faizkurn
faizkurn
Coretan Bukan Mahir
755 posts
Berbincang dengan nurani | linktr.ee/faizkurn
Don't wanna be here? Send us removal request.
faizkurn · 2 days ago
Text
Cerpen : Efek Payahnya Sinkronisasi Isi Hati, Kepala, dan Rekening, Terhadap Pria Penakut Jelang Usia 27
Maaf banget kalau jelang weekend tapi aku malah babak belur. Bukan bermaksud ga mau tampil prima waktu ngedate sama kamu besok, tapi, aku baru aja ribut besar sama egoku sendiri. Ngerepotin banget emang terlahir punya ego yang besar. Karena bahkan, kompromiku aja kadang ketakutan sendiri waktu mau menghadapinya
Jadi ceritanya, sejak tadi siang, suasana tiba-tiba mencekam. Egoku datang bersama gebrakan besarnya. Dia datang dengan penampakan agak ngeri sih memang. Sekujurnya agak hangus, terbakar api cemburu waktu baca story lingkaran hijau milikmu
Kamu bilang, 'masih berusaha setia walaupun tiap hari ada aja yang dateng dengan usaha kerasnya'. Lengkap dengan lagu kekinian yang petikannya aduhai, tapi kalau dicermati liriknya, ada banget pukulannya ke hati
Membaca itu egoku langsung teriak besar. Tubuhnya memanas, dan ga tahan lagi. Ia segera mendatangiku tanpa wanti-wanti. Pingin melakukan rencana berbahaya yang bikin aku sendiri langsung waspada; Melamarmu. Iya. Ia memintaku untuk segera melamarmu
Ajegile tikus meledak. Berasa dikagetin Rocky Gerung pas makan bakso. Aku langsung keselek dan gagal nelen ludah sendiri. Sempet hilang napas sedikit tapi untung bisa balik lagi
Aku cuma bisa bilang, "Tapi kan belum siap..."
Lantas tanpa tedeng aling-aling, dia langsung kasih bogem mentah ke pipi
"...aku juga belum mapan, belum layak jadi imam..." lanjutku pelan
Pukulan lainnya mendarat keras di pipi yang lain
"...terus, soal komitmen gimana?" aku masih berusaha melanjutkan
Kali ini perutku langsung disikut keras
Setelah beberapa alasan berikutnya, yang tentu saja selalu berbuah pukulan keras, aku terdiam. Aku kehabisan alasan. Atau mungkin, aku ga sekreatif itu untuk bikin alasan waktu lagi babak belur. Tapi belum sempet bener-bener tau mana yang tepat, egoku langsung ngejambak dan ngomong di depan wajahku
"KAMU RELA KEHILANGAN DIA?!"
Kata-kata tadi diteriakkan tanpa pukulan. Tapi entah kenapa, rasanya tajem banget, nusuk langsung ke dada dan tembus ke hati. Sebenernya aku ga yakin secara anatomi, nusuk ke dada itu bisa tembus ke hati apa enggak, tapi darahku langsung ngalir gitu aja setelah kata-kata tadi terlontar
Curang. Aku ga punya pertahanan. Aku tergeletak lemas. Sakit dan kebingungan
Sore sampai malemnya aku terdiam. Rasanya aneh. Aku merasa terjebak dalam kondisi serba benar. Egoku benar. Tapi semua alasan dan keadaanku rasanya juga benar
Dan. Dan aku juga serba takut. Takut kehilanganmu. Sekaligus, takut memilikimu, di waktu yang salah
Sial. Aku payah sekali
3 notes · View notes
faizkurn · 3 days ago
Text
Oh, Apalah Artinya Mulut yang Pandai Bicara, Apalah Faedahnya Tangan yang Apik Berkarya, Bila Tak Berguna Semestinya
Kumisku sudah panjang
Kuiris bibir itu
Merah menyala aku suka
Berceceran di mana-mana
Kukuku sudah panjang
Kupenggal jemari itu
Putih pucat aku suka
Bergeletakan di mana-mana
Depok, 17 April 2025 | Faiz Kurn
0 notes
faizkurn · 10 days ago
Text
wew, baru sadar uda lama kayanya sejak terakhir kali maksain baca walaupun uda ngantuk berat. a good sign? maybe..
