#tanya dokter
Explore tagged Tumblr posts
yunusaziz · 6 days ago
Text
Terjawab Sudah
Tengah malam tadi satu rumah dibuat hectic, tiba-tiba Abi minta dibawa ke IGD karena merasakan kesusahan dalam bernafas. Setelah menunggu beberapa jam, hasil observasi mengatakan kalau Abi boleh pulang. Sesampainya di rumah, kehectican baru dimulai, belum ada satu jam, tiba-tiba Abi merasakan sesak lagi.
Melihat itu, kami cukup panik karena tidak ada oksigen portable di rumah. Mau minta tolong sana sini, juga kurang memungkinkan karena saat itu pukul 01.00 WIB dini hari. Umi coba menenangkan, setelah itu Abi bisa tidur nyenyak, meskipun dengan raut muka kepayahan.
"Kita tetap harus usahakan tabung oksigen untuk jaga-jaga kedepannya." kata Umi.
Saat itu juga kami coba hubungi sana-sini, nihil hasil. Selain karena waktu, kami memilih tidak kontak langsung, karena jika tetangga tahu pasti gempar. Benar saja, entah dapat dari mana mereka info itu, tiba-tiba tetangga 'berebut' membantu mencarikan, dan alhamdulillah pagi ini tersedia 6 stok di rumah, dan masih ada lagi yang menawarkan.
Salah satu tetangga ketika mengantarkannya pagi tadi, berkata "Kami selalu siap direpoti ustadzah, berkabar saja. Semoga ustadz lekas sehat, dan bisa mengajar kembali. Sudah ditunggu banyak orang." dari ruang tamu saya mendengarnya, merinding saya dibuatnya.
"Umi kenapa banyak sekali yang ingin bantu Abi?" tanya saya.
"Masa nggak ingat dua hari lalu, dini hari, ketika Abi dengan nafas tersengal mengerang kesakitan, minta apa ke mas? Minta diceritakan kabar dakwah dan umat, bukan yang lainnya." jawab Umi.
Saya teringat betul, dengan suara lirih itu, Abi bertanya demikian dan saya diam seribu bahasa. Kayak serius ini, setahun berlalu, ratusan hari sudah berbaring di tempat tidur, pindah rumah sakit ini itu, bahkan dengan nafas dan suara yang berat dan tersengal itu, masih memikirkan yang lain?
Tidak heran, kenapa begitu banyak yang mencintainya. Begitu besar kerinduannya berkhidmat, bisa turut andil dalam mendidik umat, sampai mengesampingkan rasa sakit yang dialaminya. Pikirannya betul-betul untuk orang lain. Tidak sering Umi kepayahan menenangkan Abi agar fokus kesehatan dan semangat sembuh, untuk meredakan kekhwatiran di kepalanya itu.
Lekas sehat Abi, do'a kami semua selalu menyertaimu. Aamiin yaa Rabbal 'alamin.
Dengan kerendahan hati saya minta tolong do'anya teman-teman, setelah lebih dari setahun, alhamdulillah pertengahan Januari kemarin diberi tahu dokter, bahwa letak penyakit Abi sudah ketemu, dan akhir Januari besok insyaallah akan dimulai operasi dan pengobatan. Terima kasih🙏🏻
74 notes · View notes
andromedanisa · 10 months ago
Text
aku tak pernah tahu rasanya menunggu jodoh bertahun-tahun itu seperti apa. karena aku menikah dengan suamiku diusia muda 20 tahun.
aku juga tak pernah tahu rasanya berselisih paham dengan mertua, karena dari awal pernikahan hingga saat ini kedua mertuaku sangat baik kepadaku.
aku juga tak pernah tahu rasanya tinggal seatap dengan mertua, merasa tidak nyaman dirumahnya atau konflik dengan ipar. karena sejak awal menikah suamiku telah menyiapkan rumah untukku tinggal bersamanya tanpa harus mencicipi tinggal dengan mertua.
aku tak pernah tahu rasanya bagaimana kesulitan ekonomi, pinjam uang sana dan sini, menggadaikan atau menjual aset untuk bisa makan hari ini. karena selama pernikahanku Allaah cukupi aku dan suami dengan kelapangan rezeki.
Allaah tidak menguji aku dalam hal demikian, tidak tentang menunggu jodoh, tidak dengan mertua, tidak dengan suami ataupun kesulitan ekonomi. tetap ku syukuri apapun keadaan itu hingga saat ini.
tapi apakah kamu tahu dimana letak ujianku? iya, Allaah uji aku dengan penantian buah hati. aku tidak tahu rasanya bagaimana lelahnya mengandung, melahirkan, ataupun mendidik seorang anak. karena selama 15 tahun pernikahanku aku belum pernah merasakan bagaimana perasaan terlambat haid.
jangan tanya bagaimana upayaku, percayalah aku sudah mengupayakan semua cara yang baik. saran dari banyak ahli, dan semua nasihat yang masuk aku semua sudah aku upayakan.
katanya hamil itu berat, menyusui itu membuat payah seorang ibu, dan merawat seorang bayi itu tidak mudah. iya, aku mengerti, keadaan itu sudah Allaah jelaskan di dalam Al-Qur'an. namun mereka tak akan pernah tahu dan juga pahamkan bagaimana beratnya menanti seorang anak sekian lama. letihnya berjuang dengan berbagai upaya yang tak jarang menyakitkan.
maka aku mendidik diriku, semakin kesini jadi semakin berhati-hati. tidak ingin mudah menilai seseorang tentang siapa yang paling berat ujiannya. semua orang sedang berjuang dengan ujiannya masing-masing. hanya Allaah yang tahu kadar keimanan seorang hambanya.
semakin kesini jadi semakin mencoba lebih mudah mensyukuri hal-hal kecil yang sudah dimiliki tanpa membandingkan kebahagiaan ku dengan yang lain. sebab keduanya tak akan pernah sama. dan tak membenci takdir atas apa yang terlewat dari hidup seperti;
Dibalik aku yang nggak bisa naik motor, ada rejeki bapak ojol.
Dibalik aku yang belum hamil, ada rezeki dokter dan perawat yang mengalir disitu karena ikhtiar bayi tabung, inseminasi dan ikhtiar lainnya.
Dibalik AC rumah yang udah nggak dingin atau rusak, ada rezeki tukang service AC yang hadir disitu.
Dibalik ban mobil yang bocor, ada rezeki tukang tukang tambal ban disitu atau ada juga rezeki warung starling yang juga mangkal disitu. sambil nunggu ditambal bannya sambil pesan minum sekalian.
intinya sejatuh dan terpuruk hidupku, tetap ada berkah bagi orang lain. seberat apapun kesedihan hidup yang sedang aku jalani, berbaik sangka sama Allaah adalah yang harus selalu diupayakan. dan bener, semakin kesini hanya ingin hidup tenang. semua yang sudah Allaah takar tak akan pernah tertukar. semua yang memang untukku akan tetap menujuku, yang tidak untukku akan melewatkanku sekuat apapun upayaku untuk menujunya.
jadi ujian mana yang lebih berat dan mana yang mulia? tak akan mengurangi kemuliaan ibunda Aisyah Radhiyallahuanha walau tak memiliki keturunan. tak akan mengurangi sedikitpun kemuliaan Asiyah Binti Muzahim meski bersuamikan Firaun. tak akan mengurangi sedikitpun kemuliaan dan kesucian ibunda Maryam yang melahirkan seorang anak tanpa pernah disentuh oleh laki-laki. tak akan mengurangi kemuliaan Fatimah Az Zahra walau hidup penuh dengan kekurangan. Mereka semua tetap mulia sebab Allaah telah memuliakan mereka, dan itu lebih dari cukup.
.
مَادَام اللّه مَعَك لَايُهمك شَخص أَذَاك، وَ مَادَام اللّه يَحفَظك لَاتَحزَن لِأَحَد أَهملك، وَ مَادَام اللّه يُرِيد لَك شَيْئ، فَلَنْ يَقف فِي وَجهِك شَيْئ أَبَدًا.
Selama Allah bersamamu jangan pedulikan orang yang menyakitimu, selama Allah melindungimu jangan sedih dengan orang yang mengabaikanmu, dan selama Allah ingin memberikan sesuatu untukmu, maka tidak akan ada yang menghalangimu.
***
ini bukan kisahku, namun sepanjang ia bercerita, ia selalu tersenyum seolah ingin mengabarkan bahwa ia sudah lapang atas semuanya...
245 notes · View notes
kaktus-tajam · 1 year ago
Text
List Kegagalanku di Tahun 2023
Di luar arus umumnya, aku ingin berbagi kegagalan apa saja yang ditakdirkan di tahun 2023. Hehe. Panjang.
