#12 rabiul awwal
Explore tagged Tumblr posts
arundayare · 1 year ago
Video
youtube
Rabiah bin Nashr Raja Yaman dan Kisah Syiq dan Sathih Si Dukun
0 notes
nunarndom · 2 months ago
Text
Apa inti dari maulid?
Pada tanggal 16 September 2024 bertepatan dengan 12 rabiul awwal 1446 H, aku bersama seorang teman akan mendatangi sahah imam laist yang berada di belakang barokat darrasah untuk memeriahkan maulid nabi muhammad shallallahu'alaihiwassallam. Dari banyak tempat yang memeriahkan maulid nabi, aku memilih tempat ini. Karena seorang guru yang sangat ingin aku temui akan hadir di majlis ini. Beliau adalah Syeikh 'Ala Muhammad Musthafa Na'imah salah satu syeikh favorit masisir yang tinggal di Alexandria sebuah kota di pesisir pantai yang jauh dari kediamanku. Karenanya, aku sangat bahagia saat mengetahui beliau mengunjungi ibu kota di hari yang spesial ini.
Berdasarkan info yang aku tahu, open gate dimulai dari jam enam sore, sedangkan pada jam segitu aku masih sibuk bersiap-siap. Jarak antara majlis dan rumahku bisa ditempuh sekitar empat puluh menit perjalanan. Aku memilih mencari tumpangan online untuk bisa sampai lebih cepat tak lupa terus berdoa selama diperjalanan semoga aku bisa sampai lebih dulu dari syeikh dan alhamdulillah diijabah. Majlis baru dibuka sekitar jam 9 malam, dan alhamdulillah aku menempati tempat yang sama dengan para naratama.
Syeikh 'Ala datang beberapa menit setelah kami duduk di tempat. Ya Rabb salah seorang dari cucu nabi telah berada tepat di hadapanku. Senyum beliau begitu indah, inikah senyum calon penghuni surgaMu? aku seperti melihat nabi yang tengah mengayomi sahabat saat melihat interaksi beliau dengan salah seorang ustadz. Dalam hati aku berdo'a, "ya Rabb, aku ingin menjadi murid beliau!"
Berbagai rentetan acara sudah terlewati, kini saatnya kami mendengar kalam beliau. Aku terkejut saat beliau membahas tentang murid. Beliau bilang, "aku dan kalian sama. Kita sama-sama murid. Aku adalah murid dari seorang guru bernama Syeikh Abdussalam ali syita dan kalian merupakan murid di azhar" beliau seperti mendengar isi hatiku.
Dalam kesempatan ini beliau bertanya pada kami "apa inti dari maulid?" Kami terdiam, tidak ada yang berani menjawab. Lalu beliau menyempurnakan kalam, "inti dari maulid ialah untuk ber-tamassuk atau berpegang teguh pada akhlaq nabi, baik itu secara dzahir (yang terlihat) atau bathin (yang tidak terlihat). Salah satu akhlak nabi yang bathin disebut juga dengan akhlaqul qalbiyyah (akhlaq hati) dimana permulaan dari akhlaq tersebut ialah taubat. Bagaimana cara kita melakukan akhlaq qalbiyyah? Yaitu dengan "taslim, sabr, wa yaqiinan" Taslim yang kupahami ialah penerimaan, penerimaan atas segala takdir yang sudah Allah tetapkan pada kita. Kemudian sabr ialah sabar. Sabar atas segala ujian yang Allah timpakan yang tak lain untuk menaikkan derajat keimanan kita. Lalu yang terakhir adalah haqqul yakin. Yakin pada setiap yang Allah tetapkan untuk kita ialah yang terbaik yang kita butuhkan sebagai seorang hamba. Kurang lebih itu yang beliau sampaikan, yang membuat wajahku lengket karena air mata yang tak berhenti jatuh.
Ketika majlis sudah selesai dan makanan sudah dibagikan, aku menunggu Syeikh keluar di pintu keluar. Aku terkejut saat beliau menyapa dan menanyakan namaku beliau juga banyak mendoakanku. Mungkin karena beliau mengira aku ketua penanggung jawab acara, karena aku begitu kelu untuk menjawab tidak saat beliau menyapaku. Setelah beliau mendoakanku, jamaah yang lain meminta agar air yang dibawanya didoakan oleh maulana Syeikh. Beliau pun segera beralih mendoakan air itu, dan aku turut membuka tutup botol air yang sisa setengah. Do'anya adalah, "allahumma inni as aluka iimanan fiihi taslim wa tasliiman fiihi yaqin wa yaqiinan fiihi husnil khulq wa najaahan ittiba'hu falaah wa rahmatan minka wa 'afiyatan wa maghfiratan minka wa ridhwaana"
Beliau juga memberi kami amalan do'a yang harus dibaca 10x sehari, do'anya ialah:
"Ya Allah, ya nuurussamaawaati wal ardh, imla' qalbii bi anwaari habiibikal musthafa waj'alnii min ahlis shafa wal wafaa".
Itu saja hari ini. Semoga Allah memanjangkan umur beliau, sehingga kita dapat mengambil banyak istifadah darinya. Dan semoga kita bisa kembali berkumpul bersama beliau di surga-Nya nanti, aamiin
0 notes
telkomuniversityputi · 2 months ago
Text
*RABU* 12 Rabiul Awwal 1445 Hijriah 27 September 2023 Masehi *السَّلاَمُ...
