#grusa
Explore tagged Tumblr posts
Text
«Un giudice non può decidere della vita»
Il presidente delle conferenze episcopali europee, mons. Grusas, ricorda Indi Gregory e denuncia come il cristianesimo sia la religione più perseguitata al mondo. Continue reading Untitled
View On WordPress
0 notes
Text
Perjalan Bersama Al-Qur’an
Tahun ke-5 masih tertatih-tatih denganmu. Kadang aku merasa tak pantas. Beberapa teman bercerita tentang ujiannya masing-masing bersama quran. Mulai dari keluarga hingga lingkungan. Tapi mereka masih tetap bisa istiqomah hingga saat ini.
Kadang aku malu. Setoran sedikit, tidak lancar. Malahan seringnya blank karna diajak cerita dulu sebelum setoran.
Aku akui berada di jalan ini tanpa kawan karib seperti masa kampus dulu beratnya kuadrat. Sekali setoran langsung di simak ustadz tanpa uji coba dulu bareng temen-temen seperti dulu. Allahu akbar. Belum lain-lain, masih banyak alasan untuk berhenti. Tapi ku ingat-ingat lagi bahwa hatiku tenang bersamanya. Dia benar-benar obat dari segala sakitku. Maka, yok bisa yok. Sembari minta Allah mampukan menjaga yang sudah dititipkan.
Kalau diingat-ingat rencana Allah indah sekali waktu itu. Aku yang awalnya hanya punya backgroud ngaji dari TPA di mushola dekat rumah. Qadarullah diamanahi di bagian quran hingga akhirnya masuk pondok quran (walaupun sebentar) dan ikut belajar lagi (nglaju) di lembaga quran. Barangkali kalau waktu itu aku tak ditempatkan seperti itu mungkin aku tak akan seperti ini. Alhamdulillah ala kulli hal.
Selalu ada hikmah disetiap perjalanan hidup. Jika sekarang kita belum menemukannya mungkin esok, atau esoknya lagi. Semangat yak.
Dan ya, bersamanya memang tak mudah. Tapi bukan berarti tak bisa, kan? Tidak perlu berlomba dengan siapapun untuk cepat khatam yang penting adalah bagaimana kita bisa istiqomah bersamanya sampai kita kembali pada-Nya.
Kalau kata Abah,"Kamu mau cepet-cepet khatam ngejar apa? Terus nek wes khatam arep nyapo? Sithik-sithik diapalne, dimaknai, terus karo diamalne kathi ikhlas istiqomah. Ora usah kesusu."
Beberapa pesan dari ustadz tadi pagi kira-kira begini,
Belajar duduk lama min awal 15 menit.
Kurangi interaksi yang tidak terlalu penting. Belajar menyepi untuk bisa khalwat sama quran.
Murojaah min. 1 juz diulang min 7x sehari.
Kalau ziyadah hafalin per kata dan diulang min 7x setiap ayatnya.
Ayat quran itu hidup jadi perlakukan selayaknya makhluk hidup. Dia itu sangat halus sekali, tidak bisa dikasari, merawatnya tidak bisa emosi dan grusa-grusu.
Ingat Allah itu suka sama orang yang; sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit bicara karna berlebihan diantara ketiganya menyebabkan lalai.
Coba sholatnya diperlama sekalian murojaah.
Tetaplah setoran murojaah/ziyadah walaupun tidak lancar. Tetep istiqomah walaupun sulit dst.
Semoga bisa istiqomah bersamanya,
21 notes
·
View notes
Text
Bahagia dalam Taat
“Bunda, aku nggak suka memuliakan tamulah. Aku nggak mau belbagi”
Mendapati Rafika berkata seperti itu, jujur saya hanya diam. Bingung harus menanggapi bagaimana. Dan bingung pula kenapa tiba-tiba saja ia berkata demikian. Setelah direnungi berhari-hari, akhirnya saya paham. Barangkali Rafika saat itu teringat memori ketika kami sedang bersiap-siap hendak kedatangan tamu. Seperti biasa, kalau hendak ada tamu, suasana jadi agak hectic karena harus membereskan banyak sisi rumah dan menyiapkan suguhan dalam waktu singkat. Kesibukan kami mungkin membuat anak-anak merasa terabaikan. Sehingga ketika mereka mengajak bermain atau meminta bantuan, respon yang keluar adalah,
"Sebentar ya, kak. Kita kan mau memuliakan tamu. Diperintah sama Allaah. Bunda pekerjaannya masih banyak nih"
Sometimes kata-kata itu berhasil saya katakan dengan lembut. Tapi ada pula saat di mana hati tidak tenang dan grusa-grusu yang membuat saya agak ngegas. Sehingga, bagi Rafika, momen kedatangan tamu bukanlah momen yang menyenangkan. Karena membuat Bunda sibuk dan marah-marah. Belum lagi kalau yang datang adalah anak-anak dan dia dipaksa untuk berbagi. Lipat-lipatlah imaji negatifnya tentang 'memuliakan tamu' ini. ***** Dalam buku The Whole Brain Chils, Daniel Siegel dan Tina Bryson mejelaskan, kalau anak-anak seringkali menyatakan perasaan mereka tapi dengan kata-kata yang tidak 'relate' dan terasa menyakitkan bagi orangtuanya. Bukan berarti mereka berniat menyakiti, hanya saja kata-kata mereka masih amat terbatas dan kemampuan berkomunikasinya masih perlu diasah. Memori yang mereka ingat seringkali lebih ke 'tidak enak'-nya, sehingga gambaran besar tentang keseluruhan memori tersebut seringkali tertutupi. Yang