#Esai
Explore tagged Tumblr posts
eminusdoleo · 10 months ago
Text
Mendung
Tumblr media
Seperti mendung, beberapa duka tak akan abadi, ia sementara. Akan lewat dan meninggalkan jejak, tapi hidup memang seperti itu. Tak selamanya terang dan tak selamanya juga basah. Kita hanya sepi yang terombang-ambing di antara dua sunyi yang berbunyi
Seperti malam, beberapa kebahagiaan memberikan pelukan, ia melegakan. Akan terus memberimu rasa nyaman, tapi hidup memang kadang seperti itu. Tak selamanya harus bekerja di bawah terik, beradu nasib dengan sempit jalan di antara kemacetan.
Seperti juga terminal, beberapa pertemuan hanyalah sementara, ia fana. Akan membawamu pada perpisahan, pada satu rasa sakit yang nyeri, tapi hidup memang seperti itu. Kamu akan berada dalam keadaan yang menyakitkan, hingga kamu bertemu lagi dengan orang yang kamu sayang.
Seperti gema, beberapa perpisahan adalah pantulan dari suara kita, ia keinginan yang disembunyikan. Akan terus ada sampai kamu diam, akan terus keluar hingga kamu benar-benar mengakui apa yang salah, apa yang tak seharusnya terjadi, dan menyesalinya.
Seperti gunung, beberapa tekad terus ada sekeras batu, ia menjadi tempatmu bersandar. Akan membawa kepada hal yang terjal, tajam, dan seringkali miring. Tapi bukankah itu yang membuat hidup layak dijalani? Yang membuatmu menyadari tak segalanya berjalan datar.
Seperti awan, beberapa cinta akan hilang dihembus angin, ia terbang. Akan membuatmu menunggu pada yang tak pasti. Membuatmu kecewa dan berdebar, membuatmu ragu dan ditipu. Hingga pada akhirnya kamu, aku dan kita, dibuat percaya bahwa cinta sejati adalah pada diri sendiri.
Seperti tulisan ini, beberapa harapan akan berakhir, ia punah. Akan menyadarkanmu bahwa tak segala hal yang kamu inginkan harus dipenuhi. Kita akan belajar untuk menata harapan, memelihara kecewa, hingga pada akhirnya kita bisa hidup tanpa dikendalikan keinginan.
75 notes · View notes
ninossamba · 4 months ago
Text
Menemukan Ketulusan Melalui Ketabahan dan Mandiri
Di persimpangan jalan cinta, kita dihadapkan pada pilihan: menyerah atau bertahan. Saat memilih bertahan, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa cinta sejati membutuhkan ketabahan. Ketabahan ini bukan berarti pasrah, melainkan tegar dalam menghadapi rintangan dan ujian.
Ketabahan ini mengantar kita pada gerbang ketulusan. Di gerbang ini, kita belajar untuk mencintai dengan tulus tanpa pamrih. Ego yang selama ini membelenggu mulai luruh, digantikan oleh rasa ingin memberi dan membahagiakan.
Cinta yang tulus ini mendorong kita untuk menjadi pribadi yang mandiri. Kita tidak lagi bergantung pada pasangan untuk kebahagiaan, tetapi mampu menemukan kebahagiaan dalam diri sendiri. Mandiri ini bukan berarti egois, melainkan kemandirian yang saling menguatkan dan melengkapi.
Di jalan cinta sejati, kita belajar untuk mencintai dengan tulus, tegar, dan mandiri. Ketiga hal ini saling berkaitan dan mengantarkan kita pada kebahagiaan yang hakiki.
