#inklusif
Explore tagged Tumblr posts
Text
PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS - Tuli.
Didalam pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus cenderung menggunakan media berbentuk visual agar materi lebih dimengerti oleh anak. Terutama pada anak dengan hambatan pendengaran (Tuli), mereka sangat senang jika ada materi ajar yang dilihat. Terlebih jika ditambahkan media games dan video penunjang pembelajaran.
Link berikut adalah salah satu media pembelajaran berbasis PPT yang saya buat untuk anak Tuli dengan Tema Kenampakan Rupa Bumi/Pembelajaran Laut.
2 notes
·
View notes
Text
Ismail Tegaskan, Program Pendidikan Inklusif Sangat Penting
Hargo.co.id, GORONTALO – Guna mewujudkan pendidikan inklusif yang lebih merata tanpa membeda bedakan apapun, Dinas Pendidikan Kota Gorontalo menyelenggarakan bimbingan teknis (Bimtek) terkait program pendidikan inklusif bagi guru jenjang sekolah dasar (SD) se-Kota Gorontalo tahun 2024, Kamis (24/10/2024). Kegiatan yang dilaksanakan di Grand Q Hotel itu, dihadiri langsung oleh penjabat (Pj) Wali…
#Bimbingan Teknis#Bimtek#Dinas Pendidikan#Inklusif#Ismail Madjid#Kota Gorontalo#Pemkot Gorontalo#Pendidikan#Penjabat Wali Kota#Program
0 notes
Text
Gebyar Pilar Sosial Kota Bengkulu 2024: Upaya Bersama Menuju Kota Inklusif dan Sejahtera
Gebyar Pilar Sosial Kota Bengkulu 2024: Upaya Bersama Menuju Kota Inklusif dan Sejahtera KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU|| Gebyar Pilar Sosial Kota Bengkulu 2024 berlangsung dengan meriah dan penuh semangat. Malam puncak acara ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Sosial RI, Robben Rico, yang memberikan apresiasi besar terhadap upaya Pemerintah Kota Bengkulu dalam…
#Gebyar Pilar Sosial#inklusif#Pengentasan kemiskinan#Program sosial#Sekjen Kemensos#Sinergi Kemensos#Kota Bengkulu#Pemkot Bengkulu
0 notes
Text
Lebaran Inklusif
HIMPUN.ID – Setelah berpuasa sebulan penuh, umat Islam merayakan Idul Fitri atau dalam literasi budaya kita dikenal dengan lebaran. Lebaran memiliki terminologi hampir sama di setiap daerah, bahkan istilah lebaran sudah dikenal dalam literasi Hindu yang menjadi salah satu agama yang dianut bangsa ini. Lebaran dalam tradisi Betawi berasal dari kata lebar atau luas. Definisi yang sama dalam bahasa…
View On WordPress
0 notes
Text
Ratusan Guru di Kebumen Ikuti Bimtek Penguatan Pendidikan Inklusif
KEBUMEN, Kebumen24.com – Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Dinas Pendidikan, Kepemudaan Dan Olahraga menggelar Bimtek penguatan pendidikan inklusif bagi guru dan pengawas tingkat TK, SD dan SMP sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Bimtek berlangsung di Hotel Mexolie, Sabtu 21 September 2024. Continue reading Ratusan Guru di Kebumen Ikuti Bimtek Penguatan Pendidikan Inklusif
0 notes
Video
Pesan dari Gus Dur untuk pemilu 2024
#youtube#Pesan dari Gus Dur untuk pemilu 2024 mungkin akan mencakup pentingnya partisipasi yang damai inklusif dan bertanggung jawab dalam proses dem
0 notes
Text
Sekolah Luar Biasa: Peluang dan Tantangan
Sekolah Luar Biasa: Peluang dan Tantangan
Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). ABK adalah individu yang memiliki hambatan dalam salah satu atau lebih dari aspek fisik, intelektual, mental, sosial, atau emosional sehingga mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Sekolah Luar Biasa memiliki peran penting dalam memberikan…
View On WordPress
#Anak Berkebutuhan Khusus#Disabilitas#Jenis SLB#Pendidikan Inklusi#Pendidikan Luar Biasa#Sekolah Inklusif#Sekolah Luar Biasa#Siswa Berkebutuhan Khusus
0 notes
Text
Adnan Ajak Seluruh Kades Bertemu Ganjar, Bahas MoU Pemkab-Kagama Terkait Desa Inklusif - Gosulsel
GOWA, GOSULSEL.COM — Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan bersama Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni dan jajaran Forkopimda beserta seluruh kepala desa, lurah se-Kabupaten Gowa melakukan studi tiru di Provinsi Jawa Tengah, Kamis (22/06/2023). Kegiatan studi tiru dilakukan dalam rangka tindak l...