kemudian, ketika merefleksikan teori ini, saya jadi paham kenapa dalam beberapa hal saya sulit sekali melakukan ketaatan. Barangkali karena dulu ketika masih kecil, 'ajakan' untuk melakukan ibadah tersebut dilakukan dengan cara tidak enak sehingga yang saya ingat adalah ibadah tersebut menyebalkan. Maka, yang kemudian menjadi PR untuk kami adalah menghadirkan imaji positif terkait segala hal tentang ketaatan pada Allaah. Sehingga kemudian, ibadah yang sebenarnya 'berat' jadi menyenangkan di mata mereka. ***** Dalam hal memuliakan tamu ini, akhirnya saya mulai berbenah. Setiap ada tamu, saya men-sounding anak-anak jauh-jauh hari atau sejak pagi kalau kami akan kedatangan tamu. Dengan wajah bahagia, saya ceritakan keutamaan memuliakan tamu. Saya rundingkan dengan mereka hendak menyiapkan suguhan apa sekaligus menonton tutorial bersama-sama. Saat beres-beres pun saya lakukan dengan ceria dan ajak mereka ikut beres-beres dengan gaya yang playful. Saya ajak mereka berbelanja sekaligus jalan-jalan ke tempat yang mereka suka. Ketika memasak, saya ajak mereka dan bebaskan mereka bereksplorasi sesuka hati mereka. Ya, meski kemudian saya jadi punya PR untuk membereskan 'kerusuhan' mereka, cara ini Alhamdulillaah membuat anak-anak suka memuliakan tamu. Hingga ketika hendak ada tamu, atas pertolongan Allaah, anak-anak selalu excited sejak hari sebelumnya dan menunggu-nunggu sang tamu datang dengan gembira. Alhamdulillaah 😭 ***** Somehow, hal ini berlaku atas bentuk ibadah yang lain. Shalat, tilawah, puasa, sedekah, beres-beres rumah, dll, apabila kita menampilkan 'wajah' yang buruk rupanya amat berpengaruh pada jiwa anak-anak. Sehingga sebisa mungkin ketika kita melakukan ketaatan, wajah yang kita tampilkan haruslah wajah bahagia karena kita melakukannya untuk Allaah. Semisal ketika akan shalat, katakan, "Bunda shalat sebentar ya. Waaah, Bunda ingin segera bertemu Allaah dalam shalat Bunda." Selesai shalat, "Alhamdulillaah, Bunda seneng banget habis shalat jadi tenaaang hatinya. Terimakasih ya tadi kakak sama adek tenang waktu Bunda shalat" Atau ketika berinteraksi dengan Quran, kita katakan, "Bunda ngaji dulu ya. Soalnya Bunda pingin dengerin firman Allaah. Bunda pingiiiiin banget jadi Ahlul Quran biar kita besok disampaikan ke surga tertinggi sama Rasulullaah " Dan ketika beres-beres rumah yang seringkali membuat kita merasa lelah, kita usahakan untuk melakukannya dengan gembira dan meminta mereka membantu dengan gaya yang playful, "Kakak, sepertinya legonya ingin pulang ke rumahnya. Yuk kita anter mereka pulang." Dan ketika sudah rapi, kita apresiasi, "Wah, maasyaAllaah, rumah kita jadi bersih dan nyaman ya. InsyaaAllaah setan jadi nggak betah di rumah kita, diganti sama malaikat yang baik-baik yang dateng ke sini" Waaah, maasyaAllaah ya kalau kita senantiasa bisa istiqomah menampilkan wajah baik agama kita. Yang kemudian menjadi PR adalah diri kita sendiri. Untuk betul-betul melakukan ketaatan tersebut dalam kebahagiaan. Sudahkah? Sebuah pertanyaan tajam untuk diri saya sendiri :( Semoga kita semua senantiasa Allaah mudahkan untuk ridho dalam ketaatan pada-Nya
69 notes
·
View notes
Text
Nasehat Habib Ahmad bin abdurrahman almaqdi kali ini ngena banget. Dan mungkin juga sedang pas dengan ihwal saya saat ini. Pasalnya ketika kita sedang merasa grusa grusu gampang tertular esmosi jiwa hehe itu buat hati dan pikiran lama² ga tenang. Sampe² tadi habib menyampaikan yaa namanya tholibul ilmu harus bersabar dalam hal apapun. Bahkan kalau tidak salah dengar, beliau mengatakan hal² yg menyebabkan kita gmpng bosan malas ga bergairah yaa karena tidak adanya kita mencoba untuk melatih diri sendiri untuk bersabar. Sampai sampai dalam berdakwah pun jugaa step pertama tanamkan rasa kesabaran tsb.
Yap, sabar dalam menghadiri majelis ilmu, bagaimana mencerna agar tidak terburu², dan yg tidak kalah penting tawadhu itu sendiri.
Namanya hidup di dunia isinya yaa kefanaan, hidup kita terus mencari dan mencari dan menambah keimanan ketaqwaan taqarrub ilallah.
Ala kulli hal, jangan lupa selalu doakan dan panjatkan alfatihah untuk diri kita sendiri, orangtua dan guru² kita.
5 notes
·
View notes
Text
Berlindung (dari) Diri.
Kadangkala, kita sebagai orang dewasa merasa bahwa apa-apa yang kita yakini dan lakukan adalah hal-hal yang selalu benar.
Padahal, menjadi dewasa bukan berarti lantas terbebas dari bias pada cara kita berfikir, cara kita memandang sesuatu, bahkan cara kita melakukan sesuatu.
Dan bias-bias itulah yang seringkali membuat kita menjadi tidak menyadari ketika memang langkah kita tergelincir sehingga melakukan kesalahan.
