#terus untuk berdoa
Explore tagged Tumblr posts
Text
------------------
β
ππ» Mau dapat πππππππ-πππππππ πππππππ πππππππ? Follow @ππ§ππ€ππππ€ yah.
β
π§π» Jadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.
β
ππππ ππππ ππ ππππ,
α©αIO α©. αIO
#doa#berdoa#power of prayer#prayers#praying#prayer#katakata#adulting#terus berdoa#keep praying#jangan lupa berdoa#teruslah berdoa#self reminder#selfreminder#terus untuk berdoa#ario writes#ario menulis#share this post#share this please
1 note
Β·
View note
Text
Cara Pandang Baru Saat Dewasa
Menuju dewasa yang kemudian melihat kehidupan ini bergeser Point of View-nya " 1. Mulai memahami kalau nggak ada yang terlambat dalam hidup, selama kita masih hidup. Itu adalah takdir terbaik yang kita miliki, kalau kita baru memulainya sekarang karena memang sekarang saatnya, bukan karena kita terlambat. Namun, itulah perjalanan hidup kita. Jadi, jangan takut kalau orang lain udah sampai mana, kitanya baru mulai
2. Belajar untuk merasa cukup. Dunia ini nggak ada ujungnya kalau dikejar. Nasihat terbaik yang kudapatkan di umur 34 ini adalah kalau kita gagal satu dua hal terkait urusan dunia, kita masih bisa ngulang. Tetapi kalau gagal di akhirat, ngak akan bisa ngulang buat memperbaikinya.
Rezeki kita itu cukup, tapi nggak akan cukup buat ambisi dan ketakutan kita akan kemiskinan. Ya Allah, kita berdoa setiap hari biar dikasih hati yang benar-benar terus bisa merasa cukup. Biar nggak hasad sama orang, nggak iri sama rezeki orang lain, dan lebih bersyukur sama apa yang kita miliki sekarang.
3. Pondasi agama sangat penting. Sebagai generasi yang tumbuh di lingkungan yang biasa-biasa aja dalam beragama, dulu di sekolah negeri juga agama tidak menjadi materi yang prioritas. Di umur sekarang dan menjadi orang tua, baru ngerasa banget kalau pondasi agama sedari kecil itu penting sekali sebagai panduan hidup. Agar melihat dunia ini lebih bijak dan prioritas hidup lebih benar dan terarah.
Mungkin itu yang bikin sebagian besar orang tua di generasiku sekarang yang milih anaknya sekolah di sekolah berbasis agama. Sebab di fase dewasa ini, sadar jika pemahaman hidup atas landasan spiritual ini yang benar-benar menyelamatkan diri dari masalah-masalah anxiety (kecemasan), feeling lonely (kesepian), depresi, dan beragam isu kejiwaan lain. Itu yang kurasain.
4. Belajar jujur sama diri. Badan itu pasti punya sinyal tertentu sebagai respon terhadap situasi/hal yang lagi jadi beban pikiran. Jangan sampai dzalim sama diri sendiri karena hal-hal yang sebenarnya bisa diputus tapi tetap dipertahankan karena rasa nggak enakan. Dan berujung pada langganan IGD, obat antidepresan, dan segala macam.
Jangan lupa menolong diri sendiri dengan kejujuran. Dan jangan takut buat minta tolong ke orang lain, ke profesional, dsb. (c)kurniawangunadi
917 notes
Β·
View notes
Text
kita tidak memiliki kekuatan untuk mengatasi masalah kita, sebab kekuatan itu hanya bisa datang dari Allaah.
tidak akan datang sampai kamu memohon dan berdoa kepadaNya. sampai kita mengakui kelemahan kita.
"ya Allaah, aku tidak bisa. ya Allaah, aku tidak mampu. yang aku inginkan itu lemah, dan akupun lemah, hanya Engkau yang mampu, hanya Engkau yang kuat. Engkaulah yang mengabulkan doaku dan memberiku kekuatan."
semoga Allaah menjadikan kita orang-orang yang terus berbaik sangka dan orang-orang yang tak pernah lelah dalam berdoa.
Ω
ΩΨΉΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΨͺ Ψ³ΩΨͺΩΨΉΨ±Ω ΨΩΩΩ
ΩΨ© Ψ§ΩΩΩΩ ΩΩΩ ΩΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΨ¦ ΨΩΨ―Ψ« ΩΩΩ
Seiring berjalannya waktu, kamu akan mengetahui hikmah dari Allaah dalam segala hal yang terjadi padamu.
