#bubar
Explore tagged Tumblr posts
Text
Ferbian #454 Bubar - Though it looks like a bubble, in order to deter predators, the mass on its back is moulded from toxins that Bubar secretes from the growth on its head, forming a relatively durable surface. To rest, Bubar pokes its way through with the horn on its head, and the "bubble" reseals
8 notes
·
View notes
Text
proposing the a variation of the acronym FUBAR but its BUBAR - Blorboed Up Beyond All Recognition. for when fandom has little guyed a character so much that they basically become a completely separate character bearing little resemblance to the original. also when you say it out loud it sounds like boober
#i mean it as a neutral thing really#its a tradition as old as fandom itself probably#i mean where would minecraft fans be without BUBAR for example#''this isnt just a grown man playing block game with friends. he has wings and vaguely defined powers and so much trauma#and im going to make a baroque painting about it''#on the other hand though sometimes youre trying to talk to someone about canon and you realize they have blorboed too hard#and completely forgot the difference between canon and fanon
2 notes
·
View notes
Text
carvajal injury vinicius injury
1 note
·
View note
Text
JI Membubarkan Diri dan Minta Maaf
Oleh: Ustadz Irfan S. Awwas (Arrahmah.id) – Sukses deradikalisasi BNPT. Pada 30 Juni 2024, JI resmi membubarkan diri dan minta maaf. Termasuk perubahan kurikulum pendidikan pesantren yang berada dibawah komando JI sebelum bubar. Pernyataan pembubaran diri dibacakan oleh Abu Rusdan dengan mengatasnamakan hasil musyawarah para petinggi dan senior Jamaah Islamiyah (JI). Kesadaran yang terlambat…
View On WordPress
0 notes
Text
Berpikir Positif pada Hidup Sendiri
Dulu aku sempat bertanya-tanya pada guruku,"Mengapa kita membuat rencana sedemikian rupa buat masa depan, padahal ujung-ujungnya kalau takdirnya berkata lain - ya bubar semua."
Aku pernah berpikir buruk tentang masa depanku sendiri. Sewaktu kuliah dan bingung harus ke mana setelah itu, aku masih tidak yakin bahwa masa depanku akan bisa mencapai hal-hal yang pernah kutulis dalam rencanaku.
Guruku mengajarkan untuk tidak pernah putus harapan kepada Tuhan. "Jika saat ini kamu memiliki bibit tanaman ditanganmu, tetaplah tanam sekalipun kamu tahu besok pagi akan kiamat." Aku belajar untuk berpikir positif dengan hidupku sendiri.
Karena dari hidup yang telah berjalan, aku diajarkan oleh mereka jika orang pertama yang "hijack" hidupku adalah diriku sendiri.
Diriku sendiri yang mematahkan mimpi.
Diriku sendiri yang tidak yakin sama diri sendiri. Diriku sendiri yang menghalangi untuk mengambil kesempatan karena terus menerus memelihara rasa takut.
Diriku sendiri yang tidak pernah memberi penghargaan yang layak untuk apa-apa yang sudah dilakukan.
Diriku sendiri yang mengerdilkan apa-apa yang aku lakukan.
Diriku sendiri yang menghalangiku mendapatkan pelajaran karena terus menerus merasa benar dan keras kepala, tidak bisa menerima nasihat.
Diriku sendiri yang menghalangiku dari orang-orang baik karena aku berdiam diri, mengurung diriku, tak mau mulai berkenalan dengan orang dan membuka diri.
Diriku sendiri, yang selama ini melakukan semua itu. Dan aku tidak bisa menerima kenyataan itu, melempar kesalahan-kesalahan diri sendiri ke orang lain. Orang lain yang jahat, orang lain yang begini dan begitu. Seolah-olah hidupku paling menderita dan tidak bisa melihat orang lain yang kubenci juga bahagia. Hidupku penuh dengan rasa benci.
Dulu.
Kini aku merasa telah melewati semua itu. Banyaknya orang yang silih berganti dalam hidup. Ada yang membawa kebaikan, ada yang membawa pelajaran. Yang penting bisa terus melihat dari sisi positif, melihat ke dalam diri dan banyak refleksi.
Dunia ini terus berjalan dengan beragam situasi. Ada kondisi baik, ada kondisi yang mungkin tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan. Tetaplah membuat rencana buat hidup sendiri. Hal-hal baik di masa yang akan datang yang ingin diraih, yang ingin diperjuangkan. Percaya terus kepada Tuhan yang memiliki hidup, Dia tidak mungkin membuat takdir yang buruk. Semua takdir itu baik, kita sajalah yang sering salah memahami maksudNya. Mungkin karena keterbatasan ilmu kita, atau mungkin karena bebalnya diri kita, kerasnya hati kita untuk menerima nasihat dan kebenaran.
Semoga diri ini terus dimudahkan untuk bisa memahami hal-hal tersirat dalam hidup. Semoga hati ini dilembutkan sehingga mudah menerima kebenaran. Semoga lisan dan tangan ini juga mudah dikendalikan, agar tidak keluar kata-kata buruk yang menyakiti orang lain. Dan juga, menyakiti diri sendiri.
