#Protes warga
Explore tagged Tumblr posts
Text
Pelanggan Sebut PLN Tak Bijaksana Main 'Ancaman' Bila Tolak Ganti Meteran
PAMEKASAN, MaduraPost – Salah seorang pelanggan PLN di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Akhmad Buhari, memprotes cara PLN soal aturan perubahan untuk mengganti meteran baru. Salah satunya adalah PLN disebut tak bijaksana main cara ancaman sebagaimana ditulis dalam surat pernyataan atas kebijakan baru tersebut. “Ada ancaman dalam surat tersebut bahwa jika saya menolak mengganti meteran, tagihan…
#Dusun Karang Tenga#Kebijakan PLN#Kenaikan tagihan listrik#Lonjakan tarif listrik#Meteran listrik 450 VA#Pelanggan pLN#Penggantian meteran#PLN pascabayar#Protes warga#Tender proyek PLN
0 notes
Text
Warga Gunung Asem dan Batukuda Minta Truk Pasir Dihentikan
CILEGON – Warga dari dua wilayah di Kota Cilegon dan Kabupaten Serang resah dengan aktivitas penambangan pasir. Selain merusak lingkungan kendaraan truk operasional kerap merusak jalan akses warga. Aktivitas penambangan pasir itu terjadi di Lingkungan Gunung Asem, Kelurahan Lebakdenok, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon dan Desa Batukuda, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang. Permintaan itu…
#Desa Batukuda#Galian C#galian ilegal#Gunung Asem#Kecamatan Citangkil#kecamatan mancak#Penambang pasir#protes warga
0 notes
Text
Amburadul, Warga Protes Kontraktor Pengerjaan Proyek Drainase Jalan Jermal 17
MEDAN | TRANSPUBLIK.co.id – Warga yang bermukim di kawasan Jermal 17, mengeluhkan pengerjaan drainase oleh kontraktor yang terkesan amburadul. Warga sesungguhnya sangat mendukung pengerjaan drainase dengan pemasangan U-Ditch di kawasan tersebut. Karena hal itu merupakan salah satu harapan warga, yang kemudian diwujudkan Wali Kota Medan melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU). Namun, pengerjaan yang…
View On WordPress
0 notes
Text
Rapatkan Barisan Zionis Ketar-Ketir
Kita harus bersepakat, bahwa masing-masing dari kita memiliki perspektif yang berbeda dalam melihat permasalahan Palestina.
Ada yang bergerak atas dasar fomo, kemanusiaan, akidah, titel ADK, keresahan, atau memang benar-benar paham akan akar permasalahan. Namun dari semua itu, kita memiliki cita-cita yang sama untuk membebaskan Palestina.
Thuufan al-aqsha telah memberi banyak pelajaran bagi umat tentang perjuangan, kepeloporan, dan juga kesabaran.
Disisi lain hari ini kita masih sibuk berdebat mana yang lebih utama akidahnya, manhajnya, madzhabnya, harokahnya, dan perbedaan lainya. Sedangkan di Palestina sana, 40.000 orang lebih syahid oleh para kera.
Thufaan Al-Aqsha telah memberi pukulan telak bagi israel. Mereka pun mereka tak memprediksi perang berjalan selama ini.
Bantuan negara munafik terus berdatangan hingga membuka front baru di Lebanon dan Yaman. israel sesumbar mampu memenangkan perang, namun nyatanya mereka tak memperoleh apa-apa selain cela.
Para Pejuang kita nyatanya memiliki ketahanan yang luar biasa. Mereka menolak tunduk sekalipun secara statistik alutsista sangat berbeda.
Apa yang menjadi rahasianya?
Pertama adalah iman. Ini menjadi variabel penting karena mereka digembleng sejak dini hingga dewasa untuk memahami perlawanan kaum zalim.
Kedua adalah pendidikan. Kita tahu sama tahu bahwa tingkat pendidikan tinggi di Gaza adalah yang terbaik. Bahkan yang terakhir ada seorang warga yang menyelesaikan masternya di bawah reruntuhan.
Ketiga adalah persatuan. Masyarakat dan Para Pejuang saling mendukung satu sama lain. Mereka tidak protes atas ujian yang menimpa karena perang ini. Mereka menyadari ini adalah amanat suci. Selain itu Para Pejuang dari beberapa faksi akhirnya juga melebur untuk menguatkan basis perlawanan.
Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka, maka Allah menurunkan ketenangan di dalam hati mereka, lalu Allah memberikan balasan mereka berupa kemenangan yang dekat. (Al-Fath : 18)
Hari ini, kita berdiri di Kota Surakarta, esok hari kita berdiri bersama di Kota Al-Quds, menyongsong Palestina Merdeka.
Surakarta, 08 Oktober 2024
15 notes
·
View notes
Text
Merapi dalam pandangan.
Bagi warga luar Jogja, yang tadinya tidak familiar dengan suasana, kebiasaan, karakter, dan hakekat kehidupan orang Jogja pasti menganggap Merapi biasa saja, malah tadinya kurang tahu ada gunung Merapi disana. Cuma dulu saat usi SD, ada serial TV namanya misteri gunung merapi tiap jam7-8 malam. Itu juga ga ku tonton karena terlihat menyeramkan untuk anak seusiaku.
Jadilah warga Jateng ini (keturunan jateng atas kuliah di jateng barat tapi tinggal di jateng selatan) ga ngeh kalau ada gunung merapi yang ternyata cukup berarti bagi warga Jogja.