http://gosulsel.com/2023/06/23/adnan-ajak-seluruh-kades-bertemu-ganjar-bahas-mou-pemkab-kagama-terkait-desa-inklusif/
#Kagama #PemkabGowa #ProgramDesaInklusif
0 notes
Video
youtube
Bimtek Pendidikan Inklusif di Kabupaten Karawang Tahun 2022
#youtube#bimtek pendidikan inklusif#bimtek pendidikan inklusif 2022#gemasik#disdikporakarawang#pendidikan
1 note
·
View note
Text
Sesak, syok, kecewa
Sesak; karena tau kasus ini melibatkan seseorang yang Allah titipkan hafalan quran pada dirinya
Syok; karena masih denial kenapa bisa peristiwa ini terjadi
Kecewa; karena merasa gak berdaya dan berfikir "apakah selama ini kita cuma asik berbicara di forum eksklusif tapi lupa untuk lebih inklusif"
Klo denger kaya gini tu, rasanya pengen marah, nangis, dan ya bener bener se sesak itu dadanya, kaya gak rela orang orang seperti mereka harus menjalani hal-hal semacam ini
Semoga Allah menjaga kita semua😭🙏
48 notes
·
View notes
Text
Gagap Palestina
Pasca aksi Solo Peduli Palestina 2021, terjadi perbincangan yang menarik oleh salah satu kawan saat forum evaluasi. Kurang lebih ada 70 elemen gerakan yang bergabung saat aksi, namun yang hadir dan konfirmasi hanya 5 lembaga.
Tanpa bermaksud suuzon, gerakan massa Islam hari ini masih tergolong momentum dan nafas pendek. Perlu ada pembahasan serius mengenai ini, terkhusus para pemuda dan pelajar. Saya pun mengamininya.
Aksi Palestina akan berhenti di aksi massa, simbolik, galang dana, dan doa bersama. Setelah itu, dikit demi sedikit kita lupa dan kembali ke hidup masing-masing.
Akan tetapi, Thufaan Al-Aqsha berbeda. Hemat saya perang ini adalah pemicu eskalasi gerakan terlama sekaligus termasif dalam di ruang lingkup lokal. Tidak hanya dari segmen aktivis dakwah tetapi juga masyarakat umum.
Setidaknya ada beberapa cara agar eskalasi gerakan menjadi konsisten dan jangka panjang.
1. Aksi Massa
Aksi Massa dalam momentum tertentu sangatlah penting untuk mobilisasi massa untuk memberikan tekanan terhadap zionist dan elemen yang mengikutinya.
Aksi massa juga tak boleh sempit dimaknai dengan teriak-teriak di pinggir jalan. Aksi ini bisa divariasikan dengan kajian akbar atau penguatan ruh dalam menambah ghiroh masing-masing dari kita.
2. Aksi Yang Entertaint
Aksi ini begitu masif seiring berkembangnya fitur-fitur medsos dan karateristik Gen-Z hari ini. Tujuan dari aksi adalah tersampaikanya isu yang diangkat dan massif. Selain tercerdaskan, kebutuhanya juga berupa hiburan.
Konten-konten keseharian yang dikemas dalam video, foto, story ini menambah awareness masyarakat lebih luas akan memahami isu Palestina.
3. Gerakan Intelektual Akademik
Ada sebuah kredo yang mengatakan, "Kita harus bergerak atas kepahaman bukan taklid..."
