#jembatan merah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Misteri Jenderal Inggris yang Gugur di Surabaya Imbas Tragedi Jembatan Merah
PAMEKASAN MaduraPost – Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby, atau yang lebih dikenal sebagai Jenderal Mallaby, merupakan salah satu tokoh militer Inggris yang memiliki pengalaman tempur yang luar biasa. Mallaby lahir di London pada 12 Desember 1899, Mallaby memulai karir militernya di Angkatan Darat Inggris selama Perang Dunia I dan melanjutkan pengabdiannya hingga Perang Dunia…
#Brigadir Jenderal Mallaby#Insiden Jembatan Merah#Kematian Jenderal Inggris#Pasukan Inggris di Indonesia#Pejuang Kemerdekaan Indonesia#Perang Dunia II#Perlawanan rakyat Surabaya#Pertempuran Surabaya#Sejarah Kemerdekaan Indonesia#Surabaya 1945
0 notes
Text
0823-3000-6040 (WA), Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Jembatan MerahLangsung ORDER KLIK WA http://wa.me/6282330006040 , Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Jembatan Merah, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Kusan Hulu, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Sumber Sari, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Sungai Areh, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Swadaya, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Tirta Karya, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Wana Bakti, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Wirayuda, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah BangunKami adalah Distributor Kaos Kaki Muslimah Terpercaya dan Terlengkap di Indonesia, Kami sudah berpengalaman sejak 2008 melayani penjualan secara online, melayani pembelian dari luar pulau hingga ke luar negeri.Kami Sedang Mencari mitra bisnis yang ingin menjual kaos kaki Muslimah dari kami.Untuk Info Lanjut Tentang Kemitraan silahkan di Hubungi di Sini:Nomor HP Ibu Tiva : 0823-3000-6040#PusatGrosirKaosKakiMuslimahJembatanMerah, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahKusanHulu, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahSumberSari, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahSungaiAreh, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahSwadaya, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahTirtaKarya, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahWanaBakti, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahWirayuda, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahBangun
0 notes
Text
Bunga Di Karang Part I
-Mengenang- Sudah sewindu, tepat bulan ini. Sewindu dari sekian windu, kita bertemu kembali waktu itu. hari ini terkenang saat pertama-tama kita bertemu. lebih tepatnya kau lebih berani dan lebih mencari dari pada aku. disitulah kekuatan cinta dari mu yang sedari dulu tidak pernah aku miliki. namun, soal rasa dan keinginan memiliki aku tidak kalah soal itu. ini kisah 24 tahun yang lalu, aku akan coba mengingatnya, setelah dari 14 tahun kita tidak bertemu. kau harus pergi meninggalkan desa terpencil itu mengikuti keinginan ayah mu, kita bertemu kembali di desa kecil terpencil itu. jauh sebelum itu, kita coba untuk saling menghubungi. namun surat-surat dari mu itu, hanya bisa aku baca tanpa bisa aku balas. pertama, karna tulisan ku cukup jelek untuk membalas surat mu, kedua aku tiada arah untuk bisa menanyakan kepada siapa, cara membalas surat mu. tentu saja surat itu bukan surat cinta, karena berisi pertanyaan kabar dan cerita-ceritamu. aku tak ingat betul tentang surat itu. namun aku ingat betul moment itu. surat ke-2 dan ke-3, karna kemajuan teknologi, kau melampirkan nomor telpon ayahmu, aku membaca dan menyembunyikan. kau tidak sama sekali bertanya kenapa aku tidak membalas surat mu. tapi aku tahu dari surat mu itu, kau tidak sama sekali marah karna tidak ada upaya dan daya membalas suratmu. terlihat kau melampirkan nomor telpon ayah mu, dan barang tentu aku akan menghubungi. pasti pikirmu begitu kan?. Saat itu, telepon selular sangatlah mahal, tidak semua yang bisa memilikinya. saat itu juga, masuklah telpon rumah dan warun telokomunikasi (warte) ke desa terpencil itu. tentu saja dari apa yang kau lampirkan itu, aku berusaha menghubungimu. namun satu hal yang aku tidak ketahui, bahwa biaya nya sangat mahal. Tentu saja, itu bukanlah halangan dan rintangan berarti bagi lelaki berusia belasan tahun. aku menghubungi mu, aku menelepon beberapa kali, namun tahu kah kau? jantung ku berdetak 10X lipat dari biasanya, yang aku baru tahu bahwa kondisi itu disebut, gugup teramat sangat. aku menelepon dan diangkat ayahmu, namun aku tutup kembali telponku. lalu aku ulangi sampai beberapa kali, dan ayahmu mengangkatnya lagi, namun aku tidak berbicara, dan aku mmatikannya untuk menenangkna diriku yang saat itu masih berdetak jantung yang hebat. Sampai, esoknya, aku coba menghubungi kembali, dan satu malam cukup bagiku untuk mengumpulkan kekuatan keberanian berbicara kepada siapapun di balik telepon itu. tentu saja aku menjalankan niat itu sesudah pulang sekolah, waktu itu sekitar jam dua siang. aku kembali menelepon kenomor yang tidak mudah diingat itu. dan tentu saja ayahmu mengangkatnya, berkat kekuatan dan keberanian yang aku kumpulkan satu malam itu, sepatah kata terucap kepada ayahmu. " halo, apakah ada Dyah?,", " halo, ini ayahnya, ia ada apa?", " maaf om, saya temannya dyah, apakah dyah nya ada?", " o, dyah sedang disekolah, saya lagi kerja, nanti telepon balik ya jam 5 sore, setelah sampai dirumah.", " ok, om, ". telepon dimatikan, entah siapa dahulu yang menutupnya. namun yang jelas, jantung ku tidak lagi berdetak 10X lipat, namun berhenti sejenak. seakan mati. Tentu saja, waktu sudah menunjukkan di jam 5 sore, dari halaman jembatan yang aku lalui, langit telah berwarna antara merah dan kuning. aku terpanah melihat langit waktu itu, sekaligus bimbang, apakah aku kembali kerumah mengangkat telepon ku, dan mencoba menelepon ke nomor yang kau sisipkan di surat waktu itu atau terus terpanah melihat langit sore itu. Seperti biasa, aku memilih mejadi pengecut, dan melanjutkan lamunan ku di bawah langit berwarna antara merah dan kuning dini sore itu.
7 notes
·
View notes
Text
Cerpen: Aku tak ingin pergi.
Langit sore itu sangat indah, semburat warna oren membungkus langit-langit kota. Angin menyapa setiap orang yang berada dikota. Lembut masuk ke kulit, menentramkan jiwa. Kota ini sangat ramai, dipenuhi orang-orang berlalu lalang dijalan, orang-orang yang baru pulang kerja atau pun orang-orang yang pulang dari kuliah. Sangat ramai sekali.
Hiruk pikuk suara orang yang saling bersahutan mengumbar lelucon, orang-orang yang bertegur sapa satu sama lain beradu. Namun tidak bagi Kian yang berdiri mematung, menatap orang-orang dibawahnya diatas jembatan tinggi. Menatap sendu, seperti ada rasa sakit tak tertahankan. Satu tangannya meraba dada pelan, lalu mencengkramnya dengan kencang. Merasakan sakit tidak terkira. Ia pukul dadanya beberapa kali berharap kesedihan itu segera hilang, tapi butiran bening itu terus saja turun lewat pipi. Membuat lelaki ini semakin membuncah dalam kesedihan. Nafas tersengal-sengal karena airmata tak juga berhenti. Betapa terlukanya Kian hari itu. Aspal berwarna abu dibawah jembatan penuh oleh mobil yang berjajar, berdesakan. Bunyi klakson terdengar bersahutan memekakkan telinga. Tidak memberi kesempatan mobil untuk saling melewati, sekedar salip menyalip. Lampu bundar berdiri tegak menghiasi kota dan gedung-gedung pencakar langit. Angin masuk menembus jiwa, mengibas-ngibas rambut pendek hitam legam. Bulir-bulir bening jatuh dipipi, mata sendu, merah sekali. Tubuh lemas, hati tercabik, menatap dunia ini redup. Dirinya memejam mata pelan, mengingat Hazka teman karibnya yang sangat ia pedulikan. Tubuhnya bergetar hebat.
