#saudara
Explore tagged Tumblr posts
Text
Belum ada yang lebih pelik, ketimbang kehilangan dirimu—ditambah lagi, orang terdekatmu menjauh karenamu yang kehilangan dirimu sendiri.
Belum ada yang lebih pelik, ketimbang kehilangan dirimu dan yang semestinya bisa kamu andalkan.
Percayalah, belum ada yang lebih pelik.
Setidaknya, sejauh ini.
2 notes
·
View notes
Text
Duapuluhdua
'dia pacaran..., tapi jangan bilang kamu tau dari aku ya...'
aku terkejut tapi tidak terlihat oleh lawan bicaraku
"sejak kapan?, kok baru kasih tau sekarang?"
'udah lumayan lama sejak dia ikut kegiatan itu'
"ayah, ibu sudah tau?"
'belum, karena memang aku tidak menceritakan ini'
"ya sudah biar aku yang hubungi dia dulu, aku matikan telepon nya"
aku mematikan telepon ku sepihak dan langsung menelpon ibu, dengan maksud memberitahukan bahwa dia sudah cukup menjauh dari jalan lurus.
perbincangan antara aku dan ibu menjadi sangat intens dan menawarkan diri untuk menghubungkan dia terlebih dahulu.
sebenarnya sudah lebih 3 bulan aku tidak menghubunginya lagi karena perseteruan adik-kakak yang terjadi dan block itu ku buka kembali.
'ada apa?'
suaranya terdengar lancar.
"kamu dimana?"
'aku dirumah teman'
"masih ada uang?"
'kok tiba-tiba nanya itu?'
"katanya kamu pacaran, sejak kapan, kok bisa sih..., kita pernah berprinsip tentang hal ini dan menganggap pacaran adalah dosa, kalau kamu ada apa-apa kasih tau, kalau kamu punya masalah kasih tau, ada orang tua, aku dan adik-adik yang lain, jangan mencari kasih sayang dari luar, kita keluarga......."
aku menitikkan air mata dalam percakapan satu jam lebih lewat via telepon itu, dia hanya diam dan membisukan panggilan dariku.
"aku sayang kamu, dan kami semua sayang kamu, kamu harus tau itu...."
0 notes
Text
https://youtu.be/KdFarIS7m9s?si=tyalmQ130OtPf38u (1 menitan) 🌻Barangsiapa yang melapangkan suatu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah akan melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. 🌻Barangsiapa memudahkan urusan org yg kesulitan, maka Allah akan mudahkan baginya kesulitan di dunia dan di akhirat. 🌻Barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. ⭐ Allah senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba itu menolong saudaranya. ⭐ …Hadist Arbain Nawawi no.36
youtube
1 note
·
View note
Text
Tutup matamu sebentar, brader. Ingatlah bahwa garis finishmu bukan tentang dunia. Namun dunia adalah satu-satunya tempat mencari bekal. Maka lakukan yang terbaik.
0 notes
Text







Buka hp mukanya Ini Anak dua Dihp
1 note
·
View note
Text
Menjadi Saudara bagi Orang Lain
”Sebab, di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat. 18:20). Perkataan Tuhan Yesus sering menjadi sumber penghiburan. Ia tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Ia peduli. Enggak perlu bicara soal jumlah di sini. Yang Mahakuasa hadir bahkan dalam persekutuan kecil sekalipun. Bayangkan, cuma dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Tuhan, Tuhan…

View On WordPress
0 notes
Text
Sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.(Amsal 18:24)
Amsal 18:24 Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara. Tidak memiliki seorang teman menunjukkan keadaan kehancuran yang menyakitkan. Di sisi lain, seorang teman sejati bukanlah perolehan yang biasa. Itu sebuah berkat Tuhan. Ikatan persahabatan sejati sering kali lebih erat daripada ikatan alamiah. Persahabatan antara Daud dan…
View On WordPress
2 notes
·
View notes
Text
Cara Membantu Saudara Kandung Anak dengan Autisme
Autisme adalah kondisi perkembangan saraf yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berinteraksi, berkomunikasi, dan berperilaku. Bagi banyak keluarga, memiliki anak dengan autisme bisa menjadi tantangan yang besar, tidak hanya untuk orang tua, tetapi juga untuk saudara kandungnya. Saudara kandung dari anak dengan Gejala dan Tantangan Autisme, sering kali menghadapi perasaan campur aduk, mulai…
0 notes
Text
Kado Pernikahan yang Murah tapi Berkesan dan Bermanfaat
Pernikahan adalah momen sakral yang menjadi tonggak baru bagi pasangan. Tidak heran jika kita ingin memberikan kado yang bukan hanya sekadar hadiah, tetapi juga berkesan dan bermanfaat untuk kehidupan mereka. Namun, seringkali kita dihadapkan pada pertimbangan harga. Nyatanya, ada banyak pilihan kado pernikahan murah tapi tetap bermakna dan fungsional. Berikut ini adalah beberapa inspirasi Kado…
#hadiah fungsional untuk pasangan baru#hadiah pernikahan bermanfaat#hadiah untuk saudara yang menikah#ide hadiah untuk pasangan baru#inspirasi kado nikah#kado nikah berkesan#kado pernikahan murah#kado pernikahan sederhana#kado pernikahan teman#kado pernikahan terjangkau#kado pernikahan untuk teman dekat#Kado Pernikahan yang Murah tapi Berkesan dan Bermanfaat#kado spesial untuk pasangan#kado unik untuk pernikahan#pilihan kado pernikahan murah#tips memilih kado pernikahan
0 notes
Text
Coba Melarikan Diri dari Perang Saudara, 25 Orang Sudan Tewas Tenggelam
KHARTOUM (Arrahmah.id) — Para aktivis pro demokrasi di Sudan pada Kamis (4/7/2024) mengatakan, sekitar 25 orang tenggelam di sungai Nil, ketika mencoba melarikan diri dari perang antara pasukan Sudan dan pasukan paramiliter di wilayah tenggara negara itu. “Sekitar 25 warga, kebanyakan dari mereka perempuan dan anak-anak, telah meninggal dalam sebuah perahu yang tenggelam, ketika menyeberangi…
0 notes
Note
WAIT YOURE INDONESIAN????? OMG ITS SO RARE TO SEE FELLOW INDONESIAN ON THIS HELLSITE??



anon, im on stres-pemilu-break rn but—iya non. biar ga ngumpul di hellsite sebelah semua penulis bururok and animenya hehe. mengejar cita-cita (nikah sama anime) di kancah internasional 💅✨
#plus poin: tanah airku orangnya lucu lucu#minus poin: “Tuhan mengapa aku wni”#babblings#sejujurnya ini masa yg agak bikin garuk garuk sebagai warga 62 tapi ya udh kayak biasanya ga aja#halo saudara sepangkuan ibu pertiwi
0 notes
Text
AMANAH, Call 0811-976-549, Tempat Bayar Fidyah Ke Saudara di Mandalahaji Bandung

KLIK WA https://wa.me/62811976549, Ibu Hamil Wajib Bayar Fidyah Atau Ganti Puasa, Ijab Kabul Fidyah Orang Meninggal, Ibu Hamil Bayar Fidyah Atau Qadha, Ibu Menyusui Membayar Fidyah, Cara Bayar Fidyah PuasaYayasan Mutiara Harapan ( YMH ) adalah lembaga nirlaba milik ummat/ masyarakat yang dapat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhua�fa dengan dana zakat, infaq, sodaqoh serta wakaf, dan dana � dana yang dihalalkan oleh syariat dan legal, dari perorangan, kelompok masyarakat, perusahaan dan lembaga lainnya. Kelahirannya diawali dari empati kolektif dari Komunitas Wiraswasta yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin dan juga banyak berjumpa dengan masyarakat kaya. Maka digagaslah sebuah manajemen galang kebersamaan dengan siapa saja yang peduli terhadap nasib masyarakat miskin / dhua�afa.Istana Yatim 2 Mutiara Harapan IndonesiaJln. Utama Puri Bintaro Hijau A6/4Pdk ArenTangerang SelatanBanten 15423Tlp. 021 - 73460522WA 0811-976-549Lebih lengkap kunjungihttps://istanayatim.org/https://www.instagram.com/istanayatim2/https://www.facebook.com/istanayatim2#sedekahhabitmalang, #sedekahcilacap, #sedekahcerdas, #sedekahgamis, #sedekahgaweberkahhadits memberi makan dan minum, pahala memberi makan orang lain, kisah nyata keajaiban sedekah yang menakjubkan, ciri-ciri kurang sedekah, bolehkah kita untuk bersedekah padahal kita juga hidup dalam kekurangan, hadits tentang sedekah dikala sempit, ayat tentang sedekah di waktu lapang dan sempit, kita harus bersedekah di waktu
0 notes
Text
Mak Ngah Sedarah Seks Gersang
Kisah yang ingin aku ceritakan ini berlaku di kampung aku di selatan tanah air.