Eskalasi tak boleh disandarkan dengan perasaan emosi atau reaktif yang akhirnya menjadi sporadis. Pemahaman tentang A-Z Palestina begitu penting untuk menambah wawasan dan landasan bergerak.
Gerakan SJP internasional dan BDS telah menjadi contoh gerakan intelektual menghasilkan output massa yang solid, strategi yang terarah, dan hasil yang terukur.
Pun kehadiran SJP dan BDS harusnya dapat memacu kita untuk belajar lebih dalam tentang Palestina sekaligus menjadi inklusif terhadap isu global dengan beberapa elemen.
***
Gerakan-gerakan yang ada hari ini muncul biasanya hadir dari ciri khas diatas. Poinya adalah sebagai mahasiswa, perlu untuk memacu diri ini dengan mempelajari gerakan secara konstruktif agar Isu Palestina tidak berhenti secara reaktif dan gagap untuk eskalasi lanjutan.
Isu Palestina adalah isu abadi. Tidak akan berhenti hingga akhir zaman. Itu menjadi indikator keimanan.
Maka, jangan lupakan amalan ibadahnya, jangan lupa untuk merapikan barisan dan menjaganya dari kaum munafik.
Sekali lagi, ini adalah perjuangan untuk mencapai kemenangan atau kesyahidan.
Tabik.
#abamenulis#menyambutkemenangan#seperempadabad#catatankemenangan#dakwahkampus#pemudaislam#menujukemerdekaanpalestina#freepalestine
13 notes
·
View notes
Text
Budiyanto: Sekolah RAIS, Solusi untuk Menghadapi Tantangan Pendidikan Saat Ini
Hargo.co.id, GORONTALO – Bagi penjabat sementara (Pjs) Bupati Bone Bolango, Budiyanto Sidiki sekolah ramah anak, inklusif, dan sehat (RAIS) sangat relevan dengan tantangan pendidikan yang dihadapi sekarang. Artinya, bisa menjadi solusi dalam menghadapi berbagai tantangan dunia pendidikan saat ini. “Harus ada keyakinan bahwa Sekolah RAIS ini menjadi cita-cita kita bersama. Sebab, saya sudah lihat…
#Budiyanto Sidiki#Kabupaten Bone Bolango#Pemkab Bone Bolango#Pendidikan#Pjs Bupati#Ramah Anak Inklusif dan Sehat#Sekolah RAIS#Solusi#Tantangan
0 notes
Text
APBD Pontianak 2025: Fokus SDM, Infrastruktur dan Ekonomi Inklusif
APBD Pontianak 2025: Fokus SDM, Infrastruktur dan Ekonomi Inklusif KANTOR-BERITA.COM, KOTA PONTIANAK|| Dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Pontianak Tahun Anggaran 2025, Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto, menegaskan pentingnya fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM), peningkatan infrastruktur, dan ekonomi inklusif. Hal ini ia…
#APBD Pontianak 2025#Edi Suryanto#Ekonomi inklusif#Keuangan Daerah#Kota Pontianak#pembangunan SDM#Pengelolaan Keuangan#PJ WaliKota Pontianak#Rancangan APBD#infrastruktur
0 notes
Text
Hal yang Membuat Masa Depan Menyenangkan!
Dalam era yang penuh dengan tantangan, manusia terus menapaki perjalanan menuju masa depan yang cerah dan penuh harapan. Inovasi teknologi, perubahan sosial, dan kesadaran global telah membuka pintu menuju kemungkinan-kemungkinan baru yang memancarkan optimisme dan kegembiraan.
1. Inovasi Teknologi Membuka Pintu Menuju Perubahan Positif
Dengan percepatan teknologi, manusia mengalami lonjakan inovasi dalam berbagai sektor. Dari kecerdasan buatan yang mengubah cara kita bekerja hingga penemuan medis yang merevolusi pengobatan, inovasi membawa perubahan positif yang dapat membentuk masa depan yang lebih baik.
2. Peningkatan Kesadaran Lingkungan dan Keberlanjutan
Masyarakat semakin sadar akan dampak lingkungan dan pentingnya keberlanjutan. Inisiatif global untuk mengatasi perubahan iklim, menggunakan energi terbarukan, dan melindungi keanekaragaman hayati menandai langkah-langkah positif menuju masa depan yang berkelanjutan.