Januari
Tentunya skenario mengawali tahun baru dengan sakit.. tidak pernah ada dalam bayanganku.
Bukan. Bukan karena harus dirawat inap selama 6 hari dengan 3 dokter spesialis, sampai harus izin ganti jaga IGD karena masih berstatus dokter internsip. Bukan karena diagnosisnya cukup langka jadi ragam tes harus dilakukan. Bukan.
Agaknya aku lebih ingin menggarisbawahi bahwa 6 hari itu mengubah persepsiku tentang 24 tahun hidupku.
Dan kegagalan pertamaku adalah sempat menyalahkan diri, bahkan.. sempat mempertanyakan Allah: kenapa aku?
Sikap kontraproduktif.
Ternyata manusia memang tempatnya mengeluh, tempatnya ketidaktahuan ya.
Siapa sangka, sakitku itu justru membawa banyak keberkahan di kemudian hari. Membuka pintu-pintu unik yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Februari
Kegagalan keduaku adalah gagal mengkomunikasikan dengan baik terkait pekerjaanku sebagai asisten penelitian.
Akhirnya aku memutuskan resign dari pekerjaan sampinganku untuk fokus ke internsip dan pemulihan sakit. Di momen ini aku malu, karena rasanya gagal membina hubungan baik dengan dosen. Gagal pula manajemen diri dan waktu dengan baik. Sampai bertanya-tanya, kok bisa ya saat S1 dan koass kuat? Apa tidak pernah diuji sedemikian fisikku dan mentalku?
Tapi justru di titik ini aku belajar, suatu pelajaran penting. Ingatkah kisah tentang contoh mastatha’tum seorang syaikh, yang berlari sampai pingsan?
Di sini Allah sedang mengingatkan pertanyaanku ke seorang ustadz 2018 silam: bagaimana kita mengetahui batas kita dalam mastatha’tum ustadz?
Maret
Aku gagal menyelesaikan amanahku di komunitas yang kuikuti dengan baik. Adabku nampaknya perlu ditilik kembali.
Aku tidak bisa ikut rihlah dan menyelesaikan tugas akhirku di kelas tersebut. Pasalnya, setelah ke beberapa dokter di Indonesia, akhirnya orang tua membawaku ke Singapura untuk check up. Dan seperti cerita-cerita yang sering viral di sosial media, dokter di sana berbeda pendapat dengan dokter di Indonesia.
Aku dinyatakan berstatus “saat ini Anda sehat, tapi perlu pengawasan.” Suatu diagnosis abu-abu. Tidak dapat tegak, tapi juga tidak dapat dieksklusi. Menarik.
Siapa sangka, sebagai dokter aku justru jadi pelaku health tourism sebagai pasien? Ayah dan ibu berkata: kelak perjalanan ini pasti akan bermanfaat bagi kamu. Aamiin.
Oh ya di sisi lain, aku merasa gagal juga membuat orang tuaku bangga. Jadi sedih karena merepotkan. Terharu karena melihat sedemikian khawatirnya mereka.
April
Ternyata dalam bab ber-Qur’an pun, aku gagal mencapai target. Aku tertinggal jauh.
Kebanyakan alasan. Kebanyakan bermalas-malasan. Jaga lah, capek lah, badan sakit lah.
Tapi Allah kasih rezeki berupa Ramadhan. Dan Allah karuniakan rasa di hati: bagaimana kalau ini Ramadhan terakhirku? Itikaf terakhirku?
Rasa yang membuat bulan mulia itu begitu sulit dilepas. Alhamdulillah. Semoga kita tidak termasuk dari mereka yang mahjura terhadap Al-Qur’an.
Di kegagalan ini aku belajar tentang adab izin ke Allah: bahwa keikhlasan pun perlu diminta, keistiqomahan pun perlu diminta.. dan ternyata Qur’an memang jadi obat terbaik untuk sakitku.
Mungkin memang sebenarnya jiwaku ini yang banyak penyakitnya, ya.
Mei
Laju hidupku berubah ketika internsip periode rumah sakit selesai dan beralih ke puskesmas. Layaknya testimoni teman-teman, periode puskesmas akan lebih luang dan tidak melelahkan (dan membuat naik berat badan).
Tapi aku gagal menaikkan berat badan. Haha (naik sih, tapi turun lagi)
Memang tiga hari setelah pindah stase dari RS aku tidak nafsu makan. Aku hanya banyak menangis dan mencoba alihkan pikiran dengan game kucing. Haha.
Kenapa? Aku merasa gagal manajemen code blue dengan baik, di jaga malam terakhirku. Aku kehilangan seorang pasienku. Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. Kepergiannya, kelak menjadi kebaikan bagiku (dan untuk almarhum lah, aku dedikasikan sertifikat ACLS-ku). Terima kasih Pak, semoga Allah lapangkan kuburmu. Al fatihah.
Juni
Lagi-lagi gagal untuk mengelola stress. Haha. Di bulan Juni aku mendaftar tes TOEFL iBT. Setelah memantapkan hati mendaftar LPDP. Tentunya belajarnya H-10 karena mepet. Akhirnya gejala sakit kemarin muncul lagi. Duh, Hab.
Sedih juga, karena gagal mendapat nilai yang kutargetkan, kurang 4 poin.
Tapi alhamdulillah, memenuhi syarat. Walau ujian sambil merasakan macam-macam gejala efek samping obat.
Juli
Gagal mengumpulkan berkas LPDP sebelum deadline.
Terbukti benar kata Ibu, perjalanan sakitku dari Januari membawa hikmah. Itulah yang menjadi kisah latar belakang di esai kontribusi, yang seakan Allah tunjukkan: ini nih my calling.
Tapi aku mengulur waktu, dan akhirnya baru mengumpulkan berkas di beberapa jam sebelum tenggat. Di mobil. Saat aku perjalanan dari Jakarta ke Jogja. Haha. Terbayang betapa tingginya adrenalin malam itu.
Agustus
Gagal juara 1 di lomba yang kuikuti.
Sakitku.. selain menghantarkanku untuk daftar S2 (ketimbang langsung PPDS/ kerja), juga menghantarkanku untuk mencoba banyak hal untuk menambah pengalaman di CV untuk persyaratan S2.
Termasuk ingin ikut berbagai mentorship dan lomba. Aku gagal daftar mentorship dan training Cochrane. Tapi aku akhirnya memberanikan diri mengikuti MIT Hacking Medicine di Bali.
Alhamdulillah, walau gagal juara 1, mendapat juara 3 dan mendapat pengalaman yang jauh lebih berharga dari piala itu sendiri. Oh ya dan mendapat teman-teman internasional juga.
September
Gagal rasanya ketika sempat ditegur konsulen karena scientific poster ku perlu berulang kali revisi.
Pengalaman pertama mengirimkan case report
Lalu kelelahan setelah lomba. Dan akhirnya September penuh dengan bolak-balik check up kembali.
Aku pun gagal manajemen emosi ketika harus sulit mengurus rujukan ke RS dan mengorbankan banyak hal.. lalu ketika di sana.. diperlakukan kurang sesuai ekspektasi oleh dokter.
Ternyata kekecewaan itu menjadi pengingat terbaik: oh ya, kalau jadi dokter, jangan seperti ini ke pasien.
Oktober
Gagal pakai software asli non-bajakan untuk mini project di Puskesmas. Huhu.
Ketika mini project, aku berkali-kali gagal menganalisis data. Bahkan beberapa jam menjelang presentasi, aku baru menyadari kesalahan krusial yang membuatku mengulang seluruh pekerjaanku haha. Panik.
Akhirnya aku refleksi dan istighfar, mungkin ini akibat SPSS bajakan. Jadi tidak berkah. Teringat peristiwa serupa saat skripsi, akhirnya menggunakan free trial (yang legal) baru berhasil.
November
Gagal menulis rutin di Tumblr. Gagal mengajar Quranic Arabic sampai tuntas.
Nampaknya bulan November merupakan bulan yang butuh ruhiyah yang lebih kuat. Segala persiapan S2, perpisahan, pindah kembali ke Jakarta setelah internsip, adaptasi hidup bersama orang tua lagi..
Dan aku rasa futur iman-ku, terbukti dari writer’s block yang cukup lama. Pun semangat mengajar juga redup. Meng-sedihkan diri ini.
Oh ya tapi ternyata tentang kegagalanku di Maret.. Allah masih menurunkan rahmat-Nya dan mengizinkan aku ikut kembali komunitas tersebut kembali. Menebus kesalahanku yang lalu. Ya Allah. Alhamdulillah. Semoga diridhai Allah dan guru-guru kami.
Desember
Dan kurasa kegagalan terbesarku adalah sempat merasa kehilangan arah. Kehilangan diri yang dulu.
