#Catat Jadwal dan Tempat nya
Explore tagged Tumblr posts
putlie · 2 years ago
Text
One day Trip ke Situ Gunung Suspension Bridge, Sukabumi
Kali ini aku dan 2 orang teman kantor ku iseng banget pengen one day trip ke Situ Gunung Suspension Bridge, Sukabumi. Ide nya gara-gara kita sering lihat video seliweran di Instagram dan juga tiktok, iyesss kita emang korban medsos hihihi.
Akhirnya kami beli tiket kereta hanya selang beberapa hari sebelum keberangkatan. Dan iyah bisa ditebak, kita nggak dapat tempat duduk yang berdekatan hihihii, aku malah beda gerbong sama 2 orang teman kantor ku hihihihi… nggak apa sih, udah biasa juga. Harap maklum lah karena tiket kereta yang kita beli kelas ekonomi seharga 45ribu saja, sedangkan untuk kelas eksekutifnya 80ribu (untuk yang ini, masih banyak tersedia kursinya). Saran ku sih, sebaiknya beli kelas ekonomi saja, karena ini kelas ekonomi premium, dimana kursi nya empuk dan bisa di recline (nggak beda jauh lah sama yang eksekutif). Oh yah, untuk jurusannya pilih stasiun asal : stasiun bogor dan stasiun tujuannya : stasiun cisaat yah. Menurut informasi, stasiun cisaat itu yang terdekat dengan Situ Gunung Suspension Bridge. Jadi jangan sampai salah turun yah.
Tumblr media
Tiba di hari H. Karena kami bertiga tinggal di tempat yang berjauhan, jadi sepakat deh akhirnya ketemuan di stasiun bogor aja. Jadwal kereta kami yang paling pagi yaitu jam 08.20 (jadwal berikutnya 14.20 dan yang terakhir 19.50) dan waktu itu sih jam 07.30an kereta udah standby di stasiun bogor, jadi kita udah bisa masuk deh. Kalau kalian dari Jakarta dan turun di stasiun bogor, harus keluar dulu (tap out) dan nanti masuk lagi ke sisi/bagian stasiun bogor yang antar kota (bukan jabodetabek). Untuk menuju ke Cisaat, Sukabumi diperlukan waktu kurang lebih 2jam lah… kalau di tiket sih tertera jam 10.19 tiba di stasiun Cisaat. Berhubung kami berangkat hari sabtu, jadi kereta tuh full penumpang.
Tumblr media
Pokoknya nggak kerasa deh, tahu-tahu udah sampe aja di stasiun Cisaat hihihii. Alhamdulillah cuaca nya cerah banget pas tiba di stasiun Cisaat, ku langsung order grabcar untuk menuju Situ Gunung Suspension Bridge, Sukabumi. Untuk durasinya sendiri dari stasiun ke Situ Gunung itu kurang lebih 20-30menitan lah dengan tarif 50ribuan. Btw, kalau nggak mau naik grabcar atau gocar, ada banyak angkot kok yang bisa antar sampai ke Situ Gunung, jadi ngga usah khawatir. Dan kebetulan si bapak driver nya ini baik banget, beliau langsung nawarin untuk jemput kita lagi nanti pas pulang. Jangan lupa catat no hp nya hihihii.
Tumblr media
Pas tiba di gerbang Situ gunung, kita diharuskan membayar tiket kontribusi sebesar 18,500/orang. Nah untuk masuk ke tempat wisata nya, ada 3 pilihan jalur : Jalur hijau. Jalur kuning dan jalur merah. Untuk detailnya bisa liat foto dibawah yah….
Tumblr media
Tumblr media
Aku dan 2 orang teman kantor ku mengambil jalur hijau dengan paket paling lengkap dan jalur lebih pendek. Bagi yang belum sarapan, lumayan loh dapat welcome snack kalau kalian ambil yang jalur hijau hihihii… rasa nya juga lumayan kok menurut ku. Dan untuk ukuran weekend (hari sabtu), masih terlbilang nyaman.. ramai tapi masih dapat tempat duduk.
Tumblr media
Tumblr media
Selesai menyantap welcome snack : baso, singkong rebus, bubur kacang hijau dan teh hangat. Kita melanjutkan perjalanan dengan sedikit tracking... untuk menuju ke jembatan gantung yang pertama.
Tumblr media
Menurut ku sih untuk jembatan gantung yang pertama ini nggak terlalu seram, jembatannya masih agak lebar dan nggak terlalu goyang kalau menurutku hihihi. Aman lah... cuma yang bikin sebel itu, yang ber grup dan berhenti luamaaa di tengah jembatan hihihii serasa jembatan milik mereka. Bukan apa-apa sih, cuma menutup jalan jadi nya kan hihihii. Btw, kalau yang takut ketinggian, mungkin bakalan serem melewati jembatan ini hihihii.
Tumblr media
Disini ada air terjunnya juga loh... bisa main air... tapi nggak pas di air terjunnya... boleh main air nya di aliran sungai yang letaknya nggak jauh dari air terjunnya. Tapi kalau menurut ku sih, kurang enak untuk main airnya. Btw, suasana disini tuh kayak di tengah hutan gitu, adem hihihii. Abis ke air terjun kita lanjut tracking tipis-tipis yah... sehabis itu ngantri keranjang sultan dong hihihihii... lumayan rame, dan kita antri untuk naik keranjang ini 1 jam dong hihihi. Tapi karena ada temennya, jadi yah nggak berasa, dinikmatin aja yah kan. Sayangnya ku hanya ambil video pas dikeranjang sultan, jadi nggak ada foto-foto nya. Mungkin bisa googling aja biar nggak kepo hihiii. Oh iya, didalam sini ada banyak pedagang makanan kok, jadi nggak usah khawatir kelaperan hihihii... untuk harga juga masih normal/standar menurutku.
Tumblr media
Nah ini adalah jembatan gantung merah yang menurutku seremmmmm. Kenapa serem? karena lebar jembatannya kecil banget dan goyang-goyang banget kalau kita jalan hihihihiii. Jadi pas melewati jembatan ini, yang ada kita berdoa mulu hihihi.
By the way, fasilitas di Situ Gunung ini menurut ku sih OK banget.. selain karena ada banyak toilet (penting banget nih buat aku yang beseran hihihi), toiletnya pun bersih.
Dan bisa menginap juga loh disini... berminat kah?
Biaya yang dihabiskan :
Start Stasiun Bogor
Tiket Kereta Parango Bogor-Cisaat PP : 90ribu (one way 45ribu)
Grabcar Stasiun Cisaat - Situ Gunung PP : 40ribu (one way 60ribu : 3org = 20ribu/org)
Tiket Gerbang masuk : 18.5ribu
Tiket Jalur Hijau : 100ribu
Makan siang : 50ribu
Total : 298,500/org
Murah banget kan?....
1 note · View note
ceritatanpasebuahnama · 3 years ago
Text
Tawakal Tingkatan Pertama,
Hari ini adalah jadwal ketiga kalinya untukku kontrol ke sebuah klinik. Tentu hanya akan ditemani mas Ali, harus dan selalu. (Terima kasih ya mas karena senantiasa membersamaiku ketika aku sakit ❤)
Sementara Yahya, tersebab beberapa alasan, seperti biasa akan dititipkan pada seorang santri putri yg aku percayai bisa menjaganya. Begitu pikiran sederhanaku.
Sepanjang perjalanan menuju klinik, sungguh menjadi bagian yg agak kurang mengenakkan.. Nyut2an, nikmat. Semoga ini adalah nikmat bersama gugurnya dosa-dosaku. Aaamiin.
Sesampainya di klinik, klinik amat sepi. Hanya aku dan mas yg duduk di ruang tunggu pasien yg lenggang. Hingga seorang staf memberitahu bahwa sang dokter sedang tidak berada di tempat, ia tengah melakukan kunjungan pada seorang pasien. 'Oh bisa request dikunjungi juga toh, wah lumayan ya kalau misalkan nanti sakit dan tidak bisa datang ke klinik bisa minta dokter untuk datang ke rumah!' begitu pikirku lalu segera aku catat nomor klinik nya.
Lama menunggu..
Selain kontrol sakit utamanya, sebetulnya badanku juga sedang tidak fit, agak pusing dan lemas.. sepertinya karena telat makan, padahal masih aktif pula menyusui. Karenanya, aku bersandar ke kursi yg tidak begitu empuk, sementara mas pergi keluar untuk menerima telpon dari rekan kerjanya. Agak lama, mas kembali menghampiriku, menawarkan untuk membeli ice cream dan cemilan kesukaan ku sebarin menunggu. Sepakat, kami berjalan ke toko sebrang klinik dengan santai.
Sesampainya di klinik, rupanya sangat dokter sudah kembali, aku diperiksa. Dan berahirlah kontrol hari itu dengan saran rujukan ke dokter yg lain.
Sepanjang kontrol itu, sempat terbesit beberapa kali di benakku, dan sesekali aku gumamkan tanpa mengharapkan jawaban mas yg sedang berada di sampingku: Yahya gimana yaa.. Anteng ga ya? Rindu.
Tak bersamanya beberapa jam ternyata serindu ini. Aku menerka nerka, apakah ia tengah tertidur pulas atau justru tengah menangis? Apakah ia lapar atau justru sedang asyik bermain? Tapi pikiran itu tak begitu mengganggu.. Karena aku tau betul santri putri ini InsyaAllah bisa menjaga Yahya, ia terkenal pandai menenangkan bayi. Paling Yahya tertidur pulas atau sedang bermain dengan riang, seperti biasanya. Tenang..
Sesampainya di pesantren, dengan kepala yg masih terasa pusing aku berjalan menuju Kobong Cinta 3 sementara mas masih sibuk memarkirkan sepedah motornya, hingga aku menyadari bahwa Yahya sudah berada di belakangku, tidur digendong oleh santri itu. Aku segera menghampirinya dan mengaguminya, betapa ia amat menggemaskan, rindu sekali.
Sederhana, pergi ke klinik dengan tenang.. Menitipkan Yahya pada seorang santri putri yang aku percayai. Tanpa dibayang2i kondisi anak sholeh yang tengah menangis atau rewel.
Iya, setenang itu..
Demikian pula dengan tingkatan tawakal pertama.. Layaknya diriku yg menitipkan Yahya pada seorang wali yg aku percayai (santri putri itu). Bayangkan, betapa tenangnya hati.. Jika kita bisa menyerahkan segala urusan kita pada Allah yang Maha Mengetahui diri kita, yang Maha Menguasai diri kita.. Allah pemilik alam semesta bersama segala isinya.
---
Cibiru, 11 Agustus 2021
1 note · View note
spektrummasa · 5 years ago
Text
Mengenal Diri: Mulai aja Dulu
Semua orang memiliki ceritanya sendiri dalam melangkah, dan itu gak salah
16 hari lalu, salah seorang teman saya inisiatif untuk membicarakan sebuah project antologi buku. Menawarkan kepada saya, bersama kubaca, untuk mengajak orang-orang menulis bersama dimasa pandemi ini. Mengisi waktu selagi #dirumahaja.
Saya meng-iya-kan tawaran-nya, hmmm atau lebih tepat disebut sebagai tantangan-nya. Seperti biasa Saya langsung membuat to-do list untuk merealisasikan itu. Hal pertama tentu, poster publikasi, saya catat pada lembar to-do list, dan sejak hari itu hingga hari ini, ia hanya lah sebuah catatan dan baru bisa saya coret setengahnya hari ini.
Lucu, ketik saya melihat to-do list yang harus saya lakukan tiap pagi, daftar pembuatan desain publikasi antologi buku itu selalu saya baca. Tak jarang pada beberapa hari tertentu saya masukan pada jadwal harian untuk diselesaikan di hari tersebut, tapi akhirnya tetap sama, pada akhirnya yang saya saya lakukan adalah memindahkan to-do list itu ke hari berikutnya.
Saya tidak mengerti apa yang merasuki jiwa saya, karena setiap kali saya berencana mengerjakan poster itu, selalu ada tekanan dalam diri untuk tidak melakukannya, padahal banyak waktu luang yang bisa saya gunakan untuk mengerjakan poster tersebut.
Saya coba selidiki satu satu, dan muncul sebuah asumsi, bahwa saya sepertinya masih belum bisa komitmen untuk menjalankan program mandiri, bukan perintah, bukan permintaan, apalagi dengan tidak adanya pihak yang dirugikan ketika tantangan ini tidak dikerjakan. Bahkan sejauh ini teman saya  tidak menanyakan progres-nya yang membuat saya berkesimpulan bahwa mungkin tantangan ini tidak terlalu penting bagi-nya.
Sampai hari ini saya masih resah, apa yang harus saya lakukan agar saya bisa mengerjakan poster itu. Ide sudah ada, saya namakan METAMORFOSA, sebagai ungkapan bahwa waktu yang kita habiskan di rumah akan mengubah kita menjadi individu yang baru, yang lebih baik tentunya. Hanya tinggal melangkah pada pembuatan desain, namun berat sekali.
Akhirnya Saya coba untuk menghubungi teman saya, lalu mengatakan ide dari judul antologi buku yang akan dibuat beserta filosofinya. Kita melakukan percakapan, sedikit diskusi, dan akhirnya saya mengarahkan pembicaraan untuk membentuk komitmen pada diri Saya. “Oke aku coba beresin besok ya”. Saya ucapkan itu, tepat pada pukul 20.15 WIB tanggal 20 april 2020.
Hasilnya?
Tumblr media
Saya berhasil menyelesaikan rancangan desain Cover Buku beserta Rancangan Poster yang akan di-posting melalui Instagram, tepat pada pukul 23.00. Rencananya besok akan saya lanjutkan dengan konten posternya juga.
