#Kabar artis
Explore tagged Tumblr posts
Text
Reaksi Fandy Christian Saat Ditanya Soal Keretakan Rumah Tangga Dengan Dahlia Poland
POROSKOTA.COM – Keretakan rumah tangga keluarga Dahlia Polland dan Fandy Christian menjadi perbincangan publik akhir-akhir ini. Pasalnya, beberapa waku lalu Dahlia Poland mengungkap soal dugaan perselingkuhan Fandy Christian melalui akun media sosial Instagram miliknya. Namun, kedua pasangan yang sudah dikaruniai tiga anak ini belum memberikan jawaban langsung kepada para awak media. Fandy…
View On WordPress
0 notes
Text
Justru karena keadaan tak baik-baik saja, kini doa terbaik kami haturkan pada Allah buatmu, Indonesiaku
Kata para bijak, zaman yang berat akan melahirkan orang-orang yang kuat. Jika mesti memilih antara harapan dan pesimis, aku memilih optimis pada masa depanmu. Masa depan kita.
Sebab aku melihat anak-anak muda yang mulai rajin mengaji dan memperbaiki diri. Pasangan-pasangan halal yang teguh tekadnya membangun keluarga hebat. Pada guru yang ikhlas, pada orangtua yang mulai sadar agama.
Pada ulama yang mulai peka tentang problem iklim dan lingkungan. Tentang para pekerja kantoran yang zikir pagi sorenya haru meski di tengah kemacetan. Tentang para artis yang hobi ikut kajian, model yang berhijab, mantan koruptor yang bertaubat, da'i yang terjun memahami anak-anak jalanan.
Ya, yang kami lihat di media sosial seringkali membuat mata terbelalak dan hati sesak. Tapi kabar baik itu ada, membanyak, meski dalam senyap. Petualangan bangsa ini terus berlanjut, yang zalim memang makin terang-terangan. Tapi itu tanda mereka akan berakhir.
Katanya, perubahan itu terjadi "gradually, then suddenly", bertahap dan butuh waktu, namun kemudian terjadi tiba-tiba.
Kini kita sedang bertumbuh, sedikit-sedikit, perlahan menggeliat, nyaris tak begitu kau rasakan.
Tapi kelak jika semua tetap berjuang dan mengatur napasnya dengan sabar, datanglah momentum itu, yang bahkan dikira tiba-tiba, padahal adalah hasil konsistensi generasi demi generasi. Momentum itu, kita siapkan sejak kini. Sekarang.
Dirgahayu Indonesiaku,
Kami mencintaimu, mendoakan kekuatan buatmu; agar suara kita lebih didengar dunia, hingga kelak kita bisa penuh asa membebaskan Al Aqsha.
17 Agustus 2024
#renungan#catatan#kontemplasi#islamic#inspirasi#islamicquotes#daily reminder#tadabbur#quotation#edgarhamas
202 notes
·
View notes
Text
Arti Menikah - Belajarlah tentang banyak hal.
Kata Bapak hafidzhahullah ta'ala, "jika cinta dan kasih sayang seorang laki-laki itu lebih besar dari pada cinta seorang perempuan, maka dia tidak akan pernah melepaskan perempuan itu darinya. ia akan tinggal lama dihatinya. dan untuk membuat seorang laki-laki demikian, dibutuhkan seorang perempuan yang sabar dan pengertian."
aku teringat obrolan santai dengan Bapak, sehari sebelum menjadi seorang istri. Kala semua orang sibuk menyiapkan banyak hal termasuk Ibu, Bapak justru mengajakku lebih banyak cerita dari kebiasaan Bapak yang tidak demikian. Saat itu aku bertanya bagaimana posisi Ibu dihati Bapak. Yang semakin banyak ku rinci, Bapak semakin banyak tersenyum seolah membenarkan.
Namun satu hal yang Bapak katakan membuatku tertarik untuk bertanya lebih lanjut. "Ibumu itu orang yang sabar dan pengertiannya begitu lapang. Ibumu itu keras terhadap pendirian dan pendapatnya, namun ketika keputusan Bapak tak selaras dengan Ibumu, ibumu meletakkan semua pendapatnya dan memilih pada keputusan Bapak. Ada banyak momen dimana Bapak tidak berkata sekalipun, Ibumu lebih peka perihal apa yang Bapak butuhkan. Tanpa bertanya banyak hal, Ibumu sudah menyiapkan semuanya dengan baik. Tanpa memberi tugas, Ibumu telah paham apa yang menjadi tugasnya. Beberapa hal bertanya tentang apa yang Bapak suka dan tidak, selebihnya tanpa Bapak kasih perintah, Ibumu telah lebih dulu mengerti.
Tak pernah bertanya kenapa begini, kenapa begitu sebab paham bahwa Ibumu tidak ingin memberikan banyak beban. Ibumu begitu totalitas menjalani perannya sebagai seorang istri. Tak pernah menuntut harus jalan-jalan setiap pekan, atau liburan setiap tahun, atau hal-hal yang dirasa bapak belum mampu untuk menyanggupinya kala itu. Tidak pernah merengek meminta waktu bapak atau menuntut untuk lebih romantis atau hal-hal yang dimana Bapak harus peka terhadap kondisi ibumu. Ibumu tidak pernah meminta akan hal itu. Kala sudah tenang semuanya, barulah ibumu sampaikan dengan bahwasanya yang dimana tanpa menggurui bapak akhirnya mengerti.
Pernah saat dimana belum ada HP dan saat itu posisi ibumu sedang mengandung kamu 6 bulan, belum ada telpon rumah juga. Saat itu bapak harus lembur dan tidak pulang karena memang harus menyelesaikan deadline, dimana besok pagi presiden pak Soeharto akan berkunjung. Bapak nggak bisa ngabari ibu, karena memang tidak bisa pulang. Kamu tahu apa yang ibumu lakukan? Ibumu jalan sama emak tetangga sebelah rumah mau pergi menyusul bapak dikantor. Sebelum sampai kantor ada pos marinir dan bertanya perihal ada perlu apa jam segini kok mau ke PT.Pal dari pos ke kesana masih sangat jauh sekali. Lalu ibumu bilang kalau suaminya dari kemarin belum pulang, ia khawatir takut terjadi apa-apa. Lalu seorang petugas meminta ibumu dan emak untuk menunggu di pos, salah satu petugas berangkat menanyakan hal tersebut ke kantor. Setelah memastikan nama dan divisi bapak. Petugas tersebut menyampaikan bahwa seluruh karyawan disivi tersebut memang harus lembur, karena besok pagi akan ada kunjungan presiden. Setelah tahu kabar itu, ibumu dan emak pulang kerumah. Dan setelah beres semuanya bapak pulang kerumah, sampai dirumah ibumu tetap menyambut bapak dengan baik. Tak bertanya ini itu dengan banyak pertanyaan atau memasang muka cemberut. Nggak, ibumu tidak demikian.
