#Sepeda Anak
Explore tagged Tumblr posts
Text
WA 0821-3901-1082, Jual Sepeda Pacific Malang
Jual Sepeda Pacific Malang
WA 0821-3901-1082, Kami Toko Sepeda Bintang Terang Bike Malang menyediakan Sepeda Hybrid, Sepeda Hedon, Sepeda Harga, Sepeda Hedon Bmx, Harga Sepeda Lipat
Kami melayani pembelian berbagai jenis sepeda pancal ke toko kami bagi seluruh customer yang berasal dari Junrejo, Kota Batu, Bumiaji, Lowokwaru, Blimbing, Klojen serta seluruh kelurahan atau kecamatan di Malang Raya dan juga seluruh kota di Indonesia
Jual Sepeda Gunung Malang
Kami juga merupakan Toko Sepeda Zaman Dulu Malang, Toko Sepeda Zaman Sekarang Malang, Toko Sepeda Zaman Dahulu Malang, Toko Sepeda Zaman Belanda Malang, Toko Sepeda 16 Inch Malang, Toko Sepeda 12 Inch Malang, Toko Sepeda 1 Jutaan Malang, Toko Sepeda 18 Inch Malang, Toko Sepeda 1 Juta Malang, Toko Sepeda 20 Inch Malang
Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga yang mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakkan oleh tenaga manusia dengan cara mengayuh pedal sepeda untuk menjalankannya. Selain sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan, sepeda juga cocok untuk kegiatan olahraga, rekreasi, atau sebagai alat penunjang gaya hidup sehat. Ada banyak keuntungan jika Anda menggunakan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari ataupun sebagai alat olahraga
Jual Sepeda Pacific Gunung Malang
Berikut keuntungan menggunakan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari ataupun sebagai alat olahraga :
Membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di perkotaan.
Biaya awal pembelian sepeda relatif lebih rendah dibandingkan kendaraan lain.
Menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.
Aktivitas bersepeda dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
Memungkinkan akses ke area yang sulit dijangkau oleh kendaraan lain, seperti trotoar atau jalur sepeda.
Oleh karena itu, sangat penting menggunakan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari ataupun sebagai alat olahraga
Jika Anda sekarang sedang mencari tempat yang jual sepeda maka Anda sekarang sudah berada di tempat yang tepat. Toko Sepeda Bintang Terang Bike adalah toko yang menjual berbagai jenis peralatan, akseosoris, dan juga sepeda mulai dari yang baru maupun second dengan berbagai merk dan ukuran. Ada beberapa keunggulan berbelanja dari Toko Sepeda Bintang Terang Bike.
Berikut beberapa keunggulan berbelanja di Toko Sepeda Bintang Terang Bike :
Sudah berpengalaman selama 30 tahun dalam melayani customer dalam pembelian sepeda ataupun jasa perbaikan sepeda
Pembelian sepeda ataupun berbegai perlengkapan sepeda lainnya dibantu untuk konsultasi untuk kenyamanan customer
Setiap Pembelian sepeda mendapatkan garansi 1 bulan (Syarat dan Ketentuan Berlaku)
Teknisi sepeda yang ahli dan juga kompeten dibidangnya
Menerima tukar tambah sepeda untuk pembelian sepeda baru ataupun second
Dengan memilih TOKO SEPEDA BINTANG TERANG BIKE sebagai penyedia sepeda pilihan Anda, kami yakin Anda akan mendapatkan sepeda berkualitas tinggi dengan rangka kuat dan desain modern yang tidak hanya fungsional dan stylish, tetapi juga didukung oleh layanan profesional serta pengalaman luas kami dalam industri sepeda. Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa investasi Anda dalam pembelian sepeda di toko kami akan memberikan pengalaman bersepeda yang nyaman, aman, dan bernilai tambah bagi gaya hidup sehat Anda.
Segera beli sepeda atau peralatan bersepeda lainnya hanya di Toko Sepeda Bintang Terang Bike
TELP/WA 0821-3901-1082 Link WA: https://wa.me/6282139011082 Link Maps :https://g.co/kgs/db5Gwqw
Toko Sepeda Bintang Terang Bike Jl. M.T. Haryono No.156 Kelurahan Dinoyo, Kec. Lowokwaru Kota Malang Jawa Timur 65144
#Jual Sepeda Pacific Malang#Jual Sepeda Pancal Jieyang Malang#Jual Beli Sepeda Pancal Bekas Malang Malang#Jual Beli Sepeda Pancal Malang#Jual Sepeda Pancal Kuno Malang#Jual Sepeda Pancal Kecil Malang#Jual Sepeda Pancal Keranjang Malang#Jual Sepeda Pancal Klasik Malang#Jual Sepeda Pancal Kecil Anak Malang#Jual Sepeda Pancal Lipat Malang#Jual Sepeda Pancal Mahal Malang
0 notes
Text
Sambut HUT RI ke-78, Ratusan Pesepeda Ikuti Lomba Bersepeda Santai
PANDEGLANG – Dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-78, sebanyak 256 pesepeda dari 10 di Kabupaten Pandeglang mengikuti acara lomba sepeda santai yang diadakan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Permata Ibunda Pandeglang, Sabtu (12/8/2023). Direktur RSIA Permata Ibunda, dr M Rasyid Ridho Anazrie MARS mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk memeriahkan…
View On WordPress
#Bersepeda#Direktur RSIA Permata Ibunda#dr M Rasyid Ridho Anazrie MARS#HUT RI ke-78#kabupaten pandeglang#lomba sepeda santai#Rumah Sakit Ibu dan Anak
0 notes
Text
Wisata Jogja dengan Bersepeda — AGI BIKE RENTAL JOGJA / 081312432218
Sugeng Rawuh Wonten Ngayogyakarta….. Monggo silahkan bagi yang sedang liburan dan pengen merasakan sensasi Liburan yang berbeda di kota jogja. AGI BIKE RENTAL siap Mengisi Liburan Anda dengan paket Tour Sepeda yang Menarik, Instagramable, dan akan membuat kesan yang berbeda di Liburan anda. anda akan kami ajak menelusuri sudut kota jogja yang pastinya menarik dan […] via Wisata Jogja dengan…
View On WordPress
#harga sewa sepeda jogja#Sewa Sepeda anak Jogja#sewa sepeda di jogja#Sewa Sepeda downhill Jogja#sewa sepeda gunung jogja#sewa sepeda Jogja#sewa sepeda jogja malioboro#Sewa Sepeda Jogja murah#Sewa Sepeda Listrik Jogja#Sewa Sepeda Motor Jogja
0 notes
Text
CERITA SEKS KEPUASAN DARI ASSISTEN PRIBADIKU (Part-1)
Latar belakang keluargaku adalah dari keluarga yang dibilang sangat sukses. Suamiku bekerja salah satu keduta besar Australia dijakarta pusat. Setelah aku menyelesaikan studinya S2 ku di UGM, aku mengusulkan untuk mengajukan pindah ke kota Surabaya agar dapat berkumpul lagi dengan keluarga. Setelah mengurus melalui birokrasi yang cukup ribet, akhirnya aku bisa pindah dari kantor yang ada diJakarta Pindah kesurabaya.
Sebagai orang baru, aku tentu saja harus bekerja keras untuk menunjukkan kemampuanku. Apalagi tugas baruku di kantor ini adalah sebagai kepala kantor dan aku harus mampu menunjukkan kepada anak buahku bahwa aku memang layak menempati posisi ini. Sebagai konsekwensinya aku harus rela bekerja hingga larut malam menyelesaikan tugas-tugas yang sangat berbeda saat aku bertugas dahulu.
Hal ini membuatku harus selalu pulang larut malam karena jarak rumah kami dengan kantor yang cukup jauh yang harus kutempuh selama kurang lebih tiga puluh menit dengan mobilku. Semenjak aku pidah kesurabaya aku menjadi jarang bercengkerama dengan suamiku karena jarak antara kami sudah beda antara Jakarta dan Surabaya apalagi kita sama-sama semakin sibuk sejak karirnya meningkat. Praktis kami hanya bertemu seminggu sekali saja.
Atas kebijakan pimpinan, aku selalu dikawal oleh assisten kantorku jika hendak pulang. Sebut saja namanya Mas Tomi. Dia sering mengawalku dengan sepeda motor untuk mengiringi mobilku dari belakang hingga ke depan halaman rumahku untuk memastikan kalua aku aman sampai ke rumah. Dengan demikian aku selalu merasa aman untuk bekerja hingga selarut apapun karena pulangnya selalu diantar oleh Mas Tomi.
Tak jarang aku memintanya mampir untuk sekedar memberinya secangkir kopi. Mas Tomi seorang anak Muda yang sudah yang usianya sudah 30 tahunan dan sudah berkeluarga. Tubuhnya cukup kekar dengan kulit putih khas orang bandung. Ia memang asli dari bandung dan dia juga mantan atlit angkat besi. Semenjak menjadi assistenku dikantor, akupun sudah dikenalkan dengan istrinya ya bernama Lilis.
