#jembatan merah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Misteri Jenderal Inggris yang Gugur di Surabaya Imbas Tragedi Jembatan Merah
PAMEKASAN MaduraPost – Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby, atau yang lebih dikenal sebagai Jenderal Mallaby, merupakan salah satu tokoh militer Inggris yang memiliki pengalaman tempur yang luar biasa. Mallaby lahir di London pada 12 Desember 1899, Mallaby memulai karir militernya di Angkatan Darat Inggris selama Perang Dunia I dan melanjutkan pengabdiannya hingga Perang Dunia…
#Brigadir Jenderal Mallaby#Insiden Jembatan Merah#Kematian Jenderal Inggris#Pasukan Inggris di Indonesia#Pejuang Kemerdekaan Indonesia#Perang Dunia II#Perlawanan rakyat Surabaya#Pertempuran Surabaya#Sejarah Kemerdekaan Indonesia#Surabaya 1945
0 notes
Text
0823-3000-6040 (WA), Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Jembatan MerahLangsung ORDER KLIK WA http://wa.me/6282330006040 , Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Jembatan Merah, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Kusan Hulu, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Sumber Sari, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Sungai Areh, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Swadaya, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Tirta Karya, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Wana Bakti, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Wirayuda, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah BangunKami adalah Distributor Kaos Kaki Muslimah Terpercaya dan Terlengkap di Indonesia, Kami sudah berpengalaman sejak 2008 melayani penjualan secara online, melayani pembelian dari luar pulau hingga ke luar negeri.Kami Sedang Mencari mitra bisnis yang ingin menjual kaos kaki Muslimah dari kami.Untuk Info Lanjut Tentang Kemitraan silahkan di Hubungi di Sini:Nomor HP Ibu Tiva : 0823-3000-6040#PusatGrosirKaosKakiMuslimahJembatanMerah, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahKusanHulu, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahSumberSari, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahSungaiAreh, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahSwadaya, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahTirtaKarya, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahWanaBakti, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahWirayuda, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahBangun
0 notes
Text
Bunga Di Karang Part I
-Mengenang- Sudah sewindu, tepat bulan ini. Sewindu dari sekian windu, kita bertemu kembali waktu itu. hari ini terkenang saat pertama-tama kita bertemu. lebih tepatnya kau lebih berani dan lebih mencari dari pada aku. disitulah kekuatan cinta dari mu yang sedari dulu tidak pernah aku miliki. namun, soal rasa dan keinginan memiliki aku tidak kalah soal itu. ini kisah 24 tahun yang lalu, aku akan coba mengingatnya, setelah dari 14 tahun kita tidak bertemu. kau harus pergi meninggalkan desa terpencil itu mengikuti keinginan ayah mu, kita bertemu kembali di desa kecil terpencil itu. jauh sebelum itu, kita coba untuk saling menghubungi. namun surat-surat dari mu itu, hanya bisa aku baca tanpa bisa aku balas. pertama, karna tulisan ku cukup jelek untuk membalas surat mu, kedua aku tiada arah untuk bisa menanyakan kepada siapa, cara membalas surat mu. tentu saja surat itu bukan surat cinta, karena berisi pertanyaan kabar dan cerita-ceritamu. aku tak ingat betul tentang surat itu. namun aku ingat betul moment itu. surat ke-2 dan ke-3, karna kemajuan teknologi, kau melampirkan nomor telpon ayahmu, aku membaca dan menyembunyikan. kau tidak sama sekali bertanya kenapa aku tidak membalas surat mu. tapi aku tahu dari surat mu itu, kau tidak sama sekali marah karna tidak ada upaya dan daya membalas suratmu. terlihat kau melampirkan nomor telpon ayah mu, dan barang tentu aku akan menghubungi. pasti pikirmu begitu kan?. Saat itu, telepon selular sangatlah mahal, tidak semua yang bisa memilikinya. saat itu juga, masuklah telpon rumah dan warun telokomunikasi (warte) ke desa terpencil itu. tentu saja dari apa yang kau lampirkan itu, aku berusaha menghubungimu. namun satu hal yang aku tidak ketahui, bahwa biaya nya sangat mahal. Tentu saja, itu bukanlah halangan dan rintangan berarti bagi lelaki berusia belasan tahun. aku menghubungi mu, aku menelepon beberapa kali, namun tahu kah kau? jantung ku berdetak 10X lipat dari biasanya, yang aku baru tahu bahwa kondisi itu disebut, gugup teramat sangat. aku menelepon dan diangkat ayahmu, namun aku tutup kembali telponku. lalu aku ulangi sampai beberapa kali, dan ayahmu mengangkatnya lagi, namun aku tidak berbicara, dan aku mmatikannya untuk menenangkna diriku yang saat itu masih berdetak jantung yang hebat. Sampai, esoknya, aku coba menghubungi kembali, dan satu malam cukup bagiku untuk mengumpulkan kekuatan keberanian berbicara kepada siapapun di balik telepon itu. tentu saja aku menjalankan niat itu sesudah pulang sekolah, waktu itu sekitar jam dua siang. aku kembali menelepon kenomor yang tidak mudah diingat itu. dan tentu saja ayahmu mengangkatnya, berkat kekuatan dan keberanian yang aku kumpulkan satu malam itu, sepatah kata terucap kepada ayahmu. " halo, apakah ada Dyah?,", " halo, ini ayahnya, ia ada apa?", " maaf om, saya temannya dyah, apakah dyah nya ada?", " o, dyah sedang disekolah, saya lagi kerja, nanti telepon balik ya jam 5 sore, setelah sampai dirumah.", " ok, om, ". telepon dimatikan, entah siapa dahulu yang menutupnya. namun yang jelas, jantung ku tidak lagi berdetak 10X lipat, namun berhenti sejenak. seakan mati. Tentu saja, waktu sudah menunjukkan di jam 5 sore, dari halaman jembatan yang aku lalui, langit telah berwarna antara merah dan kuning. aku terpanah melihat langit waktu itu, sekaligus bimbang, apakah aku kembali kerumah mengangkat telepon ku, dan mencoba menelepon ke nomor yang kau sisipkan di surat waktu itu atau terus terpanah melihat langit sore itu. Seperti biasa, aku memilih mejadi pengecut, dan melanjutkan lamunan ku di bawah langit berwarna antara merah dan kuning dini sore itu.
9 notes
·
View notes
Text
Cerpen: Aku tak ingin pergi.
Langit sore itu sangat indah, semburat warna oren membungkus langit-langit kota. Angin menyapa setiap orang yang berada dikota. Lembut masuk ke kulit, menentramkan jiwa. Kota ini sangat ramai, dipenuhi orang-orang berlalu lalang dijalan, orang-orang yang baru pulang kerja atau pun orang-orang yang pulang dari kuliah. Sangat ramai sekali.
Hiruk pikuk suara orang yang saling bersahutan mengumbar lelucon, orang-orang yang bertegur sapa satu sama lain beradu. Namun tidak bagi Kian yang berdiri mematung, menatap orang-orang dibawahnya diatas jembatan tinggi. Menatap sendu, seperti ada rasa sakit tak tertahankan. Satu tangannya meraba dada pelan, lalu mencengkramnya dengan kencang. Merasakan sakit tidak terkira. Ia pukul dadanya beberapa kali berharap kesedihan itu segera hilang, tapi butiran bening itu terus saja turun lewat pipi. Membuat lelaki ini semakin membuncah dalam kesedihan. Nafas tersengal-sengal karena airmata tak juga berhenti. Betapa terlukanya Kian hari itu. Aspal berwarna abu dibawah jembatan penuh oleh mobil yang berjajar, berdesakan. Bunyi klakson terdengar bersahutan memekakkan telinga. Tidak memberi kesempatan mobil untuk saling melewati, sekedar salip menyalip. Lampu bundar berdiri tegak menghiasi kota dan gedung-gedung pencakar langit. Angin masuk menembus jiwa, mengibas-ngibas rambut pendek hitam legam. Bulir-bulir bening jatuh dipipi, mata sendu, merah sekali. Tubuh lemas, hati tercabik, menatap dunia ini redup. Dirinya memejam mata pelan, mengingat Hazka teman karibnya yang sangat ia pedulikan. Tubuhnya bergetar hebat.
"Maaf, karena aku tidak menepati janjiku untuk tinggal denganmu. Maaf, karena aku sudah mengecewakanmu" Tangan Kian memegang penyangga jembatan pelan. Mencengkram semakin keras, kakinya naik keatas penyangga dengan hati-hati, setelah itu tangan sempurna direntangkan. Menutup mata pelan, merasakan kembali angin yang menyapa lembut. Setelah beberapa detik terdiam, menarik nafas pelan dan satu denting air mata keluar, tubuhnya langsung terhempas bersama angin, melayang.
****
Matahari menyapa lembut lewat cahaya menerangi dunia. Pagi itu kota sangat hangat. Kian membuka mata pelan membuka selimut. Lalu beranjak ke kamar mandi, kaki melangkah gontai kearah kaca besar yang tertempel di dinding kamar mandi. Memerhatikan wajahnya lamat-lamat, mengucek mata. Wajahnya kusut, rambut berantakan, mata remang-remang namun lama-lama terlihat jelas. Sebenarnya Kian masih ingin merebahkan tubuhnya diatas kasur, rasa kantuk masih menjalar. Menggeliat sebentar, menguap, setelah itu diam beberapa detik, bergegas mandi. Lalu mengenakan pakaian rapih, sempurna sangat tampan. Ia bergegas pergi kuliah.
