#Berdakwah dengan hikmah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Artikel Islami : Hikmah Dakwah Salafiyah
Bismillah… Penulis : Al Ustadz Ja’far Umar Thalib رحمه الله Akhir-akhir ini di media elektronik ramai diberitakan tentang peristiwa penyerangan masyarakat Muslimin terhadap apa yang dinamakan pengikut aliran Salafi. Beberapa stasiun televisi mengesankan bahwa apa yang dinamakan Salafi itu adalah salah satu aliran sesat yang berkembang di masyarakat Muslimin di Indonesia. Berita dan sekaligus…
View On WordPress
#Al Ustadz Ja’far Umar Thalib رحمه الله#Artikel Islami : Hikmah Dakwah Salafiyah#Berdakwah dengan hikmah#salafiyyat#salafiyyin#salafiyyun#Salafiyyun di Indonesia
0 notes
Text
Edukasi yang Sampai ke Hati
“Oh gitu ya Dok? Wah saya baru tau. Terima kasih banyak ya, Dok!”
Satu hal yang signifikan terasa setelah menjalani 2 dari 6 bulan ku di puskesmas adalah: melakukan edukasi yang sampai ke hati. Ya, hati pasien.
Aku sampai berpikir: sebervariasi itu ya manusia, spektrumnya dimulai dari apatis sampai dengan neurotis. Haha. Dari “saya tidak sakit” walau tekanan darah 220/110, sampai dengan “saya minta dirujuk” walau tak ada indikasi. Tentunya ini disebabkan aspek multifaktorial seperti level pendidikan, akses terhadap informasi, status ekonomi, dan kepercayaan.
MasyaAllaah setiap hari jadi tantangan dari Allaah untuk bisa mengakomodasi keluhan dan permintaan pasien dan keluarganya. Jadi merenung: Betapa indahnya pekerjaan ini, membuatku semakin yakin bahwa tidak mungkin hari-hari dilalui tanpa kekuatan dari Allah. Laa haula wa laa quwwata illa billaah.
Pekan ini contohnya, tugas di poliklinik umum, dengan cakupan 60-100 pasien sehari, diampu 2-3 dokter.
Setelah berjalan 2 jam pertama, ada momen ketika terbesit dalam hati: aduh ini pasien kenapa gak mau dikasih tau sih? Sudah berbusa menyarankan untuk dirujuk, tetap saja ia menolak.
Pasien lainnya, gula darah dan tensi di luar batas normal, takut minum obat karena kata orang, efek sampingnya ke ginjal.
Malam hari itu, aku ngobrol dengan beberapa temanku. Kadang frustrasi ya Hab, karena banyak hal yang di luar kendali kita. Kendatipun kita sudah berusaha maksimal. Deg. Astaghfirullah.
Ternyata hari itu lupa: berdoa meminta lisan agar dimudahkan, hati pasien dilembutkan, hati dokter dilapangkan.
Edukasi yang sampai ke hati, tentunya butuh akses dari Yang memegang hati manusia yaa?
Ternyata masih segini levelku, belum selevel Rasulullah saw. yang dalam kondisi berdarah dilempar batu di Thaif, tetap lembut lisannya, tetap berdakwah walau ke satu pemuda, tetap mendoakan kebaikan untuk mereka yang mendzaliminya.
Belum selevel ulama yang menghafal nama beserta detail kehidupan seseorang, nama anak, orang tua, asal daerah.. agar dapat menyentuh hati mereka ketika memberi nasehat.
Belum selevel dosen-dosen subspesialis kami yang super lelah, sibuk, kerja sampai larut malam, namun selagi visite mampu mengajak semua berdoa bersama untuk pasien.
Ternyata masih banyak PR ku mengelola hati.
Semoga rutinitas monoton tidak membuat stagnan, tidak berkembang, dan lalai dari meluruskan niat dan melangitkan amal.
Semoga menjadi pribadi yang bisa terus peka terhadap hikmah, dari cerita pasien tentang kebunnya, anaknya, suaminya, istrinya, orang tuanya, pekerjaannya, hewan peliharaannya, teman kerjanya, haha.
-ha.
Semoga tulisan ini pun, sampai ke hati.
124 notes
·
View notes
Text
Ga ada yang sempurna, Kadang sebagai istri qt harus sengaja lugu di hadapan suami untuk menyenangkan hatinya meskipun sebenarnya kita tau. Barulah akan terasa manisnya cinta.
Kadang sebagai teman kita harus sabar menunggu, mundur sedikit untuk menyetarakan langkah barulah terjalin indahnya ukhuwah.
Begitu juga dalam dakwah Allah perintahkan kita “menyeru dengan hikmah (lemah lembut) dan pelajaran yang baik serta membantah mereka dengan cara yang baik.” (An-Nahl: 125)
karena Dakwah tanpa kelembutan hanya sebuah celaan, yang mustahil diterima. Begitulah sifat dakwah Rasulullah, Nabi menghargai, kendati menghargai bukan berarti membenarkan. Menghargai dan membenarkan adalah dua hal yang berbeda.
Banyak dari kita adalah ahli bidah sebelum mengerti sunnah. Tapi tunggulah... jedalah... Karena kebanyakan manusia jika langsung diingkari kesalahan yang sudah menjadi kebiasaan mereka akan lari menjauh. Muslim yang baik mensyiarkan kebenaran dengan teladan bukan celaan.
Jangan sampai kehilangan adab, karena Pada dasarnya syiar kita hanyalah menyapaikan, itupun tidak harus berhasil, kalau harus berhasil takkan akan ada nabi yg berdakwah ratusan tahun lamanya tapi tak punya banyak pengikut, apalagi kita? Hidayah itu hak Allah, karena memang nyatanya gak ada yg sempurna selain Allah.
#selfreminder#sabar#islamic quotes#syukur#inspiration#ikhlas#islamic reminders#neraka#surga#tawakal#hidayah#rezeki#maut#kematian#jodoh#pernikahan#doa#taubat#ikhtiar#tawadhu#istiqomah
52 notes
·
View notes
Text
Bagaimana jika kamu kurang bersabar? Barangkali ada banyak hal yang akan lari darimu. Banyak hal kebaikan yang terlepas darimu. Kedua orangtuamu yang sangat membutuhkan kebaikan yang kau sampaikan dengan hikmah itu.
Dakwah itu tidak bisa sehari dua hari saja. Dakwah itu butuh sabar yang terus menerus. Bukan karena bersilang sekali paham lantas kau memilih pergi. Tapi kau yang tetap sabar mendakwahi sekalipun hatimu ingin sekali beranjak. Sebab pada dakwah ada cinta, cinta dimana kita menginginkan kebaikan itu ada pada orang yang kita cintai. Dan kedua orangtua lebih berhak mendapatkan kebaikan itu terlebih dahulu darimu.
Jadi, alih-alih mengatakan lelah, maka mintalah kepada Allaah agar memberikan keteguhan hati untuk terus berdakwah sesuai kemampuanmu, dan meminta kepada Allaah agar melembutkan hati kedua orangtuamu sehingga kebaikan itu sampai kepada kedua orangtua.
Tugasmu hanya menyampaikan, urusan hidayah bukan lagi menjadi ranahmu. Allaah menghendaki bagi siapa hidayah itu sampai kepada mereka.
53 notes
·
View notes
Text
JADILAH WANITA YANG MENGINSPIRASI
Berdakwah itu tidak harus selalu berbicara panjang lebar, kita bisa berdakwah dengan akhlak kita. Bagaimana kita menghiasi diri dengan akhlak baik yang akan menimbulkan kenyamanan bagi orang lain sehingga bisa memotivasi dan menginspirasi orang lain untuk menjadi lebih baik. Hal ini pun akan membuat nasehat-nasehat kecil kita nantinya akan mudah diterima.
Allaah Ta’ala berfirman,
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah (lemah lembut) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (An-Nahl: 125)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau telah bersabda,
إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
“Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidak berada pada sesuatu melainkan dia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, tidaklah sifat itu dicabut dari sesuatu, melainkan dia akan membuatnya menjadi buruk.” (HR. Muslim no. 2594)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
ﻭَﺧَﺎﻟِﻖِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﺑِﺨُﻠُﻖٍ ﺣَﺴَﻦٍ
“Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Semoga Allaah memperbagus akhlak kita dan meningkatkan ilmu kita, agar kita bisa berdakwah kepada manusia dengan ilmu, dalil dan akhlak mulia.