3. Perubahan Sosial yang Membawa Kesetaraan dan Keadilan
Perubahan sosial yang mendukung kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan keadilan telah memberikan fondasi yang kuat bagi masyarakat yang lebih inklusif dan adil. Masa depan yang menyenangkan adalah masa depan di mana semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
4. Pendidikan dan Akses Informasi yang Luas
Dengan teknologi informasi yang semakin merata, akses terhadap pendidikan dan informasi menjadi lebih mudah. Masyarakat yang teredukasi adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang cerdas, kreatif, dan berkembang.
Melalui inovasi, kesadaran lingkungan, perubahan sosial, dan pendidikan yang luas, masa depan menjanjikan kemungkinan-kemungkinan baru yang dapat membawa kebahagiaan dan kesejahteraan bagi semua. Dengan kerja sama global dan tekad untuk mencapai perubahan positif, kita dapat bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih baik dan menyenangkan.
Bersama dengan Lejel Labs Global, kami mengajak kamu untuk bisa maju dalam tujuan yang sama. Dengan bersama kita akan lebih menikmati perjalanan yang tidak akan kita lupakan. Mari sambut masa depan dengan penuh suka cita dan banyak uang!
17 notes
·
View notes
Text
Women
Ku pernah diceritain siapa ya, lupa, tapi intinya dia abis nge-pub bareng gitu ramean, terus ku tanya dong “rame ga semalam? Ngomongin apa aja?” ya karena ku anak-nya FOMO aja sih. Lupa juga kenapa ga ikutan, apa karena hujan atau ada kerjaan belum selesai gitu. Terus dijawab “ada si a b c (cowok semua), bahas topik awalnya x, terus tapi si z (cewek) dateng, jadinya kami ganti topik deh”. Terus ku bingung. Sampe sekarang masih bingung. Ini sepertinya percakapan hampir setahun lalu mungkin. Yang kubingungin adalah: “kenapa harus ganti topik ya?”. Aku pun tanyain langsung ke orangnya: “lah kenapa ganti topik dah”. Dijawab “ya gaenak aja, kan cewek”. Wah jawaban yang salah kawan. Ku langsung makin “HAH?”. Dijelasin lagi sih intinya mereka awalnya bahas revenge porn apa gimana gitu, entah gimana awal mulanya si cowok-cowok ini ngomongin ini, apakah common aja bagi cowok-cowok untuk tiba-tiba bahas video panas yang lagi beredar recently apa gimana. Tapi terus menurutku anehnya ya di situ tadi: jadi berhenti dan ganti topik karena ‘ada cewek datang’. WOW. Padahal kalau bahas revenge porn, kami-lah, woman-lah, yang majority menjadi victimnya. Bukannya jadi akan helpful if you men, you boys, discussing revenge porn with us women too? Bisa ada banyak banget hal yang bisa kami pelajari? The discussion might help us understand juga gitu, what is (or might be) the thought process of the man with more power in the unbalanced relationship.
Sayang aja gitu. Dan ku cukup yakin ceritaku di atas bukan isolated case. Ku nggak inget apakah aku ada personal experience yang ku merasa didiskriminasi karena genderku. Alhamdulillah so far tapi teman-teman main geologi pun, se-maskulin-maskulinnya mereka, masih super inklusif sih. Kalo ku mau ikut main, jalan, ngetrip, jadi cewek sendiri pun, mereka sangat welcoming. HUHU terima kasih semua teman-temanku di kuliah dulu, bahkan sampai sekarang. Ku Alhamdulillah gapernah dianggap “terlalu cewek” untuk bisa bikin tongkrongan nggak seru. Tapi apparently juga my experience is an exception rather than the norm?
I’ve also heard stories where important decision in an organization (or even company) diambil pas sambil nyebat bareng gitu, atau nongkrong/minum bareng, yang isinya cowok semua. Terus tiba-tiba besoknya udah ada aja itu policy, tanpa ada diskusi dengan board yang cewek misalnya. That’s bad.
