#di bulan suci
Explore tagged Tumblr posts
Text
Keutamaan Bulan Muharram Bulan Penuh Berkah dan Kesucian
PAMEKASAN, MaduraPost – Bulan Muharram adalah salah satu bulan yang memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam. Sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriyah, Muharram tidak hanya menandai awal tahun baru bagi umat Islam. Tetapi juga mengandung berbagai keutamaan yang penting untuk diketahui dan diamalkan. Berikut adalah beberapa keutamaan bulan Muharram yang patut direnungkan: 1. Bulan Haram…
#Amalan sunnah di bulan Muharram#Awal tahun Hijriyah#Berkah bulan Muharram#Bulan haram dalam Islam#Bulan suci Muharram#Ibadah di bulan Muharram#Keutamaan bulan Muharram#Keutamaan puasa 10 Muharram#Menghapus dosa dengan puasa Asyura#Muharram dan hijrah Nabi Muhammad#Peristiwa Karbala#Puasa Asyura#Refleksi tahun baru Hijriyah#Sejarah Islam bulan Muharram#Tradisi bulan Muharram
0 notes
Text
(fitnah) Istri Fir'aun, dalil andalan kaum patriarki
Banyak yang masih salah paham terkait istri Fir'aun. Yang akibatnya sering dijadikan alibi bagi para lelaki untuk membenarkan ideologi patriarki.
Perhatikan lagi ayatnya:
Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim. (Q.S At-Tahrim: 11)
Istri Fir'aun itu gak bisa gugat cerai, karena hakim-hakim negeri Mesir semua sudah dikuasai suaminya. Sementara beliau hanya berasal dari kalangan rakyat biasa, jelas beliau bukan tandingan untuk Fir'aun. Makanya beliau mengajukan gugatan langsung ke pengadilan tertinggi, Tuhannya.
Minta untuk dibangunkan sebuah rumah. Serta minta diselamatkan dari Fir'aun dan dari kaum yang dzalim.
Ibaratnya,
Seandainya aja, Fir'aun itu bukan raja Mesir.
Andaikata, Fir'aun itu cuma karyawan biasa dengan gaji 10jt/bulan.
Pasti itu istri Fir'aun juga diam-diam sudah bangun financial income sendiri, bangun rumah sendiri, baru dia menyewa pengacara untuk menyelamatkan dia dari suami dan mertuanya yang dzalim.
Itu yang dilakukan oleh istri Fir'aun!
Istri Fir'aun itu sabar dalam MEMBELA KEBENARAN.
Bukan MEMBENARKAN keadaan!
Istri Fir'aun itu disiksa justru karena beliau MEMBANTAH, MENENTANG, bahkan MELAWAN Fir'aun! Bukan karena "taat" dan "setia" pada Fir'aun, macam anggapan para pendukung patriarki.
Kalau mau istri taat, patuh, setia, dan mendukung setiap saat, pastikan dulu bahwa, sosok teladan yang dipilih adalah para nabi.
Lha, ini Fir'aun mau dijadikan sosok teladan? Ya, kalau yang mereka mention hanya istri Fir'aun, berarti secara tidak sadar, mereka sudah mengkonfirmasi bahwa "mereka adalah Fir'aun", makanya mereka berharap punya istri macam istri Fir'aun.
Dan ternyata, seriusan memang ada ayatnya... tentang orang-orang yang meneladani Fir'aun ini:
Maka Kami hukum Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang yang zalim. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka; dan pada hari Kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami ikutkan laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari Kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah). (Q.S Al-Qasas: 40-42)
Nah, kan. Ternyata kitab suci sendiri memang sudah menyebutkan bahwa kelak akan ada orang-orang yang meneladani Fir'aun.
Masalahnya di mana sih dengan konsep patriarki? Bukankah agama menyatakan bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi wanita, ya?
Laki-laki memang pemimpin bagi wanita, tapi makna "pemimpin" artinya mereka punya "tanggung jawab" lebih, terhadap si wanita; dan bukan malah "merasa" berkuasa atas mereka.
Suami yang sehat akalnya, akan mendidik istrinya untuk melaksanakan perintah Allah.
Sementara suami patriarki mendidik istrinya untuk melaksanakan perintah dirinya (suami).
Makanya jangan heran kalau kebanyakan suami patriarki memakai dalil istri Fir'aun. Karena mereka sendiri pun serupa Fir'aun yang menganggap dirinya Tuhan. Na'udzubillah...
#pernikahan#nikah#writers on tumblr#tumblr writers#writing#female writers#tulisan#self worth#self care#self love
39 notes
·
View notes
Text
Mulailah dari Gelisah
“Ada satu pesan terakhir?”
