A 21 year old INTJ girl. Civic Education student. I write, too. Because there are so many things I can't say out loud, yet I always find a way to put it into words | Also write on vihantikarachma.wordpress.com | 🐦/📷: @vihantikarach
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Guru yang paling jauh di dunia ini adalah masa lalu. Dan setelah mati maka dunia dengan segala keindahannya adalah masa lalu.
4 notes
·
View notes
Text
Suka atau tidak suka, orang-orang terdekatmu akan berubah. Entah menjadi lebih baik atau lebih buruk. Cepat atau lambat orang-orang terdekatmu akan berubah. Entah menjadi semakin akrab atau semakin asing.
1 note
·
View note
Text
Sexual Harassment | A Self Reminder Pt. 9
Sebetulnya sudah lama sekali saya ingin angkat tema ini. But, I don’t know why? selalu berhenti ditengah jalan. Padahal ini bukanlah kasus semacam this too shall pass. Ini penting buat diangkat. Dan engga tau kenapa puncaknya itu, pas hari senin kemarin, dalam sehari saya bisa beberapa kali ngebaca ataupun mendengar berita mengenai sexual harassment di beberapa jam yang berbeda dan semuanya itu secara engga disengaja. Yaa kayak saya lagi buka apa, eh muncul berita tentang sexual abuse, atau lagi dijalan engga sengaja denger cewek yang ngerasa risih karena di cat-calls sama cowok-cowok iseng. Mungkin ini adalah petunjuk dari Allah SWT sehingga saya harus menulis konten ini. Buat kalian yang udah sering banget baca berita, mendengar ataupun menonton pembahasan seputar sexual harassment, rape culture and many more. Saya berharap kalian engga pernah bosen dan semoga juga kita bisa sama-sama saling menguatkan mereka yang sudah menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual.
Konten ini akan saya awali dengan pengalaman dari diri saya sendiri. Beberapa waktu kebelakang ini saya merasa terganggu dengan cowok-cowok yang kerja di toko matrial, nah toko matrial ini selalu saya lewati saat hendak pergi ke kampus, bukan satu-satunya jalan sih sebenarnya, cuma kalau ambil rute lain itu akan lebih sangat jauh, lebih wast the time dan lebih nguras tenaga, so pasti. Awalnya sih cowok-cowok ini hanya ngeliatin gitu tiap saya lewat dan saya yakin sambil ngeliatin sambil ngomong-ngomong gitu deh, meski saya engga merhatiin mereka ngomong apa. Walaupun cuma diliatin saya tetep ngerasa risih, saya bener-bener ngerasa jadi ‘objek’ mereka dan siapa yang tahu juga kan mereka ngeliatin sambil mikirin yang aneh-aneh? Perlu diingat, pakaian yang saya pake udah sopan banget. Pake baju batik, celana bahan, kerudung, dan engga ada ketat-ketatnya sama sekali. Jadi buat kalian yang mau menghakimi saya ini dan itu, berhenti sampai disini.
Esoknya, pagi hari tepatnya, saya lewat toko matrial ini lagi. Si cowok-cowok iseng ini udah disana sambil angkut-angkut barang gitu. Pagi itu saya belum mandi, keluar pakai celana training, baju dilapisi jaket yang kebesaran dan juga kerudung. Ya pagi itu no makeup bangetlah, males juga kan belum mandi tapi udah bedakan -__-. Tapi si cowok-cowok ini tetep aja ngisengin manggil-manggil dan sok-sok an nanya hal yang engga penting, duh gusti.. udah ingin gue gaplok aja rasanya. Saya pikir kalau saya jawab dengan sopan mereka bakal diem, besoknya makin menjadilah ini si para kutu kupret. Besoknya lagi, posisinya sore hari tapi para kutu kupret ini masih stay disana, lagi beres-beres gitulah kayaknya. Masih dengan setelan rapih dan sopan untuk ke kampus, saya lewat dengan terburu-buru, udah males aja sama mereka, mana capek habis kuliah, harus juga ya dibuat badmood sama mereka? Dan tau engga mereka manggil apa? Hei, aisyah, aisyah, mau kemana? Astagfirullahaladzim. Buset deh lo pikir lo Muhammad? Batin saya saat itu karena kesalnya. Bukannya saya engga seneng dipanggil aisyah. Saya juga ngertilah posisi dimana saya harus senang dipanggil aisyah dan dimana yang engga. Lagian nama saya juga bukan aisyah kelesss…
Itu adalah singkat cerita pengalaman engga menyenangkan yang saya dapatkan. Jujur aja, engga ada seneng-senengnya saya di kayak gituin, yang ada ingin nonjok iya! engga merasa tiba-tiba cantik dengan di cat calls sama cowok-cowok kurang asem itu. Dan engga mendadak ngerasa jadi Miss Universe lah pokoknyaaa.
Tahun 2018 kemarin publik banyak banget disuguhi kasus kekerasan dan pelecehan seksual. Yang buat saya miris disini, kasus-kasus ini engga cukup membangkitkan gerakan perlawanan yang masif. Kayak udah ngilang gitu aja. To be honest, saya eneg sama budaya damai-damainya kita ini. Saya tahu Indonesia benar-benar menjunjung tinggi asas kekeluargannya. Namun sangat disayangkan sekali hal ini malah dimanfaatin oleh oknum-oknum pengecut yang engga mau bertanggung jawab. Ya pokok b*jing*n banget lah.