Kampus sangat ramai. Orang-orang berlalu lalang seperti pasar menjadi pemandangan sehari-hari. Menenteng tas sambil mengobrol acak bersama teman, berjalan menuju kelas, atau ke kantin atau ke perpustakaan atau masuk kelas mengikuti matkul. Tempat duduk terbuat dari semen juga nampak penuh oleh siswa-siswi yang mengobrol entah apa, sangat seru. Kehangatan matahari menyergap seluruh kampus, tapi siswa-siswa itu biasa saja. Angin membasuh pelan masuk ke dalam jiwa orang-orang dikampus, mengaliri batin mereka, sangat sejuk. Suara orang-orang di kampus memekakkan telinga, sangat berisik. Satu orang dengan satu orang lainnya juga kadang harus berteriak, karena tak terdengar. Semua sibuk satu sama lain.
Kian yang sudah berada dikampus, baru akan sampai ke perpustakaan, beberapa orang bergerombol datang menghadang. Hazka teman baiknya juga ada diantara mereka. Orang-orang bergerombol itu mengisyaratkan Kian untuk ikut mereka. Tanpa basa-basi lelaki inipun melakukannya.
Tempat ini sepi, tak ada seorangpun disana kecuali Kian dan gerombolan orang-orang yang menghentikan langkahnya ke perpustakaan. Bagi Kian ini sudah menjadi hal biasa. Ia terdiam menatap satu persatu gerombolan itu, kemudian fokus kepada Hazka yang diam ketakutan memandang Kian. Setelah itu Kian kembali menatap teman-teman yang mengelilinginya. Lelaki ini menghembuskan nafas pelan. Teman-temannya tertawa meledek, menatap tajam Kian. Hari itu cuaca sangat bersahabat, tapi tidak bagi Kian. Mau hari apapun itu, baginya sama saja. Dipukuli, dikeroyok, ditendang, itu adalah makanan sehari-harinya dikampus. Sangat sakit, tubuhnya menerima tendangan, pukulan. Menerimanya dengan pasrah, tak ada suara, tak ada rajukan meminta ampun, minta tolong. Kian diam membisu, menunggu waktunya habis untuk dipukuli. Memar diwajah, luka biru ditangan, berbekas di wajah dan tubuh. Seluruh badannya kesakitan. Hazka tak berkutik, diam membisu, meski dalam hati kesal. Ielaki yang sudah bersahabat dengan Kian selama beberapa tahun ini menatap penuh sesak. Ia melihat sahabatnya seperti itu, tapi ia tak bisa melakukan apa-apa. Teman karibnya ini sebenarnya ingin menolong, tapi rasa takutnya mengalahkan keberanian. Suara tawa memenuhi langit. Buk..buk..buk..suaranya sangat lembut, tapi mematikan. Siapapun tahu pukulan dan tendangan itu menyakitkan. Kian meringis sesekali, tubuhnya tersungkur. Orang-orang bergerombol itu menendang semakin keras. Setelah selesai, mereka pergi meninggalkan tempat.
Dibawah matahari hangat, lelaki ini berusaha berdiri, tapi tubuhnya terasa berat akibat pukulan dan tendangan. Kian menatap gerombolan itu remang-remang. Ia menatap Hazka yang menjauh bersama teman-temannya. Hazka berbalik sebentar menatap Kian yang kesakitan lalu kembali memunggungi nya. Lelaki ini berusaha membawa tubuhnya yang terkulai kearah dinding. Tangannya terasa berat, tapi berusaha sekuat tenaga menopang tubuhnya agar bersandar. Setelah berhasil, ia menyeringai terluka menatap sekitar yang kini lengang. Tak terpungkiri batin Kian terluka. Ia menangis sesenggukan sampai rasanya sesak. Ada rasa perih mengaliri batin, ada rasa sakit yang tak bisa disembuhkan secara fisik. Air bening nan jernih itu lagi-lagi turun. Mata kian berkaca-kaca, memukul dadanya beberapa kali supaya mereda amarah dan air mata yang masih mengalir dipipi. Lelaki ini perih tiada tara.
Kian dan Hazka adalah teman dekat, sangat dekat malah. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama kalau kuliah sudah selesai. Kalau sudah sepi dan tak ada orang-orang dikampus, mereka akan bertemu ditempat sepi. Bermain bersama sekedar menghirup udara segar, saling bertukar cerita. Mereka tersenyum bersama, tertawa bersama, melempar lelucon satu sama lain. Sangat tenang dan damai. Mereka selalu melakukan itu diwaktu-waktu tertentu. Mereka sangat nyaman satu sama lain. Serasa dunia milik berdua. Terutama bagi Kian, waktu-waktu ini sangat dinantikan. Karena saat waktu-waktu ini ia bisa bermain bebas tanpa gangguan. Tanpa harus berpura-pura tak dekat dengan Hazka di depan teman-teman lain.
****
Langit bewarna jingga sangat cantik sore itu. Hazka dan Kian sedang berada ditempat sepi menatap langit indah memanjakan mata. Sinar keemasan menyoroti mereka sehingga mata mereka memicing, namun lama-lama terbiasa. Sangat sepi.
Dua pemuda ini berdiri menatap fokus ke depan, merasakan angin menerpa wajah, sangat tenang. Hanya bunyi dersik dedaunan tertiup angin yang terdengar. Mata Kian sembab, pipi merah cukup menggambarkan dirinya terluka tak terhingga.
"Terimakasih karena masih mau menjadi temanku, karena kamu tak meninggalkanku sendiri" Kian menarik nafas lelah.
"Setidaknya kamu tak menjauh, aku senang bertemu dan berteman denganmu" Kian tersenyum terluka.
"Maaf Kian, seharusnya aku melindungimu tadi" Hazka menjelaskan terbata. Sorot matanya penuh kekhawatiran. Kian menggeleng pelan, lalu tersenyum lembut.
"Ini masalahku karena tidak berani, aku terlalu pengecut" Kian melanjutkan.
"Kian kenapa kamu tak pergi saja, tinggalkan tempat ini. Tempat ini tak cocok untukmu, kamu banyak terluka disini. Aku khawatir denganmu" Hazka memohon. Kian hanya tersenyum getir, lalu memandang Hazka lamat-lamat. Senyum Kian masih belum hilang.
"Terimakasih sudah mengkhawatirkanku, aku gila bukan? Menolak tawaranmu meninggalkan tempat ini. Aku sudah menyukai tempat ini" Kian tersenyum lembut, menatap Hazka penuh kedamaian.
"Kalau aku pergi, kamu akan menghilang" Kian menatap getir Hazka. Pandangannya seolah mengatakan jangan mengusirnya pergi. Kian memalingkan wajah, mendongak menatap langit. Lengang. Langit berwarna jingga diam-diam berganti menjadi warna gelap. Bintang-bintang siap bertaburan mempercantik langit gelap. Bulan juga malu-malu menunjukkan diri, tapi akhirnya memberanikan diri menunjukan seutuhnya keindahan yang dimiliki. Langit malam itu benar-benar sangat indah. Lampu bundar dipinggir jalan menyala satu-persatu, menambah pesona alam semesta. Hazka menghembuskan nafas pasrah.
"Haz, bagaimana kalau kita pergi dari sini? Bagaimana kalau kita pindah dari kota ini? Kamu tahu kan aku tak suka sendirian" Suara Kian tampak lelah. Hazka diam, ia menggigit bibir. Tak ada jawaban, membuat Kian menoleh kearahnya. Dari ekspresinya, Kian tahu kalau temannya ini bimbang. Kian menghadap lagi kedepan.
"Aku akan memikirkannya, terimakasih sudah banyak mengkhawatirkanku" Balas Kian.
*****
Hari berganti, Kian berdiri ditempat kemarin ia bertemu dengan Hazka. Langit sangat indah, warna jingga menghiasi kota. Kian menangis sendirian, membungkuk setengah, membiarkan bening-bening kristal jatuh semaunya. Tubuh bergetar, suara-suara klakson mobil dibawah jembatan begitu berisik, saling beradu. Angin menembus kulit menyapa lembut, membasuh jiwanya yang dibalut kesedihan. Sorot mata penuh kegelisahan, penuh kerumitan, lelaki ini sangat lelah. Satu detik kemudian badan kembali tegak, tangan memegang penyangga jembatan lembut, namun penuh ketakutan. Kemudian memejam mata, membiarkan dirinya terhanyut dalam kesakitan yang dirasakannya selama ini. Ingatan teman-temannya saat menertawakan, memukul, menendang dan ejekan-ejekan lainnya menyelinap membelenggu pikiran dan tubuh. Melahirkan tangisan kecil mengenaskan. Kian tahu dirinya tak di inginkan kehadirannya oleh dunia ini. Tersengal-sengal berusaha untuk berhenti menangis, tapi kejadian-kejadian dalam ingatannya semakin menyerang lebih keras, membunuh perlahan. Kian sesenggukan, tak kuat dengan perjalanan hidupnya. Tapi seketika tersenyum lembut ketika memorinya bersama Hazka terlintas. Sungguh menakjubkan baginya bisa bertemu dengan teman sebaik Hazka. Ia mengingat setiap hal yang dilaluinya bersama sahabatnya itu. Tertawa bersama, menangis bersama, bercerita bersama. Tentang apapun.