Ketika pada podcast LPDP aku ditanya satu pesan akhir, aku teringat nasihat mendalam dari KH Budi Ashari: “mulailah dari rasa gelisah.”
Eh gimana gimana? Rasa gelisah memangnya positif ya?
Ternyata yang dimaksud di sini adalah rasa keprihatinan pada suatu isu. Pada suatu masalah. Pada suatu problematika.
Rasa gelisah itu bisa amat berbeda di tiap orang. Ia hadir sebagai titipan pada hati tiap individu, yang beragam latar, cara pandang, pengalaman hidup, dan lingkungannya.
Kata kakak saya yang seorang dokter anak… banyaak sekalii bayi prematur di Indonesia yang tidak tertolong karena mahal dan terbatasnya inkubator. Kenapa harus impor inkubator sementara alat ini mudah dan murah dibuat? Kenapa harus mengikuti spek ukuran di jurnal ternama? Padahal realitanya di masyarakat, kamar mereka sempit dan bersebelahan dengan kandang kambing. Mana mungkin cukup? Kenapa alatnya terlalu berat sehingga sulit ditransportasi, sementara pasien kita hidup di pegunungan dengan akses jalan kaki terjal?
Ujar seorang Professor teknik mesin penggagas gerakan inkubator gratis untuk bayi prematur di Indonesia.
Aku sakit kanker kelenjar tiroid di usia muda, usia dimana seharusnya aku bersenang dan bermimpi. Tidak hanya fisikku yang sakit, mentalku jatuh. Padahal aku sendiri kuliah psikologi. Bagaimana dengan remaja dan pemuda lain di luar sana yang sendiri menghadapi sakit kronis? Yang dikucilkan? Yang tiap hari harus konsumsi obat? Yang tiap bulan tamasya-nya ke Rumah Sakit?
Ujar seorang penggerak komunitas pasien penyakit kronis.
Rasa gelisah itu tidak bisa direkayasa.
Rasa itu muncul dari belanja masalah pada realita. Muncul dari ilmu tentang kondisi ideal yang kemilau dari hasil literasi, diskusi, dan keyakinan atas ayat-ayat suci. Semakin berilmu, semakin gelisah.
Semakin tinggi ilmunya, semakin sadar akan standar ideal yang menjadi acuan, dan betapa tidak idealnya kondisi saat ini.
Sesederhana acuan penanganan “door-to-needle-time” pasien stroke 15 menit yang sulit diterapkan. Yang kemudian mendorong tim dokter saraf merevolusioner sistem pre-hospital penerimaan pasien stroke dengan mengintegrasikan alat CT scan di ambulans.
Atau sekompleks kenapa suasana kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan umat terjadi di tengah masyarakat.. sementara pada kitab suci dan tuntunan Nabi telah dipercontohkan sebagai panduan. Yang kemudian membangkitkan seseorang berjuang mendirikan madrasah. Kemudian memberi akses pendidikan yang kini menjadi aliran amal… dari ribuan sekolah di Indonesia dari bangku TK hingga perguruan tinggi. Iya, KH Darwis, pendiri Muhammadiyah.
Rasa gelisah itu bukan kebetulan.
Dipertemukan tokoh ini dan itu, orang ini dan itu. Dipertemukan bacaan-bacaan buku. Dipertemukan guru-guru. Dipertemukan ujian ini, kondisi itu.
Jadi mulailah dari rasa gelisah. Jika belum menemukan rasa itu, mungkin itu tanda baik dari Allah untuk kita lebih semangat mencari ilmu, semangat belanja masalah, semangat membaca buku. Lalu temukan celah-celah itu. Celah besar antara realita dan kondisi ideal.
Berdirilah di celah itu, rasakan kegelisahannya. persempitlah celah itu, mulailah dari situ.
Nanti akan Allah bukakan jalan untuk menjawab kegelisahannya.
InsyaaAllah.
Nabi Muhammad SAW adalah orang yang amat peduli. Amat khawatir dan gelisah tentang kondisi umat dalam kondisi kebodohan dan kerusakan serta kebiadaban saat itu. Ber-tahannuts di gua Hira, bukan karena menghindari masyarakat, justru karena beliau SAW adalah sosok yang selalu hadir di tengah masyarakat.. Rasulullah SAW merasakan kegundahan, kegelisahan, keprihatinan mendalam.
Wallahua’lam.
-h.a.
Kalau kamu, rasa gelisahnya terhadap apa?
55 notes
·
View notes
Text
TAPAK JEJAK
Lagi belajar nulis. Kumpulan kabar gembira bagi umat manusia sekaligus pengingat bagi diri sendiri.
