#dilangit
Explore tagged Tumblr posts
Text
Ketidakadilan di Gaza, Palestina
Setelah melihat beberapa postingan tentang Israel-Gaza, banyak sekali ketidakadilan yang diperlakukan oleh Israel kepada Palestina.
Playing Victim, berbohong, adu domba, fitnah, kekerasan, bahkan pembunuhan.
Ironis nya semakin di tonton semakin menjengkelkan hati. Timbul rasa kesal, timbul rasa ingin memaki-maki.
Kok ada ya orang-orang yang seperti itu.
Tapi tolong jangan diam saja.
Doa, doa, doa.
Posting saja, repost, retweet dan ataupun apapun itu. Asal jangan diam saja.
Mungkin saya sendiri merasa capek ketika melihat di social media begitu banyak korban berjatuhan, gedung-gedung dihancurkan satu persatu, akses air, listrik, internet bahkan saluran bantuan di berhentikan.
Kita saja capek dengan hal yang cuman melihat dari layar handphone, apalagi mereka yang ada disana yang harus melihat realita bahwa anaknya meninggal, istri, suami, ibu, bapak dan family nya satu-satu meninggal dunia.
Suara gemuruh bom yang terdengar dilangit, bukan guntur hujan.
Percikan api yang terlihat dilangit, bukan petir.
Ya Allaah rasa nya begitu sesak menulis ini. Ketika usaha yang diperjuangkan seakan tidak ada hasil. Tapi aku ingat, bahwa bukanlah hasil yang ternilai, melainkan usaha-usaha kita ini.
Hasbunallaah wanikmal wakil
Friday, 11 Nov 2023
#pejuang#tulisan#islam#muhasabah#inspirasi#muslim#islamic#sastra#muslimah#istiqomah#quote#Palestina#Israel#bersuara#free palestine#mindfullness#mindfulness#selfimprovement
78 notes
·
View notes
Text
Kulepaskan Engkau Pada Semesta #2
Oleh : kevin setyawan
Maaf jika senyumku tak lagi sama untukmu kedepannya.
Hari hari yang biasa kita lewati dengan canda tawa mungkin perlahan akan surut dan mengering tanpa sisa lagi.
Maafkan aku yang pernah menganggapmu sebagai rumah nyaman menjadikanmu tempatku pulang dan bersembunyi dari hiruk pikuknya dunia.
Hingga pada akhirnya dirimu yang meneduhkan itu sudah tak lebih dari seseorang yang menancapkan belatinya dengan tajam pada hati yang pernah engkau balut dengan kasih sayang dan cintamu.
Dirimu bukan lagi menjadi bintang yang paling bersinar di dalam semestaku lagi,karena sekarang cahayamu sudah mulai perlahan redup dan mati dari peredarannya.
Perlahan duniaku akan kembali dikelilingi oleh gempita lagi dan menyeruak hingga aku tak dapat melihat cinta lagi.
Terima kasih sudah pernah hadir menjadi bagian kisahku yang masih berantakan. Terima kasih juga sudah membantuku membalut ribuan duka dihidupku walau pada akhirnya kamu juga berhasil menorehkan luka yang tak kala dalam dengan sebelumnya.
Kali ini aku lepaskan engkau pada semesta dengan jutaaan kisah kita yang perlahan akan menggantung dilangit sana menjadi bagian yang mungkin hanya cukup aku kenang dan tak bisa aku ulangi lagi kedepannya. Kita akan kembali pada titik awal yaitu “asing”
68 notes
·
View notes
Text
Makin kesini makin gegabah. Sebuah kebijakan tentang hukum sudah diambil alih oleh manusia, padahal Allah lah pemilik satu-satunya ranah tertinggi baik dilangit apalagi di muka bumi Indonesia.
Masa untuk menghalal-haramkan sesuatu, yang getok 🔨 nya manusia. Sungguh sakti, dapat mengalahkan penguasa langit dan bumi.