Pasirnya yang selalu diambil untuk membantu proses kegiatan masyarakat, airnya yang jernih mengaliri sekitar merapi (ini aku bener2 merasakan air dari gunung itu jernih banget), sejarah merapi, garis imajiner, serta tiap erupsi dan dampak dari meletusnya.
Punya suami orang Jogja dan aku yang suka dengan dongeng-dongen sejarah, keberadaan Merapi ini selalu menarik. Apalagi keluarga suami yang lebih suka liburan ke Kaliurang daripada ke pantai di Bantul / Gunkid mengajak saya memahami arti Merapi unt Jogja.
Tiap saya ke Kaliurang, sering sekali melihat truk truk pengangkut pasir hilir mudik bolak balik naik turun mengambili pasir di lereng Merapi. Pas merapi erupsi, ND juga berkata kalau itu lg ngisi ulang pasir biar bisa ditambang lagi. Seperti itu.
Airnya yang jernih pun berasa sampai kalau main air didekat lereng Merapi pasti jernih, segar dan bersih. Sesuatu yang hampir ga pernah saya temukan di Jakarta ini, di Purworejo juga jarang ada sungai yg jernih dan landai (kalaupun ada sungai jernih bisanya menghanyutkan). Entah di lereng gunung lain mungkin sama.
Belakangan karena TPS Piyungan tutup sementara, ND memberi alternatif unt pengolahan sampah sementara di Cangkringan (daerah aliran air dari merapi menuju kota) jelas banyak yang protes karena air Merapi memang selama ini mengaliri kehidupan di Jogja.
Pernah saya mencoba membaca sejarah tentang Merapi. Hehe lucu pasti anak sekarang ga percaya apalagi kalau akidahnya kuat dan tidak suka hal konyol seperti dongeng dan cerita mistis wkwkwk.
Jadi ada sejarahnya yang menurut saya cukup menarik. Hehehe banyak referensi sih tapi salah satunya “katanya” dulu Pulau Jawa terombang ambing kemudian ada gunung berapi besar di India namanya Gunung Meru, diambilah sedikit dari gunung Meru (yang sedikit dibawa ke pulau Jawa ini jadi Gunung Semeru) untuk dibawa ke Pulau Jawa agar tidak terombang ambing di laut, pas bagian dari Gunung Meru dibawa ke Jawa ada ceceran2 yang jatuh salah satunya Gunung Merapi (dan tentu gunung2 berapi disekitar Pulau Jawa tentunya) Hehe agak kurang masuk dalam ilmu pengetahuan tapi saya suka dongen model begini, saya menghormati dongeng tanpa harus membenturkan dengan ilmu agama.
Di Jogja, ada yang unik. Selain orangnya yang relatif rapi (menurut saya lebih rapi daripada kami), kotanya juga, ada yang dinamai garis imajiner. Garis imajiner Jogja terbentuk dari Merapi, Tugu Golong Giling, Keraton, Panggung Krapayak, Pantai Selatan. Jadi warga Jogja lebih familiar dengan arah. Oh kalau arah merapi berarti utara, arah pantai berarti selatan, baratnya ini, timurnya itu. Tanp kompas warga Jogja bisa membedakan Lor Kidul Wetan Kulon dengan tidak bingung. Saya saja kadan masih bingung kalau dirumah mana lor mana kulon hehe.
Tapi kemarin saya ikut Merapi Lava Tour, melihat ada banyak sekali hal yang menyesakkan akibat dari letusan gunung itu. Banyak ternak terbakar, rumah hangus dan tinggal puing-puing, batu batu besar ada dijalan, dampak positifnya rimbun sekali daerah merapi itu, pasirnya bisa leluasa ditambang, airnya jernih mengaliri dan dipakai untuk warga sekitar.
Mungkin Merapi salah satu Gunung yang paling sering erupsi, mengeluarkan lava pijar dimalam hari dan, mengeluarkan awan panas. Terlihat dari puncaknya yang sangat lancip pertanda suatu gunung berapi sering erupsi.
Sekarang, setiap jogja terlihat cerah aku selalu lihat unggahan teman atau saudara tentang gagahnya, indahnya Merapi.
Jadi semakin mengangumi kebesaran Allah, gunung yang begitu besar bisa bermanfaat banyak sekali untuk manusia. Meletus sedikit saja banyak kerugian/kehilangan yang terasa, apalagi kelak jika hari kiamat, gunung besar itu seerti anai-anai diterbangkan, membayangkan saja aku tak mampu. Semoga Allah selalu menjaga kita dalam akidah dan keimanan yang baik 🤲🏼
4 notes
·
View notes
Text
DESAINER BAJU LGBT UNTUK ANAK DI SUPERMARKET TARGET TERNYATA PEMUJA SETAN
Belakangan ini, supermarket Target menuai kritik karena menjual baju anak bertema LGBTQ dari jenama Abprallen. Protes kian bermunculan setelah desainer Abprallen, Eric Carnell, terungkap sebagai satanist atau pemuja setan.
Salah satu protes datang dari organisasi bernama The Battle Cry. Organisasi ini didirikan oleh tiga orang wanita bernama Carrie Prejean Boller, Brittany Mayer, dan Melissa O'Connor.
The Battle Cry didirikan untuk melawan ideologi woke seputar gender yang dipaksakan kepada anak-anak. Oleh karena itu, kerja sama antara Target dan Abprallen yang merilis baju anak bertema LGBTQ mengundang kemarahan The Battle Cry dan banyak orang tua lain di media sosial.