15 notes
·
View notes
Text
Moslem Content Creator Alhamdulillah Ramadhan tahun ini telah tiba … Dalam suasana kebersamaan dan refleksi diri yang kental, bulan Ramadhan memberikan kita peluang untuk memperbaiki diri dan hubungan kita dengan sesama. Di tengah masa pemulihan hubungan sosial pasca-Pemilu 2024 di Indonesia, bulan suci ini bisa menjadi momentum yang tepat untuk mempererat kembali silaturahim yang mungkin sempat retak. Sebagai seorang konten kreator blogger yang juga berdakwah tentang Islam, kita memiliki kesempatan unik untuk menggunakan platform kita dalam menginspirasi dan menyatukan kembali hati-hati yang mungkin terpecah karena dinamika politik. Mengintegrasikan Dakwah dalam Menulis Konten Blog di Bulan Ramadhan Bulan Ramadhan mengajarkan kita tentang kesabaran, kepedulian, dan persaudaraan. Nilai-nilai inilah yang sebaiknya menjadi fokus dalam setiap konten yang kita ciptakan, terutama dalam menyembuhkan luka-luka sosial pasca-Pemilu. Berikut beberapa cara mengintegrasikan dakwah melalui konten blog di bulan Ramadhan: Konten yang Memperkuat Tali Persaudaraan:Tulis artikel yang mengingatkan kita semua tentang pentingnya memelihara tali persaudaraan dan persatuan, terutama setelah peristiwa politik yang memecah belah. Bagikan kisah-kisah inspiratif dari Al-Qur’an dan Hadits yang menceritakan tentang keutamaan memaafkan, berdamai, dan berkolaborasi untuk kebaikan bersama. Ajakan untuk Berbagi dan Peduli:Ramadhan adalah bulan kebaikan, di mana kita diajarkan untuk lebih peduli terhadap sesama. Gunakan platform Anda untuk mengajak pembaca melakukan aksi nyata dalam bentuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Anda bisa mengadakan atau mempromosikan inisiatif sosial, seperti berbagi paket iftar untuk dhuafa atau penggalangan dana untuk amal. Renungan dan Muhasabah:Publikasikan konten yang merenungkan tentang makna dan hikmah dari ibadah puasa serta praktik-praktik lainnya di bulan Ramadhan. Ajak audiens untuk bersama-sama melakukan introspeksi diri, memperbaiki kekurangan, dan meningkatkan kualitas ibadah serta interaksi sosial mereka. Edukasi tentang Toleransi dan Kedamaian:Sebagai negara dengan keragaman yang kaya, penting bagi kita untuk saling menghormati dan toleran terhadap perbedaan. Buat konten yang mengedukasi tentang pentingnya hidup berdampingan secara damai, menghargai perbedaan, dan menghindari konflik. Konten yang Inklusif dan Menghibur:Sajikan juga konten yang ringan namun tetap bermanfaat, seperti resep hidangan berbuka yang sehat, tips menjaga kesehatan selama puasa, atau aktivitas positif yang bisa dilakukan selama Ramadhan. Ini akan membuat konten Anda lebih variasi dan menarik bagi audiens yang lebih luas. Interaksi dengan Pembaca:Manfaatkan kolom komentar atau media sosial untuk berinteraksi langsung dengan pembaca. Ajak mereka untuk berbagi pengalaman, cerita, atau ide tentang bagaimana mereka mengimplementasikan nilai-nilai Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari. Ini tidak hanya meningkatkan engagement pada blog Anda, tetapi juga membangun komunitas yang solid dan positif. Konten Jariyah:Buatlah konten yang tidak hanya relevan selama Ramadhan tetapi juga bermanfaat untuk jangka waktu yang panjang. Artikel-artikel yang memberikan pelajaran, hikmah, atau inspirasi bisa menjadi sumber ilmu yang terus menerus dibaca dan dibagikan, menjadi pahala jariyah bagi Anda. Kolaborasi dengan Blogger Lain:Manfaatkan jaringan Anda dengan blogger lain yang memiliki visi serupa untuk melakukan kolaborasi. Bersama-sama, Anda bisa menciptakan konten berseri, webinar, atau diskusi online yang mengangkat tema-tema penting di bulan Ramadhan. Kolaborasi ini tidak hanya memperkaya konten Anda tetapi juga memperluas jangkauannya. Konsistensi dan Keberlanjutan:Pastikan untuk konsisten dalam mempublikasikan konten sepanjang bulan Ramadhan. Jangan biarkan momentum yang telah terbangun mereda begitu saja. Lanjutkan dengan konten yang menginspirasi dan mendidik bahkan setelah Ramadhan berakhir, agar pembaca terus mendapatkan manfaat dan inspirasi dari blog Anda. Personalisasi Konten:Ceritakan pengalaman pribadi Anda dala...
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
Hari ini izinkan aku menyampaikan nasihat yang aku dapatkan dari ustadz Akmal Sjafril untuk kita semua
Teman teman, apabila kita melihat kondisi umat Islam saat ini,
-banyak dari kita yang bicara tanpa data, argumennya tidak kuat dan hanya sekedar opini belaka
-banyak yang paham sains, masih banyak yg percaya dengan tahayul, katanya kalo begini jadi begini dsb
-adab terhadap ilmu yang masih rendah, banyak yang ga paham otoritas keilmuan (influencer bicara ttg agama, ga punya otoritas, tapis masih diikutin aja)
-mudah dimainkan narasi (apalagi nih terkait politisasi islam)
-dan masih banyak lagi
teman teman kita semua ini adalah dai
memang kita harus fokus memperbaiki diri namun jangan sampai upaya-upaya perbaikan diri yang merupakan suatu kewajiban insani, melalaikan upaya-upaya lain dalam membangun, memperbaiki, membawa angin perubahan untuk perbaikan umat. Yang hal itu sejatinya juga merupakan kewajiban lain, yang melekat pada insan yang beriman.
ada dua pesan dari ustad yang melekat di hati
semoga kita merasakan kelezatan ilmu, ngerti itu enak, coba inget waktu sma dulu saat kita ngerjain soal matematika, ga nemu nemu jawabannya dan pas ketemu nikmat ga? itu baru ilmu dunia gimana kalo kita ngerti ilmu ttg ibadah jelas kenikmatan dalam beribadah akan kita rasakan. Namun sedihnya banyak dari kita kehilangan kenikmatan itu. Salah satunya karena omongan orang. Memang seringnya kita ga tau hikmah apa dibalik kita belajar sesuatu atau bahkan ga terpikirkan apa manfaatnya? gaes aku beberapa hari ini berpikir dan agak menyesal kenapa aku ga serius belajar filsafat? padahal filsafat ini bisa menjadi dasar untuk tau kelemahan lawan, lebih kritis dan memiliki analisis yang kuat atas. Aku terlalu mendengar omongan orang yang mengatakan filsafat itu bahaya, ga jelas, ga penting, mau jadi apa? sehingga aku hanya menjadi biasa saja. Temen-temen kalo punya target, yaudah jalani aja dulu, lakukan secara maksimal, dan manfaatkan capital yang kita punya, Capital ekonomi, sosial, pendidikan, apapun yang kita punya itu adalah amanah dan nanti akan diminati pertanggungjawaban.
Jangan jadikan belajar sebagai beban. semua amanah yang kita punya ini adalah urusan kita cuma sama Allah. Inget! perintah Allah apa, yaudah jalani jangan pikirin orang lain. kata kuncinya Allah, kita, perintah itu ajaa. Kalo ada orang-orang toksik yaudah sekedar kenal aja ga usah akrab, karna ga relevan toh buat hidup kita. Jangan terlalu baper, ingat ingat lagi relevan ga apa yang diomongin mereka ke kita. Dalam berdakwah tentu tujuan kita bukan untuk menjadi terkenal tapi berperan. dan ini berlanjut pada nasihat kedua
Menemukan pos masing masing. Cari tahu passion kita. Coba motivasinya gini kalo kita ga ngomong itu ke orang itu dosa, orang perlu tau, tulis sesuatu yang bikin orang semangat, dan ketika kita cuma diam orang ga tau. Semua yang ada dalam diri kita adalah potensi dari Allah. Buya Hamka melalui tulisannya yang tajam, Natsir seorang organisatoris (dia bisa mengkader orang orang) yg mendidrikan Dewan Dakwah Islam Indonesia yang masih eksis hingga saat ini.