Saya belajar beberapa hal dari pengalaman ini.
Pertama, bahwa Saya ternyata perlu sebuah ikatan untuk bisa lebih berkomitmen pada tujuan, saya tidak bisa sendiri, saya akan kesulitan jika menjadi pemimpin paling atas, saya perlu tempat untuk bergantung. Saya juga sadar bahwa kapasitas kepemimpinan saya masih perlu ditingkatkan lagi, dan akan saya tingkatkan kedepannya.
Kedua, untuk memulai sebuah langkah, yang perlu dilakukan adalah memulai, apapun yang bisa kita lakukan dalam melangkah. Ketika saya telah melangkah, saya akan lebih mudah untuk melakukan langkah kedua dan seterusnya. Terkadang saya merasa bahwa langkah pertama sangat sulit dan berat, dan jika perasaan itu muncul, yang perlu dilakukan adalah, membuatnya menjadi langkah langkah yang lebih kecil sehingga terasa untuk lebih mudah dilakukan.
Rencananya, pembuatan antologi ini akan berjalan selama ramadhan, siapapun boleh ikut. akan dicetak dalam bentuk digital lalu disebarluaskan secara gratis.
Terakhir. Apakah kamu tertarik untuk menjadi bagian dari buku ini? selain kontributor tulisan, kemungkinan kami masih membutuhkan ilustrator di setiap bab minimal, atau jika memungkinkan, ada si setiap halaman judul tulisan. Selain ilustrator, pembuat layout dan pengoreksi tata bahasa masih belum terisi. Jika kamu tertarik untuk menjadi bagian dari buku ini, kita bisa membicarakannya lebih lanjut^^.
Thanks...
9 notes · View notes
iyasabd · 5 years ago
Text
Tiga minggu kerja di rumah
Halo. Kali ini gue mau mencoba menuangkan apa yang gue pikirkan dengan lebih runut dan jujur. Biasanya gue membalut opini gue dengan tulisan absur sok berprosa, yang maknanya bisa di tafsir sendiri sama yang baca. Kali ini gue mau beneran bercerita, buat ngetes, apakah gue cukup bisa menyampaikan apa yang gue pikir dan rasa dalam sebuah tulisan. Jadi gini
Sejak 12 Maret lalu, kantor tempat gue bekerja sudah menerapkan WFH alias kerja dari rumah. Pengumumannya berangsur, dari yang tadinya hanya simulasi 2 hari, lalu beneran dalam satu periode yang panjang yaitu 1 bulan, lalu diperpanjang lagi jadi total 2 bulan lebih. Minggu ini adalah minggu ketiga gue kerja dari rumah. Gimana rasanya? Kompleks. Nanti gue jelasi satu-satu ya kenapa rasa kerja di rumah tuh kompleks.
Sedikit menengok kebelakang, gue udah kerja di kantor gue ini sejak November 2017. Karena emang kantor gue startup, sebenernya kerja di rumah bukan sesuatu yang baru. Kami dibebasin buat melakukannya, asal bertanggung jawab. Ngga dijatah boleh maksimal berapa kali WFH dalam satu minggu. Emang kantor gue juga pada dasarnya ngga ada absen. Yang artinya kehadiran bukan jadi tolak ukur utama kinerja. Nah, disituasi yang dari 2017 ngebebasin karyawannya kerja di rumah kapanpun, sejauh yang bisa gue inget, gue ga pernah ambil hal itu buat beneran kerja. Sebisa mungkin gue menghindarinya. Kenapa? Karena gue emang ngatur diri gue buat ngga nyaman sama situasi kerja di rumah. Gue tau itu bakal nagih, dan jatohnya bikin gue malah ngga kerja. Gue bikin aturan yang mayan jelas, kerja ya di luar rumah. Sedang di rumah, tempat gue buat istirahat, main, dan ngabisin waktu sama keluarga. Sampailah Maret ini musibah pandemic datang. Yang demi kebaikan bersama, kantor-kantor di Jakarta bikin aturan buat karyawannya kerja di rumah. Termasuk gue. Mengejutkannya, gue bisa bilang kalo gue lumayan survive tiga minggu ini. Ini beberapa hal yang jadi catatan buat gue sendiri, gimana gue bisa melewatinya.
Butuh adaptasi. 
Seperti memulai semua hal baru, butuh adaptasi. di gue ini beberapa hal yang perlu gue sesuaikan di kondisi kerja dari rumah sekarang. Pertama, ngga ada waktu comute setiap harinya. Apa fungsi waktu comute ini? Di gue ini waktu transisi. Mempersiapkan diri buat siap kerja. Gue bisa menghabiskan waktu untuk ngecek e-mail, lihat jadwal meeting, nyiapin materi buat report. Seringnya gue pake buat baca-baca medium, dan tentu saja hiburan sosial media. Hilangnya waktu comute ini, bikin gue ngga tau transisi apa yang harus gue pake buat gue switch jadi mode kerja. Gimana gue menyiasatinya? Syukur-syukur gue dibantu tim yang sepakat untuk bikin morning meeting. Pas gue masuk kantor seperti biasa, ngga ada nih morning meeting. Jadi si morning meeting ini buat waktu tatap muka santai, membahas apa aja. Seringnya ya kalo ada kerjaan kantor yang mau dibahas, kita akan bahas disini. Tapi juga ngga jarang bahas kondisi masing-masing, diskusi berita, bahas hal random. Dan akhir-akhir ini, kami lagi berusaha biar morning meeting ini lebih tematik sehingga bisa lebih bermanfaat dan terarah. Dari diadakannya morning meeting ini, gue jadi punya waktu transisi. Jadi waktu persiapan buat switch gue emang ditarik jadi lebih pagi. Yaitu jam 09.00 gue udah kudu mandi. Sehingga pas jam 09.30, gue udah di mode transisi menuju mode siap kerja. Kenapa mandi jadi momen penting, karena dengan mandi gue ngerasa gue akan mencapai sesuatu atau memulai sesuatu. Sama sarapan. Itu juga gue jadiin default buat gue mempersiapkan mode kerja. Gue denger juga ada temen yang tetep berusaha dress up, buat mempermudah switch ke mode kerja. Setiap orang mungkin punya trik yang berbeda.
Kedua, supervisi yang lebih minim dari biasanya. Ini levelnya sebenernya ngga jauh dari kondisi gue kalo masuk kantor. Karena emang kantor gue yang startup ini udah mayan bikin budaya kerja yang mandiri. Tapi ini beneran minim yang kontrol supervisor beneran hanya lewat komunikasi maya. Yang mungkin, bisa aja jadi ngga efektif. Kita ngga tau kondisi rumah setiap karyawan kaya gimana. Ini yang jadi variabel tambahan komunikasi maya bisa efektif atau engga. Di gue, beruntungnya lagi, atas langsung gue cukup komunikatif. Bisa dibilang beliau pas. Kuncinya adalah gue update dia duluan buat progress yanga ada, dan hambatan yang gue temui. Jadinya orang- oreng terinform dengan baik.
Ketiga, inti dari kerjaan gue yang sebenernya kudu ketemu orang-orang demi mendapatkan insight, sedikit mengalami perubahan metode. Diminggu pertama, gue kudu ketemu sama stakeholder yang lagi kerja bareng gue. Ngejelasin situasinya. Sambil nanya apa yang berubah dari sisi mereka. Lalu gue sama tim riset mikirin skenario terbaik buat tetep mendapatkan insight, meski dengan cara tidak tatap muka langsung. Ya, gue lumayan berprevilise disini karena bisa menghindar dari pandemic dengan kerja dirumah. Salam hormat buat temen-temen yang tetep kudu kerja diluar karena keharusan. Kunci disini sampaikan pros dan cons nya ke siapapun yang sedang kerja sama kalian, tentang situasinya, dan cari jalan bareng-bareng.
Sedikit hal yang bisa gue catat agar kerja di rumah tetap sehat jiwa dan raga. 
Pertama ya buat raga, kudu tetep olah raga. Banyak home work out di youtube dan isntagram. Aplikasi juga banyak. Bahkan beberapa kantor ngadai video call buat olah raga bareng. Enak juga kalo bisa dilakuin sama temen-temen. Di gue, agak masih nakal dikit, gue lari sekitaran komplek. Kalo bisa diwaktu yang komplek masih sepi. Pagi atau malam hari. Concern pointnya adalah bikin suasanya tetep awas sama pendemic ini. Jangan sampe dengana adanya kalian lari di luar, ada anggapan “ah, masih ada yang lari. Situasinya ngga segawat itu” jangan sampe. Makanya gue sebisa mungkin lari pas sepi. Agak masih nakal tapi lumayan win-win. Buat sehat raga yang lain, gue beli meja kerja. Dua hari pertama kerja di rumah, pinggang gue sakit karena kerja di meja yang duduknya di lantai. Itu bikin postur aga bongkok. Akhirnya nyari meja 200ribuan di  Tokped yang merubah posisi duduk gue. Ternyata ngga cuma bikin pinggang ngga sakit, tapi juga bikin semangat kerja gue nambah 2 poin karena meja nya bikin conditioning kerja better.
Selanjutnya buat bikin sehat jiwa, break, entertainment, conncection. Ini tiga hal yang mesti banget biar kita tetep sehat jiwa. Break disela kerja itu penting banget! Inget situasi di kantor dulu buat melepas jenuh 10 menit beli kopi di vending machine atau turun ke bawah. Atau sekedar tawaf satu kali lalu balik lagi? Nah ini sama kaya gitu. Di gue, gue pake buat ngecek ngokap dan adek-adek lagi ngapain. Mereka yang aktivitasnya lebih lowong biasanya unik2 kegiatannya. Seringnya masak, nyoba resep dari cookpad. Nyokap kadang lagi telfonan sama murid-murid TKnya yang cimit-cimit. Jadi break gue pake ngobrol barang 5-10 menit. Atau ya main HP, rebahan bentar.
Lalu hiburan. Ini ngga jauh beda sama fungsis hiburan saat kerja masih di kantor. Yaitu buat refresh. Makanya dilakuinnya kudu kalo emang wkatu kerja udah selesai. Rewardlah. Netflix dsb. Jangan sampe nonton dan jenis hiburan lainnya blur sama kerjaann ya. Misal ditengah kerja lu sambil nonton netflix. Ngga salah si, cuma gue ngerasa itu lebih risky. Nanti jadi susah misahin waktu kerja dan hiburan. Gitu.
Sama selanjutnya adalah ngobrol. Berkoneksi. Ini emang terkesan aneh. Apalagi gue yang dari dulu ngga pernah ngomong telponan lama-lama sama orang. Tapi ini jadi sebuah keharusan. Check temen, keluarga, orang-orang disekitar kita. Mungkin sedikit bikin perasaan lonely ilang.
Wah jadi panjang. Tapi intinya gitu. Besok Senin, akan jadi minggu keempat gue kerja dirumah. Sudah mulai mastering, tapi masih making effort. Bentar lagi tantangan baru datang lagi yaitu puasa. Ngga tau deh bakal kudu menyesuaikan kaya gimana lagi. Tapi yang ini, dipertahanin dulu aja. Sehat-sehat kalian!
1 note · View note
adelzahara-blog · 7 years ago
Text
Band Hardcore Madball Bakal Manggung di Indonesia, Catat Jadwal dan Tempat nya
Adel Zahara Band Hardcore Madball Bakal Manggung di Indonesia, Catat Jadwal dan Tempat nya Artikel Baru Nih Artikel Tentang Band Hardcore Madball Bakal Manggung di Indonesia, Catat Jadwal dan Tempat nya Pencarian Artikel Tentang Berita Band Hardcore Madball Bakal Manggung di Indonesia, Catat Jadwal dan Tempat nya Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Band Hardcore Madball Bakal Manggung di Indonesia, Catat Jadwal dan Tempat nya Madball bakal hadir pada ajang JakCloth 2017 di Gambir Expo Arena PRJ Kemayoran pada 7 Desember 2017 http://www.unikbaca.com
0 notes
longlifelearners · 6 years ago
Text
Kehamilan Kedua
Heu.. dua puluh bulan pernikahan, Barakallah. 
Cerita kehamilan dan persalinan pertama masih ketumpuk di kepala, belum dituliskan. Nanti dulu, ada cerita lain yang lagi pengen saya bagi. Semoga menjadikan pengalaman dan pelajaran yang bisa dipetik hikmahnya..
Awal bulan Desember, perut saya sakit. Rasanya seperti nyeri haid di perut bagian bawah pusar. Dan saat itu saya memang sedang haid (haid pertama setelah nifas dari kelahiran anak pertama). Tapi sakit perutnya masih saya abaikan, ah paling ini nyeri haid biasa, apalagi masih awal-awal setelah lama nggak haid. ASI pun masih lancar, nafsu makan juga nggak berkurang, aktivitas ini itu seperti biasa juga enjoy aja (ya beberes rumah-belanja-masak-ngurus anak, dll). 
Setelah pekan pertama. Enam hari haid dengan kondisi nyeri perut yang sakitnya datang pergi, kemudian haid berhenti sekitar delapan hari. Setelahnya saya haid lagi. Dan saya ngga begitu perhatikan siklus yang ngga teratur begini, lagi-lagi mikirnya udahlah paling karena masih haid pasca nifas, palingan belum teratur.
22 Desember 2018. Karena positif thinking nya ya udah begitu aja, saya dan suami berangkat ke jawa tengah sesuai planning karena udah jauh-jauh hari nyiapin tiket kereta dan segala persiapan kita liburan.
