#almujib
Explore tagged Tumblr posts
Text
Ya Alloh Engkau “Maha Mengabulkan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Kabulkan Doaku #Dakwah #Islam
Al-Mujib adalah salah satu nama Allah al-Husna yang Mahaindah. Nama ini terdapat dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala, وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمۡ صَٰلِحٗاۚ قَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ وَٱسۡتَعۡمَرَكُمۡ فِيهَا فَٱسۡتَغۡفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٞ مُّجِيبٞ ٦١ Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Saleh berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Rabb selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabbku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).” (Hud: 61) Ya Alloh Engkau “Maha Mengabulkan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Kabulkan Doaku Al-Mujib bermakna yang menjawab, yang mengabulkan, atau yang mengijabahi doa hamba yang berdoa kepada-Nya. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Dialahal-Mujib. Dia mengatakan, ‘Siapa yang berdoa,’ ‘Akulah yang menjawab setiap orang yang memanggil-Ku.’ Dialah yang mengabulkan doa orang yang terhimpit ketika memohon kepada-Nya, dalam keadaan tersembunyi atau terang terangan.” As-Sa’di rahimahullah berkata, “Dialah yang mengabulkan secara umum terhadap doa orang yang berdoa, bagaimanapun keadaan mereka dan dalam kondisi apapun, sebagaimana janji-Nya secara mutlak. Dialah pula yang mengabulkan secara khusus bagi orang-orang yang menyambut seruan Allah subhanahu wa ta’ala dan tunduk kepada syariat-Nya. Dia jugalah yang mengijabahi doa orang yang terhimpit dan telah putus harapan mereka dari makhluk, lantas menguatlah ketergantungan mereka kepada Allah dengan penuh harapan dan rasa takut kepada-Nya.” Asy-Syaikh Muhammad Khalil Harras berkata, “Di antara nama Allah adalah al-Mujib. Kata ini adalah bentuk isim fail dari kata masdar ‘ijabah’ (bermakna mengabulkan atau menjawab). Pengabulan Allah subhanahu wa ta’ala ada dua macam. Pengabulan secara umum bagi tiap yang berdoa kepada-Nya dengan doa ibadah atau doa mas’alah. Doa ibadah adalah suatu ucapan yang bertujuan memuji Allah subhanahu wa ta’ala dengan menyebut nama-nama-Nya yang Mahaindah dan sifat-sifat-Nya yang Mahatinggi tanpa diiringi oleh permintaan keperluan tertentu. Adapun doa mas’alah adalah seorang hamba berkata, ‘Ya Allah, berikan kepadaku sesuatu, atau hindarkan dariku sesuatu.’ Hal ini dilakukan oleh manusia yang baik maupun yang jahat. Allah subhanahu wa ta’ala akan mengabulkan bagi siapa yang Allah subhanahu wa ta’ala kehendaki dari hamba yang berdoa kepada-Nya sesuai dengan hikmah-Nya. Pengabulan doa tidak khusus bagi orang yang ikhlas dan bertakwa, karena kebaikan Allah subhanahu wa ta’ala mencakup orang yang baik dan orang yang jahat sekalipun, sedangkan rahmat-Nya meliputi segala sesuatu. Oleh karena itu, pengabulan doa semacam ini tidak menunjukkan baiknya keadaan orang yang berdoa dan terkabul doanya selama tidak ada padanya tanda kejujuran dan kebenaran, seperti doa para Nabi, doa mereka untuk kebaikan kaumnya, atau doa untuk kecelakaan kaum yang membangkang terhadap mereka, lantas Allah mengabulkan doanya. Ketika itu, pengabulan doa Allah subhanahu wa ta’ala terhadap mereka menunjukkan kejujuran mereka dalam hal berita yang sampaikan dan kemuliaan mereka di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Pengabulan doa secara khusus Jenis pengabulan doa yang ini memiliki sebab yang banyak. Di antaranya, seseorang telah berada pada keadaan yang sangat sempit dan terjatuh pada kesulitan yang sangat dahsyat, lalu dia berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Allah mengabulkan doanya dan menghilangkan kesulitannya sebagaimana firman-Nya, وَإِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فِي ٱلۡبَحۡرِ ضَلَّ مَن تَدۡعُونَ إِلَّآ إِيَّاهُۖ فَلَمَّا نَجَّىٰكُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ أَعۡرَضۡتُمۡۚ وَكَانَ ٱلۡإِنسَٰنُ كَفُورًا ٦٧ “Dan apabila kamu ditimpa bahaya
di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih.” (al-Isra’: 67) أَمَّن يُجِيبُ ٱلۡمُضۡطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكۡشِفُ ٱلسُّوٓءَ وَيَجۡعَلُكُمۡ خُلَفَآءَ ٱلۡأَرۡضِۗ أَءِلَٰهٞ مَّعَ ٱللَّهِۚ قَلِيلٗا مَّا تَذَكَّرُونَ ٦٢ “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).” (an-Naml: 62) Hal itu karena dia merasa sangat membutuhkan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala dan merasa sangat hancur kalbunya di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala serta terlepas ketergantungannya dari makhluk. Di antara sebab terkabulnya doa pula adalah panjangnya perjalanan safar, mencari perantara dengan perantara yang paling Allah subhanahu wa ta’ala cintai dengan menyebut asma Allah saat berdoa, doa orang sakit, terzalimi, dan yang berpuasa. Demikian pula pada waktu dan keadaan yang mulia, seperti pada akhir tiap shalat, waktu akhir malam, saat azan, saat turun hujan, saat gentingnya peperangan, dan kesempatan lain sebagaimana yang terdapat dalam hadits.” (Syarah Nuniyyah, 2/94—95 dengan sedikit diringkas) Buah Mengimani Nama Allah Al-Mujib Tentu saja, hamba yang beriman dengan nama Allah al-Mujib tidak akan merasa rugi, apalagi resah. Mengapa? Karena dia punya harapan besar dari Rabbnya yang Maha mengabulkan permintaan. Apa saja yang dia minta dari kebaikan dunia dan akhirat akan Allah subhanahu wa ta’ala kabulkan. Betul-betul kalbu ini merasa lega, tenang, dan senantiasa optimis menghadapi kehidupan ini; apapun keadaannya. Saya yakin, setiap kita telah benar-benar merasakan berbagai doa yang diijabahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan berbagai permintaan yang dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala pasti mengabulkan doa kita selama tidak ada penghalang terkabulnya doa. Hanya saja yang perlu kita pahami, terkadang terkabulnya doa itu dalam bentuk langsung terkait dengan apa yang kita minta, atau dalam bentuk tabungan bagi kita di akhirat, atau dalam bentuk diselamatkan dari kejelekan yang senilai dengan doa yang diminta. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَا مِنْ أَحَدٍ يَدْعُو بِدُعَاءٍ إِلاَّ آتَاهُ اللهُ مَا سَأَلَ أَوْ كَفَّ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهُ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ. “Tidaklah seseorang yang berdoa dengan sebuah doa kecuali Allah akan berikan apa yang dia minta, atau Allah hindarkan dia dari keburukan yang senilai dengannya, selama dia tidak meminta sesuatu yang mengandung dosa atau pemutusan silaturahmi.” (HR. at-Tirmidzi, dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani) مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ لَهُ فِيهَا إِثْمٌ أَوْ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ: إِمَّا أنْ يُعجِّلَ لَهُ دَعْوَتَهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَكْشِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا: إِذاً نُكْثِرُ؟ قَالَ: اللهُ أَكْثَرُ “Tidaklah seorang muslim berdoa dengan sebuah doa yang tidak mengandung dosa atau pemutusan silaturahmi kecuali Allah akan kabulkan dengan salah satu dari tiga hal: Allah akan segerakan pengabulan doanya, Allah akan tabung untuknya di akhirat, atau Allah akan hindarkan dia dari kejelekan yang senilai dengannya.” Para sahabat lantas berkata, “Wahai Rasulullah, kalau begitu kita memperbanyak doa?!” Beliau menjawab, “Allah akan lebih banyak.” (HR. at-Tirmidzi, dinyataka