Salah satu produk baju anak bertema LGBTQ yang dirilis oleh Abprallen dan dijajakan di gerai-gerai Target adalah baju renang tuck-friendly. Baju renang anak perempuan ini didesain agar nyaman digunakan dan antiselip untuk anak laki-laki yang ingin menggunakan baju renang anak perempuan.
Tak hanya itu, Abprallen juga meluncurkan beragam merchandise pro LGBTQ yang ditempatkan di bagian anak pada gerai Target. Target bahkan memasang simbol-simbol pelangi dan LGBTQ di berbagai area toko, termasuk area anak.
Di sisi lain, Carnell juga dikenal sebagai sosok pemuja setan yang vokal. Tak jarang, Carnell menuangkan pesan atau gambar terkait pemujaan setan dalam produk Abprallen.
"Tampaknya Target bekerjasama dengan iblis dan bila Anda tak menyukainya, ini saatnya untuk bersuara lantang," ujar Mayer, seperti dilansir Fox News, Ahad (28/5/2023).
Mayer mengungkapkan bahwa langkah yang dilakukan oleh Target dan Abprallen jelas menjadikan anak-anak sebagai target. Hal inilah yang membuat The Battle Cry melakukan kampanye dan mengajak warga Amerika Serikat untuk memprotes Target.
"Kasih tahu mereka perasaan Anda dan pendirian Anda," kata O'Connor.
The Battle Cry juga telah meluncurkan sebuah challenge atau tantangan untuk Juni mendatang. Melalui Tantangan Juni ini, The Battle Cry mengajak orang-orang untuk menolak penggunaan pronoun atau kata ganti yang dibuat-buat, seperti penggunaan kata ganti "she" dan "her" untuk transgender wanita yang lahir secara biologis sebagai pria.
"Kami akan melawan sekte ini. Kami akan memenangkan peperangan ini, dan kami membutuhkan Anda sekalian, masyarakat, untuk bangkit dan berdiri bersama kami, dan memperjuangkan peperangan ini bersama para wanita di the Battle Cry," kata Prejean Boller.
🔗 REPUBLIKA.CO.ID
*NEVER NEGOTIATE WITH DEMONS. ⚔️⚔️
#lgbt#lgbtq#lgbt pride#lgbt memes#the battle cry#satanic#satanism#satan#demons#inner demons#abprallen#family#parenting#keluarga#amerika#target#challenge#transgender#fashion#lifestyle#antichrist#dajjal#rainbow#children#pelangi#no homo#homo#lesbian#trans pride#satanist
2 notes
·
View notes
Text
Esai
sagea dan masa depan ekologi
Anggaplah kita sedang lupa tentang perjuagan mama Aleta baun di Nusa tenggara timur yang berjuang selama Bertahun-tahun untuk menghentikan aktivitas penambangan batu marmer di tempat keramat suku molo. Perusahaan tambang marmer itu beroperasi tanpa konsultasi dengan masyarakat setempat. Perlawanan itu di picu karena di saat aktivitas penambangan di mulai, ada berbagai macam bencana yang melanda masyarakat sekitar.
Akibat dari perusahaan tersebut adalah penggundulan hutan, tanah longsor dan meracuni sungai yang merupakan bahan makanan, minuman, obat dan juga pewarna alam dalam menenun bagi penduduk setempat.
Pada 1990-an Aleta baun bersama tiga wanita lain menggalang dukungan dari desa ke desa, berjalan kaki selama enam jam, ini bukan jarak tempuh yang dekat.
Gerakakan protes yang di lakukan oleh mama Aleta telah mendapatkan balasan kekerasan dari para penambang sehingga mama Aleta dengan terpaksa lari ke hutan bersembunyi dari ancaman pembunuhan. Di tengah-tengah intimidasi Aleta baun tetap mengkampanyekan perlawanan meolak penambangan batu marmer yang sudah berlangsung sejak 1980-an.
Hingga pada 2016 Aleta baun berhasil menggalang ratusan penduduk desa, dengan berjumlah 150 orang yang terdiri dari perempuan dengan gerakan menenun di depan pintu masuk tambang dan menduduki bukit anjaf juga bukit nausus di kaki gunung selama satu tahun. sementara kaum pria membantu dengan mengasuh anak, memasak dan mengirimkan makanan pada kaum wanita yang terus menenun menghalangi aktivitas penambangan, meski ancaman kekerasan dan intimidasi menghampiri setiap saat.
Atau anggaplah kita tidak tahu menahu soal gerakan memeluk pohon di wilayh perbukitan dan pegunungan india yang menggantungkan hidup pada hutan. Hutan menyediakan bahan makanan, pakan ternak, sumberdaya air dan tanah. keselarasan dengan alam sangatlah penting karena hutan adalah segala-galanya bagi mereka.
Perlawanan pun muncul, akibat kendali hutan di ambil alih oleh pemerintah. Gerakan yang di bangun, mulai dengan pembakaran rumah secara sengaja oleh orang-orang dari kumaon dan menjadikan hutan sebagai rumah. karena bagi mereka hutan sudah seperti rumah ibu mereka. pembukaan hutan itu hanya untuk kepentingan komersial sehingga bisa menghilangkan hak-hak tradisional warga tempatan.
Salah satu pelopor gerakan itu adalah chandi prasad bhatt, juga sebagai pekerja sosial yang menganut ajaran Mahatma gandhi yang membangun kemandirian dan kewirausahaan hingga mendirikan usaha kecil dengan memanfaatkan sumberdaya hutan. Mereka bertekad mempertahankan hak-hak hutan dari korporasi yang akan mengeksploitasi hutan. semangat protes terus di kobarkan.