*RABU* 12 Rabiul Awwal 1445 Hijriah 27 September 2023 Masehi *السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ* Alhamdulillāh..Segala puji bagi Allāh ﷻ, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasūlullāh ﷺ. Kita buka grup ini dengan membaca *بِسمِ الله* dan berdoa: *اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً* _*”Ya Allah,…
0 notes
realitajayasaktigroup · 2 months ago
Text
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Di Dusun satu RT 02 RW 07 Desa Cukanggalih Berjalan Lancar
KABARDAERAH.OR.ID, TANGERANG || Maulid Nabi merupakan sebuah peristiwa peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awwal dalam kalender Hijriah. Peringatan Maulid Nabi dilaksanakan sebagai bentuk cinta kasih umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Umat Islam yang tersebar di seluruh belahan dunia memperingati Maulid Nabi dengan penuh sukacita. Dalam memperingati…
0 notes
ajixyz7 · 1 year ago
Text
MAULID NABI MUHAMMAD SAW 12 RABIUL AWWAL 1445H
0 notes
wahid1767 · 2 years ago
Text
KAJIAN SIRAH E17: HIJRAH
1. Setelah 'amul huzni, dakwah ke Thaif, Isra Mi'raj, Baitul Aqabah, maka para sahabat mulai hijrah ke Madinah
2. Hijrah adalah perjalanan sangat berat dengan jarak 500 km di Padang Pasir. Hijrah menjadi pemisah antara fase Mekkah dan Madinah.
3. ABU SALAMAH adalah yang pertama hijrah ke Madinah. Sendirian. Istrinya ditahan keluarganya. Anaknya diambil keluarga Abu Salamah. Istrinya setiap hari pergi ke tengah Padang Pasir menangis sejadi-jadinya selama setahun. Akhirnya dibolehkan hijrah bersama anaknya
4. Menyusul: Suhail ar-Rumi dan Umar bin Khathab. Iyash bin Abi Rabiah sudah sampai Quba tapi kena rayu Abu Jahal sehingga kembali ke Mekkah. Hisyam bin al-Ashy ditahan orang Quraisy, tidak bisa hijrah
5. Semua sahabat hijrah kecuali Rasulullah dan Abu Bakar karena menunggu ijin Allah. Sebagian sahabat yang pernah ke Habasyah juga hijrah ke Madinah.
6. Parlemen Quraisy bersidang di Darun Nadwah pada 26 Safar 14B (12 Sept 622). Mereka khawatir terhadap ekonomi mereka yang tergantung pada perdagangan ke Syam dan Yaman. Saat ke Syam akan melewati daerah dekat Madinah. Ini sangat berbahaya. Ada tiga usulan: diusir (Abul Aswad), dipenjara (Abul Bakhtary) dan dibunuh secara serentak oleh perwakilan orang hebat setiap kabilah: ada 11 orang.
7. Rasulullah keluar rumah pada malam hari tanpa diketahui mereka, menaburi kepala mereka dengan pasir. Mereka diingat bahwa yang mau mereka sudah pergi tapi tidak percaya karena saat mengintip ada yang masih tidur di tempat tidur Rasulullah (padahal itu Ali bin Abi Thalib).
8. Mereka sangat terpukul karena gagal membunuh Rasulullah. Mereka menyebarkan orang-orang untuk mengejar dan memberi hadiah 100 unta. Tidak ada yang berhasil
9. Rasulullah dan Abu Bakar melewati rute Utara menuju Yaman, bukan selatan seperti biasanya. Ini rute yang sangat berat
10. Rasulullah bermalam di gua Tsur yang tinggi. Abu Bakar menyiapkan tempat sebelum Rasul masuk. Rasul tidur di atas pangkuan Abu Bakar. Kaki Abu Bakar digigit binatang tapi menahan sakitnya sampai menangis dan menetes air matanya ke Rasul. Rasul meludahi luka Abu Bakar dan sembuh. Setelah 3 hari, pengejaran mengendor.
11. Rasul berangkat pada Senin 1 Rabiul Awwal 1H (16 Sept 622). Abdullah bin Uraiqith (kafir Quraisy) sebagai guide. Asma binti Abu Bakar sebagai penyedia makanan dengan diikat di pinggang menggunakan ikat pinggang yang dibelah sehingga disebut Dzatun Nithaqain. Amir bin Fuhairah sebagai penggembala kambing untuk suplai susu dan penghilang jejak kaki. Abdullah bin Abu Bakar sebagai mata-mata memantau gerakan Quraisy.
