahwa ia akan tetap maju untuk meminang mba Dandelion. Namun butuh waktu untuk membicarakan hal tersebut dengan keluarga besar seperti saudara dari Ayah dan Ibunya sebagai perwakilan yang dituakan. Kamipun menyepakati, karena kami mencoba memahami tentang ujian demi ujian yang mas F lalui.
Dua Minggu berlalu, mas F ini mengabarkan via chat. Yang intinya masih butuh waktu untuk meyakinkan keluarga besarnya untuk melangkahi kakak perempuannya yang belum menikah dan belum memiliki calon. Kata keluarga besarnya, kasihan jika dalam suasana duka seperti ini, kakak perempuannya harus ditinggal apalagi dilangkahi oleh adik laki-lakinya untuk menikah.
Dalam adat jawa, tabu jika ada seorang adik melangkahi kakaknya untuk lebih dulu menikah. Apalagi jika itu adalah adik laki-laki melangkahi kakak perempuannya. Meski mas F ini sudah paham tidak ada demikian dalam agama, namun keluarga besarnya masih kekeh memegang adat demikian.
Sampai satu titik, mba Dandelion meminta kejelasan bagaimana ujung dari proses ini. Akhirnya mas F datang dengan saudaranya lagi untuk menjelaskan situasi yang sedang terjadi. Bahwasanya ia meminta diberi waktu untuk mencarikan calon untuk kakak perempuannya ini sampai akhir tahun ini agar bisa menikah. Harapannya agar ada yang menjaga kakak perempuannya. Setelah kakak perempuannya mendapat jodoh barulah ia bisa dengan lapang menikah.
Mendengar hal itu mba Dandelion memberikan tanggapannya, bahwasanya ia tidak bisa lagi memberikan waktu.
"Lebih baik dicukupkan sampai disini saja. Tidak usah melanjutkan. Saya tidak ingin terus-terusan dalam kondisi status berproses dengan seorang Ikhwan yang belum terlihat kejelasannya untuk sebuah komitmen. kita cukupkan sampai disini saja, jika memang berjodoh maka kita akan bertemu lagi dengan cara baik dan waktu yang terbaik menurut Allaah. Saya tidak ingin menunggu sesuatu yang semu. Saya tidak ingin membatasi diri saya dengan menunggu seseorang yang belum tentu akan menjadi jodoh saya. Saya tidak mau membuka pintu-pintu syaithan dengan mengatasnamakan ta'aruf. Ta'aruf kita sudah berjalan kurang lebih 7 bulan dengan delapan kali pertemuan ini. Saya tidak ingin menutup banyak kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Iya, kalau sampai akhir tahun kakak perempuan mas bertemu dengan jodohnya. Kalau masih belum menemukan, bgaimana dengan saya? apakah masih harus menunggu lagi? Saya tidak ingin demikian, ini akan membuka pintu fitnah untuk kita dan keluarga masing-masing. Saya mohon maaf selama proses kata-kata dan sikap saya menyakiti hati mas dan keluarga mas. Semoga setelah ini Allaah beri kita kelapangan hati dan ganti yang lebih baik lagi." Jawaban mba Dandelion saat itu didepan kami semua.
Jelas Bu, saya menangis saat itu juga. Saya kaget anak perempuan saya langsung memutuskan demikian. Suami saya mencoba memahami kondisi anak perempuannya. Dan memutuskan untuk tidak melanjutkan proses ta'aruf ini dengan berat hati.
"semoga kita masih tetap menjadi saudara muslim yang baik ya mas, entah nanti kalian berjodoh atau tidak. Semoga ini adalah keputusan yang terbaik untuk kalian berdua." Ucap Bapaknya mba Dandelion.
"baik, pak. Ngapunten sanget jika saya membuat mba Dandelion dan keluarga kecewa atas sikap saya. Saya bisa memahami keputusan MB Dandelion. Insya Allaah, jika nantinya kakak perempuan saya sudah menemukan jodohnya tahun ini. Dan mba Dandelion masih belum menikah atau masih belum proses ta'aruf dengan siapa-siapa. Semoga masih diizinkan untuk menyambung silaturahmi nantinya ya. Saya meminta maaf untuk segala ucap, tindakan dan hal-hal lain yang kurang berkenan. Semoga Allaah berikan yang terbaik setelah ini." Jawaban mas F saat itu.
Dia Ikhwan yang baik, saya bisa melihat sikap dan kesungguhannya dalam mengupayakan, bu. Selama proses, saya dan suami menyelidiki latar belakang dan keseharian mas F. Bertanya beberapa hal pada tetangganya, dan suami saya juga pernah bertemu dengan mas F dalam barisan sholat subuh berjamaah. Masya Allaah, sekali memang.
Saat mas F berpamitan dan merangkul suami saya, saya melihat mas F menangis dan mengucapkan salam dengan suara yang gemetar. Sementara mba Dandelion langsung masuk kamarnya dan terdengar suara tangisannya.
Saya menangis, suami saya terlihat begitu sedih. Beberapa kali gagal ta'aruf baru kali ini mba Dandelion saya mendengar suara tangisannya. Kami mencoba lapang untuk terus menguatkan satu sama lain. Untuk tetap berbaik sangka kepada Allaah. Tahun ini mba Dandelion berumur 36 tahun, Bu. Hati saya ikut remuk setiap kali harus melihat kegagalan demi kegagalan proses ta'aruf mba Dandelion." Ungkap ibu Y dengan suaranya yang lirih dan menangis.
aku dan ibu hanya bisa saling menatap dan membisu. Ibu menangis seraya memeluk ibu Y untuk menguatkan.
~*
Barangkali kita pernah..
Merasa begitu beruntung ketika diingini oleh seseorang yang begitu baik, didoakan dalam banyak kebaikan, diberi hadiah tanpa melewati batas syariat, saling tak bersua namun saling mengupayakan.
Barangkali kita pernah..