Ibumu tetap melayani bapak dengan baik dan membiarkan bapak beristirahat dengan nyaman. Tanpa bertanya kenapa ndak pulang, bapak lebih dulu menjelaskan perihal tersebut.
Sebetulnya diawal pernikahan laki-laki itu sudah siap untuk mengayomi, mendidik, dan siap untuk memenuhi semua kebutuhan istri dan anak-anaknya nanti. Terkadang yang membuat mereka berubah salah satunya dari pasangannya sendiri. Yang mungkin terlalu menuntut banyak hal dan tidak memberikan rasa tenang itu. Memang manusia tidak ada yang sempurna, demikian juga dengan Bapak ataupun ibumu ini. Namun ada banyak hal kebaikan ibumu yang tidak bisa bapak sebutkan satu persatu. Biarlah bapak banyak doakan untuknya, biar Allaah yang balas dengan banyak kebaikan untuknya. Sekali lagi pernikahan itu adalah salah satu karunia yang harus disyukuri selama perjalanannya. Ujar bapak mengakhiri ceritanya.
Lalu malam harinya aku memutuskan untuk tidur dengan ibu sebelum menjadi istri esok harinya. Sebelum tidur banyak hal yang aku tanyakan, aku tak pernah merasa benar-benar begitu sangat dekat ketika saat itu juga. Salah satunya aku bertanya perihal cerita bapak tadi sore itu, mengapa ibu bersikap demikian dan demikian.
Ibu menjelaskan dengan bahwasanya yang apa adanya, "ketika seorang wanita telah memutuskan untuk menikah, maka seharusnya ia sudah paham perihal hak dan kewajiban serta konsekuensinya. bagaimana jika nanti pasanganku seperti ini, bagaimana jika nanti masuk fase seperti itu. Apalagi ketika seorang perempuan telah menjadi istri maka ia sudah mengerti bagaimana seharusnya berkhidmat untuk suaminya. Jika sudah paham dan mengerti bagaimana seharusnya bersikap, maka sudah sepatutnya kita harus memberi banyak udzur kepada pasangan kita. Saat itu ibu mencoba untuk memberi banyak udzur kepada bapak.
Tidak ada seseorang yang melakukan tanpa ada alasan. Dan bapakmu pasti sedang dikondisi yang demikian. Ibu mencoba belajar untuk mengerti, terkadang tidak semua kondisi bisa berjalan dengan sebagaimana mestinya. Tidak semua kondisi bisa dijelaskan saat itu juga. Pernikahan itu ibadah terlama, dan dalam beribadah tidak semuanya berjalan menyenangkan sesuai dengan keinginan kita kan ya, nduk. Itulah mengapa sabar diperlukan untuk menjalani setiap prosesnya.
Intinya jangan pernah merasa paling capek, paling menderita, paling jenuh, atau paling sibuk. Jika nanti kamu menemukan kondisi yang demikian, cobalah kembalikan ke dirimu sendiri. Saat capek, jenuh dan kondisi tidak baik-baik saja, pasanganmu menuntut banyak hal darimu. Apakah kamu senang? Tentu tidak kan ya, maka diperlukan hati yang lapang untuk mengerti.
Jangan banyak menuntut hak sama manusia, sebab balasan terbaik adalah balasan dari Allaah. Karna kalau banyak menuntut dari manusia, kamu akan merasa capek sendiri dan tidak menemukan ketenangan nantinya. Serahkan semuanya sama Allaah, biar tenang.
Apa yang bisa kamu beri kepasanganmu nanti, berikanlah senampumu. Berkhidmatlah dengan totalitas untuknya, tidak akan sia-sia apa yang kamu berikan. Sebab sekecil apapun upayamu, Allaah melihatnya. Ketika sudah melakukan yang terbaik, jangan berkecil hati bila balasannya tidak sesuai apa yang kamu harapkan.
Berkhidmat itu yang menyenangkan hati suamimu, yang dimana suamimu betah dirumah sebab ia temukan ketenangan dalam rumahnya.
Empat tahun lalu nasihat ini aku simpan ditumblr, ku baca kembali. Dan aku menangis. Sebab memang benar, dalam sebuah pernikahan tidak hanya tentang aku saja melainkan dia juga yang menjadi kita.
Sebagaimana pengertiannya Ibunda Khadijah radhiyallaahu anha yang tanpa bertanya mengapa Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam tubuhnya gemetar dan meminta Ibunda Khadijah untuk menyelimuti Rasulullaah. Yang dengan totalitas berkhidmat dan menyerahkan seluruh harta, jiwa dan hidupnya kepada orang yang tercintanya. Itulah mengapa Ibunda Khadijah radhiyallaahu anha tinggal begitu lama dihati Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam.
Bukan perihal apa yang sudah pasangan berikan kepada kita, melainkan sudah sejauh dan semaksimal apa yang telah kamu lakukan untuknya karena Allaah. Maka mintalah kepada Allaah Ta'ala untuk menganugerahi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah. Sebab rumah tangga sakinah adalah karunia Allaah yang harus terus dipintakan hingga akhir hayat..
للَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ
"Ya Allaah, satukanlah hati kami. Perbaikilah keadaan kami jalan-jalan keselamatan (menuju surga)." - HR. Abu Daud, no 969, dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallaahu anhu.-
Pernikahan itu tidak tegak karena rupa yang elok atau harta, akan tetapi dia tegak dengan agama dan akhlak. (Syaikh Muhammad Mukhtar Asy Syinqithi rahimahullaah)
Akhlak, sabar dan saling mengerti masuk dalam kategori akhlak kan? Maka berakhlak dengan akhlak yang baik. Semoga Allaah menganugerahi kita semua pasangan yang menyejukkan mata dan hati. Yang menjadi penenangan dalam segala kondisi apapun. Allaah anugerahi kita rumah tangga sakinah, mawaddah, warahmah. Sehidup sesurga bersama.. aamiin..
Kontemplasi 9/11/19 - 9/11/23
#tulisan#menulis#pernikahanimpian#pernikahan#rumahtanggamuda#rumah tangga#kebaikan#sabar#saling#sakinah
862 notes
·
View notes
Text
TAPAK JEJAK
Lagi belajar nulis. Kumpulan kabar gembira bagi umat manusia sekaligus pengingat bagi diri sendiri.
Berikut beberapa tulisan tematik yang semoga bermanfaat bagi para pembaca :
#AbaMenulis
Kumpulan tulisan random dan suka-suka. Mau nggak efektif kalimat atau maksudnya, yang penting nulis dulu. Buat jam terbang.
#QuranReviewAba
Kumpulan tadabbur ayat Al-Quran dari buku "30 Days Make It Bettter" & "30 Night Make It Closer" dari Quranreview dan ayat-ayat random.
#CatatanKemenangan
Kumpulan tulisan saat bulan Syawal 1445 Hijriyah sebagai ikhtiar menjemput kemenangan abadi :
Adab Komunikasi Dalam Silaturrahmi
Amanah Rasul
Syahadat Adalah Perlombaan!