n hasan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib) Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, أَمَّن يُجِيبُ ٱلۡمُضۡطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكۡشِفُ ٱلسُّوٓءَ وَيَجۡعَلُكُمۡ خُلَفَآءَ ٱلۡأَرۡضِۗ أَءِلَٰهٞ مَّعَ ٱللَّهِۚ قَلِيلٗا مَّا تَذَكَّرُونَ ٦٢ “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).” (an-Naml: 62) وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ٦٠ Dan Rabbmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (Ghafir: 60) Ibnu Katsir rahimahullah menceritakan bahwa Ibnu Asakir menyebutkan dalam kitab beliau tentang biografi seseorang yang menceritakan kisahnya tentang pengabulan doanya. “Aku menyewakan seekor baghal (hewan hasil persilangan antara kuda dan keledai) untuk perjalanan dari Damaskus ke negeri Zabadani. Suatu saat seseorang menaikinya bersamaku sehingga kami melewati jalan yang tidak pernah dilalui. Dia berkata, ‘Lewatlah jalan ini, karena jalan ini lebih dekat.’ Aku menjawab, ‘Aku tidak punya pengalaman melalui jalan itu.’ ‘Itu lebih dekat,’ jawabnya. Kami kemudian melaluinya. Sampailah kami pada suatu tempat berlumpur dan lembah dalam yang terdapat banyak mayat. Dia berkata, ‘Tahanlah baghal ini, biarkan aku turun.’ Dia turun dan menyingsingkan bajunya lalu mencabut pisau dan pergi menuju diriku. Aku lari dari hadapannya, namun dia mengejarku. Aku ingatkan dia terhadap Allah dan kukatakan, ‘Ambillah baghal itu dengan semua yang ada padanya.’ Dia menjawab, ‘Ya, itu untukku, tetapi aku juga ingin membunuhmu.’ Akupun mengingatkan dia agar takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan mengingatkan hukuman dari-Nya. Namun, dia tidak menerimanya. Akhirnya, aku pasrah di hadapannya dan aku katakan, ‘Kalau boleh, biarkan aku shalat dua rakaat terlebih dahulu.’ Dia berkata, ‘Shalatlah, dan cepat!’ Aku pun shalat dengan sangat gemetar ketika hendak membaca al-Qur’an sehingga tidak ingat satu huruf pun. Aku hanya berdiri bingung. Dia berkata, ‘Ayo cepat selesaikan!’ Lalu Allah subhanahu wa ta’ala mengalirkan pada lisanku bacaan ayat, أَمَّن يُجِيبُ ٱلۡمُضۡطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكۡشِفُ ٱلسُّوٓءَ “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan….” (an-Naml: 62) Tiba-tiba, aku melihat seorang penunggang kuda datang dari ujung lembah, membawa sebuah tombak. Lantas dia lemparkan tombak itu ke tubuh si perampok dan tidak meleset sedikit pun dari jantungnya. Tumbanglah ia, tersungkur. Segeralah aku memegangi penunggang kuda itu dan kukatakan, ‘Demi Allah, siapa engkau?’ Ia menjawab, ‘Aku adalah utusan Allah yang mengabulkan permintaan hamba-Nya yang sedang terjepit apabila dia berdoa. Dialah yang menghilangkan keburukan.’ Aku kemudian mengambil kembali baghal itu dan bawaannya. Akhirnya, aku kembali dengan selamat.” Ditulis oleh Al-Ustadz Qomar Suaidi doa Sumber : https://asysyariah.com/al-mujib/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Y
a Alloh Engkau “Maha Mengabulkan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Kabulkan Doaku
#03AllohSempurna#almujib#asmaulhusna#doa#mahamengabulkan#MahaSempurna#sempurna#Alloh#AllohBaik#Allohsempurna#asmaulkhusna#blogAlloh
0 notes
Text










Jordanguest.com will take you to where you’ll experience culture, historical, food, and world wonders like never before. Jordan is one the most beautiful destinations in the world
Our private and Tailor-Made Tour Packages will expose you to all of the amazing experiences that Jordan has to offer.
Email: [email protected]
WhatsApp: +962780107995
Website: http://www.jordanguest.com
#Jordan #amman #travel #petra #petratreasury #petrajordan #tour #trip #wadirum #wadirumdesert #tourist #tours #traveler #travelers #Aqaba #Jerash #Wegocab #almujib #baptist #Ajloun #ummqais #kerak #Madaba #Nebo #daytour #trips #sheisnotlost #ladiesgoneglobal #postcardplaces #travelgirlsgo
2 notes
·
View notes
Video
instagram
سد الموجب - Mujib Dam ➖➖➖➖ Mujib Dam (Arabic: سد الموجب ) is located in Wadi Mujib, between the cities of Madaba and Kerak, in the Madaba Governorate of Jordan. . . Dam volume: 660,590 cubic metres (864,020 cu yd) Catchment area: 4,380 square kilometres (1,690 sq mi) Location: Wadi Mujib Construction began: 1999 ➖➖➖➖ Book your day trip in Jordan with Wegocab.com WhatsApp 00962780107995 Email [email protected] ➖➖➖➖ #shareyourjordan #visitjordan #gojordan #ilovejordan #livelovejordan #sheisnotlost #almujib #mujibdam #tlpicks #speechlessplaces #darlingescapes #travelguide #sidewalkerdaily #cntraveller #blondesandcookies #youmustsee #iamtb #letsgoeverywhere #bestplacestogo #goddessvibes #wonderoftheworld #thetravelwomen #femmetravel #beautifulmatters #globelletravels #todolistguide #travellingtheworld #wanderwoman #wegocab ➖➖➖➖ Wegocab.com Tour Services In Jordan 🇯🇴❤️ https://www.instagram.com/p/BoLv2gdn_c5/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=x91uhajm6k9g
#shareyourjordan#visitjordan#gojordan#ilovejordan#livelovejordan#sheisnotlost#almujib#mujibdam#tlpicks#speechlessplaces#darlingescapes#travelguide#sidewalkerdaily#cntraveller#blondesandcookies#youmustsee#iamtb#letsgoeverywhere#bestplacestogo#goddessvibes#wonderoftheworld#thetravelwomen#femmetravel#beautifulmatters#globelletravels#todolistguide#travellingtheworld#wanderwoman#wegocab
0 notes
Photo

Crown Prince Hussein
في وادي الموجب #أردننا In Wadi AlMujib #OurJordan
18 notes
·
View notes
Photo

Almujib Islamic Mobile App Design | UAE⠀ ⠀ _________⠀ كلشي يصير ⠀ @eje_Studio | Everything is Possible⠀ Order by website | eje-studio.com⠀ _________⠀ #eje_studio #eje_arabic #eje #EbrahimJaffar #Logos #Identity #jeddah #usa #saudi #qatar #kuwait #oman #lebanon #egypt #bahrain #dubai #bahrain #arabic #abudhabi #arab #arabiclogos #arablogo #uae #ksa #typography #typofont #IslamicCalligraphy #ArabicCalligraphy #gcc
#typofont#egypt#lebanon#arabiccalligraphy#arabiclogos#arabic#uae#qatar#usa#eje_studio#ksa#identity#bahrain#logos#ebrahimjaffar#islamiccalligraphy#arablogo#abudhabi#gcc#arab#jeddah#dubai#kuwait#oman#eje_arabic#typography#saudi#eje
1 note
·
View note
Text
Alloh Maha Malu. Doa Lebih Indah Jika Cara “Meminta” Dirubah Dengan Cara “Memuja” #Dakwah #Islam