Aku ingat ketika pertama kali dengar diagnosisku, duniaku seperti dalam kondisi pause. Aku takut bercita-cita. Aku takut menulis mimpiku lagi. Aku takut membuat rencana.
Di akhir tahun ini, akhirnya aku beranikan diri menulis kembali: cita-cita, rencana, dan mimpi. Dan yang utama, cita-cita bersama Al-Qur’an.
Guru kami berkata: untuk Al-Qur’an, jangan pernah takut bermimpi
Maka aku coba kembali, tertatih-tatih sekali pun. Dan ternyata dengan memberanikan diri merapikan rencana ziyadah, murajaah, tilawah, tadabbur.. menghidupkan kembali semangat diri untuk cita-cita yang lain.
Allahummarhamna bil Qur’an..
..Sepertinya masih banyak. Kegagalan-kegagalanku.
Tapi dengan segala kegagalan, aku bersyukur Ditipkan pelajaran bersamanya.
Dan bukankah itu kesuksesan? Ketika segala tinggi dan rendahmu, menghantar kepada syukur dan sabar ke Allah.
Semoga dimampukan ya, Hab.
Selamat mensyukuri “kegagalan”, semoga Allah takdirkan setelah dosa ada taubat, setelah kegagalan ada pelajaran.
-h.a.
Kalau kamu juga berbagi kegagalanmu, sertakan #perjalanankegagalan ya, siapa tau kita saling menemukan bahwa kita semua memang hanya manusia biasa
83 notes · View notes
gadiskaktus · 9 months ago
Text
Tumblr media
Sesibuk apa? sampai kita tak mampu membuka wa atau membalasnya?
Sayang banget aku ga bisa kayak gitu, kalau diriku orang nya fast respon, karena pekerjaan juga menuntut fast respon. Tapi bisa juga sih, sengaja ga buka atau balas wa orang lain, tergantung siapa yang wa. wkwkwwkkw
Kerja yang seperti apa, hingga tak memegang hp sama sekali, 24 jam lho? Bor minyak di dasar laut? Dokter bedah? atau apa ya? CEO perusahaan adidaya? dulu sempat berpikir dan bertanya tanya. wkwkw
Diriku juga punya beberapa teman kalau wa hari ini, balasnya bisa seminggu kemudian, atau bisa 1 bulan lagi. Wkwkkww paling tidak suka dengan orang semacam ini. Entahlah, aku paling tidak nyaman berteman dengan orang seperti itu.
Kata bang @herricahyadi
Teman itu jangan hanya diukur menggunakan "waktu". Tapi, utamakan gunakan ukuran "kualitas". Yang puluhan tahun berteman, juga bisa merasakan kekeringan tenggang rasa. Bahkan, untuk membalas chat kita saja mereka masih menganggap remeh. Padahal sudah puluhan tahun kenal.
Kalau sekarang punya teman seperti itu, chat nya aku arsipkan, notif story dibisukan, clear chat. wkwkwkwkw
25 notes · View notes
putrikaguya · 2 months ago
Text
Hasil Promil 7 tahun
Melewati anniversary yang ke 7 di November kemarin, ga nyangka udah banyak waktu yang aku lewati bersama suami. Jujur sebelum nikah aku kira punya anak itu ga susah, habis nikah-hamil-punya anak seperti keluarga normal lainnya. Makanya pas masuk usia kepala 3 aku pingin cepet nikah biar aku bisa besarin anak ga terlalu tua (pikiran aku dulu).
Setahun, dua tahun belum hamil juga masih belum berasa, aku dan suami sering pergi berdua tapi akhir tahun kita coba untuk promil. Waktu itu masih dengan minum vitamin yang diberi dokter, lalu karna masuk pandemi dan aku ketrima kerja di tempat yang sibuknya luar biasa, terpaksa promil berhenti dan ga lanjut lagi.
Di Oktober 2022 aku tergerak untuk promil lagi di RS Jakarta yang terkenal sbg RS bayi tabung pertama di Indonesia. Aku bersyukur dipertemukan dengan para suster yang luar biasa baik, helpfull dan menyemangatiku untuk bisa hamil. Mereka salah satu alasan aku tetap bertahan di RS tersebut meski inseminasi pertama gagal, aku tetap mau inseminasi kedua. Oya, kenapa jadinya inseminasi bukan ivf? Karna ivf butuh sel telur minimal 5, sedangkan aku hanya ada 1 setiap bulannya. Setelah gagal inseminasi ke 2, dokter memutuskan untuk aku istirahat dulu dari promil karna udah terlalu lama bolak balik RS.
Memasuki pernikahan ke 7 kemarin dengan usia yang juga sudah tidak muda lagi serta tuntutan harus punya anak dari keluarga suami (yang memang sebenernya belum tau detail kondisiku) maka aku putuskan ayo promil lagi. Mengikuti saran teman yang berhasil hamil dengan dokter di Bandung, meski dapat antriannya sulit sekali karna banyak yang mau ketemu beliau, akhirnya Allah bukakan jalan dengan berhasil reservasi setelah mencoba semingguan.
Di perjalanan ke Bandung aku bilang ke suami kalau dokternya ceplas ceplos, yang menurut beliau bisa bantu beliau bantu, yang menurut beliau ga indikasi beliau akan ngomong baiknya hidup berdua aja. Seingatku aku bilang "Nanti kamu bisa Terima kemungkinan terburuknya ga kalau dokternya sampai bilang gitu?" Suamiku bilang "iya"
Selasa itu aku dapat nomer urut 14, dijadwal jam 11.30. Sampai Bandung jam 07.30, kami makan di tempat favoritku yang setiap ke Bandung wajib sarapan Soto Segaar Boyolali. Setelah makan, sampai RS sekitar jam 09.00. Tanya security, print barcode yang ada di aplikasi lalu diarahkan ketemu perawat di ruangan.
Pagi itu aku hanya dapat info bahwa kemungkinan ketemu dokter di jam 1 karna beliau ada tindakan 4 bayi tabung dan disuru tunggu lagi. Baru ketemu dokter sekitar setengah 3 sore dan kagetnya sebelum ketemu dokter diburu2in minta hasil lab dsbnya. Ini tuh gara2 pelayanan RS sebelumnya yang bagus banget jadi berasa jomplang banget hiks.
Kenapa aku bilang bagus banget pelayanannya di RS Jakarta? Karna ketika baru datang suster minta aku duduk di satu ruangan. Kami sama2 duduk, suster memperkenalkan diri lalu tanya jawab "sudah berapa lama menikah? Apakah ini pernikahan yang pertama? Apakah ada riwayat hamil? Apakah ada riwayat keguguran? Apakah ada riwayat penyakit lain? Apakah sudah pernah melakukan pemeriksaan AMH, HSG, TSH utk ibu dan analisis sperma untuk bapak? " Setelah sudah dicatat semua, kembali ke ruang tunggu dan dipanggil dokter.
Kalau yang terakhir kemarin serba buru2 banget semuanya sampai bingung. Ga lama ketemu dokternya, diperiksa USG, baca hasil lab dan hasilnya dokter bilang bijaknya hidup berdua aja, sumber kebahagiaan ga cuma dari anak aja, masih banyak yang lain. Eh ternyata gue ga kuat, nangis di depan dokternya.
Keluar RS hujan besar, makin nangis otw ke hotel. Di hotel kayak masih ngang ngong. Masa iya aku yang pingin banget punya anak ini harus berdua aja? Dari kecil aku paling suka anak kecil, tapi aku ga punya adek. Waktu liat teman-temanku sudah nikah, punya anak, aku malah merantau jauh dari keluarga, aku sering bantu kakak2 perawat jagain anak2nya kalau mereka lagi turun lapangan, bahkan aku yang tidurin atau kasi susu mereka. Sesuka itu woy aku sama anak-anak. Aku merasa ujian ini terlalu berat buat aku.
Beberapa hari berjalan aku masih kebangun sendiri pas tidur. Lama-lama aku mulai bisa nerima, kayaknya orang yang dikasi ujian ga cuma aku sendirian. Tapi hati aku ancur banget sih ini, cuma aku bisa apalagi? Aku dan suami juga udah lakuin semaksimal mungkin.
Semoga Allah gantikan dengan kebahagiaan2 lain😭
14 notes · View notes
babblingpipit · 1 month ago
Text
2024
Holaaa! Hari terakhir 2024 yang buatku sesuatu banget masyaAllah. Soooo many things happened dan hidup rasanya berubah cepet banget 180 derajat dar der dor.
Tumblr media
Dimulai dari cerita kehamilan yang jujurr belum pernah kuceritain ke siapapun kecuali terapisku. Pregnancy after loss tuh masyaAllahh berat banget, ga cuma physically tapi juga mentally. Lihatlah diagnosisku di atas. Aku cerita sesuai timeline ya (yang goes back to 2023).