523 notes
·
View notes
Note
sekelas mas kayyis kok belum nikah sih, pasti banyak yang antri , atau mas kayyisnya aja yang terlalu pemilih ?
sekelas ku banyak kok yg udah nikah, bahkan ada yg udah punya anak, dan masalah antrian saya tegaskan; saya belum buka toko apapun, jadi jangan ngantri disini, bikin runyam, bubar cari toko yang udah buka
"terlalu pemilih" dateng ke bilik suara buat milih calon pemimpin aja kudu mikir dulu, masa saya gak boleh mikir. "ntar gak nikah-nikah" nikah bagian dari sunnah, belajar ilmu aqidah, fiqh, bahkan kedokteran bagian dari fardhu ain dan kifayah
semoga Allah lapangkan dada kita untuk terus berprasangka baik kepada saudara muslim yang lain, berprasangka baik kepadaa takdir Allah, dijaga dari keburukan akhlak dan adab, didekatkan dengan kebaikan
23 notes
·
View notes
Text
Fase-Fase Krusial Ibu
Hal yang paling ku-concern di fase baby, yaitu jam rutin dan feeding rules. Mengapa? Karena kalau satu ini berjalan dengan baik, insyaAllah aku bisa lebih waras menjalankan rutinitas yang lain. Kebayang-bayang saat itu, aku berada di fase yang lagi belajar masak, tiba-tiba harus belajar buat MPASI. Dueng deng deng.. nano nano rasanya
Zuzurrly.. aku bukan tipikal manusia yang jam aktivitasnya runut. Dulu mau bangun pagi atau kesiangan, sarapan aja bisa jam 11, ga pernah biasa sarapan pagi. Namun, banyak berubah setelah menikah, punya suami yang kegiatannya rutin. Mau ga mau setelah punya anak, juga harus membiasakan jam rutin yang dimulai dari jam tidur
Apakah mudah? Oh, tentu tydaaacc, harus ada kesadaran dan kemauan diri, membangun team work dengan orang terdekat. Kebetulan aku merantau, jadi timku ya suami. Beribu-ribu syukur, suami mau ikut andil dan tanggungjawab, meski dia juga sibuk
Di usia anak yang sekarang 1,5 tahun, aku mulai merasakan manfaatnya. Di jam makan/snack, dia sudah bisa minta makan sendiri, meski yaaa sering pilih-pilih juga. Namanya anak kan juga manusia—sama seperti orang dewasa, tentu punya selera. Tinggal akunya aja kadang beli makanan kalau lg capek masak, kadang juga mood buat stok ina inu. Btw.. jam rutin ini ga selalu berjalan mulus, terkadang dia juga bangun kesiangan, jadi bubar banget moodnya dan agak sulit makan
Setelah konsul dengan DSA yang cocok, aku jadi lebih tenang saat memvalidasi apa-apa yang kami khawatirkan kemarin. Feeding rules di usia >1 tahun, jauh lebih fleksibel sesuai dengan kondisi dan tipikal anak. Berasa legaaaa banget setelah perjuangan kami kemarin yang hadeh hadehhh, masyaAllah alhamdulillah
Yang aku renungkan dari sini ialah "setiap fase akan berlalu, ini tidaklah lama". Saat ini berada di fase struggle dengan huru-hara anak di rumah, berusaha buat menormalisasi rumah berantakan, karena sudah mau masuk ke fase toddler. Aku butuh pikiran yang tenang supaya gak ngomak ngamok, lalu bisa membantu menyalurkan energinya si kecil
Belajar dari masa kehamilan, dimana ketidakmampuanku untuk membatasi diri dari hal-hal pemicu stress, yang berpengaruh besar terhadap janinku. Kini, sedikit demi sedikit aku mulai mampu menyapu hal-hal yang menguras pikiranku
Kita seorang hamba, tidak bisa jauh-jauh dari-Nya; kita selalu butuh akan kekuatan-Nya. Ternyata, aku bisa melewatinya, meski banyak badainya juga. Kalau bukan karena pertolongan Allah, akupun tiada daya pula
Jakarta, 26 Oktober 2023 | Pena Imaji
83 notes
·
View notes
Note
What should we make of Alexander I and Perdiccas II both having long 40+ years long reigns, only for all of their successors having substantially shorter ones? And, if you are in the mood, who do you think was the better ruler between the two?
First, I thought I’d mention one of the cool things to come out of the recent ATG conference is a plan to produce an edited collection: Alexander I and the Making of Macedon. It’ll be a while, but if I can get us a publisher, I’ve got the contributors.
Also of note, Sabine Müller and Johannes Heinrichs are producing a monograph on Alexander I in English. She has a great one on Perdikkas but it’s in German, so I was very happy to hear this.
Finally, I've got a number of racked-up Asks. This answer will answer about three of them. I'll link it to the other questions. :-)
To the questions: it’s really hard to compare Alexander I and Perdikkas II simply because they were dealing with very different circumstances. Alexander I had Persian assistance holding the throne, while Perdikkas was tossed off his throne at least once.
The biggest difficulty is a source problem. ALL our info about these guys (outside archaeology) comes from Greeks, who were chiefly interested in them only when they intersected with the southern Greek world. There’s a fair bit about Alex I’s internal politicking that we just don’t know. What we call “Lower Macedon” probably only goes back a couple generations, despite the mythical king list. We find a MARKED change in burial practices c. 570 BCE, which is before Persians were mucking around up there. This suggests a change—or more likely consolidation—in the lowland Macedonian ruling elite, both west and a bit east of the Axios River.
If Alexander I took over c. 500-495 (coin above), and his father Amyntas (about whom we know nothing but a name) ruled for 20/30-ish years before, then Alexander’ grandfather (Alketas) or great-grandfather (Airopos) would have consolidated the area around Aigai. Yet ALL names before Amyntas I are essentially fictional. Certainly the “founder’s” name changed across time. It’s Perdikkas when we first hear of it in Herodotos, but may have shifted to Archelaos later (see Euripides’s play of that name). Later yet (under Philip), it seems to have become Karanos. If Bill Greenwalt’s theories are right. This is not a real person in any historical sense.
The problem with dating Alexander I is that we neither know for sure when he took the throne nor when he died. It was convenient for Alexander to blame his father for any concessions to the Persians, but he—not Amyntas—married his sister Gygaia to a Persian (Bubares, son of Magabazus and distantly royal).* More likely he was already on the throne in the 490s but may have been quite young. He seems to have used the Persian presence to further consolidate the (new) Macedonian kingdom—against Paionians and others—adding territory as far away as Amphipolis, at least temporarily, and thus, getting hold of both silver and gold mines to mint coins. The Echedoros River also held gold. All the gold in pre-Alexander Macedonia was pacer mining (panning), not from the gold mines of Mt. Pangaion. Yet gold, while present in the rivers, only became important in graves in Macedonia c. 570…it’s part of that startling shift in burials that we see.