12. Dalam perjalanan ke Madinah bertemu:
a. Penggembala kambing yang memberi susu dan air. Abu Bakar tidak langsung memberikannya ke Rasul menunggu beliau bangun tidur
b. Pejalan kaki yang bertanya siapa yang duduk di depannya: orang yang menunjulkan jalanku
c. SURAQAH BIN MALIK yang gagal membunuh berkali-kali
d. UMMU MA'BAD yang suka memberi makan para musafir tapi saat itu kambingnya tidak ada yang bisa menghasilkan susu. Rasul memerah susu dan keluar banyak sekali sampai tersisa untuk Ummu Ma'bad. Suaminya heran dan mengetahui bahwa yang datang adalah orang yang dicari-cari orang Quraisy. Ada suara dari kejauhan yang memberi tahu bahwa Rasul lewat tenda Ummu Ma'bad.
e. ABU BURAIDAH yang awalnya mau menangkap tapi akhirnya masuk Islam bersama 70 orang dari kaumnya
e. AZ-ZUBAIR BIN AWWAM yang sudah Islam dalam perjalanan dari Syam. Az-Zubair memberi hadiah kain putih
13. 8 Rabiul Awwal 1H (23 Sept 622) sampai di Quba dan berada di sana selama 4 hari (Senin-Kamis). Beliau mendirikan masjid Quba
14. Jumat beliau ke Bani an-Najjar bertemu paman beliau dari ibu. Ada 100 orang yang shalat Jumat di Bani Salim bin Auf dan mengiringi Rasul sampai ke Madinah
15. Seusai shalat Jumat Rasul masuk Madinah. Semua orang bersuka ria. Anak-anak gadis mendendangkan nasyid Thala'al Badru. Semuanya ingin Rasul singgah di rumahnya. Abu Ayyub al-Anshary segera mengambil pelana onta Rasul setelah onta itu berhenti di tanah Bani an-Najjar. Rasul menginap di rumah Abu Ayyub.
16. Beberapa hari kemudian sampailah di Madinah: Saudah, Fatimah, Ummu Kultsum bersama Usamah, Ummu Aiman, Abdullah bin Abu Bakar dan semua keluarga Abu Bakar termasuk Aisyah. Zainab belum hijrah karena masih tinggal bersama suaminya, Abul Ash. Beliau hijrah setelah Perang Badar
Masjid Al-Ikhlas, 19-06-22
0 notes
islam-way · 5 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Eid E Meelad un Nabi Mubarak
0 notes
newspaperinpakistan · 3 years ago
Text
12 Rabiul Awwal: Muslims Celebrate Eid Milad-un-Nabi (PBUH) Today
KARACHI – Muslims across the globe will celebrate Milad-un-Nabi (PBUH) moment with religious and traditional zeal. Renewing the pledge to circulate training of the last Messenger of Allah.
Tumblr media
The day will dawn with a 31 and 21 gun- salutation in the civil and parochial Centrals independently to pay homage to Holy Prophet Muhammad (PBUH). Read More
0 notes
ahtshamulhuque-blog · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Kya huzur صلى الله عليه وسلم ka wisal 12 rabiul awwal ko hua he 12 Rabi Ul Awwal Huzoor Rehmat E Aalam صلى الله عليه وسلم Ka Yaum E Wisaal Nahi Hai - Most Extensive Research Paper بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم  Musalmano ko 12 Rabi Awwal Milad Un Nabi صلى الله عليه وسلم Manane Se Rokne K liye Kaum E Wahabiya Aur Inke Tamam Hum Khayal Firqe ab tak puri tarah bebas hochuke hai bas unke pass sirf fareb dhoka makkari k elawa kuch baaki nahi raha.  Ahle Sunnat Wa Jamaat Ne Milad Un Nabiصلى الله عليه وسلم k jawaz par jitne dalail pesh kiya phir chahe wo Quran Sahi Hadees se ho ya Aimma Fuqaha k kitab se ya khud Kaum E Wahabiya k Aqabireen ki kitab aur fatawo se ho hakikat yehi rahi k wahabi unka jawab naa la sake kabhi. To ab Milad se rokne k liye ek naya aitraaz laaya gaya wo ye k 12 Rabi Awwal Sharif k din Huzoor Nabi E Karim صلى الله عليه وسلمKa Yaum E Wisal Huwa Sahaba Gamgeen the us din khusi to Dushmane Islam ne manayi thi aur tum bhi manate ho ye aitraaz kar ek aam Musalman ko confuse kiya jaata hai.  Aaye Ab Hadees Aur Tareekh ki kitabo me Is Talluk se Kya Likha Hai k Huzoor Rehmat E Aalam صلى الله عليه وسلم Ka Yaum E Wisaal Kab Huwa  ?  Iske Talluk se hume jo milta hai wo yaha pesh karte hai. 01) 12 Rabi Ul Awwal : Ye kaul Umool Momineen Sayeeda Tahira Ayesha Siddiqa Radi Allaho Anha Aur Hazrat Abdullah ibn Abbas Radi Allaho Anho ki Taraf Mansoob hai.  (Ibn Kathir Al Badaya Wan Nahaya Vol : 05, Pg : 256) Ye Rivayat Jo 12 Rabi Awwal ki hai is rivayat me Ravi Hai “Imam Muhammad Ibn Umar Al Waqidi Aur “Muhammad ibn Ali Ibn Subarrah” jinpe Muhadiseen ki kaafi jirah Hai ye dono raavi Sayyida Ayesha Radi Allaho Anha k rivayat  me hai.  Imam Ali bin Al Madeeni, Imam Abu Hatim Razi, Imam Yahya Ibn Moeen Rizwanullahi Azmayeen ne kaha Imam Waqidi Siqaah Nahi Hai. Imam Ahmad Ibn Hambal ne Kaha Imam Waqidi Hadees gadte hai. Imam Hatim Aur Imam Bukhari Ne Kaha Imam Waqidi Masrooq Hai Yaani Rejected.  Imam Murrah Kahte Hai Imam Waqidi Se Koi Hadees naa le. Imam ibn Aadi Ne Kaha Imam Waqidi Par Aimma Ki Jiraah hai. Imam Zahbi Ne Kaha Muhadiseen Ne Waqidi Ko Zaeef Kaha Hai.  (Al Mizan Ul Aitedaal Fi Naqd Ul Rijaal Vol : 02, Pg : 425 - 426) more information Eid milad visit my web site https://ahlesunnatvsbaatil.blogspot.in/2017/11/eid-e-miladunnabi-sallallahualaihiwasal.html
1 note · View note
manaruzzaki · 2 years ago
Text
Kesibukan.
