#tangkap ayam
Explore tagged Tumblr posts
Text
20210101 Tangkap Ayam
5 notes
·
View notes
Text
Cerpen Lucu: Oren dan Bubu, Sahabat dari Dua Dunia
Di suatu desa kecil yang asri, hiduplah seekor anak kucing berbulu oren bernama Oren dan seekor anak buaya kecil yang menggemaskan bernama Bubu. Mereka berdua berteman dekat sejak kecil meskipun penampilan dan sifat mereka sangat berbeda. Oren adalah anak kucing yang ceria, suka bermain, dan suka sekali mencari perhatian. Sedangkan Bubu, si buaya kecil, cenderung pendiam tapi memiliki rasa penasaran yang tinggi. Kisah mereka ini, kocak dan tak terduga!
Bab 1: Pertemuan Pertama
Suatu hari, Oren sedang mengejar seekor kupu-kupu di tepi sungai. Dengan mata berbinar, ia melompat-lompat mengejar kupu-kupu yang terus beterbangan. Tanpa disadari, ia mulai mendekati sungai lebih dalam, hingga... byur! Ia jatuh ke dalam sungai.
“Meong! Tolong! Aku nggak bisa berenang!” jerit Oren yang berusaha menggapai daratan.
Tiba-tiba, seekor buaya kecil muncul dari dalam air dan berenang mendekatinya. Bubu, yang sedang berlatih berenang bersama ibunya, dengan cekatan menggigit tengkuk Oren dan menariknya ke pinggir sungai.
“Ehh, kamu siapa?” tanya Oren sambil terengah-engah.
“Aku Bubu,” jawab buaya kecil itu polos. “Aku nggak tahu kalau kucing nggak bisa berenang. Kukira semua makhluk bisa berenang!
“Huuu, aku kucing rumahan, jadi nggak biasa dengan air. Tapi makasih ya, Bubu!” kata Oren sambil mengibas-ngibaskan bulunya yang basah.
Sejak saat itu, Oren dan Bubu menjadi sahabat baik. Mereka selalu bermain bersama, bahkan setiap pagi Bubu selalu menunggu Oren di tepi sungai. Mereka berdua sering menghabiskan waktu mengejar serangga, bersembunyi di balik daun, atau mengganggu hewan-hewan kecil yang lewat.
Bab 2: Misi Tangkap Ayam
Suatu hari, Oren merasa lapar dan melihat seekor ayam gemuk sedang berkeliaran di pekarangan. Matanya berbinar dan segera ia mengajak Bubu untuk "misi rahasia."
“Bubu, lihat itu! Itu ayam gemuk banget, pasti enak!” bisik Oren penuh semangat.
“Ayam? Enak ya? Aku belum pernah coba!” jawab Bubu sambil menelan ludah.
“Begini caranya,” Oren mulai menjelaskan strateginya dengan gaya seperti seorang ahli. “Kamu yang sembunyi di balik semak-semak itu, aku yang akan mengecoh ayamnya dari depan!”
Bubu mengangguk mantap, walaupun dalam hati dia bingung apa yang sebenarnya dia lakukan. Dengan penuh keseriusan, ia bersembunyi di balik semak-semak sambil menunggu tanda dari Oren.
Oren pun mulai beraksi. Ia mengeong keras-keras, lalu melompat-lompat di depan si ayam. Ayam yang kaget langsung lari ke arah Bubu. Begitu si ayam mendekat, Bubu, yang ketakutan, malah menjerit dan kabur ke sungai.
“Kabuuurrrr!!” teriak Bubu dengan mata terpejam sambil berlari secepat kilat.
Oren yang melihat itu hanya bisa melongo. Ia gagal menahan tawanya melihat sahabatnya yang lari tunggang-langgang dari ayam yang seharusnya mereka “tangkap.”
“Oren, ayamnya jahat! Dia mau ngejar aku!” teriak Bubu panik dari dalam sungai, membuat Oren tertawa terbahak-bahak.
“Bubu, kamu ini buaya! Kamu kan pemangsa! Kenapa malah takut sama ayam?” cibir Oren sambil tertawa.
“Tapi… tapi dia besar sekali!” sahut Bubu sambil menyembunyikan wajahnya di balik ekor.
Bab 3: Kesalahpahaman Si Manusia
Karena sering bermain di pekarangan rumah, suatu hari seorang pemilik rumah melihat Oren dan Bubu sedang duduk bersama di dekat kandang ayam. Pemilik rumah itu panik dan berteriak, “Ada buaya di pekarangan! Tolong!”