"Maaf, karena aku tidak menepati janjiku untuk tinggal denganmu. Maaf, karena aku sudah mengecewakanmu" Tangan Kian memegang penyangga jembatan pelan. Mencengkram semakin keras, kakinya naik keatas penyangga dengan hati-hati, setelah itu tangan sempurna direntangkan. Menutup mata pelan, merasakan kembali angin yang menyapa lembut. Setelah beberapa detik terdiam, menarik nafas pelan dan satu denting air mata keluar, tubuhnya langsung terhempas bersama angin, melayang.
****
Matahari menyapa lembut lewat cahaya menerangi dunia. Pagi itu kota sangat hangat. Kian membuka mata pelan membuka selimut. Lalu beranjak ke kamar mandi, kaki melangkah gontai kearah kaca besar yang tertempel di dinding kamar mandi. Memerhatikan wajahnya lamat-lamat, mengucek mata. Wajahnya kusut, rambut berantakan, mata remang-remang namun lama-lama terlihat jelas. Sebenarnya Kian masih ingin merebahkan tubuhnya diatas kasur, rasa kantuk masih menjalar. Menggeliat sebentar, menguap, setelah itu diam beberapa detik, bergegas mandi. Lalu mengenakan pakaian rapih, sempurna sangat tampan. Ia bergegas pergi kuliah.
Kampus sangat ramai. Orang-orang berlalu lalang seperti pasar menjadi pemandangan sehari-hari. Menenteng tas sambil mengobrol acak bersama teman, berjalan menuju kelas, atau ke kantin atau ke perpustakaan atau masuk kelas mengikuti matkul. Tempat duduk terbuat dari semen juga nampak penuh oleh siswa-siswi yang mengobrol entah apa, sangat seru. Kehangatan matahari menyergap seluruh kampus, tapi siswa-siswa itu biasa saja. Angin membasuh pelan masuk ke dalam jiwa orang-orang dikampus, mengaliri batin mereka, sangat sejuk. Suara orang-orang di kampus memekakkan telinga, sangat berisik. Satu orang dengan satu orang lainnya juga kadang harus berteriak, karena tak terdengar. Semua sibuk satu sama lain.
Kian yang sudah berada dikampus, baru akan sampai ke perpustakaan, beberapa orang bergerombol datang menghadang. Hazka teman baiknya juga ada diantara mereka. Orang-orang bergerombol itu mengisyaratkan Kian untuk ikut mereka. Tanpa basa-basi lelaki inipun melakukannya.
Tempat ini sepi, tak ada seorangpun disana kecuali Kian dan gerombolan orang-orang yang menghentikan langkahnya ke perpustakaan. Bagi Kian ini sudah menjadi hal biasa. Ia terdiam menatap satu persatu gerombolan itu, kemudian fokus kepada Hazka yang diam ketakutan memandang Kian. Setelah itu Kian kembali menatap teman-teman yang mengelilinginya. Lelaki ini menghembuskan nafas pelan. Teman-temannya tertawa meledek, menatap tajam Kian. Hari itu cuaca sangat bersahabat, tapi tidak bagi Kian. Mau hari apapun itu, baginya sama saja. Dipukuli, dikeroyok, ditendang, itu adalah makanan sehari-harinya dikampus. Sangat sakit, tubuhnya menerima tendangan, pukulan. Menerimanya dengan pasrah, tak ada suara, tak ada rajukan meminta ampun, minta tolong. Kian diam membisu, menunggu waktunya habis untuk dipukuli. Memar diwajah, luka biru ditangan, berbekas di wajah dan tubuh. Seluruh badannya kesakitan. Hazka tak berkutik, diam membisu, meski dalam hati kesal. Ielaki yang sudah bersahabat dengan Kian selama beberapa tahun ini menatap penuh sesak. Ia melihat sahabatnya seperti itu, tapi ia tak bisa melakukan apa-apa. Teman karibnya ini sebenarnya ingin menolong, tapi rasa takutnya mengalahkan keberanian. Suara tawa memenuhi langit. Buk..buk..buk..suaranya sangat lembut, tapi mematikan. Siapapun tahu pukulan dan tendangan itu menyakitkan. Kian meringis sesekali, tubuhnya tersungkur. Orang-orang bergerombol itu menendang semakin keras. Setelah selesai, mereka pergi meninggalkan tempat.
Dibawah matahari hangat, lelaki ini berusaha berdiri, tapi tubuhnya terasa berat akibat pukulan dan tendangan. Kian menatap gerombolan itu remang-remang. Ia menatap Hazka yang menjauh bersama teman-temannya. Hazka berbalik sebentar menatap Kian yang kesakitan lalu kembali memunggungi nya. Lelaki ini berusaha membawa tubuhnya yang terkulai kearah dinding. Tangannya terasa berat, tapi berusaha sekuat tenaga menopang tubuhnya agar bersandar. Setelah berhasil, ia menyeringai terluka menatap sekitar yang kini lengang. Tak terpungkiri batin Kian terluka. Ia menangis sesenggukan sampai rasanya sesak. Ada rasa perih mengaliri batin, ada rasa sakit yang tak bisa disembuhkan secara fisik. Air bening nan jernih itu lagi-lagi turun. Mata kian berkaca-kaca, memukul dadanya beberapa kali supaya mereda amarah dan air mata yang masih mengalir dipipi. Lelaki ini perih tiada tara.
Kian dan Hazka adalah teman dekat, sangat dekat malah. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama kalau kuliah sudah selesai. Kalau sudah sepi dan tak ada orang-orang dikampus, mereka akan bertemu ditempat sepi. Bermain bersama sekedar menghirup udara segar, saling bertukar cerita. Mereka tersenyum bersama, tertawa bersama, melempar lelucon satu sama lain. Sangat tenang dan damai. Mereka selalu melakukan itu diwaktu-waktu tertentu. Mereka sangat nyaman satu sama lain. Serasa dunia milik berdua. Terutama bagi Kian, waktu-waktu ini sangat dinantikan. Karena saat waktu-waktu ini ia bisa bermain bebas tanpa gangguan. Tanpa harus berpura-pura tak dekat dengan Hazka di depan teman-teman lain.
****
Langit bewarna jingga sangat cantik sore itu. Hazka dan Kian sedang berada ditempat sepi menatap langit indah memanjakan mata. Sinar keemasan menyoroti mereka sehingga mata mereka memicing, namun lama-lama terbiasa. Sangat sepi.
Dua pemuda ini berdiri menatap fokus ke depan, merasakan angin menerpa wajah, sangat tenang. Hanya bunyi dersik dedaunan tertiup angin yang terdengar. Mata Kian sembab, pipi merah cukup menggambarkan dirinya terluka tak terhingga.
"Terimakasih karena masih mau menjadi temanku, karena kamu tak meninggalkanku sendiri" Kian menarik nafas lelah.
"Setidaknya kamu tak menjauh, aku senang bertemu dan berteman denganmu" Kian tersenyum terluka.
"Maaf Kian, seharusnya aku melindungimu tadi" Hazka menjelaskan terbata. Sorot matanya penuh kekhawatiran. Kian menggeleng pelan, lalu tersenyum lembut.
"Ini masalahku karena tidak berani, aku terlalu pengecut" Kian melanjutkan.
"Kian kenapa kamu tak pergi saja, tinggalkan tempat ini. Tempat ini tak cocok untukmu, kamu banyak terluka disini. Aku khawatir denganmu" Hazka memohon. Kian hanya tersenyum getir, lalu memandang Hazka lamat-lamat. Senyum Kian masih belum hilang.
"Terimakasih sudah mengkhawatirkanku, aku gila bukan? Menolak tawaranmu meninggalkan tempat ini. Aku sudah menyukai tempat ini" Kian tersenyum lembut, menatap Hazka penuh kedamaian.
"Kalau aku pergi, kamu akan menghilang" Kian menatap getir Hazka. Pandangannya seolah mengatakan jangan mengusirnya pergi. Kian memalingkan wajah, mendongak menatap langit. Lengang. Langit berwarna jingga diam-diam berganti menjadi warna gelap. Bintang-bintang siap bertaburan mempercantik langit gelap. Bulan juga malu-malu menunjukkan diri, tapi akhirnya memberanikan diri menunjukan seutuhnya keindahan yang dimiliki. Langit malam itu benar-benar sangat indah. Lampu bundar dipinggir jalan menyala satu-persatu, menambah pesona alam semesta. Hazka menghembuskan nafas pasrah.
