#biaya les piano anak
Explore tagged Tumblr posts
Text
RECOMMENDED, CALL 0822-7942-7943, Kursus Piano Remaja Sidoarjo, Kursus Keyboard Anak-Anak Sidoarjo
KLIK https://wa.me/6282279427943, Belajar Piano Musik Pop Krian Sidoarjo, Kursus Piano Intensif Anak-Anak Porong Sidoarjo, Kursus Piano Intensif Dewasa Prambon Sidoarjo, Belajar Keyboard Musik Jazz Sedati Sidoarjo, Kursus Keyboard Musik Pop Sukodono Sidoarjo
Selamat datang di Kenz Music Studio, tempat terbaik untuk belajar piano dengan penuh semangat dan keseriusan. Kami guru piano yang BERSERTIFIKAT dan BERPENGALAMAN untuk membimbing Anda dalam mengembangkan bakat musik Anda.
Dengan bergabung di Kenz Music Studio, Anda tidak hanya akan diajari teknik-teknik dasar bermain piano, tetapi juga akan diajarkan hingga Anda benar-benar menguasai alat musik tersebut. Kami percaya bahwa setiap individu memiliki potensi yang luar biasa dalam bidang musik, dan kami siap membantu untuk mencapai potensi terbaik Anda.
Salah satu keunggulan dari Kenz Music Studio adalah kemudahan akses, dimana kami dapat DATANG LANGSUNG KE RUMAH untuk memberikan pelajaran piano. Dengan begitu, Anda tidak perlu repot-repot pergi ke tempat les dan dapat belajar dengan nyaman di rumah sendiri.
Tempat kami mudah dijangkau dan memiliki fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar yang optimal. Jadi, tunggu apalagi? Segera BERGABUNG dengan Kenz Music Studio dan temukan potensi musik Anda bersama kami!
Alamat kami:
KENZ MUSIC STUDIO Course and Entertainment Perumahan Villa Jasmine 1 Blok K 8, Desa Suko, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61224
#sekolahpianocandi, #sekolahpianogedangan, #sekolahpianojabo, #sekolahpianokrembung, #sekolahpianokrian, #sekolahpianoporong, #sekolahpianoprambon, #sekolahpianosedati, #sekolahpianopemulasidoarjo, #sekolahpianosukodono,
#les piano anak terdekat#biaya les piano anak#belajar piano anak 4 tahun#les musik terdekat#harga les piano#biaya kursus di chics musik#harga piano sidoarjo#les olahraga untuk anak terdekat
0 notes
Text
BERSERTIFIKAT, CALL 0822-7942-7943, Bimbingan Piano Privat Sidoarjo, Kursus Keyboard Fleksibel Sidoarjo
KLIK https://wa.me/6282279427943, Tempat Belajar Piano Dewasa Prambon Sidoarjo, Kursus Piano Di Rumah Sedati Sidoarjo, Kursus Keyboard Berpengalaman Sukodono Sidoarjo, Les Keyboard Berpengalaman Taman Sidoarjo, Belajar Keyboard Berpengalaman Tanggulanganin Sidoarjo Selamat datang di Kenz Music Studio, tempat terbaik untuk belajar piano dengan penuh semangat dan keseriusan. Kami guru piano yang BERSERTIFIKAT dan BERPENGALAMAN untuk membimbing Anda dalam mengembangkan bakat musik Anda. Dengan bergabung di Kenz Music Studio, Anda tidak hanya akan diajari teknik-teknik dasar bermain piano, tetapi juga akan diajarkan hingga Anda benar-benar menguasai alat musik tersebut. Kami percaya bahwa setiap individu memiliki potensi yang luar biasa dalam bidang musik, dan kami siap membantu untuk mencapai potensi terbaik Anda. Salah satu keunggulan dari Kenz Music Studio adalah kemudahan akses, dimana kami dapat DATANG LANGSUNG KE RUMAH untuk memberikan pelajaran piano. Dengan begitu, Anda tidak perlu repot-repot pergi ke tempat les dan dapat belajar dengan nyaman di rumah sendiri. Tempat kami mudah dijangkau dan memiliki fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar yang optimal. Jadi, tunggu apalagi? Segera BERGABUNG dengan Kenz Music Studio dan temukan potensi musik Anda bersama kami! Alamat kami: KENZ MUSIC STUDIO Course and Entertainment Perumahan Villa Jasmine 1 Blok K 8, Desa Suko, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61224 #privatpianoteacher, #privatpianountukautisdepok, #privatpianoundervisning, #privatpianobolongbendo, #privatpianobuduran, #privatpianocandi, #privatpianogedangan, #privatpianojabon, #privatpianokrembung, #privatpianokrian,
#kursus piano terdekat sidoarjo#kursus piano dewasa#biaya kursus piano#harga les piano sidoarjo#les piano anak terdekat#kursus piano online#harga les piano terdekat#biaya kursus keyboard
0 notes
Text
Rekomendasi Les Privat Paling Bagus di Sekitar Surabaya
Teman dekat yang baik yang tidak berpikir untuk berbicara dengan Anda adalah semua yang sebenarnya Anda butuhkan. Berurusan dengannya untuk makanan langsung atau teh bubble, berbincang sebentar, dan jika Anda melakukan banyak percakapan, mungkin Anda akan mulai menyadari bahwa Anda dapat berkomunikasi lebih banyak daripada yang Anda perkirakan. Misalnya saja Anda membutuhkan rekomendasi tempat les privat yang terpercaya di sekitar Surabaya dengan biaya terjangkau.
Semoga dengan mengetahui informasi tersebut, Anda menjadi lebih mudah dalam mempercayakan anak Anda untuk les privat di Surabaya dari LBB Bina Prestasi. Untuk Anda yang memilih tujuan pembelajaran hingga kenaikan kelas proses belajarnya bisa disesuaikan. Tidak sedikit dari siswa kami bertahan hingga beberapa tahun hingga lulus sekolah.
Terkadang ada orang tua yang meminta satu guru untuk mengajari berbagai macam mata pelajaran atau mendatangkan guru les privat lebih dari satu. Hal ini tentu saja akan sangat mempengaruhi Anda dalam mendatangkan seorang guru les privat di Surabaya ke rumah, jika perhitungannya adalah biaya. Bagi Anda yang memilih lembaga pendidikan les privat selain di LBB Bina Prestasi, maka Anda akan di kenakan tarif tambahan, Anda tenang saja di LBB Bina Prestasi Anda tidak akan di kenakan pengeluaran tambahan, karena biaya dihitung sesuai dengan jumlah sesi atau untuk setiap kunjungan guru ke rumah siswa.
Les privat musik
Bagi Anda yang ingin mengajari anak bisa mahir menggunakan alat musik, seperti gitar, piano, drum, dll, kami juga melayani kursus musik di Surabaya. Menggunakan instrumen gitar nilon atau gitar akustik senar dan biasanya memainkan lagu-lagu yang sedang hits, lagu anak-anak, pop / rock umum atau pun Anda yang memerlukan lagu yang Anda inginkan dengan guru gitar berpengalaman kami.
Kursus privat bahasa mandarin
Kalau mau belajar bahasa Mandarin dengan guru terlatih, kami juga menyediakan untuk putera-puteri Anda. Sekarang, apa artinya ini dalam kasus Anda adalah nada membuat perbedaan ketika menemukan cara berbicara dalam bahasa Mandarin. Satu kata khusus dalam bahasa Cina dapat menyarankan hal-hal yang sangat berbeda setiap kali Anda mengubah nada.
Dengan kursus privat bahasa Mandarin di Surabaya, anak Anda akan bisa bahasa mandarin dengan baik dan benar. Saat belajar sesuatu jangan pernah menganggap Anda mengerti segalanya, kosongkan cangkit Anda terlebih dahulu untuk menerima sesuatu yang baru. Jangan pernah menganggap Anda sudah tahu dalam segala hal sampai akhirnya Anda bereksperimen dengan cara-cara sendiri.
Guru les privat terbaik
Guru les privat kami sangat kompeten di bidangnya. Juga mampu berkomunikasi dengan siswa-siswinya secara baik dan mudah dimengerti. Guru akan selalu datang sebelum waktu yang ditentukan, atau dengan kata lain datang lebih awal. Dengan demikian, guru tidak akan merasa terburu-buru ketika memberikan pelajaran kepada putera-puteri Anda di rumah.
Ingin belajar di rumah sepulang sekolah, di sore hari atau malam minggu, atau kapan pun waktu yang dirasa nyaman untuk siswa, kami bisa menyesuaikan! Siswa dapat menentukan sendiri tempat serta waktu yang paling nyaman untuk mulai les privat. Cara belajar yang kami terapkan tidak monoton, sebab guru bisa menyesuaikan dengan karakter siswa. Dengan demikian proses pengajaran akan sangat santai yang bisa membuat siswa menyerap apa yang telah diajarkan dengan baik.
Kami memperkuat pembelajaran siswa dengan memasukkan nilai-nilai optimis, sistem cepat dan menyenangkan dalam pikiran para siswa kursus privat untuk membantu putera-puteri Anda meningkatkan hasil akhir pendidikan mereka.
1 note
·
View note
Text
Kau Melukis Aku
2k17!
Serasa tahun ini merupakan tahun yang memberikan banyak pelajaran, khususnya bagi saya sendiri. Secara tidak langsung juga dapat dikatakan bahwa tahun ini adalah tahun perubahan. Bukan secara jasmani, namun batin saya banyak diuji pada tahun ini.
Saya mencoba menyusun #2017bestnine versi saya sendiri. Walaupun fitur ini sebenarnya sudah disedikan secara instan, namun bagi saya hasilnya kurang bervariasi. Berikut hasil pemilihan #2017bestnine versi instagram yang menggunakan jumlah like sebagai acuan.
dan... #2017bestnine versi saya adalah sebagai berikut
1. One Day One Create
Akhir tahun 2016 menjadi tahun yang berbeda bagi saya karena untuk pertama kalinya saya tidak mampir pulang saat liburan semester. Tapi syukurnya saya tidak sendirian. Ada dua orang teman lainnya yang juga bernasib sama. Eh, tapi mungkin tidak hanya mereka berdua, tapi sekian persen dari angkatan saya sepertinya tidak mapir pulang karena sebuah kewajiban.
Desember 2016 sampai Januari 2017 saya habiskan bersama dua orang ini. Pada periode ini kami mulai menyusun challenge kecil-kecilan bernama “one day one create”. Selain itu, pada periode ini juga saya “dicekoki” dengan banyak cerita dari film-film dan buku-buku yang menyenangkan. Makin hari saya merasa semakin teracuni oleh film-film bergenre fantasi dan masih berlanjut hingga sekarang. Inilah perubahan pertama yang saya rasakan di tahun 2017 dan memberikan banyak pengaruh besar dalam kehidupan saya selama setahun ini.
“Ternyata menonton film itu menyenangkan jika genrenya cocok dengan dirimu”
Kita juga sempat liburan bareng ke Bali. Rasanya sangat senang, doi bisa menikmati Ubud yang sederhana. Sesederhana Gelato dan Periplus di tengah hujan waktu itu.
2. Pengayaan Batin yang Tak Terduga
Lepas dengan kewajiban kerja praktik di awal tahun 2017, mahasiswa semester “agak akhir” macam saya ini kembali dihadapkan dengan kewajiban lainnya.
Kuliah Kerja Nyata.
Merupakan salah satu mata kuliah dengan beban 3 SKS yang sifatnya wajib. Mata kuliah ini juga seringkali membuat mahasiswa agak galau dan bingung. Entah kepikiran lokasi KKN yang ingin dituju, khawatir nanti sulit bekerjsama dengan anggota lainnya, dan berbagai macama kebingungan lainnya.