Berikut beberapa tulisan tematik yang semoga bermanfaat bagi para pembaca :
#AbaMenulis
Kumpulan tulisan random dan suka-suka. Mau nggak efektif kalimat atau maksudnya, yang penting nulis dulu. Buat jam terbang.
#QuranReviewAba
Kumpulan tadabbur ayat Al-Quran dari buku "30 Days Make It Bettter" & "30 Night Make It Closer" dari Quranreview dan ayat-ayat random.
#CatatanKemenangan
Kumpulan tulisan saat bulan Syawal 1445 Hijriyah sebagai ikhtiar menjemput kemenangan abadi :
Adab Komunikasi Dalam Silaturrahmi
Amanah Rasul
Syahadat Adalah Perlombaan!
Adab Tak Lekang Zaman
Cinta dan Kacaunya Dunia Kita
Kenapa Dakwah?
Overthinking Hari Buku
Satu Alasan Bangkit
#SerialCinta
Kumpulan tulisan yang mencoba tidak bucin tapi mengajak untuk memahami arti cinta sejati :
Realitas Cinta
Absurditas Cinta : Cerita Buku
Seni Menanti Cinta : Cerita Buku
Ibadah Terlama
Cinta dan Perang Suci
Realitas Cinta #2
Cinta Jiwa Cinta Misi
#DakwahKampus
Kumpulan tulisan perihal dakwah kampus yang mayoritas berdasar keresahan dan pengalaman pribadi :
Soal Waktu
Amal Jamai
Tahu Tempe Dakwah
Teruslah Bergerak
Amal Yaumi
Kemenangan Dakwah Kampus
Pendewasaan
Perbaikan Diri
Dai dan Murrabi
Post Crisis Dakwah Kampus
4 Hal Penting Dakwah Kampus
#MonologPemimpin
Refleksi tentang kepemimpinan dalam rangka mempersiapkan pemimpin zaman :
1. Monolog Pemimpi(n)
2. Ruang Bertumbuh
#CeritaBukuAba
Aku juga menulis buku :
Bahtera Dakwah 2024 (Kumpulan tulisan tentang Dakwah Kampus) Kalau mau membeli, DM saja.
Menyala Kesatuan 2024 (Kumpulan tulisan menyambut Milad KAMMI ke-26) bisa baca di sini.
Tapak Mula 2024 (Refleksi Menuju Separuh Abad) bisa baca di sini
Tidak Bermula Dari 7 Oktober 2024 Membaca sekaligus donasi gas.
Cerita buku yang pernah kubaca, bisa ke sini.
Yang sudah baca bukuku, boleh dong kasih kritik saran
#menyambutkemenangan#seperempadabad#mengerikan#dakwahkampus#pemudaislam#perihalcinta#CeritaBukuAba#catatankemenangan#QuranReviewAba
62 notes
·
View notes
Text
36
Aku melihat cahaya dari kejauhan. Setelah kulihat lekat-lekat ternyata Ramadhan.
Kau adalah belasan rembulan yang kami tunggu, kehadiranmu sangat dinantikan, segala persiapan dilakukan, agar nanti saat bertemu, ada sebuah kesan, yang tak bisa dilupakan.
Ah, betapa tak sabarnya diri ini. Menunggu purnama yang dinanti. Kamulah yang membuat kami-kami terlahir seperti bayi. Bersih, tidak ada noda yang tersangkut dalam hati. Siapa lagi? Kalo bukan engkau: bulan penuh suci.
Kita akan segera bertemu. Dan untuk kali ini, aku janji, aku tidak akan membiarkanmu lagi. Tidak akan kulewatkan sedetik-pun melainkan bersamamu. Akan aku isi hari-hariku hanya bersamamu. Hanya. Bersamamu. Kuharap Allah memperkenankanku untuk berjumpa denganmu. Tiada keindahan yang terbaik melainkan di sepuluh malam terakhir bersamamu, menghabiskan malam hanya bersamamu. Menikmati sepertiga malam sambil di iringi lantunan ayat cinta yang membuat hati kami menjadi sendu.
Duhai Rabbi, pertemukanlah kami dengan malam istimewa, yang isinya lebih baik dari seribu bulan lamanya. Kami akan merayakannya dengan amalan yang tersusun rapihnya. Insya Allah, kami akan menggetarkan singgasana-Mu tersebab langitan doa-doa. Tidak hanya itu, akan kami buat basahnya hamparan sajadah tersebab tetesan air mata penyesalan nan dosa. Kami hanya berharap, butiran air mata yang terjatuh, yang turunnya satu per satu, mendekatkan langkah kami menuju surga. Aamiin. Semoga.
Wahai pemilik sembilan puluh sembilan nama. Pertemukanlah kami dengannya. Rancaekek.