Korban-korban pelecehan seksual ini bahkan sampai kepaksa dua kali menanggung kemalangan. Pertama, karena menjadi korban kejahatan seksual dan kedua sekaligus korban kriminalisasi dan diskriminasi. Masih ingat kan kalian dengan kisahnya bu Baiq Nuril?
Jadi bu Baiq Nuril ini adalah mantan guru honorer SMAN 7 Mataram. Ia dikriminalisasi oleh Muslim. Si Muslim ini adalah kepala sekolah SMAN 7 Mataram. Jadi kasusnya ini adalah bu Baiq Nuril ini merekam percakapan telepon antara Muslim dengan dirinya yang diduga bermuatan pelecehan secara verbal. Rekaman itu dijadikan bukti oleh rekan bu Baiq Nuril, Imam Mudawin, untuk pelaporan ke Dinas Pendidikan dan DPRD setempat. Alhasil, si Muslim ini di mutasi. Namun, sayang beribu sayang bagi Bu Nuril, si Imam ini justru menyebarkan rekaman itu ke banyak pihak yang akhirnya Bu Nuril digugat oleh si Muslim dengan sangkaan melanggar pasal 27 ayat (1) UU ITE. Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kota Mataram membebaskan Bu Nuril dari sangkaan tersebut, tapi jaksa penuntut umum mengajukan kasasi ke MA sehingga Bu Nuril di kenakan 6 bulan kurungan serta denda sebesar 500 Juta rupiah. Hufffttthhhh…..
Kasus selanjutnya yang benar-benar menyita perhatian saya pribadi ialah kasus Agni yang seorang mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada bulan November lalu. Kenapa menyita perhatian saya? Karena dulu itu UGM adalah kampus impian saya sebelum pada akhirnya saya stay untuk berkuliah di kampus saya yang sekarang.
Agni mengalami kekerasan seksual dari rekannya sendiri saat menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode Juli-Agustus 2017 di pulau Seram, Maluku. Agni ini baru berani melakukan pelaporan ke kepolisian pada pertengahan Desember lalu, setelah banyaknya dukungan yang mengalir kepadanya. Sebelumnya, Agni harus menerima kenyataan bahwa pihak kampus sendiri menyikapi kasusnya sebagai pelanggaran ringan. Pelaku tak bisa dikeluarkan, melainkan hanya diberi sanksi berupa penundaan kelulusan dan pengulangan KKN. Pihak rektorat juga belum memberi keputusan terkait rekomendasi sanksi yang diajukan tim investigasi sejak Juli 2018. Dan pada akhirnya saya sendiri kurang paham kasus ini ujungnya bagaimana? Menggantungkah? Atau ada tindak lanjut yang lain? Please buat kalian yang tahu, let me know about it.
SOME INFORMATIONS WE ALL NEED!!
Daritadi saya udah bahas panjang mengenai kasus-kasus sexual abuse. Tapi saya yakin masih banyak yang nganggap remeh mengenai kasus pelecehan seksual dan masih kurangnya edukasi tentang hal ini.
Lalu apa sih pelecehan seksual itu?
Nah guys, pelecehan seksual adalah perilaku yang berhubungan dengan seks yang tidak diinginkan, dan terjadi secara lisan, tindakan maupun lewat isyarat. Jadi, pelecehan seksual itu engga sebatas sentuh-sentuhan doang guys! Lisan dan isyarat pun masuk kedalamnya.
Apa saja sih yang termasuk tindakan pelecehan seksual?
1. Pemerkosaan atau percobaan pemerkosaan. Buat yang ini saya yakin teman-teman pembaca semua udah pada tahu kan?
2. Pemaksaan keinginan seksual yang tidak diinginkan. Well, banyak info yang masuk ke telinga saya tentang pemaksaan keinginan seksual yang tidak diinginkan. Kasus ini biasanya terjadi pada orang yang pacaran. Saya mah engga dalam kapasitas menyalah orang yang pacaran ya, catat itu! Yang saya perkarakan disini adalah biasanya karena si cewek udah terlalu cinta sama si cowok, nah si cewek ini kalau dipaksa cowoknya untuk melakukan tindakan asusila mau aja gitu. Kalau engga mau si cowoknya ini bakalan mutusin si ceweknya dan apalah-apalah dibelakangnya.
3. Memegang, menyudutkan, bersender kepada seseorang yang tidak diinginkan.
4. Memandang dan melakukan gestur seksual.
5. Bercandaan, ejekan, komentar, pertanyaan, pernyataan seksual yang tidak diinginkan. Untuk yang ini kasusnya seperti yang dialami oleh bu Nuril yaa
6. Bersiul kepada orang lain. Nah, jangan salah ya.. siul-siulan juga termasuk dalam tindakan pelecehan seksual.
7. Cat calls
8. Komentar seksual terhadap bentuk tubuh, cara berpakaian, maupun penampilan orang lain.
9. Ekspresi wajah, kedipan mata, throwing kisses atau licking lips. Nih buat yang matanya suka kayak orang cacingan, kedip-kedip sembarangan. Itu termasuk pelecehan seksual.
Guys. Kita pasti sering denger kenapa dewasa ini pelecehan seksual seperti di normalisasi? Hal itu tampak terjadi dikarenakan: 1) Rape Culture, 2) Victim Blaming, dan 3) kurangnya edukasi menyeluruh akan sexual behaviour dan sexual violence.
