#bubar
Explore tagged Tumblr posts
Text
Give him a little pet for me?
17 notes
·
View notes
Text
Ferbian #454 Bubar - Though it looks like a bubble, in order to deter predators, the mass on its back is moulded from toxins that Bubar secretes from the growth on its head, forming a relatively durable surface. To rest, Bubar pokes its way through with the horn on its head, and the "bubble" reseals
8 notes
·
View notes
Text
proposing the a variation of the acronym FUBAR but its BUBAR - Blorboed Up Beyond All Recognition. for when fandom has little guyed a character so much that they basically become a completely separate character bearing little resemblance to the original. also when you say it out loud it sounds like boober
#i mean it as a neutral thing really#its a tradition as old as fandom itself probably#i mean where would minecraft fans be without BUBAR for example#''this isnt just a grown man playing block game with friends. he has wings and vaguely defined powers and so much trauma#and im going to make a baroque painting about it''#on the other hand though sometimes youre trying to talk to someone about canon and you realize they have blorboed too hard#and completely forgot the difference between canon and fanon
2 notes
·
View notes
Text
carvajal injury vinicius injury
1 note
·
View note
Text
JI Membubarkan Diri dan Minta Maaf
Oleh: Ustadz Irfan S. Awwas (Arrahmah.id) – Sukses deradikalisasi BNPT. Pada 30 Juni 2024, JI resmi membubarkan diri dan minta maaf. Termasuk perubahan kurikulum pendidikan pesantren yang berada dibawah komando JI sebelum bubar. Pernyataan pembubaran diri dibacakan oleh Abu Rusdan dengan mengatasnamakan hasil musyawarah para petinggi dan senior Jamaah Islamiyah (JI). Kesadaran yang terlambat…

View On WordPress
0 notes
Text
Berpikir Positif pada Hidup Sendiri
Dulu aku sempat bertanya-tanya pada guruku,"Mengapa kita membuat rencana sedemikian rupa buat masa depan, padahal ujung-ujungnya kalau takdirnya berkata lain - ya bubar semua."
Aku pernah berpikir buruk tentang masa depanku sendiri. Sewaktu kuliah dan bingung harus ke mana setelah itu, aku masih tidak yakin bahwa masa depanku akan bisa mencapai hal-hal yang pernah kutulis dalam rencanaku.
Guruku mengajarkan untuk tidak pernah putus harapan kepada Tuhan. "Jika saat ini kamu memiliki bibit tanaman ditanganmu, tetaplah tanam sekalipun kamu tahu besok pagi akan kiamat." Aku belajar untuk berpikir positif dengan hidupku sendiri.
Karena dari hidup yang telah berjalan, aku diajarkan oleh mereka jika orang pertama yang "hijack" hidupku adalah diriku sendiri.
Diriku sendiri yang mematahkan mimpi.
Diriku sendiri yang tidak yakin sama diri sendiri. Diriku sendiri yang menghalangi untuk mengambil kesempatan karena terus menerus memelihara rasa takut.
Diriku sendiri yang tidak pernah memberi penghargaan yang layak untuk apa-apa yang sudah dilakukan.
Diriku sendiri yang mengerdilkan apa-apa yang aku lakukan.
Diriku sendiri yang menghalangiku mendapatkan pelajaran karena terus menerus merasa benar dan keras kepala, tidak bisa menerima nasihat.
Diriku sendiri yang menghalangiku dari orang-orang baik karena aku berdiam diri, mengurung diriku, tak mau mulai berkenalan dengan orang dan membuka diri.
Diriku sendiri, yang selama ini melakukan semua itu. Dan aku tidak bisa menerima kenyataan itu, melempar kesalahan-kesalahan diri sendiri ke orang lain. Orang lain yang jahat, orang lain yang begini dan begitu. Seolah-olah hidupku paling menderita dan tidak bisa melihat orang lain yang kubenci juga bahagia. Hidupku penuh dengan rasa benci.
Dulu.
Kini aku merasa telah melewati semua itu. Banyaknya orang yang silih berganti dalam hidup. Ada yang membawa kebaikan, ada yang membawa pelajaran. Yang penting bisa terus melihat dari sisi positif, melihat ke dalam diri dan banyak refleksi.
Dunia ini terus berjalan dengan beragam situasi. Ada kondisi baik, ada kondisi yang mungkin tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan. Tetaplah membuat rencana buat hidup sendiri. Hal-hal baik di masa yang akan datang yang ingin diraih, yang ingin diperjuangkan. Percaya terus kepada Tuhan yang memiliki hidup, Dia tidak mungkin membuat takdir yang buruk. Semua takdir itu baik, kita sajalah yang sering salah memahami maksudNya. Mungkin karena keterbatasan ilmu kita, atau mungkin karena bebalnya diri kita, kerasnya hati kita untuk menerima nasihat dan kebenaran.
