Tumgik
#Adopsi Bayi
beritatangerang · 2 years
Text
Miris! 20 Bayi Dibuang di Banten Gegara Pergaulan Bebas
Miris! 20 Bayi Dibuang di Banten Gegara Pergaulan Bebas
Kliktangerang.com – Komnas Perlindungan Anak Provinsi Banten mencatat kasus pembuangan bayi di wilayah tersebut mencapai 20 kasus. Dari jumlah tersebut, 11 bayi meninggal dunia dan 9 dinyatakan masih hidup. Adapun wilayah kasus itu yakni 1 bayi ditemukan di Kota Serang, 1 di Pandeglang, 2 di Lebak, 3 di Kota Tangsel, 6 di Kota Tangerang dan 7 di Kabupaten Serang. Sementara untuk kasus bayi…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kaidaastuti · 2 years
Text
CHILD FREE
Belakangan dunia persilatan lidah kembali diramaikan oleh statement kontroversial mbak G, seorang yang katanya selebgram. Mbak G ini termasuk penganut aliran child free yang sering mengutarakan dan "mengkampanyekan" pilihan hidupnya di sosmed. Sebenarnya itu haknya sih, tapi apakah si mbaknya ini lupa pelajaran PPKn jaman SD yang bilang bahwa hak kita itu juga dibatasi oleh hak orang lain?
Saya ikutan sensi bukan karena saya adalah ibu dari seorang balita yang lagi super duper aktifnya ( yang kata beliau itu adalah penyebab cepat tua Lo, 🤣🤭). Saya berdiri di kubu ini atas nama teman-teman saya yang luar biasa perjuangannya untuk bisa mendapat strip dua.
Teman saya ada yang tiap bulannya harus menempuh jarak lebih dari 60 km hanya untuk bertemu obgyn ternama untuk program hamilnya. Bukannya di kotanya tidak ada dokter kandungan, tapi ikhtiarnya selama nyaris 5 tahun berganti-ganti obgyn di sana belum menemukan hasil. Akhirnya dia rela lintas kota demi mendapat kabar baik. Capek badan, pikiran, dan tentu saja uang. Alhamdulillah saya dengar sekarang dia sudah hamil sekitar 4 bulanan.
Pernah juga dengar ada seorang wanita yang dia nggak punya rahim, tapi segitu inginnya dia punya anak akhirnya dia adopsi seorang bayi yang baru lahir. Yang membuat saya merinding adalah wanita tersebut rela menjalani serangkaian program dan suntik hormon demi bisa menyusui "bayinya". Katanya tak masalah dia tak punya rahim, dia tetap ingin menjadi "ibu" seutuhnya bagi bayinya.
Nah, jika orang-orang ini baca statementnya mbak G, jangan heran dong kalau mereka jadi naik darah.
Mbak G mungkin gag salah. Dia punya pemahaman sendiri yang entah dari sebab apa pemikiran tersebut terjadi. Saya rasa sih pasti bukan karena hal yang sepele. Ini soal menjadi ibu lo. Menjadi sosok yang Allah beri kedudukan teramat istimewa. Masa ya ada yang nggak ngiler sama jabatan itu. Maka pasti Mbak G punya cerita di balik layar yang kita tidak tau.
Btw, saya juga punya seorang teman yang begitu mengagung-agungkan pilihannya untuk child free. Dan seperti halnya Mbak G dia pun hobi sekali upload kebersamaannya bersama suami dengan tambahan caption yang menyudutkan orang yang punya anak, hehe... Nah tapi kalau liat postingan teman ini, bukannya kesel saya malah merasa kasihan lo.
Teman saya ini, sebut saja Mawar, dulu jaman belum menikah akrab sekali dengan saya. Dari ceritanya dulu saya tau kalau dia ini agak kebablasan dalam bergaul. Sex bebas sudah bukan hal yang baru buat dia. Dan dia sendiri cerita pernah beberapa kali menggugurkan kandungannya dengan aborsi mandiri. Qodarullah dia bertemu dengan orang baik dan menutup kisah kelamnya. Tapi kalau menurut saya gaya hidupnya jaman jahiliah dulu sepertinya sangat berpengaruh ke organ dalam, terutama organ reproduksinnya. Kalau kata bidan sih kemungkinan rahimnya jadi kering karena keseringan minum obat. Nah itu yang bikin dia mungkin jadi susah hamil.
Bagi Mawar keputusan mendeklarasikan dirinya sebagai penganut child free barangkali adalah tameng terbaik untuk menangkis pertanyaan menjengkelkan macam "Kapan punya momongan?" , "Udah isi belum?" , and the bla, bla, bla. Kalau Mbak G? Ya entahlah.
Saya cuma penasaran, seandainya dengan kuasanya suatu saat Allah kasih rejeki kehamilan kepada Mawar atau Mbak G, apa yang akan mereka lakukan? Tegakah mereka mengaborsi si janin? Saat itu mungkin mereka baru akan tau, seberapa melting hati seorang ibu saat menatap makhluk kecil itu untuk pertama kali. Seluar biasa apa rasa jatuh cinta yang hadir bahkan saat kita belum bertemu dengannya. Rasa yang bikin kita rela menukar apapun demi kebahagiaannya. Jangankan tidur kurang dari 8 jam, ibarat semalaman begadang tidak tidur pun kita rela lo, iya kan?
Jadi, kepada Mbak G dan Mawar, saya tulus doakan semoga suatu saat nanti kalian bisa merasakan betapa indahnya menjadi seorang ibu. Saat hari itu tiba, cukup baca ulang postingan kalian hari ini, tertawakan, dan coba hayati apa yang sejujurnya kalian rasakan.
Salam hangat dari kami, para ibu yang jiwanya akan selalu muda dan bahagia 😘😊
10 notes · View notes
faizkurn · 4 months
Text
Emang Harus Pisah(?) - Episode 26
Satu jam berlalu, Kevin mulai bisa mengontrol emosinya. Gufron juga udah sempet bawain teh anget biar si Kevin rada tenang. Tentu saja setelah terlebih dulu minta maaf karena udah ngomong asal barusan.
“Kalo lo beneran sayang sama Nana, justru ga seharusnya lo mutusin buat pisah sama dia lah. Itu sama aja ngancurin perasaan dia tau ga”
“Iya…” jawab Kevin lirih.
“...tapi gue lebih ga mau kalau dia harus menderita selamanya karena masih sama gue Pong. Masalah gue biar gue aja yang menderita, dia bisa lebih bahagia kalau ga sama gue. Kalau pun dia terluka, lukanya nanti bakal sembuh kalau dia nikah lagi. Ketemu laki-laki yang jauh lebih baik dari gue. Yang bisa ngasih keturunan. Yang bisa ngasih kebahagiaan seutuhnya.
She deserves better Pong. Gue sayang sama dia, gue mau dia hidup bahagia selamanya. Mungkin emang bukan gue harusnya orang yang layak ngedampingin malaikat sesempurna Nana.” lanjutnya.
“SI ANYIIIIIIING! Ga gitu cara kerja perasaan perempuan. Emang gue sama Shania baru tunangan, belom nikah kaya lo, tapi pengalaman gue sama perempuan udah jauh lebih lama dari lo. Lo coba obrolin dulu kek ke Nana, yakin gue Nana juga ga bakal mau kalo harus pisah sama lo” kata Gufron gemes.
“Gue belom siap ngobrolin ini sama Nana. Nana bahkan ga tau kalau gue mandul, gue tes sendiri, gue ga mau dia sedih denger ini” jawab Kevin.
“Lagian lo, ish ampun dah,” Gufron memukul pintu di dekatnya. “kesel bat gue sama lo. Berantem aja yuk. Ga ada jalan lain apa di dunia ini? Lo usahain kek, bayi tabung kek, lo operasi kek, apa kek, alternatif gitu, datengin semua satu-satu kalo lo beneran mau ngusahain bahagianya Nana, bukan nyerah gini”
“Dokter yang bilang, mau gue berobat, operasi, atau apa pun itu, sperma gue bakal tetep cacat. Kalau pun gue maksain bayi tabung, bayi yang lahir bakal cacat. Lo bisa bayangin ga sih perasaan Nana bakal kaya apa? Lo ga ngerti sih” kata Kevin ngeyel.