Sudah menjadi lumrah kebiasaannya kenduri kahwin kerap diadakan di waktu cuti sekolah. Mungkin jugak mudah mendapatkan pertolongan jiran-jiran dan sanak-saudara dalam urusan persediaan majlis. Masa itu aku sedang bercuti panjang menunggu keputusan SPM dan aku pulang lebih awal seminggu ke kampung berbanding dengan Ibu,Bapak dan adik-beradik aku yang lain.Alasan aku sebab ramai sepupu dan sedara di kampung hendak aku temui dan boleh bantu lebih lama sikit untuk urusan majlis nanti. Ibu dan Bapak aku tidak membantah dan mereka menghantar aku ke Hentian Puduraya,Kuala Lumpur sebelum menghubungi orang kampung untuk menjemput aku di stesen destinasi aku nanti.
Sepanjang perjalanan aku cuba mengingati satu-persatu saudara-mara aku yang akan aku temui nanti. Ada yang sudah bekerja dan ada yang masih bersekolah. Tidak kurang jugak yang sudah berkahwin serta mempunyai anak. Akhirnya aku terlelap sendiri sehinggalah bas ekspress yang aku naiki memasuki kawasan perhentian,aku mula terjaga. Penumpang sederhanalah ramainya dalam bas itu dan ada jugak beberapa kerusi yang kosong. Mungkin ramai orang sudah mampu memiliki kereta sekarang ini, fikir aku.Dalam pada itu mata aku mencari-cari siapakah saudara aku yang akan menjemput aku nanti. Tiba-tiba satu suara di tepi tingkap mengejutkan aku.
“Hey Amin,Mak Ngah kat sini lah…!!!”Mak Ngah aku berkata.
Kelihatan Mak Ngah aku melambai-lambai dan tersenyum lebar sambil berdiri di kaki lima perhentian. Wajah Mak Ngah ni sekali tengok macam Ziela Jalil pun ada, putih berisi dan seksi.
“Okey,tunggu kejap ha…!!!Nanti Amin turun…!!!” kata aku sambil mengangkat tangan.
Kelihatan Mak Ngah aku sungguh anggun sekali dengan baju kebaya ketatnya menonjolkan kedua-dua teteknya yang montok dan mantap. Kain batik sarungnya jugak menampakkan potongan bontot tonggeknya yang mengiurkan. Mak Ngah aku memang pandai menjaga badan,walaupun sudah beranak 4 orang tapi dengan umurnya 38 tahun tidak padan dengan wajah manis dan tubuh montoknya itu.Aku bangga sekali dapat berjalan seiringan dengannya masa menuju ke kereta. Ramai mata-mata nakal mencuri lihat bontot tonggek dan kedua-dua Mak Ngah aku yang seksi itu. Rasa macam berjalan dengan artis popular pulak rasanya.
Aku menginap di rumah Mak Ngah dan anak lelakinya yang paling sulung 12 tahun memang sudah biasa dengan aku, anak-anaknya yang lain perempuan berumur 10, 7 dan 4 tahun. Aku memang berharap dapat menginap di sini sebab aku suka pandang Mak Ngah aku yang seksi ni. Dia suka berkemban masa nak mandi dan yang paling aku suka bila dia pakai kain batik dengan t-shirt nipis masa di rumah. Geramnya aku bila bontot tonggeknya memantul-mantul semasa bergerak di dalam rumah.
“Pak Ngah ko minggu ni dia kerja malam,besok lah kalau kau nak jumpa dia…!!!” Mak Ngah aku tu berkata kepada aku sewaktu aku sedang duduk-duduk di dapur bersembang selepas makan.
“Hah…Apa khabar Pak Ngah sekarang ni,Mak Ngah…??? Sihat ker dia…???” tanya aku pulak.
Aku memang ramah dengan semua saudara-mara aku dan ringan tulang. Itu yang menyebabkan semua orang tak kesah ambil aku menginap di rumah dia orang.
“Entahlah,dulu doktor kata Pak Ngah ada darah tinggi,sekarang ni sudah ada kencing manis peringkat awal…!!!” kata Mak Ngah aku tu kepada aku. Suaranya macam kesal saja.
“Kenalah jaga-jaga makan dan minum dia dengan sangat baik, Mak Ngah…!!!Ubat pun tak boleh putus,Mak Ngah…!!!” nasihat aku.
“Ye la, Amin…!!!Itu aje la yang Mak Ngah buat sekarang tapi, Pak Ngah ko tu sendiri main balun jer mana yang terjumpa…!!! Nasib baiklah makan ubat tak ngelat, kalu tak entah le…!!!” rendah aje suara Mak Ngah. Sambil itu Mak Ngah membelakangkan aku di sinki membasuh pinggan-mangkuk.
Sewaktu menonyoh kuali dan periuk, bontot tonggeknya terus bergegar-gegar macam nak terkeluar bijik mata aku merenung. Lampu dapur berwarna kuning kelam-kelam dapat jugak aku mencuri-curi pandang ke arah alur di kedua-dua teteknya yang tegang dan gebu. Batang kote aku sudah lama keras kat bawah meja, itu sebab aku malas nak bangun pergi depan.Buat-buat duduk dan bersembang sajalah. Biasalah orang kampung suka bersembang tanya dan korek macam-macam hal keluarga sebelah sana dan sini.
“Tapi ubat-ubat ni semua ada jugak kesan sampingannya bila sudah makan…!!! Kadang-kadang cepat mengantuk dan selera pun kurang…!!!” Mak Ngah aku tu berkata kepada aku.
“Ooo…!!!” aku membalas kepada Mak Ngah aku tu. Aku tak berapa faham bab selera tu, yang aku tahu selera makan aje.
“Mak Ngah ni kira hebat la jugak,kan…!!!” aku cuba mendapatkan penjelasan.
“Hebat…??? Hebat apa pulaknya…???” tanya Mak Ngah kepada aku.
“Ye la, walaupun sudah beranak 4 orang, kesihatan Mak Ngah masih tip top…!! Body pun…!!!” aku membalas kepada Mak Ngah aku tu sambil aku tersengeh. Dalam hati nak saja cakap yang sebenarnya tapi tengok anginnya dulu lah.
“Alahai… Kalau kita ajer yang jaga tapi si lelaki lembik aje, tak guna jugak, Amin…!!! Kamu besok sudah kawin kena la jaga kesihatan tu terutamanya bab tenaga lelaki…!!!” kata Mak Ngah aku tu kepada aku sambil matanya menjeling ke depan takut anak-anaknya dengar.
“Ish… Itu dan sememang mestinya la, Mak Ngah…!!! Saya pun selalu jugak baca dalam majalah tentang hal seksologi orang kelamin ni, Mak Ngah…!!! Macam-macam petua dan bimbingan yang ada, Mak Ngah…!!!” kata aku kepada Mak Ngah aku tu mempertahankan kelelakian.
“Ye la, semua orang ada kekurangannya tapi bab ni Mak Ngah kira perlu la dijaga dengan betul supaya tak menyeksa orang lain…!!!” jawabnya ringkas dan penuh makna.