Selasa, 27 September 2022.
12 hari kerja setelah ujian skripsi ~
Hari itu, ayah merasa bahwa dunia akan baik² saja dan menjadi hari yang indah.
Pagi itu, ayah memulai hari yang indah dengan berkegiatan dan beraktivitas seperti biasa. Mengantar tante ke sekolah, sarapan, dan baca² berita.
Usai melakukan aktivitas pagi seperti biasa, ayah pun bersiap melanjutkan pekerjaan perbaikan (revisi) pada penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan arahan penguji ketika ujian sidang tempo hari.
Beberapa jam kemudian ayah telah sibuk melakukan perbaikan dan bersiap untuk mengirimkan file tersebut kepada penguji.
(Fyi, pada waktu itu pembimbing 1 dan 2 sudah acc. Tinggal menunggu acc dari penguji 1 dan 2)
Pukul 09.52 ayah kirimkan file kepada penguji 1. Tentunya dengan perasaan berdebar dan penuh harap. Hanya satu harapan yang terlangitkan. Sebuah kata ACC. Sederhana, padat, jelas.
Sejenak setelah ayah kirim file tersebut, beliau lantas membaca dan mulai mengetik sesuatu. Wew. Ayah sangat berdebar-debar menunggu dan mencoba menerka jawaban apa yang akan disampaikan beliau.
Dan.. beliau telah mengirimkan jawabannya dengan rentetan pertanyaan² yang sebetulnya telah beliau tanyakan pada saat sidang. Hal ini untuk mengecek apakah revisi yang ayah tulis sudah sesuai dengan apa yang beliau inginkan.
Ayah pun segera membalas pertanyaan beliau dengan jawaban² yang sesuai dengan apa yang telah diperbaiki pada revisi pada sidang lalu.
...
Hening beberapa saat
...
Beliau melanjutkan percakapan pada chat yang intinya adalah ada data pada penelitian ini yang salah. Data ini harus sebisa mungkin untuk diganti atau diulangi pengambilannya.
Duar. Maasyaa Allah.
Kecerahan langit pagi hari itu, seketika menjadi mendung kelam yang diwarnai dengan petir nan saling menyambar.
Akhirnya setelah melalui beberapa lanjutan percakapan dengan beliau, ada beberapa solusi yang bisa menyelamatkan penelitian ini.
Yap, akan selalu ada solusi pada setiap permasalahan kita. Tak usah takut kawan!
Setitik harapan itu muncul kembali.
Beberapa saat kemudian ayah merenung. Banyak pikiran yang memikirkan kenapa ini semua terjadi.
"Mengapa hal ini bisa terjadi?" ; "Kok gini sih?" ; "Padahal pembimbing 1 dan 2 aman lho" ; dll.
Setelah bergulat dengan pikiran sendiri dan mencoba menganalisis apa penyebab hal ini bisa terjadi, tiba² ayah teringat suatu kejadian.
Mungkin bisa jadi inilah hal yang menjadikan hal luar biasa pada hari ini terjadi.
Hal itu adalah doa.
...
Doa?
Yap.
...
Apakah ayah berdoa agar penelitian ini ga kelar-kelar? Tentunya tidak.
Ayah berdoa yang intinya,
"Yaa Allah, hamba setelah ujian skripsi kok kurang produktif yaa.. Sibukkan hamba dengan hal-hal yang positif lagi yaa Rabb."
...
You got the point kan? :)
...
Senangkep ayah, mungkin ini adalah jawaban Allah agar kembali bisa produktif dan melakukan banyak kegiatan yang positif ketimbang sibuk maen aja. Haha.
Alhamdulillah. Allah akan selalu punya cara tersendiri untuk mengabulkan permintaan hambanya. Walaupun dengan lika-liku yang unik, menantang, mendebarkan, menggoyahkan, namun akan selalu indah pada akhir cerita.
The Greatest Planner of All Time.
Intinya, doamu adalah senjatamu.
Allah akan selalu sesuai dengan prasangka hambanya.
Ketika ada hal yang tak sesuai rencanapun, hadapi. Walaupun kamu tahu bahwa beribu badai, petir, ombak menerjangmu, yakinlah bahwa Allah selalu ada di sampingmu.