اِنَّاۤ اَنْزَلْنَا التَّوْرٰٮةَ فِيْهَا هُدًى وَّنُوْرٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّوْنَ الَّذِيْنَ اَسْلَمُوْا لِلَّذِيْنَ هَا دُوْا وَ الرَّبَّا نِيُّوْنَ وَا لْاَ حْبَا رُ بِمَا اسْتُحْفِظُوْا مِنْ كِتٰبِ اللّٰهِ وَكَا نُوْا عَلَيْهِ شُهَدَآءَ ۚ فَلَا تَخْشَوُا النَّا سَ وَا خْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوْا بِاٰ يٰتِيْ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗ وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ ��لْكٰفِرُوْنَ
"Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat, di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barang siapa tidak memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 44)
Jangan asal memutuskan, tanpa adanya sebuah landasan. Ini bicara data bukan hanya bualan belaka, jadi jangan mengada-ada kalau ngga ingin masuk neraka.
وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَا تَصِفُ اَلْسِنَـتُكُمُ الْكَذِبَ هٰذَا حَلٰلٌ وَّهٰذَا حَرَا مٌ لِّـتَفْتَرُوْا عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ ۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُوْنَ
"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram," untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 116)
7 notes
·
View notes
Text
PERMATA YANG MENCAHAYAINYA IX
kelam dilangit mendung takalah hujan. disertai rindu tak lagi seperti sedia kala. sekujur derai hujan membasahi seluruh badan. seraya menutupi akan insan yang tak lagi sama
separuh dari sang rembulan melirik akan hadir nya tak lagi hujan. namun selalu datang gemuruh dan awan kelabu menutupinya. termenung bagai seorang yang tak lagi sama untuk menantikan hadirnya, seraya intuisi sedang menjelma
akankah ini semua akan terjadi?. menantikannya bukan lah suatu hal yang tak bisa di pungkiri
Bali, 09 NovemberRain 2024
2 notes
·
View notes
Text
Awan.
"Apa aku berubah?"
"Bagaikan awan yang dilangit selalu berubah dengan sebab waktu dan lingkungan. Manusi pun begitu, ia terdiri dari jati diri yang dahulu, jati diri yang sekarang dan yang akan datang."
Dengan secara terbuka ku ungkapkan bahwa aku tidak bisa menilai baik dan buruknya seseorang karena setiap yang dilakukan pasti selalu ada sebab kan?
Tapi tolonglah beri penjelasan yang jelas agar aku bisa menimbang permasalahanmu. Karena semua itu dilihat dari sisi luar aku bukanlah orang yang bisa melihat hatimu. Bahkan kau berkata bahwa kunci hatimu ada di orng lain dan kamu minta untuk dipahami?
Baiklah aku perlu diam sepertinnya
Masalah itu biar aku maklumi walau aku tidak bisa lupa.
#rindulangit
2 notes
·
View notes
Text
في صمت الكون، في ظلام الليل، دع الريح تحمل صلاتي لترفع اسمك
"pada heningnya alam semesta, pada gelap nya malam, biarkan angin membawa doaku untuk melangitkan namamu"
غرقت في بحر الحب حتى نسيت كيف أسبح
“Aku tengelam di lautan cinta sampai lupa cara berenang”
الحب الصادق ليس صاخباً في الأرض بل صاخباً في السماء
“Cinta yang tulus tidak berisik *di bumi* tapi berisiknya dilangit”
5 notes
·
View notes
Text
Pernahkah kamu memperhatikan Bagaimana alam semesta ini diciptakan Bagaimana langit ditinggikan Bagaimana gunung ditegakkan. Bagaimana bumi dihamparkan. Bulan, Matahari dan Planet selalu berputar pada garis edarnya. Manakah yang lebih sulit penciptaanmu ataukah langit dan bumi. apakah Pantas bagi Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui?Dan dia Maha halus lagi maha mengetahui.