Kebingungan itu juga hinggap di diri saya. Awalnya idealis mau KKN di tempat-tempat terpencil, khususnya di perbatasan. Saya mencoba peruntungan lainnya dengan mendaftar di KKN Lombok dan KKN Timor Tengah Utara. KKN Timor Tengah Utara menarik perhatian saya karena lokasinya yang berada di perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Sebagai anak perempuan, saya sulit mendapat izin untuk pergi ke tempat yang jauh. Awalnya saya ragu-ragu untuk meminta izin karena pasti tidak akan diizinkan. Namun entah kenapa orangtua saya menjawab kebalikannya.
“Ya boleh asal gak sendirian”
Cukup terkejut dengan jawabannya, mungkin karena mereka sudah lelah menanggapi pertanyaan saya tentang lokasi KKN yang ingin saya tuju. Setelah mendaftarpun saya kembali bimbang apakah saya mampu bertahan di tempat baru, khushsnya di Indonesia Timur.Apakah mereka akan menerima saya dengan kondisi yang serba seadanya ini.
Namun tetap saya coba saja
Setelah lolos berkas pendaftaran, saya diwajibkan mengisi jadwal wawancara yang sudah disediakan. Saya ingat waktu itu saya mengisi jadwal wawacara jam 18.00. Beberapa saat kemudian, saya menghapus kolom isian saya alias membatalkan jadwal wawancara. Namun beberapa saat kemudian saya isi kembali, dan begitu seterusnya berulang sampai tiga kali. Akhirnya saya memantapkan diri saya untuk tetap mendaftar dan akhirnya diterima.
Tim KKN PPM UGM NTT-04, begitulah sebutannya.
Selama 52 hari kami ber-30 dipisah kedalam tiga sub-unit. Jarak antar sub unit cukup berjauhan, sekitar setengah jam perjalanan. Saya ditempatkan di Sub-Unit II Desa Oepuah Selatan, Kecamatan Biboki Moenleu. Sub unit saya dititipkan di rumah Ibu Veronica. Awalnya sempat bingung, bagaimana kami akan berdinamika di desa ini dan juga di rumah ini.
Namun ternyata, sebuah rumah berwarna dasar merah muda ini ternyata penuh dengan kehangatan. Keluarga Ibu Veronica yang lebih akrab kami sapa “Mamak” menerima kami dengan baik. Begitu pula dengan sembilan orang lainnya yang menjadi teman hidup saya selama 52 hari di rumah ini. Mereka juga sangat hangat dan kadang membuat saya terharu.
Hidup bersama selama 52 hari disana membuat saya merasa sangat dekat dengan mereka dan keluarga Mamak. Rasanya seperti memiliki keluarga yang sangat lekat. Mereka selalu ada dalam segala kondisi. Saat tertawa maupun sedih.
Bernyayi riang di belakang rumah merupakan salah satu hal paling sulit dilupakan. Berteman bintang-bintang dan sinyal ponsel kencang yang jarang mampir di keseharian kami. Mencuci piring di halaman belakang juga tidak kalah menggharukannya. Momen yang selalu saya jadikan sebagai ajang “curcol” dengan seorang kawan yang sudah saya anggap sebagai saudara sendiri. Dia selalu mendengar tanpa melontarkan penghakiman sekalipun.
Masyarakat desa ini juga banyak memberikan saya pelajaran berharga tentang kesederhanaan. Kehidupan di desa ini yang serba sederhana membuat saya lebih banyak bersyukur, ditambah dengan senyum sapaan setiap kali mereka berjumpa. Ekspektasi saya tentang tempat ini memang begitu saja runtuh.
Ditengah teriknya matahari, tempat ini tetap mampu menonjolkan keindahannya yang berbalut kesederhanaan dan senyuman.
3. Tebe Dulu
Seringkali ada yang membandingkan,
“Kamu lebih suka gunung atau laut?”
Dua hal yang jauh berbeda, dari segi letak maupun tantangannya. Jujur saya lebih suka gunung, karena seolah bisa melihat keindahan dari puncaknya.
Gunung yang pertama kali saya coba adalah Gunung Andong. Tepat pada momen tebaik saya pada tahun 2016 silam. Setelahnya saya ingin mencoba petualangan yang lain. Bergabunglah saya dengan teman-teman KKN yang akan mendaki Gunung Prau di Dieng. Awalnya kami bersepuluh, namun akhirnya terkikis dan menyisakan tujuh orang pada beberapa jam sebelum keberangkatan.
Setelah kurang lebih 2 jam pendakian, kami sampai di puncak dengan kondisi sangat kedinginan. Akhirnya kami memutuskan untuk tinggal di dalam tenda saja sampai matahari terbit. Alhasil, besok paginya kabut turun ditambah dengan hujan gerimis. Tidak nampak sunrise dan pemandangan indah lainnya, hanya nampak kabut. Namun kabut tidak mengurungkan niat kami untuk menari Tebe di atas gunung.
4. Kuasa Tuhan
Pada 2017 ini akhirnya saya memberanikan diri untuk belajar piano. Walapun sudah umur segini, saya tetap masih ingin mencoba untuk belajar piano. Awalnya memang agak sulit, apalagi saat membaca not balok dan menemukan posisi tangan yang tepat karena ukuran jari saya yang “agak panjang”.
Ikut les piano sejujurnya memang hanya modal nekat. Tidak ada piano untuk berlatih mandiri dan harus memikirkan biaya les tiap bulannya yang harus saya tanggung sendiri. Namun entah mengapa Tuhan selalu menunjukkan anugerahnya melalui ornag-orang disekitar saya yang memberikan pekerjaan-pekerjaan kecil sehingga saya bisa bayar les tiap bulannya.
Saya semakin percaya bahwa Tuhan akan selalu memberikan jalan bagi orang-orang yang mau berusaha.
5. Kamu Mau Kemana?
Suatu hari layar ponsel saya berkedip dan memunculkan sebuah pesan dari sebuah Official Account. Saya inseng membacanya dan saya merasa tertarik. Pesan itu memberikan informasi tentang pembukaan volunteer untuk kegiatan Peduli Indonesia. Setelah saya cari informasi lebih lanjut, ternyata Yogyakarta masuk ke dalam salah satu lokasi sasaran Peduli Indonesia 2017.
Saya ditempatkan sebagai pengajar di Kelas 5 SD Jatimulyo, Kabupaten Bantul. Ada pengalaman lucu saat kami berangkat ke sekolah ini. Saya bersama 5 orang lainnya tersesat hingga ke Ngglanggeran, Gunung Kidul. Peta yang dikirimkan ternyata salah dan membuat kami tersesat sejauh itu.Modal bertanya dengan masyarakat sekitar, kami akhirnya sampai tetap sebelum kelas dimulai.
Saya mendapat 4 orang siswi kelas 5 SD. Harusnya ada 5 orang, namun 1 orang lainnya sedang sakit. Sebelum bercerita banyak, saya bertanya kepada mereka
“Kalau ke luar negeri, kalian mau kemana?” Mereka menjawab “KOREA”
Agak terkejut awalnya karena siswa SD sudah tau Korea karena musik-musiknya.
Kelaspun berjalan kurang lebih 1 jam. Saya mencerikan benua-benua yang ada di dunia. Setelah kelas berakhir saya kembali menanyakan mereka ingin kemana suatu saat nanti. Alhasil jawabannya bervariasi. Ada yang ingin ke Singapura, Jepang, dan Inggris.
6. Si Lucu Ketnipz
@ketnipz
Sebuah akun media social yang booming pasca dikeluarkannya stiker lucu berbentuk hati oleh Instagram. Stiker ini menarik perhatian saya karena ekspresinya yang agak flat, mengingatkan saya pada teman saya. Namun ternyata ketnipz itu lebih dari sekadar stiker. Ketnipz membawa banyak nilai-nilai positif yang sebenarnya sangat sederhana. Ketnipz mengemasnya dalam bentuk yang lucu dan menarik. Saya sendiri banyak merasa disadarkan oleh Ketnipz. Tentang mencintai diri sendiri, berpikir positif, kepedulian, dan banyak hal lain tentang kehidupan.
7. Suatu Masa di Kota Ngalam
Awal November 2017, saya dan dua orang teman lainnya berangkat dari Yogyakarta ke Malang karena sesuatu hal. Setelah 8 jam perjalanan menggunakan kereta api, akhirnya kami sampai di Malang dan diantar ke penginapan.
Ekspektasi kami di awal adalah kami bertiga akan ditempatkan dalam satu kamar yang sama. Namun ternyata tidak, kami dipisahkan dan harus tinggal satu kamar dengan orang lain yang belum kami kenal sebelumnya.
Saya ditempatkan di Kamar 255 bersama mahasiswa Undip dan IPB. Karena awalnya masih canggung, akhirnya saya sering mampir ke kamar teman-teman saya dan berkenalan dengan mahasiswa lainnya. Syukurnya kami semua cepat untuk beradaptasi dan akhirnya bisa ngobrol dengan leluasa.
Kalau boleh mengutip kata-kata teman saya
“Senangnya punya teman dari seluruh nusantara”
8. Gas Gas Gas
“PWK 14” “Gas..Gas..Gas!!!”
Begitulah jargon dari angkatan saya. Sangat bersyukur bisa berada di tengah-tengah mereka. Sangat hangat dan selalu memberikan kejutan.Sepertinya selalu menjadi salah satu bagian terbaik selama masa perkuliahan saya.
Semangat Tugas Akhir yaa
9. 21:7=3
Kali ketiga, tujuh semester, dua puluh satu tahun.
Tahun ini saya memasuki usia legal. Istimewanya sampai saat ini saya masih bisa punya teman-teman seperti mereka. Tahun ini adalah kali ketiga saya merayakan ulang tahun bersama. Teman makan, nugas, ketawa dan segala hal lainnya yang berkaitan dengan dinamika kehidupan di Jogja.
Satu hal yang akan paling saya rindukan dari mereka adalah saat menertawakan lelucon “receh” dan ngobrol receh dan kadang tidak penting. Tapi tetap senang bersama mereka.
Akhirnya, inilah sembilan momen terbaik selama 2017
T E R I M A K A S I H
K A U T E L A H M E L U K I S A K U
2 notes
·
View notes
Photo
belajar piano jazz pemula,belajar piano klasik pemula,belajar piano kunci,belajar piano melody,belajar piano musik klasik,belajar piano nada dasar,belajar piano orgen,belajar piano untuk usia dewasa,belajar piano virtual,belajar piano yang mudah
Ingin belajar musik secara profesional?? JOGJA MUSIC SCHOOL Kursus Musik Nomer Satu di Jogja Telah membuka kelas berbagai instrumen : Drum, Perkusi, Vokal, Gitar, Bass, Keyboard, Piano, Biola, Saxophone, Trumpet, dan Flute. ================================================= Dengan 5 keunggulan, JMS telah menjadi pilihan utama bagi ratusan siswa di Yogyakarta. 1. One Stop Music Course : Program Kelas dan Instrumen Terlengkap di Jogja. 2. Faster Learning : Sistem belajar lebih cepat memanfaatkan teknologi informasi 3. Be creative Musician : mempersiapkan siswa menghadapi kebutuhan industri musik yang dinamis. 4. Measurable Progress : Buku perkembangan & Ujian Siswa 5. Group class & Concert : Menumbuhkan suasana belajar penuh kebersamaan 6. Music fo Everyone ; Kelas segala usia mulai dari 3 tahun hingga dewasa. ================================================== Berminat untuk bergabung dan belajar bersama? Datang langsung saja ke Jogja Music School, Jl. Godean Km 3 No 1 Lantai Basement Toko Buku Social Agency Baru. Info lebih lengkap, bisa hubungi : telp (0274) 4539101 pin BB 5E393CCF SMS/WA 0857-2978-0618 Jangan lupa like fanpage JMS untuk mendapatkan info seputar JMS dan dunia musik
***Rofiana***
#biaya les piano jogja#les privat piano di jogja#les piano klasik di jogja#guru les piano di jogja#tempat les piano di jogja#tempat les piano di yogyakarta#harga les piano di jogja#belajar piano#belajar piano pop#belajar piano anak
0 notes
Text
Maaf ya pak Tik, pak Di
Jaman TK dulu aku sudah punya sopir pribadi, sopirnya dua orang pula. Salah seorang bernama pak Brintik (pak Tik), pria sepuh yang rambut ikalnya yang sudah putih semua dengan perawakan kurus. Ia tinggal bersama isterinya di sebuah pintu sungai kecil yang atasnya sudah diberi bangunan dekat rumahku. Satu lagi adalah pak Di. Pak Di yang lebih muda dari pak Tik, rambutnya masih hitam, gayanya lumayan mbois. Dia sering kali memakai kemeja polos warna putih/ biru muda dengan celana pendek putih, terkadang Ia memakai kacamata hitam.
