Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Al-Hikam Pasal 46
Maqam fana’
كاَنَ اللهُ وَلاَشىءَ مَعَهُ وَهُوَ الاَنَ علىَ ماَكاَنَ عليهِ
"(sebelum adanya makhluk)Telah ada Alloh, dan tiada suatu di samping-Nya, dan Ia kini sebagaimana ada-Nya semula."
Syarah
Keadaan seperti ini adalah keadaan orang yang sudah berada di maqam fana', dia tiada melihat sesuatu kecuali Alloh. Bagaikan seorang di dalam gedungnya, kemudian ia mengisi rumah dengan perabot dan boneka atau patung, lalu ditanya: 'Siapakah yang ada di dalam gedung itu?' Jawabnya: 'Hanya dia seorang', yakni semua boneka dan patung itu tidak dapat disebut sebagai temannya. Demikian pun orang ahli hakikat tidak melihat adanya sesuatu yang dapat disebut selain Alloh 'Azza wa Jalla.
0 notes
Text
Al-Hikam Pasal 45
Bashiroh (Mata Hati)
شُعَاعُ الْبَصِيرَةِ يُشـْهِدُكَ قـُرْبَهُ مِنْكَ وَعَيْنُ الْبَصِيرَةِ يُشـْهِدُكَ عَدَمكَ لِوُجُودهِ وَحَق ُّ الْبَصِيرَةِ يُشـْهِدُكَ وُجُودَهُ لاَ عدَمكَ وَلاَ وُجُودَكَ
Sinar mata hati itu dapat memperlihatkan dekatnya Allah kepadamu. Dan matahati itu sendiri dapat memperlihatkan kepadamu ketiadaanmu karena wujud [adanya] Allah dan hakikat matahati itulah yang menunjukkan kepadamu, hanya adanya Allah, bukan ketiadaanmu ['adam] dan bukan pula wujudmu
Syarah
Salik dalam perjalanannya menuju Alloh akan ada Nur dari Alloh tiga macam :
1.Syu'aa 'ul-bashirah yaitu cahaya akal.
2.Ainul-bashirah yaitu cahaya ilmu. Dan
3. haqqul-bashirah yaitu cahaya Ilahi.
dan semua nur tersebut akan menimbulkan macam-macam buah dan faidah yang penting.
Maka orang-orang yang menggunakan akal mereka, masih merasa adanya dirinya dan dekatnya kepada Tuhan [yakni, Alloh selalu meliputi dan mengurung mereka]. Sedang orang-orang yang menggunakan nurul ilmi merasa dirinya tidak ada jika dibanding dengan adanya Alloh. Sedang ahli hakikat hanya melihat kepada Alloh dan tidak melihat apapun di samping-Nya. Bukannya mereka tidak melihat adanya alam sekitarnya, tetapi karena alam sekitarnya itu tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhajat kepada Alloh, maka adanya alam ini tidak menarik perhatian mereka, karena itu mereka menganggap bagaikan tidak ada.
Sebagian ulama ahli Thoriqoh berkata, “seorang hamba tidak akan mencapai hakikatnya tawadhu’ kecuali sudah bersinarnya hati dengan nur musyahadah. dan ketika hati sudah bersinar maka nafsunya akan lebur dan bisa menetapi kebenaran dan akhlak yang baik.
0 notes
Text
Al-Hikam Pasal 43-44
Ridho dengan Nafsu adalah pangkal kemaksiatan
أَصْلُ كلُّ مَعصِيَّةٍوَغَفلةٍ وَشَهْوَةٍ الرِّضاَ عَنِ النفْسِ، واصْلُ كُلِّ طَاعةٍ وَيَقَظَةٍ وَعفَةٍ عَدَمُ الرِّضاَ مِنْكَ عَنْهاَ
43."Pokok /sumber dari semua maksiat, kelalaian dan syahwat itu, karena ingin memuaskan (ridho dengan)hawa nafsu. Sedangkan pokok/sumber segala ketaatan, kesadaran dan moral [budi pekerti], ialah karena adanya pengendalian terhadap hawa nafsu."
Syarah
Sebagaimana firman Alloh subhanahu wata'ala:
"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang. QS. Yusuf 53.”
Ridho dengan nafsu itu menjadi sumber semua kemaksiatan dan lupa kepada Alloh dikarenakan menjadi sebabnya tertutupnya cela dan cacatnya nafsu, sehingga celanya nafsu akan dianggap baik. dan orang yang ridho dengan nafsunya akan menganggap baik kelakuannya, orang yang menganggap baik kelakuannya tentu akan lupa kepada Alloh, dan sebab lupa itu manusia tidak mau meneliti kelakuannya dan meneliti aib dan cela dirinya, sehingga macam-macamnya kesenangan nafsu menguasai hatinya, dan ahirnya dia terjerumus pada kemaksiatan.
Abu Hafash berkata: "Barangsiapa yang tidak menuduh hawa nafsunya sepanjang waktu dan tidak menentangnya dalam segala hal, dan tidak menarik ke jalan kebaikan, maka sungguh ia telah tertipu. Dan barangsiapa melihat padanya dengan sebuah kebaikan, berarti ia telah dibinasakannya."