We also don’t know exactly when Alexander I died and Perdikkas took over. He was still king at the end of the Persian Wars in 479/78, but dead by 450. His death may have been closer to 460, or even earlier. So his reign was probably more like 30-35 years. Perdikkas perhaps reigned longest of all—one reason he’s exceptional. I wonder if the Peloponnesian War itself may have contributed to his success: for all he had his challengers, if Macedon wanted to survive as an independent political entity, they needed to rally around him.
Yet he faced his share of opposition from other Argeads as well as the very powerful Upper Macedonian kingdoms of Lynkestis (Lynkis) and Elimeia, not to mention predatory Illyrians. That’s why Perdikkas sought an alliance with Brasidas of Sparta, but apparently couldn’t even control his own troops enough to keep them from deserting when facing Illyrians. That earned Brasidas’s wrath. As a result, Perdikkas (coin below) had to make nice with Athens.
That’s just one example of Perdikkas’s deal-making during the war. He had quite a job of diplomatic shuffling—no doubt learned from Daddy Alexander. Neither had a kingdom anywhere near strong enough to fend off Persia, or Athens and Sparta later. The fact Perdikkas didn’t end up a client king to either Sparta or Athens is a testament to his diplomatic skill.
Perdikkas’s eldest son Archelaos wasn’t the “illegitimate” son of a slave but of a lesser wife, which is why the younger (unnamed) son initially inherited. Archelaos quickly did away with him (plus an uncle and cousin), then proceeded to continue the modernizing work of his father and grandfather. Until he got run through in a hunting “accident.” After that, the kingdom dissolved into a mess.
The problem of a fast turn-over of rule owed to their inheritance system: any Argead had a claim on the throne. Kings also practiced royal polygamy, although two wives (at most three) seems to have been typical until Philip II. In some ways, it worked well, as it produced multiple heirs from which a strong king could emerge (by surviving).
That was also its problem: no clear method of succession, even if the sons of higher-status mothers apparently had a leg-up. Perdikkas himself was not Alexander’s eldest son. He had two older brothers and two younger ones. Yet either his mother was the most prominent or he showed the most promise (or both). Despite Archelaos’s age and apparent ability, he was initially passed over, although Plato (who tells the story) means to paint Archelaos poorly. That doesn’t mean he didn’t kill competing Argeads to take the throne. So had his father, and probably grandfather too (we just don’t hear about it).
Yet Archelaos’s unexpected death led to a continuing crisis until Amyntas III, Phil’s dad, took and kept the throne. He came from a collateral Argead line descended from Alexander I’s youngest son. The other lines killed each other off. For all Amyntas wasn’t a terribly prepossessing king, he managed not to die. But he, too, was run off his throne at least once, maybe twice. When he did die, it was in his bed of old age—not a common thing for Macedonian kings. His reign was the first tolerably long one after Archelaos, over 20 years.
By the time Philip came to the throne, there weren’t many Argeads left thanks to the catch-as-catch-can method of succession: Philip’s two older brothers were dead and all three of his half-brothers. It was down to just him and his brother Perdikkas III’s infant son: Amyntas.
This is the inevitable problem when lacking a clear succession. Yet a clear succession can create its own problems with incompetent heirs, who don’t always recognize they’re incompetent. The free-for-all gave a better shot at a strong king—ostensibly why it developed—but it also meant the kingdom ran out of “spares” after a couple generations. They went from more Argeads than you could shake a stick at following Alexander I’s death, down to just three at Philip’s death, and two at Alexander’s death** in a matter of 5-6 generations. Within those 5-6 generations, 12-14 kings reigned! And we have no idea how many brothers/cousins/uncles Alexander I had, and perhaps killed, before he became king. We hear only about the one sister.
Stability was not a hallmark of the Argead dynasty.
——
* The story of Alexander killing Persian emissaries is much later fictional propaganda. Didn’t happen.
* Alexander’s son Herakles by Barsine might count as a third, but the army doesn’t seem to have considered him viable for whatever reason.
#ancient Macedon#ancient macedonia#Argead Macedonia#Temenids#Argeads#Alexander I of Macedon#Perdikkas II of Macedon#Gygaia#Archelaos of Macedonia#Philip II of Macedonia#Philip of Macedon#Alexander the Great#ancient Greece#Persian Wars#Greco-Persian Wars#Peloponnesian War#Brasidas of Sparta#Classics#tagamemnon#asks#Early Macedonian History
13 notes
·
View notes
Text
R A M A D A N
Momentum Paling Tepat Membangun Kebiasaan
Apa kebiasaan baikmu yang konsisten dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, minggu ke minggu, dan hari ke hari?
Selamat, kamu punya itu.
Aku belum punya, kebiasaan yang selalu. Pasti ada masa di mana kebiasaan yang aku bangun terdistraksi dengan suatu kejadian dan akhirnya buyarlah semua kebiasaan baik yang sudah ku upayakan sedemikian rupa.
Sebut aja menulis, beberapa tahun aku hampir menulis setiap hari di tumblr. Sampai suatu hari kebiasaan itu macet karena aku nggak bisa buka tumblr untuk beberapa bulan, dan sekarang kebiasaan itu hilang. Meski nggak terdengar buruk, tapi efeknya ternyata cukup nggak menyenangkan.
Aku yang dulu rilis emosi dengan menulis di laman ini, sekarang jadi overthinking. Meski sederhananya aku tinggal buka akun dan mulai nulis, tapi praktiknya tetap aja sulit.
Jadi ramadan kali ini aku akan ambil ini sebagai waktu paling tepat untuk membenahi kebiasaan yang belakangan berantakan. Kenapa harus ramadan, bulan lain kan bisa? Emang, bulan lain juga aku lakukan, dan sekali lagi ketika aku terdistraksi bubar lah semua kebiasaan itu.