Pak Tik dan Pak Di ini orang yang setia mengantarkan aku beraktivitas saat aku SD, ke sekolah, les piano, atau belanja ke Song Gun, sebuah toko dekat rumahku. Jika antar-jemputku tidak bisa menjemput, pak Tik atau pak Di siap mengantarku ke sekolah. Setiap satu minggu sekali mereka juga mengantarku pergi ke tempat les piano. Saat hari jadwal les piano tiba, biasanya pukul 3 sore pas pak Tik atau pak Di sudah siap di depan rumah, menjemputku, tanpa harus dipanggil.
Ketika aku kecil, sekitar kelas dua SD, aku begitu menikmati diantar mereka. Lumayan, aku bisa bebas jalan-jalan ke luar rumah sambil menikmati angin yang semeringwing. Setiran becak mereka juga cukup kencang, tapi tetap aman dan lihai. Namun, seiring beranjak dewasanya aku, perasaanku mulai berubah. Aku malu naik becak, apalagi kalau melihat teman-temanku yang lain diantar les naik mobil. Beberapa kali aku naik becak dengan dongkol dan ketika sampai bawaannya ingin segera kabur biar orang lain tidak melihat ku naik becak.
Aku masih ingat, suatu hari aku pergi les piano diantar pak Tik/ pak Di dan ditemani ibuku. Saat mengobrol dengan ibu di jalan aku sempat bertanya, melontar dengan polosnya,” Bu kenapa sih harus naik becak? aku kan malu kalau naik becak. Kenapa kita ngga naik mobil aja.”. Kulihat ekspresi ibu aneh dan sempat terdiam sebentar lalu membalas pertanyaanku, “Hus, ngga boleh gitu !”. Aku yang masih bocah ingusan terdiam, bertanya-tanya kenapa ya jawaban ibuku seperti itu? Aku tak mengerti.
Sekarang setelah aku sudah beranjak dewasa, terkadang aku kepikiran kejadian ini. Lalu aku mulai berpikir, jahat juga ya mulut anak SD ini (a.k.a gue) ngomong seperti itu di depan pak becaknya langsung. Lalu aku berpikir, bisa jadi perkataan polosku ini menyinggung hati pak becakku ini dan membuatnya sedih, terlebih narik becak adalah satu-satunya pintu rejeki yang Ia ketuk untuk mencari sesuap nasi dan menghidupi anak-anaknya.
Aku sungguh menyesali perkataanku. Tapi bagaimana caranya menyampaikan maafku? Kudengar dari ibu beberapa tahun setelah pergi kuliah ke Jakarta pak Tik tiba-tiba ditemukan meninggal di atas becaknya, di dekat rumahku. Katanya Ia terkena TB dan tidak punya biaya untuk berobat. Terakhir kali badannya terlihat semakin kurus. Satu-satunya kesempatan yang ku punya adalah meminta maaf ke pak Di, yang (mungkin) masih hidup, meski aku tak tahu dimana Ia sekarang karena tak lagi mangkal di dekat rumahku.
1 note
·
View note
Text
Never Good Enough
Hai all.
Been missing for a long time, akhirnya gue kembali. Tapi sekarang mau post tulisan yang gatau deh, kayaknya belum pernah dikirimkan. Lagi mau nulis buat tulisan lain yang probably bakalan di-post juga hari ini, so stay tune!
------------------------------------------------
Hoi.
Hehe maaf banget karena ngga memberikan postingan for the longest time, tapi yaudah lah ya beb namanya manusia ya bisanya berencana dong. Kalau bisa meniupkan air melalui belalainya namanya gajah, bukan manusia. Oke skip.
Siang tadi, setelah mendatangi wisuda di Rektorat kampus yang panasnya naudzubillah itu, ada temen yang mendadak membahas skripsi. Well, nggak mendadak juga sih, soalnya emang bahasannya berkaitan sama itu, terus inget aja kalau kita semua sama-sama struggling dengan permasalahan skripsi ini. Dia ngerasa left behind gitu karena temen-temennya dia udah banyak yang melakukan seminar proposal, sedangkan dia masih belum seminar sama sekali.
I felt that.
Banyak temen seangkatan gue di prodi sebelah maupun di kampus lain yang udah sidang proposal. Di prodi gue kebetulan ngga ada sidang proposal gitu, jadi ya yang penting masukin proposal aja, nanti di-plot sama dosen yang mana, habis itu proses deh penelitiannya. Langsung ke seminar hasil nanti, ngga ada seminar proposal. Kebetulan beberapa temen udah masukin proposal skripsi juga ke admin prodi, sedangkan gue masih sibuk aja nih haha-hihi kayak nggak ada beban hidup.
Gue nggak ngerti sih ketiadaan beban ini datang darimana, cuman kayaknya mainly disebabkan oleh orangtua dan dari gue sendiri. Orangtua gue cenderung chill dalam masalah kuliah. Mereka membebaskan anaknya untuk sebisa mungkin enjoy dengan perkuliahannya; memberikan kebebasan mau ikutan UKM apaan, mau magang dimana, mau nugas bentuknya apa, dan bahkan nga dikasih target harus lulus kapan. Beberapa temenku stress sendiri justru karena hal ini, soalnya mereka mikir kalau orangtuanya nggak percaya bahwa mereka mampu mencapai target sendiri. But for me, aku rasa mindset orangtua terbentuk karena mereka berdua pernah kuliah dan pernah punya anak yang kuliah.
Mereka tahu gimana rasanya kuliah, dengan segala tuntutan yang harus dipenuhi. Mereka kebetulan ngga se-beruntung gue, karena saudara mereka banyak dan harus dikuliahkan semua. Sepertinya kedua orangtua juga mikirin masalah mental state, bahwa tekanan bukan sesuatu yang cocok untuk mencapai sesuatu. Mereka juga bisa melihat pencapaian kakak gue sih, karena walaupun wisudanya nggak sesuai dengan rencana, toh dia tetep bisa menjadi lulusan dengan IPK tertinggi di fakultasnya.
For me personally, gue bahkan ngga menentukan harus lulus kapan. Gue masih memiliki beberapa target yang hendak dicapai; les bahasa inggris, kursus naik mobil, pengen bisa nulis buku dulu, pengen bisa jalan-jalan ke beberapa kota dulu, pokoknya optimalisasi kesempatan dan sumber daya yang gue miliki sekarang, yang mungkin bakalan ilang kalau gue udah ngga di bangku kuliah. Pun gue nggak memiliki the urge untuk cepat lulus, karena ke depannya beneran nggak ada bayangan mau ngapain.
Gue ngerasa, di Indonesia ini ya, target hidup orang tuh terlalu disamakan. Maksudnya, apa yang banyak orang tempuh, mendadak menjadi suatu hal yang idealnya harus untuk dilakukan, tanpa mempertimbankan persoalan pribadi yang mungkin sedang dihadapi oleh seseorang.
Misalnya nih, idealnya, seorang yang habis lulus SMA tuh ya kuliah, karena banyak lulusan SMA di Indonesia yang memutuskan untuk kuliah. Nggak salah, karena toh anak SMA juga bisa ngapain sih pasca lulus? Cuman, masalahnya, harus immediately kuliah itu yang kemudian menimbulkan banyak permasalahan.
Siswa SMA jadi berlomba buat bisa masuk ke perguruan tinggi. Gempita seleksi masuk perguruan tinggi ini masih menjadi salah satu hal yang rutin gue ikutin, karena menarik dan banyak dinamikanya. Bukan hal yang baru kalau seleksi pasti banjir pendaftar, bisa lebih dari 2 juta orang yang ikutan untuk memperebutkankursi yang ada. Banyak bahkan yang memiliki mindset yang penting masuk ke perguruannya aja dulu, nggak peduli jurusannya apaan.
Jarang banget ada anak SMA yang take a moment untuk mikir mau diibawa kemana hidupnya. Apa yang benar-benar dia passionate about dan apa yang pengen dia geluti di dalam hidupnya. Jarang juga yang kemudian taking gap year untuk bisa melakukan hal yang selama ini mereka inginkan tapi terkendala sama jam sekolah yang padat banget; les piano, les biola, les gitar, keliling Indonesia, kursus bahasa, volunteering, dan lainnya.
Cepet-cepetan masuk ke perguruan tinggi mendadak menjadi sebuah kompetisi, yang mana kalo lo ketinggalan, ya artinya lo kalah. Banyak orang yang kemudian terjebak oleh sistem yang ada dan merasa salah jurusan. Sebuah penelitian pernah membuktikan bahwa 87% mahasiswa Indonesi pernah merasa mereka salah jurusan. Se-banyak-itu lho, beb.
Padahal perguruan tinggi di Indonesia ngga mengakomodir mahasiswanya untuk bisa pindah jurusan, nggak kayak di Amerika. Yaudah, akhirnya mereka yang merasa salah jurusan harus mengulang lagi proses seleksi dari awal, kembali menghadapi ketidak pastian hidup, untuk bisa masuk ke prodi yang menurut dia tepat. Itu skema yang paling mending. Anak-anak Bidikmisi jelas nggak memiliki privilege seperti itu, karena kalau mereka pindah, ya beasiswa mereka otomatis keputus.
Contoh hal yang lain yang dinormalisasi menjadi sesuatu yang ideal ialah bahwa wajarnya, anak S1 itu lulus setelah 4 tahun kuliah. Hal ini membentuk pemikiran bahwa semua mahasiswa S1 haru bisa lulus setelah menjalani kuliah selama 4 tahun. Yang ngga lulus tepat waktu dianggap sebagai orang yang bermasalah, no matter what. Bahkan di kampus gue, angkatan gue diwajibkan untuk caw setelah 5 tahun di kampus. Kalau lebih, ya ancamannya DO.
Padahal banyak banget mahasiswa yang masih nggak mau melepaskan status mahasiswanya karena memiliki urusan atau target lain yang mau mereka capai, kayak misalnya gue. Contoh lain ya misalnya mahasiswa yang terpaksa bekerja untuk bisa mendapatkan biaya kuliah, mahasiswa yang emang mau stay di kampus dulu untuk mengembangkan dirinya karena di rumahnya terbatas aksesnya sehingga nggak bisa mengembangkan diri, ada yang mau bikin project sosial dulu, ada yang mau bikin bisnis dulu, ada pula mereka yang mau dapet kerjaan dulu baru lulus. Semester tua jamak dijadikan waktu break dan masa untuk mengejar target-tagret yang terbengkalai karena kepentingan akademik kuliah. Nyatanya, jenis mahasiswa nggak bisa disederhanakan semudah itu.
Hal ini sih yang menurut gue harus diubah: bahwa semua orang harus sadar jika nggak semua orang memiliki target yang sama. I know masih banyak orangtua yang memberikan tuntutan bagi anaknya, dan gue beruntung banget karena memiliki orangtua yang nggak se-strict itu untuk memberikan target. Tapi, jangan sampai kalian lupa dengan well-being kalian. Memforsir diri sendiri untuk bisa memenuhi target yang nggak realistis jelas bukan hal yang baik untuk dilakukan, karena selain hasilnya nggak maksimal, memforsir diri justru bersifat destruktif terhadap kesehatan diri sendiri. Udah berapa banyak orang yang meninggal karena mereka memaksakan diri untuk bisa mencapai target yang nggak masuk akal?
