#monochrometale6
Explore tagged Tumblr posts
Text
MonochromeTale-6
Aku pernah berkali-kali melabuhkan hatiku, pada seseorang yang kukira dialah satu.
Aku pernah berulang-ulang menjatuhkan hatiku, pada seseorang yang kukira dialah yang terbaik.
Namun ternyata aku salah, berulang-ulang dan berkali-kali, aku hanya melukai hatiku sendiri.
Tapi tak apa, mungkin memang seharusnya demikian.
Agar aku mengerti dan percaya, bahwa yang paling tepat tak pernah datang tergesa-gesa.
Di sini, di tempat inilah aku sekarang. Kembali aku mengasingkan diri setelah luka yang baru saja tertoreh kemarin. Meratapi kepergian yang tak kunjung usai, menangisi kehilangan yang tiada bertepi.
Entah rasa seperti apa lagi yang akan kujumpai esok. Entah getir seperti apa lagi yang akan aku nikmati lusa. Namun yang aku selalu percaya, sebuah rasa tak pernah salah dalam berkunjung.
Aku mungkin hanya perlu melihatnya dari kacamata yang lain saja, seperti melihat air laut yang tak pernah bosan berkunjung, meski pasang dan surut terus datang berganti.
Hujan Mimpi
353 notes
·
View notes
Text
Dari seseorang untuk ku, ku tujukan untuk mu.
Ternyata kau tak juga beranjak dari tempat dudukmu. Bahkan, kursi yang kau duduki telah merapuh. Tidak kah kau sadari itu?
Sebentar lagi dia datang, katamu. Sudah nampak bayangnya dari ujung laut itu. Terus kau ulang sejak bertahun lalu. Kau bilang tak mengapa, sedikit lebih lama menunggu, padahal tak kau lihat pasir yang kau pijak itu sudah hampir menelanmu.
Bangunlah, sampai kapan kau mau berpejam mata? Menolak semua yang hendak singgah. Tidak lelah kah?
Lunakkan sedikit kepalamu yang membatu. Sadari, waktu takkan menunggu. Ia akan meninggalkanmu menua dan layu. Hingga tak ada yang bisa kau sesali selain penyesalan masa lalu.
Beranjaklah. Sampai kapan kau mau menekuk dada? Menampik semua tangan yang terbuka. Sanggup kah?
Takkan ada yang sepertinya, aku tahu. Pun, hatimu bukan aku yang rasa, aku tahu. Tapi tidakkah kau pernah menoleh kebelakangmu? Ada seseorang yang juga menunggumu hingga rapuh. Menatap nanar pundakmu berharap kau menyerah pada dia yang kau tunggu.
Iya, itu aku.
210 notes
·
View notes
Photo
Aku terduduk di sini Menatap dengan nanar butiran-butiran pasir yang membanjir Seperti itulah seolah aku merasakan setiap masalah yang datang Berujung pada kesah yang awet tak mudah menghilang
Kemudian kupandang lagi jauh di sana Lautan bebas terbentang luas Timbul pikir dalam benak Seluas itukah kasih sayang Tuhan?
Sebaran pasir ini memang nampak luas bak samudera, Namun menjadi sempit jika dibandingkan dengan samudera yang sesungguhnya Lalu masalahku? Ya, segalanya menjadi hilang dalam kacamata Kasih sayang Tuhan
Aku malu Bagaimana bisa aku mengeluh terburu-buru Sementara ribuan nikmat yang kukecap Acap kali lalai untuk kuingat
Tuhan ampuni aku, Ajari aku untuk tak lagi kufur terhadap nikmat dan kasih sayangMu
-Rashifa, 15 September 2017
Pict source: hiperbolakata
198 notes
·
View notes
Text
Untuk kesekian kalinya, kehadiranmu masih ada dalam tanda tanya. Sering kali aku menunggu, namun tetap saja semu. Diantara semburat mega, ku titipkan beribu asa agar ikut menjelajah bersama pancaran sinarnya. Biarpun hanya fatamorgana, kuharap itu bisa bermakna.
Dibalik hati yang was-was, tersirat perasaan cemas saat kau tak kunjung juga datang. Dalam bayang, kau selalu saja terngiang diantara liarnya khayalan.