Boleh jadi, kesalahan-kesalahan yang tidak kita sadari itu ternyata melukai hati orang lain, atau bahkan sampai merugikan baik secara material maupun non-material. Betapa mengerikan kalau kita selama ini merasa aman-aman saja, padahal diam-diam dzolim kepada orang lain? Na'udzubillahimindzalik, ya Allah..
Kadang takut sekali kalau membayangkan diri bisa tidur nyenyak dan lahap makan sedangkan di waktu yang sama sedang dzolim. Yang berusaha kita jaga saja seringkali tak sengaja menggores hati orang lain, apalagi kalau serampangan dalam berlisan dan bertingkah laku.
Semoga, diri kita Allah jaga dari ucapan, sikap, tulisan, dan apapun yang kita lakukan dari menyakiti orang lain.
Semoga, Allah tunjukkan pada kita kejelasan antara yang benar dan salah supaya langkah kita tak terjerumus pada jalan-jalan yang dibenci-Nya.
Semoga, Allah lembutkan hati-hati kita untuk terus menjaga apa-apa yang dititipkan-Nya pada kita, termasuk hati, lisan, akal pikiran, dan seluruh anggota tubuh kita, agar tak bermudah-mudah mencemarinya dengan dosa.
Dan semoga, Allah lindungi kita dari diri kita atas segala ketidaktahuan dan kecerobohan yang seringnya tidak kita sadari. Kalaupun kita sebagai manusia khilaf melakukan kesalahan, semoga Allah bukakan hati kita untuk segera menyadarinya, Allah lapangkan hati kita untuk segera meminta maaf, dan Allah bantu kuatkan diri kita untuk senantiasa memperbaikinya dan mengambil pelajaran.
Allohumma arinal haqqo haqqon warzuqnat tibaa'ahu, wa arinal bathila bathilan warzuqnaj tinaabahu. Wa laa taj'alhu multabisan 'alayna fanadlilla, waj'al a lilmuttaqiina imaama. Artinya: “Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya. Janganlah Engkau menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
(Semarang, 6 Agustus 2024, 16:25. Ditulis sebagai catatan untuk diri sendiri. Posisi masih di kantor, sambil merenung akibat kecerobohan diri sendiri yang kusesali. Lain kali semoga nggak ceplas-ceplos dan grusa-grusu soal apapun ya, Rum! Plis jangan merasa selalu benar juga karena kan kita ga tahu semua hal yang ada di bumi ini :" biasain tabayyun atau konfirmasi yuk!)
5 notes
·
View notes
Text
Klise
Aku tau harusnya aku masih berkutat dengan rundown yang belum selesai padahal acaranya udah lusa. Tapi, rasanya pesan fresh-squeezed lemonade dan berdiam sebentar di mixue adalah pilihan yang tepat. Si paling meromantisasi keadaan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Ada momen-momen dalam hidupku yang baru secuil ini, aku terheran dengan diriku sendiri khususnya hal yang auto-pilot, alias nggak sadar, alias bertindak sebelum berpikir. Yang bikin mengherankan ketika itu works menjawab permasalahan yang sedang terjadi.
Mungkin benar ya, jatah gagal kita itu adalah proses pembelajaran. Ke-satset-an saat ini bisa jadi--dan kemungkinan besarnya--adalah hasil dari the power of kepepet yang terus diasah--secara tidak sadar. Jadi, pas "dor" masalah datang, sebelum otak bisa memproses ternyata kita jadi bergerak sendiri. Stimulusnya dari dendrit nggak diproses ke otak, dia langsung lewat jalur sistem saraf otonom.
Intinya, aku bersyukur karena pasti karena izin Allah semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang sudah berjalan. Sejujurnya aku sangat excited dengan segala huru hara yang terjadi. Capek iya, gila mungkin, tapi yang pasti senang. Alhamdulillah ala kulli hal. Seru dan mendebarkan adalah kunci kebahagiaanku.
Di sisi lain, aku semakin memaknai bahwa satset itu nggak sama dengan grusa-grusu. Kamu tetap bisa satset dengan ketenangan. Yang penting yakin. Ketenangan itu bersumber dari keyakinan. Dan keyakinanku adalah aku percaya Allah pasti kasih pembelajaran di tiap perjalanan hidupku. So, harusnya, idealnya, sebagai orang yang beriman dan memaknai keimanan aku nggak merasa kesepian karena Allah sedekat nadi. Tapi, yah namanya manusia, kadang juga lupa. Merasa jadi yang paling berkorban, paling berusaha, sendirian, kesepian. Haha. Padahal kan dunia nggak berpusat di diri kita.
Aku ingat salah satu temanku pernah bilang aku pemimpin yang "baik" karena aku selalu mendengarkan pendapat orang lain sebelum mengambil keputusan. Padahal sebenarnya aku nggak tau aku harus apa, makanya aku bertanya dan mendengarkan. Ada juga yang pernah bilang aku pemimpin yang "buruk" karena dia nggak bisa liat arah tujuan dari kepemimpinanku. Padahal begitu gamblang rasanya aku sudah menggambarkan mimpi besarku dan memberikan seluruh hati dan energiku dalam perjalanannya.
Ngomongin soal mimpi besar, rasanya itu sih yang jadi oli bagi mesinku menjalankan kehidupan. Aku banyak takutnya, kayaknya itu juga nggak hilang sampai sekarang. Aku banyak masih ingin semuanya bagus, tapi kenyataannya kondisinya nggak bisa ideal. Kalau sekarang masih Salsabila versi 2019 kayaknya bakal nangis-nangis tiap bulan ke Mba Ika, haha.