In the end of the day, hidup bukan kompetisi, kok. Semua orang punya pace kerja masing-masing, target masing-masing, dan waktunya masing-masing. Gue sendiri menganggap hidup sebagai sebuah perjalanan yang panjang, dan penting untuk bisa menikmati dan mengapresiasi perjalanan itu sendiri. For me, jangan sampai kita terlalu fokus buat ngebut menyusuri jalan, berharap bisa mencapai langit, untuk kemudian ngga bisa menikmati pemandangan yang ada dan pembelajaran yang ditawarkan.
0 notes
Text
Selamat jalan sang bahaduri
Jakarta, Senin (5/2/2018), tepat pukul 10.00, saya terbangun dari tidur. Di luar sedang hujan rintik-rintik. Saya lalu melongok ponsel. Ada beberapa pesan masuk. Salah satunya bertuliskan, “Jha, Mas Yockie meninggal dunia.” Sontak saya kaget. Bengong untuk sesaat.
Walaupun tahu beliau sedang sakit dan terus mendapat perawatan intensif, saya tetap saja berusaha meyakinkan diri bahwa kabar tadi benar adanya. Langsung saya buka linimasa Twitter. Ternyata betul. Adib Hidayat --yang ikut terlibat dalam pagelaran musik untuk membantu biaya pengobatan Mas Yock-- mengabarkan duka yang sama melalui akunnya. Innalillahi wainnailaihi rojiun.
Yockie meninggal pada umur 63 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, sekitar pukul 07.23 WIB. Jenazahnya dimakamkan di TPU Karet Bivak blok AA 2 bld 45.
Sebagai pengganti obituarium untuk Mas Yock, saya menerbitkan tulisan panjang ini. Sebelumnya sudah termuat di Beritagar.id (Jumat, 17 Maret 2017). Hanya saja versi yang terbit itu sudah melalui proses penyuntingan. Versi yang di blog ini lebih utuh. Kalau dalam film istilahnya uncut version.
Kala itu saya bersama Bismo Agung --yang hasil fotonya saya jadikan headline tulisan ini-- menemui Mas Yock dalam dua kesempatan.
Perjalanan karier dan sumbangsihnya terhadap industri musik pop di Tanah Air tiada terkira. "Layak jadi figur,” ujar redaktur pelaksana di kantor ketika saya mengusulkan nama Mas Yock untuk bahan tulisan.
Arsitek lazim dikenal sebagai sosok yang merancang bangunan menggunakan sketsa, gambar, teks, dan komunikasi lisan. Jika konteksnya musik, Yockie Suryo Prayogo patut diperhitungkan sebagai salah satu arsitek paling berharga yang dimiliki negeri ini.
Ia meletakkan konstruksi lagu menggunakan notasi-notasi dan harmoni indah melalui instrumen piano, organ, dan keyboard yang jadi andalannya.
Sejak kecil anak ketiga dari delapan bersaudara pasangan Soesanto-Suryati ini telah mengenal musik klasik melalui guru piano yang saban petang datang memberikan les privat.
Musik klasik yang jadi pondasi bermusik --plus pergumulannya dengan genre musik lain-- membuat aransemen garapan Yockie kaya dengan penjelajahan akor dan warna. Semua berkat pergaulannya dengan berbagai kalangan yang merentang dari Balikpapan, Jakarta, Bandung, dan Malang.
Menelisik petualangan musikalnya sejak akhir 60-an hingga medio 70-an, Yock-- panggilan akrabnya-- bukan hanya menemplok di God Bless, kelompok Safira, Fancy Jr., BigMan Robinson, Zonk, Giant Step, Double Zero, Contrapunk, Jaguar, hingga The Mercy’s pernah pula diperkuatnya.
Statusnya mulai dari salah satu penggagas, pengisi kekosongan, hingga sekadar membantu pada saat sesi rekaman. Kelar mendapat honor setelah menyelesaikan kontrak, ia cabut lagi.
“Waktu itu julukan saya cabo alias perek band saking seringnya keluar masuk band. Ha-ha-ha,” kenang Yockie kepada kami (2/2/2017).
Berpindah ke dasawarsa 80-an dan 90-an, wilayah kerja kreatif ayah Nara, Ade, Reza, dan Sarah ini semakin tidak terbendung.
Jika sebelumnya hanya mengakrabi rock, Yockie tak segan menjamah bidang dan genre lain. Selain pop, Yockie pernah berkecimpung menggarap musik dangdut untuk album Mana Tahan (Purnama Record - 1980) milik kelompok komedi Warkop Prambors yang kemudian bertransformasi jadi Warkop DKI.
Tidak hanya piawai memencet keyboard, tugas sebagai penulis lagu, komposer, penata musik, hingga produser juga dilakoninya. Dan itu bukan untuk keperluan album rekaman semata, tapi juga melingkupi bidang lain seperti yang pernah dilakukannya saat mendapat kepercayaan sutradara Garin Nugroho menjadi pengarah musik untuk pementasan teater musikal “Diana” (7-8 Juli 2010).
Debby Nasution, keyboardis yang pernah singgah sebentar memperkuat formasi God Bless, menyebut Yockie sebagai pemilik berjuta gagasan dan ide.
Latar belakang mengapa Yockie suka gonta-ganti band karena sifatnya yang pembosan. Ia selalu ingin mencari tantangan baru dan tidak mau berkubang terlalu lama di zona nyaman. Hingga sekarang ia mengaku masih seperti itu.
“Alasan lain yang bikin saya bosan karena tuntutan kreatifitas. Orang kalau terlalu sering membahas hal yang sama, lama-kelamaan jadi bosan. Sudah enggak enak. Padahal unsur-unsur mengejutkan itu yang menciptakan dinamika,” kilahnya.
Setiap menempuh perjalanan musikal, Yockie tidak sekadar bergulat dengan segala problem berkeseniannya, tapi juga mengamati, mempelajari, kemudian memetik banyak hikmah.
Dialektika itu yang membuat setiap komposisi ciptaannya merembes masuk ke hati setiap pendengarnya, tidak sekadar numpang lewat di kuping dan terlupakan begitu saja.
Jika lagu ibarat bangunan, maka Yockie sebagai arsitek berhasil merancang sebuah bangunan yang berkualitas dan tahan lama.
Penabalan sebagai arsitek musik datang dari mendiang pengamat musik Denny Sakrie. Dan itu bukan satu-satunya julukan yang dialamatkan kepada pria kelahiran Demak, Jawa Tengah, 14 September 1954.
Wartawan musik Denny MR menganggap Yockie sebagai musikus genius sebab dari pemikirannya muncul begitu banyak karya berkualitas yang menjadi sumber telaah hingga sekarang.
Hal senada disampaikan Triawan Munaf (58). Saat saya temui dalam acara syukuran film Wiro Sableng 212 di JS Luwansa Hotel, Jakarta Selatan (9/2/2017), mantan keyboardis Giant Step yang kini menjadi Kepala Badan Ekonomi Kreatif menyebut diri sebagai pengagum Yockie.
“Mas Yockie selalu menghasilkan terobosan penting dalam berkarya. Mulai dari God Bless, Badai Pasti Berlalu, dan Musik Saya Adalah Saya. Sebagai sesama keyboardis, saya ini enggak ada apa-apanya. Dia luar biasa,” puji Triawan.
Ayah penyanyi Sherina Munaf itu menambahkan bahwa Yockie juga seorang pemikir, kritis, dan sensitif terhadap isu sosial, politik, kemanusiaan.
“Dia selalu ingin mengikuti kondisi aktual, tidak mau terjebak pada masa lalu. Karena itu kita semua butuh sosok seperti Mas Yockie untuk memberikan masukan kepada generasi muda,” pungkas Triawan.
Banyaknya julukan dan pengakuan terhadap Yockie berbanding lurus dengan versi penulisan nama pertamanya, terutama di berbagai media dan juga sampul album. Pada fase awal kariernya sempat muncul sebagai Yongkie, Yocky, Jocky, dan Jockie yang merupakan versi paling lazim ditemukan.
Selain Musik Saya Adalah Saya (Musica Studio’s - 1979) yang menempati urutan ke-13 dari “150 Album Indonesia Terbaik” versi majalah Rolling Stone Indonesia (edisi Desember 2003), bukti kegeniusan Yockie juga bisa disimak dalam soundtrack film Badai Pasti Berlalu (Irama Mas - 1977) yang jadi pemuncak lis.
Yockie bersama Eros Djarot dan Chrisye menjadi produser dengan pembagian tugas spesifik; Eros mengurusi departemen lirik, Chrisye sebagai penyanyi, sementara Yockie membuat aransemen.
Dalam buku “Pop Kosong Berbunyi Nyaring: 13 Hal Yang Tidak Perlu Diketahui Tentang Rock” terbitan Elevation Books, penulis Taufiq Rahman menyebut album tersebut adalah mahakarya yang layak untuk terus dibahas dari sudut pandang manapun.
Saat mendapat kepercayaan Prambors Rasisonia menata musik album kompilasi Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) 1977 dan 1978, Yockie lagi-lagi membuktikan kematangannya bermain-main di wilayah musik pop, bukan sekadar rock yang selama ini digelutinya bersama God Bless dan segudang band lain.
Deretan pengakuan bertambah panjang karena lis “150 Lagu Indonesia Terbaik” memuat beberapa lagu yang melibatkan Yockie, antara lain “Badai Pasti Berlalu” (Berlian Hutauruk - posisi 3), “Kehidupan” (God Bless - 8), “Lilin-Lilin Kecil” (Chrisye - 13), hingga “Kesaksian” (Kantata Takwa - 82).
Langit kecokelatan dan udara dingin terasa betul menusuk tulang saat menapak di kompleks The Breeze, Bumi Serpong Damai City, Tangerang Selatan (2/2/2017). Aspal yang masih basah menandakan tempat ini baru saja terguyur hujan.
Yockie ditemani sang istri, Tiwi Puspitasari, muncul mengenakan jaket bertudung (hoodie) warna hitam dengan celana denim, sepasang sepatu, dan frame kacamata berwarna senada. Resleting perak yang menutupi jaket dibiarkan terbuka sehingga menyembulkan kaos abu-abu dari badannya.
Awalnya Yockie memilih untuk melakukan sesi wawancara di salah satu gerai kopi waralaba. Musabab tidak menyediakan ruangan untuk memenuhi keinginan Yock merokok, kami beringsut menuju sebuah cafe yang letaknya hanya sekira 10 meter dari tempat semula.
Bagian belakang cafe itu semi outdoor. “Nah tempat ini pas,” ujar Yockie sembari duduk di salah satu sofa. Dikeluarkannya sebungkus rokok filter dari kantong, mengambil sebatang, dan menghisapnya dalam-dalam.
Pengunjung cafe tampak sibuk masing-masing. Tidak ada yang menyadari bahwa sosok dengan tinggi badan mencapai 184 sentimeter di tengah-tengah mereka adalah musikus penghasil banyak magnum opus dalam industri musik pop tanah air.
“Tidak ada masalah bagi saya apakah masih dikenali orang banyak atau tidak. Biasa saja,” tegasnya.
Kumis dan jenggot yang menghiasi area bibirnya dibiarkan menyambung sehingga tampak membentuk huruf “O”.
Rambutnya tak gondrong lagi dengan kondisi mulai menipis membuat dahi dan tulang pipi yang dihiasi jambang tampak menonjol. Persis sebuah tebing nan kukuh.
Kekukuhan itu terus dipertahankannya dalam bersikap terutama menyangkut karya-karya kreatif sebagai musikus. Tak peduli jika kemudian album-albumnya kurang laku karena enggan berkompromi dengan tren yang sedang berlaku di industri.
Perihal keras kepalanya Yockie sebenarnya tidak datang ujug-ujug. Sejak remaja ia sudah mbalelo. Lingkungan keluarga yang masih feodal coba ia terabas sesuai jiwa mudanya yang anti kemapanan.
