#aksi mahasiswa
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mahasiswi UPJ Bintaro Jual Basreng Omzetnya Capai Rp72 Juta Per Tahun
Mahasiswi UPJ Bintaro Jual Basreng Omzetnya Capai Rp72 Juta Per Tahun
Kliktangerang.com – Dwi Nur Faroza, mahasiswi program jurusan Psikologi Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) Bintaro, Kota Tangerang Selatan, berhasil menjalankan usaha cemilan Basreng (Bakso goreng) Cizly Food, dengan omzet mencapai Rp72 juta per tahun. Usaha Dwi ini dirintis sejak bulan Februari 20022 lalu. Ia menjajakan produknya melalui online shop dengan nama toko Cizly Food. Usaha makanan…
View On WordPress
#Aksi Mahasiswa#Aksi Mahasiswa Tangerang#Bintaro#Bisnis#Bisnis Inovatif#Bisnis Tangerang#Event Nasional#Mahasiswa Tangerang#Tangerang Selatan#Tips Bisnis#Universitas Pembangunan Jaya
0 notes
Text
Aliansi BEM Sumenep Demo Pelantikan Anggota DPRD, Sebut Ada Jual Beli Pokir
SUMENEP, MaduraPost – Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi BEM Sumenep melakukan aksi demontrasi dalam momentum pelantikan anggota DPRD periode 2024-2029 di Pendopo Agung Keraton. Dalam tuntutannya, mahasiswa menyuarakan aspirasi rakyat soal transparansi pengalokasian Pokir DPRD Kabupaten Sumenep dan pemangkasan anggaran Pokir DPRD Kabupaten Sumenep. “Kami berangkat dari keresahan…
#aksi demonstrasi#Aliansi BEM Sumenep#Berita Sumenep#Madurapost#Mahasiswa#pelantikan DPRD Sumenep#Sumenep#Wakil rakyat
0 notes
Text
Mahasiswa Kembali Geruduk Kejati Sumut, Desak Periksa dan Tersangkakan Bupati Labusel dan Kroni-kroninya
Asaberita.com, Medan — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Sumatera Utara kembali melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Jalan Jenderal Besar A. H. Nasution No. 1 C, Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, pada Kamis, 4 Juli 2024. Pimpinan aksi, Andika Hasibuan, menjelaskan bahwa dalam aksi kali ini, mereka meminta Kejati Sumatera…
0 notes
Text
Aksi Demo Mahasiswa Gorontalo Protes RUU Berakhir Ricuh
Nusatimes.id – Ratusan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi BEM dan 3 Paguyuban di Gorontalo, menggelar aksi di Bundaran Saronde, Kota Gorontalo. Kamis (27/6/2024) Aksi tersebut merupakan menolak Rancangan Undang-undang (RUU) yang dianggap berpotensi mengancam demokrasi di Indonesi. Seperti RUU Polri, RUU TNI, RUU Penyiaran dan PP Tapera. Jendral Lapangan, Harun Alulu dalam orasinya menyoroti…
View On WordPress
0 notes
Text
Aliansi Mahasiswa Gelar Demo di DPRD, Terkait Dugaan Pungli di Desa Polohungo
Hargo.co.id, GORONTALO – Puluhan mahasiswa dari sejumlah aliansi dan koalisi rakyat menggugat melakukan aksi di depan Gedung DPRD Kabupaten Gorontalo, Senin (6/5/2024). Pada aksi itu, mereka meminta DPRD memanggil dan melakukan klarifikasi kepada Kepala Desa Polohungo atas dugaan pungutan liar atau pungli administrasi pengurusan tanah 10 persen dan administrasi pindah kependudukan Rp250…
View On WordPress
#Aksi Demonstrasi#Aliansi Mahasiswa#Desa Polohungo#DPRD Kabupaten Gorontalo#Dugaan Pungli#Kabupaten Gorontalo#Legislator Menara#Syarifudin Bano
0 notes
Text
Cilegon Darurat Bencana, Pemkot Dinilai Tidak Tegas Terhadap Industri
CILEGON – Gerakan Mahasiswa Cilegon (GMC) menggelar aksi bisu di area Landmark Kota Cilegon, Kamis (8/2/2024). Aksi itu digelar guna menyampaikan bahwa Kota Cilegon tengah dalam kondisi darurat bencana. Pantauan di lapangan, sejumlah mahasiswa tersebut mengenakan pakaian hitam dengan mulut yang ditutup dengan lakban. Mereka berdiri di Landmark Kota Cilegon sambil membentangkan poster yang berisi…
View On WordPress
#aksi bisu#Baniir PT Lotte Chemical Indonesia#Bau Kimia PT Chandra Asri#cilegon darurat bencana#Demo mahasiswa Cilegon
0 notes
Text
Catatan Kemenangan : Satu Alasan Bangkit
Kalau seandainya saat ini lelah, carilah satu alasan agar kamu segera bangkit.
Aku sarankan, lihatlah Palestina hari ini, lalu lihatlah kondisi imanmu. Jleb sampai ulu hati.
Di belahan bumi sana, mahasiswa kampus Amerika melakukan protes dilindungi border dosenya. Mereka direpresi pihak keamanan tapi mereka konsisten.
