#bela piramida
Explore tagged Tumblr posts
saatrenungan · 2 years ago
Text
youtube
Renungan 6Apr2023
Bacaan Injil Yoh 13: 1-15
Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir. Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, rencana untuk mengkhianati Yesus. Yesus tahu, bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak mengerti sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya, “Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!” Jawab Yesus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya, “Barangsiapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!” Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia; karena itu Ia berkata, “Tidak semua kamu bersih.” Sesudah membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu.”
Demikianlah sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Dalam kisah Perjamuan Terakhir, Yesus menekankan perayaan Misa Ekaristi dan pelayanan ‘pembasuhan kaki’ yang harus dilakukan setiap pengikut Kristus untuk mewartakan cinta dan belas kasih Allah. Bahkan sebelum memasuki sengsara-Nya, meskipun Yesus tahu bahwa semua murid akan meninggalkan-Nya, tetapi Yesus tetap mencintai mereka dengan membasuh kaki mereka dan memberikan Tubuh dan darah-Nya. Yesus tetap menunjukkan kasih-Nya kepada murid-Nya termasuk Yudas yang merencanakan pengkhianatan terhadap Guru dan Tuhannya. Yesus mengajarkan para murid-Nya untuk saling mengasihi, melayani dan mengampuni dengan ‘membasuh kaki’ orang lain. 
Dalam adat Yahudi waktu itu, sebelum seseorang memasuki rumah dan memulai perjamuan makan, umumnya tersedia tempayan air di depan pintu rumah dengan budak yang bertugas membawa kendi berisi air untuk membasuh kaki yang kotor dari para tamu, namun karena rombongan Yesus tidak memiliki budak maka harusnya tugas itu seharusnya dikerjakan sendiri oleh mereka namun tak seorangpun rela turun untuk membasuh kaki sesamanya karena masih mempersoalkan siapa yang terbesar di antara mereka. Mereka masih terlibat dalam pertengkaran, persaingan siapa yang terbesar diantara mereka, masing-masing mempertahankan gengsi dan kebanggaannya dan enggan untuk saling melayani. Yesus memberikan teladan pelayanan dengan rela menjadi ‘budak’ yang membasuh kaki murid-Nya dan berkata “Jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu.” 
Reaksi Petrus yang menolak “Engkau tidak akan pernah membasuh kakiku!” merupakan reaksi umum yang berlaku bahkan hingga saat ini dimana tatanan hidup bermasyarakat dibangun berdasar piramida, yang berada di puncak piramid adalah yang memiliki kedudukan tinggi entah sebagai pemimpin perusahaan, gereja, masyarakat bahkan negara, sedangkan yang berada di lapisan paling bawah adalah imigran, budak, pelayan, kaum miskin, disabilitas. Melalui tindakan membasuh kaki, Yesus memberikan teladan rela merendahkan diri menjadi ‘budak’ menempatkan diri di posisi terbawah serta melayani sesama. "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Mat 20:26-28). Untuk menjadi yang terbesar justru harus mau merendahkan diri menjadi seorang hamba dan pelayan bagi sesamanya.  
Yesus mengajarkan kepemimpinan yang sejati. Bagi yang ingin di depan haruslah menjadi yang paling belakang. Yang ingin menjadi pemimpin, harus menjadi hamba, seperti diutarakan Yesus dalam perumpamaan Kerajaan Allah milik anak kecil, Yesus meminta kita memiliki jiwa seorang ‘anak’ agar dapat masuk ke Kerajaan-Nya. Seorang anak kecil yang tidak berdaya, tidak memiliki kuasa, hanya bergantung kepada belas kasih orangtuanya dalam segala hal, seperti halnya kita yang bergantung kepada kemurahan dan kasih karunia Allah. Yesus mengatakan “Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya”. Kebesaran seorang pengikut Kristus tidak terletak pada berapa orang yang menjadi pengikutnya, tetapi berapa banyak orang yang dilayaninya. Kebesaran seorang pengikut Kristus terletak justru pada komitmennya kepada mereka yang tersisih, kecil dan sering terlupakan
Berkah Dalem
1 note · View note
nonaabuabu · 3 years ago
Text
Women Support Women
Tulisan ini sudah lama menggantung di draft, dengan gaya penulisan sehari-hari, diriku yang julid dengan bumbu lelucon yang dipaksakan.
Hari ini aku menuliskannya lagi dengan hati yang lebih lapang, gaya penceritaan yang lebih formal agar aku percaya diri untuk meninggalkannya sebagai jejak pendapat.
Aku bicara banyak tentang perempuan, baik itu dalam sajak-sajak, obrolan sehari-hari, pendapat sentimen, atau hanya sekedar komentar skeptis yang tersangkut dengan isu perempuan.
Suatu hari, ada yang bertanya, kenapa aku begitu banyak bicara perempuan, mendirikan komunitas berisi perempuan, terkesan memberikan penilaian negatif kepada laki-laki, dan ia juga ingin tahu lelaki mana yang membuat aku menjadi bersikap demikian.
Tidak ada.
Aku beri tahu, barangkali ia yang pernah bertanya akan membaca ini. Sejak aku mengingat, hingga detik aku menulis ini, bekas-bekas luka dalam jantung ku ditusuk oleh banyak perempuan. Ibuku yang melakukannya pertama kali, mengikuti saudara terdekat, yang pernah aku percaya sebagai sahabat, yang kuhormati begitu dalam, yang aku gurukan dalam kehidupan, dan aku melakukannya sesering yang aku sadari.
Jika aku harus mengakui, tak kutemui luka yang begitu membekas oleh tebasan lelaki biadab seperti yang sering aku tuliskan. Mungkin oleh dua sebab, aku tak meletakkan ekspektasi kepada lelaki atau aku telah menyetel pikiranku tentang laki-laki, entahlah.
Manusia yang paling aku cintai adalah laki-laki, dan manusia yang paling aku benci saat ini adalah perempuan. Lalu kenapa aku masih berdiri untuk perempuan jika aku terluka oleh kaumku sendiri?
Perempuan dalam diriku tidak bicara tentang perempuan karena luka oleh cinta terhadap lelaki. Perempuan dalam diriku bicara karena haknya diinjak patriarki, adat istiadat, standar sosial dan ekspektasi ekspektasi sialan yang menjadikan perempuan seolah di piramida paling bawah kehidupan.
Lalu, apakah semua itu mengantarkan aku kepada definisi perempuan yang mendukung perempuan?
Tidak. Aku berdiri atas prinsip ku sendiri. Aku berdiri untuk kesetaraan, aku berdiri untuk rasa kemanusiaan, aku berdiri terhadap apa yang aku anggap benar.
Maka, untuk semua perempuan yang tak mampu aku pahami kebejatannya aku ikut memerangi, ikut mengabaikan, ikut menyingkirkan. Dan jika perempuan lain melakukan hal sama kepadaku, aku tak akan berteriak 'women support women' sebagai pembelaan. Aku hanya akan bertahan untuk hak ku sendiri.
Hanya karena aku perempuan, tidak akan aku bela semua bentuk tindakan perempuan. Yang menyimpang akan selalu menjadi penyimpangan, yang menyakiti akan selalu oknum yang menyakiti, yang bodoh biarlah tenggelam dalam kebodohannya sendiri.
Aku tidak akan berdiri untuk mereka perempuan menyimpang, yang menyakiti, dan memelihara kebodohan, hanya karena sesama perempuan.
33 notes · View notes
bojanambrozic · 7 years ago
Text
Logarska dolina je tako zelo od “sveta” odmaknjena dolina, da se zelo poredko zgodi, da jo obiščem. Zato sem bil vesel, da je AO Železničar prav tu, natančneje na Okrešlju, organiziral tečaj zimskih tehnik. Na turo smo se odpravili v soju čelnih luči že v petek popoldne. Zato smo lahko cel naslednji dan posvetili tečaju zimske vrvne tehnike in lavinskih tehnik.