Tapi sekarang pun aku masih banyak nangisnya juga. Bedanya, aku lebih pengen jadi keren dibanding meromantisasi keadaan dengan ketidakberdayaanku. Aku mau memvisualisasikan "my ideal self" ketika aku menjalankan milestone hidupku yang sekarang.
Disclaimer. Ini ditulis di tengah milestone huru-hara sehabis diskusi dashboard dan sistem, bermain games pertama kali sama adik-adik, keputusan perubahan pengelola, survey rindam, bikin proposal alumni dan awardee, dan tentunya bootcamp. Jadi wajar punya banyak energi dan jadi excited. Semoga kalau semuanya sudah berlalu, energi dan semangatnya masih ada.
Ada mimpi besar yang mau dicapai.
3 notes
·
View notes
Text
Sindoro, Babi Hutan, dan Manusia Paling Rekoso
Sebelum mulai, fyi ini tulisan tangan yang kedua, yang pertama eror pas mau diupload. Lumayan anyel sih, udah nulis 2 jam lebih, pas di upload gabisa dan ga ke save :) awokwowow
Yosssssssha! recap cerita!
H+1 Mangkunegaran kemarin, sorenya, motoran ke Magelang, pas udah sampe, yang dimana udah malem, langsung solat, cari logistik ke superindo, sewa barang ke Vexa, lanjut makan dan tidur. Besoknya, pagi bangun jam 4, solat, packing, adus, sarapan, otw bc, retribusi, gas mendaki Sindoro, vs babi, kisah 3 pahlawan. Besoknya lagi, summit jam 4 sampe jam setengah 8, menemukan manusia paling rekoso, lanjut turun gunung sampe jam 3 sore, ishoma bentar, lanjut Magelang, ishoma bentar, balikin alat, bayar denda, istirahat. Besoknya lagi, sarapan dan langsung balik Solo. Luar biasa. tercatat 414 foto di kamera Galyh.
Bagian nyerempet motor nihri kita skip aj yes, kita inget yang seneng2 aja 👍
Singkat cerita, kisah mendaki ini dimulai sejak tanggal 14/03/2023 sekitar pukul 10 WIB. Entah oleh karena apa, namun, perjalanan basecamp hingga pos 1,5, terasa sangat cepat, padahal melewati rumah warga, ladang, full mentari cerah. Apa mungkin karena sangat bersemangat kali yak? energi masih full, yang di estimasi dari BC nya sekitar 1-2 jam, hanya dengan konsekuensi slama perjalanan dakdukdakduk, dada agak sakit dikit, dan full suara gas serta pemandangan pundak bapak bapak, jadi hanya 15-20 menit. Luar biasa emang nih pundak bapak bapak. Eh apa feb, Ojek?
"Ojek sejauhnya, jalan sedekatnya" - Febriagi Bayu Aji
Tak berselang lama, dari pos 1,5 kami berjalan, bos besar kami semua, telah menunjukkan sponsor minuman berion-nya yang tentu, ditemani dengan tolehan belakang, pandangan, serta senyuman indah"mandeg sek lah ya"-nya. Sedang yang lain cm disponsori oleh coki coki pardede dan air mineral superindo, tanpa serta serta lainnya. Masih awal, pocari dulu gak sih? dan tiap 5 menit setelahnya.
Jalan ke pos 2 gak lama, yang lama pas ke Pos 3 nya, ya walopun ga lama lama banget juga si hehe. Cuma emang, trek sindoro ga seramah itu ges, tapi bukan berarti yang ga ramah gapunya kasih sayang, karena terkadang, kasih sayang tak diwujudkan melalui apa apa yang kita inginkan tapi ia diwujudkan dalam upaya untuk memenuhi apa apa yang kita butuhkan. butuh cepat? yaaaa nannnnjak. Luar bi(n)asa.
Di pos 3 berenti dululah bentar, makan nasi rames bungkus yang bau telurnya sudah menggoda Mas Febri sejak turun ojek. Sambil memandangi burung Jalak yang... kok banyak yak... fix ni jalur gabakal salah, fix poko e. Selain jalak, ada warung, tapi tutup, Mas Nihri gabisa beli Semangka. Sampenya sekitar jam 1, makan, dan langsung lanjut lagi ke sunrise camp, lokasi dimana akan tercatat dalam sejarah, kisah 3 pahlawan rendah hati.
Cuma setengah jam dan langsung kita ndiriin tenda. Sebelum kita, yg udah bikin tenda cuma satu rombongan, tapi literally lokasinya di tengah banget, dan udah full benteng kayu, kayak iklan game zombie di iklan reels ig. Siap mengahadapi makhluk lokal daerah setempat.
Tenda jadi, kelar rapi rapi, langsung istirahat. Terpantau tenda oren : Nihri, Gibran, Galeh; Tenda merah : Febri, Fatih, Mamas. Sore hari oren full senyap merah full ngobrol. Malem hari, oren full tegang merah full merem. Tercatat 3 pemuda pahlawan rendah hati, sangat mencintai alam raya dan NKRI.
3 pemuda terpilih, setelah selesai ishoma, hendak mengistirahatkan badan setelah sekian lama berjalannya, justru dipertemukan dengan grusa grusu singkat dan harus mengorbankan segenap jiwa dan raga untuk melindungi makanan yang ada, menekan baunya, dimasukkan ke dalam sleeping bag, memastikan aman dari jangkauan si Bagas, Babi Ganas, kata Nihri. Sementara 3 yang lain, tidur. Luar Biasa.
3 pemuda terpilih, memilih untuk menjalani malam penuh ketegangan daripada tidur terlelap, demi kelangsungan hidup esok hari. Ditemani dengan ASMR babi makan dan robek bungkus indomi goreng rebus 10 bungkus tanpa bumbu, wafer nabati, happy tos, tutup tupperware, gelas, tanpa minum.