Suatu hari, saat aku selesai lembur. Aku kaget hari itu Mas Tomi tidak masuk kerja.
"Lho Mas Tomi di mana pak?" tanyaku pada Security yang mengantarku.
"Katanya Bu, Pak Tomi hari ini minta ijin tidak masuk katanya istrinya melahirkan" katanya dengan sopan.
Akhirnya aku tahu kalau yang mengantarku adalah Pak Didik, Security yang biasanya masuk pagi.
"Kapan istrinya melahirkan?" tanyaku lagi.
"Katanya sih hari ini atau mungkin besok Bu" jawabnya.
Awal Perselingkuhan, dengan Assisten kantorku saat aku bersama suamiku memutuskan untuk menjenguk istri Mas Tomi di Rumah Sakit Umum. Akhirnya aku mengetahui kalau Lilis mengalami pendarahan yang cukup parah. Dengan kondisinya itu ia terpaksa menginap di Rumah Sakit untuk waktu yang agak lumayan lama.
Atas saran suamiku aku ikut membantu biaya perawatan istri Mas Tomi dengan pertimbangan selama ini Mas Tomi telah setia mengawalku setiap pulang kerja maupun dikantor. Sejak saat itu hubungan keluargaku dengan keluarga Mas Tomi seperti layaknya saudara saja. Kadangkala Lilis istri Mas Tomi mengirimkan sebuah buah pisang hasil panen dari kebunnya ke rumahku. Walaupun harganya tidak seberapa, tetapi aku merasa ada nilai lebih dari sekedar harga pisang itu. Ya, rasa persaudaraan! Itulah yang lebih berharga dibanding materi sebanyak apapun. Kadang akupun juga sering mengirimi beberapa makanan ringan dan sembako ke rumahnya yang sangat sederhana. Karena seringnya aku berkunjung ke rumahnya maka tetangga aku sudah menganggapku sebagai bagian dari keluarga Mas Tomi.
Suatu hari, saat aku pulang lembur, seperti biasa aku diantar Mas Tomi. Begitu sampai ke depan rumah tiba-tiba hujan mengguyur dengan derasnya hingga kusuruh Mas Tomi untuk menunggu dirumahku sampai hujan reda. Aku suruh pembantuku yang sudah tua untuk membuatkan kopi untuk Mas Tomi.
Sementara Mas Tomi menikmati kopinya aku pun masuk ke kamar mandi untuk mandi. Ini memang merupakan kebiasaanku untuk mandi sebelum tidur. Hujan tidak kunjung reda hingga aku selesai mandi, kulihat Mas Tomi masih duduk menikmati kopinya sambil menghisap rokok kesukaannya di teras sambil menerawang memandangi hujan.
Malam itu aku hanya mengenakan baju tidur satin model daster tanpa memakai Bra dan ikut duduk di teras untuk sekedar menemaninya ngobrol. Kebetulan lampu terasku memang lampunya agak remang-remang yang sengaja kuatur demikian dengan suamiku agar enak menikmati suasana.
"Gimana sekarang punya anak Mas? Bahagia kan?" tanyaku membuka percakapan.
"Ya..Bahagia sekali Bu..! Habis dulu istri saya pernah keguguran saat kehamilan pertama, jadi ini benar-benar anugrah yang tak terindah buat saya Bu..".
"Memang Mas.. Aku sendiri sebenarnya sudah ingin punya anak, tetapi.." Aku tidak dapat meneruskan kata-kataku karena malu juga membicarakan kehidupan seksualku di depan orang lain.
"Tetapi kenapa Bu.. Ibu kan sudah punya segalanya, Mobil ada, Rumah juga sudah ada.. Apa lagi" Timpalnya seolah-olah ikut prihatin.
"Ya..Itu lah Mas.. Dari materi memang kami tidak kekurangan, tetapi dalam hal yang lain mungkin kehidupan Mbak Lilis istri Mas lebih bahagia"
"Mmnn…maksud ibu.." tanyanya terheran-heran.
"Itu lho Mas.. Mas Tomi kan tahu kalau saya selalu kerja sampai malam sedangkan suami ketemu hanya seminggu sekali jadi kami jarang bisa berkumpul setiap hari "
"Ya..Memang itulah rahasia kehidupan Bu.. Kami yang orang sederhana sedangkan keluarga ibu yang tidak kekurangan materi malah bingung tidak dapat kumpul".
Matanya sempat melirikku yang saat itu mengenakan daster satin yang kupakai, apalagi kedua putting susuku tidak dapat menutupi dengan kain satin dasterku . Kulihat penisnya mulai naik turun melihat kemolekan tubuhku. Mungkin karena hujan yang semakin deras dan aku yang jarang dijamah oleh suamiku membuat gairah nakalku juga bangkit.
Aku sengaja mengubah posisi dudukku sehingga pahaku yang mulus sedikit kelihatan. Hal ini membuat duduknya semakin gelisah, matanya berkali-kali mencuri pandang ke arah pahaku yang memang sengaja kubuka sedikit.
"Sebentar Mas aku ambil minuman dulu" kataku sambil bangkit dan berjalan masuk.
Aku sadar bahwa pakaian yang kukenakan saat itu agak memperlihatkan tubuhku sehingga bila aku berjalan ke tempat terang tubuhku akan membayang di balik gaun satinku yang licin itu.
"Oh ya Mas Tomi kita masuk saja ke dalam soalnya hujan kan di luar dingin.."
"Baik Bu.." jawab Mas Tomi agak tergagap karena melihat penampilanku ini.
Aku mengerti apa yang dirasakanya karena Mas Tomi sudah lama tidak menyentuh istrinya sejak melahirkan bulan kemarin, karena usia kelahiran bayinya belum genap 40 hari. Suasana sepi di rumahku ditambah dengan dinginnya malam membuat gairahku bergejolak dengan kehadiran Mas Tomi dirumahku.
Mas Tomi terlihat sangat terangsang melihat penampilanku yang sangat segar habis mandi tadi. Akhirnya mungkin karena tidak tahan atau karena udara dingin ia minta ijin untuk ke kamar kecil.
"Maaf Bu.. Boleh minta ijin ke kamar kecil"
"Silahkan Mas.. Pakai yang di dalam saja"
"Ah.. Enggak Bu saya enggak berani"
"Enggak apa-apa.. Itu Mas Tomi masuk aja nanti dekat ruang tengah itu"
"Baik Bu.."
Sambil berdiri Mas Tomi membetulkan mentuk celana panjangnya. Aku melihat ada tonjolan besar yang mengganjal di sela-sela pahanya. Aku membayangkan mungkin isinya sebesar sayur terong Atau bahkan mungkin lebih besar lagi.
Agak ragu-ragu ia melangkah masuk hingga aku berjalan di depannya sebagai pemandu jalan. Akhirnya kutunjukkan kamar kecil yang biasa aku pakai. Begitu ia masuk aku pun pergi ke dapur untuk mencari makanan kecil, sementara di luar hujan semakin deras.
Aku terkejut saat aku keluar dari dapur tiba-tiba ada tangan kekar yang memelukku dari belakang. Tiba-tiba piring yang berisi pisang goreng hampir saja terlepas dari tanganku karena kaget. Rupanya aku salah menduga. Mas Tomi yang kukira tidak mempunyai keberanian ternyata tanpa kumulai sudah mendahului dengan cara mendekapku. Napasnya yang keras menyapu-nyapu bulu kudukku hingga membuatku merinding.
"Maaf Bu Ratna, aku sudah tidak tahan..melihat ibu seperti ini", desisnya diiringi dengus napasnya yang menderu.
Lidahnya mulai menjilat-jilat bagian tengkukku hingga aku menggeliat sementara tangannya yang kokoh itu secara menyilang mendekap kedua Payudara ku. Untuk menjaga wibawaku aku pura-pura sedikit marah.
"Mas.. Apa-apaan ini.." suaraku agak kukeraskan sementara tanganku mencoba menahan laju tanganganya yang semakin liar meremas kedua payudaraku dari luar gaunku.
"Maaf Bu..sekali Maaf, Tomi. Sudah tidak tahan lagi.." diulanginya terus ucapanya itu.
Kedua tangannya semakin liar bergerak meremas-remas dan kedua ujung ibu jarinya memutar-mutar kedua puting susuku dari luar gaun satinku.
Karena desahan nafsuku juga sangat membutuhkan tubuhnya yang mendekapku dari belakang, aku biarkan dia memeluku. Apalagi tonjolan batang penisnya yang sudah dikeluarkan dari celah reslting celananya yang keras menekan kuat di belahan kedua belah buah pantatku. Terus digesek-gesekanya hingga kain satin dasterku juga ikut terselip dipantatku dan Hal ini semakin membuat nafsuku terbangkit ditambah dinginnya malam dan derasnya hujan di luar sana.
