yunitasakinatur
192 posts
Bismillah, menulis untuk masa depan
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Terima kasih Allah, atas kemahabesaran Mu satu-persatu Engkau jawab hingga aku meleleh setiap harinya, "Ohh.. Ternyata ini maksud Allah" Banyak sekali nikmat tak terkira atas semua skenario sempurna dari Mu. Terima kasih nikmat keyakinan ini Allah,, Allahu akbar! 🌱✨
Please help me God, I don't see the solution.
1 note
·
View note
Text
Karena Islam "strict",
menghapus sistem kasta,
membebaskan wanita untuk mempelajari ilmu, dan mengaplikasikan ilmunya berperan di masyarakat (dengan TnC yg jelas)
didukung untuk menjadi kaya raya (dg -lagi2 TnC yg jelas- batasan yg jelas antara halal dan haram) sambil terus mengingat sekaligus membantu kaum fakir miskin dhuafa dan tidak mampu
memiliki integritas tinggi. integritas = tetap mengerjakan hal yg baiksertabenar, dalam keadaan dilihat ataupun tidak dilihat = ihsan AN TA' BUDALLOHA KAANNAKA TAROHU – FAIN LAM TAKUN TAROHU FAINNAHU YAROKA. Artinya, merasa selalu melihat Allah jikapun tidak melihat Allah, senantiasa menanamkan keyakinan bahwa dirinya dilihat Allah. Sehingga setiap langkah yg diambil selalu merasa bahwa dirinya akan di audit oleh auditor yg Maha Adil dan Maha Melihat segala yg ada di dirinya, baik perbuatan, perkataan hingga yg masih belum terucap atau yg masih di dalam hati kecilnya.
3 notes
·
View notes
Text
7 notes
·
View notes
Text
7 notes
·
View notes
Text
LDR paling berat adalah LDR dengan masa depan, karena kita dituntut percaya disaat kita tidak memiliki jaminan apa-apa kecuali Allah.
3 notes
·
View notes
Text
Perasaan sedih sepi sendiri ini, perasaan tidak nyaman macam apa Yaa Robb..
0 notes
Text
0 notes
Text
Bagaimana? Berharap selain kepada Allah memang mengecewakan, bukan?
33 notes
·
View notes
Text
Saat kau ingin lari tanpa harus pergi, cinta hakiki tak pernah mengikat. Tapi membuatmu mengikatkan diri.
*dari sebuah novel yg aku lupa judulnya apa
0 notes
Text
Bapak-bapak Ibu-ibu, izin sharing. Karena sharing is caring.
youtube
0 notes
Text
Mengoptimalkan otak
Helo, Ahad 2 Oktober kemarin ikut kelas “Mengoptimalkan otak anak” Karena satu dan lain hal, terima kasih kpd org yg menciptakan teknologi screen recorder, meskipun ku ga tahu cara setting begimana suara dr zoom bisa ikut terekam juga (alhamdulillah), setidaknya dari slide yg disampaikan pembicara bisa disalin. Dan ini salinannya! sebelum memulai, ku akan mengingatkan diriku dan dirimu untuk menanam niat
Bismillah,
Bayi terlahir dg neuron yg kurang lebih sama dg orang dewasa. Jumlahnya 86 miliar. doi.org/10.3389/neuro.09.031.2009 . Selama perkembangannya mengalami synaptic tuning & pruning. Setiap harinya terbentuk jutaan koneksi baru. Jalur yang semakin diulang akan semakin menguat dan besar. Ketika sebagian skill sering dipakai, yang lain jarang dipakai akhirnya ada synapsis yg dipangkas.
Fakta lain, ada pada video What if I only had half brain?