Lain kali, maybe dipostingan selanjutnya saya bakal share apa itu rape culture dan victim blaming. Bagi teman-teman yang belum tahu bisa ko setelah ini untuk search di google dan kita diskusikan bareng-bareng disini.
Selanjutnya saya terpelatuk dengan postingan yang diunggah oleh akun Instagram @lawanpatriarki. Jadi akun ini ngunggah salah satu cerita korban pelecehan seksual, sebut saja namanya geulis berumur 14 tahun. Selain menjadi korban pelecehan seksual si geulis ini juga jadi victim blaming. Saya engga tega kalau harus menceritakan kasusnya geulis disini, ingin nangis aja rasanya. Kalian bisa cek sendiri ya di akun ignya @lawanpatriarki. Pokoknya gimana ya? Hukum di Indonesia itu lemah, memang itu fakta! Apalagi untuk kaum wanita dan anak-anak, apalagi orang miskin T_T. Polisi Indonesia yang bergerak super duper lelet macam siput. Intinya lewat kisah si geulis ini kalian bisa membayangkan betapa b*do*nya negara ini. Sorry banget kalau saya terkesan kasar, karena engga tahu lagi apa yang harus dibanggakan? Bagi saya negara yang hebat itu adalah negara yang mampu mensejahterakan rakyatnya. Khususnya rakyat kecil. Mau sehebat apapun teknologi dan armada perang yang dimiliki negara namun jika rakyatnya sengsara itu tetap merupakan suatu kegagalan.
Masih banyak pertentangan jika terjadi pelecehan seksual yang pertama akan disalahkan adalah si korban dengan pakaiannya. Kebetulan saya memiliki banyak teman dikampus yang berpakaian syar’I, oh ya kampus saya juga kerap dijuluki sebagai Universitas Pesantren Indonesia padahal sebetulnya kampus saya ini kampus umum. Nyaris 2 tahun lebih berkuliah disini, saya masih saja melihat bentuk-bentuk pelecehan seksual kepada teman-teman saya yang berpakaian syar’i ini. Islam memang mengajarkan perempuan untuk menutup auratnya, namun yang sering menyalahkan korban pemerkosaan benar-benar harus tahu bahwa laki-laki juga harus menjaga pandangannya. Bagi yang masih sering menyalahkan korban pelecehan seksual karena pakaiannya yang provokatif, mohon buka pikiran dan mata kalian. Si pelaku juga bersalah, mereka engga menjaga pandangan dan mengontrol nafsu mereka.
#sexualharassment#pelecehanseksual#sexualabuse#agni#baiqnuril#pendidikanseks#victimblaming#rapeculture#selfreminder#islam#wanita#hukum#HAM#indonesia#pria#patriarki
0 notes
Text
Cieee. Yang buat snapgram terus berharap di reply oleh diaaa. Hahahahahahahahahahaha.
(sekali-kali update yang kayak gini, biar ga dikata 'Ka..kamu kalo update bijak mulu sih kata2nya'😄)
1 note
·
View note
Text
Apa sih yang engga buat aku?? | A Self Reminder Pt. 8
Hello world!!! And how are you good people?!
Well ya, saya balik lagi dengan konten seputar SNMPTN 2019. Di tahun lalu juga saya pernah post mengenai SNMPTN 2018, mungkin isi postan kali ini akan sedikit mirip dari yang tahun kemarin, tapi ada hal yang membuat postan kali ini berbeda. Ummm, ya! Saya bakal review jujur banget bagaimana rasanya 6 x gagal masuk PTN!!! Wkwkwkwk. Gagal ko bangga? Aneh kan?
Mungkin cerita ini engga akan se-interest vlog-nya Rendy Setiawan yang kisah hidupnya diterima di dua PTN favorit sekaligus!! (by the way, doi diterima di pendidikan dokter UGM dan FTTM ITB, but he choose FTTM ITB) dan doi rela meninggalkan D3 Teknik Elektro UGM yang sudah diraihnya lewat jalur UTUL UGM demi berusaha mencapai apa yang doi inginkan sejak duluuu, yaitu masuk FTTM ITB.
And yeah! Kalau kamu berekspetasi cerita ini juga akan semenarik level galaunya Maudy Ayunda yang diterima S2 di Harvard University (Master of Education) dan Stanford University (Master of Bussiness Administration) go awayyy!!! Karena ini akan jauh sekali dari itu!
Kisah ini cuma menceritakan remaja yang super duper biasa-biasa saja, bukan anak jenderal ataupun anak konglomerat, yang pada tahun 2016 ngotot mau banget kuliah! Tapi sayangnya ditolak sana-sini! Wkwkwk.
So without talking too much, let’s start!
Penolakan pertama adalah pada saat ditolak SNMPTN 2016. Sakit hatinya tuh sampai level marahnya chef Juna di master chef kali ya! (lebay) haha. Hal-hal yang saya pikirin tentang SNMPTN 2016 yaa.. ingin lulus SNMPTN dong! Kalau lulus snmptn kan enak, saya ga perlu cape-cape mikir lagi buat SBMPTN. Tinggal daftar ulang, beres deh urusan! Enak aja gitu kan kalau lulus snmptn, berasa segala urusan bener-bener diperlancar sama yang diatas. Hidup saya bakal terasa indah banget gitu, tinggal haha-hihi sama teman-teman dan engga perlu risau kalau ditanya sama keluarga ataupun guru-guru ‘kuliah dimana’? Tinggal jawab, alhamdulillah diterima SNMPTN di jurusan anu pak, bu..