Adab Tak Lekang Zaman
Cinta dan Kacaunya Dunia Kita
Kenapa Dakwah?
Overthinking Hari Buku
Satu Alasan Bangkit
#SerialCinta
Kumpulan tulisan yang mencoba tidak bucin tapi mengajak untuk memahami arti cinta sejati :
Realitas Cinta
Absurditas Cinta : Cerita Buku
Seni Menanti Cinta : Cerita Buku
Ibadah Terlama
Cinta dan Perang Suci
Realitas Cinta #2
#DakwahKampus
Kumpulan tulisan perihal dakwah kampus yang mayoritas berdasar keresahan dan pengalaman pribadi :
Soal Waktu
Amal Jamai
Tahu Tempe Dakwah
Teruslah Bergerak
Amal Yaumi
Kemenangan Dakwah Kampus
Pendewasaan
Perbaikan Diri
Dai dan Murrabi
Post Crisis Dakwah Kampus
4 Hal Penting Dakwah Kampus
#MonologPemimpin
Refleksi tentang kepemimpinan dalam rangka mempersiapkan pemimpin zaman :
1. Monolog Pemimpi(n)
2. Ruang Bertumbuh
#CeritaBukuAba
Aku juga menulis buku :
Bahtera Dakwah 2024 (Kumpulan tulisan tentang Dakwah Kampus) Kalau mau membeli, DM saja.
Menyala Kesatuan 2024 (Kumpulan tulisan menyambut Milad KAMMI ke-26) bisa baca di sini.
Tapak Mula 2024 (Refleksi Menuju Separuh Abad) bisa baca di sini
Tidak Bermula Dari 7 Oktober 2024 Membaca sekaligus donasi gas.
Cerita buku yang pernah kubaca, bisa ke sini.
Yang sudah baca bukuku, boleh dong kasih kritik saran
#menyambutkemenangan#seperempadabad#mengerikan#dakwahkampus#pemudaislam#perihalcinta#CeritaBukuAba#catatankemenangan#QuranReviewAba
61 notes
·
View notes
Text
Update Kabar
Rasanya udah lama banget nggak nulis panjang di tumblr. Biasanya cuma screenshot percakapan gue sama temen gue yang agak-agak psikopat. Habis itu gue private karena banyak yang berpikir yang tidak-tidak. Soalnya gue nggak pernah heboh banget kayak gitu ke orang lain.
Gue udah beberapa tahun sering terlihat bijak di banyak tempat. Sebenernya karakter manusia tuh ya berwarna. Nggak se-flat itu. Ada sisi childish dan rame dalam diri gue yang memang nggak bisa keluar ke semua orang.
Bertemunya dua kepribadian itu kayak reaksi kimia. Ketika bertemu dengan orang yang berbeda, reaksi kita bakal beda juga. Gue, kalo ketemu orang yang bisa nangkap imajinasi gue secara langsung, bakal jadi rame dan heboh banget.
Terakhir kayak gini tuh pas masih ada Ibu. Karena selama ini, gue sama Ibu tuh mengkonsumsi bacaan, film dan dongeng yang hampir sama. Jadi kami selalu ramai bercerita. Istilahnya nge-geek bareng.
Ya mungkin ini memang spesial. Tapi tidak semua yang spesial bakal mengarah ke romansa wkwk. Gue tuh kadang pengen sharing percakapan-percakapan lucu kami karena memang lucu. Tapi nggak enak juga kalo misal di-ship. Jadi yhaaa lupain aja.
....Anyway, gue tuh lama nggak muncul di sini karena lagi sibuk produksi game di lab. Ini tuh udah lama banget gue impikan. Pelan-pelan merintis karir lagi di dunia storywriting. Kebetulan gue berencana ambil dua role. Sebagai programmer dan sebagai storywriter.
Nah, setelah cukup lama mencari arah tentang skill menulis gue enaknya dikembangin kemana......akhirnya gue jatuh cinta banget sama Narrative Design di game. Kebetulan gue tuh nemu temen diskusi yang pas banget. Gue tuh cukup lama nggak nemu temen diskusi yang pas. Beberapa kali gue tuh ambil kelas dari penulis-penulis terkenal. tapi dunia gue nggak di sana. Kursus yang gue ambil itu kebanyakan cuma membahas plot, dan perancangan karakter. Sementara di game tuh ternyata persis kayak yang gue bayangin selama ini. Ada world building, karakter, lore, baru ke plot. Dengan model penulisan kayak gini, cerita yang kita tulis tuh bisa ditransfer ke media apa aja.
Jangan tanya gue selama ini kemana aja....10 tahun ngajar baru beneran fokus ke game setahun ini. Balik lagi ke cerita sebelumnya, gue tuh habis ada masalah finansial. Jadi dari 2017 sampe 2022 tuh beneran cuma fokus nyari duit. Nggak fokus ngembangin karir ke arah mana. Sekarang berasa nemu momen buat punya cita-cita lagi.
Sorry ya cerita gue ngalor ngidul banget. Gue nulis di tumblr lagi tuh beneran berasa kayak nemu temen lama wkwk. Pengen cerita buanyaak.
Nah, karena sekarang gue punya temen diskusi, gue jadi happy karena yang dibahas tuh jadi banyak. Kalo ditanya soal cerita, kiblat gue tuh kan K-Drama. Penokohan dalam K-Drama tuh jarak dekat banget. Dalam arti kita banyak menemukan orang-orang yang berhubungan dekat dengan emosi-emosi yang tidak ekstrim tapi variasinya banyak banget. Makanya di K-Drama kita bisa nemu orang-orang trauma tapi hidup dengan baik dan punya social skill yang baik kayak Choi Ung sama Choi Ji Ung di Our Beloved Summer atau Im Eun Seob di When The Weather is Fine.
Sementara temen gue tuh kiblatnya anime. Gue beberapa kali nonton anime yang dia rekomendasiin. Dari situ tuh gue ngelihat bahwa jarak antar tokoh dalam anime tuh banyak yang jauh. Emosi-emosinya ekstrim. Ceritanya pun banyak yang nggak berkaitan dengan mundane life. Alias di Jepang tuh banyak banget genre-genre yang ekstrim.
Gue nggak pengen ngebandingin mana yang lebih baik. Tapi ternyata referensi yang pernah kita lihat tuh ya sangat berpengaruh banget ke cara kita menempatkan perspektif pada cerita.
Contohnya kalo misal kita bicara tentang cinta dalam diam.....
Orang yang terbiasa mengkonsumsi cerita dengan hubungan antar karakter yang jauh mungkin akan berpikir bahwa mencintai dalam diam adalah dengan melihat orang yang kita cintai dari jauh. Tanpa melakukan apapun.
Sementara yang terbiasa mengkonsumsi cerita dengan hubungan antar karakter yang lebih dekat akan berpikir bahwa mencintai dalam diam ya menemani orang yang kita cintai di kehidupan sehari-harinya, ngasih afirmasi, dengerin curhat, tetep ngelakuin act of service cuman nggak pernah confess.