Dari dua toko gerakan penyelamatan lingkungan tersebut, mengingatkan kita kepada seorang perempuan berumur 70-an tahun. seorang Pejuang lingkungan yang menantang kehadiran pertambangan karena di anggap merusak lingkungan bahkan sumber daya air, pangan, hutan serta merusak ekostem yang ada di daerahnya. Ia sampai hari ini masih terus eksis menyuarakan keadilan ekologi di desa sagea-kiya. Sehat selalu mama Ama. Semoga jou Allah ta’ala menganugerahi badan yang sehat dan umur yang panjang.
Mama Maryama
Ibu rumah tangga; pejuang lingkungan di desa sagea-kiya
Pesan leluhur yang di teruskan oleh mama Ama pada generasi hari ini “Gae re gele neste rfaftote bo tjaga re tpalihara pnuw re boten enje fafie” Artinya, “leluhur pernah berpesan bahwa kita harus menjaga dan pelihara kampung ini dengan baik-baik”.
Boki moruru yang menurut cerita, sebagai satu tempat perjumpaan dan bersemayamnya cinta kasih Mon takawai dan putri Sarimadago. Untuk melindungi tempat bersejarah itu, maka kita harus hidup selaras berdampingan dengan keindahan alam sagea-kiya yang telah di wariskan secara turun temurun, mama Ama berdiri menantang perusak lingkungan sejak tahun 2014 dan sampai saat ini, semangat perjuangan belum pernah pudar.
Di dalam aksi unjuk rasa yang melibatkan perempuan dan pelajar, mama Ama sempat meneteskan air mata saat melihat anak-anak sekolah berseragam merah putih berjalan di bawah terik panasnya matahari. “saya tara simore kalau tambang ini masuk, inga tong pe ana-ana punya masa depan.” (saya tidak bangga kalau tambang terus beroperasi, karena mengingat masa depan anak cucu) kata mama Ama sambil mengusap air mata.
Desa sagea dan kiya, masyarakatnya yang hidup berdampingan dengan alam, ini berlangsung selama ber-abad-abad. Danau yonelo dan talaga lagaelol yang merupakan sumber penghasilan, sungai boki moruru sebagai sumber air, pemandangan yang estetik, air yang jernih dan hutan yang lebat. Kini dalam bayang-bayang kehancuran, ulah dari rakusnya pemerintah dengan menjadikan tambang sebagai satu-satunya sumber penghidupan.
Jika investasi tambang ini di permasiv, menjadikan hutan yang lebat jadi gundul, maka kerusakan dan bencana ekologi akan menghampiri kita. Apakah kita tidak pernah tahu? seperti apa pulau gebe, moor nopo di halmahera timur yang di genangi lumpur, desa kawasi di pulau obi yang laut dan suber air minum di cemari, bahkan desa lelilef dan sawai yang hari ini menjadi bukti nyata rusaknya ekosistem yang makin parah dan juga tempat langganan dengan banjir yang berakibat pada pembukaan lahan secara besar-besaran oleh PT. iwip.
Jangan karena untuk kesenangan sementara, kita biarakan exavator yang menjelma sebagai predator dan datang lalu meneror, menancapkan kuku besinya pada perut bumi yang menyebabkan makin menipisnya lapisan ozon. Tidak hanya perang nuklir yang mengakibatkan jutaan orang kehilangan nyawa dan tempat tinggl, akan tetapi pertambangan, ketiadaan sumber air, pangan dan mata rantai kehidupan lainnya juga akan berakibat pada jutaan orang kehilangan nyawa dan tempat tinggal pula.
Eric weiner seorang penulis buku the geography of bills, mengatakan “ketika pohon terakhir di tebang, ketika sungai terakhir di kosngkan, ketika ikan terakhir tangkap, barulah manusia akan menyadari bahwa dia tidak dapat memakan uang”. Dalam buku memandang arti kebahagiaan itu, Eric memandang bahagia tidak harus mewah, cukup dengan melakukan sesuatu yang sederhana tapi memilliki makna dan arti yang besar.
Bahagia tak harus mengorbankan alam, cukup kita hidup selaras dengannya, maka keadilan ekologi akan seimbang. Hal ini telah terjadi pada kehidupan warga sagea-kiya sebelumnya dan saat ini masih di lindungi oleh mereka yang merasakan tentang batinnya ekologi.
Di zaman modern serba teknologi ini, telah merubah cara pandang kita sesama manusia, cara kita memandang alam hingga lupa bagaimana cara kita menunjukkan kasih sayang. Jika saling berpelukan bukan menunjukkan satu cara yang arif, jika memeluk manusia adalah cara yang berbahaya maka marilah kita memeluk pohon sebagai tanda kecintaan kita terhadap alam.
Dalam perjuangan mama Ama, akan menginspirasikan banyak kalangan perempuan untuk menjadi mama Ama yang baru sehingga berdiri menantang penguasa dan katakan bahwa boki moruru, talaga yonelo, lagaelol, sungai dan pohon adalah ekonomi warga yang permanen. Hanya dengancara ini kita bisa mencegah lajunya devorestasi dan hancurnya keragaman hayati.
Mereka yang sedang berjuang melestarikan alam adalah bagian dari kita. Maka mari kita jadikan ini sebagai perjuangan bersama untuk bumi yang lebih lestari. Jika kebersamaan adalah jalan menuju keberhasilan, maka kelak akan di kenang sebagai gerakan yang menunjukkan kekuatan perempuan dalam konservasi dan melindungi ekologi.