Bubu kaget dan segera bersembunyi di balik Oren. “Oren, kenapa manusia itu berteriak?”
“Entahlah, mungkin dia terkejut melihat kamu,” jawab Oren santai.
Pemilik rumah memanggil beberapa tetangga untuk mengusir Bubu, tetapi Bubu hanya bisa duduk diam sambil gemetaran di belakang Oren.
“Mungkin manusia tidak tahu kalau kamu buaya baik,” kata Oren. “Kita harus tunjukkan kalau kamu tidak berbahaya."
“Oren, tapi… bagaimana caranya?” tanya Bubu, takut tapi penasaran.
Dengan penuh keyakinan, Oren berdiri di depan Bubu dan mulai mengeong sambil memamerkan cakar-cakarnya. Semua orang yang melihat malah bingung.
“Aduh, ini kucing malah seolah melindungi buaya,” kata salah satu warga sambil menggaruk kepala.
Sadar tidak ada yang mengerti maksud mereka, akhirnya Oren dan Bubu memutuskan untuk melarikan diri dan bermain di tempat lain. Mereka lari bersama ke hutan kecil di tepi sungai, lalu tertawa bersama setelah berhasil "menipu" manusia-manusia yang mengira Bubu adalah buaya besar yang berbahaya.
Bab 4: Pengalaman di Kota
Suatu hari, Oren yang penasaran mengajak Bubu untuk jalan-jalan ke kota. Mereka berdua menyelinap naik ke truk yang sedang membawa sayuran, dan dengan sukses tiba di pasar kota.
Bubu yang belum pernah ke kota, terkejut melihat keramaian. Ia melihat banyak sekali manusia, kendaraan, dan suara-suara aneh yang membuatnya kebingungan. Oren, sebaliknya, tampak sangat santai dan langsung melompat-lompat dari satu tempat ke tempat lain.
Ketika mereka sampai di depan toko ikan, Oren yang gembira segera menggigit satu ikan yang terjatuh di lantai. Tanpa berpikir panjang, ia memberikan ikan itu pada Bubu.
“Kamu harus coba ikan ini, enak banget!” kata Oren penuh antusias.
Namun, belum sempat mereka makan, pemilik toko melihat mereka dan berteriak, “Hah! Ada buaya di tokoku! Buaya!!”
Bubu langsung kaget dan ikan di mulutnya terlepas. Ia menatap Oren dengan mata memelas, “Oren, kita dikejar lagi!”
Oren yang sudah berpengalaman di kota, segera memberi isyarat pada Bubu untuk berlari. Mereka pun lari kocar-kacir melintasi pasar, diiringi teriakan-teriakan para pedagang yang melihat seekor kucing dan buaya berlarian sambil membawa ikan.
Akhirnya, mereka berhasil keluar dari pasar dan kembali ke hutan dengan napas terengah-engah. Bubu tertawa geli sambil memeluk Oren.
“Kamu benar-benar kucing paling berani yang pernah aku temui, Oren,” kata Bubu sambil tertawa.
Oren tersenyum lebar, “Dan kamu buaya paling penakut yang pernah aku temui, Bubu!”
Keduanya pun tertawa bersama di tepi sungai, menikmati kebersamaan yang aneh tapi luar biasa menyenangkan. Meski berbeda, persahabatan mereka tidak pernah surut. Setiap hari, mereka selalu punya cerita baru untuk ditertawakan, membuat persahabatan mereka semakin kocak dan erat.
TAMAT
Kunjungi web saya di
0 notes
Text
Ayam Tangkap adalah masakan khas Aceh yang terbuat dari ayam yang digoreng dengan bumbu dan rempah-rempah khas Aceh.
0 notes
Text
Pemkab minta JCH doakan kesuksesan Pilkada Aceh
Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Besar meminta kepada jamaah calon haji asal kabupaten itu untuk mendoakan kesuksesan pelaksanaan Pemilihan kepala daerah (Pilkada) di daerah itu khususnya dan Aceh umumnya berjalan dengan sukses dan lancar.