"Haz, bagaimana kalau kita pergi dari sini? Bagaimana kalau kita pindah dari kota ini? Kamu tahu kan aku tak suka sendirian" Suara Kian tampak lelah. Hazka diam, ia menggigit bibir. Tak ada jawaban, membuat Kian menoleh kearahnya. Dari ekspresinya, Kian tahu kalau temannya ini bimbang. Kian menghadap lagi kedepan.
"Aku akan memikirkannya, terimakasih sudah banyak mengkhawatirkanku" Balas Kian.
*****
Hari berganti, Kian berdiri ditempat kemarin ia bertemu dengan Hazka. Langit sangat indah, warna jingga menghiasi kota. Kian menangis sendirian, membungkuk setengah, membiarkan bening-bening kristal jatuh semaunya. Tubuh bergetar, suara-suara klakson mobil dibawah jembatan begitu berisik, saling beradu. Angin menembus kulit menyapa lembut, membasuh jiwanya yang dibalut kesedihan. Sorot mata penuh kegelisahan, penuh kerumitan, lelaki ini sangat lelah. Satu detik kemudian badan kembali tegak, tangan memegang penyangga jembatan lembut, namun penuh ketakutan. Kemudian memejam mata, membiarkan dirinya terhanyut dalam kesakitan yang dirasakannya selama ini. Ingatan teman-temannya saat menertawakan, memukul, menendang dan ejekan-ejekan lainnya menyelinap membelenggu pikiran dan tubuh. Melahirkan tangisan kecil mengenaskan. Kian tahu dirinya tak di inginkan kehadirannya oleh dunia ini. Tersengal-sengal berusaha untuk berhenti menangis, tapi kejadian-kejadian dalam ingatannya semakin menyerang lebih keras, membunuh perlahan. Kian sesenggukan, tak kuat dengan perjalanan hidupnya. Tapi seketika tersenyum lembut ketika memorinya bersama Hazka terlintas. Sungguh menakjubkan baginya bisa bertemu dengan teman sebaik Hazka. Ia mengingat setiap hal yang dilaluinya bersama sahabatnya itu. Tertawa bersama, menangis bersama, bercerita bersama. Tentang apapun.
Kian bisa menjadi apa adanya didepan Hazka. Kian termenung mengingat kebersamaan mereka. Berbagi hal berharga bersama teman berharga adalah hal yang istimewa, menakjubkan. Setidaknya dunia menghadirkan teman berharga untuk hidup Kian yang pelik sekali. Baginya Hazka adalah hal yang berharga, lebih dari apapun. Ia adalah keluarga dan teman yang sangat berarti. Tak tergantikan.
Kian membuka mata perlahan, suasana hening, tak ada siapapun kecuali dirinya sendiri. Satu tangannya mengambil ponsel disaku celana, lihai mencari kontak Hazka. Setelah ketemu, ia menatap sebentar, miris, tersenyum getir. Beberapa detik menelpon Hazka. Terdengar suara yang biasa lelaki ini dengar di ujung telpon.
"Hallo Kian" Sapa Hazka lembut. Bibir Kian menyungging senyum.
"Haz, kamu adalah teman terbaikku, aku tak menyesal bertemu denganmu. Aku sungguh bahagia kamu sangat peduli padaku. Kamu tahu, aku orangnya mudah ketakutan, tapi kali ini aku memberanikan diri" Suara Kian lembut. Hazka diam mendengar ia berceloteh.
"Memang kamu sudah melakukan apa?" Hazka penasaran. Kian tersenyum tenang.
"Aku akan meninggalkan kota. Seperti katamu, kota ini tak cocok untukku" Diam-diam bening-bening kristal jatuh lagi, namun Kian berusaha tak terdengar sesenggukan.
"Kamu menangis?" Hazka cemas memastikan.
"Aku tidak apa-apa, aku hanya takut kamu akan melupakanku setelah aku pergi" Kata Kian lagi. Hati Kian hancur berkeping.
"Kian, jangan memaksakan diri kalau tidak mau pergi. Aku tahu keputusan itu tidak mudah. Jangan pergi, kalau tidak mau pergi. Kamu tidak perlu mendengarkanku, anggap saja aku tak pernah mengatakannya" Lelaki diujung telpon ini meyakinkan. Kian menggeleng.
"Aku sudah pikirkan matang-matang, jangan khawatir. Senang bisa mengenalmu, aku harap kamu selalu mengenangku, membiarkanku untuk bersamamu, meski sudah jauh" Kian menangis kecil.
"Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" Lanjut Kian.
"Tentu saja, apa itu?" Hazka sedikit khawatir.
"Kamu senang ketika bersamaku?" Kian masih menangis. Batinnya terluka. Hazka merasa ada yang aneh dari pertanyaan diseberang telpon.
"Tentu saja aku senang, kenapa bertanya begitu? Kamu ini aneh" Hazka cemas merasa ada yang janggal.
"Syukurlah" Kian berseru pelan. Tersenyum tenang.
"Aku tutup telpon yah, terimakasih sudah mendengarkanku, aku akan merindukanmu teman. Kamu juga harus sering-sering berkunjung ke tempatku yah" Kian menutup telpon, memandang keindahan seluruh kota sebelum benar-benar pergi dari atas jembatan. Sangat tenang.
Suara-suara kendaraan beroda empat masih terdengar. Angin membiarkan dauh jatuh dengan lembut. Sangat damai. Hari ini pun tiba. Kian memegang penyangga jembatan pelan, namun penuh ketakutan.
"Maaf, karena aku tidak menepati janjiku untuk tinggal denganmu. Maaf, karena aku sudah mengecewakanmu" Tangan Kian memegang penyangga jembatan pelan. Mencengkram semakin keras, kakinya naik keatas penyangga dengan hati-hati, setelah itu tangan sempurna direntangkan. Menutup mata pelan, merasakan kembali angin yang menyapa lembut. Setelah beberapa detik terdiam, menarik nafas pelan dan satu denting air mata keluar, tubuhnya langsung terhempas bersama angin, melayang.
End.
@menyapamakna1
12 notes
·
View notes
Text
2. Write about your favorite traditional Ramadan dish and the memories associated with it
Beberapa tahun terakhir mama sering bikin Pindang Iga Sapi, masakan khas Palembang yang enak banget asli 😭😭😭 kayaknya mulai bikin pindang setelah kami sekeluarga pertama pergi bareng ke Palembang yang adalah tahun 2014/2015? Gak selalu tiap tahun sih, kalau yang pasti ada di meja yah opor, dan kadang gule iga.
Kalo liat pindang di meja makan pas lebaran, pastinya akan forever teringat the one and only trip (so far) ke tanah kelahirannya Akung (kakek, bapaknya Bapak), pergi ke kampungnya Akung di Ogan Ilir yang rumah-rumahnya masih panggung gitu, dan ngebakar kemplang sendiri sampe gosong karena gak paham. Dan juga makan tempoyak (duren cocol sambel asem manis macam rujak gitu - aku sih no, duren biasa aja aku ga doyan), dan inget banget makan udang besar yang kulitnya aku kupas dan diliatin sodara Palembang dengan sangat judgey karena katanya kulitnya harusnya dimakan juga 😭😭 ya gimana.
Pertama kali makan pindang di Rumah Makan Beringin, asli lezat banget itu masih terkenang-kenang. Yang kuinget dari Palembang cuma 2 hal: (1) panas banget asli waktu itu jalan dari Kuto Besak ke Jembatan Ampera, tiap masuk mobil kena AC langsung pingsan tertidur, dan (2) makanannya enak-enak sekali, sungguh bahagia. Tukang pempek dos gerobakan everywhere udah kaya tukang cilok di Bandung. Mie Celor 26 yang creamy-nya sebanding dengan carbonara asli yang pake kuning telur dan pecorino. Martabak Har yang OG. Es kacang merah di Beringin. Tiap bertamu ke rumah sodara-sodara disajiinnya pempek 😭😭 parah sih makan terus disana.