Setelah di evaluasi lagi di masa sekarang, saya ngerasa dulu itu saya sangat ambis. Waktu SMA saya berada di kelas penjurusan IPA, sementara saya ingin banget masuk kuliah rumpun IPS atau SOSHUM. Dari situ harusnya saya bisa mikir, kecil kemungkinan untuk diterima. Tapi karena pede overload (eh, engga overload banget ketang!) saya yakin-yakin aja diterima. Ya katanya kan hidup harus optimis dan yakin dengan apa yang telah kita pilih, dan saya juga gatau kenapa ngotot banget pilih jurusan yang rumpunnya SOSHUM? Nah begini… pada masa pra-snmptn, banyak banget tuh konsultan-konsultan (orang-orang yang mendadak jadi konsultan kuliah) yang ngomong tentang seputar dunia perkuliahan. Entah itu datangnya dari guru langsung, dari kakak kelas yang udah pengalaman snmptn, dari orangtua, atau bahkan dari konsultan kuliah yang benar-benar bekerja dibidangnya (ex: psikolog, dll). Dari mereka selalu bilang, pilihlah jurusan yang benar-benar kamu inginkan yang sesuai dengan hati nurani. Tapi ada satu dari mereka yang bilang, “kamu serius mau jurusan ini? kamu anak IPA, kamu engga bakal diterima dijurusan ini, nilai rapor kamu kan IPA masa mau ngajuin jurusan IPS, ya engga akan sinkron..” begitulah kurang lebih doi bilang. Di dalam hati saya meng-iyakan apa yang dikatakan orang tersebut, tapi andai kata saya pilih jurusan kuliah saintek terus keterima (GR banget ya keterimaa, wkwk) tapi saya setengah hati dan malah engga diambil? Yang rugi bukan hanya saya seorang, tapi sekolah juga… nasib adik-adik kelas saya nanti… karena peraturannya bagi siswa yang dinyatakan lolos snmptn tapi ia tidak melanjutkan atau mengambil hasil snmptn itu, yang kena imbasnya adalah sekolah yang mana sekolah tersebut akan di blacklist dari universitas yang bersangkutan di snmptn tahun depan. Engga! Saya engga ingin hal itu terjadi.
Lalu pertanyaannya, apakah diantara banyaknya jurusan kuliah kategori saintek engga ada satupun yang menarik minat saya?
Tentu saja ada! Saya mau banget ambil pendidikan kedokteran, gila banget kan? Engga nanggung saya minatnya, hahaha. Cita-cita saya dari kecil kan ingin jadi dokter, wkwk. Tapi saya cukup tau diri untuk engga ambil kedokteran. Saya tau banget ada jutaan siswa di Indonesia ini yang masih lebih pintar dari saya untuk ambil kedokteran. No! No! Bukan maksud saya rendah diri. Actually, saya tahu kapasitas saya dimana, kuliah kedokteran itu lama, dan akan banyak sekali mengeluarkan biaya-biaya yang berhubungan dengan kuliah kedokteran, intinya engga sanggup aja gitu kalau di pikir-pikir pada saat itu. Lalu kenapa engga ambil matematika? fisika? kimia? atau ilmu kesehatan lainnya yang masih ada hubungannya dengan dokter? Atau kenapa engga minat jadi perawat?
Saya engga minat, terus terang saja. Saya engga memiliki gairah dibidang itu. Bisa melakukan sesuatu belum tentu bisa menyukai hal yang dilakukan. Seperti itulah rasanya. Makanya dulu pas SMA saya ini dibilang anak IPA yang berjiwa sosial, jiakkkhhh.. semua orang juga berjiwa sosial kali Ka!!! Hm, ya intinya saya ingin melakukan sesuatu yang rasanya bukan cuma bermanfaat untuk diri saya sendiri tapi juga bermanfaat untuk orang banyak. Even didunia ini engga ada hal yang Allah ciptakan yang engga berguna, pasti semuanya berguna. Hanya saja setiap manusia memiliki jalannya masing-masing untuk memilih apa yang bisa dia lakukan bagi dirinya dan juga sekitarnya.
Setelah pengumuman yang menyatakan kalau saya gagal snmptn, engga mungkin saya engga galau. Sedih, iya! Sakit hati, iya! Iri dengan teman yang lolos snmptn, iya! Kesal, iya! Nano-nano dehh rasanya. Yang ngasih nasihat, yang nyabar-nyabarin juga banyak, tapi kesedihan tidak bisa hilang sekejap mata kan guys??
Galau saya untungnya tidak berkepanjangan. Selama proses healing itu saya sadar, saya bisa terima dan saya bisa mengerti kenapa saya engga lolos snmptn. Mungkin kalau Allah segampang itu untuk memuluskan karir saya setelah SMA, saya akan jadi orang yang jumawa, cepat berpuas diri, bisa jadi sombong, engga paham apa itu arti jatuh dan bangkit, engga akan pernah bisa berproses dari yang namanya kegagalan atau mungkin saya bisa saja menyinggung perasaan teman-teman yang gagal keterima snmptn dengan saya yang heboh ngasih pengumuman sana-sini bahwa saya keterima snmptn. In the other side saya merasa berterimakasih telah gagal snmptn. I know it’s weird, but it’s make me more wise.
Next! Perjuangan di SBMPTN.