Suasana sangat mendukung bagi godaan setan untuk menggoda dan menggelitik nafsuku malam itu. Tubuhku semakin merinding dan kurasakan seluruh bulu romaku berdiri saat jilatan lidah Mas Tomi semakin ganas menerpa tulang belakangku. Tubuhku didorong Mas Tomi hingga tengkurap di atas meja makan dekat dapur yang sangat kuat karena memang terbuat dari kayu jati pilihan. Saat itulah tiba-tiba salah satu tangan Mas Tomi beralih menyingkap gaunku keatas dan meremas-remas kedua buah pantatku. Aku semakin terangsang hebat saat tangan Mas Tomi yang kasar menyusup celana dalam nylonku dan meremas pantatku dengan gemas.
Begitu celana dalam nylonku terlepas dari tubuhku. Jari-jarinya mulai menyentuh lubang anusku. Gila..!! Mas Tomi, dia Benar-benar lelaki yang bertubuh kekar dan permainan seksnya sangat kasar dan liar. Tapi aku sengat suka atas permainan seksnya seperti orang kehausan dipadang pasir . beda dengan suamiku permainan ranjangnya memperlakukan aku seperti tuan putri dengan lembut.
Tapi kali ini sensasi sangat beda dari pada yang lain, Kasar dan liar. Apa lagi samar-samar kucium aroma keringat Mas Tomi yang berbau khas lelaki! Tanpa parfum.. Gila aku jadi terobsesi dengan bau khas seperti ini.
"Akhh..Masssss..jangaaannn……dongggg…..Anhh" desahku antara pura-pura menolak dan meminta.
Ya harus kuakui kalau aku benar-benar rindu pada jamahan lelaki kasar macam Mas Tomi ini yang memiliki tubuh kekar dan sudah sangat bernafsu dan akupun sudah tidak mempedulikan apa-apa lagi. Dengan beringas dan kasar dijilatnya punggungku diluar gaun satinku dan menjilat kesana-sini sehingga membuat gaun satinku basah oleh air liur bekas jilatanya, membuat tubuhku menggeliat dan menggelepar seperti ikan kekurangan air. Apalagi saat bibirnya mulai menjilat-jilat bagian pantatku.
"Ahh…anghh..Masss.. Akhh.. Jangan..Akhh" kepura-puraanku akhirnya hilang saat dengan agak kasar mulut Mas Tomi dengan rakusnya menijilati kedua belah pantatku.
Luar biasa sensasi yang kurasakan saat itu. Pantatku bergoyang-goyang ke kanan dan kiri menahan geli saat jilatan lidahnya masuk kedalam lubang Anusku.
"Unggg.. Pantat ibu indah.." kudengar Mas Tomi menggumam mengagumi keindahan pantatku.
Tanpa merasa jijik sedikitpun lidahnya terus menyelusup ke dalam lubang anusku dan jilat sana jilat sini. "Ouunggg..uuuhhh..Masss…. Ampunnhh" aku mendesis karena tidak tahan dengan rangsangan yang diberikan lelaki muda yang masih bertenaga itu apalagi dia assistenku yang seharusnya dia menghormati bila di kantor.
Malam itu aku benar-benar pasrah total begitu Liang vaginaku sudah berkedut-kedut seolah tak sabar menanti disodok-sodok oleh batang penisnya itu. Rangsangan semakin hebat kurasakan saat tiba-tiba kepala Mas Toni menyeruak di sela-sela pahaku dan mulutnya yang rakus mencium dan menyedot-nyedot lubang vaginaku ku dari arah belakang. Secara otomatis kakiku melebar untuk memberikan ruang bagi kepalanya agar lebih leluasa menyeruak masuk. Aku sepertinya semakin gila. Karena baru kali ini aku bermain gila di rumahku sendiri. Tapi aku sudah tak peduli yang penting gejolak nafsuku malam ini bisa terlampiaskan.
"Ouunggg.. uuhhhh..Terushh.. Ohh Masssss”, dari menolak aku menjadi meminta! Benar-benar gila ini.
Pantatku semakin liar bergoyang saat lidah Mas Tomi menyelusup ke dalam alur sempit di selangkanganku yang sudah sangat basah dan menjilat-jilat kelentitku yang sudah sangat mengembang karena birahi. Aku merasakan ada suatu desakan maha dahsyat yang menggelora, tubuhku seolah mengawang dan ringan sekali seperti terbang ke langit kenikmatan.
Tubuhku mengejang-ngejang menahan terpaan gelora kenikmatan. Mas Tomi semakin liar menjilat dan sesekali menyedot kelentitku dengan bibirnya hingga akhirnya aku tak mampu lagi menahan Birahiku.
"Akhh..Massss….akhh.." aku mendesis melepas orgasmeku yang pertama sejak seminggu kepergian suamiku ini.
Nikmat sekali rasanya. Tubuhku bergerak liar untuk beberapa saat lalu akhirnya terdiam karena lemas. Napasku masih memburu saat Mas Tomi melepaskan bibirnya dari gundukan bukit di selangkanganku. Lalu masih dengan posisi tengkurap di atas meja makan dengan setengah menungging tubuhku kembali ditindih Mas Tomi. Kali ini ia rupanya sudah menurunkan celana panjangnya setengah kaki dan benda hangat dan keras yang menempel ketat di belahan pantatku. Gila panas sekali benda itu! Aku terlalu lemas untuk bereaksi.
Beberapa saat kemudian aku merasakan benda itu mengesek-gesek belahan vaginaku yang sudah basah dan licin. Sedikit demi sedikit benda keras itu menerobos masuk kedalam lubang vaginaku. Sesak sekali rasanya. Mungkin apa yang kubayangkan tadi benar, Karena selama ini aku belum pernah melihat ukuran, bentuk maupun warnanya.
Aku kembali terangsang saat benda hangat itu menyeruak masuk dalam kehangatan bibir vaginaku.
Blesss…."Uunghhh..uuuhhhh..Bu..Ratna punya ibu benar-benar nikmat sekali.." Gumam Mas Tomi disaat batang penisnya masuk kedalam vaginaku.
Didesakkannya masuk lebih dalam lagi batang penisnya ke dalam lubang vaginaku.
“Oungggghh”. lagi-lagi sensasi yang luar biasa menerpaku.
Di kedinginan malam dan terpaan deru hujan kami berdua justru berkeringat.. Gila.. Mas Tomi menyetubuhiku di ruang makan di mana aku biasanya sarapan pagi bersama suamiku! Gaun satinku tidak dilepasnya dan masih melekat ditubuhku, hanya disingkap bagian bawahnya sedangkan celana dalam nylonku sudah terbang entah kemana dilempar Mas Tomi.
"Ouhh Mas….tomiiii.. Ahh", aku hanya mampu merintih dan menahan kenikmat yang amat sangat saat Mas Tomi mulai memompaku dari belakang lubang vaginaku dengan batang penisnya.
Dengan posisi setengah menungging dan bertumpu pada meja makan, tubuhku disodok-sodok Mas Tomi dengan gairah yang meluap-luap. Tubuhku tersentak ke depan saat Mas Tomi dengan semangat menghunjamkan batang penisnya keluar masuk ke lubang vaginaku, Lalu dengan agak kasar ditekannya punggungku hingga Payudara ku agak sesak menekan permukaan meja, Tangan kirinya menekan punggungku sedangkan tangan kanannya meremas-remas buah pantatku dengan gemasnya. Tanpa kusadari tubuhku ikut bergoyang seolah-olah menyambut dorongan batang penisnya.
Pantatku bergoyang memutar mengimbangi tusukan-tusukan batang penisnya yang menghunjam dalam-dalam. Suara benturan pantatku dengan tulang kemaluan Mas Tomi yang terdengar di sela-sela suara gemuruh hujan menambah gairahku kian berkobar. Apalagi bau keringatnya semakin tajam tercium dilubang hidungku.
“Oh.. Inikah dunia..kenikmatan”, Tanpa sadar mulutku bergumam dan menceracau liar.
"Ouhmm terushh.. Terushh.. Yang keras..Mas…tekan lebih dalam", Aku menceracau dan menggoyang pantatku kian liar saat aku merasakan detik-detik menuju puncak.
"Putar Bu.. Putarrhh" kudengar pula Mas Tomi menggeram sambil meremas pantatku kian keras.
Batang penisnya semakin keras menyodok lubang vaginaku yang sudah semakin licin. Aku merasakan batang penisnya mulai berdenyut-denyut dalam jepitan dinding vaginaku. Aku sendiri merasa semakin dekat untuk mencapai orgasmeku yang kedua. Tubuhku serasa melayang. Mataku merem melek menahan nikmat yang amat sangat. Tubuh kami terus bergoyang dan beradu untuk mencapai titik kenikmatan, sementara gaun satinku sudah basah oleh keringatku sendiri.