Jujur, hati ini sangat malu. Sekadar aksi Palestina reaktif, akomodir massa, minim followup, lalu kembali ke kos masing-masing.
Tapi diri ini tersadar, sekecil apapun perbuatan kita, lakukan saja, mulai saja. Dengan atau sendirian. Jangan takut atau malu kalau terlihat reaktif. Tak mengapa.
Kejahatan disana terang-terangan, apakah kita hanya diam saja?
Mari bangunkan lagi iman, mari berjamaah di waktu subuh, mari memperdalam ilmu dan adab. Sebentar lagi kita sholat berjamaah di Al-Quds. Baju seperti apa yang hendak kita pakai? Apakah kau tak ingin bersama saudaramu?
Sungguh, kita harus banyak-banyak bersyukur atas kenikmatan yang ada. Kita gunakan itu untuk membantu saudara kita.
Sekali lagi, seandainya kamu sedang lelah hari ini, cari satu alasan untuk segera bangkit, dengan melihat Palestina, seperti mengingatkan kembali manusia atas kelalainya, karena terlalu dekat dengan dunia.
47 notes
·
View notes
Text
Namun ketika kita berbicara mengenai demokrasi, kita tidak bisa berbicara demokrasi secara umum. Kita perlu bertanya demokrasi untuk siapa? Untuk kelas mana? Anies Baswedan dan PDI Perjuangan yang sekarang sedang dikurung sendirian oleh KIM+ tentu terganggu dengan upaya sebagian besar fraksi DPR tersebut. Kalau berhasil, maka mereka dapat kehilangan “hak demokratis” mereka untuk memiliki calon gubernur di DKI Jakarta. Tapi apa untungnya bagi buruh dan rakyat Indonesia? Apa yang kita dapatkan kalau mereka bisa memiliki calon gubernur atau bahkan memangkan kursi gubernur DKI Jakarta?
Senin, 20 Agustus 2024, Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan dari Partai Buruh dan Partai Gelora mengenai Undang-Undang Pilkada. Terdapat dua putusan penting di hari yang sama. Pertama, putusan Nomor 60/PUU-XXII/2024. Di dalam putusan ini, MK menyebut bahwa partai politik atau gabungan partai politik serta Pemilu dapat mendaftarkan pasangan calon kepala daerah walaupun mereka tidak memiliki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Ambang batas Pilkada ditentukan dari jumlah Daftar Pemilih Tetap Pemillu 2024 di masing-masing daerah. Ada empat klasifikasi besaran suara sah yang ditetapkan MK, yaitu; 10 persen, 8,5 persen, 7,5 persen dan 6,5 persen sesuai dengan besaran DPT di daerah terkait.
Kedua, adalah putusan Perkara Nomor 70/PUU-XXII/2024 mengenai pengujian syarat batas usia calon kepala daerah yang diatur Pasal 7 ayat (2) huruf e UU Pilkada. MK menolak permohonan dua mahasiswa, Fahrur Rozi dan Anthony Lee, yang meminta MK mengembalikan tafsir syarat usia calon kepala daerah sebelum adanya putusan Mahkamah Agung Nomor 23 P/HUM/2024. Adapun, putusan MA tersebut berhubungan dengan perubahan syarat usia calon kepala daerah menjadi saat pelantikan calon terpilih. Sebelumnya, syarat terkait berlaku saat penetapan calon oleh KPU.
Sehari setelahnya, Badan Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat (Baleg DPR) berencana untuk mengadakan rapat guna mendalami Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 tentang ambang batas pencalonan kepala daerah dan Nomor 70/PUU-XXII/2024 tentang batas usia calon. Rencananya, rapat diselenggarakan pada Rabu, 21 Agustus 2024. Namun, tidak hanya mengeksaminasi dua putusan itu, DPR berusaha untuk menganulirnya. Upaya menganulir dua keputusan tersebut mengarah pada dua tujuan. Pertama, ada dua skenario berhubungan dengan Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024. Yaitu mengembalikan Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 dengan tetap menerapkan Pasal 40 tentang syarat ambang batas, yaitu 20 persen kursi DPRD bagi partai calon atau gabungan partai untuk mengusung calon atau memberlakukannya pada Pilkada 2029. Kedua, adalah mengubah usia calon kepala daerah sejak dilantik sesuai Putusan MA meski MK dalam putusan 70/PUU-XXII/2024 menegaskan usia calon kepala daerah terhitung sejak penetapan bukan sejak pelantikan.
Sikap DPR yang demikian kemudian mendorong terjadinya konsolidasi di antara beberapa kalangan gerakan. Per hari ini, aksi-aksi terjadi di Palembang, Padang, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Malang, Cianjur, Bandung, Makassar, Surabaya. Apa yang dapat dipotret atas kemarahan tersebut? Terdapat dua kecenderungan sudut pandang. Pertama, marah karena DPR terlihat berusaha untuk mengakomodir rencana Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM +) bertarung melawan kotak kosong di Pilkada Jakarta. Kedua, marah karena menganggap situasi demokrasi di Indonesia sudah memburuk dan Dinasti Jokowi telah keterlaluan.