Gagal? Iya dong! SBMPTN itu masuk dalam 6 list penolakan PTN. Wkwkwk.
Masih inget aja saya buka pengumuman sbmptn pas mau buka puasa. Sampe engga minat berbuka puasa saya tuh guys! Cemberut parah pas makan aja! Iyalah, boro-boro mau senyum! Bingung cuy, ibarat kata sbmptn itu nyawa terakhir saya buat masuk PTN.
Hari-hari sebelum sbmptn, tentu saja saya isi dengan latihan soal-soal di buku SBMPTN yang sudah sempat saya beli. Jujur, saya engga ikutan bimbel sama sekali. Soalnya dulu kalau ikutan bimbel harus ambil jurusan kuliah yang selaras dengan jurusan saat di SMA, yang dimanaaa tentu saja saya tidak memilih itu. Karena ketika SBMPTN saya masih kekeuh dengan jurusan yang sama ketika snmptn. Ya begitulah! Belajar ala kadarnya, ngedeketin teman-teman IPS untuk nanya beberapa hal yang kurang dimengerti. Beruntungnya saya suka mata pelajaran yang berbau hafalan, seperti sejarah, sosiologi, dan lain sebagainya.
Biar tidak ada yang hilang dari bagian cerita SBMPTN ini, saya ceritakan tentang saat ujian SBMPTN. GILA WOYYY!! SOALNYA SUSAHHHH!!!! Apalagi tuh yang bagian TKD (Tes Kompetensi Dasar) yang tipe soalnya logika-logika itu lhoo… Pokoknya buat kalian yang sedang berjuang SBMPTN, inget ya! sebelum ujian makan yang banyak, bawa bekel sendiri, bawa minum sendiri, karena ujiannya sangat menguras tenagaaa wahai netizen sekaliannn. Apalagi pengisian soal SBMPTN masa saya itu berlaku sistem plus-minus. Saat saya melihat wajah teman-teman diruangan saya yang sama lagi ngerjain soal, ada yang udah pucet, ada yang udah berapa kali bulak-balik toilet. Cuma saya doang yang stay cool, sok-sok’an bisa padahal udah klenger-klenger nih adek! Ya gimana gamau stay cool, wong saya kebagian nomor duduknya di depan persis meja pengawasnya langsung. Galak punya lagi pengawasnya! Ada yang kena tegur juga lho karena si peserta engga bisa diem. Ya saya mah pasang wajah nurut aja, biar pengawasnya respect. Itu juga si pengawasnya ngeliatin terus kertas jawabannya saya. Duh, adek kan gugup bang kalau diliatin terus! Masih banyak yang kosong dikira blo’on, padahal kan niatnya menghindari minus kalau salah. Kalau ngisi banyak dikira sok pinter. Yhaa, begitulah kurang lebih atmosfernya saat ujian sbmptn. Intinya ujian sbmptn itu lebih sulit soal-soalnya dibandingkan soal-soal Ujian Nasional bosquu..
Next! Setelah membaca pengumuman SBMPTN yang menyatakan kalau saya gagal, malamnya so pasti saya galau againnn. Mewek malah, mau dibagaimanakan nasib saya kalau sbmptn saja gagal? Masa iya nikah? Calon aja engga punya! Masa iya nikah sama kambing?! Jangan bercanda deh ah!
Ketika galau gagal sbmptn itu, saya cerita dengan salah satu kakak kelas saya, saya engga tau kenapa waktu saya cerita sama kakak kelas saya ini, saya ngerasa mereka lebih pengertian. Oke maksudnya begini, mereka itu engga hanya sekedar ngasih motivasi atau bilangin saya harus sabar, mereka cukup ngerti untuk tidak melulu mengatakan itu. Mereka nge-treat saya dengan cara yang berbeda, mungkin karena mereka lebih berpengalaman tentunya dan mereka juga lebih dewasa secara pemikiran dibanding saya yang pada kala itu masih belum lepas dari jiwa-jiwa anak SMA.
Kakak kelas saya ini memberi masukan yang cukup mampu buat saya bangkit lagi, percaya diri lagi! Intinya sih mereka bilang ‘selama kamu mampu kamu harus coba! ngapain nyerah! masih banyak ptn yang buka jalur selain snmptn dan sbmptn! kalau kamu merasa ujian mandiri itu berat karena dibebankan uang pangkal kampus, ya kamu cari kampus yang engga pakai uang pangkal. Ada ko kampus yang ujian mandirinya engga pakai uang pangkal! Masih ada SPAN-PTKIN, masih ada ujian kedinasan dan lain-lainnya. Coba dulu.’
Setelah mendapat banyak wejangan dari kakak kelas yang tentunya lebih dari apa yang saya ceritakan tadi, malam selanjutnya saya mulai rajin buat buka laman atau website kampus yang masih membuka penerimaan mahasiswa baru. Saya buat listnya semua dalam satu buku. Bukunya masih ada sampai sekaraaang! Buku perjuangan! wkwkwk.