__
terkadang menakar kemampuan diri itu perlu ya, agar diri paham bahwasanya kemampuan dan bahkan pengetahuan kita sunggulah terbatas tanpa pertolongan Allaah.
228 notes
Β·
View notes
Text
Lyfe
Gue tadi menghadiri wisuda sebagai senat dan duduk bersebelahan dengan dosen senior. Beliau bilang ke gue:
"Kamu segera berangkat S3. Mumpung masih muda dan nggak ada yang diberatin"
Gue bilang ke beliau:
"Saya sedang merintis studio kecil-kecilan bu. Insya Allah kalau studionya sudah nemu pola produksi yang baik jarak jauh, saya pergi hehe"
"Jangan kelamaaan. Ntar ada opportunity cost yang terbuang"
"Insya Allah"
Usia gue sekarang 34. Dulu gue berpikir impian gue berhenti di usia 30 karena impian itu cuma dongeng masa kecil. Orang dewasa tahunya bertahan hidup.
Gue sendiri sampai sekarang juga berusaha keras bertahan hidup. Tapi siapa sangka ada orang-orang yang terus mendorong gue:
"Ayok bikin game"
"Ayok belajar ngoding lagi"
"Ayok belajar gambar"
Di usia segini, dengan pertimbangan yang lebih matang, gue mensyukuri Allah menyelamatkan gue dari keinginan suicide yang terus-terusan muncul dari usia gue 28 sampai usia 32 an.
Sekarang gue lagi ambis-ambisnya belajar bikin game. Entah nanti suksesnya lewat jalur game developer ataupun S3, atau mungkin Allah mempertemukan gue dengan jalan lain lagi. Wallahu a'lam.
Dunia gue tuh warna-warni. Di satu sisi ada orang-orang yang bilang:
"Kapan nikah?"
Di sisi lain banyak juga yang bilang:
"Aku seneng banget dengan semangat kamu yang sekarang. Kamu suka banget ya belajar"
Gue mau kemana? Wallahu a'lam.
Yang tersisa hanya kepasrahan. Sambil memperjuangkan mimpi sambil berdoa kelak Allah juga ngasih gue kesempatan untuk hidup bareng keluarga kecil. Masak sarapan buat orang-orang rumah. Makan siang dan malemnya catering karena w sibuk hwkwkwk.
Semoga Allah mencukupkan, meluaskan rahmat dan senantiasa mencurahkan hidayahnya.
158 notes
Β·
View notes
Text
Berdoalah, Sampai Kita Lupa
Belakangan ini, saya sedang belajar memaknai bahwa doa adalah tentang proses-proses di dalam hidup. Menyampaikannya kepada Allah adalah proses dimana kita mengenali dengan baik apa yang menjadi kebutuhan kita dan alasan mengapa kita membutuhkannya, sampai jawabannya lurus selurus mungkin. Mengulang-ngulangnya adalah proses dimana kita belajar berprasangka baik, meski tidak pernah terbayang kapan doa itu akan menjadi nyata. Menunggu keputusan-Nya atas doa itu pun proses dimana kita akan dipertemukan-Nya dengan berbagai dinamika hidup hingga kita berpikir, "Apakah benar saya menginginkannya? Apakah benar ini adalah satu-satunya sumber ketenangan dan kebahagiaan yang saya cari? Apakah benar harus saat ini?" dan seterusnya.
Tentang berdoa, suami saya pernah bilang, "Berdoa aja terus, sampai kita lupa kalau kita pernah punya doa itu, sampai kita tidak lagi fokus pada kapan doa itu akan dikabulkan. Di saat-saat seperti itu, biasanya Allah berikan, bukan?" Ketika mendengarnya, saya sedikit bingung, "Bagaimana bisa kita lupa pada doa yang setengah mati kita harapkan? Kalau sesuatu itu penting bagi kita, bukankah kita tidak akan semudah itu untuk melupakannya?" Kemudian,
Perjalanan memaknai nasehat suami tersebut rupanya mempertemukan saya dengan sebuah pemaknaan bahwa lupa yang dimaksud bukanlah terlepasnya doa dan pengharapan kita itu dari ingatan, tetapi terlepasnya diri kita dari ikatan dan harapan yang tinggi terhadap kapan dan bagaimana doa tersebut harus dikabulkan.
