#dongeng islami tentang nabi
Explore tagged Tumblr posts
Text
merdeka dan berani
Di masa-masa wfh ini, Karen lumaya banyak waktu luang, ak jadi terpaksa baca buku. Wkwk.. emang iya terpaksa. Karena berjam-jam main gadget itu bosen, trus kalo pindah2in channel tivi juga gitu2 aja. Corona semua isinya. Wkwk..
Lalu kuintip rak buku. Ada beberapa koleksi novel yang belum kubaca. Sebenarnya, bacaanku tergantung selera. Kadang fiksi, kadang nonfiksi. Jadi dua2nya ada. Tapi akhir2 ini lagi suka sama novel, spesifiknya novel sejarah. Awalnya aku memang agak antipasti sama sejarah Karena ngebosenin. Tp klo diinget2 lagi, dari sd aku sempet suka sejarah. Pas pelajaran ips, aku lumayan sering jawab pertanyaan yang dilempar guru. Cuma kalo sekarang ditanya kayaknya udah bablas
Aku mulai tertarik sejarah lagi sejak jadi penulis skrip berhenti sejenak. Genre program nya curhat, tapi di akhir, pendengar akan dibawa pada konklusi berdasar kisah nabi dan para sahabat. Jadi akum au nggak mau baca buku2 dongeng islami dan buku siroh.
Asli, awalnya kisah rasul terasa begitu jauh. Tapi, karena di krip itu juga kita diajak untuk bikin tema yang relate dengan kehidupan sekarang, aku jadi merasa bahwa beliau dekat. Sangat malah. Kita terpisah 14 abad. Tapi pola social, masalah dan tantangannya sangat mirip dengan yang kita hadapi saat ini. Itulah kenapa aku merasa sangat dekat.
Ah.. kembali ke novel. Novel sejarah memang memiliki sentuhan fiksi. Ada part-part yang sengaja dimodifikasi agar dialog dan setting cerita bisa lebih nyata. Tapi menurutku pendekatan ini tidak fatal, selama tidak merusak garis besar sejarah aslinya. Ada 3 novel sejarah yang pernah kubaca dan itu makin bikin aku ngerasa kita sama rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu dekat: 1. Sekuel novel sejarah Muhammad al fatih 1453 (the chronicles of ghazi), 2. Kartini, 3. Diponegoro (sang pangeran).
Gilsssss…
Eh, maasyaAllah…
Semua pancarannya sama. Dan dari sejarah ketiganya, aku menemukan satu kesimpulan (eh iya lo, aku kudu baca 3 novel ini plus nonton film bilal untuk nemuin kesimpulan ini): tauhid itu merdeka dan berani
Karena kita merdeka, maka kita berani.
Jujur kalo dr Muhammad al fatih aku agak kurang mengahayati poin merdeka, karena g baca full semua serinya. Tapi beliau berani. Rasa berani itu lahir dari keyakinannya yang penuh pada keterlibatan Allah, pertolongan Allah dalam proses penakhlukan konstantinopel.
Nah, merdeka dan berani ini awalnya terpetik dari film bilal. Ada kutipan yang diulang2, kutipan dari ibunya bilal, yang mengatakan bahwa apaya…intinya kita itu bukan budak dari siapa-siapa. Padahal setelahnya bilal jadi budaknya umayyah. Dan perkataan ibunya itu yang akhirnya terus menguatkan bilal dan meyakininya bahwa dia juga manusia yang merdeka. Sehingga dia berani menyuarakan keislamannya meski mendapat tekanan dan siksa dari umayyah. Tapi berkat rasa merdeka dan berani itulah bilal meraih kebebasan yang utuh.
Lalu kartini dan diponegoro. Keduanya adalah tokoh nasional. Dalam garis sejarah, keduanya sangat dekat dengat keberadaan turki utsmani. Di masing2 novelnya pun tertulis.maasyaAllah takjubnya aku. Keduanya sama-sama orang jawa, sama-sama keturunan priayi. Butuh belajar lagi ni kalo pengen tahu selisih waktu keberadaan keduanya berapa tahun. Hehe.. yang jelas keduanya sama-sama berperan disaat Indonesia masih dibawah cengkraman monopoli belanda. Beda keduanya, jelas yang satu laki-laki dan yang satu perempuan. Tentu beda pula peran perjuangannya.