Apakah manusia terlahir sebagai mahluk sosial? Bayi tidak terlahir dg core social knowledge. Social skill nya didapat dr berinteraksi dg caregiver nya. Social skill nya didapat karena allostatis dependency nya. doi.org/10.1038/x41562.018
The role of parenting: brain wiring to be social. Pada dasarnya bayi tidak mengetahui konsep, bentuk, & rasa susu. Yang terjadi dalam tubuhnya adl jika ia kekurangan makan/minum maka gula darahnya turun, kemudian mengeluarkan kortisol. Yg kemudian membuatnya menangis. Ia menangis bukan karena ingin susu, tapi krn interoception di dlm tubuhnya merasa feel bad/pain, kemudian dia menangis. Saat bayi menangis, ini merupakan alarm & penanda untuk orang tua, agar segera memenuhi allostatis balance (kebutuhan fisiologisnya). Saat asi masuk tubuh, blood sugar naik, kemudian feel good disebabkan krn dopamine realized. Nah, perlahan terbentuklah memori ttg ibu (suara, wajah, wanginya dsb) susu, yang menjadi sumber penenang bayi.
The Role of Parenting Bayi yg sering ditinggal oleh caregivernya (allostatis regulator) kadar kortisolnya meningkat. Anak yg dititipkan di daycare / pengasuh yg membuatnya tidak nyaman & terlalu mengontrol -> cortisol nya tinggi. Tapi jika ada caregivernya yg bisa “menggantikan” peran orang tuanya secara memadai, cortisolnya relatif normal. doi.org/10.1016/s0306-4530(99)00009 .
Membiarkan bayi yg menangis? Seringkali sulit dihindari, membiarkan mereka dg alasan kesibukan orang tua. Menginggalkan bayi menangis terlalu lama berlebihan, tanpa ada allostatis regulator yg menenangkannya akan membuat kortisolnya keluar berlebihan. Ketika kortisol naik hingga berlebihan menyebabkan penyusutan pada; orbitofrontal cortex, medial prefrontal cortex, anterior cingulate cortex, yg mana menjadi pemicu pengendalian rasa takut yg dibuat oleh amygdala.
Memaksa bayi/anak untuk berhenti menangis? Bayi/anak akan belajar menahan emosinya, agression/emotion toward in self cortisol nya tdk tersalurkan, tumbuh menjadi pribadi yg pendendam. Allostatic load nya tinggi, rentan terhadap penyakit (including depression) *iya kamu ga salah baca, termasuk disini ancaman depresi.
Feral cat vs domestic cat. Kucing liar senantiasa waspada terhadap kucing lain, terutama ketika urusannya dg makanan. Karena dia tumbuh di lingkungan yg keras HPA Axis nya overactive. Apakah buruk? Tidak. Without stress response mereka tidak akan bisa bertahan hidup di dunia yg keras & penuh persaingan.
Stress as modern disease. Stress, potrait of a killer https://youtu.be/eYG0ZuTv5rs in the animal world that face immediate threat, stress system important, even necessary for survival. But in social world of human, dimana threat kita (manusia) lebih kepada ‘penolakan’ ‘pengucilan’ ‘tidak disukai’ ‘diomongin di belakang’ ‘tertekan dg atasan’ ‘takut ketemu dg dosen bimbingan’, ancaman-ancaman itu tidak hilang begitu saja. Seperti lepasnya seekor zebra dr terkaman singa. Ia terus berputar dlm benak kita. Iya benar, mbulet, mblunder. Kesimpulannya, stress pada tingkat tertentu bagus untuk tubuh! Tapi jika berlebihan (chronic stress) akan berdampak buruk pada bayi. Setiap orang tua, perlu tahu cara yg tepat untuk meregulasi emosi anaknya sendiri. Tidak ada acuan pasti (standar) dlm mengukur apakah ada/sedang/stress berat/moderat. -- dan perlu diketahui juga untuk kita (sbg org dewasa) untuk menghandle stress diri sendiri agak tidak terjebak dlm (chronic stress. In Syaa Allah akan saya coba bahas di kesempatan selanjutnya, doain yah.
But in social world of human, dimana threat kita (manusia) lebih kepada ‘penolakan’ ‘pengucilan’ ‘tidak disukai’ ‘diomongin di belakang’ ‘tertekan dg atasan’ ‘takut ketemu dg dosen bimbingan’, ancaman-ancaman itu tidak hilang begitu saja. Seperti lepasnya seekor zebra dr terkaman singa. Ia terus berputar dlm benak kita. Iya benar, mbulet, mblunder.