“Jadi selama ni Mak Ngah terseksa ker…???” tanya aku cuba memancing.
“Ish… ko ni, tak payah tahu la…!!! Itu semua cerita hal orang tua-tua…!!! Sudahlah, pergi la ke depan… Mak Ngah nak kemas meja ni pulak…!!!” Mak Ngah berkata kepada aku.
Aku serba-salah jadinya,tapi terpaksalah jugak bangun.Batang kote aku masih teguh berdiri di sebalik kain pelikat aku. Mata Mak Ngah aku tu terus tertumpu pada kain pelikat aku yang menonjol sewaktu aku bangun dari kerusi. Dia tersenyum saja sambil menyindir.
“Aiii… mana la arah nak tuju tu…!!! Kahwin la cepat…!!!” Mak Ngah aku tu berkata kepada aku. Aku tersipu-sipu malu sambil menepuk lengannya.
“Ni karang ada yang kena peluk ni karang…!!!” ugut aku sambil bergurau.
“Alahai Amin…!!! Takat ko tu boleh makan ker dengan Mak Ngah ni…!!!” Mak Ngah aku kemudiannya berkata lagi kepada aku. Mak Ngah aku tu badannya agak gempal sikit tapi pinggang ramping macam biola.
“Itu tak penting, asalkan barang ni hidup dan keras…!!!” aku kemudiannya membalas kepada Mak Ngah aku tu sambil memegang batang kote aku di luar kain pelikat aku. Mak Ngah aku tu masih buat endah tak endah saja. Entah suka ker atau marah ker bila aku pegang batang kote aku di depannya.
“Udah la tu, Pak Ngah ko pun tengok Mak Ngah sebelah mata aje sekarang ni… maklumlah dah tua, season pulak tu…!!!” kata Mak Ngah aku tu merendah diri.
“Ish, saya tengok okey aje…!!! Bontot tonggek dan cantik, kedua-dua tetek pun montok…!!!” aku berkata kepada Mak Ngah aku tu. Tanpa sedar aku menepuk bontot tonggeknya, bergoyang bontot tonggeknya di sebalik kain batiknya.
“Hish… ko ni Amin…!!! Ada-ada aje nak memuji la…!!! Mak Ngah tak makan dek puji pun…!!!” Mak Ngah aku tu berkata kepada aku masih merendah diri, sambil terus mengelap meja makan dan sengaja menggerak-gerakkan sambil berbongkok. Punyalah ghairah aku masa tu, macam nak gigit-gigit bontot tonggeknya. Mata aku sempat mencuri pandang di sebelah atas baju t-shirt Mak Ngah aku tu tapi tak berapa nampak sebab leher bajunya tinggi juga. Nafas aku naik turun menahan gelora.
“Yang ko tercegat berdiri kat sini ni apa hal…??? Dah tak tahan sudah ker…??? Tu karang abis la tilam kat bilik tu kang dengan air mani ko macam tahun lepas…!!! Eh… ko ni kuat buat sendiri ker, Amin…???” Mak Ngah aku tu kemudiannya berkata dan bertanya kepada aku. Aku serba-salah dibuatnya. Memang masa tahun lepas aku menginap di sini berkole jugaklah air mani aku tumpah kat tilam, pendam geram punya pasal.
“Apa la Mak Ngah ni, Amin mimpi la…!!!” aku cuba beri alasan yang logik sikit.
“Alahai anak buah aku yang sorang ni, rasa dalam mimpi aje la…!!!” sindir Mak Ngah.
“Abis tu, bak kata Mak Ngah tadi, belum ada arah tujunya, terpaksalah…!!!” aku matikan jawapan tu takut Mak Ngah aku tu faham sambil terus ke ruang depan. Lagi lama aku berbual kat dapur lagi meledak rasa geram aku.
Malam itu aku saja buat-buat malas melayan adik sepupu aku dan aku kata aku nak berehat di bilik supaya mereka cepat masuk tidur. Kira-kira jam 10:30 malam masing-masing sudah mula beransur-ansur masuk ke bilik tidur dan yang terakhirnya yang sulung tidur sebilik dengan aku di katil atas. Kira-kira setengah jam lepas tu aku sudah boleh dengar nafas yang kuat dari adik sepupu aku tandanya dia sudah lena. Fikiran aku masih melayang-layang mengenangkan tubuh montok Mak Ngah aku tu sambil berangan-angan dapat main seks dengannya. Semuanya hanyalah igauan kecuali aku cuba sesuatu yang lebih drastik sikit. Tiba-tiba pintu kamar aku dibukak. Rupa-rupanya Mak Ngah aku tu masuk mencari kain selimut dalam almari di bilik aku. Aku pura-pura berdehem.
“Eh… belum tidur lagi kau, Amin…??? Ni hah… Mak Ngah nak ambil kain selimut si kecil tu kat atas almari ni, yang semalam tu sudah kena kencing…!!! Mari la sini tolong kejap, tak sampai la…!!! Ko tu panjang sikit…!!!” kata Mak Ngah aku tu. Aku pun perlahan bangun dan menghulurkan tangan ke atas almari.
“Yang merah ker yang biru, Mak Ngah…???” tanya aku pulak sambil kedua-dua tangan meraba di atas rak di atas sekali dalam almari. Tak semena-mena kain pelikat yang aku pakai terburai ke lantai, sebab masa aku menggentel-gentel batang kote aku tadi ikatannya jadi longgar. Maka terpampanglah batang kote ku yang sederhana keras dan kepalanya yang licin macam ikan keli.
“Hehe… Amin, kain ko la…!!!” kata Mak Ngah aku tu tapi matanya tak lepas merenung batang kote aku yang tercacak. Dalam pada itu aku saja biarkan insiden itu lama sikit, buat-buat terpaniklah.
“Hehe…!!! Sorry la Mak Ngah, tak perasan pulak kain melorot…!!!” kata aku kepada Mak Ngah aku tu. Nampak Mak Ngah masih diam terpaku saja. Perlahan-lahan aku merapatinya dan memegang kedua-dua bahunya. Bila aku cuba mengucup tengkoknya, tiba-tiba dia macam tersedar.
“Hish… ko ni Amin, ada-ada aje la…!!! Jangan main-main, kang Mak Ngah karate ko…!!!” Mak Ngah aku tu kemudiannya berkata kepada aku. Namun senyuman terukir di bibirnya semacam termalu dan terus keluar menuju ke biliknya semula.
“Ini macam sudah ada respon la ni…!!!” fikir aku.
Aku kemudinnya mengikuti Mak Ngah aku tu keluar pintu sambil membawa selimut yang dimintanya tadi. Sampai saja di biliknya, aku lihat biliknya kemas dan harum semerbak bau wangian pewangi dari meja soleknya. Dia menolehkan kepalanya ke belakang melihat aku mengikutinya ke bilik dan terus berbaring di atas katil.
“Ni hah…selimutnya yang Mak Ngah nak tadi, saya nak hantar kan…!!!” aku berkata kepada Mak Ngah aku tu. Aku kemudiannya terus menghulurkan pada Mak Ngah aku tu.
“Seronoknya jadi Pak ngah, boleh tidur dengan Mak Ngah kat atas katil empuk ni kan…!!!” kata aku lagi kepada Mak Ngah aku tu dengan perlahan.
“Amin nak tidur dengan Mak Ngah ker malam ni…???” pertanyaan bonus buat aku daripada Mak Ngah aku tu.
“Boleh ker, Mak Ngah…???” tanya aku untuk mendapatkan kepastian.
“Jom la, tapi jangan nakal-nakal sangat tau…!!!” jawab Mak Ngah aku tu. Bagaikan kucing diberi ikan terus saja aku baring di sebelah Mak Ngah aku tu secara mengereng.
“Apa yang Amin geramkan sangat tu kat Mak Ngah ni…???” tanyanya dengan manja.Aku malas nak menjawab dan terus menyondol lehernya dan tangan aku pulak melurut naik dari perut ke kedua-dua tetek Mak Ngah aku tu.