Terus berdoa, tetapi lepaskan ikatan terhadap pengabulannya. Oh, ya Allah! Ini sulit sekali. Tetapi, saya jadi berpikir lagi, "Kalau kita meninggikan harap pada sesuatu yang kita doakan hingga terus-menerus diingat, dipikirkan, didambakan, sampai patah hati ketika belum dikabulkan, bukankah sesuatu itu mungkin sekali menjadi illah (sumber kecintaan) kita di dalam hidup? Satu-satunya illah kan hanya Allah. Lalu bagaimana jika dengan harapan yang tinggi itu kita ternyata sedang menghadirkan tandingan-tandingan-Nya di hati kita tanpa kita sadari?"
Astaghfirullah. Ya Allah, terimakasih atas makna berharga yang Engkau hadirkan ini. Ampunilah aku, yang dalam berdoa pun ternyata masih tidak tahu diri. Mampukanlah aku untuk tetap bersabar dan menjalani hidup sebagaimana arahan-Mu tanpa berfokus pada apa-apa yang belum ada dan belum termiliki.
Wallahu 'alam bishawab.
228 notes
Β·
View notes
Text
Hikmah Berdoa
Tidak semua orang diberi kesempatan untuk berdoa, maka teruntuk dirimu yang masih terus istiqomah berdoa, bersyukurlah.
Hikmah doa, mengajarkan kita banyak hal. Terutama dari segalanya adalah 'kesabaran'. Bila segala yang kita inginkan segera Allaah berikan, maka bagaimana kita mengenal dan belajar tentang kesabaran? Darimana kita mengenal bahwa setiap yang diinginkan akan di acc dulu sama Allaah, baik atau tidak baik untuk kita?
Mengapa berdoa, padahal Allaah sudah tau apa yang kita inginkan meski belum kita ucapkan dalam doa?
Benar, bahkan Allaah sudah tau, karena sungguh Allaah Maha Mengetahui segala isi hati. Namun, tidak kah diri yang lemah ini malu, di saat Nabi yang paling mulia akhlaknya dan sebagai kekasih Allaah saja-pun selalu berdoa ketika menginginkan suatu kebaikan. Lantas, kita ini siapa, yang begitu angkuh, berharap diberikan apa yang kita inginkan, sedang diri begitu enggan mengangkat tangan dan berdoa?
Tetaplah berdoa, karena diijabahnya atau belum diijabahnya doa kita saat ini, kita tetap mendapat pahala atas doa yang kita panjatkan.
"Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa". (HR. At-Timidzi, Ibnu Majah,Musnad Ahmad)
184 notes
Β·
View notes
Text
Meminta Keberkahan
Dulu menjelang proses menikah, salah satu hal yang aku takutkan setelah menikah ialah tidak bisa membantu keluargaku secara materi, mengingat aku anak pertama, yang tentunya menjadi harapan besar bagi orang tua. Sebab aku sadar betul, bahwa ketika seorang perempuan menikah, sebagian besar hidup dan tanggungjawabnya akan beralih ke keluarga barunya
Aku istikharah, bahkan setiap hari, meminta pada Allah mana jalan yang terbaik. Berdoa secara jujur dan sungguh-sungguh, meniatkan menikah untuk ibadah, juga menjaga kehormatan diri
Entah mengapa saat itu aku menjadi yakin sekali, tidak mungkin Allah membiarkan keluargaku sengsara hanya karena ketakutan atas pikiranku. Namun siapa sangka, setelah menikah, Allah justru memberi rezeki sendiri pada keluargaku yang lebih dari cukup (yang sebelumnya sempat sulit secara finansial). Ditambah bonus kedua orang tuaku yang semakin terlihat dekat, harmonis, dan kompak. Sungguh itu merupakan nikmat dan syukur yang luar biasa
Menikah memang bukanlah satu-satunya faktor yang bisa mengubah hidup kita. Jangan terlalu berekspektasi, bahwa menikah akan jauh lebih bahagia. Bisa-bisa nanti kita lupa, bahwa bahagianya kita kemarin atau hari ini, bukan karena manusia, melainkan karena hati kita yang terus percaya pada Ia
Kitalah yang harus meminta pada Allah; bertekad untuk memperbaiki apa-apa yang kurang dalam diri kita; meminta apa itu ketenangan hati, keberkahan hidup, rasa syukur yang berlimpah. Setiap hari, setiap waktu, sampai mungkin kita merasa bosan, hingga tak luput airmata yang tentu saja mewarnai hari-hari kita :'))
Teruslah percaya dan meminta pada-Nya, sampai saat kita menemukan orang yang tepat dalam hidup kita nanti, kita seolah-olah lupa, bagaimana rasanya sakit hati karena cerita-cerita kemarin. Seakan hal itu tidak pernah terjadi. MasyaAllah.. sungguh kebesaran Allah tiada duanya. Semoga Ia senantiasa menguatkan langkah kita, bahwa kebahagiaan yang hakiki datangnya dari kedekatan kita pada Sang Pencipta
Kebaikan pasangan hanyalah bonus. Mintalah ketenangan dan keberkahan, hingga saat menemui masa sulitpun, kita tidak lupa kemana seharusnya kembali
(Tulisan yang tersimpan di dalam draft)
Surabaya, 11 Januari 2024 | Pena Imaji
304 notes
Β·
View notes
Text
Ridha
Dulu, jauh sebelum menikah, aku punya banyak keinginan. Melihat berbagai teori idealnya rumah tangga bersliweran di media sosial, tak urung juga memunculkan bersit-bersit imajinasi.