3 pemuda terpilih, sekalipun telah diberi tuhan kemampuan fisik yang mumpuni, serta alat yamg memadai, daripada memilih untuk diabadikan jasa dan namanya dalam bentuk tugu pahlawan pemburu babi dan memberi ketenangan bagi sunrise camp 5 tahun lebih kedepan, dengan kerendahan hatinya, memilih untuk mencintai alam dan NKRI.
Mencintai kekayaan alam, dengan bersedekah makan, serta hanya mengamati, bahkan memanfaatkan momen langka ini, dengan berlatih insting bela diri, menentukan kemungkinan musuh menyerang tanpa melihat musuh tersebut secara langsung. Hebat emang pemuda jaman sekarang.
Mencintai NKRI dengan menghargai tenaga para pendahulu yang telah susah payah membangun plang ikonik Sindoro 3136 mdpl di puncak, serta tenaga para pendatang, agar lebih memanfaatkan tenaga mereka untuk membangun Indonesia yang lebih baik lagi dari hanya tugu 3 pahlawan anti babi. Lanjut cerita lagi.
Setelah satu jam lebih mempertahankan sikap waspada dengan treking pol tertuju pada sisi tenda yang sobek, akhirnya tampak cahaya senter dan terusirlah Bagas serta datanglah waktu tidur malam yang sudah datang sejak tadi di tenda Merah sebelah.
Mungkin akan beda ceritanya, ketika yang keluar dan mengecek babi pertama bukan Nihri si panik tapi Galeh si pemberani. Yang awalnya adalah ASMR babi makan 1 jam lebih, menjadi, ASMR pemuda 21 tahun bergelut dengan babi, tampan dan berani, 1 jam.
Singkat cerita, kami tidur, bangun pukul 3.30 WIB menyambut hari dengan memasak air dan menyeduh energen, penyintas serangan Bagas semalam, ditambah sepotong kotak roti, yang mana kita tahu, pasti, ini sangat kuraaaaaang! harusnya makan saat itu ya mie! tapi berusaha untuk menambah kenikmatan makan dengan mengingat betapa untungnya masih ada yang tersisa semalam.
Langsung, habis tu otw puncak jam 4, bingung dulu arahnya kemana, tapi akhirnya ketemu, mulai naik dengan Galeh paling depan. Pada awalnya, tampak wajah 6 orang pertama sangat familier, hingga beberapa menit kemudian, terdengar suara yang juga sangat familier tapi terasa jauh, dan wajah baris ke-5 pun tak lagi kenal, 'monggo mas' 'nggih'. Bos Fatih ternyata sangat menikmati setiap inci langkah menuju puncaknya, sehingga tertinggal di belakang.
Pada awalnya masih tampak senyum berhenti sebentar-nya, namun semakin dekat puncak semakin sedikit dan digantikan wajah kusam lelah dan menyerah-'wes aku tak tekan kene wae, gakuat'-nya, begitulah kalimatnya. Kecuali saat dilewati mbak mbak, 'mbak mbak e kok kuat yo' dan saat melewati pos 4, ketika ditanya, 'gak foto tih?' dijawab 'perjuangan belum selesai' diiringi langkah kaki berangkat lebih dahulu, sebelum terkejar dan bahkan tersalip lagi aowkwoawo.
Full jalan ke puncak isinya tanjakan, bonus cuma sekali. Pemandangan ga se open sumbing pas summit, tapi masi keliatan og gunung sebelah dan suasana pemukiman bercahaya. Untuk spot foto, ada watu tatah, yang cukup ikonik kalo naik sindoro dan biasanya pada foto pake bendera indonesia dikibarkan, yang mana fotonya bakal di up pas agustusan ditambah caption 'selamat ulang tahun bumi pertiwiku' sebagai manusia yang paling nasionalis.
Menjelang puncak, tampak kawasan full batu dengan pilok silver alih alih terlihat seperti batu es luar negeri serta ditemani batang pohon tanpa daun, melengkapi suasana musim dingin di ujung Sindoro. Namun, akhirnya mulai kerasa bau kentut saudara Febriagi, yang bikin batuk dan mata yang agak perih dikit (Canda feb, aowkwowo belerang makaudnya hehe) Adaptasi, nafas sementara pake only hidung dulu dan minum biar tenggorokan ga kering. Dan disinilah Makhluk paling rekoso 'Aku ki sing paling rekoso le!' ditemukan. Diketahui nama spesies makhluk ini adalah Fatih dan marganya Yaritsul Firdaus. Langka. Hanya tersisa satu di dunia tapi tidak untuk dilestarikan aowkwowo.
Perjalanan turun ya biasa aj, dan pastinya lebih cepat daripada naik. Selama itu, ada yang prosotan, ada yang engga, yang prosotan salah satunya fatih, ada yang kakinya sakit ada yang tangannya aja, yang kakinya sakit ada fatih, ada yang duluan dan langsung bantu masak dan packing, tapi ada juga yang datang akhir, lekaran, turu sek, bangun bangun langsung makan sarden, telur, dan segelas kental manis putih. wuenak nann. Yak benar, beliaulah si paling rekoso, fatih, wkwkwkwk jas for fan tih, just for fun hehe.
Udah cepet, sampe pos 2 lebih, Bos kembali bersemangat dan menunjukkan kecepatannya turun gunung... via Ojek, aowkaowo gpp. Yang lain full jalan aja, itung itung hemat biaya ganti rugi tenda sekalian nyobain trek bc - pos 1,5. Sampe BC lanjut istirahat bentar, makan mie goreng di warung rames depan yang ibunya ramah dan bahkan menyediaka. menu tambahan yaitu daun jambu secara cuma cuma. dan baliklah kita semua ke Magelang.
