#ujianhidup
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tau gak, kenapa ujian kamu masih itu-itu aja?
Karena kamu belum lulus di ujian itu.
Kamu pengen cepet-cepet selesai, terus keluar dari ruang ujian. Padahal jawaban kamu masih banyak yang salah. Atau bahkan belum dijawab sama sekali.
Makanya Allah kasih lembar soal yang sama, meskipun di ruangan yang berbeda.
Tenangin dirimu dulu.
Bukan tentang siapa yang paling cepat selesai dan keluar ruangan terlebih dahulu, bukan tentang siapa yang paling tinggi nilainya.
Tapi siapa yang paling memahami materi hidupnya selama ini, siapa yang paling banyak mengambil pelajaran dalam hidupnya.
Gak apa-apa kalau kamu cuma bisa jawab delapan atau enam dari sepuluh soal. Untuk lulus ujian hidup, Allah tidak pernah menuntut kesempurnaan.
Yang Allah lihat dari peserta ujian hanya kesabaran dan ketenangan.
Mungkin nilaimu tidak sebagus yang lain, mungkin kamu jadi peserta yang keluar paling akhir, tapi... Kamu sudah berhasil melewatinya.
Dan, Allah menyukai hamba-Nya yang tidak mudah menyerah🌹
Meskipun setelah ini akan ada ujian yang pasti lebih sulit lagi, kamu sudah lebih siap.
Kamu sudah tau, bahwa yang perlu kamu siapkan adalah kesabaran, ketenangan, dan jiwa yang tidak mudah menyerah.
#jejakdetak#catatan#hidup#tulisan#quotes#kehidupan#ujianhidup#sabar#tenang#syukur#nasehat#nasihat#nasihatdiri
233 notes
·
View notes
Text
Doa dan kesempatan
Katanya doa dan jawaban itu saling berdampingan. Di mana ada harapan disitu ada hasil. Hanya saja hasil yang dapat tak pernah sama persis dengan doa yang kamu panjatkan, tak peduli seberapa kerasnya usaha, tak peduli seberapa rendah kamu menundukkan kepala.
Menguji hati dengan berbagai rasa, menguji nyali dengan berbagai kesah yang membuatmu semakin lelah. Belum cukup puaskah untuk terus melangkah?
Peranmu hanyalah tamu, dia berhak mengusirmu jika sikapmu sudah tak pantas dijamu. Maka, cukup pergilah secara perlahan sebelum tangannya menunjuk ke arah pintu dengan paksaan.
Hari ini memang kesempatanmu, namun kesempatan itu didamping oleh mendapatkan dan pencampakkan. Sudah paham bukan?
Mulailah lagi untuk berdoa. Namun, kurangi jawaban dengan hasil yang serupa dengan doa.
9 notes
·
View notes
Text
Ya Allah..
Engkau lah maha pemberi, pemberi ujian hidup dan mengatur semua masalahku.
Maaf kan aku yang terkadang lupa akan nikmat hidup yg sudah Kau berikan untuk saat ini.
Ya Allah...
Seberapa mampukah aku menjalani semua ini seorang diri, hamba hanyalah manusia biasa.
Engkau lah yg mengetahui semua perjalanan hidup ini, sampai dimana aku mampu menjalani ujian ini.
Cinere, 10.02.2025 | 19.00
#writers on tumblr#tentang hidup#cerita hari ini#tentang waktu#ujianhidup#terima kasih#hubunganTuhandan Manusia
4 notes
·
View notes
Text
Tahun baru resolusinya ; semua diperlancar, yang tertunda disegerakan. Tapi sepertinya memang harus ada ujian dulu, tinggal dihotel tanpa bintang dengan selang infus di tangan. Tetap bersyukur karena mungkin ini cara Allah agar saya lebih mementingkan badan sendiri dulu.
Insyallah lekas sembuh. 🤲🏻😇
2 notes
·
View notes
Text
I want to share something. But i hesitate. 🥺
I dont know how to share it.
I dont care about what others people think.
But I care about me.
I think I will forget about it.
If I dont share it.
But. I dont know how to share it. 😒
0 notes
Text
Hari ini kupuaskan menangis sebelum hari H.
Aku ingin terlihat kuat. Bersiap tanpa prasangka buruk. Meminimalisir.