123 notes
·
View notes
Text
Cinta-cinta yang Merekah di Bumi
Dear Sabian,
Beberapa hari yang lalu akhirnya tiba kabar haru itu, Nyala telah lahir setelah tiga bulan sebelumnya kamu lahir serta setelah enam bulan sebelumnya Bassam lahir.
Mungkin mulai kini grup kami akan dipenuhi oleh cerita dan gambar-gambar tentang kalian—tentang tiga anak laki-laki yang lahir ke bumi membuat rekah banyak cinta di hati. Tak henti-henti doa-doa baik menghujani setiap hela nafas dan mata yang menatapmu.
Menuju bulan ke empat sejak kamu lahir, kini ada banyak hal yang ingin Bubu tuliskan. Tentang senyum yang merekah memenuhi seluruh ruang di rumah maupun di hati.
Beberapa hal yang sangat mudah membuat senyum dan tawamu terlukis adalah ketika kamu mendengar suara "ngo-ngo-ngoh.." yang entah itu artinya apa karena ayahmu hanya bersuara asal dan ternyata itu cukup selalu berhasil membuat tawamu hadir.
Kamu juga tersenyum sambil tak henti mengoceh saat Bubu melantunkan ayat-ayat suci-Nya, entah karena merasa diajak bicara atau sebenarnya kamupun ingin mengaji bersama Bubu.
Hal lain lagi ialah ketika kipas souvenir pernikahan tantemu dilayangkan ke arahmu, kamu sungguh tertawa lepas walau setiap anginnya yang berhembus ke hadapanmu membuatmu terkejut tetapi ternyata kamu suka.
Dan yang tak akan Bubu lupakan adalah setiap usai kenyang menyusu selalu kamu bayarkan dengan sebuah senyuman yang teramat manis dan hangat sampai ke hati, Nak. Terima kasih.
Bubu juga ingin meminta maaf jika sempat membandingkan kamu dengan Bassam tentang mengapa Bassam cepat sekali sudah bisa tengkurap sedangkan Sabian belum, padahal Bubu sangat paham bagaimana terlukanya hati seorang anak jika dibanding-bandingkan. Maaf ya, Nak.
Seharusnya Bubu lebih melihat tentang hal baik yang sudah bisa Sabian lakukan seperti pandai mengoceh dan menendang-nendang dengan kaki serta Sabian-lah seseorang yang selalu di sisi Bubu, menemani memasak, mencuci, dan lain sebagainya—dengan tenang menjadi anak baik yang asyik duduk di bouncernya. Bubu akan terus ajari dan menunggu sampai kamu mampu. Terima kasih sudah mau belajar anakku, Sabian. 🤍
_
Rabu, 5 Juni 2024 | 08.57
Sabian tertidur lagi setelah kenyang,
Bubu lekas sarapan dan bebenah
10 notes
·
View notes
Text
#CatatanRamadhan.22
"Begitu di atas puncak, kau ingin terus disana kan?"
Pertanyaan sarkas dari salah satu tokoh di Kunfu Panda 4 kepada Po yang tetap mempertahankan legend warriornya padahal sudah saatnya regenerasi membuat berpikir lama, coba mengorelasikannya dengan kondisi semangat beribadah yang menggeliat di bulan suci ini.
Merasakan nikmat ketika shalat taraweh berjamaah, rasanya ingin terus seperti ini. Merasakan nikmatnya ujian quran lancar dengan ustadzah, rasanya ingin terus seperti ini. Merasakan kasih sayang Allah yang begitu besar dengan dibangunkan sebelum subuh tanpa rasa kantuk, rasanya ingin terus seperti ini. Merasakan nikmatnya menangis ketika sedang memanjat doa, rasanya ingin terus seperti ini.
Ayo kita berjuang mencapai puncak kejayaan! Perubahan sejati terjadi dalam diri kita. Kau tak pernah tahu kekuatanmu seberapa, sampai kau berusaha mencobanya.
Lalu Po membalas pertanyaan sarkas tadi dengan nada optimis. Baginya, "berakhirnya masa berada di posisi puncak" tidaklah menjadi alasan ia mengendurkan ikhtiar mencapai kekuatan sejati. Tetap harus berjuang meningkatkan kapasitas diri meski keadaan sudah tak senyaman dulu, dimana lingkungan begitu kondusif menjadikan ia seorang jagoan.
Maka, di waktu Ramadhan yang sudah berakhir ini (tulisan ini dibuat tanggal 1 Syawal 😭🤣). Dimana lingkungan tidak sekondusif ketika Ramadhan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, kamu harus terus berjuang menggapai puncak kenikmatan ibadah itu ya!