11 notes · View notes
herupras · 6 months ago
Text
MENULIS DI-27
apa yang terlintas di kepalamu tentang 27?
saya rasa akan terjadi hal-hal menarik. bahkan film 3 Hari Untuk Selamanya menyinggung tentang fase ini. akan terdengar klise, tapi banyak figur dunia yang nampaknya mengalami hal ngeri di umur ini, seperti Jim Morrison, Jimi Hendrix sampai Kurt Cobain, mereka meninggal di umur 27. banyak sekali keputusan-keputusan tentang hidup yang harus diambil. pekerjaan yang terus merotasi memukul kepala, gaji yang hanya pas untuk hidup sederhana namun cukup (alhamdulillah), merasa kesepian, merasa tidak berguna bahkan dianggap tidak serius oleh pasangan. hal-hal tadi yang membuat saya berpikir jika banyak yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di fase ini, saya rasa hal yang dialami oleh mereka jauh lebih pelik dari sekedar ditinggal pasangan saat sedang sayang-sayangnya. saya mencoba merenungi ini di pertengahan 27, apakah ini semua akan berujung bahagia? saya masih mencari tahu ujung dari semua ini.
hari demi hari saya lewati dengan terus berpikir, mencari kemungkinan-kemungkinan untuk hidup yang lebih syahdu. beberapa kesepian menjadi perangkap, memakan habis isi kepala dari waktu ke waktu. saya tidak punya pedoman yang pasti untuk melalui ini, saya kebingungan sebab semua baru pertama kali saya alami. jika mencoba memahami dari sudut pandang orang lain nampaknya akan terlihat abu-abu, karena setiap pribadi punya caranya masing-masing. saya akui, saya masih melihat dunia dengan santai dan tertawa. sebab dari itu, beberapa saya tanggapi dengan bercanda dan terkesan tidak serius. jauh dari itu, pikiran saya terus berputar memastikan berkali-kali apa yang saya ucap dan lempar ke orang lain sebelumnya apakah bakal menyakiti hatinya. beberapa hari atau minggu kemarin kepala saya penuh sekali. orang yang sepertinya saya cintai dengan kesadaran penuh ingin menyudahi hubungan ini. sebab, di matanya saya terkesan tidak serius dan tidak siap menjalani semua ini. setiap hari saya mencoba untuk memahami segalanya, menunggu dia memberi kabar berita. kesedihan memeluk sekali lagi, berkali-kali. saya sungguh tidak siap untuk menerima kenyataan ini.
semenjak lulus sekolah menengah kejuruan dan semasa kuliah saya sering bercerita tentang perihal hubungan yang lebih serius dengan ibu saya. saya memimpikan pesta yang biasa saja, dihadiri beberapa teman dekat dan kerabat. tapi bagaimana jika dari pihak lain menuntut perayaan yang megah? ucap ibu saya. lalu dia datang dengan menggebu, bercerita tentang mimpinya untuk menjalin hubungan yang lebih serius di usia muda. tidak muluk-muluk, belakangan saya tahu jika dia juga punya pemikiran yang mirip dengan saya, tidak usah terlalu meriah yang utama adalah sakral. entah sebenarnya itu yang ada di kepalanya atau saya yang salah lagi mengartikan itu. saya sempat menanyakan tentang ini ke beberapa teman, beberapa dari mereka bilang jika memang tidak ada yang pernah siap perihal hubungan yang lebih serius. maaf saya membela diri. mereka bilang, memang sudah waktunya. siap tidak siap harus di lakukan. yang bisa saya simpulkan adalah semua hal bisa dikompromikan dan disepakati bersama. selain komunikasi yang baik, mampu memahami ujung komunikasi juga penting. ternyata saya masih belum bisa memahami apa yang dia maksud. sebab, saya masih terlalu dungu untuk mengerti, hal yang dikomunikasikan terlalu general dan nampak tidak mengerucut ke arah saya. tapi ini sepenuhnya bukan salahnya, saya akui jika memang saya tidak inisiatif. seandainya dia mau meminta tolong dan bicara langsung, saya dengan senang hati rela untuk direpotkan. sungguh, saya berusaha untuk bisa diandalkan.