“sio rela minyou tailama minyou duka la re balisa” (jika kita memandang lautan yang teduh di atas keteduhan itu menyimpan berita duka maka kita pun turut berduka; syair lala)
“siksa re melarat ene tharap iso pa masolo itero” (sengsara dan menderita bukan orang lain yang merasakan tapi kita). “itero ta bot falgali tharap kngat lima nalik pa” (torang sudah yang mo baku bantu jangan harap orang lain).
#Jaga kampung #Rawat budaya
-Oleh San Merah
3 notes
·
View notes
Text
Kasus Penghapusan Data Bansos: Warga Sidomulyo Tagih Kepastian Hukum
HARIANSOLORAYA.COM, DEMAK || Ratusan warga Sidomulyo, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, menggelar aksi protes di Polres Demak pada Kamis pagi (16/1). Mereka menuntut kepastian hukum atas kasus Kepala Desa mereka, Mahfudin, yang telah ditetapkan sebagai tersangka selama satu tahun tanpa perkembangan proses hukum lebih lanjut. Suharyono, salah satu warga yang ikut dalam aksi tersebut, menyatakan…
#Bantuan Sosial#Demak#Dugaan Penghapusan Data#Gugatan Perbuatan Melawan Hukum#Hak Warga Miskin#Kapolres Demak#Kasus Kades#LBH Teratai#Mahfudin#Pasal 32 UU ITE#Penyidikan Lambat#Polres Demak#Proses Hukum#Tersangka Kepala Desa#Warga Sidomulyo
0 notes
Text
Protes Warga Batipuah: PLTS Terapung Dinilai Ancam Danau Singkarak
INGATLAH.COM – Masyarakat Batipuah Selatan di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, tetap menunjukkan sikap tegas menolak rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Danau Singkarak. Penolakan ini berlanjut meskipun PT Indo Acwa Tenaga Singkarak, perusahaan gabungan PT PLN Indonesia Power dan investor Arab Saudi, menawarkan berbagai program pengembangan untuk…
0 notes
Text
Mengenang Tragedi dan Tirani Muslim Rohingya
Sudah lama saya bermaksud menyalin kisah ini dan berbagi perasaan dengan para pembaca. Akan tetapi menui penundaan. Alasannya sederhana namun sangat menyayat hati, secara pribadi saya tidak kuat ‘membaca’ ulang ulasan tragedi yang telah menimpa saudara-saudara Muslim saya di Miyanmar pada tahun 2017 lalu dan mungkin penderitaan itu masih dirasakan hingga hari ini di tahun 2020. Apa yang mereka derita merupakan derita saya, derita pembaca dan derita kita semua umat Islam. Sampai akhirnya, saya menguatkan diri untuk membaca ulang kisah yang memilukan ini. Setelah membaca banyak protes di medsos tentang kekejian dan kebiadaban manusia-manusia yang a-moral itu, hati saya tergerak untuk mengutuk dan melaknat para pelaku bejat pembantaian terhadap warga Muslim Rohingya di bloog pribadi. Dengan harapan, tulisan ini akan mewakili rasa muak dan ‘jijik’ saya melihat kelakuan 'manusia' yang berkepala binatang. Manusia berhati iblis. Siapa lagi kalau bukan aparat pemerintah Myanmar, poliTIKUS perempuan yang bernama Aung San Suu Kyi, Para biksu dan semua aparat yang terlibat di dalam pembantaian umat Islam itu. Sebelum menulis penjang lebar tentang kebengisan mereka, Saya ingin bertanya kepada para pembaca. Jika anda sudah berkeluarga, lantas Allah memberikan titipan-Nya seorang bayi mungil yang masih berumur 2 atau 3 tahun, kemudian bayi mungil itu diganggu oleh seekor anjing. Seketika, anjing itu tiba-tiba mengejar anak mungil itu karena ingin merebut jajan di tangan si kecil. Pertanyaannya, bagaimanakah reaksi anda sebagai orang tua, ketika melihat apa yang dilakukan anjing terhadap anak anda? Saya yakin anda akan mengejar anjing itu ingin memukulinya dengan kayu, atau mungkin melemparnya dengan batu. Dan Saya yakin, kalau ada orang lain yang melihat kejadian itu, maka orang itu juga akan mengejar anjing itu dan melemparnya, disebabkan hatinya sebagai manusia tidak ingin anak kecil itu diganggu oleh binatang najis tersebut. Untuk lebih memahami analogi kisah bayi mungil dan anjing diatas, saya akan mengajak nalar dan hati pembaca, untuk merenungi dengan seksama mengenai peristiwa tragedi pembantaian warga Muslim yang akan membuat binatang yang tidak punya akal pun akan menitikan air mata ketika melihat tirani tersebut. Jangankan manusia, binatang yang tidak bisa bernalar pun akan berang jika melihat kelakuan manusia yang meminjam kelakuan binatang, dan mereka bangga dengan kelakuan bejat itu. Sekitar akhir Agustus 2017 selepas mendirikan shalat subuh berjama’ah di Masjid kampus Unida Gontor. Saya