Yah intinya banyak sekali hal yang kuingat kalau liat semangkuk pindang. Terutama bahwa aku juga adalah wong kito walau cuma 1/4, gak paham bahasa Palembang, dan jelas nggak se-Palembang Bapak yang kalau makan pempek cukonya ditenggak sampai habis kaya minum kuah soto.
Semoga bisa ke Palembang lagi.
7 notes
·
View notes
Text
Hai tumblr, apa kabar? Lama tak berkunjung, syukurlah rasanya masih ramah seperti saat terakhir membuka lamanmu. Walaupun mungkin memang tidak lagi seriuh dahulu.
Tidak elok rasanya jika sudah lama tidak mengunjungimu lalu tiba-tiba ingin kembali bercerita panjang lebar. Maka tadi kuawali sapaan basa basi sewajarnya sebagai pembuka layaknya teman lama yang bertegur untuk memecah kecanggungan saat kembali berjumpa. Untuk mengawali cerita, barangkali akan aku mulai dengan gambaran jalan gejayan hari ini, tanggal dua puluh empat Januari dua ribu dua puluh tiga. Sejak tahun dua ribu enam belas pindah ke Jogja, jalanan ini bisa dikatakan jalan yang paling sering aku lalui, walaupun tidak setiap hari, setidaknya dalam seminggu pasti ada satu hari aku melewatinya. Jadi aku menyaksikan sendiri tiap perubahan, dan betapa cepat perubahan di sepanjang kanan kirinya. Jika sekitar enam tahum lalu kita masih bisa melihat kejayaan tempat tempat berkumpul mahasiswa seperti Dixie, Warung Upnormal, dan Bakso Uleg jembatan merah, sekarang tempat tempat itu sudah tidak ada lagi. Bahkan jembatan merah yang dahulu terlihat gagah dengan warna mencoloknya, kini sudah tidak lagi dapat dilalui karena kondisinya yang sudah keropos, terbengkalai, dan hampir ambrol. Sebagai gantinya sekarang sudah ada jembatan baru di sebelah selatannya, menggantikan peran si jembatan merah yang menjadi jalan alternatif favorit dari gejayan ke seturan.
Berbagai perubahan yang nampak di Jalan Gejayan ini menunjukkan jika perubahan adalah suatu yang pasti, karena satu satunya hal di dunia ini yang tidak berubah hanyalah perubahan itu sendiri. Herakleitos seorang Filsuf Yunani yang terkenal melalui pemikirannya tentang perubahan perubahan di alam semesta mengatakan tidak ada satu pun hal di alam semesta ini yang bersifat tetap atau permanen, tidak ada sesuatu yang betul betul ada. Dia mengatakan semuanya berada di dalam “proses menjadi”. Salah satu quotesnya yang terkenal berbunyi
“panta rhei kai uden menei, semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap” (Herakleitos)
Akupun salah satu yang tidak terkecuali bagian dari perubahan itu. Jika 5 tahun lalu saat menjadi mahasiswa S2 yang menjadi kekhawatiran masih seputar untuk mencukupi hidup bulan depan mencari sumber pemasukan dari mana, apakah saat sidang tesis bisa menjawab pertanyaan penguji dengan benar, setelah lulus mau bekerja dimana, kapan dilamar dan menikah. Saat ini aku seorang istri, ibu, dan dosen. Kekhawatiran sudah berubah menjadi apakah aku sudah menjadi tempat pertama untuk suami melepas lelah sepulang kerja, apakah aku sudah menjadi ibu penyayang, minim marah dan menjadi teladan untuk anakku, dan memikirkan berbagai strategi bagaimana memenuhi tuntutan-tuntutan tridharma seperti mengajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Disini aku menyadari satu hal, di setiap fase kehidupan kita akan selalu ada tantangan dan kekhawatirannya. Bahkan hal-hal maupun mimpi yang kita bayangkan pasti akan menyenangkan saat kita mencapainya nanti, pasti akan ada ujian pula saat kita telah mencapainya. Jadi, mari kita nikmati setiap prosesnya, jika berasa berat, ingat Allah yang Maha Tau memberi kita ujian karena tau kita mampu.
10 notes
·
View notes
Text
Kepada Kesendirian
Langit kala itu segelap katun berkeabuan. Dedaunan berhasil jatuh dari ranting tertinggi pada setiap pohon, angin dalam beberapa detik enggan untuk berlaju lebih lamban. Di setiap jalan sempit yang susah untuk dihampiri, kucing-kucing lebih dulu mengetahui aroma apa yang mereka cium sehingga lebih dulu mengerti untuk apa-apa yang mereka akan lakukan sebelum hujan terlepas. Aku pulang lebih awal dari rentetan hari dimana penuh dengan perkuliahan dan turunanya, sebab jembatan runtuh dan lampu merah di setiap perempatan terdengar memanggilku berulang-ulang. Mendapatkan kabar bahwa nenek beberapa waktu kedepan mungkin tidak tertolong dengan bantuan konvensional.
Untuk setiap jalan yang aku laju dengan sedikit perhatian, aku melihat di sekitar bahwa setengah matahari tidak sepenuhnya terang, kabut menyelimuti sekitar dan beberapa bagian membuat aku membayangi kalau matahari semacam ini sama halnya saat nenek berada di dermaga, berpelukan hangat dalam seperkian menit untuk memberikan pesan bahwa perjalanan laut akan lebih dingin kepada ibuku. Aku menyaksikan tanpa pandangan yang cukup mengerti, mengapa mereka terbaring lama dengan tatapan yang tidak kabur satu sama lain dan selebihnya Ibuku pudar dari pandangan untuk tahun – tahun yang berat.
Rumah dipehuni kepala yang menunduk, berisikan ucapan baik semacam do’a dan pujian untuk nenek. Aku melihat, mata nenek masih memandangi sekitar dalam waktu yang singkat setiba aku datang. Entah dengan baik atau tidak, aku tidak tau persis kalau saja nenek akan menuju padang gurun, menembus langit yang aku tidak meyakini kalau batasnya lebih dari ku kira, dan menukik tajam pada halaman Valhalla atau tampias air dari Firdaus? Yang membuat aku lebih yakin sebentar lagi bahwa ibu akan mengajak nenek untuk tidak lagi melihat purnama yang cukup benderang seperti tadi malam, mereka satu sama lain akan bercengkerama lebih lama, mengusap raut pipi yang sama mudanya dan menggelar tiker di dekat telaga kausar.
Sementara itu aku tengah mengerjakan ukiran pada papan kayu kasar yang sedikit kehujanan dibersamai dengan gemuruh para tetangga yang hadir untuk mengucapkan istirja secara bersamaan. Sesuai pesan nenek: Hari akan hadir dalam rencana yang tidak akan terselesaikan, dimana setiap jiwa akan berlabuh untuk terakhir kalinya pada sandaran, kendaraan yang kita persiapkan akan jauh membawamu lebih mudah pada tempat yang kita selalu ceritakan. Kemudian, petir sama pecahnya pada ruangan yang bergejolak itu, tetesan air pipi semakin melesat berjatuhan, aku menghela nafas panjang lalu bersandar pada tembok bata yang tidak berhasil diselesaikan dengan cat dinding.
Petir jatuh menghantam langit dan menghasilkan bising yang menggema seperkian detik di lengang alam. Aku memikirkan bagaimana ucapan yang tepat untuk menghangatkanya. Sementara, bibir dan jari – jemarinya membiru serta kelopak mata semakin kencang itu mulai perlahan menutup dua bola mata yang masih sayu sedikit terbelalak. Jantungnya tidak berdetak lagi. Hadirnya mendadak padam untuk pertama kalinya.
Bibi ku masih menutup wajah dengan lengan, tangan kirinya mengusap kepala anaknya yang tidak tau apa yang dirasakan oleh ibunya. Ia gundah, suaminya masih terjebak kemacetan di jalan pulang selepas izin untuk lebih awal meninggalkan pekerjaan. Ku dapat sesekali air matanya tidak metes lagi, wajah merahnya tidak lagi bertambah dan derajat letak kakinya yang duduk sila pun perlahan mulai miring menunduk. Tidak butuh waktu lama, jenazah segera dikhidmatkan.