Begitupun dengan konflik. Temen gue tuh lebih suka drama-drama dengan konflik rumit yang membuat penonton penasaran. Sementara gue sejauh ini malah sebaliknya. Gue kelak pengen bikin satu aja cerita yang endingnya udah terspill duluan di depan kayak Drama Thirty-Nine. Karena buat gue, letak kenikmatan cerita bukan dari rasa penasaran. Tapi dari gimana kita ikut merasa hangat dan bahagia melihat perjalanan karakter.
Setiap orang punya style masing-masing. Tapi gue happy banget ketemu orang yang bisa sefrekuensi pas diajak bahas cerita meskipun style kami jauh berbeda.
72 notes
·
View notes
Text
Saatnya naik kelas. Karena jika terus stuck di tingkatan ini kita akan tenggelam. Tenggelam oleh perasaan cukup tau. Tenggelam oleh perasaan sudah paham. Tenggelam oleh perasaan aman. Lalu saat itulah jiwa mati secara mengenaskan.
Ingatlah bahwa zaman tak pernah tidur. Terus bergerak menciptakan penemuan baru. Menciptakan problematika baru. Menciptakan manusia-manusia baru.
Periksa matamu. Air mata yang mengalir selama ini tersebab urusan apa. Sajian hiburan yang dinikmati sejak kemarin berpusar di genre apa. Hikmah yang didapat dari dua bola mata ini telah kau reguk sebanyak apa.
Periksa telingamu. Lantunan apa yang mereka dengarkan. Kabar yang didapati apakah perkara besar dari negri nun jauh seberang atau masih berkisar tentang kegusaran tetangga depan.
Periksa hatimu. Goresan yang melukainya tersebab perkara apa. Luas dan kedalamannya apakah terus bertambah seiring dengan melapuknya usia.
Jika tak ditemukan jawaban yang didominasi oleh kebaikan, segera bersiaplah untuk naik kelas. Karena posisimu saat ini sudah amat memprihatinkan dan rawan tenggelam. Tiga indra itu adalah yang disebutkan dalam Quran. Jadikan mereka indikator baik buruknya keadaan.
Naik kelas artinya kita menguatkan kembali sabuk untuk melawan hawa nafsu yang mendorong pada kemungkaran.
Artinya kita menepiskan keinginan untuk menikmati hiburan yang bersifat semu dan menggantinya dengan menyibukkan diri membaca buku-buku.
Dan arti lain naik kelas yang meluas, yang tujuannya membuat diri lebih berkualitas.
11 notes
·
View notes
Text
103.
Kalau bahagia dan sedihmu harus bergantung karena kehadiran ada dan tiadanya seseorang, sebaiknya lekas direvisi. Kamu pun tahu, bahwa berharap kepada yang bukan selain-Nya hanyalah sumber dari segala kecewa.
Tersebab meletakkan sesuatu kepada manusia bukanlah kabar baik maka sebelum tahun benar berganti, mari bermuhasabah. Apalah arti kehadiran seseorang jika hadirnya pun hanyalah titipan yang kapan saja bisa pergi.
Gantilah. Letakkan harapan dan perasaanmu hanya kepada Sang Pencipta. Semoga dengan itu, jika kecewa datang hatimu lebih lapang dalam menerima pun ketika bahagia menghampiri kamu tidak mengekspresikan dengan cara berlebih lalu lupa mensyukuri.
Selamat terus bertumbuh duhai hati yang mendamba teduh 🌻.
Jeda, 19.00 | 30 Desember 2022.
111 notes
·
View notes
Text
Mode Sibuk
Suatu waktu, akan ada masanya ketika semua yang dekat denganmu berada pada mode sibuk. Yang biasanya memberikan respon cepat atas segala cerita tentangmu. Yang biasanya selalu ada kapanpun disapa olehmu. Yang lazimnya ikut tertawa, menangis, terharu oleh setiap kabar darimu. Pada akhirnya kamu seperti merasa sendiri lagi. Kamu mulai menyadari bahwa hidupmu harus terus berjalan tanpa ada orang yang dulu senantiasa mengiringi. Kamu harus mulai menciptakan bahagiamu sendiri. Atau mungkin mengalihkannya dengan kegiatan yang lain. Meskipun harus dengan bersusah hati, yang terpenting waktu yang kamu miliki tidak terbuang tanpa arti. Ingat, tujuan kamu diciptakan tentu memiliki banyak arti. Masih ada sang pencipta yang menanti, dalam tiap sujudmu lebih dari lima kali dalam sehari.
(Yuree, 100624)
6 notes
·
View notes
Text
Untuk Siapapun yang Membacanya Hari Ini
"Kamu harus lebih berani" katanya. Wajah mu mengernyit, dahi mu berkerut. Raut wajah mu berubah, bibir mu samar melengkung ke bawah. 'Ah, dia tidak tahu apa-apa' ujar mu dalam hati.
Siang itu layar laptop tengah menatap mu, hening. Menampilkan ribuan kata-kata yang harus kamu olah menjadi sebuah rangkai tulisan penuh arti. Kepala mu menata serpihan-serpihan pengetahuan yang kamu baca dari jurnal-jurnal yang penulisnya belum pernah kamu temui. Ruang obrolan mu di WhatsApp dipenuhi dengan nomor orang-orang penting, yang tidak kamu sangka akan sering kamu hubungi hari-hari ini. Jari-jari mu telah lincah mengetuk-ngetuk papan ketik yang nyala mati. Indera-indera telah terlatih mengelola informasi.
Seseorang yang duduk di hadapan mu hari itu, terus berbicara tentang mu dan diri mu. Dihadapannya, kamu tersenyum menyimak setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Setelah hari-hari yang panjang, sebenarnya hari ini kamu telah menjadi lebih berani. Kamu membuka tabungan yang kamu sayang-sayang itu, kamu memulai hidup baru mu, sendiri. Beranjak keluar dari rumah, langkah pertama mu, hari itu.
"Lihat, aku telah berjalan sejauh ini", kamu tersenyum lebar.
Satu per satu doa yang kamu tulis di layar perangkat-perangkat pintar mu itu, kamu tersenyum melihatnya hari ini. Gerak mu kini sangat hati-hati. Kamu tulis semua rencana-rencana, kamu pun bersiap-siap. "Aku mau ini jadi yang terbaik", kalimat yang terus kamu tanamkan dalam hati. Kamu benar-benar telah melangkah sejauh ini. Mengalahkan semua ragu-ragu yang dulu menyelimuti.
"Tuhan, aku hanya menggantungkan harap ku pada Mu. Tolong aku ya, Tuhan" bisik mu di setiap hening lima waktu.
"Hei, kamu telah benar-benar berani." Kamu menenangkan diri, menepuk-nepuk sendiri pundak yang kaku.
Iya, kemarin kamu seperti itu. Kamu mengalahkan semua takut dan ragu-ragu. Kamu berlari dari bayang-bayang kelam masa lalu. Kamu melangkah jauh, sungguh jauh sekali. Aku, bangga melihat mu.