Allah Ta’ala telah memberikan nikmat iman dan petunjuk ke jalan sunnah kepada hamba-hamba yangdicintai-Nya. Sungguh tak ada ucapan yang paling indah selain memuji-Nya dan bersyukur atas segala limpahan kebaikan yang berbarakah ini. Allah selalu memuliakan kaum mukmin yang selalu mengagungkan-Nya, mentauhidkan-Nya, dan banyak menyebut asma-Nya yang husna. Oleh karena besarnya kedudukan pujian ini, Allah menjadikannya sebagai penutup ucapan di surga. Allah Ta’ala berfirman: Alloh Maha Malu. Doa Lebih Indah Jika Cara “Meminta” Dirubah Dengan Cara “Memuja” وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ “Dan penutup doa mereka ialah: Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.” (QS. Yunus : 10) Memuji Allah adalah amalan besar yang menunjukkan bahwa seorang mukmin sangat berbahagia atas kenikmatan dari-Nya yang tak seorang pun mampu menghitungnya. Demikian pula, saat terlepas dari musibah, disyariatkan untuk mengingat-Nya, bahkan diperintahkan untuk melakukan sujud syukur. Ini bukti bahwa Allah sayang dan amat penyantun padahamba-Nya yang selalu butuh akan Rabbnya. Tak hanya ketika bahagia, namun dalam situasi dan kondisi sulit pun kita harus memuji-Nya, beristigfar, bertaubat,dan memuliakan Allah sebagaimana perintah-Nya dan petunjuk Rasul-Nya. Sebagian Ayat tentang Pujian kepada Allah فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat)” (Q.S. Al-Hijr 98) وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا “Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.” (QS. Thaha : 130) وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ “Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri.” (QS. Ath-Thur : 48) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS. An-Nashr : 3) Memuji Allah dengan Sujud Syukur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk sujud syukur ketika diberitakan kabar gembira.Demikian para sahabat yang mulia segera bersujud syukur ketika memperoleh nikmat atau kabar gembira. Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhumenuturkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika beliau mendapati hal yang menggembirakan atau dikabarkan berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud pada Allah Ta’ala.” (HR. Abu Dawud no. 2774. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadis ini shahih). Kisah Ka’ab bin Malik tentang taubatnya, ia berkata, “Kemudian aku mendengar suara seseorang berteriak dengan lantang dari atas gunung Sal’in: “Wahai Ka’ab bin Malik, bergembiralah!” Ia berkata, “Lalu aku pun sujud.” (HR. Al-Bukhari no. 4418 dan Muslim no. 2769) Demikianlah, sunnah mulia betapa seseorang yang beriman mengagungkan dan menyanjung-Nya atas kebaikan yang diperoleh. Al-Baghawi rahimahullah berkata dalam Syarh as-Sunnah (III/316): “Sujud syukur hukumnya sunnah ketika mendapat nikmat yang sudah lama dinanti-nantikan, atau terbebas dari masalah yang selama ini diharapkan lenyap.” An-Nawawi rahimahullah berkata, “Ketahuilah, di-sunnah-kan bagi orang yang memperoleh kenikmatan atau terbebas dari keburukan untuk sujud sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Ta’ala, memuji dan menyanjung-Nya dengan apa yang pantas bagi-Nya.” (Al-Adzkar, hlm. 476, al-Muntaqa min Fatawa al-Fauzan II/172) Demikianlah, tuntunan indah Islam yang perlu diamalkan agar kita tergolong muttaqin yang selalu mengagungkan syariat Allah. Ketika nikmat disyukuri, Allah akan menebar barakah dalam dirinya dan orang lain. Sebaliknya, tatkala nikmat dikufuri maka bisa jadi berakibat adzab baginya. Jangan biarkan ujub dan sombongsinggah di hati sehingga menjadi orang yang tidak pandai berterima kasih kepadaAllah Ta’ala. Bahkan, kita di-sunnah-kan untuk mengucapkans
elamat kepada orang lain yang tengah memperoleh nikmat. Diriwayatkan olehal-Bukhari no. 4418 dan Muslim no. 2769, dalam kisah taubatnya Ka’ab bin Malik,ia berkata: “Maka Thalhah bin Ubaidillah bangkit dan sedikit berlari ke arahku,lalu menjabat tanganku dan mengucapkan selamat kepadaku ….” Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa Referensi: Agar Anda Dicintai Nabi, Haifa Abdullah ar-Rasyid, Pustaka at-Tazkia, Jakarta, 2008. Mengintip Indahnya Surga, Syaikh Mahir Ahmad asy-Shufi, Darul Furqan, Saudi Arabia, cet. I, Juli 2011. Artikel Muslimah.or.id Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/10679-bahagia-denganmemuji-allah-taala%EF%BB%BF.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alloh Maha Malu. Doa Lebih Indah Jika Cara “Meminta” Dirubah Dengan Cara “Memuja”
0 notes
Text
Alhamdulillah Atas Rahmat Ilmu Bermanfaat Ajak Umat Untuk Dzikir Tiap Pagi Dan Sore #Dakwah #Islam
Nabi صلى الله عليه و سلم berdoa setiap pagi, dengan doa: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً – Allahumma Inniy As-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqon thoyyiban, wa ‘amalan mutaqobbalan – Alhamdulillah Atas Rahmat Ilmu Bermanfaat Ajak Umat Untuk Dzikir Tiap Pagi Dan Sore #Dakwah #Islam “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima“. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu as-Sunni). Dan juga Nabi صلى الله عليه و سلم berdoa, dengan doa: اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي, وَعَلِّمْنِيْ مَايَنْفَعُنِيْ, وَ زِدْنِيْ عِلْمًا – Allahumman-fa’niy bimaa ‘allamtaniy wa 'allimiy maa yanfa’uniy, wa zidniy ‘ilman – “Ya Allah, berilah manfaat kepadaku dengan apa-apa yang Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah aku apa-apa yang bermanfaat bagiku, Dan tambahkanlah ilmu kepadaku.” (HR. at-Tirmidzi:3599, dan Ibnu Majah:251, 3833). DO'A BERLINDUNG DARI ILMU YANG TIDAK BERMANFAAT اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَ مِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا – Allahumma inniy a’udzubika min ‘ilmin laa yanfa’, wa min qolbin laa yakhsya’, wa min nafsin laa tasyba’, wa min da’watin laa yustajaabu lahaa – “Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim:2722, an-Nasa’i VIII/260). (171) Penulis : Ustadz Fuad Hamzah Baraba’, Lc. حفظه الله تعالى sumber : http://www.suaraaliman.com/baca/doa-meminta-ilmu-yang-bermanfaat-223253 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Atas Rahmat Ilmu Bermanfaat Ajak Umat Untuk Dzikir Tiap Pagi Dan Sore #Dakwah #Islam
#15DzikirPagiSore#almujib#amal#baik#berkah#diterima#doa#dzikir#dzikirpagi#dzikirsore#Ilmu#mahamengabulkan#rezeki#thoyyib#bermanfaat#blogAlloh#halal#pagi#sore
0 notes
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Memberi Hidayah Ajak Umat Untuk Dzikir Tiap Pagi Dan Sore. #Dakwah #Islam