Maka Mengapa terhadap tuhan yang menciptakan, kamu tidak mau bertakwa. Maka terhadap tuhan yang memelihara dan memberimu Rezeki mengapa kamu durhaka? sudah merasa amankan kamu bahwa Dia yang dilangit tidak akan menurunkan hujan berbatu, mengguncangkan bumi, meluapkan lautan?
Lalu siapa yang akan menolongmu jika Allah meninggalkanmu? lalu siapa yg akan memberimu rezeki jika Allah menahan rezekiNya untukmu?
#selfreminder#sabar#islamic quotes#syukur#inspiration#ikhlas#islamic reminders#surga#neraka#tawakal#istiqomah#doa#taubat#dosa#rezeki#maut#kematian#jodoh#dzikir#shalat
63 notes
·
View notes
Text
Masih awal September.
Hari ini, langit sedang cantik-cantiknya. Cuaca cerah, tak berawan. Namun, tiba-tiba langit berubah, awan mulai berkumpul, menutupi matahari yang tadi bersinar terang, diiringi gemuruh yang mulai terdengar dari kejauhan. Namun hingga sore menyapa hujan tak kunjung datang. Sekarang langit kembali cerah dan matahari kembali bersinar.
Malam sebelumnya, hujan datang tanpa diduga. Pohon-pohon bergoyang dalam gemuruh angin yang meraung, seakan ikut merayakan kedatangan hujan yang selama ini dirindukan oleh penduduk bumi. Hujan turun membawa kesejukan, menyusup di antara celah-celah dahaga setelah berbulan-bulan, cuaca cerah namun membuat peluh mengalir deras, siang dan malam.
Ya, begitulah cuaca. Seperti hidup, yang tak selalu cerah. Kadang berawan, kadang berawan disertai gemuruh, kadang hujan gerimis, kadang hujan disertai angin kencang, disertai gemuruh kilat dilangit. Dan terkadang langit tampak cerah namun gerimis membasahi bumi.
Maka, biarkanlah hujanmu tumpah. Sebab, setelah hujan berakhir, udara akan terasa lebih segar, lebih sejuk, dan akan muncul perasaan lega.
#katahati#katakata#katakatabijak#motivasi#quoteoftheday#sajak puisi#puisi#puisiindonesia#catatan#renungan#menulis#cerita#sajak rindu#sajak patah#self love#selfreminder#self improvement
6 notes
·
View notes
Text
#kepadayangsore
aku memberikan kesempatan kepada diriku untuk banyak berbicara. regulasi emosi katanya.
semenjak telinga itu menepi, kini aku ketahui bahwa yang bener pasti menyelamatkan diri adalah perihal aku sendiri.
betapa kuat sewaktu aku meyakinkan diri untuk segalanya dapat diperbaiki? ternyata Allah berkata lain. berjeda bukan berarti menjadi orang yang sama.
pada yang sore. aku memaparkan kembali. tentang bagaimana sukmaku berbicara dan mengadu pada tuhanku. Sebab selain Allah maka siapalah yang tahu lagi?
mungkin senja akan berubah banyak setiap hari. kembali menepi bukan dengan warna sama lagi. maka Allah, perihal do'a-do'a yang aku sempat panjatkan, tolong untuk sampaikan kepada pemiliknya. bila memang panjatanku tengah bertarung dilangit, maka semoga segera sampai pada tengadahan yang sama dan mendo'akannya pula.
pada yang sore. jika perihal apapun yang diusahakan tidak bisa dijelaskan lebih lanjut melalui kenyataan. mungkin memang jeda akan menjadi saksi bagaimana pembuktian akan direncanakan lebih lanjut dengan segala pertimbangan yang merajuk.
Allah, padamu. pada yang sore aku mengembalikan diri dan semua yang aku inginkan.
Bandung dengan rindu, 21 Oktober 2023. 22.40 (mungkin ia tertidur)
8 notes
·
View notes
Text
Sebuah usaha mengambil foto bulan yang sedang paripurna dilangit utara jakarta, namun.. yaa beginilah hasilnya tidak seindah sebenarnya.