Hari ini, aku lihat sinar diri mu yang redup. Bisik-bisik dari dalam hati mu itu, muncul lagi. Telinga mu berdenging, dan tubuh mu tak lagi seperti hari kemarin. Hari ini aku kehilangan diri mu yang lalu. Aku kehilangan raut wajah penuh semangat yang lekat dengan nama mu. Aku kehilangan jiwa mu yang murni itu. Aku, kehilangan kamu hari ini.
Hei, aku harap kamu tidak berhenti di sini. Aku benar-benar berharap kamu memperjuangkan pilihan mu. Sungguh kamu benar telah melangkah sejauh ini, dan aku benar bangga melihat mu.
"Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar,".. (2:155)
Untuk mu: kita usahakan sama-sama ya.
Surakarta, 11 Juli 2024
3 notes
·
View notes
Text
Beberapa hari yang lalu catch up call sama Diego, teman baikku (yes I think I can say that) selama S2 di Belanda. Lumayan low maintenance tapi berkualitas juga nih ternyata pertemanan kami. Super nggak berekspektasi bahwa akan ada hubungan dengan foreigner yang bisa aku bawa pulang ke Indonesia but I guess I can keep calling him a friend :)
Saling ngasih update kehidupan aja sih, aku cerita soal kerjaanku yang memang lumayan unik n spesifik terus dia komen: “Wow, how did you find a job like that?” Terus ya biasa lah bertanya ini-itu, gimana persiapan nikahan (dia mau nikah bulan Agustus tahun ini), gimana kerjaan, dan gimana kabar mama dan juga kakak-adiknya dia. Terus aku cerita kalau nenekku baru meninggal bulan lalu.
Terus emang aku rencananya mau liburan ke Eropa kan habis nikah, terus dia nanya aku ada Belanda tanggal berapa. Itinerary w memang as ambitious as always, jadi dari 15 hari di Eropa aku sebenernya akan cuma ada di Belanda di 1 hari pertama dan 3 hari akhir haha -_- Aku bilang insyaAllah tanggal 21 aku akan sampe Belanda lagi terus kata Diego that’s the day he’s getting married. Hari Senin, nyatet nikahan di city hall aja, terus pulang deh. Jadi kayaknya 21 malem aku akan mampir ke Gouda untuk dinner bareng as fellow newlyweds.
Abis ngobrol gitu terus jadi kepengen aja beliin wedding gifts jadi kemarin sibuk riset mencari piring keramik yang cukup Indonesia haha. Yang tercakep dan ter-proper menurutku adalah Jenggala, tapi dengan kondisi kantong yang sekarang aku belum mampu nih untuk ngasih kado piring harga 300rb+ sekeping. Jadilah hasil googling-ku membuatku mendarat di pilihan piring berikut:
Aku beli size paling gede yang diameternya 27cm di harga Rp167rb per pc jadi mayan lah. Ternyata ini hasil pengembangan dosen gitu setelah dapet pendanaan dari program Kedaireka-nya Nadiem Makarim. They look nice to me - plus aku juga nyari dong ya apa makna motif kawung haha biar nanti bisa ngejelasin juga soal motif ni piring. Arti batik kawung adalah kemurnian, kesempurnaan, dan kesucian. Berat juga yah.
Yang minat bisa beli di sini.
Anywayyy. Udah menghitung hari nih mau nikah haha.
10 notes
·
View notes
Text
Reaksi Fandy Christian Saat Ditanya Soal Keretakan Rumah Tangga Dengan Dahlia Poland
POROSKOTA.COM – Keretakan rumah tangga keluarga Dahlia Polland dan Fandy Christian menjadi perbincangan publik akhir-akhir ini. Pasalnya, beberapa waku lalu Dahlia Poland mengungkap soal dugaan perselingkuhan Fandy Christian melalui akun media sosial Instagram miliknya. Namun, kedua pasangan yang sudah dikaruniai tiga anak ini belum memberikan jawaban langsung kepada para awak media. Fandy…
View On WordPress
#anak#buah#Dahlia Poland#Fandy Christian#Gosipi#IKN#Instagram#Kabar artis#kamera#keluarga#kutu#Lainnya#media sosial#MUI#Perceraian Artis#Putri Anne#RON#Rusia#selingkuh#wanita
0 notes
Text
Penyakit Kronis Penyebab Remaja Menggunakan Obat-obatan Terlarang
Oleh: Hana Maulida, S.Kesos
Fungsional di DKBPPPA Kabupaten Serang
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang. Sejak dulu narkoba telah menjadi masalah langganan di negeri ini. Saya jadi teringat memori 25 tahun yang lalu. Sambil menunggu film kartun favorit tayang sepulang sekolah, seringkali saya menonton berita kriminal yang tayang sebelumnya. Berita yang kerap menjadi highlight dalam acara tersebut adalah tentang penangkapan pengguna narkoba. Mirisnya, sampai sekarang berita penangkapan pemakai dan pengedar narkoba baik dari kalangan artis, pejabat, dan orang biasa juga masih berseliweran. Bahkan kategorinya bertambah; melibatkan anak selaku pengguna, kurir, bahkan pengedar.
Tepat seminggu yang lalu, saya memperoleh kabar mengejutkan dari seorang ketua pemuda di salah satu kampung di Kabupaten Serang. Ia mengeluhkan tentang maraknya aksi para remaja yang mengonsumsi obat-obatan terlarang di kampungnya. Setelah ditelusuri, ternyata anak-anak tersebut bisa dengan sangat mudah mengakses barang haram itu melalui handphone. Transaksi dilakukan via obrolan di salah satu aplikasi, lalu barang dikirimkan ke tempat yang telah disepakati bersama. Tentu bukan ke alamat rumah atau sekolah, tapi tempat tersembunyi yang sekiranya tidak diketahui siapapun. Selain aksesnya yang mudah, ternyata obat-obatan yang dibeli oleh anak-anak ini juga tergolong terjangkau. Bayangkan, hanya bermodalkan uang sepuluh sampai dua puluh ribu rupiah, mereka bisa memperoleh obat tersebut. Jenis obat yang umumnya dipesan adalah pil koplo.
Kenyataan tentang anak-anak kampung yang tertangkap tangan menggunakan obat-obatan terlarang ini sungguh sangat mengiris hati. Manuver para perusak generasi dalam mempromosikan narkoba benar-benar tak pandang bulu. Tidak hanya orang dewasa yang menjadi sasaran, tapi juga anak-anak. Tidak hanya di kota, bahkan kini sudah sampai di perkampungan. Upaya yang dilakukan juga tak main-main; semakin masif, kreatif, dan inovatif. Mereka memahami betul karakter dari kelompok yang mereka jadikan sasaran, sehingga pendekatan yang dilakukanpun sesuai dengan kebiasaan dan kebutuhan.