Mungkin, Semesta sudah mengatur semuanya dengan rapih. Hanya kita saja yang masih belum bisa tertatih. Kita masih perlu membutuhkan waktu untuk mempersiapkan hari dimana kita akan temu.
Pict Source: @hiperbolakata
144 notes
·
View notes
Text
Ingatan;
satu-satunya tempat di mana kamu bisa aku simpan rapat-rapat, seolah mempertahankanmu kuat-kuat, menjagamu untuk tetap dekat.
Ingatan;
satu-satunya yang bersisa semenjak kamu tak ada. Bagaimana dengan rasa? Sudah lama digerus kecewa.
Ingatan;
satu-satunya yang bersangkutan dengan kamu dan tak ingin aku buat binasa. Setidaknya tersimpan satu untuk kujaga.
Setelah kealpaanmu, hanya ingatan yang aku punya. Banyak anak kenangan hidup di sana. Sengaja kurawat baik, agar kamu tetap hidup, setidaknya dalam bayang.
Bodoh, kata mereka. Kataku, selain begitu harus bagaimana.
Biarlah kutanggung segala lara. Tak apa.
129 notes
·
View notes
Text
MonochromeTale-06
Jangan khawatir perihal masa tua dan inginku yang serba mewah. Mewah bagiku adalah banyak waktu bersamamu. Duduk berdua, bersantai sambil berbincang perihal apa saja, dengan satu tangan kita memegang secsngkir minuman hangat, dan tangan yang lain saling menggenggam mesra.
Sungguh, kau tak perlu mengkhawatirkan perihal itu semua. Bahagiaku sederhana. Asal ada kau, yang setia dan tak pernah beranjak ke mana-mana.
---
© Tia Setiawati | Palembang, 18 September 2017
86 notes
·
View notes
Text
Aku terduduk meratapi tenggelamnya dirimu ke dasar laut. Terimakasih atas semuanya selama ini.
-searegar
52 notes
·
View notes
Text
Ketidakberdayaanku
Semestinya kau padamkan harapku yang terlalu menjangkar bumi. Semestinya kau tak biarkanku mengejar apa-apa yang tak pasti. Dan semestinya kau hentikan ratapanku yang merayap pada bayanganmu yang pergi.
Karena kerapuhanku ini, aku menjadi gila. Sebegitunya aku mendamba; merajut asmara di atas bait lagu cinta bersamamu. Sebegitunya aku ingin merantaimu dalam relung hatiku, agar kumiliki seutuhnya. Cinta buatku beringas; menertawakan bahagiamu bersamanya yang telah terikat janji.
Aku mampu menelan habis kesedihan yang kuhempaskan pada pasir pantai. Tapi, aku tak mampu menerima kenyataan, bahwa obsesiku padamu harus segera kutemaramkan.
Senja tiba, menggores tinta jingga kemerahan. Ketika cinta harus kularung, bisikan licik menghinggap; penuh sesat.
“Cinta ini akan mati bersama dengan kematianmu juga” ada sepercik bangga yang tak terukir kata-kata.
Dan kursi ini satu-satunya saksi bisu atas dendamku yang memerah. Hanya karena ketidakberdayaanku pada cinta yang tak sampai.
Pict source: @hiperbolakata
37 notes
·
View notes
Text
Akankah ada senja ketiga dan seterusnya untuk kita saling berpandang melihat sang megah yang hendak berpulang?
Akankah ada senja ketiga dan seterusnya untuk kita saling bersisian berkeliling kota hingga lupa pulang?
Akankah ada senja ketiga dan seterusnya untuk kita berkelakar meledek beberapa pengguna jalan?
Akankah ada?