Sampe Magelang ishoma, lanjut balikin alat, denda 100k, balik, makan lagi, istirahat dl, makan lagi, tidur dengan nyaman, tanpa rasa teror Bagas. fyi ternyata peminjam tenda dan alat lain sebelum kita, ada yang diserang juga di Sindoro dengam Via yang berbeda.
Esok paginya biasa, makan minum mandi pamit dan pulang. tapi balik lagi karena kamera gibran ketinggalan awikwok. Alhamdulillah. matur nuwun sanget sedulur.
Jadi, ndaki slamet kapan?
3 notes
·
View notes
Text
Marriage
Pernikahan bukan sekedar kau dan aku cinta, yuk nikah. Ga hanya sekedar aku kesepian, tuk nikah. Ga hanya sekedar usianya udah harusnya menikah. Bukan juga karena teman-teman bahkan adek udah pada nikah.
Bukan perjodohan "eh si A duda ditinggal meninggal istrinya, mau ya dikenalin". Belum lagi "mau aku kenalin sama kakakku yang usianya bla bla bla".
Dan aku "ribet amat lu pada".
Usiaku memang tak lagi muda, angkanya sudah bertambah dan dikatakan sebagian orang "tua". Mereka sibuk dengan urusan yang aku sendiri santai tapi serius. Seriusku bukan gegabah, bukan grusa grusu, tapi seriusku berpikir dengan tepat dan mempertimbangkan banyak hal dengan bijaksana. Karena aku tau persis siapa aku dan bagaimana kondisi fisik dan mentalku.
Gampang bilang buruan nikah karena usia ga muda lagi. Tapi apa mereka tau bagaimana diri berjuang tentang iner child yang belum beres, trauma berat yang bikin sakit seluruh tubuh dan mental, diri yang belum selesai dengan diri sendiri atau bahkan penyakit yang diderita seumur hidup. Dimana tak semua pria atau bahkan keluarga si pria bisa menerima kekurangan itu. Apalagi di negeri konoha ini dengan kultur yang wow sekali. Bisa-bisa bukan bahagia yang dirasakan tapi kayak di neraka dah. Tidaaaakkkk...
Jangan sepelekan iner child yang belum beres, trauma yang masih menyiksa dan segala yang belum beres dari diri sendiri karena menikah itu jika Allah berikan keturunan jangan sampai menjadi orang tua yang anak kecil.
Jadi, belajar untuk menghargai keputusan orang lain terkait pernikahan yang kita tidak tau persis kondisinya ya. Entah itu teman, rekan kerja bahkan adek atau kakak sendiri. Niat baik itu tak selalu tepat ya. Ingat itu 😊
2 notes
·
View notes
Text
Cukup penasaran kenapa buku ini banyak diminatin, bahkan sampe pada war di market place, sekeren itukah buku ini?
Ternyata ini buku berisikan tulisan-tulisan self healing yang kalo mbaca perlu "pelan-pelan" meresapi tiap katanya. Bukan karena terlalu rumit bahasa yang digunakan, justru sebaliknya. Tulisan Biksu Haemin Sunim sangat sederhana. Makin pelan mbacanya, makin nyampe ke hatinya.
Ada 8 BAB, tiap opening BAB nya ada essai-essai ringan yang disajikan. Kemudian dilanjutkan dengan quotes-quotes. Cocok buat temen ngopi dan santai.
Suara angin, gemricik air ataupun kicau burung mungkin adalah beberapa hal yang terlihat sederhana. Namun yang sederhana ini kadang sering dilupa kenikmatannya. Cobalah sesekali menikmati hal-hal sederhana dengan melibatkan sebanyak-banyaknya rasa.
Pejamkan mata. Tarik nafas panjang, rasakan angin yang masuk ke rongga hidung dan menembus paru-paru. Keluarkan pelan-pelan.
Mbaca buku ini memberikan ku suatu kesan yang menarik. Bahwa ternyata untuk menikmati hidup ada kalanya kudu "slow down", ngga grusa-grusu
Sebenernya bagi umat muslim istilah "grusa-grusu" sudah Allah notice di
QS. Al-Anbiya : 37
خُلِقَ ٱلْإِنسَٰنُ مِنْ عَجَلٍ
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa.
QS. Al-Isra' : 11
وَكَانَ الْاِنْسَانُ عَجُوْلًا
Dan memang manusia bersifat tergesa-gesa
Oiya jadi inget, pernah liat tulisan bagus
Alon-alon, ngenteni opo?
Cepet-cepet, ngoyak opo?
#reviewbuku
6 notes
·
View notes
Text
pesan dari teman
Gue bersyukur diberi kesempatan mengenal orang-orang baik, manusia-manusia keren. Ada seseorang yang ingin gue sebut di sini-karena beberapa hari terakhir dia sering mampir di ingatan (gue nggak tahu apa pemicunya-padahal sudah empat bulan kami memutus kontak).
Berhubung masa kerja gue di kantor akan usai dalam beberapa hari, ini adalah salah satu sisi inspiratif dia yang masih gue ingat-yang berkaitan dengan pekerjaan:
Tentang menjaga sikap profesional, menjaga kewarasan total saat sedang bekerja, saat berhubungan dengan rekan kerja.
Masih ingat, kala itu kami ngobrol singkat tentang promosi gue di kantor. Kami ngomongin ini dalam dua kali kesempatan.
Di perbincangan pertama, ada poin dimana emosi gue mulai nggak terkendali. Dan nggak tahu gimana caranya, dia bisa bikin akal gue kembali lewat beberapa bubble chat aja. Gue seketika kalem dan akhirnya menegakkan kepala untuk mulai berpikir jernih.
