Tumgik
#Kelalaian
hargo-news · 1 year
Text
Tak Sengaja Tembak Temannya, 2 Anggota Densus 88 Ditetapkan Jadi Tersangka
Tak Sengaja Tembak Temannya, 2 Anggota Densus 88 Ditetapkan Jadi Tersangka #Polri #PolisiTembakPolisi #Densus88Antiteror #Tersangka
Hargo.co.id, BOGOR – Dua Polisi berinisial Bripda IMS dan Bripka IG yang bertugas di Densus 88 Antiteror ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penembakan yang menewaskan Bripda IDF, yang tak lain merupakan teman dari dua pelaku. Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Polisi Surawan mengatakan usai kejadian, pelaku sempat ingin melarikan diri dari Rusun…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
sundarirespati · 4 months
Text
Mencari "Maha Memaklumi" di antara 99 nama Tuhan, karena rasanya selama ini terlalu percaya diri bahwa Tuhan bisa 'maklum' atas segala kelalaian sehingga bisa lolos dari hukuman.
Padahal, dipersilahkan melakukan kesalahan terus menerus tanpa teguran adalah hukuman paling kejam.
275 notes · View notes
abubuaa · 5 months
Text
[ Aku Rindu Dengan Zaman Itu ]
Tumblr media
Aku rindu zaman ketika halaqoh adalah kebutuhan, bukan sekedar sambilan apalagi hiburan.
Aku rindu zaman ketika membina adalah kewajiban, bukan pilihan apalagi beban dan paksaan.
Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan, bukan sekedar pelengkap pengisi program yang dipaksakan.
Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan, bukan keraguan apalagi kecurigaan.
Aku rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan, bukan tuntutan dan hujatan.
Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan, bukan su’udzon atau menjatuhkan.
Aku rindu zaman ketika kita semua memberikan segalanya untuk da’wah ini.
Aku rindu zaman ketika nasyid ghuroba menjadi lagu kebanggaan.
Aku rindu zaman ketika hadir di liqo adalah kerinduan, dan terlambat adalah kelalaian.
Aku rindu zaman ketika malam gerimis pergi ke puncak mengisi dauroh dengan ongkos ngepas dan peta tak jelas.
Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah benar-benar jalan kaki 2 jam di malam buta sepulang tabligh dakwah.
Aku rindu zaman ketika akan pergi liqo selalu membawa uang infak, alat tulis, buku catatan dan Qur’an terjemahan ditambah sedikit hafalan.
Aku rindu zaman ketika seorang binaan menangis karena tak bisa hadir di liqo’.
Aku rindu zaman ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya.
Aku rindu zaman itu, Aku rindu… Ya Allah..
Jangan Kau buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami.
Jangan Kau jadikan hidup ini hanya berjalan di tempat yang sama.
---
Tulisan ini selalu berhasil membuatku rindu dengan teman-teman yang pernah melingkar bersama, dari awal mengenal tarbiyah hingga dibesarkan oleh tarbiyah saat ini.
Mereka langka, tak akan mudah ditemukan dizaman ini. Sulit, bahkan sudah hampir tidak ada. Zaman betul-betul berbeda. Semoga Allah menjaga kita selalu.
-Abubua | Ustd Tarbiyah Rahmat Abdullah
207 notes · View notes
laoderrs · 8 months
Text
"Segala permasalahan yang menimpa seseorang, baik berupa banyak pikiran, was-was dan kelalaian, semuanya disebabkan karena menyia-nyiakan ibadah shalat."
Syaikh al-'Utsaimin rahimahullahu ta'ala | Jalasat Ramadhaniyyah, jilid 2, hal 19
145 notes · View notes
adilemadil · 9 months
Text
Tumblr media
Betapapun persangkaan baik kepada kita adalah doa, muhasabah diri juga jangan dilupa.
Sejalan dengan dawuh Allahu yarham Syaikh Said Ramadhan al-Buthi, “Aku tak pernah menemukan penyakit yg lebih berbahaya pada diri umat Islam dibanding kelalaian mereka terhadap instrospeksi diri sendiri”.
Dan berdoalah sebagaimana yg diajarkan Sayyidina Umar radhiyallahu ‘anhu: “Ya Allah jadikanlah aku lebih baik dari apa yg mereka sangkakan kepadaku, dan ampunilah aku atas (dosa dan kesalahan) yg ku perbuat, yg mereka tak sedikitpun tahu akan perbuatanku itu”.