“Satu-satunya yang gue ga ngerti ya cuma jalan pikiran lo. Kan bisa aja adopsi anak kek, atau lo bikin rumah penitipan anak kek, atau lo miara kucing, anjing, babi laut, atau apa gitu. Lo tuh orang pinter paling bodoh yang gue kenal tau ga”
Kevin geleng-geleng. “Ga tau gue ngadopsi atau ngurusin anak orang bakal bikin Nana bahagia apa enggak. Gue sayang sama dia Pong. Gue ga mau ngancurin cita-citanya buat punya keluarga yang sempurna, punya anak-anak yang pinter dan lucu. Dan gue ditakdirin bukan untuk itu Pong”
“TAI LAH. Udah, pulang aja lah kita, capek gue denger masalah lo yang ternyata sumbernya cuma ada di kepala lo sendiri. Emang bener kata gue dulu, gue ga cocok bantu nyelesein masalah orang” jawab Gufron kesel.
Dengerin cerita lengkapnya di youtube faizkurn, klik di sini
0 notes
himawariqurrotaaini · 9 months
Text
Memungut Hikmah 🍉 : Coping Mechanism from Palestinians
Pontianak. 10:52. 13122023.
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tattimush shalihaat.
Beberapa minggu lalu saya ketemu video penjelasan bagaimana orang-orang Palestina berhadapan dengan ujian genosida ini. Meminjam istilah teman-teman yang belajar psikologi, kurang lebih coping mechanism namanya. Berdasar penjelasan di klikdokter, coping mechanism adalah cara menghadapi situasi yang menyebabkan stres atau tekanan, baik dari faktor luar maupun dalam. Cara tersebut dapat membantu kita untuk mengatur perasaan emosional yang muncul akibat situasi penyebab stres. Kita coba bahas berdasarkan penelitian ilmiah berikut ini, namun penelitian ini ditulis tahun 2018 dengan sampel responden para pengungsi Palestina, inshaAllah masih nyambung dengan keadaan sekarang, sebagai bekal kita.
Tumblr media
Full article
Ada 5 strategi coping yang digunakan orang-orang Palestina, tentu hal ini sangat bisa kita adopsi dalam kehidupan sehari-hari, meniru ketangguhan mereka, binashrillaah, seizin Allah AzzawaJalla:
1. Giving cultural and religious meaning to painful experiences
Memberikan makna budaya atau makna agama dari peristiwa yang dialami. Berdasar atas keyakinan atas kekuasaan Allah AzzawaJalla telah mengatur takdir apapun yang terjadi dalam hidup mereka. Itulah mengapa kita saksikan pada banyak video, hal yang kita nilai musibah, mereka ucapkan alhamdulillaah atau hasbunallah wa ni'mal wakiil. Dzikir-dzikir yang membuat kita banyaaaaaak belajar.
2. Individualism to collectivism
Mengenyampingkan masalah pribadi, dan memandang keseluruhan sebagai masalah kelompok. Bukan hanya diri sendiri yang diuji, namun semuanya.
3. Normalization and habituation
Sudah terbiasa hidup dalam situasi konflik, dalam keadaan tidak nyaman. Bukan hal baru bagi mereka diperlakukan tidak manusiawi oleh zionis. Sedih ya? Luar biasanya Allah ar Rohmaan ar Rohiim, walau diperlakukan tidak manusiawi, mereka justru menjadi sebaik-baiknya manusia. Bahkan menurut saya, banyak sekali contoh akhlak mulia dari mereka yang diperkenankan Allah bisa kita lihat dan teladani. Padahal ya, sepengetahuan saya, beberapa kali pengalaman berinteraksi dengan manusia yang diperlakukan tidak baik, bisa menjadikannya juga tidak baik. Luar biasa ya orang-orang Palestina ini Allah sayangi dan muliakan.
4. Belonging, acceptance, expectation and readiness
Penerimaan
Ndak kuat saya rasanya menulis ini. Kalau berdasar jurnal ya... mereka sudah menerima hidupnya ya begini. Tapi saya simpulkan, mereka sudah sangat yakin, bahwa dunia hanya sementara, sebentaaaaar saja, kendaraan menuju akhirat yang abadi. Innal 'aisya 'aisyul aakhiroh.
5. Social support
Dukungan sosial dan keluarga. Coba deh diingat-ingat lagi video evakuasi bayi yang tertimbun reruntuhan, bayinya dicium-cium sayaaaaaang oleh abang-abang relawan. Kabarnya kalau ada anak yang orang tuanya meninggal, keluarga dan lingkungan pun sangat berbesar hati memelihara.
Tumblr media
Teladan ber-Islam yang sesungguhnya.
Semoga Allah meridhai untuk memperbaiki urusan agama, dunia, dan akhirat mereka.
#liberationofmind before #liberationofLand
Salam,
ayuprissakartika.
0 notes
topengkejahatan · 1 year
Text
Terungkap Sudah Polresta Malang Kota Bongkar Jaringan Perdangan Bayi Lewat Media Sosial
Tumblr media
Polresta Malang Kota membongkar jaringan perdagangan bayi atau tindak pidana perdangangan orang di Kora Malang. Ironisnya penjual bayi adalah orangtua kandung yang sengaja memperdagangkan buah hatinya.
Danang menjelaskan, Pengungkapan Kasus Perdangan Bayi berjenis kelamin perempuan berusia tiga hari tersebut bermula ketika seorang warga Kota Malang mencurigai adanya praktik jual beli bayi sebuah aplikasi Media Sosial pada awal September 2023.
Dua orangtua yang tega itu adalah Lois atau Al (21 tahun) dan Fatih atau MF (19 tahun) Keduanya warga Sukoharjo, Jawa Tengah. Mereka menjual bayinya melalui media sosial facebook bernama "Adopsi Bayi Baru Lahir".
Menurut Kompol Danang Yudanto, Plt Kasat Reskrim Polresta Kota Malang, laporan dari penduduk setempat yang mengetahui praktik perdagangan bayi di grup Facebook inila yang meyebabkan kasus ini. Setelah menelusuri baian komentar grup Facebook yang sudah diikuti, reporter itu bahkan bergabung dengan grup WhatApp bernama Adopter dan Bumil Amanah.Pengadu diberi pilihan untuk mengadopsi anak,dan gambar bayi di sertakan.
Dibaca juga: Arhan dan Para Pemain Terbaik Timnas Indonesia U-23 di Grup K Kualifikasi Piala Asia U-23 2024
Tingkat harga adopsi pada saat itu diperkirakan oleh administrator grup antara 8 juta dan 18 juta Rp, menurut Danang. Administrator grup Facebook kemudian memberikan nomor telepon kurir bayi kepada pengadu, yang juga merupakan tersangka dalam kasus ini. Dia adalah Eyis Surabaya (35 tahun) atau penduduk Es. Bayi perempuan itu kemudian diambil dari orang tuanya di Sukoharjo, Jawa Tengah, oleh Eyis, yang kemudian menjadi kurir. Orang tua bayi Al dan MF tidak diketahui menikah. Setelah itu, Eyis membawa bayi tersebut ke Sukoharjo dan memberikan uang tunai kepada orang tua bayi tersebut sebesar Rp 6,5 juta. Danang menyarakan pengiriman bayi ke Gang 1 Jalan Mawar di Desa Lowokwaru Kota Malang dan lokasi pengiriman Bayi di alamat tesebut.Ketika reporter pertama kali melihat Eyis dan bayi yang tak berdaya, ia langsung membawa mereka ke perangkat lingkungan RT, RW, Babinsa, dan Bhbinkamtibmas.
Dibaca juga: Ukraina Mengatakn Perang Dunia ke Tiga Sudah di Mulai!!
Eyis membawa pakain bayi, buku kesehatan Ibu dan Anak,dan barang-barang lainya pada saat itus selain menggendong bayi. Pengantar (Eyis) sedang menggendong seorang gagus yang baru lahir pada saat itu.