Diponegoro, dulunya aku Cuma inget beliau sering sebut sebut dalam perang paderi (mudah-mudahan g salah gess). Di novel, perjalanannya ditulis panjang. Selama perang bagaimana beliau menang hingga terpaksa dan secara tidak fair di masukkan dalam pengasingan. Bagaimana awal beliau menyusun pasukannya yang terinspirasi oleh susunan pasukan janissary ala turki utsmani, hingga satu demi satu orang-orang kepercayaannya putar haluan dan berubah menjadi musuh. Getir dan ironi sebenarnya.
Tapi beliau adalah sosok yang merdeka. Ia tidak ingin menjadi sultan, meski sang ayah memintanya. Ia tidak mau menjadi kaki tangan kumpeni. Karena pada masa itu, para sultan seperti boneka bagi para belanda. Karena ia ingin memperjuangkan daulah Islamiyah, yang saat itu telah menunjukkan tanda-tanda keruntuhan. Beliau yakin bahwa pemegang kebangkitan daulah Islamiyah jika turki ustmani jatuh, estafetnya ada pada orang-orang pribumi. Maka beliau ingen merdeka dari segala protokoler belanda. Sultan yang lurus bisa jadi bengkok karenanya.
Dan karena merdeka itulah, beliau mampu mendapatkan simpati rakyat dan menggalan kekuatan, sehingga berani melawan penjajah dan mengantarkan baton dalam estafet sejarah kemerdekaan Indonesia.
Dan berikutnya, kartini. Awalnya aku antipasti dengan beliau yang secara selintas memiliki aliran feminis. Sejak dulu, aku meyakini bahwa laki-laki dan perempuan punya perannya masing-masing. Laki-laki dan perempuan tidak bisa disejajarkan. Tapi bukan berarti bisa menindas satu sama laini juga. Ya gitulah. Semacem udah settingannya. Tapi aku juga sebenanrnya salut dan bersyukur dengan perannya saat itu. Karena, ya bisa jadi sampe sekarang aku g bisa sekolah.
Lalu aku membaca novel ‘kota lama dan sepotong cerita cinta’. Sebuah novel fiksi fantasi sejarah yg ditulis herdiana hakim. Fiksi fantasi karena ada adegan tokoh aku dalam novel itu melakukan perjalanan waktu ke masa lalu (masa hidup kartini) dan menjadi teman kartini. Idenya kreatif, tapi sejujurnya aku belum merasa begitu relate karena sepertinya modifikasi/inprovisasinya lumayan banyak.
Lalu baru-baru ini di rumah, aku menyelesaikan bacaan novel kartini karya abidah el khalieqy yang merupakan veris novel dari scenario film oleh hanung bramantyo. Aku ngerasa novel ini lebih relate dengan sejarahnya, karena yang jadi fokusnya ya kartini sendiri. Selain itu jalinan cerita ke ceritanya lebih detail. Mungkin ini risetnya lama ya wkwk..
Tapi, kedua novel ini aku bisa menarik benang merah yang sama. Yakni, kartini adalah seorang gadis yang merdeka pikirannya ditengah pingitan dan pola pikir wanita priayi jaman itu. Ia merasa memiliki hak yang sama dengan lelaki untuk belajar. Ia merasa merdeka dan menemukan kemerdekaannya dengan buku-buku inspiratif yang menemaninya di kamar pingitan. Ia merdeka menyuarakan pikiran dan ideologinya dengan tulisan. Dan yang paaaling bikin aku makin maasyaAllah lagi, ia menemukan cahaya, ketikaia mengetahui salah satu arti ayat al quran yang saat itu terlarang untuk diungkap oleh belanda (see, dari dulu penjajah emang gitu. Segala radikal radikul diberangus, dilarang, tanpa alasan yang jelas. Jadi, udah kebacakan polanya yang sekarang pun berulang? #eh). Cahaya yang pertama kali ditemuan (menurut novel abidah) adalah tentang keutamaan menuntut ilmu bagi laki-laki dan perempuan. Wah… makin-makinlah ia merasa merdeka menyuarakan pendapatnya tentang hak yang setara dalam menuntut ilmu. Dan rasa merdeka itulah yang membuat ia berani.