In syaa Allah pada akhirnya, setelah mendung kelam yang bermuram, akan muncul cerahnya mentari dengan iringan elok pelangi yang tentram.
Ayah,
A. Manaruzzaki
Sabtu, 22 Oktober 2022 / 26 Rabiul Awwal 1444 H
Masjid Rohmah, Joho, Surakarta
17.01 WIB
10 notes · View notes
arundayare · 1 year ago
Video
youtube
Peristiwa yang Terjadi Sebelum Lahirnya Rosululloh - Awal Terbentangnya ...
0 notes
aftansaa · 2 years ago
Text
Wahai mentari diwaktu pagi
Wahai purnama diwaktu senja
Wahai cahaya petunjuk
Wahai lentera bagi kegelapan
Wahai junjungan kami
Wahai yang mencintai kami tanpa syarat
Wahai yang selalu sibuk memikirkan kami, ummatmu
Wahai Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
💚
12 Rabiul Awwal 1444 H 8 Oktober 2022
Af.
3 notes · View notes
telkomuniversityputi · 2 months ago
Text
*[DAUROH AQIDAH III STQ BAITUL MUTTAQIN]* *Kitab Ushul Sittah*Risalah karya Sya...
*[DAUROH AQIDAH III STQ BAITUL MUTTAQIN]* *Kitab Ushul Sittah*Risalah karya Syaikhul Islam Muhammad bin ‘Abdul Wahhab رحمه الله *Ustadz Dr. Andy Octavian Latief, S.Si., M.Sc., Ph.D. حفظه الله* *Senin, 12 Rabiul Awwal 1446 H*16 September 2024 _(Tanggal merah, libur nasional)_ *07:00 – 15:00* yang terdiri atas 3 sesi:Sesi 1 : 07:00 – 09:00 WIB Sesi 2 : 09:30 – 11:30 WIB Sesi 3 : 13:00 – 15:00…
0 notes
mcrbxe · 3 years ago
Text
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh, Yaa Nabiyyurrahmah sang kekasih Allah...
Pada hari Senin, 12 Rabiul awwal tahun gajah. Engkau, seorang insan nan mulia telah Allah datangkan sebagai penerang dalam sebuah kegelapan. Membawa kebahagiaan, mengajak keluar dari kesengsaraan, dengan cahaya Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Yaa Badrudduja, kehadiranmu membawa berkah bagi alam semesta pun seisinya. Tiap tahun pada hari engkau dilahirkan, semua orang senantiasa bergembira melantunkan shalawat memujimu dengan penuh cinta.
Engkau-lah insan yang sempurna dalam berbagai segi; keindahan parasmu, akhlakmu, keimananmu pada Sang Ilahi, sifat-sifatmu seluruhnya membuatku kaku bingung ingin menuliskan apa. Air mata tidak sanggup lagi kubendung, berharap kelak bisa berjumpa dan berada dibawah panjimu yaa Maulana.
Sudah berkisar 14 abad semenjak kau pergi meninggalkan bumi yang fana, kembali pada Pengutusmu Allah Ta'ala. Dan aku, aku hanyalah manusia yang hidup tidak pada zaman dimana engkau berada di dalamnya. Namun sedikit demi sedikit aku mulai mengenalmu melalui Kisah-kisahmu yang terangkum indah dalam Quran, kalam sang Ilahi Rabbi. Aku mengetahuimu melalui cerita yang disampaikan Ummi, Abii, guru-guru, pun buku-buku yang kubaca. Semoga Allah merahmati mereka.
Ketika umurku masih 10 tahun, beberapa hari sebelum abi mengantarku ke mahad tempat aku melanjutkan pendidikan, aku bermimpi melihat sosokmu sedang berkumpul membentuk lingkaran bersama yang lain. Imamahmu rapi, jubahmu bersih, wajahmu bersinar indah. Kau berceramah di tengah-tengah kumpulan.
Aku mendekat dengan wajah takjub, dan ada kalimat yang sangat kuingat hingga hari ini, kau menyampaikan sebuah nasihat padaku; "Teruskanlah perjuangan." singkat namun dalam. Aku terkejut dan bangun dengan air mata yang tiba-tiba menetes.
Yaa Rasulallah, kau datang dalam mimpiku. Kau memberiku pesan, yang bahkan saat itu aku belum paham apa maksudnya. Yaa Habiballah, sebuah kehormatan bagiku bisa bertemu denganmu meski dalam mimpi di malam hari.
Yaa Nabiyallah, 14 abad setelah kepergianmu, kini tatanan dunia tidak lagi sama. Di zaman yang akhir ini Imanku mudah sekali tergerus, kerinduan terhadapmu acap kali berkurang sebab diri yang tergoda oleh tipuan dunia. Tidak jarang aku lalai dalam melaksanakan perintah Ar-Rahman, namun doaku pada-Nya sepanjang nadi menuntut tiada henti.
Yaa Nabiyuttaubah, aku malu padamu, aku malu pada Rabb-mu. Aku berkata bahwa aku rindu, aku berkata bahwa aku cinta, aku berkata ingin menjadi ummatmu. Tapi pantaskah aku? Pantaskah aku yang hina ini berada di bawah naunganmu?