Al-Junaid al-Baghdadi berkata: "Jangan mempercayai hawa nafsumu, walaupun telah lama taat kepadamu, untuk beribadah kepada Tuhan- mu."
Al-Bushiry dalam Burdahnya berkata: "Lawan selalu hawa nafsumu dan syaitan serta jangan menuruti keduanya, walaupun keduanya itu memberi nasehat kepadamu untuk berbuat kebaikan, tetap engkau harus curiga dan waspada."
Sedangkan curiga terhadap nafsu(tidak ridho dengan nafsu)itu menjadi sumber ketaatan dan ingat kepada Alloh, itu dikarenakan orang yang tidak ridho dengan nafsunya ia tidak menganggap baik kelakuannya, sehingga ia selalu waspada dan selalu meneliti semua kelakuannya, sehingga nafsunya tidak bisa bebas menguasai orang tersebut. dan orang yang waspada terhadap gerak gerik nafsu akan selalu menjauhi apa yang dilarang oleh Alloh. dan itulah yang dinamakan taat kepada Alloh.
ولاَنْ تصْحبَ جاهِلاً لاَيَرْضىَ عَن نَفسِهِ خيرٌ لكَ مِن اَن تصْحَبَ عَالِماً يَرْضىَ عَنْ نَفسِهِ فَاَيُّ عِلمٍ لعاَلِمٍ يَرْضىَ عن نفسهِ وَايُّ جَهْلٍ لِجاَهِلٍ لا يَرضىَ عن نفسهِ
44. "Dan sekiranya engkau bersahabat dengan orang bodoh yang tidak menurutkan hawa nafsunya, itu lebih baik dari pada bersahabat dengan orang berilmu [orang alim] yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Maka ilmu apakah yang dapat diberikan bagi seorang alim yang selalu menurutkan hawa nafsunya itu, sebaliknya kebodohan apakah yang dapat disebutkan bagi seorang yang sudah dapat menahan hawa nafsunya."
Syarah
Orang yang tidak ridho dengan nafsunya akan selalu menganggap dirinya belum baik dan akhlaknya masih jelek.orang seperti ini baik untuk dijadikan sahabat, karena sangat banyak manfaatnya bagimu, kebodohannya tidak akan membahayakan dirimu.
Bagaimana akan dinamakan bodoh, seorang yang telah dapat menahan dan mengekang hawa nafsunya, sehingga membuktikan bahwa semua amal perbuatannya hanya semata-mata untuk keridhoan Alloh dan bersih dari dorongan hawa nafsu. Sebaliknya apakah arti suatu ilmu yang tidak dapat menahan atau mengendalikan hawa nafsu dari sifat kebinatangan dan kejahatannya.
Dalam sebuah hadits ada keterangan : "Seorang akan mengikuti pendirian sahabat karibnya, karena itu hendaknya seseorang itu memperhatikan, siapakah yang harus diambil sebagai sahabat."
Seorang penyair berkata: "Barang siapa bergaul dengan orang-orang yang baik, akan hidup mulia. Dan yang bergaul dengan orang-orang yang rendah akhlaqnya pasti tidak mulia.
0 notes
Text
Al-Hikam Pasal 42
Keluarlah Dari Sifat Basyariyyah
اُخْرُجْ من اَوْصافِ بَشاَرِيَّتِكَ عنكلِ وَصْفٍ مُنَا قِضٍ لِعُبُودِيَّتِكَ لِتَكُونَ لِنِدَاءِ الحَقِّ مُجِيبًا ومنْ حَضـْرَتِهِ قـَريْباً
"Keluarlah dari sifat-sifat kemanusianmu [sifat buruk dan rendah], semua sifat yang menyalahi kehambaan-mu, supaya mudah bagimu untuk menyambut panggilan Alloh dan mendekat kepada-Nya."
Syarah
Sifat-sifat manusia terbagi jadi dua yaitu : Lahir dan Bathin.
Sifat lahir ialah yang berhubungan dan dilakukan dengan anggota jasmani, dan sifat bathin ialah berlaku dalam hati [rohani]. Sedang yang berhubungan dengan anggota lahiriyah juga terbagi dua: Yang sesuai dengan perintah syari'ah dan yang menyalahi perintah syari'ah yang berupa maksiat. Demikian pula yang berhubungan dengan hati juga terbagi dua: Yang sesuai dengan hakikat [kebenaran] bernama iman dan ilmu, dan yang berlawanan dengan hakikat [kebenaran] berupa nifaq dan kebodohan.
Sifat-sifat yang buruk [rendah] ialah: Hasad, iri hati, dengki, sombong, mengadu domba, merampok [korupsi], gila jabatan, ingin dikenal, cinta dunia, tamak, rakus, riya dan lain-lain.