"Kami minta kepada seluruh jamaah calon haji saat berada di Tanah Suci untuk dapat mendoakan supaya Pilkada Aceh Besar berjalan dengan lancar, sehingga nanti terpilih pemimpin terbaik untuk memimpin serta mengayomi masyarakat Aceh Besar ke depan," kata Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto di Sibreh, Sukamakmur, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan di sela-sela melakukan peusijuek (tepung tawar) dan pelepasan keberangkatan Jamaah Calon Haji Kabupaten Aceh Besar Tahun 1445 H/2024 M di Masjid Baitul Makmur Sibreh, Kecamatan Sukamakmur.
Dalam kesempatan tersebut ia juga meminta kepada JCH untuk mendoakan Forkopimda Aceh Besar dan seluruh jajaran dalam menjalankan tugas-tugas kepemerintahan dengan baik dan lancar.
“Mari kita terus mendoakan agar Kabupaten tercinta ini diberikan keberkahan dan kemakmuran sehingga seluruh masyarakat hidup sejahtera,” katanya.
Ia juga berpesan kepada seluruh JCH untuk menjaga kesehatan sehingga dapat melaksanakan seluruh ibadah saat berada di Tanah Suci selama 40 hari.
"Insya Allah, kami yang di sini tentu saja akan mendoakan seluruh JCH sampai ke tempat tujuan yakni di Tanah Suci Makkah, dalam keadaan sehat wal afiat dan tidak mendapat suatu halangan apapun. Semoga menjadi haji yang mabrur,” katanya.
Kakankemenag Aceh Besar Saifuddin menyebutkan pada tahun 2024, kabupaten tersebut memberangkatkan sebanyak 408 jamaah yang tergabung dalam Kloter I dan VI Embarkasi Aceh.
Ia mengatakan untuk Kloter I sebanyak 344 JCH dijadwalkan terbang ke Tanah Suci pada 29 Mei 2024. Sedangkan JCH lainnya akan bergabung dalam Kloter VI Embarkasi Aceh. Baca juga: Garuda siapkan ayam tangkap dan daging masak putih untuk jamaah haji
0 notes
Text
Discover Aceh's Culinary Delights A Flavorful Addition to the Bali Tour Packages
Planning your next Indonesian getaway? While Bali tour packages often highlight the island's stunning beaches and vibrant nightlife, why not add a twist to your itinerary with a culinary journey through Aceh? Nestled at the northern tip of Sumatra, Aceh boasts a rich cultural heritage and a vibrant culinary scene that’s sure to tantalize your taste buds.
The Essence of Aceh Cuisine
Acehnese cuisine is a delightful fusion of indigenous ingredients and spices, influenced by Indian, Arab, and Malay culinary traditions. This blend results in unique flavors that set Acehnese dishes apart from the rest of Indonesia.
Mie Aceh
Imagine thick yellow noodles swimming in a spicy, aromatic curry broth, topped with your choice of beef or seafood. Whether you prefer it as Mie Aceh Goreng (fried noodles) or Mie Aceh Kuah (noodle soup), this dish is a burst of flavor in every bite. Garnished with crispy fried shallots, fresh lime, and emping (melinjo crackers), it's a meal you won't forget.
Roti Canai
Roti Canai, also known as Roti Cane, is a popular Acehnese flatbread. This flaky, buttery bread is perfect for dipping into savory curry sauces or enjoying on its own. The skillful dough stretching and folding make it crispy on the outside and soft on the inside – a true delight!
Kuah Pliek U
This traditional vegetable curry is made with a blend of local herbs and spices, simmered in a rich coconut milk broth. The addition of pliek u, a fermented coconut paste, gives it a distinctive deep, earthy flavor. It's a hearty and wholesome dish featuring vegetables like eggplant, long beans, and jackfruit.
Ayam Tangkap
Crispy, aromatic chicken marinated in traditional Acehnese spices and deep-fried with pandan leaves, curry leaves, and lemongrass – that's Ayam Tangkap for you. Served with steamed rice and sambal (spicy chili paste), it's a flavorful feast for the senses.
Sie Reuboh
A unique preserved meat dish, Sie Reuboh is made with beef or buffalo, cooked with vinegar, salt, and spices, and then left to marinate for days. The result? A deliciously sour and spicy meat that pairs perfectly with rice and vegetables.
Adding Aceh to Your Bali Tour Packages
While your Bali tour package may focus on the island’s popular attractions, incorporating Aceh's culinary experiences can provide a richer and more diverse adventure. Here’s how you can do it:
Culinary Workshops
Join workshops that teach you how to prepare traditional Acehnese dishes. These hands-on sessions will give you a deeper appreciation for the cooking techniques and ingredients that make Acehnese cuisine so special.