Nad Okrešljem
sdr
Obtežen z nahrbtnikom za tri dni
CT metoda
Zimska tehnika
Tečajniki
Identičen tečaj, na drugem alpinističnem odseku, sem opravljal že pred desetimi leti. Ponovitev mi je zelo koristila, saj so v desetih letih nekatere tehnike napredovale oz. so se spremenile. Na primer za prerez snežne odeje se je uveljavila CT metoda, ki počasi izpodriva Norveško metodo.  Med lavinske tehnike sodi tudi uporaba lavinske žolne. Nad tem segmentom sem še najbolj razočaran v smislu kako zelo malo so po tehnični plati napredovale lavinske žolne. Pred desetimi leti so bile v večini v uporabi analogne žolne, ki so bile za povprečnega planinca prezahtevne za uporabo. Danes imamo digitalne žolne, ki omogočajo lažje in hitrejše iskanje zasutih. Še vedno pa so žolne, če jih primerjamo z mobiteli v desetih letih zelo malo napredovale in so še vedno zelo neumne naprave. Njihova cena pa ostaja vrtoglava, kar marsikoga odvrača od nakupa. Žal trenutno ni niti ene tehnike, ki bi bodisi zagotovila preživetje v snežnem plazu bodisi s 100 % gotovostjo napovedala sprožitev snežnega plazu. Kdor jo bo izumil bo najbrž postal milijonar. Stavek, da je največjega slovenskega strokovnjaka za snežne plazove, ubil ravno snežni plaz, pa pove vse. Previdno!
Smer Bela Piramida (slikano s Turske gore)
Vstop v Belo Piramido
Položni vmesni del
Bela Piramida
Najstrmejši del smeri
Pogled s prečke na Mrzlo goro
In na ta način smo se naslednji dan razporedili po navezah. Naša naveza se je odpravila v smer Bela Piramida v Turski gori. Vstop v smer leži samo 20 min hoje od Frischaufovega doma na Okrešlju. Kljub temu nas je prehitela že cela množica navez. Vstop v smer predstavlja precej položen skalni žleb, ki se kmalu razširi na široko pobočje. Nato pridemo do najstrmejšega dela smeri, ki je po strmini enak, a krajši, kot Lenuhova grapa v Begunjščici. Na vrhu tega dela poteka prečnica v desno. Nato pa smer po plitvem žlebu pripelje do sedlca, kje je vrh smeri. Tu stoji Bela Piramida – to je zanimiv skalni stolp s skalo rahlo nenavadne barve. Barva in oblika stolpa sta posledica preperevanje dolomitne kamnine.
Vstop v Tchadovo smer (foto: Vesna I.)
dav
Na sidrišču
Grebenski del smeri
Z vrha smeri smo nadaljevali po Tchadovi smeri proti vrhu Turske gore. Na vstopu v Tchadovo je bilo treba preplezati 10 m visok slap, ki se je iztekel v daljše zasneženo pobočje. Smer se je nato prek škrbine spustila na greben, po katerem smo prišli zopet pod steno. Tu smo ugotovili, da nimamo dovolj opreme (beri dovolj dolge vrvi) za nadaljevanje plezanja in smo sestopili nazaj po isti smeri.
Sestop po smeri
dav
Prečka
Vršni žleb smeri Bela Piramida
Strmo
 Hvala inštruktorjem za dobro organizacijo ture in vsa njihova znanja
Bojan Ambrožič
  Bela Piramida Logarska dolina je tako zelo od "sveta" odmaknjena dolina, da se zelo poredko zgodi, da jo obiščem.
0 notes
imespramesti · 6 years ago
Text
This writing is adressed to Winda Annisa Ainun Nur Aini Hartono.
           Dulu, kalau di kelas, namakulah paling panjang. Tiga belas suku kata. Ternyata setelah satu kelas dengan dia, namaku sudah bukan yang terpanjang lagi. Fathin Kusumo Pramesti Pudjiantoro, kalah sama Winda Aninsa Ainun Nur Aini Hartono.
           Bulan ini, dia mau berangkat ke Mesir. Winda mau menuntut ilmu, mau mengejar ridho ibunya, mau berkontribusi buat agama, mau menjemput cita-citanya, mau berjuang, lillah, dengan apa aja yang dia punya. Mesir buat Winda (mungkin) adalah jawaban dari doa-doanya. Sedangkan buat aku, ke Mesir itu bukan hanya cita-cita dua tiga tahun lalu. Tapi cita-cita dari SD!!! Iya, SD yang kepanjangannya sekolah dasar…
           Singkat cerita, perjuanganku untuk berangkat ke Mesir udah sampai ketemu bapak-bapak petugas imigrasi. Dia heran kenapa anak yang KTP-nya masih baru banget, udah ngurus paspor sendirian. Terus Si Bapak Petugas nanya, “Bikin paspor buat apa?”
“Mau sekolah di Mesir, Pak.”
           Jawabanku mantep banget. Beda sama Bapak Ibuk yang masih menyarankan untuk nyoba daftar PTN. “Kamu itu punya kesempatan, Nduk. Masak nggak dicoba”, katanya.
           “Kan nggak semua kesempatan harus diambil”, batinku. Bener-bener nggak ada keinginan untuk daftar, apalagi masuk PTN. Akhirnya, sambil menunggu paspor jadi, win-win solution waktu itu adalah tetap daftar PTN lewat jalur undangan, kalau nggak keterima baru berangkat ke Mesir. Deal.
           Di hari pengumuman SNMPTN (nama jalur undangan waktu itu), baru terasa kalau skenario Allah nano-nano rasanya. Aku keterima di PTN. Di Fakultas Teknik, yang aku sendiri lupa kalau milih teknik sebagai pilihan jurusan saat pendaftaran.
Waktu itu rasanya…
Mes, terima aja…
Allah yang masukin kamu kesini, Allah juga nanti yang bantu kamu buat ngelewatin.
Dan seterusnya, dan seterusnya. I kept telling myself those motivational words…
Di sisi lain, kuliah di Teknik adalah cita-citanya Winda. “Anak Teknik”—dia pengen banget jadi salah satunya. Tetapi ya gitu, lucu. Waktu itu, Winda harus berjuang dulu. Berjuang yang hasilnya adalah penolakan-penolakan dari sembilan perguruan tinggi di Indonesia selama dua tahun. Dia kuat banget wooyyyy! Hingga akhirnya, seperti yang kusebut tadi, Mesir hadir sebagai salah satu jawaban dari doa-doanya.
Salah satu dari kita nggak pernah mengira kalau cita-cita Winda dulu, adalah jalan yang harus kutempuh hari ini. Sedangkan citaku-citaku dulu, adalah hari-hari yang akan dia lewati setelah 23 November nanti.
Aaaaaah, barakallah, Windaa!!
Aku seneng banget pokoknyaa. Cita-citaku, kamu yang jalanin :’) Pokoknya, boleh pergi jauh buat berjuang, tapi jangan lupa pulang. Semoga tiap napasmu yang jauh dari Bapak, Ibu, dan keluarga, dinilai sebagai pahala berjihad menuntut ilmu disisi-Nya. Semoga bisa dapet banyak hikmah dan ilmu yang berkah disana.
Semangat yaaaa! Mungkin dua tahunmu yang nyoba daftar sekolah sana-sini, memang jalan untuk sampai ke Mesir. Coba kalo kamu keterima salah satu, pasti beda lagi ceritanya. Belum tentu bakal berangkat ke negeri piramida. Mungkin sekarang aku juga gitu, kuliahku hari ini cuma jalan menuju sesuatu (lagi-lagi, memotivasi diri sendiri). Nanti kalau ‘sesuatuku’ udah ketemu, aku kabarin, haha. Jangan lupa kirim doa!
Semua orang emang punya time zone nya masing-masing ya, Win :’) Sebenernya tulisan ini masih bisa lebih panjang. Tapi sayang, aku harus lanjut revisian. Udah dulu yaaaaa. Dadaaaah.