Dan dari sifat-sifat buruk ini akan menimbulkan sifat permusuhan, kebencian, merendahkan diri terhadap orang kaya, menghina orang miskin, pandai menjilat, sempit dada, hilang kepercayaan terhadap jaminan Allah, kejam, tidak malu dan lain-lain.
Apabila seseorang telah dapat menguasai dan membersihkan diri dari sifat-sifat yang rendah, yang bertentangan dengan kehambaan itu, maka pasti ia akan sanggup menerima dan menyambut tuntunan Tuhan, baik yang langsung dalam ayat-ayat al-Qur'an dan yang berupa tuntunan dan contoh yang diberikan oleh Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam. Dan dengan demikian berarti ia telah mendekat kehadirat Alloh subhanahu wata'ala.
Sifat Ubudiyah [kehambaan] ialah mentaati semua perintah dan menjauhi semua larangan, mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan tanpa membantah dan merasa keberatan.
Ingatlah sesungguhnya Hakikatnya suluk yaitu,berusaha untuk membersihkan hati dari akhlaq yang tercela, lalu dihiasi dengan akhlaq yang baik dan terpuji, dan ini semua tidak akan berhasil kecuali mendapat pertolongan dari Alloh.
Sehingga bisa mengetahui sifat-sifat jelek yang ada pada dirinya, dan selaluu menaruh curiga pada nafsunya. Berprasangka buruk pada nafsunya,sehingga Syeih Ibnu ‘Ato’illah dawuh pada hikmah selanjutnya.
0 notes
Text
Al-Hikam Pasal 41
Al-Haq Itu Tidak Bisa Dihijab
الحقُّ ليسَ بِمحجُوبٍ وَاِنـَّماَ المحجُوبُ انتَ عنِ النظَرِ اليهِ اذ ْ لَوْ حجَبَهُ شَيءٌ لسَتَرَهُ ولوكاَنَ لهُ ساتِرٌ لكانَ لِوُجُدِهِ حاصِرٌ وكلُّ حاصِرٍ لشىءٍ فَهُوَ لهُ قاَهِرٌ وَهُوَالقاَهِرُ فوَقَ عبادِهِ
"Al-Haq, ialah Alloh subhanahu wata'ala, tiada terhijab [terbatas tirai] oleh sesuatu apapun, sebab tidak mungkin adanya sesuatu yang dapat menghijab Alloh. Sebaliknya manusialah yang terhijab sehingga tidak dapat melihat adanya Alloh. Sebab sekiranya ada sesuatu yang menghijab Alloh, berarti sesuatu itu dapat menutupi Alloh, dan andaikata ada tutup bagi Alloh, berarti wujud Alloh dapat terkurung/dibatasi, dan sesuatu yang mengurung/membatasi itu, dapat menguasai yang dikurung/dibatasi, padahal “Alloh yang berkuasa atas segala makhluk-Nya."
Syarah
Pada hakikatnya Alloh itu tidak bisa dihijab, yakni hijab itu menjadi sifatnya Alloh itu tidak. akan tetapi yang menghijab sehingga kamu tidak bisa melihat Alloh itu adalah sifat-sifat nafsumu sendiri. karena sekiranya ada sesuatu yang bisa menghijab Alloh, pastilah perkara tersebut lebih besar dan lebih berkuasa bisa mengalahkan Alloh. karena sesuatu yang bisa menghijab/menghalangi itu bisa menutupi dari melihat sesuatu yang dibelakangnya. dan itu tidak sah buat Alloh. karena Alloh berfirman, “Alloh itu dzat yang bisa memaksakan apa yang dikehendaki mengalahkan semua hamba-Nya”.
0 notes
Text
Al-Hikam
Pasal 40
Berusahalah Mengetahui
Aib Diri Sendiri
تَشَوُّفكَ اِلىَ ما بطَنَ فيْكَ مِنَ العُيُوبِ خَيرٌ منْ تَشَوُّفِكَ الى ماحُجِبَ عَنْكَ منَ الغُيُوبِ
-"Usahamu untuk mengetahui cela diri yang masih ada di dalam dirimu,
- itu lebih baik dari usahamu untuk terbukanya bagimu tirai ghaib”.
- Syarah
- Seorang salik haruslah berusaha selalu melihat cela dan aib yang ada pada diri sendiri,
- jangan sampai mempunyai tujuan supaya mengetahui perkara yang ghoib yang menjadi kemauan hawa nafsu,
- seperti ingin mengetahui rahasia di hati orang lain, rahasia taqdir dan lain-lain.
- Karena itu bisa mencela kehambaanmu kepada Alloh.
- Orang arif berkata:
- “Jadilah hamba Alloh yang selalu ingin mencapai Istiqamah,
- dan jangan menjadi hamba yang menuntut karomah.
- Istiqomah adalah menunaikan kewajiban,
- sedang karomah adalah menuntut kedudukan.
- Karomah dan kedudukan yang diberikan Alloh kepada seorang wali itu, sebagai hasil dari Istiqamah.”