Food Tours
Embark on food tours that include visits to Acehnese restaurants and street food vendors. You'll get to taste various dishes and learn about their cultural and historical significance.
Cultural Exchanges
Engage with local Acehnese communities in Bali. These interactions offer a unique insight into Acehnese culinary traditions and their place in Indonesian culture.
Final Thoughts
Exploring Aceh’s traditional dishes adds a flavorful twist to any Bali tour package. Whether you're savoring Mie Aceh’s spicy noodles or indulging in the aromatic delight of Ayam Tangkap, Aceh’s culinary offerings are sure to enrich your Indonesian journey. So, when planning your next trip, consider adding a detour to Aceh – your taste buds will thank you!
#adventure#travel#exploretheworld#culture#wanderlust#explore#bali tour package#baliindonesia#balitravel#bali
0 notes
Text
Warga Muna Barat Tangkap Buaya Sepanjang 3,5 Meter, Pakai Umpan Ayam
SULTRATOP.COM, MUNA BARAT – Warga Desa Lemoambo, Kecamatan Kusambi, Muna Barat (Mubar) berhasil menangkap seekor buaya dengan ukuran panjang 3,5 meter di Kali Remba, Senin (1/7/2024) sekitar pukul 19.00 Wita. Kali Remba yang berada di Desa Lemoambo ini, sering kali buaya muncul untuk berjemur tepatnya di belakang kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Mubar. Belum lama juga, di kali…
View On WordPress
0 notes
Text
Makanan Tradisional Aceh: Nikmatnya Wisata Kuliner di Ujung Barat Indonesia
Aceh, yang terletak di ujung barat Indonesia, terkenal bukan hanya karena keindahan pantainya yang memukau dan budaya yang kaya, tetapi juga karena makanan tradisional yang lezat. Makanan Aceh menggabungkan cita rasa yang kaya dengan rempah-rempah yang berlimpah, menciptakan pengalaman kuliner yang unik. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa makanan tradisional Aceh yang wajib dicoba.
1. Mie Aceh
Mie Aceh adalah salah satu hidangan paling terkenal di Aceh. Hidangan ini terdiri dari mie yang disajikan dengan kuah pedas yang kaya bumbu. Mie Aceh dapat disajikan dengan berbagai bahan tambahan seperti daging sapi, udang, ikan, atau sayuran. Rasa pedas yang kuat berasal dari campuran cabai merah yang digiling bersama rempah-rempah lainnya. Hidangan ini adalah pilihan yang populer di Aceh, terutama di pagi hari.
2. Nasi Gurih Aceh
Nasi Gurih Aceh adalah hidangan nasi goreng yang memiliki rasa gurih dan pedas. Nasi digoreng dengan bumbu yang kaya, termasuk bawang putih, bawang merah, dan cabai. Hidangan ini sering disajikan dengan potongan daging sapi atau ayam serta telur mata sapi di atasnya. Kelezatan hidangan ini tidak hanya berasal dari rempah-rempahnya tetapi juga dari rasa gurih santan yang kental.
3. Ayam Tangkap
Ayam Tangkap adalah hidangan khas Aceh yang menggabungkan cita rasa manis dan pedas. Ayam dipanggang dengan bumbu yang terbuat dari kelapa, gula merah, dan rempah-rempah. Hidangan ini memiliki rasa yang unik dan lezat, dengan citarasa manis yang berasal dari kelapa dan rasa pedas yang datang dari campuran cabai.
4. Rendang Aceh
Rendang adalah hidangan daging yang dimasak dalam santan dan bumbu rempah-rempah. Di Aceh, rendang sering disebut sebagai "rendang Aceh" atau "karang gantang." Hidangan ini memiliki rasa yang kaya dan dalam, dengan daging yang empuk dan rempah-rempah yang meresap hingga ke dalam setiap potongan daging. Rendang Aceh biasanya lebih pedas daripada rendang dari daerah lain di Indonesia.
5. Kuah Beulangong
Kuah Beulangong adalah hidangan kuah yang terbuat dari bahan utama berupa ikan atau udang. Hidangan ini memiliki rasa gurih dan pedas yang kuat karena campuran rempah-rempah seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih. Kuah Beulangong sering disajikan dengan nasi atau ketupat.