Salah satu nya kita bisa berperan di media sosial dengan cara apa saja, tidak harus debat langsung dengan si penyebar keburukan di sosial media.
aku berbeda dengan sista, choula, kami mempunyai potensi masing-masing ga bisa dibanding bandingkan. Chou berperan di ranah kesehatan, sista ekonomi, dan aku filsafat. Semangat ya teman-teman
9 notes
·
View notes
Text
Kami Menunggu Mu
Menjalani aktivitas di bulan Februari tahun ini terasa sangat melelahkan. Sangat-sangat melelahkan. Mungkin karena di bulan itu aku di uji dengan keikhlasan yang paling sulit. Harus mengikhlaskan seseorang yang selama ini selalu ku doakan dalam diam.
Allah punya rencana lain yang jauh lebih baik. Aku sangat yakin rencana Allah pasti jauh lebih baik dari rencanaku.
Saat ini kondisiku sedikit lebih baik jika di banding bulan lalu. Bulan ini Allah sibukkan aku dengan kegiatan kuliah dan dakwah.
Awalnya kupikir aku ingin menunggu, namun sepertinya aku tidak akan menunggu sesuatu yang tidak pasti. Memang mengikhlaskan itu sulit, namun pelan-pelan aku yakin pasti bisa.
Aku tidak akan menunggu siapa-siapa, namun aku berjanji akan fokus untuk mengevaluasi diri dan lebih mengenal diri sendiri. Aku akan berdoa pada Allah, semoga Allah berikan rezeki yang terbaik untukku.
Untuk mu, pilihan mu sudahlah sangat tepat. Kau memilih ilmu untuk kekasih sejati mu, karena dengan ilmu derajat mu akan Allah angkat lebih tinggi dari manusia yang lainnya. Semoga Allah selalu mudahkan study dan dakwahmu.
Aku menunggu kontribusi mu untuk berdakwah di Pemalang. Aku yakin kaulah yang akan menjadi cahaya, untuk menerangi Pemalang. Masyarakat Pemalang dan aku sangatlah menunggu kehadiran ilmu-ilmu mu.
Terimakasih telah memberi hikmah pelajaran tentang arti "man jadda wa jadda" yang sesungguhnya dalam tholabul ilmi dan dakwah. Aku janji, aku juga akan bersungguh-sungguh dalam tholabul ilmi dan dakwah.
Bandung, 19 Maret 2023.
3 notes
·
View notes
Text
Jelajah Hati Special Ramadan "Kitab Risalatul Mu'awanah"
Abi Syatori Abdur Rauf
📍Darush Shalihat
Risalah, secara bahasa artinya surat. Penulis memang menuliskan seperti surat, ada memanggilnya. Al mu'awanah artinya tolong menolong. Wal mudhoharoh artinya sama dengan mu'awanah, wal mu'azarah artinya sama dengan mu'awanah. Penulis bertujuan ingin tolong menolong. Sehingga tolong menolong ini diulang sebanyak 3x. Mu'awanah itu tolong menolong dalam ranah kebaikan dan taqwa. Mudhoharah itu tolong menolong dalam rangka mencapai kemenangan, demosntrasi. Wal muazarah artinya tolong menolong dalam saling menguatkan. Liroghibina artinya untuk kalangan orang-orang beriman dalam menempuh jalan akhirat.
Jika seseorang tidak rindu dalam menempuh jalan akhirat maka itu musibah. Mereka yang tidak mau menempuh jalan akhirat sama dengan tidak mau menempuh jalan pulang, jika bukan sedang keluyuran maka minggat. Beliau menulis ini sebagai panduan untuk siapa saja yang ingin selamat ketika pulang.
Penulisnya Syaikh Abdullah Ibnu 'Alawy Al hadid, lahir di syubair, ujung kota tarim di prov hadramaut (yaman) pada 5 safar 1044 H dan wafat di malam selasa, 7 dzulqa'dah 1132 H. Sudah melewati 401 tahun beliau masih dikenang. Secara masehi, 30 Juli 1634 dan wafat 10 September 1720. di usia 4 tahun, beliau terkena cacar sehingga pandangan beliau kurang sempurna tapi hal itu tidak mengurangi beliau untuk terus belajar. Guru beliau tercatat sebanyak 140 guru.
Semangat beliau dalam berdakwah selamat ber amar ma'ruf nahi munkar.
Pengantar
QS. Al Baqarah : 32
"Maha suci Engkau Ya Allah, tidak ada ilmu bagi kami kecuali ilmu apa yg Engkau ajari kepada kami Sesungguhnya engkau Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."
Al alim artinya Allah dzu ilmin (zat yang maha memiliki ilmu) dan al hakim artinya dzu hikmatin (zat yg memiliki hikmah). Keduanya menjadi dasar apa yang Allah lakukan, perbuat untuk kita.
- Sehingga al alim memiliki arti Allah bertindak atas dasar ilmu. Tidak ada yang Allah lakukan kecuali atas dasar ilmu. Baik wajah kita itu juga diciptakan atas dasar ilmu.Allah bertindak atas dasar ilmu dengan tujuan agar manusia melakukan kebenaran, tidak menyalahkan, tidak berlaku salah. Kesalahan yang paling awal adalah menyalahkan. Ketika bercermin, kok wajah kita seperti ini, maka ini menyalahkan Allah. Seseorang yang menyakini Allah amka tidak akan menyalahkan ketika bercermin wajahnya seperti ini, badan seperti ini, begini, begini.
- Al hakim itu Allah brtindak atas dasar hikmah. Allah menjadikan seseorang sakit itu atas dasar ilmu dan hukmah bukan asal-asalan. Allah bertindak atas dasar hikmah bertujuan untuk kebaikan manusia. Allah tidak salah menjadikan kita sebagai orang indonesia.
Semua diterima sebagai kebenaran dan kebaikan sehingga menjadi manusia yang benar dan baik. Ketika kita mengimani keduanya maka hasilnya berupa rahmat Allah.
Apa itu ilmu dan hikmah? Kekayaan hidup yang menjadikan seseorang itu benar yang baik. Ada seseorang yang benar tetapi tidak baik maka ini sesorang yang berilmu tapi tidak berhikmah. Orang yang benar dan baik itu siapa? Orang benar yang baik adalah orang yang selalu merasakan apapun yang ada dan terjadi dalam hidup ini sebagai rahmat Allah.
Rahmat Allah ada dalam segala sesuatu. Keseluruhan hidup adalah rahmat Allah untuk kita. Jika ada orang yang kita sebut belum bisa menjadi orang baik, punya pekerjaan menghibur, untuk membedakan orang benar tapi belum baik yaitu ketika bagaimana mendapatkan rezeki. Kita meneybutnya bukan rezeki tetapi rahmat Allah. Kita mendapatkannya dg cara yang jujur, amanh, bukan curang dan menipu. Cara yang Allah ajarkan. Ini lebih dari sekadar rezeki. Ini jika mendapatkan uang. Bagaimana jika khilangan uang? Kita sebut musibah, maka ini tidak salah hanya saja kita belum menjadi orang yang benar. Sebutanjika kehilangan uang adalah rahat Allah, rahmatnya apa? Sabar, ikhlas, menerima bahwa rezeki yang hilang ini atas izin Allah.
Ketinggalan kereta api juga rahmat Allah, dihina orang juga rahmat Allah akrena bisa memahamkan. Saya tadi di jalan mendapat rahmat Allah, kebanyakan orang rahmat itu adalah hal-hal baik tapi ternyata dia dicaci oleh orang. Di hina orang itu berati kita dimuliakan. Rahmat Allah ada didalam segala sesuatu, maka tidak salah jika musibah itu adalah rahmat Allah. Hidup adalah rahmat yang Allah anugerahkan untuk manusia.