Entahlah
Ada ataupun tidak
Setidaknya aku bersyukur
Sebab pernah menghabiskan dua senja bersamamu dan yang lainnya
Pic sources: hiperbolakata.tumblr.com
32 notes
·
View notes
Photo
Pada hamparan pasir yang lembut menyentuh kaki aku menapak. Dengan semilir angin segar menghembus wajah aku tertegun. Dalam kesendirian yang belum habis masanya aku berada. Kursi kosong disampingku ini seperti kosongnya relung di hatiku. Namun kuberi tahu saja, kosong ini bukan tanpa alasan. Aku dengan sengaja menyediakan relung kosong ini hanya untuk kamu. Aku dengan segenap upaya menjaganya untuk tidak porak poranda. Karena aku ingin ketika kelak kamu hadir dan hendak menempatinya, relung kosong ini tetap rapi menyambutmu. Selalu membuatmu nyaman untuk terus menetap, bukan hanya singgah.
Picture source : hiperbolakata
27 notes
·
View notes
Photo
Mentari telah menuju barat, namun kau masih sibuk dengan jadwalmu yang padat.
Kapan kau pulang? Aku rindu melewati senja bersama tanpa jarak yang menghalang, aku rindu menyaksikan jingga dengan kau di hadapan, aku rindu kita yang menyaksikan senja ditelan malam.
Ada yang hilang saat kulewati senja seorang diri. Kursi kayu yang biasa kau tempati, hanya menyisakan cerita lama yang pernah kita lewati. Deru ombak tiada henti, tetap tak mampu menghapus sepi yang memelukku selama kau pergi.
Ada banyak rindu yang menantimu datang, cepat pulang sayang.
Pict source: @hiperbolakata
25 notes
·
View notes
Photo
Aku pernah membayangkan, suatu hari nanti aku akan menunggumu pulang, dari lelah bekerja, tersenyum menyambutmu dengan pelukan hangat.
Aku pernah bermimpi, melihat kedua anak kita bermain pasir, dan kau ada di samping mereka, mendirikan istana sambil tertawa bahagia.
Aku pernah berkhayal, menantimu pulang dari rantau setelah bekerja di tengah lautan selama beberapa bulan. Itu sebabnya kau memilihkanku rumah di pinggir pantai, agar bila aku rindu, setidaknya kita bisa melihat laut yang sama.
Aku pernah menunggu, menunggu semua itu menjadi kenyataan. Mungkinkah?
Mungkinkah suatu hari nanti, kita akan duduk berdua, dengan pipi yang tirus, rambut beruban, tangan yang keriput, wajah yang tersenyum, menanti senja hingga malam merenggutnya dari pandangan kita?
Pict source: @hiperbolakata
18 notes
·
View notes
Photo
Pertunjukkan yang sangat menarik Hingga hati tercabik-cabik Skenario yang sangat apik Oleh aktor terbaik
Kau tahu kan bahwa ada sebagian wanita yang mudah jatuh cinta tapi takut untuk jatuh cinta? Karena memperbaiki yang patah bukan perkara mudah.
Kau datang padaku sebagai yang paling tersakiti. Hubungan itu membuatmu gerah hingga pisah menjadi jalan satu-satunya. Wanita itu membuatmu lelah dengan tingkahnya yang sulit ditata dan cintanya yang penuh tanda tanya. Kabur padaku adalah jalan pintas karena kesepianmu tak punya tempat untuk berpulang. Untuk melepas penat dari rutinitas yang padat katamu dia bukanlah lagi orang yang tepat.
Aku bagaikan oase ditengah gurun bukan? Yang dengan rela menemanimu ketika lelah. Aku lupa bahwa semua pengelana tidak akan membangun rumah di oase. Mereka akan pergi menuju rumah yang teduh walaupun beratapkan bambu. Aku dibuat jatuh cinta meski sudah kuyakinkan hatiku berkali-kali. Yang bukan milikmu maka selamanya tidak akan pernah bisa menjadi milikmu. Memaksakan hanya akan mendatangkan luka.
Untuk beberapa saat aku menjadi satu-satunya rumah. Tempatmu mengucapkan selamat pagi dan ucapan syukur karena kita yang dipersatukan. Tempatmu melepas lelah dari terik yang panas di lahan. Hingga datang saatnya skenariomu sampai pada titik masalah.
Perpisahan kalian hanyalah rekayasa. Bagimu kalian berpisah, baginya kalian hanya perlu jarak agar tidak jengah. Foto-foto mesra di umbar di media masa selayaknya sejoli yang tengah di mabuk asmara. Hubunganmu baik-baik saja bahkan tengah menuju akad.