 Imes,
13 November 2018.
7 notes · View notes
indoflashlight · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Jika di Garut, Jawa Barat terdapat Gunung Sadahurip yang tersohor karena bentuknya yang menyerupai piramida, ternyata di Pulau Flores pun dapat dijumpai gunung lainnya yang memiliki bentuk mirip bangunan kuno negeri Mesir tersebut. Gunung tersebut bernama Gunung Inerie, terletak di Kabupaten Ngada, atau sekitar lima belas kilometer ke arah selatan dari Bajawa yang merupakan pusat kota dari Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Bentuk Gunung Inerie benar-benar menyerupai piramida dengan pucuknya yang runcing dengan tinggi 2.245 mdpl. (@indoflashlightNTT) Wonderful Indonesia. 📱Referensi foto: (@dimasprb) 📍Lokasi: Gunung Inerie, Aimere, Ngada, Nusa Tenggara Timur, Indonesia 🇮🇩 | #imdoflashlight #indoflashlightNTT #kemenpar #wisata #gununginerie #flores #NTT #indonesia (di Indonesia) https://www.instagram.com/p/BnauZTWH0mE/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=g2umcwts9p8c
1 note · View note
ikhlasberamal · 4 years ago
Text
Wakaf, Sebuah Teks Yang Hidup
Wakaf, Sebuah Teks Yang Hidup
Islam sejak lima belas abad silam telah meletakkan dasar-dasar sistem sosial yang mampu menjawab tantangan zaman. Sistem sosial Islam dijiwai ajaran tauhid, kedermawanan, persaudaraan dan saling mempercayai antara setiap anggota masyarakat.  Dalam kaitan ini, Islam mengenalkan wakaf sebagai piramida kedermawanan yang inklusif. Wakaf merupakan sumbangan istimewa peradaban Islam guna menegakkan…
View On WordPress
0 notes
sajian-bagus · 4 years ago
Link
Kita semua sepakat omnibus law sangat menguntungkan oligarki dan pengusaha elitis. Apakah oligarki itu? Dalam arti sederhana oligarki adalah “sekelompok” orang mengendalikan jalannya pemerintahan sebuah negara. Kalau plutokrasi adalah “sekelompok” orang kaya mengendalikan jalannya pemerintahan sebuah negara. Pejabat yang banyak bergantung dari sokongan orang kaya dalam mencapai jabatanya akan membuat negara ada plutokarsinya. Di indonesia saat ini? wah sahabat yang lebih tahu, ada oligarki kah,ada plutokrasi kah atau jangan jangan ada dua duanya? Wallahualam... Kembali ke omnibus law. Pendapat saya tidak menyetujui omnibus law akan saya jelaskan lebih rinci lagi. Selain ini produk menguntungkan oligarki dan memang omnibus law ini produk dari oligarki. Namun kalau saya pribadi lebih karena memang beda platform ekonominya dengan para oligarki. Ini yang kita harus detailkan. Semua sahabat yang mengikuti perjalanan informasi tulisan atau video cara cerdas bernegara yang saat ini baru 420 informasi dari rencananya 1000 video, pasti sangat mengenal bahwa saya sangat PRO SWASTA dan swastanya pun UKM. Platform ekonomi bernegaranya beda jauh dengan cara pejabat negara saat ini juga pejabat negara sebelum ini, yang memang arahnya “heavy on government” jadi ujung tombaknya BUMN. Sementara platform ekonomi MMT adalah akan mengurangi peran BUMN. Jadi begini melihatnya, kalau ada chart di depan kita, gambar chart itu di bagi 2. Yang kiri SOSIALIS yang kanan KAPITALIS. lalu belah dua chart SOSIALIS & KAPITALIS dengan upper pyramid dengan bottom of pyramid. Maka sisi kiri adalah SOSIALIS ELITIS yaitu saat ini adalah BUMN dan sisi kanan, KAPITALIS ELITIS yaotu para OLIGARKI. Disana jelas posisi mereka dan OMNIBUS LAW itu adalahproduk yang menguntungkan upper of pyramid, yaotu para elitis. Mereka hanya 10%, namun menerka pengendali 60% lebih mungkin ekonomi nasional. Lebih hebatnya lagi, secara penyerapan tenaga kerja mereka hanya 3% dari seluruh angkatan kerja, dimana dengan ada omnibus law, bisa jadi hanya tinggal 2% saja, mereka akan pakai asing dan teknologi, mampus dah kita buruh buruh tadi. Dengan adanya omnibus law juga asing masuk, FDI masuk dan ini benar akan meningkatkan GDP negara, namun kesejahteraan belum tentu. Karena platform bernegara MMT tidak dukung 100% FDI foreign direct investment ya kita teriak teriak karena beda kelola negaranya, dan arahnya merugikan rakyat secara jangka panjang.Semua ini perlahan kita akan jelaskan semuanya. Kita ini anti ketergantungan asing, kita adalah pendukung MMT. Kita ini anti elitis. Kita ini pro bottom of pyramid. Dalam chart tadi, kita perhatikan sekarang posisi kita. Kita, di sisi kiri sosialis bawah ada para buruh, labour force, disisi kanan bawah adalah UKM. Melihat posisi kita di bawah, dan tujuan MMT adalah mendekatkan bottom of pyramid, scaling up dasar piramida, sementara OMNIBUS LAW meninggikan oligarki dan BUMN, meninggikan elitis. Semakin tidak terjangkau karena mereka di lindungi REGULATOR, undang undang, uang dan jabatan, lengkaplah mereka meninggalkan DASAR PIRAMIDA. Bossman si sontoloyo ini bukan hanya ngomong mendukung UKM dan buruh namun dua produk nya, santara sebagai UKM equity crowd funding dan Dinaran, payment sistem berbasis underlying emas adalah bentuk pengejawantahan MMT, yang pro dasar piramida. Jadi secara platform ekonomi benegara MMT yang di anut bossman dan kaum sontoloyo memang meneriakkan untuk menunda atau membatalkan ominbus law bukan tanpa alasan atau tanpa ilmu. MMT mendemokratisasi pasar atau market dengan free tarade pasar bebas dan fair trade pasar berdasarkan keadilan. Omnibus law bercita cita menurunkan biaya produksi dengan menekan nilai buruh, dimana itulah syarat ekonomi berdasar PDB ala tiongkok yang bikin silau banyak pejabat negara saat ini. harga buruh rendah, haknya di batasi, geraknya di batasi. Ini menabrak kelompok serikat pastinya, jadi ada baiknya di diskusikan ulang. Atau di cabut dulu, sementara di kelompok UKM yang karyawannya di bawah 50 orang yang ternyata menyerap 97% angkatan kerja nasional tidak mendapatkan porsi wajar. Malah oligarki di bela in. Malah asing FDI di belain, malah tenaga kerja asing aseng di belain, malah tanah aor di keduk di permudah, dana asing untuk orang asing di permudah. Kalau  semua ini benar maka cara bernegara kita memang beda, pantas menimbulkan keresahan, pantas hanya sebagian rakyat saja yang sejahtera, pantas banyak yang tidak terakomodir. Mungkin banyak pejabat di atas sana dalam perjalanan kehidupannya minum kopinya kurang pahit, mainnya kurang jauh, temennya kurang banyak. Monggo boss, itu yang demo di datangi dan jadikan teman, biar banyak temannya. Bukan yang kinclong kinclong wajahnya karena terawat yang kantong tebal di sekitar istana yang jadi temenmu. 
#peace 
#dinaran.
0 notes
nuansagarini · 4 years ago
Text
...
Dulu wajahku seperti apa ya, begitu melewati jalan tol Bekasi Bandung di malam hari. Mata berbinar, akal bertanya, dan hati yang gembira tampaknya tergambar lagi di wajahku tadi malam. Kupandangi lampu yang terlihat kecil dari kejauhan. Gemerlapnya indah sekali, seperti bintang jatuh ke bumi dan berkembang layaknya tanaman, biar kusebut taman lampu malam. Beberapa keluarga duduk bertukar tawa, menikmati angin dingin malam dalam suasana redup.
Temanku mengambil foto untuk dikenang, tapi aku memutuskan untuk berdiam, menghadiahkan kepada diriku sebuah ketenangan sambil menikmati langit yang jarang bintang. Rasanya damai, andai dahulu kaki tanganku tidak bertumbuh pasti sekarang aku tidak akan punya masalah yang besar begini.
Umurku sudah dewasa, tapi masih tertinggal dibandingkan kemajuan yang dicetak teman sebayaku. Mereka memiliki posisi baik di kantor, menjalani bisnis yang beromset miliyaran, beberapa masuk ke ring perpolitikan dan masih banyak lagi yang kukira hidup mereka pasti lebih tenang dan bahagia. Sementara aku, masih harus meng-alhamdulillah-kan keadaanku sekarang yang masih terikat bangku perkuliahan. Masih bisa menikmati presentasi dosen, masih berhak mendapat uang jajan dari orang tua, dan ke-alhamdulillah-an yang lain yang biasa kucari untuk membuat diriku menjadi lebih tenang. Gemerlap lampu yang kudapati seperti tempat peristirahatan, aku beristirahat sejenak dari menjalani hidupku yang payah, cinta yang gagal, pergerakan yang cenderung menjenuhkan.
Sekarang aku berada di enam jam adikku akan diakad. Pukul 08.00 pagi nanti di tanggal 29 Agustus 2020 ia akan melaksanakan pernikahannya. Pestanya kecil tapi dilangsungkan untuk akad yang besar, akad yang menyimpan perjanjian suci. Mungkin paling suci di mana cinta akan banyak diuji.
Ingin aku merawat batinnya, menjaga ketenangannya, membantunya mempersiapkan apapun untuk mendapat acara yang hikmat dan sakral tapi aku belum bisa. Aku masih harus berdiam sedikit lagi di negeri piramida.