Ketika mendapat kue, kita menyebut isinya bukan bungkusnya. Ketika disuguhkan minuman, kita menyebut suguhan kopi. Kita terbiasa menyebut isinya bukan covernya. Yang penting isinya. Dalam sehari-hari melihat isinya. Dalam rezeki itu ada rahmat Allah. Mulai hari ini abaikan bungkusnya. Inilah apa yang dimasud (ibrah) dengan ayat tadi.
Tiada rasa yang kita rasakan dalam semua keadaan hidup kita selain hanya …
Rahmat Allah adalah kekayaaan hidup yg sangat bernilai dan bergharga dalam hidup manusia. Tidak ada yang lebih berharga dari hidup ini selain isi. Kita tidak akan mungkin bisa sampai ke surga Allah tanpa Rahmat-nya. Dipuji orang itu rahmat Allah, dihina rahmat Allah, untung rahmat Allah, rugi rahmat Allah. Jika semua dirasakah rahmat Allah, semoga meninggal dalam keadaan dalam rahmat Allah, insya Allah.
Untuk selalu merasakan apapun dalam hidup ini sebagai rahmat Allah membutuhkan ilmu dan rahmat. Ilmu diperoleh dengan cara berguru. Jika ingin mendapatkan hikmah maka harus mendapatkan ilmu, jika ingin mendapatkan ilmu maka harus berguru. Inilah pentingnya bersekolah itu berguru yang dilakukan dengan sepenuh adab. Kenapa harus adab?
Adab itu ibarat jembatan, yang menghubungkan ilmu dan hikmah.
1. Orang yang berilmu tanpa berguru belum tentu dapat ilmu
2. Berguru tetapi tidak beradab, mungkin dapat ilmu tapi ndak dapat hikmah
Adab berguru :
1. Memandang ilmu sebagai rahmat Allah yang sangat istimewa. Jika belum emandang sebagia rahmat, maka rahmatnya belum tentu tersampaikan. Dalam pandangan umum ilmu itu sulit. Ketika kita belajar kita sedang mendekatkan diri kepada rahmat Allah. Fisika itu rahmat Allah. Jangan membenci ilmu.
2. Memandag guru sebagai rahmat Allah. Siapapun gurunya, tanpa melihat kapasitas, title dan gelarnya. Jika kita punya status tapi harus belajar quran pada yang lulusan sd. Yang dilihat = guru adalah rahmat Allah yang diberikan kepada syaa meskipun beliau ngajarnya tidak enak.
Semua makhluk memohonkan rahmat kepada Allah, sebagain memohonkan ampunan kepada Allah kepada guru-guru manusia yang mengajarkan kebaikan sampai ikan-ikan yang ada di air itu mendoakan guru.
3. Menerima hasil apapum dari berguru sebagai rahmat Allah. Walaupun hasilnya kita tidak paham, kiat sudah memeprhatikan dengan baik, mencatat dengan baik. Bukti rahmat Allah? Besok dia ngaji lagi. Allah sengaja menahan rahmat, sengaja tidak diberi kepahaman, sengaja bodoh, tapi ketika tetap berguru dan beradab maka Allah suatu saat akan memberikan curahaan rahmat yang luar biasa. Orang nabung itu sebenarnya tidak langsung mendapat hasilnya. Ketika kita ngaji dan membuat kita tidak paham, maka ini menjadi tabungan kepahaman yang belum dipahamkan.
Siapapun yang memandang apapun sebagai rahmat Allah pasti nanti akan menjadi orang mulia. Bagaimana merasakan apapun sebagai rahmat Allah? Caranya kita yakin.
QnA
Seindah-indahnya target adalah rahmat Allah, rahmat Allah itu tetap ada usaha, usaha = rahmat Allah. Amalnya disesuaikan dengan kenyataan, tujuan memasak adalah rahmat Allah. Jika melakukan dengan tujuan rahmat Allah maka lebih sungguh-sungguh daripada orang yang ingin mendapatkan hasil. Tujuan rahmat Allah maka yang Allah liat adalah kesungguhan kita dalam melakukan amal. Apakah kalian mengira akan mendapat surga? Mendapat surga dari apa yang kalian lakukan? Mendapat surga itu karena rahmat Allah.
Bagaimana memperbaiki masa lalu yg belum meperhatikan adab?
Memohon maaf kepada Allah atas yang terjadi di masa lalu dan memperbaiki diri. Adab tidak hanya ketika berguru karna berguru untuk ilmu, jika untuk yang lain itu beradab agar mendapat hikmah. Hikmah masak adalah semuanya suka. Kekuatan adab itu dari keyakinan kita.
Yogyakarta, 12 Maret 2024
Catatan:
Penulis sadar bahwa catatan ini masih banyak kekurangannya jika dibandingkan dengan keseluruhan isi dari penyampaian materi. Penulis mohon maaf terhadap kesalahan kata yang ada. Semoga catatan ini dapat memberikan manfaat pada pembaca. Aamiin
0 notes
Text
Refleksi Diri #1
Bulan Februari menjadi bulan yang gak begitu "manis" untukku. Tidak lagi semekar bulan Januari yang begitu semangat membara meraih cita. Tapi...bulan Februari membawaku menuju titik kedewasaan.
14 Februari lalu, menjadi tempat para pemilih mengikuti pemilu. Pastinya, aku berada di pilihan yang "tepat" menurutku. Karena lingkunganku yang memang mendukung pada pilihan tersebut dan aku pun merasa apa yang beliau bawakan untuk Indonesia merupakan hal yang seharusnya dilakukan.
Suatu ketika, ku berdiskusi dengan teman yang memiliki perbedaan pandangan dan pilihan, dan agaknya menjadi panas tiap kali membahas politik. Aku yang berusaha menyampaikan pendapatku untuk merubah pilihannya, seringkali menjadikan hati merasa kesal karena ia tetap "keukeuh" pada pilihannya. Padahal, dia juga masih dalam lingkungan yang sama denganku.
Kesal.. Kesal karena kita berbeda pilihan. Berusaha husnudzon dengan alasan dia memilih pasangan tersebut, tapi lagi-lagi. Ku dengarkan dengan seksama alasannya, masih logis dan rasional. Tapi menurutku ia termakan hal-hal yang tidak sesuai faktanya. Disuruh menonton film dokumenter yang dibuat kalangan tertentu, ia pun menolak. Debat pun ia tak lihat. Bertambah kesal pula hati ketika ia slalu menolak.
Namun, beberapa kali kesempatan di luar politik, aku menyadari bahwa ketika hati dia sudah bulat pada 1 pilihan, maka tetap pada pilihannya. Dia orang yang teguh pada prinsipnya sendiri, tak mendengarkan orang lain. (pandanganku)
Tapi, dari situ aku belajar. Ketika kita berbeda pilihan ataupun pendapat dengan seseorang, seringkali kita memaksakan agar pilihannya mengikuti kemauan kita. Padahal, perbedaan pilihan adalah sesuatu yang wajar. Walaupun terkadang timbul rasa marah, kecewa, kesal, dll. Tapi… karena aku merasa temanku ini sudah cukup dekat denganku, maka aku hargai pilihannya dengan catatan sudah berusaha menyampaikan pendapat mengenai pilihan masing-masing. Hal yang sepatutnya dihindari adalah membahas topik tersebut. Jika memang hal tersebut tidak menjadi penting bagi kehidupan kita berdua.
Hikmah lain yang dipetik adalah ketika berumah tangga dengan seseorang, perbedaan prinsip, pendapat, kebiasaan, dll akan menjadi sesuatu yang wajar. Disitu kita dilatih untuk tidak banyak "mengubah" dan "mengatur" apa yang telah menjadi pegangannya. Disitu kita belajar pula tentang komunikasi. Diajarkan pula bagaimana caranya kita "berdakwah" versi diri agar kita sama-sama bisa ke arah yang lebih baik dan tetap bertumbuh. Maka, pr ku saat ini adalah perbanyak ilmu lagi terkait komunikasi dan cara berdakwah, itu hal penting yang harus dikuasai semua orang--termasuk aku.
Kita juga perlu belajar memaknai arti diskusi yang sehat seperti apa. Diskusi adalah sarana untuk menemukan titik temu antara perbedaan pendapat, sarana bertemu dan menambah ilmu. Jadi... jika diskusi kita masih menghasilkan rasa sakit, emosional, dll mungkin belum memaknai penuh diskusi sehat itu bagaimana.