Pembaca yang budiman, kali ini pembaca sekalian akan kami perkenalkan dengan sebuah doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam yang ringkas namun padat maknanya. Demikianlah memang, salah satu keutamaan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam adalah beliau diberikan jawami’ al kalim, yaitu kemampuan untuk berkata-kata ringkas namun padat dan luas maknanya. Demikian pula dalam keumuman doa-doa beliau. Alhamdulillah Alloh Maha Memberi Hidayah Ajak Umat Untuk Dzikir Tiap Pagi Dan Sore. Berikut ini doanya: عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى» ) “Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam beliau biasa berdoa: /Allaahumma innii as-alukal hudaa wat tuqaa wal ‘afaafa wal ghinaa/ (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan)” (HR. Muslim no. 2721, At Tirmidzi no. 3489, Ibnu Majah no. 3105, Ibnu Hibban no. 900 dan yang lainnya) Derajat hadits Hadits ini shahih tanpa keraguan, semua perawinya tsiqah. Dan hadits ini juga dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya, yang sudah cukup menjadi indikasi shahihnya hadits tersebut. Penjelasan hadits Dalam doa ini, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan kita untuk memohon 4 hal, yaitu: Al Hudaa (petunjuk) At Tuqaa (ketaqwaan) Al ‘Afaaf (keterjagaan) Al Ghina (kekayaan) Namun para ulama menjabarkan lebih luas makna dari 4 hal yang kita minta di sini. Al Mulla Ali Al Qari menjelaskan makna-makna: “Al Hudaa, artinya hidayah yang sempurna. At Tuqaa, artinya ketaqwaan yang menyeluruh. Al ‘Afaaf, dengan ‘ain di-fathah, artinya al kafaaf (kecukupan rezeki). Sebagian ulama mengatakan artinya adalah al iffah (terjaganya diri dari maksiat). Sebagian ulama mengatakan artinya keterjagaan diri dari yang haram. Dalam kamus Ash Shihah, ya’ifu – ‘affan, ‘iffatan, ‘afaafan artinya kaffun (kecukupan). Dan dinukil dari Abul Futuh An Naisaburi bawah ia berkata: ‘Al Afaaf artinya keshalihan jiwa dan hati’. Adapun al ghinaa artinya kekayaan hati, yaitu merasa cukup dari apa yang ada pada manusia” (Mirqatul Mafatih, 5/1721). Imam An Nawawi juga menjelaskan, “Al ‘Afaaf dan al iffah artinya terhindar dari hal-hal yang tidak halal dan terjaganya diri dari hal tersebut. Adapun al ghinaa di sini adalah kekayaan jiwa, dan merasa cukup dari apa yang ada pada manusia dan apa yang ada di tangan mereka” (Syarah Shahih Muslim 17/41). Ibnu ‘Allan Asy Syafi’i menjelaskan, “Al Hudaa, dengan ha di-dhammah dan dal di-fathah, artinya lawan dari kesesatan. At Tuqaa, dengan ta di-dhammah, maknanya taqwa. Yaitu isim mashdar dari ittaqaytullah itqaa-an, artinya adalah menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Al ‘Afaaf, dengan ‘ain di-fathah dan dua huruf fa’, mashdar dari ‘affa, artinya terhindar dari segala maksiat dan keburukan. Al Ghinaa, dengan ghain di-kasrah dan dalam bentuk qashr, artinya tidak ada perasaan merasa butuh kepada makhluk” (Dalilul Falihin, 7/275). Dengan demikian jika kita ringkas dari penjelasan-penjelasan di atas, 4 hal yang diminta dalam doa ini adalah: Al Hudaa, yaitu petunjuk yang sempurna dari Allah untuk menjalani jalan yang lurus At Tuqaa, yaitu ketaqwaan yang menyeluruh dalam semua hal, dalam menjalankan perintah agama dan menjauhi yang dilarang dalam agama Al ‘Afaaf, yaitu keterjagaan dari melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama dan hal-hal yang tidak halal, sehingga hati dan jiwa kita menjadi shalih. Al Ghina, yaitu kekayaan hati, sehingga tidak merasa bergantung dan terlalu mengharapkan apa yang ada di tangan manusia, melainkan bergantung dan berharap pada apa yang ada di tang
an Allah Pembaca yang budiman, mengapa al huda dan at tuqaa lebih didahulukan untuk diminta? Nah, ketahuilah bahwa ternyata urutan dari 4 hal yang diminta tadi pun ada rahasianya. Simak penjelasan Ibnu ‘Allan berikut ini: “Al Huda (petunjuk) didahulukan karena dialah landasan, dan ketaqwaan dibangun di atasnya. Sedangkan digandengkannya al ‘afaaf kepada al huda, ini merupakan penggandengan sesuatu yang khusus kepada sesuatu yang umum, dalam rangka menegaskan hal yang khusus tersebut. Karena nafsu, memiliki kecenderungan untuk mengajak kepada lawan dari al ‘afaaf (yaitu maksiat dan keburukan). Maka seorang hamba hendaknya meminta pertolongan Allah untuk meninggalkannya. Nah, setelah sempurna permintaan-permintaan yang terkait dengan agama, maka selanjutnya permintaan ditujukan untuk sebagian perkara dunia, yaitu al ghinaa, merasa cukup atau tidak ada perasaan merasa butuh kepada makhluk” (Dalilul Falihin, 7/275). At Thibbiy juga menjelaskan rahasia lainnya, “Dimintanya al huda dan at tuqaa secara mutlak untuk meraih petunjuk yang semestinya diterapkan dalam mendapatkan penghidupan, perbekalan dan akhlak-akhlak mulia. Dan juga petunjuk untuk menghindari apa-apa yang semestinya dijauhi dalam melakukannya, baik baik berupa syirik, maksiat dan akhlak-akhlak tercela. Adapun meminta al ‘afaaf dan al ghina adalah penyebutan yang lebih khusus setelah disebutkan yang lebih umum” (dinukil dari Tuhfatul Ahwadzi, 9/324). Subhaanallah… ternyata doa yang singkat ini adalah doa yang mengumpulkan hal-hal yang bisa meraih banyak kebaikan agama dan kebaikan dunia bagi seseorang. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di juga menjabarkan bagaimana dahsyatnya doa ini, beliau berkata: “Doa ini merupakan diantara doa yang paling padat dan paling bermanfaat. Karena di dalamnya terkandung permintaan kebaikan agama dan kebaikan dunia. Sebab, yang dimaksud al hudaa adalah ilmu yang bermanfaat, at tuqaa adalah amal shalih dan meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dengan dua hal ini, terwujudlah kebaikan agama. Karena hakikat agama adalah ilmu yang bermanfaat dan pemahaman yang benar, dan inilah al hudaa, serta menegakkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, dan inilah at tuqaa. Sedangkan permintaan al ‘afaaf dan al ghina mengandung ketercukupan diri dari makhluk dan tidak bergantungnya hati kepada mereka. Lalu merasa cukup dengan Allah dan rizki dari Allah, serta qana’ah dengan apa yang diberikan Allah, dan meminta segala kecukupan yang bisa membuat hati seorang hamba tenang. Dengan semua ini, sempurnalah kebahagiaan dunia dan kelapangan hati. Inilah kehidupan yang thayyibah. Barangsiapa yang diberi rizki oleh Allah berupa al hudaa, at tuqaa, al ‘afaaf dan al ghinaa ia telah mendapatkan dua kebahagian dan ia mendapatkan semua yang hal diinginkan serta terhindar dari semua hal yang tidak disukai. Wallahu a’lam” (Bahjah Qulub Al Abrar, 205). Menariknya di sini As Sa’di menjelaskan bahwa hidayah adalah ilmu dan taqwa adalah amal shalih. Seseorang dikatakan mendapatkan hidayah ketika ia berilmu, dan bertaqwa ketika mengamalkan agama berdasarkan ilmu. Bukan karena ikut-ikutan, hawa nafsu atau berdasarkan opini masing-masing. Oleh karena itu, Thalq Bin Habib Al’Anazi mengatakan: العَمَلُ بِطَاعَةِ اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، رَجَاءَ ثَوَابِ اللهِ، وَتَرْكِ مَعَاصِي اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، مَخَافَةَ عَذَابِ اللهِ “Taqwa adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dengan cahaya Allah (dalil), mengharap ampunan Allah, meninggalkan maksiat dengan cahaya Allah (dalil), dan takut terhadap adzab Allah” (Siyar A’lamin Nubala, 8/175). Demikian, mudah-mudahkan kita diberi hidayah oleh Allah untuk dapat mengamalkan doa ini dalam keseharian kita. Terutama dibaca di waktu-waktu yang mustajab seperti ketika sepertiga malam yang akhir, di antara adzan dan iqamah, diwaktu bersujud atau sebelum salam dalam shalat, ketika hujan dan waktu-waktu mustajab lainnya.
Semoga kita diantara para hamba yang mendapatkan kebahagiaan dunia dan kelapangan hati. Wabillahi at taufiq wa sadaad. *** Penulis: Yulian Purnama Artikel Muslimah.or.id Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/7608-doa-mohon-petunjuk-ketaqwaan-iffah-dan-kekayaan.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Memberi Hidayah Ajak Umat Untuk Dzikir Tiap Pagi Dan Sore.