Semoga diri ini terus dimudahkan untuk bisa memahami hal-hal tersirat dalam hidup. Semoga hati ini dilembutkan sehingga mudah menerima kebenaran. Semoga lisan dan tangan ini juga mudah dikendalikan, agar tidak keluar kata-kata buruk yang menyakiti orang lain. Dan juga, menyakiti diri sendiri.
525 notes
·
View notes
Note
sekelas mas kayyis kok belum nikah sih, pasti banyak yang antri , atau mas kayyisnya aja yang terlalu pemilih ?
sekelas ku banyak kok yg udah nikah, bahkan ada yg udah punya anak, dan masalah antrian saya tegaskan; saya belum buka toko apapun, jadi jangan ngantri disini, bikin runyam, bubar cari toko yang udah buka
"terlalu pemilih" dateng ke bilik suara buat milih calon pemimpin aja kudu mikir dulu, masa saya gak boleh mikir. "ntar gak nikah-nikah" nikah bagian dari sunnah, belajar ilmu aqidah, fiqh, bahkan kedokteran bagian dari fardhu ain dan kifayah
semoga Allah lapangkan dada kita untuk terus berprasangka baik kepada saudara muslim yang lain, berprasangka baik kepadaa takdir Allah, dijaga dari keburukan akhlak dan adab, didekatkan dengan kebaikan
30 notes
·
View notes
Text
Fase-Fase Krusial Ibu
Hal yang paling ku-concern di fase baby, yaitu jam rutin dan feeding rules. Mengapa? Karena kalau satu ini berjalan dengan baik, insyaAllah aku bisa lebih waras menjalankan rutinitas yang lain. Kebayang-bayang saat itu, aku berada di fase yang lagi belajar masak, tiba-tiba harus belajar buat MPASI. Dueng deng deng.. nano nano rasanya
Zuzurrly.. aku bukan tipikal manusia yang jam aktivitasnya runut. Dulu mau bangun pagi atau kesiangan, sarapan aja bisa jam 11, ga pernah biasa sarapan pagi. Namun, banyak berubah setelah menikah, punya suami yang kegiatannya rutin. Mau ga mau setelah punya anak, juga harus membiasakan jam rutin yang dimulai dari jam tidur
Apakah mudah? Oh, tentu tydaaacc, harus ada kesadaran dan kemauan diri, membangun team work dengan orang terdekat. Kebetulan aku merantau, jadi timku ya suami. Beribu-ribu syukur, suami mau ikut andil dan tanggungjawab, meski dia juga sibuk
Di usia anak yang sekarang 1,5 tahun, aku mulai merasakan manfaatnya. Di jam makan/snack, dia sudah bisa minta makan sendiri, meski yaaa sering pilih-pilih juga. Namanya anak kan juga manusia—sama seperti orang dewasa, tentu punya selera. Tinggal akunya aja kadang beli makanan kalau lg capek masak, kadang juga mood buat stok ina inu. Btw.. jam rutin ini ga selalu berjalan mulus, terkadang dia juga bangun kesiangan, jadi bubar banget moodnya dan agak sulit makan
Setelah konsul dengan DSA yang cocok, aku jadi lebih tenang saat memvalidasi apa-apa yang kami khawatirkan kemarin. Feeding rules di usia >1 tahun, jauh lebih fleksibel sesuai dengan kondisi dan tipikal anak. Berasa legaaaa banget setelah perjuangan kami kemarin yang hadeh hadehhh, masyaAllah alhamdulillah
Yang aku renungkan dari sini ialah "setiap fase akan berlalu, ini tidaklah lama". Saat ini berada di fase struggle dengan huru-hara anak di rumah, berusaha buat menormalisasi rumah berantakan, karena sudah mau masuk ke fase toddler. Aku butuh pikiran yang tenang supaya gak ngomak ngamok, lalu bisa membantu menyalurkan energinya si kecil
Belajar dari masa kehamilan, dimana ketidakmampuanku untuk membatasi diri dari hal-hal pemicu stress, yang berpengaruh besar terhadap janinku. Kini, sedikit demi sedikit aku mulai mampu menyapu hal-hal yang menguras pikiranku
Kita seorang hamba, tidak bisa jauh-jauh dari-Nya; kita selalu butuh akan kekuatan-Nya. Ternyata, aku bisa melewatinya, meski banyak badainya juga. Kalau bukan karena pertolongan Allah, akupun tiada daya pula
Jakarta, 26 Oktober 2023 | Pena Imaji
84 notes
·
View notes
Note
What should we make of Alexander I and Perdiccas II both having long 40+ years long reigns, only for all of their successors having substantially shorter ones? And, if you are in the mood, who do you think was the better ruler between the two?
Alexander I and Perdikkas II
First, I thought I’d mention one of the cool things to come out of the recent ATG conference is a plan to produce an edited collection: Alexander I and the Making of Macedon. It’ll be a while, but if I can get us a publisher, I’ve got the contributors.
Also of note, Sabine Müller and Johannes Heinrichs are producing a monograph on Alexander I in English. She has a great one on Perdikkas but it’s in German, so I was very happy to hear this.