Tapi kalau kita mau jujur-jujuran, ramadan itu bawaannya lebih tenang dan nggak terburu-buru, pekerjaan cenderung lebih ringan, nggak banyak tugas dan nggak banyak juga emosi yang terkuras menyaksikan kehidupan di sekitar kita. Ibarat kata, lingkungan kita menciptakan ramadan yang penuh energi tanpa mengurasnya sampai habis. Jadi aku merasa dibanding off menulis seperti tahun-tahun sebelumnya, ramadan kali ini setidaknya untuk laman ini, aku mau bangun kebiasaan menulis setiap hari itu lagi.
Meski aku bisa menebak lebaran ada sebagai distraksi dari semua kebiasaan ramadan, tapi semua hal baik layak dicoba kan? Siapa tahu kali ini bisa dipertahankan bahkan setelah ramadan selesai.
Kalau kalian juga baca atomic habit, rasanya secara teori mudah ya bangun kebiasaan itu. Tapi susahnya minta ampun, bolong sekali seakan ngulang lagi dari awal. Nah mumpung ramadan nih, mengutip kata orang-orang kalau membangun kebiasaan itu bisa sebulan, aku mau menggunakan kesempatan ini untuk membangun kebiasaan baik yang biasanya hilang timbul.
Semoga di lebaran nanti, pas melihat daftar kebiasaan yang kubangun, aku senyum bacanya karena senang, bukan ketawa (ngetawain diri sendiri) karena terlalu banyak cita-cita tapi sedikit aksi nyata.
Sahur Pertama, 01 Ramadan 1445
27 notes
·
View notes
Text
List of Every Brandon Rogers Characters Ever
I don’t know why I did this. It took 4 hours. I haven’t seen ever Brandon Rogers video (shocking, I know) so some are missing. I purposely didn’t add any parody characters (the Kardashians, Annabell, M3GAN etc), but if you notice any BRCU characters missing, please comment so I can add them.
And obviously the characters not credited are played by Brandon Rogers.
David July is credited as David Burton on this list. I’m not sure when they changed their name, as they are credited as both on Brandon’s videos.
I can’t remember who Debbie and Doyle are but I must of put them on this list for a reason
Main Characters
Sam
Bryce Tankthrust
Bobby Worst
Blame/Sebastian/ Grandpa
Elmer
Cathy
Karen
Helen Brownstein
Stuff & Sam
Donna Phitts (Paulette Jones)
Damien (Onision)
Ms Cunney (Monique Parent)
Blame the Hero
Young Donna Phitts (Alariza Nevarez)
Duke Tuggler (Anthony Padilla)
Coach Best (Jack Plotnick)
Skinny Bitch (Kornbread Jeté)
Dill Flippo (Jonathan Hinman)
Family Doctor Office
Dr Gupta
Nurse Kavi (Nandini Minocha)
Lipschtiz the Clown (Paulette Jones)
Surgeon Miller (Jude B. Lanston)
Nurse Hole (Georgina Leahy)
Patient (Adam Neylan)
Another Patient (Jonathan Hinman)
Daniel (Jess Weaver)
Daniel’s Mother (Christine Sydelko)
Mad tea party
Mad Hatter
Cheshire Cat (Bazil)
White Rabbit (Benjamin Alexander Hall)
The Jabberwocky (Natalie Hawkins)
Flower (Jordan)
No one was credited in this video and most were personal friends of Brandon’s and not content creators so are nearly impossible to find. I had to stalk Brandon’s Insta to find these people.
BTW, Bazil (who plays Cheshire Cat) is a trans man who goes by he/him. Just letting people know because people are misgendering him and I assume it’s because they don’t know his pronouns.
Theatre Class
Alex Rimmer
Mason Lucas (Salim Razawi)
Oliver Hamilton (Stephen Weighill)
Linda Starford (Janet McCarroll)
Karen Shou (Karen Fokes)
Jamie (Adam Neylan)
Marlena Lewton (Rachael Ferris)
Dean Shaft (Tony Rogers)
Trump’s Emotions
Joy
Anger (Stephen James)
Disgust, Fear and Sadness were not credited in this skit and I can’t guess with all the makeup or find them.
Fashion
Jurgen Klausvonschwitz
Damien Ditsin (Logan Bubar)
Gretchen (Paulette Jones)
Sookilah (Judyth Brooke)
Dolorio (Devyne Carr)
Cheap Skate
Luxy
Lost Boy (Adam Neylan)
Chick Flick (the first Brandon Roger’s Video I ever watched)
Ashley
Ashley’s Best Friend (Vincent Marcus)
Ashley’s Crush / Cop (Jon Cozart)
Ashley’s Mom (Christine Sykdelko)
Teacher (Jude B. Lanston)
Doctor (Jonathan Hinman)
The Real Patient/ Dick’s Owner (Skye Williams)
The Real Patient’s Wife (Adam Neylan)
5 Year Old (Paulette Jones)
Since this video is now restricted on YouTube, I did this one from memory. I can’t believe I remember all these characters and actors. Thank God I rewatched it like a billion times when I first found it.
Mad funhouse
Mr Marbles/ Arlo
Dave (Jess Weaver)
Cliff (TJ Smith)
Sacha (Elise Christian)
Jimmy (Alex Diehl)
Manjusha (Nandini Minocha)
Mr Chronis (Jude Lanston)
Nuclear family
Barbara
Frank
Daniel/ Echo Noir
Unnamed Daughter
Devontay (?) (Devyne Carr)
The Office
Dorian Ditsin
James Shaft (Stephen Rezza)
Vishalam Rangan (Natalie Hawkins)
Jimmy Rustler (Benjamin Hall)
Craig Dildon (Stephen James)
Ernie (Seth Munson)
Diesel (David Burton)
Kevin (Davis Benz)
Regina (Georgina Leahy)
British Family/ The Mingeworthys
Lord Mingeworthy
Lady Mingeworthy (Georgina Leahy)
Cockwaddle (David Burton)
James (Davis Benz)
Blood & Makeup
Blah Blah the Clown
Whoopsie Wendy (Elise Christian)
Dumb Bitch Linda (Kornbread Jeté)
Blonde Bitch (David Burton)
Percy the Pervert (Adam Neylan)
Christmas Family/ The Hendersons
Patty Henderson
Paul Henderson (Stephen James)
Shelby Henderson (Caleb Shorey)
Unnamed Daughter (Elise Christian)
Spike (Logan Bubar)
The Devil (Paulette Jones)
Uncle Frank (Gabriel Gonzalez)
Notice how often Brandon forgets to name the daughter in his skits 👀?