Terbersit jika suatu saat nanti mereka tahu. Jika pun tahu bagaimana? Atau mungkin ketika hari H tiba, mental dan fisik harus kuat dan bangkit untuk kemungkinan terburuk. Jika perlu diangkat atau tidak. Dokter bisa saja merubah keputusannya saat di medan perang. Keputusan mendadak ini pasti di luar obrolan dengan diriku sebagai pasien. Maka, aku harus bersiap. Apapun keputusannya pasti itu yang terbaik. Mereka yang ahli pasti take decision berdasarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Mereka juga memiliki keterbatasan dari apa yang mereka putuskan.
Maka pengharapan dan doa adalah jalan terakhir menuju ke tak yang terhingga, melampaui kemampuan manusia. Entitas yang menciptakan seluruh alam dan Maha Kaya, Allah.
Dan hari itu, bukan dokter lagi ruang berteduh. Hanya Allah, di pikiran, bukan juga suami, atau pun orang tua. Allah saja. Meminta keajaiban menerpa relung hati dan pikiran yang duka ini.
Caci maki dan ekspektasi orang luar, mengharuskan diri ini bersiap bertempur sambil mencari baju zirahnya sendiri. Tameng yang dipakai pun sekenanya.
"Ya Allah berikan aku nikmat beribadah setelah ini, setelah sekian lama hilang dari diri ini. "
"Ya Allah, aku mohon lindungi diri ini dari mereka yang dzalim kepadaku. Ya Allah aku meminta pertolongan Mu. Ya Allah pulihkan aku, sehatkan aku, bimbing dan dekatkan dengan rekan yang menjauhi larangan-larangan Mu, dan mendekatkan diri pada keridhoan Mu."
"Aku juga ingin menikmatinya Allah. Ya Allah, berkahi dan restuilah atas tindakan ku yang terbatas ini. Ya Allah aku berusaha semampu ku, selebihnya kuserahkan pada-Mu. Amin."
5/4/25
1 note
·
View note
Video
youtube
💙 Musibah adalah Ujian Bagi Orang yang Beriman 💙
Dalam hidup, setiap orang pasti menghadapi ujian dan musibah. Namun, bagi orang yang beriman, musibah bukanlah tanda kehancuran, melainkan bentuk kasih sayang Tuhan untuk menguji kesabaran dan keteguhan hati.
Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya. Setiap kesulitan pasti disertai kemudahan. Oleh karena itu, hadapilah setiap ujian dengan kesabaran, doa, dan keyakinan bahwa ada hikmah di baliknya.
Musibah juga menjadi cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Saat kesulitan melanda, kita belajar untuk berserah diri, memperkuat keimanan, dan menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan biarkan kesedihan menguasai hati, karena setelah hujan pasti ada pelangi. 🌈✨
Tetaplah tegar, bersabar, dan percaya bahwa setiap cobaan akan berakhir dengan kebaikan. Semoga kita semua diberi kekuatan dalam menghadapi setiap ujian hidup. 🤲💫 #Kesabaran #UjianHidup #Motivasi #Renungan #KuatkanIman
0 notes
Text
Nouman Ali Khan: Al-Kautsar - A Deeper Look
Rangkuman singkat dari ceramah Nouman Ali Khan tentang QS: Al-Kautsar. (https://bayyinahtv.com/topics/1/categories/9/series/164/videos/1687)
Dari surat Al-Kautsar, kita dapat mempelajari tiga hal:
1. Gratitude (rasa syukur)
Struktur rumah di Mekkah pada jaman Nabi berbeda dari masa sekarang. Rumah-rumahnya saling berdempetan satu sama lain (hanya dibatasi tembok) dan memiliki dua bagian: ruangan besar untuk hampir semua kegiatan seperti kumpul keluarga, memasak, dsb., serta kamar untuk tidur. Ruangan besar di luarnya tidak tertutupi atap, sehingga apa-apa yang dibicarakan akan terdengar ke rumah sebelah.
Suatu ketika, Rasulullah saw. baru saja kehilangan bayi laki-lakinya, yaitu Ibrahim r.a. Kita amat mengerti bahwa karena saking menyakitkannya, musuh bebuyutan pun tidak mungkin merayakan wafatnya seorang anak. Intinya, manusia yang masih punya hati nurani tidak mungkin melakukan hal sebejat itu. Namun keadaan ini berbeda bagi Rasulullah saw. Abu Lahab, tetangga sekaligus pamannya sendiri, tak sengaja mendengar kesedihan yang dialami keluarga Rasul. Anda tahu apa yang dilakukan orang gila itu? Abu Laknat--sori, maksudnya Lahab melompat-lompat kegirangan sambil berteriak sekencang mungkin, “Horeee! Muhammad tidak punya keturunan!!”