Mas Tomi semakin keras dan liar menghunjamkan penisnya yang menusku keluar masuk lubang vaginaku dari belakang. Lalu tiba-tiba tubuhnya kulihat mengejang-ngejang dan mulutnya menggeram keras.
"Annghh..ahhh…terushh buu.. Goyangg.. Anggghh..Tomii….mau keluar….anghhh", Batang penisnya yang terjepit erat dalam vaginaku terasa berdenyut kencang dan akhirnya aku merasakan adanya semprotan hangat yang menyirami isi rahimku.
Crott….crottt…crottt...Beberapa kali air cairan sperma Mas Tomi menyirami rahimku seolah menjadi pengobat dahaga malam ini yang sudah lama tidak disalurkan oleh Mas Tomi ke istrinya.
Tubuhnya senakin kian mengejang-ngejang liar dan tangannya semakin keras mencengkeram pantatku hingga aku merasa agak sakit dibuatnya. Tapi aku tak peduli Karena tubuhku juga seolah terkena aliran listrik yang dahsyat dan pantatku bergerak liar menyongsong hunjaman batang penisnya yang masih menyemprotkan sisa-sisa cairan spemanya didalam vaginaku.
"Ouunggghhh..Terus..Mas tomiiii…buang yang banyak spermau didalam vaginaku..anghhh", tanpa malu atau sungkan aku sudah meminta Mas Tomi untuk lebih kuat menggoyang pantatnya untuk menuntaskan dahagaku.
Akhirnya aku benar-benar terkapar diatas meja makan. Tulang-belulangku serasa seperti mau lepas semua. Benar-benar lemas aku dibuat oleh Mas Tomi. Kami terdiam beberapa saat menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kami peroleh. Batang penis Mas Tomi kurasakan mulai mengkerut dan mengecil dalam jepitan lubang vaginaku. Perlahan namun pasti akhirnya batang penisnya itu terdorong keluar dan terkulai menempel di depan bibir vaginaku yang basah oleh cairan kami berdua.
Gila banyak sekali Mas Tomi mengeluarkan cairan spermanya, aku tahu itu karena banyaknya tumpahan sisa-sisa cairan spermanya meleleh keluar dari lubang vaginanku yang menetes ke lantai ruang makan.
"Ibu benar-benar hebat.. Tomi jadi sayang sama ibu.." bisik Mas Tomi di telingaku.
Aku hanya diam antara menyesal telah melakukan kesalahan terhadap suamiku dan terpuaskan hasrat liar Mas Tomi.
"Sudah Mas…Nanti Mbok Sarmi bangun", kulepas tangan Mas Tomi yang masih memelukku.
Aku berusaha melepaskan diri dari jepitan tubuh Mas Tomi yang kekar dari belakang tubuhku. Lalu aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku. Sekali lagi aku mandi di malam yang dingin itu.
Begitu selesai mandi aku keluar dari kamar mandi dan baru sadar betapa kacaunya ruang makanku ini karena di Meja makanku sudah bergeser tak karuan sementara kulihat celana dalam nylonku terlempar ke sudut meja makanku. Mas Tomi masih membetulkan celananya.
"Maaf Bu saya.. Boleh numpang mandi Bu.."
"Silahkan Mas.. Handuknya ada di dalam".
Setelah mengambil celana dalamku yang ada dimeja makan, aku segera masuk kedalam kamar dan mengambil baju tidur yang ada didalam lemari. Kupilih baju tidur satin model daster seperti tadi saat aku bermain seks dengan Mas Tomi. Tapi kali ini hanya beda warna tapi modelnya sama. Tanpa memakai Bra dan Celana dalam lagi langsung kupakai baju tidur itu dan setelah itu aku langsung keluar dari dalam kamar untuk mengambil kain pel dan membersihkan cairan sisa-sisa persenggamaanku dengan Mas Tomi yang berceceran di lantai. Sementara itu Mas Tomi masih mandi di kamar mandi yang baru saja kupakai.
Bersambung
139 notes
·
View notes
Text
Anak Kecilnya Mama, Kebanggaannya Papa
Kita tumbuh besar, ngerasa udah jadi manusia paling independen sejagat raya. Punya pilihan sendiri, mau ke mana, mau jadi apa, dan mau hidup gimana. Tapi di balik semua adulting yang bikin kita sok dewasa, satu hal nggak pernah berubah—kita masih anak kecilnya mama. The same little kid yang dulu nangis jatuh waktu belajar jalan, yang lari-lari kecil pulang sekolah buat cerita ini-itu tanpa sensor. Dan meskipun sekarang kita sibuk ngatur hidup dan pura-pura kuat, mata mama selalu bisa nembus semua topeng kita.
Mama itu tempat kita pulang, tempat crash landing paling aman. Nggak peduli seberapa kacau hari kita, seberapa bad dunia ini nge-treat kita, mama selalu punya pelukan yang rasanya kayak home. Masih inget nggak waktu kecil kita sakit? Mama begadang jagain kita, bahkan nyalahin diri sendiri karena “mungkin mama telat kasih vitamin ya?” Padahal kita cuma kebanyakan main hujan. That’s the thing about a mother’s love—tulus tanpa syarat, nggak pernah minta balasan. Nggak peduli umur kita sekarang 17, 25, atau 35, di mata mama, kita tetap anak kecilnya.
Terus papa? Kita sering lupa kalau di balik diamnya papa, ada cinta yang nggak kalah dalam. Cinta seorang lelaki yang nggak pake banyak kata, tapi selalu nyata dalam perbuatan. Papa mungkin nggak sering bilang, “Aku sayang kamu.” Tapi papa adalah lelaki pertama yang ngajarin kita tentang arti safe love. Dia yang ngajarin kita cara naik sepeda, nolongin kita ngerjain PR Matematika (meski akhirnya mama yang nyerah), atau diem-diem ngelirik kita dari jauh sambil senyum bangga waktu kita berhasil lulus sekolah atau dapet hal kecil yang berarti buat kita.
Cinta papa itu seringnya sunyi. Tapi ketika kita lihat lebih dekat, cinta papa ada di setiap kali dia bilang, “Hati-hati di jalan ya, Nak,” atau waktu dia rela kerja siang-malam buat bikin kita nyaman. Tanpa papa sadari, dia jadi standar pertama kita tentang lelaki: seseorang yang berani bertanggung jawab, yang kuat, tapi hatinya selembut doa.
Di tengah dunia yang ribut soal cinta, kita sering ke mana-mana nyari validasi, nyari seseorang yang “bisa ngerti aku”. Tapi sering kali, kita lupa kalau cinta paling tulus itu justru datang dari rumah—dari mama dan papa. Mereka yang nggak pernah nanya “Kamu bisa kasih aku apa?”, tapi selalu bilang, “Kamu butuh apa?”
Dan saat hidup ngebanting kita berkali-kali, saat kita ngerasa sendirian dan nggak ada yang ngerti, kita cuma perlu nginget satu hal: di mana pun kita berada, kita masih anak kecilnya mama, dan cinta tulus seorang lelaki itu udah kita dapet dari papa. The kind of love that doesn’t fade—forever home kita yang nggak pernah lelah nunggu kita pulang.
21 notes
·
View notes
Text
Luka Pengasuhan
Setelah beberapa edisi berdiskusi dengan psikolog, saya mulai memahami bahwa saya memiliki luka pengasuhan yang hingga kini belum sepenuhnya sembuh.
Tumbuh dalam lingkungan yang minim afirmasi positif menjadi salah satu penyebabnya. Apalagi, saya berasal dari keluarga menengah ke bawah. Saat di sekolah dulu, saya sering merasa tidak dianggap sebagai bagian dari “golongan” yang dianggap layak menjadi pemeran utama.
Kesibukan orang tua mencari nafkah menjadi faktor lain yang mendukung kurangnya aspek diskusi dalam keluarga. Pertanyaan sederhana seperti “Bagaimana kabar hari ini?” atau “Apa rencana ke depan?” mungkin hampir tidak pernah terjadi.
Nilai-nilai tradisional yang masih kental turut menjadi alasan kultural di mana orang tua dan orang yang lebih tua kerap menekan anak untuk tidak bertanya macam-macam. Hal ini membuat banyak hal berakhir tanpa kejelasan.
"Ssst, sudah sana diam, jangan banyak tanya."
Padahal, anak juga manusia yang ingin mendapatkan penjelasan. Anak sedang tumbuh dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Jika pertanyaan mereka dijawab dengan seksama dan tepat, hal itu dapat menjadi pemicu positif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Lalu, apa luka pengasuhan saya?
Saya merasa kurang mendapatkan apresiasi dan afirmasi positif sepanjang perjalanan hidup saya. Saya tahu saya bukan dari keluarga kaya, apalagi seorang siswa yang menonjol di sekolah. Kuliah pun saya tempuh dengan sepeda bekas proyek mahasiswa, bukan dengan mobil.