Creating socipath; orbifrontal cortex, prefrontal cortex, anterior cingulate gyrus, cerebral cortex, hypothalamus, hippocampus, amydgala. OFC atau orbifrontal cortex berkaitan dg kemampuan membaca emosi orang lain. OFC terbentuk saat post-natal, melalui interaksi touch smile, soothes dan play tidak bisa sendiri. Orang yg mengalami kerusakan pada OFC, punya kecenderungan sociopatic/acquired sociopathy. Bayangkan jika masa anak-anak bagian OFC tidak terbentu secara sempurna krn lebih sering melihat screen daripada wajah orang. Maka semakin kesini semakin banyak anak muda yg cerdas tapi tidak memiliki kepekaan sosial.
Alexythimia. Jika orang tua tidak mengajarkan anak dlm mengidentifikasi perasaan & emosinya, Bagaimana mungkin anak akan mengenali emosinya sendiri? Anak jd merasakan perasaan yg aneh dlm tubuhnya tanpa mendiferensiasi perubahan-perubahan emosi. Kecenderungan alexythimia = difficulty in expressing as well as experiencing feelings. Padahal mengidentifikasi emosi & perasaan sendiri adl kunci untuk bisa meregulasi emosi. Inability to regulate emotion -->> vulnerability to depression. (dari penelitian Timing of early life stress & the development of brain-related capacities in social neuroscience. The murder of James https://youtu.be/TrkQe4tyJnQ
Mengidentifikasi emosi & perasaan sendiri adl kunci untuk bisa meregulasi emosi. Inability to regulate emotion -->> vulnerability to depression.
Shame. Rasa malu berperan penting untuk prefensi/pencegahan perilaku maladaptif. Anak-anak menghasilkan kortisol sebagai respons terhadap wajah orang tua. Menanamkan rasa malu itu penting, bagian dari alhayau minal iman. Karena kalau individu tdk memiliki rasa malu dia akan misbehave tidak sadar akan posisinya di mata orang lain. Tapi perlu juga debriefing agar rasa malu tidak mendominasi perasaan. Jangan sampai overdosis rasa malu.
Negative experience Kadang ada orang tua yg memperlakukan anak sedemikian rupa, hingga tida terpapar pengalaman negatif, dengan alasan kasih sayang. Padahal kortisol release disebabkan dari pengalaman negatif. Sepatutnya anak berkenalan dg pengalaman negatif secara moderat dan tidak berlebihan. Pengalaman konflik dg teman, pengalaman dimarahi tetangga dst. Anak yg dibesarkan terisolasi di dlm rumah, kepekaan sosialnya cenderung kurang. Tumbuh sbg anak yg tidak paham rambu-rambu sosial. Case anak yg terbiasa dg gadget, orbitofrontal cortex nya tidak berkembang. Semakin sering berinteraksi dg gadget di masa kecil, semakin berkembang skill social & emotional cuesnya. (*tambahan dr aku, mungkin lebih pasnya terpapar gadget kali yah, krn tidak sedikit juga video-video interaktif untuk anak-anak akhir-akhir ini, tetap saja perlu pengawasan dan bimbingan caregiver nya ygy) doi.org/10.1002/hbm.21251
Kisah Ka’ab bin Malik pada Perang Tabuk (ini aku ketinggalan, aku ga nangkep maksudnya pembicara begimana, maafkan ya)
Memukul anak? Meta analisis 2002 Elisabeth T Gershoff Univ Texas Austin, physical punishment memiliki 1 dampak baik + 10 dampak buruk. Dampak baiknya adl langsung manut/nurut. Dampak buruknya; tidak ada internalisasi moral, kecenderungan agresi, anisocial behavior criminality, disrupt parent-child relationship dll. NOTE menghukum anak tidak dalam kondisi emosi. Kalau kita melakukan dalam keadaan emosi, berarti kita tidak benar-benar melakukannya untuk kebaikan anak, melainkan ego sendiri. Memberikan intervensi pada anak, semata-mata dalam rangka kebaikan anak. Sehingga kadang kita bisa saja memberikan apresiasi ataupun hukuman, tidak bergantung kepada mood kita.
“Kalau takut dibenci murid, jangan jadi guru!” (KH. Imam Zarkasyi). “Kalau takut dibenci anak, jangan jadi bapak!” “Keras dalam mendidik, bukan berarti kekerasan dalam pendidikan!