Bibirmu mengatakan cinta tapi tubuhnya adalah tempatmu bermuara. Akhirnya kita berpisah. Aku kembali sendiri dengan penuh luka. Tidak ada yang peduli. Karena semua diawali dengan penuh rahasia. Sedalam apapun lukaku, dunia hanya tahu akulah orang ketiga. Yang dengan bodohnya percaya pada pemain wanita.
Pict.source : hiperbolakata.tumblr.com
16 notes
·
View notes
Text
Bagaimanapun juga...
Bagaimanapun juga aku akan selalu menjadi "belakangmu". Tak banyak pintaku, hanya teruslah bergerak maju. Tanpa lagi menoleh padaku. Bagaimanapun juga aku akan selalu menjadi "punggungmu", yang tak dapat mendahului mata dan hatimu. Bagaimanapun juga aku akan selalu menjadi "jejakmu", yang mungkin akan hilang seiring deburan ombak yang menyapu pasir pesisir. Bagaimanapun juga aku akan selalu menjadi "aku", yang akan tetap melihatmu dengan rasa yang tak akan pernah pudar.
Pict: hiperbolakata
Tapi tenang, aku akan segera bergegas pergi. Sebab akupun membutuhkan jiwa yang utuh, yang bukan hanya saja tentang "belakang".
13 notes
·
View notes
Text
Mau Sampai Kapan?
Masihkah mau bersantai ketika ragamu sudah berada di penghujung waktu? Sampai kapan akan menunggu keajaiban datang? Sampai kapan menanti hal yang tak pasti disaat kau hanya bisa terduduk tanpa bergerak? Bahagia itu dijemput. Aku muak mendengarmu yang selalu menunggu kebahagiaan datang. Aku bosan mendengar celotehmu bahwa kau berhak bahagia, tanpa ada itikad mengubah yang gelap menjadi berwarna. Entah sudah berapa lama kau hanya duduk, melamun, meratap, berharap datang keajaiban sehingga hidupmu berubah. Takdir itu diusahakan. Tuhan itu tidak tidur. Jadi berusahalah. Aku saja malas mendapatimu seperti ini, apalagi Tuhan. Yang diurus-Nya itu banyak, bukan hanya perihal kau yang tak tahu diri meminta bahagia tapi tanpa usaha. Luka apa kiranya yang sampai begitu menggerogoti habis semangat hidupmu? Goresan sepedih apa yang membuatmu enggan untuk melangkah? Bukankah katamu dulu, masa lalu itu tempat untuk belajar? Masa depan ada karena kita belajar dari masa lalu, jadi jangan menyesal. Lalu sekarang? Kau seolah begitu amnesia dengan apa yang kau katakan tempo hari. Seolah akalmu telah hilang bersama memori pahit yang sengaja ingin kau buang. Hidupmu itu masih panjang. Yang mengharapkanmu pun masih setia berdoa, agar kau bisa kembali seperti sedia kala. Dan aku. Masih menantimu kembali untuk melanjutkan jutaan mimpi yang pernah kau ceritakan minta diwujudkan. Jadi, masihkah akan kau lukai dirimu sendiri pun mereka yang sepenuhnya peduli padamu? Perihal luka itu, sungguh aku yakin, dia tak lagi peduli.
Pict Source @hiperbolakata
13 notes
·
View notes
Photo
Monochrome-Tale 6
Hallo, selamat siang! Maaf ya baru lempar gambar jam segini, ada beberapa hal yang harus diurus di dunia nyata :D
Tidak apa kan ya? Masih rela menunggu kan ya? Masih semangat menulis kan ya?
Here we go, untuk #monochrometale6 ini ya gambarnya. Biar syahdu mengharu biru :)
Selamat berkarya! Selamat berimajinasi!!
Jangan lupa pakai hastag #monochrometale #monochrometale6 #writingproject :)
cc: @karenapuisiituindah @hujanmimpi
ps: Bang @hiperbolakata minjem gambar ciamiknya ya~
#monochrometale#monochrometale6#lempartema#writingproject#karenapuisiituindah#hujanmimpi#aksarannyta
63 notes
·
View notes