#15DzikirPagiSore#almujib#doa#dzikir#dzikirpagi#dzikirsore#Hidayah#Jodoh#mahamengabulkan#mahamenolong#Sehat#blogAlloh#kebaikan#khusnulkhotimah#pagi#sore#syukur#taqwa
1 note
·
View note
Text
Alhamdulillah Alloh Selalu Mengampuni Semua Dosa Kita (Semua Umat Rosululloh). Alloh Selalu Merahmati Kita, Dan Menjauhkan Kita Dari Segala Kerugian #Dakwah #Islam
Doa Nabi Adam setelah terusir dari Surga: Robbana dholamna anfusana Ada satu kesalahan besar yang dilakukan Adam dan Hawa, yaitu melanggar larangan Allah SWT untuk memakan buah. Atas kesalahan tersebut, Nabi Adam pun membaca doa mohon ampun kepada Allah SWT. Alhamdulillah Alloh Selalu Mengampuni Semua Dosa Kita (Semua Umat Rosululloh). Alloh Selalu Merahmati Kita, Dan Menjauhkan Kita Dari Segala Kerugian Berikut doa Nabi Adam untuk memohon ampun kepada Allah SWT: رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ Robbana dholamna Anfusana wa inlm taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin. “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” Imam at-Thabari dalam Tafsir-nya menyebutkan bahwa doa ini dipanjatkan oleh Nabi Adam AS sebagai bentuk pertaubatan atas kesalahan Adam dan Hawa. Maksud “menzalimi diri kami sendiri” dalam doa tersebut adalah merupakan kalimat penyesalan dari Adam dan Hawa karena telah melakukan keburukan yang justru dapat merugikan diri mereka sendiri. Dalam Tafsir at-Thabari disebutkan: يا ربنا، فعلنا بأنفسنا من الإساءة إليها بمعصيتك وخلاف أمرك Ya Tuhan Kami, kami telah melakukan keburukan untuk diri kami sendiri dengan bermaksiat kepadamu dan menyalahi aturanmu. Hal ini menunjukkan bahwa saat kita melakukan keburukan, sejatinya kita telah merugikan diri kita sendiri. Bukan merugikan Allah karena kita menolak atau menyalahi aturannya, melainkan justru kesalahan tersebut dapat merugikan diri kita sendiri karena kita akan mendapat hukuman dari Allah SWT. Dalam doa tersebut pula keduanya meminta untuk diterima taubat mereka. Hal ini dicerminkan dari “wa tarhamna lanakunanna minal khasirin.” Yakni, jika Nabi Adam AS dan Hawa tidak diampuni, maka mereka akan menjadi hamba yang merugi. Jika Adam dan Hawa meminta ampunan dan bertaubat kepada Allah SWT, maka berbeda dengan setan. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Qatadah yang dinukil dalam Tafsir at-Thabari. عن قتادة قال: قال آدم عليه السلام: يا رب, أرأيتَ إن تبتُ واستغفرتك؟ قال: إذًا أدخلك الجنة . وأما إبليس فلم يسأله التوبة, وسأل النَّظِرة, فأعطى كلَّ واحد منهما ما سأل. Dari Qatadah berkata: Adam AS berkata, “Ya Tuhanku, apakah Engkau menyaksikan, jika aku bertaubat dan memohon ampun kepada-Mu? Maka Allah berfirman: “Maka aku akan masukkan engkau ke surga.” Sedangkan Iblis tidak meminta taubat, malah meminta untuk dikekalkan hingga hari kiamat. Maka masing-masing mereka diberikan sesuai permintaan mereka. Doa Nabi Adam AS tersebut bisa kita amalkan jika kita merasa telah melakukan kesalahan dan berdosa kepada Allah SWT. Sebaik hamba adalah yang meminta ampun setelah melakukan keburukan. (AN) Wallahu a’lam. sumber : https://islami.co/robbana-dholamna-anfusana-doa-mohon-ampun-nabi-adam-as/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Selalu Mengampuni Semua Dosa Kita (Semua Umat Rosululloh). Alloh Selalu Merahmati Kita, Dan Menjauhkan Kita Dari Segala Kerugian
0 notes
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Baik Ke Ortu Kita Mengampuni Semua Dosanya, Merahmati, Menyayangi, Mencintainya, Melembutkan Hati Lisan Akhlaqnya, Menenangkan Jiwa Fikirannya, Menyehatkan Usia Panjangnya, Memudahkan Kebaikan Ibadah, Taubat Taqwa Dan Bersyukurnya, Menjauhkan Dari Kemusyrikan Baik Dampak Dan Akadnya. #Dakwah #Islam
Sebagai anak yang berbakti, tentu kita tak mau bila bakti tersebut terhenti apabila salah satu atau kedua orangtua telah meninggal. Dalam hal ini Rasulullah mengajarkan beberapa amalan yang dapat seorang anak untuk kedua orangtua yang telah meninggal. Alhamdulillah Alloh Maha Baik Ke Ortu Kita Mengampuni Semua Dosanya, Merahmati, Menyayangi, Mencintainya, Melembutkan Hati Lisan Akhlaqnya, Menenangkan Jiwa Fikirannya, Menyehatkan Usia Panjangnya, Memudahkan Kebaikan Ibadah, Taubat Taqwa Dan Bersyukurnya, Menjauhkan Dari Kemusyrikan Baik Dampak Dan Akadnya. Dari Malik bin Rabi’ah as-Sa’idi Radhiyyalhu‘anhu, beliau menceritakan, “Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang dari Bani Salamah. Orang ini bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah masih ada cara bagiku untuk berbakti kepada kedua orangtuaku setelah mereka meninggal?’ Rasulullah menjawab, ‘Ya, menshalatkan mereka, memohon ampunan untuk mereka, memenuhi janji mereka setelah mereka meninggal, memuliakan rekan mereka, dan menyambung silaturahmi yang terjalin sebab keberadaan mereka.’” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah). Bagi si mayit sendiri, doa yang dikhususkan untuk mereka adalah sebuah keberkahan terlebih tidak ada lagi yang dapat diperbuat oleh mereka di dalam kubur. Sementara doa dari sang anak di dunia merupakan suatu amal bagi mereka. Dari Abu Hurairah Radiyallahu’anhu, Rasulullah bersabda, “Apabila seorang mati, seluruh amalnya akan terputus kecuali 3 hal, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim, Nasai, dan lainnya). Bagi anak yang senantiasa mendoakan kedua orangtuanya, makai katan iman antara keduanya akan Allah jaga hingga hari kiamat. Kelak, mereka akan dipertemukan lagi di akhirat. “Orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka.” (HR. at-Thur: 21). Berikut beberapa doa yang dapat dipanjatkan untuk kedua orangtua yang telah meninggal: رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā. Artinya: "Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil." Dapat juga membaca doa berikut untuk orang-orang yang telah meninggal khususnya orangtua, guru dan orang-orang telah berbuat baik. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا Allāhummaghfir lil muslimīna wal muslimāt, wal mukminīna wal mukmināt, al-ahyā’i minhum wal amwāt, min masyāriqil ardhi ilā maghāribihā, barrihā wa bahrihā, khushūshan ilā ābā’inā, wa ummahātinā, wa ajdādinā, wa jaddārinā, wa asātidzatinā, wa mu‘allimīnā, wa li man ahsana ilainā, wa li ashhābil huquqi ‘alaynā. Artinya: “Ya Allah, ampunilah mukminin, mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya bapak, ibu, kakek, nenek, ustadz, guru, mereka yang telah berbuat baik terhadap kami, dan mereka yang masih memiliki hak terhadap kami.” Kemudian dapat diteruskan dengan doa berikut dan diakhiri membaca Al Fatihah. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سًبْحَانَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ علَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ … Rabbanā ātina fid duniā hasanah, wa fil ākhirati
hasanah, wa qinā ‘adzāban nār. Subhāna rabbika rabbil ‘izzati ‘an mā yashifūna, wa salāmun ‘alal mursalīna, wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muhammadin, wa ‘alā ālihī, wa shahbihī, wa sallama, wal hamdulillāhi rabbil ‘alamīn. Al-Fatihah. Artinya: “Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungi kami dari siksa api neraka. Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan, dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. (baca Surat Al-Fatihah).” Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi Rahmat Allah sehingga dapat berkumpul kembali dengan keluarga di akhirat kelak, Wallahu’alam. sumber : https://muslimahdaily.com/khazanah/doa-islam/item/3471-agar-pahala-terus-mengalir,-berikut-doa-untuk-orang-tua-yang-sudah-meninggal.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Baik Ke Ortu Kita Mengampuni Semua Dosanya, Merahmati, Menyayangi, Mencintainya, Melembutkan Hati Lisan Akhlaqnya, Menenangkan Jiwa Fikirannya, Menyehatkan Usia Panjangnya, Memudahkan Kebaikan Ibadah, Taubat Taqwa Dan Bersyukurnya, Menjauhkan Dari Kemusyrikan Baik Dampak Dan Akadnya.