“Emm…Ehh…Hee…nakal la Amin ni…!!!” keluh Mak Ngah aku tu menahan geli rasanya.Tiada coli yang menutup kedua-dua tetek Mak Ngah aku tu memudahkan tangan aku merasa putingnya yang sudah tegang di sebalik t-shirt nipisnya.
“Wanginya Mak Ngah ni,gebu pulak tu…Emm…!!!” aku memujinya menyebabkan mata Mak Ngah aku tu mulai kuyu.Perlahan-lahan bibir aku mencari bibir Mak Ngah aku tu.Kelihatan bibirnya yang separuh terbukak seolah-olah tidak membantah kehadiran bibir nakal aku.Nafas kami sudah mula naik disebabkan gelora yang mendebar di dalam.Batang kote aku mencucuk-cucuk di sisi peha Mak Ngah aku tu.Dalam pada itu tiba-tiba Mak Ngah menolak aku dengan perlahan.
“Amin betul-betul nak main seks dengan Mak Ngah ker malam ni,Sayang…???”tanya Mak Ngah aku tu lagi.Aku anggukkan kepala.
“Hee…Kalau ye pun kunci la dulu pintu tu,nanti si kenit tu mengigau nanti masuk dalam ni pulak,Sayang…!!!”ujar Mak Ngah aku tu.Dalam hati aku sudah seratus peratus yakin bahawa malam ini aku akan dapat mencapai impian aku selama ini.
Aku pun kemudiannya terus bangkit menuju ke arah pintu kamar dan menutupnya dengan perlahan-lahan supaya tidak mengeluarkan bunyi.Setelah pasti pintu itu terkunci betul,aku datang semula ke arah katil dan mendepangkan tangan aku di kedua-dua sisi tubuhnya sambil merenung seluruh tubuh Mak Ngah aku tu sambil menggeleng-gelengkan kepala macam tak percaya.
“Kenapa tengok macam tu pulak tu, Sayang…???” tanya Mak Ngah aku tu kepada aku.
“Macam tak percaya la malam ni Amin dapat tidur dengan Mak Ngah…!!!” jawab aku.
“Sudah la tu Amin, malu la Mak Ngah Amin tengok macam tu…!!!” kemudiannya Mak Ngah aku tu berkata kepada aku sambil terus memaut pinggang aku dan menarik ke atas tubuhnya.
Lembut dan empoknya aku rasakan tubuh Mak Ngah aku tu bila aku dapat menindihnya. Batang kote aku berdenyut-denyut di atas tundun lubang cipap Mak Ngah aku tu seperti terkena karen letrik. Tangan Mak Ngah aku tu kemudiannya menggosok-gosok di belakang aku sambil mengerang-ngerang keghairahan. Tangan aku pun tidak duduk diam, mencakar-cakar di tepi pinggul dan sesekali meramas kuat bontot tonggek idaman aku itu sambil bibir aku mengucup-ngucup di kesemua arah di sekitar muka,leher dan dadanya.Kemudian aku pun menarik t-shirtnya ke atas dengan kuat bagi melihat lebih jelas kedua-dua tetek montoknya.Fulamak…terselah kedua-dua tetek gersang Mak Ngah aku tu.Putingnya agak besar dan tersembul keras.Aku bagaikan bayi yang menyusu terus menyonyot puting besar itu dengan gelojoh.Aku terdengar-dengar suara aku dipanggil-panggil oleh Mak Ngah aku tu diiringi ngerangan,mungkin menahan kesedapan tapi aku bagai sudah tidak boleh kawal lagi,dari celah alur ke puncak putingnya aku gomol-gomol dengan bibir aku.Terangkat-angkat dada Mak Ngah aku tu sewaktu menahan kesedapan sambil mengeliut-geliut.Aku kena memastikan nafas aku tidak terhenti bila hidung aku jugak turut tertutup semasa menyondol kedua-dua tetek Mak Ngah aku tu.Sesekali aku mengerengkan hidung aku ke kiri atau ke kanan bagi mengambil udara.
“Amin… Eehh… Eeehhh… Sedapnya…!!! Egh…!!!” keluh Mak Ngah aku tu menahan kesedapan.
Kepalanya menggeleng-geleng kiri dan kanan dibuai keghairahan yang teramat enak. Kain alas katil sudah kusut tak tentu hala kerana menahan dua tubuh yang bergumpal ganas di atasnya. Sampai satu ketika aku pun mengangkat muka untuk melihat raut wajah Mak Ngah aku tu yang asyik dalam keghairahan.
“Amin ni boleh tahan jugak la…!!! Lemas Mak Ngah dibuatnya, Sayang…!!!” keluh Mak Ngah aku tu. Aku kira sudah sampai masa untuk menyelak kain Mak Ngah aku tu dan memasukkan batang kote aku.
Kemudian aku mengangkat badan aku dan melutut di celah kangkang Mak Ngah aku tu. Kemudiannya aku pun terus menyelak kain batiknya ke atas serta menarik kain pelikat aku sendiri ke atas kepala dan melemparnya ke bawah. Memang Mak Ngah aku tu tidak memakai seluar dalam sebagai mana aku duga.Warna lubang cipapnya yang kemerah-merahan dan tembam pulak tu menaikkan keinginan nafsu seks aku lagi. Mak Ngah aku tu kemudiannya terus membukak kangkangnya dengan lebih lebar lagi atas sebab apa yang aku pun belum faham. Aku letakkan tangan aku di atas lubang cipapnya dan melurut jari hantu aku di tengah-tengah alur merekahnya. Terasa basah dan berlendir di situ menandakan Mak Ngah aku tu sudah terangsang kuat,fikir aku. Lama jugak aku membelek dan melurut di situ sehinggakan Mak Ngah aku tu menegur aku.
“Sudah la tu, Amin…!!! Apa tengok lama-lama sangat kat situ, malu la…!!! Mari la naik balik atas Mak Ngah ni…!!!” Mak Ngah aku tu menegur aku.
Tangannya dihulurkan ke arah aku menantikan kedatangan aku untuk memuaskan keinginan nafsu seksnya yang telah lama diabaikan oleh Pak Ngah. Aku masih ragu-ragu samada aku boleh meneruskan kerja gila ini, tapi alang-alang sudah basah begini biarlah terus bermandi.
Aku mula mencepak ke atas tubuhnya sambil menjeling ke arah batang kote aku supaya benar-benar berada di sasaran.Mata kami saling merenung seolah-olah masih ragu-ragu. Mak Ngah aku tu menganggukkan kepalanya dengan perlahan seolah-olah faham apa yang bermain di kepala aku pada masa itu. Perlahan-lahan aku menindih tubuh Mak Ngah aku tu sambil batang kote aku turut meluncur masuk ke dalam liang lubang cipap hangat Mak Ngah aku tu buat kali pertamanya. Kedudukan kaki Mak Ngah aku tu yang terkangkang dan tundunnya yang sedikit terangkat memudahkan lagi batang kote aku masuk tanpa halangan. Tak dapat aku bayangkan betapa sedapnya batang kote aku bergeser di dalam lubang cipap Mak Ngah aku tu, sehingga habis ke pangkal aku menekan batang kote aku dan terdiam di situ.
“Maaf ye Mak Ngah, Amin dah buat salah pada Mak Ngah malam ni…!!!” bisik aku di telinganya.
“Takpe la Sayang, Mak Ngah pun salah jugak sebab biarkan Amin buat begini…!!! Lagipun Mak Ngah pun dah lama tak dapat main seks dengan penuh bernafsu…!!! Rasanya kali ini Mak Ngah akan dapat rasa sebagaimana yang Mak Ngah dapat masa awal-awal kahwin dulu, Sayang…!!! Buat la apa yang Amin suka asalkan Amin puas dan Mak Ngah jugak puas, Sayang…!!!” tanpa rasa kesal Mak Ngah aku tu menjawab lembut sambil menarik tubuh aku dengan lebih rapat lagi.
“Aaahhhggghhh… Amiin…!!! Sayanggg…!!!” terus dengan itu Mak Ngah aku sudah menutupkan matanya dan merelakan segalanya untuk aku.