Hujan masih menderu kencang. Kilat petir datang berhamburan, aku mendengar gelak suara tangis orang salih bersahut-sahutan serupa ilalang di tengah lapang yang diterpa badai topan menyeluruh. Sore yang mendung ini adalah waktu yang baik memandikan sang mayit dengan gugur daun yang tumbuh kembang menutupi perkarangan halaman rumah kami. Sementara, teman-teman sebaya nenek mulai menerka waktu yang barangkali akan terjadi dalam waktu dekat tiap harinya. Mereka menorehkan kedua telapak tanganya melakukan sama persis seperti para tamu yang hadir, ucapan-ucapan sejuk mengalir dari rongga mulut dan terjatuh ke samping.
Satu hari sebelum dimandikan, nenek bangun dalam lelapku, genggam lentera di tangan yang sebelumnya gelap. Ia sadar sekelibat dari koma. Aku terpekur memandangi mata yang kian dipenuhi kesulitan melihat. Di ruangan yang penuh dengan cairan-cairan pembantu peredah rasa nyeri, aku benar-benar menangkap bahwa yakinku nenek terbangun di tengah malam saat aku bergantian untuk menjaga sebelum derai takdir yang tidak berpihak datang untuk mengganti rencana-rencana yang telah ku susun.
Di malam panjang yang kau bisikan kesepian, aku akan berhasil menyelesaikan pusaramu dengan keriuhan yang telah kau buat. Biarkan aku tetap menelusuri disetiap celah-celah jemari dinginmu dan melengkapkan rasa derita dan perih untuk mengetahui bagimana cara mengajari bahwa meratapi kesendirian adalah kematian itu sendiri.
4 notes
·
View notes
Text
30/365
Lelah tidak? Dengan hidup mu yang terus²an mengejar pengakuan orang lain.
Sepenting itukah bagimu?
Bukankah lebih mudah jika hidup dengan menjadi dirimu sendiri?
Surabaya, Jembatan merah mudah (mungkin)
16:48 30Januari2023-
6 notes
·
View notes
Text
Dekorasi Dengan Koleksi Dapur Antik
Tips memiliki rumah di desa
Jika Anda menginginkan memberi tambahan warna dan kepribadian pada dapur dan meja Anda, ada banyak koleksi dapur antik yang dapat mencukupi visi desain Anda. Sangat mudah untuk mengambil alih dapur umum dan mengubahnya bersama barang koleksi jadi area yang hangat dan unik tanpa menggunakan banyak uang.
Tips memiliki rumah di desa
Rak terbuka atau lemari kaca adalah area yang bagus untuk memajang barang koleksi di dapur Anda. Jika lemari Anda tidak raih langit-langit, Anda dapat gunakan area kosong di atas untuk dipajang.
Bahkan dapur pembangun bisa diubah secara tidak mahal bersama dengan barang koleksi. Tentukan periode yang bakal dibikin ulang. Mungkin Anda inginkan tampilan Kolonial lengkap bersama banyak barang pecah belah dan nada kayu. Mungkin dapur vintage th. 1930-an yang manis menghangatkan hati Anda. Atau Anda sanggup mengembalikan dapur tempat tinggal peternakan Anda ke akar th. 1950-an. Setelah Anda mempunyai era didalam pikiran, Anda dapat menyatukan dan mendekorasi yang sesuai.
Hidangan dan tekstil populer ini dapat menunjang Anda memulai:
Hidangan Blue Willow udah diproduksi selama lebih berasal dari 200 tahun. Pola transferware ini dicetak bersama dengan warna biru pada latar belakang putih. Detail desain juga pagoda, tiga orang di jembatan, pohon willow yang menangis, dan dua burung di langit. Hidangan Blue Willow telah kondang selama lebih dari satu generasi di rumah, restoran, dan tempat makan. Dimungkinkan untuk membangun koleksi yang bagus tanpa menggunakan banyak uang. Gelas biru kobalt, terhitung benar-benar bisa dikoleksi, melengkapi Blue Willow bersama baik.
Hidangan Luray bakal menambah warna pastel yang indah pada skema warna dapur Anda. Diperkenalkan pada th. 1938, piringan ini diproduksi hingga th. 1961. Piringan Luray yang paling gampang ditemukan dan paling tenar datang di dalam warna pastel hijau, merah muda, kuning dan biru. Hidangan ini dijamin dapat membawa dampak Anda tersenyum kala Anda berkunjung ke dapur.
Mangkuk pencampur barang pecah belah mengimbuhkan pesona vintage ke dapur Anda dan juga bermanfaat untuk buat persiapan makanan. Mangkuk perlengkapan kuning, bersama dengan berat yang besar dan warna yang bersahaja, adalah aksesori yang prima untuk dapur periode Kolonial.
Guci kue figural adalah barang koleksi yang populer dan apa yang sanggup lebih baik di dapur? Anda dapat memajang koleksi Anda di atas lemari selama Anda tidak lupa menyimpan toples kue yang udah diisi di meja.
Peralatan antik bisa menaikkan kekuatan tarik visual selagi dipajang di dapur Anda. Yang paling tertagih miliki gagang kayu bercat hijau atau merah. Pamerkan koleksi Anda pada deretan pengait yang digantung di dinding atau di bawah rak atau isi tempayan periuk yang ditaruh di atas meja.
Handuk dan taplak meja antik berwarna cerah sanggup mengakibatkan tampilan berputar di dapur Anda. Tekstil ini tingkatkan percikan warna dan kitsch ke ruangan. Anda apalagi dapat menggunakannya untuk sebabkan gorden untuk jendela dapur Anda.
Selesaikan dapur Anda bersama satu atau dua permadani antik. Tampilan periode yang Anda menghendaki bakal menopang pilih style permadani yang sesuai. Jika Anda menginginkan tampilan pedesaan atau kolonial, memperhitungkan untuk beri tambahan permadani kecil yang dikepang. Permadani berkait lebih-lebih bisa nampak kontemporer jikalau gambar di permadani punya getaran yang tepat. Kain lantai yang dicat atau permadani linoleum kecil cocok untuk dapur bergaya th. 1930-an atau 1940-an.
Toko barang antik dan website online adalah area yang bagus untuk berburu koleksi dapur antik. Seringkali Anda sanggup mendapatkan barang-barang di obral garasi tetapi pastikan untuk hingga di sana lebih awal atau kolektor dan dealer lain dapat mengambil harta karun itu. Mendekorasi dapur Anda bakal jadi tugas yang dapat isikan banyak akhir pekan. Pada akhirnya, Anda bakal punyai ruangan yang mencerminkan kepribadian Anda dan diisi bersama dengan hal-hal yang Anda sukai.
2 notes
·
View notes
Text
(SPECTRAkuler)
Bagian dari takdir yang sangat di syukuri, 12 purnama terlewati, berkesan, yang sebentar namun membekas lebih dalam
Desember 2021 - Januari 2022
Bulan penghabisan masa studi yg sebenarnya masih normal haha, tertulis dibuku "ga sidang dlu, sblm ikut spectra" bisa²nya :))
Skenario indah yg ditolak di Spectra 7 ternyata ini lho mau ditemukan dengan mereka di Spectra 8. Hujan bulan Desember jadi teman perjalanan, dilepas ombak besar di ujung Sumatera, disambut ombak di gerbang pulau Jawa
Pertama kalinya memijakkan kaki di Masjid Salman ITB, pertama kalinya menghirup udara Bandung, pertama kalinya bertemu dengan mereka yg namanya tertulis di lembar pengumuman lolos peserta Spectra 8.0, pertama kalinya gendong carrier 45L doang, serba pertama :)
Siapa la mereka, kenal saja tidak, mula-mula perkenalan saat diruang klinik menunggu hasil Swab (maklum masih pandemi), setelah perkenalan lalu? Yaa aku lupa nama mereka siapa saja, dasar aku.
Perkenalan berikutnya, depan masjid di Cicareuh dalam bentuk lingkaran memperkenalkan dalam waktu yg singkat, lagi-lagi aku lupa satu persatu nama mereka :').