melangkah pulang ke asrama yang berjarak kurang-lebih 400 meter. Setelah sampai di asrama saya iseng meraih handphone sekadar ingin melihat informasi di media sosial. Tanpa sengaja di akun Facebook saya melihat sekilas sebuah adengan video yang berdurasi kurang lebih1 menit, dalam video itu nampak seorang wanita yang diikat kedua tangannya kebelakang punggungnya oleh dua laki-laki berbaju loreng (tentara), wanita itu dibiarkan tersungkur diatas tanah dengan baju yang hampir lepas dari badannya. Ia terlihat mengerang kesakitan, berharap belas kasih kepada gerombolan lelaki berbaju loreng itu. Tangis ibanya pecah berserak-serak. Namun para gerombolan berbaju loreng itu sebaliknya memandang dengan wajah iblis. Tak terlihat belas kasih di wajah lelaki bengis berseragam loreng itu. Usut punya usut, ternyata mereka sedang menyiksa wanita itu tanpa ampun. Saya tidak kuat melanjutkan tontonan video yang biadab itu, karena naluri manusia, pasti menolak sesuatu perbuatan/tindakan yang dinisbatkan kepada kelakuan Binatang. Apa yang saya lihat sekilas di video tersebut merupakan perbuatan binatang, bukan perbuatan manusia. Saya menghela napas panjang. Menariknya keluar-masuk beberapa kali. Karena tidak tahan melihat video tersebut saya mencoba melewatinya. Mata saya menerawang membayangkan kelanjutan kelakuan manusia biadab itu sambil terus ber-istigfar dalam hati. Mata sudah memerah, berkaca-kaca menahan dendam amarah dan sumpah serapah. Walau
terasa berat ingin melanjutkan adengan keji itu, degub jantung mulai tidak teratur, jari tangan bergetar keras. Tapi akhirnya, kembali saya meneruskan melihat adengan keji pada video itu sambil menahan dendan dan tangan terkepal. Tanpa di duga, di luar batas kewajaran sebagai manusia ternyata kelakuan dua tentara bangis berbaju loreng terhadap perempuan itu semakin tidak masuk akal, kaki perempuan yang tangannya terikat itu ditebas dengan sebilah parang. Kaki perempuan itu tidak langsung putus, namun terkoyak-koyak daging dan nampak tulangnya masih bergelantungan. 'astagfirullah'. Perempuan itu merintih tak berdaya. Sungguh Biadab! Belum puas sampai disitu, kembali salah seorang berbaju loreng itu mengambil parang lagi dan memotong tangannya yang diikat ke belakang punggungnya. Padahal perempuan itu masih hidup, dia semakin mengerang kesakitan, dia meronta-ronta sekuat yang dia bisa, berteriak menahan pedih, hingga tidak terdengar lagi suara dari kerongkongan dan mulutnya. Na’uzubillah, Belum berakhir disitu, sesaat kemudian, dua lelaki bengis berseragam loreng itu kembali melanjutkan kelakuan binatangnya dengan menarik kepala perempuan itu sambil meletakkan parang dileher perempuan tidak berdaya itu. Selesai sudah adengan biadab tersebut. Dan Innalilahi wainna Ilaihi raajiun. Perempuan itu akhirnya meregang nyawa. Lelaki berbaju loreng itu tanpa ampun mengakhiri hidup perempuan dengan tangan masih terikat erat. Saya tidak ingin menceritakan lebih detail bagaimana lelaki tengik mengakhiri hidup perempuan yang tidak berdaya itu. Tantunya para pembaca dapat membayangkan apa yang akan dilakukannya ketika sebuah parang sudah melekat di leher perempuan itu. Nu’uzubillah Setelah saya mengamati judul video itu saya membaca; “Inilah kelakuan aparat Miyanmar terhadap Muslim Rohingya” hati saya tiba-tiba berdegup kencang, tangan mengepal keras, mata Saya bertambah merah dan kepala tiba-tiba panas. Bibir saya bergetar hebat. Sebiadab itukah kelakuan manusia yang diciptakan dengan diberikan akal dan hati? Sekeji itukah kelakuan manusia yang tidak punya nurani dan rasa iba kepada manusia lainnya? Tragedi selanjutnya, jika pembaca mempunyai paket data atau mendadak mendapat wifi gratis dari warnet maka, dengan mudah anda log-in ke facebook atau membuka Youtube dan menulis di google “tragedy rohingya” dengan mudah anda akan menemukan video-video bagaimana Biksu jongos itu memperlakukan Muslim dengan cara-cara sadis, menyiksa, membakar, mengikat, dan menganiaya anak-anak kecil dan ibunya yang tidak berdaya. Hal yang sangat memilukan dan yang membuat mata siapapun lembab adalah ketika ada seorang bayi mungil yang berusia sekitar 2.5 tahun lehernya diikat dengan tali, kemudian ditarik oleh para biksu jongos itu. Masih berlanjut, tragedi lain yang akan menyiksa perasaan anda