Terasa denyutan kuat dari dalam lubang cipap Mak Ngah aku tu membalas tekanan batang kote aku. Aku mula menyorong-tarik batang kote aku sambil menjeling sesekali ke bawah nak melihat bagaimana rupa lubang cipap Mak Ngah aku tu masa batang kote aku keluar-masuk di dalamnya. Tubuh Mak Ngah aku tu terangkat-angkat setiap kali aku menujah masuk batang kote aku ke dalam lubang cipapnya dengan kuat. Bau aroma tubuh Mak Ngah aku tu menguatkan lagi keinginan nafsu seks aku untuk menyetubuhinya dengan lebih ghairah. Sesekali Mak Ngah aku tu mengetapkan giginya menahan kesedapan. Aku cuba menggomol kedua-dua teteknya masa itu dengan bibir tapi tak berapa sampai sebab dalam keadaan begini kedudukan kedua-dua tetek Mak Ngah aku tu sudah ke bawah dari dada aku. Mak Ngah aku tu pun tinggi kurang sikit dari aku,tapi aku berasa sangat seronok bila melihat kedua-dua tetek Mak Ngah aku tu beralun-alun tak tentu hala bila tubuhnya bergoyang semasa acara sorong-tarik ini berlaku. Kain batik Mak Ngah aku tu sengaja tak ditarik keluar sebab nak elakkan air kami melimpah ke atas tilam nanti, tapi itu sebenarnya lebih menambahkan keghairahan nafsu seks aku bila melihat wanita yang separuh terbogel dengan kain batik terselak ke atas sewaktu aku menyetubuhinya.Sebab pengalaman aku tidaklah sehebat Mak Ngah aku tu, hanya berpandukan VCD lucah yang pernah aku tonton sebelum ini, aku masih mengubah posisi permainan, lagipun masing-masing sudah rasa cukup sedap dan selesa dengan keadaan posisi begini. Mak Ngah aku tu tidaklah mengeluarkan suara yang kuat dan sesekali sahaja mengeluh kerana takut suara itu mengejutkan anak-anaknya di bilik lain.Aku pun tak mahu perkara ini diketahui oleh adik-adik sepupu aku yang lain. Tiba-tiba Mak Ngah aku tu memeluk aku dengan kuat dan aku hampir tak dapat bergerak, agaknya ini yang dikatakan klimaks bagi wanita, fikir aku. Hampir leper kepala aku di tekapnya di sebelah kepalanya. Pinggulnya ditolaknya kuat ke atas sambil menderam dalam.
“Emm… Amin…!!! Amin…!!! Mak Ngah dapat.. Aaahhh…!!!” bunyi suara Mak Ngah aku tu menderam dalam.
Terasa kemutan pada batang kote aku jugak amat kuat, macam mesin tebu waktu nak mengeluarkan airnya.Aku tak pernah terfikir masa biasa tadi taklah ketat sangat tapi masa klimaks Mak Ngah aku tu boleh menguncupkan liang lubang cipapnya dengan begitu ketat dan kuat. Disebabkan kemutan yang kuat ini aku pun rasa sama-sama keluar jugak. Tak sempat aku tahan lagi, berdenyut-denyut batang kote aku sewaktu melepaskan lahar putihnya. Jauh lebih sedap jika dibandingkan masa aku melancap. Mak Ngah aku tu hampir terjerit bila terasa air mani aku memancut di dalam lubang cipapnya dan rahimnya serentak dengan air maninya jugak,tak sempat untuk aku mengeluarkan batang kote aku lagi disebabkan pelukkan macam ahli gusti di tengkok aku.Cuma pengadilnya saja yang tak ada untuk kira ‘One…Two…Three…!!!’,kata aku. Akhirnya perlahan-lahan pelukan Mak Ngah aku tu mula kendur dan pinggulnya mula turun balik seperti biasa.
“Aaahhh… sedapnya Amin…!!! Dah lama Mak Ngah tak dapat rasa macam tu tadi, Sayang…!!!” kata Mak Ngah aku tu kepada aku sambil tersenyum kecil di tepi bibirnya mengambarkan yang dia puas.
“Takpe ker Amin terpancut kat dalam tadi, Mak Ngah…???” tanya aku kepada Mak Ngah aku tu,risau.
“Apa nak dirisaukan Amin, Mak Ngah ada pakai alat cegah hamil kat dalam la…!!!” jawab Mak Ngah aku tu kepada aku. Lega rasanya bila Mak Ngah aku tu berkata macam tu. Aku masih belum beranjak dari atas tubuh Mak Ngah aku tu, cuma mengangkat kepala sahaja,merenung wajah ayu Mak Ngah aku tu.
“Mak Ngah ni ayu la…!!!” kata aku kepada Mak Ngah aku tu,memuji. Mak Ngah aku tu hanya tersenyum sahaja sambil membalas kucupan manja aku di bibir lembutnya. Malam itu aku terus menggomol Mak Ngah aku tu dan main lagi sekali sehingga ke pukul 4:00 pagi dan aku pun minta diri untuk pulang ke bilik sebelum anak-anaknya yang lain bangun pagi esok. Tak dapat aku gambarkan bagaimana cerianya wajah Mak Ngah aku tu pada keesokkan harinya menyediakan sarapan dan sesekali menjeling manis ke arah aku seolah-olah mengucapkan terima kasih kepada aku yang membantu menyiram tanah kebunnya yang sudah lama gersang selama ini. Aku bagai memberi isyarat balas,sama-sama daun keladi, bila boleh dapat lagi..
By:lanmaxtremesblog
1K notes
·
View notes
Text

KEINGINAN KAMAR : KEROSAKAN DIKALA WAKTU JUMAAT
Rindu pulak anak saudara I, kan best kalau dapat "melatih" dia hari jumaat ni. Maklumlah duduk asrama tahfiz, susah sikit nak jumpa. Tapi kalaulah i dapat dia...
I nak dia datang melawat dekat dengan waktu solat Jumaat siap berpakaian sarban dan jubah. Bila dia datang ketuk pintu, i nak biarkan dia sekejap, biar jiran-jiran tengok dia cuba ponteng solat Jumaat.
Lepas biarkan dia kat luar sekejap, barulah i bukak pintu, biarkan dia masuk. Masa I bukak pintu tu, i nak pakai seluar jeans pendek aras paha dan singlet putih, biar terbeliak sikit mata anak saudara I.
Lepas tutup je pintu, i nak peluk dia erat-erat. Biarkan dia bau wangi-wangian yang i pakai hanya untuk dia. I nak meraba tubuh badan dia, nak cubit cubit isi tubuh dia sampai dia mula merengek sikit sikit.
Bermulalah episod kerosakan dia, i nak bawak dia ke ruang tamu rumah dan tanggalkan sarban dia. I akan suruh dia hamparkan sarban dia atas sofa i. Seperti biasa i akan pastikan ruang tamu i sunyi dan kipas tertutup supaya senang I berpeluh.
I pun akan duduk di atas sofa beralaskan kain sarban anak saudara I. I akan arahkan si dia untuk mula menjilat jari jemari kaki ku. Seronok bila tengok dia dalam keadaan merangkak menjilat, merasa jari jemari kaki I dengan penuh rakus.
I akan arahkan dia mula menjilat ke bahagian atas, I nak bermandikan air liur anak saudara I. Titik peluh I yang mula muncul akibat kehangatan akan dijilat berulangkali oleh si dia. Bila waktu azan berkumandang, I nak perli dia.
"EH, tak gi solat ke?" I nak perli dia, biar dia rasa sentap sedikit. Mesti dia rasa terpaku dan rasa bersalah kan. Patut jadi ustaz tapi jadi hamba nafsu. Dengan perlahan I akan tanggalkan singlet i dan londehkan seluar jeans pendek I. I nak tayang keseluruhan badan I dekat si dia yang berbelah bahagi hendak ke solat atau hendak menuntut tuntutan nafsu. Tubuh berbogel I akan berlabuh dengan selesanya di atas kain sarban dia, peluh I akan membasahi kain tersebut sedikit demi sedikit.