"Ah semoga nanti aku dan pasanganku bisa..."
Titik-titik yg diisi dengan berbagai idealisme pernikahan.
Bukan, bukan hal seperti: harus sering keluar bareng, gandengan tangan terus, mengucapkan cinta setiap hari, dll. Aku sadar diri juga aku bukan tipe orang yg seperti itu hehe.
Aku kira, rumah tangga yg baik harus punya visi misi pernikahan dan menuliskannya. Aku kira, rumah tangga yg baik harus punya target keluarga yg tercatat rapi. Dan banyak aku kira aku kira lainnya.
Namun semakin mendekati hari pernikahan, kesemua ingin itu tidak lagi terasa begitu menggebu. Sebelum hari H pernikahan, doaku semakin sederhana.
Semoga kami menjadi pasangan yang ridha satu sama lain. Membangun keluarga yg di dalamnya dipenuhi keridhaan dan kebersyukuran.
Entah berapa kali aku termenung-menung sendiri saat berdoa. Kadangkala meneteskan air mata. Ada rasa takut, kuatir diri ini tidak bisa memerankan peran barunya dengan baik. Apalagi dengan kekurangan yg berserakan disana-sini.
Apakah suamiku, mertuaku nanti bisa dengan mudah ridha atasku?
Pertanyaan yg seringkali mengganggu pikiranku saat itu. Terlebih kata orang, 5 tahun pertama adalah yg tersulit. Sesulit apa kira-kira?
Dan tanpa terasa, sekarang sudah hampir 1 tahun usia pernikahan kami.
Satu tahun yg bagi satu sama lain adalah satu tahun penuh pembelajaran baru. Saling menyesuaikan diri, membenahi diri, saling menambal kurang satu sama lain.
Sampai hari ini, aku tidak pernah benar-benar tahu apa jawaban pasti dari pertanyaanku. Apakah suamiku ridha? Apakah mertuaku ridha? Dan seluruh keluarganya pun ridha?
Namun yang pasti, satu tahun yg berlalu telah mengurangi banyak ketakutanku. Satu tahun yg berlalu ini telah membuatku begitu banyak bersyukur. Satu tahun yg membuatku tahu, pasangan dan keluargaku memiliki hati yg lapang untuk menerimaku dalam kehidupannya.
Dan aku pun, menemukan apa yang aku cari.
"Semoga Allah mempertemukanku, dg siapa pun yg saat aku melihatnya, hanya doa-doa baik yg terbesit dalam hati."
Semoga keluarga kecil ini, senantiasa dilimpahi keridhaan Allah di sepanjang jalannya.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmush shaalihaat.
419 notes
Β·
View notes
Text
Glimpse of Us
Akhir tahun ini, saya mendapatkan sebuah jawaban yang dulu selalu mengganjal di kepala saya.
Jawaban dari pertanyaan yang padahal sudah saya ikhlaskan. Yang kalaupun saya tidak tau, hidup saya akan tetap seperti ini. Tidak ada yang berubah. Pun kalaupun saya tahu, saya juga tidak akan berbesar kepala.
Sebab seperti yang sudah saya bilang, pertanyaan itu sudah saya ikhlaskan.
Pertanyaan tentang,
βKenapa jalan kita terus bersebrangan kalau sebenarnya kita tidak bisa bersama? Kenapa kita tidak bisa bersama padahal saya tau bahwa perasaan kita sama?"
Di pertemuan terakhir sebelum pada akhirnya saya dan dia tidak akan pernah bisa bertemu lagi, kami sempat bertemu sekali lagi. Kali itu, semua terasa berbeda. Kali itu, untuk pertama kalinya, kami berdua sama-sama merasa bisa memperjuangkan hubungan itu.