Pengantar (Eyis) kemudian sebelumnya ditangkap dan ditanyai oleh perankap linkungan sehingga tindak pidana ini dapat ditemukan. menurut Danang. Polisi membawa bayi itu ke Rumah Sakit Saiful Anwar di Kota malang untuk perawatan setelah terungkap. Petugasdari Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang kini Bertanggung jawab atas bayi tersebut. "Terima kasih Tuhan  untuk bayinya; dia ada di inkubator sekarang, stabil dan sehat," kata danang. Tindakannya mengakibatkan terjeratnya tiga tersangka berdasarkan Pasal 83 UU no. Perlindungan Anak 2014, halaman 35. Selain itu, Pasal 2 UU no. Pelanggaran Pidana Perdangangan Orang, bagian 21 tahun 2007. Ancaman Hukuman yang dihadapi adalah 3 tahun dan/ atau 15 tahun penjara.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada dengan adanya praktik-praktik ilegal terkait pengadopsian anak dan sealu memastikan legalitas porses adopsi melalui dinsos sesuai dengan ketentuan yang berlakui.
keyword; enakd4d, cerdas4d, balap4d
0 notes
viainhere · 1 year
Text
Menelaah Standar Usia Menikah: Implikasi Sosial dan Kesehatan
Tumblr media
Menikah merupakan salah satu tonggak penting dalam kehidupan manusia, di mana dua individu yang saling mencintai dan menghormati satu sama lain bersatu dalam ikatan pernikahan.
Standar usia menikah telah menjadi perdebatan hangat di berbagai negara dan budaya. Pada artikel ini, kita akan menelaah implikasi sosial dan kesehatan dari standar usia menikah.
Dalam artikel ini, kami akan menggali lebih dalam tentang implikasi sosial dari standar usia menikah. Kami juga akan mengeksplorasi implikasi kesehatan dari standar usia menikah.
Dengan demikian, diharapkan artikel ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi pembaca untuk memahami kompleksitas isu ini dan mengeksplorasi solusi yang tepat guna meningkatkan kualitas hidup individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Implikasi Sosial Standar Usia Menikah
Implikasi sosial dari standar usia menikah dapat mencakup berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Di bawah ini adalah beberapa implikasi sosial yang dapat timbul akibat adopsi standar usia menikah tertentu:
Kesejahteraan Remaja: Standar usia menikah yang rendah dapat mengakibatkan pernikahan pada usia yang sangat muda, terutama di negara-negara berkembang. Pernikahan pada usia muda seringkali mengakibatkan terganggunya masa remaja, di mana individu tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan identitas serta menyelesaikan pendidikan mereka. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan remaja secara keseluruhan.
Pendidikan: Pernikahan pada usia yang masih muda seringkali berarti menghentikan pendidikan bagi salah satu atau kedua pasangan. Dalam banyak kasus, remaja yang menikah akan meninggalkan sekolah untuk fokus pada peran mereka sebagai pasangan atau orang tua. Dampaknya adalah rendahnya tingkat pendidikan, yang dapat mempengaruhi kemampuan ekonomi dan mobilitas sosial keluarga.
Kesehatan Ibu dan Anak: Pernikahan pada usia muda dapat meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu dan bayi. Perempuan yang menikah pada usia muda cenderung menghadapi risiko kehamilan yang tidak diinginkan, komplikasi saat melahirkan, dan masalah kesehatan reproduksi lainnya. Bayi yang lahir dari ibu yang masih remaja juga berisiko mengalami masalah kesehatan dan perkembangan.
Ketidaksetaraan Gender: Standar usia menikah yang rendah seringkali terkait dengan ketidaksetaraan gender. Di beberapa masyarakat, perempuan lebih cenderung menikah pada usia muda daripada laki-laki. Hal ini dapat menyebabkan ketimpangan kekuasaan dan kontrol dalam hubungan pernikahan, serta kesulitan bagi perempuan untuk mengakses pendidikan dan kesempatan ekonomi.
Struktur Keluarga: Pernikahan pada usia muda dapat mempengaruhi struktur keluarga. Pasangan yang menikah pada usia muda mungkin belum matang secara emosional dan finansial untuk menghadapi tanggung jawab pernikahan dan orang tua. Hal ini dapat menyebabkan perpecahan keluarga atau masalah lainnya yang mempengaruhi stabilitas keluarga.
Perkembangan Sosial: Pernikahan pada usia muda juga dapat mempengaruhi perkembangan sosial individu. Pasangan yang menikah pada usia yang lebih matang umumnya memiliki kesempatan lebih besar untuk membentuk jaringan sosial yang lebih luas dan mendapatkan pengalaman yang berbeda. Sementara itu, pernikahan pada usia muda dapat mengisolasi individu dari teman sebaya dan lingkungan sosial yang lebih luas.
Perlu dicatat bahwa implikasi sosial dari standar usia menikah dapat berbeda-beda di berbagai negara dan budaya.
Sementara beberapa masyarakat mungkin mengalami dampak negatif dari pernikahan pada usia muda, ada juga masyarakat yang memiliki tradisi dan norma sosial yang berbeda terkait pernikahan dan usia yang dianggap pantas untuk menikah.
Implikasi Kesehatan Standar Usia Menikah
Implikasi kesehatan dari standar usia menikah juga memiliki dampak yang signifikan pada individu yang terlibat dalam pernikahan tersebut. Beberapa implikasi kesehatan yang mungkin timbul akibat menikah pada usia tertentu adalah sebagai berikut:
Kesehatan Reproduksi: Pernikahan pada usia muda dapat berdampak negatif pada kesehatan reproduksi perempuan. Risiko kematian ibu saat melahirkan lebih tinggi pada perempuan yang menikah pada usia muda, karena tubuh mereka belum sepenuhnya matang untuk menghadapi kehamilan dan melahirkan. Selain itu, risiko kehamilan yang tidak diinginkan dan komplikasi saat hamil lebih besar pada perempuan muda.
Kesehatan Anak: Anak yang lahir dari ibu yang menikah pada usia muda juga berisiko mengalami masalah kesehatan dan perkembangan. Kehamilan pada usia muda berhubungan dengan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan masalah kesehatan lainnya pada bayi yang baru lahir.
Kesehatan Mental: Pernikahan pada usia muda dapat menyebabkan tekanan dan stres psikologis pada pasangan yang belum siap menghadapi tanggung jawab pernikahan dan kehidupan keluarga. Beban mental ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan.
Penyakit Menular Seksual (PMS): Pasangan yang menikah pada usia muda mungkin kurang teredukasi tentang pentingnya penggunaan proteksi saat berhubungan seksual. Hal ini meningkatkan risiko penularan penyakit menular seksual (PMS) dan infeksi menular seksual (IMS) yang dapat membahayakan kesehatan mereka.
Pertumbuhan dan Perkembangan: Menikah pada usia muda dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan fisik serta emosional individu. Pasangan muda mungkin belum siap secara fisik dan mental untuk menghadapi peran dan tanggung jawab sebagai pasangan atau orang tua.
Kesejahteraan Finansial: Pernikahan pada usia muda seringkali berarti memulai kehidupan rumah tangga dengan sumber daya yang terbatas. Hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan finansial pasangan, karena mereka mungkin belum memiliki kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan dan membangun karier sebelum menikah.
Kesehatan Keluarga: Kesehatan keluarga secara keseluruhan juga dapat terpengaruh oleh pernikahan pada usia muda. Jika pasangan belum siap untuk menghadapi tanggung jawab dan tantangan pernikahan, hubungan dalam keluarga dapat menjadi tegang, dan kualitas kehidupan keluarga secara keseluruhan dapat terganggu.
Penting untuk memahami bahwa implikasi kesehatan dari standar usia menikah dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya dari masing-masing masyarakat.
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang holistik dalam mengatasi isu ini, yang mencakup pendidikan yang tepat tentang kesehatan reproduksi, kesehatan mental, dan perlindungan terhadap kekerasan serta perlakuan yang merugikan dalam pernikahan.
Apakah Anda sedang merencanakan pernikahan impian di Jakarta, tetapi khawatir tentang biaya yang tinggi? Jangan khawatir lagi! Kami hadir dengan solusi ideal untuk Anda - Paket Wedding Murah Jakarta! Nikmati momen bahagia Anda tanpa harus melebihkan anggaran.
Dengan Paket Wedding Murah Jakarta kami, Anda akan memiliki kesempatan untuk merayakan cinta tanpa mengorbankan kualitas dan keindahan pernikahan Anda.
0 notes
rizki-a · 2 years
Text
Sedih banget lihat Ibu meonk galau mondar mandir nyariin anaknyaa huhuu.