25 Desember 2018. Ketika menikmati liburan, nyeri perut nya muncul lagi. Bahkan yang sekarang nyeri nya lebih hebat. Semakin naik ke semua bagian perut. Lagi-lagi yang muncul cuma perasaan menyepelekan, mungkin karena telat makan, jadinya sakit itu makin bertambah.
26 Desember 2018, 9 pagi. Sampai di suatu waktu karena sakit yang luar biasa hebat, suami kekeh bawa saya periksa. Cek jadwal dokter obgyn (karena saya punya riwayat SC, kepikirnya pergi ke obgyn) dan semua full pasien. Semua dokter sedang cuti pasca natal. Iya, ini kan di kota kecil, praktik dokter tidak sebanyak di kota-kota besar. Mau ngga mau harus pergi ke IGD dan cek problem di perut saya. (hiks, baru muncul rasa was-was ada apa nih..). Rasanya makin mual ketika ada makanan yang masuk. Saya cuma bisa berbaring untuk nyelimur rasa sakitnya. 
1 siang. Saya ditemani suami dan budhe yang pensiunan perawat berangkat ke IGD RSI Fatima Cilacap. Saya diminta berbaring, perut saya langsung diperiksa pake stetoskop gitu, di teken-teken dikit, dan langsung berasa sakit di bagian kiri bawah. Ya Allah, ini kenapa? Si Dokternya bilang sepertinya ini gastritis, insayaallah bukan masalah rahim. Alhamdulillah, saya masih bersyukur banget denger itu, karena sebelumnya saya udah dapet statement penguat dari budhe sepertinya ini maag, bukan problem yang begitu serius, minum obat InsayaaAllah sembuh.
Dokter jaga IGD tetap menyarankan untuk USG, supaya terjawab apa problemnya. Dirujuk lah ke poli obgyn, sempet antri dua jam dengan menahan rasa sakit yang sudah ngga tau gimana jelasin nya (hiks), dan kepikiran ninggal anak di rumah, akhirnya saya kebagian pemeriksaan. Seperti biasa, kami sampaikan keluhan dan riwayat awal mula nyeri perut, siklus haid, dan riwayat lahir anak pertama beberapa waktu lalu. 
4 sore. ‘Ibu USG dulu ya’ kata dokter. Ketika di USG, terjawab sudah semua keluhan. Bukan maag. Kami perhatikan monitor USG, rahim saya sudah penuh dengan air (istilahnya air, padahal itu darah). Iya, pendarahan di dalam rahim akibat Kehamilan Ektopik Terganggu (KET), kehamilan di luar kandungan. Kaget sambil nahan sakit, kepala langsung berat banget, tangan berasa dingin, dan lemes. Astaghfirullah. 'Ibu, ini harus segera ke lab dan cek PT, saya yakin ini positif hamil, tapi dengan kondisi yg seperti ini harus segera tindakan, janin harus diangkat'
Saya hamil? Kan kemarin haid, dok?
Bukan, itu bukan haid. Itu pendarahan akibat kehamilan di luar kandungan. Dan darah yang keluar itu sudah alarm dini atas kondisi di dalam rahim. Saya buru-buru menuju lab dengan suami yang selalu on di samping saya sejak berangkat ke IGD. Hasilnya positif, saya hamil. Ini berita menyenangkan, tapi saya ingin menangis sejadi-jadinya. Ya Allah, berikan yang terbaik, yang terbaik. Begitu saja kalimat yang saya ucapkan dalam hati. Berjalan kembali menuju poli, pandangan saya mulai kabur. Jangan sekarang kalo mau pingsan, tahan, tahan dulu sampai di ruangan. Saya shock! yang tadinya saya berasa kuat, mendengar kabar itu kepala jadi berat tak karuan.
Mendengar kabar janin harus diangkat, saya masih berasa linglung, belum pernah berhadapan dengan hal semacam ini, ngga sempat diskusi ini itu dengan suami, kondisi saya yang pucet, dingin, dan sempat pingsan, akhirnya dokter langsung menyarankan operasi malam itu juga (pertimbangan pendarahan yang makin menjadi). Ternyata usia kehamilan nya sudah lima minggu,bukan waktu yang sebentar, dan luar biasanya si janin tetap tumbuh di saluran tuba. MasyaAllah.. Keinget surat ali imran jadinya
“Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS Ali Imran:6
Iya udah gitu, pasrah. Mencoba kuat dengan dzikir dan doa. Kalo memang yang terbaik adalah dengan operasi KET, maka harus. 
Dari RSI Fatima, saya kembali dirujuk ke IGD kebidanan RSUD Cilacap. Ini pertama kalinya, dan suami menguatkan saya untuk banyakin istighfar, doa, ikhlas. Ya Allah belum ada jangka waktu satu tahun, tapi Allah sudah ijinkan saya masuk ruang operasi lagi. 
Menjelang Maghrib di IGD Kebidanan. Bidan dan perawat langsung menangani saya, pasang infus, kateter, tensi otomatis, dan selang oksigen. Pasrah lagi, cuma itu yang bisa saya lakukan. Dengan BB saya yg termasuk dibawah rata-rata (42kilo), perawat lumayan kerepotan pasang jarum infus. Saya ngerasain empat tusukan jarum di tempat yang berbeda, salah satunya sempat pecah karena shock. Qadarullah. ‘Ibu bilang ya kalo ada keluhan, dokter masih ada jadwal operasi, mungkin sekitar setengah jam ke depan’
Suami saya menghampiri, saya melihatnya, ada banyak kata yang kelu untuk disampaikan, berat menyampaikan padanya terlebih dulu. Dia melihat saya, dan bilang, “ngga apa-apa sayang, bismillah ya”. Saya sembunyikan tangisan dalam hati, bukan saatnya jadi rapuh, dia sudah yakin saya kuat menghadapinya. Saya cuma bilang, Sadiid ya Mas. (anak saya yang pertama).  
Setengah tujuh sampai jam 9 malam. Masuk ruang operasi, dan keluar sekitar dua jam kemudian. Sakit luar biasa itu berganti sakit pasca operasi, sama-sama nyeri tapi ngga sehebat nyeri di awal. Kaki mati rasa, tenggorokan kering, dan bertahan dengan peralatan yang sama sebelum masuk ruang operasi. Dokter bilang pendarahan di dalam sudah mencapai kantong ukuran 500cc. Dan qodarullah, saluran tuba sebelah kiri saya pun harus di potong karena ruptur (robek/pecah) karena ukuran janin yang membesar di dalam saluran yang kecil. Alhamdulillah ngga sampe transfusi darah, tapi tetep yaa.. operasi apapun pasti beresiko. 
Dini hari. Kaki saya mulai bisa gerak, kata perawat tekanan darah sudah mulai normal. Saya dapet kabar dari rumah kalo Sadiid ngga mau minum susu formula, jadi saya harus pumping ASI meskipun untuk duduk pun belum bisa. Sejak itu saya pumping ASI paling tidak 2-3 kali sehari. Alhamdulillah Allah masih mudahkan semuanya, dan kabar baiknya, Sadiid ngga begitu rewel dititip ke adik-adik saya selama saya menginap di rumah sakit. Ah, kangen nge-gendong, cium pipinya, mandiin, nyuapin, kangen semuanya. Tapi saya harus bersabar dengan pemulihan pasca operasi ini.
29 Desember. Saya diperbolehkan pulang, dengan membawa pesan dokter yang sudah pasti harus dilakuin untuk pemulihan. “Makan protein yang banyak, minum air putih, banyak aktifitas ringan seperti jalan pagi, dan setelah pulih, coba diskusikan untuk segera pasang KB ya”
Kami catat semua itu. Saya lega bisa pulang, rumah sakit membawa suasana yang kurang nyaman.
Saya langsung flashback ke belakang, ambil poin hikmah nya bareng suami. Ada rasa penyesalan yang kami rasakan karena pasca SC anak pertama, kami tidak menyegerakan program KB. Bukan tidak mau, lebih memilih untuk menunda menggunakan. Ternyata Allah berikan cerita istimewa seperti sekarang ini. Untuk kasus KET sendiri sebenernya termasuk langka (10% dr berapa persen kondisi kehamilan), dan penyebabnya pun berbeda. Hanya saja KET dengan pendarahan harus segera ditangani. Ah, sebulan lalu, saya masih ‘merasa’ kuat naik turun tangga, bersepeda, gendong Sadiid, jalan kaki sana-sini, padahal sedang mengantongi darah dalam perut secara perlahan. Allah Maha Baik menghadirkan semua ini. 
5 notes · View notes
vierta · 7 years ago
Text
Come true.. ^^
Sebagaimana janji saya pada posting sebelumnya, kali ini saya ingin berbagi cerita ataupun pengalaman saya dalam melamar beasiswa S2 di Jepang-Korea, hingga akhirnya saya diterima di Kookmin University, Republic of Korea. Yeay, Alhamdulillah :D Dan saya juga mau mengucapkan terima kasih banyak untuk temen-temen yang sudah mendoakan saya di posting sebelumnya *maaf balesnya di sini aja ya hehe*, dan juga untuk temen-temen yang lain, bantuan dan doa kalian sudah lebih dari cukup buat saya *terharu :’).
Baik lanjut yaa, sebelumnya teman-teman perlu tahu terlebih dahulu mengenai kunci dalam menggapai cita-cita.
“Four things to make your dreams come true:
1. Dua
2. Hard work
3. Patience
4. Faith on Allah”
Itu adalah keempat kunci yang dengan jitu mengantarkan teman-teman menggapai impian. Tidak percaya? Saya sudah membuktikan, dan memang benar adanya :D
Jadi yang pertama adalah berdoa. Maksudnya adalah, teman-teman harus mengkonsultasikan terlebih dahulu mimpi tersebut kepada Allah. Istikharahkanlah. Berdoalah kepada Allah dengan meminta petunjuk-Nya. Kalau dulu saya berdoa, “Ya Allah, Engkau mengetahui apa yang hati saya inginkan. Ya Allah, jika studi lanjut ke Jepang adalah yang terbaik bagi saya maka dekatkanlah, namun jika pilihan itu buruk untuk saya maka jauhkanlah.” Saya pun mengiringi doa itu dengan berusaha meluruskan niat, meniatkan apa saja  yang saya usahakan murni karena Allah (Lillahi ta’ala). Mengapa? Karena dengan begitu, perjalanan saya nanti akan senantiasa diberkahi Allah dan tidak menjadi sia-sia.
Kedua, adalah kerja keras. Nah di sini saya akan menyinggung sedikit mengenai tips untuk mendaftar beasiswa S2. Tips ini bukan dari saya seorang, melainkan dari teman dan senior saya yang sudah sangat banyak membantu saya :D. Jadi, kalau kemarin saya lebih memfokuskan diri mendaftar beasiswa S2 ke Jepang. Pertama yang harus temen-temen persiapkan adalah, informasi mengenai beasiswa itu sendiri. Temen-temen harus advance keponya tentang informasi beasiswa, cari tahu syarat atau dokumen yang diperlukan buat daftar ke beasiswa sasaran. Biasanya info-info tersebut ada di web resmi universitasnya, atau di web berita beasiswa. Nah ada satu dokumen yang dibutuhkan hampir untuk semua beasiswa, yaitu sertifikat kemampuan Bahasa Inggris. Kalau saran saya biar efektif dan aman, temen-temen ambil tes TOEFL iBT atau IELTS. Mahal memang, sekitar 3 jutaan, dan temen-temen harus mempersiapkan diri belajar jauh-jauh hari sebelum tes. Tapi kalau temen-temen sudah punya sertifikat TOEFL iBT atau IELTS ini, insya Allah bisa daftar beasiswa ke mana aja. Sedangkan untuk syarat dokumen lain, biasanya menyangkut passport, akta kelahiran dalam Bahasa inggris atau Jepang, transkrip nilai dan ijazah kelulusan dalam Bahasa Inggris, surat rekomendasi dari almamater universitas, letter of acceptance dari Professor di Jepang hingga future research plan dan statement of purpose yang perlu dipersiapkan dengan baik. Hal yang penting lainnya ketika kepo informasi beasiswa adalah, catat deadlinenya baik-baik. Temen-temen harus bisa membuat timeline untuk mempersiapkan dokumennya, karena mengurus kelengkapan dokumen-dokumen itu bisa memakan banyak waktu (kalau kemarin saya bisa sampai 1-2 bulan), tapi bisa cepat juga tergantung rezeki teman-teman :)).
Berhubung karena selama mendaftar beasiswa Jepang, saya nggak lolos administrasi karena nggak dapat-dapat LoA dari professor wkwk langsung saja saya alihkan ke mendaftar beasiswa Kookmin University Korea ya -_-”. Jadi kemarin saya mendaftar di Jang Reasearch Group, Laboratorium of Energy and Nanomaterials Science, Department of Applied Chemistry, Kookmin University. Di sini hanya ada dua program yang ditawarkan yaitu Doctoral atau Combined Master & Doctoral. Kalau Master saja tidak ada. Beasiswanya meliputi tuition fee dan living cost ~700.000 won / bulan (sekitar 8 juta rupiah), mengingat biaya hidup di Korea tidak begitu mahal. Nah tahap pertama proses rekruitmen anggota lab adalah seleksi berkas. Kalau kemarin buat tahap awal dokumen yang diperlukan cuma CV, transkrip nilai dan ijazah S1, dikirim ke alamat email yang bersangkutan sampai tanggal 27 September 2017. Setelah itu akan ada pemberitahuan kalau berkas kita sudah diterima dan akan diseleksi, selama menunggu pengumuman peserta diharapkan “kepo” terlebih dahulu mengenai riset di sana dan menyusun statement of purpose & research plan. Karena merasa belum pasti ketrima, saya menunda tugas itu wkwk nah ini jangan ditiru. 