#16Doa#almujib#doa#islam#maghfiroh#orangtua#ortu#rahmatAlloh#taqwa#blogAlloh#hanif#ibadah#syukur#taubat
0 notes
Text
Alhamdulillah Alloh Jodohkanku Dengan Bidadari Dunia Akhirat Yang Selalu Lemah Lembut, Penuh Cinta Kasih Sayang, Wafa’, Setia, Selalu Khusnudzon & Belain Aku, Tidak Pernah Syu’udhon, Selalu Membuatku Senang Tenang Nyaman Bahagia, Alloh Jadikan Ikatan Kami Sakinah Mawaddah Rohmah Penuh Berkah & Maslahah Abadi. #Dakwah #Islam
Hadits #1467 وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:اللَّهُمَّ آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah, “ALLOHUMMA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH, WA FIL AAKHIROTI HASANAH, WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR. (Artinya: Ya Allah, karuniakan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, 8:187-188; Muslim, no. 2690] Alhamdulillah Alloh Jodohkanku Dengan Bidadari Dunia Akhirat Yang Selalu Lemah Lembut, Penuh Cinta Kasih Sayang, Wafa’, Setia, Selalu Khusnudzon & Belain Aku, Tidak Pernah Syu’udhon, Selalu Membuatku Senang Tenang Nyaman Bahagia, Alloh Jadikan Ikatan Kami Sakinah Mawaddah Rohmah Penuh Berkah & Maslahah Abadi. Doa di atas sama dengan doa dalam ayat, رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ROBBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH, WA FIL AAKHIROTI HASANAH, WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR. Artinya: Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka. (QS. Al-Baqarah: 201) Penjelasan Hadits Imam Muslim menambahkan dalam riwayatnya, “Jika Anas radhiyallahu ‘anhu hendak berdoa, ia pasti berdoa dengan doa tersebut. Jika ia hendak berdoa dengan doa yang lain, ia pun menyisipkan doa tersebut di dalamnya.” (HR. Muslim, no. 2690) Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan, “Tidaklah seorang nabi maupun orang saleh berdoa melainkan mereka menggunakan doa ini.” (Fath Al-Bari, 2:322) Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan, “Doa sapu jagad ini berisi permintaan kebaikan di dunia seluruhnya dan dihindarkan dari seluruh kejelekan. Yang dimaksud kebaikan dunia adalah nikmat kesehatan, rumah yang lapang, istri yang penuh dengan kebaikan, rezeki yang luas, ilmu yang bermanfaat, amal saleh, kendaraan yang menyenangkan, pujian yang baik, serta kebaikan-kebaikan lainnya dengan berbagai ungkapan dari pakar tafsir. Apa yang disebutkan oleh para ulama pakar tafsir semuanya tidaklah saling bertentangan. Karena seluruh kebaikan dunia tercakup dalam doa tersebut. Adapun kebaikan di akhirat yang diminta dalam doa ini tentu saja lebih tinggi dari kebaikan di dunia yaitu dimasukkannya ke dalam surga, dibebaskan dari rasa khawatir (takut), diberi kemudahan dalam hisab (perhitungan amalan) di akhirat, serta berbagai kebaikan akhirat lainnya. Adapun permintaan diselamatkan dari siksa neraka mengandung permintaan agar kita dibebaskan dari berbagai sebab yang menjerumuskan ke dalam neraka yaitu dengan dijauhkan dari berbagai perbuatan yang haram dan dosa, dan diberi petunjuk untuk meninggalkan hal-hal syubhat (yang masih samar/abu-abu) dan hal-hal yang haram.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 2:122) Imam Nawawi rahimahullah berkata mengenai pengertian doa tersebut, “Pendapat yang lebih tepat mengenai tafsiran ‘kebaikan di dunia’ adalah ibadah dan ‘afiyah (kesehatan). Adapun ‘kebaikan di akhirat’ adalah surga dan ampunan Allah. Ada juga ulama yang mengatakan bahwa kebaikan di situ bersifat umum untuk seluruh kebaikan di dunia dan akhirat.” (Syarh Shahih Muslim, 17:13) Faedah Hadits Dianjurkan memperbanyak doa ini karena doanya yang singkat dengan lafazh yang sedikit, namun sudah berisi permintaan kebaikan dunia dan akhirat. Doa dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kebanyakannya memakai doa ini dan ini diambil dari ayat, doa ini kandungannya padat mencakup doa seluruhnya, yaitu di dalamnya terdapat permintaan nikmat dunia, nikmat akhirat, dan diselamatkan dari siksa neraka. Para sahabat radhiyallahu ‘anhum semangat menjaga sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menerapkannya. Refer
ensi: Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj. Cetakan Pertama. Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm. Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari. Cetakan Keempat. Tahun 1432 H. Ibnu Hajar Al-Asqalani, Penerbit Dar Thiybah. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim.Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq: Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Sumber https://rumaysho.com/19550-doa-sapu-jagat-paling-sering-dibaca-nabi.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Jodohkanku Dengan Bidadari Dunia Akhirat Yang Selalu Lemah Lembut, Penuh Cinta Kasih Sayang, Wafa’, Setia, Selalu Khusnudzon & Belain Aku, Tidak Pernah Syu’udhon, Selalu Membuatku Senang Tenang Nyaman Bahagia, Alloh Jadikan Ikatan Kami Sakinah Mawaddah Rohmah Penuh Berkah & Maslahah Abadi.
0 notes
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Mengampuni Semua Dosa Kesalahan Kita (Semua Umat Nabi Muhammad). Alloh Hapus Semua Aib Kita Di Dunia & Akhirat. Alloh Merahmati Kita Dengan Kelembutan & Kasih Sayang #Dakwah #Islam
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ Artinya, “Dan doakanlah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.” (QS. At-Taubah [9] ayat 104). Alhamdulillah Alloh Maha Mengampuni Semua Dosa Kesalahan Kita (Semua Umat Nabi Muhammad). Alloh Hapus Semua Aib Kita Di Dunia & Akhirat. Alloh Merahmati Kita Dengan Kelembutan & Kasih Sayang #Dakwah #Islam Di ayat lain Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ Artinya, “Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad [47] ayat 19). Salah satu sisi keindahan Islam dan penganutnya dapat dilihat dari budaya ketulusannya dalam saling mendoakan. Ketulusan itu terwujud bukan hanya sebatas saling tukar kata ketika bersua, tapi juga terwujud sampai ke hati ketika saling tidak berhadapan. Simaklah kisah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Shofwan bin Abdillah bin Shofwan. Shofwan tiba di negeri Syam. Kemudian ia bertemu dengan Ummud Darda, ibu mertuanya di rumah. Namun, Shofwan tidak bertemu dengan Abud Darda, bapak mertuanya. Ibu mertuanya lalu bertanya, “Apakah engkau ingin berhaji tahun ini?” Shofwan menjawab, “Iya.” Ummu Darda mengatakan, “Kalau begitu doakanlah kebaikan padaku, karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda, ‘Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendoakan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata aamiin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi’.” Shofwan kemudian bertemu dengan mertua lelakinya di pasar. Ternyata Abu Darda mengatakan sebagaimana perkataan istrinya tadi. Abu Darda mengatakan bahwa dia menukilnya dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Seiring perkembangan zaman dan pesatnya kemajuan alat komunikasi di era digital ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala ternyata semakin memudahkan umat Islam saling berkirim doa dan mendoakan. Tidak hanya pada saat berjauhan lokasi hingga pada situasi tidak saling mengenal wajah dan karakter, tetapi apabila “judulnya” adalah Muslim, begitu mudahnya saling mendoakan dan berbagi doa dengan alat komunikasi di tangan. Terlebih dari Abu Bakar Ash-Shidiq radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “إن دعوة الأخ في الله تستجاب” Artinya, “Sesungguhnya doa seseorang kepada saudaranya karena Allah adalah doa yang mustajab (terkabulkan).“ (Sahih secara sanad). Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahkan menganjurkan untuk memperluas doa kepada sesama saudara seiman dan seakidah. Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa seseorang pernah berdoa, اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِمُحَمَّدٍ وَحْدَنَا Artinya, “Ya Allah ampunilah aku dan Muhammad saja!” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian bersabda, لَقَدْ حَجَبْتَهَا عَنْ نَاسٍ كَثِيرٍ “Sungguh engkau telah menyempitkan doamu tadi dari doa kepada orang banyak.” (Sahih) Sedemikian beruntungnya umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sehingga Yahudi yang mengetahui keutamaan tersebut merasa hasad di dalam diri mereka. عَنْ عَائِشَةَ, عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, قَالَ: مَا حَسَدَتْكُمُ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ, مَا حَسَدَتْكُمْ عَلَى السَّلَامِ وَالتَّأْمِينِ Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bersabda, “Tidaklah Yahudi hasad terhadap kalian tentang sesuatu, seperti hasadnya terhadap kalian dalam permasalahan salam dan ucapan aamiin”. (HR. Ibnu Majah 856 dan Ibnu Khuzaimah). Yahudi yang merupakan musuh terbesar umat Islam, mengetahui keutamaan salam sehingga mereka hasad kepada kaum muslimin atas anugerah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu. Lalu bagaimana