Kian bisa menjadi apa adanya didepan Hazka. Kian termenung mengingat kebersamaan mereka. Berbagi hal berharga bersama teman berharga adalah hal yang istimewa, menakjubkan. Setidaknya dunia menghadirkan teman berharga untuk hidup Kian yang pelik sekali. Baginya Hazka adalah hal yang berharga, lebih dari apapun. Ia adalah keluarga dan teman yang sangat berarti. Tak tergantikan.
Kian membuka mata perlahan, suasana hening, tak ada siapapun kecuali dirinya sendiri. Satu tangannya mengambil ponsel disaku celana, lihai mencari kontak Hazka. Setelah ketemu, ia menatap sebentar, miris, tersenyum getir. Beberapa detik menelpon Hazka. Terdengar suara yang biasa lelaki ini dengar di ujung telpon.
"Hallo Kian" Sapa Hazka lembut. Bibir Kian menyungging senyum.
"Haz, kamu adalah teman terbaikku, aku tak menyesal bertemu denganmu. Aku sungguh bahagia kamu sangat peduli padaku. Kamu tahu, aku orangnya mudah ketakutan, tapi kali ini aku memberanikan diri" Suara Kian lembut. Hazka diam mendengar ia berceloteh.
"Memang kamu sudah melakukan apa?" Hazka penasaran. Kian tersenyum tenang.
"Aku akan meninggalkan kota. Seperti katamu, kota ini tak cocok untukku" Diam-diam bening-bening kristal jatuh lagi, namun Kian berusaha tak terdengar sesenggukan.
"Kamu menangis?" Hazka cemas memastikan.
"Aku tidak apa-apa, aku hanya takut kamu akan melupakanku setelah aku pergi" Kata Kian lagi. Hati Kian hancur berkeping.
"Kian, jangan memaksakan diri kalau tidak mau pergi. Aku tahu keputusan itu tidak mudah. Jangan pergi, kalau tidak mau pergi. Kamu tidak perlu mendengarkanku, anggap saja aku tak pernah mengatakannya" Lelaki diujung telpon ini meyakinkan. Kian menggeleng.
"Aku sudah pikirkan matang-matang, jangan khawatir. Senang bisa mengenalmu, aku harap kamu selalu mengenangku, membiarkanku untuk bersamamu, meski sudah jauh" Kian menangis kecil.
"Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" Lanjut Kian.
"Tentu saja, apa itu?" Hazka sedikit khawatir.
"Kamu senang ketika bersamaku?" Kian masih menangis. Batinnya terluka. Hazka merasa ada yang aneh dari pertanyaan diseberang telpon.
"Tentu saja aku senang, kenapa bertanya begitu? Kamu ini aneh" Hazka cemas merasa ada yang janggal.
"Syukurlah" Kian berseru pelan. Tersenyum tenang.
"Aku tutup telpon yah, terimakasih sudah mendengarkanku, aku akan merindukanmu teman. Kamu juga harus sering-sering berkunjung ke tempatku yah" Kian menutup telpon, memandang keindahan seluruh kota sebelum benar-benar pergi dari atas jembatan. Sangat tenang.
Suara-suara kendaraan beroda empat masih terdengar. Angin membiarkan dauh jatuh dengan lembut. Sangat damai. Hari ini pun tiba. Kian memegang penyangga jembatan pelan, namun penuh ketakutan.
"Maaf, karena aku tidak menepati janjiku untuk tinggal denganmu. Maaf, karena aku sudah mengecewakanmu" Tangan Kian memegang penyangga jembatan pelan. Mencengkram semakin keras, kakinya naik keatas penyangga dengan hati-hati, setelah itu tangan sempurna direntangkan. Menutup mata pelan, merasakan kembali angin yang menyapa lembut. Setelah beberapa detik terdiam, menarik nafas pelan dan satu denting air mata keluar, tubuhnya langsung terhempas bersama angin, melayang.
End.
@menyapamakna1
12 notes
·
View notes
Text
2. Write about your favorite traditional Ramadan dish and the memories associated with it
Beberapa tahun terakhir mama sering bikin Pindang Iga Sapi, masakan khas Palembang yang enak banget asli 😭😭😭 kayaknya mulai bikin pindang setelah kami sekeluarga pertama pergi bareng ke Palembang yang adalah tahun 2014/2015? Gak selalu tiap tahun sih, kalau yang pasti ada di meja yah opor, dan kadang gule iga.
Kalo liat pindang di meja makan pas lebaran, pastinya akan forever teringat the one and only trip (so far) ke tanah kelahirannya Akung (kakek, bapaknya Bapak), pergi ke kampungnya Akung di Ogan Ilir yang rumah-rumahnya masih panggung gitu, dan ngebakar kemplang sendiri sampe gosong karena gak paham. Dan juga makan tempoyak (duren cocol sambel asem manis macam rujak gitu - aku sih no, duren biasa aja aku ga doyan), dan inget banget makan udang besar yang kulitnya aku kupas dan diliatin sodara Palembang dengan sangat judgey karena katanya kulitnya harusnya dimakan juga 😭😭 ya gimana.
Pertama kali makan pindang di Rumah Makan Beringin, asli lezat banget itu masih terkenang-kenang. Yang kuinget dari Palembang cuma 2 hal: (1) panas banget asli waktu itu jalan dari Kuto Besak ke Jembatan Ampera, tiap masuk mobil kena AC langsung pingsan tertidur, dan (2) makanannya enak-enak sekali, sungguh bahagia. Tukang pempek dos gerobakan everywhere udah kaya tukang cilok di Bandung. Mie Celor 26 yang creamy-nya sebanding dengan carbonara asli yang pake kuning telur dan pecorino. Martabak Har yang OG. Es kacang merah di Beringin. Tiap bertamu ke rumah sodara-sodara disajiinnya pempek 😭😭 parah sih makan terus disana.
Yah intinya banyak sekali hal yang kuingat kalau liat semangkuk pindang. Terutama bahwa aku juga adalah wong kito walau cuma 1/4, gak paham bahasa Palembang, dan jelas nggak se-Palembang Bapak yang kalau makan pempek cukonya ditenggak sampai habis kaya minum kuah soto.
Semoga bisa ke Palembang lagi.
7 notes
·
View notes
Text
Kepada Kesendirian
Langit kala itu segelap katun berkeabuan. Dedaunan berhasil jatuh dari ranting tertinggi pada setiap pohon, angin dalam beberapa detik enggan untuk berlaju lebih lamban. Di setiap jalan sempit yang susah untuk dihampiri, kucing-kucing lebih dulu mengetahui aroma apa yang mereka cium sehingga lebih dulu mengerti untuk apa-apa yang mereka akan lakukan sebelum hujan terlepas. Aku pulang lebih awal dari rentetan hari dimana penuh dengan perkuliahan dan turunanya, sebab jembatan runtuh dan lampu merah di setiap perempatan terdengar memanggilku berulang-ulang. Mendapatkan kabar bahwa nenek beberapa waktu kedepan mungkin tidak tertolong dengan bantuan konvensional.
Untuk setiap jalan yang aku laju dengan sedikit perhatian, aku melihat di sekitar bahwa setengah matahari tidak sepenuhnya terang, kabut menyelimuti sekitar dan beberapa bagian membuat aku membayangi kalau matahari semacam ini sama halnya saat nenek berada di dermaga, berpelukan hangat dalam seperkian menit untuk memberikan pesan bahwa perjalanan laut akan lebih dingin kepada ibuku. Aku menyaksikan tanpa pandangan yang cukup mengerti, mengapa mereka terbaring lama dengan tatapan yang tidak kabur satu sama lain dan selebihnya Ibuku pudar dari pandangan untuk tahun – tahun yang berat.
Rumah dipehuni kepala yang menunduk, berisikan ucapan baik semacam do’a dan pujian untuk nenek. Aku melihat, mata nenek masih memandangi sekitar dalam waktu yang singkat setiba aku datang. Entah dengan baik atau tidak, aku tidak tau persis kalau saja nenek akan menuju padang gurun, menembus langit yang aku tidak meyakini kalau batasnya lebih dari ku kira, dan menukik tajam pada halaman Valhalla atau tampias air dari Firdaus? Yang membuat aku lebih yakin sebentar lagi bahwa ibu akan mengajak nenek untuk tidak lagi melihat purnama yang cukup benderang seperti tadi malam, mereka satu sama lain akan bercengkerama lebih lama, mengusap raut pipi yang sama mudanya dan menggelar tiker di dekat telaga kausar.