Namun ketika kita berbicara mengenai demokrasi, kita tidak bisa berbicara demokrasi secara umum. Kita perlu bertanya demokrasi untuk siapa? Untuk kelas mana? Anies Baswedan dan PDI Perjuangan yang sekarang sedang dikurung sendirian oleh KIM+ tentu terganggu dengan upaya sebagian besar fraksi DPR tersebut. Kalau berhasil, maka mereka dapat kehilangan “hak demokratis” mereka untuk memiliki calon gubernur di DKI Jakarta. Tapi apa untungnya bagi buruh dan rakyat Indonesia? Apa yang kita dapatkan kalau mereka bisa memiliki calon gubernur atau bahkan memangkan kursi gubernur DKI Jakarta?
Bukankah semua partai-partai tersebut, baik yang berada di dalam KIM+ termasuk juga PDI Perjuangan serta juga Anies Baswedan justru berperan besar dalam mendukung secara langsung ataupun tidak langsung pengesahan berbagai produk hukum yang merusak demokrasi, merusak demokrasi bagi buruh dan rakyat? Bukankah faktanya, rentetan produk hukum anti demokrasi banyak yang dilahirkan di Indonesia selama Rezim Mega-Hamzah, SBY-JK dan SBY-Boediono? Selama 10 tahun Rezim Jokowi, kita melihat berbagai produk hukum anti demokrasi juga terus disahkan.
Di tahun 2017, Jokowi mengeluarkan PP No. 60 Tahun 2017 yang mengatur keramaian umum dan kegiatan politik memerlukan izin dan dapat ditolak dan boleh dibubarkan jika tidak mengantongi persetujuan Polisi. Tahun yang sama, Perppu Ormas disahkan yang akhirnya membuat pembubaran organisasi massa dapat dilakukan secara langsung oleh Pemerintah, tanpa melalui mekanisme pengadilan. Di dalam UU Terorisme dan UU ITE revisi era Jokowi, terdapat pidana untuk orang-orang yang memilih untuk abstain dalam pemilihan umum. Selain itu terdapat juga KUHP baru yang di dalamnya memuat pasal makar, penghinaan presiden dan penodaan agama.
Di sektor perburuhan, sikap anti demokrasi rezim Jokowi sudah nampak sejak mereka mengeluarkan PP 78/2015 yang secara esensial menghilangkan akses serikat buruh untuk terlibat dalam penentuan upah minimum. Ke depan, DPR dan Pemerintah juga tengah menggodok revisi UU Polri yang membuat polisi dapat semakin berpolitik dan revisi UU TNI yang membuka pintu anggota TNI aktif menduduki jabatan-jabatan sipil. Produk-produk kebijakan anti rakyat tersebut dilahirkan dalam iklim politik parlemen yang relatif sama: disepakati oleh semua partai, yang mendukung ataupun tidak mendukung pemerintahan Jokowi.
Itu bukan berarti bahwa berbagai faksi elit politik dapat terus bersatu dan hidup bahagia. Tentu saja ada pertarungan di antara mereka tapi pada dasarnya pertarungan tersebut adalah pertarungan jatah kekuasaan politik dan sumber-sumber ekonomi. Kita tidak bisa mengatakan bahkan membayangkan bahwa pertarungan antar faksi elit politik akan terkait dengan kepentingan buruh dan rakyat seperti demokrasi dan kesejahteraan. Pertarungan mereka akan selesai seiring pembagian jatah kekuasaan dan sumber-sumber ekonomi selesai. Apakah kita semua masing mengingat pertarungan Jokowi-Ma’aruf lawan Prabowo-Sandiaga? Apakah masih ingat bagaimana Jokowi-JK berjanji pemerintahannya akan profesional? Prabowo dan Sandiaga menjadi menteri Jokowi-Ma’aruf sedangkan pemerintahan Jokowi semakin jelas merupakan pemerintahan bagi-bagi jabatan termasuk kepada mereka yang pernah menjadi lawan politiknya.
Tentu saja PDI-Perjuangan akan berselancar di tengah arus penolakan revisi UU Pilkada. Dalam situasi ini, gerakan harus mengangkat tuntutannya sejelas-jelasnya, setegas-tegasnya, sekongkrit-kongkritnya. Tanpa itu maka faksi-faksi borjuis yang ada dapat dengan mudah memberikan isian dari ruang kosong tuntutan yang dibuat oleh gerakan. Ini bisa saja mendorong salah satu bagian dari gerakan untuk menghentikan gerakan ataupun lebih parah adalah kuda tunggangan dari faksi borjuis yang ada.
Tuntutan-tuntutan yang merupakan kepentingan dari buruh dan rakyat untuk demokratisasi, pertama dan terutama adalah penghapusan seluruh produk hukum yang anti demokrasi. Di dalamnya termasuk berbagai produk hukum di atas. Semua produk hukum terkait pemilihan umum ataupun partai politik harus menghilangkan hambatan apapun, batasan apapun, syarat apapun serta harus membuka seluas-luasnya, mempermudah semudah-mudahnya akses buruh dan rakyat untuk mendirikan partai politik ataupun mengusung calon pemimpinnya sendiri.