Namun, jika kelak tidak bersamamu, lantas aku dimana ya Rasulullah? Aku takut untuk menjadi santapan api, aku ingin bersamamu lalu meneguk minum dari Telaga Kautsar dengan engkau yang mepersilahkan.
Oleh sebab itu, yaa Habiballah... Aku memohon curahan syafaatmu kelak di hari kiamat, sehingga aku bisa berjumpa dan berkumpul dengan engkau serta para kekasih Ar-Rahim.
Semoga engkau menjadi kekasih Allah yang kekal abadi dalam jannah-Nya.
Assholatu wassalamu alaika Ya Rasulallah...
Assholatu wassalamu alaika Ya Nabiyallah...
Assholatu wassalamu alaika Ya Habiballah...
Yaa Allah Yaa karim, aku memohon kepada-Mu keimanan yang tidak ada habis-habisnya, dan mengawani nabi-Mu Muhammad SAW di surga tertinggi yang kekal. Allahumma Aamiin.
Allahumma shalli wasallim daaiman abadan ala habibiil musthafa, Muhammad SAW...
Selasa, 12 Rabiul Awwal 1443 H || Di Negerinya para Anbiya
13 notes · View notes
lifeofresulullah · 3 years ago
Text
The Life of The Prophet Muhammad(pbuh): Farewell Hajj and the Death of the Prophet (pbuh)
After the Death of the Prophet (PBUH)
The pure soul of the Seal of the Prophets reached A’la al-Illiy­yun (the Highest Rank). His wives put a cloth over his body and started to cry.
Usama heard from his mother that the Messenger of Allah was living his last moments, he postponed setting off and came to the Mosque with his army. When the Companions heard the cries and screams coming from the house of the Prophet, they were shocked. It was as if the sky had fallen on them. Everybody was stupefied; the eyes were shedding tears of sorrow and grief.
Even Hazrat Umar, who was a symbol of courage and justice, was affected badly from that terrible moment; he was terrified and shouted,
“The Messenger of Allah did not die. He is alive. He was struck by lightning like Moses. If anyone says, ‘Muhammad died’, I will split him into two with my sword.”
Hazrat Abu Bakr Soothes People
When the Messenger of Allah died, Hazrat Abu Bakr was in his house in Sunh. They gave him the bad news. Hazrat Abu Bakr, who felt as if one part of his part broke off, went to the house of the Messenger of Allah quickly.  
He lifted the cloth that covered the blessed face of the Messenger of Allah in terror and astonishment. His face was in the form of embodied light. He bowed down and kissed the Prophet’s bright and luminous forehead three times. He uttered the following words in tears:  
“O Messenger of Allah! Your death is as clean and graceful as your life.”
Then, he consoled the household of the Prophet.
Hazrat Abu Bakr and Hazrat Umar
After leaving the house of the Prophet, Hazrat Abu Bakr went to the Mosque. He heard Hazrat Umar say, “The Messenger of Allah did not die.” Thereupon, he said,
“Whoever worships Muhammad (pbuh) should know that Muhammad (pbuh) died. Whoever worships Allah should know that Allah is Hayy (immortal).”
Then, he recited the following verse:
“Muhammad is no more than a Messenger: many were the Messengers that passed away before Him. If he died or was slain, will ye then turn back on your heels? If any did turn back on his heels, not the least harm will he do to Allah; but Allah (on the other hand) will swiftly reward those who (serve him) with gratitude”
This verse had been sent down during the Battle of Uhud, when a rumor stating that Muhammad was killed became widespread. Though the Companions had read that verse, maybe, hundreds or thousands times, but they seemed to have forgotten it due to their sorrow at that time.
However, Hazrat Abu Bakr who maintained his strength did not forget it; he fulfilled a great service and duty by reminding the Companions about it.
Upon the speech and reminder of Hazrat Abu Bakr, the Companions came to their senses. They pulled themselves together and overcame their astonishment.
Then, Hazrat Abu Bakr recited the following verse:
“(O Prophet! Truly thou wilt die (one day), and truly they (too) will die (one day).”
Hazrat Abu Bakr, who did not lose his strength, fulfilled a great service for the Islamic community through his speech.
The distinguished Companions realized and accepted that the Messenger of Allah had died; Hazrat Umar gave up saying, “the Messenger of Allah did not die.” And he came to his senses.
Madinah had never been so full of joy when the Messenger of Allah arrived in Madinah for the first time since the city was founded; the same Madinah was experiencing the saddest moments now; the skies of Madinah were covered with sorrow and grief.
Hazrat Abu Bakr is Elected as Caliph
Upon the death of the Messenger of Allah, Madinah was mourning. Eyes were shedding tears and hearts were shedding sorrow and grief.  
However, mourning and sorrow would not settle things. It was necessary to elect a president, a Caliph, who would take care of the affairs of the Muslims and who would apply the decrees of Islam.
Soon, there was an attempt to choose the Caliph. The person that deserved this post more than everybody else was Hazrat Abu Bakr because the highest rank of the Companions were the most distinguished Companions that believed first in Makkah. And the most virtuous of them was Hazrat Abu Bakr. In fact, Hazrat Abbas and Hazrat Ali were closer to the Messenger of Allah than anybody else in terms of kinship but the Prophet regarded Hazrat Abu Bakr, who was his friend in cave, superior to all of the Companions. He showed it when he was ill too. He ordered all of the doors opening to the Mosque to be closed but let the door of Hazrat Abu Bakr open. He handed over the duty of leading prayers Hazrat Abu Bakr three days before his death. He made Abu Bakr lead prayers, one of the most important pillars of Islam. Therefore, he was the one that deserved being the Caliph after the death of the Messenger of Allah. And it happened like that.