HOW TO BE A PARENT Lebih baik keras atau lembut? Lembut, memberikan kasih sayang semaksimal mungkin. Tapi perlu berhati-hati kalau terlalu lunak, dimanja. Atas nama kasih sayang, segala fasilitas diberi. PERLU ADA SHAME, ANGER DAN PENANAMAN RASA TAKUT (yg udah di bahas dr poin-poin diatas tadi ya ttg rasa malu, marah dan rasa takut). Tapi yang perlu dicatat, jangan sampai hal-hal itu mnjd mendominasi emosi anak. Jika berlebihan, emosi negatif yg senderung tumbuh. PUN JIKA SETELAH PENGHUKUMAN, KITA PERLU MEMBERIKAN PELUKAN, JELASKAN ATAU BERI PENGERTIAN BAHW HUKUMAN ITU SENDIRI ADL BAGIAN DR KASIH SAYANG. *)Hal ini agar menjadikan kita sbg orang tua yg asertif dan sampai ‘pesannya’ kepada anak.
Terlalu keras kepada anak-->> membuat self-esteem rendah, bisa tumbuh menjadi pribadi yg emosional, pendendam, vulnerable to depression. Terlalu kendor pada anak -->> bisa membuat anak tidak paham norma-norma sosial, sosial cuesm less empathy, kurang adab dan tidak sopan santun.
Alakulihal, DOA : adalah puncak dari segala teori parenting!
--------
Demikian~ terima kasih sudah membaca sampai akhir!
Bagaimanapun tujuan saja, kalau nulis salinan webinar ya seperti biasanya. Agar bisa saya akses dengan mudah ya wankawan. Semoga bisa bermanfaat buatku dan buat kamu juga^^. Sekalian, kemarin sobi aku ikutan kelas ini, qodarullah lagi di rumah mertuanya dan agak syulit sinyal, jadilah ini sekalian hadiah buatnya, krn dia minta catetanku haha. Kemarin kondisinya lagi hamidun gede, nunggu HPL, skrg udah lahir, cakep bgt dah ponakan ku yg baru lahir ini. Doakan supaya dia bisa menjadi anak yg sholih dan mushlih ya wankawan!
Di Jakarta, 21.09 iya bener dikosan. Alhamdulillah ada tempat neduh! 19 Oktober 2022 cuaca akhir-akhir ini rada-rada bikin sumeng ygy, stay health! sehat jiwa raga ya kamu!
7 notes
·
View notes
Text
Fafirru ilaallaah
Semua agar engkau kembali kepada Allaah
Jika saat ini engkau merasa stres, depresi, cemas, takut, tidak aman, tidak nyaman, sepi, hampa, diabaikan, dilupakan, disalahkan, tersingkirkan, tidak disayangi, tidak dipedulikan, tidak berdaya, tidak didengarkan, tidak dimengerti, dll.
Maka, ketahuilah, apa yang engkau rasakan ini adaalh sinyal dari tubuh, jiwa dan hatimu, agar dirimu kembali (inabah) kepada Allaah.
—Ustadz Abu Salma Muhammad hafidzhahullah
Berkaitan nasehat di atas, juga ada tulisan serupa yang amat indah :
Your life is nothing more than a love story. Between you and Allah. Nothing more. Every person, every experience, every gift, every loss, every pain is sent to your path for one reason and one reason only: to bring you back to Him. —@thehijabiquote
Bahwasanya benarlah kisah hidup kita itu tak lain adalah tentang kita yang kembali kepada Allaah, segala keadaan yang terjadi semestinya mengantar kita untuk kembali kepada Allaah (dalam artian kembali mengingat Allaah dalam keadaan apapun, bukan hanya saat sedang merana pun juga saat sedang berbahagia).
Ya, seharusnya keadaan apapun yang kita rasakan, tetap kepada Allaah kita kembali. Bahagia, maka bersyukur dan berterima kasih kepadaNya (kembali mengingatNya). Sedih, maka sabar dan tetaplah beribadah kepada-Nya (tetap kembali mengingatNya). Tak ada yang perlu disesali, baik itu kenikmatan yang membuat kita bahagia ataupun ujian yang membuat kita sedih, semuanya cuma cara atau jalan yang Allaah karuniakan karena Dia ingin kita tetap bersamaNya, atau ingin kembali padaNya, banyak-banyak mengingat-Nya.