Terus nanti ada argument (masalah tadi si orang-orang ganti topik pas ada cewek datang ke whole forum full of men): ya kan emang ga semua topik bisa dibahas sama cewek, Non. OH PLEASE TELL ME, topic apa di dunia ini yang gabisa dibahas bareng-bareng sama cewek. Politik? Bola? Sex? Well, tell us what best sex position you guys enjoy then, supaya we can give the best service juga to our husband/boyfriend in bed??? Terus mereka juga nanti yang ngeluh “duh cewek tu ya, ibu-ibu tuh, kalau ngumpul omongannya ya gossip aja, yang gapenting-penting deh, pusing gua”. YA SALAH SIAPA? Siapa yang pake prinsip “lo tuh ga diajak” ke us women, ngelimit kita untuk akhirnya cuma bisa ngomongin ‘hal-hal gapenting’.
Kemarin ku lihat di timeline twitter (X) ada vidio cewek-cewek remaja dikasih kuis-kuisan tentang sejarah presiden dan suruh sebutin nama-nama partai politik gitu-gitu lah. Terus intinya mereka gabisa jawab betul, dan akhirnya dijadiin jokes sama orang-orang. Mostly karena image dumb pretty girls are fun to them aja. Disgusting beneran.
Kalau dibalik, ku pengen banget semua cewek bisa ngomong di depan cowok-cowok betapa capeknya pagi-pagi bangun tidur ternyata tembus si softex terus jadi harus ngucek sprei, celana dalam, dan celana. I really wonder what men’s responses would be. Will they dismiss our suffering? Will they be sorry for us? What is the most convenient thing a man has to face btw, because of their bodies, biologically? I should ask this to my male friend.
Hhhhh udah deh itu dulu aja. Wow. Postingan ini sangat full of feminine rage. Gatau apa triggernya. OH. Tau deng. Tadi pagi si postingan Bu Retno Kemenlu yang keren banget itu. Dari situ jadi mikir banyak banget, salah satunya ini tadi yang di atas: how we women “nggak diajak” dan topic obrolan “nongkrong” jadi berubah kalau ada kita di forum (yang implying kalau we women “nggak diajak” juga buat ngomongin certain topic, entah karena dianggap kurang ngerti kitanya, atau lebih ke nggak enak aja karena topicnya terlalu crass? Entahlah).
VHL, 15:30 20/10/2023
12 notes
·
View notes
Text
Aktivisme Digital di Media Sosial dalam Membentuk Karakter Kritis Anak Muda
Masyarakat pasca-industrial sangat erat dengan perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) yang cukup radikal. Hal ini berimplikasi langsung terhadap dinamika kehidupan masyarakat baik dari aspek sosial, politik, maupun budaya. Media sosial sebagai salah satu hasil dari perkembangannya, di masa pandemi ini bagai menjadi kebutuhan yang krusial bagi keseharian setiap individu di dalam masyarakat. Media sosial yang awalnya terbatas sebagai wadah komunikasi dan hiburan pun sudah melebarkan fungsinya menjadi sebuah wadah kritik bernuansa politis atau kontrol sosial bagi suatu kebijakan publik. Fenomena sosial tersebut dikenal sebagai aktivisme digital. Menurut Mary Joyce, aktivisme digital adalah meluasnya penggunaan teknologi digital dalam kampanye untuk perubahan sosial dan politik. Selaras dengan apa yang juga ditulis oleh Manuel Castell (2010), percepatan arus teknologi informasi terutama pada media sosial telah memberikan sarana yang luas bagi masyarakat untuk mengekspresikan sikap mereka, baik itu dalam bentuk gerakan sosial baru maupun sebagai pengontrol terhadap perilaku pejabat atau politisi. Media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Facebook menjadi platform yang cukup tinggi dilihat dari tingkat penggunaannya pun turut menjadi wadah bagi aktivisme digital itu sendiri.