Bahkan kemerdekaan pikirannya itu, menjadi salah satu quote favoritku, yang kuharap benar-benar tertulis dalam sejarah:
Menyandarkan diri pada manusia samalah halnya dengan mengikatkan diri kepada manusia. Jalan kepada Allah hanya satu. Siapa yang sesungguhnya mengabdi kepada Allah, tidak terikat kepada seorangpun, dialah sejatinya merdeka.
Allahu akbar…
Tauhid bangeeeettttt
Dan, kutipan itu yang bikin belanda makin panic. Yes….
Iman membuat seseorang menjadi merdeka. Dan merdeka melahirkan rasa berani. Karena seseorang dengan iman dihatinya, akan merasakan kehadiran Allah dalam langkah yang diyakininya. Ia tidak takut dengan gertakan apapun, dengan ancaman siapapun. Ia akan merdeka dari keterikatan dan belenggu manusia manapun. Dan inilah yang membuat pasukan islam menjadi sangat ditakuto pada masa jayanya. Sejarah mencatat, karakter mereka yang tidak takut mati. Karena bagi mereka, mati di medan perang adalah jihad dengan kehormatan tinggi di sisi Allah dan rasulnya. Mereka selalu merasa full energized yakin Allah yang maha memberi kekuatan.
Sedahsyat itulah iman. Islam. Tauhid. Jika sebenar-benar tauhid. Berpendar dalam kehormatan dan keteguhan. Makanya belanda atuuuuuuuuuuuuttttt…..
Etapi, berani-berani doang tanpa ilmu juga bahaya lo. Namanya nekat. Kalo bahas ini, inget abu dzar al ghifari. Petinggi bani ghifar yang sebelum hijrah kelakuannya bikin geleng2. Kesulut dikit perang. G bisa disenggol lah. Tapi ketika menemukan iman, keberaniannya jadi gak nggak ukuran. Dan itupun diingatkan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Intinya, bekal berani doang dalam iman belum cukup. Kita butuh yang namanya ilmu. Ilmu itu yang kemudian menuntun orang-orang seperti abu dzar mampu memnggunakan kekuatannya dengan tepat.
Nih, berani tanpa iman itu ibarat pemanah yang memiliki anak panah tajam dan beracun, tapi tidak mampu mengarahkan sasaran dengan tepat. Jadinya ia bisa mengarah kemana saja tanpa kendali. Dan malah akan mengancam diri sendiri.
Makanya, pupuk iman adalah ilmu. Perintah iman selalu bersanding dengan ilmu. Itu agar keberanian yang kita punya, akan membawa maslahat yang lebih luas.
Itulah… perjalanan membacaku.
Seru kan baca tuh…
Aku akan tutup tulisan ini dengan sebuah kutipan:
“Sesungguhnya, diatas muka bumi ini, yang paling merdeka adalah orang islam. Sebab orang islam hanya tunduk kepada Allah, hanya menyembah Allah. Umat islam tidak menyembah sesame manusia, atau manusia yang dianggap tuhan. Umat islam hanya sujud kepada Allah semata. Inilah cara ibadah para nabi dan rasul sejak nabi adam sampai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”
Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy
Wallahu a’lam
5 notes
·
View notes
Text
Jibril Tidak Pensiun !
Jibril adalah malaikat yang eksis dan sering muncul dalam kisah 25 Nabi dan Rasul, malaikat ini bertugas menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul. Namun, ada satu pertanyaan yang terbesit: setelah Rasulullah wafat, tugas Jibril ngapain? Apakah dia pensiun?. Dulu pertanyaan ini terbesit di pikiran saya yang masih anak-anak, tapi saya tidak berusaha mencari jawabannya. Saya abaikan, karena saya pikir Jibril masih bekerja, walau saya tidak tahu wahyu-Nya diberikan kepada siapa. Tapi terkadang muncul juga pemikirian bahwa Jibril sudah pensiun, karena dia mau menyampaikan wahyu kepada siapa lagi? Nabi Muhammad kan Nabi terakhir.
Pertanyaan itu kembali muncul ketika melihat sebuah buku karya Emha Ainun Nadjib yang berjudul: Tidak. Jibril Tidak Pensiun!. Tulisan ayahanda Noe Letto ini menarik perhatian saya. Sebenarnya tanpa harus membaca isi bukunya, kita sudah dapat jawaban, yaitu: Jibril tidak pensiun. Tapi kan ndak seru kalau ndak dibaca.