- Istiqomah berarti tetap dalam Ubudiyah, tidak berubah keyakinan dan kepercayaannya kepada Alloh, ketuhanan Alloh, kekuasaan Alloh dan kebijaksanaan Alloh, baik dalam keadaan sehat ataupun sakit, senang ataupun susah, suka ataupun duka, kaya ataupun miskin.
1 note
·
View note
Text
Al-Hikam
Pasal 39
Nurut-Tawajjuh (Ibadah)
اِهْتـَدى الرَّاحِلُوْنَ بِأَنْوَارِ التـَّوَجُّهِ والواصِلوْنَ لهُمْ اَنوارُ الموَجَّهةِ ، فاَلاَوَّلُونَ لِلاََنْوَارِ وَهٰــءـولاَءِ الاَنوَارُ لهُمْ لاَنَّهُمْ للهِ لاَ لِشيءٍ دونَهُ قُلِ اللهُ ثـُمَّ ذ َرْهُمْ فى حَوْضِهِمْ يَلْعَبُوْنَ.
- "Orang-orang salik [yang mengembara menuju kepada Alloh]
- telah mendapat hidayat dengan nur [cahaya] ibadah yang merupakan amalan untuk taqarrub [mendekat] kepada Alloh,
- sedang orang-orang yang telah sampai,
- mereka tertarik oleh nur yang langsung dari Robb bukan sebagai hasil ibadah,
- tetapi semata-mata karunia dan rahmat Alloh.
- Maka orang-orang salik menuju ke alam nur,
- sedangkan yang telah sampai berkecimpung di dalam nur,
- sebab orang yang telah sampai itu telah bersih dari segala sesuatu selain Alloh.
- Alloh berfirman:
"Katakanlah: Alloh,
- kemudian biarkan yang lain-lain di dalam kesibukan mereka bermain-main"
- Syarah
- Hakikat tauhid itu
- bila telah tidak melihat pengaruh- pengaruh sesuatu selain Alloh,
- inilah yang bernama haqqul-yaqin, dan melihat, merasa adanya pengaruh dari suatu selain Alloh itu hanya permainan bekaka,
- dan itu bersifat penipuan atau munafik.
- Katakanlah: Alloh,
- yakni jangan menganggap ada sesuatu selain Alloh yang dapat engkau harap, engkau takuti dan berkuasa,
- sebab semua harapan kepada sesuatu selain Alloh adalah syirik,
- baik yang nampak ataupun yang samar-samar, besar ataupun kecil dalam pengertian syirik hampir tiada berbeda.
1 note
·
View note
Text
Al-Hikam
Pasal 37-38
Perbedaan pandang orang sudah wushul dengan salik
شتان بين من يستد لُّ به او يستد لُّ عليهِ . المستدلُّ بهِ عرف الحق َّ لاَهله فاَثبت الاَمرَ من وجود اَهله . والاِ ستدلالُ عليهِ من عدمِ الوُصولِ اِليهِ. وَالاَّ فَمتىَ غابَ حتي يُستدلَّ عليهِ ومتىَ بعدَ حتى تكونَ الاَثارَُ هِيَ الَّتيِ توصِلُ اِليهِ
37."Jauh berbeda orang yang berpendapat (membuat dalil) adanya Alloh menunjukkan adanya alam,
- dengan orang yang berpendapat (membuat dalil) bahwa adanya alam inilah yang menunjukkan adanya Alloh.
- Orang yang berpendapat adanya Alloh menunjukkan adanya alam,
- yaitu orang yang mengenal hak dan meletakkan pada tempatnya, sehingga menetapkan adanya sesuatu dari asal mulanya.
- Sedang orang yang berpendapat adanya alam menunjukkan adanya Alloh,
- karena ia tidak sampai kepada Alloh.
- Maka kapankah Alloh itu ghaib sehingga memerlukan dalil untuk mengetahuinya.
- Dan kapankah Alloh itu jauh sehingga adanya alam ini dapat menyampaikan kepadanya."
- Syarah
- Orang yang wushul ila-lloh itu ada 2 cara :
1. Muriiduun / Salikuun yaitu:
orang yang mengharapkan bisa wushul kepada Alloh.
2. Murooduun / Majdzubuun yaitu:
orang dikehendaki oleh Alloh atau ditarik oleh Alloh sehingga bisa wushul kepada Alloh.
- Golongan pertama (Muriiduun / Salikuun) dalam suluknya masih terhalang dari Alloh,
- karena mata hatinya masih masih melihat selain Alloh,
- Alloh masih ghoib dalam mata hatinya,
- sehingga dia menggunakan makhluk (selain Alloh) untuk dalil adanya (wujudnya) Alloh.
- Lisannya berdzikir, dia yaqin kalau yang menggerakkan lisannya berdzikir itu alloh,
- tapi dia masih memperhatikan lisan dan dzikirnya,
- belum memperhatikan Alloh yang menggerakkan lisannya.
- Golongan ke 2 (Murooduun / Majdzubuun) dia langsung ditarik oleh Alloh dan dihadapi Alloh,
- sehingga hilanglah semua makhlk selain Alloh dalam mata hatinya,
- semua tidak ada wujudnya,
- yang wujud hanya Alloh.