Anak muda atau remaja terutama dalam hal ini ialah mahasiswa menjadi salah satu komponen dominan yang terlibat dalam aktivisme digital. Kecendrungan anak muda untuk berpikir dan bertindak kritis membuat mereka berpeluang besar untuk menjadi salah satu aktor intelektual yang aktif menyuarakan berbagai isu berkaitan dengan kepentingan bersama. Bentuk aktivisme digital yang melibatkan anak muda di dalamnya ialah di antaranya gerakan berupa kritik dan tagar di media sosial #ReformasiDikorupsi di tahun 2019, #MosiTidakPercaya di tahun 2020, hingga yang baru saja terjadi di tahun 2021 yaitu kritik BEM UI terhadap pemerintah mengenai berbagai isu aktual lewat infografis di Instagram dan Twitter. Kondisi sosial politik selama pandemi di Indonesia yang dinilai kacau sebagai akibat inkompentesi pemerintah dalam mengambil kebijakan menimbulkan keresahan di dalam masyarakat. Keresahan bersama yang dirasakan oleh seluruh komponen dalam masyarakat baik masyarakat sipil, mahasiswa, maupun buruh dapat diekspresikan secara lebih leluasa melalui aktivisme digital.
Media sosial sebagai media yang mudah untuk diakses oleh berbagai kalangan bersifat cair dan inklusif memberikan kesempatan yang sama bagi tiap individu untuk berbicara dan berekspresi tanpa memandang latar apapun. Hal tersebut diperkuat dengan mengutip dari artikel Remotivi, Bennet, dan Segerberg (2013) menjelaskan bagaimana aktivisme digital dapat bekerja dalam masyarakat dengan menggagas apa yang disebut sebagai connective action. Tiga karakteristik utama dalam connective action, yaitu 1) individu tidak harus terikat dengan kelompok terentu untuk bisa berpartisipasi; 2) partisipasi diwujudkan melalui ekspresi personal; dan 3) absennya hierarki sehingga partisipasi tidak digerakkan oleh komando tunggal. Logika yang dikemukakan Bennet dan Sergerberg menjawab mengapa kini aktivisme digital menjadi sebuah strategi atau alternatif yang cukup dominan, baik sebagai bentuk baru gerakan sosial maupun hal yang memperkuat atau mewarnai gerakan sosial itu sendiri.
Aktivisme digital di media sosial dapat berpengaruh dalam membentuk karakter kritis anak muda. Kita dapat meniliknya melalui fenomena yang ramai dalam beberapa bulan terakhir, ketika BEM UI melakukan kritik terhadap Presiden Jokowi sebagai “King of Lip Service” melalui infografis dengan visual yang cukup memantik kontroversi. Infografis yang dibagikan oleh BEM UI seketika langsung ramai diperbicangkan oleh warganet, postingan instagram tersebut telah dikomentari sebanyak 35.000. Banyak warganet yang menyampaikan keberpihakannya atas kritik yang disampaikan BEM UI kepada pemerintah karena berhasil mewakilkan banyak suara rakyat yang resah. Substansi dalam kritik BEM UI tersebut meliputi isu kebebasan berbicara dan berekspresi yang direpresi, pelemahan KPK, hingga gugatan terhadap UU Cipta Kerja. Nyatanya, BEM UI berhasil memantik pola atau bentuk aktivisme digital serupa di kalangan mahasiswa lainnya. BEM kampus lain seperti UNAND, UNHAS, dan UNSIL juga melakukan aksi kritik serupa melalui infografis yang dibagikan di media sosial. Hal tersebut menunjukkan bagaimana keberanian anak muda untuk berbicara dan berekspresi dalam keresahan terhadap kebijakan publik melalui aktivisme digital telah menginspirasi anak muda lainnya untuk turut berpartisipasi. Aktivisme digital melalui kritik dalam infografis yang dilakukan oleh banyak organisasi mahasiswa juga membuka wadah diskusi dan penerimaan informasi akan berbagai isu di kalangan masyarakat sipil dan mahasiswa lainnya. Kelekatan anak muda terhadap media sosial membuka jalan bagi mereka untuk melek terhadap isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan bermasyarakat. Akhir kata, aktivisme digital dapat memberikan solusi terhadap apatisme yang masih eksis di beberapa kalangan anak muda dengan menggali karakter kritis mereka melalui literasi informasi.
2 notes
·
View notes