Tanggal 2 Oktober 2017, saya dapat email pemberitahuan bahwa saya lolos tahap berikutnya *Alhamdulillah* yaitu tahap interview, melalui skype pada tanggal 11 Oktober 2017 pukul 17.00 waktu Korea Selatan. Deg, waktu itu saya belum mempersiapkan apa-apa, karena masih merasa belum yakin. Langsung deh saya balas emailnya untuk konfirmasi jam, serta id skype. Dan sudah saatnya saya mulai mempersiapkan diri, salah satunya banyak-banyak nonton course atau fim Bahasa inggris tanpa subtitle, biar lancar Bahasa inggrisnya ^^, sama mempersiapkan research plan. Hari H pun tiba, dan wawancara di mulai.
Tips kalau mau wawancara lewat skype, pertama cari tempat yang menurut teman-teman paling nyaman, terhindar dari kebisingan. Kalau ada keluarga di rumah, bilang dulu ke keluarga dan minta restunya agar dimudahkan, terutama ke orang tua ya :)) Selain itu juga gunakan koneksi internet yang stabil, jaman sekarang hal ini udah gampang dicari apalagi semenjak adanya 4G LTE, skype antara Korea dan Temanggung pun lancar :D
Kembali lagi ke tahap interview, di tahap ini kalau yang saya simpulkan, interviewer ingin mengenal lebih jauh tentang teman-teman. Jadi di sini teman-teman diarahkan untuk memperkenalkan diri, background riset teman-teman, sampai motivasi untuk lanjut studi. Ada lagi tentang research plan, misal temen-temen tertarik mau riset apanih besok di sana, dll. Kurang lebih isi interview tahap 1 kemarin begitu. Karena background riset saya fisika jadi saya nggak begitu banyak menjelaskan tentang research plan, dan interviewer tidak menanyakan lebih jauh tentang itu. Kira-kira interview tahap 1 kemarin memakan waktu hingga  21 menit 45 detik. Selanjutnya saya diberi tahu pengumumannya minggu depan. Jadi persiapakan dengan baik, menerima semua keputusan. Kalau ngga lolos ngga apa karena masih ada beasiswa lain yang ditawarkan :D
Tanggal 16 Oktober 2017, saya dapat email lagi. Ya, pengumuman hasil interview kemarin. Alhamdulillah saya lolos lagi. Untuk tahap berikutnya adalah tahap assignment, jadi kita diberi 2 paper tentang thermoelectric dan diminta buat ngeringkas paper itu dalam ppt. *Saya udah ada feeling, mesti tahap berikutnya nanti diminta presentasi -_-”*. Nah setelah selesai pptnya, saya submit ke email 1 jam sebelum deadline wkwk. Merasa lega, karena sudah menyelesaikan tugas dengan baik, menurut saya.
Seminggu kemudian saya dapat email lagi, nah kan ternyata saya diminta interview tahap kedua untuk mempresentasikan summary yang sudah dibuat. Saya dapat jadwal presentasi tanggal 26 pukul 22.00 waktu Korea Selatan. Di interview tahap 2 ini memakan waktu sampai 2 jam 30 menit -__- lama ya? iya karena saya di sana dibantai, wkwk hampir setiap point yang saya tulis di ppt dimintai pertanggung jawabannya *serem kan, apalagi pertanggung jawaban di akhirat nanti :O ?* Ternyata konsep yang saya pahami masih rancu, jadi waktu interview banyak dibenerin konsep yang betul gimana. Ada lagi, bukan cuma presentasi tapi di interview kali ini interviewer juga menilai kompetisi dan kesungguhan saya kalau nanti diterima. Pertanyaannya macam-macam dari rencana menikah gimana, kalau nanti hamil risetnya gimana, solusinya mau pilih hamil atau menunda kehamilan, apakah ada rencana keluar dari riset kalau tertekan dll. Walaupun dibandrol dengan banyak pertanyaan yang hmmm cukup menggetarkan hati waktu menjawab *alay ya, namun di sesi ini ada pelajaran yang juga saya tangkap. Kalau memang saya serius berkecimpung di dunia sains, passion saja tidak cukup, karena yang dibutuhkan adalah persistent (kegigihan) dengan setiap kegagalan maupun ujian yang datang nantinya. Dan juga studi lanjut di Negara orang terutama Korea itu berbeda sama di Indonesia, di Korea kalau memang salah, Profnya nggak segan-segan menegur bahkan di depan orang banyak. Jadi harus punya mental baja, mau dikritik, dan mengambil hal positif dari kritikan itu. Dan lagi, habis dikritik jangan kelamaan ngedown, harus cepat bangkit, dan berjuang lagi.
Nah begitu gambaran umum waktu saya diinterview. Ini bukan untuk nakut-nakutin ya, tapi biar temen-temen paham dan mempersiapkan diri.
Setelah tahap interview ke dua, saya diminta menunggu untuk hasil akhirnya. Nah di sini tugas temen-temen setelah ikhtiar adalah bersabar. Saya juga begitu. Sabar, siap sama semua keputusan Allah, dan saya nggak ambisi lagi kayak dulu waktu ngelamar ke Jepang. Ibaratnya kita selow aja yang penting percaya sama Allah. Temen-temen harus percaya, Allah lebih tahu apa yang terbaik buat kita, dan rencana Allah jauh jauuuh lebih indah dari yang bisa temen-temen bayangkan. Jadi, keep your faith on Allah. Dan akhirnya, tanggal 29 Oktober kemarin, jam 7 lebih, saya dapat email kalau saya lolos diterima di lab Jang Research Group, Kookmin University. Masya Allah, alhamdulillah, ikhtiar selama ini ternyata nggak sia-sia.
Insya Allah, tahap ini menjadi tahap awal dari perjalanan panjang saya nanti. Perjalanan menjadi insan yang lebih bertanggung jawab.
Dah closingnya gitu aja kali ya, wkwk karena tiba-tiba ngga punya ide mau nulis apa. Yang penting temen-temen, selain ke empat jurus jitu tadi, ada hal yang perlu temen-temen ingat baik-baik.
“Sukses tidaknya seseorang hanya begantung pada dua hal, taat atau tidaknya dia kepada Allah dan orang tuanya”
Jadi :)) Stop nakal. Jadilah anak baik, insya Allah nggak akan rugi dunia-akhirat ^^
Semoga yang membaca ini diberi kelancaran dan diberkahi Allah untuk setiap urusannya ke depan aamiin :))
9 notes · View notes
nasahind · 5 years ago
Photo
Tumblr media
CAPITAL MARKET SUMMIT & EXPO JAKARTA 2019 is coming! Yuk catat tanggalnya dan jangan sampai kelewatan. . 📆 Tanggal : 23-24 Agustus 2019 🎡 Tempat : Assembly Hall 2 & 3, Balai Sidang JCC (Jakarta Convention Center) 💰 Biaya : FREE! Syarat & Ketentuan Berlaku 🎪 Acara : Expo, Capital Market Seminar & Talkshow, Career Center, Stage Performance and Entertainment, dan DOORPRIZE! . Peserta pamerannya siapa aja? Pembicara & Jadwal Talk Show-nya?? . Nah, nantikan informasi selanjutnya di @idx_event ya Sobat IDX! Follow ya supaya gak ketinggalan #CMSE2019 #MauMulaiKapan #YukNabungSaham (di Jakarta, Indonesia) https://www.instagram.com/p/B0_J1RZptWC/?igshid=1rf9k3zskxc3u
0 notes
blablapret · 8 years ago
Text
#NHW2: Pro-Mom Check List
Apa sih ini? Hahaha pasti pada bingung. Ribet banget judulnya. Di tugas ke dua perkuliahan Ibu Profesional ini, saya dititahkan untuk membuat sebuah CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME sebagai seorang PEREMPUAN. Artinya, apa saja yang harus ada pada dalam diri perempuan sehingga ia bisa dikatakan sukses, sebagai pribadi, sebagai istri, dan sebagai ibu. 
Ini unik karena indikator ini berbeda pada setiap orang. Dan ga bisa dicontek. Karena dalam penyusunannnya, kita wajib menginterview klien utama kita, yaitu suami dan anak. Tapi karena Tabina baru 1 tahun dan saya ga ngerti jawabannya pas saya tanya, “Tabina, ibu yang keren itu yang kaya gimana sih menurutmu?”, akhirnya saya skip dulu sesi Tabina dan lanjut wawancarai bung Suami. ;p
Secara formal kita terus belajar tentang hak dan kewajiban suami istri. Tapi pada tataran ini, kita di-push untuk membangun komunikasi produktif dalam keluarga inti. Seperti kali ini, awalnya suami hanya mesem-mesem ditanya, “menurutmu istri yang sukses itu yang kayak gimana?”. Dia tampak berpikir keras namun tak kunjung menjawab, akhirnya saya ganti pertanyaannya, “oke, istri idaman kamu yang kayak gimana deh?”
Obrolan yang sangat jarang terjadi ini justru bisa membantu saya untuk memperbaiki diri. Bukan terobsesi untuk menjadi sempurna, tapi belajar mencintai pasangan sesuai kebutuhannya. Saya jadi teringat buku “Menikah dengan Bahagia”, karangan sepasang suami istri yang sekaligus mereka adalah konselor pernikahan, yaitu Indra Noveldi dan Nunik. Di buku itu dijelaskan, banyak pasangan yang berpisah dimana masing-masing mengaku ‘sudah memberikan yang terbaik’ pada pasangannya, tetapi pasangannya itu seperti tidak menghargai apa yang sudah mereka berikan. Padahal definisi “terbaik” itu sangatlah subjektif, hasil dari reka-reka mereka pribadi. Jarang ada yang menanyakan langsung pada pasangannya, apa yang sebetulnya mereka butuhkan. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda untuk dicintai. Jadi yang benar adalah bukan memberikan yang terbaik, tapi memberikan apa yang dibutuhkan pasangan.
Tugas ini membantu para suami mengutarakan apa yang ia inginkan tapi sulit (atau bahkan tidak terpikirkan untuk melontarkannya). Dan hasil interviewnya juga membuat saya kaget. Dari hasil interview, ternyata selama ini yang membebani pikiran untuk menjadi istri/ibu yang baik hanyalah persepsi saya sendiri (yang terbentuk dari judgement orang sekitar). Bahwa istri itu harus pintar masak, sambelnya enak, well dressed, rumah rapi jali selalu, menjaga bentuk tubuh, endebla endeble. Namun ternyata list teratas dari kebutuhan suami adalah... ingin sering-sering ditemani ngobrol! Well, endebla-endeble itu juga penting sih..tapi untuk menuju ke arah sana, basic neednya yang perlu diberesin duluan kan? Terimakasih ya PRnya walau nyusahin tapi berguna. Hihi. Kelak kalau Tabina udah bisa diajak ngobrol, saya akan menanyakan hal yang sama.
....
Akhirnya ada beberapa point yang saya catat. Saya pikir jika daftar ceklis harian ini dijadikan sebagai deadline, maka saya akan merasa tertekan. Jadi saya membuat ini sebagai daftar pembiasaan. Bahwa tujuan akhir adalah membuat ini sebagai habits yang baik. 
Meluruskan niat bahwa ini adalah upaya untuk perbaikan diri agar lebih diridhai suami, anak, dan tentunya Allah. Lagi-lagi, It's all about priority. Saya pikir saya pun bukan super-woman yang harus segala bisa, kemampuan kita terbatas, waktu kita terbatas, tapi kalau kita sudah punya skala prioritas, ini akan menjadi lebih mudah
Misalnya saya diberi 3 buah jeruk dan 1 liter beras. Semuanya harus bisa masuk ke dalam 1 toples. Tentu kalau beras dulu yang dimasukkan, jeruk menjadi terbuang. Maka, tentukan dulu apa yg penting. Saya pilih jeruk dulu, baru beras.
1. Jeruk pertama adalah saya sebagai Pribadi. Dari sekian banyak trial and error, saya mendapati bahwa akar kesuksesan saya sebagai pribadi adalah ketika saya bisa memenuhi hak-hak Allah sebelum saya memenuhi hak Orang lain, termasuk hak bagi diri sendiri.. Saya merasa jika saya terbangun dini hari, lalu saya thajjud, tilawah, dan membaca dzikir pagi, lalu konsisten sampai malam shalat fardhu tepat waktu..rasanya saya diberikan keberkahan waktu. Keberkahan waktu adalah bisa melakukan banyak hal bermanfaat di waktu yang sangat sedikit. Rasanya waktu lapang, padahal sedikit.
Selain itu, kedekatan saya dengan Allah bisa membuat saya lebih tenang dan ikhlas menjalani berbagai tuntutan. Sumbu kesabaran rasanya lebih panjang. Lebih banyak bersyukur dan sedikit mengeluh.  Pokoknya banyak banget kebaikan yang saya dapatkan.
Maka dari itu Indikator checklist sebagai Hamba Allah yang sukses adalah, saya harus mampu;
□ Bangun sebelum shubuh (setiap hari) □ Tahajjud (3x/minggu) □ Dhuha (3x/minggu) □ Tilawah (4  hlmn/hari) □ Dzikir pagi petang (setiap hari) □ Halaqah 2x/bln □ Kajian ke mesjid 1x/bln □ Kajian online 1x/minggu □ Murajaah 1 ayat/hari
2. Jeruk kedua saya adalah sebagai seorang istri
Setelah berdiskusi dengan suami, Alhamdulillah beliau tidak banyak menuntut istri itu harus begini atau begitu. Bahkan tidak ada sama sekali permintaan bahwa makanan harus enak atau segar, atau rumah harus dalam keadaan rapi, tapi permintaan beliau lebih banyak ke Quality time dan lebih romantis aja (ketawan yak saya kagak ada romantis-romanisnya wkwk). Dan karena permintaannya sangat sedikit, akhirnya saya yang membantu menjabarkannya
A. Membuat hati merasa tenang
Saat suami pergi atau pulang, buat keberangkatan dan kedatangannya menjadi lebih ringan.