Silly Cat
Clifton
Lenny/ Daddy (Jon Cozart)
Dr Williams (Sky Williams)
Wild West
Lucius Cowpussy
Vivian Delonprix (Georgina Leahy)
Map Maker Milton (Logan Bubar)
Lesbians
Darlene
Kathleen (Adam Neylan)
Power (David Burton)
Rock (Georgina Leahy)
Damien (?) (Logan Bubar)
Cheaters
Trina
Delilah
Gustavo
Unnamed Husband
Sleep Paralysis Demons
Felix
Iris (Paulette Jones)
Chad (Gary Nohealii Neil)
The Laundromat
Clyde Can
Bart (Joel Haver)
Debra (Mitsy Sanderson)
Barbara Ditliminor (?) (Adam Neylan)
The North Pole (included this group for fun)
Santa Clause
Mrs Clause (Christine Sydelko)
Gingerbread Man (Jude B. Lanston)
Female Elf (Georgina Leahy)
Male Elf (David Burton)
Head Elf (Kornbread Jeté)
Jesus (Jess Weaver)
Rudolph (Paulette Jones)
Tiny Tim (Jack Plotnick)
Characters I Didn’t Know Where To Put
Suck (Dominiq Badiyo)
Swallow (David Burton)
Beatrice Brownstein (Paulette Jones)
Judey Patoody (Jude B. Lanson)
Gloria Goopty (Kornbread Jeté)
Courtney (Liam Krug)
Ryder (Kassius Marcil-Green)
Barbara Worst (Katie Johnson)
American boyfriend (Ben Furney)
Ignaolo (Gabriel Gonzalez)
Debbie (Trevor Wallace)
Doyle (Trevor Wallace)
Carol Cox
Japanese Girlfriend
Deeno
Flint Dicker
Delmar Lysol
Humanoid Simulation XL-57692/ Simian
Double Licker Leroy
Paisley
Hole Bros
Rafał Sanchez Dimelo
Noah
Bryce is my favourite
#stitched#stitched talks#stitched writes#brandon rogers#bryce tankthrust#bobby worst#mad tea party#theatre#helen brownstein#stuff & sam#blood & makeup#Jurgen Klausvonschwitz#blame the hero#elmer#cathy#mom making a difference
64 notes
·
View notes
Note
Tanggapan mas herri tentang film Dirty Vote
Tidak kaget. Seperti kata Pak JK, fakta-fakta kecurangan yang dibongkar baru 25% di film itu. Bagaimana kalau dibongkar semuanya? Bubar ini negara.
Pilih yang paling sedikit kotornya dan jauhi yang paling banyak menghitamkan demokrasi. Dan ingat, orang yang paling kotor itu yang punya kekuasaan dan dia melakukan ini demi ambisi kekuasaan baik buat dirinya atau anak-anaknya.
18 notes
·
View notes
Text
Pertemanan Yang Baik
Seseorang pernah berkata padaku bahwa pertemanan yang baik itu sifatnya "low maintenance" alias perawatannya mudah. Semisal ada konflik, selesai juga dengan mudah. Andaikan ada masalah, solusinya dipermudah. Seumpama pernah memberi, tak berarti harus selalu membalas kembali. Semisal situasi tak memungkinkan, ada hati yang memaklumkan. Andaikata pernah berbeda pendapat, tak bermakna pertemanan mesti bubar di tempat. Sekiranya ada salah, langsung meminta maaflah. Seumpama ada hal yang kurang berkenan, segera sampaikanlah. Sehingga tak ada lagi yang namanya lelah akibat komunikasi yang lemah dan menimbulkan persepsi yang salah. Begitulah katanya pertemanan yang baik.
(Yuree, 020524)
15 notes
·
View notes
Text
Baik banget semesta nyatuin Day6 kembali. Mimpi apa gw bisa liat mereka nyanyiin lagu You Make Me dan ONE secara live 😭 something that I never ever been dare to dream about mengingat kemaren sempat bubar.
Karena dulu bias gw adalah Jae and he no longer in the band so I stan this raspy-voice man because... who doesn't? 🥹
15 notes
·
View notes
Text
Bunga Di Karang IV
-Perjuangan, Cinta, dan Revolusi II-
Setelah Do'a itu, aku pun beranjak dan berlalu dari pandangannya. hangat tubuh dan harum tubuhnya masih melekat di bawah hidungku. keringat cintanya masih memeluk tubuhku. dan do'a nya menggiring langkahku. sungguh aku memuja dirinya melebihi nyawaku.
Pertemuan demi pertemuan kami lakukan, sebagai pemuda-pemudi, mahasiswa-mahasiswi mulai mengarah ke satu kesimpulan. yaitu, bergerak menyimpulkan massa dan ke jalan. sementara para tetua masyarakat bergerak untuk membuka dialog.
ada banyak sekali kepentingan, namun kami teguh dan memilah agar tidak salah langkah dan tidak ternodai oleh kepentingan mereka.