Semua paket undang-undang-undang ini adalah pondasi penghancuran demokrasi buruh dan rakyat di masa Reformasi di satu sisi, di sisi lain alat kepentingan kelas penguasa. Dapat dipastikan, akan terus menjadi senjata rezim kekuasaan selanjutnya: sisa-sisa Orde Baru dan dinasti politik. Ketika tuntutan-tuntutan tersebut diperjuangkan, dengan sendirinya perjuangan buruh dan rakyat akan membangun tembok pemisah dengan elit borjuasi sehingga sulit untuk diintervensi atau sekedar menjadi kuda tunggangan salah satu faksi borjuis.
Pada akhirnya untuk melawan kebijakan-kebijakan anti demokrasi, menghancurkan sisa-sisa rezim militer Soeharto dan dinasti politik dibutuhkan kekuatan politik dari buruh dan rakyat itu sendiri. Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) sebagai kekuatan progresif yang relatif signifikan di Indonesia harus menginisiasi dan menuntaskan pembicaraan serta pembangunan kekuatan politik alternatif. Kekuatan politik alternatif atau sebuah partai politik yang bertujuan untuk merebut kekuasaan politik adalah kebutuhan mendesak dari buruh dan rakyat Indonesia. Poin ini penting untuk diperjelas karena masih terdapatnya kekacauan pandangan di antara gerakan itu sendiri. Misalnya pandangan yang mengatakan bahwa membangun kekuatan atau partai politik alternatif itu terlalu ngawang-ngawang, ataupun pandangan yang menghapuskan tujuan perebutan kekuasaan itu menggantikannya dengan pandangan LSM ataupun gerakan moral bahwa tujuan gerakan adalah menjadi oposisi ataupun menjadi semacam kritikus loyal, penyeimbang atau semacamnya.
4 notes
·
View notes
Note
Bahas ttg kondisi darurat indonesia dong bang.. yg blakangan ini demo besar besaran
Kalau topik itu, lebih sering di X. Sebenarnya pula, kemarin itu tidak bisa disebut “demo besar-besaran” karena memang tidak besar dan cukup elitis. Aksinya tidak bertahan lama karena tujuannya memang sedikit: soal UU Pilkada. Setelah itu tidak ada aksi lanjutan. Menariknya lagi, di media, aksi kemarin didominasi oleh pemberitaan soal artis dan komika yang turun ke jalan. Di X sendiri, komunitas mereka yang vokal menyuarakan. Saya jadi bertanya-tanya, apakah mahasiswa saat ini tidak mampu menjadi penggerak perubahan? Di momen kemarin, saya pribadi melihatnya justru mahasiswa jadi pengikut arus. Ini pandangan pribadi, ya.
Kenapa saya menyayangkan gerakan ini tidak berasal dari mahasiswa? Karena artis dan komika tersebut jelas berada di barisan kelompok tertentu. Kita dapat bilang meski mereka berkata tidak membawa kepentingan, itu tidak mungkin. Peta dukungan mereka jelas mengarah ke satu tokoh yang saat ini tidak jadi daftar cagub JKT. Sementara mahasiswa tidak pernah ada sejarahnya punya kepentingan pragmatis. Ketika mereka menolak pembahasan UU Pilkada, maka agenda mereka memang untuk itu. Dus, mahasiswa itu kelas intelektual yang narasinya jelas harusnya bernas. Bukan berarti kelompok ini tidak boleh demo, itu tidak boleh demo, ya. Bukan begitu. Tapi, menurut saya seharusnya mahasiswa yang selalu terdepan dalam persoalan yang krusial begini.
4 notes
·
View notes
Text
Mencuri Raden Saleh (2022)
”To steal is the ultimate form of praise for something one cannot create.”
Bayangkan bagaimana jadinya jika salah satu lukisan paling bersejarah menjadi sasaran untuk rencana kejahatan? Mencuri Raden Saleh membuka gerbang kekreatifan baru dengan mengutarakan unsur budaya dan aksi kejahatan di dalam nya, dengan menyeret kembali lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya maestro Raden Saleh sebagai objek utama. Sebuah masterpiece yang di sutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini dapat memanjakan imajinasi para penonton dalam memecahkan teka-teki dan misteri yang ada di dalam nya.
Di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta, terdapat sekelompok sahabat yang sedang dilanda ketidakpastian ekonomi serta di tambah dengan butuhnya pemasukan uang dalam jumlah yang besar, salah satunya adalah seorang mahasiswa seni bernama Piko (Iqbaal Ramadhan), bersama sekelompok sahabatnya: Ucup (Angga Yunanda), Gofar (Umay Shahab), Sarah (Aghniny Haque), Tuktuk (Ari Irham), dan Fella (Rachel Amanda). Sampai buah pikiran cerdik datang ke benak mereka, yaitu mencuri salah satu lukisan yang berharga dan memiliki nilai sejarah yang tinggi: ”Penangkapan Pangeran Diponegoro,” rencana pencurian besar-besaran ini menerjerumuskan mereka pada wadah penuh rintangan. Terjebak di dalam labirin dengan seribu hambatan tak ada artinya jika setiap anggota dalam kelompok ini memiliki jiwa resourceful, dalam arti lain mereka memiliki ahli dan keterampilan yang berbeda dalam bidang-bidang tertentu yang akan membuka pintu keluar dalam setiap rintangan nya. Rancangan strategi yang rinci dan setiap keputusan yang mereka ambil menjadi kunci utama dalam keberhasilan rencana ini. Namun dengan seiring berjalannya rencana, aksi ambisius yang mereka hadapi membuat konfilk dan motif rahasia antar individu mulai bermunculan.