Jadi di kosan ini ada kucing liar gitu yang akhirnya jadi betah tinggal di kosan. Dari awal ga bermaksud melihara dia di kosan. Tapi karena dia nyari makannya bongkar tempat sampah dan bikin berantakan akhirnya jadinya dikasih makan daripada dia bikin berantakan. Jadinya dia betah di sini sampe akhirnya dia hamil. Pas dia hamil tuh aku sama Sisil, temen sebelah kamarku, udah concern banget gimana kalo dia melahirkan di kosan. Ngebayangin pasti repot karena pemilik kosan ga ngebolehin melihara hewan. Jadi kami berharap semoga dia lahirannya di tempat lain, jangan di kosan.
Pas masa-masa dia mau lahiran itu dia udah sibuk nyari tempat lahiran. Sibuk masuk ke kardus. Kebetulan di depan kamarku ada kardus bekas kulkas lumayan gede. Pas dia coba masuk kardus itu aku selalu keluarin dia dan bilang ke dia ga boleh lahiran di sini. Jadinya dia cari tempat lain. Kebetulan juga ada kardus kosong di depan kamar yang lain. Akhirnya dia lahiran di sana. Saat itu jam 3 subuh aku denger suara bayi kucing. Langsung kaget dan keluar kamar. Ternyata Sisil juga langsung keluar kamar karena kaget denger suara bayi kucing. Tengah malam itu kami speechless karena ngebayangin gimana caranya ngurusin anaknya sedangkan pemilik kosan ga bolehin. Tapi kasian juga kalo harus buang mereka, ga tega takutnya mereka mati. Jadi akhirnya dibiarin deh mereka di kosan.
Pas anaknya udah bisa gerak, anaknya udah bisa lari sana-sini. Lumayan bikin berantakan kosan. Dan ada beberapa anak kosan yang keberatan atas hal ini. Kami paham kok ga mungkin juga besarin mereka di sini. Dan kami juga ga bermaksud untuk nahan mereka lama-lama di sini. Sedangkan dari awal aja kami berharapnya Ibu meonknya kalo bisa ga lahiran di sini aja. Sudah selalu mencegah juga tiap kali dia berupaya nyari tempat lahiran. Kami mikirin juga akan open adopt mereka nunggu setidaknya 3 bulan dulu ketika mereka udah kuat dan ga nyusu lagi sama Ibunya. Tapi karena terima keluhannya juga udah makin banyak akhirnya kemarin itu kami posting open adopt mereka. Karena baca-baca katanya kalo umurnya udah sekitar 2 bulan udah bisa diadopt. Karena lihat anak kosan yang lain juga berharapnya mereka segera ga ada di kosan karena mulai merasa terganggu, akhirnya yaudah kami open adopt untuk kenyamanan bersama.
Nah kemarin itu datanglah adopternya dari Depok dan Ciomas Bogor buat ambil kittennya buat mereka rawat. Karena anaknya 6 ekor jadi susah banget nyari orang yang mau adopt semuanya. Apalagi kalo ditambah adopt Ibunya. Ga ada yang mau. Jadinya adopter itu adopsi masing-masing 3 ekor anaknya. Kemarin anaknya udah diambil. Tersisa Ibunya lagi nunggu adopter yang mau adopsi dia.
Pas proses adopsi kemarin aja aku sama Sisil itu udah sedih banget karena harus misahin mereka sama Ibu dan saudaranya. Ga tega banget sebenarnyaa huhu. Apalagi mereka tuh playful banget suka main bareng dan kalo tidur tuh selalu numpuk-numpuk sama saudaranya. Ibunya juga sayang banget sama mereka karena selalu jilatin dan ajak main anaknya. Ketika anaknya sudah dibawa adopter, Ibunya galau ngeong-ngeong terus nyariin anaknya. Dia mondar-mandir. Aku ikutan galau lihat Ibunya galau 😭
Sedih banget lihatnyaa, ga tegaa. Lihat dia mondar-mandir masuk ke kamarku juga ngecek siapa tau anaknya ada di kamarku. Aku lihatnya sambil nangis karena merasa bersalah huhu 😭 Dari kamar dengerin dia ngeong-ngeong terus. Aku juga sampe kebawa mimpi merasa bersalah 😭
Ditambah lagi tadi pas lihat dia ternyata bagian perut dan puting susunya itu keras banget. Ternyata susunya kepenuhan tapi ga bisa dikeluarin karena ga ada anaknya yang nyusu. Ibu hamil yang manusia aja kalo ASI nya kepenuhan dan ga dipumping rasanya sakit banget kan. Pasti Ibu meonk juga ngerasa sakit banget. Ya Allah pasti dia tersiksa banget. Merasa sedih banget karena kehilangan anak-anaknya ditambah merasa sakit banget karena ASI nya kepenuhan dan ga bisa dikeluarin. 😭😭
Seharusnya kami misahin mereka tunggu sebentar lagi yaa. Tunggu beberapa minggu lagi. Seharusnya kami bisa lebih bersabar lagi yaa huhuu. Meonk maafin kami yaa yang manusia ini ga bisa ngertiin kamu 😭💔💔
0 notes
enigmahitam · 2 years
Photo
Tumblr media
Foto ini pertama kali muncul di The Vidette-Messenger of Valparaiso, Indiana pada 5 Agustus 1948. Anak-anak pada foto tampak berpose dan agak bingung saat ibu mereka yang sedang hamil menyembunyikan wajahnya dari fotografer. . Deskripsi majalah tersebut berbunyi: “Sebuah tanda 'Dijual' besar di halaman Chicago diam-diam menceritakan kisah tragis Tuan dan Nyonya Ray Chalifoux, yang menghadapi penggusuran dari apartemen mereka. Karena tidak ada tempat untuk berpaling, pengemudi truk batu bara yang menganggur dan istrinya memutuskan untuk menjual keempat anak mereka. Nyonya Lucille Chalifoux menoleh dari kamera di atas sementara anak-anaknya menatap dengan heran. Di anak tangga teratas adalah Lana, 6, dan Rae, 5. Di bawah adalah Milton, 4, dan Sue Ellen, 2”. Anggota keluarga menuduh sang ibu dibayar untuk merekayasa foto, yang mungkin menjadi bagian dari cerita, tetapi sayangnya, dia sangat serius menjual anak-anaknya. Dalam waktu dua tahun, semua foto anak-anak, serta bayi yang dikandungnya saat itu, dijual ke berbagai rumah. . Nasib anak-anak itu berbeda setelah dijual ke keluarga yang "membelinya". Seperti Rae dan Milton yang diadopsi oleh keluarga Zoeteman. Meski situasi ibu kandung mereka mengerikan, keluarga adopsi mereka tidak lebih dari itu. . Mereka kerap dirantai di lumbung dan dipanggil "budak" meski pada usia saat itu mereka tidak paham apa artinya dan mereka kerap dipaksa kerja di ladang. . Tidak sampai disitu, Rae yang sudah berusia 17 tahun melarikan diri dari rumah yang kerap menyiksa dirinya, saat remaja dirinya bahkan pernah diperkaos hingga hamil bahkan anaknya pun diadopsi oleh orang lain. . Tak lepas juga saudara mereka yang sedang dikandung sang ibu, David turut diadopsi oleh pasutri yang tinggal tak jauh dari rumahnya, meski orang tua adopsi David cukup keras, namun mereka lebih perhatian. . https://www.instagram.com/p/Co4RwSuvB6S/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
borobudurnews · 2 years
Text
Ada Kasus Penemuan Bayi, Jika Ingin Adopsi Harus Menunggu 6 Bulan
Ada Kasus Penemuan Bayi, Jika Ingin Adopsi Harus Menunggu 6 Bulan
BNews–NASIONAL— Warga dikejutkan dengan penemuan bayi berjenis kelamin laki-laki di pinggir jalan daerah Kwanji, Dalung, Kuta Utara, Bali. Dan saat ini bayi tersebut jadi rebutan untuk diadopsi. Tercatat sudah ada belasan orang yang ingin mengadopsi bayi Malang tersebut. Namun ternyata prosesnya tidak semudah itu. Setelah sempat dirawat bayi tersebut kini berada dibawah tanggung jawab Dinas…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
tyaudahlah · 4 years
Text
Keluarga Mbak
Setelah dihalangi oleh sariawan di amandel, sakit perut dan rasa malas, sampai deadline-deadline yang memuakkan, akhirnya gue baru bisa cerita tentang para anabul di rumah sekarang.