Menjadi begitu istimewa ketika diperjuangkan, begitu bahagia saat kita mengetahui kita adalah seseorang yang diperjuangkan diantara orang-orang baik yang mengupayakannya.
Barangkali kita pernah..
Menjadi satu diantara pilihannya, menjadi tujuan perjalanannya. Meski pada akhirnya ketetapan Allah yang menjadi pemenangnya..
Barangkali kita pernah..
Melepas seseorang yang baik itu, menabahkan diri atas keputusan yang kita pilih. Sebab memaksa berjalan pada tujuan yang sama tidak menemukan titik temunya.
Barangkali kita pernah..
Dibuat takjub atas perjalanan yang Allaah kehendaki. Sesuatu yang kita tangisi dengan begitu, justru memberi lebih banyak arti atas serangkaian hidup yang kita jalani.
Barangkali benar, tidak semua kebaikan-kebaikan itu bertemu dan cocok. Cinta tahu kemana harus pulang, jodoh tahu kemana harus memupuk keshalihan. Menjadi baik adalah tugas kita, mencari jodoh yang baik adalah upaya kita. Pada akhirnya kita akan paham bahwa kita adalah ujian bagi satu sama lain.
*saya sudah izin kepada ibu Y dan mba Dandelion untuk menuliskan kisah ini dimedia sosial saya. Semoga Allaah tolong dan memberikan kelapangan serta ganti yang lebih baik.
#jodoh#tulisan#menulis#catatan#nasihat#wanita#kebaikan#perjalanan#syukur#pernikahan#rumah tangga#rtm#sajak rindu
358 notes
·
View notes
Text
Menyikapi Akun "Rumahati"
Sebenarnya sudah sangat lama isu ini terpendam karena banyak user Tumblr yang berinteraksi dengan saya terlibat dengan akun @rumahati. Terlibat dengan artian: dikontak. Dihubungi perihal ajakan untuk sedekah secara personal ke kegiatan yang bersangkutan dengan rekening pribadi. Tapi kemudian ada beberapa problem yang teman-teman sampaikan dan berkaitan dengan saya juga.
Awal mula isu ini muncul dari posting-an ini KLIK. Silakan baca dulu jika ingin tahu. Tapi di tulisan ini juga sudah saya sertakan, karena ini versi dari saya semoga dapat gambaran lain dari tulisan yang sudah ada.
Catatan: di posting-an ini ada banyak link yang bisa dibaca. Tinggal klik "KLIK" tersebut.
Setidaknya, ada tiga momen yang membuat saya akhirnya berkesimpulan kalau sosok di balik akun Rumahati cukup problematik.
Pertama, saat dia membuat posting-an di Tumblr yang diduga ditujukan ke saya. Interaksi saya dengan akun tersebut, yang kemudian memperkenalkan diri sebagai "SW" dan biasa dipanggil "U", pertama dari Message di Tumblr ini. Dia merespon posting-an saya yang sedang mencari tim kreatif untuk lembaga filantropi yang saya miliki: Ide Berbagi. Juga dia ingin bergabung ke grup filantropi Tumblr yang saya buat. Chat-nya masih ada dan dia akhirnya bergabung juga di grup Whatsapp tersebut. Namun, tidak banyak interaksi yang dia lakukan di grup Whatsapp itu.
Dia pernah chat saya berkonsultasi tentang program sosial dan menjabarkan program personal yang dia punya. Saya ingat betul jawaban yang saya berikan ke dia salah satunya bahwa model lembaga saya tidak menyalurkan ke personal, tapi ke komunitas atau penerima manfaat yang komunal (kelompok anak atau masyarakat). Sementara dia menyalurkan secara personal dan targetnya personal juga. Apalagi pakai rekening pribadi. Tentu ini tidak masuk kriteria lembaga dan prinsip saya. Lagipula, cara dia sulit untuk dimintai pertanggungjawaban.
Nah, ternyata karena penolakan ini dia membuat posting-an. Awalnya, saya tidak tahu karena tidak saling follow. Tapi ada mutual yang follow akun tersebut dan merasa ditujukan ke saya. Saya diberi tahu (gambar kiri). Isinya begini (gambar kanan):
Saya tidak terlalu menggubris karena tidak menyebutkan siapa, tidak tag/mention akun saya, atau yang memang jelas ditujukan ke saya. Tidak terlalu peduli. Cuma ini momen inisiasi pertama yang membuat saya agak terperanjat. Salah satu bukti dari kesalnya dia dari prinsip saya itu bisa dilihat di chat yang dia sendiri ketik di sini: KLIK. Tulisan tersebut juga membahas tentang Rumahati.
Kedua, setelah dia gabung di grup Whatsapp komunitas Tumblr yang saya buat, yang kemudian menjadi komunitas donatur "Searah" dan kini alhamdulillah menjadi Yayasan Visi Searah Cendekia (KLIK untuk lihat Instagram VISECA), dia menghubungi beberapa anggota grup secara pribadi dan menawarkan sedekah. Ada beberapa anggota grup yang konfirmasi ke saya soal ini. Ini salah satunya:
Ini momen kedua di mana menurut saya tidak etis sekali mengontak orang yang baru dikenal memanfaatkan nomor pribadi yang diambil dari grup kami. Grup ini awalnya sampai 200-an orang. Seingat saya ada lebih dari 5 orang yang mengonfirmasi ke saya. Saya hanya bisa menyarankan agar kalau memang mau donasi, minta kejelasan perihal dokumentasi, dsb. Yang saya sayangkan di sini dia mengambil nomor pribadi teman-teman Tumblr dari grup yang saya buat untuk kepentingan pribadi.