Tapi lagi-lagi hidup begitu lucu.
Hidup saya saat itu tiba-tiba tertahan oleh sesuatu hingga saya tidak bisa menghubunginya. Dan selepas pertemuan itu, kami tak pernah bertemu lagi, saling hilang kabar, dan berpisah jalan.
Banyak yang terjadi di hidup kami berdua setelah bertahun-tahun tak bertemu. Dia sudah bahagia dengan buah hati dari seseorang lelaki yang sebenarnya dulu saya pernah berdoa untuk bisa ada di tempatnya. Sedangkan saya masih tetap ada di sini. Dan baik-baik saja.
Tapi akhir tahun ini saya mendengar sebuah cerita, bahwa sebenarnya tanpa saya ketahui, di pertemuan terakhir itu dia mencari saya. Tapi sayangnya, saya tidak bisa ditemukannya.
Dan kalian tau apa yang lebih lucu? Alasan dia mencari saya saat itu adalah, karena saat itu dia akan bertemu dengan lelaki asing. Namun, dia merasa ragu dan ingin membatalkan pertemuan itu karena dia merasa lebih baik menghabiskan waktu dengan saya.
Sayangnya, saat itu dia tidak bisa menemukan saya.
Dan kalian tau siapa orang yang akan dia temui saat itu?
Orang itu adalah suaminya yang sekarang.
Bayangkan apa jadinya kalau saat itu dia menemukan saya? Mungkin semuanya berbeda.
Tuhan memang Maha bercanda..
182 notes
Β·
View notes
Text
--- Amen for every prayers. βοΈ
#doa#berdoa#doa itu wajib#power of prayer#prayers#praying#prayer#prayers again#doa itu ajaib#miracles#quotes#positivity#positive quotes#positive#self love#penulismuda#motivasionline#pengingat#pengingatdiri#self reminder#self realization#kekuatan doa#rajin berdoa#God is good#semangat#selalu semangat#terus bersemangat#untukku#untuk aku
0 notes
Text
Sebuah Validasi
Terlalu keras pada diri sendiri menyebabkan orang lain juga akan keras kepada dirimu. Menganggap terlalu berlebihan dalam segala masalah. Setiap orang memiliki masalah dan dinamikanya masing-masing, namun tidak seberisik kita.
Bersyukur dan let it flow, ikuti arus nya, ikuti jalan takdir. Berdoa untuk selalu diberikan yang terbaik dalam segala hal. Lapangkanlah hati untuk menerima segala takdir baik maupun buruk. Berpikirlah hal hal yang baik dan positif, ucapkanlah hal hal yang baik. lakukanlah tindakan tindakan yang baik untuk dirimu sendiri dengan mengingat tidak mencelakai orang lain.
mungkin secara tidak sengaja memang benar, ucapan yang kita anggap biasa bisa menjadi pisau tajam bagi orang lain. karena perbedaan culture, pola pengasuhan, kebiasaan, pengalaman yang dimiliki membuat setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, jagalah lisan, jaga sikap dan jaga tingkah laku kepada siapapun itu. bahkan dengan orang terdekat.
Luka dan bahagia lebih sering kita dapatkan dari orang yang paling dekat dengan kita. Saringlah apa apa yang masuk ke dalam tubuh kita. baik asupan makan, yang kita dengar, kita cium, kita lihat, kita rasakan. Pilihlah dan izinkanlah segala hal baik yang masuk ke dalam diri kita. Berikan energi energi positif pada diri kita. Jika kamu sudah berdamai, orang di sekitar pasti akan merasakan hal itu. carilah kebahagiaan dan ketenangan itu ada di dalam diri kita, dari diri kita yang paling dalam, selami hingga ke dasar dasarnya. Kamu akan menemukan dirimu yang asli, dirimu yang nyata. Sesungguhnya apa yang kamu inginkan, apa yang harapkan, apa yang terbaik buat dirimu. Itu ditanyakan kepada dirimu sendiri. Validasilah dirimu oleh dirimu sendiri. Mencari validasi ke berbagai orang akan membuat luka bagi dirimu sendiri karena membuka luka yang sudah mulai sembuh namun kamu buka kembali. dan bisa jadi juga akan menyakiti dan membunuh orang yang menjadi tempat kita mencari validasi.