Sinting. Saya sempat ngumpat-ngumpat dalam hati pas dengar bagian sini.
Pada masa itu, garis keturunan merupakan sesuatu yang sangat didamba-dambakan oleh setiap orang besar. Orang ingin cucu-cicitnya memamerkan marga mereka, semisal saya keturunan Fulan bin Fulan, dan sebagainya. Dan yang dapat menurunkan marga hanyalah anak laki-laki. Pantas saja Abu Lahab begitu lega ketika mendengar isak tangis Rasulullah saw. tanda kehilangan seorang anak. Musuh-musuh Rasul tentu tidak ingin ada yang mewariskan kemuliaan dari orang yang paling mereka benci, apalagi turut menyebarkan pesan Islam.
Coba bayangkan oleh Anda kesedihan sekaligus kemarahan bertumpuk-tumpuk yang dialami Rasulullah saw. saat itu. Bayinya baru saja meninggal, namun tetangganya malah selebrasi. Saya ketika sedang asyik-asyiknya nonton lalu laptopnya tiba-tiba habis baterai saja bisa marah-marah sendiri. Huft. Kita sebagai umat beliau kadang bisa sangat tidak bersyukur, ya. Shalat malas, baca Quran enggan, sedekah apalagi. Padahal tantangan demi tantangan yang dilewati Rasulullah saw. dalam menyebarkan pesan ilahi amat tidak terbayangkan.
Setelah kejadian yang traumatis tersebut, Allah Swt. menurunkan ayat Al-Quran demi menenangkan hati Rasulullah saw. Al-Kautsar, ayat pertama (saya tidak tahu ayat apa saja yang diturunkan saat itu), yang berbunyi: “Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.”
Ketika ditimpa musibah, biasanya orang-orang di sekitar kita menyarankan untuk bersabar. Namun banyak orang sekarang yang bilang nasihat itu tidak membantu, menyebalkan, dan minim empati. Lalu bagaimana dengan “bersyukur”?
“Bro, anak gue baru aja meninggal.”
“Bersyukur!”
(DISCLAIMER: Saya tidak menyarankan Anda benar-benar mengatakan hal semacam ini pada orang yang anaknya baru saja meninggal--atau musibah apapun itu.)
Dari sini kita dapat belajar bahwa obat yang “sebenarnya” dari kesulitan adalah besyukur, bukan bersabar. Mungkin pesan semacam itu terdengar keras dan kasar bagi manusia yang baru saja tertimpa musibah, namun Allah Swt. kan selalu lebih tahu. NAK menjelaskan bahwa akan selalu ada lebih banyak alasan untuk bersyukur daripada mengeluh. Semisal, Anda tidak keterima di PTN, mungkin memang menyakitkan pada awalnya. Namun Allah lebih tahu. Ternyata Anda mempelajari banyak keahlian yang akan sangat berguna di dunia perkulihahan dalam satu tahun ketinggalan dari teman-teman Anda. Bisa saja jika Anda keterima di PTN, karena ketidaksiapan yang hanya Allah ketahui, Anda akan kewalahan dan mungkin berakhir depresi kala menghadapi berbagai tantangannya. Contoh yang lebih gamblang, coba baca kisah Nabi Yusuf a.s. Beliau dibuang saudara-saudaranya ke sumur, dijual sebagai budak, dijebloskan ke penjara tanpa salah apapun, sampai dilupakan teman sepenjara yang telah ia bantu. Jika mendengar dari sisi ini semata, kita akan berpikir “Anak ini salah apa ya sampai tertimpa begitu banyak kemalangan. Sial banget kayaknya.” Padahal, setelah melewati segala musibah tersebut, Nabi Yusuf a.s. pada akhirnya dapat mencegah ratusan ribu rakyat Mesir (atau ribuan deng saya gak tahu detailnya) dari bencana kekeringan bertahun-tahun. Allah Swt. memang perencana yang paling baik dari segala perencana.