Dalam buku ini Cak Nun (nama akrab Emha Ainun Nadjib) berpendapat, bahwa pertanyaan “apakah Jibril sudah pensiun?” adalah pertanyaan yang samar, karena tidak ada metodologi penelitian yang bisa menyentuhnya, tidak ada kredibilitas keilmuan manusia apapun yang mungkin menerobosnya. Lantas, bagaimana caranya? Jalan satu-satunya untuk memahami dan menjawab pertanyaan ini adalah dengan wahyu itu sendiri. Maksudnya adalah kita harus pandai bergaul dengan hidayah, dengan wahyu, dengan pesan-pesan halus yang ingin Allah sampaikan. Kita harus lebih peka terhadap kode dan sandi-sandi yang Allah kirim. Namun, manusia modern seolah-olah sengaja membuang kemampuan kejiwaan tertentu yang bisa dipakai untuk bergaul dengan hidayah. Sehingga, manusia modern tidak merasa bahwa Jibril dan Tuhan sangatlah dekat dengan mereka. Kita adalah manusia modern, kemampuan kita untuk bergaul dengan hidayah terhalang oleh kesombongan, oleh ke-so-so-an kita. Hah, kita? Saya aja kali yah.
Hingga saat ini Jibril masih menjadi “tukang posnya” Tuhan. Meski kita tahu Tuhan yang Maha bisa dapat dengan mudah mengirimkan pesannya langsung tanpa bantuan Jibril. Setelah Nabi Muhammad wafat, Jibril tetap menyampaikan pesan-pesan Allah, tapi dalam bentuk lain, yaitu berupa karamah untuk orang-orang suci seperti para wali dan dalam bentuk ilham untuk orang-orang seperti kita ini. Wahyu Allah bukan sebuah dongeng, cahaya Allah tak berhenti memancar. Ilmu Tuhan terus berseliweran. Muhammad tidak mati, hanya tubuh beliau yang dimakamkan, dan tubuh beliau adalah bagian paling remeh dari eksistensi kepribadiannya yang menyuluhi alam semesta.
Jadi apa maksudnya bahwa wahyu terakhir adalah pada Nabi Muhammad? Maksudnya adalah jatah ilmu pengetahuan dasar anugerah Allah bagi manusia berpuncak pada wadah Muhammad. Dan semua ilmu, teknologi capaian manusia sesudahnya terdapat dalam Al-Quran. Apapun yang digapai oleh kecerdasan manusia, takkan melebihi kapasitas yang telah di-nur-kan oleh wahyu yang berpuncak pada Muhammad.
Jibril tidak pensiun. Ia begitu karib disaat kita tidur dan terjaga. Kita hanya perlu lebih peka, lebih sensitif dan memperbarui pengalaman keilahian, agar ilham dan hidayah yang Jibril bawa benar-benar bisa kita rasakan. Karena jika tidak, pada suatu hari nanti kita akan sadar seolah-olah kita hidup pada masa pra-Ibrahim, yang menghayati bulan dan matahari untuk menemukan Allah-nya.
Sebetulnya, dalam buku ini pembicaraan tentang Jibril hanya beberapa lembar saja. Selebihnya adalah pembahasan-pembahasan menarik tentang Tuhan dan keyakinan (keimanan), tentang dosa, tentang Hablum Minallah dan Hablum Minannas (hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia), tentang berbagi (sedekah), dakwah, juga tentang atheisme. Hal-hal diluar tentang Jibril, mungkin akan saya bagikan kalau tidak malas setelah saya benar-benar paham akan pesan dan makna tulisannya. Ada hal menarik yang ingin saya bagikan, tapi belum bisa, karena takut salah memahami. Hehe. Hal menarik itu terdapat disebuah sub judul: Dosa Struktural. Berbicara tentang logika salib yang menurut saya sangat Islami.
1 note
·
View note
Text
Hari ini baru aja selesai baca novelnya Tere Liye judulnya Harga Sebuah Percaya.
Berkisah tentang pemuda bernama Jim dan orang-orang lainnya yang terpilih untuk mengukir dan menjalani dongeng nya masing-masing, apapun harganya.
Jim susah payah menggigit kalimat tersebut kuat-kuat, percaya bahwa ada janji kebahagiaan dan hadiah yang akan menunggu nya di ujung kisahnya ini.