Semangat untuk individu yang selalu membutuhkan validasi dari orang lain. kamu pasti bisa mencari validasi itu ke dalam diri kamu sendiri. Latihlah terus otot otot mental kita, sama hal nya seperti membentuk otot fisik, diperlukan berulang kali latihan untuk kita bisa memiliki otot yang kita harapakan, begitu juga otot otot mental kita. Sekali dua kali gagal tidaklah masalah, bahkan beribu kali gagal itu tidak masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika kita berhenti untuk mencoba lagi dan terus mencoba lagi untuk bangkit.
Tenang, cuma sampai kita mati saja kok, kalau sudah mati mungkin sudah tidak akan ada masalah hidup (ya karena udah mati wkwk). Coba lihat usiamu sekarang berapa tahun, kira kira punya ekspektasi hidup hingga berapa tahun. Apakah sisa sisa waktumu hanya untuk digunakan untuk berisik dengan segala hal di luar ekspektasi? atau bisa kamu gunakan untuk hal hal yang lebih bermanfaat lagi, untuk dirimu sendiri dan untuk orang lain.
Ingat perlu jaga niat, karena segala tindakan tergantung dari niatnya. Milikilah niat sebaik baiknya. dan tentu saja lakukan tindakan yang tidak menyimpang dari niat kita.
Semangattt readersss :))
107 notes
Β·
View notes
Text
Mulai tanya "Mengapa"
Menurut Erich Fromm Manusia akan mampu hidup dalam makna dan mencapai potensinya ketika ia berhasil memisahkan diri dari nilai/kepentingan kelompok beserta seluruh pengkondisian untuk membuat keputusan yang didasari dari kesadaran diri yang tinggi
Proses pemisahan ini bisa diawali dengan menyadari emosi pada diri , sehingga output action dapat dilakukan sebijak mungkin tanpa kontaminasi stabilitas emosi
Salah satu action awal yang dapat dilakukan adalah menjadi curious pada diri sendiri dengan disiplin bertanya "mengapa"
Dengan terus bertanya dalam diri dengan kata "mengapa" membantu untuk menemukan alur untuk kembali pada esensi yang sebenarnya sudah terletak masing masing pada diri, hanya saja sering kali dihindari atau pun tertutupi dengan distraksi
Jangan lupa awali dialog diri dengan berdoa agar arah kontemplasi yang diberi tak salah arti
"Bill Hybels - Self awareness allows you to self correct"
Mulai kesadaran diri dengan koreksi diri sendiri
Karena segalanya netral hingga kamu yang memberinya arti
1.23CM30062024
#puisi#poem#sajak#imperfect#inspiration#intuisi#nasehatdiri#notestagram#pengingatdiri#carlina megawangi
41 notes
Β·
View notes
Text
hati yang lembut
ketika kita dihadapkan pada situasi yang tidak menemukan jalan keluar, ibaratnya maju kena, mundur kena, ke kanan kena, ke kiri juga kena. maka jalan terbaik adalah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allaah. dengan cara apa? berdoa.
ketika yang kita hadapi adalah manusia yang diri kita tidak bisa merubahnya maka jalan terbaik adalah mendoakan kelembutan hatinya.
iya, meminta kelembutan hati.
hanya dengan sebuah pinta agar diberikan kelembutan hati untuk bisa menemukan hal-hal yang mungkin kita anggap nggak ada jalan keluar, dan berat. kita akan menemukan jalan keluar yang tidak pernah kita sangka-sangka.
kita minta sama Allaah agar diberikan kelembutan hati untuk kita dan untuk orang yang sedang kita hadapi. maka kita akan menemukan secercah harapan dari permasalahan yang mungkin tidak memiliki ujungnya.
dan memiliki hati yang lembut itu sungguh sebuah hal yang harus terus kita upayakan, bukan untuk menjadi lemah dan mudah ditindas. namun agar kita lebih peka dan bisa tahu bagaimana harus bersikap.
pada hati yang lembut kita lebih bisa menerima kebenaran meski itu pahit dan berat untuk kita terima. namun kita memahami bahwasanya kebenaran adalah hal mutlak yang harus kita pegang, maka kebenaran hanya akan datang kepada mereka yang memiliki hati yang lembut.
Allaah yang menggerakkan hati manusia, maka hanya dengan berdoa kepada Allaah hati manusia akan berubah dengan cara yang mungkin kita tidak akan pernah menyangkanya. jangan lelah menjadi pendoa,.
"ya Allaah, perbaikilah kami. perbaikilah hati kami, lembutkanlah hati kami untuk menerima kebenaran."