Ketiga, setelah banyak orang yang menanyakan ke saya perihal akun Rumahati dan merasa jengkel dengan model penagihan yang dia lakukan. Ini bahkan bukan orang-orang yang berasal dari grup Whatsapp saya tadi. Jadi, ada beberapa orang baik yang sesekali donasi ke dia dan bahkan ada yang sampai rutin. Cuma, banyak dari mereka yang risih dengan Rumahati karena tiap minggu ditanyakan dan seolah ditagih untuk berdonasi. Ini bukan saya yang mengatakan tapi eks donatur Rumahati sendiri. Mereka bahkan merasa seperti berhutang dan dikejar-kejar. Tapi saat ditanya dokumentasinya, tidak pernah mau menunjukkan. Sampai akhirnya mereka memblokir akses Whatsapp dan juga akun Tumblr Rumahati.
Ada banyak yang mengadu seperti ini. Tapi saya malas untuk mengubek lebih dalam memori Whatsapp saya. Saya sertakan chat dari dua orang yang sebal dan akhirnya memblokir Rumahati berikut:
Itu tiga hal yang saya merasa memang akun Rumahati ini problematik, terlepas dari kepribadian atau masalah pribadi yang dia miliki. Tidak ada yang tahu mengapa begini.
Masalah terbesar dari Rumahati ini ada di transparansi. Setiap kali diminta dokumentasi atau bukti penyaluran, selalu ada alasan. Tidak ada foto, kuitansi, atau apapun itu. Ini yang saya sampaikan dari awal ke teman-teman Tumblr—termasuk ke akun Rumahati itu waktu dia konsultasi—bahwa donasi ke personal itu peluang fraud-nya sangat besar dan transparansi jadi kunci. Orang-orang tidak akan tertarik dengan model kegiatan sosial begini. Tapi, ya namanya orang baik itu banyak dan di mana saja, termasuk di Tumblr ini, masih ada yang percaya donasi personal model Rumahati. Kalau kejadian akumulatif seperti saat ini, bagaimana? Susah kita menentukan kejelasan antara amanah atau tidaknya.
Itu tiga hal yang membuat saya berkesimpulan kalau Rumahati ini problematik. Sebenarnya saya sudah tidak menggubris karena tidak satupun dari problem di atas menyasar saya langsung. Jadi, tidak terlalu peduli. Sampai akhirnya kemarin ada akun yang mengangkat ini jadi pembahasan (KLIK di sini). Saya tidak menduga ternyata sampai hampir Agustus 2024 ini masih juga bermasalah. Silakan baca juga di sini KLIK, di sini KLIK, dan di sini KLIK.
Dan, ternyata ada problem lain yang orang-orang lain dapatkan: hutang. Setidaknya sudah dua akun yang mengaku diminta meminjamkan uang untuk Rumahati demi alasan ini-itu, tapi pembayarannya lama bisa setahun dan itupun susah ditagihnya (nama ada di saya). Saya tidak ada masalah dengan hutang-piutang karena itu urusan personal dan sebuah kewajaran. Tidak perlu malu atau mempermalukan orang lain karena hutang. Tidak. Jangan ada yang menghakimi orang lain karena hutangnya selama ada niat untuk melunasi. Tapi kalau ternyata ada pola gunung es, saya kira ini bagian dari problematika yang lebih besar.
Problem puncak dari Rumahati ini saya kira karena dia menghilang tiba-tiba setelah topik ini diangkat ke Tumblr kemarin. Akunnya menghilang, Whatsappnya raib, dan semua akses yang dia punya putus begitu saja. Memunculkan pertanyaan besar: kenapa? Orang jadi menduga-duga. Padahal, seharusnya masih bisa dijelaskan dengan baik-baik jika memang intensinya tidak untuk disalahgunakan. Jawab saja satu persatu dan buktikan kalau dugaan-dugaan itu tidak benar. Apalagi kalau ternyata dia ada masalah yang memaksa dia untuk bersikap demikian. Selama masih dalam batas logika, etika, dan moral saya kira orang-orang mudah untuk memahami.
Saya pribadi tidak ada urusan dengan Rumahati selain menyayangkan karena ini mencoreng dunia filantropi. Satu lagi alasan yang akan membuat orang enggan untuk berdonasi. Saya pun sedang tidak menuduh terkait amanah donasinya, karena saya bukan donatur dia dan tidak punya alasan untuk meminta transparansi. Karena nama saya disebut dia di salah satu postingan terbaru ini KLIK, akhirnya saya memutuskan buka suara untuk menyikapi.
79 notes
·
View notes
Text
Serial Opini—Dampak dan Upaya Menumbuhkan Kembali Figur Filosofis
"Lalu bagaimana sebenarnya dampak dari hilangnya figur filosofis ini terhadap gerakan dakwah kampus? Dan yang lebih penting, bagaimana kita bisa menumbuhkan kembali pemikir-pemikir konseptual yang dibutuhkan?"
Menjawab pertanyaan di atas sekaligus menjadi lanjutan tulisan serial "Hilangnya Figur Filosofis Dakwah Kampus Hari Ini" yang pertama (kalau belum baca saran saya baca dulu hehe), maka pada tulisan kedua ini akan membahas dampak hilangnya figur filosofis dan bagaimana kiat dalam menumbuhkan kembali.
Dampak dari hilangnya figur filosofis terhadap gerakan dakwah kampus? di kepala saya sebenarnya ada 7 poin, tetapi untuk meringkas saya sampaikan 3 saja.
1. Kehilangan Narasi Besar dan Arah Strategis
Figur filosofis adalah penentu arah gerakan, tugasnya adalah membuat peta dan memegang kompas dalam menavigasi sebuah bahtera dalam mengarungi lautan. Mereka bukan hanya menyusun strategi, tetapi juga memastikan gerakan dakwah berlandaskan nilai-nilai Islam dan pergerakan secara mendalam. Ketika peranan dari figur ini hilang, maka gerakan dakwah akan kehilangan narasi besar yang menjadi pondasi perjuangan. Tanpa narasi besar, dakwah kampus cenderung akan terjebak pada aktivitas teknis tanpa visi jangka panjang, yang akhirnya membuat gerakan kehilangan daya tarik dan relevansi terhadap perubahan zaman.