Memakai parfum setiap hari di dalam rumah.
Bertanya dulu kepada suami sebelum melakukan hal-hal besar, bahkan jika mau keluar rumah.
Mempercayakan kepada suami jika sedang ada masalah, cerita, minta pendapat dll. Jangan dipendam sendiri terlalu lama.
Sharing tentang apapun yang terjadi di hari ini. Minimal sebelum tidur atau kapanpun sempatnya. Setiap hari.
Menjadi “the-reminder” buat suami. Hapalkan jadwal rutinnya. Ingatkan jadwalnya jika beliau lupa.
B. Quality time
Karena pekerjaan saya dan suami berkaitan dengan gadget, saya dan suami bersepakat untuk meluangkan waktu minimaaal seminggu 2 x (sabtu & minggu) untuk berlepas diri dari gadget (smartphone, laptop/pc) dan beraktivitas bersama dalam rentang waktu 3 jam (18.00-21.00). Quality time ini tidak hanya untuk kami berdua tapi juga diusahakan melibatkan anak. 
Saya bagi Quality time menjadi QT primer dan sekunder. QT primer/kudu ada itu seperti tilawah bareng, murajaah bareng, tahajjud berjamaah, ke kajian masjid bareng, dan denger video tausiyah bareng.
QT sekunder; outing, ngegambar bareng, masak bareng, beres-beres rumah bareng, dinner, nonton bareng. Ya ini fleksibel waktunya.
Terakhir, sebagai closing, suami bilang. “Oia, satu lagi. Aku mau istri yang.. bahagia”. Nah yang ini agak abstrak tapi bisa dibreakdown kok. Jajan baso dan esgrim sering-sering yeey :D
3. Jeruk ketiga sebagai seorang IBU.
Karena Tabina belum bisa ditanya-tanya, saya susun ini berdasarkan literatur2 dan juga kesepakatan dengan suami. Bahwa sebagai seorang ibu yang baik, saya harus memenuhi kebutuhan fisik, emosional, kecerdasan (baik motorik maupun kognitif), serta spiritual untuk anak saya.
A. Kebutuhan fisik
Pokoknya dalam waktu sehari, anak saya harus makan 3 kali (sarapan + 2 makan berat). Dengan asupan menu 4 bintang (karbo, protein hewani/nabati, serat, lemak). plus buah-buahan dan susu. Note: kurangi cemilan tidak bergizi seperti kerupuk dan penguat rasa. 
Mandi 2x (pagi & sore)
Ganti pampers setiap sehabis mandi pagi & sore (pkl 15.00) & sebelum tidur (8 malam),
Tidur siang minimal 1x sehari
Baju anak dalam keadaan wangi dan bersih. Pastikan jika anak sudah banyak berkeringat/lembab untuk selalu mengganti bajunya dengan yang kering.
Cek keadaan kulit anak secara berkala karena anak saya memiliki beberapa alergi yang bisa terlihat dari kulitnya.
B. Kebutuhan psikis/emosional
Banyak memulai dialog dengan anak. Membiasakan Komunikasi produktif. Ajari anak untuk bisa mengutarakan keinginannya dengan bahasa sederhana.
Ajari anak untuk menunjukkan perasaannya dengan cara yang baik. Baik senang/tidak senang. Bahagia/sedih. Marah/kesal/kecewa.
Belajar menjadi pendengar yang baik bagi anak
Membiasakan diri untuk selalu mengapresiasi usahanya dalam hal sekecil apapun.
Untuk tahap perkembangannya sekarang, lebih banyak mengenalkan bermacam-macam emosi kepadanya, baik melalui game ataupun story telling
Mengajarkan kemandirian untuk kebutuhan dasarnya, seperti makan sendiri, belajar toilet training, dsb
Lebih ikhlas meluangkan waktu untuk bermain bersama dengan anak. Lebih sabar. Dan lebih banyak memohon petunjuk Allah agar dijadikan ibu yang shalihah dan bisa memahami anaknya dengan baik.
Sering2 memeluk dan mencium. Menumbuhkan trust-nya kepada orang tua dan lingkungannya.
C. Kebutuhan stimulasi kecerdasan anak 
Untuk kecerdasan bahasa, anak distimulus melalui storytelling/dongeng, sebelum tidur setiap malam. Alat peraga yang dibutuhkan; buku, gambar, poster/printables, ataupun video edukasi.
Untuk kecerdasan kognitif, kami menjadwalkan berkunjung ke perpustakaan minimal 1 kali/bulan. Menyusun learning plan per minggu, membuat portofolio, dan mempublishnya di social media khusus Tabina (@heytabina). Sebagai Ibu, saya harus mengalokasikan waktu untuk menyiapkan alat, bahan, dan ide. Membuat tabel berdasarkan indikator tumbuh kembang sesuai usianya. Saya juga harus aktif di komunitas Home Education terutama pre-school.
Untuk kecerdasan motorik, kami menjadwalkan kegiatan outdoor seminggu sekali untuk melatih motorik kasarnya, Tidak perlu ke tempat mahal, bisa memanfaatkan taman-taman ibu kota yang free access dulu. Sedangkan untuk motorik halus, saya sebagai ibu harus lebih banyak menggali metode montessori, membuat DIY toys, dan menemaninya bermain bersama.
Untuk kecerdasan spiritual, saya tidak bisa sendiri, Perlu bantuan ayah dan semua anggota keluarga untuk menanamkan Tauhid, adab, dan akhlakul karimah. Dan ini tidak bisa dipaksakan, butuh waktu seumur hidup untuk membiasakan diri dalam memeluk erat kebenaran. Untuk tauhid bisa lewat dialog dan menghubungkan setiap kejadian dengan kuasa Allah. Mengenalkan anak dengan Al-Quran, belum sampai pada pelajaran huruf hijaiyah tapi membiasakan anak mendengar orangtuanya membaca Alquran di depannya, membiasakan anak mendengar murattal. Mengenalkan anak dengan sunnah bisa dengan story telling sirah nabawi, cerita nabi-nabi, cerita sahabat dan shabaiyah, cerita generasi terdahulu. Selain itu juga dengan membiasakan anak mendengar orangtuanya membaca doa-doa pendek sebelum melakukan sesuatu. Lalu soal akhlak adalah soal tauladan. Kami perlu mengajarinya dengan tauladan; ibadah tepat waktu, membiasakan diri ke majelis ilmu, berbicara dengan kalimat thayyibah, berbuat baik kpd sesama. InsyaAllah jika semua ini terjalani dengan baik akan melahirkan adab yang baik.
Note terakhir, yang masih PR buat saya, yaitu sering-sering sounding ke anggota keluarga lain seperti nenek, tante atau ua-uanya anak agar mereka memahami karakter keluarga seperti apa yang sedang kami coba bentuk. Contohnya bicara baik-baik agar tidak selalu menyodorkan gadget agar membuat anak tenang. Terlebih, melibatkan mereka untuk beraktivitas bersama kami. Walaupun rasanya sulit tapi perlu diupayakan.
...
Wah sudah banyak ya. Setelah jeruk-jeruk itu masuk ke dalam toples. Lalu apa berasnya?
Beras adalah pekerjaan saya sebagai graphic designer. Yaitu mengasuh 4 bayi virtual saya; @logology.id @obigday @the_reminder_id dan @tabinaria, serta membalas chat & email klien-klien. Karena tugas-tugas jeruk saya sudah lumayan banyak, agar tetap waras porsi beras harus dikecilkan. Dan semampunya saja dengan tenaga sisa-sisa. Untungnya karena saya menjalaninya dengan passion, saya merasa waktu saya mengurus beras menjadi moment untuk refresh. Jadi bidang ini adalah me time.
Kalau mau dapet me time buat bersyududu saya harus menyelesaikan semua pekerjaan sesuai prioritas dan porsi waktunya. Karena me time adalah reward. Me time adalah imbalan atas kecekatan saya mengatur waktu. Me time adalah waktunya saya upgrade skill. Lalap tutorial, cari ide, baca2 buku, dan nulis. 
...
Okey. Setelah ini apa? Saya membutuhkan tools agar indikator-indikator ini bisa dimonitor dalam pelaksanaannya. Saya akan mencoba mentranslate deskripsi panjang lebar ini ke dalam sebuah tabel SMART (Specific, Measureable, Achieveable, Relevant, Time Oriented), lalu memajangnya di rumah. Bismillaaah ^0^
4 notes · View notes
wallpaperonlinee-blog · 7 years ago
Text
Tips Sebelum Anda Membeli Wallpaper Secara Online
Tumblr media
Tips Sebelum Anda Membeli Wallpaper Secara Online - Kesibukan mulai dari pekerjaan dan kegiatan sehari-hari membuat anda susah untuk pergi ke satu tempat. Bahkan jika bisa pun, palingan hanya belanja kebutuhan rumah, seperti furnitur ataupun barang lainnya di beli secara online.
Mungkin salah satu hal yang ingin anda beli dengan cepat adalah wallpaper dinding rumah. Anda dapat memilih langsung warna dan tektstur melalui web dan akan langsung segera di kirim. Tapi sebelum anda membelinya, anda perlu memerhatikan beberapa tips ini sehingga nantinya anda tidak kecewa setelah anda membelinya.
Catat Nama Wallpaper
Lakukan lah survey sebelum membeli, apalagi jika anda masih belum mengetahui tentang perabotan rumah. Ketahui lah spefikasi dari kertas dinding, bahan, pemasangan dan daya tahan. Anda juga bisa menanyakan kepada orang yang telah berpengalaman, jenis wallpaper mana yang tahan untuk rumah anda. Sesuaikan lah wallpaper tersebut dengan kebutuhan rumah anda.
Tentukan Pilihan
Jika sudah menentukan pilihan, tetapkan lah pilihan tersebut. Jangan merubahnya, karena toko bisa saja tidak memiliki warna yang anda inginkan. Tenang saja, masih banyak toko yang menyediakan wallpaper secara online dan bisa langsung mengirimkan ke rumah anda.
Ongkos Kirim
Ingat, setiap belanja online pastinya ada di kenakan ongkos kirim. Jika anda membeli banyak, cobalah untuk meminta diskon kepada penjual. Diskon nya tidak harus dalam pengurangan harga wallpaper, anda bisa memintanya untuk memberikan bebas ongkos kirim ataupun bebas pemasangan dan perawatan selama periode yang ditentukan. Akan lebih baik jika anda membeli wallpaper di tempat atau toko yang telah terekomendasi dari teman ataupun sudah terkenal secara global.
Buatlah Perbandingan
Buatlah komparasi dari 3 toko yang berebda. Bandingkanlah harga kirim, biaya pemasangan, dan proses nya. Sesuaikan lah dengan budget dan jadwal yang telah anda tetapkan. Jika tidak ada yang sesuai, pilih lah yang paling mendekati dengan apa yang telah anda tentukan.
Pilih yang Tahan Lama
Pilihlah wallpaper yang dapat tahan lama, kemudian pertimbangkan juga warna dan motif yang tidak akan lekang di makan waktu. Biasanya warna yang netral mudah dikombinasikan dengan warna furnitur yang ada di ruangan anda.
0 notes
iqnaqisthiya · 7 years ago
Text
(Unpredictable) Work in Japan
Tumblr media
Alhamdulillah.
Sebenarnya tak terduga pada akhirnya saya bekerja di perusahaan Jepang di Jepang. Terhitung dengan waktu yang cukup singkat -tepat 2 bulan setelah saya lulus kuliah-dan proses yang tidak pada umumnya, saya mulai bekerja di perusahaan ini. Banyak hal yang masih saya pertanyakan tentang bekerja di sini, belum cukup wawasan saya mengenai ‘cara’ bekerja di sini. Tapi, pada prinsipnya, selalu ada sesuatu yang menarik dan ada pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kejadian & hal sekecil sesederhana apa pun itu. Baik itu kejadian baik atau buruk, yang membuat tertawa atau menangis, kesal atau kecewa, semuanya ada hikmahnya. Jadi, saya beranikan diri menantang hal baru ini. Bisa dibilang agak nekat bagi saya yang masih belajar untuk siap.
2 hari sebelum resmi bekerja, saya diminta datang ke kantor untuk mengurus beberapa dokumen dan sedikit meeting. Fitting baju kerja (alhamdulillah ada seragam, jadi menghemat baju pribadi hehe), fitting safety shoes, penjelasan secara umum di kantor, dan sebagainya. Dari hari itu diberikan jadwal umum, agak terbayang oleh saya akan seperti apa esok-esok bekerja. Ada hal yang tak biasa juga menurut saya, tapi sepertinya menarik. Saya juga diingatkan untuk membawa bento karena makan siang dar kantor tidak terjamin Halal walau terkadang menu yang diberikan itu ikan. Juga dipersilakan untuk sholat di ruang yang ada, saya bebas memilih di lantai 2 atau 3, banyak ruang kosong yang bersih yang tersedia.
Hal pertama yang saya bingung adalah aktivitas pertama setiap pagi sebelum memulai kerja, yaitu ‘Souji’ atau cleaning. 