190 notes
Β·
View notes
Text
khusyuk
dalam rangka memperbaiki penghayatan sholat, saya membaca buku tentang sholat khusyuk kembali (judul bukunya Sholat Khusyuk Itu Mudah, karya Mardianto Santoso). ini sekilas ringkasannya.
sholat khusyuk itu, apa penyebabnya? kapan terjadinya? ada yang bilang dengan berkosentrasi, ada yang bilang dengan memahami arti doa dalam sholat, ada yang bilang dengan menghadirkan Allah. akan tetapi, seringkali rumus yang manjur bukanlah itu.
sholat khusyuk biasanya terjadi saat kita ada masalah. kita memohon dan menyerahkan diri kepada Allah sampai air mata bercucuran. padahal saat itu mungkin kita tidak sedang berkonsentrasi, tidak "menghadirkan Allah", tidak paham juga apa yang dibaca. namun, rasanya Allah dekat.
rupanya, penyebab sholat yang khusyuk adalah sikap kita saat menghadap kepada Allah. seberapa rendah kita meletakkan diri kita, seberapa tinggi kita berserah kepada Allah. saat itulah khusyuk itu hadir. oleh karena itulah, sholat khusyuk sebenarnya mudah saja.
dalam suatu kajian Ustad Donny Amir Sagaf, beliau menjelaskan kesalahpahaman kita tentang doa. doa bukanlah aktivitas meminta, memohon, bukan. doa adalah aktivitas menyeru, memanggil.
saat hati kita memanggil Allah, saat itulah Allah menjawab kita. kita kira, Allah menjawab doa kita jika permohonan kita terkabul. padahal bukan. itu urusan lain. Allah selalu menjawab panggilan kita, seruan kita. Allah selalu menjawab doa.
sholat yang khusyuk itu, mungkin adalah sholat yang hatinya benar-benar berdoa. benar-benar memanggil Allah. benar-benar berpasrah di hadapan Allah. benar-benar menundukkan diri kita.
sholat khusyuk itu mudah dan bisa dinikmati siapa saja--tidak harus pemuka atau ahli agama. semoga Allah mengizinkan kita untuk terus sholat dengan khusyuk.
prompt 7.
kapan terakhir kali kamu merasa sholatnya benar-benar khusyuk? sedang seperti apa kondisi hatimu saat itu?
84 notes
Β·
View notes
Text
(Kembali) Baik-baik Saja
Dua pekan yang lalu, saat hari-hari yang berat sedang hadir, saya sempat merasa khawatir tentang diri saya sendiri. Sampai-sampai, saya mengatakan kepada suami, "Mas, setelah ini aku gimana, ya? Apakah aku benar-benar akan baik-baik saja?" Bukan tanpa alasan, saat itu rasanya memang begitu berat, terpukul, sedih, dsb. Sebenarnya saya sudah pernah melewati hari-hari berat sebelumnya, tetapi untuk yang ini, saya seperti tidak bisa melihat adanya harapan akan kebaikan yang tersedia di depan.
Selama beberapa hari, kekhawatiran itu ternyata masih tetap ada. Saya bukan tidak ingin berbahagia, tetapi rasanya seperti sedang berada dalam kondisi anhedonia: sulit untuk berbahagia dan merasakan kesenangan. Saya pun mudah menangis (bahkan saat sedang diam atau melakukan sesuatu yang seharusnya tidak membuat saya sedih), merasa kehilangan energi untuk melakukan apapun, tidak nafsu makan, dan rasanya tidak tertarik untuk tertawa meski sebenarnya saya adalah orang yang mudah terhibur oleh hal-hal yang sederhana. Dalam kondisi demikian, saya bertanya-tanya,
"Ya Allah, saya memahami bahwa saya tidak seharusnya merasakan ini. Saya tahu apa yang seharusnya saya pikirkan dan lakukan terhadap ketetapan yang sedang Engkau hadirkan ini. Tapi mengapa semua rasanya seperti di luar kendali?"