Kamu pasti bisa! Seberjuang apapun kita, sungguh tak ada seujung jari pun perjuangan beribadah yang telah dilakukan oleh para salafus shalih terdahulu. Jadi tidak usah ragu untuk gempur terus tekad juangmu. Bismillah dengan izin Allah, kamu bisa anak baik!
8 notes
·
View notes
Text
Fia, perasaanku saat ini seperti mendengar kumandang takbir pada maghrib pertama di bulan syawwal. Di satu sisi hatiku bergemuruh bahagia karena menyambut Idulfitri nan suci. Tapi berpisah dengan Ramadan adalah bagian lain dari hatiku yang menangis sesenggukan.
Kurang lebih seperti itulah rasanya. Bahagia pasti, tapi sedih juga tak bisa dipungkiri.
Doa terbaik untukmu Fia, sahabat taat yang membersamai sejak masa putih abu-abu. Terimakasih sudah menjadi yang tetap membersamai hingga detik ini.
Meski nanti Allah pisahkan dengan jarak, semoga doa-doa baik terus beranak pinak. Meski kelak jarang bertemu, semoga kita senantiasa berpadu dalam qolbu.
Dan yang terpenting…
Dimanapun.
Kapanpun.
Bersama siapapun. Semoga Allah senantiasa istiqomahkan dalam ketaatan.
Selamat menjemput takdir baru, Fia. Selamat mengecap nikmatnya ibadah sepanjang hidup. Semoga Allah persatukan dalam sakinah mawaddah dan rahmah hingga ke syurga.
By Sitik
Your lovely chairmate 🤍😊
Palembang, 30 April 2023 || 04.48 || Semoga Allah berkahi✨
48 notes
·
View notes
Text
Di Bulan Ramadhan, AWAS Berikan Santunan Pada Anak Yatim dan Beri Bantuan Sembako Pada Tukang Becak
SAMPANG, MaduraPost – Aliansi Wartawan Sampang (AWAS) kembali memberikan santunan kepada anak yatim dan paket sembako kepada Abang becak, bertempat di Sekretariat AWAS di Selong Permai, Selasa (28/3/2023). Dalam menyambut HUT ke-1 tahun AWAS adakan Raker, dilaksanakan di Malang, sehingga dilanjutkan, memberikan santunan anak yatim, paket sembako kepada kaum dhuafa, Abang Becak dan penjual pisang…
View On WordPress
0 notes
Text
Sudut Memori
Ketika kecil dulu memori apa yang paling menempel bagimu tentang Ramadhan?
Apakah tentang momen kebersamaan memainkan petasan? Apakah tentang proses mencoba puasa untuk pertama kali ? Atau apakah tentang kegiatan tarawih-tadarusan hingga merayakan malam takbiran?
Jika engkau bertanya denganku barangkali ingatan sederhana yang muncul ingatanku hanya satu, yaitu momen sahur dan berbuka bersama keluarga
Terlihat sangat sederhana bukan? Namun, nyatanya hal yang paling sederhana sering kali menjadi sesuatu yang sangat istimewa Namun, nyatanya hal yang paling sederhana lah yang akan membawakan bahagia kepada kita
Hal sederhana yang tengah kuingat itu adalah sebuah rangkaian momen hangat nan berkenang yang selalu menenangkan hati
Tatkala turut serta membantu persiapan memasak atau membawa lauk pauk Tatkala waktu saling membangunkan untuk sekadar bersiap sahur atau mendengarkan adzan berbuka Tatkala berbincang santai dan bercanda gurau saat menyantap pangan yang ada
Kendati pun begitu, apa pun momen bulan Ramadhan yang melekat dan teringat dalam sudut memori, mampu menjadi pengingat untuk menyambut dan giat meraih kebaikan di bulan yang Suci.
"Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang atau terjauhkan (dari kebaikan)." (H.R Imam Ahmad)
8 notes
·
View notes
Text
Setiap tahun, perbedaan selalu menyertai hari Raya, dan di setiap peristiwa tersebut tersimpan berbagai hikmah yang berharga. Pada Ramadhan kali ini, khususnya di penghujung bulan suci itu hingga dua hari setelah Lebaran, berbagai berita duka terus datang menghampiri. Mulai dari kepergian suami sahabat, Ayah dari sahabat, hingga kerabat dekat seperti om, tante, dan saudara yang sedang dirawat di rumah sakit. Luka hati seolah belum sempat mengering, namun luka yang lainnya pun segera menyapa, demikianlah lika-liku kehidupan yang tak terduga.