Finally, I've got a number of racked-up Asks. This answer will answer about three of them. I'll link it to the other questions. :-)
To the questions: it’s really hard to compare Alexander I and Perdikkas II simply because they were dealing with very different circumstances. Alexander I had Persian assistance holding the throne, while Perdikkas was tossed off his throne at least once.
The biggest difficulty is a source problem. ALL our info about these guys (outside archaeology) comes from Greeks, who were chiefly interested in them only when they intersected with the southern Greek world. There’s a fair bit about Alex I’s internal politicking that we just don’t know. What we call “Lower Macedon” probably only goes back a couple generations, despite the mythical king list. We find a MARKED change in burial practices c. 570 BCE, which is before Persians were mucking around up there. This suggests a change—or more likely consolidation—in the lowland Macedonian ruling elite, both west and a bit east of the Axios River.

If Alexander I took over c. 500-495 (coin above), and his father Amyntas (about whom we know nothing but a name) ruled for 20/30-ish years before, then Alexander’ grandfather (Alketas) or great-grandfather (Airopos) would have consolidated the area around Aigai. Yet ALL names before Amyntas I are essentially fictional. Certainly the “founder’s” name changed across time. It’s Perdikkas when we first hear of it in Herodotos, but may have shifted to Archelaos later (see Euripides’s play of that name). Later yet (under Philip), it seems to have become Karanos. If Bill Greenwalt’s theories are right. This is not a real person in any historical sense.
The problem with dating Alexander I is that we neither know for sure when he took the throne nor when he died. It was convenient for Alexander to blame his father for any concessions to the Persians, but he—not Amyntas—married his sister Gygaia to a Persian (Bubares, son of Magabazus and distantly royal).* More likely he was already on the throne in the 490s but may have been quite young. He seems to have used the Persian presence to further consolidate the (new) Macedonian kingdom—against Paionians and others—adding territory as far away as Amphipolis, at least temporarily, and thus, getting hold of both silver and gold mines to mint coins. The Echedoros River also held gold. All the gold in pre-Alexander Macedonia was pacer mining (panning), not from the gold mines of Mt. Pangaion. Yet gold, while present in the rivers, only became important in graves in Macedonia c. 570…it’s part of that startling shift in burials that we see.
We also don’t know exactly when Alexander I died and Perdikkas took over. He was still king at the end of the Persian Wars in 479/78, but dead by 450. His death may have been closer to 460, or even earlier. So his reign was probably more like 30-35 years. Perdikkas perhaps reigned longest of all—one reason he’s exceptional. I wonder if the Peloponnesian War itself may have contributed to his success: for all he had his challengers, if Macedon wanted to survive as an independent political entity, they needed to rally around him.
Yet he faced his share of opposition from other Argeads as well as the very powerful Upper Macedonian kingdoms of Lynkestis (Lynkis) and Elimeia, not to mention predatory Illyrians. That’s why Perdikkas sought an alliance with Brasidas of Sparta, but apparently couldn’t even control his own troops enough to keep them from deserting when facing Illyrians. That earned Brasidas’s wrath. As a result, Perdikkas (coin below) had to make nice with Athens.

That’s just one example of Perdikkas’s deal-making during the war. He had quite a job of diplomatic shuffling—no doubt learned from Daddy Alexander. Neither had a kingdom anywhere near strong enough to fend off Persia, or Athens and Sparta later. The fact Perdikkas didn’t end up a client king to either Sparta or Athens is a testament to his diplomatic skill.
Perdikkas’s eldest son Archelaos wasn’t the “illegitimate” son of a slave but of a lesser wife, which is why the younger (unnamed) son initially inherited. Archelaos quickly did away with him (plus an uncle and cousin), then proceeded to continue the modernizing work of his father and grandfather. Until he got run through in a hunting “accident.” After that, the kingdom dissolved into a mess.
The problem of a fast turn-over of rule owed to their inheritance system: any Argead had a claim on the throne. Kings also practiced royal polygamy, although two wives (at most three) seems to have been typical until Philip II. In some ways, it worked well, as it produced multiple heirs from which a strong king could emerge (by surviving).
That was also its problem: no clear method of succession, even if the sons of higher-status mothers apparently had a leg-up. Perdikkas himself was not Alexander’s eldest son. He had two older brothers and two younger ones. Yet either his mother was the most prominent or he showed the most promise (or both). Despite Archelaos’s age and apparent ability, he was initially passed over, although Plato (who tells the story) means to paint Archelaos poorly. That doesn’t mean he didn’t kill competing Argeads to take the throne. So had his father, and probably grandfather too (we just don’t hear about it).
Yet Archelaos’s unexpected death led to a continuing crisis until Amyntas III, Phil’s dad, took and kept the throne. He came from a collateral Argead line descended from Alexander I’s youngest son. The other lines killed each other off. For all Amyntas wasn’t a terribly prepossessing king, he managed not to die. But he, too, was run off his throne at least once, maybe twice. When he did die, it was in his bed of old age—not a common thing for Macedonian kings. His reign was the first tolerably long one after Archelaos, over 20 years.