Begitulah, saya merasa ingin bangkit, tapi tidak bisa. Ingin kembali mengambil kendali atas diri, tapi tidak bisa. Ingin bisa tertawa, tapi pun saya tidak bisa melakukannya. Saya bingung, mengapa saya begitu lama bersedih? Mengapa rasa-rasanya ini bukan saya yang biasanya? Saya tetap berupaya (berdialog dengan orang-orang terdekat, menata pola pikir, mengelola emosi, terus berdoa dan berdzikir, dsb), meski saat itu saya tidak tahu apa yang akan menjadi akhir dan jawaban dari upaya yang saya coba lakukan. Namun, saya kemudian menyadari bahwa di titik itu saya sepertinya sedang dididik oleh Allah untuk memahami lebih dalam sebuah ayat yang pernah saya tuliskan di buku Mendewasakan Rasa,
"Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan manusia tertawa dan menangis." - QS. An-Najm: 43
Yup! Emosi memang datang dan pergi, tertawa dan menangis memang datang silih berganti, namun kendali atas semuanya ternyata tidak pernah benar-benar ada pada diri kita melainkan pada Allah saja. Sekuat apapun kita mengusahakan agar kita bisa segera baik-baik saja, kalau menurut Allah ujian untuk kita belum selesai maka ya belum selesailah kita dengan kondisi tidak baik-baik saja yang sedang terasa. Pun sebaliknya, seterpuruk apapun kondisi diri kita, kalau menurut Allah sudah saatnya kita kembali tenang dan tertawa, maka semua akan mudahlah adanya. Pada akhirnya, ranah kita memang hanya di ranah upaya; mengupayakan yang terbaik untuk kembali baik-baik saja. Soal hasilnya? Semua tentang bagaimana Allah "bekerja" dan senantiasa mengurus hidup kita.
Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat. Atas seizin Allah, terlepas dari apapun yang teralami di hari-hari sebelumnya, hari ini ternyata saya kembali baik-baik saja: saya kembali merasakan energi yang menyala di dalam diri untuk bisa melakukan berbagai aktivitas dan menunaikan amanah-amanah yang ada, saya kembali tertawa hanya karena melihat reels lucu di Instagram, saya kembali merapikan rumah dan mencuci baju, saya kembali memimpin rapat, saya kembali berolahraga, dan saya pun kembali berpraktik sebagai psikolog dan menangani klien-klien dengan kondisi perasaan yang sudah jauh lebih stabil dari sebelumnya. Ya Allah, saya pikir saya tidak akan seperti ini lagi :")
Rupanya benar bahwa semua yang ada di hidup dan kehidupan kita itu ada dalam genggaman Allah. Selepas hari-hari yang berat datang, kita pun tidak semata-mata akan bisa mendewasakan rasa dan kembali menjalani hidup sebagaimana mestinya kalau bukan karena kehendak Allah.
Kalau kamu sedang merasa tidak baik-baik saja di hari ini, tetaplah mengupayakan yang terbaik yang bisa kamu lakukan untuk menjemput kondisi diri yang lebih baik. Itulah ranahmu, amal shalihmu. Sisanya, bergantunglah sepenuh utuh kepada Allah. Sebab, jika menurut Allah durasi ujianmu sudah selesai, maka semua akan selesai dan atas seizin-Nya kamu akan kembali baik-baik saja. Semangat, ya!
Wallahu 'alam bishawab.
78 notes
Β·
View notes
Text
Tepat.
Namanya juga berjuang, tidak harus selalu dapat, tidak harus selalu apa yang kita inginkan. Ketika memiliki keinginan tapi tak bisa memilikinya, ya sudah, sederhananya itu yang tepat untuk kita. Seperti kita melamar pekerjaan disuatu tempat, kita memiliki skill yang bagus, memiliki kemampuan layak, tapi ternyata kita terlolak, bukan berarti kita tidak layak. Tapi karena memang yang tepat bukan di apa yang kita mau.
Peluang itu ada banyak, bukan hanya satu. Kalau tidak diterima, berarti masih ada yang lain yang lebih baik. Peluang-peluang itu bertebaran, kalau dijalan satu tidak bisa, coba lagi jalan kedua, kalau masih tidak bisa, coba lagi dijalan ketiga dan seterusnya. Kita hanya harus bergerak melakukan yang kita bisa, berikhtiar yang terbaik sambil berdoa memohon petunjuk.
Kalau tertolak, terus melangkah. Jalan-jalan terbentang luas. Untuk menemukan yang benar-benar tepat, kita harus bersabar, sambil mohon dibimbing pada hal yang sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, skill yang kita punya.
Kita memiliki skill yang bagus, kemampuan yang baik. :)
@menyapamakna1
#tumblr#menyapamakna#menyapa makna#makna#menyapa makna1#menyapamakna1#nasehat#motivasi#renungan#reminder#tulisancinta#tulisan cinta#cinta#tulisanmotivasi#tulisan motivasi#tulisannasihat#tulisan nasihat#nasihat#tulisannasehat#tulisan nasehat#tulisanmakna#tulisan makna#motivasihidup#motivasi hidup#healing#health#love#self love
214 notes
Β·
View notes