“Zaman dulu itu ajaran yang saya terima tidak boleh petentengan di depan orang yang usianya lebih tua. Bahkan untuk bertanya pun terbatasi. Bagaimana mau tahu kalau tidak boleh bertanya? Paradigma seperti itu yang saya coba lawan, salah satunya dengan musik,” kisah Yockie.
Sikap Yockie itu sebenarnya merupakan imbas dari berkembangnya popularitas generasi bunga alias flower generation pada era 60-an hingga 70-an di Benua Amerika dan Eropa yang mendengungkan protes melalui musik.
Yockie muda yang tergila-gila dengan musik rock setelah mendengarkan lagu “Kelelawar” milik Koes Plus juga menggunakan medium serupa sebagai bentuk perlawanan.
Sejak mengakrabi musik, sekolahnya mulai tidak keruan. Beruntung ijazah SMA berhasil dikantonginya.
Meskipun berhasil membuktikan diri lulus SMA, keputusan untuk mendalami musik tetap mendapat tentangan dari ayahnya yang kala itu berpangkat Brigjen Polisi.
Stigma yang berkembang kala itu memang menempatkan musikus dalam kasta rendah karena pendapatannya serba tak pasti. Menjadi pemusik berarti masa depan suram.
“Mau jadi apa kamu nanti? Pengamen? Gembel?,” tutur Yockie meniru hardikan ayahnya. Tanpa ambil pusing ia tetap saja kukuh melanjutkan petualangan di ranah musik dengan segala risikonya.
Beberapa bukti lain untuk menunjukkan betapa kukuh Yockie terhadap profesinya adalah sikap tidak pandang bulu jika sudah menyangkut Hak Kekayaan Intelektual (HKI), terutama menyangkut penyalahgunaan terhadap karya-karya yang telah dihasilkannya.
Hanung Bramantyo pernah kena tegur karena menggunakan lagu “Kesaksian” milik Kantata Takwa untuk film Sang Pencerah (2010) tanpa seizinnya.
Penyelenggara konser Kantata Barock yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, setahun berselang merasakan hal serupa. Kali ini bahkan sampai ke meja hijau.
Bersama ahli waris W.S Rendra, Yockie menyampaikan nota penolakan terhadap konser yang diadakan PT Airo Swadaya Stupa.
Ia juga menaikkan surat resmi tentang adanya penyimpangan hak cipta akan karya-karya Kantata Takwa, Kantata Samsara, dan Kantata Revolvere mengacu pada UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
Masih pada tahun yang sama, giliran PT Arasy Cinta Sakti dan produser Didi Bofa menerima “surat cinta” Yockie. Pasalnya rilis ulang album Badai Pasti Berlalu dalam format cakram padat alias CD dilakukan secara ilegal. Alhasil album tersebut langsung ditarik dari pasaran.
Yockie kembali memerkarakan penyelenggara dan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan konser “Kidung Abadi Chrisye” di Jakarta Convention Center, Senayan (5 April 2012).
Rekan-rekannya di God Bless juga tidak luput dari tuntutan hukum karena melakukan pelanggaran soal performing rights.
Yockie menilai banyak lagu-lagu ciptaannya semisal “Menjilat Matahari”, Cendawan Kuning”, atau “Kehidupan” yang dibawakan kelompok tersebut dalam berbagai konser berbayar tanpa izin.
Jika dari segala aksi itu kemudian memicu anggapan bahwa muaranya untuk mengejar uang, Yockie menolak dengan sangat tegas. “Saya tidak pernah menjadikan uang sebagai tujuan utama dalam hidup, terlebih dalam berkarya. Itu prinsip saya sejak dulu.”
Lagi pula sebelum membawa segala permasalahan tersebut ke meja hijau, Yockie terlebih dahulu selalu melakukan langkah persuasif secara kekeluargaan. Jika sudah berkali-kali tak mendapat respons, baru kemudian ia melayangkan somasi ke pengadilan.
Jika ingin mendiskusikan soal norma --sosial maupun hukum positif-- dengan Yockie, siapa pun harus bersiap mendengarkan pemaparannya yang berapi-api. Ia seolah mampu meluangkan waktu membicarakan topik ini semalam suntuk.
Bahkan sebagian besar isi statusnya di Facebook banyak membahas perkara yang satu ini. Sungguhpun ia mengaku menuliskan apa saja yang terlintas di kepalanya seketika itu juga saat menatap layar gawai maupun komputer di rumahnya.
“Dari apa yang telah saya alami selama berkiprah di industri musik dan kehidupan sosial, ternyata ada satu variabel lain yang harus kita kuasai. Pelajaran itu saya dapatkan selama bergaul dengan Kantata Takwa. Melalui Mas Rendra saya mempelajari berbagai disiplin ilmu. Saya juga banyak bertemu tokoh ahli hukum, politik, dan lain-lain,” ujarnya.
Variabel yang dimaksudkan Yockie adalah benturan antara norma sosial yang berlaku di masyarakat dengan hukum positif.
Dicontohkannya saat menuntut rekan-rekannya di God Bless tadi. Secara legalitas hukum apa yang dilakukannya benar karena perihal hak cipta termaktub dalam undang-undang.
Alih-alih mendapat dukungan, langkahnya tadi justru memunculkan tudingan miring karena dianggap tidak sesuai dengan budaya kepantasan dan kepatutan yang masuk wilayah norma sosial. Apakah Yockie bergeming?
“Walaupun langkah tadi membuat saya diberengsek-berengsekin, saya tetap memperjuangkan hak saya yang dijamin oleh hukum, tidak peduli dengan tekanan lingkungan. Sekalian juga saya ingin memberikan contoh kepada musisi lain. Biarlah saya jadi martir. Dan cukup saya saja yang mengalami,” tegasnya.
Selain keteguhan hati tentang pelaksanaan norma, menarik juga mengetahui bagaimana Yockie memposisikan diri dengan kondisi musik sekarang.
Pasalnya Yockie mau tak mau harus menghadapi perubahan pola industri musik yang ditopang kemajuan pesat di bidang teknologi rekaman.
Hal itu tentu berbeda jauh dibandingkan dasawarsa 80-an dan 90-an saat dirinya sibuk bersolo karier juga tergabung dengan Kantata Takwa, Swami, serta Suket.
Untuk menguliti pandangannya tentang hal tersebut, sekalian untuk sesi pemotretan, kami harus mengatur janji pertemuan selanjutnya. Tempat yang disepakati adalah kediamannya yang terletak di bilangan Rawa Buntu, Serpong, Tangsel.
Laiknya pertemuan pertama, beberapa kali kami urung menemuinya sesuai jadwal yang telah disepakati.
“Mas Yockie hari ini sedang tidak enak badan. Maaf,” demikian balasan pesan dari sang istri, Tiwi Puspitasari, saat kami menanyai alasan dari pembatalan tersebut.
Ketika menyambangi rumahnya yang tenang dan teduh karena terletak agak jauh dari jalan raya serta dipenuhi pepohonan rindang, Yockie mengaku bahwa kondisi tubuhnya memang belum stabil betul.
“Beberapa bulan lalu saya sempat muntah darah. Hampir satu liter,” katanya lirih. Dari hasil pemeriksaan menyeluruh, kondisi jantung, paru-paru, dan hati milik Yockie dalam kondisi baik-baik saja. Hanya ususnya yang agak bermasalah.
Yockie kali ini tampil lebih santai mengenakan kaos lengan panjang berwarna cokelat cerah dan celana puntung.
Sambil menyalami dan mempersilakan kami duduk di sofa berwarna putih yang terletak di ruang tengah, Yockie kembali menyalakan sebatang rokok. Di tangannya telah siap sticky buddy, sejenis rol pembersih menggunakan plastik perekat untuk mengangkat kotoran seperti abu rokok.
Tampak piano bermerek Meer di sudut ruangan. Di atasnya diletakkan beberapa trofi penghargaan, salah satunya Lifetime Achievement Award yang diberikan Anugerah Musik Indonesia pada 2012.
Pada dinding ruangan yang berkelir putih gading, mejeng beberapa plakat penghargaan, poster konser rock opera, lukisan, dan karikatur bergambar dirinya saat terpilih sebagai salah satu dari “25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa” versi majalah Rolling Stone Indonesia.
Saat berdiri dan berjalan untuk melakukan sesi foto, Yockie tampak menggontai. “Ini efek dari kebanyakan mengonsumsi alkohol di masa muda. Sekarang baru saya merasakan dampaknya.”
Alkohol memang jadi teman akrab Yockie setelah berhasil lepas total dari jeratan narkotika pada 1975 setelah hampir lima tahun menjadi pecandu. Awalnya sekadar pelarian. Perlahan tapi pasti, intensitasnya meningkat. Ia berubah dari junkie menjadi alkoholik.
“Dulu saya bisa menghabiskan sebotol cognac (sejenis brendi) dalam sehari. Terkadang malah dua botol,” akunya. Kebiasaan mengonsumsi alkohol baru dihentikannya setelah muntah darah.
Walaupun tampak susah payah berjalan, jemarinya tetap saja rancak menjelajahi setiap bilah-bilah papan nada piano untuk memainkan beberapa komposisi ciptaannya secara medley, salah satunya “Angin Malam” yang terdapat dalam album Badai Pasti Berlalu.
Ternyata Yockie bukan hanya genius, tapi juga menghipnotis. Tubuh seolah merasakan desiran angin malam saat mendengarkannya bermain. Tak banyak musisi yang bisa menghasilkan interaksi rasa seperti demikian.
Tanpa bermaksud jemawa, Yockie menilai sejak dimulainya era digital hingga sekarang belum lahir lagi album musik Indonesia yang pantas disebut sebagai produk budaya.
Penyebabnya karena kebanyakan hanya sekadar memainkan musik tekstual menggunakan nada do-re-mi-fa-so-la-si-do zonder mengolah rasa berdasarkan aspek sosiologis dan antropologis melalui pergaulan lingkungan sekitar.
Alhasil musik yang dihasilkan tidak mempunyai ruh. Berbeda dengan musik zaman dahulu semisal Koes Plus atau God Bless yang hingga sekarang masih tetap diapresiasi.
Beberapa band sekarang yang menurutnya berhasil memenuhi kriteria tadi adalah Barasuara dan Efek Rumah Kaca.
Sebelum menyudahi pertemuan, Yockie membocorkan bahwa kini sedang merancang sebuah konser lagi setelah tahun lalu mengadakan pementasan “LCLR Plus Yockie Suryo Prayogo” dan “Badai Pasti Berlalu Plus Yockie Suryo Prayogo” di Bandung, Surabaya, Malang, dan Yogyakarta. Terbersit juga harapannya untuk menggelar lagi konser “Musik Saya Adalah Saya” yang terakhir kali diselenggarakan pada 1979 di Balai Sidang Senayan, Jakarta.
Ia juga sedang berusaha menjalin kesepakatan kembali di Musica Studio’s agar menerbitkan kembali album-album solo lamanya yang pernah diedarkan label tersebut.
Perihal kapan ingin merilis album baru lagi setelah menelurkan Perjalanan Waktu (Bravo Musik - 2015), Yockie yang kini sedang membaca buku karya Soetanto Soepiadhy bertajuk “Meredesain Konstitusi” dan “Demokrasi Kita” dari Mohammad Hatta belum bisa memberi kepastian.
Metode rekaman secara digital sekarang bagi Yockie belum bisa memenuhi parameternya tentang kualitas audio mumpuni. "Karena semua instrumen yang terekam sifatnya hanya data input. Ada studio digital yang bagus, tapi ongkosnya mahal. Saya kesulitan mengakses itu," tutupnya.