Mungkinkah ada pihak-pihak lain yang ikut campur dalam rencana ini dan diam-diam mengincar lukisan itu? Apakah ada salah satu anggota yang berkhianat di tengah jalannya rencana? Bisakah mereka tetap bersatu setelah semua yang terjadi?
Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris yang memiliki jenjang reputasi karier yang sangat tinggi dan cemerlang. Selain menguji adrenalin dan mengasah strategi, Mencuri Raden Saleh juga menawarkan visual yang memukau di setiap detail dari karakter, keselarasan atmosfer dan latar yang mendukung alur cerita, serta memiliki skenario yang kreatif dan unik. Tontonan yang merangkul nilai-nilai seni dan unsur laga ini juga sesekali membawa aspek moral— tentang bagaimana setiap karakter menunjukkan usaha dan prinsip mereka untuk mendapatkan goal yang diinginkan.
Mencuri Raden Saleh pantas untuk disebut sebagai karya yang mengagumkan karena memiliki kombinasi yang sempurna tanpa menghilangkan keserasian budaya di dalam nya, menempati posisi Best Production Design pada Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) pada tahun 2023 tentu menjadi sebuah kebanggaan pada karier team yang terlibat dan impact kepada sejarah perfilman Indonesia.
Ditulis oleh Carissa Aulia Putri.
2 notes
·
View notes
Text
Locus KAMMI
KAMMI hari ini telah meneguhkan eksistensinya menjadi salah satu organisasi mahasiswa yang dapat survive dengan pergolakan zaman. Kabar mengenai semakin minimnya minat berorganisasi dari mahasiswa zaman sekarang tak membuat KAMMI lekang dan tertinggal. Justru dengan perkembangan yang terjadi membuat KAMMI lebih kuat dikarenakan proses adaptasi yang dilakukan. Proses ini muncul sebab adanya keresahan yang terjadi bercampur dengan keinginan untuk terus menjaga nilai gerakan. Alhasil berbagai ide muncul dengan berbagai konsep yang dinilai cocok dan dapat meningkatkan integritas KAMMI.
Di lain sisi, dalam upaya penjagaan integritas KAMMI dan eksistensinya, KAMMI perlu terus meningkatkan kepaduannya dalam program kaderisasi. Program kaderisasi inilah yang kemudian menjadi hal penting yang perlu diperhatikan KAMMI. Kesungguhan dalam perekrutan, pemaksimalan pemberdayaan dan memantapkan pembinaan perlu digodok dengan matang. Permasalahan ini menjadi salah satu gembok yang membuat KAMMI kesulitan dalam membuka pintu inovasi baru dalam bergerak. Inovasi ini berkaitan dengan pendekatan yang dilakukan dalam proses perekrutan terlebih dahulu dan persiapan mentor dalam konsep pembinaan yang baik. Kemudian, program kerja yang dilakukan dapat dimaksimalkan sebagai proses berkembang(pemberdayaan) kader.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses ini, yaitu analisis mengenai kondisi internal dan eksternal KAMMI. Kondisi ini akan mempengaruhi poin dari setiap langkah/rencana yang akan dijalankan. Perencanaan ini perlu ditinjau dari berbagai sisi, terutama pada prospek berjangka. Setiap program tersebut perlu adanya program yang berkelanjutan dan analisis mendalam apabila memerlukan pembaharuan.
Melihat hal tersebut, maka diperlukan program yang dapat menjadi lahan pemberdayaan kader merangkap sebagai penjagaan citra KAMMI dalam eksistensi kebaikan dan gerakan. Program tersebut dilakukan dengan pembangunan locus atau kelas khusus KAMMI. Ada 3 locus yang saya tawarkan, yaitu :
- Kelas Juara
- Lembaga Sosial
- Tim Analisi Siyasi
1. Kelas juara
Bagi saya pemberdayaan kader harus memerlukan sebuah bukti nyata. Maka penghargaan atau juara dapat menambah nilai KAMMI di mata mahasiswa. Prestasi menjadi lahan dakwah yang kurang terjamah dari organisasi dakwah. Maka KAMMI perlu memperhatikan lahan ini sebagai bentuk pemberdayaan kader. Akan tetapi, perlu diperhatikan juga bahwa perlombaan bukan melulu soal juara tetapi sikap percaya diri untuk tampil dan berkompetisi adalah poin plus yang dapat diraih.
2. Lembaga Sosial
Dulu saya sempat melihat ada IG dengan nama akun Rumah KAMMI Peduli. Menurut saya, ini adalah hal yang perlu dilanjutkan dan diteruskan. Akan tetapi dengan melihat rencana, jaringan dan program yang lebih fleksibel. Sosial masyarakat menjadi salah satu program atau bidang yang menonjol di KAMMI. Keunggulan yang terjadi ini perlu dipertahankan dalam bentuk yang lebih profesional agar peluang manfaat semakin tersebar. Selanjutnya, program lembaga sosial ini dapat disesuaikan dengan sasaran yang dituju. Apakah dalam proses mengentaskan kemiskinan, lingkungan hidup, nilai religius pemuda, dan masih banyak lagi. Maka dengan adanya berbagai peluang yang dapat dilakukan, dirasa perlu adanya pengembangan lebih mengenai proyek sosial KAMMI.