- Tapi ketika dia turun kebawah lagi(sadar dengan kehidupan dunia) dia tahu semua makhluk itu wujud karena wujudnya Alloh.
ليُنفق ذوسَعَةٍ من سعَتهِ الوَاصِلوْنَ اِليهِ ومن قدِرَ عليهِ رِزْقهُ السَّا ءِرُونَ اِليْهِ
38."Hendaknya membelanjakan tiap orang kaya menurut kekayaannya,
- ialah mereka yang telah sampai kepada Alloh.
- Dan orang yang terbatas rezekinya,
- yaitu orang sedang berjalan menuju kepada Alloh."
- Syarah
- Orang yang telah sampai kepada Alloh, karena mereka telah terlepas dari kurungan melihat kepada sesuatu selain Alloh, ke alam tauhid,
- maka luaslah pandangan mereka,
- maka mereka berbuat di alam mereka lebih lapang,
- sebaliknya orang yang masih merangkak-rangkak di dalam ilmu dan faham yang terbatas,
- mereka ini pun mengeluarkan sekedarnya.
1 note
·
View note
Text
Al-Hikam
Pasal 36
Anggota Lahir Sebagai Cermin Anggota Batin
ماَاسْـتـُودِعَ فىِ غيْبِ السَّراءـرِ ظهرَ فِى شَهادَةِ الظوَاهِرِ
- Apa yang tersembunyi dalam rahasia ghoib,
- yaitu berupa Nur ma’rifat dan nur ilahi,
- pasti akan ada pengaruhnya di anggota lahir
- Syarah
- Apabila dalam hati hamba sudah ada Nur ma’rifat dari Alloh,
- pengaruhnya Nur tersebut akan jelas tampak pada anggota lahir,
- karena keadaan lahir itu bisa menjadi cermin keadaan batin.
- Abu Hafs berkata:
- Bagusnya adab kesopanan lahir, membuktikan adanya adab yang didalam batin.
- Rosululloh saw. Ketika melihat seorang yang memain-mainkan tangan nya ketika sholat, maka Rosululloh saw. Bersabda :
- Lau-khosya’a qolbuhu lakhosya-‘at jawarikhuhu. ( andaikan khusyu’ hati orang itu, niscaya khusyu' semua anggota badannya.”
- Abu Tholib al-makky barkata:
- Alloh telah menunjukkan tanda bukti orang kafir, yaitu bila disebut nama Alloh mereka mengejek dan enggan tidak mau menerimanya.
- Alloh berfirman :
” Apabila disebut nama Alloh saja (sendiri), cemas dan muak hati orang-orang yang tidak percaya kepada akhirat, sebaliknya bila disebut nama-nama selain Alloh mereka gembira, dan menerima dan puas”.
- Az-zumar.45.
- Alloh menerangkan dalam ayat ini tentang sikap orang-orang kafir,
- berbeda dengan sikap orang mukmin, jiwanya merasa puas jika dikatakan, ini semua dari Alloh.
- Dan ini semua perbedaan antara iman tauhid dengan syirik.
1 note
·
View note
Text
Al-Hikam
Pasal 34-35
Permulaan Menentukan Akhirnya
مِن علاماتِ النـَّجْحِ فى النهاَياتِ الرُجُوعُ الى اللهِ فى البِدَايات
34."Suatu tanda akan lulusnya seseorang pada akhir perjuangannya,
- jika selalu tawakkal,
- menyerahkan kepada Alloh sejak awal perjuangannya."
- Syarah
- Siapa saja yang memperbaiki suluknya pada permulaan dengan kembali kepada Alloh, pasrah, dan minta pertolaongan hanya kepada Alloh supaya diberi bisa wushul kepada-Nya,
- dan tidak mengandalkan amalnyanya yang berpenyakit,
- maka pada ahirnya akan mendapat kelulusan bisa wushul kepada Alloh,
- dan diberi keselamatan tidak putus di tengah jalan.
- Seorang arif berkata:
Barangsiapa menyangka bahwa ia akan dapat sampai kepada Alloh dengan perantaraan sesuatu selain dari pada Alloh, pasti akan putus karenanya.
- Dan barangsiapa dalam ibadahnya bersandar pada kekuatan dirinya, tidak diserahkan kepada Alloh,
- hanya sampai di situ saja,
- dan tidak mencapai bagian-bagian yang hanya dapat dicapai dengan tawakkal dan menyandarkan diri kepada Alloh.
٭ مَنْ اَشـْرَقت بدايَتـُهُ اشرَقَتْ نِهاَيَتـُهُ ٭
35."Barangsiapa yang bersinar terang dengan taat dimasa permulaannya [salik],
- pasti akan bersinar terang pula di masa akhirnya dengan cahaya [nur] ma'rifat."
- Syarah
- Barangsiapa yang kuat tawakkalnya dimasa permulaan [bidayah],
- maka akan bersinar terang terus hingga masa sampainya ke hadirat Tuhannya.