Tak apalah, pesonamu tak butuh validasi dari siapapun. Biar yang melihat yang menilai betapa mengaggumkannya dirimu.
4 notes
·
View notes
Text
Tentang malam dan rasi bintang
Bondowoso. Sabtu, 6 April 2024
Malam hari sekitar pukul 21.40an. Saat perjalanan menuju bukit paralayang Megasari yang terletak di kota Tape, Bondowoso. Sesekali kutatap langit malam saat mengendarai motor Varioku, ya salah satu alasan aku suka berkegiatan di alam adalah karena suka melihat gemerlap bintang yang sulit ku temukan di desa, apalagi diperkotaan.
"Dek, coba tengadah! Langitnya bagus. Cacak suka main ke alam salah satunya karena itu. Bikin tenang. Di kota ngak kira ada, polusi cahaya dari lampu-lampu, yang walaupun banyak orang suka melihatnya telah mengaburkan keindahan gemerlap cahaya bintang." Kataku pada Robin, ponakan dari pulau garam, Madura, yang kubonjeng.
"Iya, bagus cak. Langitnya ternyata bercahaya, gemerlap dan ngak gelap" tanggapnya. Ya, langit malam hari itu bersih, indah.
"Ya memang. Warna dasar semesta mungkin gelap, hitam, tapi Tuhan menciptakan berbagai benda dilangit untuk mempercantiknya. Melukis semesta dengan sedemikian indahnya. Bintang-bintang itu contohnya dan alam sekitar kita." Kataku sambil menatap pepohonan disekitar.
"Kalo alam sekitar mah, ini hutan. Seram ah" tanggap dek Robin.
Sesekali aku memanggil namanya atau mengobrol, memastikan dek Robin ngak ngantuk selama di perjalanan.
"Setengah jam lagi kita sampai" jelasku.
Kita ber 7 yang akan bermalam di megasari bertemu di persimpangan jalan utama lalu masuk lebih dalam ke dalam hutan, jalannya masih bisa dipakai kendaraan bermotor dengan konstruk jalan bebatuan dan sesekali aspal yang sudah penuh dengan lubang.
Sesampainya di Megasari, sudah ada 4 tenda lain. Kita mencari posisi mendirikan tenda, tanah yang datar. Sesekali bercanda, mengobrol dan beberapa dari kami akhirnya tenggelam dalam gadgetnya. Faiq, si brewok keluar memotret langit malam beserta bintang dengan susunan konstelasinya yang indah. Aku dan retem mengobrol ringan. Karena tenda yang kita bawa berkapasitas 4-5 orang, sedangkan kita ber 7, maka aku dan Retem memilih di luar tenda. Menghampar flyset lalu merebahkan badan menikmati gemerlap langit bintang.
"Bagus, bikin candu" ucap Retem, memecah keheningan.
"Iyap, selain langit malam. banyak hal yang aku dapatkan dari berkegiatan di alam" tanggapku
"Ya, alam sepertinya bagi banyak orang jadi tempat mencari tenang, muhasabah, mengevaluasi diri dan berbagai dinamika kehidupan. Aku pun demikian." jelasnya.
"Itulah kenapa orang suka ke pantai atau ke gunung. Ntah kenapa melihat hamparan luas baik air, langit atau perbukitan bisa bikin tenang. Mungkin secara ngak langsung menyadarkan kita, jangankan masalah kita, bahkan diri ini sekecil itu dihadapkan dengan hamparan ciptaan Tuhan." Tanggapmu merebahkan badan pada flyset yang dihamparkan di depan tenda. "Hufttt.... Langit gelap yang dihiasi gemerlap bintang, indahnya ciptaan Tuhan" lanjutku.
"Ya, kegelapan yang katamu adalah warna dasar semesta dan gemerlap bintang, titik-titik cahaya kecil yang menghiasi gelapnya, mengajarkan kita untuk melihat dan mensyukuri kebikmatan yang terlihat kecil dibalik kegelapan ternyata begitu menawan, hadirnya remah-remah itu sangat bisa untuk kita syukuri" kata Retem sambil mengaduk nasi yang sepertinya sebentar lagi matang.