kemarin, nampaknya saya salah lagi memberi pendapat. saya berpendapat jika dia adalah orang yang mandiri, banyak hal yang bisa ia selesaikan sendiri dan tidak manja saya rasa, itu adalah alasan mengapa saya dengan suka rela melanjutkan ini. namun, baginya itu masalah. semenjak kecil dia sudah menjalani hidup yang teramat berat, banyak hal yang membuat dia terpaksa dewasa, mandiri dan kesepian. saya salah lagi, padahal maksud dari itu semua adalah mungkin jika hari-hari yang tidak baik datang menerpa kehidupan kami, dia dengan gagah mampu melewatinya sama-sama. dia berpikir jika sudah menanggung gelisah sedari kecil sendiri, manamungkin jika sudah bersama harus susah lagi. dia memimpikan kehidupan penuh suka cita yang tidak dia dapatkan semasa kecil. padahal bukan itu maksud saya sesungguhnya, bukan. petuah bijaksana tua yang membosankan bilang “roda terus berputar, kita tidak selalu berada di atas.” maksud saya adalah hidup tidak melulu tentang suka cita, kadang ada badai bajingan yang tidak tau waktu datang menyapu habis rumah dan seisinya. paling tidak jika badai itu datang dia mampu mengendalikan itu dan tidak terseret di pusarannya. saya merasa aman ketika tahu jika dia kuat untuk menghadapi pelik ini. memang siapa juga yang menjanjikan hidup bersama yang isinya huru-hara dan ketidaknyamanan? antisipasi perpecahan perlukan?
usaha-usaha yang saya lakukan akan selalu biasa saja di mata seseorang yang memang sudah tidak mau melihat lagi. tapi, sesungguhnya saya masih orang yang sama dengan cinta yang sama hebatnya seperti hari-hari kemarin.
sudah di pertengahan 27, kecemasan makin naik dan memerangi jam tidur. pikiran melayang jauh entah kamana. berkali bertanya tentang hidup macam apa ini? apa jalan ini sudah jalan yang paling baik?
banyak sekali pertanyaan yang tidak saya tahu jawaban pastinya. saya tahu betul ada masalah yang lebih hebat dari ini. tapi sejauh ini, masalah paling berpengaruh dalam hidup saya adalah “kau dijadikan opsi dan seolah dicintai dengan hebat.” saya terus membayangkan jika saya adalah satu-satunya. saya masih mendamba datang hari di mana saya dicintai dengan penuh untuk sekali saja, saya tahu saya memang tidak sehebat itu dalam melakukan usaha-usaha memenangkan hati seseorang dan mudah sekali untuk digantikan. tapi, bisakah saya diperlakukan dengan layak dan hati-hati? ah tapi memang begitulah hidup, semakin kau berharap semakin mudah kau dipatahkan.
sudah jam berapa pagi ini aku tidak mau tahu. menyedihkan, tapi hidup memang penuh dengan kepergian yang tiba-tiba.
sebagai penutup saya mengutip lirik lagu berjudul Timur dari The Adams:
Aku tak bisa menjanjikan surga
Atau bahagia untuk selamanya
Tetapi jika engkau terus percaya
Pasti akan ada jalan
bdg, mei 2024.
3 notes · View notes
adenagatha · 1 year ago
Text
Saujana.
Seberapa jauh engkau memancadang cakrawala kebaikan dan keburukan? Keduanya bersebarangan arah. Namun ternyata mereka bertemu di ujung hikmah. Ketika senang, maka bahagia menjadi padanan kata yang cocok mendampinginya. Ketika sedih, maka derita menjadi padanan kata yang cocok menhampirinya. Keduanya seringkali egois dipilih manusia. Manusia lebih memilih berbahagia daripada bersedih. Padahal…
View On WordPress
3 notes · View notes
foxfairy06 · 2 years ago
Text
Hello and welcome all exclus! This will be a safespace for anyone under the exclusionist umbrella. Gravity knife gays, longsword lesbians, nunchuk nonbinary, battle axe bisexuals, truscum, transmed, trench knife trans, etc.