Rasulullah saw. mungkin kehilangan Ibrahim r.a., keturunan beliau mungkin terputus, namun pada akhirnya Allah memberikannya gelar mulia daripada segala manusia dan namanya tak pernah absen disebut sampai sekarang. Sedangkan Abu Lahab malah dipandang sebagai orang paling keji dan namanya diumpat-umpat sampai sekarang.
Islam is the religion of optimism. Jadi, bersyukurlah terhadap segala realita hidup yang Anda hadapi. Saya pernah baca trik dalam suatu buku tentang bersyukur, yaitu coba pikirkan sepuluh hal positif dari situasi yang menyulitkan. Mau sampai ngarang juga gak apa-apa. Trik ini telah membantu saya untuk menemukan nikmat pada sudut-sudut yang tidak kelihatan.
2. Pray (shalat)
Salah satu cara terbaik dalam memperlihatkan rasa syukur adalah shalat. Shalat karena berterimakasih kepada Allah yang telah menunjukkan jalan yang lurus kepada Anda (Islam), yang telah mencegah Anda dari rasa lapar, memberi atap di atas rumah Anda, dan masiiihhhh banyak lagi. Nikmat dari-Nya tidak akan terhitung. Maka dari itu, shalat yang bener! Setidaknya penuhi shalat lima waktu yang wajib. Itulah yang paling dasar dari segalanya.
3. Sacrifice (berkorban)
Ketika baru saja diberi anak, kita disuruh untuk melakukan aqiqah. Menyembelih binatang yang lalu dibagikan pada sesama untuk merayakan peristiwa membahagiakan tersebut. Dari sini kita belajar bahwa kita harus sering-sering berkorban dan bersedekah terutama setelah dianugerahi nikmat yang besar. Lagi-lagi, ini merupakan bentuk dari rasa syukur kita kepada Allah Swt.
Maaf jika poin kedua dan ketiga kurang detail, karena peristiwa turunnya Al-Kautsar setelah wafatnya anak Nabi begitu berkesan bagi saya pribadi. Semoga kita semua dapat dipertemukan dengan beliau di surga-Nya nanti. Aamiin ya rabbal alamin.
#nouman ali khan#lecture#islamic lecture#khutbah#ceramah#ceramah islam#islam#quran#afterlife#akhirat#al kautsar#syukur#gratitude#ujianhidup#shalat#prophet muhammed pbuh#rangkuman
21 notes
·
View notes
Text
Ujian yang Bikin Nyaman
Saat mencoba menikmati kembali menonton film Harry Potter, seketika teringat memori masa remaja yg bela-belain bakal stay tune nunggu tanyang di televisi. Lihat jadwal tayang, lalu menantinya berhari-hari. Tapi bukan itu hikmahnya.
Coba kita ingat dan resapi, kisahnya Harry nyatanya selalu di awali dengan tragedi, namun semua itu juga demi kebaikannya. Dan apa yang menjadi takdirnya memang tak akan melewatinya.
Seperti kisah Nabi Yusuf. Allah SWT sudah janjikan ia mendapat kemuliaan, namun harus lebih dulu siap menjalani kehidupan yang penuh dengan ujian.
Memang, yang indah seringkali tak kelihatan, ia datang untuk menguji, seberapa peka hati kita akan banyak sekali nikmat yang Allah beri, tapi sering lupa kita syukuri.
Tapi, bukannya kalau ujiannya makin sulit berarti kitanya udah naik kelas, kan? 😁
Seperti Nabi Yusuf yang Allah janjikan kuasa, tapi diminta "berpayah-payah dulu ya, jalani apa yang harus kau jalani." Kira-kira begitu pesan Tuhannya.
Ternyata Yusuf kecil yang belum tau apa-apa, lewat ayahnya Yaqub yang berhati mulia, telah diinstal pemahaman bahwa, "apapun yg terjadi padamu nanti, seterjal apapun hidupmu kedepan, sesungguhnya itulah sebaik-baik ketetapan. Tuhanmu akan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu." Kata Yaqub.
Tapi ya gitu, sabar dulu, jalani dulu..
Kalau itu kita yang dinasihati, mungkin belum tentu mau ya kan ya?
Tapi setidaknya kita jadi belajar sesuatu.
Bahwa, tidak ada orang-orang hebat yang lahir dari hidup yang nyaman tanpa ujian. Justru ujian akan menempanya menjadi sosok luar biasa.
Keistimewaan dunia nyatanya memang sementara, tidak bisa dijadikan jaminan, apalagi bagi kita orang-orang biasa.