By the time Philip came to the throne, there weren’t many Argeads left thanks to the catch-as-catch-can method of succession: Philip’s two older brothers were dead and all three of his half-brothers. It was down to just him and his brother Perdikkas III’s infant son: Amyntas.
This is the inevitable problem when lacking a clear succession. Yet a clear succession can create its own problems with incompetent heirs, who don’t always recognize they’re incompetent. The free-for-all gave a better shot at a strong king—ostensibly why it developed—but it also meant the kingdom ran out of “spares” after a couple generations. They went from more Argeads than you could shake a stick at following Alexander I’s death, down to just three at Philip’s death, and two at Alexander’s death** in a matter of 5-6 generations. Within those 5-6 generations, 12-14 kings reigned! And we have no idea how many brothers/cousins/uncles Alexander I had, and perhaps killed, before he became king. We hear only about the one sister.
Stability was not a hallmark of the Argead dynasty.
——
* The story of Alexander killing Persian emissaries is much later fictional propaganda. Didn’t happen.
* Alexander’s son Herakles by Barsine might count as a third, but the army doesn’t seem to have considered him viable for whatever reason.
#ancient Macedon#ancient macedonia#Argead Macedonia#Temenids#Argeads#Alexander I of Macedon#Perdikkas II of Macedon#Gygaia#Archelaos of Macedonia#Philip II of Macedonia#Philip of Macedon#Alexander the Great#ancient Greece#Persian Wars#Greco-Persian Wars#Peloponnesian War#Brasidas of Sparta#Classics#tagamemnon#asks#Early Macedonian History
13 notes
·
View notes
Text
R A M A D A N
Momentum Paling Tepat Membangun Kebiasaan
Apa kebiasaan baikmu yang konsisten dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, minggu ke minggu, dan hari ke hari?
Selamat, kamu punya itu.
Aku belum punya, kebiasaan yang selalu. Pasti ada masa di mana kebiasaan yang aku bangun terdistraksi dengan suatu kejadian dan akhirnya buyarlah semua kebiasaan baik yang sudah ku upayakan sedemikian rupa.
Sebut aja menulis, beberapa tahun aku hampir menulis setiap hari di tumblr. Sampai suatu hari kebiasaan itu macet karena aku nggak bisa buka tumblr untuk beberapa bulan, dan sekarang kebiasaan itu hilang. Meski nggak terdengar buruk, tapi efeknya ternyata cukup nggak menyenangkan.
Aku yang dulu rilis emosi dengan menulis di laman ini, sekarang jadi overthinking. Meski sederhananya aku tinggal buka akun dan mulai nulis, tapi praktiknya tetap aja sulit.
Jadi ramadan kali ini aku akan ambil ini sebagai waktu paling tepat untuk membenahi kebiasaan yang belakangan berantakan. Kenapa harus ramadan, bulan lain kan bisa? Emang, bulan lain juga aku lakukan, dan sekali lagi ketika aku terdistraksi bubar lah semua kebiasaan itu.
Tapi kalau kita mau jujur-jujuran, ramadan itu bawaannya lebih tenang dan nggak terburu-buru, pekerjaan cenderung lebih ringan, nggak banyak tugas dan nggak banyak juga emosi yang terkuras menyaksikan kehidupan di sekitar kita. Ibarat kata, lingkungan kita menciptakan ramadan yang penuh energi tanpa mengurasnya sampai habis. Jadi aku merasa dibanding off menulis seperti tahun-tahun sebelumnya, ramadan kali ini setidaknya untuk laman ini, aku mau bangun kebiasaan menulis setiap hari itu lagi.
Meski aku bisa menebak lebaran ada sebagai distraksi dari semua kebiasaan ramadan, tapi semua hal baik layak dicoba kan? Siapa tahu kali ini bisa dipertahankan bahkan setelah ramadan selesai.
Kalau kalian juga baca atomic habit, rasanya secara teori mudah ya bangun kebiasaan itu. Tapi susahnya minta ampun, bolong sekali seakan ngulang lagi dari awal. Nah mumpung ramadan nih, mengutip kata orang-orang kalau membangun kebiasaan itu bisa sebulan, aku mau menggunakan kesempatan ini untuk membangun kebiasaan baik yang biasanya hilang timbul.
Semoga di lebaran nanti, pas melihat daftar kebiasaan yang kubangun, aku senyum bacanya karena senang, bukan ketawa (ngetawain diri sendiri) karena terlalu banyak cita-cita tapi sedikit aksi nyata.
Sahur Pertama, 01 Ramadan 1445
27 notes
·
View notes
Text
List of Every Brandon Rogers Characters Ever
I don’t know why I did this. It took 4 hours. I haven’t seen ever Brandon Rogers video (shocking, I know) so some are missing. I purposely didn’t add any parody characters (the Kardashians, Annabell, M3GAN etc), but if you notice any BRCU characters missing, please comment so I can add them.