Amy instigators or trolls woll be blocked for safety!
Tumblr media
3 notes · View notes
wahyuwsdhwn · 4 months ago
Text
Tumblr media
Tak pernah terhindarkan misteri teka teki kehidupan. Akan selalu ada celah yang mengusik pikiran. Entah itu masa depan - masa lalu atau bahkan momen 'saat ini' yang sedang dijalani. Tak ada jawaban yang pasti sedangkan pertanyaan selalu bertubi-tubi silih berganti akan permasalahan yang mendera. Selama dualitas masih terprogram, selama itu juga pertanyaan muncul dan engkau berkelana mencari jawaban sampai di tumpukan jerami teka-teki –
sampai pada akhirnya ketidakberdayaan menimpuk diri, yang tak lain yang diambil adalah kepasrahan akan Takdir.
0 notes
naufal-portofolio · 10 months ago
Text
BUKU
PUBLIKASI / LAIN-LAIN > BUKU
2018
Santri Inteligensia - Santri Writer Summit (sebagai proofreader)
2013
Bulu Mata - Rexy Sukadi (sebagai editor dan proofreader)
2012
Kumpulan Cerita Hujan Buku 7 - Antologi NulisBuku
2011
Jurnalistik for Fun - Hilal Ahmad dan Kru Xpresi Radar Banten
2010
Gilalova: Segila-Gilanya Cinta - 25 Cerpenis FLP Banten
0 notes
sophiainstitute-media · 1 year ago
Text
Sejarah Filsafat: Menapak Tilas Peradaban Sebelum Yunani
Tumblr media
Sejarah Filsafat: Menapak Tilas Peradaban Sebelum Yunani from Blogger https://ift.tt/M37yvU0 via IFTTT
0 notes
zaenight · 1 year ago
Text
Tiktok: zaenighteditz
1 note · View note
jualanbukusastra-blog · 2 years ago
Photo
Tumblr media
INI BUKAN BUKU TENTANG FILM, melainkan ideologisebagaimana tiada yang melebihi film dalam menanggung beban nasionalisme di Indonesia. Sejak pemutaran pertama Darah dan Doa di Istana Merdeka pada 1950; pengalaman Orde Baru yang memisahkan film dari bentuk seni lain, dan mengendalikannya di bawah Departemen Penerangan; sampai masa pasca-Reformasi, tempat Festival Film Indonesia masih terus menjadi ajang pengujian: apakah film Indonesia itu sudah Indonesia atau belum. Bagaimanakah cara mengujinya, ketika konsep identitas, maupun konsep nasional, tidak dapat diandalkan memberi kepastian? Namun apabila konsep pascanasionalisme terandaikan mengatasi kebuntuan nasionalisme, apakah itu berarti konsep film nasional boleh dibiarkan mengambang? Buku ini mengajak diskusi, tentang bagaimana media film telah menjadi ajang pergulatan antarwacana dalam perjuangan ideologis. Seno Gumira Ajidarma, Film dan Pascakolonialisme, 17 Esai dalam dua Bagian, Yogyakarta, Diva Press, Jan 2023, 386 hlm, 120.000 #SenoGumiraAjidarma #FilmdanPascakolonialisme #Esai #EsaiFilm #DivaPress (di Jual Buku Sastra-JBS) https://www.instagram.com/p/CoBbVXQhkTX/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
eminusdoleo · 10 months ago
Text
Cheese Cake
Tumblr media
Seperti cheese cake, cinta semestinya lembut, manis, sesekali asam gurih, membuatmu gembira, tersenyum lega dan membahagiakan. Bukan yang perih, yang pahit, yang membuatmu berpikir apakah saat ini sedang jadi prioritas atau satu dari banyak pilihan. Membuatmu ragu pada diri sendiri, membuatmu lelah, ketakutan dan tak berdaya.