Kulihat ada masa depan tidak akan menghendaki kita bersama seperti dulu, seperti usiaku satu, dua, sampai dua belas tahun. Waktu di mana kita melewati jalan yang melingkar untuk dapat pulang ke Bandung, bersama-sama menikmati liburan di pantai, dipersilahkan Ibu memilih warna ember rumah yang merah muda miliknya dan biru muda milikku. Masa sebelum aku harus pergi seperti Kiki sang penyihir yang harus meninggalkan rumah, dan mengurus masalahku sendiri.
Kalau saja dulu aku sudah mengetahui di dewasa nanti aku akan berpisah dengan adikku, kan kubawa ia kemanapun aku main, tidak mencegahnya dengan tipuan ondel-ondel atau endapan pelan-pelan keluar rumah. Dulu aku mencegahnya karena takut tidak bisa melindunginya jika ia masuk ke dalam lingkaranku yang dingin dan ekstrim. Permainanku yang keras dan cepat, yang mendaki ketinggian pohon dan atap, atau berada dalam kumpulan anak-anak yang sedang belajar mengolok-olok.
Sudahlah, lagi pula Juli atau akhir tahun nanti kita sudah membuat janji, aku akan segera bertemu adikku dan suami adikku. Tugasnya akan selesai menjadi menteri dalam negeri keluarga kami, dan aku harus segera kembali dan mengisi puzzle kosongnya.
  Sampai bertemu..
… ini pertama kali diterbitkan di blog Nuansa Garini.
0 notes
aggprasetyo · 5 years ago
Text
Berkunjung ke Pelosok Jepang
Akhirnya, setelah sekian abad ga update di sini, dashboard nya debuan. Ternyata adaptasi tinggal di tempat baru secara fisik dan psikis lumayan menguras waktu juga. Terlebih terkait tugas, kuliah, dan bahan bacaan akademik yang setiap hari harus dikonsumsi. Untung masih ada doi yang menenangkan hati (haish). Di kesempatan singkat kali ini, mungkin bakal share dikit tentang field work terakhir kemaren ke tempat yang lumayan pelosok sih, tapi pelosoknya Jepang aksesnya tetep mantul lancar jaya.
Tumblr media
Foto 1. Jalan sempit yang cuma muat satu kendaraan
Jadi, nama lokasinya adalah Noto Peninsula, dari Tokyo sih kemaren naek pesawat gratisan kurang lebih 1 jam dari Haneda ke Noto-Satoyama Airport. Tempatnya memang masih daerah perdesaan, dan juga telah diakuisisi sebagai Globally Important Agricultural Heritage System (GIAHS) oleh FAO. Kurang lebih ya karena area Noto ini sangat dijaga kelestarian lanskapnya termasuk sistem pertanian tradisional dan kebudayaannya. Selama ekskursi, kebetulan kali ini ga cuma bareng temen seangkatan (yang cuma ber-tiga belas itupun kalau ikut semua), tapi juga bareng beberapa student dari berbagai universitas kaya dari Tohoku, Nagoya, dan Kyoto yang juga berasal dari berbagai negara berbeda.
Tumblr media
Foto 2. Cekrek bareng dulu lah ya
Field work kali ini memakan waktu tiga harian kurang lebih, dan kita mengunjungi berbagai situs pelestarian budaya dan mata pencaharian lokal. Selain sawah, ada rumah pendidikan, kerajinan pembuatan kertas, rumah makan, budidaya kerang, sampai pasar yang semuanya khas tradisional Jepang. Meskipun kesannya jalan-jalan, tapi tetep sambil penelitian karena diskusi, presentasi, dan laporan di hari terakhir dan seterusnya telah menanti. Overall sih biasa aja ya (karena emang kulo/simkuring/bak memang dari dusun), maksudnya kondisi perdesaan ya begitu lah seharusnya; sepi, tenang, udara seger, pemandangan bagus, dan pastinya ga malah banyak asep yang bikin ga sehat ngalah-ngalahin kota yang macet aja! (sorry offset). Bedanya satu sih, anginnya ga kira-kira, dingin nusuk-nusuk tulang. Ohiya, ngeliat foto dibawah ini kalau diinget-inget sih mirip sewaktu naik perahu juga di Danau Batur untuk nyeberang ke Desa Trunyan, Bali di tahun 2016 yang lampau bareng anak-anak Geo 13 (nostalgia?).   
Tumblr media
Foto 3. Bareng bapak yang punya kerang ajaib nan mahal
Tumblr media
Foto 4. Anginnya ngegas, btw itu sebelah bule prancis masih jomblo kok
Anyway, sebenernya di tulisan kali ini inti yang mau di jadiin umpan lambung sebagai bahan diskusi dan pemikiran adalah permasalahan yang sedang dialami oleh Jepun, baik secara general maupun spesifik kaya di daerah Noto ini. Hal ini juga yang mendasari kenapa kita dibawa jalan-jalan ke sini, karena mereka (orang lokal baik masyarakat, akademia, maupun pemangku kebijakan) memerlukan insights dari kita-kita yang asalnya dari bumi yang dibelah-belah (utara, barat, selatan, timur, mana lagi?). Nah masalahnya apa? Kita lanjut dibawah setelah makan menu vegetarian khas Noto ini ya! 
Tumblr media
Foto 5. Tiga hari jadi vegetarian karena nulis food restriction, sehat tapi berat
Sekedar candaan aja, jadi sejak turun dari pesawat sampai ke persinggahan pertama, saya cuma bisa nge-spot beberapa orang (ga sampe lima orang kalau ga salah), dan semuanya udah tuwir alias kakek-nenek. Ya betul, masalah yang udah umum terdengar bagi negara matahari terbit ini yaitu ageing population, bahkan shrinking population. Jadi, kebanyakan orang tua daripada anak muda atau anak kecil. Di piramida penduduk secara keseluruhan sih nampak lah ya, salah satu faktornya karena rendahnya angka kelahiran, dan fasilitas penunjang hari tua disini juga bagus jadi life expectancy nya lumayan tinggi. Terlepas dari itu, di perdesaan kaya Noto ini, semakin parah keadaannya karena sisa-sisa pemuda yang ada pada pindah ke kota, jadi yang asalnya penduduknya terus berkurang jadi semakin memprihatinkan karena yang tertinggal di desa-desa hampir keseluruhan adalah mbah kakung dan putri. Dengan konidisi demikian, otomatis yang menjalankan roda ekonomi dan aktivitas di desa ya para sesepuh tadi. Kasian sih, udah berumur dan kurang prima tapi harus menanggung aktifitas yang berat-berat. Salah satu contohnya selain bertani, kita sempet langsung diskusi dengan kumpulan abah-abah yang lagi motong rumput buat dikumpulin dan dijadiin atap tradisional gitu. Padahal udah dibantu sama relawan (yang sebagian juga mbah-mbah), tapi tetep berat karena proporsi area yang harus di babat sangat luas untuk memenuhi kebutuhan atap dua rumah tradisional saja yang masih bisa dipertahankan.  
Tumblr media
Foto 6. Nah buat atap gituan, di kita nyebutnya apa ya lupa (ijuk?)
Oleh karena permasalahan ini, penduduk desa makin berkurang dan diperkirakan sepuluh sampai duapuluh tahun lagi kalau ga ada perubahan signifikan ya bakal pada tutup perkampungannya karena gaada yang menghuni (sedih ga sih). Jadi di akhir trip, kita berkesempatan buat presentasi hasil observasi, interview, dan lain-lain ke pemangku kebijakan setempat (tetep mbah-mbah juga) untuk mengkomunikasikan apa ide-ide cemerlang yang kita usulkan. Dalam grup saya, salah satu ide yang mungkin cocok buat Jepang sebenernya semacem sistem KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang ada di negara kita tercinta. Karena anak-anak muda yang lebih tertarik ke kota ini tetep harus dikenalkan sama desa-desa mereka, asal-usul nenek moyang mereka. Jadi, bisa dijadiin semacem counter-urbanization gitu lah ya, meski penduduknya makin sedikit at least dengan adanya sirkulasi anak muda ke desa-desa, bakal ada potensi mereka buat tertarik tinggal di desa di masa depan buat bisnis, project, penelitian, atau bahkan hal-hal out-of-the-box lainnya. Karena orang-orang yang kami temui ga sedikit yang dulunya tinggal di Tokyo atau kota besar lain yang akhirnya memutuskan untuk berbisnis dan menetap di desa. Tentu keberadaan orang-orang seperti mereka sangat membantu warga sekitar yang semakin menua untuk bertahan mengelola perkampungannya. 