Sementara itu aku tengah mengerjakan ukiran pada papan kayu kasar yang sedikit kehujanan dibersamai dengan gemuruh para tetangga yang hadir untuk mengucapkan istirja secara bersamaan. Sesuai pesan nenek: Hari akan hadir dalam rencana yang tidak akan terselesaikan, dimana setiap jiwa akan berlabuh untuk terakhir kalinya pada sandaran, kendaraan yang kita persiapkan akan jauh membawamu lebih mudah pada tempat yang kita selalu ceritakan. Kemudian, petir sama pecahnya pada ruangan yang bergejolak itu, tetesan air pipi semakin melesat berjatuhan, aku menghela nafas panjang lalu bersandar pada tembok bata yang tidak berhasil diselesaikan dengan cat dinding.
Petir jatuh menghantam langit dan menghasilkan bising yang menggema seperkian detik di lengang alam. Aku memikirkan bagaimana ucapan yang tepat untuk menghangatkanya. Sementara, bibir dan jari – jemarinya membiru serta kelopak mata semakin kencang itu mulai perlahan menutup dua bola mata yang masih sayu sedikit terbelalak. Jantungnya tidak berdetak lagi. Hadirnya mendadak padam untuk pertama kalinya.
Bibi ku masih menutup wajah dengan lengan, tangan kirinya mengusap kepala anaknya yang tidak tau apa yang dirasakan oleh ibunya. Ia gundah, suaminya masih terjebak kemacetan di jalan pulang selepas izin untuk lebih awal meninggalkan pekerjaan. Ku dapat sesekali air matanya tidak metes lagi, wajah merahnya tidak lagi bertambah dan derajat letak kakinya yang duduk sila pun perlahan mulai miring menunduk. Tidak butuh waktu lama, jenazah segera dikhidmatkan.
Hujan masih menderu kencang. Kilat petir datang berhamburan, aku mendengar gelak suara tangis orang salih bersahut-sahutan serupa ilalang di tengah lapang yang diterpa badai topan menyeluruh. Sore yang mendung ini adalah waktu yang baik memandikan sang mayit dengan gugur daun yang tumbuh kembang menutupi perkarangan halaman rumah kami. Sementara, teman-teman sebaya nenek mulai menerka waktu yang barangkali akan terjadi dalam waktu dekat tiap harinya. Mereka menorehkan kedua telapak tanganya melakukan sama persis seperti para tamu yang hadir, ucapan-ucapan sejuk mengalir dari rongga mulut dan terjatuh ke samping.
Satu hari sebelum dimandikan, nenek bangun dalam lelapku, genggam lentera di tangan yang sebelumnya gelap. Ia sadar sekelibat dari koma. Aku terpekur memandangi mata yang kian dipenuhi kesulitan melihat. Di ruangan yang penuh dengan cairan-cairan pembantu peredah rasa nyeri, aku benar-benar menangkap bahwa yakinku nenek terbangun di tengah malam saat aku bergantian untuk menjaga sebelum derai takdir yang tidak berpihak datang untuk mengganti rencana-rencana yang telah ku susun.
Di malam panjang yang kau bisikan kesepian, aku akan berhasil menyelesaikan pusaramu dengan keriuhan yang telah kau buat. Biarkan aku tetap menelusuri disetiap celah-celah jemari dinginmu dan melengkapkan rasa derita dan perih untuk mengetahui bagimana cara mengajari bahwa meratapi kesendirian adalah kematian itu sendiri.
4 notes
·
View notes
Text
Ular Ghaib di Jembatan Sukuh
Jembatan Sukuh adalah jembatan yang tidak asing oleh penduduk sekitar sungai. Tapi itu cerita saat aku masih kecil. Kira-kira umurku 7 tahun saat itu. Aku juga tidak tau apakah itu hanya rumor atau bukan. Tapi karena aku masih polos jadi aku mempercayai kata-kata itu.
Saat aku sedang bermain dengan teman-teman di halaman rumah seorang kakek. Kami suka bermain permainan tradisional yang disebut gasing. Tapi kami menyebutnya kekean.
“Hei kau curang ini bukan giliranmu,” kata Hamid yang membentak Rudi karena curang. “Apa yang kau bicarakan ini giliranku,” Rudi menjawab dengan nada yang agak tinggi. “Heh sudah-sudah jangan bertengkar,” mereka pun terdiam. “Gimana kalo main yang lain,” kataku lagi.
Akhirnya kami setuju dan mulai bermain kelereng. Memang Hamid dan Rudi tidak begitu akur, tapi mereka akan berbaikan lagi yah namanya juga teman selalu ada konflik.
Kami main sampai sore, yah karena besok hari minggu jadi tidak masalah. Kami sehabis main biasanya ke sungai. Sungai itu berada dibawah jembatan sukuh. Rumornya memang ada ular Ghaib ciri-cirinya yah besar, panjang, berwarna putih dan ada corak hitamnya. Namun nyatanya ada orang yang masih suka mandi disitu. Memang benar sungainya jernih makanya banyak yang suka mandi di sungai itu. “menyegarkan,” kata orang-orang.
“Hei Hamid ayok lah kita nyebur tunggu apa lagi,” seru Rudi yang sudah nyebur terlebih dahulu. “Sabarlah kau,” kata Rudi.
Aku tidak mau kalah aku sudah nyebur terlebih dahulu dibanding Hamid. Sungainya memang menyegarkan seperti kata orang-orang. Biasanya yang mandi disini kebanyakan orang yang habis dari sawah. wuhhh memang enak sekali abis berkeringat karena ke sawah, melepas penat ke sungai.
“Hei untuk kegiatan besok kan hari minggu nah gimana kalo kita mancing aja,” ajak Hamid. “Ide bagus, tapi jam berapa mancingnya,” tanya Rudi. “Emmm gimana kalo jam satu siang,” jawab Hamid.
Saat itu aku teringat akan perkataan orang-orang. Yaitu kalau ke sungai dari jam duabelas siang sampai jam dua siang. Kata mereka biasanya ular ghaib keluar. “Hamid kalo ke sungai jam satu siang ada ular ghaib,” kataku. “Halah kau nih itu kan hanya rumor belaka,” sahut Hamid. Hah Hamid memang sedikit keras kepala jadi aku akan mengikutinya saja. Dirasa sudah cukup berendam di sungai kami pulang ke rumah masing-masing.
Sampai di rumah aku ganti baju dan sholat ashar. Selesai sholat aku mengaji sebentar. Tak terasa sudah azan magrib, aku dan ayahku pergi ke masjid untuk sholat berjamaah.
Habis magrib biasanya aku belajar tapi dikarenakan besok minggu yah sudah jadi kebiasaanku kalau malam minggu tidak belajar. Saat itu aku nonton TV yah saat itu kakakku pulang dari kerja. Biasannya aku minta dipinjamkan HP yah karena besok minggu jadi aku dipinjami. Kakakku terlihat lelah jadi dia beristirahat. Aku bermain HP dan bermain game mobil mobilan kesuakaanku. Tak terasa sudah jam delapan sembilan malam dan aku harus tidur sebelum dimarahi ibu.
Keesokan paginya aku membantu orang tuaku seperti menyapu, cuci piring dan lain lain. Aku olahraga pagi bersepeda bersama dua orang teman baiku Rudi dan Hamid. Kami bersepeda tidak perlu jauh-jauh hanya mengitari satu kampong. Terkadang kami mampir ke warung untuk beli sari kedelai. Sari kedelai kesukaanku adalah sari kedelai gula merah.
“ouh segar sekali,” kataku. “Yah kau benar,” kata Hamid.
Kami melanjutkan bersepeda kali ini kami pulang ke rumah masing masing .Aku keburu lapar karena lupa makan sebelum keluar tadi. Aku mengambil piring, membuka tudung saji, mengambil lauk pauk dan juga nasi. Aku menyantap makanan dengan lahap karena aku sangat lapar. Setelah kenyang nonton TV acara kesukaanku dimalam minggu. Jam sembilan teman teman menjemput hendak bermain.
“Mau main apa Rud,” kataku. “Main jedokan aja,” kata Rudi. “Ya udah cari bambu di kebun yuk banyak,” kataku.
Kami pergi ke kebun mencari bambu yang bagus. Jedokan adalah permainan jaman dulu yang terbuat dari bambu kecil yang disodok oleh bambu kecil lainnya. Kami meminta pakdhe buatkan setelah kami dapat bambunya. Kami juga membantu pakdhe membuatkannya untuk kami. Kami bermain bersama-sama.
“Hei, jangan kenain kepala dong,” teriak Rudi. “Cengeng padahal pelurunya cuma kertas basah doang,” kata Hamid. “Hah mereka mulai lagi,” kataku.
Siang hari di jam satu siang sesuai kesepakatan kami, kami ke sungai bersama. Kami membawa pancingan dan umpan. Kami memancing tidak begitu lama sesuai dugaanku tidak begitu lama muncul sesosok ular warna putih sesuai kata orang-orang.
“Mid, Hamid itu ular ghaibnya Mid,” kataku. “I-iya besar sekali,” kata Hamid Kami bertiga sontak lari terbirit-birit kami lari ke rumah masing-masing.
Tiba-tiba pada sore harinya badan mereka panas muka mereka pucat mereka seolah masih meratapi sesosok ular besar tadi. Saat mereka ditanya mereka bilang mereka melihat sesosok ular besar yang siap melahap mereka saat mereka memancing.