Melihat isi kantor di cabang kota ini memang tidak terlalu besar dan tidak banyak karyawannya dan tidak ada juga OB atau OG seperti di kantor saya saat di Indonesia. Bukan hanya karena itu, melainkan juga karena memang budaya Jepang yang sangat menyukai kebersihan dan sudah menjadi kebiasaan untuk selalu rapih. Jadi memang ditanamakna untuk bertanggung jawab ke lingkungan sekitar agar tetap terjaga, terutama sekarang lingkungan bekerja. Namun, bersih-bersih seperti apa yang dimaksud? Cukup sederhana, menyapu office room, mengelap meja, mengelap jendela, membersihkan wastafel toilet, membuang sampah, dan lainnnya bebas, selama melihat ada yang kotor atau bisa dibersihkan, ya dilakukan. Ternyata, berbagai macam alat kebersihan tersedia sangat lengkap, ada yang baru saya lihat dan tahu gunanya untuk membersihkan ini itu. Bukan hanya di dalam atau sekitar kantor yang dibersihkan. Khusus setiap hari Jumat, bersih-bersih dilakukan di area sekitar perkantoran. Kebetulan lokasi kantor ini berada di area komplek perkantoran & manufaktur berbagai perusahaan, bahkan tetangga kantor saya salah satu perusahaan besar terkenal “Yamaha Music”. Jadi, hari Jumat pagi itu, sudah disediakan ember dan capitan untuk memungut sampah. Setiap orang dibebaskan berkeliling di sekitar komplek kantor mencari sampah di jalanan atau got, mungkin saja ada sampah yang menyangkut. Awal saya melihat sekitar jalan, saya bengong bingung, bekata dalam hati ‘Ini apa yang dicari? Jalanan udah bersih gini ga ada sampah. Terus jalanna itu udah disusurin temen.’ Tapi saya tidak mau menyerah untuk kembali ke depan kantor dengan isi ember kosong setelah melalui udara yang dingin membuat terasa beku. Saya melihat teman mencongkel lubang di pinggir jalan untuk mengambil sampah kecil yang menyangkut, saya pun mulai menelusuri memperhatikan jalanan mungkin ada sampah juga. Dan ketika menemukan sampah menyelip di antara semak-semak itu, rasanya Bahagia! Akhirnya ember saya tidak kosong. Setelah selesai berkeliling, ember dan capitan dikumpukan di depan kantor. Selanjutnya, saya belum tahu siapa yang bertanggung jawab mengurusnya.
Selain bebersih setiap pagi, teman juga mengingatkan untuk tetap menjaga kebersihan. Seperti setelah makan siang, bersihkan meja tempat kamu makan. Jadi di kantin itu, meja selalu di lap masing-masing. Kalau ada apa-apa yang kotor, dibersihkan.
Aktivitas kedua adalah ‘lecture’ ‘kuliah’ dari Chief Director. 
Sekitar 10 menit beliau memberikan kuliah singkat yang berhubungan dengan bidang di perusahaan ini. Hal menarik untuk saya, karena bidang ini merupakan hal yang sangat baru belum pernah saya ketahui sebelumnya. Cukup beruntung memiliki bos seperti ini, beliau tahu bahasa Jepang saya masih minim apalagi terkait bahasa teknik dan istilah spesifik, jadi sekali-sekali beliau menyelipkan bahasa Inggris dan menulis di papan tulis dua bahasa; English dan Jepang dengan tulisan kanji nya. Saya catat yang bisa saya catat & gambar pada notebook saya, jadi PR saya untuk memperdalam ilmu baru ini.
Aktivitas berikutnya adalah meeting, begitu yang tertulis di kertas yang saya dapat 2 hari sebelum resmi bekerja.
Saya pikir, meeting di sini setiap orang membicarakan hari ini akan melakukan apa, kemarin melakukan apa. Teringat meeting setiap hari seperti itu saat masih di lab kampus. Ternyata kegiatan meetingnya banyaaak dan ada sih yang hampir sama dengan meeting lab dulu.  Setiap minggu nya, seorang staf ditugaskan untuk memimpin meeting ini. Jika staf itu sedang dinas, maka digantikan otomatis oleh yang berada di kantor.
Jaman masih sekolah, setiap hari Jumat ada SKJ bersama di lapangan sekolah. Nah ini juga, setiap hari ada senam singkat. Kaset dinyalakan di radio setelah semua karyawan berkumpul di ruangan yang cukup untuk bergerak luas.  Gerakannya cukup sederhana seperti membungkukan badan ke depan belakang, membengkokan badan ke kanan kiri, melemaskan kaki, lompat-lompat kecil, dan sebagainya. Pertama kali saya masih mencontek gerakan seperti apa dan tidak melakukan dengan maksimal. Tapi saya lihat teman-teman yang lain sangat serius melakukan senam singkat ini. Jadi sekarang-sekarang ini saya melakukan dengan lebih serius walau masih nyontek gerakan juga. Efeknya badan jadi terasa lebih fresh dan semoga saja lebih sehat karena dilakukan setiap hari. Warming up buat badan juga melawan cuaca dingin memasuki winter.  Teringat juga saat saya internship 1 tahun lalu di Yamaha Music, ada 1 waktu saat sedang meeting, terdengar pengumuman di speaker dan musik senam dinyalakan. Saat itu sekitar jam 3 atau 4 sore. Supervisor saya di ruang meeting menjelaskan, itu senam singkat sekitar 2 menit yang dilakukan semua karyawan di kantor. Tujuannya untuk melemaskan otot-otot  yang tegang saat bekerja, me refreshingkan badan yang lama duduk di depan komputer atau mengistirahatkan badan dan otak sejenak dari alat-alat yang dipakai bekerja. Mungkin di setiap perusahaan mempunyai budaya tersendiri untuk tetap memaksimalkan karyawan bekerja dengan tetap menjaga kesehatan badan dan mental.
Selesai senam sekitar 4 menit itu, meeting dibuka oleh staf yang bertugas dengan ‘Ohayou gozaimasu’ Selamat pagi -kalo di Indonesia mah biasanya dibuka dengan bacaan bismillah ya-. Si petugas membacakan berbagai notes dan pekerjaan yang akan dilakukan, jadwal setiap orang dan menanyakan jika ada hal yang ingin disampaikan. Lanjut dengan pengecekan untuk pesanan bento makan siang. Oiya kita melakukan ini sambil tetap berdiri. Kenapa? Karena kegiatan berikutnya dilakukan juga dengan berdiri.
Selesai laporan ini, salah satu karyawan dipersilahkan untuk membaca 1 halaman artikel sesuai tanggal di hari itu dari sebuah majalah. Artikelnya (yang saya tebak pahami) tentang hal sederhana yang ada pelajaran kehidupan sehari-hari. Di akhir artikel seperti ada quote of the day yang kemudian diucap ulang bersama. Semcam penyemangat untuk prinsip bekerja sehari-hari. Berhubung masih awam membaca kanji, jadi saya masih bebas tugas untuk membaca artikel tersebut. hehe Setelah olahraga kecil-kecil itu, ada cooling down. Menarik nafas panjang dan  membuangnya. Sebenarnya ada 2 jenis, tapi saya masih belum paham perbedaannya. Dilakukan sebanyak 3 kali masing-masing jenis.
Next adalah latihan memukul bola golf tanpa bola! Dulu, pertama datang ke kantor ini untuk diskusi dan meeting bersama sensei, saya melihat tongkat itu berjajar rapi. Saya pikir itu properti perusahaan untuk alat atau semacamnya. Ternyata, tongkat-tongkat besi itu -bentukannya seperti besi yang dipake rampok mukul kaca toko perhiasaan kalau di film mah- dipakai untuk latihan golf. Saya belum pernah bermain golf, jadi belum tahu seperti apa berat stick golf, hanya tahu bentuknya. Sepertinya tongkat besi itu beratnya disimulasikan seperti tongkat golf asli. Gaya dan posisi memukul pun saya belum tahu. Jadi saya hanya melihat, memperhatikan teman-teman dan menirukan gerakannya. walaupun gerakan setiap orang tidak sama, tapi mereka terlihat sudah pro di mata saya. Latihannya hanya 2 jenis sebanyak 5 kali, memukul kecil (bola jarak dekat) dan memukul besar dengan kekuatan (bola jarak jauh). Sepertinya orang-orang kantor senang bermain golf, hingga ada golf mini,mesin golf dan beberapa tas berisi tongkat golf yang disediakan di beberapa tempat di kantor.
Selesai itu, kembali ke posisi awal berkumpul. Selanjutnya, ini sangat menarik. Disediakan jam pasir dalam waktu 3 menit. Petugas minggu itu,  diberikan waktu untuk bercerita bebas tentang apa saja. Seperti di hari pertama,teman saya bercerita tentang K-Pop yang dia lihat di Youtube, dan di hari lain teman yang lain bercerita tentang anaknya di Hokkaido. Sempat saya hampir ditunjuk bercerita tapi lagi-lagi karena bahasa Jepang, mereka sangsi untuk menunjuk saya berbicara. Seru sih, sekilas mendengar curhatan teman, tentang kehidupan sehari-harinya. Secara tidak langsung, bisa mengenal teman sedikit lebih dekat. Semoga saja saat bahasa Jepang saya lebih lancar, saya bisa benar-benar memahami apa yang mereka ungkapkan dan saya bisa sedikit bercerita tentang saya.
Penutup meeting itu dilakukan dengan mengucapkan “Yoroshiku onegaishimasu”. Kemudian kembali ke office untuk mulai bekerja. Special case, di hari pertama saya diminta untuk meperkenalkan diri di depan teman-teman, tentun dengan nihon go. Dan untuk beberapa teman yan baru saya temui di hari-hari berikutnya, selesai meeting saya ber’hajimemashite’ untuk berkenalan dengan mereka. Kaku & Awkward? Iya, banget, tapi ya belajar sedikit demi sedikit. Pun mereka ‘nereleng pisan’ kalo kata orang Sunda mah, saat bicara bahasa Jepang dengan saya, tapi saya coba menebak dan menebak artinya, dan minimal membalas dengan senyum ekspresi berbinar-binar menjawab ‘Hai’.
Tumblr media
Another thing is memakai sendal di kantor. Jadi di dalam kantor, dibebaskan memakai sendal apa saja, yang hanya di pakai untuk dalam ruangan. Melihat sendal-sendal teman-teman bentuknya seperti sendal dalam rumah alias slipper. Maka saya pun membeli sendal di toko serba 100yen. Murah meriah dipakai sehari-hari. Tapi, untuk keluar kantor area manufaktur atau dinas ke perusahaan lain, harus memakai safety shoes yang sudah disediakan kantor. Dan untuk ke luar urusan lain, boleh memakai sepatu pribadi. Jadi, so far sih feels like home juga selama di kantor -di konteks ini ya-.
 I hope, I will & can always feel comfort in here. :) 
Learn & do many useful things.
0 notes
novayuza · 7 years ago
Text
My own 'Me Time'
Lama ya gag cuap-cuap dimari, eeeaaaa basi banget gag sih basa-basinya, ahahhahaa. Wess lah, ketimbang jadi malah curhat ngalesan bla bla bla kenapa lama gag nulis yo mending langsung nulis aja kali ah!!
Long short story, ada lah ya sekitar 2 bulanan yg lalu, sempat hati kecil saya bertanya sendiri 'saya kok ya gag ada me time nya ya makin kesini?' dengan dilatarbelakangi suasana senja yang setia dengan macetnya di salah satu jalan utama di kota tercinta. Hmm, berat yes gumaman si hati kecil.
Lalu malamnya seketika lagi leyeh-leyeh istirahat, saya berpikir ulang tentang makna 'me time' yg tengah di maksud si hati. Kok ya rasanya hati saya menggeleng kencang banget kalau ngebayangin me time itu adalah ngesunset tiap wikenan di pantai, nongkrong ngewifi di kafe dll. Itu mah me time jaman old banget yah. Duh, bawa-bawa old, baper deh baper.
Lalu. Disinyalir, hati sampai sebegitu nyaris mewek kek nya kerana obrolan di salah satu grup wasap yg begitu meneduhkan mata hati jiwa raga etapi saya sendiri nya malah ngabsen mulu dari si agenda mingguan grup. Padahal agenda mingguan itulah yg selama ini jadi tempat pegangan saya, abis sekembali lagi ke kota tercinta saya jetlag maksimal dah gag nemuin yg namanya tempat me time kek di kota istimewa dulu. Dan sekarang malah yg ada ngabsen mulu. 😭😭
Sehari setelah saya sempat dipertanyakan oleh si hati kecil, masih berlatarbelakang suasana senja dan tentunya macet, saya yang tengah ditebengin pulang oleh seorang teman dari kantor kedua (?) tetiba aja bilang ke si teman saya ntar turunnya deket salah satu kampus aja bukan di gang rumah saya yang biasa. Enggak ada niat apa-apa selain saya pengen coba shalat jamaah di masjid kampus tersebut yg notabene baru aja diresmikan dan masjidnya MasyaAllah cozy nya. Dan di pergantian siang ke malam di hari itu juga saya ngerasa duh kemana aja ya saya selama ini. Kota tercinta gag kalah kok dengan kota istimewa. Ada buanyakkk yg bisa saya jadikan tempat buat 'me time' sayangnya saya aja yg selama ini gag survey maksimal.