2. Dakwah Menjadi Prosedural, Bukan Substansial
Tanpa pembinaan filosofis, aktivitas dakwah cenderung hanya akan menjadi rutinitas administratif saja. Kader akan beralih fokus pada mindset "apapun yang menting program berjalan" daripada memahami esensi dan nilai dakwah yang seharusnya menjadi ruh di setiap aktivitas. Akibatnya, kaderisasi kehilangan makna pembentukan karakter dan lebih mengutamakan hasil teknis. Ketika mindset yang demikian terus dirawat, maka keluhan/tudingan "Kader zaman sekarang gampang ngeluh, lemah komitmen dan kurang militansi." hanya akan terus bermunculan, sebab mereka mengerjakan sesuatu tanpa keterikatan dan kepahaman nilai serta bekal ilmu yang cukup.
3. Menurunnya Kepercayaan Diri Gerakan
Ketika gerakan dakwah kehilangan arah dan tidak memiliki narasi besar yang menginspirasi, yang memunculkan semangat pada diri kader, maka dampaknya dalah kepercayaan diri para kader juga akan ikut melemah. Mereka merasa aktivitas yang dijalankan tidak memberikan dampak besar atau signifikan, sehingga semangat juang menurun atau yang lebih parah, mulai mempertanyakan kejelasan gerakan pada hal yang 'fundamental' sekalipun. Bagi mereka yang peduli dan memiliki daya pikir kritis, akan mulai mempertanyakan persoalan-persoalan yang sejak dulu sebetulnya sudah selesai. Namun karena ketiadaan sosok yang mampu menjadi 'jawaban' di tengah kekeruhan itu, akhirnya mereka yang tadinya kader produktif justru mulai kontra-produktif, menjadi destruktif dari luar gerakan.
Dari tiga poin di atas saya rasa sudah menunjukkan seberapa vitalnya kader filosofis di dalam sebuah manajemen dakwah. Lantas sekarang, bagaimana upaya dalam melahirkan figur filosofis itu?
1. Studi Literatur Sejarah Gerakan Dakwah
Ini adalah cara paling mudah. Upaya untuk menumbuhkan filsuf gerakan ini bisa dimulai dari membaca buku-buku yang mengkaji manajemen dakwah era dahulu. Ambil hal-hal yang esensial; nilai perjuangan, kunci keberhasilan, termasuk sebab-sebab kehancuran. Ada berbagai macam buku-buku yang bisa dibaca, @mamadkhalik mungkin boleh dibantu buatkan daftarnya hehe.
2. Menghidupkan Tradisi Diskusi Kritis dan Reflektif
Diskusi adalah ruang bagi kader untuk melatih kemampuan berpikir kritis, mematangkan ide, dan mengeksplorasi pemahaman mendalam tentang dakwah itu sendiri. Pendekatan diskusi semisal analisis kasus dakwah lintas waktu sebagai komparasi dalam mencari celah (gap), untuk menemukan jembatan penghubung adalah salah satu solusi yang menurut hemat saya bisa dicoba.
2. Membentuk Komunitas Pemikir Dakwah
Bentuk komunitas kecil yang fokus pada pengembangan konsep dan strategi dakwah. Komunitas ini bertugas mempelajari isu-isu besar keumatan dan menyusun strategi dakwah berbasis nilai. Komunitas ini juga menjadi wadah untuk menyalurkan kader dengan minat intelektual tinggi. Teringat ketika Abi menyampaikan tadzkirah tentang QS. At-Taubah : 122. QS. At-Taubah: 122 menegaskan bahwa tidak semua orang perlu berada di garis depan untuk menjalankan tugas dakwah yang bersifat teknis atau operasional. Sebaliknya, ada kebutuhan untuk sebagian kelompok yang mendalami ilmu agama secara serius agar dapat memberikan arahan, nasihat, dan panduan. Saya rasa ini visi terselubung komunitas yang dibentuk mentor saya @kayyishwr dengan komunitas aamalacom nyahehe. Bagaimana menumbuhkan semangat keilmuan dan melandasi amal dengan keilmuan yang kokoh.
3. Mendorong Produksi Karya dan Pemikiran
Mungkin kader perlu distimulan dengan kebiasaan menuangkan ide dalam bentuk tulisan ataupun karya. Dengan sistematika penulisan yang jelas, misalnya menggunakan teori Golden Circle-nya Simon Sinek. Berangkat dari why, lalu how dan what, yang poin intinya, membangun cara berpikir/mengonsep ide dalam pendekatan sistematis dan komprehensif, baik itu keresahan yang mendalam, tujuan yang terukur, dsb. Sehingga harapannya dari situ tercipta basis-basis pemikir yang kuat di kalangan kader.
Kesimpulan
Dakwah kampus tidak perlu kembali sepenuhnya ke cara-cara lama, (pun saya juga paling nggak suka meromantisasi masa lalu hehe), tetapi perlu mengadaptasi nilai-nilai esensial dalam pendekatan baru. Figur filosofis yang kuat tidak hanya diperlukan untuk masa sekarang, tetapi juga untuk memastikan gerakan dakwah tetap relevan di masa depan, baik dalam programnya maupun dalam membentuk kader-kader penerusnya.
Jadi, apakah kita siap untuk mengambil langkah nyata dalam menumbuhkan kembali figur-figur filosofis ini? Jawabannya ada di tangan kita semua—para kader yang masih peduli pada urgensi dan keberlanjutan dakwah kampus.
Wallahua'lam.
18 notes
·
View notes
Text
Luka Pengasuhan
Setelah beberapa edisi berdiskusi dengan psikolog, saya mulai memahami bahwa saya memiliki luka pengasuhan yang hingga kini belum sepenuhnya sembuh.