#obituarium#YockieSuryoprayogo#god bless#musisi#indonesia#musik#Musica Studios#badai pasti berlalu#chrisye#musik saya adalah saya#lomba cipta lagu remaja#lclr#prambors#koes plus#barasuara#efek rumah kaca#Rolling Stone Indonesia#eros djarot#Anugerah Musik Indonesia#kantata takwa#swami#giant steps#karet bivak
0 notes
Text
Alasan Wanita Jepang Tidak Ingin Menikah
1. Tingginya Biaya Hidup di Jepang, Mengharuskan Wanita Juga Bergaji Besar
Jepang merupakan negara maju yang memiliki biaya hidup tinggi. Sehingga tidak hanya laki-laki, wanita pun dituntut untuk berpenghasilan sendiri. Agar wanita Jepang mau dinikahi, setidaknya seorang suami harus memiliki penghasilan lebih dari 460.000 Yen per bulan atau setara dengan Rp. 46 juta. Angka tersebut merupakan rata-rata dari penghasilan apabila suami dan istri bekerja. Dan kemudian itulah yang menjadi patokan wanita Jepang pada pria.
2. Ternyata Kehidupan Seorang Istri di Jepang adalah Mengurus Rumah Tangga
Ketika seorang wanita Jepang menikah, dia harus siap menjadi ibu rumah tangga. Kegiatannya diharuskan untuk mengurus keperluan rumah dan anak-anak. Kegiatan yang hanya berkutat dengan pekerjaan rumah tersebut dianggap pekerjaan yang sia-sia bagi wanita Jepang. Sehingga hampir seluruh wanita Jepang anti menjadi ibu rumah tangga.
Sebagian besar wanita Jepang memilih untuk tetap bekerja meskipun telah menjadi istri. Namun ada kendala juga ketika seorang istri bekerja karena pria Jepang menginginkan istri bekerja part time, bukan full time. Pria Jepang tidak mau urusan rumah terbengkalai karena istri bekerja apabila sang Istri bekerja fulltime. Karena bagi pria Jepang, wanita yang rajin mengurus rumah tangga adalah istri dambaan.
3. Wanita-wanita Jepang Enggan Memiliki Anak
Keengganan wanita Jepang memiliki anak apabila menikah dikarenakan takut kekurangan materi. Memenuhi hidup diri sendiri saja sudah harus pontang-panting kesana kemari. Apalagi bila memiliki anak, khawatir tidak mendapatkan kehidupan yang layak. Membesarkan anak bukan perkara mudah dengan biaya hidup di Jepang yang tinggi. Meskipun pendidikan dari level Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas seluruhnya gratis, masih banyak yang mengeluh karena kebutuhan lain, misalnya les piano, les balet dan ekstrakurikuler di sekolah membutuhkan biaya yang tak sedikit.
0 notes
Photo
Mendidik Anak-anak Dengan Cinta
Duhh dapet PeeR sebelum matrikulasi dari #IIPBogor ini udah mau #Day3, hari terakhirrr Inimah Challenge banget buat saya… Karena saya ga bisa nulis tapi harus bisa mulai sekarang… Mari kita #MulaiMenulis biar ga galau… Hahaha *apasih
Mulai dari mana yah? #Challenge? Ya setiap hari buat saya adalah tantangan.. Saya ibu dari 3 anak yang karakternya luar biasa berbeda… Si sulung anak yang slowly, si tengah anak yg sangat tantrum, dan si bungsu yang super duper manja…
Mendidik anak dengan cinta? Yaa tentu saya mendidik anak dengan cinta, karena anak adalah amanah titipan dari Allah dan ujian.. Ujian disini adalah ujian saya sebagai manusia untuk menata emosi, mengatur tenaga dan biaya…
Emosi? Yess ini penting banget loh… Satu contoh minggu ini anak anak sudah mulai libur… Hari pertama saja blum setengah hari udah ada yg berantem dan nangis…
Duhduhduh helloooww nak libur masih 22 hari lagi, simpanlah tenaga nya ga perlu buat berantem..
Sepanjang hari main tp pasti diakhiri oleh ribut… Akhirnya emak ga boleh kalah ide, pas saat “khadimat” tidak datang saya suruh anak anak membereskan kamar kamar dan merapihkan lemarinya… Lumayan 1 jam lebih ga terdengar ribut (salah satu contoh) hehehe..
Mengatur tenaga? Nah ini penting banget… Di sore hari meski libur panjang anak anak masih ada jadwal les piano, b. Inggris, panahan dan taekwondo… setiap hari berbeda beda.. Emak juga harus “strong” dong meski cuma jadi supir… Karena kalo emak sakit, bisa kacau berantakan… Biar emak bisa “metime” harus Atur strategi, Setelah makan siang dan sholat dzuhur anak anak “dipersilahkan” istirahat alias tidur siang hahahahaha… Anak ke 2 selalu menolak, biasanya dia manyun tp pasti ketiduran …
Ketika mreka tertidur, Maka dunia persilatan aman selama 2 jam kedepan… Emak bisa jungkir balik ngurusin orderan, ngurusin tanaman, atau buka HP hahahaha
Sekarang masuk ke biaya, Biaya? Yess biaya penting sekali… Saya emak emak yg tanpa disadari sudah terkontaminasi dengan kata irit alias hemat wkwkwk… Satu contoh, biasanya menjelang antar anak les saya siapkan bekal dari rumah untuk si bungsu biar ga jajan… Ketika sekolahpun saya buatkan anak anak snack dan makan siang selalu dari rumah… Anak anak ga pernah saya kasih uang jajan disekolah kecuali ketika hari bussines day… Dan sampai skr mereka terbiasa untuk tidak minta jajan ketika kemana pun pergi kecuali saya yg menawarkan dengan budget… Haha maap nak emakmu pelit.. Ini demi kebaikan mu juga.. Kelak kau akan mengerti..
Itu 3 dasar mendidik dengan cinta… Saya harus menghemat tema, kata kata karena bakalan banyak PeeR menanti biar lulus matrikulasi hahaha
Selamat beristirahat buat emak emak sholehah
#ODOPPreMatrik
0 notes
Text
BERSERTIFIKAT, CALL 0822-7942-7943, Les Piano Intensif Sidoarjo, Les Keyboard Di Rumah Sidoarjo
KLIK https://wa.me/6282279427943, Tempat Kursus Piano Anak-Anak Tarik Sidoarjo, Tempat Kursus Piano Dewasa Tulangan Sidoarjo, Tempat Belajar Piano Anak-Anak Waru Sidoarjo, Kursus Keyboard Musik Klasik Wonoayu Sidoarjo, Les Keyboard Musik Klasik Balong Bendo Sidoarjo Selamat datang di Kenz Music Studio, tempat terbaik untuk belajar piano dengan penuh semangat dan keseriusan. Kami guru piano yang BERSERTIFIKAT dan BERPENGALAMAN untuk membimbing Anda dalam mengembangkan bakat musik Anda. Dengan bergabung di Kenz Music Studio, Anda tidak hanya akan diajari teknik-teknik dasar bermain piano, tetapi juga akan diajarkan hingga Anda benar-benar menguasai alat musik tersebut. Kami percaya bahwa setiap individu memiliki potensi yang luar biasa dalam bidang musik, dan kami siap membantu untuk mencapai potensi terbaik Anda. Salah satu keunggulan dari Kenz Music Studio adalah kemudahan akses, dimana kami dapat DATANG LANGSUNG KE RUMAH untuk memberikan pelajaran piano. Dengan begitu, Anda tidak perlu repot-repot pergi ke tempat les dan dapat belajar dengan nyaman di rumah sendiri. Tempat kami mudah dijangkau dan memiliki fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar yang optimal. Jadi, tunggu apalagi? Segera BERGABUNG dengan Kenz Music Studio dan temukan potensi musik Anda bersama kami! Alamat kami: KENZ MUSIC STUDIO Course and Entertainment Perumahan Villa Jasmine 1 Blok K 8, Desa Suko, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61224 #privatpianoporong, #privatpianoprambon, #privatpianosedati, #privatpianomurahsidoarjo, #privatpianosukodono, #privatpianotaman, #privatpianotanggulangin, #privatpianotarik, #privatpianotulangan, #privatpianowaru,
#les piano terdekat#harga les piano#harga les piano sidoaorjo#les piano online#les piano anak terdekat#kursus piano dewasa#harga les piano terdekat#biaya les piano yamaha
0 notes
Photo
kursus gitar anak,les gitar jogja murah,les gitar klasik jogja,les privat gitar jogja,les gitar blues jogja,biaya les gitar jogja,les gitar daerah jogja,les gitar murah di jogja,les gitar jogja kaskus,kursus gitar blues jogja
Ingin belajar musik secara profesional?? JOGJA MUSIC SCHOOL Kursus Musik Nomer Satu di Jogja Telah membuka kelas berbagai instrumen : Drum, Perkusi, Vokal, Gitar, Bass, Keyboard, Piano, Biola, Saxophone, Trumpet, dan Flute. ================================================= Dengan 5 keunggulan, JMS telah menjadi pilihan utama bagi ratusan siswa di Yogyakarta. 1. One Stop Music Course : Program Kelas dan Instrumen Terlengkap di Jogja. 2. Faster Learning : Sistem belajar lebih cepat memanfaatkan teknologi informasi 3. Be creative Musician : mempersiapkan siswa menghadapi kebutuhan industri musik yang dinamis. 4. Measurable Progress : Buku perkembangan & Ujian Siswa 5. Group class & Concert : Menumbuhkan suasana belajar penuh kebersamaan 6. Music fo Everyone ; Kelas segala usia mulai dari 3 tahun hingga dewasa. ================================================== Berminat untuk bergabung dan belajar bersama? Datang langsung saja ke Jogja Music School, Jl. Godean Km 3 No 1 Lantai Basement Toko Buku Social Agency Baru. Info lebih lengkap, bisa hubungi : telp (0274) 4539101 pin BB 5E393CCF SMS/WA 0857-2978-0618 Jangan lupa like fanpage JMS untuk mendapatkan info seputar JMS dan dunia musik
================================================== choirudin
#belajar gitar di jogja#kursus gitar elektrik jogja#kursus gitar elektrik yogyakarta#kursus gitar klasik jogja#kursus gitar murah jogja#tempat les gitar jogja#biaya les gitar jogja#les gitar murah di jogja#kursus gitar#kursus gitar jogja
0 notes
Text
10 things to did
Jika kamu merasa menjadi salah satu manusia yang memiliki banyak hal dan rencana untuk disesalkan ataupun disayangkan karena tidak melakukannya sejak dahulu, hey I tell you, You’re not alone!
Aku tidak bermaksud memberi pembenaran, tapi segala sesuatu bila ada temennya pasti akan terasa lebih menyenangkan. Terkadang aku menertawai diriku sendiri karena “mungkin” saja bila 10 hal itu telah aku lakukan dari dulu-dulu, “bisa jadi” aku adalah orang yang 100% totally different.
Kata mungkin ; bisa jadi menunjukkan tidak ada satupun hal yang pasti di dunia ini. Tapi yang pasti dalam dunia ini adalah saat ini kita masih hidup bukan? Jadi, sebenarnya tidak ada yang salah dengan “kamu tidak melakukan beberapa hal” dalam hidupmu saat dahulu, toh saat ini kamu masih bisa hidup. Jadi, lebih baik kita menikmati dan mensyukuri hidup kita saat ini.
Aku pun memaknai 10 things to did sebagai spion yang hanya membantu kita agar tidak tertabrak atau menabrak saat sedang parkir. Seperti halnya menjalankan mobil, bila hanya melihat ke spion kita tidak akan sampai ke mana-mana, melainkan kita harus melihat ke depan.
Jadi, ada 10 hal yang aku lihat pada spion :
1. Bermain piano dan gitar
Dari sejak TK, ibu aku selalu ingin anak-anaknya bisa bermain salah satu alat musik karena ibu dan bapak aku tidak ada yang bisa bermain alat musik. Ibu aku berharap dengan anak-anaknya bisa bermain musik, bisa meramaikan suasana rumah dan masa tua mereka. Tapi saat itu aku masih kecil dan cuma ingin bermain aja, sehingga les piano dan gitar pun hanya berlangsung 6 bulan. Dan sekarang, setiap aku melihat pertunjukkan musik, aku membayangkan bisa menjadi salah satu bagian dari pertunjukkan, mendapatkan banyak pujian, dan banyak bertemu orang-orang hebat.