Sekian refleksi diri dan hikmahku hari ini. Semoga bermanfaat!
Bandung, 03 Maret 2024
1 note
·
View note
Text
Tidak Ada yang Sia-Sia Bagi Seorang Muslim
youtube
Pontianak. 10:02. 16062023.
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Sebanyak apapun alasan yang ada dan mengada-ada untuk berhenti menulis, Jumat saya usahakan istiqomah membuat ringkasan dari pelajaran didapat, salah satunya yang ini, yang sebenarnya isinya pun sudah pernah disampaikan. Lupa entah di mana saya pernah baca, ada yang bertanya mengapa manusia ndak bisa ketawa pada satu lawakan sama yang diulang-ulang, tapi justru masih bisa sedih atas kisah duka yang diulang. Semoga obatnya kita temukan pada hikmah yang diceritakan berulang ini yaa. 😊
Ini saya coba ingat-ingat ulang, sebenarnya isi full videonya nih "daging" kalau istilah jaman sekarang 😁 . Banyak sekali yang saling berkaitan, yang akan saya ceritakan hanya seperseberapanya saja 😊. Kewajiban untuk berdakwah ada di tangan setiap muslim, perkara itu mampu mengubah seseorang atau tidak, sungguhlah bukan kuasa kita. Hidayah di kuasa Allah SWT semata.
*salah satu bagian yang layak disimak secara langsung oleh Ustadz Khalid adalah tentang haul zakat harta dan tentang bagaimana shalat mempengaruhi keseharian. Semoga bisa langsung mendengarkan ya.
Hendaknya yang dikerjakan seorang muslim hanyalah yang wajib, sunnah, dan mubah. Yang unik adalah mubah. Mubah itu adalah hal yang dikerjakan tidak berdosa dan tidak berpahala. Indahnya mubah dalam perkara muslim adalah hal-hal mubah ini sangat bisa berpahala, jika kita meniatkan. Misalkan, berolahraga berniat mensyukuri kesehatan dan agar fisik kita optimal dalam beribadah. Misalkan, berniat tidur untuk memberi hak tubuh berisitirahat, apalagi jika kita niatkan kelak untuk bangun menunaikan shalat tahajud. Niatkan makan dan minum, bukan hanya menghilangkan lapar dan haus, namun juga memberikan hak kepada jasad kita. Kenapa jasad dimandikan? Padahal kan akan dikubur di dalam tanah? Karena jasad juga punya hak dalam keadaan bersih.
Ada hadis yang sering diulang, juga sebagai pengingat diri sendiri. Hadis yang luar biasa. Karena saya keteteran menuliskan, saya tampilkan kutipan dari sini ya:
Ketika seorang muslim memiliki niat baik, baruuuu niat saja sudah Allah catatkan pahalanya. Jika dilaksanakan, maka bertambah 10 kali lipat pahalanya. Bisa hingga 700 kali lipat, tergantung keikhlash-an , kualitas, kuantitasnya. Namun ketika berniat buruk, tidak Allah catat dosanya. Justru ketika kita batalkan niat buruk itu, kita mendapatkan pahala.
Ada 4 kategori manusia di mata dunia, bisa dibaca pada link yang ini.
Terimalah berita gembira dengan adanya hadis tersebut, khususnya pada golongan pertama dan kedua. Semoga kita tidak termasuk dalam golongan ketiga dan keempat ya.
Berdoalah untuk dikaruniakan ilmu dan harta, dan semoga dimudahkan untuk menghabiskannya di jalan Allah. Ketika melihat orang berangkat haji dan umroh, sementara mungkin kita belum memiliki rejeki untuk melakukannya, niatkan dalam hati, jika memiliki rejeki yang sama, hal itulah yang akan kita lakukan. Ketika kita melihat wakaf pembangunan mesjid, sedangkan mungkin kita belum memiliki rejeki, maka kita niatkan dalam hati, jika hamba memiliki uang sebanyak itu, maka hamba pun akan melakukan hal yang sama. Jika ikhlas karena Allah, ketika orang lain yang melakukan kebaikan, kita pun berkesempatan mendapat pahala yang sama. Semoga kita bisa menjadi muslim yang cerdas dalam memahami pesan-pesan Rasulullah.
Pada hal yang sudah berlalu pun kita masih memiliki kesempatan mendapatkan pahala. Allah Maha Luas Rahmadnya.
Demikian juga ketika Ustadz Khalid mengunjungi Gunung Uhud, takdir dari Allah SWT, kita lahir bukan pada masa tersebut. Apakah semua perang besar pada masa Rasulullah hanya menjadi sejarah? Niatkan dengan ikhlas, jika kita hidup pada masa tersebut, kita akan ikut berperang bersama Rasulullah. Jika kita ikhlas, semoga Allah berkenan meridhai.
Sungguh, indahnya Islam kan?
Jangan sia-siakan amalan sekecil apapun, termasuk menjumpai orang lain dengan senyum.
Salam,
ayuprissakartika.
1 note
·
View note
Text
Udah 46 hari tanpa kehadiran mama di rumah dan masyarakat, tapi seringnya kalau ke tukang sayur ada aja ibu-ibu yang ngajakin ngobrol tentang mama. Dari mulai ngomongin kebiasaan mama belanja sampai cerita mama suka ngomongin apa kalau belanja. Luar biasa memang, dari yang nahan air mata tiap kali denger cerita soal mama dari orang lain, sampai akhirnya cengar-cengir aja setiap denger hehe
Setiap kali bisa berinteraksi dengan ibu-ibu, setiap kali itu juga tersadar bahwa Allah lagi-lagi sedang menjawab ketakutanku dengan pendidikan yang Ia kasih melalui takdir yang ada. Ketakutan soal, "Bagaimana bisa turun berdakwah ke masyarakat setelah lulus nanti?" Masyarakat yang gak hanya rekan kerja, tapi juga rekan hidup bertetangga. Jadi teringat perkataan seorang teman ketika berkunjung kala itu, katanya, "Hebatnya beliau, ketika wafat pun beliau masih bisa kasih pelajaran terbaik untuk anaknya." Yap, mari berproses dan terus memanen hikmah.