Nggak lama setelah itu, kami membahas ini secara langsung. Dia cuma ngasih gambaran-kalau jadi promosi kaya gini, kalo promosinya ga diambil akan kaya gini-hal yang sebenarnya jelas banget. Tapi karena cara penyampaian dia tuh somehow bikin gue "tersihir", sehingga gue jadi nggak grusa-grusu dalam memilih keputusan.
Usia dia nggak terpaut jauh sama gue, sebenarnya. Tapi, mungkin karena dia sudah bekerja profesional sejak 2016-empat tahun lebih awal dari gue, pengalaman dia jauh, jauh, lebih kaya. Latar belakang dia sebagai orang SDM juga gue rasa punya andil penuh dalam cara dia berkomunikasi, menenangkan orang yang sedang nggak tenang, dan membentuk karisma sehingga lawan bicara tunduk patuh dengan nasihat-nasihat dia (SUMPAH GUE NGOMONG APA SIH).
Nggak bermaksud untuk mengingat kangen masa lalu, gue merasa ini bekal penting untuk langkah gue selanjutnya-maka gue memutuskan untuk menulis ini di sini. Sehingga, meski sosoknya sudah pergi, setidaknya pesan-pesan darinya selalu membekas dan kekal.
2 notes
·
View notes
Text
dutch, ukrainian, russian and german forenames
Aalodina Achkaasi Adorip Adria Aforynt Agargenilia Aglick Agreyuij Agrina Agrinisa Alefke Alenikenka Alichka Aliel Almali Alotta Alyza Amannel Amentode Amerhiy Anadiya Andenka Andra Andrigriane Andrina Angebhariya Anjanata Ankasya Annigeaba Anter Antijth Arnech Arnechka Artynats Aubet Avdolanka Avdorgen Avgen Axeina Bargenka Bergitusha Berta Birje Birkold Blochka Bogda Borbie Borga Borie Borik Borina Borip Borynarika Brisenka Britz Bronia Brusha Burangel Burgoruditt Burkh Cartus Cekka Chiande Chrika Chrinete Chrino Chryn Cilliya Clendrinel Cobura Colem Daaili Daannertus Daenhie Danko Dannecsi Dannertr Dashan Dassa Dastyna Demya Deslanied Dienka Dientruste Dimofanz Dioladiko Dirka Domarderia Doriya Doronka Dostalka Dundrater Ebeksandry Edanne Edena Edialtje Edmin Edulesso Efima Egorafyma Egottsand Elianzelka Elipt Elsjelma Elvel Elyak Emenstika Emmentje Eriethomart Eugunstola Evdola Evgeabrina Faapiylotta Fadya Feddert Fedia Feksar Felya Femochka Feodiya Fomarle Fontiani Forijntje Fraudim Fraudor Frelo Frietrysta Frine Frinochka Frochka Fränzi Gabersta Gastina Gedeo Geenka Geesiy Geessalliya Genoda Gerhys Gernetruij Giesya Glenkolina Glentje Greentje Grenthei Grich Grusa Grytasha Guddiya Gunalerd Gunha Gunocht Haride Hasin Haukje Hedezha Heidr Heksana Helagena Henelt Henje Henka Hertiananya Heryottodya Hiliyanuth Hillrij Holav Holaven Horinisti Ignetbusha Igolim Igorysla Igothena Ihonra Ilane Imelt Inniko Inuelgar Inushena Inustleron Ipanulya Irali Iriese Irievusyech Irmitje Isangen Ivaralya Izisilke Jaasha Joane Jochka Jokian Jolenka Josta Jostinka Kaanz Kaida Kalekimmus Kareksaksim Karektosti Karko Katerik Katerth Kation Katje Katof Katryisha Keerg Kevgundrami Khriday Kirkold Kironite Kobarba Kobinesef Kommenka Komon Kosha Kozha Krikeliy Krinaschka Ladiya Lecha Leenstia Leerippa Leeseffen Lentje Leonya Letha Levana Levdus Levgeva Levran Levusha Lexanya Liolen Lisberiy Lizaamor Lizoch Lodya Luislaara Lukar Lushka Lutariya Luygot Luzma Lyostika Lyostusha Lyusha Lyusya Malya Mansje Marde Marenka Margard Margra Marine Marisochka Marliya Marontijke Matodolendt Matoka Mechka Mefanti Mefke Michka Mikenka Mikyta Milipa Mincobren Minech Mingel Minzim Mirka Misank Mitte Motteeslana Moukya Myrisa Nadym Nashka Natthea Neimarik Nellyamina Nenda Netje Nichka Nikhar Nikkie Nusyl Olecsi Oleen Olekla Olentje Olera Olert Olianne Oliar Opaap Oremmofeli Orena Orlitana Orlornde Orysbert Parinertje Parocht Patocht Paulya Pepje Petha Petje Pettolav Petyna Pieritolor Pietka Pieunike Pimilavesha Pladlek Plottasya Polafanecsi Polfrise Prisa Qudmilf Rahniushand Raima Raissa Raniuslad Rayileza Raymofirad Rebkey Regoro Regus Reidif Reidretrus Reina Reitaslaviy Rianna Rickhyst Roemi Rokka Rozavesyn Ruperochka Rutharlenka Rüdigna Sachka Sandret Sapies Sariya Sernha Sertrina Serva Serynasiya Shentinka Sigmunse Silia Sinch Soffenidia Sonde Sonjaasta Sople Stalbet Stalezha Stanni Stephima Stepie Stianne Surica Sveszelga Tamechka Tannecha Tater Tatij Tayis Theli Thelia Thentoltr Theons Tikla Timka Timpje Tisla Tjaatta Toleka Tomiya Toniy Tonje Tosijn Trias Triellya Trislaya Tsetje Udold Ullorin Ursurus Vadeode Valda Valisla Valtje Vargen Varikh Vaspa Venda Venki Venti Verte Vertry Vicke Vikke Viniudmi Viole Virosha Vitan Vitesha Vitriett Vittefje Vlashes Volan Voloia Vover Vrouck Waldand Waleim Waliko Walisa Wenkitor Wigapaande Wilhei Yargino Ydjam Yevfrikisa Yevfripp Yevhunya Yevhurechka Yoshadius Yulafy Yulchka Yuram Zalen Zalichka Zenius Zhene Zimard Zinchka Zinzheslana Zorede
2 notes
·
View notes
Text
Wah beneran ini wisuda mengecewakan banget. Make up kureng bangettt. Foto gatau masih nunggu tapi keknya kureng juga gara² jilbab gw. Wassalam deh, gabakal gw upload di postingan deh kayaknya. Trus tadi juga selesainya unexoected banget jadinya grusa grusu. Dah gw ngapa²in sendiri, masih kenal omel bokap. Sedih deh. Udahlah besok kalo wisuda lagi gw ga akan se ngide ini bjirr. Gw yang capek sendiri.