Jadi masjid ini juara banget deh. Cozy maksimal. Toilet dan tempat wudhu dengan air yg selalu cukup, bersih, wangi kaporit banget selalu, terakhir malah udah ada kipas angin segala. Ruang dalam masjid yg MasyaAllah indahnya, dengan tema gold dimana-mana, mukena yg tersedia banyak banget just in case kalau gag bawa mukena sendiri jadi gag ketinggalan shalat berjamaah gegara ngantri mukena masjid, ruang dalam masjid yg adem bahkan cenderung ke dingin banget, kalau lagi ujan diluar siap-siap deh di dalam berasa freezing, Alqurannya banyak banget tersedia jadi gag ngantri kalau mau baca Al-quran. Itu kalau kita bicara fisiknya. Nonfisik nya, nah lebih bikin decak kagum lagi. Masjid ini ngadain kajian mingguan setiap selasa dan jumat ba'da shalat maghrib. Sekalinya mendengar ini, hati kok ya ngerasa kayak abis dikasih hadiah besar. Saya kebetulan memang nyari me time yg waktu nya antara maghrib dan isya mengingat dan menimbang jadwal ngantor yg sekarang ini sampe jam 6an setiap hari. Masukin ke agenda, selasa jumat mampir kesini dulu langsung dari kantor kedua baru nanti abis isya pulang ke rumah. Alhamdulillah nya lokasi masjid ini gag jauh dari rumah, dan bahkan ini lokasi masjid nya malah daerah genangan ehh kenangan jaman putih abu-abu. Ahahhahahaaha.
Semingguan setelah mampir dua kali seminggu di masjid ini, saya jadi mendapati fakta baru ternyata di masjid ini juga sama kayak masjid NurAsh di kota istimewa dimana tiap senin kamis disediain menu buka puasa. MasyaAllah. Makin dah jatuh jatuh jatuh hati. Semoga keberkahanNya selalu tercurah untuk pemilik masjid, pengelola serta sekalian jamaahnya.. Aamiin..
Oiya, ada satu lagi tempat 'me time' yang baru saya ketemukan. Cem nemu harta karun deh. Tak lain tak bukan adalah masjid tepat persis di sebelah kantor kedua saya. Bermula dari ketidaksengajaan saya untuk shalat maghrib dulu di masjid ini abis dari bubaran ngantor sebelum pulang ke rumah kerana udah adzan pas saya bubaran ngantor. Ternyata di masjid ini juga ada kajian mingguan nya tak lain dan tak bukan adalah di hari sabtu ba'da shalat maghrib. Catat lagi deh di agenda. Meskipun intensitas saya hadir di majelis ini jauh sangat sedikit ketimbang yg masjid sebelumnya saya ceritain.
Alhamdulillah. Alhamdulillahi 'alla kulli haal. Yaa Allah, pautkan hati ini pada majelis-majelis ilmu Mu. Aamiin..
Jadi, me time dimana lagi, ya?
Oiya udah ada kandidat tempat me time nya, insyaAllah segera di survey secara maksimal. Tak lain tak bukan adalah masjid kampus sendiri. Lha masa iya masjid kampus tetangga didatangi masjid kampus sendiri dilangkahi, ya kan. Ini bakal beda sendiri, soale ini jadwal me time untuk siang hari, Alhamdulillah kan di mepet nya jadwal tengah hari antara makan siang, mobilisasi antara kantor satu ke kantor kedua Allah masih beri luang untuk me time. Akan selalu ada sempat untuk Mu di sempit ku. InsyaAllah. Aamiin.
Semangat yes.. Akhirat itu tempat abadi, mesti deh ilmunya buat kesana banyak dan dikaji mendalam.. Tabaarakallahu..
Padang, Nov 20th 2017
0 notes
mputandini · 7 years ago
Text
Agen Bus Harga Bus Tiket  Bus Po Bus Damri Ancol
sedikit mengenal sejarah PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa.
kami informasikan kebali rute rute angkutan bus yang ada di Jakarta dengan angkutan bus damri dengan tujuan Bandara Soekarno Hatta Jakarta, sebetulnya banyak alternatif khususnya bagi ada di Jakarta ataupun dari luar kota Jakarta untuk menuju ke Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng. kalian bisa menempuhnya dengan angkutan taksi, angkutan bus umum, ataupun angkutan mobil pribadi.
kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984.
Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).
Tetapi bagi yang hendak merasakan berpergian ke Bandara Soekarno Hatta menggunakan angkutan – angkutan Bus Umum DAMRI, berikut kami sajikan jadwal pemberangkatan dari KEMAYORAN, BLOK M, RAWAMANGUN, GAMBIR, BEKASI, HARAPAN INDAH, BOGOR, BOGOR (VIP), PS. MINGGU, TANJUNG PERIUK, SERANG, MANGGA DUA, CIKARANG, LEBAK BULUS, PURWAKARTA, KP. RAMBUTAN, berserta rute – rute dan tariffnya sebagaimana data diperoleh dari website PT Damri Jakarta Indonesia.
Sebagai salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa transportasi, Damri turut berperan dalam menunjang fasilitas transportasi intra bandara. Nah, salah satu bandara terpadat di Indonesia yang memiliki trayek dan jadwal bus Damri adalah Bandara Internasional Soekarno Hatta di Cengkareng, Jakarta.
Wilayah jangkauan bus Damri dari Bandara Soekarno Hatta adalah daerah Jabodetabek dan beberapa kota di Jawa Barat. Terdapat beberapa armada bus yang digunakan Damri yaitu mobil minibus, bus berukuran medium, serta bus berkapasitas besar.
Berikut kami informasikan jadwal bus Damri dari dan ke Bandara Soekarno Hatta. Semoga informasi yang kami berikan dapat membantu yang akan bepergian menggunakan pesawat melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Beginilah konsekuensi jika istri sedang menempuh studi S2 di Surabaya. Kami harus berpisah untuk beberapa hari. Ia hilir mudik Surabaya-Jakarta. Untungnya aku baru ditinggal sekali saja sejak kami menikah. Namun, sepertinya karena kami pasangan yang campur-campur (Minangkabau – Tegal – Mojokerto), maka Bandara Soekarno-Hatta bakal sering kami sambangi.
Bolak-balik bandara tentu menguras kocek juga. Nah, biar hemat, aku menyarankan Anda yang biasa ke Bandara untuk mengambil jasa angkutan umum Damri. Naik Damri memang asyik, murah meriah dan nyaman. Aku pernah naik taksi dari bandara. Pengalaman buruk sekali. Supir taksinya untung-untungan. Kalau lagi buntung, kita bisa dapat supir taksi yang nakal. Ada yang minta uang tambahanlah, emosi ga stabil, dan lain sebagainya. Belum lagi ketika baru landing, kita biasanya ditarik-tarik untuk diperebutkan naik taksi. Sunguh tidak nyaman.
Nah, kalau naik Damri, lebih enak. Selain membantu program pemerintah dalam mengurangi kemacetan ibukota, Damri haltenya jelas, luas, ada tempat duduk dan ber-AC. Ketika bus yang kita nantikan jurusannya terparkir di depan halte, petugas Damri akan memanggil calon penumpangnya. ”Jurusan Blok M, silahkan naik,” begitu kira-kira himbauan petugas Damri.
Letak halte bus Damri cukup strategis dan dekat dengan pintu kedatangan di tiap terminal. Kita cukup menyeberangi satu jalan dari pintu keluar kedatangan untuk menemukan haltenya. Ada di tiap terminal bandara. Petugas Damri juga cekatan, baik, dan sepengamatanku malah melindungi konsumen atau calon konsumennya.
Suatu malam, aku lihat ada ibu-ibu tua sedang kebingungan. Ia sudah janjian dengan anaknya untuk dijemput. Ternyata ada kendala. Tak jadilah ia dijemput. Akhirnya, ia luntang lantung di depan halte Damri. Petugas Damri mendekatinya, menanyakan akan ke arah mana pulangnya. Petugas Damri itu melindungi si ibu tua dari sergapan supir-supir taksi yang gahar-gahar dan agresif menawarkan jasanya.
Hari sudah larut, pukul 23.30 malam. Si Ibu kalau tidak salah akan ke daerah Kampung Rambutan. Ternyata, malam itu bus ke Kampung Rambutan sudah habis. Hanya ada di terminal satunya lagi. Maka dengan cekatan petugas Damri tadi mengontak poolnya agar menahan bus terakhir Damri ke arah Kp. Rambutan, agar si ibu bisa naik. Sementara waktu, si ibu diikutsertakan ke dalam bus jurusan Blok M, satu bus denganku.
Sungguh, melihat peristiwa itu, aku terharu. Kalau aku jadi anaknya, aku akan sangat berterima kasih pada petugas Damri itu. Ibu tua renta, di tengah bandara, luntang-lantung ga jelas mau kemana, dan sedang diintimidasi oleh supir taksi yang berebut menawarkan jasa. Mending cara nanyanya sopan. Ini pakai sedikit pemaksaan. You know lah rasanya.
Bus Damri juga ada AC-nya. Tempat meletakkan barang juga tersedia cukup luas. Belum lagi bisa ditaruh barang juga di bagasi bagian bawah bus. Supirnya tidak terlalu ngebut. Tidak juga pelan. Ini transportasi paling nyaman, dan aman. Kita bersama orang banyak, dan ga mungkin disasar-sasarkan secara sengaja.
Biaya naik Bus Damri juga murah. Saat ini masih Rp 20.000 per sekali jalan. Bandingkan jika kita naik taksi. Dari tempatku di Kebon Jeruk, naik Blue Bird bisa kena Rp 90.000-an (sudah termasuk tol). Itu pun sudah lewat Tol Lingkar Luar Barat yang lebih singkat jaraknya. Kalau lihat rute biasa Tol Dalam Kota (lewat Taman Anggrek), bisa menembus Rp 100.000. Nah, masih lebih hemat Damri, bukan? Rp 20.000 vs Rp 100.000.
Nah, Anda bandingkan saja dengan jarak rumah Anda ke Bandara. Cukup hematkah dengan taksi? Kalau kita lebih dari 1 orang yang berangkat ke bandara, bolehlah bisa lebih hemat naik taksi. Bisa lebih efisien juga. Dan kalau kita sedang terkena jurus ”telat”, barulah pakai taksi sebagai senjata pamungkas.
Namun, jangan sembarangan pilih taksi. Salah pilih, bisa makan hati. Mulai dari yang taksinya bau rokok, sampai supirnya yang ugal-ugalan. Pilih yang sudah pasti ternama, dan catat nama pengemudi serta nomor pintunya. Jadi, kalau sewaktu-waktu ada barang ketinggalan, bisa dilacak dengan cepat.
Nah, untuk memudahkan Anda mencari Bus Damri, berikut saya berikan alamat counter Damri di Jabodetabek dan sekitarnya, berikut nomor telponnya. Siapa tahu Anda ingin cari informasi apakah bus Damrinya masih tersedia atau sudah habis, bisa ditanyakan di nomor telpon tersebut. Nomor tlp ini aku ambil dari karcis resmi Damri. Jadi, mudah-mudahan bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya. Semoga ada manfaat.
Sebenarnya saya punya usul buat Damri. Akan lebih asyik kalau Damri menyediakan report keberangkatan busnya dari tiap counter, melalui twitter. Jadi, semua orang bisa mendapatkan informasi yang up to date tentang bus Damri jurusan Bandara Soekarno Hatta.
Untuk kasus seperti saya misalnya, tinggal di Slipi, pengen naik Damri, tentu mencegat Damri dari 2 counter. Bisa dari Blok M, atau bisa dari perempatan Slipi Palmerah. Kalau harus ke Blok M dulu, tentu memakan waktu dan tenaga, serta ongkos. Saya ingin naiknya dari perempatan Slipi saja. Nah, agar tahu, apakah bus Damrinya sudah lewat, baru lewat, atau belum lewat, atau sudah habis, enaknya sih nyontek via twitter.
Jadi, tiap bus Damri dari Lebak Bulus yang berangkat, langsung dikasih tahu via twitter bahwa busnya baru berangkat atau keluar dari Lebak Bulus pkl 17.00. Jadi saya bisa leha-leha dulu di rumah hingga pukul 16.30, dan baru berangkat menuju perempatan Slipi Palmerah pukul 17.00. Jadi, nunggu busnya ndak terlalu lama. Usulan ini sudah saya kirimkan ke website Damri. Tapi belum ada respon. Kalau ini berlaku di semua counter Damri, tentu luar biasa dampaknya. Peminat Damri akan bertambah, karena calon pelanggan tahu, harus dimana mencegat bus Damri yang menuju bandara. Mudah-mudahan usulan iseng saya direalisasikan oleh Damri.
damri ancol,
damri ancol bandara,
damri ke ancol,
damri jurusan ancol,
rute damri bandara ancol,
Agen Bus Harga Bus Tiket  Bus Po Bus Damri Ancol
Agen Bus Harga Bus Tiket  Bus Po Bus Damri Ancol sedikit mengenal sejarah PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa.
Agen Bus Harga Bus Tiket  Bus Po Bus Damri Ancol Agen Bus Harga Bus Tiket  Bus Po Bus Damri Ancol sedikit mengenal sejarah PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa.
0 notes
ismayaistimewa · 8 years ago
Text
We are an Amazing Team
Tumblr media
Bahwa dengan hidup bersama selalu mengajarkan kita untuk saling menerima dan memberi satu sama lain. Menerima dan memberi apa? Buanyakkkkk hehe, menerima makanan, menerima hadiah yang tiba tiba dikamar, menerima diselimutin, menerima dimasakin deelel.