111 notes · View notes
dardawirdhaa · 1 year
Text
Semoga Allah memaafkan kita di waktu lapang yang kita lalai, semoga Allah memaafkan kita di waktu sehat yang kita tetap lalai, semoga selalu ada alasan untuk-Nya memaafkan kita meski terus dalam kelalaian.
163 notes · View notes
asqinajah · 1 year
Text
Ya Allah, aku tidak tahu tinggal berapa lama lagi aku hidup di dunia ini. Tinggal berapa lama lagi aku bisa bersama orang-orang yang aku cintai. Tinggal berapa lama lagi aku bisa berusaha beramal sholih.
Semoga, di sisa waktu yang aku punya ini, benar-benar bisa aku maksimalkan dalam mencari bekal kebahagiaan di akhirat, dan bisa pula aku menjauh dari berbagai kelalaian. Sebab, maut pasti akan menjemput dan aku tidak ingin menyesal. Allahul Musta'an...
(15/09/23)
121 notes · View notes
astimuninggar · 6 months
Text
Sabar itu artinya menahan. Termasuk menahan untuk tetap berbuat baik walau kebaikan tidak selalu diterima baik oleh manusia. Sabar itu saat aku tidak perlu lagi menjelaskan perasaanku padamu. Cukup diam, Allah sudah tahu isi hatiku. Hanya kepadaNya, setiap kebaikan dan kelalaian terbaca dengan sempurna dan akan diadili dengan seadil-adilnya.
Penghujung hari raya, 1 Syawal 1445 H
34 notes · View notes
kayyishwr · 1 year
Text
Tenanglah, hari ini milikmu dan hari esok milik Allah
Karena milikmu maka koreksilah, karena milik Allah pasrahlah
Tenanglah, hari ini milikmu dan hari esok milik Allah
Karena milikmu maka ingat lagi, lebih banyak baik atau buruknya? Karena milik Allah mari berdoa supaya Allah beri kesempatan; melipatgandakan kebaikan atau minimal mengurangi keburukan
Tenanglah, hari ini milikmu dan hari esok milik Allah
Karena milikmu, bersyukurlah Allah masih beri kesempatan untuk melewatinya, dan karena milik Allah mari berharap besok pun masih juga diberi kesempatan
Tenanglah, walau hari ini milikmu dan hari esok milik Allah, sejatinya semua dalam kuasa Allah
Mari menenangkan pikiran, melembutkan hati, dan ridha atas segala yg sudah dan akan terjadi, dengan satu tujuan; keridhaanNya
Adapun hari ini dilalui dengan banyak kelalaian atau bahkan keburukan; semoga Allah ridho dengan taubat, dan istighfar kita
Adapun hari ini dilalui dengan banyak manfaat atau juga kebaikan; semoga Allah ridho dengan amalan kita
Sebagaimana dalam akhir surat Al Fajr; keridhaan diri akan menghadirkan keridhaan ilahi, raadhiyatan mardhiyyah
156 notes · View notes
ulvafdillah · 11 months
Text
Pernikahan seharusnya tidak lantas membuatmu berubah dalam segi semangat menuntut ilmu agama. Pun seharusnya tidak membuatmu mengubah penampilan syar'i menjadi trendy.
Pernikahan seharusnya semakin membawamu pada nilai-nilai agama yang pernah begitu menyala di dalam dada. Pernikahan seharusnya semakin mendekatkanmu pada Allah Yang Maha Pemurah.
Karena pernikahan adalah jalan paling kuat dalam menuju ketaatan. Karena di sana telah kau temui partner untuk bekerjasama dalam memikul segala beban yang ada. Di sana seharusnya seruan untuk kokoh di atas sunnah tersampaikan dengan berulang.
Pernikahan seharusnya tidak mengubah apa-apa pada diri kita. Tidak menjadikan kita menanggalkan kaos kaki. Tidak membuat kita lupa perihal siapa itu lelaki ajnabi? Tidak menutup mata kita perihal menjaga diri.
Karena menikah adalah bantu-membantu. Menikah adalah rangkul-merangkul. Dan menikah adalah nasihat-menasihati.
Jika pernikahan mengubah diri seseorang - dari ketaatan menuju kelalaian - maka perlu dipertanyakan. Di manakah peran seorang pasangan?