0 notes
faizkurn · 10 days ago
Text
youtube
ill be here until ur ok ♤♤♤
2 notes · View notes
faizkurn · 11 days ago
Text
Cerpen : Sayangnya, Aku Benci Binar Oranye di Matamu
Sepuluh tahun yang lalu, pertemuan pertama kita. Tanpa sadar, doa 'sepele' itu terucap dan siapa sangka, rupanya mutajab. Senyumnya yang awalnya mengingatkanku pada seseorang, berubah jadi senyum yang selalu kutunggu dan kuidamkan
Waktu yang terus berganti, membawa kita pada temu yang kunanti. Meski hanya sekali, tapi aku mengingatnya. Yang kutahu kemudian, ingatan tajammu rupanya mengingat lebih persis. Sejak saat itu, kita adalah dua orang yang saling tahu nama, dan sesekali saling tahu kabar meski tanpa tanya
Waktu yang terus berganti, membawa kita pada obrolan-obrolan seru yang tidak ada arah dan ujungnya. Tentang laron, lomba mewarnai, perjalanan, novel karya Ilana Tan, monopoli, rumah sakit, dan sesekali tentang isi kepala dan isi hati. Sejak saat itu, diam-diam, ia mencuri tahun-tahunku
Waktu terus berganti, kita semakin dewasa dan perasaan yang terlanjur tumbuh ini sudah meminta untuk dicarikan wadahnya. Sejauh yang kulihat, belum ada yang lain di wadahmu. Sungguh, aku ingat pernah memintamu pada Tuhan. Tapi aku tidak tahu apakah kali ini mustajab seperti yang lalu. Aku tidak tahu apakah akan tepat seperti dugaanku di masa lalu
Waktu terus berganti, satu persatu bunga yang tumbuh, mekar sempurna. Di antaranya, kagum dan kasih itu tumbuh bersamaan dengan apa-apa yang kamu perjuangkan. Tapi jujur, ada pula yang berisikan benci, terutama pada binar oranye di matamu
Waktu terus berganti, sampai nanti masa depan akan kita lewati. Tanya di kepala kita masing-masing akan terungkap pula jawabannya. Dan bila tidak berakhir seperti yang kita kira, mari saling mengikhlaskan tahun-tahun yang saling bercurian di antara kita. Maafkan salah yang menghiasi di antaranya. Dan biarkan rona merah muda yang menghiasi, jadi diktat yang mengajarkan kita nilai baik untuk bekal di masa mendatang
2 notes · View notes
faizkurn · 13 days ago
Text
It's Tuesday So Please Don't Die
Goofy goober and his shiny shoe
Sing a sad song from lung to toe
If your dream doesn't come true
Try to learn how to kung fu
Depok, April 8th 2025 | Faiz Kurn
3 notes · View notes
faizkurn · 1 month ago
Text
haha hihi haha hihi, tetau ramadhan sisa sepuluh hari lagi..
2 notes · View notes
faizkurn · 1 month ago
Text
Tumblr media
0 notes
faizkurn · 2 months ago
Text
Serpihan Sayap Kupu-Kupu Melayang, Debunya Melenakan, Puluhan Tahun Kemudian Kamu Terbangun di Persimpangan, Jauh dari Baik-Baik Saja
dan kepalaku hampir pecah
penuh dengan buah-buah
ada yang kecil ada yang besar
panjang pendek luas lebar
Dua puluh dari delapan puluh
Lainnya pergi menjauh
Enam puluh menanti
Jarum dan angka berganti
Dua enam dua tujuh
Di tengahnya penuh peluh
Entah apa di tiga puluh
Menang? Kalah? Terbang? Jatuh?
Depok, 5 Maret 2025 | Faiz Kurn
4 notes · View notes
faizkurn · 2 months ago
Text
Tetes Hujan Mengingatkanku Pada Noda Minyak Mie Instan di Ujung Bibirmu, Cokelat Berpadu dengan Merah Muda, Sedikit Pucat Banyak Cantiknya
Pada dasarnya kita adalah kumpulan ketidaksederhanaan
Saling berusaha untuk bersatu
Berkompromi
Merindu
2 notes · View notes
faizkurn · 2 months ago
Text
Cerpen : Sumpah! Butir Nasi Goreng yang Nyelip di Gigi Jadi Saksinya
Pendar malam kota tertawa melihat kamu yang tetap cerewet konsisten bertanya kenapa aku mencintaimu, padahal sudah kujawab sejak lima kilometer lalu bahwa aku benci orang yang hidupnya dibuat-buat.
"Sungguh aku mencitaimu apa adanya dan seada-adanya"
"Tapi aku jelek"
"Ya justru itu aku suka, kamu jeleknya natural"
1 note · View note
faizkurn · 2 months ago
Text
Cerpen : Perbincangan Singkat di Udara Selepas Kail Tersangkut di Mulutnya
"Ini bukan perkara hidup yang berat atau aku yang lembek. Bukan pula perkara logikaku dibunuh ketika hatiku ia curi dua tahun lalu. Ini cuma soal maafku yang padanya kuberi penuh"
"Tapi dia selingkuh"
"Iya, tahu"
"Ya cerai lah, semua orang pilih cerai saat jelas-jelas diselingkuhi!"
Aku tersenyum. "Aku mencintainya sejak lima tahun lalu. Ia juga mencintaiku sejak setahun setelahnya. Kami saling berbagi cinta sejak tiga tahun ke belakang. Ia selingkuh hanya sekali, dalam sehari, tidak sebanding dengan cinta kami yang sudah sejak lama dipupuk"
"Ya tapi dia selingkuh! Walaupun cuma sehari, dia ga mencintaimu! Itu buktinya!"
Kamu menangis. Aku paham kalimat barusan bukan lagi untuk membela kejantananku melainkan menyuarakan isi hatimu.
Air mata itu lantas mengalir. Membasahi pipi yang baru saja kucumbu.