Saya mencoba daftar jalur raport masuk UGM. Duh apa ya namanya? Kalau engga salah namanya PMB SV UGM (Penerimaan Mahasiswa Baru Sekolah Vokasi UGM) Nah sekolah vokasi UGM ini semuanya program D3 engga ada yang S1. Karena hanya bermodalkan nilai raport dan biaya registrasi yang cukup terjangkau daftar aja deh kesana! Engga pake acara kudu ke Yogyakarta nya langsung. Dengan bismillahirahmanirrahim dikirimlah file itu ke pihak UGM. Hal baru yang bisa diambil saat itu adalah, keterima syukur engga juga engga apa-apa. Namanya juga usaha
Sambil menunggu pengumuman PMB SV UGM. Saya juga mendaftar di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB dulunya NHI ‘National Hotel Institute’). Ngakak sih pas saya daftar kesini. Mama yang ngerekomendasikan. Tes disini cukup panjang yaitu selama 4 hari, karena selain menguras tenaga pada saat bulan puasa, tes di STPB ini juga untuk biaya registrasinya cukup menguras kantong. Tapi banyak ilmu dan banyak teman baru yang bisa saya ambil dari perjalanan tes di STPB ini. Saya sama sekali engga tau dunia per-pariwisataan itu bagaimana. Makanya sebelum tes, saya benar-benar cari tahu segala hal berbau pariwisata. Ya pokoknya seru deh! Saya ketemu orang-orang humble yang masih berteman sampai sekaraaang! Mungkin untuk pengalaman tes di STPB ini bakal saya buat di postingan yang lebih khusus ya. Anyway, STPB ini dibawah kementrian pariwisata langsung. Sama seperti Poltekkes Kemenkes.
Pengumuman PMB SV UGM keluar, dan saya masih dinyatakan tidak lolos. Pun dengan pengumuman yang di STPB. Empat kali ditolak membuat saya lebih bisa ngendalikan emosi saya saat itu. Detik saya ditolak snmptn sebetulnya saya sudah tahu, bahwa kedepannya jalan yang akan saya lalui pasti sulit. Ini hanya ujian diawal. Belum seberapa.
Percobaan kelima dan keenam, saya tes ujian mandiri di UNSOED dan UNDIP. Yang di unsoed ini saya masih bisa tes di cirebon, nah kalau yang di undip ini saya harus ke Semarangnya langsung coy! wkwk. Sumpah I dunno anything about Semarang. Cuma bermodalkan nekat doang untuk pergi kesana! Eh tentunya belajar juga dong!
Ngakak sih sebetulnya kalau nyeritain perjalanan ke UNDIP Semarang ini. Saya berangkat kesana bareng teman cewek saya. Serius berdua, dan cewek doang yang engga tahu apa-apa tentang Semarang. Saya lupa gimana cara ngeyakinin Mama pas mau berangkat ke Semarang. Nekat banget saya Ya Allah kalau dipikir-pikir lagi sekarang. Engga tau mau makan atau tidur dimana? UNDIP nya aja kagak tau dimana! Kembali lagi pada prinsip, yah namanya juga usaha.
Alhamdulillah, saya selalu yakin Allah pasti akan selalu memberikan jalan buat hamba-hambanya yang mau berusaha. Meski diawal saya sama teman saya ini cukup kesulitan cari tempat tidur disana untuk satu malam, tapi akhirnya kami menemukan penginapan yang murah dan worth it. Jaraknya memang agak sedikit jauh dari kampus UNDIP, tapi it’s okay yang penting bisa tidur dan mandi.
Singkat cerita karena pagi hari kami sudah tiba di Semarang, turun di stasiun dan cari makan. Baru kami naik taksi ke UNDIP. Sampai Undip kami langsung survey tempat ujian, lalu kami pesan penginapan. Sampai penginapan, kami berberes, mandi, lalu kembali belajar lagi. Nah, pada siang menjelang sore karena jenuh belajar terus materi untuk ujian masuk undip, sayang sekali rasanya kalau udah di kota orang tapi engga menjelajah wisata disekitarnya. Akhirnya, saya sama teman saya ini memutuskan untuk main-main ke Lawang Sewu dan simpang lima Semarang guysss! Ini yang dinamakan sambil menyelam minum air, hehehe.
We enjoyed our trip! Ya stress juga kan karena sampai udah lebaran saya dan temen saya ini masih belum juga diterima kuliah, refreshing sebentar deh di kota orang meski besoknya mau tempur lagi. Poin yang bisa saya ambil dari perjuangan masuk kampus 2016 ini adalah, jadi nekat itu asik!
Hari ujian masuk undip pun tiba. Ya suasananya engga terlalu jauh beda dengan tes-tes masuk PTN sebelumnya. Dan saya merasa cukup enjoy mungkin karena sudah terlalu terbiasa dengan soal-soal seperti ini. Setelah ujian selesai, tanpa berlama-lama lagi di kota orang karena uang saku yang kami bawa pun engga terlalu banyak, sore harinya kami kembali lagi untuk pulang.
Sembari menunggu hasil ujian Unsoed dan Undip, saya mencoba tes terakhir yang saya tahu untuk masuk PTN. Yaitu ujian masuk Universitas Pendidikan Indonesia. Pada saat itu pintu masuk untuk ke PTN sudah banyak ditutup, hanya tinggal di UPI dan beberapa univeritas negeri lainya, tidak banyak, saya lupa apa saja. Saya memutuskan bahwa UPI adalah perjuangan terakhir yang saya coba untuk masuk PTN tahun ini (2016), setelahnya mungkin kalau engga diterima lagi emang takdirnya saya engga harus di PTN.