bisa jika kaum muslimin melupakan keutamaan ini? Lihatlah keutamaan salam dalam Islam yang berisi kalimat doa kepada sesama Muslim. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلًا مَرَّ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي مَجْلِسٍ فقَالَ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ ” فقَالَ عَشْرُ حَسَنَاتٍ ثُمَّ مَرَّ رَجُلٌ آخَرَ فقَالَ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فقَالَ عِشْرُونَ حَسَنَةً فَمَرَّ رَجُلٌ آخَرَ فقَالَ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ فقَالَ ثَلَاثُونَ حَسَنَةً …الخ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, seorang pemuda melewati Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang sedang dalam keadaan duduk di sebuah majelis. Maka pemuda ini mengucapkan, “Assalamu’alaikum.” Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan, “Bagi dia 10 kebaikan.” Lalu lewat pemuda yang lain dan mengatakan, “Assalamu’alaikum wa rahmatullah.” Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan, “Bagi dia 20 kebaikan.” Kemudian lewat lagi pemuda yang lainnya mengatakan, “Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu.” Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan, ”Bagi dia 30 kebaikkan.” (HR. Ibnu Hibban 493, Abu Daud 5195, Tirmidzi 2689 dan ini adalah lafaz Ibnu Hibban). (A/RI-1/P1) sumber : https://minanews.net/keindahan-saling-mendoakan/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Mengampuni Semua Dosa Kesalahan Kita (Semua Umat Nabi Muhammad). Alloh Hapus Semua Aib Kita Di Dunia & Akhirat. Alloh Merahmati Kita Dengan Kelembutan & Kasih Sayang #Dakwah #Islam
0 notes
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Merahmati Setiap Umat Nabi Muhammad Dengan Cinta Kasih Sayang, Taufiq & Hidayah, Berkah & Rezeki Melimpah, Sehat Jasmani Rohani, Kuat Fisik Mental, Solusi Maslahah Yang Mudah Indah, Tiada Susah & Masalah, Selalu Sakinah Mawadah Wa Rohmah Dunia & Akhirat #Dakwah #Islam
Umat Nabi Muhammad SAW adalah umat yang istimewa, karena Allah memberi banyak keistimewaan kepada umat Nabi Muhammad SAW. Keistimewaan itu diantaranya adalah: Alhamdulillah Alloh Maha Merahmati Setiap Umat Nabi Muhammad Dengan Cinta Kasih Sayang, Taufiq & Hidayah, Berkah & Rezeki Melimpah, Sehat Jasmani Rohani, Kuat Fisik Mental, Solusi Maslahah Yang Mudah Indah, Tiada Susah & Masalah, Selalu Sakinah Mawadah Wa Rohmah Dunia & Akhirat Yang Pertama, umat Nabi Muhammad SAW adalah umat terbaik. Sebagaimana terdapat dalam QS. Ali Imran ayat 110, Allah Berfirman: “Kuntum khaira ummatin ukhrijat li-nnaasi ta’muruuna bil ma’ruufi watanhauna ‘anil munkari watu’minuuna billahi walau aamana ahlul kitaabi lakaana khairan lahum minhumul mu’minuuna wa-aktsaruhumul faasiquun.” Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Yang Kedua, umat Nabi Muhammad SAW adalah umat pertama yang masuk Surga. Dalam Hadits Riwayat Muslim disebutkan bahwa, Rasulullah SAW bersabda: “Kita (Muhammad SAW dan umatnya) adalah umat yang terakhir, dan yang paling pertama pada hari kiamat, kami adalah orang yang pertama masuk surga.” Yang Ketiga, umat Nabi Muhammad SAW merupakan umat yang tidak sepakat dalam kesesatan. Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku (umat nabi Muhammad) atas kesesatan.” (HR. Tirmidzi) Yang Keempat, Allah memaafkan umat Nabi Muhammad SAW dikala lupa, dsb. Dalam Hadits Riwayat Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku, apa yang terbersit di dalam hati, selama belum diucapkan maupun dilakukan.” Kemudian dari hadits lain, Rasulullah SAW bersabda: “Dimaafkan untuk umatku akibat, tersalah (tak sengaja), terlupa dan terpaksa.” (HR. Al Baihaqi) Yang Kelima, Allah memberi umat Nabi Muhammad SAW pahala dua kali lipat. “Sesungguhnya perumpamaan kalian dibandingkan orang-orang Yahudi dan Nashrani seperti seseorang yang memperkerjakan para pekerja yang dia berkata; “Siapa yang mau bekerja untukku hingga pertengahan siang dengan upah satu qirath, maka orang-orang Yahudi melaksanakannya dengan upah satu qirath per satu qirath. Lalu orang-orang Nashrani mengerjakannya dengan upah satu qirath per satu qirath. Kemudian kalian mengerjakan mulai dari shalat Ashar hingga terbenamnya matahari dengan upah dua qirath per dua qirath. Maka orang-orang Yahudi dan Nashrani marah seraya berkata: “Kami yang lebih banyak amal namun lebih sedikit upah!” Lalu orang itu berkata; “Apakah ada yang aku zalimi dari hak kalian?” Mereka menjawab; “Tidak ada”. Orang itu berkata; “Itulah karunia dari-Ku yang Aku memberikannya kepada siapa yang aku kehendaki.” (HR. Bukhari & Muslim) Yang Keenam, Nabi Muhammad SAW memiliki syafa’at besar untuk umatnya. Dalam Hadits Riwayat Ibnu Majah Nomor 4301 disebutkan bahwa, Rasulullah SAW bersabda: “Saya disuruh memilih antara setengah umatku akan di masukkan ke surga dengan di beri syafa’at, maka saya memilih syafa’at, karena sesungguhnya syafa’at lebih mencakup dan lebih mencukupi, bagaimana pendapat kalian, apakah ia hanya di berikan kepada orang-orang yang bertakwa saja? Tidak, akan tetapi ia di berikan juga terhadap orang-orang yang berdosa dan orang-orang yang banyak kesalahan.” Yang Ketujuh, umat Nabi Muhammad SAW dapat memberi syafa’at kepada orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah : “Wahai Rabb kami, mereka selalu berpuasa bersama kami, shalat bersama kami, dan berhaji bersama kami.” Maka dikatakan kepada mereka; “keluarkanlah orang-orang yang kalian ketahui.” Maka bentuk-bentuk mereka hitam kelam karena terpanggang api neraka, kemudian mereka mengeluarkan begitu banyak orang yang telah di makan neraka sampai pada pertengahan betisnya dan sampai kedua lutu
tnya. Kemudian mereka berkata; “Wahai Rabb kami tidak tersisa lagi seseorang pun yang telah engkau perintahkan kepada kami.” (HR. Muslim) Yang Kedelapan, umat Nabi Muhammad SAW akan masuk surga dengan wajah bersinar. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya umatku akan dihadirkan pada hari kiamat dengan wajah berseri-seri karena bekas air wudhu.” (HR. Bukhari) Yang Kesembilan, umat Nabi Muhammad SAW tidak mendapat siksa pada hari kiamat. Dari Abu Musa Al Asy’ari Ra. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Umatku ini umat yang disayangi, ia tidak disiksa pada hari kiamat. Siksaannya ada di dunia berupa fitnah, gempa dan pembunuhan.” (HR. Abu Dawud dan Al Hakim) Yang Kesepuluh, dari umat Nabi Muhammad SAW akan diutus para pembaharu. “Sesungguhnya Allah membangkitkan bagi umat ini dalam awal setiap seratus tahun orang yang akan memperbaharui agama mereka.” (HR. Abu dawud) sumber : https://www.alirsyad.or.id/10-keistimewaan-umat-nabi-muhammad-saw/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Merahmati Setiap Umat Nabi Muhammad Dengan Cinta Kasih Sayang, Taufiq & Hidayah, Berkah & Rezeki Melimpah, Sehat Jasmani Rohani, Kuat Fisik Mental, Solusi Maslahah Yang Mudah Indah, Tiada Susah & Masalah, Selalu Sakinah Mawadah Wa Rohmah Dunia & Akhirat
#16Doa#almujib#doa#nabiMuhammad#rahmatAlloh#rosululloh#salingmemafkan#salingmerahmati#sukses#umatNabi#umatNabiMuhammad#akhirat#blogAlloh#dunia#salingmendoakan#umatMuhammad#umatRosululloh
0 notes
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Merahmati Kita Dengan Anak Yang Sholeh Sholehah, Hafidz Hafidzah, Da’i Daiyah, Syahid Syahidah, Sehat & Afiyat. #Dakwah #Islam