6. Sate Matang
Sate Matang adalah hidangan sate khas Aceh yang menggunakan daging sapi, ayam, atau kambing yang dipanggang dengan bumbu rempah-rempah. Yang membedakan Sate Matang dari sate dari daerah lain adalah bumbu kacangnya yang khas dengan tambahan gula aren. Hidangan ini memiliki rasa pedas dan manis yang unik.
7. Kari Aceh
Kari Aceh adalah hidangan kari yang terkenal di daerah ini. Hidangan ini memiliki cita rasa yang kuat dan kaya dengan campuran rempah-rempah seperti jahe, lengkuas, dan cabai. Kari Aceh sering disajikan dengan nasi atau roti canai, roti datar yang serupa dengan naan.
8. Brengkes Ikan
Brengkes Ikan adalah hidangan ikan yang dimasak dengan rempah-rempah dan santan. Ikan dipadu dengan campuran bumbu seperti serai, kunyit, dan cabai merah yang membuat hidangan ini memiliki rasa pedas dan gurih. Brengkes Ikan biasanya disajikan dengan nasi.
9. Ulee Kareng
Ulee Kareng adalah hidangan udang yang dimasak dengan bumbu rempah-rempah, terutama cabai merah dan bawang putih. Hidangan ini seringkali disajikan dengan nasi atau ketupat.
10. Puding Singkil
Puding Singkil adalah hidangan penutup tradisional Aceh. Ini adalah puding manis yang terbuat dari santan, gula merah, dan tepung beras. Puding ini sering dihidangkan dengan taburan kelapa parut.
Makanan tradisional Aceh adalah perpaduan yang lezat antara rasa gurih, pedas, dan manis, yang mencerminkan kekayaan rempah-rempah dan budaya Aceh yang khas. Ketika Anda mengunjungi Aceh, jangan lupa mencicipi hidangan-hidangan ini untuk pengalaman kuliner yang tak terlupakan.
0 notes
Text
Lihat Ceruk Pasar, Petani Milenial Ini Tangkap Peluang Dari Ayam Arab
GRESIK – Menutup rangkaian kunjungan kerja di Kabupaten Gresik, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), mengunjungi Rizal Mahardika, salah satu petani milenial yang ada di Kabupaten Gresik pada Senin (25/09). Rizal Mahardika seorang petani milenial, alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, pemilik Mahardika Farm dengan usaha yang bergerak dibidang…
View On WordPress
0 notes
Text
Tekab 308 Polsek Gunung Sugih Tangkap Pencuri Ayam Kontes
Seorang pria beinisial AK (22) warga Kampung Sinar Banten, Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah diamankan oleh Tekab 308 Presisi Polsek Gunung Sugih, Polres Lampung Tengah, Polda Lampung, lantaran telah mencuri ayam kontes senilai Rp9 juta, Minggu (23/7/2033). Pelaku yang aksinya terekam oleh kamera pengawas (CCTV) itu, diduga telah mencuri ayam kontes Mangon Thailand senilai Rp 9 juta milik korban Sudarmono (36) warga Kampung setempat, saat rumah dalam keadaan kosong, Jumat (21/7/2023). Hal itu dijelaskan oleh Kapolsek Gunung Sugih AKP Wawan Budiharto mewakili Kapolres Lampung Tengah AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya, S.I.K., M.Si saat dikonfirmasi. Senin (24/7/23). Kapolsek mengatakan peristiwa bermula pada hari Jumat sekira pukul 22.30 WIB, sat itu korban sedang pergi keluar rumah. Saat korban kembali ke rumah, dirinya tidak sadar kalau ayamnya telah dicuri oleh pelaku. "Hingga keesokan harinya, saat korban hendak memberi makan ayam di kandang belakang rumah, korban kaget ayam kontes miliknya hilang 1 ekor," kata Kapolsek. Kemudian, pada saat itu juga sambung Kapolsek, korban langsung memeriksa CCTV dan melihat ada orang yang mengambil ayamnya pada malam hari saat ia pergi. "Dari hasil rekaman CCTV itu, korban melihat pelaku memarkirkan sepeda motor di depan rumahnya, lalu melompati pagar berjalan menuju kandang ayam dan langsung memasukkan ayam tersebut kedalam karung," tambahnya. Atas kejadian tersebut, korban melaporkannya ke Polsek