11.17 p.m || 27 Oktober 2023
113 notes · View notes
aksarahumaira · 5 months
Text
Yang Lemah atas Dirinya Sendiri
Tumblr media
Pernah ga sih tiap tadabbur ayat Quran, serasa ditegur berulang kali? Rasanya ayat-ayatNya diturunkan buat negur hamba-hamba yang banyak lalai dan dosanya---sambil mengaca ke diri sendiri? (khususnya aku sih...)
"Sungguh, Hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan. Maka janganlah engkau dipalingkan dari (Kiamat itu) oleh orang yang tidak beriman kepada-Nya dan oleh orang yang mengikuti keinginannya, yang menyebabkan engkau binasa." (QS. Thaha: 15-16)
Padahal ayat ini bilang "jangan biarkan siapapun ngejauhin kamu dari shalat dan mengingat akhirat." Orang-orang yang dimaksud di ayat 16 adalah orang-orang yang mungkin ada banyak di zaman ini, mereka yang merasa dirinya sudah baik, engga perlu mikirin perkara agama, apalagi shalat dan mengingat akhirat. Orang yang mengikuti keinginan kosongnya.
Tapiii.... aku yang fakir ilmu ini malah mikir, "gimana kalau orang yang dimaksud dalam ayat ini tuh aku terhadap diriku sendiri?!". Gimana kalau justru diri kita sendiri yang ngebuat kita lalai dari mengingat Allah?.
Tiba-tiba mentorku mengingatkan tentang ayat kedua dari surat Al-Qiyamah, "Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)."
...adalah jiwa orang yang beriman yang menyesali apa yang terlewat darinya; jiwa itu akan memarahi dirinya atas keburukan yang dilakukannya “mengapa kamu melakukannya!” dan memarahi dirinya atas kebaikan “mengapa kamu tidak memperbanyaknya.”
Apa memang seharusnya kita lebih sering menengur diri kita sendiri yang lemah akan kelalaian?
Semoga Allah lembutkan hati kita yang banyak lalainya :")
Depok, 9 Mei 2024. Sudah lama tidak menulis~
20 notes · View notes
auliasalsabilamp · 9 months
Text
Waktu Bersama Al-Quran
Terhentinya jaringan internet selama beberapa jam saja membuat kita merasa terganggu, namun terhentinya bacaan Al-Quran berhari-hari, bahkan berbulan-bulan tidak memberikan pengaruh apapun pada kita,
Sampai kapan kelalaian ini akan berlangsung!?
Ini adalah kenyataan yang pahit.
25 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Bagaimana rasanya kehilangan diri sendiri? Pedih bukan? Menyakitkan sekali kan ya? Lantas mengapa masih saja kau lakukan? Dengan semakin jauhnya dirimu kepada Allaah, dengan banyak kelalaian yang kau lakukan dan membuat hatimu semakin keras setiap harinya.
Cinta yang salah akan semakin membuatmu lelah. Untuk itulah sadarlah, bahwa cintamu kepadanya adalah semu. Dan itulah yang membuatmu kehilangan dirimu sendiri. dan membuatmu semakin jauh dariNya.
101 notes · View notes
diksifaa · 6 months
Text
Tentang Maaf
Maaf. Seharusnya kata ini harus sering terlontar di mulut kita. Manusia lekat dengan kesalahan, khilaf dan dosa kepada siapapun. Vertikal kepada Allah, horizontal kepada manusia, ataupun kepada benda mati dan makhluk lainnya yang selama ini bersinggungan dengan kita. Karena kita butuh maaf semuanya agar menjadi damai.
Maaf. Ada yang terlupa disebutkan kepada siapa seharusnya maaf dituturkan, yaa kepada diri sendiri. Mungkin kita yang pernah membawa diri pada kelalaian, membuat diri sendiri terlalu berharap lebih, membuat diri sendiri dengan ribuan kecewa, merayu diri sendiri pada hal tidak baik, atau hanya sekedar mengizinkan diri bermalas-malasan. Ohh maaf diri.
Maaf. Satu kata yang sangat sederhana, namun begitu sulit diucapkan pada orang-orang terdekat.
Maaf. Kata yang familiar dan mungkin tak ada maknanya lagi jika terlalu sering dipermainkan dalam beberapa keadaan.
Maaf. Sebuah penerimaan dari hati ke hati lainnya untuk sebuah perbuatan yang kurang berkenan.
Maaf. Adalah lega dan lapang yang dimenangkan hati kepada siapapun yang telah menerima maaf dan meminta maaf.