1 note
·
View note
Text
Al-Hikam
Pasal 33
Bersandarlah Kepada Alloh
ماتوَقـَّفَ مطلبٌ انتَ طَالبُهُ بِرَبِّكَ ولاتَيَسَّرَ مطلَبٌ انتَ طالبهُ بِنفسِكَ
-"Tidak akan terhenti suatu permintaan yang semata-mata engkau sandarkan kepada karunia [kekuasaan] Robb mu,
- dan tidak mudah tercapai permintaan yang engkau sandarkan kepada kekuatan dan daya upaya serta kepandaian dirimu sendiri."
- Syarah
- Siapa yang menyampaikan semua hajat-hajatnya kepada Alloh, pasrah dan bergantung hanya pada Alloh,
- maka Alloh akan mendekatkan yang jauh, memudahkan yang sulit dan memberi keberhasilan pada hajatnya.
- Dan barang siapa mengandalkan kepandean, kekuatannya sendiri,
- maka Alloh akan menyerahkan hajatnya itu pada mereka sendiri.
- dan Alloh akan menghinakan mereka dan semua hajatnya tidak akan berhasil.
1 note
·
View note
Text
Al-Hikam
Pasal 32
Sifatnya Dunia
لاَتسْتغـْرِبْوقـُوعَ الاَكداَرِ مادُمتَ فى هٰذِهِ الدَّار فإنـَّهَا ماأبْرزَتْ الاَّماهُوَ مُسْتَحِقّ ُوصْفِها وواجِبُ نَعْتِهَا
- "jangan heran atas terjadinya kesulitan-kesulitan selama engkau masih di dunia ini,
- sebab ia tidak melahirkan kecuali yang layak dan murni sifatnya."
- Syarah
- Abdulloh bin Mas'ud rodhiyallohu 'anhu berkata:
- "Dunia ini adalah penderitaan dan duka cita,
- maka apabila terdapat kesenangan di dalamnya, berarti itu hanyalah sebuah keberuntungan."
- Syeikh Jafar As-shoddiq rodhiyallohu 'anhu berkata:
من طلب مالم يُخلق اتعبَ نفسه ولم يُرزق. قيل له : وما ذاك؟ قال: الراحة فى الدنياَ
- "Barangsiapa meminta sesuatu yang tidak dijadikan oleh Alloh, berarti ia melelahkan dirinya dan tidak akan diberi.
- Ketika ditanya:
Apakah itu?
- Jawabnya:
Kesenangan di dunia."
- Syeikh Junaid al-Baghdadi rodhiyallohu anhu berkata:
-"Aku tidak merasa terhina apa yang menimpa diriku,
-sebab aku telah berpendirian, bahwa dunia ini tempat penderitaan dan ujian dan alam ini dikelilingi oleh bencana,
-maka sudah selayaknya ia menyambutku dengan segala kesulitan dan penderitaan,
-maka apabila ia menyambut aku dengan kesenangan, maka itu adalah suatu karunia dan kelebihan.
-" Rosululloh shollallohu 'alaihi wassalam berkata kepada Abdulloh bin Abbas:
-Jika engkau dapat beramal karena Alloh dengan ikhlas dan keyakinan, maka laksanakanlah
-dan jika tidak dapat, maka sabar lah.
-Maka sesungguhnya sabar menghadapi kesulitan itu suatu keuntungan yang besar."
- Umar bin Khottob radhiyallohu 'anhu berkata kepada orang yang dinasehatinya:
-"Jika engkau sabar, maka hukum [ketentuan - takdir] Alloh tetap berjalan dan engkau mendapat pahala,
- dan apabila engkau tidak sabar tetap berlaku ketentuan Alloh sedang engkau berdosa."
-Maka apapun yang menimpa dirimu tetaplah berserah diri kepada Alloh dengan penuh kesabaran,
-sebab ketentuan Alloh pasti akan terjadi padamu.
1 note
·
View note
Text
Al-Hikam
Pasal 31
Jangan Menunggu Kesempatan
لاتترَقـَّبْ فُرُوغ َالاغيارِ فَاِنَّ ذٰلكَ يَقطَعكَ عن وجودِ المراقبةِ لهُ فيماَ هُوَ مقِيمُكَ فيهِ
- "Jangan menantikan habisnya penghalang-penghalang untuk lebih mendekat kepada Alloh,
- sebab yang demikian itu akan memutuskan engkau dari kewajiban menunaikan hak terhadap apa yang Alloh telah mendudukkan engkau di dalamnya.
- [Sebab yang demikian itu memutus kan kewaspadaanmu terhadap kewajibanmu]."
- Syarah
- Yang dituntut bagi salik, yaitu
- selalu melakukan amal ibadah,
- dan selalu mengawasi taqdirnya Alloh pada amal yang kau kerjakan,
- jangan terpengaruh dengan apa-apa yang menjadikan kamu ragu dan penghalang-penghalangnya ibadah.
- Abdulloh bin Umar rodhiyallohu 'anhu berkata:
- "Jika engkau berada di waktu senja, maka jangan menunggu tibanya pagi,
- demikian pula jika engkau berada di waktu pagi, jangan menunggu sore hari.