After the long talks and negotiations made on Monday, the day when the Messenger of Allah died, from the afternoon until the evening, Hazrat Abu Bakr was elected the Caliph of the Messenger of Allah and people paid allegiance to him.
General Allegiance to Hazrat Abu Bakr
It was Rabiul-Awwal 13, Tuesday...
Hazrat Abu Bakr went to the Mosque of the Prophet and ascended to the pulpit.
Before he started to speak, Hazrat Umar stood up. After praising and thanking Allah, Hazrat Umar addressed the Muslims: “Allah made the best of you, the friend of the Messenger of Allah in the cave, your Caliph. Stand up and pay allegiance to him.”
The Muslims in the mosque stood up and paid general allegiance to Hazrat Abu Bakr.
After the allegiance, Hazrat Abu Bakr praised and thanked Allah, and spoke as follows:
O people! I was elected as your governor and Caliph though I am not the best of you. If I do good deeds, help me; if I do bad deeds, show me the right way. Honesty is reliability. Telling lies is betrayal. Inshaallah, the weakest one of you will be the strongest one of you in my eye until I surrender him his right. Inshaallah, the strongest one of you will be the weakest one of you in my eye until I remove from him the rights of others.
O people! Do not give up fighting in the way of Allah. Know it very well that a nation that gives up jihad will be servile. Obey me as long as I obey Allah and His Messenger; if I do not obey Allah and His Messenger, do not obey me. I ask forgiveness for me and you from Allah.”
The Prophet is Washed and Enshrouded
The Muslims were busy with electing the Caliph, who would take care of the affairs of the Muslims, on the 12th day of the month of Rabiul-Awwal from the afternoon until the evening; so washing and enshrouding the dead body of the Prophet was postponed to Tuesday. After the general allegiance to Hazrat Abu Bakr was completed in the Mosque of the Prophet on Tuesday, the dead body of the Messenger of Allah was started to be washed and enshrouded.  
Hazrat Ali, Abbas, Fadl b. Abbas, Qusam b. Abbas, Usama b. Zayd and Shukran (Salih), the freed slave of the Messenger of Allah, were in the house of the Prophet in order to wash him.
Ansar also wanted to contribute to this lofty service. They expressed their wish regarding the issue. Hazrat Ali allowed Aws b. Hawli on behalf of Ansar.
Hazrat Ali washed the Messenger of Allah because he said to Hazrat Ali when he was alive, “You wash my body when I die.”
Aws b. Hawli brought water with a pitcher; Abbas, Usama and Shukran poured water over the body of the Prophet. Hazrat Ali rubbed the body of the Prophet with the cloth that he wrapped around his hand. The body of the Prophet was very clean; it smelled nice. The house of the Prophet smelt very nice; they had not smelt such nice scent before. There was nothing in or on the body of the Prophet that were usually seen in dead bodies. While washing the Prophet, Hazrat Ali said, “May my mother and father be sacrificed for you! O Messenger of Allah! You are clean when you are alive and dead.”
After the washing was completed, the Seal of the Prophet was enshrouded by Hazrat Ali, Ab­bas, Fadl b. Abbas and Shukran.
Janazah Prayer of the Prophet is Performed
On the 13th of the month of Rabiul-Awwal, Tuesday, the washing and enshrouding of the Messenger of Allah was completed before noon. The body was put on the bed of the room of the Prophet. At first the men, then the women and last of all the children fulfilled their last duty toward the Prophet in awe and sorrow.  
Burial of the Messenger of Allah
The issue of where to bury the Messenger of Allah was negotiated.
Some people suggested taking the body to Makkah; some suggested burying him in Madinah in the Cemetery of Baqi and others suggested burying him in the Mosque.
However, Hazrat Abu Bakr said, “I heard this sentence from the Messenger of Allah and I have not forgotten it: ‘God Almighty removed the soul of each prophet where He wanted him to be buried.’ Therefore, we should bury the Messenger of Allah where his bed he lied on was.”
This suggestion was adopted by the Companions. Thus, they decided to dig the place under the bed in the house of Aisha as the grave of the Messenger of Allah. Then, the bed was removed and that place was dug in the form of a grave.
Bilal Makes Muslims Cry
The Messenger of Allah had not been buried yet.
Bilal called the adhan with his touching voice. When he uttered, “Ashadu anna Muhammada’r-R­asu­lul­lah���, the Companions started to cry sobbingly. The Mosque of the Prophet was full of crying sounds.  
It was the last adhan recited by Bilal. He did not recite adhan again after the death of the Messenger of Allah.
The Prophet is Put into the Grave
It was late Wednesday night.
The Companions placed the dead body of the Messenger of Allah into the grave among tears.
We have tried to narrate the phases of this unique life as much as we can; now we are finishing it with the following prayer:
O Allah! Do not keep us away from the sunnah of Your Messenger in this world; do not deprive us of his intercession in the hereafter!