Lengkapp! Salah satu hikmahnya adalah ketika kerja kita hanya tertuju pada Ridho-Nya Allah maka kita akan belajar banyak kesabaran dari segala kekurangan dan belajar bersyukur dari kelebihan masing-masing. Bukan..bukan saling menuntut kamu harus bisa ini dan itu. Tapi mencobalah untuk menyerahkan urusan ini dan itu pada ahlinya. Bukankah begitu? Yapp....bisa jadi kita seperti ikatan ion. Ikatan ion itu terbentuk karena legowo menerima dan bersyukur ketika mampu memberi (elektron).
Foto diatas diambil di penghujung amanah kami sebagai asistennya ustadz dan ummi (karena terlalu berlebihan jika menyebut sebagai pemandu). Sebagai asistennya ustadz dan ummi kami ngapain aja? Tentu saja mempersiapkan, melayani, membersamai setiap aktivitas mereka menuntut ilmu, berburu keberkahan ilmu dan berlomba dalam kebaikan. #buanyak buanget kegiatannya kalo dijabarkan J (termasuk siap sedia membopong santri kalo ada yang sakit,  harus strong, haha). Bukan...bukan.....bukan berarti kami lebih pandai, lebih shalihah atau lebih banyak hafalannya dari mereka. Kami masih jaauuuuhh dari itu semua, kami hanya manusia biasa, sama halnya mereka (para santri) yang harus terus belajar. Kami hanya tim yang mencoba selangkah berjalan didepan dengan berteriak “ayo baca”, “ulangi’, “gini yang bener”, “gini lo caranya”, “ayo bersegera”, “ayo bangun”. Padahal tanpa disadari ketika kita berteriak “ayo” kepada orang lain, maka itulah hakikatnya kita mengajak diri sendiri #jleb. huhu
Ada seorang teman yang melihat foto itu di hape saya, kemudian dia berkata, “Wahh,,,,seneng ya ngeliatnya, meneduhkan, kompak banget J J.” (sengaja ditebelin)
Dalam hati berucap syukur, Alhamdulillah. Iya ya, liat aja itu senyum embak-embaknya sumringah semua.
Pada-Hal, Tidak jarang kami sesungguhnya sering diem-dieman karena ada yang lelet menyelesaikan tanggung jawabnya, tidak jarang juga kami sering berantem di grup whatsapp (padahal sekarang mah kalo mikir ulang, Cuma masalah sepele, siapa yang mau dengan ikhlas legowo mau ngurus halaman, hahaha #ketahuan), saling buang muka ketika berpapasan. Tidak jarang juga ada yang cemburu, eh tapi bukan cemburu urusan harta, lawan jenis dan tahta loh ya J. Cemburu karenaaaa perasaan dari kami (saya khususnya) karena sering merasa tidak dianggap sama abi kami hiks,,hiks sediiihhh, nah ini yang kadang bikin nangis di staff only sambil bertanya dalam hati “Apa salah saya?”. Padahal kalau dipikir secara jernihhh dan mengedepankan husnudzon, mungkin abi kami/ustadz melakukan itu karena beliau terlalu baik dan sayang pada kami, sehingga beliau berpikir mungkin mbak ismaya sedang sibuk tesis, jadi tugas ini saya limpahkan ke mbak ragil saja, atau mungkin mbak dini sama mbak iza lagi sibuk skripsi jadi saya tugaskan ke yang lain saja, atau syuro’nya sama mba dini saja, mungkin yang lain sedang fokus untuk santri. Ahh, andai saja dulu bisa berpikir sedewasa itu, sayangnya waktu telah berlalu dan berganti hari ini :( Maafkan Saiyaaa 
Di balik itu semua, pada saat itu ada satu hal yang selalu kami jaga “Bahwa cukup hanya kami yang tau”. Keluar kamar kami tetap berusaha menjadi seorang kakak J J bagi mereka (Yah, meskipun kadang sedikit hawa didalam kamar tercium sampe luar
Susah?Nangis?Merasa tak layak jadi pemandu?Merasa berat? Iya Pasti!
Tapi ada beberapa hal yang membuat saya sampai selesai amanah ini adalah berpikir bahwa kalau bukan saya, lalu siapa lagi? Tentulah amanah yang Allah berikan tak kan mungkin salah orang atau hanya kebetulan saja, kalau kata Ustadzah Ummi Munawiroh saat up grading pemandu dulu, beliau mengatakan bahwa kami adalah orang yang benar-benar dipilih dan ditakdikan Allah untuk melayani para pemburu ilmu. Tidak semua orang atau para mahasiswi di luar sana di beri bonus luar biasa seperti ini sama Allah (hasil buka rekaman 2 tahun lalu J). Intinya mah, nasehat dari beliau adalah bersyukur, ikhlas, sabar dan do’a. Selain itu, nasehatnya adalah jangan menyiakan kesempatan beramal selagi Allah membukakan jalan, bisa jadi berpuluh puluh tahun kita hidup didunia ini, tapi amalan 2 tahun selama jadi pemandu Allah catat rapih sebagai pemberat amal kita. MasyaAllahJ
Hari demi hari kita lewati, dan pada kenyataannya memang iya kita belajar mencoba sabar di tengah keberagaman dan kerumitan masalah, belajar ikhlas ditengah target pribadi, ego diri dan terpaan duniawi.  Dugaan diawal saya, paling lah masalah yang ada nanti Cuma santri pulang telat, perizinan, keuangan, jadwal kelas dan piket. Terrrnyataaa, diluar dugaan, masalah keluarga, paham, asmara, akademik, kesehatan, dan transportasi pun masuk kedalam list masalah santri. Bahkan jujur masalah masalah yang ada berupa hal baru bagi kami. Letih, capek, lelah? Iya kadang, tapi itulah bukti dari sebuah perjoeangan. Dari sinilah kami belajar mendewasa, belajar bersyukur dan kami menyadari bahwa bisa jadi keberkahan dari-Nya datang saat nahan kantuk pas syuro’, lelah menyiapkan kegiatan dan letih membersamai hari-hari kami. Ketika keridhaan Allah yang kami tuju dan puncak harapan tertinggi kami, maka tidak ada sesal dari segala rasa letih, capek, dan kesal yang kami alami.
Lalu Hikmahnya apa selama 2 tahun bergabung dalam geng “melayani sepenuh hati”? 
1.     Pertama mah hikmahnya saya bersyukur bangeeeett, Allah pertemukan dan kumpulkan saya dengan mereka, yang menurut saya setiap mereka memiliki keunikan dan potensi melayani masing-masing, ada yang berpotensi ngasih nasehat selayaknya kakak yang sangat lembut dan halus, ada yang berpotensi menjadi pendengar setia yang baik, ada yang tegas dan tepat memainkan suasana untuk bermuhasabah, ada yang tegas dengan sedikit keras, huhu.
2.    Pengen terus jadi orang baik, hehe. Emang udah baik? Ehm,
Intinya terus berusaha menjadi orang yang lebih baik, bermanfaat bagi banyak orang. Iri sama temen-temen dengan kebaikannya, tapi ke-iri an inilah yang memacu saya untuk terus berbuat baik. Dia yang selalu meluangkan waktu di setiap sorenya mengajar TPQ, dia yang selalu semangat mengisi kajian di kampus, dia yang mengajar ngaji ibu-ibu dan dia yang selalu berusaha terus berbakti pada bapak ibu.
3.    Belajar untuk bercerita dan mendengarkan. Karena kalau beramanah bersama, hidup bersama, dirumah yang sama, hal itu sangat penting. Kalau semuanya saling diam, bubarrr dah. Kalo ditanya, pernah nggak nangis bareng berjamaah? Pernah lah ya. Tapi setelah nangis bareng, rasanya plong, namanya juga wanita J, walaupun nangisnya sampe jam 01.00 dini hari. Terus, Pernah nggak kalian do’a bareng? Pernah banget (tengah malem, hujan deres pula -> waktu yang tepat biar nggak kedengeran santri klo lagi nangis, tapi waktu mustajab do’a di kabulkan Allah), karena saking stress-nya kami dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, maka hanya do’a yang kami panjatkan bersama untuk kebaikan asrama, ustadz dan ummi, kebaikan santri dan kami tentunya. Terus habis do’a kita berpelukan, sambil mewek (hiks..hiks, rinduuuuu J). Bapeerrrrr dahh
4.   Belajar menghargai waktu. Rasa rasanya waktu 24 jam itu cepet banget, pulang aktivitas di kampus bisa dibilang hampir maghrib, lanjout deh aktivitas asrama sampe malem, bisa dibilang waktu on buat didepan leptop, ngerjain tugas dll baru mulai sekitar jam 21.30. Tidurnya? Kadang jam stg 10 langsung tidur, kadang jam 1 baru tidur, pernah juga nggak tidur sama sekali (beneran ini). Makanya, kalo sekarang banyak waktu luang malah rasanya sedih (aneh ya? J). Tapi tetep berusaha sebisa mungkin waktu luang kayak gini tetep bermanfaat, salah satunya ya itu tu baca buku2 yang numpuk udah di beli sedari dulu. Bisa jadi inilah salah satu bagian rencana Allah, diberi waktu beberapa bulan buat membaca buku-buku yang sudah di beli.
5.    Terus dekat dengan Al-Qur’an. 
Terpana dengan mereka, di kala stress dan galau melanda, bukan tempat hiburan lah yang dituju, shopping atau nongki-nongki cantik di cafe, bukan pula dengan tidur sepanjang hari. Tapi Al Qur’an lah yang selalu menjadi teman setia pelipur lara, penghapus segala gundah gulana. Al Qur’an yang membuat hati tenang, menebarkan kebahagiaan, dan menyuburkan hati orang yang memiliki keyakinan dan pengetahuan. Mereka selalu membuatku tersadar, bahwa Harapan akan Ridho Allah dan manisnya Iman akan menghapuskan pahitnya cobaan. Hingga tekad dan semangat itu tak pernah redup!
6.   Kesempatan buat belajar masak, nata ruangan biar rapih, dan kegiatan lain yang cucok buat calon emak shalihah. Hehe..Dulu  mah, referensi masakan saya cuma apa, paling tumis, sop, sama orak arik. Tapi sekarang, udah donk ya bisa masak rendang, tongseng, sambal goreng, jamur oyster, lodeh. Itulah enaknya hidup bareng-bareng, bisa coba coba masak menu baru dengan murah alias patungan.
7.    Belajar menghargai Kebersamaan. Dulu makan aja harus sama temen, mau belanja ke pasar sama temen, bahkan cuma mau nutup rolling door aja harus sama temen. Sekarang semuanya sendiri, baru ngerasain, hiks hiks, suediiihh. Makanya hargailah kebersamaan buat kamu kamu semua yang udah hidup bersama #eh. Dan saya baru menyadari, bahwa kita sangat butuh orang lain untuk saling mengingatkan, saling memeluk dan saling menguatkan.
8.   Mengejar Surga. Surga terlalu luas katanya kalo ditempatin sendirian, kita bakalan kesepian kalo disurga Cuma sendirian, makanya harus rame-rame. Inilah yang menjadi motivasi kita buat bersama-sama saling mengingatkan, saling mengajak, saling membangunkan sholat malam, saling menasehati, saling membantu, saling berburu pahala.
9.   Bahwa kita ini dilahirkan dari latar belakang keluarga yang berbeda, dengan pola asuh yang tentunya berbeda pula, maka sudah pasti adanya keberagaman dalam watak dan sifat2 melekat dalam diri kita, maka dari itu saya belajar untuk memahami. Kalau nggak belajar memahami mah, berantem terus jadinya. Haha
10.Terlahir sebagai anak bungsu, saya tidak terbiasa hidup ditengah-tengah orang yang usianya lebih muda dari saya. Jadi,,,jangan heran kalo diawal2, saya sering protes, koq dia ngambekan sih, koq dia ngeyel banget sih, koq dia nggak rajin banget sih, koq dia masa nyetrika aja lama banget, koq dia masaknya gini, dan lain sebagainya. Hmmm,,,sampai pada suatu hari saya mendapatkan kajian di luar yang temanya “Hargai dan dampingilah ia menuju shalihahnya”. Yap, intinya adalah bagaimana kita menghargai proses seseorang.
11.  Belajar men-sinkron-kan antara keinginan atasan dan bawahan (tidak perlu panjang kali lebar kalo yang ini )
12. Kesempatan belajar memanajemen waktu dan diri, kapan kudu nyuci karena ember dan jemuran juga antri, kapan kudu nyetrika (menghindari waktu2 antrian panjang), karena setrikanya berjamaah alias satu untuk semua, kapan bangun, mandi dan nyelesein tugas. Hmmm, rasa-rasanya terlalu sayang jika ke-hectic-an itu dilupakan begitu saja.
Tumblr media
Dan setiap pertemuan kita adalah bagian dari Rencana-Nya, tidak ada yang salah dalam cerita pertemuan ini. Banyak hikmah dalam pertemuan dan kebersamaan ini, jauh lebih banyak dari point2 yang saya tuliskan di atas, hehe J. Semoga menjadi pelajaran berharga bagi kami masing-masing untuk saling berbenah, saling mengevaluasi dan pemicu semangat untuk terus menebar manfaat dan kebaikan. Dan terakhir, i want to say  that no body is perfect, no body is bad, kita semua saling melengkapi dan mengisi. Thanks God for give me an AMAZING TEAM.
“Ya Allah perbaikilah hati-hati kami, hapuskanlah aib-aib kami, jagalah kami dengan kebaikan, hiasilah diri kami dengan ketakwaan, himpunlah pada diri kami kebaikan akhirat dan dunia, dan karuniakanlah kami ketaatan pada-Mu selama hidup kami”
-> ini sebenarnya tulisan di bualan agustus 2016, tapi selama ini ilang entah kemana,nggak nemu. eh ternyata di flashdisk :)
0 notes