Tumbuh dalam lingkungan yang minim afirmasi positif menjadi salah satu penyebabnya. Apalagi, saya berasal dari keluarga menengah ke bawah. Saat di sekolah dulu, saya sering merasa tidak dianggap sebagai bagian dari “golongan” yang dianggap layak menjadi pemeran utama.
Kesibukan orang tua mencari nafkah menjadi faktor lain yang mendukung kurangnya aspek diskusi dalam keluarga. Pertanyaan sederhana seperti “Bagaimana kabar hari ini?” atau “Apa rencana ke depan?” mungkin hampir tidak pernah terjadi.
Nilai-nilai tradisional yang masih kental turut menjadi alasan kultural di mana orang tua dan orang yang lebih tua kerap menekan anak untuk tidak bertanya macam-macam. Hal ini membuat banyak hal berakhir tanpa kejelasan.
"Ssst, sudah sana diam, jangan banyak tanya."
Padahal, anak juga manusia yang ingin mendapatkan penjelasan. Anak sedang tumbuh dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Jika pertanyaan mereka dijawab dengan seksama dan tepat, hal itu dapat menjadi pemicu positif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Lalu, apa luka pengasuhan saya?
Saya merasa kurang mendapatkan apresiasi dan afirmasi positif sepanjang perjalanan hidup saya. Saya tahu saya bukan dari keluarga kaya, apalagi seorang siswa yang menonjol di sekolah. Kuliah pun saya tempuh dengan sepeda bekas proyek mahasiswa, bukan dengan mobil.
Budaya di sekolah juga tidak banyak membantu. Guru-guru cenderung hanya memperhatikan siswa-siswa yang dianggap cemerlang dan outstanding di kelas. Sedangkan saya, hanyalah siswa medioker yang keberadaannya nyaris tidak memengaruhi iklim akademik di sekolah.
Ternyata, kurangnya afirmasi positif semasa kecil menjadi pemicu bagi alam bawah sadar saya untuk mencari validasi di kehidupan dewasa. Pikiran-pikiran seperti “Aku kok tidak dianggap,” “Kenapa cuma dia yang selalu dielu-elukan pimpinan?” atau “Sepertinya aku memang tidak bisa apa-apa; buktinya aku tidak diajak dalam proyek itu” kerap muncul.
Tubuh dan pikiran memiliki batas lelahnya. Ketika keduanya sedang dalam kondisi “low battery,” itu adalah saat yang paling menyebalkan. Kita merasa tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang lain. Padahal, kenyataannya kita juga berkontribusi dengan baik, bahkan bisa jadi sangat baik.
Namun, luka pengasuhan ini menjadi pelajaran berharga bagi saya untuk lebih memahami diri sendiri dan berusaha menciptakan lingkungan yang lebih positif, baik untuk diri saya maupun untuk orang-orang dan terutama keluarga kita.
9 notes
·
View notes
Text
Rambu Abu-Abu.
Setiap kali menemui ragu atau ambigu, setiap itu pula benakku gatal ingin mencari kejelasan dan menggariskannya ke kertas.
Setiap kali langitku dipenuhi kelabu, rasa-rasanya tak sabar untuk menumpahkan warna merah kuning jingga hingga ungu dan melukisnya di kanvas.
Itu aku, di depan ketidakpastian. Terombang-ambing perasaanku sendiri. Kalut pada segala kemelut yang rumit antara kita.
Dibilang tidak tapi iya, dibilang iya tapi tidak. Aku payah menebak-nebak, sedangkan kamu ucap sepatah kata pun tidak.
Kamu boleh bilang aku terlalu perasa, atau sebut aku penyair yang sedikit gila. Tapi jangan buat si penyair yang sudah hampir gila ini semakin menjadi-jadi gilanya dihujani ribuan tanda tanya.
Katakan, kamu mau bagaimana? Apa yang kamu perlukan?
Jangan hanya diam dan menungguku pulang. Jangan mencari alasan untuk menundaku lebih lama kembali ke pekerjaan. Jangan hanya sekedar membalas pesan yang lebih dulu kukirimkan. Jangan hanya sembunyi, berlindung dibalik senyum canggungmu itu.
Ceritakan segala yang jadi isi kepalamu hari ini. Tanyakan apa yang ingin kamu ketahui. Tuangkan segala carut marut itu jika harimu berat. Biarkan aku sedikit masuk ke kehidupanmu, sedikit mengkawatirkanmu, sedikit memperhatikanmu. Katakan dengan jelas maksud dan tujuanmu agar aku tak salah menangkap inginmu.
Aku bisa berbagi sedikit bebanmu itu tanpa merasa terbebani. Aku ingin dilibatkan pada pertimbangan-pertimbangan untuk keputusan besarmu. Dan akan senang hati mendengar cerita-ceritamu.
Mari kita pertegas garis putus-putus itu. Mana yang boleh kita lewati batasnya, mana yang perlu kita lindungi wilayahnya. Mana yang hanya untukmu, hanya untukku, dan mana yang untuk kita.
Diantara rambu abu-abumu yang kamu pasang itu, aku tak ingin jadi seorang yang salah baca pertanda. Aku tak ingin menyimpulkan sendirian tentang semuanya, tanpa kamu tahu segalanya.
(A short point of view. Semarang, 26 Oktober 2024, 21:22. Lagi rindu sama geng Trah Mbah Adam tapi ya masa aku terus yang nelpon duluan? hfft.)
12 notes
·
View notes
Text
Dapet postingan ini di salah satu ig,#tipsrelationship, aku yakin temen2 yang temenan sama aku di tumblr beberapa sedang fase pencarian pasangan hidup.
Salah satu yang hal harus dihadapi ketika di fase penjajakan/ pdkt adalah ujung kejelasan.
Entah akhirnya harus bersama atau enggak,,kalian harus punya closure yang jelas, jangan sampe ngambang yaak,, ga enak loh kalo tanpa ada kejelasan, aku tau beberapa orang emang ga terbiasa untuk mengatakan kalimat pahit atau kurang menyenangkan, tapi lebih baik sampaikan supaya jalan kalian masing masing terbuka daripada menghalangi jodoh masing masing.