Tes ujian masuk ke UPI membuat saya harus berangkat kembali ke Bandung seorang diri. Kali ini untungnya saya memiliki saudara disana, tidak seperti saat di Semarang. Tes masuk di UPI cukup berbeda dengan tes-tes sebelumnya yang selalu menggunakan PBT (Paper Based Test) nah di UPI ini tes ujiannya menggunakan sistem CBT. To be honest, enak ngerjainnya engga capek! Wkwkwk. Ruangannya nyaman dan benar-benar buat saya engga ter-pressure saat mengerjakannya. Beda jauh ketika tes ujian SBMPTN. Yang saya rasain sih waktu tes di UPI ini, performa saat mengerjakan baik itu dari segi pengetahuan, mental dan lain sebagainya betul-betul buat nyaman dan bisa konsentrasi full. Padahal waktu itu adalah pengalaman pertama tes menggunakan sistem komputer, tapi saya engga merasa grogi atau apapun. Itu karena si instruktur atau pengawasnya ini benar-benar memberikan arahan atau petunjuk secara jelas, kalaupun ada masalah gangguan sistem, si pengawasnya ini sigap dan engga banyak komentar.
Setelah berbagai tes dilewati, akhirnya hasil tes di UNDIP keluar dan saya dinyatakan gagal. Beberapa hari berselang juga hasil tes di UNSOED keluar dan hasilnya tetap sama. Saya juga engga berharap banyak dengan hasil tes di UPI. Saya udah sepenuhnya ikhlas, engga ada hal yang mesti saya sesali lagi. Yang penting saya sudah coba, meski gagal, daripada tidak pernah mencoba sama sekali. Karena lewat percobaan itu, saya belajar banyak hal yang saya yakin engga pernah teman-teman lain dapat. Ilmu baru, wawasan baru, kenalan atau teman-teman baru, yahh saya merasa terdewasakan semenjak saat itu. Gagal itu ternyata teman terbaik saya. Darinya saya bisa belajar tegar, ikhlas, sabar dan bersyukur.
Perjuangan masuk kampus (PTN) mungkin berhenti, tapi saya memulai awal baru dengan mencari info masuk PTS. Saya sudah survey PTS-PTS baik di kota saya tinggal ataupun luar kota. Tapi karena katanya biaya PTS itu jauh lebih mahal, akhirnya saya memutuskan untuk mencari PTS di daerah saya tinggal saja. Saya udah banyak nanya-nanya nih waktu itu, ke teman-teman saya yang sudah lebih dahulu mendaftar ke PTS. Akhirnya setelah perenungan panjang dan konsul sana-sini, saya memutuskan untuk mendaftar di Unswagati .
Siang hari itu tepatnya setelah shalat dzuhur, saya sudah bersiap untuk pergi mendaftar ke Unswagati. Sampai udah ngeluarin motor, tinggal otw aja pokoknya. Cuaca siang hari itu cukup panas, dan saya duduk sebentar dipekarangan rumah berharap cuaca berubah teduh. Sambil duduk saya membuka ponsel saya dan masuk ke aplikasi facebook. Saya masih ingat pada saat itu ada grup fb yang namanya SNMPTN & SBMPTN 2016. Grup ini anggotanya buaaanyaak banget bro! segala info masuk PTN pasti ke share di grup ini. Saat saya buka grup ini, saya membaca postingan salah satu anggotanya. Doi posting bahwa pengumuman hasil masuk UPI dimajukan jadi hari itu pukul 14.00 WIB yang harusnya pengumuman itu dibuka sekitar 3 hari lagi. Wow, saya shock dong! Saat itu udah jam 1 siang lebih, nyaris jam 2 deh. Saya bingung harus tetap otw unswagati buat daftar atau tunggu jam 2 siang. Yang saya pikirin saat itu, kalau gagal saya udah buang waktu percuma demi menuju ke sakit hatian lagi (lebay amat!). setelah menimang-nimang akhirnya saya memutuskan untuk menunggu sejenak, yah engga akan lama-lama amat ini kan?
Jam 2 lebih saya mencoba untuk login ke laman pengumuman hasil tes UPI. Sialnya ini engga pake acara server down kayak biasanya. Sebelum-sebelumnya kan pasti lemot gila tiap mau masuk dan buka hasil penguman, eh pas ini ko lancer banget ya allah T_T.. engga mau liat gueee!
Tapi pas dibuka saya cukup puyeng bacanya, soalnya itu kenapa tulisannya jadi kebawah-kebawah gitu, engga kesamping yak?! So, saya harus scroll kebawah terus-terusan sampai pada akhirnyaaa…………………
.
.
.
Saya engga tau lewat cerita atau #ReviewJujur gagal masuk PTN 6x ini membuat pandangan teman-teman pembaca ke saya seperti apa? Mungkin some of you akan berpikir bahwa saya ogeb banget sampai bisa 6x gagal masuk PTN pada tahun 2016 lalu. Atau mungkin ada yang berpikir sebaliknya. Tapi yang ingin saya tekanin ke teman-teman khususnya teman-teman SMA kelas 12 dimanapun kalian berada, yang pada tahun ini berjuang untuk menggapai mimpinya di PTN favorit pilihan kalian…
Membayang-bayangkan penyesalan di awal kesempatan memang wajar. Sebab penyesalan diakhir adalah hal-hal yang tidak diinginkan selain kegagalan. Saya tahu kecewa itu sangat tidak enak. Bukan karena hanya rasa sakitnya, tapi karena kecewa juga merenggut bahagia dan waktu produktif. Kalau setelah gagal kamu langsung mati, sepertinya memang kamu gagal. Tapi, kalau setelah gagal kamu masih hidup artinya kamu masih punya harapan. Maka, selama masih hidup sesungguhnya kamu tidak pernah benar-benar gagal.