Tetapi, kamu tahu? Orang-orang hebat bukan hanya mereka yang bisa bermain musik. Thomas Alfa Edison adalah orang yang sangat hebat, tapi apa dia lihai dalam bermain musik? Aku rasa tidak :)
2. Join klub bulutangkis
Saat ini, kalau ada dari kalian yang tidak kenal Susi Susanti sepertinya sangat keterlaluan. Hahaha. Belum ada pemain bulutangkis tunggal putri Indonesia yang dapat menyaingi prestasi Susi Susanti yang berhasil menyumbangkan medali emas olimpiade untuk Indonesia pada 1992. Betapa bangganya Indonesia saat itu. Dulu waktu di SD kelas 5 pun aku sangat menyukai bermain bulutangkis, dan aku sempat bertanya pada ibu aku “Bu, kalau aku masuk klub bulutangkis bagaimana?” Sebenarnya ibu aku mendukung, tetapi kemudian aku berpikir “sepertinya terlalu muluk pengen jadi atlit nasional”. Akhirnya pun aku mengurungkan niatku tersebut. Dan saat ini, aku tidak pernah berhenti merinding saat menonton pertandingan bulu tangkis, bahkan aku bisa menyaksikannya selama 5-6 jam full. Aku seperti merasa bahwa sebenarnya semua orang (salah satunya aku) punya kesempatan untuk membuat bangga Indonesia.
Tetapi, tahukah kamu? Membuat bangga Indonesia tidak harus menjadi seorang atlet. Anne Avantie adalah seorang designer kebanggaan Indonesia, tapi aku rasa ia juga belum tentu bisa memainkan raket seperti Susi Susanti. :)
3. Masuk SMA negeri
Dulu aku sangat ingin masuk SMA negeri karena selain biaya terjangkau, kesempatan mendapatkan beasiswa, masuk perguruan tinggi negeri pun juga lebih terbuka. Aku sudah sempat bilang ke ibu aku “Bu, kalau aku masuk SMA negeri gimana?” Ibu aku sebenarnya tidak melarang tapi lebih menganjurkan jika aku masuk SMA swasta seperti kakak perempuan aku. Akhirnya karena belum berani menolak anjuran orang tua, aku pun masuk SMA swasta yang sangat homogen dari segi kultur hingga gender, sehingga pada bulan pertama di perkuliahan merasa seperti “jet lag” dengan lingkungan baru.
Tetapi, tahukah kamu? Fitoplankton yang berukuran sangaaaattt kecil saja memiliki kemampuan adaptasi di berbagai suhu. Jadi, masa kita kalah dengan fitoplankton? :))
4. Merantau saat kuliah
Saat kelas 3 SMA, aku sempat berkeinginan keluar dari Jogja untuk kuliah karena meyakini bahwa hidup merantau pasti akan bisa lebih cepat membentuk kepribadian kita. Tapi ibu aku mengatakan “Kalau di Jogja gak ada universitas kayak UGM, gak papa kamu keluar Jogja” Akhirnya pun aku berusaha untuk masuk UGM. Dan merantau itupun harus aku batalkan. Saat kuliah aku merasa bahwa teman-teman aku yang merantau ke Jogja memiliki karakter yang lebih tahan banting karena jauh dari keluarga, sehingga sesaat aku merasa seharusnya aku tetap berani mengambil keputusan untuk merantau ke kota lain meskipun ada universitas sekaliber UGM di Jogja.
Tetapi, tahukah kamu? Pemain sepak bola Steven Gerrard dari Inggris menghabiskan nyaris seluruh karirnya dari 1987 - 2015 di 1 klub yang identik dengan slogannya “You’ll never walk alone!”, yaitu Liverpool dan tetap mampu menorehkan banyak prestasi dan menjadi captain tersohor Liverpool.
5. Masuk kuliah dengan jurusan sesuai keinginan pribadi
Aku sangat ingin masuk ke jurusan public relation ataupun komunikasi dan sejenisnya saat kelas 3 SMA. Dan sesungguhnya banyak teman-teman yang mengatakan bahwa saya cocok di public relation begitu pula sepupu saya yang memiliki title Master untuk Psikologi, bahkan sebenarnya saya sudah diterima di perguruan tinggi swasta untuk jurusan komunikasi. Namun, pada saat bersamaan dengan saya lulus SMA, ayah saya pensiun. Saya merasa bahwa biaya di perguruan tinggi swasta sangat tinggi dibandingkan dengan perguruan tinggi negeri. Dan akhirnya saya mendaftar di UGM, dengan pilihan pertama tetap komunikasi, pilihan kedua adalah teknologi industri pertanian (TIP), dan pilihan kedua adalah pariwisata. Saya pun berdoa dan memohon pada Tuhan agar diijinkan masuk ke UGM, apapun jurusannya. Tuhan pun mengabulkannya tapi bukan di komunikasi, melainkan di TIP. Di tahun pertama pun saya merasa tidak nyaman dengan materi kuliah karena seperti berbeda dengan passion saya.
Tetapi, tahukah kamu? Ignasius Jonan yang telah berhasil merubah wajah Kereta Api Indonesia (KAI) sama sekali tidak memiliki pengalaman samak sekali terkait perhubungan sebelumnya, bahkan beliau sebelumnya berkecimpung di perbankan. Terkadang kita seperti “kecemplung” di kolam yang totally different, tapi bukan berarti kita tidak bisa berkembang dan berkontribusi di kolam tersebut.
6. Menjadi anggota BEM
Sejak masuk kuliah, salah satu keinginan terbesarku adalah bisa masuk BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), karena apa? Karena kalau masuk BEM pasti kesannya keren, menjadi influencer, bisa dekat dengan jajaran dekan, banyak koneksi, dan banyak keuntungan lainnya. Tapi kemudian, aku melihat BEM sebagai lembaga yang monoton dan membosankan, sehingga akhirnya aku pun mengurungkan niat tersebut. Dan memutuskan aktif di organisasi yang berbeda. Namun, di tangan salah satu teman aku yang memimpin BEM, BEM fakultas aku tampak mengalami transformasi ke arah lebih baik. Dan, pada saat itu aku merasa “Ahhh, sayang sekali aku tidak bisa menjadi salah satu bagian dari perubahan mereka”. Lagi-lagi aku merasa menjadi orang bodoh karena berpikiran sempit. Kalau aku bisa masuk BEM, pasti akan bisa lebih menambah CV dan membuat banyak perusahaan tertarik padaku saat aku melamar.
Tetapi tahukah kamu? Seorang pengusaha kosmetik, Ibu Nurhayati Subakat yang memiliki background farmasi tidaklah memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan kosmetik yang saat itu sudah besar tetapi justru memutuskan mendirikan bisnisnya sendiri, sehingga pada detik ini, siapa orang Indonesia yang tidak kenal kosmetik “Wardah”. Beliau dan keluarganyalah yang karena niat ingin berguna bagi orang lain mendirikan perusahaan dengan brand Wardah. Saat mengambil suatu keputusan bukanlah berdasarkan “apa yang akan saya dapat?”, tetapi “apa yang bisa saya berikan dan capai?”
7. Mendaftar kelas public speaking di radio
Saat kuliah, aku masih terobsesi dengan public speaking (walaupun sudah bisa menikmati jurusan yang saya jalani). Aku lagi-lagi berkata pada ibuku “Bu, aku daftar public speaking di radio”, dan ibu aku sangat mendukung, tapi karena keterbatasan waktu, saya pun tidak bisa meluangkan waktu untuk mengikuti kelas public speaking. Saat ini aku sudah bekerja, dan merasa bahwa jika dulu aku sempat mengambil kelas public speaking, pasti kemampuan public speaking sudah sangat jauuuhhhhh lebih baik. (Tapi sebenarnya untuk saat ini, not bad juga :))
Tapi, tahukah kamu? Thomas Alfa Edison yang kecerdasannya tidak diragukan lagi saja bahkan tidak pernah lulus sekolah dasar, ia hanya belajar bersama ibunya, tetapi dapat memberi perubahan besar bagi dunia. Jadi, sebenarnya belajar itu bisa dimanapun, teman :)
8. Mengambil kesempatan menjadi bendahara himpunan jurusan
Aku sempat mengalami dilema saat harus memilih diantara tawaran menjadi bendahara himpunan jurusan atau menjadi ketua organisasi kerohanian fakultas. Aku pun memutuskan untuk menjadi ketua organisasi kerohanian fakultas. Sungguh, sampai menjelang aku akan sidang, keputusan itu adalah keputusan terbesar yang cukup berpengaruh pada saat kuliah karena walaupun aku bisa memenuhi tanggung jawab selama satu tahun, tapi 1-2 bulan pertama menjabat adalah masa yang paling menyebalkan, mengesalkan bagi saya karena adanya keinginan dan keirian yang besar untuk bergabung dalam pengurus harian himpunan jurusan tersebut serta merasa mengambil keputusan yang salah. Walaupun akhirnya setelah 2 bulan, saya sudah bisa ikhlas.
Tetapi, tahukah kamu? Mungkin ada yang ingat kasus perceraian artis papan atas Krisdayanti dan Anang. Banyak rumor bahwa ada orang ketiga, sehingga akhirnya merekapun memutuskan bercerai. Keputusan bercerai tentu identik dengan keputusan yang menyakitkan dan merugikan, khususnya bagi anak-anak. Tapi dapat kita lihat sekarang, justru saat ini rumah tangga Anang dan Krisdayanti masing-masing menjadi lebih harmonis. Problem selesai saat kita bisa berdamai dengan diri sendiri, sehingga hubungan dengan orang lain pun menjadi lebih baik.
9. Mendaftar exchange ke Jepang
Saat kuliah, saya sempat melihat suatu pengumuman terkait student exchange selama 6 bulan di Jepang, saya melihat bahwa salah satu persyaratannya adalah memiliki sertifikat toefl. Saya merasa kemampuan bahasa inggris saya tidaklah buruk, tetapi saya tidak yakin bisa melalui tes toefl. Saya sangat sering menimbang-nimbang, tapi belum ada keberanian dari dalam diri saya untuk tes toefl ataupun meminta surat rekomendasi dari jurusan. Batas akhirnyapun berlalu dan ternyata salah satu teman saya berhasil lolos ke Jepang dan saya tahu bahwa kemampuan kami sebenarnya setara. Tapi dia memiliki keberanian dan keteguhan yang lebih besar daripada saya. Saat itu aku merasa sangat bodoh, apalagi saat saya tahu bahwa hasil toefl saya (beberapa waktu setelah keberangkatan teman aku) untuk tes pertama kali sudah 500. Sungguh penyesalan yang luar biasa. Aku merasa bahwa sesungguhnya harusnya aku bisa ada di Jepang juga pada saat itu bersama temanku.
Tetapi, sadarkah kamu? Apakah dengan penyesalan itu, kemudian secara mendadak aku bisa menjadi berada di Jepang bersama temanku? Sama sekali tidak. Apakah dengan penyesalan tersebut akan membuat aku menjadi lebih maju? Sama sekali tidak. Kita tidak akan pernah bisa memutar waktu. Kita memiliki 2 pilihan, berada di tempat yang sama atau maju ke depan? Apakah dengan menyesal akan membuat kita mengejar kesan “ketertinggalan” kita dari orang lain yang “tampak” lebih berhasil dari kita? Sama sekali tidak, teman :)
10. Suka menulis sejak dahulu saat kuliah
Tulisan ini merupakan tulisanku pertama yang terpanjang (selain laporan praktikum, dan skripsi tentunya, hehe). Saya dari dulu sempat ada keinginan untuk menulis blog sejak kuliah tapi merasa malas untuk mencari inspirasi. Sehingga, blog pun tidak pernah terwujud.