Ijo, biru, merah, kuning atau kami akrab dengan Naringgu, Bitung, Cilentab, dan Tjipetir tak punya nama khusus. Nama kami diambil dari daerah masing-masing, awal mula aku terbiasa dengan nama-nama mereka, tak salah lagi aku memanggilnya.
Skenario Allah itu emang keren. Day 3 Spectra, manusia yg menunda sidang buat coba ikut spectra dlu sebelum lulus malah disuruh sidang di Day 3 Spectra, Allah indah sekali rencana-mu, 2 target yang kutulis beriringan untuk diselesaikan
9 hari 8 malam terlalu banyak yg kami lalui untuk dibiarkan begitu saja, mereka penghimpun AHA yang ulung, pengamat yang baik lagi teliti, pencetus ide yg kritis. Merasa kerdil ku disana, Allah terjebak aku
Terjebak dalam lingkar yg membuatku sadar bahwa tak boleh berhenti belajar, terjebak dalam lingkar yg membuatku berani untuk memutuskan suatu hal, membuat berani melangkah, membuat berani berjalan.
9 hari 8 malam, sedikit dikit paham seperti apa mereka, yg tak bisa makan mie, yang tak biasa dengan MSG, yg kalau cape harus dikasih ruang buat menepi, atau yg sangat tersturktur sekali. 9 hari 8 malam identitas mereka di kampus tak nampak, tapi kutebak mereka adalah orang yang mempunyai peran
manusia-manusia yang membuat kesepakatan sebelum melanjutkan hari-hari yang panjang "temen-temen kita sama-sama percaya ya, pertolongan Allah itu dekat" Ah kalian, paling bisa membuat tersentuh
9 hari 8 malam setelahnya, baru ku tau siapa mereka.. Ternyata seorang Presma, ketua LDK, ketua ini itu disini disitu, Allah betapa beruntungnya aku bisa belajar dengan mereka.
Entahlah, ini episode² yang patut disyukuri, menjadi jembatan dan jawaban atas doa-doa. Semoga selalu terhubung, lewat karya, lewat do'a, semoga Allah mampukan.
Terimakasih, selamat 12 purnama 🌱
-Bumi, 3 Awal tahun 23
5 notes
·
View notes
Text
One day Trip ke Situ Gunung Suspension Bridge, Sukabumi
Kali ini aku dan 2 orang teman kantor ku iseng banget pengen one day trip ke Situ Gunung Suspension Bridge, Sukabumi. Ide nya gara-gara kita sering lihat video seliweran di Instagram dan juga tiktok, iyesss kita emang korban medsos hihihi.
Akhirnya kami beli tiket kereta hanya selang beberapa hari sebelum keberangkatan. Dan iyah bisa ditebak, kita nggak dapat tempat duduk yang berdekatan hihihii, aku malah beda gerbong sama 2 orang teman kantor ku hihihihi… nggak apa sih, udah biasa juga. Harap maklum lah karena tiket kereta yang kita beli kelas ekonomi seharga 45ribu saja, sedangkan untuk kelas eksekutifnya 80ribu (untuk yang ini, masih banyak tersedia kursinya). Saran ku sih, sebaiknya beli kelas ekonomi saja, karena ini kelas ekonomi premium, dimana kursi nya empuk dan bisa di recline (nggak beda jauh lah sama yang eksekutif). Oh yah, untuk jurusannya pilih stasiun asal : stasiun bogor dan stasiun tujuannya : stasiun cisaat yah. Menurut informasi, stasiun cisaat itu yang terdekat dengan Situ Gunung Suspension Bridge. Jadi jangan sampai salah turun yah.
Tiba di hari H. Karena kami bertiga tinggal di tempat yang berjauhan, jadi sepakat deh akhirnya ketemuan di stasiun bogor aja. Jadwal kereta kami yang paling pagi yaitu jam 08.20 (jadwal berikutnya 14.20 dan yang terakhir 19.50) dan waktu itu sih jam 07.30an kereta udah standby di stasiun bogor, jadi kita udah bisa masuk deh. Kalau kalian dari Jakarta dan turun di stasiun bogor, harus keluar dulu (tap out) dan nanti masuk lagi ke sisi/bagian stasiun bogor yang antar kota (bukan jabodetabek). Untuk menuju ke Cisaat, Sukabumi diperlukan waktu kurang lebih 2jam lah… kalau di tiket sih tertera jam 10.19 tiba di stasiun Cisaat. Berhubung kami berangkat hari sabtu, jadi kereta tuh full penumpang.
Pokoknya nggak kerasa deh, tahu-tahu udah sampe aja di stasiun Cisaat hihihii. Alhamdulillah cuaca nya cerah banget pas tiba di stasiun Cisaat, ku langsung order grabcar untuk menuju Situ Gunung Suspension Bridge, Sukabumi. Untuk durasinya sendiri dari stasiun ke Situ Gunung itu kurang lebih 20-30menitan lah dengan tarif 50ribuan. Btw, kalau nggak mau naik grabcar atau gocar, ada banyak angkot kok yang bisa antar sampai ke Situ Gunung, jadi ngga usah khawatir. Dan kebetulan si bapak driver nya ini baik banget, beliau langsung nawarin untuk jemput kita lagi nanti pas pulang. Jangan lupa catat no hp nya hihihii.
Pas tiba di gerbang Situ gunung, kita diharuskan membayar tiket kontribusi sebesar 18,500/orang. Nah untuk masuk ke tempat wisata nya, ada 3 pilihan jalur : Jalur hijau. Jalur kuning dan jalur merah. Untuk detailnya bisa liat foto dibawah yah….
Aku dan 2 orang teman kantor ku mengambil jalur hijau dengan paket paling lengkap dan jalur lebih pendek. Bagi yang belum sarapan, lumayan loh dapat welcome snack kalau kalian ambil yang jalur hijau hihihii… rasa nya juga lumayan kok menurut ku. Dan untuk ukuran weekend (hari sabtu), masih terlbilang nyaman.. ramai tapi masih dapat tempat duduk.
Selesai menyantap welcome snack : baso, singkong rebus, bubur kacang hijau dan teh hangat. Kita melanjutkan perjalanan dengan sedikit tracking... untuk menuju ke jembatan gantung yang pertama.
Menurut ku sih untuk jembatan gantung yang pertama ini nggak terlalu seram, jembatannya masih agak lebar dan nggak terlalu goyang kalau menurutku hihihi. Aman lah... cuma yang bikin sebel itu, yang ber grup dan berhenti luamaaa di tengah jembatan hihihii serasa jembatan milik mereka. Bukan apa-apa sih, cuma menutup jalan jadi nya kan hihihii. Btw, kalau yang takut ketinggian, mungkin bakalan serem melewati jembatan ini hihihii.
Disini ada air terjunnya juga loh... bisa main air... tapi nggak pas di air terjunnya... boleh main air nya di aliran sungai yang letaknya nggak jauh dari air terjunnya. Tapi kalau menurut ku sih, kurang enak untuk main airnya. Btw, suasana disini tuh kayak di tengah hutan gitu, adem hihihii. Abis ke air terjun kita lanjut tracking tipis-tipis yah... sehabis itu ngantri keranjang sultan dong hihihihii... lumayan rame, dan kita antri untuk naik keranjang ini 1 jam dong hihihi. Tapi karena ada temennya, jadi yah nggak berasa, dinikmatin aja yah kan. Sayangnya ku hanya ambil video pas dikeranjang sultan, jadi nggak ada foto-foto nya. Mungkin bisa googling aja biar nggak kepo hihiii. Oh iya, didalam sini ada banyak pedagang makanan kok, jadi nggak usah khawatir kelaperan hihihii... untuk harga juga masih normal/standar menurutku.
Nah ini adalah jembatan gantung merah yang menurutku seremmmmm. Kenapa serem? karena lebar jembatannya kecil banget dan goyang-goyang banget kalau kita jalan hihihihiii. Jadi pas melewati jembatan ini, yang ada kita berdoa mulu hihihi.
By the way, fasilitas di Situ Gunung ini menurut ku sih OK banget.. selain karena ada banyak toilet (penting banget nih buat aku yang beseran hihihi), toiletnya pun bersih.
Dan bisa menginap juga loh disini... berminat kah?