And obviously the characters not credited are played by Brandon Rogers.
David July is credited as David Burton on this list. I’m not sure when they changed their name, as they are credited as both on Brandon’s videos.
I can’t remember who Debbie and Doyle are but I must of put them on this list for a reason
Main Characters
Sam
Bryce Tankthrust
Bobby Worst
Blame/Sebastian/ Grandpa
Elmer
Cathy
Karen
Helen Brownstein
Stuff & Sam
Donna Phitts (Paulette Jones)
Damien (Onision)
Ms Cunney (Monique Parent)
Blame the Hero
Young Donna Phitts (Alariza Nevarez)
Duke Tuggler (Anthony Padilla)
Coach Best (Jack Plotnick)
Skinny Bitch (Kornbread Jeté)
Dill Flippo (Jonathan Hinman)
Family Doctor Office
Dr Gupta
Nurse Kavi (Nandini Minocha)
Lipschtiz the Clown (Paulette Jones)
Surgeon Miller (Jude B. Lanston)
Nurse Hole (Georgina Leahy)
Patient (Adam Neylan)
Another Patient (Jonathan Hinman)
Daniel (Jess Weaver)
Daniel’s Mother (Christine Sydelko)
Mad tea party
Mad Hatter
Cheshire Cat (Bazil)
White Rabbit (Benjamin Alexander Hall)
The Jabberwocky (Natalie Hawkins)
Flower (Jordan)
No one was credited in this video and most were personal friends of Brandon’s and not content creators so are nearly impossible to find. I had to stalk Brandon’s Insta to find these people.
BTW, Bazil (who plays Cheshire Cat) is a trans man who goes by he/him. Just letting people know because people are misgendering him and I assume it’s because they don’t know his pronouns.
Theatre Class
Alex Rimmer
Mason Lucas (Salim Razawi)
Oliver Hamilton (Stephen Weighill)
Linda Starford (Janet McCarroll)
Karen Shou (Karen Fokes)
Jamie (Adam Neylan)
Marlena Lewton (Rachael Ferris)
Dean Shaft (Tony Rogers)
Trump’s Emotions
Joy
Anger (Stephen James)
Disgust, Fear and Sadness were not credited in this skit and I can’t guess with all the makeup or find them.
Fashion
Jurgen Klausvonschwitz
Damien Ditsin (Logan Bubar)
Gretchen (Paulette Jones)
Sookilah (Judyth Brooke)
Dolorio (Devyne Carr)
Cheap Skate
Luxy
Lost Boy (Adam Neylan)
Chick Flick (the first Brandon Roger’s Video I ever watched)
Ashley
Ashley’s Best Friend (Vincent Marcus)
Ashley’s Crush / Cop (Jon Cozart)
Ashley’s Mom (Christine Sykdelko)
Teacher (Jude B. Lanston)
Doctor (Jonathan Hinman)
The Real Patient/ Dick’s Owner (Skye Williams)
The Real Patient’s Wife (Adam Neylan)
5 Year Old (Paulette Jones)
Since this video is now restricted on YouTube, I did this one from memory. I can’t believe I remember all these characters and actors. Thank God I rewatched it like a billion times when I first found it.
Mad funhouse
Mr Marbles/ Arlo
Dave (Jess Weaver)
Cliff (TJ Smith)
Sacha (Elise Christian)
Jimmy (Alex Diehl)
Manjusha (Nandini Minocha)
Mr Chronis (Jude Lanston)
Nuclear family
Barbara
Frank
Daniel/ Echo Noir
Unnamed Daughter
Devontay (?) (Devyne Carr)
The Office
Dorian Ditsin
James Shaft (Stephen Rezza)
Vishalam Rangan (Natalie Hawkins)
Jimmy Rustler (Benjamin Hall)
Craig Dildon (Stephen James)
Ernie (Seth Munson)
Diesel (David Burton)
Kevin (Davis Benz)
Regina (Georgina Leahy)
British Family/ The Mingeworthys
Lord Mingeworthy
Lady Mingeworthy (Georgina Leahy)
Cockwaddle (David Burton)
James (Davis Benz)
Blood & Makeup
Blah Blah the Clown
Whoopsie Wendy (Elise Christian)
Dumb Bitch Linda (Kornbread Jeté)
Blonde Bitch (David Burton)
Percy the Pervert (Adam Neylan)
Christmas Family/ The Hendersons
Patty Henderson
Paul Henderson (Stephen James)
Shelby Henderson (Caleb Shorey)
Unnamed Daughter (Elise Christian)
Spike (Logan Bubar)
The Devil (Paulette Jones)
Uncle Frank (Gabriel Gonzalez)
Notice how often Brandon forgets to name the daughter in his skits 👀?