memang dalam pikiranku, para orang tua tidak pernah sejalan baik di pemikiran, maupun di kepentinga. pun begitu, tidak semua pemuda memiliki kepentingan yang sama. banyak juga mahasiswa, pemuda, pemudi yang memiliki kepentingan yang hanya untuk apatis mereka. memang sesungguhnya, pemuda-pemudi dan mahasiswa/i tidak boleh memiliki kepentingan pribadi, yang ada hanya boleh abdi kepada ibu pertiwi. Banyak juga dari pemuda/pemudi yang berorganisasi hanya untuk memenuhi kebutuhan nya, aku menyebutnya adalah hidup di organisasi. Tentu saja, ini adalah hl yang salah dan tidak sepatutnya di lakukan. tentu saja ini adalah oknum, namun oknum ini tidak patut kita ikutin barang tentu ini salah dan bukan untuk di tiru. Hidup-hdupkanlah organisasi kata salah satu pendiri ormas besar di bangsaku ini. sudah tentu pemikiran ini harus ditanam di sanubari kita.
sudah larut sekali, setelah bertarung dengan pemikiranku, aku kembali ke dirimu, yang malam ini, mungkin saja sedang sibuk mengerjakan pekerjaan mu yang menjadi studi mu itu. Aku tunggu hingga lebih larut, namun ponselku, sama sekali tidak berbunyi. ku tinggal untuk berjumpa mu di alam mimpiku, semoga itu terjadi, barang tentu menjadi pengobat rindu ku. Perjuangan, belumlah usai, kita masih berkutat dengan problematika. sungguh melelahkan, namun aku berterima kasih, problematika itu bukan tentang pertempuran hati kita. ini untuk hal lebih besar. Di sela-sela diskusi, advokasi. Kau mengejarku, dan duduk di sebelahku, sambil menulis, aku disodorkan sebotol minum, "minumlah, jangan terlalu sibuk dengan pulpen dan buku. aku juga butuh perhatian", aku mengambil botol itu dan ku buka saja tutup nya, lalu aku teguk dengan semangat, dalam kepalaku, ini adalah air darimu, akan ku teguk habis tak bersisa walau disela-sela nafas aku kembang kempot. "apa?, kau tak ku perhatikan?, ku pegang tangannya, lihatlah, tulisan ini semua tentang mu. tulisan ini semua menggambarkan cintaku padamu, sebegitu hauskah atas perhatian ku?, " gerutu ku. tanpa sela nafas. dia tersenyum, dan mengatakan " Aku mencintaimu, pram." Aku masih kesal dan sama sekali tak membalas, tentu saja di hatiku, aku berucap lebih 20X mengatakan, " aku juga mencintaimu, dyah." Lagi tengah asik memuja-muji cinta, ada sebuah keributan, dari sisi sebelah depan, cukup keras dan lantang, keributan itu terjadi karena ada sekelompok pemuda lain sedang meributkan, aksi demonstrasi kami. dia meminta untuk membubarkan aksi ini. tentu saja menjadi pergolakan yang sangat berarti bagi banyak orang ini.
"bubar, bubar, ini tidak ada izin," lalu, kelompok kami tersulut, gesekan tidak terhindarkan, sampai dorongan pun terjadi, saling dorong. dengan keadaan memanas aku meminta dyah untuk pergi ketempat aman. "dyah, pergilah, temui aku disini,", pram aku tidak mau meninggalkan mu. suara makin ribut. "dyah, kau bukan beban namun keselamatan mu paling utama. tunggu aku di warung kopi ini. Dyah, memahami maksud ku dan dia menjauh dari pandangan ku, dan aku pun senang kau ingin mendengarkan ku. lalu dia berlalu, dorong-mendorong berubah menjadi kericuhan, hingga personel polisi datang dan memisahkan satu sama lain.
"tenang, tenang, mana koorlap?, kesini, aku sebagai korlap, lalu menghampiri dan mengatakan "saya korlap, ada apa pak?." mereka meminta surat izin, aku mengatakan tidak ada izin untuk menyampaikan pendapat, karna negara kita negara hukum. lalu mereka membawa ku, dan aku disusul dengan teman lain, "pram, pram dibawa ke polsek.", untuk diamankan dan meredam suasana.
Di kantor, kami diberikan pengertian dan berkomunikasi, mencari jalan terbaik. dan mengutamakan komunikasi.
Maka, diambillah satu kesepakatan, semua issue di bicarakan di ruang secara musyawarah, dan demonstrasi di bubarkan. Toko-toko masyarakat, pemuda-pemudi, mahasiswa/i dan semua step holder bermusyawarah.
2 notes
·
View notes
Text
Keteladanan Sayyidah Fatimah Az-Zahra
Perempuan merupakan penyangga sebuah peradaban, apabila perempuan suatu peradaban itu baik maka peradaban tersebut juga akan baik.
Maka begitupun sebaliknya, namun melihat fenomena saat ini banyak para muslimah yang mengalami kemerosotan akhlak dikarenakan kurangnya teladan yang dapat kita jadikan panutan.
Salah satu keteladanan yang dapat kita jadikan teladan ialah Sayyidah Fatimah Az-Zahra, berikut beberapa hal yang dapat kita jadikan teladan dari akhlak beliau :
Memelihara rasa malu :
Ali mengatakan, “Kami sedang Bersama Rasulullah SAW, Beliau lalu berkata kepada kami, ‘Beri tahu saya, apa yang paling baik untuk wanita?’ “Kami semua tidak mengetahuinya sampai kami bubar. Aku lalu kembali ke tempat Fatimah. Aku pun memberitahukan kepadanya apa yang ditanyakan Rasulullah, dan bagaimana kami tak bisa menjawabnya. Ia lalu berkata, ‘Aku mengetahuinya. Yang baik bagi wanita adalah mereka tidak memandang laki-laki dan laki-laki tidak memandang mereka.’
Apabila ada laki-laki yang ingin bicara kepadanya maka beliau akan berbicara dari balik tirai atau hijab, agar beliau dapat terpelihara dari pandangan yang bukan mahramnya.
Sayyidah Fatimah Az-zahra juga berpesan apabila beliau wafat dirinya harus ditutup rapat-rapat dari pandangan yang bukan mahromnya.