Kamu dengan jalanmu, kamu dengan ujianmu. Nabi dan Rasul diuji, dan mereka masih ingat memohon ampun, mereka masih punya rasa takut pada Tuhannya, padahal surga sudah satu langkah di depan mereka.
Kalau kita bagaimana?
7 notes
·
View notes
Photo

#ujianhidup #papamuda #ayahmuda #zinedinezidane #ayahindonesia #ianfradhyt #digitalmarketingindonesia (at Pondok Indah Jakarta Selatan) https://www.instagram.com/p/CenUlupP7GU/?igshid=NGJjMDIxMWI=
7 notes
·
View notes
Text
Pernah baca suatu tulisan, lupa tulisan siapa (semoga Allah menjaga penulisnya) intinya begini :
Jika masalahmu terasa berat, tapi 'keluargamu' masih baik - baik saja maka kamu masih termasuk orang yang beruntung dari sekian manusia di bumi ini.
Simple but deep. Maksudnya pada sebagian orang, rumah memang tempat ternyaman untuk kembali. Seberat apapun beban yang ia rasakan di luar sana, akan terasa sirna ketika ia pulang dan ia sadar bahwa dirinya ada di tengah keluarga yang utuh, bahagia dan penuh cinta. Ada bahu untuknya bersandar, ada tubuh yang bisa dipeluk, dan ada telinga yang siap mendengarkan ceritanya kapanpun ia butuh.
Tapi di belahan bumi lain, ada sekian orang yang ketika ia pulang bukan kenyamanan yang didapat namun masalahnya justru kian berat, hatinya makin terasa berantakan. Seringkali tangisnya hanya dipeluk dinginnya angin malam, tidak ada telinga yang siap mendengar keluhnya apalagi bahu untuknya bersandar. Satu - satunya support system yang dia miliki hanyalah Allah, hanya Allah.
Termasuk yang manapun kita, semoga hati kita tidak pernah lupa untuk bersyukur. Jika kita lihat dalam hidup ini, niscaya akan kita temui bahwa selalu ada bagian yang lebih besar dari nikmat Allah Ta'ala jika dibandingkan dengan ujian yang tengah menimpa.
Sukoharjo, menuju Ramadhan 1443
#family
#family#keluarga#inspirational quotes#inspiring quotes#life quotes#my words#poets on tumblr#positive quotes#islam#tulisan#my notes#ujianhidup#sabarlahdiriku#islamicreminders
8 notes
·
View notes
Text


H-1 Sebelum berangkat ke Bandung.
Sekitar dua minggu lalu ternyata giliran saya kehilangan benda-benda berharga. Laptop dan 2 handphone di rumah sendiri. Lingkungan rumah disini sepertinya sudah merasakan kehilangan satu persatu Sejujurnya saya sendiri tidak tau harus mengekpresikan bagaimana kehilangan ini karena rasanya tidak sesedih ketika ibu saya mendiamkan saya selama seminggu lebih karena saya tidak terima peran perempuan dan menangis dari bahasan pernikahan hahahah konyol kan.
Ketiga benda ini saya beli sendiri, dan sekarang tersisa kotaknya saja :’) jadi sedih itu pasti ada, bahkan sampai berkali-kali terbawa mimpi bahwa sebenarnya benda-benda ini tidak hilang. Ini ujian, bisa jadi ini juga penyelamatan. Sore itu saya memang tidak baca al-matsurat dan murojaah qur-an. Dan banyak hal yang saya sadari bahwa beberapa waktu terakhir memang lalai dan sudah banyak berbuat dosa baik sadar ataupun tidak. Dulu pernah membaca dan menonton dalam mihrab cinta karya Habiburrahman entah kenapa saya yakin bahwa apa yang diambil dari kita akan kembali lagi pada kita, entah secara langsung atau dalam bentuk yang lebih baik jika kita mampu mengikhlaskannya.
Apa yang hilang cepat saya yakin juga akan Allah ganti dengan cepat bahkan jika tidak, pasti digantikan dengan sesuatu yang lebih baik, hanya saja dalam hal ini saya sedikit bingung sebab semua berkas dan file skripsi masih ada di laptop, dan hanya sempat membackup file skripsi setelah seminar proposal. Karena sempat saya copy di flashdisk tapi dibawa juga setas-tas laptopnya hahaha, dan juga foto-foto di hp yang tidak sempat dibackup di iCloud.