Biaya yang dihabiskan :
Start Stasiun Bogor
Tiket Kereta Parango Bogor-Cisaat PP : 90ribu (one way 45ribu)
Grabcar Stasiun Cisaat - Situ Gunung PP : 40ribu (one way 60ribu : 3org = 20ribu/org)
Tiket Gerbang masuk : 18.5ribu
Tiket Jalur Hijau : 100ribu
Makan siang : 50ribu
Total : 298,500/org
Murah banget kan?....
#situgunung#situgunungsuspensionbridge#situ gunung#situ gunung suspension bridge#traveling#travel#jalanjalan#plesiran#sukabumi#situgunungsukabumi#jalanjalanmurah#jalan-jalan murah#jalan-jalanmurah#holiday
1 note
·
View note
Text
Fakta Menarik Tentang Negara Bulgaria
Bulgaria adalah salah satu negara di kawasan Balkan, Eropa Tenggara, yang memiliki sejarah panjang, budaya kaya, dan keindahan alam yang memukau. Negara ini memiliki banyak hal yang menarik, mulai dari warisan sejarah yang kaya hingga keajaiban alam yang jarang ditemukan di tempat lain. Dengan populasi lebih dari 6 juta orang, Bulgaria adalah negara yang sangat beragam, baik dalam hal budaya, bahasa, dan tradisi. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Bulgaria yang patut Anda ketahui.
1. Sejarah yang Panjang dan Kaya
Bulgaria memiliki sejarah yang sangat panjang yang membentang lebih dari 1.300 tahun. Negara ini dianggap salah satu peradaban tertua di Eropa, dengan kerajaan pertama yang dikenal sebagai Kerajaan Bulgaria yang didirikan pada tahun 681 Masehi. Pada masa kejayaannya, kerajaan ini menjadi salah satu kekuatan besar di Eropa, menguasai wilayah yang luas di Balkan.
Bulgaria juga dikenal dengan alfabet Kiril yang diciptakan oleh Saint Cyril dan Saint Methodius pada abad ke-9, yang masih digunakan di banyak negara Slavia hingga saat ini. Alfabet ini memiliki dampak besar pada perkembangan budaya Eropa Timur dan dunia Slavia.
2. Bulgaria adalah Rumah bagi Banyak Situs Warisan Dunia UNESCO
Bulgaria memiliki 9 situs warisan dunia UNESCO, yang mencakup tempat-tempat bersejarah, gereja kuno, dan keajaiban alam. Salah satu situs paling terkenal adalah Kota Tua Nessebar, yang terletak di pantai Laut Hitam dan dikenal karena arsitektur kuno dan gereja-gereja Bizantium. Selain itu, Taman Nasional Pirin, dengan pegunungan dan ekosistemnya yang unik, dan Katedral Rila Monastery, yang merupakan salah satu contoh terbaik arsitektur religius di Eropa, juga masuk dalam daftar situs UNESCO.
3. Keajaiban Alam yang Luar Biasa
Bulgaria memiliki pemandangan alam yang sangat beragam dan indah. Dari pegunungan yang dramatis, danau-danau alami, hingga pantai Laut Hitam, negara ini menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Pegunungan Rila dan Pirin adalah tempat populer untuk hiking, sementara Sungai Danube yang mengalir melalui bagian utara Bulgaria menawarkan pemandangan yang memukau.
Salah satu fenomena alam yang paling menonjol di Bulgaria adalah Lukovit's "Devil's Bridge", sebuah jembatan batu kuno yang menghubungkan dua tebing curam, yang menjadi tempat menarik bagi wisatawan. Valley of Roses (Lembah Mawar) yang terletak di bagian tengah Bulgaria adalah daerah penghasil minyak mawar terbesar di dunia, menghasilkan minyak mawar yang sangat dihargai untuk industri parfum.
4. Bahasa Bulgaria dan Alfabeto Kiril
Bahasa resmi Bulgaria adalah bahasa Bulgaria, yang merupakan salah satu bahasa Slavia. Salah satu hal yang sangat khas dari bahasa Bulgaria adalah penggunaan alfabet Kiril, yang diciptakan pada abad ke-9 oleh Saint Cyril dan Saint Methodius. Alfabet ini juga digunakan di negara-negara seperti Rusia, Ukraina, Serbia, dan beberapa negara lainnya di Eropa Timur.
Selain itu, bahasa Bulgaria memiliki sistem gramatikal yang sangat kompleks, termasuk tiga jenis kelamin (maskulin, feminin, netral) dan tujuh kasus. Meskipun demikian, orang Bulgaria bangga dengan bahasa mereka karena mencerminkan sejarah dan warisan budaya yang kaya.
5. Budaya dan Tradisi yang Kuat
Bulgaria memiliki budaya yang sangat kaya dan beragam, yang sangat dipengaruhi oleh sejarah panjang negara ini. Salah satu tradisi khas Bulgaria yang paling terkenal adalah "Baba Marta" (Hari Mart) yang dirayakan pada tanggal 1 Maret. Pada hari ini, orang Bulgaria memberi hadiah berupa "martenitsa", yaitu tali putih dan merah yang dikenakan untuk merayakan kedatangan musim semi.
Selain itu, folklore Bulgaria juga sangat beragam, dengan musik tradisional yang mencakup penggunaan instrumen seperti kaval (flute tradisional), gaida (bagpipe), dan tambura (alat musik gesek). Tari-tarian yang disebut horo juga menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial Bulgaria.
6. Makanan Khas yang Lezat
Makanan Bulgaria mencerminkan keanekaragaman budaya di kawasan ini, dengan banyak hidangan yang menggunakan bahan-bahan segar dan rempah-rempah lokal. Salah satu hidangan khas yang paling terkenal adalah banitsa, kue pastry berisi keju feta, telur, dan yogurt yang sering dimakan sebagai sarapan. Shopska salad, sebuah salad segar yang terbuat dari tomat, mentimun, bawang, dan keju feta, juga merupakan hidangan yang sangat populer.
Selain itu, yogurt Bulgaria sangat terkenal di seluruh dunia karena rasa dan kualitasnya yang unik, serta dipercaya memiliki manfaat kesehatan. Bulgaria juga dikenal dengan rakia, minuman beralkohol tradisional yang terbuat dari buah seperti anggur atau plum.
7. Destinasi Wisata yang Menarik
Bulgaria bukan hanya tentang sejarah dan budaya, tetapi juga memiliki banyak tempat wisata yang menarik. Sofia, ibu kota Bulgaria, adalah kota yang kaya akan warisan budaya, dengan bangunan bersejarah seperti Katedral Alexander Nevsky dan Gereja Boyana, yang terdaftar sebagai situs warisan dunia UNESCO. Plovdiv, yang merupakan kota tertua kedua di Eropa setelah Athena, terkenal dengan Amfiteater Romawi yang masih terpelihara dengan baik.
Bulgaria juga dikenal dengan resor ski yang sangat bagus di Bansko dan Borovets, yang menarik para wisatawan yang mencari liburan musim dingin. Sementara itu, pantai Laut Hitam seperti Sunny Beach dan Golden Sands menjadi tujuan populer bagi mereka yang ingin menikmati musim panas.
8. Ekonomi dan Pertanian yang Beragam
Ekonomi Bulgaria banyak bergantung pada industri pertanian dan perdagangan. Negara ini merupakan salah satu produsen terbesar di dunia untuk produk pertanian seperti madu, buah-buahan, sayuran, dan rempah-rempah. Anggur juga merupakan bagian penting dari ekonomi Bulgaria, dengan tradisi pembuatan anggur yang telah ada sejak zaman Romawi. Industri tekstil dan perangkat elektronik juga berkontribusi pada perekonomian negara ini.
Bulgaria juga merupakan produsen minyak mawar terbesar di dunia. Minyak mawar Bulgaria sangat dihargai dalam industri kosmetik dan parfum, dan produk ini telah menjadi simbol negara.
9. Bulgaria dan Warisan Ortodoks
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Ortodoks, gereja dan tradisi keagamaan memiliki peran penting dalam budaya Bulgaria. Gereja Ortodoks Bulgaria adalah lembaga keagamaan utama, dan perayaan-perayaan agama seperti Paskah Ortodoks sangat dihormati oleh masyarakat Bulgaria.