Amin... Amin... Amin...
2 notes · View notes
wahid1767 · 2 years ago
Text
HIJRAH
Khutbah Jum'at 29 Juli 2022
1. Hari ini adalah hari terakhir di tahun 1443 H. Nanti malam sudah masuk 1 Muharam 1444 H atau tahun baru hijriah.
2. Rasulullah SAW beserta Abu Bakar Ash-Shiddiq berangkat hijrah ke Madinah pada tanggal 26 Safar 14 Kenabian. Menginap di Gua Tsur selama 3 hari. 1 Rabiul Awwal melanjutkan perjalanan selama 8 hari, dan sampai di Quba. Rasulullah beserta masyarakat Quba mendirikan masjid yang pertama didirikan oleh kaum muslimin, yang dikenal dengan Masjid Quba.
لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ (108)
Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih. (9:108)
Setelah 4 hari di Quba, ba'da Shalat Jumat tanggal 12 Rabiul Awwal Rasulullah melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampai di Madinah pada hari yang sama. Lama perjalanan hijrah Rasulullah beserta Abu Bakar adalah 15 hari.
3. Hijrah adalah titik awal perubahan besar dakwah Islam. Yang semula tidak memiliki wilayah yang secara penuh mendukung dakwah Islam, setelah itu Rasulullah memiliki wilayah dan masyarakat yang menjadi kekuatan umat Islam. Karena itu, saat umat Islam pada jaman kekhalifahan Umar bin Khaththab bingung menentukan awal tahun dimulainya kalender bagi umat Islam, akhirnya menjadikan peristiwa hijrah sebagai patokannya sehingga disebut kalender atau tahun Hijriah. Sedangkan bulan pertamanya, seperti kebiasaan sebelumnya sejak jaman dulu, yakni bulan Muharam. Bulan Muharam juga bertepatan dengan pertama kalinya sahabat Nabi hijrah ke Madinah, yakni yang dilakukan oleh Abu Salamah.
4. Hijrah juga adalah kebiasaan para Nabi. Nabi Nuh adalah yang pertama hijrah dengan perahunya. Nabi Ibrahim as hijrah dari Babilonia ke Harran, lalu ke Palestina, Mesir dan kembali ke Palestina. Beliau juga menghijrahkan Siti Hajar dan Nabi Ismail ke Mekkah. Nabi Yusuf hijrah dari Palestina ke Mesir. Nabi Musa hijrah dari Mesir ke Madyan lalu kembali ke Mesir, membawa Bani Israil untuk hijrah ke Palestina tapi tidak berhasil karena para pengikutnya takut dengan penguasa Palestina saat itu. Akhirnya terjebak di Padang Tih sampai wafat.
5. Sejak Fathu Mekkah, yakni dibebaskannya Mekkah dari orang-orang Quraisy Jahiliyah dan menjadi negeri Islam, maka kewajiban hijrah ke Madinah dihapus. Rasulullah SAW bersabda:
لا هِجْرَةَ بَعْدَ الفَتْحِ ، وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ ، وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فانْفِرُوا
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada hijrah setelah terbukanya kota Mekah. Akan tetapi (yang ada) adalah jihad dan niat. Dan jika kamu diminta berangkat jihad maka berangkatlah.” (Muttafaq ‘alaih)
6. Apa hikmah penting dari hijrah ini? Yang pertama adalah bahwa kita harus meneruskan perjuangan membela agama Islam seperti yang telah dilakukan Rasul, para sahabat dan para pengikutnya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas:
وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ ، وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فانْفِرُوا
Akan tetapi (yang ada) adalah jihad dan niat. Dan jika kamu diminta berangkat jihad maka berangkatlah.
Yang kedua, kita harus hijrah dari yang dilarang oleh Allah. Rasulullah SAW bersabda:
المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ , و المهاجِر مَنْ هَ��َرَ مَا نهَى اللهُ عَنْهُ
“Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari perkara yang dilarang oleh Allah .” (HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40).
Yang ketiga, memperkuat persaudaraan sesama muslim. Allah menggambarkan persaudaraan yang indah antara kaum pendatang (Muhajirin) dan penduduk setempat (Anshar) dalam Al-Qur'an:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi.(8:72)
Terakhir, hijrah dan semua amal kebaikan itu harus dilandasi oleh keikhlasan. Rasulullah SAW bersabda:
فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Semoga dengan penuh keikhlasan, kita terus memperjuangkan agama Allah, meninggalkan larangan Allah, dan menguatkan persaudaraan sesama muslim.
اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْنا مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنا عَنْهُ وَلَمْ نتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَينا بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِناوَدَعَوْتَنا إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِنا عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنّا نسْتَغْفَركَ فَاغْفِرْلنا وَمَا عَمِلْنا فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنا عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَنسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنّا وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِنا مِنْكَ يَا كَرِيْمُ 
“Yaa Allah, kami meminta ampun atas perbuatan kami di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara kami belum sempat bertobat, perbuatan kami yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksa kami, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara kami menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu.
Yaa Allah, kami berharap Kau menerima perbuatan kami yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatan kami yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuat kami putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah."
1 note · View note