Jim bisa saja menyerah dan menghentikan dongeng nya di tengah jalan, tanpa menyelesaikan kisahnya. Tapi ia memilih untuk terus melanjutkan perjalanan. Memutuskan untuk percaya akan kalimat-kalimat itu.
---
Kalau dipikir-pikir, harusnya kita, sebagai muslim, sebagai hamba Allah, sepercaya itu ngga sih sama janji-janji Allah? Sekuat itu memegang prinsip-prinsip yang diajarkan Nabi Muhammad kepada kita? Apapun harga yang harus dibayar. Dan terus percaya bahwa selalu ada janji manis yang akan terbayar di ujung jalan ini.
Tapi kenapa kadang kita suka lupa akan janji yang udah Allah beri tahu ya? Padahal kita tau Allah Maha Benar dan tidak pernah mengingkari janji-Nya. Dan kadang kita malah lebih percaya akan bujuk rayu setan di tengah perjalanan kita.
Sungguh benar, jika kita mau merenung dan memikirkan apa-apa yang ada di sekeliling kita, bahkan sebuah novel non-islami pun bisa jadi bahan pengingat diri lagi untuk terus menjadi orang yang lebih baik secara umum dan muslim yang lebih baik khususnya.
0 notes
Text
Laki - laki Sederhana, Calon Penghuni surga
Adik-adik, Agama islam mengajarkan pemeluknya untuk tidak saling dengki dan sakit hati. Sebab dengki dan sakit hati itu hanya akan memnyebabkan permusuhan. dan disamping itu juga mempunyai sifat iri dan dengki akan menghapus kebaikan-kebaikan pelakunya.
Mari kita baca kisah Nabi tentang sifat iri dan dengki
Suatu ketika, nabi besar Muhammad sedang duduk-duduk bersama dengan para sahabat-sahabatnya. Beliau berkata kepada para sahabat, " Sebentar lagi, salah satu ahli syurga akan muncul di hadapan kalian. " . Dan para sahabat-sahabat nabi pun terdiam dan memandang. Mereka bertanya-tanya, siapa yang kira-kira yang di maksud Nab dengan calon penghuni syurga?
Tak begitu lama kemudian, datanglah seorang laki - laki dengan berpenampilan sederhana muncul dihadapan mereka. tampak pada seorang laki-laki tersebut menetes sisa-sisa dari air wudhu dari janggutnya dan tampak lai-laki itu sedang menenteng sandal dengan tangan kirinya.
sifat iri dengki
Kisah Dongeng Islami
Dan pada hari berikutnya, Nab Muhammad SAW mengulang kembali lagi perkataannya kepada para sahabatnya tentang calon penghuni syurga. Dan laki-laki berjanggut kemarin pun tiba-tiba muncul dan melintas.
Dihari ketiga Nabi Muhammad SAW mengulang lagi perkataan yang sama kepada para sahabat, dan kejadian itu pun kembali terulang, lelaki itu pun tiba-tiba muncul kembali.
Mendengar ucaapan dari Nabi Muhammad SAW itu, ahirnya salah satu seorang sahabat Nabi bernama Abdullah Bin Amr merasa penasaran dan bertanya di dalam hatinya "apakah sebenarnya yang dilakukan oleh seorang laki-laki itu, sehinga ia bisa masuk syurga?" dan sahabt Nabi yang bernama Abdullah pun mengikuti laki-laki yang dimaksud oleh Nabi tersebut.
Abdullah pun menyapa kepada laki-laki itu "wahai sahabat ku, apa bolehkah aku menginap selama tiga hari di rumah mu ?" Ia pun menjawab "Silahkan, dengan senang hati".
Pada akhirnya Abdullah pun menginap dirumah laki-laki itu hingga tiga malam berlalu. Abdullah tidak melihat laki-laki itu tidak melakukan amal-amal penghuni syurga. Dan terlihat ibadah laki-laki itu pun biasa-biasa saja. Lalu apakah yang membuat lai-laki itu bisa masuk syurga?