3. Tim Analisis Siyasi
KAMMI sebagai gerakan politik ekstraparlementer dan gerakan yang turut andil dalam berbagai aksi pro rakyat harus senantiasa menjaga nafas gerakan siyasinya. Program ini menjadi salah satu program yang saya kira bisa menjadi identitas KAMMI. KAMMI perlu memainkan peran dalam berbagai isu politik dalam berbagai tingkatan wilayah. Selain itu KAMMI dalam proses untuk terus berdakwah amar makruf nahi mungkar, perlu meluaskan jaringannya dengan turut andil dalam pengambilan kebijakan secara adil. Tim ini juga bersifat sebagai ranah pengembangan kader dalam siyasi KAMMI kedepan. Untuk ab 2 atau selanjutnya, tim ini cocok untuk menjadi tim diskusi dan pengambilan kebijakan siyasi KAMMI dalam berbagai tingkatan wilayah.
Ketiga locus tersebut bisa terlaksana dengan adanya konsisten dan komitmen kader terutama BPH dalam menggerakkan program ini. Tak lupa, program locus tersebut perlu ditunjang dengan pembinaan yang matang sebagai pondasi kader KAMMI di setiap waktu.
2 notes
·
View notes
Text
MAYAT DIIKAT JANGKAR DAN DIBUANG KE LAUT.
Novel ini bener-bener bikin nyesek. LAUT BERCERITA : https://lnkd.in/gTKp_HZn Karya Bu Leila S.Chudori emang bagus-bagus. Apalgi novel Laut Bercerita. Laut Bercerita menceritakan tentang 2 POV yaitu Biru Laut sebagai korban penculikan dan Asmara Djati sebagai keluarga yang ditinggalkan. Biru Laut seorang aktifis mahasiswa yang tidak setuju dengan peraturan-peraturan pemerintah yang otoriter pada masa itu. Ia dan kawan-kawan melakukan perlawanan dan menyebabkan mereka diburu oleh pemerintah. Setelah menjadi buron dan hidup terpisah dengan keluarga, Biru Laut dan teman-temannya akhirnya tertangkap. Mereka mengalami penyiksaan hari demi hari. Sampai waktunya tiba, ia menghadap Ilahi dengan kaki diikat jangkar dan dibuang ke laut. Puluhan yahun berlalu, tidak ada kejelasan di mana ia berada. Adiknya, Asmara Djati membentuk sebuah organisasi yang menaungi keluarga korban penculikan. Dengan saksi mata yang masih hidup, Asmara memulai penelusuran tentang aksi penculikan tersebut. Sampai ia menemukan kesaksian dari seorang nelayan di Kepulauan Seribu bahwa pernag nelayan tersebut melihat sekelompok orang membuang banyak tong ke tengah laut. Bahkan beberapa tulang belulang pun ditemukan di pinggiran laut. Asmara dan tim bergerak menuju pulau tersebut. Namun, bagai rantai yang masih belum bisa dilepas, ia tidak bisa dengan mudah menguak teka-teki tentang di mana kakaknya berada. Sejujurnya, novel historical fiction ini buat aku tahu kalau ternyata cerita orang dewasa tentang kerusuhan yang pernah terjadi di Indonesia ternyata benar adanya. Bu Leila menyampaikan dengan bahasa yang sederhana, sehingga sebagai pembaca, aku seolah masuk ke dalam novelnya. Keluarga, perjuangan, kehidupan mahasiswa, penyiksaan, penghianatan, semua terangkum dalam buku ini. Dah ah, segitu dulu. Have a nice day!
4 notes
·
View notes
Text
Sejumlah Warga Papua di Gorontalo Gelar Aksi di Depan UNG
Hargo.co.id, GORONTALO – Ikatan Mahasiswa Pelajar Indonesia Papua (IMPIP) Gorontalo beserta sejumlah organisasi kemasyarakatan Papua lainnya menggelar aksi di depan gerbang kampus 1 UNG, Rabu (1/5/2024). Mafred, selaku Penanggung Jawab Massa Aksi mengatakan, aksi tersebut dilakukan guna menuntut Aneksasi yang dilakukan oleh Indonesia terhadap tanah Papua. Dirinya menambahkan, hal tersebut…
View On WordPress
0 notes
Text
Mahasiswa Jangan Salah Melihat Akar Masalah Muslim Rohingya
[ Nur Hasannah | @ceritasannah ]
Mari kita garis bawahi,
“Sadari peran dan bersuara menyerukan kebenaran dengan substansi yang jelas kebenarannya. Karena tindakan pastilah sesuai isi pemikiran.”
Peran Mahasiswa
Mahasiswa sebagai Sosial Control tentu memerlukan kejelasan akar dan pijakan agar posisinya sebagai Mahasiswa menjadi lebih mantap dan jelas dalam mengkaji sebuah realita masalah.