... dan jangan lupa makan sayur :)
0 notes
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Melapangkan Dada Setiap Umat Rosululloh. Ia Mudahkan Semua Ucapan & Urusan Kita KarnaNya #Dakwah #Islam
Do’a ini adalah do’a yang amat manfaat. Do’a ini berisi hal meminta kemudahan pada Allah dan agar dimudahkan dalam ucapan serta dimudahkan untuk memahamkan orang lain ketika ingin berdakwah. Alhamdulillah Alloh Maha Melapangkan Dada Setiap Umat Rosululloh. Ia Mudahkan Semua Ucapan & Urusan Kita KarnaNya Do’a ini dari Nabi Musa ‘alaihis salam. Namun do’a ini bisa diamalkan pula oleh kita sebagaimana ditunjukkan oleh para ulama dalam berbagai kitab do’a kumpulan mereka[1]. Do’a ini terdapat pada firman Allah Ta’ala, قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُل�� عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي “Musa berkata, ‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’ [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28) Kisah Musa dengan Do’a Di Atas Tatkala Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa ‘alaihis salam, memberikan kabar padanya serta menunjukkan bukti-bukti yang nyata, kemudian Musa diutus kepada Fir’aun (Raja Mesir), Allah Ta’ala berfirman, اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى “Pergilah kepada Fir’aun; Sesungguhnya ia telah melampaui batas“. (QS. Thaha: 24). Fir’aun sungguh telah melampaui batas dalam kekafiran, berbuat kerusakan, ia benar-benar telah menunjukkan kesombongan yang nyata di muka bumi, dan ia pun menindas orang-orang yang lemah. Sampai-sampai ia mengklaim rububiyah ilahiyah (bahwa dirinya adalah Rabb dan pantas untuk disembah) –semoga Allah menjelakkannya-. Sungguh ia benar-benar melampaui batas, inilah sebab kebinasaannya. Namun karena rahmat, hikmah dan keadilan Allah, Dia tidak mengadzab Fir’aun melainkan setelah diberikan hujjah dengan diutusnya para Rasul. Maka dari sinilah Musa tahu bahwa beliau diutus dengan membawa tugas yang berat. Musa diutus kepada seorang pembangkang, yang tidak ada satu orang Mesir pun yang dapat menentangnya. Musa ‘alaihis salam sendiri mengalami rintangan sebagaimana yang lainnya ketika ingin mendakwahi Fir’aun, yaitu hendak dibunuh. Musa tetap menjalankan misi yang dititahkan untuknya dari Rabbnya. Ia tetap menjalani misi dari Rabbnya dengan penuh lapang dada. Musa senantiasa memohon pertolongan Allah dan meminta dimudahkan berbagai macam sebab. Beliau pun mengucapkan do’a di atas.[2] Maksud Do’a Di Atas Berikut kami sarikan penjelasan Syaikh As Sa’di rahimahullah dalam kitab tafsirnya ketika menafsirkan ayat di atas. Pertama: رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي “Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku” Maksudnya adalah lapangkanlah, janganlah perkataan dan perbuatanku ini menyakiti dan janganlah hatiku ini terkotori dengan yang demikian, dan jangan pula hatiku ini dipersempit. Karena jika hati telah sempit, maka orang yang memiliki hati tersebut sulit memberikan hidayah (petunjuk ilmu) pada orang yang didakwahi. Allah Ta’ala telah berkata pada Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159). Semoga saja seseorang yang didakwahi dapat menerima dakwah dengan sikap lemah lembut dan lapangnya jiwa. Kedua: وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي “dan mudahkanlah untukku urusanku” Maksudnya adalah mudahkanlah setiap urusan dan setiap jalan yang ditempuh untuk mengharap ridho-Mu, mudahkanlah segala kesulitan yang ada di hadapanku. Di antara dimudahkan suatu urusan yaitu seseorang yang memohon diberikan berbagai kemudahan dari berbagai pintu, ia dimudahkan untuk berbicara dengan setiap orang dengan tepat, dan ia mendakwahi seseorang melalui jalan yang membuat orang lain mudah
menerima. Ketiga: وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي “dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” Dahulu Nabi Musa ‘alaihis salam memiliki kekurangan, yaitu rasa kaku dalam lisannya. Hal ini membuat orang lain sulit memahami yang beliau ucapkan, demikianlah dikatakan oleh para pakar tafsir. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانًا “Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku” (QS. Al Qashshash: 34). Oleh karena itu, Nabi Musa meminta pada Allah agar dilepaskan dari kekakuan lidahnya sehingga orang bisa memahami apa yang diucapkan oleh Musa. Akhirnya tercapailah maksud yang beliau minta.[3] Amalkanlah! Intinya, do’a ini amat bermanfaat sekali agar kita dimudahkan dalam segala urusan. Itu yang pertama. Kemudian agar hati ini selalu lapang dan tidak sempit sehingga mudah menyampaikan dakwah pada orang lain dan mudah memahamkan orang lain. Lalu do’a ini juga mengandung makna agar segala kekakuan lisan kita ini bisa dilepaskan dengan pertolongan Allah. Kepada Allah-lah seharusnya kita meminta. Kepada Allah-lah satu-satunya kita mohon pertolongan. Ketika ada kesulitan, kesedihan dan kesempitan, adukanlah pada Allah. Allah sungguh Maha Mendengar. Allah Maha Mendengar do’a-do’a hamba-Nya. Setiap do’a yang kita panjatkan pasti bermanfaat. Tidak mungkin sama sekali tangan yang kita tengadahkan ke atas, kembali begitu saja dalam keadaan hampa. Ketika sulit saat menghadapi ujian, mohonlah segala jalan keluar pada Allah. Ketika objek dakwah sulit menerima dakwah kita, mintalah kemudahan dari Allah karena Allahlah yang membuka hati hidayah setiap hamba sedangkan kita hanya berbicara dan menyampaikan. Ingatlah hadits ini, إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِىٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا “Sesunguhnya Rabb kalian tabaroka wa ta’ala Maha Pemalu lagi Maha Mulia. Dia malu terhadap hamba-Nya, jika hamba tersebut menengadahkan tangan kepada-Nya , lalu kedua tangan tersebut kembali dalam keadaan hampa.”[4] Do’a yang amat mudah untuk diamalkan jangan sampai dilupakan, رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي “Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii” [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku] Semoga sajian ini bermanfaat. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Prepared for one hour, in Riyadh, KSA, on 24th Dzulhijjah 1431 H (30/11/2010) By: Muhammad Abduh Tuasikal www.rumaysho.com [1] Lihat kita Ad Du’aa (wa yaliihi al ‘ilaaj bir ruqo), Syaikh Sa’id bin Wahf Al Qohthoni, hal. 23. [2] Disadur dari penjelasan Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di dalam Taisir Al Karimir Rahman, pada surat Thoha, hal. 504, penerbit Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, 1420 H. [3] Disarikan dari Taisir Al Karimir Rahman, hal. 504. [4] HR. Abu Daud no. 1488 dan At Tirmidzi no. 3556. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud mengatakan bahwa hadits ini shohih. Sumber https://rumaysho.com/1425-doa-nabi-musa-minta-dimudahkan-urusan-dan-ucapan.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Melapangkan Dada Setiap Umat Rosululloh. Ia Mudahkan Semua
Ucapan & Urusan Kita KarnaNya
0 notes
Text
بِسْـــــم اللّٰــــــهِ الرَّحْمٰــــــــنِ الرَحِيْـــــــــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Faedah Hadits Hari ini:
عن عبد الله بن عباس -رضي الله عنه- قال: 'قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ".' صحيح اخرجه الطبراني
Dari Abdullooh bin Abbaas -rodhiyalloohu 'anhu-, Ia Berkata: 'Rosuululloohu ﷺ Bersabda: "Jika Zina Dan Riba Telah Nampak Tersebar Di Suatu Kampung, SungguhTelah Halal Bagi Diri Mereka Sendiri Adzab Allooh".' (Shohih, HR. ath-Thobroniy, Disepakati Keshohihannya oleh adz-Dzahabiy dan al-Albaniy)
BERSATU MENCEGAH KEMAKSIATAN ZINA DAN RIBA
Seorang Muslim tidak boleh hanya memikirkan Diri Sendiri. Ia bagian dari komunitas Masyarakat. Janganlah bersikap apatis tanpa memikirkan kebaikan bagi Lingkungan Masyarakat di Sekitarnya.
Jika Ada Kebaikan Yang Bisa Disebarkan, baik Faidah ilmu Dien, ataupun Kebaikan lyain, Lakukanlah. Berdakwah tidak harus di Mimbar atau Mikrofon Majelis ta’lim. Tebarkan Tulisan yang bermanfaat, sampaikan kebaikan dengan hikmah.
"أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ."
"Manusia Yang Paling Dicintai oleh Alloohu -Yang Maha Tinggi- Adalah Yang Paling Bermanfa'at Bagi Manusia.' (HR. ath-Thobaroniy, Dihasankan Syaikh al-Albaniy dalam Silsilah al-Ahaadits ash-Shohihah)
Jika Seseorang bisa bergaul akrab dengan warga Masyarakat sekitar, bisa mewarnai dengan Kebaikan, tidak terwarnai dengan keburukan, bersabar di atas Keta'atan, maka itulah Orang Ber-Iman yang lebih baik dan mendapat pahala yang lebih besar.
"اْلمُؤْمِنُ الَّذِيْ يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنَ اْلمُؤْمِنِ الَّذِيْ لاَ يُخَالِطُ النَّاسَ وَلاَ يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ ."