Karena, bagaimanapun juga, Allaah-lah tempat kita kembali, bagaimanapun itu. Fa firru ilallaah..
260 notes
·
View notes
Text
Makdheg, yuk jaga lisan🙏
Cerpen : Pertanyaan Kenapa
Aku belum juga menikah bukan karena aku gak mau, bukan pula karena gak ada yang mau. Aku masih harus bekerja dan fokus sama keluargaku, utang keluargaku nggak sedikit. Bahkan aku bertahan di pekerjaan yang membuatku begitu tertekan, aku betah-betahin karena aku butuh uangnya. Keluargaku tidak siap untuk masuk ke dalam fase baru, melihat anaknya menikah meskipun ibu seringkali bertanya dan menyuruh-nyuruhku untuk segera; malu sama tetangga, katanya. Aku belum mau menikah sampai aku merasa latar belakangku sudah kubenahi. Aku belum punya anak juga bukan karena aku menunda, aku ingin sekali. Tapi kan anak tidak bisa dibeli di supermarket, yang kalau punya uang bisa tinggal belikan saja. Aku dan pasangan sudah bolak balik rumah sakit untuk menyembuhnya penyakitnya, ada sakit yang tak bisa aku jelaskan satu per satu, toh kalian juga nggak akan nyumbang buat membiayainya, cuma kepo aja. Apalagi, kalau tahu, nanti kalian malah sibuk menyuruhku untuk menceraikannya dan menikah dengan yang lain saja, yang lebih sehat. Kupahami, memang di otakmu pernikahan hanya dipikir untung rugi aja, bukan hubungan saling mengasihi dan menyayangi. Aku bekerja di sini itu bukan karena aku gak diterima di mana-mana. Aku ingin menjaga bapakku yang tinggal sendiri. Meski katamu sayang ijazahnya, sayang udah disekolahin tinggi-tinggi ujung-ujungnya jadi guru PAUD. Gaji nggak seberapa, rugi sekolahnya udah bayar mahal-mahal. Kalian aja yang gak tahu kalau sebelum aku ambil keputusan jadi guru di desa ini, aku sudah diterima di perusahaan multinasional. Gak jadi kuambil karena aku kasihan sama bapakku kalau kutinggal sendiri. Nanti kalau aku tinggal bapakku, katanya aku kurang ajar dan gak kasihan sama orang tua karena ditinggal sendirian di rumah, kalau sakit gimana? kalau mau mati, gimana? Aku kayak gini tu bukan sepenuhnya hal yang kuinginkan, kalau kubunuh rasa peduli dan rasa cinta, pasti aku abaikan semuanya, kutinggalkan semuanya dan aku akan kejar apa yang aku mau mau gimanapun caranya. Tapi, gara-gara kalian sering tanya kenapa, yang tadinya aku sudah bulat dengan segala keputusanku, kini terkikis juga rasa syukurku. Kalau nanti di pengadilan Tuhan aku ditanya kenapa rasa syukurku sedikit, kutuntut kalian satu persatu karena telah merusak rasa syukurku tersebut karena terlalu sering bertanya kenapa padahal aku tak pernah meminta pendapatnya. ©kurniawangunadi
coba kamu tambahin sendiri
692 notes
·
View notes
Text
Kalau kewajiban, muaranya pahami bahwa ini bukti kasih sayang Allah ingin menjaga kita agar mendapat kebaikan, hingga sampai dijadikan kewajiban agar kita senantiasa mendapat kebaikan.
Kalau diharamkan, muaranya pahami bahwa Allah ingin menjaga kita dari keburukan yang ditimbulkan, hingga sampai dijadikan haram untuk didekati, apalagi diamalkan.
-Ustadz Adi Hidayat-
Dalam Seri Akusuka 2022 (Ayo kultum sejenak sebelum berbuka), Hari ke-3 pada official YouTube channel nya beliau.
4 notes
·
View notes
Text
0 notes