Kejadian-kejadian tersebut memicu berbagai refleksi dan diskusi, baik dengan keluarga maupun orang-orang terdekat, mengenai hakikat kepulangan yang sejati. Kepulangan yang abadi, kembali kepada Sang Pencipta. Hal ini mengundang pertanyaan mengenai amal yang masih jauh dari cukup, kesiapan menghadapi kehidupan setelah kematian, serta menelusuri satu per satu ambisi dunia yang kerap mengaburkan tujuan akhirnya.
Kehilangan bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. Ia bukan hanya sekadar momen singkat yang bisa dilewati dengan mudah. Bagi sebagian orang, kehilangan merupakan pengalaman yang membutuhkan waktu dan proses yang panjang untuk mencernanya. Terutama bagi mereka yang merasa sangat dekat dengan orang yang telah pergi.
Proses menyikapi kehilangan bisa menjadi perjalanan emosional yang rumit. Saat seseorang kehilangan sosok yang sangat dekat, mereka mungkin merasa hampa dan kehilangan arah. Proses merangkai kembali pikiran dan perasaan membutuhkan kesabaran dan waktu yang tidak sebentar. Bagaimanapun, setiap orang merespons kehilangan dengan cara yang berbeda-beda.
Namun, dari kehilangan juga terkadang muncul kekuatan dan pemahaman yang baru. Meskipun prosesnya sulit, banyak orang yang berhasil menghadapi kehilangan dengan lebih kuat dan bijaksana. Mereka belajar untuk menghargai momen-momen bersama yang telah berlalu dan membangun kedalaman emosional yang lebih dalam. Meskipun tidak ada yang bisa mengatakan bahwa kehilangan mudah, namun dari proses tersebut, seseorang bisa tumbuh dan berkembang menjadi versi diri yang lebih baik.
Peluk erat dan doa menyertai sahabat dan keluarga yang sedang diuji..
Jumat, 12 April 2024 | Rumah [Sinjai]
10 notes
·
View notes
Note
Permisi dok mau tanya kenapa ya skala rasa sakit tiap orang bisa beda-beda, dan apakah ada cara untuk meningkatkan skala rasa sakit biar bisa lebih tahan sakit😅🙏🏻 -dari aku yg low pain tolerance wqwq, trims dok
Spektrum Nyeri
Wah berasa ujian. Harus buka lecture saat blok Saraf nih haha, ada satu bab khusus tentang fisiologi nyeri.
Ada banyak cara manajemen nyeri sebenarnya, farmakologis maupun non-farmakologis. Tapi sebelumnya… bedakan dulu apakah nyeri ini bersifat akut atau kronis. Karena nanti penatalaksanaannya bisa berbeda.
Ada banyaak jurnal dan artikel tentang pain treshold ini seperti olahraga, relaksasi, pengalihan pikiran, akupuntur, dll… namun sebagai dokter dan pasien yang juga memiliki nyeri kronis, mungkin aku sedikit berbagi insights lain saja yaa:
1. Nyeri adalah makhluq Allah. Tidak mungkin Allah menciptakan rasa sakit itu tanpa hikmah. Unik ya, ada yang ambang nyerinya rendah, tinggi, bahkan ada yang diuji dengan tidak dapat merasakan nyeri!
Teringat pasien diabetes kami, yang ulkus di kakinya sedemikian parah, berlubang dan bernanah (bahkan kadang berbelatung)… ternyata diakibatkan kehilangan rasa nyeri! Allah uji dengan dicabutnya rasa nyeri itu.. sehingga ketika beberapa bulan sebelumnya telapaknya terluka, ia tidak menyadarinya. Akibatnya, terlambat diobati dan ditangani dengan tepat.
Di sisi lain..
Dulu saat di Masjid Nabawi, diperjumpakan seorang wanita Mesir yang diberikan Allah ujian penyakit rheumatoid arthritis, ketika sistem imun tubuhnya menyerang sendi-sendi. Nyeri sekali, shalat pun ia tidak bisa berdiri.
Dari dialog Arab/English/Google Translate kami, ada satu hal yang ia sampaikan: Dengan sakitnya itu, ia benar-benar mensyukuri seluruh persendiannya. Di saat teman serombongannya berjalan-jalan ke mall dan stay di hotel. Wanita ini memilih berdiam di masjid saja, karena “hadiah” rasa sakit yang Allah berikan itu. MasyaAllah.
Teringat juga seorang ustadzah yang ditakdirkan lahir dengan kelainan kolagen yang membuat tubuhnya jauh lebih lentur dibanding populasi normal. Sehingga hari-harinya akrab sekali dengan rasa nyeri pada seluruh tubuhnya. Kata seorang murid beliau, suatu hari: alhamdulillah jadi mesin penggugur dosa seumur hidup… Beliau bilang bahwa sakit dan sehat, sama-sama kendaraan untuk mendekat kepada Allah.