adalah, nampak anak kecil yang kira-kira berumur 2 tahun lebih, dia sedang membangunkan mayat ibunya yang sudah mati. Saya melihat anak mungil itu menangis sambil memeluk dan menggerakkan tubuh ibunya yang sudah tidak bernyawa. Anak kecil tanpa dosa itu mungkin tidak dapat tahu apa yang sebenarnya terjadi. Akan tetapi, ketika dia menagis dan mendekap ibunya yang tidak bernyawa itu, hati dan indera kecilnya meronta-ronta dan berteriak meminta tolong kepada orang-orang yang berlari lalu-lalang disekitarnya. Jika para pembaca ingin merasakan penderitaan anak-anak tanpa dosa itu berteriak, menangis sambil membangunkan ibunya yang sudah mati, cobalah bayangkan anda sedang menjadi bapak, ibu, kakak, atau saudara dari anak mungil itu. Maka anda akan merasakan betapa sesak dan sakitnya hati sebagai orangtua, bapak, ibu, atau saudaranya. Sungguh ini sebuah tragedi kemanusiaan yang a-moral dan layaknya dijuluki sebagai kelakuan Iblis la’natullah. Hal ini juga digambarkan di dalam Al-Qur’an tentang bagaimana Allah menciptakan manusia dengan hati tapi hatinya tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, mereka mempunyai mata tetapi tidak digunakan untuk melihat tanda-tanda
kekuasaan Allah mereka itu layaknya binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi (Qs Al-A’raf :179). Dan di surat Al-Furqan ayat 43-44 juga dijelaskan bagaimana “Mereka menjadikan hawa nafsu mereka sebagai tuhannya, mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, dan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” Lebih lanjut lagi, Allah menyebutkan “Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk disisi Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka itu tidak beriman” (Qs. Al-Anfal: 55). Mungkin ada tepatnya istilah yang dikemukakan oleh Plautus tahun 945 yang di adopsi dari filsafat Yunani “homo homini lupus” . Begitu pekat hati dan tumpul akal-akal mereka. Allah telah mengunci otak dan jiwa mereka. Dan balasan yang lebih perih akan mereka dapatkan kelak di Hari Pembalasan. Hari dimana para lelaki bengis berbaju loreng tadi mengiris merintih-rintih dalam kesakitan dan penderitaan yang kekal. Saya tidak sanggup lagi menulis dan membaca kisah nyata yang lebih sadis dari film extrime manapun. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan kepada saudara kita di Rohingya. Dan diberikan kekuatan dan kesabaran atas apa yang menimpa mereka, entah itu dibelahan dunia manapun. Di sudut Negara-negara yang menzholimi umat Islam. Di Pelosok dunia yang selalu menindas Umat ini. Semoga Kemenagan segera kita raih dalam bingkai persatuan bukan dalam bingkai perpecahan. Amiin ya Rabbal Alamiin Wallahua'lam bis shoowab Ikuti kami untuk konten inspiratif setiap hari: Facebook: @batutercom Instagram: @batutercom Twitter (x): @batutercom Telegram: @batutercom Tiktok: @batutercom Youtube : @batuter
0 notes
Text
SATYABAKTI, BANTEN - Warga menyegel Kantor Desa Kerta, Kec. Banjarsari, Kab. Lebak, Prov. Banten.
Camat Kecamatan Banjarsari, Mahfud Basyir saat dikonfirmasi awak media, Rabu (8/1/2025) membenarkan hal tersebut.
Dijelaskan Mahfud, penyegelan Kantor Desa bentuk protes warga terhadap Kepala Desa (Kades) Kerta yang diduga mengkonsumsi narkoba dan kepemilikan senjata api (senpi).
"Penyegelan kantor desa dilakukan oleh beberapa warga terkait adanya tuduhan warga terhadap adanya indikasi penyalahgunaan narkoba dan senpi oleh kades," kata Camat Banjarsari.
Menurut Mahfud, pihaknya juga tidak setuju jika Kades diduga menggunakan narkoba, karena itu akan mengganggu pelayanan terhadap masyarakat.
Ditambahkan Camat, pihaknya juga mengaku telah melaporkan kejadian tersebut kepada Pj. Bupati Lebak.
"Saya sendiri tidak setuju karna akan mengganggu pelayanan kepada masyarakat, sudah saya laporkan ke Pj. Bupati," ungkapnya.
Sementara itu, Kades Kerta, Ricki Zaenal Abidin ketika dikonfirmasi awak media belum memberikan jawaban. Padahal pesan yang dikirim centang dua.
Diketahui, ramai dalam video yang tersebar di grup whatsapp terkait penyegelan Kantor Desa Kerta oleh warga. Penyegelan kantor tersebut bentuk protes warga yang mendesak Kades mundur dari jabatannya lantaran diduga telah menyalahgunakan narkoba.
Sampai berita diterbitkan, awak media masih berupaya konfirmasi kepada pihak BPD Desa Kerta.