Abdullah pun memberanikan diri bertanya kepada laki-laki itu "Sudah tiga hari aku disini, aku tidak melihat mu mengerjakan ibadah-ibadah yang luar biasa. Tapi mengapa Nabi Muhammad berulang kali menyebut mu sebagai salah satu calon dari penghuni syurga?"
dongeng kisah cerita anak
Dongeng anak
Laki-laki itu pun menjawab "Aku tidak melakukan amalan-amalan yang istimewa, akan tetapi sebelum tidur Aku berusaha mengingat kesalahan - kesalahan saudara ku seiman. Dan Aku berusaha mema'afkan kesalahan-kesalahan mereka sebelum Aku tidur, Aku hilangkan rasa iri dan dengki terhadap karunia Allah SWT yang di berikan kepada saudara ku".
Hikmah Cerita
Adik-adik ternyata jika kita memaafkan kesalahan - kesalahan teman kita sesama muslim, Allah SWT akan memberikan syurga sebagai balasannya.
Kita harus bersyukur atas nikmat yang di berikan-Nya untuk kita. maka hati kita pun akan lebih senang dan lapang, dan teman-teman kita pun akan suka kepada kita.
Karena Orang-orang yang mempunyai sifat Dengki dan sifat pemdendam merupakan Kawan syaiton. dan orang yang mempunya sifat iri dan dengki nya pun tidak akan disukai oleh teman-temannya yang lain.
Adik-adik tentu ingin punya banyak teman dan di sayang oleh semua Orang, kan? Maka jadilah adik-adik orang yang pemaaf, dan Allah SWT pun akan menyayangi Adik-adik.
((يطلع عليكم الآن رجل من أهل الجنَّة، فطلع رجل من الأنصار، تَنْطِفُ (1) لحيته من وضوئه، قد تَعَلَّق نَعْلَيه في يده الشِّمال، فلمَّا كان الغد، قال النَّبي صلى الله عليه وسلم مثل ذلك، فطلع ذلك الرَّجل مثل المرَّة الأولى، فلمَّا كان اليوم الثَّالث، قال النَّبي صلى الله عليه وسلم مثل مقالته أيضًا، فطلع ذلك الرَّجل على مثل حاله الأو��ى، فلمَّا قام النَّبي صلى الله عليه وسلم تبعه عبد الله بن عمرو بن العاص، فقال: إنِّي لَاحَيْت (2) أبي فأقسمت ألَّا أدخل عليه ثلاثًا، فإن رأيت أن تُـؤْوِيَني إليك حتَّى تمضي، فَعلتَ. فقال: نعم. قال أنس: وكان عبد الله يحدِّث أنَّه بات معه تلك الليالي الثَّلاث، فلم يره يقوم من اللَّيل شيئًا، غير أنَّه إذا تعارَّ وتقلَّب على فراشه، ذَكَر الله عزَّ وجلَّ وكبَّر حتَّى يقوم لصلاة الفجر، قال عبد الله: غير أنِّي لم أسمعه يقول إلَّا خيرًا. فلمَّا مضت الثَّلاث ليال، وكدت أن أحتقر عمله، قلت: يا عبد الله، إنِّي لم يكن بيني وبين أبي غضب ولا هَجْرٌ، ولكن سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ثلاث مِرَار: يطلع عليكم الآن رجل من أهل الجنَّة، فطلعت أنت الثَّلاث مِرَار، فأردت أن آوي إليك لأنظر ما عملك، فأقتدي به، فلم أرك تعمل كثير ��ملٍ، فما الذي بلغ بك ما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم؟ فقال: ما هو إلا ما رأيت، غير أنِّي لا أجد في نفسي لأحد من المسلمين غِشًّا، ولا أحسد أحدًا على خير أعطاه الله إياه. فقال عبد الله: هذه التي بلغت بك، وهي التي لا نطيق)) (3) .
- وعن زيد بن أسلم، أنَّه
0 notes
Text
SHOLAT DI MANA?
“Udah adzan, yu ke masjid” ajakku pada temanku yang sedang asik memandang Handphonenya
“Disini aja lah. Di rumah. Sama aja, sama-sama sholat” dia menjawab, tanpa melepaskan pandangannya dari layar handphonenya.
“eh, laki-laki itu, selama bisa, harus ke masjid loh” Aku menegaskan.
“Kata siapa? Orang bapak gue juga suka sholat di rumah.” Dengan santai dia menjawab.
Aku menghela nafas sejenak. Mengumpulkan kata-kata, agar tersusun rapih, agar dia mau mendengarkan aku. Aku berjalan ke hadapannya, duduk sila di hadapannya. Aku turunkan handphonenya yang menghalami wajah kami berdua. Kini, kami saling berpandangan, satu sama lain.