Suatu sore di Oktober 2023 aku lagi jalan ke city center sama Adit, dia lanjut main basket terus aku ngiter sendiri. Somehow pengen cokelat panas terus belilah LA Burdick. Minum 2 teguk tiba-tiba mual banget pusing sampe muntah! Akhirnya memutuskan pulang sambil bertanya-tanya kok LA Burdick bosok banget padahal biasanya enak banget. Aku cari-cari di reddit apakah ada yang mengalami juga muntah abis minum LA Burdick dan ternyata GAADA sama sekali. Aku mikir berarti bukan cokelatnya yang salah. Terus mulai mikir hah kayanya telat deh haid. Buru-buru testpack sampe rumah dan alhamdulillah garis dua :") Aku langsung chat Adit dan dia instantly langsung pulang (sampe botol minumnya ketinggalan). We were soooo happy over the moon! Tapi anxiety starts creeping in. Of course lah karena sebelumnya kita udah 2x kehilangan, di early dan di late stage :(
Mingg-minggu awal kehamilan aku perdarahan. PANIK BANGET karena sebelumnya kan pernah perdarahan dan gugur. Bener-bener tiap minggu di USG untuk lihat perkembangan janinnya dan bener aja ada kantong darah yang lumayan gede. Untungnya di minggu selanjutnya si kantong darahnya mengecil alhamdulillah. Sampai kemudian hilang si kantong darah ini di 12 minggu.
Selama hamil bener-bener hypervigilant banget. Takut kehilangan lagi. Takut kasih tahu orang. Takut semua-muanya. Sama obgyn lalu direfer ke psikolog. Sempet ga bisa tidur sama sekali saking anxiousnya, belum lagi mual dan lemah.
Ketika detak jantung bayi udah bisa terdengar, kita beli alat doppler. Gile bener 2x sehari doppler sendiri huhuh. Terus di trimester akhir sama dokternya dicek setiap 2 minggu, non-stress test (cek detak jantung) tiap senin dan USG tiap kamis. Qadarullah si Ilya di minggu 31 terlilhat perkembangannya melambat. Dokternya mulai jaga-jaga bilang kalo bisa jadi kita induksi lebih cepat di 38 minggu. Di minggu ke-33 indikasinya induksi di minggu ke-37. Kemudian di minggu ke-35 ukuran dia ga nambah dari minggu ke-33, langsung ambil decision untuk induksi minggu depan di minggu ke-36. Buset belum ambil cuti! Tapi gapapa untungnya semua bisa diatur.
Selama hamil takut banget mau siap-siapin barang bayi. Takut patah hati lagi udah siap semua terus ternyata bayinya kenapa-napa. Di minggu 35 itu langsung gas order target dan amazon! Terus ka Diah juga arrange baby shower sama temen-temen di Boston astaga love banget. Sehari sebelum induksi diantar ka ais ke buybuy baby untuk beli stroller.
Bener aja pas lahiran, ternyata placental abruption! Alias si plasentanya udah lepas dari sebelum bayinya keluar. Takut banget detak jantungnya sempat turun dan kayak di film-film semua dokter dan suster jaga langsung ke kamar. Alhamdulillah ga lama Ilya lahirr nangis banget dan karena placentanya udah ga nempel lagi dia emang sempet ga dapet oksigen jadi pucatt dan harus masuk NICU huhu kasihan.
Selama di RS diajarin cara merawat bayi, pumping, menyusui dan lain-lain. Aduh udah deh mulai bulan Mei tuh ada ajaa pelajaran baru dalam hidup. Mulai dari belajar berfungsi dengan tidur cuma 3-5jam sehari. Drama menyusui sampai kena mastitis. Ilya ga anteng di stroller maupun car seat. Macem-macemm. Tapi apapun itu gaada bandingannya sama actually bisa memeluk dia dan merawat dia. I am very very privileged to have these problems :")
Terharu juga karena akhirnya aku juga dinyatakan lulus dari terapi dan ga butuh sesi terapi lagi huhu. Sekarang ilya udah 7 bulan dan we have come so so far! Menyusui udah lancar, di stroller udah anteng, meskipun tidur udah berapa bulan gamau di crib wkwk tapi aku yakin masalah yang aku hadapi sekarang ini akan cepet lewatnyaa karena dia tumbuhnya in a blink of an eye. Menikmati bangett masa-masa bayi bertumbuh ini alhamdulillahh.
In another front, karir aku juga tumbuh lumayann di 2024 ini. Bulan Maret 2024 abstrak aku lolos di konferens winter di Aspen, Colorado tentang debu galaksi wkwk niche banget! Tapi senang karena akhirnya ketemu orang-orang yang ngerjain debu di Amerika. Dari Aspen, aku diundang untuk kasih invited talk di suatu meeting tentang SED di Torun, Poland. Sedihnya, visa Schengen tuh resee banget kalo bikin dari US. Salah satu syaratnya adalah visa USnya harus masih berlaku > 6 bulan yang mana udah abis visaku di saat itu. Btw visa US tuh cuma untuk travel document masuk ke negaranya, untuk tinggal dan bekerja ada dokumen lain yang berlaku sesuai kontrak kerja. Ribet lah ah pokoknya. Jadi aku gabisa dateng ke Poland terus akhirnya presentasi online aja.
Nah aku sama Adit kan parental leave lumayan lama. Aku 5 bulan adit 3 bulan. Kita mau pulang ke Indonesia di waktu leave ini sekalian perpanjang visa. Pas banget ada konferens tentang debu juga di Jepang pas Ilya udah 2 bulan (yang mana udah dapet beberapa vaksin). Yaudah aku daftar dan alhamdulillah lolos terus kita cabs deh ke Nagoya dulu baru ke Indonesia. Ternyata a big no no deh konferens dengan bayi sekecil itu wkwkwk. Aku jadinya cuma total dateng 2 hari dari seminggu, termasuk pas aku kasih presentasi. Jujur secara sains jadi ga dapet apa-apa termasuk networking sih karena pas aku dateng pun si ilya sama adit ikut ke kampusnya dan aku bolak-balik nyusuin (yang mana 2 jam sekali).
Apa lagi ya. Oh akhirnya aku ke Jepang lagi konferens debu. Kali ini lebih prepare (HAHAH bohong padahal literally dikejar-kejar panitia buat register dan urus ina inunya). Panitianya baikkkkk banget karena nyediain hotel dan daycare hihi astaga. SENENG BANGET karena kali ini yang dateng bukan cuma orang amerika tapi banyak juga dari eropa dan aussie (dan ofc asia timur) jadi aku bisa reconnect sama orang-orang debu yang kukenal sejak PhD (termasuk PhD spvku Darren dan timnya juga datang).
Selain kerjain debu, aku juga akhirnya selesaiii menulis paper tentang ionisasi helium di galaksi yaAllahh akhirnya ada submit juga paper postdoc. Masih utang satu revisi draft tentang equivalent width OIII yang pengen ku submit Februari bismillah semoga lancar.
OH sama ini, lagi mau daftar fellowship di Australia untuk 2026 pas kontrakku abis. Meskipun jujur udah mulai ada ikatan sama Bostonn omg kepikiran daftar green card juga huhu tapi bisa ga ya aku dapet posisi selanjutnya di Boston lagi. Yaudahlah biarkan ini menjadi permasalahan Pipit di tahun depan wkwk.
Bismillah 2025 lancar jaya!
12 notes · View notes
salwanada · 4 months ago
Text
Satu bulan di Taipei
Setelah harusnya berangkat Februari, di kasih worst case jd ikut Joint degree gak, pusing dan minta pertimbangan sana-sini. Here me now, sudah sebulan hidup di Taipei.
Kampus yang aku ketahui ketika tahun kedua kuliah, TMU. Salah satu kampus yg masuk wishlist sekolah selain unimelb dan unsw *yaa mimpi aja dulu kali yaa.. meskipun S2-ku di kampus yg sama lagi dan cukup butuh waktu berdamai buat acceptance krn pertimbangan byk hal, salah satunya kesehatan.
Beneran! Kejadian belum se-bulan tinggal di Taipei, udah periksa ke obsgyn TMU Hospital buat check endometriosis krn haid. Worry harusnya udh minum obat hormon ga haid, tp semenjak sakit DBD sblm berangkat haid lagi. Ternyata its okay dan di resepin anti perdarahan.
Keluarga dan teman-teman asli pasti khawatir ttg kesehatanku terutama disini. Entah kenapa semenjak sekolah lagi, di uji yg namanya "sehat" bolak-balik ke obsgyn, impaksi 4 gigi, DBD, dokter sp.kk, alergi kulit h-1 uts. Wkwk cukup challenging.