Bintang yang bertebaran di luasnya langit malam, sesekali berpendar dan tertutup awan tipis.
3 notes
·
View notes
Text
Diantara Jutaan Bintang
Oleh : Kevin setyawan
Dibalik warna pekat langit temaram aku temukan engkau tengah berkilau pada setumpuk cahaya yang tak pernah padam.
Membuat titik garis indah pada lintang semesta seolah menghiasi senyum diatas cakrawala.
Pada setiap doa yang selalu digantungkan dilangit sana engkau hadir laksana jawaban dari beberapa pinta yang berhasil mengetuk pintu semesta.
Nyatanya tawamu selalu berhasil mengisi malam malamku menghapus jutaan sendu bahkan rindu yang kian keterlaluan.
Suaramu tak lebih dari senandung malam yang melipur setiap lara membuat hati yang telah lama mati kini kembali seolah hidup dalam bait bait lirik yang indah.
Teruntuk engkau tetaplah bersinar walau aku tahu kilauanmu akan menarik hati pada setiap mata yang memandangnya.
Bintangku tetaplah berpendar dengan terangnya walau ku tahu setiap dari mereka ingin selalu memilikimu.
Tak perlu menjadi yang paling terang tapi yang selalu bersinar dan tak pernah padam.
95 notes
·
View notes
Text
Bolehkah aku menemuimu?
Dalam ruang paling sunyi, saat rembulan sudah melangit di titik paling tinggi. Sungguh, tiada lagi indah temaram malam tanpanya. Dilangit yang lain, ada ruang paling nyaman, tempat kembalinya semua sendu nan pilu.
Disana, aku membisu, merapalkan do'a sambil memejam. Aku melangitkan asa penuh pinta. Meski akupun tak tau kapan waktuku akan sampai, tapi aku akan terus menemani diriku yang berupa serpihan ini.
Pada hening yang panjang aku sengaja terus menyulam asa disana. Ditemani riuh angin yang membisu, hingga datangnya pagi yang membawa setitik embun sejuk di hati.
16 Januari 2023
#njoo#menulis#quotes#aksarasemestaa#positivity#sajak#writing#senja#hujan#langit#selftalk#selfreminder#self reflection
33 notes
·
View notes
Text
Jumat yang kuyup ✍️
Hujan gelisah bertubi² menguyur hati, membanjiri seluruh asa, menenggelamkan sisa bahagia yang ku punya.
Kabut memahat hari di saat mentari egah mau tahu. Seperti tekadmu yg hanya diujung lidah, seperti kamu yang kini begitu hambar di ingatanku.
Gigil memagut dilangit jiwa, dingin menanggung rindu. Sungguh, sejak mencecah bumi, ini kali pertama perih yg kurasa. Haruskah aku setegak alif?
Ingatkah kau? Di benteng kota janji, disetiap relief sudut batin telah ku ukir banyak aksara tentang kau yang begitu abai perihal rasa.
Kau pernah menjadi darah yang mengalir di setiap syair dan puisiku, menjadi jantung disegenap tulisan²ku.
Dahulu, kata²ku tak pernah patah, bergairah, pena raguku tak henti²nya meriwayatkan bahagia.
Kini, kau utuh dalam kalimat² yang paling menyakitkan.
Biarlah,. Perasaan² ini terus berkecamuk, menghangatkan nurani yang kian gigil di jumat kuyup. Selangkah aku tinggal menghapus bibir ☯
Pulau Bisa, 2024
#Coretantetelawas
FB : Fikram Lolahi
IG : @fikramlolahi_
Twitter : @fikramlolahi15
Tumblr : @fikramlolahi15
Picture by Google
5 notes
·
View notes
Text
Bagian #01
Madinah, kota yang kuimpikan.