Orangtua mereka terkejut begitu juga orangtuaku. Katanya sesosok ular ghaib itu sebenarnya adalah siluman. Kalau malam tertentu dia berubah menjadi sosok cantik baju putih serta selendang putih. Kakekku yang mendengar itu juga sontak terkejut dan berkata. “Kita harus membawa sesajen untuk ular itu,”
Mereka bergegas ke jembatan sungai dengan membawa sesajan yang ada. Alangkah terkejutnya di sana ada sesosok wanita dengan baju putih menghilang dalam sekejap.
0 notes
Text
Surabaya City: Indonesia’s Vibrant Gateway to East Java
Surabaya, the second-largest city in Indonesia and the capital of East Java, is a dynamic metropolis that perfectly blends modernity with tradition. Often overshadowed by Jakarta in the media, Surabaya has carved out its own identity as a thriving port city, a center of commerce, and a cultural hotspot in the heart of Java. Known as the "City of Heroes" due to its significant role in Indonesia’s independence struggle, Surabaya offers a wealth of attractions, a rich history, and an energetic atmosphere that makes it a must-visit destination for travelers seeking to explore Indonesia beyond the typical tourist spots.
In this article, we’ll dive deep into what makes Surabaya a unique destination, exploring its history, key attractions, culture, cuisine, and more. Whether you’re a history buff, a food lover, or a nature enthusiast, Surabaya has something to offer.
A Brief History of Surabaya
Surabaya’s history stretches back to the 13th century, and its name is thought to derive from the Javanese words "sura" (shark) and "baya" (crocodile), symbolizing the fierce struggle between these two animals. This mythological interpretation reflects the city's long-standing reputation as a place of power and resilience. Historically, Surabaya was an important trading port in the Majapahit Empire and, later, a vital center during Dutch colonial rule.
In the mid-20th century, Surabaya became a focal point in Indonesia's independence struggle. The city is best known for the Battle of Surabaya in November 1945, when Indonesian nationalists fought against British and Dutch forces. This battle became a symbol of resistance and patriotism, and Surabaya earned the title of "City of Heroes". Today, the legacy of the battle is preserved in various monuments and memorials around the city.
After independence, surabaya city quickly grew into one of Indonesia's most important commercial centers due to its strategic location along the northern coast of Java. Its thriving port, Tanjung Perak, remains one of the busiest and most vital in the country. Over the years, the city has transformed into a bustling urban center while retaining a strong connection to its historical and cultural roots.
Key Attractions in Surabaya
Surabaya offers a mix of historical landmarks, modern attractions, and cultural experiences that reflect the diversity of the city’s character. Whether you're exploring the old town, enjoying the modern shopping malls, or visiting peaceful green spaces, there’s always something to do in Surabaya.
1. Monumen Kapal Selam (Submarine Monument)
One of the most unique attractions in Surabaya is the Monumen Kapal Selam, or Submarine Monument. This museum is housed in a retired Soviet-era submarine that once served in the Indonesian Navy. Located in the city center, the monument offers visitors a fascinating glimpse into naval history. You can explore the submarine’s interior, view displays about the history of Indonesia’s naval forces, and learn about the significance of the submarine in Indonesia’s military history. It’s an educational and quirky stop for those interested in Surabaya’s role in Indonesia’s defense.
2. Surabaya’s Old Town (Kota Tua)
Like many Southeast Asian cities, Surabaya’s Kota Tua, or Old Town, is home to a variety of colonial-era buildings, offering a look at the city’s rich history under Dutch rule. Walking through this district, you'll find old Dutch-style buildings, some of which have been preserved, while others have been repurposed into modern cafes, offices, and shops. Highlights include the Surabaya City Hall, The House of Sampoerna, and Jembatan Merah (Red Bridge), all of which offer insight into Surabaya’s past and present.
The House of Sampoerna is a must-visit for those interested in the city’s role as a tobacco center. This old Dutch building has been converted into a museum and visitor center that showcases the history of the Sampoerna cigarette brand, one of Indonesia’s largest tobacco companies. It’s an opportunity to learn about the heritage of the tobacco industry in Surabaya while also enjoying the historical architecture.
3. Tugu Pahlawan (Heroes Monument)
The Tugu Pahlawan or Heroes Monument is perhaps the most iconic symbol of Surabaya’s role in Indonesia’s independence. This tall obelisk is dedicated to the fallen heroes of the Battle of Surabaya in 1945. The monument is surrounded by a beautiful park and several other memorials that commemorate the bravery of those who fought for Indonesia’s independence. It’s an important site for history enthusiasts and serves as a reminder of the city’s significant role in the nation’s history.
4. Surabaya Zoo
For animal lovers, the Surabaya Zoo is a great place to explore. Founded in 1916, the zoo is one of the oldest in Indonesia and is home to a variety of animals, including endangered species such as the Javan rhinoceros and orangutans. The zoo has been undergoing renovation in recent years, making it a more enjoyable and educational experience for visitors. It’s a family-friendly attraction that provides insight into Indonesia’s diverse wildlife.
5. Kenjeran Beach
For a break from the urban hustle and bustle, visitors can head to Kenjeran Beach, located on the eastern side of Surabaya. This area has become a popular weekend getaway for locals, offering a peaceful retreat with views of the sea, fishing villages, and a lively promenade with food stalls. The beach itself is not particularly pristine, but it offers a relaxing atmosphere and a place to enjoy the sunset. Nearby, you’ll also find the Kenjeran Park, which includes temples, a Buddha statue, and walking paths.
6. Surabaya’s Shopping and Modern Attractions
Surabaya has become a modern city with sprawling shopping malls, entertainment centers, and cultural venues. Tunjungan Plaza, the largest shopping mall in East Java, offers a wide variety of international brands, dining options, and entertainment. Ciputra World Surabaya and Galaxy Mall are other popular shopping destinations where visitors can shop for everything from fashion to electronics.
For those interested in art and culture, Balai Pemuda (Youth Hall) and Museum Mpu Tantular are excellent places to immerse yourself in Surabaya’s creative and cultural scene. These venues host exhibitions, performances, and events that showcase the city’s modern artistic expression.
Culture and Food Scene in Surabaya
surabaya city food scene is a melting pot of flavors, with influences from Java, China, and other parts of Indonesia. The city is renowned for its unique dishes that are rich in spices and savory flavors. Here are a few culinary delights you should try:
Rujak Cingur: A Surabaya specialty, Rujak Cingur is a salad made from a mixture of vegetables, fruits, and cingur (sliced cow’s nose), all tossed in a savory, spicy sauce.
Sate Lontong: A variation of the popular satay dish, Sate Lontong consists of skewered, grilled meat served with rice cakes and a rich peanut sauce.
Lontong Balap: A Surabaya street food dish consisting of rice cakes, bean sprouts, tofu, and a broth served with shrimp crackers.
Tahu Tek: A popular Surabaya snack, Tahu Tek features fried tofu served with a spicy peanut sauce, boiled potatoes, and crackers.
In addition to its food, Surabaya is known for its vibrant arts scene, which includes traditional Javanese dance performances, contemporary art exhibitions, and festivals such as the Surabaya Carnival and the Chinese New Year Celebrations. These cultural events highlight the city’s diversity, with strong Javanese, Chinese, and Islamic influences shaping local traditions.
Practical Tips for Visiting Surabaya
Best Time to Visit: Surabaya has a tropical climate, with hot and humid conditions year-round. The best time to visit is during the dry season, from April to October, when the weather is cooler and more comfortable for outdoor activities.
Getting Around: Surabaya is a modern city with a well-established transportation network. You can use taxis, online ride-hailing services like Go-Jek and Grab, or public transportation to get around the city. For a more immersive experience, consider renting a bicycle to explore the city at a leisurely pace.
Safety and Security: Surabaya is generally a safe city for tourists, but like in any big city, it’s important to stay aware of your surroundings and take basic precautions, such as securing your belongings.
Conclusion
Surabaya is a city that offers much more than meets the eye. From its rich historical significance as the “City of Heroes” to its bustling modern shopping districts and diverse culinary delights, Surabaya is a fascinating destination that combines the old and the new in a seamless way. Whether you're exploring historical landmarks like Tugu Pahlawan and the Submarine Monument, enjoying the vibrant food scene, or simply relaxing at Kenjeran Beach, Surabaya is a city that captures the essence of Indonesia’s East Java region. So, the next time you're planning a trip to Indonesia, don’t overlook this dynamic city—Surabaya is waiting to be discovered.
0 notes
Text
Tim SAR Gabungan Lanjutkan Pencarian Maksum, Lansia yang Hilang di Sungai Kampar
INGATLAH.COM – Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian terhadap Maksum (65), seorang pria lanjut usia yang dilaporkan hilang setelah terpeleset dan jatuh ke sungai di kawasan Jembatan Merah, Desa Ganting Damai, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar. Insiden tersebut terjadi pada Selasa (24/12/2024) sekitar pukul 16.00 WIB. Menurut keterangan Kepala Kantor SAR Pekanbaru, Budi Cahyadi, korban…
0 notes
Text
KPK Panggil Manajer Aset PT ASDP Great Rahmadiningrum Sebagai Saksi
JAKARTA, Cinews.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Greata Rachmadiningrum selaku Manager Aset PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) pada hari ini, Selasa (17/12/2024). Dia bakal dimintai keterangan sebagai saksi terkait dugaan korupsi terkait kerja sama usaha (KSU) dan akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh perusahaan pelat merah tersebut. “Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih…
0 notes
Text
Termurah! Call 0817-790-764 plastik laundry Jakarta Pusat.