Silly Cat
Clifton
Lenny/ Daddy (Jon Cozart)
Dr Williams (Sky Williams)
Wild West
Lucius Cowpussy
Vivian Delonprix (Georgina Leahy)
Map Maker Milton (Logan Bubar)
Lesbians
Darlene
Kathleen (Adam Neylan)
Power (David Burton)
Rock (Georgina Leahy)
Damien (?) (Logan Bubar)
Cheaters
Trina
Delilah
Gustavo
Unnamed Husband
Sleep Paralysis Demons
Felix
Iris (Paulette Jones)
Chad (Gary Nohealii Neil)
The Laundromat
Clyde Can
Bart (Joel Haver)
Debra (Mitsy Sanderson)
Barbara Ditliminor (?) (Adam Neylan)
The North Pole (included this group for fun)
Santa Clause
Mrs Clause (Christine Sydelko)
Gingerbread Man (Jude B. Lanston)
Female Elf (Georgina Leahy)
Male Elf (David Burton)
Head Elf (Kornbread Jeté)
Jesus (Jess Weaver)
Rudolph (Paulette Jones)
Tiny Tim (Jack Plotnick)
Characters I Didn’t Know Where To Put
Suck (Dominiq Badiyo)
Swallow (David Burton)
Beatrice Brownstein (Paulette Jones)
Judey Patoody (Jude B. Lanson)
Gloria Goopty (Kornbread Jeté)
Courtney (Liam Krug)
Ryder (Kassius Marcil-Green)
Barbara Worst (Katie Johnson)
American boyfriend (Ben Furney)
Ignaolo (Gabriel Gonzalez)
Debbie (Trevor Wallace)
Doyle (Trevor Wallace)
Carol Cox
Japanese Girlfriend
Deeno
Flint Dicker
Delmar Lysol
Humanoid Simulation XL-57692/ Simian
Double Licker Leroy
Paisley
Hole Bros
Rafał Sanchez Dimelo
Noah
Bryce is my favourite
#stitched#stitched talks#stitched writes#brandon rogers#bryce tankthrust#bobby worst#mad tea party#theatre#helen brownstein#stuff & sam#blood & makeup#Jurgen Klausvonschwitz#blame the hero#elmer#cathy#mom making a difference
65 notes
·
View notes
Note
Tanggapan mas herri tentang film Dirty Vote
Tidak kaget. Seperti kata Pak JK, fakta-fakta kecurangan yang dibongkar baru 25% di film itu. Bagaimana kalau dibongkar semuanya? Bubar ini negara.
Pilih yang paling sedikit kotornya dan jauhi yang paling banyak menghitamkan demokrasi. Dan ingat, orang yang paling kotor itu yang punya kekuasaan dan dia melakukan ini demi ambisi kekuasaan baik buat dirinya atau anak-anaknya.
19 notes
·
View notes
Text
Pertemanan Yang Baik
Seseorang pernah berkata padaku bahwa pertemanan yang baik itu sifatnya "low maintenance" alias perawatannya mudah. Semisal ada konflik, selesai juga dengan mudah. Andaikan ada masalah, solusinya dipermudah. Seumpama pernah memberi, tak berarti harus selalu membalas kembali. Semisal situasi tak memungkinkan, ada hati yang memaklumkan. Andaikata pernah berbeda pendapat, tak bermakna pertemanan mesti bubar di tempat. Sekiranya ada salah, langsung meminta maaflah. Seumpama ada hal yang kurang berkenan, segera sampaikanlah. Sehingga tak ada lagi yang namanya lelah akibat komunikasi yang lemah dan menimbulkan persepsi yang salah. Begitulah katanya pertemanan yang baik.
(Yuree, 020524)
15 notes
·
View notes
Text
Menjadi Perempuan
Jadi perempuan itu susah. Walau bukan tumpuan keluarga, tapi ekspektasi yang tumpah di pundak perempuan ngga kalah banyak sama yang dipikul laki-laki. Harus selalu berdandan rapi, tidak terlihat kusam dan kumal. Harus jadi pendiam, pemalu, lemah lembut, tidak banyak membantah, blabla and the list goes on.
Di lingkungan profesional, gue sering banget denger cerita temen dibilang ngga bisa kerja. Padahal ya mungkin yang ngomong tidak lebih baik kerja nya dari perempuan yang dia katain. Kata mereka, perempuan itu lebih lemah fisik nya. Harus diakui memang kodrat perempuan punya fisik yang tidak sebaja laki-laki, tapi bukan berarti ngga bisa kerja kan ya?
Tapi gue bukan mau ngomong tentang mereka-mereka yang ngomong jelek. Ini keresahan yang hadir dan menghampiri, ketika kami, perempuan, mulai bermimpi tinggi.
Terutama, dalam konteks pendidikan dan pekerjaan.