Tetapi, tahukah kamu? Saya menulis sepanjang ini pun karena atas permintaan trainer saya di kantor. Dan ternyata sungguh sangat besar manfaatnya, karena saya seperti sedang menegur diri saya sendiri, hahahaa. Saya juga sadar, keinginan untuk menulis bukanlah mengenai apa yang ingin saya tulis tetapi “apa yang ingin saya bagikan untuk para pembaca”
0 notes
Text
Preschool untuk Sena
Mencari preschool untuk Sena gak mudah buat saya. Orangtua kan harus selalu memberi yang terbaik untuk anak ya, apalagi anak tunggal dan anak yang lama dinanti-nanti :). Kami juga tinggal di Depok, yang pilihan Sekolah Swastanya tentu tidak sebanyak di Jakarta lah ya.
Setelah kurang lebih setahun bertanya-tanya pada adik saya yang anaknya tiga, dan sudah bersekolah di jenjang yang lebih tinggi (TK dan SMP), serta melakukan online research dan group discussion dengan para fellow mommies (aka: teman kantor, teman nongkrong cantik, teman kuliah, dll), maka saya dan suami memutuskan menyekolahkan Sena di Kelompok Bermain/TK Mardi Yuana Depok.
Sebetulnya sejak awal saya hanya punya 2 pilihan: KB/TK Tunas Global atau KB/TK Mardi Yuana. Keduanya tentu saja di Depok. Buat mommies yang domisili Depok, di bawah ini summary kunjungan saya ke dua sekolah tersebut yaaa:
1. KB/TK Tunas Global (Sekolah Nasional Plus)
http://tunasglobal.sch.id/
Keponakan saya sejak TK-SMP sekarang ini bersekolah disini. Itulah kenapa sejak awal saya tertarik menyekolahkan Sena disini. Secara fisik, Gedung Sekolah TUGLO ini bagus, tanahnya cukup luas dan banyak outdoor space-nya. KB/TK-nya terletak bersebelahan dengan SD dan SMP nya (satu kavling).
Kelihatan sekali gedung sekolah TUGLO ini ‘sehat’ dalam artian ventilasi cukup dan anak-anak sepertinya bakal terpapar matahari (alias gak sumpek hihi). Toiletnya keren dan bersih, kelasnya bagus, tempat bermainnya keceh, reception areanya nyaman, juga ada swimming pool-nya loh. In short: physically bagus banget bok sekolahnya! Two thumbs up!!!
TUGLO ini adalah sekolah Nasional Plus, artinya kurikulumnya Nasional namun ada plusnya yaitu kelas extra curricularnya yg kumplit banget (cek Websitenya yaaa untuk tahu lebih lanjutnya), program2nya seperti Monthly Performance, not to mention gedung sekolahnya yang tsakeppp. Ibu yang melayani kami saat visit kesana juga dengan sabar menjawab pertanyaan kami. Bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa Indonesia untuk Kelompok Bermainnya, kalau tidak salah sampai TK A, kemudian mulai dicampur dengan Bahasa Inggris.
Sekolah mengajarkan keragaman Agama dan Budaya sejak dini (kudos!!) Menurut gue ini super duper TOP di era masa kini saat toleransi masyarakat mulai meresahkan.
Nah karena fasilitasnya oke banget, pastinya biaya sekolahnya beda ya dengan Sekolah Nasional. Demikian juga biaya-biaya lainnya hehe. Ada biaya, ada rupaaaa yaaa pastinya.
Dari pengalaman keponakan bersekolah disana sampai SMP, anak-anaknya cenderung ceria dan jarang yang stress hehe. Guru-guru dan sekolahnya sangat bisa diajak bekerjasama dan berkomunikasi. Intinya sekolah yang masuk kategori menyenangkan.
Di TUGLO juga ada acara makan bersama dengan menu yang selalu terpampang tiap hari di Bulletin Board-nya :)
2. KB/TK Mardi Yuana Depok (Sekolah Nasional)
http://mydepokkindergarten.sch.id/yuana/
Baru pertama kali ini saya mengunjungi Sekolah Mardi Yuana Depok. Kesan pertama saat menginjakan ke KB/TK adalah sekolah ‘jaman dulu’ namun penuh keriaan anak-anak juga di dalamnya. Jadi kondisi sekolah yang sedikit ‘gloomy’ jadi menyenangkan melihat wajah-wajah polos yang riang di dalamnya. Belum lagi mendengar derai tawa anak-anaknya saat bermain.
Luasnya tidak sebesar TUGLO karena bangunan KB/TK MY terpisah dengan SD, SMP, SMU-nya. Kami disambut seorang Ibu Pengajar yang ramah dan sangat komunikatif. Terlihat bahwa Beliau adalah Tenaga Pengajar yang Senior dalam artian, sudah berpengalaman. Kelas-kelasnya tentu lebih sederhana dibanding TUGLO. Typical sekolah Katolik jaman dulu, yang minimalis. Namun perlu diacungkan jempol adalah toiletnya saat saya sidak keadaannya bersih loh! Meski tidak sekeren TUGLO, tapi bersih. Itu penting bangetttt menurut saya.
Saya juga sempat menengok kelas TK-nya yang saat itu masih berlangsung. Kebetulan mereka sedang makan bersama. Acara makan ini dilakukan sambil nonton video lagu Bahasa Inggris (pakai LCD gitu loh.. woww ya untuk ukuran Sekolah Katolik, atau saya udah lama gak sekolah kali yaaa hehe). Bahasa yang digunakan untuk menamai sekolahnya mulai menggunakan Bahasa Inggris juga seperti TUGLO. Jadi ada kemiripan juga, yaitu upaya memperkenalkan Bahasa Inggris. Guru-gurunya juga dipanggilnya Ms... hehheee..
Sekolah MY adalah Sekolah Nasional dengan basis Agama Katolik. Bahasa Pengantarnya Bahasa Indonesia, namun saat TK B anak-anak dapat menikmati fasilitas Lab Bahasa Inggris di sekolah ini. Keren yaaa. Kegiatan Ekstra kurikulernya cukup banyak juga kok (juga bisa lihat di Website mereka).
Karena teringat waktu sekolah di Sekolah Katolik dahulu, satu hal yang saya khawatirkan adalah metode mengajarnya yang membuat anak-anak bosan dan tidak semangat sekolah. Namun setelah menyaksikan sendiri kelasnya dan anak-anaknya, rasanya kekhawatiran saya tidak beralasan. Saya juga sempat bertanya-tanya pada mommies yang anak-anaknya bersekolah disini, komentar mereka positif sekali (suasana kelas menyenangkan, anak tidak stress).
MY juga menyediakan makan siang untuk murid-muridnya. Phewww lega banget buat working mom macam saya ini gak perlu buru-buru sediakan makan untuk anak sekolah pagi hehe. Katanya ini supaya mereka belajar makan sehat dengan mandiri. Bagus Bu, teruskan Bu... Saya dukunggg!! hehe.... Senengnya liat makanan mereka, sama seperti yang saya sediakan untuk Sena: no junk food dan dengan sayur pastinya. Organik nggaknya, silakan cek ke vendor. Just kiddding :)
Nah silakan deh Mommies yang masih galau dengan 2 sekolah ini menentukan sendiri prioritasnya. Kunjungan ke sekolah yang Mommies minati sangat saya sarankan biar bisa ngobrol dengan Pendidik dan lihat suasana Sekolahnya langsung. Saya sih sempat galau berat. Tapi akhirnya pilih Sekolah Mardi Yuana. Alasannya:
1. kurikulumnya sama dengan TUGLO (nasional)
2. berbasis Katolik (jadi kadang mereka ada kegiatan paduan suara untuk di Gereja - Sena soalnya anaknya senang banget ada di Gereja :))
3. faktor biaya yang relatif terjangkau (sehingga budgetnya bisa dimasukkan ke kursus2 atau kegiatan Sena lain nantinya.. seperti les Piano misalnya, les renang, dll)
4.Tenaga pengajar yang lebih banyak yang senior/berpengalaman
Rencana meluncur ke MY segeraaaa saat buka pendaftaran nanti!
Semoga keputusan kami tidak salah ya, dan semoga Sena senang sekolah disana. Itu saja cukup sebenarnya.
0 notes
Photo
biaya les piano jogja,les privat piano di jogja,les piano klasik di jogja,guru les piano di jogja,tempat les piano di jogja,tempat les piano di yogyakarta,harga les piano di jogja,belajar piano,belajar piano pop,belajar piano anak
Ingin belajar musik secara profesional?? JOGJA MUSIC SCHOOL Kursus Musik Nomer Satu di Jogja Telah membuka kelas berbagai instrumen : Drum, Perkusi, Vokal, Gitar, Bass, Keyboard, Piano, Biola, Saxophone, Trumpet, dan Flute. ================================================= Dengan 5 keunggulan, JMS telah menjadi pilihan utama bagi ratusan siswa di Yogyakarta. 1. One Stop Music Course : Program Kelas dan Instrumen Terlengkap di Jogja. 2. Faster Learning : Sistem belajar lebih cepat memanfaatkan teknologi informasi 3. Be creative Musician : mempersiapkan siswa menghadapi kebutuhan industri musik yang dinamis. 4. Measurable Progress : Buku perkembangan & Ujian Siswa 5. Group class & Concert : Menumbuhkan suasana belajar penuh kebersamaan 6. Music fo Everyone ; Kelas segala usia mulai dari 3 tahun hingga dewasa. ================================================== Berminat untuk bergabung dan belajar bersama? Datang langsung saja ke Jogja Music School, Jl. Godean Km 3 No 1 Lantai Basement Toko Buku Social Agency Baru. Info lebih lengkap, bisa hubungi : telp (0274) 4539101 pin BB 5E393CCF SMS/WA 0857-2978-0618 Jangan lupa like fanpage JMS untuk mendapatkan info seputar JMS dan dunia musik
***Rofiana***
#biaya les piano di jogja#biaya les piano#les piano klasik di jogja#guru les piano di jogja#tempat les piano di yogyakarta#harga les piano di jogja#belajar piano#belajar piano pop#belajar piano anak#belajar piano dangdut
0 notes
Photo
les piano,les piano jogja,biaya les piano di jogja,biaya les piano jogja,les privat piano di jogja,les piano klasik di jogja,guru les piano di jogja,tempat les piano di jogja,tempat les piano di yogyakarta,harga les piano di jogja
Ingin belajar musik secara profesional?? JOGJA MUSIC SCHOOL Kursus Musik Nomer Satu di Jogja Telah membuka kelas berbagai instrumen : Drum, Perkusi, Vokal, Gitar, Bass, Keyboard, Piano, Biola, Saxophone, Trumpet, dan Flute. ================================================= Dengan 5 keunggulan, JMS telah menjadi pilihan utama bagi ratusan siswa di Yogyakarta. 1. One Stop Music Course : Program Kelas dan Instrumen Terlengkap di Jogja. 2. Faster Learning : Sistem belajar lebih cepat memanfaatkan teknologi informasi 3. Be creative Musician : mempersiapkan siswa menghadapi kebutuhan industri musik yang dinamis. 4. Measurable Progress : Buku perkembangan & Ujian Siswa 5. Group class & Concert : Menumbuhkan suasana belajar penuh kebersamaan 6. Music fo Everyone ; Kelas segala usia mulai dari 3 tahun hingga dewasa. ================================================== Berminat untuk bergabung dan belajar bersama? Datang langsung saja ke Jogja Music School, Jl. Godean Km 3 No 1 Lantai Basement Toko Buku Social Agency Baru. Info lebih lengkap, bisa hubungi : telp (0274) 4539101 pin BB 5E393CCF SMS/WA 0857-2978-0618 Jangan lupa like fanpage JMS untuk mendapatkan info seputar JMS dan dunia musik
***Rofiana***
#les piano#les piano jogja#biaya les piano di jogja#belajar piano#belajar piano pop#les piano dijogja#les piano anak#les piano gereja#les piano cepat#les piano harga
0 notes