KLIK https://wa.me/62817790764, plastik laundry hd, plastik laundry premium, plastik laundry tas, plastik laundry selimut, plastik laundry baju
Solusi Laundry adalah produsen penyedia perlengkapan peralatan laundry, mulai dari peralatan laundry kiloan, satuan, wetclean dan chemical.
Kami juga menyediakan :
1. Paket Usaha Toko Laundry
2. Paket Usaha Laundry
3. Pelatihan Laundry dan Layanan Laundry
4. Paket Usaha Cuci
5. Paket Usaha Laundry Kartu
6. Instalasi Laundry
7. Perlengkapan Laundry
Alamat :
Jl. Jembatan Tinggi Gang Tike No.9, RT 03/RW02, Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat
Google Maps : https://g.co/kgs/Kh6Gm3c
Kunjungi Juga :
Shopee : https://shopee.co.id/mysolusilaundry
Tokopedia :
https://www.tokopedia.com/mysolusilaundry
pengupload : ayublaundry26
#plastiklaundryhd#plastiklaundrygulung#plastiklaundrybajugantung#plastiklaundryhitam#plastiklaundrymerah#plastiklaundryputih#plastiklaundrypremium#plastiklaundryroll#plastiklaundryselimut#plastiklaundrytas
plastik laundry tas, plastik laundry premium, plastik laundry selimut, plastik laundry hitam, plastik laundry putih, plastik laundry isi 100, plastik laundry baju gantung, plastik laundry merah
0 notes
Text
Tanah Minang : Sumatra Barat
Perjalanan ke Padang
Kali ini dapat berkesempatan main ke Sumatra Barat, first time nginjakin kaki ke pulau Sumatra🤓.
Perjalanan dimulai dari jakarta, kita naik pesawat nyampe bandara minangkabu sekitar magrib menjelang isya. Nah dari bandara minangkabau mungkin sekitar 30menit perjalanan dengan mobil baru nyampe ke padang. Kita kemarin kebetulan pake grab dari bandara ke hotel di padang.
Malam itu karena ga enak badan, akhirnya makan gofood aja, pertama nihh beli nasi goreng di kota padangnya langsung. Satu pengalaman naik pesawat disaat flu, sangat menyiksa yaa. Kepala pening, berasa ada air yg masuk ke hidung nembus kepala, telinga juga sangat berdenging. Baru tau sebenarnya, karena jarang perjalanan dengan pesawat jadi waktu itu kirain aku ga sanggup pengen turun aja karena saking peningnya kepala nyampe telinga. FYI aja nihh ternyata klo keadaan kek gini bisa diatasi pake headshet ahh baruuu tauu.
Oke lanjut, paginya aku dan temenku main sekitaran hotel yaitu ke pantai pesisir kota padang. Pantai disini agak kecoklatan dan bibir pantainya pendek dibatasi tembok batu batuan. Karena masih ada waktu nunggu temen flight dari jakarta, akhirnya yaudah kita ngegojek ke Pantai Air Manis.
Pantai Air Manis, ini bibir pantainya luas kayak di Pantai Parangtritis. Disini karena kita belum sarapan, akhirnya makan sate padang dulu sebelum menjelajah disini. Akhirnya nyobain sate padang di sini, salah satu wishlist aku nihh. Setelah kenyang kita lanjut jalan nyebrang ke pulau sebrang, karena sekrang air lagi surut jadii kita bisa nyebrang ke pulau sebelah nihh. Aku lupa namanya cuma bentuknya ke kura kura. Sebenarnya disini kita foto foto aja sih bawah pohon kelapa. wkwk udah cape kita balik lagi. Sayangnya saya lupa, nyari patung malin kundang dimana keberadaannya. Tapi karena waktu mepet kita pengen ke masjid raya yaudah ga sempat dahh.
Perjalanan ke Masjid Raya Sumatra Barat ga lama ya, kita juga ngelewati jembatan Merah. disini deket keberangkatan kapal yang mau ke Pulau Mentawai.
Oke lanjut, nyampe nihh di Masjid Raya. Alahamdulillah cakepp banget megahh khas minang bangunannya. FYI semua kantor pemerintah disini emang diwajibin bangunannya seperti ini nih guys. dan orang sini ga da yang rumahnya pake genteng, semuanya pake semacam asbes gitu. Katanya sih ada rumah yang pakai genteng tapi itu orang yang hidup di pedalaman lupa namanya guys maafkan.
Setelah selesai foto foto, lanjut balik hotel persiapan ke Bukittinggi. Jadinya kita janjian ketemu di Bukittinggi biar menghemat waktu. Kita dari padang ke Bukittinggi naik travel bayar sekitar 60k dianter nyampe depan penginapan.
Bukittinggi
Di Bukittinggi hawanya sejuk, beda sama yang di Padang mungkin karena daerah pesisir pantai juga jadi agak panas disana. Malam harinya kita main sekitar kota, tepatnya ke Jam Gadang ikonya Bukittinggi nihh. Malam hari disini vibesnya kayak di pasar malam, rame banyak jajaanan juga. Jadi kita ya nongki sambil menikmati suasana.
Pagi harinya kita lanjut cari makan ke daerah yg terkenal itu Nasi Lapau Hj, disini kita sok sokan mau naik angkot wehh tapi karena ngetem kelamaan kita menyerah pesen gojek juga akhirnya biar hemat waktu sihh. Sampe padang aku baru tau, ada macem2 warteg di padang. wkwkk Nasi Kapau Nasi Lapau Ampera. Beda semua guys, lebih ke cara penyajiannya sih. Tapi uniknya nasi asli sini tuhh bumbunya merka kaya akan rempah, ada rasa yang mungkin khas banget kit makan disini. Nasi disini tuhh beda banget sama semua nasi padang yg pernah aku cobain di depok, wangi dan rasa bumbunya itu sangat berbeda.
Setalah kenyang kita main ke Lembah Purba, Lubang buaya, belajar sejarah penjajahan jepang nihh. terowongannya terang banyak lampu. Setelah itu cari makan ini m seperti nasi pecel di jawa, tapi disini namanya lupa. hahaha
Sorenya kita harus lanjut siap siap jalan karena mau camping ala campervan gitu ke Alahan Panjang. Oke kita udah ditungguin Uda orang asali Sumbar nihh. Perjalanan ke Alahan Panjang cukup makan waktu ya karena emang jaraknya jauh banget. Tapi ga kerasa sihh, kebayar sama alam Sumatra Barat yg indah ini.
Danau Singkarak
Pemberhentian pertama Danau Singkarak, ini danau luasa banget, airnya juga berombak kayak di pantai mungkin karena anginnya juga kenceng sihh. Waktu kesana agak berkabut tapi cakepp banget MasyAllah nikmat Allah bisa dateng kesini. Kerasa banget tanah minangnya, wkwk lagi sadar bener sekarang di Sumatra Barat.
Alahan Panjang
Pemberhentian kedua Alahan Panjang, ini tempat utamanya. Kita camping ala campervan gais, nyaman karena tidurnya di mobil dengan selimut. Disini dingin banget suhunya sekitar 16 atau 17 derajad gitu. Kita nyampe sini malem, seru sihh campingya di pinggir danau, suara air kena tiupan angin terus gemericik MasyAllah nikmat Tuhan mana yg engkau dustakan. Sebenarnya agak gerimis cuma agak malam gerimisnya reda, terus muncul tuh bulan yang malu ketutup awan. hehe Ini momen bakal terkenang nihh kombinasi yang sangat indah untuk dikenang. wkwk
Pagi hari di Alahan Panjang, syahdu guys, dikelilingi pegunungan cakep, danau diatas yang tenang, ada beberapa pohon cemara. Orang orang bilang swissnya Indonesia nihh, Alahan Panjang. Tapi emang sekeren itu sihh.
Agak siangan kita packing buat lanjut ke Rumah temen aku yg mau nikah di Solok. Tapi dalam perjalnan kita mampir ke Danau dibawah sama Danau Talang. Danau Talang ga seluas danau diatas sama singkarak, tapi ttep oke buat canoing dan vibes main air. Kalau Danau Dibawah, hanya bisa kita nikmati dari atas ya, ini danau sebenarnya agak suram mungkin karena ketutup awan mendung juga sih ya. Tapi sepertinya ini Danau sangat dalam ya, hehe dan emang letaknya dibawah. karena jalananya juga di perbukitan atasnya ya.
Solok : Pernikahan Minang
Anak Dara, ini disini saya jadi ala2 domas gitu kalau di jawa. Mana omongannya pake bahasa minang. Ga ngerti sih, tapi apalin aja gerakan sama akhiran kata pembawa acaranya. wkwk
Anak Dara dari minang ini cuantikk bet, semoga SAMAWA💕💕
Keesokan harinya kita pulang mampir padang dulu lagi, wkwk nunggu flight pagi. Perjalanan dari Solok ke Padang MasyAllah sangat berkelok kelok. Beda banget waktu perjalanan ke bukittiinggi ataupun dari bukit tinggi ke solok. disini Agak serem karena banyak kendaraan bermuatan besar, banyak papasan dan berhenti jadinya.