Inget banget, gue pernah liat story temen yang dibilangin "kalau nanti S2 makin susah cari jodoh nya lho, laki-laki pada minder". Sounds familiar? Iya banyak laki-laki yang gitu. Temen gue wawancara salah satu beasiswa dan sempat ditanya "kalau kamu keluar negeri, gimana suami? Nanti minta pulang ngga, kan perempuan mau nya dekat dengan suami" and my friend got rejected just because of this question. "Kerja nya di tempat bagus sih, jadi ga ada yang berani". Yaaa you all know what I mean. Makin besar mimpi nya, makin sering diasosiasikan dengan jodoh yang makin sulit. Gue bahkan pernah kepikir karna omongan itu, apa iyaya belum ada jodoh nya karena pasang kriteria yang lebih baik dari diri sendiri itu ngga ada makhluk nya? I end up drowning in my toxic mind hahaha. Yaaa sebenernya as simple as belum dikasih ketemu Allah aja jodoh nya.
Jadi perempuan bermimpi tinggi itu susah. Tapi bukannya ngga bisa. Poin utama nya adalah untuk tidak lupa peran wanita di dalam rumah. Siapa pun ia diluar rumah, di dalam rumah ia jadi istri, ibu, and also the lady of the house (ya case gue masih anak ya). Kudos to all the amazing woman! Banyak kok yang punya mimpi besar, banyak juga yang berhasil tercapai. Ada yang berhasil jadi direktur dan tetap jadi ibu yang hebat di rumah. Ada yang sampai menggendong anak ke dalam kelas dan jungkir balik menyelesaikan studi nya. Ada juga yang berhasil menjadikan rumah nya sebagai tempat kembali terbaik untuk keluarga nya. No one has the right to judge and stop you.
At the end, semua dikembalikan ke niat. Gue pernah nulis tentang perempuan yang bekerja, tentang betapa rawan nya ambisi wanita dengan niat nya. Untuk apa mau lanjut pendidikan? Jangan karena mau membuktikan kalau perempuan lebih hebat dari laki-laki, begitu tujuan itu tercapai courage lanjut studi nya bubar jalan. Masih banyak kok opsi-opsi niat baik yang bisa membawa ke surga.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya." {HR Bukhari dan Muslim}
Untuk kakak-kakak dan ibu-ibu, you'll do great. No, it should be, you have done amazingly well and will do even better in the future. Kalau ada yang ngomongin mimpi-mimpi kita biar aja, diemin aja. What matter most itu kan ridho nya Allah. Semoga Allah selalu mengiringi langkah kaki kita kemanapun ia diayunkan. Barakallah fiikum.
Ohiya, tulisan ini subjektif, tidak mewakili siapapun, dan berdasarkan pengalaman serta cerita yang pernah gue denger ya, semoga bisa diambil pelajaran😊
19 notes
·
View notes
Text
Baik banget semesta nyatuin Day6 kembali. Mimpi apa gw bisa liat mereka nyanyiin lagu You Make Me dan ONE secara live 😭 something that I never ever been dare to dream about mengingat kemaren sempat bubar.
Karena dulu bias gw adalah Jae and he no longer in the band so I stan this raspy-voice man because... who doesn't? 🥹

15 notes
·
View notes
Text

Foto bersama pada saat Musyawarah Daerah PD Soloraya 22-23 Februari 2025
SURAT TERBUKA UNTUK KAMMI DAERAH SOLORAYA
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Assalamualaikum Wr.Wb
Tulisan ini saya persembahkan kepada kakak-kakakku senior, yang berada di tataran pengurus daerah Soloraya. Sebelumnya mohon maaf banyak nama-namanya belum saya kenal sepenuhnya dengan detail satu per satu. Mereka berasal dari beragam perbedaan seperti latar belakang, kampus, pemikiran, inovasi, pengalaman, keahlian, dan seterusnya. Tapi mereka mampu menyatukan visi misi dalam satu wadah organisasi sampai saat ini. Seperti pepatah Jawa siji wadah ojo nganthi pecah. Saya ucapkan barakallah telah melaksanakan amanah selama satu periode ini. Tujuan ditulisnya surat ini dengan niat untuk menumbuhkan motivasi bukan bermaksud menggurui.
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS An-Nisa ayat 58)
Ayat itu saya dapatkan dari template jarkoman ketua umum terpilih komisariat Al-Aqsha 2025/2026. Intisari dari ayat tersebut menurut ustaz Dr. Musthafa Umar, Lc.,MA yaitu menjaga amanah, berlaku adil, dan taat kepada Allah. Ayat ini menerangkan soal hak seorang muslim yaitu hubungannya dengan habbluminallah dan habblum minannas yang semestinya dijalankan dengan seimbang. Habblum minannas ini berkaitan dengan dua poin yaitu sikap amanah dan adil. Sikap amanah itu wajib dijalankan oleh setiap orang sekalipun bukan pemimpin. Poin adil ini nantinya menjadi output dari sikap amanah.
Amanah berasal dari 3 huruf alif, mim, dan nun. Dari ketiganya lahir kata aman, iman, dan amanah. Jika seseorang bisa amanah maka sudah pasti beriman sehingga melahirkan rasa aman. Ustaz Syafiq Riza Basalamah menjelaskan dalam Al-Qur’an disebut kata halua artinya lemah tapi kita bisa selamat ketika bisa memaksimalkan dalam menunaikan amanah. Semisal ada orang yang belum diberi amanah maka dia belum bisa diuji karena beratnya amanah itu. Bahkan seorang nabi dan rasul yang diberi amanah saja masih diuji dengan berbagai persoalan. Apalagi kita yang katanya putra putri kandung dakwah, jangan kabur dengan beratnya ujian selama dakwah adalah tujuan.