Sungguh saya doakan suatu hari bapak atau ibu atau kaka atau adek yang mungkin mengambil semua itu Allah sadarkan dan diberikan kesempatan bertaubat.Semoga kejadian ini menjadi penghapus dosa-dosa saya dan menjadian pribadi yang lebih baik.
Aamiin.
7 notes
·
View notes
Text
Menghibur Manusia
Gimana caranya menguatkan orang-orang yg Allah beri ujian berbeda dan berattt menurut takaran manusia. Generally, aku paham setiap manusia diberi kekuatan dan ujian yg berbeda-beda sesuai kesanggupannya. Sanggup atau tidaknya semua hanya Allah yang tahu dan menetapkan, bukan manusia dan imajinasinya.
Tapi, semua itu tidak bisa langsung dikatakan pada mereka yang sedang mengalami ujiannya hingga ujung2nya aku bingung harus berkata apa untuk menguatkan selain mendoakan. Menitipkan hati dan ruh mereka yg mengalami ujian pada Allah yang Maha mampu memberi ujian sekaligus mampu memberi ketenangan, kekuatan, dan kesabaran dalam menghadapi ujian.
Allah yang Maha Tahu, untuk apa ujian itu diberikan padanya, pada masing-masing manusia yang tentu berbeda-beda ujian dan responnya. Mereka yang Allah pilih langsung untuk memikul dan menjalaninya, pasti bukan tanpa maksud. InsyaaAllah pasti untuk maksud terbaik, untuk membuat mereka tambah cinta, yakin dan hanya bergantung pada Allah saja.
Semoga semoga semoga untuk dirimu yang hari ini Allah titipkan ujian hidup, selalu ingat satu langkah kembali kepada Allah, maka Allah akan menolongmu dengan ribuan langkah-Nya. Yang pasti langkah-Nya akan membuatmu tenang, sabar, syukur, dan kuat saat menghadapi segala ujian hidup.
Hanya Allah yang mampu melakukannya, hanya Allah yang mampu menghibur, meringankan sekaligus menguatkan setiap manusia yang dititipkan ujian. Bukan manusia seperti kita atau makhluk-makhluk lainnya. Doakanlah, karena itu jauh lebih berguna untuk mereka. 🌻🌾

4 notes
·
View notes
Text
Ketakutan dan Kekuatan
Jika dipikir ulang, sepertinya sejauh ini aku sudah melalui berbagai ketakutan yang ternyata membuatku menjadi lebih kuat dibanding sebelumnya.
Semisal ketika akan menghadapi sidang proposal sampai menuju sidang skripsi misalnya. Konflik dengan salah satu pembimbing semasa itu sempat membuatku takut, takut tidak lulus. Belum juga ketika sidang, salah satu pengujiku sempat menyatakan bahwa skripsiku belum layak. Perkataannya sudah membuatku takut, kalut dan nyaris membuatku menitikkan airmata di ruang ujian. Padahal sebetulnya beliau hanya menguji kemampuanku saja, namun rupanya beliau pula yang memberiku nilai sempurna. Segala puji bagi Allah...
Ketakutan yang lain, terjadi kembali. Seperti saat aku mendapati penguji tesisku keduanya profesor ternama di kampus. Aku merasa takut dan kalah di awal. Namun, seseorang pernah berkata padaku.
Jangan takut, kamu yang lebih mengetahui isi penelitianmu. Penguji hanya menilai apa yang terlihat saja. Kamu seharusnya percaya diri karena ini hasil penelitianmu.
Berbekal kalimat bijaksana itu, aku mencoba untuk membangun kembali kepercayaan diriku dan menghapuskan sedikit demi sedikit rasa takutku. Sampai akhirnya, aku bisa melakukan presentasi di depan para penguji. Bahkan sempat kaget, profesor senior memberiku nilai cumlaude. Terharu. Sungguh sulit untuk diungkapkan berjuta kata. Segala puji bagi Allaah...
Pada intinya, hari ini aku sedikit menyadari bahwa ada kekuatan di balik ketakutan. Ya, kekuatan untuk mengikis ketakutan itu sendiri. Hanya tinggal memilih saja mau lebih mengagungkan ketakutannya ataukah kekuatannya?
(Yuree, 190322)
2 notes
·
View notes