#zeetriesta
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tak ada yang lebih buatku bahagia selain kembalinya kamu, kembalinya kita di tempat yang sama tuk berbagi rasa dalam suatu cerita.
Terima kasih.
74 notes
·
View notes
Text
Kita semakin jauh, tak ada lagi aku-kamu yang saling memberikan kabar.
Kita semakin jauh, tak ada lagi percakapan yang membuat kita tertawa.
Kita semakin jauh, saat rindu menanyakan tentangmu dan air mata hanya mampu jatuh di pipiku.
(zeetriesta)
---
2014 saya pernah nulis itu di Fb. Ya ampun.. It's been a long time.
0 notes
Text
Dua belas minggu… Kau temani aku dalam bermain kata Menumpahkan rasa pada tiap aksara Banyak cerita yang kubaca Haru, sedih, bahagia Terkadang membuat aku larut di dalamnya
Terima kasih #gowithepict telah hadir Menjadi ajang curhat pada tiap minggunya
Kesan/pesan: Pertama tahu ada writing project #gowithepict ini dariaksarannyta . Tema-tema yang dilempar Minses luar biasa banget buat curhat, terima kasih buat Minses yang udah nge-love dan repost tulisan-tulisan kita *kecup-kecup*. Ditunggu untuk #gowithepict selanjutnya.
Sayonara! Sampai bertemu lagi gowithepict
Bandung, 13 Juni 2015 08.00 AM
Foto pribadi
This is yours zeetriesta
Dari sini nih ~
1 note
·
View note
Quote
Aku kembali, bukan hanya sekadar menyapa untuk basa-basi tapi untuk menetap dan menuangkan isi hati.
32 notes
·
View notes
Photo
Tertutup.
Berhenti menunggunya terbuka Esok atau lusa sama saja Pintu itu akan terus tertutup rapat
Pergilah.
Tak ada lagi celah untukmu masuk Pintu takkan lagi kubuka, meskipun kau bujuk Kesempatanmu telah habis Rasa yang dulu telah terkikis
Kunci yang kusembunyikan Tak akan mampu kau temukan Sekali pun kau meratap Pintu akan tetap tertutup rapat
Pict source: @coretangaje
118 notes
·
View notes
Photo
“Selamat datang!” Kalimat itu kembali kau ucapkan ketika aku sampai di tepian. Lagi dan lagi aku kembali pada pelabuhan yang sama, dan kau tetap menerimaku seperti pertama berjumpa.
Kau ulurkan tanganmu untuk menyeka air mataku, kau pinjamkan bahumu untuk menopang tubuhku, kau rentangkan lenganmu untuk menguatkanku, lalu kau akan mengeluarkan leluconmu untuk menghiburku. Selalu seperti itu, dan dengan bodohnya aku berkali-kali meninggalkanmu hanya karena dia yang katanya mencintaiku namun nyatanya sering melukai hatiku.
Aku tak ingin lagi menujunya, cukup aku dibuatnya terluka. Kini aku datang bukan untuk singgah lalu berlayar kembali. Aku sadar, kau yang selalu ada meski berkali-kali aku pergi. Biarkan aku menetap di sini.
Maafkan, jika dulu aku hanya datang tuk berbagi kesedihan. Lalu pergi tanpa pedulikan apa yang kau rasakan.
Pict Source: @aksarannyta
121 notes
·
View notes
Photo
Rinduku harus belajar menunggu Kala temu tak lagi mudah seperti dulu
Waktu begitu lambat berlalu Sementara rindu terus bertambah meminta temu
Tak hanya suara, atau Bertatap mata melalui layar ponsel semata Rinduku inginkan kamu hadir secara nyata Tanpa ada jarak walaupun sehasta
Semoga waktu segera berpihak pada satu temu Sehingga rindu mampu melipat jarak dengan pelukan yang telah lama kita tunggu
Pict source: @aksarannyta
36 notes
·
View notes
Photo
Sepi.