Kucing gue awalnya cuma 4 lalu nambah jadi 7, dan sekarang jadi 12. Warna bulunya kek sapi semua, jadi dah kek peternakan.
Before I introduce them one by one, lemme tell you a background story first.
I wasn't a cat person, at all. Dari jaman SD, pas temen-temen gue suka banget main sama kucing, gue paling ga berani. Trus pas kuliah, gue udah mulai belajar ngelus kucing, tapi yang ras doang, soalnya pas pulang ke kosan semester 2, kasur, bantal sama tikar gue jadi tempat buang hajat kucing yang ga sengaja kekurung pas ibu kos ngidupin lampu teras gue. Trus pas di kantin juga kaki gue pernah digigit, untung pake sepatu. Bisa dibilang gue rasis kali ya.
Nah, pas gue libur abis semester 4 atau 5 gitu gue lupa, ada satu kucing dewasa betina yang sering main ke rumah. Ortu gue iseng aja kasih makan mulu. Trus, pas gue pulang akhir Maret kemaren gegara you-know-who, kucing ini dah punya anak 3, waktu itu mungkin umurnya dah 3-4 bulan. Gue lemah banget sama yang gemes-gemes, dan mereka ini lucu bangeeeettt apalagi kalo lagi bobok bertiga deket-deketan. Dari sini lah gue mulai soft sama kucing, sampe akhirnya gue namain mereka Boba (jantan), Baba dan Buba (betina). Induknya gue bingung manggil apa. Karena dia udah jadi ibu, gue menunjukkan respect dengan manggil dia "Mbak". Pas trio B ini udah gede, si Mbak hamil lagi, dan lahirlah trio P: Popo (betina), Pipo dan Pompom (jantan). Say hi!
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ini gue ambil fotonya udah agak lama sih. Trio P sekarang umurnya udah 3 bulan, dah ga muat bobo bertiga di pangkuan, makin lincah dan seru geludnya. Buba udah ngelahirin, anaknya 3, tapi 2 udah meninggal. Satunya wafat pas umur 3 minggu dan belom sempet dikasih nama, satunya lagi wafat pas umur sebulan dan namanya Monde (panggilan: Momon). Nah jadi sekarang tinggal 1, nyokap kasih nama Oreo (panggilan: Eo). Baba juga hamil dan udah ngelahirin tanggal 4 Desember kemaren, anaknya 4, dan akhirnya ada 1 yang belang tiga! Belom kepikiran namanya. Jadi begitulah, total anabul dirumah ada 12 ekor. Trus sekarang parahnya si Mbak hamil lagi hadeeehhh. Ntar kapan-kapan gue update foto terbaru mereka deh mumpung masih di rumah, insyaa Allah.
Btw, sempet ada drama soal adopsi Buba. Jadi tuh tetangga deket rumah juga pengen pelihara kucing, trus karena udah mulai kebanyakan juga di rumah, nyokap gue mau ngasih Buba 1 set sama 3 anaknya yang baru lahir hari itu juga. Gue sedih banget. Diambil siang, malemnya gue nangis sampe ketiduran, besoknya pun juga masih nangis hampir seharian, tapi ternyata Buba balik lagi dan malah ga mau ke rumah barunya (jaraknya ga jauh dari rumah gue). Akhirnya Buba dan anak-anaknya diambil lagi sama nyokap gue wkwkwk
Anyway, salah satu permasalahan hidup gue selama pandemi yang ga kelar-kelar adalah drama kesehatannya mereka. Boba udah 3 kali luka dan sakit; kali pertama dia abses di perut dan gue bawa ke dokter karena awalnya gue pikir dia hernia, kali kedua lukanya di daerah pantat sama lecet di kaki belakang kiri, kali ketiga akhirnya gue nangis pas liat kaki yang sama tiba-tiba bengkak dan jalannya jadi pincang. Boba gue kurung di rumah selama 1 minggu lebih dan baru gue lepasin beberapa hari yang lalu. Sejujurnya gue ga rela karna takut dia luka lagi, tapi dia ngemis terus minta keluar, kasian juga. Tapi gemesnya dia jadi main di sekitar rumah doang, lebih rajin pulang dari yang sebelumnya, bahkan bobok malemnya di rumah. Selain Boba yang ada aja ulahnya, Baba pernah 1 kali ketulangan, Buba bahkan 3 kali. Trus 2 hari yang lalu, kaki depan kiri Pompom ga sengaja keinjek nyokap karena dia lari-lari, trus pincang. Malam itu, dia tidur di kamar gue supaya ga banyak gerak, dan ya ampun, gue berasa gladi resik punya anak bayi. Tidur bentar-bentar doang, lebih sering bangunnya. Tapi alhamdulillah sekarang udah berangsur-angsur baikan 😸
2020 sucks, but these cute meow-meows make it better. Gue pelan-pelan jadi sayang banget sama kucing, terutama kucing domestik. Selama di rumah aja, gue jadi lebih gampang happy karena ada mereka. Mereka ngehindarin gue dari rasa kesepian. Punya mereka bikin gue ngerasa punya anak, adek, dan temen sekaligus. Kehadiran mereka juga bikin keluarga gue jadi lebih hangat. They are such a blessing in my life, for real. I love my anabuls lah pokoknya.
Gue galau kalo mikirin gue harus balik ke kosan sebentar lagi buat skripsian. Pengennya sih bawa salah satu dari mereka, tapi gue takut terlalu sibuk dan jarang di kosan, ntar mereka jadinya kesepian, kan jahat guenya. Jadi yaudah, gue ingin memanfaatkan waktu yang tersisa di rumah buat banya banya main sama mereka. Bantu aminin ya, semoga para anabul selalu sehat dan dilindungi dari segala marabahaya dan penyakit, terutama pas gue ga ada di deket mereka, aamiin..
7 notes · View notes
sri-riski · 4 years
Text
Gue suka iri melihat keluarga yang dimana keluarga itu Agamis banget.
Keluarga nya sering melakukan sholat bareng, ngaji bareng sama sama , belajar Islam bareng keluarga.
Gue memang bukan lahir dari keluarga yang baik, keluarga dari ayah gue seperti yah begitulah, keluarga dari ibu gak terlalu Agamis.
Didikan gue masih kecil gue kurang dalam soal agama, umi gue single parent, ayah gue meninggal ketika gue masih kecil 2 tahun.
Pas ayah gue meninggal, umi gue di tinggal ayah pas anak anak nya masih kecil - kecil banget pitik pitik halus halus, adik gue masih bayi 3 bulan.
Umi gue kerja keras cari nafkah buat anak-anak'a jadi kurang didikan agama dll.
Karena pas umi cari nafkah selesai Dagang pasti udah cape karena dagang keliling keliling, kakak Kakak gue semua pada jauh dari umi tinggal di rumah kakak'a umi gue.
Adik gue di adopsi sama keluarga jauh, sekarang di Gorontalo selama ini gue belum ketemu sama adik gue.
Tapi gue bersyukur punya umi yang luar biasa hebat dan kuat bgt.bisa didik anak -anak'a dengan baik, sampai sarjana semua pendidikan tinggi.
Dan anak anak'a juga pada berusaha memperbaiki diri dengan Islam.
Waktu masa lalu gue
Gue nakal kerjaan main terus,
Banyak bgt gue ngelakuin hal - hal bodoh, yang itu menjadi pelampiasan gue saat ketika tidak mendapatkan apa yang gue mau.
Maafin aku yah umi dan ayah aku belum bisa jadi anak yang baik dan Sholihah.
Untuk ayah aku mau berusaha jadi anak gadis mu yang baik dan Sholiha dan skrg sudah menutup aurat kasihan ayah menanggung dosa anak gadisnya ketika tidak menutup aurat.
Untuk umi aku mau jadi anak yang baik dan Sholiha juga.
Gue pengen terus perbaiki diri gue.
Gak akan putus asa.
Karena gue banyak bgt melakukan hal bodoh dimasa lalu.
Gue suka iri sama sama orang orang baik, dan iri itu menjadikan motivasi gue untuk gue pengen kaya mereka melakukan kebaikan.
Bantu gue untuk memperbaiki diri.
Nasehatin gue jika ada salah.