Budaya di sekolah juga tidak banyak membantu. Guru-guru cenderung hanya memperhatikan siswa-siswa yang dianggap cemerlang dan outstanding di kelas. Sedangkan saya, hanyalah siswa medioker yang keberadaannya nyaris tidak memengaruhi iklim akademik di sekolah.
Ternyata, kurangnya afirmasi positif semasa kecil menjadi pemicu bagi alam bawah sadar saya untuk mencari validasi di kehidupan dewasa. Pikiran-pikiran seperti “Aku kok tidak dianggap,” “Kenapa cuma dia yang selalu dielu-elukan pimpinan?” atau “Sepertinya aku memang tidak bisa apa-apa; buktinya aku tidak diajak dalam proyek itu” kerap muncul.
Tubuh dan pikiran memiliki batas lelahnya. Ketika keduanya sedang dalam kondisi “low battery,” itu adalah saat yang paling menyebalkan. Kita merasa tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang lain. Padahal, kenyataannya kita juga berkontribusi dengan baik, bahkan bisa jadi sangat baik.
Namun, luka pengasuhan ini menjadi pelajaran berharga bagi saya untuk lebih memahami diri sendiri dan berusaha menciptakan lingkungan yang lebih positif, baik untuk diri saya maupun untuk orang-orang dan terutama keluarga kita.
9 notes
·
View notes
Text
Kesal
Jika ditanya, apa yg selama ini membuat kamu kesal?—maka aku akan menjawab..
Aku sudah terlalu lama kesal pada 'warga kampung yg begajulan'. Yg karakteristiknya itu seperti poin-poin di bawah ini:
1. Suka bakar sampah baik pagi, sore maupun malam hari. Sampah dapur, daun kering bahkan ban!
2. Suka buang sampah sembarangan, numpuk²in sampah disuatu tempat/lahan kosong dipinggir jalan. Atau waktu lagi naik motor tiba² lempar sampah ke pinggir jalan.
3. Tidak punya konsep "safety riding", semisal; ngga pakai helm di jalan raya, ngebut²an + suka nyalip truk, lampu depan motor mati/tidak menyala (bahaya banget kalau malam hari ga kelihatan) dan menjadikan mobil pick up sebagai kendaraan pengangkut manusia.
4. Kebiasaan memberhentikan kendaraan sembarangan. Biasanya supir angkutan umum :( suka berhenti tiba², itupun kurang kepinggir. Jadi bikin macet.
5. Suka menerobos lampu merah. Ga sabaran.
6. Knalpot berisik!
7. Merokok saat mengendarai sepeda motor. Terlebih kalau didepannya lagi boncengin anak kecil.
Apalagi ya. Kebetulan cuma ingat 7 poin ini.
Selama ini udah berusaha sabaaaar banget sama faktor eksternal alias yg ngga bisa dikendalikan ini.
Lama-lama udah ngga bisa menangis dalam hati, malah ketawa aja jadinya. Ya Allah, begini amat ya..
Aku suka berpikir, apa yg membuat orang² ini seperti itu karakternya?
Sejauh yg bisa kutemukan jawabannya hanyalah:
- kurangnya edukasi, karena latar belakang pendidikan
- tidak tegasnya penegakan hukum di wilayah tersebut
- tidak/kurang adanya aturan yg mengatur semuanya
Mungkin banyak yg aku ngga paham, tapi testimoniku real apa adanya sebagai penghuni sementara.
Aku ngga tau apa cuma aku aja yg gemes sama kondisi kayak gini, atau banyak juga yg berpikiran sama denganku?
Entahlah..
Kadang² jadi merasa ngga kompatibel sama kultur dan kebiasaan orang² diwilayah ini. Sampai jadi mikir untuk dicoret aja wilayah kab. ini dan kab² manapun, lebih baik stay di kota lagi :") meski biaya hidup akan lebih mahal tapi lebih baik dari segi lingkungan, akses, fasilitas umum dll-nya. Terkompensasi.
Hmm pada akhirnya, hidup itu mengandung ujian. Dan respon kita akan menentukan keberjalanannya.
Semangat-semangat!
Tangerang, 12 Januari 2025 | 00.34 WIB
8 notes
·
View notes
Text
Jika tidak ada lagi orang yang mau menjadi guru,
Selamat hari guru,
dari kami yang 24 jam digugu dan ditiru,
katanya.
.
"Mau jadi apa kamu saat besar nanti? "Celoteh guru muda dengan penuh semangat serta mata yang berbinar-binar.
“Pengusaha..”
“Programer..”
“Masinis...”
“Dokter...” jawaban beragam dari seisi kelas.
Tetiba guru muda tersebut terdiam, dia adalah lulusan terbaik pada almamater sekolahnya dulu, dan hari ini berakhir menjadi pembina santri, guru, atau disebut sebagai musyrif di salah satu pesantren ternama di kota ini. ada sesuatu yang mengambil alih pikirannya. Kenapa diantara banyaknya jawaban mereka, tak ada satupun yang menginginkan menjadi guru? Pikirnya. Hinakah profesi ini? hinakah bekerja, membersamai santri 24 jam, membuat raport, mengajar dengan over jobdesk, mengingatkan santri nilai-nilai budi pekerti, mendidiknya agar lebih dekat kepada tuhannya, menerima setoran hafalan setiap hari?
hinakah menjadi seseorang yang membangunkan santri di sepertiga malam, Membersamai puasa, mengantar ke dokter tatkala sakit, membelikan bubur, mengajar dari sebelum matahari muncul bahkan sampai matahari terpendam di pelukan nabastala, bahkan dengan gaji yang mungkin jauh dari nilai “UMR” perbulan, hinakah?
Selamat hari guru,
kata presiden.
Sementara itu,
di pelosok sana, seorang guru tua, sedang kehabisan bumbu dapur,
“maaf ya de, mas belum bisa bawa uang banyak hari ini” ucap guru tua tersebut, yang bahkan gajinya cair 3 bulan sekali, jika dihitung satu gajinya pun tak mampu membeli 5 bungkus sampoerna mild.
“gapapa mas, kita masih bisa rebus singkong malam ini, yang penting kan perut terisi,” ucap sang istri menenangkan dengan welas asih.
Selamat hari guru,
kata remaja tanggung di lini masanya, dengan foto berbagai macam buket bunganya.
sementara di pelosok sana, guru tua pun sedang mendorong roda dua mogoknya, karena setiap hari lewati jalan curam tanpa aspal, konon motor butut tersebut pemberian dari walimurid atas keikhlasan jasanya 15 tahun mengabdi, alias 15 tahun menaiki sepeda tua susuri lembah demi mendidik anak negeri, terlihat di mata guru tua tersebut secuil harapan, semoga satu diantara muridnya, ada yang berani menampakkan tapak kakinya di depan bangsat bangsat parlemen.
Selamat hari guru,
“guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, takkan kami lupakan jasa kalian” caption beberapa petinggi negara ini, dan ini yang paling lucu.
Di bagian mana mereka mengenang jasa guru, sementara mereka lebih memilih mengalokasikan dana negeri ini untuk pencitraan berkedok pembangunan? Mereka lebih memilih mensubsidi orang dengan pantopel, dasi, jas, agar menaiki MRT dan LRT setiap hari yang bahkan pedagang asongan, kuli bangunan tak pernah sekalipun berpikir untuk menaikinya. Sementara di pelosok sana sekolah-sekolah dengan atap yang hampir roboh sedang membutuhkan donasi ketimbang subsidi, “aksimu lebih berarti, ketimbang harapanmu pada petinggi negeri, riskan” celoteh guru tua.
Selamat hari guru,
ujar paslon presiden kali ini dengan segenap janji tai kucingnya,
Lupa mereka, bahwa yang pertama kali harus dibenahi ialah pendidikan.
Imajinasi guru muda tersebut buyar, setelah salah seorang santri menyeletuk,
“ustadz, cita-citanya jadi apa?”
“jadi guru.” Jawabnya. Walau batin guru muda tersebut berkata bahwa tak sepatutnya ia berhenti ditempat ini hanya karena salary-nya lebih terjamin, dibandingkan di lembaga lain. Menjadi tua dan bodoh adalah hal yang paling ditakutkan dia. Ia ingin mencoba peruntungan di tempat lain, ada banyak impian yang mesti dibiayai.
Sementara itu kalian sedang membaca tulisan ini, dan berpikir bahwa si guru muda bukanlah seorang guru, karena bernada tak ikhlas, mengungkit-ngungkit. BEGITULAH nasib guru di negeri ini, sekali mereka menuntut sesuatu, maka mereka akan dicap seolah penjahat negeri ini, diberi label “dasar tidak ikhlas” sedih sekali.
Selamat hari guru,
Kata mereka,
katamu,
Matamu.