2. Ketaqwaan kepada Allah SWT :
Rasulullah SAW mengatakan, “Sesungguhnya Allah telah memenuhi putriku Fatimah, hatinya, anggota-anggota badannya, sampai tabiatnya, dengan iman, sehingga ia selalu taat kepada Allah.” Hasan bin Ali mengatakan, “aku lihat ibuku bangun di mihrabnya pada malam Jum’at, dan ia terus rukuk dan sujud sampai terbit subuh. Aku mendengar ia mendoakan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Ia banyak mendoakan mereka, dan tidak berdoa sesuatu pun untuk dirinya sendiri. maka aku bertanya, ‘Ibu, mengapa engkau tidak berdoa untuk dirimu sendiri sebagaimana engkau mendoakan orang lain?’ ia pun menajwab, ‘Anakku, tetangga dulu baru kemudian rumah sendiri.“ Hasan bin Ali mengatakan, “Tidak ada di dunia orang yang lebih banyak ibadahnya daripada Fatimah. Ia bangun malam sampai bengkak kedua kakinya."
3. Berbakti kepada Orang Tua :
Sayyidah Fatimah senantiasa berbicara dengan kata-kata yang menggembirakan dan menyenangkan hati Ayahnya, ia memberi bantuan untuk ayahnya, serta melayaninya, untuk itu Rasulullah SAW memanggilnya dengan sebutan Ummu Abiha yaitu (Ibu bagi ayahnya)
Pada suatu hari, seorang musyrik menaburkan tanah di kepala Rasulullah SAW ketika beliau masuk ke dalam rumahnya dan tanah masih ada di kepalanya, Fatimah menghampirinya dan membersihkan tanah dari kepalanya itu sambil menangis. Rasulullah SAW pun berkata, “Jangan menangis, Anakku! Sesungguhnya Allah adalah pembela Ayahmu”.
Dari Ibnu Abbas diiwayatkan bahwa Nabi masuk ke Ka’bah dan mulai melakukan shalat. Maka, berkatalah Abu Jahal, “Siapa yang mau berdiri ke tempat orang ini dan merusak shalatnya?” berdirilah Ibnu Az-Zab’ari. Ia mengambil kotoran hewan dan darah, kemudian melemparkannya kepada beliau. Fatimah datang menghilangkan kotoran itu dan mencaci mereka yang asyik tertawa.
4. Taat serta Patuh kepada Suami :
Sayyidah Fatimah tidak pernah keluar rumah tanpa izin dari suaminya, tidak pernah membuat marah suaminya walau satu hari pun. Fatimah juga tidak pernah berdusta dirumahnya, tidak pernah berkhianat dan tidak pernah melawannya dalam urusan apapun. "Demi Allah," kata imam Ali, "aku tidak pernah marah kepadanya dan tidak pernah menyusahkannya sampai ia wafat. Ia juga tidak pernah membuatku marah dan tidak pernah menyusahkannya sampai ia wafat. Ia juga tidak pernah membuatku marah dan tidak pernah menentangku dalam urusan apapun."
Sayyidah Fatimah senantisa memberi semangat untuk suaminya, memuji keberanian dan pengorbanan suaminya. Ia menghilangkan rasa sakitnya dan membuang keletihannya sehingga Imam Ali mengatakan, "Ketika aku memandangnya, hilanglah kesusahan dan kesedihanku."
5. Ibu Teladan dan Bertanggung Jawab :
Bagi Sayyidah Fatimah, rumah adalah pabrik untuk menghasilkan manusia manusia pengemban risalah. Rumah adalah perguruan tinggi untuk mengajarakan pelajaran-pelajaran kehidupan. Ia sadar bahwa harus mendidik anak-anaknya agar dapat menjadi pemimpin yang akan dipersembahkan kepada masyarakat sebagai teladan Islam yang hidup, sebagai gambaran, hakikat dan model Al-Quran yang bergerak.
6. Murah Hati dan Dermawan :
‘Assalamu’alaikum, wahai penghuni rumah Kenabian (Ahlu Bait An-Nubuwwah).’ ‘Alaikas-salam. Siapa anda?’ tanya Fatimah. Ia menjawab, ‘Saya seorang Arab yang sudah tua. Saya telah menghadap ayahmu, pemimpin yang memberi kabar gembira, karena suatu kesulitan. Wahai putri Muhammad, saya tidak mempunyai pakaian dan dalam keadaan lapar. Maka tolonglah aku, semoga Allah menyayangimu.’ Ketika itu, Fatimah dan Ali, juga Rasulullah SAW, sudah tiga hari tidak makan, dan Rasululah mengetahui kondisi mereka berdua.
Maka Fatimah mengambil kulit domba yang telah disamak yang dipakai sebagai alas tidur oleh Hasan dan Husain, lalu ia berkata kepada orang itu, ‘Ambillah ini, wahai orang yang mengetuk. Semoga Allah memberimu yang lebih baik daripada ini.’ Orang tua itu berkata lagi, ‘Wahai putri Muhammad, aku mengadu kepadamu bahwa aku lapar, tapi kamu memberiku kulit domba Aku tidak dapat melakukan apa-apa dengannya. Dengan apa aku menghilangkan rasa lapar?’. Ketika mendengar perkataanya itu, Fatimah mengambil kalung yang ada di lehernya yang dihadiahkan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Muthalib. Ia memutuskannya dari lehernya dan memberikannya kepada orang itu sambil berkata, ‘Ambillah ini, dan juallah. Mudah-mudahan Allah akan memberikan ganti untukmu yang lebih baik daripadanya.’ Orang Arab itu mengambilnya dan pergi ke masjid Rasulullah SAW.
7. Senantiasa Bersyukur :
Sayyidah Fatimah menerima apapun keadaan yang menimpanya. Selama hidup berumah tangga bersama suaminya yang penuh dengan kesederhanaan dan bahkan seringkali kekurangan, Fatimah tetap merasa bahagia. Baginya kebahagiaan hidupnya adalah mendapatkan Ridha Allah SWT, Rasul-Nya, dan suaminya.