Bulgaria juga dikenal dengan banyaknya biara-biara bersejarah. Biara Rila, yang terletak di Pegunungan Rila, adalah salah satu situs keagamaan paling terkenal dan merupakan tempat ziarah penting bagi orang Bulgaria.
10. Keamanan dan Kehidupan Sosial
Bulgaria dikenal sebagai negara yang relatif aman dengan tingkat kriminalitas yang rendah. Negara ini memiliki masyarakat yang ramah dan masyarakat yang cukup terbuka terhadap budaya asing, terutama di kota-kota besar seperti Sofia, Plovdiv, dan Varna.
Masyarakat Bulgaria juga dikenal sangat mengutamakan nilai keluarga dan kehidupan komunitas. Festival budaya dan perayaan tradisional seperti horo (tarian bulgaria) dan martenitsa adalah contoh betapa pentingnya tradisi dalam kehidupan sosial mereka.
Kesimpulan
Bulgaria adalah negara yang penuh dengan sejarah yang kaya, budaya yang mendalam, dan keindahan alam yang menakjubkan. Dari warisan sejarah yang panjang hingga pantai Laut Hitam yang memukau, Bulgaria menawarkan banyak hal yang menarik untuk dijelajahi. Dengan tradisi yang kuat, makanan yang lezat, dan pemandangan alam yang luar biasa, Bulgaria adalah destinasi yang menarik baik bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi sejarah dan budaya maupun mereka yang mencari petualangan di alam terbuka.
0 notes
Text
Kuil Gunung Giok
Sebuah pusat keagamaan Buddha tradisional yang didirikan pada abad ke-19. Situs suci ini dapat dicapai melalui jembatan kayu berwarna merah. Salah satu harta karun di sini adalah patung kura-kura yang membantu pahlawan nasional Vietnam, Le Loi, memenangkan pertempuran besar.
0 notes
Text
KPK periksa VP Pengadaan PT ASDP Indonesia Ferry
im penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa, memeriksa Vice President PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Aman Pranata (AP) sebagai saksi penyidikan kasus dugaan korupsi dalam kerja sama usaha dan proses akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh PT ASDP Indonesia Ferry tahun 2019–2022.
"Pemeriksaan dilakukan di Gedung KPK Merah Putih, atas nama AP dan RKS," kata Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tessa Mahardhika saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Menurut informasi yang dihimpun saksi RKS adalah Rini Kartika Sari selaku staf pengadaan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).
Keduanya diketahui menjalani pemeriksaan dalam kapasitasnya sebagai saksi. Namun, pihak KPK belum memberikan keterangan soal materi apa saja yang dikonfirmasi dalam pemeriksaan tersebut.
Berita lengkapnya : Klik disini
0 notes
Text
Keunikan Mi Aceh: Menyusuri Sejarah, Ragam Rasa, dan Tradisi Kuliner Khas Aceh yang Memikat Lidah
SELENGKAPNYA
Mi Aceh, sebuah sajian khas dari Provinsi Aceh, Sumatra, telah menjadi simbol kelezatan kuliner Indonesia yang penuh cita rasa. Mi Aceh adalah perpaduan sempurna antara rempah-rempah yang kaya, tekstur mi yang kenyal, dan kekuatan rasa pedas yang menggugah selera. Hidangan ini tak hanya sekadar makanan, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya Aceh yang terjalin erat dengan tradisi, sejarah, dan keramahan masyarakatnya. Setiap suapan mi Aceh adalah perjalanan rasa yang mengingatkan kita akan kehangatan dan keberagaman masakan tradisional Indonesia.
Mi Aceh biasanya disajikan dengan dua pilihan: mi goreng atau mi kuah, masing-masing menawarkan kelezatannya sendiri. Mi goreng Aceh memiliki cita rasa yang pekat, dipadukan dengan bumbu-bumbu seperti kari, cabai, bawang merah, dan rempah-rempah khas Aceh yang khas, menghasilkan hidangan yang pedas, gurih, dan penuh aroma. Mi kuahnya tak kalah menggoda, dengan kuah kaldu yang kental, berbumbu kaya, serta rasa pedas yang menyatu sempurna dengan mi yang kenyal. Tak jarang, hidangan ini dilengkapi dengan potongan daging kambing atau sapi, udang, atau bahkan ayam, serta taburan bawang goreng yang menambah kenikmatan rasa.
Yang membuat Mi Aceh semakin istimewa adalah penggunaan rempah-rempah yang berlimpah dan beragam, yang memberi hidangan ini lapisan rasa yang kompleks dan menyatu dengan baik. Kunyit, jahe, serai, dan daun salam adalah beberapa bahan utama yang sering digunakan, menjadikan mi Aceh bukan hanya lezat, tetapi juga kaya akan manfaat kesehatan dari berbagai rempah alami. Selain itu, cita rasa pedas yang menjadi ciri khas Mi Aceh memberi tantangan tersendiri bagi para pencinta kuliner, yang selalu berusaha mengimbangi rasa pedasnya dengan kesegaran sayuran, acar, atau sambal.
Tak hanya enak, Mi Aceh juga menyimpan cerita tentang sejarah panjang daerah Aceh yang dipengaruhi oleh perdagangan rempah-rempah dan pertemuan budaya. Sejak zaman dahulu, Aceh telah menjadi pelabuhan penting yang menghubungkan berbagai budaya, baik dari Timur Tengah, India, bahkan Eropa. Proses akulturasi ini membentuk masakan Aceh menjadi sangat khas, dengan pengaruh dari berbagai kuliner internasional, namun tetap mempertahankan rasa dan karakteristik lokal yang kuat.
Bagi masyarakat Aceh, Mi Aceh bukan sekadar makanan biasa, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan. Hidangan ini sering disajikan dalam berbagai acara, baik itu perayaan keluarga, hajatan, atau bahkan sebagai makanan sehari-hari yang menemani mereka dalam rutinitas. Nikmatnya Mi Aceh mampu menyatukan banyak orang dalam kebersamaan, di mana setiap suapan menyimpan kenangan dan rasa cinta akan tanah kelahiran.
Seiring berjalannya waktu, Mi Aceh semakin dikenal luas di luar Aceh dan menjadi salah satu hidangan favorit di banyak kota besar di Indonesia. Banyak rumah makan yang mengkhususkan diri dalam menyajikan Mi Aceh, dan dengan inovasi yang terus berkembang, hidangan ini tetap menjadi pilihan utama bagi mereka yang mencari pengalaman kuliner yang kaya akan rasa dan sejarah. Sebuah sajian yang sederhana namun sarat makna, Mi Aceh adalah bukti betapa kuliner lokal dapat menjadi jembatan yang menghubungkan rasa, budaya, dan kenangan, serta memperkaya khasanah gastronomi Indonesia.
0 notes
Text
Jembatan Kuat dan Andal dengan Kanstin Jembatan Terbaik
ORDER https://wa.me/6282186148884 , Paving Block Ukuran, Paving Block Untuk Garasi, Paving Block Uskup, Paving Block Warna, Paving Block Warna Merah.
Jadikan setiap proyek jembatan Anda lebih kuat dan lebih tahan lama dengan Kanstin Jembatan dari Paving Block Pelita Mas. Dapatkan produk berkualitas tinggi yang menjamin keamanan dan keindahan struktur Anda. Hubungi kami hari ini untuk informasi lebih lanjut dan penawaran terbaik!
Kami melayani pengiriman ke area Kota Malang dan Kota Batu. Kami Juga melayani Berbagai Macam Pemesanan Genteng Beton dan Paving Block dalam jumlah Besar untuk keperluan Perumahan, Perkantoran, Villa, Gedung, Pembangunan Kampus, Masjid, dan lainnya.
Produk UD. Pelita Mas yang kami tawarkan diantaranya Genteng Beton, Wuwung, Lisplang, Ujung Jurai, Paving Block, Paving Block, Paving Grassblock (Taman), Corso 50x50, Kanstin, Topi Uskup, dan Pagar Panel.
Untuk informasi lebih lanjut serta pemesanan, hubungi :
Pabrik Genteng Beton dan Paving Pelita Mas
Jl Raya Tlogowaru No 41, Tajinan, Kedungkandang, Malang
Hub kami via whatsapp
Lokasi Pabrik kami
0 notes