5 notes · View notes
yunitasakinatur · 4 years
Text
Kemuliaan Wanita dalam Mencari Rezeki dan Mengurus Rumah Tangga
Halo, kemarin malam saya ikutan webinar yang diadakan adik kelas saya pas SMA. Mereka mengundang Ustadzah Nunung Bintari. Beliau adalah Konselor Pernikahan dan Keluarga, sekaligus pendiri Yayasan Ar Raihan. Selain membangun SMPIT dan SMA juga sekolah Tahfidz, beliau juga mendirikan Sekolah Orang tua (diperuntukkan bagi orang tua, karena masih banyak orang tua yang maunya ‘terima beres’ anak saya di sekolah harus mendapat paket lengkap, di rumah ngga perlu saya didik lagi, dan semacam itu, jadi beliau memiliki Sekolah Orang tua). Sekarang sedang merintis pesantren lansia, mohon doa kelancaran dan keberkahannya untuk karya-karyanya beliau ya teman-teman. :)
Walaupun saya tidak mengikuti dari awal hingga akhir, mohon maaf ditengah keterbatasan saya, ini beberapa hal yang saya dapatkan selama saya hadir di kelas webinar berlangsung. Semoga bermanfaat untuk kita semua :)
Ternyata, selama penyebaran virus covid-19 sejak Maret (5 bulan) hingga mungkin Desember nanti, menghasilkan permasalahan yang sangat serius di kalangan anak-anak kita. Kalau dulu kenakalan anak-anak seputar: kemalasan belajar, anak bertengkar dengan orang tua, telat berangkat sekolah, saat ini lebih beragam. Sejak SD ada yang sudah: kecanduan gadget, mengenal lawan jenis dengan salah orientasi (kelas 4 SD sudah putus dengan pacarnya dan akan mencari pacar baru karena teman sekelasnya tidak ada yang tidak pacaran), dan sex bebas ketika SMP, ada satu sekolah yang kecolongan menerima murid baru sudah hamil, nastaghfirullahhal adzim…
Kita, ketika ingin bisa mendidik anak dengan baik:
Sering-sering silaturahim ke umahat yang anak-anaknya ‘berhasil’. Untuk mengetahui lebih detail gaya mendidik anak dari para umahat yang kita datangi. Hingga kita bisa adopsi gaya dan cara mendidik anak yang sesuai dengan gaya kita.
Minta nasihat kepada para umahat.
Selalu baca buku, buku pegangan dasar (Tarbiyatul Aulad) dan buku-buku kontemporer agar kita dapat mengimbangi anak sesuai jamannya.
Kunci kuatnya rumah tangga terletak pada ketaqwaan, dan semakin banyak anak semakin luas umat. Ga boleh marah karena hawa nafsu, marahlah kalau itu kebutuhan untuk mendidik anak.
Wanita yang dicintai Rasul
Mendukung seluruh aktivitas dakwah suami. Tidak kesal atau marah-marah ketika ditinggal dakwah atau berkhidmat untuk umat dalam waktu yang tidak sebentar. (ini komentar saya: semoga bisa dipraktekin yah, haha. sebenernya yg bikin manusia pada umumnya marah-marah, karena tidak mampu mengekpresikannya. kira-kira ekspresi apakah itu? mungkin banget, marah-marahnya ibuk-ibu kalau ditinggal suaminya dalam waktu yang tidak sebentar, karena kangen banget kali ya, dan. kalau kata psikolog jaman jigeum mah, pakai rumus “I statement”, kapan-kapan saya bahas di postingan tersendiri deh. intinya cara nyampein i statement di kasus ini begini bunyinya aku merasa sedih kangen dan sepi ketika kamu keluar rumah lama-lama, nanti kalau kamu keluar rumah lama-lama; tolong kabari aku ya berapa lama aku harus menunggu/ tolong keep in touch ya lewat whatsapp/ kata-kata sejenis yang kamu inginkan dari pasanganmu, wallahu a’lam)
Berdandan sesuai selera suami, kalau di depan suami
Bisa bermanfaat bagi masyarakat. “Kalau kita (akhwat) tidak berdakwah, siapa yang mendakwahi wanita-wanita (maaf) yang telanjang di majalah” alm. Ustadzah Yoyoh berkata demikian kpd Ustadzah Nunung Bintari. Terus berkarya buat masyarakat. Minimal, ketika tampil di masyarakat/berada di tengah masyarakat dikenal karena akhlaq baiknya bukan malah dikenal atas keburukannya. Bergabung dan berkontribusi di pkk, atau di perkumpulan para istri PNS (bhayangkari, jalasenastri, chandra kirana, ardhya garini dan sejenis)
Dan ini poin-poin random yang saya dapatkan dari beliau:
Jangan terjebak dalam urusan rumah tangga dan tidak melakukan apa-apa di masyarakat, minimal berakhlaq baik.
Dengan memperhatikan tahujjud, dzikir, tilawah, murojaah, itu semua dapat menjadi bahan bakar kita dalam kehidupan sehari-hari. Karena menjadi ibu tidak ada istirahatnya dan jauh dari yang namanya kata cuti.
Kalau di kehidupan ini ga ada tantangannya/dalam bermasyarakat/apapun serba gampang, lah kita jadi nganggur dong. Ngga ada kebaikan atau amal-amal dakwah yang bisa memancing keridhoan Allah atas usaha-usaha dakwah kita.
Ketika menemukan perbedaan pendapat, seperti pemilihan tempat sekolah bagi anak dll, kuncinya adalah taat pada suami adalah segalanya. Mungkin di dalam hati sambil dongkol-dongkol, tapi bismillah percaya sama pemimpin kita sendiri.
Ustadzah Nunung Bintari merekomendasikan buku Atas Nama Cinta karya Nino Yudiar, tipis dan padat materinya. Beliau sering mengulang-ulang membaca ketika sedang merasa butuh moodbooster.
Beruntungnya para ibu, ketika hamil setiap harinya 1000 malaikat memintakan ampun. Ketika melahirkan pilihannya ada dua; 1 ketika ibu dan bayi selamat, seluruh dosa ibu hilang hingga menyamai sucinya bayi yang baru dilahirkan dari dosa 2 ketika ibu meninggal, syahid di sisi Allah. :)
SESI TANYA JAWAB, ketika jaman jahili sepertinya cinta menggebu-gebu dengan pasangan (yg belum halal dan qodarullah tidak berjodoh), ketika nikah (dengan suami hasil ta’aruf) kok flat aja perasaannya. Bahkan misal suami belum pulang, tidak ada rasa gelisah/rindu. Jawaban Ustadzah: 1 Taubat dulu, semua manusia punya masa lalu. 2 Cinta hadir karena ditumbuhkan, dengan cara cari kebaikan-kebaikan yang ada pada suami, rasa cinta berkurang kalau tidak bersyukur. Misal ada 99 keburukan yang ada pada suami, hadapi dengan kesabaran. Dan misal hanya ada 1 kebaikan yang ada pada suami, hadapi dengan rasa syukur. Ustadzah Nunung Bintari banyak sekali mendengar cerita ketika konseling, ada yang suaminya tidak romantis, tetapi pekerjaan rumah tidak segan dibantu kerjaannya, ada yang sangat romantis tetapi pelitnya minta ampun dst dst Jadi ada banyak sekali warna cowok/jenis laki-laki di dunia ini. 3 berdoa 4 Menumbuhkan cinta juga bisa dilakukan dengan bergandengan tangan ketika bepergian, ketika mau tidur, memanggil dengan panggilan sayang
SESI TANYA JAWAB, saya punya orientasi karir yang kuat, ketika ta’aruf, jika calon suami saya tidak mengijinkan untuk menjalani karir, bagaimana seharusnya saya bersikap, haruskah ta’aruf berakhir(?). Jawaban Ustadzah: Kalau ikhwan minta calon istrinya untuk di rumah saja, ya berarti itu salah satu indikator dia laki-laki yang shalih. Dulu ketika tahun 1987 SMA orientasi saya juga mirip-mirip dengan mbak (penanya), abis project A ke project B dst dst. Tetapi ketika menikah, ternyata seiring berjalannya waktu, enak di rumah. Tugas utama kita mendidik anak dan mengurus suami PLUS berkhidmat di masyarakat. Anak-anak harus bisa baca Qur’an, baca buku dari uminya, belajar Quran dari tangan umi, bahkan kalau bisa sebelum SMP sudah khatam minimal satu kali. Ketika anak sudah mulai agak besar, mulai membuka sekolah di rumah kecil-kecilan, hingga seterusnya berkhidmat di masyarakat bahkan sampai sekarang sudah punya cucu masih terus mengembangkan. Intinya flksibel sih, masa iya, istri mau berkhidmat di masyarakat dihalang-halangi. Terus, kalau mbak (penanya) menolak ikhwan shalih dengan alasan saya tidak mau melepaskan karir alasan tsb tidak syar’i. Seiring berjalannya waktu, akan ketemu jawabannya kenapa begitu, jadi ta’arufnya jangan ditolak. :)
MaasyaAllah.. luar biasa sekali mendapat rejeki ilmu melalui Ustadzah Nunung Bintari dan kawan-kawan adik tingkat saya sewaktu SMA (selaku penyelenggara). Semoga dengan saya menuliskan ulang disini, dapat menjadi pengingat/bahan murojaah bagi diri saya sendiri di masa depan, dan juga dapat diambil hikmahnya oelh  teman-teman semua. Terimakasih sudah membaca hingga akhir :)
Regards, Yunita Sakinatur
Ahad, di Lembang 2 Agustus 2020
selesai diketik pada pukul 00.02 disini 15 derajat celsius :)
barusan pak satpam keliling asrama putri sambil mengetok-ngetok besi sedang patroli
3 notes · View notes
inesmdhjkl · 5 years
Text
Aku gak tau udah berapa kali lihat anak bayi lahir, lalu di adopsi sama orang yg kemampuannya lebih baik dari orangtuanya.