31-08-2024
0 notes
Text
Darurat makan
Buatlah suatu rencana menghadapi keadaan darurat. Pertama-tama aku akan menyelamatkan diriku dulu. Setelah itu gus gandon dan gus koming aku selamatkan kemudian menyusul gus gundali, gus kabib, gus jinggo dan terakhir gus senton dan guru. Menghadapi kedaruratan tidak boleh grusa grusu, semua harus di perhitungkan matang-matang. Sebab kalau mentah tidak bisa di makan. Aku selamatkan diriku…
0 notes
Text
Day 9, January 2024
masih pagi, tapi gpp. aku mau mulai journaling mulai hari ini hhh
Gatau ya hari ini bakal gimana, yg penting tadi pagi sempet bikin alpukat buat bekal, packing bekal nasi juga, bawa minum botol gede, let's say i'm well prepared to start this day hehe. walaupun tetep aja di jalan gabisa santai alias grusa grusu tiap bawa motor entah knp. tapi mari kita optimis dlu hh
0 notes
Text
Hari ke 3 tidur di rumah mamah.
Sekaligus hari pertama ke kantor.
Padahal seharian kemarin ceklab seruni nendang dibawah terus. Sakiiiiiiit banget. Jalanpun susah. Kalo ini yang namanya kontraksi, luar biasa banget. Aku sampe gabisa berword word. Bidan, dokter, mamah, semua bilang aku pucat banget. Masya Allaaah sekali rasanya.
Aku memberikan afirmasi ke adek, baik secara langsung maupun batin. minta tolong anakku cantik supaya dijalan engga grusa grusu, gak sakit di bawah tiba tiba, dan mainnya pas udah balik ke rumah oma aja. Alhamdulillah masya Allah anakku pintar sekali. Di jalan betul2 engga sakit. Cuma sedikit sedikit yang bisa berhenti sebentar. Paginya pas habis subuh dan ngaji aku stretching juga dikit dikit, dan di kantor juga di kamar mandi aku stretching. Aku seneng kalo adek dah mau ke bawah, tp aku juga bantu biar fisikku masih bisa berkoordinasi.
Temen2ku juga baik2 sekali. Aku diajak naik gocar sampe st manggarai. Berhubung tadi pagi drama busway transit entah 4 atau berapa kali salah terus. Berangkat dr rumah jam 8kurang sampe kantor 10.40an wakakak. Hujan deras jd ga ada yg ambil. Mereka khawatir dan aku dijagain banget sampe turun st debar. Makasi sysil dan mba ucha :’
Suamiku kasih aku voice note dan perhatian. bikin semangat dan aku ngerasa diperhatiin dari jauh, meskipun aku tau dia juga capek. Dan aku juga merasa kurang bgt perhatian ke dia. Semoga suami engga kesel.
Yang aku rasa badan ini berbeda sekali masuk januari ini. Tidurku lebih sulit. Bergerak mulai sakit. Dzuhur tadi aku sholat duduk, tapi alhamdulillah ashar sampe isya bisa berdiri. Dan yang beda lagi, aku ngerasa tulamg kemaluan sebelah kanan sakit. Ini kah tanda2 adek dah mau ke bawah?
Semakin aku ngerasa deket ketemu adek, aku ngerasa minim persiapan. Aku ga banyak tau apa2. Masih banyak banget PRku ternyata. Belum pelekatan asi, tumbuh kembang bayi, pembiasaan jadwal tidur, cara personal care seperti cebok yang betul, nutrisi untuk menyusui aku yang baik buat adek, cara merangsang motorik dan sensorik dia, tummy time yang baik, redflags pada bayi, ah aku takut sekali. Belum kalau ada masalah seperti gimana kalo kuning, ga sendawa, kalo keliatan sayu, gendong, ah banyak… huhuhu makin kesini makin merasa bodoh.
Rumah juga, harus adaptasi lagi sama rumah jadi kakak lagi nanti jadi ibu juga. Ini aja udah pusing sama abg dirumah. Kenapa ngga ada yang nyenengin gitu. Aku jujur takut stress. Anak2 pulang malem, ga beberesan, mama tu capek banget. Apalafi nanti sambil urus anakku. Pengen nangis banget bayangin nanti. Gedek sama mereka. Capek. Mbuh lah wallahualam. Semoga cuma sementara aja.
0 notes