Namun sayang baru-baru ini jagad media dihebohkan dengan aksi mahasiswa yang melancarkan demo pengusiran para pengungsi Muslim Rohingya di Aceh dengan tindakan nirmoral.
Padahal Mahasiswa adalah kaum intelektual yang punya andil sebagai penggerak perubahan yang memiliki moralitas tinggi. Karena tingkat intelektual yang dimiliki Mahasiswa akan sejajar dengan moralitas yang ia miliki saat menghadapi persoalan.
Siapa Muslim Rohingya
Muslim Rohingya adalah etnis minoritas dengan populasi mencapai 1,3 juta jiwa. Mereka tinggal di Rakhine, Myanmar. Dalam UU kewarganegaraan 1982 etnis Rohingya tidak diakui keberadaannya, mereka dianggap kaum ilegal di Myanmar.
Mereka tidak mendapatkan akses pelayanan dan perlindungan dari kekejaman Junta Militer Myanmar. Etnis Rohingya mengalami pemusnahan etnis alias genosida.
Muslim Rohingya diburu seperti hewan buruan, dipenjara, disiksa, kaum muslimahnya diperkosa oleh militer Myanmar. Kekejian tidak berhenti disitu, pemukiman dan masjid-masjid Muslim Rohingya dibumihanguskan oleh pasukan militer dan Budha Radikal yang dipimpin oleh Biksu Ashin Wiratu.
Pada tahun 2017 cleaning etnis terjadi, dalam waktu sebulan 6700 jiwa Muslim Rohingya terbunuh. Sedangkan yang selamat terpaksa menyeret diri mencari suaka ke Bangladesh, namun malang keadaan mereka juga tidak pulih.
Solusi Tuntas Muslim Rohingya
Ujian keimanan terhadap konflik Muslim Rohingya benar-benar menggoncang iman banyak kaum Muslim Indonesia terutama Muslim Aceh, disusul dengan berita yang terus menggiring seruan memboikot Muslim Rohingya sehingga mengalihkan fokus kita pada seruan mandat kaum Muslim yaitu “Tetaplah bersatu!”.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,
“Saudara Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Tidak boleh ia mendzalimi saudaranya itu.” (HR. Muslim)
Haram hukumnya seruan boikot, menebar kebencian, pengusiran apalagi melakukan serangan fisik secara brutal kepada Muslim Rohingya.
Fokus kepada akar persoalan terusirnya Muslim Rohingya bukan fokus kepada masalah turunan berupa minimnya pengetahuan mereka terhadap agama dan keterbatasan mereka dari sisi adab.
Dua Solusi Tuntas Persoalan Muslim Rohingya
Pertama, menghapus sekat-sekat nasionalisme yang membelenggu kaum Muslim memberikan pertolongan kepada sesama Muslim lainnya. Paham nasionalisme atau Negara-Bangsa pemicu utama munculnya fobia pada bangsa asing seperti halnya ketakutan kepada para pengungsi Muslim Rohingya.
Kedua, menciptakan perlindungan sejati bagi umat secara internasional. Terbukti bahwa tidak ada satu pun kekuasaan saat ini yang mampu mencegah dan menghentikan genosida yang dialami kaum Muslimin baik itu kaum Muslim Rohingya, Muslim Suriah, Muslim Afganistan, Muslim Sudan, Muslim Kashmir, Muslim Palestina bahkan Muslim Uyghur.
Kaum Muslim ibarat anak ayam yang kehilangan induknya, tercecer dan terancam. Tidak ada yang bisa melindungi kaum Muslim kecuali induknya yaitu Khilafah.
Dengan tegas Rasulullah SAW bersabda,
“Sungguh imam (Khilafah) adalah perisai; orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikan dia sebagai pelindung.” (HR. Muslim)
Khilafah yang akan menyatukan serta menjaga kehormatan, jiwa, harta dan darah kaum Muslim. Bukan hanya kaum Muslim bahkan Khilafah juga turut menjaga dan melindungi umat beragama lain. Sebagaimana tinta emas yang tertoreh pada sejarah gemilang Khilafah Utsmaniyah, Sultan Beyazid II memberikan suaka untuk kaum Yahudi yang terusir dari Spanyol oleh penguasa Kristen.
Muslim Rohingya bukan musuh dan bukan pula orang kafir, mereka tidak sedang membuat makar busuk seperti para pemimpin Muslim yang hidup melanggengkan sistem dzalim.
Kaum Muslim Rohingya tidak sedang mengacungkan moncong senjata pada kepala kita seperti Junta Militer Laknatullah dan mereka tidak terbukti merampas tanah milik warga Aceh.
Kaum Muslim Rohingya hanya meminta perlindungan dan pertolongan, tidakkah membuat hati kita bergetar merasa takut akan gelar yang Allah berikan kepada umat Islam yaitu,
“Ummatan Wasathan, umat yang menjadi saksi bagi manusia. Bagaimana bisa kita bersaksi jika kita bagian dari pelaku kedzaliman yang keji!”
3 notes
·
View notes
Text
Let me take you back, to the the phase where they called you 'mahasiswa'.....
Sudah? Sudah ingat rasanya menyanyikan lagu itu ditengah ratusan rekan-rekan yang berdesakan di atas aspal ibu kota?