Anak saudara I mesti masih terpaku, di hati dia hanya terfikir akan azan yang sedang berkumandang tapi tubuhku terhidang untuk mata nafsunya. Tertawa I melihat dia, batang dia dah mula menegang dah tapi mukanya masih menunjukkan riak keliru.
Dengan sengaja i mengangkang, memberi isyarat kepada anak saudara I untuk berkhidmat sepuas nafsu I. Masih lengkap berjubah, anak saudara duduk diantara kangkangan ku, mukanya tersembam di cipap ku. Dalam sekelip mata, lupalah si dia untuk ke solat, dan mulalah dia menjilat.
Dia tidak berhenti sehingga habis waktu Jumaat. Dalam waktu itu, I telah klimaks dua kali, setiap klimaks I membasahi kain sarban dan anak saudara I. Bergaung suara rengekan I, memecah kesunyian di ruang tamu rumah I. Apabila kepuasan I dituruti, I memberhentikan anak saudara I, menyuruhnya memakai kembali sarbannya yang dibasahi peluh dan jus cipap ku.
Tersenyum I bila melihat anak saudara I beredar dari rumah I dengan memakai sarban tersebut...
#hot malay#lucah melayu#malay hijab#malaygirl#malaysia#melayu sedap#melayuboleh#melayucantik#melayugersang#melayumantap#melayu hot#modal melayu#minah melayu#melayunakal#melayu tudung#melayu lancap#malay#hijab nakal#malaytudung#tudung#tudung lucah#tudung lancap#tudung mantap#gadis tudung#tudung hot#cerita lucah#lucah
418 notes
·
View notes
Text
Pesan Untukmu
Tulisan ini mungkin akan segera menemukanmu, atau mungkin membutuhkan beberapa waktu, entah sehari, seminggu, sebulan, bahkan mungkin beberapa tahun kemudian.
Tulisan ini dibuat di 23 Januari 2025, sebuah penanda waktu yang mungkin bagimu adalah hari yang membahagiakan atau mungkin hari yang membuat sedih. Setiap orang punya ceritanya sendiri di tanggal yang sama.
Aku hanya ingin mengatakan kepadamu bahwa kamu telah berjalan sejauh ini, masih bertahan hingga saat ini. Meski pikiranmu berkecamuk, beberapa kali ingin menyerah, banyak sekali pertanyaan di kepalamu yang membuatmu sulit tidur, serta bingung menerka kemana dan seperti apa ujung dari jalan yang lagi kamu lalui. Bahkan beberapa di antaranya, ada yang sempat kepikiran untuk mengakhiri hidup tapi itu tidak dilakukan hingga saat ini. Bukankah itu hebat? * * * * *
Saat orang lain mungkin telah memiliki apa yang kita inginkan, mencapai apa yang kita harapkan. Sering kita bertanya-tanya, mengapa bagi kita jalan ke sana itu terasa sulit. Ada banyak hambatan, bahkan harus muter-muter. Kadang kita juga berpikir, kenapa untuk memahami sesuatu butuh waktu yang lama. Saat belajar hal baru, kita butuh waktu setahun, mereka sebulan sudah bisa. Kenapa semuanya terasa sulit buat kita? Bahkan saat mereka memiliki impian-impian, hal-hal di sekitarnya tak memberatkan. Mereka mendapatkan dukungan tanpa harus memikirkan tanggungan lain, seperti kita yang mungkin harus banyak berkorban untuk keluarga, saudara, bahkan diri sendiri.
Saat malam menjelang, pelan kita tutup pintu kamar dan sendirian. Pikiran kita terasa rumit, terasa sulit untuk melihat kenyataan bahwa menurut kita, kita belum mencapai apapun. Hal-hal yang jadi impian kita rasanya seperti khayalan saja.
Itu adalah pikiran yang membuat kita sulit bahagia.
Sementara di lain waktu, saat kita berkendara, saat kita bertemu dengan banyak orang di luar sana. Hidup yang menurut kita merana ini, ternyata adalah hidup yang begitu nyaman. Kita masih bisa berteduh saat hujan, masih bisa menikmati makan setiap hari, masih ada waktu untuk berselancar di dunia maya, masih memilik pakaian yang bisa berganti-ganti, masih punya waktu untuk mengaji, dan banyak hal lainnya.
Ahhh kadang hidup yang kita jalani ini, terasa sesak bukan karena apa yang kita miliki, tapi kita terlalu banyak memikirkan apa yang tidak kita miliki.
Rasanya, kita sebenarnya sedang diuji dengan ketakutan diri. Takut akan penilaian orang, takut akan kemiskinan, takut akan hilangnya kesempatan, takut akan umur yang semakin bertambah, takut salah memilih pasangan. Semua rasa takut itu seolah menjadi pemutus jalan antara kita dan masa depan. Sehingga kita terus menerus hidup di hari ini, dengan keadaan yang seolah tak pernah beranjak karena kita tidak pernah berani.
Tidak berani untuk kelelahan nmemperjuangkan impian, tidak berani untuk membuat kesalahan, tidak berani untuk membuat keputusan, tidak berani untuk menghadapi kenyataan, tidak berani untuk bertemu dengan hal-hal yang tidak sesuai ekspektasi.
Jangan-jangan jarak kita dengan tujuan hanya sejengkal, hanya saja butuh keberanian. Sementara kita terus menerus hidup dalam rasa takut seolah tidak punya Tuhan? * * * * *
Tulisan ini mungkin akan kamu temukan suatu hari nanti, entah kapanpun itu ditemukan dan kamu sedang tidak nyaman menjalani hidupmu sendiri? Coba lihat lagi, ada berapa banyak pilihan yang kamu miliki jika kamu berani? Sesuatu yang selama ini kamu berpikir bahwa kamu tidak punya pilihan. (c)kurniawangunadi
336 notes
·
View notes
Text

[Kisah Benar] Dua Hari
.
Aku terjaga dari tidur apabila terasa bibir aku dicium dengan rakus.
"Man... burit kakak rasa gatai....miang sangat-sangat, jomlah kongkek...."
Perlahan-lahan aku membuka mata.
Seorang wanita cantik berusia 25 tahun, iaitu 9 tahun lebih tua dariku,
sedang asyik mencium bibirku. Aku turut tercium haruman wangi dari tubuhnya.
Mungkin baru lepas mandi.
"Mama dengan abah dah pergi Ipoh, 2 hari 1 malam kat sana. Kita boleh
berpesta 2 hari 1 malam di rumah. ", kata wanita cantik itu sambil
melancapkan kote aku.
Tiba-tiba kedengaran suara seorang bayi menangis. Disisi aku terlentang anak
saudara aku yang berusia 6 bulan. Wanita cantik itu segera menanggalkan
terus tuala yang dipakainya. Bertelanjang bulat dihadapanku, dan terus
memasukkan puting tetek kirinya yang coklat kehitaman ke dalam mulut
anaknya.
"Kakak.... Man pun nak hisap tetek kakak", kataku sambil memicit-micit
puting tetek kanan Kak Ina sehingga keluar air susu dari puting tetek Kak
Ina.
"Kesianyaaaa.... adik pun dah lam
Sesekali Kak Ina menjeling manja ke arahku. Dia perempuan tercantik bagi
aku. Segala-galanya begitu sempurna. Dari rupa paras hinggalah kepada tubuh
badan.
Sawo matang kulitnya tetapi begitu gebu dan cantik sekali kulitnya. Agak
kurus dan tinggi tetapi buah dada dan punggungnya montok berisi. Kak Ina
meletakkan anaknya di atas katil setelah anaknya tidur semula.
Selepas itu aku terus menerkam dia. Kak Ina terus kangkang kaki seluas yang
boleh apabila aku menghala kote aku ke arah puki dia. Aku merodok terus kote
aku ke dalam lubang puki Kak Ina yang sudah sedia ternganga.
Kira-kira lima minit kemudian.....Creettt.... cretttt....... Aku terus
pancut ke dalam pantat dia. Aku terasa puki dia menyedut kote aku ketika aku
pancut. Menyedut keluar ke semua air mani aku ke dalam lubang faraj dia.