Nyatanya terlihat seperti itu. Hanya ada senja, aku, kamu, dan beberapa kalimat yang tersimpan di kepala. Kita terdiam bukan karena ada amarah yang terpendam, kita terdiam menyaksikan jingga yang perlahan menyapa.
Kita sepasang manusia penikmat senja, entah jingga, biru atau pun kelabu yang dihadirkannya, kita tetap menyukainya. Seperti layaknya mencintai seseorang dengan menerima segala kekurangannya.
Hening.
Kita duduk berdampingan, lalu kusandarkan kepala di bahumu, dengan jemari saling menggenggam. Membiarkan senja menyimpan semua cerita tentang kita, membiarkan sinarnya perlahan menyentuh tubuh kita. Hal yang tak selalu dapat terulang ketika senja tiba. Kesibukan yang berbeda, kadang membuat kita melewatinya di tempat yang tak sama.
Perlahan malam datang, senja seolah enggan beranjak, jingga memancarkan sinarnya dengan kuat. Namun pada akhirnya senja tetap harus mengalah, dan menanti esok untuk kembali mempertunjukkan keindahannya.
Esok atau lusa semoga aku, kamu dan jingga dapat kembali hadir bersama melewati senja di akhir kesibukan kita.
Pict source: coretangaje.tumblr.com
33 notes
·
View notes
Photo
Jauh di sana, apa kau merasakan hal yang sama?
Merindukan kebersamaan kita ketika menanti hujan reda Menyesap secangkir kopi di selingi beberapa tawa Meleburkan rindu pada temu yang bahagia
“Apa kabarmu?” Dua kata yang selalu ingin aku tanyakan tapi tak pernah tersampaikan. Sejak saat itu, semua tanya tentangmu hanya tersimpan dalam hati dan beberapa tulisan yang tak pernah kau baca.
Kepergianmu tak seperti hujan yang kemudian memberikan ketenangan atau kebahagiaan karena munculnya pelangi. Kepergianmu pun tak seperti senja yang pasti akan kembali di esok hari.
Kepergianmu memaksaku untuk berhenti berharap tentang kita, kepergianmu membuatku merasakan rindu seorang diri, kepergianmu yang hingga kini masih aku tangisi.
Dulu, kuharap pada temu untuk menuntaskan rindu. Kini, mengetahui kabarmu yang juga merindukanku sudah cukup bagiku.
Maaf jika harapku terlalu.
Pict source: @aksarannyta
36 notes
·
View notes
Photo
Pergi.
Telah kuputuskan untuk pergi dari hidupmu. Harapan yang kemarin aku bawa, kini kukemas rapi beserta semua kenangan yang pernah ada. Tak ada yang sia-sia dari kedatanganku kali ini, meskipun kepulanganku hanya berakhir membawa luka di hati.
Tak akan lagi ada harapan yang sia-sia, tanya yang hanya tersimpan dalam kepala, ataupun rindu yang menanti kapan kau tiba. Semua telah usai dan tak ada yang perlu disesali.
Tak perlu merasa bersalah karena telah menggantikanku dengannya, tak perlu juga kau mencariku ketika dia tak membuatmu bahagia, dan tak perlu berharap pada hubungan kita yang akan kembali seperti semula.
Pada perjalanan yang tak lagi sama, semoga kita menemukan bahagia yang tak lagi berakhir luka.
Pict Source: @karenapuisiituindah
33 notes
·
View notes
Photo
Mentari telah menuju barat, namun kau masih sibuk dengan jadwalmu yang padat.
Kapan kau pulang? Aku rindu melewati senja bersama tanpa jarak yang menghalang, aku rindu menyaksikan jingga dengan kau di hadapan, aku rindu kita yang menyaksikan senja ditelan malam.