Hal ini tentu menjadi tamparan keras bagi kita para pegiat anti-narkoba dan perlindungan anak untuk juga melakukan hal sama. Yaitu meningkatkan kuantitas dan kualitas upaya pencegahan dengan cara-cara yang segar dan mengikuti perkembangan zaman. Jangan-jangan sosialisasi pencegahan yang dilakukan masih menggunakan presentasi beberapa tahun yang lalu, dengan metode ceramah (satu arah) yang membuat audiens mengantuk?
***
Sampai saat ini, pasar terbesar yang menjadi sasaran para pengedar narkoba adalah penduduk usia produktif, yaitu antara 15 dan 64 tahun. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), di Indonesia ada sebanyak 4,8 juta jiwa orang yang pernah memakai narkoba sepanjang tahun 2022-2023, termasuk di dalamnya usia anak. Prevalansinya terus meningkat dari tahun ke tahun, terlebih di masa pandemi covid-19. Tingkat depresi yang tinggi akibat tekanan sosial-ekonomi menyebabkan permintaan terhadap narkoba meningkat. Di sisi lain, penggunaan smartphone pada anak di masa pandemi juga menjadi faktor tidak langsung anak bisa dengan mudah terpapar oleh tayangan gaya hidup bebas hingga akhirnya terinspirasi dan bahkan bisa mengakses obat-obatan itu sendiri.
Menurut KBBI obat diartikan sebagai bahan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit, atau menyembuhkan seseorang. Logikanya, ketika seseorang mengonsumsi obat, artinya ada penyakit yang ingin disembuhkan dari dirinya. Dalam konteks kasus penggunaan obat-obatan terlarang pada anak, tanpa disadari sebenarnya ada penyakit kronis (menahun) yang diidap sehingga mereka berani mencoba mengonsumsinya. Sayangnya penyakit ini jarang terindentifikasi karena dianggap bukan penyakit yang bisa disembuhkan di rumah sakit. Penyakit kronis tersebut antara lain;
1. Kurangnya kasih sayang orangtua
Dewasa ini, hubungan antara anak dan orangtua semakin menunjukkan kerenggangan. Penggunaan gawai yang berlebihan, kesibukan, perbedaan generasi, kurangnya kesadaran untuk belajar tentang pengasuhan, dan konflik dalam keluarga (misalnya perceraian, kekerasan, dll) menjadi faktor penyebab kerenggangan hubungan ini terjadi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fauzia dan Yunita di Jakarta (2020) dengan melibatkan 200 remaja yang terlibat dalam penggunaan narkoba, ditemukan bahwa tingkat kasih sayang dan perhatian dari orangtua memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan narkoba pada remaja. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa komunikasi yang terbuka antara orangtua dan anak dapat membantu mencegah penggunaan narkoba pada remaja.
Sudah menjadi kesepakatan bersama, bahwa ketika anak bermasalah maka yang perlu dimintai pertanggungjawaban adalah orangtua. Tapi kebanyakan kita berhenti pada narasi itu tanpa benar-benar merencanakan langkah yang selanjutnya bisa dilakukan orangtua untuk "memperbaiki" diri dan hubungan dengan sang anak. Karena bukan hanya anak yang butuh perbaikan, tapi juga orangtua.
Solusi dikembalikan pada keluarga/orangtua menjadi keputusan yang pertama dan utama dilakukan. Namun sebetulnya itu menjadi hal yang sia-sia jika keluarga tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Alih-alih menjadi anak yg lebih baik, anak bisa jadi melalukan kesalahan yg sama. Mereka bahkan berpotensi untuk berontak dan melakukan hal yang lebih buruk dari sebelumnya karena dilabel sebagai anak nakal, bahkan dihukum secara fisik dan sosial.
2. Tidak Adanya Pengawasan terhadap Penggunaan Handphone
Sejak masa pandemi, hampir semua anak usia sekolah memiliki handphone. Para orangtua, termasuk dari kalangan menengah ke bawah, rela melakukan apa saja demi anaknya bisa memiliki handphone. Itu semua dilakukan agar anaknya tetap bisa mengikuti pelajaran melalui daring. Namun yang senyatanya terjadi, gawai pintar itu justru digunakan untuk kepentingan lain. Anak yang pada dasarnya memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, dibiarkan berpetualang sendiri. Setiap saat memegang handphone, tanpa pengawasan sama sekali. Konten kekerasan dan pornografi secara tidak sadar mereka nikmati. Akses terhadap obat-obatan terbuka tanpa ada hambatan. Transaksi bisa sukses dilakukan hanya dengan menggoyangkan jemari.
Banyak orangtua membela anaknya yang seharian menatap layar handphone dengan berlindung pada alasan "sedang belajar/ mengerjakan tugas sekolah. Namun mereka tidak pernah benar-benar memastikan apa yang anak lakukan. Disinilah penting bagi para orangtua untuk selalu mendampingi, mengawasi, dan memberikan aturan yang jelas tentang penggunaan handphone pada anak. Ciptakan komunikasi yang dua arah, agar anak tidak merasa dihakimi.
3. Tidak Terfasilitasinya Anak dengan Kegiatan Positif
Dunia anak adalah dunia eksplorasi. Secara alamiah, mereka dilahirkan dengan rasa penasaran tinggi dan keinginan untuk mencoba banyak hal. Anak usia remaja lebih unik lagi. Energi mereka sedang berada di titik puncak. Kondisi psikologis mereka sedang berada di mode labil (berubah-ubah) karena sedang dalam proses pencarian jati diri. Semua itu adalah kebutuhan yang wajib disalurkan. Tidak bisa tidak. Sehingga, jika tidak difasilitasi dan diarahkan pada kegiatan yang positif, pilihan satu-satunya adalah terjerumus kepada hal sebaliknya. Sebab anak remaja dengan segala kelebihan energi dan kelabilannya, akan selalu mencari tempat 'bermain' sebagai sarana aktualisasi dirinya.
***
Tiga 'penyakit' di atas bukan hadir secara tiba-tiba. Tapi akumulasi dari gejala dan ‘penyakit’ kecil yang sekian lama diabaikan. Kasus anak menggunakan obat-obatan terlarang seharusnya menjadi refleksi bagi lingkungan terdekatnya; kira-kira apa penyakit kronis yang diderita si anak sampai-sampai ia mencari sendiri obat untuk menyembuhkannya?
Anak-anak itu masih punya waktu yang banyak. Jalan mereka masih panjang. Beberapa dari mereka bahkan telah masuk ke dalam kategori usia produktif. Mereka-mereka inilah yang kelak memimpin bangsa. Namun apa jadinya jika di periode emas ini justru mereka akrabi dengan obat-obatan. Alih-alih semangat menyongsong masa depan, waktu mereka justru habis untuk berjuang melawan kecanduan. Patah sebelum berkembang.
Tanya diri kita, sudahkah kita peduli dengan anak-anak di sekitar kita; saudara, tetangga, atau anak kita sendiri. Pernahkah kita bertanya pendapatnya tentang sesuatu yang penting, atau memberikannya kepercayaan sehingga membuat mereka merasa didengar dan berharga?