Tumblr media
Foto 7. Mbah-mbahnya di barisan yang ambil foto ya, ga keliatan
Tumblr media
Foto 8. Abis presentasi jadi sedih juga mau ninggalin ini tempat
Hmm, oke kurang lebih itu sih yang mau dibagiin pada kesempatan langka ini. Umpan lambungnya sekali lagi ya masalah yang dialami Jepang ternyata berbanding terbalik dengan kita dalam hal jumlah populasi manusia. Kalo kita kebanyakan/numpuk di suatu pulau/lokasi, kalau disini semakin berkuang ditambah pada pindah ke kota semua. Dalam benak pasti sekilas terfikirkan juga sih, wah jadi populasi banyak juga ga buruk-buruk amat ya? Justru kalau kekurangan jadi makin repot. Haha. Tapi ga juga begitu sih, intinya tetep pada prinsip keberlanjutan (sustainability), di mana antara potensi dan kapasitas tetep harus seimbang dan bisa terus berlanjut untuk generasi masa depan. Ya saya juga belum tau apa-apa, jadi mari belajar bersama-sama demi kemajuan bangsa dan kemakmuran bersama (bukan kampanye). 
Tumblr media
Foto 9. Koleksi kertas masih tetep lanjut sepertinya
Sekian para pembaca sekalian, mohon di maklum kalau bahasanya campur aduk gak jelas ya. Tapi emang inti dari situs ini supaya unek-unek tersampaikan tanpa ada barriers penulisan, bahasa, dan aturan njelimet lainnya. Karena sejatinya semua itu selalu dilakukan saat menulis selain di sini, jadi tempat ini jadi bahan #acadmicwritingescape aja. Meskipun begitu, saya tetep usahain supaya apa yang di post tetep ada pembelajaran dari perjalanan yang saya lalui. Aamiin. Sampai jumpa di kesempatan langka lainnya!
Sasazuka, Tokyo, Jepang - 20 November 2019 
Agung Prasetyo 
0 notes
saatrenungan · 3 years ago
Text
youtube
NB : Jgn lupa ubah setting bahasa Indo biar paham maknanya ya
The Last Supper - Yoh 13: 1-35 - 20 Okt 21
Dalam kisah Perjamuan Terakhir, Yesus menekankan perayaan Misa Ekaristi dan pelayanan ‘pembasuhan kaki’ yang harus dilakukan setiap pengikut Kristus untuk mewartakan cinta dan belas kasih Allah. Yesus mengajarkan para murid-Nya untuk ‘membasuh kaki’ orang lain melalui sikap saling mengasihi, melayani dan mengampuni.
Dalam adat Yahudi waktu itu, sebelum seseorang memasuki rumah dan memulai perjamuan makan, umumnya tersedia tempayan air di depan pintu rumah dengan budak yang bertugas membawa kendi berisi air untuk membasuh kaki yang kotor dari para tamu, namun karena rombongan Yesus tidak memiliki budak maka harusnya tugas itu seharusnya dikerjakan sendiri oleh mereka namun tak seorangpun rela turun untuk membasuh kaki sesamanya karena masih mempersoalkan siapa yang terbesar di antara mereka. Mereka masih terlibat dalam pertengkaran, persaingan siapa yang terbesar diantara mereka, masing-masing mempertahankan gengsi dan kebanggaannya dan enggan untuk saling melayani. Yesus memberikan teladan pelayanan dengan rela menjadi ‘budak’ yang membasuh kaki murid-Nya dan berkata “Jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu.”
Reaksi Petrus yang menolak “Engkau tidak akan pernah membasuh kakiku!” merupakan reaksi umum yang berlaku bahkan hingga saat ini dimana tatanan hidup bermasyarakat dibangun berdasar piramida, yang berada di puncak piramid adalah yang memiliki kedudukan tinggi entah sebagai pemimpin perusahaan, gereja, masyarakat bahkan negara, sedangkan yang berada di lapisan paling bawah adalah imigran, budak, pelayan, kaum miskin, disabilitas. Melalui tindakan membasuh kaki, Yesus memberikan teladan rela merendahkan diri menjadi ‘budak’ menempatkan diri di posisi terbawah serta melayani sesama. "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Mat 20:26-28). Untuk menjadi yang terbesar justru harus mau merendahkan diri menjadi seorang hamba dan pelayan bagi sesamanya.
Yesus mengajarkan kepemimpinan yang sejati. Bagi yang ingin di depan haruslah menjadi yang paling belakang. Yang ingin menjadi pemimpin, harus menjadi hamba, seperti diutarakan Yesus dalam perumpamaan Kerajaan Allah milik anak kecil, Yesus meminta kita memiliki jiwa seorang ‘anak’ agar dapat masuk ke Kerajaan-Nya. Seorang anak kecil yang tidak berdaya, tidak memiliki kuasa, hanya bergantung kepada belas kasih orangtuanya dalam segala hal, seperti halnya kita yang bergantung kepada kemurahan dan kasih karunia Allah. Yesus mengatakan “Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya”. Kebesaran seorang pengikut Kristus tidak terletak pada berapa orang yang menjadi pengikutnya, tetapi berapa banyak orang yang dilayaninya. Kebesaran seorang pengikut Kristus terletak justru pada komitmennya kepada mereka yang tersisih, kecil dan sering terlupakan
Banyak orang menginginkan posisi dan kedudukan pemimpin karena tertarik akan fasilitas dan keuntungan yang didapatkan, karena tak dapat dipungkiri semakin tinggi jabatan seseorang semakin besar kekuasaan yang mereka miliki, sehingga makin dihormati dan dilayani. Tak dapat dipungkiri dinamika masyarakat yang berlaku sekarang, banyak kasus korupsi dan penyalahgunaan jabatan yang dilakukan pejabat publik yang harusnya menjadi pelayan masyarakat malah justru memperkaya diri dan menindas orang demi mempertahankan kedudukannya. Status, posisi, atau kedudukan yang melekat pada seseorang hendaknya dilihat sebagai sarana, kesempatan dan peluang untuk mewartakan kasih, keselamatan dan pelayanan kepada orang lain, bukannya untuk menguasai atau berlaku sewenang-wenang.
Berkah Dalem
0 notes
sibintangkecil · 6 years ago
Text
#59: Precious Moment!
Kepada “Rainbow” di dunia game disebut Line Play berjenis simulasi avatar; yang masih ter-connect sampai sekarang, yang saya baru tahu ternyata kamu pernah ikut test Stifin; tidak menyangka kamu bertipe “Intuiting Introvert” : 
Tumblr media
(the source picture found by weheartit.com)
“EMPAT BELAS”
1/
Eluskan riang 
Memuncak piramida
Pertanda lahir
Akal bergurau cermat
Tersumbat keuletan
2/
Bermandi kuat
Empat berwujud kabut
Lutut tersangkut
Amplitudo bertahap
Semoga engkau sukses
- Si Bintang Kecil, 14 Juni 2019
Congratz for your day “pricilia_sisi” aka Rainbow!
Tanka, #4
0 notes
thebootes · 6 years ago
Text
[cerpen] ‘MAKAN’
Now playing: How Deep is Your Love - Bee Gees
Makan adalah salah satu kebutuhan primer manusia. Di Teori Hierarki Kebutuhan Maslow, makan menempati tempat terbawah di piramida, tepatnya di bagian kebutuhan fisiologis. Artinya, tanpa memenuhi kebutuhan tersebut, kita tidak dapat mencapai empat kebutuhan lainnya; rasa aman, kasih sayang, penghargaan, juga aktualisasi diri. Makan adalah dasarnya. Kebutuhan akan makan harus kita penuhi demi mempertahankan hidup.
Bagiku, kebutuhan yang mutlak terhadap makan ini merupakan hal yang sangat bagus dan patut kusyukuri. Karena dengan begitu, selalu ada alasan bagiku untuk bertemu dengannya. Sebagai manusia biasa, aku dan dia sama-sama perlu makan, sehingga kami pun dapat melakukannya bersama tanpa perlu berhadapan dengan alasan untuk menghindarinya. Mungkin kalau untuk menonton film di bioskop atau bermain di taman hiburan, banyak hal kecil dan besar yang harus dipertimbangkan seperti uang, tersedianya tiket, tingkat keramaian, dan waktu luang. Tapi untuk makan, kami mau tak mau tetap harus melaluinya dalam kondisi apapun. Juga, terlalu banyak pilihan tempat makan yang tersedia untuk menolerir alasan-alasan yang ada.
Hebat bukan? Dengan makan, selain bisa memenuhi kebutuhan dasar, aku juga dapat memenuhi kebutuhan hatiku. Ibarat dalam peribahasa, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Itulah ajaibnya makan.
-------------------------------------------------------------------------------------------
Dan malam ini, seperti biasa aku dan dia akan makan malam bersama. Karena hari ini kegiatan kami cukup berbeda, dari segi lokasi, maka pertama-tama dia akan menjemputku terlebih dahulu pukul setengah sepuluh malam di tempat kediamanku, baru kemudian kami ke tempat makan yang belum tahu juga di mana. 