Sampaikan walau pahit pada fase ini perlu ges.
Semoga yang di fase mencari ini bisa menemukan yang dicari yaakk.
Good luck and enjoy the processs.
20 notes
·
View notes
Text
Setiap orang yang menunggu, sebetulnya tidak pernah mempermasalahkan waktu. Berapa lama dan sampai kapan. Selama mereka masih mendapat kejelasan perihal apa yang sedang mereka tunggu.
Tapi sayangnya yang betul-betul mereka tunggu dan harapkan, seringkali tidak pernah memberi kepastiannya.
—ibnufir
238 notes
·
View notes
Text
Lembut Penghuninya
Berdecak kagum kami, saat keluar dari perumahan, "Tadi beneran semuanya manusia, ya?"
Sedang berusaha merakit ulang kebiasaan lama yang karam, tak apa perlahan. Mendayung niat-niat agar kebaikan ini terus berlayar sampai tepian.
Sudah sampai mana perjalanan kita mencintai Al-Qur'an?
Pertemuan kedua, Kajian Ta'shil Ilmu Fikih di Masjid Al-Hidayah. Langkah baru untuk mulai belajar pada tatap muka majelis ilmu. Semakin merasa bodoh, semakin merasa jauh, semakin merasa hilang, habis untuk apa waktu hidup selama ini?
Banyak sekali yang belum kamu pelajari.
Ba'da maghrib memulai tasmi' perdana kami di kota rantau. Suasana hening setelah jama'ah akhwat pulang dan tersisa kami di sini. Juz 27 yang tertunda sepekan lalu. Tepat selesai saat adzan isya' berkumandang.
Jama'ah akhwat hanya 3 orang, kami dan satu orang warga mungkin. Setelah selesai sholat isya', susana jadi lebih ramai dan kami menduga akan ada halaqah di sini. Butuh keputusan cepat untuk bertahan atau pulang. Lalu kami bertahan, melanjutkan tasmi' yang belum selesai. Lebih baik diusir dengan kejelasan daripada kehilangan kesempatan hanya berdasar dugaan.
Juz 29 kemudian de javu seolah pernah melewati momen yang hampir sama. Semakin ramai, suara saklar beradu, dingin AC berganti dengan kipas angin yang dinyalakan. Takut-takut kalau lampu dimatikan. Menyelesaikan Al-Qalam kemudian bergegas, sudah saatnya pulang. Mungkin kode? tapi sepertinya tidak. Orang-orang di sini sudah dewasa, bukan anak kecil yang tidak bisa mengomunikasikan sesuatu dengan bertanya.
"Mau dipesenin grab?" Salah seorang panitia kajian bertanya. Memastikan keadaan kami tetap aman. Kalau ada kendala pulang sampaikan saja agar bisa dibantu.
"Atau mau di sini dulu? kalian muroja'ah kan?" Sedikit kaget dan bersyukur tak perlu menjelaskan alasan kami tetap di masjid. "Gapapa?"
"Gapapa, soalnya tempat akhwat kan cuma di sini (sebagian bawah), kalo kita fleksibel bisa pindah ke atas."
"Yaudah izin ya, ustadz, kita pake dulu ga lama kok"
Alhamdulillah, tenang akhirnya kami kembali masuk ke bilik akhwat di dalam masjid. Bersiap melanjutkan tasmi' saat ada tangan menjulur di tirai pembatas dengan dua botol air mineral, "Ini ustadzah, ada air minum, kan muroja'ah nanti haus."
Speechless.
Tentu saja kami tak bisa menahan senyuman. Sampai sini saja, kami tahu akhlak seseorang yang dekat dengan Al-Qur'an dan ilmu akan mudah sekali tercermin dalam sikapnya. Meneduhkan. Indah sekali, hidup dengan ilmu.
Lantunan Al-Haqqah memenuhi ruangan, suaranya tidak lagi tertahan. Sampai akhirnya selesai dan kami akan pulang. Sudah terlalu larut di sini.
Ragu meninggalkan ruangan dengan kipas angin dan lampu menyala, sedangkan tak ada orang lain di dalamnya. Takut salah-salah kalau nekat mencari sendiri saklarnya. Saat melangkah keluar gerbang pun seperti tertahan dan berpikir untuk kembali.
Akhirnya kami tetap pulang dengan harap bertemu salah satu penghuni komplek. Sampai di gerbang belakang, untungnya kami bertemu satpam dan bapak yang kami lihat tadi berada di masjid.
"Pak, tadi kita pakai ruangan bawah, sekarang sudah selesai tapi kipas dan lampunya masih menyala."
"Ohh iya iya." "Makasih, ya, pak!" Beliau berjalan menuju masjid yang kami maksud.
Saat hendak keluar kami baru menyadari bahwa gerbang sudah terkunci. Pak satpam dengan sigap bertanya, "Nanti balik lagi ga?" "Engga, pak" Sambil berjalan menuju gerbang.
"Makasih, pak." "Maaf, ya, pak."
"Iya, gapapa." Wah, ketakutanku luruh seketika. Tegasnya tadi saat bertanya memang sedikit mengerikan.
Berdecak kagum kami, saat keluar dari perumahan, "Tadi beneran semuanya manusia, ya?"
Lembut penghuninya membekas hingga hari ini, lalu kapanpun. Lembut penghuninya nyata menyadarkan kami, lingkungan baik seperti ini yang akan selalu diusahakan. Lembut penghuninya membawa kami pada pikiran masing-masing, serangkaian menit malam yang teduh dan tenang.
Keberkahan Al-Qur'an mungkin jadi salah satu penerangnya.