#30haribercerita#30harimenulis#sajak#poem#quotes#jokpin#puisi#30harimenulissuratcinta#tumblr#tulisan#tereliye#traveling#thank you#poemsbyme#photography#indonesia
32 notes
·
View notes
Text
Banyak hal yang bikin sedih banget waktu denger berita "Ayah banting anak hingga meninggal dunia."
1. Anaknya berkebutuhan khusus (ABK)
2. Andai sang ayah tidak tersulut emosi langsung percaya omongan tetangga yg ngadu
3. Tetangga yang ngadu anaknya keserempet sepeda oleh alm masih bisa senyum waktu diwawancara dan lancar bgt ngomongnya
4. Menurut orang sekitar walau ABK , alm ini ringan tangan, contoh ada tetangga yang lagi bersih bersih tanpa disuruh, alm inisiatif pegangin karung bantu buang sampah, terus klo dia ada yg kasi uang malah uangnya dikasi ke ibunya.
Jadi orang tua emang ga mudah, makanya penting banget belajar dulu sebelum jadi bapak. Jangankan jadi bapak, kalau udah ada jodohnya juga sebelum nikah mending belajar dulu beneran deh. Kalau denger kayak gini mending kalo belum siap nikah atau punya anak ga usah dulu deh daripada rugiin orang lain.
Terakhir aku yakin Awan anak baik dan Allah lebih sayang dia daripada ayahnya. Semoga Allah kasih tempat terindah di sana, banyak yang mendoakan awan.
41 notes
·
View notes
Quote
Seorang Ibu. Mengajari anaknya menulis rapi. Tapi ia tidak tahu, tinta pada penanya telah kering. Seorang Bapak. Mengajari anaknya bersepeda. Tapi ia lupa untuk melepas roda kecil di sepedanya. Hingga sampai anaknya beranjak remaja, mereka sadar bahwa tulisan anaknya tidak bisa terbaca. Jalannya lambat karena mengayuh sepeda ia tidak bisa. Lantas? Apakah si anak menyerah? Tidak. Karena ia telah diajari bertutur kata yang bijaksana oleh ibunya Serta dilatih lari kencang tanpa lelah oleh Bapaknya. Ia tidak tertinggal.
@roonstalk
Page 109 of 365
114 notes
·
View notes
Text
Tanpa Tangan #1
Lampu kota masih tetap sama. Tidak ada yang berubah darinya, walau sudah lama aku tak keluar untuk sekedar berdiri diam menatapnya.
Apa rasa ini namanya penyesalan?. Pertanyaan kenapa baru sekarang?, Kenapa baru ketika kehilangan kamu sadar?. Pertanyaan yang sampai kapanpun jawabannya tidak akan memuaskan dahaga akan masalah yang sebenarnya bukan masalah.
Hah... Helaan nafasku terlihat seperti asap yang keluar dari mulut naga. Dinginnya malam kota memang luar biasa. Namun, melihat lampu itu menyegarkan pikiran ku. Membuatku lupa akan rasa sakit yang sedang ku tahan.
Wah.. penyesalan memang datang terlambat, ya?
***
Bunyi klakson yang saling bersahutan dan adu mulut terdengar hingga balkon apartemenku. Hah.. apa lagi kali ini?. Mataku menyusuri jalanan mencari asal keributan. Oh. Kecelakaan?
Aku kembali ke kamarku memutar kursiku untuk kembali menatap layar laptop. Pagi-pagi saja sudah ada hal buruk. Kapan dunia akan tenang?
Namun, bukannya hidupku tidak tenang, hidupku biasa-biasa saja kecuali detik-detik mendekati deadline. Masa-masa itu adalah waktu paling menyeramkan di hidupku. Bahkan aku pernah mematikan jam dinding hanya karena dentingnya terasa seperti hitung mundur sebelum hukuman pancung.
Namun, aku tidak membenci pekerjaan ku. Aku mencintai nya lebih dari apapun, dan karena pekerjaan ini aku masih hidup. Hidup dalam konteks yang luas.
Entah berapa lama waktu berlalu, rasanya bila sudah melakukannya aku tidak bisa berhenti. Hingga suara dering ponselku yang sengaja ku besarkan membuatku kaget.
Nama itu muncul lagi, satu-satunya orang yang menghubungi ku disaat semua orang mengabaikan ku karena sifatku yang kelewat individual. Aku mengangkat panggilan itu dan menyalakan speaker.
"Halo, Jae!" "Hmm, kenapa Nor?" "Mr. Saito ingin bertemu denganmu." "Sudah ku katakan bahwa aku tidak menerima tamu, kan? " "Aku tau, tapi dia bukan orang yang bisa dilarang sembarang orang." "Aku tidak pernah mengikuti aturan, Nora."
Ku dengar helaan nafas frustasi dari ujung sana. Apakah memang ia sepenting itu hingga membuat nora menhianatiku? Mungkin ia memang benar-benar memiliki kuasa itu. Ah, sudahlah apa peduliku?
"Sudah aku tutup."
Aku mematikan ponselku agar tak seorangpun akan mengganguku. Aku menatap layar kotak itu lantas menghela nafas. Ku putuskan untuk rehat sejenak, lagipula bila sudah diganggu aku tidak akan bisa melanjutkannya.
Ya, para polisi itu masih berlalu lalang. Aku beralih menatap pejalan kaki yang melirik-lirik ketempat kejadian namun tetap berjalan. Ada juga pengendara sepeda motor yang sengaja berhenti untuk memuaskan dahaga rasa penasarannya. Ada juga orang yang sama sekali tidak perduli. Anak kecil yang bermain dengan ponselnya. Seseorang yang tampak modis seakan melakukan fashion show di jalanan itu. Manusia itu memang bermacam-macam, terlalu beragam untuk dituliskan.
Aku diam untuk beberapa saat. Rasanya menyegarkan untuk meneliti apa yang orang-orang itu pikirkan tentang kecelakaan yang terjadi. Walau aku tidak sepenuhnya bisa mengerti karena aku bukan mereka. Karena sedalam apapun hubungan kita, tidak mungkin untuk sepenuhnya memahami pikiran orang lain. Itu yang aku tau.
Kini bukan ponsel yang mengangetkan ku, melainkan bel apartemen. Ku biarkan hingga berbunyi tiga kali, dan suara itu berhenti. Mungkin ia menyadari bahwa tidak ada orang di rumah.
Aku kembali menatap keluar, mengabaikan tamu tak diundang itu. Hingga bel ku kembali berbunyi tanpa henti. Dia gila?!. Aku mengambil langkah besar membuka pintu dengan amarah. "Kalau tidak di bukakan pintu itu artinya tidak terima ta—,"
Seakan amarahku menguap ke udara. Tubuhku lemas hampir tak berdaya. Wajah lama itu membuatku sekujur tubuhku kehilangan tenaganya. Wajah yang kini tersenyum menatapku. Senyum yang masih sama. Tatapan mata yang tak berubah. Sialan! Kenapa dia harus kembali sekarang.
"Hai, Je, atau lebih baik ku panggil Jae, penulis novel romansa terkenal, Jae."
Aku refleks menutup pintu. Menimbulkan dentuman keras yang menyadarkan ku dari terkejutan. Nafasku menderu tak beraturan, seakan habis lari maraton. Suara jantungku pun tak kalah memekikkan telinga. Tubuhku gemetar seakan baru saja menghadapi hal paling menakutkan di dunia. Atau memang dia adalah hal yang paling aku takutkan di dunia?.
Dan bagaimana dia tau 'Jae' sedangkan tidak seorangpun yang tau siapa itu Jae, kecuali manajer dan kepala penerbit. Bahkan saat tanda tangan kontrak aku tidak pernah menggunakan nama asliku.
Bunyi bel kembali terdengar. Kali ini terasa menakutkan. Aku menarik nafas dalam. Melangkah menuju layar cctv yang menampilkan pemandangan di depan apartemen ku. Ia terlihat berdiri dengan senyum kekecewaan. Senyum yang membuatku gila. Padahal aku yang seharusnya kecewa, mengapa ia bertingkah seolah-olah dirinya lah yang paling tersakiti.
Aku menekan tombol yang menghubungkan dengan speaker di bel pintu ku. "Pergi, kehadiranmu tidak diterima disini!" ucapku mencoba setegar mungkin walaupun aku sadar suaraku bergetar.
Senyum itu semakin menunjukkan kesedihan. Senyum yang menyakitkan. Namun bukannya pergi ia tampak mencari sesuatu dari tas nya. Dan sebuah pena. Pria itu menuliskan sesuatu lantas menunjukkan nya pada kamera. Tak lupa membunyikan bel yang terdengar sama mengganggunya dengan tinta merah pada secarik kerts kuning itu.
Ding...
"Je, aku hanya ingin bertemu sebentar." tulisnya di notes kecil itu.