Seperti dalam kredo gerakan yang biasa kita baca dan dengar.
Kami adalah putra-putri kandung dakwah, akan beredar bersama dakwah ini ke mana pun perginya, menjadi pembangunnya yang paling tekun, menjadi penyebarnya yang paling agresif, serta penegaknya yang paling kokoh
Perkaderan merupakan sumbu gerakan, tanpa adanya perkaderan sebuah gerakan tampak seperti paguyuban yang kadangkala harus bubar karena ketiadaan regenerasi dan lenyapnya semangat kesukaan atau hobi yang menyatu (Genealogi Kaum Merah: 2014)
Kutipan tersebut ada dalam buku mantuba IMM yaitu Genealogi Kaum Merah karya Makhrus Ahmadi Aminuddin Anwar. Sedikit saya ceritakan soal buku ini. Tampak pada judul, “kaum merah” ini bukan merujuk pada PKI, sosialis dan seterusnya tapi pada gerakan IMM barangkali hampir sama merahnya dengan KAMMI. Sepintas buku ini menjelaskan bagaimana genealogi IMM sampai implementasi surah Al-Maun sebagai landasan bergerak. Itu saja, barangkali bahasan ini bisa diperdalam pada tulisan selanjutnya.
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS An-Nisa ayat 9)
Kita tahu bahwa surah An-Nisa ayat 9 biasa dibaca ketika MK Klasikal terutama saat membahas tentang kaderisasi, begitu pula di IMM dan PMII tentunya. Sebenarnya tidak jauh berbeda problem kaderisasi yang dialami antara IMM dan KAMMI atau gerakan lainnya yaitu soal kaderisasi masih seret, kualitas pengkaderan, dan role model kader. Sampai pada hari ini masih dipertanyakan sudah sejauh mana kita bisa menjawab persoalan tersebut.
Kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam. (Bung Hatta)
Setiap organisasi memiliki caranya sendiri dalam menanam bibitnya seperti halnya di KAMMI dengan dakwah fardhiyah. Mustafa Mahsyur dalam karyanya Dakwah Fardhiyah terdapat beberapa poin penting dalam hal ini. Pendapat beliau sudah saya ringkas dan sesuaikan dengan istilah yang mudah dipahami.
1. Analisis SWOT guna menilai efektivitas dakwah fardhiyah yang berjalan serta memberikan evaluasi terkait kendala dan problem yang terjadi
2. Briefing dengan memberikan pemahaman dan petunjuk secara matang tentang pentingnya dakwah fardhiyah
3. Brainstorming dengan mengumpulkan gagasan dan ide dalam menyelesaikan persoalan guna memantapkan posisi dai ketika menghadapi persoalan sulit di lapangan
Pernah suatu ketika Habib Novel Alaydrus menceritakan kisah ulama terkenal KH Umar Syahid atau akrab disapa Mbah Umar Tumbu Pacitan. Beliau adalah ulama yang menyamar sebagai pedagang tumbu atau wadah nasi. Habib mengisahkan perjuangan beliau berjualan tumbu berkeliling Indonesia selama 40 tahun untuk berdakwah dan mendirikan masjid. Beliau berjalan tanpa memakai sandal atau alas kaki sebagai bentuk tawadhu.
Kisah tersebut selaras dalam kredo KAMMI, kami adalah orang-orang yang senantiasa menyiapkan diri untuk masa depan Islam. Mbah Umar berdakwah 40 tahun lamanya bahkan bisa lebih karena termasuk ulama tertua di Indonesia. Beliau berhasil mentarbiyah ribuan umat dan mendakwahkan Islam ke seluruh Indonesia. Kisah tersebut menggugah hati bahwa tidak ada kata menyerah dalam berdakwah, lanjutkan dakwah ini kemanapun perginya.
Semoga ghiroh kader dakwah bisa mengimbangi para ulama pendahulu kita wabil khusus beliau Mbah Umar Tumbu. Al-Fatihah untuk beliau.
Bersama surat ini saya ucapkan barakallah kepada Mas Aba dan jajaran pengurus selama satu tahun kepengurusan. Serta barakallah kepada Mas Adestra sebagai ketua umum PD Soloraya 2025/2026.
Sekian atas surat yang saya sampaikan semoga sedikit tulisan ini menggugah motivasi serta menjadi refleksi bagi diri saya pribadi.
Wal akhir, wallahul muwaffiq ila aqwamit thoriq
والله الموفق إلى أقوم الطريق
Allah yang Maha Pemberi taufik pada jalan yang paling lurus, semoga keselamatan, rahmat, dan berkah Allah atas kalian.
Wassalamualaikum Wr.Wb
4 notes
·
View notes