Sebulan adaptasi byk hal yg bikin kageet
Beli apapun disini jgn dirupiahin beda jauhh harganya, kemana-mana bawa botol kosong untuk cebok krn ga ada bidet, kuat jalan 10.000-20.000 langkah perhari hal yg biasa, air isi ulang di kampus dan mrt adaa, transumnya oke bgt dan tertata tepat waktu, buang sampah pake jam sesuai kedatangan truck sampah dan hrs pake plastik berlogo bisa dibeli di sevel, kartu id card ajaib yg bisa dipake naik transum, bayar sevel, boba, akses ke perpus dan kampus. Perpusnyaa buka sampai malam dan sabtu minggu buka, setiap sore di kampus beragam olahragaa ada, ga ada uts uas adanya tugas presentasi dan paper. Setiap minggu sekali ada lab meeting sm Prof brsm anak" yg sebimbingan. Dosen disini dari segi memuji dan memberi apresiasi baguss banget sampai takjub kalo sering di bilang "Good Job" bener" membimbing dgn baik.
Sebulan disini byk pertolongan dari org" yg kutemui entah bestian sama mba"tkw di belanjain ke pasar, di kasih gorengan sm ibu tkw tetangga apartement, di gratisin print sm akung", di buangin sampah sama kakek", di anter ke apartemen sm Ibu baik hati, ibu kost yg baikk pernah hujan2 anterin kunci krn kunciku ketinggalan di kamar. Ke Px mart di bawain belanjaan ke dalam pas hujan sm mas kasirnya biar ak bisa belanja. Di Shuang Ho dianterin pak satpam ke kelas dan selalu di sapa. Pengen udang hbs itu bbrp hari dpt nasi sayur gudangan lauk udang. Pengen pepayaa, bbrp hari dikasih mbak samping kamar pepaya. Dpt lungsuran barang" mbak kos sebelumnya jd ndak perlu beli printilan. Dpt lungsuran alat makan juga dari Mb Vivii. Anak PPI TMU yg helpfull dan baik hatii. Di cariin dan dianterin beli laptop sm Amir dan Eva krn lepiku udh udzur wkwk. Staf perpus yg membantu install dan tanya ini itu dibantu. Di tawarin ikut course JCI sm Prof management health. Ketemuu berbagai kalangan yg bener" bisa jd panutan dan inspirasi. Ga sengaja waktu maem bekal ngobrol sm Pak Wartawan yg lagi Ph.D beliau insightfull sekalii di komporin buat sekolah S3 aamiin Ya Allah. Begitupun hari ini ketemu Prof.Roro beliau jg ngendika seperti itu "saya suka liat anak yg suka sekolah". Ibu bangeet pokoknyaa.
Meskipun hari-hari selalu mikir mau maem apa atau masak apa ya hari ini, ga ada dapur jd masaknya pake magic jar dan panci listrik. Proudd of me bisa survive krn bantuan 2 benda tersebut😂
Terimakasih untuk Abah Mama yg sudah ridho dan support memfasilitasi anaknya yg banyak mau dan hobinya sekolah ini. Terimakasih joint degree UGM TMU yg bikin program ini jd selain bisa ikut course Nursing, bisa ikut course Global health/public health & management health 2 jurusan yg aku tertarik sblm ambil nursing😂Terimakasih beasiswa TMU boleh ya sekolah disini sampai Ph.D (?) Hehee aamiin Ya Allah. Terimakasih Ya Allah udah ridho juga buat ngasih kesempatan sekolah disini, semoga dpt ilmu yg barokah dan bermanfaat untuk diriku sendiri dan banyak orang aamiin aamiin Ya Allah.
14 notes · View notes
chidasaurus · 2 years ago
Text
Manusia dan Apa yang Sebenarnya Dicari
Jadi, disepanjang pertengahan 2022 sampai pertengahan 2023 ini rasanya aku banyaaaaak sekali mengambil keputusan-keputusan bombastis dalam hidupku yang sebenernya mengeluarkan banyak uang juga. Saat pertamakali memutuskan merantau dari rumah, entah berapa banyak uang yang kukeluarkan. Lalu setelahnya, muncul keputusan-keputusan lain, merutinkan diri ke psikolog, ke dokter gigi buat pasang braces, ke beauty clinic (walau ga kunjung cangtep) buat dapet tenang, nonton konser berkali-kali, ikut Mindful Escape di PesanTrend nya ust Hanan Ataki yang harganya lumayan, sampai adopsi kucing yang biaya ngerawat nih makhluk hidup juga ga dikit. All of which dilakukan untuk sesuatu yang bernama bahagia. 
Ga cuma aku kok. Tapi mungkin bahagianya orang beda-beda. Ada yang beli tiket pesawat dan bayar visa untuk pelesiran ke banyak tempat, nyari apa? Bahagia. Ada yang beli mobil keluaran terbaru, rumah berpetak-petak, gadget tercanggih, apa yang dicari kalau bukan bahagia? Status? Status buat bahagia kan? 
Dan sayangnya, demi mendapat itu semua kadang kita rela banget buat melakukan banyak hal, termasuk kerja dari jam 7 sampai jam 5 tiap harinya. Setelahnya masih freelance-an, Minggu tetep gas kerja. Sampai-sampai manusia, aku ding, lupa apa esensi dari hidup sebenernya. Sampai lupa bahagia seperti apasih yang dicari. 
Jadi, serius tanya, bahagia yang seperti apasih yang dicari?
Bandung, 9 Juli 2023
97 notes · View notes
fthyaaa · 4 months ago
Text
mumets
terakhir kali aku menangis di motor adalah saat ninggalin ilya di rumah buat pergi ke dokter. sudah lumayan lamaa. ternyata kemarin kejadian lagi, mumetnya pikir dan tanya di kepala sudah tidak tertampung lah. ketemu ibu ayam tulang lunak goreng, aku ngusap air mata dulu wkwk
perempuan (atau mungkin kita semua?) dihadapkan pada pertarungan dalam pikiran, memaksa dua hal bertentangan berkelahi supaya bisa terwujud; sebuah realita yang teori bilang ini ideal.
misal, ibu baru melahirkan. menyusui anaknya. sudah tenang dan yakinkan diri bahwa asi akan cukup. lalu nyatanya bb anaknya tidak naik-naik sampai 3 bulan. sudah dideteksi bahwa kurang intake- berarti kurang dari produksi asinya. malah dibilang "jangan terbawa beban pikiran supaya asinya banyak". lah. nyatanya kan asinya dikit :(
jadi pikirannya teh dipaksa rileks, merasa baik-baik saja, bari harus afirmasi asiku banyak padahal sudah jelas bukti nyata bahwa asinya memang sedang kurang. kabayang lieurna?
aku itu wkwk alhamdulillaah sudah lewat.
lalu tiba lagi gelombang pertentangan pikiran dan realita lainnya. misal ibu menyusui, cutinya 3 bulan saja, harus kembali bekerja. pumping di tempat kerja harus rileks supaya suplainya aman. sedemikian rupa itu pikiran di'manipulasi', mengesampingkan rasa bersalah dalam pertimbangan bekerja-menemani anak secara utuh.
yang barusan bukan aku.
kalau aku, di rumah. ingin melakukan hal lain yang implikasinya adalah aku perlu absen sementara untuk aktif nemani ilya. misal kalau aku mau menggambar, mataku ke layar dong bukan ilya. kalau ilya bobo atau self-play mah aman ya. kalau tiba-tiba sedang minta perhatian? kadang kalau sedang fokus, dipanggil pun tidak nyahut kan kita. padahal kalau anak lagi fokus lalu dipanggil tidak nyahut, kitanya pasti kesal/marah (uhuhu)
menggambar masih lebih fleksibel selama tidak ada deadline. kalau aktivitasnya yang lain? yang butuh fokus lebih? yang idealnya auto dihentikan kalau ilya bangun dan butuh? yang malah harusnya tidak melibatkan anak-anak?
lalu misal ada kesempatan untuk menjalankan itu. ilya main sama yang lain. tetap ada lintasan "ah harusnya waktu ini kupakai untuk susun kurikulum main dan belajar ilya". ai pas sama ilya, kepikirannya ke yang lain. heu.
terus ya enak aja gitu duduk diam berpikir menyadari lintasan-lintasan perasaan dan pikiran yang ada. sambil pengen nangis karena kok mumeet ya. pas ada kesempatan motoran, nangis deh. sayang bentar da perjalanannya singkat sekali.
dulu kupikir kenapa sih ada orang yang membiarkan diri berlarut dalam sedih sekian waktu. secara sadar. dijawabnya ingin menikmati kesedihan.
ternyata memang nikmat, ketika punya kesempatan untuk menikmati rasa yang ada. yang terkini, kemumetan. kerungsingan diri, pikiran, rasa. semacam diberi kesempatan memeluk diri dan lain-lainnya yang mengiringi.
terima kasih batik halus - jalaprang.