Ia lantas kembali menulis dan menunjukkan nya pada kamera. Tak juga meninggalkan denting bel itu.
Ding...
"Aku janji tidak akan mengganggumu."
Ding...
"Aku tau kamu marah atas apa yang terjadi di masa lalu, tapi karena itu aku ada disini. Aku ingin menjelaskannya padamu."
Cih menjelaskan apanya, semuanya sudah jelas bahwa kau bajingan brengsek.
Ia kembali menulis. Dia bodoh kah, padahal ada teknologi yang membuat suaranya akan terdengar pada bel itu. Kenapa melakukan cara kuno tak berguna.
Ding...
"Je, aku tidak akan pergi sampai kau membukakan pintu."
Kenapa ia begitu kekanakan? Kenapa setelah sekian lama kekeras kepalaannya itu tidak pernah hilang. Menunggu? Sedangkan dari dulu dia yang paling benci kalau disuruh menunggu. Padahal dari dulu, ia yang tidak memiliki kesabaran untuk itu.
Ia tiba-tiba mendekatkan diri pada kamera. Entah kenapa aku mendapatkan firasat buruk. Dan ternyata ia tidak sebodoh itu.
"Jeha, maaf"
Suara lembut yang masih sama itu terdengar dari speaker. Tatapan mata yang begitu tulus itu hampir membuatku lupa. Aku menampar diriku keras-keras. Mematikan layar cctv itu.
Ini apasih? Dia kenapa sih? Aku.. apa yang kulakukan...?!
Tubuhku jatuh merosot di dinding. Pandanganku memburam. Rasa panas menguasai pelipis mataku, sensasi yang benar-benar ku benci.
Kenapa aku menangis karena bajingan itu. Kenapa dia harus meminta maaf. Kenapa dia harus kembali. Sial, kenapa aku harus menangis karena mendengar pria itu memanggil nama yang sudah lama tak ku gunakan.
Kenapa...? Kenapa dia kembali sekarang?.
5 notes
·
View notes
Text
WA 0821-3901-1082, Jual Harga Sepeda Gunung Polygon Malang
Jual Harga Sepeda Gunung Polygon Malang
WA 0821-3901-1082, Kami Toko Sepeda Bintang Terang Bike Malang menyediakan United Mtb, Sepeda United Mtb, Sepeda Mtb Bekas, Sepeda Mtb 27.5, Sepeda Mtb Pacific
Kami melayani pembelian berbagai jenis sepeda pancal ke toko kami bagi seluruh customer yang berasal dari Junrejo, Kota Batu, Bumiaji, Lowokwaru, Blimbing, Klojen serta seluruh kelurahan atau kecamatan di Malang Raya dan juga seluruh kota di Indonesia
Jual Sepeda Gunung Malang
Kami juga merupakan Distributor Sepeda Fixie Bekas Malang, Distributor Sepeda Federal Malang, Distributor Sepeda Fixie Harga Malang, Distributor Sepeda Family Malang, Distributor Sepeda Family Roda 3 Malang, Distributor Sepeda Fixie 1 Jutaan Malang, Distributor Sepeda Fixie Bekas 500 Ribu Malang, Distributor Federal Sepeda Malang, Distributor Sepeda Genio Malang, Distributor Sepeda Gunung United Malang
Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga yang mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakkan oleh tenaga manusia dengan cara mengayuh pedal sepeda untuk menjalankannya. Selain sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan, sepeda juga cocok untuk kegiatan olahraga, rekreasi, atau sebagai alat penunjang gaya hidup sehat. Ada banyak keuntungan jika Anda menggunakan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari ataupun sebagai alat olahraga
Berikut keuntungan menggunakan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari ataupun sebagai alat olahraga :
Membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di perkotaan.
Biaya awal pembelian sepeda relatif lebih rendah dibandingkan kendaraan lain.
Menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.
Aktivitas bersepeda dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
Memungkinkan akses ke area yang sulit dijangkau oleh kendaraan lain, seperti trotoar atau jalur sepeda.
Oleh karena itu, sangat penting menggunakan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari ataupun sebagai alat olahraga
Jika Anda sekarang sedang mencari tempat yang jual sepeda maka Anda sekarang sudah berada di tempat yang tepat. Toko Sepeda Bintang Terang Bike adalah toko yang menjual berbagai jenis peralatan, akseosoris, dan juga sepeda mulai dari yang baru maupun second dengan berbagai merk dan ukuran. Ada beberapa keunggulan berbelanja dari Toko Sepeda Bintang Terang Bike.
Jual Harga Sepeda Gunung Malang
Berikut beberapa keunggulan berbelanja di Toko Sepeda Bintang Terang Bike :
Sudah berpengalaman selama 30 tahun dalam melayani customer dalam pembelian sepeda ataupun jasa perbaikan sepeda
Pembelian sepeda ataupun berbegai perlengkapan sepeda lainnya dibantu untuk konsultasi untuk kenyamanan customer
Setiap Pembelian sepeda mendapatkan garansi 1 bulan (Syarat dan Ketentuan Berlaku)
Teknisi sepeda yang ahli dan juga kompeten dibidangnya
Menerima tukar tambah sepeda untuk pembelian sepeda baru ataupun second
Dengan memilih TOKO SEPEDA BINTANG TERANG BIKE sebagai penyedia sepeda pilihan Anda, kami yakin Anda akan mendapatkan sepeda berkualitas tinggi dengan rangka kuat dan desain modern yang tidak hanya fungsional dan stylish, tetapi juga didukung oleh layanan profesional serta pengalaman luas kami dalam industri sepeda. Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa investasi Anda dalam pembelian sepeda di toko kami akan memberikan pengalaman bersepeda yang nyaman, aman, dan bernilai tambah bagi gaya hidup sehat Anda.
Segera beli sepeda atau peralatan bersepeda lainnya hanya di Toko Sepeda Bintang Terang Bike
TELP/WA 0821-3901-1082 Link WA: https://wa.me/6282139011082 Link Maps :https://g.co/kgs/db5Gwqw
Toko Sepeda Bintang Terang Bike Jl. M.T. Haryono No.156 Kelurahan Dinoyo, Kec. Lowokwaru Kota Malang Jawa Timur 65144
#Jual Harga Sepeda Gunung Polygon Malang#Jual Sepeda Pancal Anak Sd Malang#Jual Sepeda Pancal Anak Balita Malang#Jual Sepeda Pancal Atlantis Malang#Jual Harga Sepeda Pancal Anak Malang#Jual Sepeda Pancal Bmx Malang#Jual Sepeda Pancal Besar Malang#Jual Sepeda Pancal Ban Besar Malang#Jual Sepeda Pancal Balap Bmx Malang#Jual Sepeda Pancal Bayi Malang#Jual Sepeda Pancal Cross Malang
0 notes
Text
Update Kabar
Ditidurkan oleh rasa lelah, dibangunkan oleh rasa tanggung jawab dan disemangati oleh cicilan.
Dulu sekali, waktu aku masih berada dalam masa-masa depresi karena berbagai permasalahan yang menghimpit kala itu. Aku ingat pernah doa sambil nangis-nangis ke Allah minta dikasih kesibukan. Sibuk yang benar-benar sibuk. Sampai nggak dikasih waktu tidur pun nggak papa. Pintaku waktu itu. Alasannya? Supaya aku gak ada lagi waktu buat bersedih, supaya pikiranku hanya fokus mikirin pekerjaan, gak fokus mikirin permasalahan yang bikin aku seperti kehilangan kewarasan apalagi mikirin seseorang yang cuman bisa menaruh kekecewaan.
Tahun kemarin, aku memang cukup sibuk berhubung tahun kemarin aku menerbitkan buku pertamaku. Jadi emang butuh penyesuaian yang banyak dalam belajar sebagai penulis yang mulai dikenal dan dibaca bukunya. Tetapi setidaknya waktu itu aku masih bisa menyisihkan waktu untuk naik sepeda di hari Minggu, ngobrol random sama teman-temanku, gabung dan aktif dalam beberapa komunitas, dan sesekali juga sering bikin deeptalk dan ngebanyol di story wa. (Teman Whatsappku banyak yang nyariin aku semenjak aku udah gak pernah lagi bikin ginian huhuhu!!)
Sedangkan awal tahun 2024 ini, aku mendapatkan tawaran menjadi fulltime content writer & copywriter di sebuah brand milik kenalan temanku. Kebetulan temanku jadi freelance di sana, dan satu anggotanya izin karena keperluan, jadi beliau nawarin apa aku bisa membantu tugas-tugasnya.
Jujur di awal aku ragu menerima, karena mikirin apa aku sanggup dan layak untuk mendapatkan tawaran ini (aku masih belum cukup percaya diri dengan skill nulisku saat ini ><) tetapi aku mikir lagi, gimana mau tau sanggup apa enggak kalau gak dijalani? Dan soal kelayakan, aku pernah baca ada seseorang yang mengatakan bahwa setiap kesempatan yang datang kepada kita itu sudah merupakan kelayakan jadi gak usah bertanya lagi, kita layak apa enggak mendapatkan kesempatan tersebut.