Selepas itu aku cuba menarik keluar kote aku.
"Heyyyy!!! Jangan tarik kote keluar lagi, sekejap saja lagi baru kakak
puas....", Kak Ina melarang aku menarik keluar kote aku.
Tak perlu tunggu lama, selalunya dalam 5 atau 6 minit Kak Ina akan sampai
kemuncaknya. Selepas Kak Ina puas barulah aku cabut keluar kote aku.
"Tunggu sini, sekejap lagi, kita kongkek lagi. Kakak nak kencing", kata Kak
Ina sambil berdiri.
"Man nak tengok kakak kencing.....", balasku.
"Adik tak pernah tengok perempuan kencing? "
"Tak..tak pernah"
“Adik tak pernah cuba intai kakak kencing masa kakak dalam bilik air?” tanya
Kak Ina.
“Tak..”
"Apasal tak intai? Ikut kakak masuk bilik air", kata Kak Ina
"Ok, jugak,... selama ni pun cuma tengok lubang kencing kakak saja... Nak
tengok juga macam mana air kencing kakak keluar", kataku sambil cuba
mengelap saki baki air mani aku yang melimpah keluar dari lubang puki Kak
Ina kerana dia sedang berdiri ketika itu.
"Jomlah cepat... Kakak dah nak terkencing ni...", Kak Ina segera menarik
tangan aku.
Di dalam bilik air, Kak Ina berdiri sambil menghala kelangkang dia ke arah
mangkuk tandas. Aku membuka bibir kemaluan dan kelopak puki dia sehingga
kelihatan lubang kencing dia.
Selepas itu air kencingnya yang entah ditahan berapa lama, menyembur keluar
dari lubang kencingnya.
Selesai kencing, Kak Ina mencangkung. Aku mengorek keluar air mani aku yang
masih bertakung di dalam lubang pukinya. Membersihkan pukinya.
"Kak Ina.... mama dengan abah pergi mana?", tiba-tiba aku terdengar suara
Kak Zila.
"Pergi Ipoh, 2 hari 1 malam kat sana." kata Kak Ina sambil bangun berdiri.
Aku mengeringkan puki Kak Ina dengan tuala. Kak Ina kangkang sedikit kakinya
untuk memudahkan aku mengeringkan pukinya.
Selepas itu Kak Ina beredar keluar dari bilik mandi.
Aku melihat Kak Zila berkemban dengan tuala di tepi pintu. Kak Zila terus
masuk ke dalam bilik air.
"Man,.. man tutuh Kak Zila. Cepat sikit. Kakak nak mandi kejap lagi", kata
Kak Zila, sambil membogelkan terus badan dia dengan menanggalkan kain
tualanya.
"Baru saja tutuh Kak Ina.. tak boleh nak keras ni..."
"Tak payah tunggu keras lah, Man jolok saja butuh Man dalam burit kakak.
Cepatlah.. kakak nak mandi nak pergi kerja ni..."
Kak Zila tinggi lampai, lebih tinggi dari aku. Jadi mudah bagi aku untuk
jolok kote aku ke dalam lubang puki Kak Zila sambil kami berdiri.
"Hoi!!!... Raba-rabalah sama badan kakak, takkan nak kaku macam ni saja.
Bila masa kakak nak puas macam ni...", rungut Kak Zila.
Aku pun mula meraba-raba punggung dan tetek dia.
"Kak Zila, Man nak tengok kakak kencing"
"Huh... ada hobi baru pulak"
"Tadi Man tengok Kak Ina kencing,..."
"Oh... gitu,... Jadi.. Man nak tengok Kak Zila pula kencing yer?" tanya Kak
Zila, sambil mula mengemut-ngemut lubang puki dia.
"Yer....", jawabku.
"Tak senonoh!!!", jerkah Kak Zila sambil lubang puki dia tak henti-henti
mengemut-ngemut kote aku berulang kali.
"Sorry... sorry... saja tanya, kalau tak boleh tak apa....tak tengok pun tak
apa"
"Habis tu... kalau dia berak pun kau nak tengok juga?"
"Errr..... tak...."
Kakak tak rasa nak kencing,... lain kali jerlah sayang tengok kakak
kencing", kata Kak Zila tersenyum sambil mengenyit mata. Kedua-dua tangannya
mencubit kedua-dua pipi aku. Huh... Kak Zila selalu permainkan aku....
"Man.... pagi ni sejuk sangatla... kejap lagi turun kat ruang tamu.... tutuh
kakak..." tiba-tiba saja Kak Ina muncul di tepi pintu.
"Ya....", jawabku lemah. Boleh mampus aku macam ni.....
Sepanjang hari ini hujan turun dengan lebat. Aku rasa malas nak keluar.
Lagipun aku tak nak tinggalkan Kak Ina kesunyian seorang diri di rumah.
Aku rasa enak betul dapat memeluk kakakku dalam suasana yang dingin begini.
Aku tidur tertiarap di atas Kak Ina. Kami berdua bertelanjang bulat.
Langsung tak berpakaian semenjak pagi tadi.
Kote aku masih lagi berkubang dalam lubang puk i Kak Ina. Selalunya itulah
yang kami lakukan. Membiarkan kote aku berada di dalam lubang puki selama
yang boleh.
Rasanya dekat 1 jam dah aku tertidur dalam pelukan Kak Ina. Aku menatap
wajah Kak Ina. Cantik betul. Hidung mancung dengan bibir yang merah mulus.
Pipinya lembut. Kadang-kadang dia kelihatan seperti budak belasan tahun.
Aku mencium pipi, hidung, bibir dia berulang kali. Seronok betul ada kakak
macam Kak Ina.
Aku menatap tetek dia. Bulat montok berisi susu. Aku membelai puting tetek
dia. Tak
perlu menunggu lama. Seketika saja puting teteknya menonjol hampir sepanjang
satu ruas jari. Kak Ina masih lagi tidur dengan nyenyak.
Cruutttt..... cruutttt.... Aku menghisap puting tetek Kak Ina. Aku menelan
air susu yang terkeluar dari puting teteknya.
Kak Ina mengeliat. Dia membuka mata seketika. Apabila dia melihat aku
menghisap puting teteknya, dia merangkul aku. Kemudian menutup matanya
semula. Sambung tidur agaknya.
Perlahan-lahan kote aku yang masih berkubang di dalam puki Kak Ina mengeras.
Aku
mula melocok batang aku. Sambil itu aku berterusan menghisap keluar air susu
dari puting tetek Kak Ina dan menelan air susu dia.
Selepas memancutkan mani aku ke dalam lubang puki Kak Ina, aku kembali
tertiarap di atas tubuh Kak Ina. Kalau boleh aku ingin tubuh bogel aku dan
tubuh bogel Kak Ina melekap buat selama-lamanya. Terasa begitu enak sekali.
Kehangatan tubuhnya terasa begitu nyaman sekali.
Di sebelah malam aku tak berpeluang menjamah tubuh Kak Ina. Dia sibuk
melayan bayinya yang agak kurang sihat. Aku pun tak mahu menyusahkan dia.
Apa-apa yang aku boleh tolong dia, aku tolong.
"Man... dah mandi belum?", tiba-tiba saja muncul Kak Zila. Dia baru balik
kerja.
"Belum lagi"
"Kalau begitu, teman kakak mandi..."
Nampaknya malam ni kena layan Kak Zila lah pula.
Hubungan aku dengan Kak Zila bermula selepas dia terlihat aku sedang kongkek
Kak Ina beberapa minggu yang lepas.
Di dalam bilik air aku membersihkan tubuh badan Kak Zila. Kak Zila berusia
21 tahun. Kerja sebagai operator kilang. Hari ini dan esok giliran dia kerja
petang hingga lewat malam.
Kak Zila memang cantik orangnya walaupun tak secantik Kak Ina. Kulit dia putih bersih dengan puting tetek merah jambu.
Di dalam bilik air, aku membersihkan seluruh tubuh dia hinggalah termasuk
puki dan celah punggung dia.