Nyampe padang kita kangen masakan jawa guys, akhirnya beli bakso. wkwk jauh jauh kepadang buat nge bakso.
Sumatra Barat❤️
0 notes
Text
Hub No WA 0895–6390–68080, peluang magang SMK di Nganjuk
Dalam dunia pendidikan kejuruan, pengalaman praktis merupakan elemen yang tidak dapat diabaikan. Khususnya bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), magang menjadi jembatan penting yang menghubungkan teori dengan realitas dunia kerja. Kabupaten Nganjuk, yang terletak di wilayah strategis Jawa Timur, menawarkan banyak peluang menarik melalui program magang mahasiswa dan SMK di Nganjuk. Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman kerja nyata yang dapat meningkatkan kompetensi sekaligus membuka jalan menuju karier profesional.
Mengapa Magang Penting bagi Siswa SMK? Siswa SMK dipersiapkan untuk langsung terjun ke dunia kerja setelah lulus. Namun, kemampuan teknis saja tidak cukup. Dibutuhkan juga pemahaman kontekstual tentang bagaimana teori diaplikasikan di lapangan. Program magang mahasiswa dan SMK di Nganjuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk:
Mengasah keterampilan teknis sesuai dengan jurusan mereka. Mengenal budaya kerja yang berlaku di industri. Meningkatkan keterampilan komunikasi dan kerja tim. Selain itu, magang memberikan keunggulan kompetitif saat bersaing di pasar kerja. Pengalaman magang yang relevan dapat menjadi poin penting dalam resume yang menarik perhatian calon pemberi kerja.
Nganjuk: Pusat Kesempatan Magang yang Berkembang Meskipun Nganjuk dikenal sebagai daerah agraris, kabupaten ini memiliki potensi besar dalam berbagai sektor industri. Mulai dari agribisnis, manufaktur, teknologi informasi, hingga layanan publik, semuanya menawarkan peluang magang yang beragam.
Sektor Agribisnis Sebagai salah satu penghasil utama padi, bawang merah, dan tanaman hortikultura lainnya, Nganjuk memiliki ekosistem agribisnis yang kuat. Program magang mahasiswa dan SMK di Nganjuk di sektor ini memungkinkan siswa untuk belajar:
Teknik pertanian modern yang ramah lingkungan. Manajemen distribusi hasil panen ke pasar lokal maupun nasional. Pengolahan hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah. Bagi siswa yang memiliki minat di bidang agribisnis, magang di Nganjuk menjadi kesempatan emas untuk memahami rantai pasok agrikultur dari hulu ke hilir.
Industri Manufaktur Sektor manufaktur di Nganjuk juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Banyak perusahaan kecil dan menengah yang bergerak di bidang pengolahan pangan, tekstil, dan komponen mesin. Melalui program magang mahasiswa dan SMK di Nganjuk di sektor ini, peserta akan mendapatkan pengalaman dalam:
Operasi mesin produksi dan pemeliharaan peralatan. Pengendalian mutu produk dan efisiensi produksi. Manajemen logistik dan penyimpanan barang.
Teknologi Informasi dan Digital Kemajuan teknologi tidak luput dari perhatian pelaku bisnis di Nganjuk. Beberapa perusahaan teknologi lokal mulai berkembang, membuka peluang bagi siswa SMK yang memiliki latar belakang di bidang teknologi informasi. Program magang ini meliputi:
Pengembangan aplikasi berbasis web dan mobile. Desain grafis dan pemasaran digital. Manajemen data dan keamanan jaringan.
Layanan Publik dan Administrasi Instansi pemerintah di Nganjuk juga membuka pintu bagi siswa SMK yang ingin memahami cara kerja birokrasi dan administrasi publik. Selama magang, peserta dapat belajar tentang:
Proses pengelolaan administrasi pemerintahan. Layanan masyarakat berbasis digital. Penyusunan laporan dan dokumentasi resmi. Proses Pendaftaran Magang di Nganjuk Untuk mengikuti program magang mahasiswa dan SMK di Nganjuk, siswa perlu melalui beberapa tahapan pendaftaran. Berikut adalah langkah-langkah umum yang harus dilakukan:
Persiapan Dokumen Siswa harus menyiapkan dokumen pendukung seperti:
Surat pengantar dari sekolah. Curriculum Vitae (CV) terbaru. Surat motivasi yang menjelaskan tujuan magang. Fotokopi rapor atau transkrip nilai. Pendaftaran Online atau Offline Beberapa perusahaan atau instansi menyediakan pendaftaran online melalui website resmi atau platform media sosial. Siswa juga dapat langsung menghubungi kontak yang tersedia, seperti nomor WA 0895–6390–68080, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Seleksi dan Wawancara Setelah pendaftaran, peserta biasanya akan melalui tahap seleksi administrasi dan wawancara. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa siswa memiliki kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Penempatan Magang Jika diterima, peserta akan ditempatkan di perusahaan atau instansi sesuai dengan bidang yang diminati. Selama magang, siswa akan mendapatkan bimbingan dari mentor yang berpengalaman.
Manfaat Mengikuti Program Magang di Nganjuk Mengikuti program magang mahasiswa dan SMK di Nganjuk memberikan banyak manfaat yang tidak hanya berhubungan dengan keterampilan teknis, tetapi juga pengembangan pribadi. Beberapa manfaat tersebut antara lain:
Pengalaman Kerja Nyata Magang memberikan kesempatan untuk merasakan langsung bagaimana dunia kerja berfungsi. Siswa dapat mempelajari proses bisnis, budaya kerja, dan tantangan yang dihadapi dalam industri tertentu.
Peningkatan Keterampilan Teknis dan Non-Teknis Selain keterampilan teknis, siswa juga akan mengembangkan keterampilan non-teknis seperti:
Komunikasi efektif. Kepemimpinan dan manajemen waktu. Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
Jaringan Profesional Selama magang, siswa akan berinteraksi dengan banyak profesional dari berbagai bidang. Jaringan ini dapat menjadi aset berharga untuk masa depan, baik dalam mencari pekerjaan maupun berkolaborasi di proyek-proyek tertentu.
Peluang Rekrutmen Banyak perusahaan yang menggunakan program magang sebagai cara untuk merekrut calon karyawan potensial. Jika siswa menunjukkan kinerja yang baik selama magang, mereka memiliki peluang besar untuk direkrut sebagai karyawan tetap.
Kesimpulan Program magang adalah langkah penting dalam mempersiapkan siswa SMK untuk menghadapi dunia kerja. Melalui program magang mahasiswa dan SMK di Nganjuk, peserta dapat memperoleh pengalaman berharga, meningkatkan keterampilan, dan membangun jaringan profesional. Kabupaten Nganjuk, dengan beragam sektor industri yang berkembang, menawarkan banyak peluang bagi generasi muda untuk belajar dan berkembang.
Jika Anda tertarik untuk mengikuti program ini, jangan ragu untuk menghubungi nomor WA 0895–6390–68080 dan jadilah bagian dari generasi yang siap menghadapi tantangan dunia kerja dengan percaya diri!