- Pergunakanlah kesempatan di waktu muda, sehat, kuat dan kaya untuk menghadapi masa tua, sakit, lemah dan miskin."
- Sahl bin Abdullah at-Tustary berkata:
- "Jika tiba waktu malam maka jangan mengharap tibanya siang hari, sehingga engkau menunaikan hak Alloh, waktu malam itu.
- Dan menjaga benar-benar hawa nafsumu,
- demikian pula bila engkau berada pada pagi hari.
- Alloh berfirman:
- "Kami [Alloh] akan menguji kamu dengan kejahatan dan kebaikan, sebagai ujian dan kepada Kami kamu akan dikembalikan."
[QS. al-Anbiyaa 35 ].
- Kadangkala ujian itu berupa, sehat, sakit, kesulitan, kelapangan, kekayaan dan kemiskinan.
- Ujian keyakinan terhadap Alloh subhanahu wata'ala, sampai di mana ia mensyukuri nikmat dan bagaimana ia bersabar menghadapi musibah.
1 note
·
View note
Text
Al-Hikam
Pasal 30
Semua Atas Taqdir Alloh
مامنْ نفسٍ تـُبْدِيه الاَ ولهُ قدرٌ فيكَ يُمضيهِ
- "Tiada suatu nafas terlepas dari padamu, melainkan di situ pula ada takdir Alloh yang berlaku atas dirimu."
- Syarah
- Sebab tiap nafas hidup manusia pasti terjadi
- suatu taat atau maksiat,
- nikmat atau musibah [ujian].
- Berarti nafas yang keluar sebagai wadah bagi sesuatu kejadian,
- karena itu jangan sampai nafas itu terpakai untuk maksiat dan perbuatan terkutuk oleh Alloh subhanahu wata'ala.
1 note
·
View note
Text
Al-Hikam
Pasal 29
Jangan Menuduh Alloh
طلبُكَ منهُ اِتـِّهامٌ لهُ وطلَبُكَ لهُ غيْبَة ٌمنكَ عنـْهُ وطلبكَ لغيرِهِ لقِلَّةِ حياءـكَ منهُ وطلَبُكَ من غيرهِ لِوُجُودِ بُعْدِكَ عَنْهُ
- "Permintaanmu dari Alloh mengandung pengertian menuduh Alloh, khawatir tidak memberimu.
- Dan engkau memohon kepada Alloh supaya mendekatkan dirimu kepada-Nya
- berarti engkau masih merasa jauh dari pada-Nya".
- Syarah
- Dan engkau memohon kepada Alloh untuk mencapai kedudukan dunia dan akhirat,
- membuktikan tiada malunya engkau kepada-Nya,
- dan permohonanmu kepada sesuatu selain dari Alloh menunjukkan engkau jauh dari pada-Nya.
- Permohonan seorang hamba kepada Alloh terbagi dalam 4 macam,
- dan kemudian kesemuanya itu tidak tepat bila diteliti dengan seksama dan mendalam.
- Permintaan kepada Alloh mempunyai pengertian menuduh,
- sebab sekiranya ia percaya bahwa Alloh akan memberi tanpa minta, ia tidak akan minta, disebabkan karena khawatir tidak diberi apa yang dibutuhkannya menurut pendapatnya,
- atau menyangka Alloh melupakannya,
- dan lebih jahat lagi bila ia merasa berhak, tetapi oleh Alloh belum juga diberi.
- Dan permintaanmu untuk taqarrub, menunjukkan bahwa engkau merasa ghaib dari pada-Nya.
- Sedang permintaanmu sesuatu dari kepentingan-kepentingan duniawi membuktikan tiada malunya engkau dari pada-Nya,
- sebab sekiranya engkau malu dari Alloh tentu tidak merasa ada kepentingan bagimu selain mendekat kepada-Nya.
- Sedang bila engkau minta dari sesuatu selain Alloh,
- membuktikan jauhmu dari pada-Nya,
- sebab sekiranya engkau mengetahui bahwa Alloh dekat kepadamu, tentu engkau tidak akan meminta selain kepada-Nya.
- Kecuali permintaan yang semata-mata untuk menurut perintah Alloh, karena hanya inilah yang benar.
1 note
·
View note
Text
Al-Hikam
Pasal 28
Salik, Jangan Berhenti Karena Godaan
مااَرادتْ هِمّـَة ُ سالكٍ ان تقِفَ عِندَما كُشِفَ لهاَ الاَّونادَتـْهُ هَوَاتِفُ الحقيقَةِ الَّذى تطْلُبُهُ امامكَ وَلاَ تبَرَّجَتْ ظَواهِرُالمكوّناتِ الاَّ ونادتكَ حقاَءـقهاَ انَّما نحنُ فِتنةٌ فلا تـكفـُرْ
- "Tiada kehendak dan semangat orang salik [yang mengembara menuju kepada Alloh] untuk berhenti ketika terbuka baginya sebagian yang ghoib,
- melainkan segera diperingatkan oleh suara hakikat.