2. Pertolongan Allah
Berita para ibu Palestina yang dari rahimnya melahirkan para pejuang syuhada, namun dioperasi Caesar tanpa anestesi bagiku di luar nalar.
Berita para pejuang yang diamputasi tanpa anestesi bagiku melebihi bukti dari jurnal manapun. Dari lisan mereka hanya ayat suci Al-Qur’an yang tidak berhenti menderes. Sebagaimana seorang Sahabat yang minta diamputasi saat khusyuknya dalam shalat.
Hari ini kita ditampakkan..
Tentang kun fayakun, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, termasuk memutus jaras rasa nyeri itu sebagaimana Allah dinginkan api yang membakar Nabi Ibrahim as.

Jadi buat siapapun (termasuk meningatkan diri sendiri) yang diuji dengan nyeri, semoga Allah takdirkan penghapusan dosa bersamanya. Semoga Allah jadikan sakitnya itu penghantar menuju kedekatan bersama Allah. Semoga Allah angkat rasa nyerinya.. aamiin aamiin!!
-h.a.
38 notes
·
View notes
Text
Tahsin Al-Aqsha
Kalau senggang nonton deh podcast temani yang ini. Daging banget.
youtube
Oh ya, aku menuliskan pengalamanku tentang Al-Quran, kalian bisa membacanya sekaligus donasi di sini.
Singkatnya, aku tersadarkan atas kesombonganku dulu dan mengosongkan waktu untuk belajar tahsin dari 0.
Memang, aktif di lembaga pergerakan Islam tak menjamin kita mampu memahami Al-Quran. Kita itu harus terus belajar, jangan merasa puas.
Aku menyadari satu hal, bahwa Al-Quran memberi jalan atas segala ujian. Sesederhana pelajari, baca, dan tadabburi. Hidupmu akan lebih tenang.
Mas Syukri memberikan tips, "nek kowe nganggur tilawah o, oponeh jomblo"
Pun, dengan Perang Thufaan Al-Aqsha ini, aku tersadarkan bahwa yang menjadi pembebas Tanah Suci adalah orang yang menjadikan Al-Quran sebagai bagian hidupnya.
Alhamdulillah setelah beberapa bulan ikut progam hari ini sudah mengikuti ujian tahsin . Meski terasa mudah, namun jangan buru-buru ujub. Perjalanan masih panjang.
"Setelah mempelajari Al-Quran, maka sangat mudah bagimu untuk mempelajari apa yang ada di dunia" (Ibnu Sina)
Dan, kita niatkan bersama Al-Quran, berusaha memantaskan diri, menjadi bagian pembebas Masjidil Aqsha.
Pondok Alima, 29 Oktober 2024
Menuju Kemerdekaan Palestina
***
Baca sekaligus donasi, bisa klik disini
#menyambutkemenangan#seperempadabad#mengerikan#abamenulis#catatankemenangan#dakwahkampus#pemudaislam#ceritabukuaba#monologpemimpin#Youtube
17 notes
·
View notes
Text
Akan Kusebut Namamu Secara Ugal-ugalan, Tapi Kok Malah Nabrak
"Akan kusebut namamu dalam doa secara ugal-ugalan" Aku tersenyum seraya termotivasi atas sebuah postingan instagram yang dilatarbelakangi momen sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan. Doa-doa di sepuluh hari terakhir peluang dikabulkannya lebih besar, termasuk waktu mustajab. Aku bertekad untuk banyak-banyak berdoa untukku dan juga orang-orang yang kusayang.
Kemudian sepuluh hari terakhir berjalan hari demi hari. Aku merasa doaku tidak ugal-ugalan, cenderung lambat hingga kembali cepat tidak beraturan. Apalagi saat masa-masa haid, benar-benar beringsut.
Kembali suci aku coba gas kembali. Hingga kemudian aku mendengar seorang imam memimpin doa di sepertiga malam, "doa ini diulang sebanyak 3x." Setelahnya sang imam membaca puji-pujian kepada Allah dan shalawat yang panjang, baru dilanjutkan dengan doa. Aku merasa tertampar atasnya. Teringat kisah Nabi Ibrahim, Nabi Zakaria, serta Nabi Ayub dalam kepala. Teringat petuah tentang doa layaknya seseorang yang mengayuh sepeda.
Bagaimana mau sampai jika aku mengayuh doaku saja hanya di momen-momen tertentu. Bagaimana Allah mau mengabulkan jika doaku bukan penuh harap tetapi penuh ego dan datang ketika hanya butuh. Syarat sampai kemenangan ternyata bukan hanya tau tujuan, tetapi juga memahami rute perjalanan. Akan kusebut namamu secara ugal-ugalan, tapi aku sedang berusaha untuk selamat sampai tujuan.