“Bro, laki-laki itu, harus ke masjid bro. Zaman nabi dulu juga, ada orang buta yang minta keringanan agar gak ke masjid karena kebutaannya. Tapi karena masih kedengeran adzan dari rumahnya, maka Nabi Muhammad SAW tetep memerintahkan orang buta itu untuk ke masjid. Lah, terus masa lu yang biasa-biasa gak kenapa-kenapa malah males-malesan?” dia diam mendengarkan.
“Kata hadits juga, kalau kita denger adzan, maka harus didatangi, kalau engga, maka shalatnya enggak akan dianggap loh. Kecuali kalau lu lagi ada udzur, kayak sakit atau emang ada badai besar. Nah, kita kan ini masih sehat segar bugar” Dia masih diam mendengarkan.
“Bahkan, Rasulullah SAW pernah bilang. Kalau beliau pingin ngumpulin kayu bakar, dan ngebakar rumah orang-orang yang gak ikut shalat berjamaah di masjid. Bukan buat bakar orangnya, tapi bakar rumahnya, karena rumah itu bikin nyaman, dan bikin orang gak mau pergi ke masjid” aku menyelesaikan penjelasanku.
“Ah, yang bener?” dia bertanya sambil menegakkan punggungnya yang sedari tadi bersandar di tembok.
“Iah, betul. Itu hadits yang gue baca, bukan kisah dongeng bro. Makannya gue ngajak ke masjid, bukan mau sok-sokan islami. Cuman sayang aja, kita solat di rumah, eh pahalanya gak diitung.” Jawabku
“Lagian, kalau shalat di masjid, lebih banyak pahalanya. Kalau ke masjid, 25 kali lipat pahalanya, dan kalau berjamaah, pahalanya 27 derajat lebih banyak. Padahal, gerakan solatnya sama kayak di rumah. Tapi cuman karena beda tempat, kita dapet lebih banyak pahala.”
“Belum lagi, setiap langkah orang yang ke masjid itu, bisa menghilangkan dosa dan menambah pahalanya. Kurang apa coba? Makannya, sholat disini, ama di masjid, beda.” Aku menambahkan.
“Wah, sayang banget dong kalau gak ke masjid?” dia bertanya.
“Yaiyalah” aku menjawab.
“Yasudah, sebentar. Aku bersiap dulu” Dia menuju ke lemarinya, mengambil sarung.
“yuk” dia mengajakku, aku pun mengikuti ajakannya.
---
“Oia, kalau perempuan? Dia wajib ke masjid juga gak sih? Kok kadang, gue jarang liat cewek di masjid?” Dia bertanya karena penasaran.
“Kalau cewek, lebih utama kalau mereka shalat di rumah. Tapi gak dilarang juga kalau mau ke masjid. Tapi lebih diutamakan di rumah sebenernya.” Aku menjawab rasa penasarannya
Akhirnya kami keluar rumah, bergegas menuju masjid.
“By the way, apa lu baru denger tentang pentingnya laki-laki untuk sholat di masjid?” tanyaku
“Iah. Bahkan orangtua gue juga gak pernah jelasin kayak begini. Maklum, emang gue juga jarang denger ilmu agama sih, jadi gue juga gak paham. Hehehe” dia menjawab sambil senyum
“Syukurlah. Seenggaknya, anak lu bakal rajin ke masjid. Karena bapaknya udah tau ilmunya, dan bakal ngajarin suatu saat kelak.” Jawabku
Dia mengaminkan kalimat doa’ku.
Kami tiba di masjid. Dan sedang berkumandang iqomah. Kami tak sempat sholat sunah, tapi setidaknya, aku bisa membawa temanku ke tempat dimana seharusnya kami melaksanakan sholat.
---
Kisah diatas tidaklah nyata, tapi tentang laki-laki yang malas ke masjid? Ya, itu nyata, ada di sekitar kita.
Hadits yang dibahas diatas bersumber dari https://muslimafiyah.com/10-alasan-kenapa-laki-laki-harus-shalat-berjamaah-di-masjid.html
Wallahu’alam bisshawab
SHOLAT DI MANA? Bandung, 19 Februari 2017
187 notes
·
View notes