Tumblr media
pakai timer di pagar rumah orang.
LAH PANJANG AMAT YA BUND.
---
Sh Hamza Yusuf di bulan maulid Nabi ﷺ membawakan topik praktik Prophetic mindfullness. digarisbawahi bahwa mindful dalam Islam adalah dengan dzikrullaah, selalu mengingat Allaah di segala kondisi.
alurnya: dzikr = remembrance = rhema + more = bringing back something to mind = mindful
Rasulullaah juga sadar sepenuhnya ketika bersedih, dan beliau ﷺ selalu bersama Allaah di setiap detiknya.
Narrated Anas bin Malik:
We went with Allah's Messenger (ﷺ) (p.b.u.h) to the blacksmith Abu Saif, and he was the husband of the wet-nurse of Ibrahim (the son of the Prophet). Allah's Messenger (ﷺ) took Ibrahim and kissed him and smelled him and later we entered Abu Saif's house and at that time Ibrahim was in his last breaths, and the eyes of Allah's Messenger (ﷺ) (p.b.u.h) started shedding tears. `Abdur Rahman bin `Auf said, "O Allah's Apostle, even you are weeping!" He said, "O Ibn `Auf, this is mercy." Then he wept more and said, "The eyes are shedding tears and the heart is grieved, and we will not say except what pleases our Lord, O Ibrahim ! Indeed we are grieved by your separation."
Clip from Sahih al-Bukhari 1303, In-book reference : Book 23, Hadith 61USC-MSA web (English) reference : Vol. 2, Book 23, Hadith 390
---
semoga kita selalu dimampukan dalam mengelola diri, pikiran, dan rasa sesuai yang Allaah mau. aaamiin.
8 notes · View notes
mewangiya · 5 months ago
Text
Sakit Gigi Lagi :(
Kronologisnya, hari Minggu malam tambalan gigi geraham kiriku lepas. Kupikir akan aman saja karena tidak ada ngilu sampai hari Senin.
Puncaknya hari Selasa pagi, sampai di kantor tiba-tiba gigiku mulai nyut-nyutan dan pipi sampai daerah sekitar bibirku kebas, rasanya seperti dibius. Aku coba cubit pun gak sakit. Panik dong. Siangnya aku reservasi jadwal malam dokter langgananku, lulusan Jepang dan seorang lektor kepala di Universitas Indonesia. Pulang kantor, aku langsung meluncur ke tempat praktik dokter gigi ini.
Malamnya setelah diperiksa, ternyata ada peradangan di saraf gigiku yang menyebabkan pipi dan daerah sekitar bibirku kebas. Alhasil, lubang karena tambalan yang lepas ditambal sementara dulu. Lalu aku diberikan obat penghilang sakit / anti radang.
Hari berganti, Rabu, Kamis, gigiku tetap nyut-nyutan dan kebasnya tidak kunjung hilang. Setiap malam susah tidur karena sakit sekali sampai sakit kepala.
Jumat siang, aku memutuskan untuk reservasi jadwal dokter lagi karena sepertinya gigi atasku juga berlubang yang menyebabkan nyut-nyutan tidak kunjung hilang.
Jumat after office, aku ke dokter gigi lagi dan benar ada lubang di gigi di atas yang kemarin tambalannya lepas. Alhasil langsung ditambal permanen karena lubangnya tidak besar.
Aku menceritakan juga bahwa masih kebas dan gigi geraham yang sedang ditambal sementara ini masih ngilu. Jadilah aku diminta untuk rontgen panoramic untuk melihat separah apa peradangan saraf di gigiku.
Aaaahhh, terakhir aku rontgen panoramic saat mau operasi impaksi gigi bungsu! Kupikir tidak akan pernah aku rontgen lagi. Dan sejujurnya berharap tidak lagi berurusan dengan dokter gigi karena sakit gigi tuh sakit cooook! (Maafin kazar, sakit banget soalnya). Biayanya juga mahal :(
Kemarin aku dapat rujukan untuk rontgen ke rumah sakit. Aku mau survei dan tanya-tanya dulu rontgen di rumah sakit terdekat dari rumah. Karena dulu pas operasi impaksi gigi bungsu, aku rontgen jauh banget :')
Warga Tumblr, mohon doanya untuk gigiku yang lagi drama sampai peradangan saraf ini ya 🥹
- ca
8 notes · View notes
andromedanisa · 2 years ago
Text
Seorang perempuan dan ujian yang dilaluinya..
"tes lab apa mba?" tanya beliau dengan senyum ramah kepadaku.
"ini Bu tes toxo, rubella, dan beberapa hal lainnya." jawabku dengan senyum juga.
"oh itu tes untuk promil ya kalau nggak salah?"
"iya, Bu." jawabku singkat.
Kita berdua ngobrol banyak hal tentang sakit yang beliau derita, dan tentang pengalaman beliau yang dulu juga sebagai pejuang harus dua.
"nggak apa-apa mba, yang penting tawakal dan baik sangka terus sama Allaah ya. Ibu dulu juga nunggu 7 tahun untuk mendapatkan anak. Kalau inget-inget lagi perjuangan dulu rasa-rasanya masih nggak percaya aja mba bisa ngelewatin berbagai hal yang ibaratnya kaki jadi kepala, kepala jadi kaki kalau nggak karena pertolongan Allaah.
Ibu dulu, nunggu anak pertama 7 tahun lamanya. Kalau ditanya promil apa dulu hingga akhirnya bisa punya anak. Ya jawaban ibu, nggak ada. Ibu hanya baik sangka saja sama Allaah. Sebab segala cara promil pada zaman itu sudah ibu lakukan. Ke dokter, inseminasi, bayi tabung pun sudah ibu lalui. Tapi memang ya belum waktunya aja.
Ibu dulu beranggapan bahwa anak adalah sumber kebahagiaan suami istri. Rupanya tidak. Sumber kebahagiaan dalam rumah tangga itu bukanlah dengan kehadiran seorang anak. Melainkan suami istri, sama-sama bertakwa kepada Allaah. Itu kuncinya. Anak hanya salah satu pelengkap kebahagiaan. Bukan faktor utama.
Selama 7 tahun suami ibu dulu sungguh perhatian, penyayang, dan mencukupi segala kehidupan ibu dengan baik. Harta sangat cukup. Tapi ibu dulu ngerasa hambar aja menjalani hidup. Selama 7 tahun itu rumah tangga kita baik-baik saja untuk ukuran dunia. Namun suami ibu tidak mendidik dan mengajarkan agama perihal mana yang baik dan buruk yang wajib dan tidaknya. Intinya kita dulu jauh dari Allaah. Ibu nggak bisa cerita bagaimana kelamnya dulu.
Lalu, ketika ibu mulai sadar bahwa kita hidup nggak cuman di dunia aja. Ibu mulai belajar sholat, mengaji dan belajar agama sedikit demi sedikit. Alhamdulillaah, Allaah izinkan ibu hamil. Kehamilan yang ditunggu-tunggu dengan penuh kebahagiaan. Kenyataannya tidak demikian. Suami ibu selingkuh, si wanitanya hamil pula.
Ibu yang saat itu hamil hanya bisa menangis sampai kehamilan memasuki 8bulanan. Lalu kembali Allaah sadarkan, bahwa jalan kebenaran itu jelas. Tidak akan bersatu sebuah rumah tangga jika jalan yang dipilih adalah jalan yang berbeda. Anak bukanlah sumber kebahagiaan yang utama, hartapun demikian. Anak dan harta hanyalah titipan sebagai pelengkap kebahagiaan, bisa jadi juga sebagai ujian diri di dunia ini.
Tapi janji Allaah itu pasti mba, setelah kesulitan akan ada kemudahan, dan kelak Tuhanmu akan memberikan nikmatNya kepadamu sampai kamu merasa puas. setahun setelah melahirkan, ibu bertemu dengan suami ibu saat ini. Dan Masya Allaah sekali, kebahagiaan itu benar-benar nyata adanya. Hanya butuh sabar dan percaya bahwa Allaah nggak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambaNya.
Berapa tahun pun lamanya sebuah pernikahan, bila dilalui dengan takwa, rasa takut hanya kepada Allaah. Maka seterjal apapun jalan pernikahan itu, akan Allaah tolong untuk melaluinya. Hikmah nggak harus datang saat itu juga, tapi akan selalu ada hikmah atas ujian yang Allaah berikan kepada kita.
Tak doakan semoga Allaah mudahkan segala sesuatunya ya mba, diberikan yang terbaik dan kelapangan hati dalam melalui prosesnya."
Dan aku mengaamiinkan, sebelum berpisah, aku meminta izin kepada beliau untuk menuliskan kisah beliau dalam tulisan. Dan beliau mengizinkannya.