- Bukan itu tujuan, dan teruslah mengembara berjalan menuju ke depan.
- Demikian pula tiada tampak baginya keindahan alam,
- melainkan diperingatkan oleh hakikatnya:
- Bahwa kami semata-mata sebagai ujian, maka janganlah tertipu hingga menjadi kafir."
- Syarah
- Arti SALIK yaitu:
menempuh jalan.
- Yang di maksud Salik disini usaha caranya bisa Wushul kepada Alloh.
- Yang di maksud WUSHUL disini yaitu :
- sampai pada tingkatan merasa selalu berada disisi Alloh, di dekat Alloh, dalam segala kesempatan dan waktu.
- Abu Hasan at-Tustary berkata:
"Di dalam pengembaraan menuju kepada Alloh jangan menoleh kepada yang lain,
- dan selalu ber-dzikir kepada Alloh, sebagai benteng pertahananmu.
- Sebab segala sesuatu selain Alloh, akan menghambat pengembaraanmu."
- Syeih Abu Hasan [Ali] asy-Syadzily rodhiallohu anhu berkata:
"Jika engkau ingin mendapat apa yang telah dicapai oleh waliyulloh,
- maka hendaknya engkau mengabaikan semua manusia, kecuali orang-orang yang menunjukkan kepadamu jalan menuju Alloh,
- dengan isyarat [teori] yang tepat atau perbuatan yang tidak bertentang an dengan Kitabulloh dan Sunnatur Rosul,
- dan abaikan dunia tetapi jangan mengabaikan sebagian untuk mendapat bagian yang lain,
- sebaliknya hendaknya engkau menjadi hamba Alloh yang diperintah mengabaikan musuh-Nya.
- Apabila engkau telah dapat melakukan 2 sifat itu, yakni:
- Mengabaikan manusia dan dunia, maka tetaplah tunduk kepada hukum ajaran Alloh dengan Istiqomah dan selalu tunduk serta Istighfar."
- Pengertian keterangan ini:
- Agar engkau benar-benar merasakan sebagai hamba Alloh dalam semua yang engkau kerjakan atau engkau tinggal kan,
- dan menjaga hati dan perasaan, jangan sampai merasa seolah-olah di dalam alam ini ada kekuasaan selain Alloh, yakni bersungguh-sungguh dalam menanggapi dan memahami:
- "Tiada daya dan kekuatan sama sekali, kecuali dengan bantuan dan pertolongan Alloh."
- Maka apabila masih merasa ada kekuatan diri sendiri berarti belum sempurna mengaku diri hamba Alloh.
- Sebaliknya bila telah benar-benar mantap perasaan La haula wala Quwwata illa billah itu,
- dan tetap demikian beberapa lama, niscaya Alloh membukakan untuknya pintu rahasia-rahasia yang tidak pernah di dengar dari manusia seisi alam.
1 note
·
View note
Text
Al-Hikam
Pasal 27
Jangan Minta Dipindah Dari Satu Maqom Ke Maqom Lain
لاتَطلُبْ منهُ ان يُخرِجكَ من حالةٍ ليَسْتعملكَ فيماَ سِواها فلوارَادكَ لاسْتَعْملك من غير اِخرَاجٍ
- "Jangan engkau meminta kepada Alloh supaya dipindahkan dari suatu masalah kepada masalah yang lain,
- sebab sekiranya Alloh menghendaki nya tentu telah memindahkanmu, tanpa merubah keadaan yang terdahulu."
- Syarah
- Dalam suatu hikayat:
- Ada seorang yang salik, dia beker ja mencari nafkah dan beribadat dengan tekun, lalu ia berkata dalam hatinya:
- Andaikata aku bisa mendapatkan untuk tiap hari, 2 potong roti, niscaya aku tidak susah bekerja dan melulu beribadat.
- Tiba-tiba ia tanpa ada masalah tiba-tiba ia ditangkap dan dipenja ra, dan tiap hari ia menerima 2 po tong roti,
- kemudian setelah beberapa lama ia merasa menderita dalam penjara, ia berpikir:
- Bagaimana sampai terjadi demikian ini? Tiba-tiba ia mendengar suara yang berkata:
- Engkau minta 2 potong roti, dan tidak minta keselamatan, maka Kami [Alloh] menerima dan memberi apa yang engkau minta.
- Setelah itu ia memohon ampun dan membaca istighfar, maka seketika itu pula pintu penjara terbuka dan ia dibebaskan dari penjara.
- Sebab Alloh menjadikan manusia dengan segala kebutuhannya, sehingga tidak perlu manusia merasa khawatir, ragu dan jemu terhadap sesuatu pemberian Alloh,
- walaupun berbentuk penderitaan pada lahirnya, sebab hakikatnya nikmat besar bagi siapa yang mengetahui hakikatnya,
- sebab tidak ada sesuatu yang tidak muncul dari rahmat, karunia dan hikmah Alloh subhanahu wata'ala.
1 note
·
View note