11 notes
·
View notes
Text
Melangkah dengan Makna
Saat kita memasuki bulan Ramadhan, janganlah dalam keadaan taqwa yang compang-camping.
Bekal yang kita siapkan pada bulan Sya'ban akan menentukan keadaan kita di bulan Ramadhan. Maka, perbanyaklah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan ini sebagai bekal dan pemanasan menyambut bulan suci Ramadhan.
Semoga setiap amalan yang kita lakukan di bulan Sya'ban menjadi titik awal untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada-Nya.
10 notes
·
View notes
Text
Memaknai Bahagia
Mentafakkuri nafsi; di bulan ramadhan yang suci
Pada dasarnya, manusia hanya menanti dari satu kebahagiaan menuju kebahagiaan yang lain. Setelah itu apa? Hampa. Sebab dia sadar, jika rasa bahagia itu hanya memberikan efek hormon dophamin saja—euforia sesaat. Bahwa bahagia itu mempunyai durasi dan tidak akan bertahan selamanya. Pagi hari mungkin dia bergembira, namun di sore hari ia kembali berduka. Oleh sebab itu, manusia terus mencari, mengejar sesuatu yang sekiranya dapat memuaskan hasrat duniawinya terus menerus. Menunggu pengumuman kelulusan kuliah, atau menunggu info diterima dari pekerjaan misalnya.
Hal ini terus berlarian di kepala dan terus membuatku bertanya, "sampai kapan siklus ini akan terus berlanjut? Jujur saja ini cukup melelahkan, tapi terkadang aku tidak tau bagaimana caranya berhenti." Sebab saat aku berhenti, aku akan merasa diriku tiada berarti. Namun saat terus mengejar, aku merasa bahwa diriku terlalu ambisius, sesekali merasa bosan, namun ada sesuatu yang kurasa masih kurang.
Hidup tak ubahnya hanyalah wujud sebuah pelarian, dari rasa ketidakbahagiaan untuk kemudian mencari bahagia lain yang kuinginkan. Sampai lupa, jika ada yang perlu dibenahi dari diriku sendiri. Barangkali bukan aku yang tidak beruntung, hanya saja aku yang kurang meluaskan syukur. Bahwasanya, ada banyak sekali hal-hal sederhana yang perlu untuk dinikmati dengan sedemikian rupa. Sebab siapa yang tau? Jika di lain waktu, bahkan sedetik pun atau setitik kesempatan saja tak bisa kudapatkan dengan begitu mudahnya seperti saat sekarang, apalagi sampai menikmatinya.
Barangkali, sebenarnya aku hanya perlu menikmati hari ini tanpa perlu mengkhawatirkan hari esok. Dengan catatan, jalani setiap hari-hari yang dilalui dengan pembelajaran dan kegiatan positif. Entah memaknai hal-hal sederhana sekali pun. Seperti betapa beruntungnya diri, kala shubuh ini masih dapat bernafas menghirup udara sejuk dari surga, lalu melaksanakan shalat shubuh beserta sunnah qobliyahnya. Mungkin bagi orang lain hal itu hanya sesuatu yang biasa saja. Tapi bagiku, hal itu sungguh membuat batinku tentram luar biasa. Bahkan melebihi kebahagiaan-kebahagiaan yang pernah ada. Kau tidak akan tau sudah sejauh mana dunia merubahku. Aku yang dulu dapat melaksanakan sholat shubuh tepat waktu di setiap harinya, namun kini hanya dapat melaksanakannya kadang-kadang saja. Syukur-syukur ada bulan suci ramadhan, yang mengharuskanku terpaksa untuk membuka mata lebar-lebar, menahan kantuk yang sudah tak tertahan hingga menjelang waktu shubuh tiba.
Dan pada akhirnya, diriku menyadari jika kebahagiaan itu dapat kutemukan setiap saat, bahkan di setiap tempat. Sebab ia terletak di hati, dan diri sendiri yang menciptakan. Maka jika rasa bahagia itu sudah bersemayam di hati, kurasa ia tidak akan mungkin pergi kemana pun raga ini berlari. Dan tentu akan lebih baik jika hati sebagai tempat bersemayamnya kebahagiaan, juga dirias dengan hubungan yang indah dengan Tuhan pemilik semesta alam.
Semoga kita senantiasa selalu dalam lindungan dan Ridho Allah. Swt. Semoga kita tidak menyiakan Ramadhan kali ini dengan kesia-siaan yang merugikan kita, lalu membiarkannya berlalu begitu saja.
Salam hangat, selamat berpuasa :)
—Temusukma
10 notes
·
View notes