Sekarang masih pukul setengah sembilan. Aku terduduk di sisi kanan ranjang, merenung sambil menikmati lagu kesukaanku yang pelan-pelan memenuhi seisi kamar sekaligus pendengaran dan jiwaku. Walau kegiatan makan ini sudah sering kami lakukan, tapi tetap saja aku selalu gugup setiap akan melakukannya. Setiap hari adalah hari yang berbeda; sama seperti setiap kegiatan makan kami yang merupakan momen berbeda. Tapi kemungkinan besar bukan momen makan yang membuatku gugup saat ini. Dialah yang membuatku merasa demikian--orang yang menjadikan setiap waktu makan kami yang harusnya biasa saja menjadi kenangan yang sedemikian berharga. Sesering apapun aku menghabiskan waktu dengannya, jantungku tetap berdebar setiap kali kami akan bertemu. Seperti berulang kali menaiki roller coaster yang sama dengan lintasan yang tidak pernah sama.
Di depanku, cermin persegi panjang menampilkan apa yang selalu tidak ingin ku lihat. Bayanganku. Aku tidak suka melihat wajahku yang layu, rambutku yang melengkung di bagian yang salah, mataku yang lelah, dan seterusnya. Belum lagi iritasi yang tumbuh seenaknya dan memperburuk keadaan. Bagaimana bisa aku bertemu dia dengan keadaan seperti ini? Aku pun berusaha keras memoles sedikit keburukan bayanganku--menjepit rambut depanku supaya lurus kembali, memakai bedak, juga memulas bibirku dengan warna terumbu karang. Alhasil, bayanganku mulai membaik kurang lebih satu persen. Andai aku memiliki kemampuan rias wajah, mungkin satu persen itu bisa meningkat lima persen. Sisanya, tidak bisa diperbaiki. Cermin di depanku seakan meledekku, “Apa lagi yang kamu harapkan dari bayangan ini?”. Aku pun berhenti menatap cermin. Sudahlah. Mau bagaimanapun, dengan penampilan seperti apapun, aku tetap ingin bertemu dengannya.
Lima belas menit lagi. Aku ingin melanjutkan tugas kuliahku, tapi pikiranku sudah kemana-mana. Aku pun menunggu sembari memainkan ponselku, yang kulakukan dengan tidak tenang juga. Hatiku terlalu resah untuk melakukan apapun dengan nyaman.
Akhirnya pesan darinya masuk, berkata bahwa ia sudah berjalan menuju tempatku. Aku pun segera bergegas mengambil tasku, bercermin sekali lagi sambil melepas jepit rambutku, lalu keluar kamar. Tepat ketika aku sampai di lantai bawah, ia sampai. Ia tengah terduduk di motornya sambil memainkan ponsel saat aku keluar, entah apa yang tengah dilihatnya. Seperti biasa, ia selalu bersinar. Membuat mata dan hatiku tersentuh oleh keindahan yang tidak bisa kulihat di lain sosok dan tempat. Malam ini ia mengenakan jaket abu-abu dan celana pendek, kedua hal yang sangat kontras karena jaket itu mencoba menghangatkan tubuhnya namun celana pendek itu akan membuatnya tetap dingin. Aku sudah sering memberitahunya untuk tidak memakai celana itu di malam hari, tapi ia tidak pernah benar-benar mematuhinya. Mungkin ia lebih nyaman dengan celana itu, jadi aku tidak terlalu mempermasalahkannya. Asal ia tidak sakit.
Aku berusaha mengendalikan detak jantungku sembari menghampirinya. Ia selalu terlihat seribu kali lebih mempesona dengan jaket abu-abu itu. Bibirku tidak dapat menahan senyuman lebar. Ketika dijemput orang lain, aku selalu bercanda dengan menyapa orang tersebut layaknya pengemudi transportasi online. Tapi dengannya, kata-kata itu tidak pernah berhasil keluar dari mulutku. Walaupun aku sudah merangkai kalimat-kalimat candaan, tetap saja yang melesat dari bibirku hanyalah “Halo” atau “Maaf ya lama”. Aku terlalu gugup untuk mampu menyinkronisasikan pikiran dan pita suaraku ketika berhadapan dengannya.
Ia pun tidak menyapa dengan panjang lebar. Biasanya ia hanya diam, bahkan tidak membalas senyumku, dan mulai menyiapkan motornya. Kadang ia bertanya “Rapi amat, Mbak?” yang langsung membuatku malu karena aku memang benar-benar memilih pakaian yang tepat untuk kupakai saat bertemu dengannya.
Malam ini ia bertanya, “Mau makan di mana?”. Aku bergumam sambil menaiki motornya. Itu adalah pertanyaan yang selalu aku takutkan dari setiap kegiatan makan kami. Aku tidak pernah tahu ingin makan apa, dan aku pun tidak pernah bisa membaca pikirannya ingin makan apa. Dulu, dengan orang yang berbeda, aku juga selalu ditanya hal tersebut dan harus bisa menjawabnya. Lalu jawabanku akan menentukan ketenanganku selanjutnya, karena jika tempat yang dituju tidak membuatnya nyaman ia akan memarahiku.
Dengan orang yang malam ini duduk di depanku, situasi tidak pernah berjalan demikian. Tapi aku tetap merasa tertekan dan bingung menjawab pertanyaannya.
“Kakak mau makan apa?” Aku memutuskan balas bertanya. Padahal, aku sudah tahu bahwa ia akan menjawab dengan--
“Gak tahu.” Tepat sesuai perkiraanku. 
Aku menghela napas. “Ke tempat biasa aja mau ga?” Tawarku, berharap ini adalah pilihan terbaik.
“Yaudah yuk, kayaknya kita emang ga punya tujuan lagi gak sih?” 
Ia bercanda, tapi aku merasa bersalah mendengar pernyataan itu. Salahku karena tidak memiliki wawasan luas mengenai tempat makan di wilayah itu.
Motornya pun melaju ke tempat makan yang menjadi tujuan kami hari ini. Perjalanan diwarnai dengan percakapan-percakapan ringan yang menyenangkan seperti cerita singkat tentang hariku dan harinya. Aku suka setiap perjalanan di atas motor dengannya karena bersamanya, setiap detik terasa begitu nyaman dan damai. Ditambah lagi dengan udara malam yang sangat sejuk. Rasanya semua keluhanku hari ini menguap begitu saja ke udara. 
Ketika motor yang tengah aku naiki melewati orang-orang yang sedang berjalan kaki, aku merasa sangat beruntung karena mendapat kesempatan duduk di jok belakang motor ini. Pasti banyak perempuan yang ingin bertukar posisi denganku sekarang, tapi aku tidak rela memberikannya. Menjadi penumpang motornya dan duduk di belakang punggungnya adalah kebahagiaan yang tidak ingin aku lepaskan begitu saja.
Sekian menit kemudian kami pun sampai ke tempat tujuan. ‘Tempat biasa’ dalam kamus kami adalah sebuah kafe dua tingkat yang terletak di salah satu belokan jalan wilayah tempat tinggalku. Sambil dia memarkir motor, aku memesan dua porsi roti bakar cokelat keju, teh susu dingin kesukaanku, dan kopi hitam pekat kesukaannya. Setelah membayar, kami menaiki tangga menuju bagian teratas kafe ini, yaitu di bagian atap. Ia menyiapkan kursi yang nyaman untuk ku duduki, menyiapkan kursi untuknya sendiri, juga menggeser meja. Aku membantu sedikit mengangkat meja dan kursi, tapi sepertinya tidak terlalu membantu. Ia selalu begitu, menyiapkan semuanya dengan baik untuk membuat momen kami berjalan sempurna. Ia benar-benar orang yang amat baik dan hebat.
Ketika kursi dan meja sudah di tempat yang sesuai keinginannya, kami pun duduk. Di atas, langit malam begitu cerah sehingga bintang-bintang terlihat sangat jelas. Aku menengadah untuk menikmati setiap kilau bintang yang begitu cantik, merekam baik-baik keindahan malam itu di mataku. Sebenarnya yang lebih indah adalah sosok yang duduk di sebelahku, namun aku tak bisa lama-lama menatapnya karena jantungku tidak kuat menahan ledakan yang akan timbul. Matanya yang seperti bulan sabit, rambutnya yang sehitam kegelapan, dan senyumnya yang seteduh hutan hujan, semua melumpuhkan panca inderaku. Tuhan, mengapa dia begitu manis?