Kalau memang masa lalu hanya boleh dikenang;
Dan idealisme harus hilang terkubur kerasnya kehidupan
Tak apa. Aku hanya ingin kamu ingat, bahwa aku dan kamu pernah menjadi kita. Dan kita pernah sama-sama menginginkan perubahan, juga mengais secuil harapan.
Bukan mau deklarasi, apalagi mau kampanye. Cuma kangen aja hehe. Urusan memilih, itu hak (dan kewajiban) masing-masing. Yang pasti, pilih sesuai hati nurani, berdasarkan visi-misi, program, dan track record paslon.
Menghitung hari menuju pemilu, kita masih punya waktu untuk berpikir ulang siapa yang pantas memimpin Indonesia. Yang kita dukung, yang akan kita pilih itu manusia biasa. Gak perlu mengkultuskan, suatu saat mungkin akan keliru dan berbuat salah. Maka, ketika kita memutuskan mendukung seseorang, jangan fanatik. Tetap kawal. Jika suatu saat nanti melakukan kesalahan, harus ditegur, tidak perlu mati-matian membela.
Berjuta kali turun aksi, bagiku satu langkah pasti.
Tertanda, Yang dulu beralmet dan turun di Stasiun Djuanda untuk ke titik kumpul
#bersama jadi baik#ayo jadi baik#baikberisik#muslimah berdaya#akhwat beropini#perempuanperadaban#perempuan peradaban#Hidup mahasiswa#pemilu 2024
3 notes
·
View notes
Text
Gagap Palestina
Pasca aksi Solo Peduli Palestina 2021, terjadi perbincangan yang menarik oleh salah satu kawan saat forum evaluasi. Kurang lebih ada 70 elemen gerakan yang bergabung saat aksi, namun yang hadir dan konfirmasi hanya 5 lembaga.
Tanpa bermaksud suuzon, gerakan massa Islam hari ini masih tergolong momentum dan nafas pendek. Perlu ada pembahasan serius mengenai ini, terkhusus para pemuda dan pelajar. Saya pun mengamininya.
Aksi Palestina akan berhenti di aksi massa, simbolik, galang dana, dan doa bersama. Setelah itu, dikit demi sedikit kita lupa dan kembali ke hidup masing-masing.
Akan tetapi, Thufaan Al-Aqsha berbeda. Hemat saya perang ini adalah pemicu eskalasi gerakan terlama sekaligus termasif dalam di ruang lingkup lokal. Tidak hanya dari segmen aktivis dakwah tetapi juga masyarakat umum.
Setidaknya ada beberapa cara agar eskalasi gerakan menjadi konsisten dan jangka panjang.
1. Aksi Massa
Aksi Massa dalam momentum tertentu sangatlah penting untuk mobilisasi massa untuk memberikan tekanan terhadap zionist dan elemen yang mengikutinya.
Aksi massa juga tak boleh sempit dimaknai dengan teriak-teriak di pinggir jalan. Aksi ini bisa divariasikan dengan kajian akbar atau penguatan ruh dalam menambah ghiroh masing-masing dari kita.
2. Aksi Yang Entertaint
Aksi ini begitu masif seiring berkembangnya fitur-fitur medsos dan karateristik Gen-Z hari ini. Tujuan dari aksi adalah tersampaikanya isu yang diangkat dan massif. Selain tercerdaskan, kebutuhanya juga berupa hiburan.
Konten-konten keseharian yang dikemas dalam video, foto, story ini menambah awareness masyarakat lebih luas akan memahami isu Palestina.
3. Gerakan Intelektual Akademik
Ada sebuah kredo yang mengatakan, "Kita harus bergerak atas kepahaman bukan taklid..."
Eskalasi tak boleh disandarkan dengan perasaan emosi atau reaktif yang akhirnya menjadi sporadis. Pemahaman tentang A-Z Palestina begitu penting untuk menambah wawasan dan landasan bergerak.
Gerakan SJP internasional dan BDS telah menjadi contoh gerakan intelektual menghasilkan output massa yang solid, strategi yang terarah, dan hasil yang terukur.
Pun kehadiran SJP dan BDS harusnya dapat memacu kita untuk belajar lebih dalam tentang Palestina sekaligus menjadi inklusif terhadap isu global dengan beberapa elemen.
***
Gerakan-gerakan yang ada hari ini muncul biasanya hadir dari ciri khas diatas. Poinya adalah sebagai mahasiswa, perlu untuk memacu diri ini dengan mempelajari gerakan secara konstruktif agar Isu Palestina tidak berhenti secara reaktif dan gagap untuk eskalasi lanjutan.
Isu Palestina adalah isu abadi. Tidak akan berhenti hingga akhir zaman. Itu menjadi indikator keimanan.
Maka, jangan lupakan amalan ibadahnya, jangan lupa untuk merapikan barisan dan menjaganya dari kaum munafik.
Sekali lagi, ini adalah perjuangan untuk mencapai kemenangan atau kesyahidan.
Tabik.
#abamenulis#menyambutkemenangan#seperempadabad#catatankemenangan#dakwahkampus#pemudaislam#menujukemerdekaanpalestina#freepalestine
13 notes
·
View notes