Kalau setelah gagal kamu memilih berhenti, maka inilah kegagalan. Sebab, kamu sendiri yang memilihnya. Kalau setelah gagal kamu tidak mati, maka artinya kamu semakin kuat. Sekali kamu gagal dan bertahan, lalu sekali lagi terulang gagal seperti yang kemarin, kamu pasti kuat menghadapi dan mengenali celahnya. Kalau kamu sering merasakan kegagalan, orang-orang seharusnya iri. Karena sebenarnya, kamu sedang tumbuh menjadi kuat. Karena daya tahanmu sedang benar-benar diasah. Pada satu titik dalam hidupmu nanti, kamu akan lebih kuat dari yang lainnya. Barangkali disaat giliran orang lain jatuh, kamulah yang justru menguatkan dan membantunya bangkit. Tak ada yang lebih mengerti kegagalan selain orang-orang yang pernah gagal pula. (Taufik Aulia)
Kunci untuk bertahan adalah sabar…
Kunci untuk terus maju adalah dengan selalu bersyukur…
Belajarlah ikhlas, belajarlah melapangkan hati…
Berjuang itu asik!!! Hehehe.
0 notes
Text
Ajak aku diskusi tentang apa pun, tentang mengapa becak beroda tiga, tentang harga sayur di pasar, tentang pohon rambutan belakang rumahku yg tak kunjung berbuah. Apa pun. Karena semakin dewasa yang dibutuhkan bukan lagi perhatian tapi tempat untuk berbagi.
irenaum
3 notes
·
View notes
Text
Kalau memang cinta, dia pasti akan cari seribu cara buat menghubungi kamu dan mempertahankan hubungan supaya nggak putus. Jarak nggak akan berarti apa-apa kalau memang saling menyayangi.
3 notes
·
View notes
Quote
Aku pernah bilang kalau kamu adalah orang yang selalu ingin kudengar kabarnya, kulihat tawanya, kusimak ceritanya, dan kalau bisa, kupastikan kebahagiaannya. Sampai sekarang, rasa itu belum berubah.
1 note
·
View note
Quote
Cinta bukan apa-apa tanpa logika. Cinta bukan apa-apa, tanpa pilihan. Sebab pada akhirnya, bukan cinta, melainkan pilihan yang menciptakan segalanya. Sartre benar. Manusia dikutuk untuk bebas. Setiap detik, kita dihadapkan pada pilihan-pilihan dan kita punya kebebasan mutlak untuk menentukan. Lalu bersama itulah, kita manusia, berpikir, belajar dan growing up.
Story of you and me
2 notes
·
View notes
Quote
Apa definisi rindu bagimu? Bagiku, rindu adalah jejakmu yang selalu ada di jeda dua langkahku. Adalah aroma tubuhmu yang kuhirup dalam setiap tarikan nafas. Adalah nada-nada tawa yang kudengar di setiap obrolan. Adalah waktu di mana aku menyadari bahwa itu semua hanya rekaman memoriku. Rindu, adalah diksi yang salah tentang kita, dan waktu yang tak pernah mau tahu.
pramyths
4 notes
·
View notes
Text
Ferris Wheel
Saat kau berada dibawah, kau bertanya-tanya, seperti apa semuanya terlihat ketika kau berada diatas.
Ketika kau berada diatas, segalanya terlalu asing, terlalu indah, terlalu beresiko, hingga kau terlalu bersikap berhati-hati karena kau takut jatuh. Lupa menikmati momen-momen saat kau di atas ferris wheel.
Hidup juga seperti itu.
Saat kau tak punya apa-apa, kau penasaran seperti apa rasanya punya apa-apa. Ketika kau punya apa-apa, kau terlalu takut kehilangan apa-apa, sehingga kau lupa menikmati momen-momen yang ada dihidupmu.
0 notes
Quote
Aku ingin menjalani hubungan dimana aku merasa hariku yang melelahkan terhapuskan hanya dengan memelukmu sekali. Walaupun kamu tidak membuat jantungku berdegup setiap detik
Setiap momen adalah Kamu
0 notes
Quote
Never explain yourself. Your friends don't need it. You enemies won't believe it.
4 notes
·
View notes
Quote
Kalau setelah gagal kamu langsung mati, sepertinya kamu memang gagal. Tapi, kalau setelah gagal kamu masih hidup, artinya kamu masih punya harapan. Maka, selama masih hidup sesungguhnya kamu tidak pernah benar-benar gagal.
Sabar dan Syukur Tanpa Tapi
0 notes
Quote
Penerimaan setiap orang atas sesuatu tak selalu sama. Sefrekuensi tidak berarti tidak perlu lagi menjaga lisan ataupun sikap.
Impromptu
0 notes
Quote
Rasa bersalah itu bagus, karena emosi itu yang bikin kita menjadi manusia. Wajar sesekali ngelakuin kesalahan. Sebelum kamu kemana-mana, kamu harus nerima fakta dulu. You are -All of Us- are just human. Being imperfect does not make you any less. I know. Tapi penerimaan setiap orang itu berbeda. Kadang apa yang kita anggap sebagai bentuk perhatian dan rasa sayang justru menyakiti. Apa yang kita niatkan bercanda ternyata melukai. Yah, kita nggak bisa mengendalikan perasaan setiap orang kan?
Impromtu
0 notes