“Ngapain sih?” Tanyanya, memecah keheningan antara kami. Ia selalu begitu, mampu menghidupkan suasana secanggung apapun. Keahlian yang selalu ingin ku miliki karena aku tidak pernah bisa membangun pembicaraan dengan baik.
Aku tersenyum. “Ngeliat bintang. Bagus banget langitnya!”
“Iya, lagi cerah,” Ujarnya menanggapi. “Tapi di sini masih banyak cahaya yang nutupin. Di gunung, bintangnya akan jauh lebih dekat dan lebih banyak dari ini. Waktu aku ke....”
Ia mulai bercerita, yang mana adalah sesuatu yang sangat aku sukai. Aku suka mendengar suaranya yang sangat merdu dan melihat matanya yang berbinar-binar saat bercerita. Dari ceritanya, aku dapat membayangkan semua yang ia lihat: hamparan bintang, Bima Sakti, pemandangan gunung lain, dan semua yang ia sebutkan. Kadang ia menceritakan sesuatu yang sudah pernah ia ceritakan, tapi aku tak pernah bosan mendengarnya karena ia menjabarkan semuanya dengan begitu manis.
Lalu makanan dan minuman yang kami pesan datang. Aku menyedot teh susuku dengan cepat seperti orang kehausan karena rasanya begitu enak. Ia seperti biasa memutar-mutar gelasnya, menghirup kopinya, lalu meniup dan menyeruputnya perlahan layaknya cairan itu adalah hal paling berharga di dunia. 
“Mantap pahitnya,” Katanya setelah menyesap sedikit kopi hitamnya.
Dahiku mengerut mendengar itu karena aku pernah mencoba kopinya dan rasanya sangat luar biasa pahit sampai aku harus memakan beberapa suap roti bakar untuk menghilangkan rasa pahitnya. Ia tertawa melihat ekspresiku. Aku selalu ingin tersenyum melihatnya seperti itu karena di mataku ia sangat lucu. Caranya meminum kopinya, memuji rasanya, dan tertawa sendiri adalah proporsi yang tepat untuk membuatku tambah menyukainya.
Kami pun mulai menyantap makanan untuk mendiamkan badai yang bergemuruh di perut. Roti bakar di situ adalah kesukaan kami karena rasanya sangat enak dan pas. Aku dapat merasakan manis cokelat membuai lidahku, bersamaan dengan manis senyumannya menghangatkan dadaku. Ia memotong rotinya dengan rapi, berlawanan denganku yang memotong rotiku dengan tidak beraturan. Kadang aku heran dengan perbedaan kami yang begitu besar, tapi aku tidak terlalu memikirkannya karena hal tersebut hanya akan menambah beban pikiran. Asalkan kami saling menerima satu sama lain, semua akan baik-baik saja, bukan?
“Awannya bagus deh,” Tukasku tiba-tiba di sela-sela suapan rotiku.
Ia mendongak, memandang awan yang ku maksud. “Itu namanya awan Sirus.”
Aku terpukau mendengar fakta itu, sekaligus tersentuh karena ia selalu menanggapi ucapanku walaupun seringkali tidak penting. “Kok kakak bisa inget sih? Susah banget tau bedain jenis awannya.”
Ia tersenyum, membuatku merasakan rasa yang sama seperti susu cokelat kesukaanku. “Kalo awan Sirus itu kayak kapas yang disobek-sobek. Stratus mirip tapi lebih padat. Kalau kumulus...”
Ia menjelaskan dengan bahasa yang ringan dan mudah ku mengerti, membuatku kagum dan lagi-lagi tambah menyukainya. Aku suka mendengarkannya menjelaskan sesuatu yang rumit dengan cara yang sederhana. Aku juga suka suaranya yang terdengar bagai lagu-lagu lembut kesukaanku. Rasanya, aku ingin dia selamanya bersamaku untuk menjelaskan segala sesuatu yang sulit di dunia ini.
Selesai makan, kami menyandarkan diri di kursi masing-masing. Aku menatap bulan yang tempatnya sudah bergeser dari tempat awal. 
“Wah benar, bulannya geser!” Tuturku takjub. Sebelumnya ia sudah bilang bahwa bulan bisa bergeser karena rotasi, tapi aku tak tahu bahwa pergerakannya secepat dan sejelas ini.
Ia tersenyum. “Kan udah ku bilang.”
Aku tidak dapat menahan diri lagi. Pelan-pelan aku meraih tangannya, menggenggamnya erat. Dari sentuhan tersebut, energi baru mengalir menuju tubuhku; memberikanku kekuatan yang besar. Berpegangan tangan dengannya bagiku adalah semacam proses pengisian daya, seperti ponsel yang dihubungkan ke arus listrk. Mungkin hal tersebut terdengar aneh, tapi aku benar-benar dapat merasakan dadaku berdesir setiap aku menyentuh tangan besar dan kokohnya. Jiwaku seperti dirasuki kupu-kupu yang baru lahir dari kepompongnya. 
Ia balas menggenggam tanganku. Entah apa yang ia rasakan, ku harap ia juga merasakan yang sama sepertiku.
Tak terasa, setelah puluhan obrolan tidak penting lainnya, jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Aku tidak ingin mengakhiri momen berharga ini, tapi jika pulang terlalu malam aku khawatir dia akan mengantuk di perjalanan.
“Ayo kita pulang,” Ajakku.
“Yuk,” Balasnya.
Kami pun menghabiskan minuman, membereskan barang-barang, dan melangkah ke luar kafe. Perjalanan pulang terasa lebih menyenangkan dari saat berangkat karena kami sudah kenyang dan sudah mengisi energi. Kami kembali bercakap ringan, mengisi waktu-waktu yang tersisa untuk kebersamaan hari ini.
“Makasih ya,” Ucapku ketika sudah sampai di depan pagar tempat kediamanku. Aku benar-benar tulus saat mengatakannya, merasa berterima kasih karena ia sudah ada di dunia dan hadir untuk menemaniku makan. Tanpanya malam ini, makan hanya akan memenuhi perutku tanpa menenteramkan batinku. “Oh ya, kabarin kalau udah sampe rumah.”
Ia menatapku, yang langsung membuat jantungku berdetak cepat lagi. “Mandi terus tidur ya.”
Aku mengangguk, walau sebenarnya aku pasti akan menunggu kabar bahwa ia telah sampai rumah dengan selamat dulu baru dapat tertidur.
Ia pun menyematkan earphone-nya di telinga, bersiap mengarungi perjalanan jauh menuju rumahnya. Perjalanannya akan menjadi sangat panjang dan sepi, maka ia butuh lagu-lagu kesukaannya untuk membuatnya tetap terjaga. Aku bersyukur lagu-lagu yang ada di daftar putarnya itu diciptakan di dunia. Berkat itu, ia dapat selalu pulang ke rumah dengan selamat tanpa merasa bosan dan kesepian. 
Semoga malam ini pun ia baik-baik saja. Semoga ia sampai ke rumah dengan selamat dan sehat, sehingga kami berdua sama-sama dapat tidur dengan tenang. 
Setelah selesai bersiap-siap dengan earphone, masker, dan helmnya, ia menatapku lagi. Membuatku tenggelam dalam sungai jernih nan biru yang mengalir syahdu di kedua matanya. “Love you,” Katanya lembut, selembut bunga-bunga krisan yang menatap matahari hangat.
Aku tersenyum, menjadi gadis paling bahagia di dunia. 
“Love you too.”
Ia pun pergi, membawa semua keindahan semesta sekaligus meninggalkan badai hebat di setiap getar syaraf dan jantungku.
Bersamaan dengan itu kegiatan makan kami hari ini selesai. Tapi, kuharap akan selalu ada momen sederhana semacam ini bersamanya lagi. Karena aku masih ingin makan sembari melihat wajah manisnya, mendengar suara lembutnya, dan menikmati debaran jantung yang begitu damai dan menyenangkan.
Bagi orang lain, makan adalah bentuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Bagiku, makan adalah salah satu alasan mudah untuk menghabiskan waktu bersamanya.