“Seorang Mukmin Yang Bergaul Dengan Manusia Dan Sabar Atas Gangguan Mereka Mendapatkan Pahala Yang Lebih Besar Dibandingkan Mukmin Yang Tidak Bergaul Dengan Manusia Dan Tidak Bersabar Dari Gangguan Mereka." (H.R Ahmad, Ibnu Majah, al-Hafidz Menyatakan bahwa Sanad Hadits Ini Hasan, asy-Syaikh al-Albaani Menshohihkannya dalam ‘Shohiihul Jaami’)
Cegahlah dan Laranglah Berbagai Kemungkaran Secara Baik dan Tepat. Tidak Main Hakim Sendiri. Namun, bersikap elegan dengan berkoordinasi dengan Pihak yang Berwenang. Pemimpin Kita Yang Muslim beserta Aparat Keamanan Dibawahnya memiliki Hak untuk Kita hargai, Hormati, dan Ta'ati dalam Hal Yang Ma’ruf(Baik)
Tersebarnya Kemaksiatan di Suatu Wilayah akan Merugikan Penduduk di Wilayah Itu Sendiri, meski Didalamnya Ada Orang-Orang Sholih. Adzab Alloohu تعالى akan mengenai wilayah itu Secara Merata. Tidak hanya mengenai Orang yang Berdosa saja. Jika Orang-Orang yang Baik Diam tidak mengingkarinya, hanya memikirkan kebaikan untuk Dirinya Sendiri.
Alloohu تعالى Berfirman:
"وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ."
"Dan Takutlah Akan Fitnah Yang Tidak Hanya Akan Menimpa Orang-Orang Zholim Diantara Kalian Saja. Dan Ketahuilah Sesungguhnya Allooh Adzab-Nya Sangat Pedih." (Q.S al-Anfaal ayat 25)
Rosuululloohu ﷺ Bersabda dengan Makna yang menguatkan Ayat tersebut:
"إِذَا ظَهَرَ السُّوءُ فِي الْأَرْضِ أَنْزَلَ اللَّهُ بِأَهْلِ الْأَرْضِ بَأْسَهُ، قَالَتْ: 'وَفِيهِمْ أَهْلُ طَاعَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ.' قَالَ: "نَعَمْ، ثُمَّ يَصِيرُونَ إِلَى رَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى."
"Jika Keburukan Telah Nampak Jelas Di Muka Bumi, Allooh Akan Menurunkan Siksaan-Nya Bagi Penduduk Bumi. Aisyah Bertanya: 'Padahal Diantara Mereka Ada Orang-Orang Yang Ta'at Kepada Alloohu Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi? Nabi ﷺ Mengatakan: Ya. Kemudian (Setelah Orang-Orang Yang Ta'at Meninggal Dalam Musibah Akibat Siksaan Itu), Mereka Akan Dikembalikan Menuju Rohmat Allooh Yang Maha Tinggi." (H.R Ahmad, dari Aisyah -rodliyalloohu 'anha-, Dishohihkan Syaikh al-Albaniy dalam Silsilah as-Shohihah)
Hadits Ibnu Abbas Yang Dikemukakan di Permulaan Tulisan Ini Menunjukkan Demikian Bahayanya Kemaksiatan Zina dan Riba Jika Nampak Jelas Ada di Suatu Wilayah. Adzab Alloohu تعالى Akan Menimpa Wilayah Itu.
Perbuatan Keji Zina Yang Meluas, Akan Mengakibatkan Timbulnya Penyakit-penyakit Mematikan Yang Belum Pernah Ada Sebelumnya.
"لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِم الَّذِينَ مَضَوْا."
"Tidaklah Perbuatan Keji (seperti Zina) Nampak Jelas Hingga Terang-terangan Dilakukan Di Suatu Kaum Kecuali Akan Tersebar Pada Mereka Wabah Tho’un Dan Penyakit-penyakit Yang Tidak Pernah Ada Sebelumnya." (H.R Ibnu Majah, dari Abdullooh bin Umar -rodhiyalloohu 'anhu-, Dihasankan Syaikh al-Albaniy dalam Shohih Ibn Majah)
Sungguh Benar Sabda Rosuululloohu ﷺ. Penyakit AIDS adalah satu dari berbagai Penyakit Akibat Hubungan Seksual Yang Bebas, kemudian menular melalui berbagai media. Penyakit itu mematikan dan belum ditemukan Obatnya yang diakui secara luas, sampai Sa'at Tulisan Ini Dibuat.
Nabi ﷺ Juga Menjamin Kebaikan Bagi Umatnya, Selama Belum Tersebarnya anak-anak Yang Terlahirnya Akibat Perbuatan Zina.
"لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا لَمْ يَفْشُ فِيهِمْ وَلَدُ الزِّنَا فَإِذَا فَشَا فِيهِمْ وَلَدُ الزِّنَا فَيُوشِكُ أَنْ يَعُمَّهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِعِقَابٍ."
"Senantiasa Umatku Berada Dalam Kebaikan Selama Belum Tersebarnya Adanya Anak Zina. Jika Telah Tersebar Pada Mereka Anak Zina, Hampir-hampir Saja Alloohu 'Azza Wa Jalla Akan Menimpakan Secara Merata Dengan Siksaan." (H.R Ahmad, dari Maimunah -rodhiyalloohu 'anha-, Dihasankan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dan Syaikh al-Albaniy)
Dosa-dosa yang dilakukan akan berakibat kerugian besar menimpa suatu Kaum. Balasan dari Alloohu تعالى untuk Mereka Sesuai dengan Amal Perbuatan.
"مَا نَقَضَ قَوْمٌ الْعَهْدَ قَطُّ إِلاَّ كَانَ الْقَتْلُ بَيْنَهُمْ ، وَمَا ظَهَرَتْ فَاحِشَةٌ فِى قَوْمٍ قَطُّ إِلاَّ سَلَّطَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِمُ الْمَوْتَ ، وَلاَ مَنَعَ قَوْمٌ الزَّكَاةَ إِلاَّ حَبَسَ اللَّهُ عَنْهُمُ الْقَطْرَ."
"Tidaklah Suatu Kaum Melanggar Perjanjian, Kecuali Akan Terjadi Pembunuhan Diantara Mereka. Tidaklah Perbuatan Keji (seperti Zina) Nampak Jelas Di Suatu Kaum Kecuali Alloohu 'Azza wa Jalla Akan Menimpakan Terjadinya Kematian Terhadap Mereka. Tidaklah Suatu Kaum Menahan Zakat, Kecuali Allooh Akan Menahan Turunnya Hujan." (H.R al-Baihaqiy dalam Sunan al-Kubro, Dishohihkan Syaikh al-Albaniy dalam Silsilah al-Ahaadits as-Shohihah)
Dosa Riba Juga Merupakan Dosa Besar. Tidak Ada Suatu Dosa Yang Diumumkan Perang dari Alloohu تعالى dan Rosul-Nya Terhadap Pelakunya Selain Dosa Riba.
"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (278) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ (279)
"Wahai Orang-Orang Yang Ber-Iman, Bertakwalah Kalian Kepada Allooh Dan Tinggalkanlah Yang Tersisa Dari Riba Jika Kalian Adalah Orang Yang Ber-Iman. Jika Hal Itu Tidak Kalian Lakukan, Umumkanlah Peperangan Dari Allooh Dan Rosul-Nya. Jika Kalian Bertaubat, Kalian Mendapatkan Pokok Harta Kalian. Kalian Tidak Menzholimi Dan Tidak Dizholimi (Q.S al-Baqoroh ayat 278-279)
Bahkan, Kadar Dosa Riba Di Sisi Alloohu Bisa Jauh Lebih Besar Dibandingkan Perbuatan Zina.
"إِنَّ الدِّرْهَمَ يُصِيْبُهُ الرَّجُلُ مِنَ الرِّبَا أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ فِي الْخَطِيْئَةِ مِنْ سِتٍّ وَثَلَاثِيْنَ زَنْيَةٍ يَزْنِيْهَا الرَّجُلُ."
"Sesungguhnya Dirham Yang Diperoleh Seseorang Dari Riba, Dosanya Lebih Besar Di Sisi Allooh Dibandingkan 36 Perbuatan Zina (H.R Ibnu Abid Dunya dan al-Baihaqiy, Dinyatakan Hasan li ghoirihi oleh Syaikh al-Albaniy dalam Shohih at-Targhib)
"الرِّبَا اثْنَانِ وَسَبْعُوْنَ بَابًا أَدْنَاهَا مِثْلَ إِتْيَانِ الرَّجُلِ أُمَّهُ."