Jika Allaah takdirkan ibu membaca tulisan ini, semoga Allaah membalas kebaikan ibu ya dengan banyak kebaikan. Barangkali dengan cerita ibu ini ada banyak hati yang dikuatkan. Bahwa kebahagiaan itu bukanlah bersandar pada sesuatu yang semu.
Nasihat yang seringkali kita dengar bahwasanya memiliki anak itu bukanlah berdasarkan pada seberapa subur wanita dan seberapa perkasa pria. Melainkan pada kehendak Allaah untuk menahan atau memberi. Sesungguhnya Allaah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
Yakinlah disatu ujian yang terasa berat untukmu saat ini, kamu tidak sendiri. Disaat kamu sedang Allaah uji, kamu tidak akan dibiarkan berjalan sendiri. Ujianmu adalah sesuai dengan takaran kemampuanmu untuk saat ini. kau tak perlu mencemas kapan ujian itu akan selesai dalam hidupmu, sebab pertolongan Allaah itu dekat. yang perlu kau cemaskan adalah bagaimana keyakinan mu untuk terus meminta pertolongan Allaah dalam setiap waktu dan baik sangkamu kepadaNya.
Cerita kala itu..
202 notes · View notes
kaktus-tajam · 1 year ago
Note
Permisi dok mau tanya kenapa ya skala rasa sakit tiap orang bisa beda-beda, dan apakah ada cara untuk meningkatkan skala rasa sakit biar bisa lebih tahan sakit😅🙏🏻 -dari aku yg low pain tolerance wqwq, trims dok
Spektrum Nyeri
Wah berasa ujian. Harus buka lecture saat blok Saraf nih haha, ada satu bab khusus tentang fisiologi nyeri.
Ada banyak cara manajemen nyeri sebenarnya, farmakologis maupun non-farmakologis. Tapi sebelumnya… bedakan dulu apakah nyeri ini bersifat akut atau kronis. Karena nanti penatalaksanaannya bisa berbeda.
Ada banyaak jurnal dan artikel tentang pain treshold ini seperti olahraga, relaksasi, pengalihan pikiran, akupuntur, dll… namun sebagai dokter dan pasien yang juga memiliki nyeri kronis, mungkin aku sedikit berbagi insights lain saja yaa:
1. Nyeri adalah makhluq Allah. Tidak mungkin Allah menciptakan rasa sakit itu tanpa hikmah. Unik ya, ada yang ambang nyerinya rendah, tinggi, bahkan ada yang diuji dengan tidak dapat merasakan nyeri!
Teringat pasien diabetes kami, yang ulkus di kakinya sedemikian parah, berlubang dan bernanah (bahkan kadang berbelatung)… ternyata diakibatkan kehilangan rasa nyeri! Allah uji dengan dicabutnya rasa nyeri itu.. sehingga ketika beberapa bulan sebelumnya telapaknya terluka, ia tidak menyadarinya. Akibatnya, terlambat diobati dan ditangani dengan tepat.
Di sisi lain..
Dulu saat di Masjid Nabawi, diperjumpakan seorang wanita Mesir yang diberikan Allah ujian penyakit rheumatoid arthritis, ketika sistem imun tubuhnya menyerang sendi-sendi. Nyeri sekali, shalat pun ia tidak bisa berdiri.
Dari dialog Arab/English/Google Translate kami, ada satu hal yang ia sampaikan: Dengan sakitnya itu, ia benar-benar mensyukuri seluruh persendiannya. Di saat teman serombongannya berjalan-jalan ke mall dan stay di hotel. Wanita ini memilih berdiam di masjid saja, karena “hadiah” rasa sakit yang Allah berikan itu. MasyaAllah.
Teringat juga seorang ustadzah yang ditakdirkan lahir dengan kelainan kolagen yang membuat tubuhnya jauh lebih lentur dibanding populasi normal. Sehingga hari-harinya akrab sekali dengan rasa nyeri pada seluruh tubuhnya. Kata seorang murid beliau, suatu hari: alhamdulillah jadi mesin penggugur dosa seumur hidup… Beliau bilang bahwa sakit dan sehat, sama-sama kendaraan untuk mendekat kepada Allah.
2. Pertolongan Allah
Berita para ibu Palestina yang dari rahimnya melahirkan para pejuang syuhada, namun dioperasi Caesar tanpa anestesi bagiku di luar nalar.
Berita para pejuang yang diamputasi tanpa anestesi bagiku melebihi bukti dari jurnal manapun. Dari lisan mereka hanya ayat suci Al-Qur’an yang tidak berhenti menderes. Sebagaimana seorang Sahabat yang minta diamputasi saat khusyuknya dalam shalat.
Hari ini kita ditampakkan..
Tentang kun fayakun, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, termasuk memutus jaras rasa nyeri itu sebagaimana Allah dinginkan api yang membakar Nabi Ibrahim as.
Jadi buat siapapun (termasuk meningatkan diri sendiri) yang diuji dengan nyeri, semoga Allah takdirkan penghapusan dosa bersamanya. Semoga Allah jadikan sakitnya itu penghantar menuju kedekatan bersama Allah. Semoga Allah angkat rasa nyerinya.. aamiin aamiin!!
-h.a.
38 notes · View notes
maharindu · 3 months ago
Text
Gagal jadi ibu karena lahiran sc
Eksekusi dari belajar adalah ujian. Begitupun kehamilan yang dianggap sebagai proses pembelajaran dan puncaknya sebagai ujian adalah persalinan. Para ibu sering dinilai berhasil atau tidaknya hanya dipandang melalui bagaimana cara bersalinnya.
Dianggap berhasil kalo lahiran secara normal dan sebaliknya. Jadi ngga heran kalo banyak ibu yang fokus sama tujuan "pokoknya harus bisa lahiran normal"
Standar keberhasilan ini kadang menyerang mental ibu pasca melahirkan wa bil khusus bagi ibu yang sc, insecure kalo ada yang tanya "lahiran normal atau sc" rasanya seperti gagal jadi ibu, luka sayatan belum sembuh sudah ditaburi luka hati.
Persalinan normal dan lancar tentu jadi idaman para ibu. Tapi ada nggak yang bisa njawab "adakah rumus paten agar persalinan dapat berjalan normal dan lancar?" Bahkan dokter obgyn pun hanya bisa menyarankan ini itu, tak bisa menjamin hasilnya.
Ikhtiar terbaik yang dapat kita lakukan adalah mempersiapkan jiwa raga untuk menghadapinya. Sekalipun ternyata ada ketetapan-Nya yang nggak sesuai harapan, jangan biarkan semua jadi sia-sia, tetaplah rida pada ketetapan-Nya.
Tidak ada ibu yang gagal dalam persalinannya, tetapi semua tentang bagaimana ia mempersiapkannya.
Allah tidak menilai hasil, tetapi soal bagaimana kita berproses pasti ada balasannya. Allah tak pernah menghisab kita untuk setiap ketetapan-Nya yang di luar ranah kendali kita. Namun, Allah menunggu dan kelak akan menghisab respons apa yang akan kita berikan terhadap ketetapan-Nya.
Maka, selalu luruskan niat. Hanya untuk mencari rida Allah adalah kunci keberhasilan segala ikhtiar agar bernilai dimata-Nya.
Tumblr media
5 notes · View notes
vanilachocolate · 6 months ago
Text
Sedang di bengkel. Dan menyadari kalau "menikah nih mengubahku sekali."
Kemarin yg milih dokter saraf pun, pilihan terakhir aku ikut mas. Terus hari ini, ngebengkelin motor pun, aku tanya-tanya dulu laaah itu sama mas yg lagi diujung pulau sana.
Padahal pas kuliah, aku mah gas aja. Ke bengkel, percaya-percaya aja sama orang bengkelnya apa aja yg harus diservice. Gitu weh. Ngga pake babibu tanya bapak atau mas. Padahal ya dulu uwang jajanku yg cuma segitu itu buat seminggu, belum ngebengkel, ke psikolog, paket data juga.
Kaya "yaudahlaaaaah, jajan beberapa hari mah gampang. Motor dulu yg penting."
Thanks to Solo yang masih bisa bikin aku kenyang banget padahal makan cuma 8000.
I dunno, it's bad or good. Walau kadang ku merasa diriku kok jadi ngga semandiri dulu, tapi setiap kali nanya sama mas dan dijawab padahal lagi repot tuh aku senang juga :) hehehe sempat-sempatnya gitu, menyempatkan sekali.