Setiap orang yang telah berumah tangga atau akan, pasti menginginkan si buah hati. Mungkin ada yang telah menanti bertahun-tahun, namun belum juga dikaruniai buah hati. Juga ada yang menginginkan agar anaknya menjadi sholeh. Maka perbanyaklah do’a akan hal tersebut. Banyak do’a yang telah dicontohkan dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Di antaranya ada do’a yang berasal dari para Nabi ‘alaihimush sholaatu was salaam. Alhamdulillah Alloh Maha Merahmati Kita Dengan Anak Yang Sholeh Sholehah, Hafidz Hafidzah, Da’i Daiyah, Syahid Syahidah, Sehat & Afiyat. Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam berkata, رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ “Robbi hablii minash shoolihiin” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100). Ini adalah do’a yang bisa dipanjatkan untuk meminta keturunan, terutama keturunan yang sholeh. Dalam Zaadul Masiir (7/71), dijelaskan maksud ayat tersebut oleh Ibnul Jauzi rahimahullah, “Ya Rabbku, anugerahkanlah padaku anak yang sholeh yang nanti termasuk jajaran orang-orang yang sholeh.” Asy Syaukani rahimahullah mengatakan apa yang dikatakan oleh para pakar tafsir, “Ya Rabb, anugerahkanlah padaku anak yang sholeh yang termasuk jajaran orang-orang yang sholeh, yang bisa semakin menolongku taat pada-Mu”. Jadi yang namanya keturunan terutama yang sholeh bisa membantu seseorang semakin taat pada Allah. Nabi Dzakariya ‘alaihis salaam berdo’a, رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ “Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38). Maksud do’a ini kata Ibnu Katsir rahimahullah, “Ya Rabb anugerahkanlah padaku dari sisi-Mu keturunan yang thoyyib yaitu anak yang sholeh. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do’a.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3/54) Seseorang yang telah dewasa dan menginjak usia 40 tahun memohon pada Allah, رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ “Robbi awzi’nii an asy-kuro ni’matakallatii an’amta ‘alayya wa ‘ala walidayya wa an a’mala shoolihan tardhooh, wa ash-lihlii fii dzurriyatii, inni tubtu ilaika wa inni minal muslimiin” [Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri] (QS. Al Ahqof: 15). Do’a ini juga berisi permintaan kebaikan pada anak dan keturunan. ‘Ibadurrahman (hamba Allah Yang Maha Pengasih) berdo’a, رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا “Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa” [Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa]. (QS. Al Furqon: 74) Al Qurtubhi rahimahullah berkata, ليس شيء أقر لعين المؤمن من أن يرى زوجته وأولاده مطيعين لله عز وجل. “Tidak ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata seorang mukmin selain melihat istri dan keturunannya taat pada Allah ‘azza wa jalla.” Perkataan semacam ini juga dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10/333) Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendo’akan anak Ummu Sulaim, yaitu Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma dengan do’a, اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ “Ya Allah, perbanyaklah harta dan
anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480). Dari sini seseorang bisa berdo’a untuk meminta banyak keturunan yang sholeh pada Allah, اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي “Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa a’thoitanii“ (Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri).” Moga dengan lima do’a di atas, Allah menganugerahkan pada kita sekalian keturunan bagi yang belum dianugerahi dan dikaruniai anak-anak yang sholeh nan sholehah. Aamiin Yaa Samii’ud Du’aa’. Panggang-GK, 18 Jumadats Tsaniyyah 1432 H (21/05/2011) www.rumaysho.com Referensi: Fathul Qodir, Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani, Mawqi’ At Tafasir. Fiqhud Du’aa’, Musthofa bin Al ‘Adawi, Maktabah Makkah, cetakan pertama, 1422 H. Syarh Ad Du’a minal Kitab was Sunnah (Syaikh Sa’id bin Wahf Al Qohthoni), Mahir bin ‘Abdul Humaid bin Muqoddam, soft file (.doc) Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ismail Ibnu Katsir, Muassasah Qurthubah. Zaadul Masiir fi ‘Ilmi Tafsir, Ibnul Jauzi, terbitan Al Maktab Al Islami. Sumber https://rumaysho.com/1752-doa-meminta-anak-yang-sholeh.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Merahmati Kita Dengan Anak Yang Sholeh Sholehah, Hafidz Hafidzah, Da’i Daiyah, Syahid Syahidah, Sehat & Afiyat.
1 note
·
View note
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Merahmati Setiap Umat Nabi Muhammad Lebih Dari Rahmat Pada Nabi Sulaiman Dengan Penuh Syukur #Dakwah #Islam
Nafsu manusia memang tidak pernah puas terhadap apa yang telah dimilikinya, berapa pun besarnya nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Sifat manusia yang tidak mensyukuri nikmat tersebut seringkali menjadikannya terjerumus ke dalam jurang kesalahan. Banyak manusia yang mengalami depresi karena terus merasa kekurangan. Banyak pula yang syok dan darah tinggi sebab kecewa karena keinginannya tidak terpenuhi. Alhamdulillah Alloh Maha Merahmati Setiap Umat Nabi Muhammad Lebih Dari Rahmat Pada Nabi Sulaiman Dengan Penuh Syukur #Dakwah #Islam Hal yang sangat jauh dari seorang mukmin yang mempunyai Allah sebagai sandaran. Padahal Allah sendiri telah berjanji dalam surah Ibrahim ayat 7 bahwa Allah akan menambah nikmat seorang hamba apabila ia bersyukur, dan akan mengadzab hamba-Nya yang tidak bersyukur. Islam menuntun kita untuk selalu menjadi hamba yang bersyukur. Dalam Al-Quran kita bisa meneladani Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman adalah salah satu nabi yang pandai bersyukur. Beliau dianugerahi Allah kerajaan dan kekayaan luar biasa, namun tidak pernah terbesit kufur nikmat sedikitpun dalam hatinya. Beliau gunakan seluruh nikmat yang tersebut sebagai sarana ibadah, karena beliau sadar bahwa pada hakikatnya semua itu milik-Nya, atas pemberian-Nya, dan akan kembali kepada-Nya. Sebagai seorang muslim, spirit Nabi Sulaiman ini perlu kita tiru, dan doa beliau bisa kita contoh. Meniru spirit Nabi Sulaiman Dalam Tafsir al-Mishbah, Quraish Shihab menjelaskan, Nabi Sulaiman adalah seorang pewaris kerajaan dari ayahnya, Nabi Daud. Kerajaan yang dikuasainya tidak hanya meliputi manusia saja, melainkan dari golongan hewan dan juga golongan jin. Tidak ada seorang manusia sesudah beliau yang mampu menyamai besarnya kerajaaan yang beliau miliki. Hal ini seperti pinta beliau yang terekam dalam surah Shad ayat 35: قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لأحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ “Ya Tuhanku, ampunilah segala apa yang telah aku lakukan dan berikanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi lagi banyak karunia-Nya” Kerajaan yang Nabi Sulaiman dapatkan berkenaan dengan pembuatan Masjid Baitul Maqdis. Menurut penjelasan Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Quran al-‘Adzim, berdasarkan hadis riwayat Imam Ibnu Majah dan Imam Nasai, ketika Nabi Sulaiman telah menyelesikan pembuatan Baitullah tersebut, Allah memberikan hadiah kepada Nabi Sulaiman berupa permintaan yang akan dikabulkan-Nya. Nabi Sulaiman pun akhirnya meminta tiga perkara. Permintaan pertama yaitu meminta ilmu kebijaksanaan yang sesuai dengan kebijaksanaan Allah. Permintaan kedua adalah meminta kerajaaan yang tidak dimiliki seseorang sesudahnya. Dan yang ketiga adalah meminta seseorang yang datang ke masjid tersebut dengan niat untuk shalat di dalamnya, maka bersihlah dosa-dosanya sebagaimana ketika ia dilahirkan ibunya. Sebagai umat Islam, spirit Nabi Sulaiman tersebut dapat kita teladani. Nabi Sulaiman tidak lantas mendapatkan nikmat secara instan. Tetapi, terlebih dahulu ia menunaikan tugas dari Allah dengan perasaan gembira. Dan ketika diberi hadiah Allah berupa permintaan, yang beliau minta tidaklah hanya berupa materi kerajaan semata. Namun juga ilmu kebijaksanaan dan yang paling penting adalah nilai spiritual agar manusia selalu beribadah kepada Allah. Berdoa agar dijadikan hamba yang senantiasa bersyukur Meskipun dianugerahi kenikmatan melimpah dan kerajaan yang tidak ada yang menandingi, Nabi Sulaiman tidak merasa sombong dan congkak. Beliau justru meminta agar Allah menjadikannya seorang hamba yang selalu bersyukur. Berikut doa beliau yang perlu kita contoh dan amalkan dalam Surat An-Naml ayat 19: رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ “Ya Tuha
nku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang (ibu dan ayahku) dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” Sifat hewani manusia memang tidak pernah puas terhadap apapun yang dimilikinya. Seperti yang telah disabdakan Rasulullah SAW “andaikan manusia diberi dua lembah yang penuh harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi perut manusia hanyalah tanah” (HR. Bukhari). Namun, sifat hewani tersebut dapat dihindari dengan meminta perlindungan kepada Allah melalui doa dan ikhtiar. Karena seorang manusia juga mempunyai sifat-sifat ilahiyah dan akan hadir tatkala ia membersihkan diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Sifat mengeluh dan tamak akibat kurang syukur pun bisa dibuang jika manusia mau. Tentunya, diri kita akan merasa bahagia jika kita senantiasa merasa syukur dan cukup dengan segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Wallahu a’lam[] sumber : https://tafsiralquran.id/mencontoh-spirit-dan-doa-nabi-sulaiman-dalam-mensyukuri-nikmat/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Merahmati Setiap Umat Nabi Muhammad Lebih Dari Rahmat Pada Nabi Sulaiman Dengan Penuh Syukur #Dakwah #Islam
0 notes