Selamat Hari Anti Narkotika Sedunia. Alih-alih berharap angka penggunaan narkoba di usia anak serta merta menurun, lebih baik kita mulai dengan menjadi pendengar yang baik bagi mereka. Berikan mereka wadah dan kesempatan untuk sibuk dalam hal positif.
Karena generasi hebat mustahil tercipta di bawah pengaruh 'obat'!
*Tulisan ini terbit di Harian Kabar Banten, 27 Juni 2023
11 notes
·
View notes
Text
aku tidak akan lagi bertanya, sebab jika pada akhirnya aku memiliki arti dihatimu. kamu akan memberiku kabar tanpa aku memintanya, tanpa aku bertanya,, tanpa aku menghubungimu lebih dulu. cinta tahu kemana akan pulang, jodoh tahu kemana harus memupuk keshalihan.
216 notes
·
View notes
Text
Sesi Tarbiyah bulan ini membahas tentang "Tadabbur QS Ad-Dhuha". Ketika ustadzah menyampaikan akan bahas ini auto senang, karena jujur Surah ini merupakan salah satu surah favorit diantara surah terbaik semuanya dalam Al Qur'an.
Ad Dhuha termasuk golongan surat Makkiyah yang terdiri dari 12 ayat. Arti Ad Dhuha secara makna adalah “waktu matahari sepenggalahan naik.”
Sebab diturunkannya surat Ad Dhuha adalah setelah beberapa waktu Nabi Muhammad ﷺ tidak mendapatkan Wahyu dari Allah.
Hal tersebut membuat Nabi Muhammad dihina kaum kafir Mekah dengan ucapan “Muhammad sudah tidak dipedulikan Tuhan-Nya”. Kemudian Allah menurunkan surat Ad Dhuha sebagai penegasan bahwa Allah sama sekali tidak meninggalkan Nabi Muhammad. Allah bahkan selalu menjaga utusan-Nya tersebut tanpa terputus.
Beberapa tahun lalu seseorang mengirimkan sebuah video tadabbur QS Ad Dhuha dari YouTube, dia meminta saya menonton video yang berdurasi 9 menit. Benar saja, setelah melihat video tersebut mata saya berkaca-kaca terhadap pesan yang disampaikan didalamnya.
Setelah sesi tarbiyah, saya dan rekan melanjutkan pembahasan tentang makna surahnya dan terbawa dalam percakapan yang mendalam. Sambil makan malam, seorang dari kami berujar "kita pasti tahu tujuan akhir kita ada disana (akhirat) tapi sadar tidak sih kita belum menyiapkan apapun itu termasuk kain kafan, seringkali kita malah takut membahasnya. Saat satu per satu kabar kematian menghampiri kenapa kita malah masih tabu dengan obrolan soal kesiapan".
Ada satu hal juga yang cukup terngiang-ngiang adalah tentang bekal, sebab kita tahu amalan yang tidak seberapa, itupun belum tentu diterima, dosa yang berjibun, ditanya siap sebenarnya jawaban kita akan selalu tidak siap. Dilain waktu, seringkali sinyal kebaikan membuat kita sadar seutuhnya tentang kesalahan atau dosa yang dilakukan, namun lagi kita tidak bisa mengambil kendali diri sendiri dan akhirnya terjatuh lagi dilubang yang sama. Ya Rab, ampuni kami.
Yah kita tidak ingin menjadi hamba yang ditinggalkan Allah..
Seperti yang disampaikan oleh ustazah saat sesi, bahwa kita bisa menjadi hamba yang mustahil ditinggalkan Allah, ketika:
1. mengejar kehidupan akhirat 2. menyakini Allah selalu membersamai 3. peduli terhadap kaum lemah 4. senantiasa menyebut nikmat Allah..
Dari setiap poin di atas adalah penjambaran makna di setiap surah, dan terakhir bagaimana kita menjadi hamba yang selalu bersyukur.
Dimanapun, kapanpun, jika waktunya telah tiba maka pasti akan bertemu "kematian", semoga kembali dalam keadaan beriman, keadaan terbaik, meninggalkan legacy kebaikan yang terus bersemai. Aamiin.
-28 November 2022-
20 notes
·
View notes
Text
Before My Memory Fades
A Blessing in Disguise from "Hospital Staycation"
Jadi, qadarullah dini hari Rabu, 3 Mei 2023 hingga sore hari Sabtu, 6 Mei 2023 kemarin dikasih nikmat sama Allah buat staycation di Rumah Sakit. Yang kukabari memang hanya yang terkait pekerjaan dan aktivitasku di komunitas, karena takut menzalimi orang lain selama ada yang tidak ter-handle. Akumulasi kejadian yang menjadi penyebab dan pemicunya serta bagian sedih-sedihnya kita skip saja. Sebelum berpindah ke tugas lain, sebelum ingatan atas kejadian ini memudar, aku ingin membagikan beberapa hal di tulisan ini. Bismillah, semoga bisa menjadi pengingat untuk diri sendiri pada masa depan nanti. Syukur-syukur juga kalau teman-teman yang membaca bisa mengambil kebaikan dari tulisan ini. Untuk penyebab, yang jelas pasti sesuai dengan perkataan Allah bahwa musibah itu ada unsur perbuatan sendiri yang menjadi penyebabnya.
Selama ini, ke RS seringnya menjadi caregiver alias pendamping pasien. Pengennya juga kalau menjadi pasien, cukup saat-saat kabar bahagia seperti melahirkan anak manusia ke dunia saja nantinya, jika Allah izinkan. Saat harus dirawat, aku langsung ingat pemikiran dan ucapan itu ketika berbincang dengan seorang teman. Benarlah bahwa kita akan diuji dengan ucapan-ucapan kita. Alhamdulillah, Allah mengingatkan dengan cara yang unik begini. Ada banyak hikmah di balik musibah kemarin. Ada banyak hal yang membuatku semakin sadar dan bersyukur. Beberapanya aku bagikan di sini.
Kejadian kemarin menyadarkanku bahwa seharusnya aku semakin bersyukur punya keluarga yang di balik flaws dan segala ketidaksempurnaannya, sangat menyayangiku. Aku yang selama ini kadang abai dengan urusan keluarga, sibuk dengan dunia sendiri karena merasa yang lain sudah punya keluarga dan dunia masing-masing, kembali diingatkan tentang tempatku bermula dan tempatku pulang: rumah. Umak sat set beberes segala macam keperluan ke RS. Apa kooperatif meskipun beliau juga seharusnya butuh pendampingan. Abang ipar dan keponakan tengah malam menempuh jarak puluhan kilometer agar nih bocah bisa segera ditangani dengan tepat. Uti yang mengurus administrasi, semuanya saling membahu. Grup keluarga yang ramai mendoakan. And I'll give extra credits to my Mom. Pada saat suami, anak, dan diri beliau sendiri sebenarnya tidak bisa dikatakan sehat juga, beliau bisa berperan dan bermain dengan sangat cantik. Mohon doakan agar Umak senantiasa diberikan kesehatan dan kebaikan, di sini dan kehidupan selanjutnya nanti.