—Masjid Al-Hidayah Villa Pejaten Mas; @saniyyaaa
(( Wiraguna // Selasa, 24 September 2024 ))
10 notes
·
View notes
Text
Aku adalah kefanaan, namun tulisanku adalah abadi, maka aku memilih menulis untuk membuat kekal apa yang tidak bisa kusimpan selamanya.
Memori yang kupunya tak seberapa, tetapi dengan menulis, aku bisa menjadikan setiap hal menjadi sejarah yang tak terlupakan.
ucapanku berantakan dan sering tak memiliki kejelasan, namun dengan menulis, kutemukan keteraturan.
aku ini penulis. jadi, jangan jatuh cinta padaku, ya?
karena selain senang bermain dengan imajinasi, memutarbalikan fakta, aku juga bisa membuat cerita yang tak ada menjadi nyata.
seperti membuat akhir kisah kita bersama atau berpisah, meski dalam cerita dengan nama tokoh yang berbeda.
mengerikan, bukan?
60 notes
·
View notes
Note
Kak gimana cara kita yakin seseorang itu tepat buat kita ? Smntra kita udh lama ngga kontek cuma jadi penonton story aja. btw dulu sempet deket dan udah ada rencana ke jenjang yg lebih serius tapi putus di tengah jalan karna aku nya yg blm siap.
Cara kita “yakin kalau seseorang itu tepat buat kita” ada dua poin.
Pertama, dia memenuhi standar sekufu yang kita punya. Sekufu ini penting agar tidak ada yang merasa superior satu terhadap lainnya. Sekufu artinya ada level di mana kita berada pada titik yang sama. Setelah sekufu, pastikan bahwa kecocokan karakter, ibadah, serta tujuan pernikahan sudah terpenuhi. Sebab, jika unsur ini tidak terpenuhi, sekalipun sekufu tetap tidak akan bisa. Di poin ini, kita mencari tahu mengenai seseorang itu.
Kedua, dia mau dan sama-sama mau. Karena sekufu sudah, sejiwa sudah, tapi kalau dia tidak mau ya tidak akan bisa. Tepat itu soal “presisi”, soal poin pertama di atas. Tapi, “buat kita” tidak hanya soal “tepat”, tetapi juga kemauan-kemauan yang akan menuntaskan takdir. Kamu mau, dia mau. Sama-sama mau. Sama-sama telah memahami poin pertama untuk memberikan jawaban pada poin kedua.
Dua poin itu yang membangun keyakinan “kalau seseorang itu tepat buat kita”.
Kalau soal jadi penonton story, tidak ada kabar, bahkan sempat rencana ke jenjang yang lebih serius tapi putus di tengah jalan, ini soal yang berbeda. Menurut saya, kalau waktu itu diakhiri dengan baik-baik, mungkin sudah penuh dengan kejelasan. Tidak perlu meragukan terhentinya proses karena memang kamu belum siap. Kalau itu kamu artikan tidak ada kaitan dengan pertanyaan, kamu masih bisa melakukan usaha menanyakan apakah dia masih mau memulai kembali rencana-rencana itu? Kamu tidak pernah tahu jika tidak pernah bertanya. Ketimbang menerka-nerka, ada baiknya langsung ditanya saja. Toh bertanya tidak membuat dosa. Apalagi dalam rangka niat yang baik. Dengan catatan kamu sekarang sudah siap agar tidak terulang yang kedua kalinya.
26 notes
·
View notes
Text
Lagi berseliweran banget kata-kata ini di tiktok gua,
Katanya "masa lalu itu punya ruang sendiri dihati masing-masing personalnya." dan aku membenarkan hal itu. Karena emang, porsi orang yang masuk di dunia kita itu beda-beda kan.
Terus ada lagi, "ketika masa lalu kembali menghubungimu di jam tertentu. Pasti bakal diangkat, se ngantuk apapun kamu."
Yeah, gua rasa ini juga ada benarnya. Karena pernah banget ngalamin, tapi gak tau lagi pas besok besok setahun or dua tahun lagi. Pasti rasanya bakal beda. Anyways, perasaan-perasaan yang dimasa lalu itu biasanya masih kek hantu tau gak sih, kek masih butuh sebuah kejelasan. Apalagi pas kita pisahnya baik-baik tapi tujuan akhir dari hubungannya yang gak jelas. So, i'm confused in thinking about things that I shouldn't be thinking about. Jadi, sebenarnya kita cuman butuh sebuah kejelasan setelah pisah baik baik.
35 notes
·
View notes
Text
Menetap atau Pamit
Halo, Tuan!
Aku tidak ingin meminta maaf atas sikapku yang tidak peka
Tapi kini aku terjebak dalam nerka-nerka dengan sikapmu yang ternyata sejak lama
Apakah kamu penunggang ombak yang datang dan pergi tanpa diduga?
Aku punya batas waktu, Tuan
Dan harusnya kau juga
Kalau nanti kutanya, kuharap kau siap menjawab dengan apa adanya
Karena kami, para wanita, hanya butuh kejelasan, bukan ketidakpastiaan atau bahkan hanya bermain perasaan
Banyak hal yang harus aku pikirkan dan perlu kuprioritaskan
Jika bertanya prioritas urutan, bahkan kamu belum jelas ambil antrian
Kalau kau tak ada kejelasan pada limit
Aku akan pergi dengan atau tanpa pamit.
7 notes
·
View notes
Text
Keamanan dalam Pembelian Kripto: Langkah-langkah untuk Melindungi Investasi Anda
Investasi dalam cryptocurrency memberikan peluang keuntungan yang menarik, namun, sejalan dengan potensi keuntungan tinggi, risiko keamanan juga meningkat. Dengan meningkatnya serangan siber dan potensi pencurian cryptocurrency, sangat penting bagi para investor untuk mengambil langkah-langkah keamanan yang tepat. Artikel ini akan membahas beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi investasi kripto Anda.