"Riba Itu Memiliki 72 Pintu. Yang Paling Rendah (Dosanya) Adalah Seperti Seseorang Bersetubuh Dengan Ibunya Sendiri." (H.R ath-Thobaroniy, dari al-Baraa’ bin Aazib -rodhiyalloohu anhu-, Dinyatakan Hasan li ghoirihi oleh Syaikh al-Albaniy dalam Shohih at-Targhib)
Semoga Alloohu ﷻ Senantiasa Memberikan Taufiq dan Pertolongan-Nya Kepada Segenap Kaum Muslimin...
والله تعالى اعلم بالصواب
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين.
Semoga Bermanfa'at.
Mohon Ta'awunnya untuk Menyebarkan Risalah Dakwah Tauhid dan Sunnah ini, Agar Orang-orang Yang Tidak Mengetahuinya Dapat Mengetahuinya dan Menjadi Timbangan Amalan Sholih Bagi Yang Menyebarkannya di Akhirat Kelak, Insyaa Alloohu تعالى.
0 notes
Text
Begitu banyak nya perbedaan pendapat di kalangan Ulama terdahulu . Namun mereka masih saling mengakui dan berkasih sayang .
Kholaf sekarang hanya berbeda dalam Perkara muamalah dan fiqih udah saling vonis dan mengeluarkan dari jejeran salafiyyun ...
Kita ini dah sedikit jangan tambah di kasih sedikit dan dipersempit . Kita sama sama mendakwahkan tauhid yang benar , kt sama sama memberantas syirik dan bid'ah dan sama sama menyeruh menaati pemimpin dngn hikmah .
Lalu siapakah lagi yang akan membantu dan meringankan dakwah salaf jika orang2 yang menyerukan 3 pilar penting tadi telah kau vonis keluar dari salafiyyun .
Sungguh egois pendakwahan mu . Kami tau kamu cinta dengan dakwah ini . Tapi jangan berlebihan ingin menggenggam seluruh pergerakan dakwah salaf sehingga hanya ingin kamu saja yang menghandel dan mendakwahkan nya .
Dedikasi dedikasi yang telah diberikan para pendakwah salaf ini , sudah sangat banyak memberikan perubahan atas hidayah dari Allah. Dari orang yg awam sehingga ia mengenal ilmu , dari yang mubtadi mengenal yang sunnah, dari yang kafiir sehingga beriman . Dan dari banyaknya itu bukan hanya dari tangan dan lisan nya kalian kalian ... Bayangkan . Jika kebenaran dakwah salaf hanya pada mu . Bisakah dan mampukah kamu memahamkan dari berbagai bentuk karakter dan kondisi orang orang . Itu semua membutuhkan metode dakwah bukan sekedar berdakwah saja menyampaikan haq dan bathil .
Kenalilah karakter zaman ini . Agar tujuan dan goals dakwah bisa lebih mudah tercapai .
✒️ Hrsalkandary
0 notes
Text
Foto sebelum subuh, di 'Masjidnya Ustadz Adi Hidayat.'
10 Prinsip Kemenangan Dakwah Rasulullah
Prinsip pertama: Tauhid yang Bersih. Tauhid yang mampu menghempaskan kebathilan dan kekuatannya bisa menghancurkan kejahiliyahan.
Keistimewaan utama yang dimiliki Rasulullah adalah aqidah tauhidnya yang tulus, bersih dan menancap kuat di hati. Karena itu wahai para penyeru dakwah, wahai para pemburu ilmu, wahai para pemuda generasi Muhammadiyyah (pengikut Nabi Muhammad) tauhidlah yang paling utama. Aqidahlah yang harus dikuatkan.
Begitulah dulu Rasulullah diarahkan oleh Allah dalam berdakwah. Rasulullah diangkat menjadi Rasul saat usia beliau 40 tahun dan beliau wafat saat usia beliau 63 tahun. Itu berarti Rasulullah berdakwah selama 23 tahun. Dan kita pun tahu bahwa dakwah beliau dibagi menjadi 2 periode. Ada periode Makkah dan ada periode Madinah.
Periode Makkah berlangsung selama 13 tahun. Dan selama itu yang ditanamkan Rasul kepada para sahabatnya adalah tauhid. Saat itu belum ada pembahasan fiqh. Bahkan, shalat baru diwajibkan hanya belasan bulan sebelum hijrah ke Madinah. Dan setelah itu barulah ada kewajiban lain yang menyusul, seperti puasa, jihad, dsb. Yang lebih menarik lagi adalah tentang pengharaman khamr yang sampai 4 tahap baru diharamkan mutlak. Ada banyak pertanyaan tentang itu;
Bagaimana ‘hubungan’ bangsa arab saat itu dengan khamr?
Kenapa sampai diharamkan secara perlahan?
Apa hikmah yang bisa kita ambil untuk diterapkan dari cara kita berdakwah ketika mendapati kasus yang mirip?
Oh.., sungguh inilah yang saat ini banyak hilang di dalam diri para da’i.
Periode Makkah berlangsung selama 13 tahun. Hampir seluruhnya adalah tentang tauhid. Hasilnya adalah generasi terbaik sepanjang kehidupan dimulai dari Nabi Adam sampai kiamat nanti. Hasilnya adalah generasi yang ketika diperintahkan oleh Allah dengan perintah apapun, jawabannya selalu “Kami dengar dan kami patuh.”
Jangan heran kalau saat ini banyak fiqh (shalat,dll) yang tidak diterapkan dalam masyarakat. Persoalannya bukan karena pemahaman fiqh mereka kurang, persoalannya adalah karena tauhidnya belum ada dalam hati mereka. Kita terlalu sibuk membahas tentang halal dan haram hingga lupa mengenalkan siapa yang membuat aturan halal dan haram itu? Kenapa harus taat?
Maka, prinsip pertama dalam kemenangan dakwah adalah kemurnian tauhid. Dimulai dari para da’inya, kemudian diteruskan kepada semua objek dakwah. Sebab, da’i yang tidak memiliki kemurnian tauhid tidak akan bisa membuat objek dakwahnya memiliki tauhid yang bersih. Teko yang kosong selamanya tidak akan pernah bisa menuangkan apapun.
Simaklah bagaimana Rasulullah memberikan arahan “RenStra” (Rencana Strategi) dakwah kepada sahabat Mu’adz bin Jabal yang akan diutus berdakwah ke Yaman:
“Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), maka hendaklah pertama kali yang kamu sampaikan kepada mereka ialah syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa anna Muhammadar Rasûlullâh -dalam riwayat lain disebutkan, ‘Sampai mereka mentauhidkan Allâh.’-
Jika mereka telah mentaatimu dalam hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allâh Azza wa Jalla mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam.
Jika mereka telah mentaati hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allâh mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang fakir.
Dan jika mereka telah mentaati hal itu, maka jauhkanlah dirimu (jangan mengambil) dari harta terbaik mereka, dan lindungilah dirimu dari do’a orang yang teraniaya karena sesungguhnya tidak satu penghalang pun antara do’anya dan Allâh.”
Hei, coba bayangkan Rasulullah bersabda seperti itu kepadamu. Perhatikan betul urutannya dan kenapa harus berurutan? Dakwah itu bertahap. Dakwah itu berproses. Gedung yang menjulang tinggi perlu pondasi yang kuat dan dalam. Pohon yang kokoh selalu memiliki akar yang menghujam ke dalam.
Tentu tauhid yang dimaksud disini bukan ‘hanya’ tentang “tiada tuhan yang patut disembah selain Allah” Harus dikenalkan hal yang lebih luas dan mendalam. Tentang khouf dan roja’. Tentang mengenal asmaul husna. Tentang tauhid dalam hidup berumah tangga, tauhid dalam hidup bermasyarakat, tauhid dalam hidup bernegara, tauhid dalam keadaan susah maupun mudah, tauhid dalam memaknai hidup di dunia.
Maka, makna tauhid yang harus tertanam adalah tauhid yang hidup dalam perilaku sehari-hari.
Pun setelah ini, 9 prinsip dakwah selanjutnya adalah buah dari prinsip yang pertama.
Wallahu a'lam bis showab.
__________________________________
Semoga Allah memberikan aku dan kita semua keimanan yang kokoh, hati yang penuh dengan kecintaan pada-Nya dan akhlak seperti 'kekasih'-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
0 notes