Aku juga semakin menyadari pentingnya nikmat yang selama ini diberikan Allah dengan cuma-cuma. Kedua tangan untuk memegang dan beraktivitas, yang rasanya taken for granted, baru terasa janggalnya saat dipasang selang infus di tangan kiriku. Beraktivitas dengan satu tangan saja yang bebas ternyata tidak menyenangkan. Apalagi setelah beberapa hari, tangan kiri bengkak dan infusnya dipindah ke tangan kanan. Rasanya semakin sulit, terutama ketika mau ke toilet. Setelah kembali "memiliki" tangan yang bebas bahkan untuk mengetik dengan 10 jari begini, senang sekali rasanya. Alhamdulillah.
Aku juga bersyukur diberi kolega yang mengerti kondisi dan thoughtful sekali bahkan sampai memikirkan jenis makanan yang sesuai untuk aku konsumsi. Aku jadi berpikir, apakah selama ini aku telah memberikan makanan yang halal dan thayyib untuk tubuh ini atau belum, dengan cara yang baik atau belum. Tubuh ini punya hak. Apakah aku sudah menunaikan semua haknya? Kejadian ini jadi semacam wake up call. Oh ya, saat selera makan sudah mulai muncul lagi, aku juga jadi semakin menghargainya. Selama ini, makan ya makan aja. Mindful eating mah masih jauh.
Selain itu, aku juga jadi bersyukur karena pernah mencoba naik gunung dan tidak mandi selama beberapa hari wkwk. Karena ternyata, pada saat waktunya tiba, kita harus bisa menyesuaikan untuk bertahan dengan keterbatasan.
Tentu saja, aku juga semakin menyadari besarnya arti nikmat kesehatan. Rencana-rencana, harapan-harapan, rasanya sulit diwujudkan dengan kesehatan yang terganggu. Semoga nikmat sehat dan sempatnya bisa kita isi dengan hal-hal yang baik, ya. Karena saat sakit, baru terasa bahwa kesehatan itu mahal sekali harganya.
Namun, saat sakit juga aku jadi berpikir bahwa mungkin Allah sedang ingin menunjukkan kasih sayang-Nya dengan cara seperti ini. Aku yang selama ini banyak dosa, Allah berikan jalan untuk menggugurkannya melalui rasa sakit. Hanya saja, ada syaratnya yaitu sabar. Nah, untuk ini entahlah, semoga Allah memaklumi kesabaranku yang setipis tisu ini. Aku juga jadi makin menyadari bahwa diri ini bukan siapa-siapa, dan sangat bergantung pada-Nya. Sedikit saja nikmat yang dicabut, buyar sudah. Tanpa bantuan orang lain, pun, aku bukan apa-apa. Bahkan kemarin-kemarin, untuk ganti baju pun harus dibantu karena tangan tidak bebas. Untuk jaga aurat dengan baik harus dibantu.
Mungkin itu saja dulu yang mau aku bagikan. Setelah ini, rasanya banyak PR dan ketertinggalan yang perlu dilakukan. Namun, lagi-lagi diingatkan untuk mengatur pace dan ingat hak tubuh sendiri. Ada yang bisa kita kejar, ada yang baiknya dilepas dan direlakan saja. Perlebar batas toleransi. Sabar, satu per satu.
Sehat-sehat semuanya. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca sambatan yang semoga ada hikmahnya ini!
Simpang Empat saat bumi diguyur hujan
Ahad pagi, 7 Mei 2023
7 notes
·
View notes
Note
Bolehkah?
aku mencintainya, disertai rasa takutku yang lebih besar karena bisa saja aku pergi terlebih dahulu dalam keadaan menyakitinya ataupun dia yang bahkan lebih mengingat kalimat yang aku ucapkan pertama kalinya entah terakhir kali itu "kita sudah saja ya" daripada bentuk bahagia yang sebelumnya pernah kita lalui bersama.
apapun yang terjadi kita masih tetap bertahan, dan aku tetap mencintainya serta akan mengingatnya sebagai bentuk kebahagiaan, entah dengannya sekarang, semoga selalu terpenuhi hati dan jiwanya oleh kebaikan.
jika keadaan akhirnya kita bisa tetap bersama sampai berpuluh-puluh kalender dari dagunya yang berjenggot, lalu dicukur bersih, lalu bertumbuh jenggotnya, lalu aku masih ingin menikmati hari demi hari dengannya dan isi dunianya, maka izinkan aku mengabarkan tentang "milyar kisah" ini kepadamu.
namun serta segala kemungkinan terburuk tentang aku dan dirinya yang akan terjadi, jika dalam satu tahun atau dua tahun kemudian karena aku tidak memberi kabar apa-apa tentang seseorang yang aku cintai ini kepadamu, bolehkah aku minta tolong, kamu sampaikan pesan kepadanya dengan caramu karena milyana akan tetap mencintai yanuar (sulung yang baik).
terimakasih
#bukanpamitan
Boleh
Apa arti kebahagiaan, Yan? Selain gambar-gambar tentang ingatan yang membuatmu tertawa. Atau harapan-harapan yang membuatmu bersedia mengisi ulang tenaga. Juga lumbung dosa di mana ketika merasakannya, kau cuma kepingin hal itu berlangsung selama apa pun istilah waktu.
Itu salah satu pikiran yang menggangguku saban malam. "Kita sudah saja, ya?" Dan pertanyaan itu seperti kotoran di mataku. Berapa kali pun kubersihkan, ia akan kembali. Menghantuiku. Menumbuhkan ketakutan di kepalaku. Mengancamku, seolah-olah memberitahukan bahwa hanya akulah yang bersalah bahkan di saat aku pula yang paling jatuh cinta.
Tapi itu sesuatu yang sudah lewat, Yan. Kau pun tahu itu. Barangkali, sekarang, aku bisa bilang baik-baik saja. Bagaimana denganmu?
Bagaimana dengan jenggotmu? Kubayangkan ia tak banyak berubah. Mungkin kau pernah mencukurnya habis. Atau menjaganya tetap menjadi jenggot sebagaimana jenggotmu di dalam ingatanku yang menahun dan nyaris kekal.
Omong-omong, berapa tahun kita sudah tak saling berkabar, Yan? Lagi-lagi ini soal waktu, makhluk menyebalkan yang tak pernah mau diajak bekerja sama. Pernah sekali aku meminta tolong kepadanya, "Jika dalam satu atau dua tahun aku tak bisa menemukannya, tolong bantu aku dengan apa pun caramu."
"Milyana yang baik, cintamu kepada Yanuar 'Sulung yang Baik' bukan urusanku. Berusahalah, karena segalanya patut diperjuangkan," kata waktu sambil lalu.
#bukanpamitanjuga
9 notes
·
View notes