"Kita melakukan ini berkali-kali dan kamu memahaminya. Kamu tau aku mencintainya. Itulah mengapa aku juga percaya dia mencintaiku.."
Kamu menatapku dengan sendu. Seakan mempertanyakan pasangan dan status antara kita berdua.
"...sementara jatuh cinta padamu berat. Sainganku Tuhan"
1 note · View note
faizkurn · 2 months ago
Text
Cerpen : Kijang Kejang dan Hidup yang Kejam
Kijang kecil tertawa setelah perutnya tertanduk rusa. Sirup tubuhnya kemerahan membasahi savana. Mungkin atma segera kembali. Tapi sebelum itu, ia tertawa lagi
Dunia baginya singkat dan hanya diisi dengan lari cepat. Setelah sekian lama, akhirnya taring singa bukan lagi ancaman. Hutan yang bengis sekilas penuh dengan senyuman. Bunga-bunga tumbuh di pelipisnya, dedaun gugur selimuti lukanya. Ia terpejam, lantas tertawa lagi
Kali ini, untuk pertama dan terakhir kalinya. Ia akan menikmati hidup sebagai kijang kecil yang merdeka. Walau hanya untuk lima menit saja. Mengabaikan tubuh penuh luka dan sejajar duka. Sedikit menangis, lantas tersenyum, ia tertawa lagi
Bayang-bayang surgawi laun-laun datang. Teman-temannya terdahulu mengerubungi. Bukan singa mana yang mencabik, melainkan tertanduk teman sendiri. Hidup mbanyol, mati konyol, tertawa lagi
4 notes · View notes
faizkurn · 2 months ago
Text
Jatuh Cinta Itu Merepotkan
Delapan susun tangga nada
Lick gitar tak sempurna
Kicau burung vokalisnya
Menyanyikan lagu rindu
Lagu yang tak sempurna
Jujur apa adanya
Tak pandai dengan kata
Tak becus pahamimu
Tapi percayalah
Aku yang bodoh ini
Sedang berusaha keras terus belajar untuk setidaknya tak hanya iya iya saja bila nanti ada kesempatan mengobrol denganmu dan menatapmu secara langsung dengan tatapan yang normal sebagai teman bukan dengan gugup menahan pup karena sesungguhnya sudah sejak lama aku mencintaimu
0 notes
faizkurn · 2 months ago
Text
Cerpen : Kapasitas Kepalaku yang Kecil Sembilan Puluh Persennya Berisikanmu, Sepuluh Persen Sisanya Terpakai Untuk Khawatir Bila Takdirmu Bukan Aku
Weekend menjelang. Karyawan libur. Presiden libur. Kamu sibuk lembur. Di kepalaku
4 notes · View notes
faizkurn · 2 months ago
Text
Cerpen : Amnesia
Pesawat kertas telah terbang membawa pesan singkat berisi kata-kata maaf dan puluhan emotikon. Jemari yang pegal itu akhirnya berhenti setelah meladeni pergumulan panjang dengan papan ketik
Waktu telah lewat dua jam. Namun isi kepala dan pandang mata belum menemukan konsensus. Isi hati apalagi. Bidadari rambut panjang. Tuan putri baik hati. Memutar dua film berbeda yang sama-sama menarik untuk dinikmati. Memori manis masa lalu. Bayangan lembut masa depan
Tiga belas saat berikutnya logika mengambil alih. Layar redup. Helaan napas panjang. Tubuh bersandar ke belakang
"Sumpah, ini terakhir kalinya. Gue setia. Gue ga bakal mau balik ke masa lalu lagi"
Ping!
Layar kembali terang. Jemari mengecup mesra papan ketik. Amnesia
1 note · View note
faizkurn · 2 months ago
Text
Cerpen : Bila Selembar Foto Hitam Putih Mengganggumu di Pertengahan Malam, Balaslah dengan Rapalan Doa yang Panjang
Aku adalah serpihan yang mencari serpihan lainnya. Membangung satu persatu. Sedikit demi sedikit. Meskipun rapuh, tapi setiap kami berharap bahwa setidaknya suatu saat nanti, akan utuh
Diciptakan dalam kantung. Kecil. Terombang-ambing. Menjadi benalu sampai waktunya lahir. Menjadi beban yang tak kunjung berakhir
Ribuan kilometer yang kita tidak tahu mana ujungnya terus memanggil. Cahaya yang terang, bersanding dengan asa dan angan bergelantungan. Mengambang di sisian. Sesekali terbawa angin. Hampir hilang. Sesekali kembali. Pulang
Arus waktu yang terus menggelinding. Tubuh yang tercabik. Dan penantian yang panjang. Bagi gelap, buram dan bayangan, adalah teman
Kakimu yang luka pijaklah terus. Sebagaimana penantian yang panjang saat di kantung. Saat jadi serpih. Saat dibayang-bayangi samarnya cahaya. Saat dilindas waku yang menggelinding
Pijaklah dengan kuat. Erat. Ketat. Sampai nanti tamat. Berujung selamat di hari kiamat
1 note · View note