Subuh itu kami mendarat di Madinah.
Deras airmata ini memandangi Matahari mulai terbit dilangit Madinah. Indah bukan main. Cahayanya hangat sampai ke hati. Beginilah saat Rasulullah telah datang ke bumi Madinah telah membawa kebenaran pada puncak peradaban manusia dengan iman yang memesona. Tauhid.
Bumi Madinah menjadi berkah. Bumi Madinah menjadi tonggak peradaban kemanusiaan dimulai. Negera islam dibangun. Para sahabat di didik. Perempuan dimuliakan. Persaudaraan Ansar dan Muhajiran menjadi contoh persaudaraan tertinggi umat ini. Hingga detik ini dan sampai kehidupan di bumi manusia ini usai, Madinah akan tetap berkah sampai kapan pun. Kota kesayangan Rasulullah.
Akhirnya tiba waktu yang Allah mau waktu terbaik menurut-Nya untuk pertama kali kaki ini menginjakkan kaki di kota kesayangan Rasulullah. Kaki ini bergetar saat memasuki masjid Nabawi, tempat Rasulullah berada. Bahkan sejak turun di bandara Madinah mata sudah perih menahan tangis haru perjumpaan.
Sepanjang jalan dari bandara menuju hotel semakin syahdu dengan suasana menyaksikan Matahari terbit pertama kali di tanah Madinah, tempat islam bermula, tempat cahaya kebenaran datang, tempat peradaban manusia di mulakan, tempat membina manusia-manusia terbaik sepanjang zaman, tempat yang Rasulullah cintai, Madinah al Munawwarah.
Matahari itu begitu syahdu, menghiasi langit dan bumi tempat manusia paling di cintai Allah berada. Suasana menjadi semakin mengaharu biru tatkala talbiyah dibacakan pak Ustadz dan semua jamaah mengikuti dengan suara parau, sesak dan berdebar menahan tangis.
Entahlah, kami tak saling perduli dengan sekitar, setiap orang tenggelam dalam keharuan masing-masing. Tenggelam dalam penghayatan masing-masing. Ku yakin, entah dari buku, dari pelajaran di surau mengaji, dari kajian, dari tontonan, dari pengajaran orangtua masing-masing kami punya cerita tersendiri tentang Madinah, tentang Rasulullah dan tentang islam di kota ini yang membuat kami tenggelam dalam keharuan yang mendalam. Ah, bagaimana ya menjelasakan perasaan itu, sungguh tak bisa di gambarkan dengan kata-kata.
Assalamualaika ya Rasulullah, Assalamualaika Nabiyallah, Assalamualaika ya Habiballah.
dengan suara lirih bercucuran airmata, terbata-bata aku mengulang salam pada Baginda Nabi.
Lirih luruh runtuh seketika rasanya. Bagaimana tidak, perjumpaan yang di impikan, pertemuan yang didambakan kini terjadi di depan mata. Allahumma sholli ala Muhammad wa ala Muhammad. 😭
Sungguh tak pernah ketemui setiap sudut yang lebih indah selain Madinah.
Aku akan kembali lagi, suatu hari berkali-kali mengunguji baginda Nabi. 🤲🤍
3 notes
·
View notes
Text
Dekap lah saja semua (bagaimana) itu, berdamai lah dengannya, lapangkan hati untuknya.
Tenang saja, waktu masih tetap berjalan, waktu masih panjang, waktu masih menyempatkan diri kita tuk berjalan dengannya.
Sejauh ini belum pernah aku nangis gara-gara hal yang belum terjadi. Setiap hal yang ku tangisi adalah hal yang sudah terlewat dalam hidupku. Aku menangis untuk semua yang sudah terkubur didalam bumi, bukan yang masih diatas langit.
Bukankah semua yang ada dilangit adalah hal baik untuk kita? Semua yang diturunkan oleh Tuhan adalah yang terbaik. Jadi, nikmati saja waktu yang kita punya.
9 notes
·
View notes