Tapi seburuk apapun seorang ibu, bukankah dia tetap seorang ibu? Lalu, sebuah pelukan dan dekapan haruskah terputus dengan sebuah tinta diatas kertas?
Aku gak tau, ini udah keberapa kali,
Aku, gak bisa berbuat apa-apa.
Aku tau dibalik senyum ibunya,
Memiliki sebuah cerita;
Nak, ibu selalu doakan kamu, walau kini bukan ibu yang ada di sisi.
1 note · View note
yosyherman-blog · 6 years
Text
Gerbera
Sejak aku kecil aku telah melihat orang sakit di tiap sudut desa. Tetanggaku yang tinggal tepat di samping kanan rumahku baru saja didiagnosa menderita bronkitis akut. Tiap minggu dua sampai empat orang didiagnosa menderita asma. Bayi - bayi baru lahir, anak remaja, dan dewasa tak ada yang selamat dari berbagai macam penyakit pernapasan. Penyakit yang menyerang seantero desa membuat kami memandang Kematian dan acara pemakaman adalah teman akrab paling setia yang selalu menyertai kami tiap saat.
Barulah beberapa hari lalu aku tahu melalui secarik koran tua bekas bungkus nasi sarapan pagi bahwa, penyakit yang menyerang alat pernapasan di desaku pertama kali terjadi dua puluh tahun yang lalu. Menurut informasi yang diberitakan oleh seorang narasumber di koran itu desaku adalah desa terakhir yang tersisa, paling tidak untuk sepuluh tahun mendatang.
Di usiaku yang kesepuluh ini, aku tumbuh tanpa pernah tahu siapa ibuku dan siapa ayahku, aku telah yatim dan piatu sejak kecil, paling tidak itu yang dikatakan nenek yang merwatku, aku tak pernah diizinkan keluar rumah, bahkan aku tak pernah tahu bagiamana rasanya udara di luar sana, tiap pagi nenek memandikanku lalu meyiapkan sarapan untukku, sore haripun begitu, mandi dan makan neneklah yang menyediakannya untukku, aku sangat berbeda dengan anak - anak yatim dan piatu lainya yang ada di desaku,mereka tumbuh dan besar oleh bantuan warga sekitar yang dengan besar hati mau bergotong royong untuk kehidupan anak – anak itu, persediaan makanan, pakaian, serta untuk tempat istirahat atau tidur, anak - anak yatim dan piatu itu dipersilahkan untuk menempati rumah yang telah ditinggal mati oleh seluruh pemiliknya. Persamaannya kami tak boleh sekalipun meninggalkan rumah. Kami hidup dalan kurungan sampai kematian menjemput, atau sampai ada orang dari desa lain yang mungkin masih tersisa bersedia untuk mengadopsi kami untuk di kurung di rumah si pengadopsi.
Tetapi, jujur saja aku tidak pernah mau di adopsi siapapun, aku menyayangi nenek, ia yang merawat dan membesarkan aku, nenek hidup untukku maka aku ingin hidup untuk nenek.
"Kau tidak merasa kesepian Gerbera ?"
Nenek menghampiriku sembari membawa segelas air bening.
Aku memandangi wajah nenek yang pucat, pastilah berkerja sembari menggendong bronkitis yang bersarang di tubuhnya itu sangat menyiksa nenek.
"Sepuluh tahun sudah kau menghidupi aku Gerbera, siang dan malam kau bantu aku menjalani kehidupan, tetapi malam ini aku sudah tak kuat lagi, sudah saatnya kau kuberikan kepada orang lain yang masih cukup sehat untuk merawatmu, tentunya untuk merawat kehidupan orang itu pula” ujar nenek lagi.
Aku kaget bukan kepalang mendengar perkataan nenek. Seperti baru saja dihantam dentuman petir keras nenjelang hujan deras yang akan menyerang bumi.
"Tidak nek aku tidak mau, aku mau hidup bersama nenek" jawabku keras.
Tetapi nenek seolah mendadak tuli, Ia tak menggubris perkataanku, ia menyuapi air bening yang ia bawa kemulutku, mau tak mau aku menelan air bening itu.
Nenek bangkit lalu tergepoh – gepoh berjalan menuju dapur, aku menatap pundak nenek, dari dapur aku mendengar bunyi kucuran air yang dituang ke dalam gelas. “Aku tidak mau nek, aku tidak mau jika aku diadopsi orang lain, aku hanya ingin membersamai nenek, neneklah yang telah merawat aku sejak aku kecil, atau sejak ayah dan ibuku pergi untuk selamanya” teriakku pada nenek yang masih khusyuk menuang air ke dalam gelas, aku tak mendengar nenek akan menjawab, sesaat kemudian suara kucuran air itu berhenti, nenek kembali ke ruang tamu, ia membawa segelas berisi air bening penuh.
“Air sangat sukar ditemukan belakangan ini, hujan tak pernah turun lagi, orang – orang selain kesulitan bernapas, juga kehausan, kau tahu Gerbera ?” nenek berkata lagi sambil terus berjalan menuju kearahku.
“Nenek aku tahu, sudah tidak pernah turun hujan sejak aku kecil, aku tahu berbagai macam penyakit pernapasan menyerang warga desa, ayah dan ibuku mati mungkin karena penyakit pernapasan menyerang mereka juga” teriakku lagi pada nenek. Tetapi ekspresi yang sama kembali aku temui pada wajah nenek, ia seolah tuli dan tak dapat mendengar apa yang aku katakan kepadanya.
Nenek mendekati tubuhku, membelai wajah dan tanganku, “sungguh kau tumbuh dengan subur cucuku, andai saja bangsa kami tidak bertindak kejam pada bangsamu,”
Aku terkejut lagi, kali ini lebih dari sebelumnya. Rasanya tubuhku mati rasa, apa maksud nenek bahwa “bangsa nenek” telah bertindak kejam pada bangsaku ? Ah mungkin nenek mendengarku sejak tadi, dan ia sedang mengolah kata untuk membuatku membenci nenek dan Aku memilih untuk diadopsi orang lain, aku coba untuk menyela nenek, tetapi sesuatu di tenggorokanku berusaha menahan kata – kata untuk keluar.
“tentulah kami tak akan menerima akibat buruk seperti saat ini, orang – orang mulai mati sejak bangsamu kami bantai habis, kami hanya mau yang enak dipandang mata saja, dan inilah akibatnya, kemarau panjang, panas dan berdebu, penyakit setan menyerang pernapasan, kami hidup hanya untuk saling menguburkan siapa yang mati lebih dulu” tambah nenek.
Aku semakin kaku, nenek kembali menyuapi air bening dari dalam gelas yang ia bawa ke dalam mulutku, anehnya air itu masuk dengan lancar melewati tenggorokanku, tetapi tetap saja aku tak mampu lagi utuk berbicara, aku ingin sekali bilang pada nenek bahwa aku tak mau diadopsi orang lain apapun alasannya, bahkan jikalau benar bahwa bangsa neneklah yang telah membantai bangsaku.