"Man... cukur bulu burit kakak. Dah mula berserabut bulu burit kakak..."
kata Kak Zila sambil menyerahkan pisau cukur kepadaku.
"Lumur sabun dulu pada burit kakak. Senang sikit nak cukur bila licin", arah
Kak Zila.
Kali pertama aku mencukur bulu puki Kak Zila. Aku cuba mencukur bulu puki
Kak Zila sehati-hati yang boleh, supaya tak terluka.
Kak Zila pula kelihatan yakin terhadap aku. Kak Zila berdiri sambil membuka
sedikit kaki dia untuk memudahkan aku mencukur. Aku turut mencukur sedikit
bulu yang berada di celah punggung Kak Zila.
Selepas selesai Kak Zila duduk mencangkung dan menyuruh aku membersihkan puki dan celah punggungnya dengan air.
Nampak comel puki Kak Zila tanpa bulu. Aku membuka bibir puki Kak Zila. Aku
menatap puki dia.
“Nak tengok kakak kencing?”, Kak Zila bertanya kepadaku.
“Nak tengok.. Man nak tengok” jawabku dengan gembira.
Air kencing Kak Zila terus terpancut di depanku. Aku melihat tanpa rasa
jijik sedikitpun malah seronok melihat Kak Zila sedang kencing. Selepas itu
aku membersihkan puki dia.
"Dahlah tu...dah bersih dah tu. Lain kali Man tengok kakak kencing lagi.
Kita masuk dalam bilik pulak... Lepas tu Man belek puas- puas burit kakak
yer…", kata Kak Zila.
Aku mengeringkan tubuh aku dan tubuh Kak Zila dengan tuala. Selepas itu Kak
Zila terus masuk ke dalam bilik. Kak Zila terus berbaring di atas katil.
"Ok. Sambung tengok burit kakak", kata Kak Zila sambil terus kangkang kakinya. Bibir puki dia ternganga terus.
Aku melutut antara dua kaki dia. Aku raba dan belek puki dia. Menjolok jari
aku ke dalam lubang puki dia. Mengorek-ngorek lubang puki dia.
Aku melihat ke dalam lubang faraj Kak Zila. Kelihatan basah dengan air dan
berlendir. Sekali-sekala kelihatan otot-otot faraj dia terkemut-kemut.
Aku berterusan mengorek hingga habis basah jari aku dengan air pukinya.
Selepas itu aku menolak tubuh Kak Zila hingga mengiring.
Aku buka celah punggung Kak Zila. Aku tengok lubang punggung dia yang merah gelap itu. Aku usap lembut dan geletek lubang punggung Kak Zila. Kak Zila
suka aku geletek lubang punggung dia. Sekali sekala kelihatan terkemut-kemut
lubang punggung dia menahan geli.
Aku tak tahan dah. Terus telentangkan semula tubuh Kak Zila. Aku kangkang
kaki dia luas-luas.
"Hoii... berapa punya luas nak kangkang. Kakak dah tak mampu nak terkangkang
ni.." kata Kak Zila. Ternganga luas bibir puki Kak Zila. Nampak pelbagai isi
yang kemerahan di celah puki dia.
Aku terus masukkan kot e aku ke dalam lubang pukinya. Kak Zila cuma melihat.
Selepas seluruh batang kote aku masuk ke dalam lubang pukinya, Kak Zila merangkul aku.
Kak Zila menjelir lidahnya. Memasukkan lidahnya ke dalam mulut aku. Aku mula mengulum dan menghisap lidah Kak Zila sehingga puas.
"Hisap tetek kakak", arah Kak Zila selepas aku puas menelan air liur dia.
Aku menghisap beberapa kali hingga puting tetek Kak Zila tersembul keras.
Dalam masa yang sama kote aku berasa lubang puki Kak Zila semakin basah.
Aku melocok kote aku. Nafas Kak Zila tersekat-sekat. Dia menikmati apa yang
aku lakukan. Kak Zila mengemut-ngemut kote aku dengan kuat menyebabkan kote
aku terasa terlalu geli.
"Kak.... jangan kemut kuat nanti Man terpancut...."
"Pancut jerlah.... apa masalahnya?", tanya Kak Zila
"Nanti kakak tak puas tak main lama", kataku.
"Biar jer kote Man dalam burit kakak lepas pancut. Lama-lama nanti kakak
puas la.. ", kata Kak Zila.
Aku tak tahan. Aku terus melepaskan air mani aku ke dalam lubang puki Kak Zila. Sepanjang malam tu aku tidur bersama Kak Zila.
Kami tidur mengiring sambil berpelukan. Aku membiarkan saja kote aku berkubang sepanjang malam di dalam lubang puki Kak Zila.
"Hoiii.... bangunlah.... asyik korang jer kongkek. Kak Ina pun nak kongkek juga", Kak Ina mengejutkan kami dari tidur.
Aku dengan Kak Zila mengeliat. Aku melihat Kak Ina duduk di sisi katil. Kak Ina bertelanjang bulat.
"Giliran Kak Ina pula kongkek dengan Man. Petang ni mama ngan abah dah nak balik", tambah Kak Ina lagi.
"Pukul berapa sekarang?" tanya Kak Zila.
"Dah dekat pukul dua", jawab Kak Ina.
"Hahhh!! Aku kerja pukul tiga.... Apasal Kak Ina tak kejutkan Zila!". Kak
Zila terus meluru ke bilik mandi.
Aku hanya terbaring di atas katil. Kak Ina mencangkung di atas aku dan menggesel-gesel puki dia pada kote aku. Aku memegang ke dua-dua ketul tetek
Kak Ina. Memicit-micit puting tetek hingga terkeluar sedikit susu dia.
"Jom kita pergi kat ruang tamu", ajak Kak Ina.
Aku menurut saja. Sebenarnya, Kak Ina tak begitu gemar kongkek di atas katil. Dia lebih suka buat di ruang tamu, atas lantai ataupun sambil berdiri.
Di ruang tamu, Kak Ina menyerongkong di atas lantai. Punggungnya ditonggek hingga celah punggungnya merekah sehingga menampakkan lubang punggungnya.
Nampak comel lubang punggung Kak Ina.
Aku meramas punggung Kak Ina sambil sekali sekala mengusap lubang punggung
Kak Ina.
"Hoii!!!... Cepatlah kongkek! Macamlah tak pernah tengok lubang punggung kakak. Lepas kongkek kakak sambung tengok balik...", rungut Kak Ina.
Aku segera memasukkan kote aku ke dalam lubang puki dia. Kak Ina terus mengemut-ngemut lubang puki dia. Enak betul puki Kak Ina. Kak Ina betul-betul pandai melayan kote aku.
Aku melocok kote aku. Kak Ina mengerang nikmat sekali sekala. Terasa semakin berlendir dan basah kote aku.
Lubang puki Kak Ina seolah-olah menyedut kote aku menyebabkan kadang-kadang terasa susah sikit untuk melocok kote aku. Tiba-tiba terasa telur aku diusap-usap. Tapi bukan Kak Ina yang usap.
"Ok.. bye.. nak pergi kerja dah ni...", tiba-tiba Kak Zila muncul di ruang tamu sambil mengusap kote aku.
"Ok...bye", kataku.
"Ok. Hati-hati. Jangan lupa beli ubat", Kak Ina ingatkan Kak Zila supaya beli pil perancang.
"Ok", jawab Kak Zila, Aku melepaskan air mani aku sepuas-puasnya ke dalam lubang puki Kak Ina. Lubang puki Kak Ina pula menyedut kote aku sekuat-kuatnya. Sehingga aku terasa seolah-olah habis air mani aku disedut keluar.
Terasa begitu menikmatkan lebih-lebih lagi Kak Zila membelai-belai telur aku ketika itu. Kemudian Kak Zila melepaskan telur aku dan menuju ke pintu keluar rumah.
Aku dan Kak Ina meneruskan aktiviti kami sehinggalah abah dan mama balik ke rumah pada petang itu.
-Tamat-
445 notes
·
View notes