Dengan menguatkan niat aku akhirnya mengambil tawaran tersebut.
Ngaji yang ditawarkan sebenarnya gak lebih besar dari gaji pekerjaan tetapku saat ini sebagai karyawan. Tetapi karena di awal ambil tawaran ini niatku untuk mencari pengalaman—aku bahkan sempat bilang ke temanku gak digaji juga nggak papa (karena aku merasa keahlianku belum cukup layak buat dibayar, yaa aku sangat kurang percaya diri sekali!!)—aku gak masalah sama hal tersebut. Tetapi temanku bilang gak boleh gitu, karena dengan adanya bayaran bisa jadi motivasi juga buat aku bekerja lebih baik katanya.
Jujur aku capek banget wkwk, karena pas tidur pun aku mimpi soal kerjaan ckck. Tetapi kalau mau pencapaian banyak harus banyak capeknya juga, kata postingan yang aku baca di Instagram. Aku juga kangen banget sama teman-temanku dan agak merasa bersalah karena semakin lambat balas pesan mereka. Aku bahkan memutuskan untuk keluar dari beberapa komunitas karena merasa gak sanggup lagi membagi fokus ><. Tetapi dalam hidup emang tentang memilih prioritas bukan? Dan prioritasku saat ini bukan ada dalam pertemanan...
Sebenarnya, sama seperti yang sudah aku pernah cerita di tulisan sebelumnya kalau aku tuh berencana untuk kerja WFH as freelancer writer beberapa tahun mendatang. Karena aku udah capek ketemu sama manusia tiap hari wkwkwkw (si anak introvert akut) selain itu, aku kasihan liat Mama yang cuman tinggal berdua sama adek di rumah dan belio juga udah sering curhat kalau beliau pengen tinggal sama anak-anaknya tetapi kan kondisi kami nggak memungkinkan untuk seperti itu. Jadi, aku harap dalam beberapa tahun ke depan, aku bisa mewujudkan keinginan beliau itu.
Tahun lalu aku belajar banyak sekali hal, dan salah satu pelajaran yang paling membekas ada pada pertemanan. Tahun lalu membuatku belajar lebih memprioritaskan diriku di bandingkan orang lain, dan betul-betul memilah apa yang perlu aku tidak pedulikan lagi, dan aku ingin mempraktekkan apa yang udah aku pelajari itu di tahun ini.
Em, mungkin itu aja update kabar dari aku untuk kali ini (*geer amat ada yang nyariin wqwqwq)
Doain ya, semoga kesempatan yang aku dapatkan kali ini bisa membawaku lebih dekat dengan tujuan dan mimpi-mimpiku selama ini. Dan buat teman-teman yang baca tulisan ini, aku berharap apa pun yang sedang kalian kerjakan semoga dilancarkan ya^^
Salam sayang @milaalkhansah
32 notes
·
View notes
Text
Sewa Sepeda Lipat di Semarang / AGI BIKE RENTAL 0813.1243.2218
Sewa sepeda semarang, sewa sepeda listrik semarang, sewa sepeda lipat semarang, rental sepeda terdekat, beam sepeda listrik semarang, sewa sepeda tembalang, sewa sepeda motor semarang, harga sepeda listrik beam, sewa sepeda di kota lama semarang, rental sepeda jogja, rental sepeda malioboro, sewa sepeda statis semarang, sewa sepeda brompton semarang, sewa sepeda anak semarang, harga sewa sepeda…
View On WordPress
#beam sepeda listrik semarang#harga sepeda listrik beam#harga sewa sepeda semarang#rental sepeda jogja#rental sepeda malioboro#rental sepeda terdekat#sewa sepeda anak semarang#sewa sepeda brompton semarang#sewa sepeda di kota lama semarang#sewa sepeda lipat semarang#sewa sepeda listrik semarang#sewa sepeda motor semarang#sewa sepeda onthel di semarang#sewa sepeda semarang#sewa sepeda statis semarang#sewa sepeda tandem di semarang#sewa sepeda tembalang
0 notes
Text
Ini ada kata2 lama dari "Bob Sadino" yang masih relevan sampai hari ini , sebagai renungan kita :
Keluargaku ..
Di saat kita memakai jam tangan seharga Rp 500.000,- atau Rp 50.000.000,-, kedua jam itu menunjukkan waktu yg sama.
Ketika kita mengayuh sepeda seharga 100jt ataupun 1jt...tetap mengeluarkan keringat yang sama...
Ketika kita membawa tas atau dompet seharga Rp 500.000,- atau Rp 5.000.000,-, keduanya sama2 dapat membantumu membawa sebagian barang/uang.
Waktu kita tinggal di rumah seluas 50 m2 atau 5.000 m2, kesepian yg kita alami tetaplah sama.
Ketika kita terbang dengan first class atau ekonomi class, maka saat pesawat terbang jatuh maka kita pun ikut jatuh.
Keluargaku ..
Kebahagiaan sejati bukan datang dari harta duniawi.
Jadi ketika kita memiliki pasangan, anak, saudara, teman dekat, teman baru dan lama... Lalu kita ngobrol, bercanda, tertawa,bercerita tentang berbagai hal, berbagi suka dan duka- itulah kebahagiaan sesungguhnya.
Hal penting yang patut di renungkan dalam hidup :
1. Jangan mendidik anak mu untuk terobsesi menjadi kaya. Didiklah mereka menjadi bahagia. Sehingga saat mereka tumbuh dewasa mereka menilai segala sesuatu bukan dari harganya.
2. Kata2 yg terbaik di Inggris :
"Makan makananmu sebagai obat. Jika tidak, kamu akan makan obat2an sebagai makanan."
3. Seseorang yg mencintaimu tidak akan pernah meninggalkanmu karena walaupun ada 100 alasan untuk menyerah, dia akan menemukan 1 alasan untuk bertahan.
4. Banyak sekali perbedaan antara "manusia & menjadi manusia" Hanya yg bijak yang mengerti tentang itu.
5. Hidup itu antara
"B" birth (lahir) dan "D" death (mati), diantara nya adalah ada "C" choice (pilihan) hidup yang kita jalani, keberhasilannya ditentukan oleh setiap pilihan kita.
Jika kamu mau berjalan cepat, Jalanlah sendirian. Tetapi Jika kamu ingin berjalan jauh, jalanlah bersama sama.
Ada 6 dokter terbaik,
1. Keluarga
2. Istirahat
3. Olah raga
4. Makan yg sehat
5. Teman
6. Tertawa
Nikmati hidup dan tetap bersandar pada الله
Semoga bermanfaat .😀😊😚
10 notes
·
View notes
Text
Nomaden
Lagi rame perdebatan antara beli rumah vs ngontrak di twitter terus sebagai anak fomo aku ingin relate banget tapi ga bisa wkwk. Meski udah umur 31 tahun jujur belum mikir mau settle down gimana dan harus punya aset apa aja. Tabungan dan investasi mah ada tipis-tipis, tapi ya gitu aja ga yang punya target harus punya aset berapa/apa aja by umur berapa gitu.
Kayanya rasa belum butuh untuk settling down ini datengnya dari privilegeku yang selama ini hidup lumayan nyaman meskipun berpindah-pindah deh. Di negara maju, hak dan sistem sewa itu lebih ketat diatur sehingga aku ga pernah merasa ga enaknya menjadi seorang penyewa. Pilihan akomodasi dengan beragam budget pun ada, mulai dari yg kosongan sampai full furnished. Jadi ku merasa udah cukup banget dengan menyewa rumah. Begitupun karena kerjaan masih bisa lompat negara, sepertinya belum ada kebutuhan untuk memikirkan beli rumah atau tinggal yang lama di suatu tempat gitu. Bener-bener hidup dari satu kontrak kerja ke kontrak kerja lain.
Karena hidup nomaden seperti ini, rasa ingin punya aset seperti mobil bagus pun jadi minimal banget. Sehari-hari yang penting bisa commute dengan nyaman apapun moda transportasinya. Sekarang karena kita tinggalnya dekat dengan kampus dan pusat kota, jadi gaada kebutuhan punya mobil. Cukup public transport atau sepeda (itupun sepeda sewa gitu yang membershipnya tahunan). Kalo butuh mobil, sewa pun relatif lebih mudah dan murah dari kepemilikan.
Ternyata ada rasa bebas dengan hidup nomaden seperti ini. Tidak punya keterikatan dengan suatu tempat, rumah, aset, dan harta benda. Semua yang dipunya bisa masuk ke beberapa koper untuk kemudian digeret ketika saatnya. Beli furnitur pun yang penting fungsinya dan tidak sayang untuk dijual lagi atau dikasih ke orang.
15 notes
·
View notes