(Feeri-UB)
0 notes
Text
https://www.radardepok.com/metropolis/9468762650/turap-jembatan-merah-di-tah-baru-depok-alami-longsor
0 notes
Text
TURISIAN.com – Komunitas Bogor Sketcher menggelar acara napak tilas bertajuk "Kapten Muslihat" yang berlangsung dengan semarak. Program ini bertujuan untuk menggali sejarah dan memperkenalkan sosok pahlawan lokal, Kapten Muslihat, kepada masyarakat melalui seni sketsa. Acara ini sendiri, sebetulnya bagian dari rangkaian besar kegiatan lainnya yang masih akan digelar hingga Desember 2024 mendatang. Para peserta yang terdiri dari anggota komunitas dan masyarakat umum diajak untuk mengikuti perjalanan sejarah Kapten Muslihat. Seorang pejuang kemerdekaan yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Faisal, salah satu pengurus Bogor Sketcher mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya memperingati jasa Kapten Muslihat. Tetapi juga menjadi momen bagi seniman lokal untuk mendokumentasikan warisan sejarah melalui karya seni. "Napak tilas ini adalah cara kami untuk mengenang dan menghormati perjuangan Kapten Muslihat. Dengan medium sketsa, kami ingin mengabadikan semangat perjuangan beliau dan memperkenalkannya kepada generasi muda," ujarnya. Sekilas tentang Komunitas Sketsa Bogor Sketcher, diman komunitas ini berdiri sejak 2011 yang di inisiasi oleh Benny Karismana. Kini, roda kegiatan komunitas ini digerakkan oleh Agus Ramdani sebagai Ketua Harian, dengan semangat yang tak pernah surut. Selama ini Bogor Sketcher dikenal sebagai komunitas yang gigih menghidupkan seni sketsa di tingkat lokal hingga internasional. Agenda komunitas ini begitu beragam. Salah satu kegiatan utama adalah Napak Tilas, program bulanan yang menghidupkan kembali kenangan sejarah lewat sketsa. Bulan ini, Napak Tilas digelar pada Minggu, 24 November 2024, dengan tema Kapten Muslihat, seorang pahlawan kemerdekaan asal Bogor. Kawasan Bersejarah ) [caption id="attachment_23219" align="alignnone" width="768"] Salah satu hasil sketsa dari peserta Komunitas Sketcher Bogor. (Foto: Ist)[/caption] Napak tilas berlangsung di kawasan bersejarah—perempatan Jalan Merdeka, Jembatan Merah, dan Jalan Kapten Muslihat. Lokasi ini, yang dipercaya sebagai tempat gugurnya sang pahlawan dalam pertempuran melawan pasukan Inggris pada 25 Desember 1945. Selain itu, ada Kumpul Sketcher, pertemuan spontan di lokasi tertentu untuk berkarya bersama, dan Ngos-ngosan, ajang berbagi ilmu antaranggota komunitas. Tidak berhenti di situ, Bogor Sketcher juga aktif mengedukasi anak-anak sekolah dasar, mendorong mereka menggambar tanpa terbebani oleh anggapan tentang bakat. Komunitas ini juga memiliki perhatian mendalam pada sejarah. Salah satunya dengan mengkurasi koleksi Museum Lukis Sejarah Siliwangi di Bumi Parawira, Kota Bogor. Oleh sebab itu, tak heran jika komunitas ini digadang-gadang sebagai salah satu kelompok sketsa paling militan di Indonesia. Kerja sama dengan Indonesian Sketchers telah membawa nama mereka ke berbagai forum nasional dan internasional. Kecintaan Bogor Sketcher pada Kapten Muslihat terasa dalam Napak Tilas kali ini. Sosok pahlawan yang lahir di Pandeglang pada 26 Oktober 1926 ini sempat tinggal di Panaragan Kidul dan bekerja di Balai Penelitian Kehutanan, Gunung Batu, Bogor. Rumah Sakit Kedung Halang Sebelum itu, ia juga pernah menjadi juru rawat di Rumah Sakit Kedung Halang. Dalam perjuangannya, Kapten Muslihat gugur di markas pasukan Inggris di Jalan Banten. Dimana, kini dikenal sebagai Jalan Kapten Muslihat—dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Dreded, Bogor. Di lokasi yang kini berdiri patung Kapten Muslihat, kisah heroik itu dihidupkan kembali lewat coretan para anggota Bogor Sketcher. Sementara itu, mereka merangkai sejarah dalam goresan, merawat kenangan melalui seni. Sejarah, seperti halnya sketsa, adalah jejak yang mesti terus diabadikan. Para peserta diajak membuat sketsa di lokasi-lokasi bersejarah yang menjadi saksi perjuangan Kapten Muslihat. Karya-karya ini nantinya akan dipamerkan dalam sebuah galeri mini yang terbuka untuk masyarakat. Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya peserta yang ikut serta, baik dari kalangan pemula hingga seniman profesional.
Salah satu peserta, Rina (25), mengungkapkan kebanggaannya dapat ikut ambil bagian dalam acara ini. "Melalui kegiatan ini, saya jadi lebih memahami sejarah lokal sekaligus menyalurkan hobi menggambar," ungkapnya. Acara napak tilas "Kapten Muslihat" menjadi momentum penting untuk menghubungkan seni, sejarah, dan budaya dalam satu kegiatan yang edukatif dan kreatif. Bogor Sketcher berharap kegiatan serupa dapat terus diadakan di masa mendatang untuk melestarikan sejarah lokal sekaligus membangun semangat cinta tanah air. ***
0 notes
Text
Pesona dan Kearifan di Balik Warna Monokrom: Sebuah Perjalanan Visual
Dalam dunia desain yang penuh warna dan keberagaman, ada satu konsep yang sederhana namun memiliki daya tarik luar biasa: monokrom. Tidak hanya sekadar pilihan artistik, monokrom menawarkan sebuah filosofi keindahan dalam kesederhanaan. Seperti harmoni nada dalam simfoni klasik, warna monokrom adalah cara untuk merangkul keanggunan dan konsistensi visual. Melalui artikel ini, kita akan menjelajahi makna warna monokrom, jenis-jenisnya, serta bagaimana konsep ini dapat menjadi dasar keindahan dalam desain interior, seraya memperkaya ruang dengan kehangatan dan kedalaman.
Memahami Apa Itu Warna Monokrom
Monokrom: Sebuah Harmoni Warna Tunggal
Monokrom berasal dari kata Yunani, monos yang berarti satu, dan khrōma yang berarti warna. Seperti sehelai kain yang ditenun dari satu benang namun dengan pola yang beragam, skema warna monokrom menggunakan satu warna dasar yang diperkaya dengan variasi tint (campuran dengan putih), shade (campuran dengan hitam), dan tone (campuran dengan abu-abu). Dengan pendekatan ini, monokrom menciptakan ilusi kedalaman dan dinamika tanpa kehilangan fokus pada satu warna yang mendasarinya.
Bayangkan sebuah desain dengan warna biru sebagai dasar. Variasi tint menghadirkan biru muda yang lembut seperti langit pagi, shade menghasilkan biru tua yang dalam seperti laut di kala senja, sementara tone membawa biru ke wilayah abu-abu kebiruan yang netral namun penuh karakter.
Jenis-Jenis Warna Monokrom: Lebih dari Sekadar Satu Warna
Tint: Cahaya yang Menerangi
Dalam tint, putih menjadi pasangan setia warna dasar, menghadirkan kecerahan yang menenangkan. Misalnya, ruang tamu dengan dinding berwarna biru pastel menciptakan suasana ceria namun tetap anggun.
Shade: Gelap yang Memikat
Penambahan hitam pada warna dasar menciptakan shade yang mendalam, penuh misteri. Sebuah ruang kerja dengan aksen shade gelap mampu memberikan kesan kokoh, serius, dan profesional.
Tone: Jembatan yang Menyatukan
Tone adalah penyeimbang. Campuran warna dasar dengan abu-abu menghasilkan variasi intensitas yang halus, menciptakan kesan modern yang lembut namun tetap menarik.
Keindahan Warna Monokrom dalam Desain Interior
Ruang Tamu: Kesan Elegan yang Bersahaja
Dalam ruang tamu, monokrom mampu menghadirkan kesan modern yang tak lekang oleh waktu. Pilihan warna seperti abu-abu dengan gradasinya dapat digunakan pada sofa, karpet, hingga tirai. Tekstur kain yang berbeda, dari beludru hingga linen, menambah kedalaman tanpa mengurangi harmoni.
Kamar Tidur: Oase Ketenteraman
Untuk kamar tidur, biru lembut dengan variasi tint dapat menciptakan suasana damai. Lampu tidur dengan tone abu-abu kebiruan memberikan pencahayaan yang hangat, seakan membisikkan kehangatan malam yang tenang.
Dapur dan Kamar Mandi: Bersih dan Terorganisir
Skema warna monokrom putih sering kali menjadi pilihan untuk dapur dan kamar mandi. Tambahkan elemen shade abu-abu atau hitam pada backsplash, keran, dan aksesori untuk menciptakan kontras yang menawan, tanpa kehilangan kesan bersih dan rapi.
Tips untuk Bermain dengan Warna Monokrom
Pilih Warna Dasar dengan Bijak
Tentukan warna yang sesuai dengan karakter ruangan. Misalnya, biru untuk ketenangan, hijau untuk kesegaran, atau merah untuk semangat.
Manfaatkan Tekstur dan Pola
Monokrom tidak harus membosankan. Tekstur kayu, metal, atau bahan kain dapat memberikan variasi visual yang menarik tanpa melanggar kesatuan warna.
Tambahkan Aksen yang Kontras
Aksen kecil seperti vas bunga kuning cerah di atas meja abu-abu dapat menjadi fokus yang menarik perhatian. Pastikan aksen ini digunakan secara bijak untuk menjaga harmoni desain.
Kesalahan Umum dan Cara Menghindarinya
Terlalu Monoton
Sering kali, desain monokrom menjadi terlalu datar karena kurangnya elemen pembeda. Hindari kesan ini dengan menambahkan variasi tekstur, pola, atau aksen warna kecil.
Mengabaikan Pencahayaan
Cahaya alami dan buatan dapat mengubah persepsi warna dalam ruangan. Pastikan pencahayaan mendukung warna dasar yang digunakan, sehingga atmosfer yang diinginkan tetap terjaga.
Menyulam Keindahan Melalui Monokrom
Warna monokrom adalah perwujudan dari kesederhanaan yang penuh makna. Ia menawarkan keleluasaan untuk bereksperimen dengan tekstur, pola, dan intensitas warna, tanpa kehilangan konsistensi. Dengan pemahaman yang baik, konsep ini mampu mengubah ruang biasa menjadi ruang yang memancarkan kehangatan, elegansi, dan kenyamanan. Seperti melodi yang dimainkan dari satu nada, monokrom adalah cara untuk merayakan keindahan dalam harmoni. Seperti Andrea Hirata menenun cerita dengan kata-kata, monokrom adalah seni menenun ruang dengan warna.
Visit us on Telkom University
0 notes