"Gerbera, kau adalah tanaman terakhir di desa ini, tadi pagi seluruh tanaman sudah purna punah, tak ada lagi yang tersisa, seluruh tanaman seusiamu mendadak mati seminggu lalu, hujan tak pernah turun, semua warga desa butuh air, tanaman mereka juga butuh, saat ini aku sudah tak kuat lagi, maka sudah saatnya kita berpisah" tambah nenek, aku membatu, sesaat kemudian nenek terjatuh ke lantai, kemudian menjadi kaku.
Dedikasi untuk : Hari Pohon Internasional 10 Januari
7 notes · View notes
deendiny · 6 years
Text
Jangan Punya Anak!
Tahun 2016 saat umur masih 24, disaat teman-teman perempuan sudah pada ngebet mau nikah. Saya justru ngebet pengen punya anak. Wkwk. Padahal di Indonesia, legalitas hubungan anak dan ibu hanya bisa didapatkan dengan dibantu lembaga pernikahan. Adopsi dengan status sudah menjadi istri/suami lebih mudah daripada yang masih single. Single pun dengan catatan harus single yang kaya raya jumawa juara begitulah. Wkwk.
Saya bahkan sempat berpikir, andai saja saya bukan sobat missqueen mungkin saya sudah mengadopsi anak untuk dijadikan "anak". Kenapa harus kaya dulu? Ya karena harus punya jaminan sanggup membiayai kebutuhan dari bayi sampai gede. Kenapa adopsi? Karena saya jomblo. Hahaha
Alhamdulillah, sobat missqueen selalu dibantu Allah. Saya punya keponakan-keponakan lucu (anak-anak kakak saya) yang biasa dan bisa saya asuh sesuka hati saya. Sampai akhirnya saya harus pergi ke Surabaya dan ambisi pengen punya anak tanpa harus menikah dulu lambat laun terlupakan begitu saja. Muehehe.
Lucunya, di Surabaya saya melihat banyak peristiwa antara orang tua dan anak yang biasanya saya baca di portal berita kriminal. Ada waktu dimana saya pergi ke sebuah cafe untuk menyelesaikan task pekerjaan, ada seorang Ibu dengan tampilan paripurna sedang duduk menunggu makanan datang bersama dua anaknya. Laki-laki yang sepertinya umur 7 tahun dan perempuan umur kira-kira 5 tahun. Ketika makanan datang, yang laki-laki tanpa banyak bicara langsung makan sendiri dengan lahap dan muka tegang tanpa bicara. Sedangkan yang perempuan tiba-tiba mukanya berkaca-kaca. Dia disuapi ibunya. Sayangnya, saya kira suapan ibu dimana-mana pasti penuh kasih dan sayang. Ternyata tidak. Ibu itu berteriak. Anak perempuan itu membuka mulutnya dengan menangis. Saya yang disebelahnya sudah mau spontan berdiri, tapi saya ingat kalau saya bukan ibunya dan dia bukan anak saya. Sendok itu bukan disuapkan tapi dijejalkan sampai suara gesekan antara sendok dan gigi membuat saya ngilu sendiri. Anak itu masih menangis. Tahu kan menangis tanpa terdengar suara? Nah, seperti itu!
Ada lagi cerita saat saya makan di food court sebuah mall. Sambil menunggu makanan datang, saya ke toilet untuk memperbaiki posisi jilbab. Saat itu toilet cukup ramai. Biliknya full, tapi tidak ada antrian. Saya berdiri didepan cermin, bersebelahan dengan seorang ibu yang mungkin usianya 35 tahunan. Dia berdiri sambil memegang celana jeans pendek dan celana dalam anak laki-laki. Tiba-tiba bilik belakang saya terdengar rintihan anak laki-laki. Kurang lebih katanya begini, "Maah, sakit ma". Ternyata ibunya adalah yang berdiri di sebelah saya daritadi. Reaksinya sangat luar biasa. Buka pintu, anaknya ditarik, toilet disiram, anaknya digendong dan dicebokin di wastafel, kemudian celananya dilempar ke muka bocah melas itu. Saya dan orang-orang dalam toilet shock massal. Rasanya pengen ikut campur, tapi saya siapa? Huhuh. Karena saya ga tega, akhirnya saya ngloyor pergi saja sambil gemetaran.
Itu baru dua cerita, sisanya masih banyak dan lebih "ngawur" lagi. Tapi dari beberapa kejadian yang saya lihat itu saya menyimpulkan, "Tidak semua orang boleh punya anak" adalah benar. Kok bisa? Bisa sekali! Punya anak itu besar tanggung jawabnya. Tidak perlu jauh-jauh ke urusan umat dan Tuhan, tapi tanggung jawab antara orang tua ke anak itu sendiri. Anak-anak tidak pernah punya otoritas memilih orang tuanya siapa. Mau tidak mau, mereka akan dihadapkan dengan orang tua yang dipilihkan Tuhan. Dan sebagai pilihan Tuhan, harusnya para orang tua yang tidak dewasa dalam mendidik anak itu malu, yang belum bisa dewasa dalam memberikan perhatian ke anak harusnya mau belajar. Bukan merasa bodo amat dan asal isi perut, susu, popok ga pernah telat.
Anak bukan alat. Mereka tidak akan selamanya butuh susu dan popok. Mereka adalah bentuk kecil dari manusia yang secara fisik dan pikirannya sedikit banyak adalah hasil turunan pembuahan kalian para orang tua. Didiklah dengan adab yang benar. Bukan dengan cara yang menurutmu paling benar.
Kalau ga mau nyuapin anak, ya tinggal diajarin cara makan sendiri yang benar itu gimana. Kalau dia coba ternyata kececeran ya ga perlu naik pitam namanya juga belajar. Kalau anak belum mampu cebok abis berak ya harusnya terapkan toilet training dong kemarin-kemarin. Jangan main cebok didepan umum sambil ngomel-ngomel. Huhu, kesal sendiri.
Intinya,
Jangan punya anak dulu kalau tidak bisa menyempatkan waktu bermain dengan mereka
Jangan punya anak dulu kalau prinsip membahagiakan anak menurutmu adalah soal uang jajan tidak telat dan jalan-jalan tinggal tancap gas
Jangan punya anak dulu kalau gadget adalah satu-satunya pilihanmu untuk membuat tangisan anak reda
Jangan punya anak dulu ketika kamu merasa kerepotan mendengar rengekan dan racauan mereka
Tahan saja, sampai muncul perasaan bahwa keinginan mempunyai anak adalah bagian dari kebutuhan investasi dunia akhirat bagi orang tua. Membanggakan di dunia karena didikan, membawa syafaat karena bekal yang diberikan. Asal semuanya dari kalian. Orang tua.
Kalau saya pribadi sih, masih jomblo aja pengennya punya anak. Apalagi sekarang sudah dipinang, ya pasti first goal setelah sah nanti yaa jadi bumil. aamiin ya netizen! 😛
-Diny, calon istri yang reaktif terhadap segala bentuk isu 😅
2 notes · View notes
ptrylis · 2 years
Text
Tumblr media
sedikit cerita.
dulu suka bgt mau punya dede bayi tapi adopsi karna buat mikirin nikah tu dulu keknya engga karna gada cowo yg berani buat nikah mungkin karna gamau punya tanggungjawab dulu kali ye.
sekarang udah nikah suka sedih sendiri,
jujur bener bener jauh dari kata jadi diri sendiri yang pas dulu dulu masih jomblo. siapa sih yang pernah tau takdir, gada yg tau.
yes, aku ditakdirkan menikah dengan duda 2 anak. dari awal aku udah ga yakin sama diri ku sendiri, kenapa? aku tipe manusia yg ga bisa terima masa lalu orang yg masih terkait ibarat kata sampai hari ini. tapi emang takdir yg mengheret aku untuk terus jalanin. awal nya gpp tapi pada akhirnya ya aku sadar kalau aku bukan yg pertama.
aku jauh dari sodara kandung orang tua, jauh dan tidak dekat.
aku dari dulu, apapa tu udah mencoba buat belajar sendiri.
tapi apakan daya ini takdir ku.
cuman satu aja doaku, semoga aku dipercaya buat jadi seorang mama karna aku cuman butuh teman sama pelukan 💝
0 notes