1. Pilih Dompet Digital yang Aman
Pertama-tama, pastikan Anda menggunakan dompet digital yang aman untuk menyimpan cryptocurrency Anda. Ada berbagai jenis dompet, termasuk dompet perangkat keras, dompet perangkat lunak, dan dompet online. Dompet perangkat keras sering dianggap sebagai opsi teraman karena mereka menyimpan kunci pribadi secara offline, mengurangi risiko akses ilegal.
2. Simpan Kunci Pribadi dengan Aman
Kunci pribadi adalah kunci untuk mengakses aset kripto Anda. Pastikan untuk menyimpan kunci pribadi dengan aman dan hindari membagikannya dengan siapa pun. Pertimbangkan menggunakan teknologi penyimpanan aman, seperti brankas fisik atau penyimpanan aman digital.
3. Gunakan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
Mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) adalah langkah keamanan yang sangat penting. Dengan 2FA, bahkan jika seseorang mendapatkan akses ke kata sandi Anda, mereka masih memerlukan kode tambahan yang dikirimkan ke perangkat Anda untuk mengakses akun.
4. Hindari Penggunaan Dompet di Pertukaran Crypto
Pertukaran cryptocurrency dapat menjadi sasaran empuk bagi serangan siber. Gunakan pertukaran hanya untuk melakukan transaksi dan segera pindahkan aset Anda ke dompet pribadi yang lebih aman. Ini membantu mengurangi risiko kehilangan akses ke aset Anda dalam kasus pertukaran mengalami masalah keamanan.
5. Hati-hati dengan Phishing dan Scam
Phishing dan penipuan adalah ancaman umum dalam ekosistem cryptocurrency. Hindari mengklik tautan yang mencurigakan dan pastikan selalu memverifikasi alamat situs web yang Anda kunjungi. Waspadai juga pesan atau email palsu yang mencoba memperoleh informasi pribadi atau kredensial login Anda.
6. Diversifikasi Investasi Anda
Diversifikasi portofolio kripto Anda dapat membantu melindungi investasi Anda dari fluktuasi nilai satu mata uang kripto. Selalu bijak dalam memilih berbagai aset kripto untuk mendistribusikan risiko Anda.
7. Tetap Update dengan Keamanan Terbaru
Dunia keamanan siber terus berkembang, dan metode serangan pun berkembang. Tetaplah update dengan berita dan perkembangan keamanan terbaru dalam ekosistem cryptocurrency. Ini memungkinkan Anda untuk mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk melindungi investasi Anda.
8. Membeli Koin Drive to Earn
Dalam memilih koin mana yang akan kita beli pasti akan ada keragukan dalam hati. Drive to Earn hadir untuk Anda dengan transparansi sistem dan juga kejelasan produk yang bisa Anda lihat di lejellabs.io dan Anda bisa melihat ada White Paper Drive to Earn yang berisi tentang penjelasan projek ini. Bekerja sama dengan Lejel Labs Global menjadikan koin ini dapat lebih dipercaya untuk Anda bisa berinvestasi.
Dengan mengambil langkah-langkah keamanan ini, Anda dapat meningkatkan tingkat keamanan investasi cryptocurrency Anda. Ingatlah bahwa keamanan adalah tanggung jawab pribadi, dan dengan berhati-hati, Anda dapat mengurangi risiko potensial yang terkait dengan kepemilikan cryptocurrency.
18 notes
·
View notes
Text
Lepaskan dengan tenang
Dari awal tak ada kabar jika tidak ada kepentingan
Mengapa harus menyiksa jika sudah tak pantas? tinggalkan saja
Mengapa harus ada beribu ketidakpastian jika sudah terlihat jelas kami hanya dibangku cadangan?
Apakah harus selama ini ?
Apakah harus menyakiti dalam diam dengan waktu yang tak bisa ditentukan?
Mungkin ada ikatan tapi tak ada kejelasan, lalu untuk apa semua ini?
Jika hanya untuk tertera didaftar isi untuk melengkapi semua cerita hidupmu
Sepertinya sudah tak perlu
Karena sepertinya kami tak benar-benar ada dihidupmu
Kami hanya sekedar kantor pos, yang kau datang hanya untuk singgah sementara
Apa harus ditumpuk semua kekecewaan ini?
Bahkan ribuan kata yang sering kau keluarkan hanya untuk menjadi penenang kami
Hanya untuk menggambarkan masa depan sesaat tapi tetap tak kau kaitkan dengan benang hidupmu
Jika kau anggap dulu mungkin kami rapuh, kami tak bisa berdiri sendiri tapi sekarang kami mahir
Bahkan benar-benar pandia untuk tak bersandar pada makhluk manapun, kecuali pencipta
Jadi jika kau ingin mulai melangkah keluar untuk menghilang dari lingkaran hidup kami
Rasanya ini waktu yang tepat
Karena kami rasa tak perlu ada engkau dirotasi hidup kami
Sudahilah...
Tak perlu diikat terlalu kencang dan lama lagi
Kau bisa mulai lepaskan dan tinggalkan
Toh dari dulu nyatanya kita tak pernah bertaut dalam lingkup yang sama
By @ukamalia
5 notes
·
View notes
Text
No answer is also an answer?
Enggak enggak. Ketika kamu gak menjawab sesuatu, ya itu tandanya kamu gak menjawab apapun. Jangan bikin orang lain pusing dan frustasi dengan menebak-nebak respon kamu yang "gak jelas" itu. Kejelasan dalam komunikasi itu penting, gak semua orang paham sama "diam"nya orang lain, dan kejelasan dalam komunikasi bukan cuma soal menyampaikan informasi, tapi juga nunjukkin rasa hormat terhadap perasaan orang lain.
Orang yang membuat no answer is also an answer adalah seorang pengecut yang tidak bisa menghadapi emosi yang intens, tidak bisa bertanggung jawab akan keputusan dan perbuatannya sendiri saat dikonfrontasi. Mereka meletakkan kenyamanan mereka dalam diam di atas perasaan orang lain. -Sebuah buku
5 notes
·
View notes