Minta maaf dan memaafkan, dari luar tampak sederhana pun juga mudah. Namun dalam hati, kita tidak bisa memaksakan hati siapapun untuk dapat menerima setiap maaf dan meminta maaf dengan tulus dan ikhlas. Letaknya ada pada hati. Hanya di hati.
Pada Akhirnya kita terus belajar untuk rutin memaafkan diri sendiri dan orang lain terhadap yang tidak berkenan di hati kita. Dan belajar untuk berani meminta maaf pada diri dan sekitar terhadap kecewa-kecewa yang bertaburan.
~Faa
#tautannarablog6 #lastday #day12
12 notes · View notes
diaryputri · 4 months
Text
cinta paling nyata
tidak ada cinta paling nyata selain cinta sang Rabbul Izzah pemilik alam semesta. Cinta Tuhan kep hamba-hambaNya yang tak bisa terhitung jumlahnya.
Berkatnya manusia diciptakan, bumi disuburkan, air dilimpahkan, tanaman dihijaukan, orang tua dihadirkan, kesempatan disediakan, pasangan hidup didatangkan, kesulitan dimudahkan, bahkan kelalaian pun masih dimaafkan.
Cinta-Nya mencakup seluruh dimensi dan perjuru alam ini, ia ada disetiap titik bumi, lorong bumi, tempat paling terpencil, darah dan air yang mengalir, bahkan hal-hal terkecil sekalipun tak lepas dari cinta-Nya yang nyata.
akan tetapi banyak dari manusia sering melupakan, enggan memerhatikan. Langit kokoh tanpa tiang, burung terbang tanpa pegangan, oksigen gratis dimana-mana, air melimpah ruah, pagi tak pernah telat, malam tak pernah lambat, laut tenang, gunung dengan kokohnya tegak berdiri, tanaman menghijau, panen menanti, sandang pangan tersedia, apa-apa yang dibutuhkan semuanya ada.
Kestabilan tata kehidupan tsb sejatinya membawa risalah besar bagi manusia untuk senantiasa ditadabburi dan direnungi. Risalah tentang keagungan, kemaha kuasaan, berkemampuan, tidak lengah apalagi lelah mengurusi kehidupan manusia.
Maka jika ada manusia yang sampai saat ini masih menyangkal akan eksistensi Tuhan & berasumsi bahwa apa yang ada di alam hanyalah hasil karya evolusi, lalu kemudian semua yang terjadi bisa ditafsirkan dengan sains dan teknologi, maka sejatinya manusia tsb benar** telah keluar dari fithrahnya sbg seorang hamba, bukan akalnya yang menolak, tetapi nafsunya (percaya pada kekuasaan selain Tuhan, melumrahkan segala kejadian, menjauhkan diri dari tali agama, merasa mampu menciptakan) yg mendominasi, sehingga mengaburkan mata hatinya untuk melihat semua bukti nyata cinta Tuhan yang bertebaran di alam semesta ini.
(sedikit tentang isi buku yang sedang saya tulis :) xixixi)
7 notes · View notes
herricahyadi · 8 months
Note
Kak Herri, bagaimana kita menyikapi orang-orang yang kecewa terhadap kita? Dan, apa yang harus kita lakukan.
Orang yang kecewa terhadap kita dikarenakan harapan yang mereka inginkan tidak tercapai. Ini bisa jadi karena dua sebab. Pertama, memang kita berjanji atau mempunyai kewajiban tertentu untuk memenuhi suatu standar. Kedua, justru orang lain yang menaruh standar ke diri kita dengan atau tanpa kesadaran kita.
Untuk yang pertama, tentu penyikapan kita harus rasional dan bertanggung jawab karena di situ ada kewajiban yang harus kita tunaikan. Menyikapinya adalah dengan permohonan maaf, perjanjian untuk memperbaiki, dan permintaan untuk mengulang jika sempat. Bisa jadi kita tidak memenuhi kewajiban itu karena lalai atau hasilnya tidak sesuai harapan. Konteks kewajiban menjadikan kita harus meminimalisasi kekecewaan.
Sementara untuk yang kedua, justru kita tidak perlu menaruh beban ke pundak kita sendiri. Karena kekecewaan yang manusia bebankan ke orang lain bukanlah kelalaian dari orang tersebut, melainkan si pemberi beban. Penyikapan kita, ya, biasa saja; tidak perlu ambil pusing; atau jadikan sebagai pelajaran bebas. Setidaknya kita jadi tahu bahwa pernah ada orang yang menaruh harap meski kita tidak punya kewajiban untuk merealisasikannya.
12 notes · View notes