Terus ngetiknya sambil terharu begini masa 😌😂
5 notes · View notes
ajengputrisblog · 9 months ago
Text
Aku tersenyum kecil saat oranglain bilang "Mba,anakku udh hamil lo, mba gak pengen nyoba pijet disana? Anakku aja langsung hamil cocok disana, doaku kemarin bangun rumah langsung hamil, ucapanku terkabul" celoteh tetanggaku padaku beberapa bulan lalu setelah anaknya yang habis pulang kampung "isi" setelah pijat disini, sudah 9tahun anaknya menikah, beda 1 tahun dariku, yaa aku 10 tahun menikah ditahun ini. Padahal aku dan suamiku sudah pijat sana sini, promil ganti 5 dokter dibeda kota, ntah uang berapa yang telah kami keluarkan, bahkan kami pernah tertipu yang katanya "madu asli" dengan hrga ratusan ribu kami beli, jamu 2 botol bsr 1,5 liter dg hrga 300 ribu per 3hari kami komsumsi, pijat dengan tiap kali kesana ditarget bayar 150 ribu, terapi ke pak ustadz eh ternyata abal2, adzan maghrib rumahnya tertutup rapat ternyata mereka sedang tidur pulas didalam rumah, astaghfirullohhaladzim. Ntah berapa banyak juha vitamin dan obat2an dengan dosis tinggi untuk promil yang kami telan. Jamu2 yang pahit dan apapun ucapan orang kami coba, tapi semua masih nihil. Semua memang takdir Alloh seberapa besar usaha dan doaku jika Alloh belum berkehendak pastilah belum Alloh berikan kepadaku.
Orang memang tak pernah berfikir akankah oranglain itu merasa tersinggung sakit hati atau tidak dengan segala pertanyaan dan pernyataannya itu. Ya, memang orang selalu merasa bodoh amat dg apa yg mereka katakan selama mereka bahagia..merasa mereka "menang" dan "paling baik"
Tak jarang orang bilang bahwa yang belum punya anak itu yg salah yg wanitanya itu "mandul" atau yg wanitanya rahimnya gak sehat, semua serba wanitanya yg salah. Walaupun dijelaskan ke dokter berkali2 kalau gak ada masalah diantara suami istrinya yang artinya "sehat" tapi org selalu berfikir wanitanyalah yang tak sehat
Normalkah jika kami punya perasaan "Iri" terhadap orang2 yg beruntung disekitar kami?
Teman2 suami anaknya udah gede2 bahkan ada yang udah nikah dan udh ngasih cucu..teman2ku anaknya ada yg 1,2,3 dan 4..sedangkan suamiku dan aku belum
Anak2 kecil keponakan kami yg masih usia 7 tahun bahkan ada yg bertanya apakah kami ini belum menikah? Apakah kami ini masih pacaran? Kenapa kami belum punya anak?
Bagiku saat ditanya masalah anak, ya memang cukup lama 10tahun kami masih menanti, tapi bagiku 10 tahun menikah masih terasa sebentar, ntah kenapa terasa baru saja kenal suami padahal setiap hari kami lewati bersama sebisa mungkin kami isi hari2 kami dg canda tawa manja2 dan mencurahkan isi hati, kami juga "pillow talk" sampai2 adik ipar bilang katanya ngantuk tapi gak tidur2 malah ngobrol sampai malam, ya tapi itulah kebiasaan kami sebelum tidur, kami saling bertanya tadi apa aja yang dilakuin, terus cerita ngalor ngidul padahal aslinya suamiku seorang yang tipe2 kalau kamu gak tanya aku gak akan ngomong.
Katanya kalau belum punya anak bertahun2 dan masih bertahan itu beruntunglah kamu wahai wanita karena punya suami yang begitu sabar dan pengertian masyaAlloh memang begitulah yang aku rasakan. Aku bersyukur sekali diantara hinaan dan lain2 dari orang diluar sana aku punya suami yang begitu baik, ibuku dan orang2 yang aku sayangi disekitarku, mereka selalu kasih semangat dan doa untuk kami, masyaAlloh beruntungnya aku, harusnya aku selalu mensyukuri nikmat itu gak hanya menangis meratapi apa yang aku rasakan saat omongan2 orang yg begitu "pedas" menusuk ke hati. Maafkan aku ya Alloh karena ketika itu aku lupa untuk bersyukur 😢
Aku juga sering tanya ke suamiku
"Apakah aku akan ditinggalkan karena aku belum bisa berikan anak?"
Dan dijawab
"Gak akan..aku janji..udah percayalah aku gak akan kayak gitu"
Jawaban yg menyenengkan dan menenangkan hati itulah yang selalu inginku dengar masyaAlloh 🥹
Semoga semua pejuang garis 2 akan mendapatkan kabar bahagia ditahun ini.. mari kita pasrahkan kepada Alloh apapun yang diberikan pasti yang terbaik insyaAlloh
Tetap semangat ☺️
11 Mei 2024 19:57
9 notes · View notes
nurramadanims · 18 days ago
Text
Pikiran-pikiran jahat kita (Unpopular Opinion)
Selama menjadi dokter internship kemarin kadang muncul pikiran-pikiran jahat kita ketika menghadapi pasien.
Kadang yang nyari penyakit itu ya pasiennya sendiri - Anak bayi bisa kena tifoid itu makanannya gimana ya momdads. Udah tau punya asma atau ppok masih aja ngerokok terus kalo sesek dikit ke igd hade malem-malem disuruh kontrol malah kaga kontrol! gimana ga emosi zzz. Pasien dewasa muda dateng jam 2 malem gegara mabok overdose alkohol (rasanya pen bilang ya salah elu kocak).
Please aware minimal sama diri kita dan keluarga - Jangan dikit-dikit ditanya "ini sakitnya apa"; "jantung"; "jantungnya apa?"; "gatau dok pokoknya jantung"; ZZZZ sangat tidak membantu. Ditanya "obatnya apa"; "pokoknya yang putih dok"; PFFT. Waktu itu pernah ada pasien orang tua, anaknya best pokoknya, dicatetin riwayat sakit + obat + operasi + nama2 dokter dan RS kontrolnya dong, wah ini mah best sihhh sangat membantu. Minimal tau kita sakit apa yang spesifik, nama obat-obatan, nama prosedur, dll.
Kalo belum siap punya anak (khususnya finansial dan mental) kenapa nggak disiapin dulu minimal - Pernah lagi di nurse stasion, denger suami dikabarin sm perawat kalo istrinya abis SC udah bisa pulang, trus paksu itu nanya "kalo istri saya pulang, bayinya masih ditanggung bpjs nggak". ini aku gatau konteksnya keluarga tsb bpjs pbi/mandiri, gatau juga kalo bayi tuh ditanggung bpjs atau tidak, tapi kayak aku mikir jahat 'knp gitu harus maksain/entah apapun alesannya punya anak'. Kenapa juga banyak yg kontra KB, tapi ujung-ujungnya malah nggak aware ternyata hamil, suaminya jarang nemenin istrinya kontrol, bahkan istrinya pun jarang kontrol. KAYAK KASIAN ANAKNYA SAMA ISTRINYA :( tiba-tiba dateng ke RS lahiran anak ke 4 bukaan 9 jeng-jeng.
Suka banget panik atau overreact - Demam 1 hari anak di bawa ke igd, ditanya udah ke dokter/dikasi pct belum jawabannya BELOM. Nyeri ulu hati baru tadi sore belum minum obat pengennya di rawat HEMM. Yuk minimal edukasi diri sendiri, cara-cara tatalaksana awal demam, diare, bapil, sesek, sakit kepala dll di rumah kayak gimana. Biar ga dikit-dikit ke IGD.
Paling males sama yang banyak mau, entah pake asuransi/umum/bpjs - Pasien bpjs pengen obatnya ini itu, mohon maaf pak aturannya bukan dari saya. Pasien asuransi/umum, kek please banget mukanya biasa aja bisa ga, kaga usah soso apala itu, lu sama-sama pasien kocak, performa kita juga gada bedanya mau lu bayar pake apapun. Udahla sama-sama manusia kek gausa ngerasa lebih tinggi ato gimana.
Suka kesel kalo dikit-dikit minta dirujuk ke spesialis - Pasien bpjs minta dirujuk baru 1x berobat, marah-marah, gue rujuk lah dan minta nomor pasiennya, gue tanya obat dr spesialisnya apa, LAH INI MAH ADA SEMUA OBATNYA DI PUSKES PAK. Pasien anak asuransi demam 1 hari, minta dirujuk ke DSA, itu mah terserah yak sebenernya, dalem hati (asli baru 1 hari lebay beud).
Dah sekian unpopuler opinion versi saya, tapi harus diinget banyaaak juga kok pasien-pasien yang baik, yang biasa aja, yang dikit-dikit inget nama obatnya (ini mending), yang sopan dan menghargai, yang sangat-sangat nyiapin kehamilannya. Banyak kok guys. Semoga kita bisa menjadi salah satu manusia itu ya. Sehat-sehat temen-temen semua :)
3 notes · View notes