Ada yang hilang saat kulewati senja seorang diri. Kursi kayu yang biasa kau tempati, hanya menyisakan cerita lama yang pernah kita lewati. Deru ombak tiada henti, tetap tak mampu menghapus sepi yang memelukku selama kau pergi.
Ada banyak rindu yang menantimu datang, cepat pulang sayang.
Pict source: @hiperbolakata
24 notes
·
View notes
Photo
Entah apa alasanmu menghilang dari hidupku. Kau pergi meninggalkan ketika bahagia padamu kusandarkan. Aku kehilangan.
Tak ada tawa lepas, tak ada wajah ceria seperti dulu. Semua hanya topeng yang kukenakan di setiap waktu. Hatiku tetap merasa sepi meski beberapa teman datang silih berganti.
Saat ini, aku dalam kereta menuju kotamu. Mencoba mencari dirimu, yang tak lagi memberi kabar sejak beberapa bulan yang lalu. Pencarian ini untuk mendapatkan sebuah jawaban, entah untuk menemukan lagi kebahagian atau justru dipaksa untuk melupakan.
Ya…Hidup adalah suatu perjalan dari titik yang satu ke titik yang lainnya. Tentang menemukan, meninggalkan, atau melupakan.
Pict Source: @hujanmimpi
23 notes
·
View notes
Photo
Selain bersamamu, aku senang menghabiskan waktu dengan membaca buku. Tenggelam dalam sebuah cerita, seolah menjadi salah satu tokoh di dalamnya.
Kecintaanku pada membaca kadang membuatmu cemburu, karena aku asyik membaca sementara kau hanya duduk memandangiku. Tak jarang aku mendengar protesmu untuk sejenak memperhatikanmu. Itu dulu, sebelum kamu menjadi gemar membaca seperti aku.
Kini kecintaanmu pada buku melebihi aku. Kau sering mengajakku ke toko buku, lalu membeli beberapa buku yang akan kau habiskan di akhir minggu.
Kamu pernah memberikanku hadiah buku. Kau selipkan di antara halamannya, sebuah kertas bertuliskan “Buku ini untuk menemanimu ketika tak ada aku”.
Kamu dan buku setia menemani waktu senggangku.
Pict source: @karenapuisiituindah In frame: Anggi Amalia
11 notes
·
View notes
Photo
Sembilan.
Angka yang kau suka, yang menjadi nomor meja tempat biasa kita menghabiskan waktu bersama.
Duduk menghabiskan waktu dengan membaca buku, sesekali bertanya apa yang sedang dibaca lalu bergantian menceritakannya. Memiliki pasangan dengan hobi yang sama itu menyenangkan.
Selain ditemani buku, kopi juga menyertai kebersamaan kita. Kopi hitam untukmu, dan kopi dengan campuran susu untukku. Keasyikan membaca terkadang membuat kopi yang disesap menjadi tak panas lagi.
Tak hanya cerita bahagia. Di meja yang sama kita pernah hanya duduk terdiam. Tak ada buku yang dibaca atau percakapan seperti biasa. Terdiam menahan amarah, menurunkan ego, hingga menyelesaikan masalah yang ada di antara kita.
Meja nomor 9 menjadi saksi, tempat di mana cerita kita berawal hingga kini.
Pict source: @hujanmimpi
13 notes
·
View notes
Photo
Pernah… Dalam ruang tunggu Kau duduk tanpa mempedulikan waktu Hanya berharap aku datang secepatnya Membawa bahagia untuk kita berdua
Pernah… Dalam ruang tunggu Aku duduk menunggu yang bukan kamu Berharap dia menghampiriku Lalu aku dan dia menjadi satu
Kita pernah berada dalam ruang tunggu Namun tidak saling menunggu
Kini kau berada pada ruang tunggu Menungguku kembali dengan banyak rindu Menunggu untuk waktu yang tentu Tanpa perlu takut aku jatuh pada selain kamu
Pict source: @karenapuisiituindah
9 notes
·
View notes