0 notes
carolinaanggara · 6 years ago
Text
Game Bertema Playtech Slots Wanita
Tumblr media
Survei judi online terbaru menunjukkan bahwa jumlah pemain wanita di kasino online meningkat pesat. Beberapa survei bahkan menempatkan proporsi pemain wanita di hampir 50%. Tidak mengherankan bahwa penyedia perangkat lunak kasino online mengembangkan permainan slot yang menampilkan wanita kuat dalam peran yang berbeda sehingga pelanggan wanita mereka dapat mengidentifikasi dengan permainan ini. Penyedia perangkat lunak Playtech menawarkan koleksi slot online bertema wanita yang sangat baik. Ketenaran Elektra of Marvel adalah salah satu dari sedikit pahlawan wanita super. Terampil dalam seni bela diri dan terkenal sebagai seorang pembunuh, Elektra melacak lawan-lawannya dengan memasuki pikiran mereka. Permainan slot Playtech Elektra didasarkan pada karakter seperti yang disajikan dalam film Marvel. Simbol pada gulungan termasuk senjata favorit Elektra seperti Sais kembar seperti pedang dan lempar cakram berbentuk bintang Shuriken. Simbol-simbol lain juga dikaitkan dengan legenda-legendanya seperti liontin, yang diberikan kepadanya oleh ibunya yang sedang sekarat. Dalam putaran Bonus Senjata, pemain harus memilih salah satu senjata favorit Elektra. Setiap senjata menawarkan skema putaran gratis yang berbeda dan pemain harus menyeimbangkan kelebihan dan kekurangan. Elektra juga terhubung ke jaringan jackpot progresif Marvel. Game Bertema Playtech Slots WanitaAzteca adalah seorang petualang wanita seksi yang longgar berdasarkan pada Lara Croft. Permainan slot online Playtech, Azteca, menampilkan petualangannya di reruntuhan peradaban Aztec. Simbol didasarkan pada budaya Aztec dan termasuk piramida dan idola emas. Simbol juga termasuk pesawat dan ransel Azteca. Azteca sendiri adalah simbol pencar. Selama animasi, close-up Azteca memperbesar ke sosok panjang penuh berdiri di puncak terjal. Dua atau lebih simbol Azteca di mana saja pada pembayaran sebaran penghargaan gulungan. Tiga atau lebih simbol Azteca memicu 12 putaran gratis dengan pembayaran tiga kali lipat. Azteca juga menawarkan permainan judi Playtech. Cherry Love adalah femme fatale - ambisius dan seksi dan bersedia melakukan apa pun untuk mencapai puncak. Dalam permainan slot online Playtech ini ia paling baik diwakili oleh tato yang menggambarkan belati menusuk hati. Simbol lainnya termasuk pemantik rokok monogram dan cincin berlian. Ceri Cinta adalah simbol liar. Dia muncul sebagai liar yang berkembang di gulungan 2, 3 dan 4, memberi isyarat dengan ciuman dan datang ke sana kemari. Permainan slot Cherry Love menawarkan 15 putaran gratis di mana liar yang mengembang dijamin di setiap putaran di salah satu gulungan. Di tengah mantra kesetaraan, ambisi, dan kesuksesan, wanita modern tidak melupakan peran penciptaan hidup dan rezeki yang telah disediakan alam untuknya. Game slot online Playtech baru Goddess of Life menggambarkan peran ini pada tingkat kosmik. Dewi adalah simbol liar dan juga menawarkan jackpot tetap atas 10.000 koin. Dalam animasi ia ditampilkan dengan latar belakang langit, api, tanah dan air, yang merupakan empat elemen kehidupan. Dalam simbol lain, sang dewi muncul sebagai masing-masing elemen yang dibuat dalam bentuk bulan baru. Masing-masing berisi esensi elemen dan juga menggambarkan binatang yang sesuai. Langit memiliki elang, api memiliki cheetah, tanah memiliki kuda dan air memiliki lumba-lumba. Semua permainan slot bertema perempuan Playtech ini dapat dimainkan di casino poker seperti Kasino Omni, Kasino Tropez, dan Kasino Golden Palace.
0 notes
ghostzali2011 · 7 years ago
Link
SPORTOURISM – Jika di Garut, Jawa Barat terdapat Gunung Sadahurip yang tersohor karena bentuknya yang menyerupai piramida, ternyata di Pulau Flores pun dapat di jumpai gunung lainnya yang memiliki bentuk mirip bangunan kuno negeri Mesir tersebut. Gunung tersebut bernama Gunung Inerie, terletak di Kabupaten Ngada, atau sekitar lima belas kilometer ke arah selatan dari Bajawa yang merupakan pusat kota dari Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.
Bentuk Gunung Inerie benar-benar menyerupai piramida dengan pucuknya yang runcing. Terdapat beberapa tempat di sekitar Gunung Inerie yang dijadikan sebagai spot untuk menikmati keindahan dari gunung berapi yang masih aktif ini.
Aimere dan Penginapan Manulalu, disebut-sebut sebagai tempat terbaik untuk menikmati panorama Gunung Inerie, karna dari tempat itulah bentuk dari gunung yang terakhir kali meletus pada tahun 1970 ini akan terlihat jelas seperti piramida yang lancip.
Tak puas hanya menikmati panoramanya dari kejauhan, cobalah untuk langsung mendaki gunung yang mempunyai ketinggian 2.245 meter di atas permukaan laut ini. Walaupun tergolong cukup tinggi, untuk mencapai puncak dari Gunung Inerie hanya diperlukan waktu sekitar tiga hingga lima jam.
Hal ini disebabkan karna Desa Watumeze yang dijadikan titik awal pendakian sudah berada di dataran yang cukup tinggi. Biasanya para pendaki memulai pendakian dari dini hari agar sampai di puncak saat matahari mulai terbit. Gunung ini ramai didaki saat musim kemarau atau sekitar bulan Juni hingga Agustus.
Mendaki Gunung Inerie bukan perkara mudah, trek dari gunung kebanggaan masyarakat Ngada ini didominasi oleh kerikil dan bebatuan cadas hingga ke puncak. Hal ini membuat jalanan yang dilewati menjadi licin dan sukar dipijak. Tak jarang para pendaki harus merangkak agar bisa terus mendaki. Sedikitnya vegetasi pepohonan yang tumbuh di gunung ini akan menambah tantangan jika pendakian dilakukan dikala siang hari, karna sinar matahari yang terik tak kan segan untuk menambah beban pendakian.
Sesampainya di punggungan pertama, kawah yang cukup dalam dari Gunung Inerie sudah bisa dilihat. Namun perjalanan masih harus dilanjutkan hingga ke titik tertingginya dengan medan berbatu dan kemiringan yang semakin tajam. Sekitar 30 menit mendaki dari punggugan terakhir, pendaki akan sampai di puncak tertinggi Gunung Inerie.
Puncak tersebut di tandai dengan tiga buah tiang berbentuk menyerupai salib yang tertancap di tanah. Dari puncak ini pun bisa terlihat jelas Kampung Adat Bena yang berada tepat di kaki gunung ini dan juga menjadi salah satu atraksi yang dimiliki Kabupaten Ngada.
Kegiatan mendaki Gunung Inerie sudah cukup di kenal para wisatawan lokal maupun mancanegara. Para pengunjung dimudahkan dengan adanya tourist information center yang ada di Kota Bajawa jika memerlukan informasi lebih terkait gunung ini, ataupun memerlukan jasa pemandu untuk mendaki Gunung Inerie.
via SPORTOURISM.ID
0 notes
listeliyi · 8 years ago
Link
via Polisə rüşvət verərək piramidaya qalxan ilk türk başına bəla açdı - VİDEO http://ift.tt/eA8V8J Ona "dəli" də demək olar Fatih Kömürcü adlı türkiyəli gənc çox çılğın bir addım atıb. Misirə gedən gənc, Mikarinos piramidasına qalxmaq istəyib. Polislər tərəfindən daima nəzarətdə olan piramidaya qalxmaq heç də asan olmayıb. Bir neçə saat piramidaya qalxmağın yollarını axtaran Fatih, sonda polislərdən birinə rüşvət təklif edib. Fatih polisə aşağı endikdən sonra 100 Misir Poundu verəcəyinə söz verib. Piramidaya qalxan gənc, ən uc nöqtədən görüntülər çəkib. O, 3 dəqiqə ərzində piramidaya qalxıb. Aşağı endikdən sonra ərazidən uzaqlaşan Fatih, hotelə gedib və kiçik bir araşdırma aparıb. Məlum olub ki, Xeops piramidasına indiyə kimi cəmi 2 nəfər qalxa bilib. Onlardan biri rus, digəri isə alman olub. Piramidaya qalxan ilk türk olmaq istəyən Fatih, planını dostu Ferdiyə danışıb. Bir gün sonra piramida yaxınlarına gələn türk gənclər, planlarını gerçəkləşdirməyə başlayıblar. Piramidaya qalxan gənclər bir çox şəkil çəkə biliblər. Lakin aşağı endikdən sonra onlar həbs olunublar. İfadə verən gənclərin çəkdiyi görüntülərin hamısı silinib. Vəkilin köməkliyi ilə gənclər sərbəst buraxılıb. Fatih evə qayıtdıqdan sonra silinmiş görüntülərin bəzilərini geri qaytarmağı bacarıb.
0 notes