(SB_3 Satyabakti.com - BANTEN)
0 notes
Text
Ancam Tak Ganti Meteran, Tagihan Listrik Warga Pamekasan Naik Drastis
PAMEKASAN, MaduraPost – Seorang pelanggan PLN di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengungkapkan kekagetannya setelah tagihan listrik untuk daya 450 VA melonjak hingga Rp125 ribu per bulan. Sebelumnya, tagihan listriknya hanya sekitar Rp40 ribu dengan pemakaian yang sama. Ini dialami Akhmad Buhari, warga Dusun Karang Tenga, Desa Dempo Barat, Kecamatan Pasean. Ia menyebutkan bahwa kenaikan tagihan…
#Dusun Karang Tenga#Kebijakan PLN#Kenaikan tagihan listrik#Lonjakan tarif listrik#Meteran listrik 450 VA#Pelanggan pLN#Penggantian meteran#PLN pascabayar#Protes warga#Tender proyek PLN
0 notes
Text
Jalan Rusak Menahun, Warga Lebak Tanami Pohon Pisang dan Tebar Ikan Lele
LEBAK – Kesal karena jalan yang menghubungkan tiga kecamatan rusak bertahun-tahun, belasan warga di Desa Sukarendah, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten, melakukan aksi tanam pohon pisang dan tebar ikan lele di lokasi jalan yang rusak. Informasi yang didapat, jika jalan yang kondisinya rusak parah tersebut merupakan jalan kabupaten, yang menghubungkan 3 kecamatan yakni Kecamatan…
View On WordPress
#Jalan rusak#kecamatan Cibadak#Kecamatan Cikulur#Kecamatan Warunggunung#mancing di jalan rusak#pancing lele#protes jalan rusak#warga lebak protes jalan rusak#Warga tanam pohon pisang
0 notes
Text
Kadis Perindagkop Halmahera Barat Pukuli Warga yang Protes Soal Kelangkaan Minyak Tanah
HALMAHERA, Cinews.id – Pemukulan yang diduga dilakukan oleh Kepala Dinas (Kadis) Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Perindagkop) Halmahera Barat bernama Demisius O Boky pada seorang pria pada Rabu (8/1/2025) viral di media sosial. Dari informasi yang diterima Cinews.id, Kejadian bermula saat korban bernama Hardi datang ke kantor Perindagkop di Desa Hatebicara, Kecamatan Jailolo, untuk…
0 notes
Text
Nonton Demo Tambang Ilegal, Warga Banten Heran Dipanggil Polisi
SERANG – Suandi Warga Desa Mekarsari, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten merasa heran namanya bisa dilaporkan ke Polda Banten buntut aksi protes warga menolak tambang galian tanah ilegal di desanya. Padahal demontrasi warga pada 16 Desember 2024, ia tidak melakukan penghasutan apalagi pengrusakan saat demo warga berlangsung. Ia mengaku hanya menyaksikan warga menyampaikan…
0 notes
Text
Yogyakarta Dahulu
Lebih Sebulan Anak Sekolah Jalani Libur Puasa
DAHULU, ketika saya sekolah SD hingga SMP, sekolah-sekolah meliburkan para siswanya hingga lebih dari sebulan. Biasanya semingu sebelum megeng (awal puasa Ramadan) hingga seminggu setelah Idul Fitri hari kedua. Libur yang panjang ini, bagi para siswa, ya lbur begitu saja, tidak ada kegiatan lain, misalnya menyelesaikan PR, atau minta tandatangan imam tarawih, atau kegiatan lain. Hanya saja kalau kebetulan bulan Puasa bertepatan dengan waktu menjelang ujian akhir, biasanya sekolah mengadakan les. Itu pun tidak setiap hanri, dan hanya untuk mata pelajaran yang diikutkan dalam ujian. Bayar? Tentu saja tidak. Bagi saya, libur Puasa, menjadi hari-hari yang menyenangkan. Karena kemudian ikut Ibu saya yang mudik di Pejagatan, Kebumen. Benar sebulan penuh di Kebumen, tempat tinggal orang tua ibu saya setelah pensiun. Karena itu, saya kemudian tahu bahwa di Kebumen ada tradisi Selaweyan. Menyambut lailatul qodr. Setiap rumah akan memasang lampion atau diyan kurung, kemudian membuat sapitan (olahan daging ayam) dan anak-anak membuat rumah panggung di atas pohon. Di sela-sela kegelapan malam, sering terdengar teriakan anak-anak: Amin-amin-amin horee. Teriakan mengakhiri setiap lantungan doa yang diucap lirih di atas pohon. Menjelang idul fitri, atau yang oleh masyarakat setempat disebut Riyayan, orang akan berbondong ke pasar. "Prepegan" istilahnya. Berbelanja yang lebih banyak untuk keperluan Riyayan. Pakaian baru, minyak wangi, dan makanan lainnya. Sedangkan makanan lainnya, seperti jadah, sagon kering, satu, rengginan, bahkan mungkin manggleng umbi garut dibuat sendiri. Zakat Fitrah? Sore hari pada hari terakhir Puasa, pemuka agama atau utusannya akan berkeliling dari rumah ke rumah dengan dibantu dua orang membawa pikulan untuk menampung beras zakat. Beras itu setelah terkumpul dari para pembayar zakat, akan segera dibagikan kepada warga lain yang memerlukan. Tak ada catatan rumit. Warga percaya beras itu akan menjadi zakat fitrah yang dibayarkan dengan benar dan akan dibagikan sesuai dengan ketentuan agama. Tak pernah ada yang protes. Solat Idul Fitri? Dilakukan di masjid yang ada di dusun ini. Pelaksanaannya tetap seperti solat Idul Fitri di tempat lainnya. Usai solat Id, warga saling berkunjung dan menikmati hidangan yang satu dengan rumah lainnya nyaris sama. "Kula ngaturaken sugeng dinten riyadi. Sedaya klenta kletu kula dalah kulawarga, ingkang kula sengaja utawi mboten, sageda linebur ing dinten punika, lan nyuwun berkah donganipun, mugi-muga Gusti Allah paring pangapura kangge kula lan panjenengan. Mugi-mugi linebura ing dinten punika." Begitu ucapan ketika sungkem. Dan yang disungkemi membalas dengan ucapan. "Ya, inyong (kula) jejere wong tuwa, uga menawane ana luput klerune muga-muga ingapura dina iki lan Gusti Allah paring berkah marang rika. Tutug anggone momong anak bojo, gampang sandhang murah rejeki." Kaya kuwe. Anak-anak? dengan pakaian baru, membawa uang, jajan di tempat tetangga. Biasanya tetangga yang pandai memasak akan berjualan di samping rumah atau di pinggir jalan. Libur sebulan lebuh bahkan mungkin satu setengah bulan. Libur Puasa ini kemudian dicabut, tahun 1978-79. Hanya ada libur menjelang dan hari-hari awal Puasa serta dua hari hingga seminggu setelah Puasa. Dulu aman-aman saja, karena mobilitas anak juga tidak tinggi. ***
0 notes