Rasulullah SAW memuji Sayyidah Fatimah sebagai istri terbaik bagi suaminya. Rasulullah SAW mengunjungi Sayyidah Fatimah selama tiga hari beliau tidak datang ke tempat mereka. Pada hari keempat, beliau datang mengunjungi mereka. Saat hanya berdua dengan putrinya, beliau bertanya, “Bagaimana kabarmu, Anakku.? Bagaimana kesanmu tentang suamimu?” “Ayah, ia adalah suami terbaik. Hanya saja, beberapa wanita Quraisy datang ke tempatku dan berkata, ‘Rasulullah menikahkanmu dengan orang yang miskin yang tak mempunyai harta, ‘ “Demikian jawab Fatimah. Rasulullah SAW berkata kepadanya, “Anakku, ayahmu dan suamimu tidak miskin. Aku telah ditawari harta dunia. Tapi aku memilih apa yang ada pada Tuhanku. Anakku, sesungguhnya Allah telah melihat ke bumi, lalu Dia memilih dua orang dari penduduknya. Yang satu Dia jadikan sebagai ayahmu, dan yang lainnya sebagai suamimu. Anakku, sebaik-baik suami adalah suamimu. Janganlah kamu durhaka kepadanya dalam satu urusan apapun”.
8. Cerdas :
Sayyidah Fatimah adalah anak yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah SAW sepanjang hidupnya, sayyidah Fatimah telah meriwayatkan 18 hadis dari Nabi Muhammad SAW di dalam kitab Shahihain lain diriwayatkan satu hadis darinya yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim dalam riwayat sayyidah Aisyah. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Abu Dawud. Ibnul Jauzi berkata: “Kami tidak mengetahui seorang pun diantara putri-putri Rasulullah saw yang lebih banyak meriwayatkan hadis darinya selain Fatimah”.
Semoga kita dapat meneladani akhlak baik seperti Sayyidah Fatimah Az-Zahra.
Source : Putri, Trisna Endar, Hendra Harmi, and Ummul Khair. Keteladanan Sayyidah Fatimah Az-Zahra Tentang Pendidikan Akhlak Bagi Muslimah. Diss. Institut Agama Islam Negeri Curup, 2021.
5 notes
·
View notes
Text
Menjadi Perempuan
Jadi perempuan itu susah. Walau bukan tumpuan keluarga, tapi ekspektasi yang tumpah di pundak perempuan ngga kalah banyak sama yang dipikul laki-laki. Harus selalu berdandan rapi, tidak terlihat kusam dan kumal. Harus jadi pendiam, pemalu, lemah lembut, tidak banyak membantah, blabla and the list goes on.
Di lingkungan profesional, gue sering banget denger cerita temen dibilang ngga bisa kerja. Padahal ya mungkin yang ngomong tidak lebih baik kerja nya dari perempuan yang dia katain. Kata mereka, perempuan itu lebih lemah fisik nya. Harus diakui memang kodrat perempuan punya fisik yang tidak sebaja laki-laki, tapi bukan berarti ngga bisa kerja kan ya?
Tapi gue bukan mau ngomong tentang mereka-mereka yang ngomong jelek. Ini keresahan yang hadir dan menghampiri, ketika kami, perempuan, mulai bermimpi tinggi.
Terutama, dalam konteks pendidikan dan pekerjaan.
Inget banget, gue pernah liat story temen yang dibilangin "kalau nanti S2 makin susah cari jodoh nya lho, laki-laki pada minder". Sounds familiar? Iya banyak laki-laki yang gitu. Temen gue wawancara salah satu beasiswa dan sempat ditanya "kalau kamu keluar negeri, gimana suami? Nanti minta pulang ngga, kan perempuan mau nya dekat dengan suami" and my friend got rejected just because of this question. "Kerja nya di tempat bagus sih, jadi ga ada yang berani". Yaaa you all know what I mean. Makin besar mimpi nya, makin sering diasosiasikan dengan jodoh yang makin sulit. Gue bahkan pernah kepikir karna omongan itu, apa iyaya belum ada jodoh nya karena pasang kriteria yang lebih baik dari diri sendiri itu ngga ada makhluk nya? I end up drowning in my toxic mind hahaha. Yaaa sebenernya as simple as belum dikasih ketemu Allah aja jodoh nya.
Jadi perempuan bermimpi tinggi itu susah. Tapi bukannya ngga bisa. Poin utama nya adalah untuk tidak lupa peran wanita di dalam rumah. Siapa pun ia diluar rumah, di dalam rumah ia jadi istri, ibu, and also the lady of the house (ya case gue masih anak ya). Kudos to all the amazing woman! Banyak kok yang punya mimpi besar, banyak juga yang berhasil tercapai. Ada yang berhasil jadi direktur dan tetap jadi ibu yang hebat di rumah. Ada yang sampai menggendong anak ke dalam kelas dan jungkir balik menyelesaikan studi nya. Ada juga yang berhasil menjadikan rumah nya sebagai tempat kembali terbaik untuk keluarga nya. No one has the right to judge and stop you.
At the end, semua dikembalikan ke niat. Gue pernah nulis tentang perempuan yang bekerja, tentang betapa rawan nya ambisi wanita dengan niat nya. Untuk apa mau lanjut pendidikan? Jangan karena mau membuktikan kalau perempuan lebih hebat dari laki-laki, begitu tujuan itu tercapai courage lanjut studi nya bubar jalan. Masih banyak kok opsi-opsi niat baik yang bisa membawa ke surga.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya." {HR Bukhari dan Muslim}
Untuk kakak-kakak dan ibu-ibu, you'll do great. No, it should be, you have done amazingly well and will do even better in the future. Kalau ada yang ngomongin mimpi-mimpi kita biar aja, diemin aja. What matter most itu kan ridho nya Allah. Semoga Allah selalu mengiringi langkah kaki kita kemanapun ia diayunkan. Barakallah fiikum.
Ohiya, tulisan ini subjektif, tidak mewakili siapapun, dan berdasarkan pengalaman serta cerita yang pernah gue denger ya, semoga bisa diambil pelajaran😊
14 notes
·
View notes