Seperti pagi, cinta semestinya sejuk, haru, sesekali berkabut, membuatmu tenang, merasa tenteram dan melenakan. Bukan yang terik, yang panas, yang membuatmu merasa tak nyaman, membuatmu harus berpikir dan bersiasat, agar tetap sejuk, tetap dingin, dan tak kesakitan.
Seperti rindang pohon, cinta semestinya teduh, segar, membuatmu nyaman, merasa dijaga dan diberi perlindungan. Bukan yang kering, gersang, yang membuatmu harus berusaha keras menjaga apa yang nyaman, hingga pada akhirnya memaksamu untuk mencari yang lebih baik, mencari yang lebih pasti dan akhirnya kecewa.
Seperti pantai, cinta semestinya membuatmu basah, membuatmu merasakan suka cita, membawa kepada langit biru di pagi hari, di ujung horizon dimana samudera dan langit beririsan. Hingga kamu kemudian merasakan sunyi subuh yang perlahan diisi suara kicau camar, debur ombak, gesekan pinus, dan segala yang membuatmu terlena.
Seperti mawar mekar, cinta semestinya indah, warna merah terang, dan memancarkan aroma manis. Cinta seharusnya seperti pesona taman bunga yang memikat hati dan mengajakmu untuk piknik dan makan enak. Bukan yang layu, yang pudar, yang membuatmu merasa terpinggirkan dan tak dihargai. 
Seperti secangkir kopi, cinta seharusnya memberimu kehangatan, getir yang nikmat, dan aroma yang membuatmu bersemangat. Bukan yang encer, yang terasa seperti pasir, yang mengecewakanmu. Atau seperti gula yang manis dan pelan-pelan membunuhmu. Mengintai dari tempat yang tak pernah kamu bayangkan sebelumnya. 
Cinta seharusnya sepertimu, yang indah, yang membuat kata-kata jadi kerdil dan tak punya makna, yang membuatku tenggelam hilang di dalam palung. Bukan yang kusam, yang dangkal, yang membuatmu merasa kehilangan arti dalam setiap detiknya.
40 notes · View notes
polusydiketik · 2 years ago
Text
Lawakan
Cipta angan macam asah katana
Tak jua tuai, tebas kepala
Rasa sakit kala realita yang tak sama
Tuduh Tuhan sebagai dalangnya //
Angkara murka dilibas fantasi
Ratapi hari terduduk dikoyak sepi
Raung tangis coba siram yang hampir mati
Hanya sia yang tumbuh dalam hati //
Ku panjatkan doa harap pada siapa
Jarak pandang tak setajam belati
ku tarik diri dari kumpulan para dusta
Bakar dua, hirup asap daun surgawi //
Ku racik alphabet tuk jadi pil penenang
Sebab gelombang di laut sedang pasang
Jiwa terombang-ambing pada samudera khayalan
Ku tertawa, sebab hidup hanya lawakan //
1 note · View note
driftershunt · 4 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Tom Cruise filming MI8 yesterday in Oxfordshire!!!!!
81 notes · View notes
adenagatha · 8 months ago
Text
Menangkap Hati
Aku melihat, aku mendengar, aku berbicara, aku menyentuh, aku mencium, ternyata aku hanya mengigau. Siapa pun bisa bermimpi sesukanya. Bermimpi untuk menjadi bupati, gubernur, presiden, bahkan dewa sekali pun. Tiada pakem dan batasan mimpi yang dirangkai dalam tidur mendengkur. Setiap dengkurannya pun mengartikan nafas-nafas harapan.  Mimpi katanya setinggi langit. Setinggi langit pun terbang…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
scenesandscreens · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One (2023)
Director - Christopher McQuarrie, Cinematography - Fraser Taggert
"We live and die in the shadows, for those we hold close, and for those we never meet."
216 notes · View notes
foxfairy06 · 2 years ago
Text
Tumblr media
1 note · View note