Gunung Sugih. Setelah menerima laporan korban, Tim Tekab 308 Presisi Polsek Gunung Sugih melakukan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi pelaku. Selain diperkuat oleh hasil rekaman CCTV, petugas juga menemukan barang bukti berupa transaksi pengiriman 1 ekor ayam kontes/hias jenis Mangon Thailand warna hijau kombinasi oleh pelaku yang akan di kirim ke Jogjakarta. "Saat dicocokkan, ternyata ayam itu adalah milik korban atau hasil curian pelaku," ungkap Wawan. Selanjutnya, Polisi langsung bergerak dan melakukan penangkapan terhadap pelaku, pada Minggu, 23 Juli 2023 sekira pukul 21.00 WIB. Polisi juga turut mengamankan barang bukti 1 unit sepeda motor merk Honda Revo warna hitam tanpa Nopol yang digunakan pelaku dalam melakukan aksinya. Pelaku dijerat dengan pasal 363 KUHPidana, ancaman hukuman 7 tahun penjara," tandasnya. Read the full article
0 notes
Text
TURISIAN.com - Bro, kalian harus coba kulineran Aceh nih! Makanannya keren banget, cita rasanya pedes dan enak banget! Pertama, ada "Keumamah" alias Ikan Kayu. Ini tuh makanan khas Aceh dari ikan tongkol atau tuna yang dikeringin di bawah matahari, jadi warnanya jadi kehitaman kayak kayu. Abis itu, diolah lagi dengan bumbu-bumbu enak. Mantap! Kedua, "Sie Reuboh", makanan khas Aceh Besar yang berbahan daging sapi. Dimasak dengan cuka dan rempah-rempah. Jadi lauk wajib pas momen Meugang, bulan puasa gitu. Cobain "Eungkot Paya", makanan khas Aceh Besar yang gurih dan pedes-asem banget. Pakai ikan payau dan rempah-rempah, cita rasanya beda banget! BACA JUGA: 5 Tempat Ngabuburit Favorit di Banda Aceh Keempat, "Mi Aceh", makanan terkenal di Aceh. Mi-nya dari China, tapi kuahnya dengan bumbu India. Enak banget, bisa digoreng atau berkuah, ada cumi, udang, atau daging. Di atasnya ada bawang merah, timun, dan bawang goreng, tambah mantap! Terakhir, "Nasi Gurih", nasi yang dimasak pakai santan, mirip nasi uduk. Tapi bedanya, disantap bareng ayam tangkap khas Aceh. Plus timun, tempe goreng, kemangi, sambal belacan, dan bawang goreng. Maknyus! Jadi, gak usah ragu buat cobain kulineran khas Aceh, bro! Pasti bikin lidah lo bergoyang dan nagih terus. Ayo, langsung mampir ke Aceh dan nikmatin kelezatan kulinerannya! ***
0 notes
Text
Believe in Aquaculture
Highlight terbesar bagi saya sebagai eFisherian adalah bisa bertemu dengan banyaknya stakeholder perikanan sampai passion terhadap perikanan itu tiba tiba tumbuh sendiri. Keliling ke Banyuasin misalnya, ketemu petani patin yang bisa tekan cost lewat pakan buatan sendiri. Lanjut ke Sulawesi Tengah bisa liat tambak udang saking suksesnya sampai ada helipad di dalam tambak. Pas main ke Lampung ada tambak udang unik pakai wipol untuk treatment, iya wipol yang buat ngepel lantai itu. Main main ke Lombok ada nila dibudidaya intensif yang super padat.
Pengalaman itu bikin saya bertanya, apakah tepat saya terjun di perikanan?
To accelerate transition for aquaculture to be the largest protein provider in the world.
Itu bunyi dari big hairy audacious goal dari eFishery yang selalu diingatkan setiap meeting besar dan townhall. Bahkan ada anekdot bahwa eFishery tidak akan berhenti sampai KFC jadi Kentucky Fried Catfish. Saya pernah bilang ke team sales waktu workshop bahwa buat kita nikah sama seseorang itu kita harus percaya sama orangnya, pun sama halnya dengan sales jualan dan karyawan kerja kita juga harus percaya sama produk dan visinya. Jadi, sebagai eFisherian apakah kalian percaya dengan visi eFishery? Atau itu hanya sekadar slogan biasa? Mari kita bedah sedikit tentang aquaculture.
Aquaculture is Sustainable
Umat manusia sejak dahulu sudah bergantung pada laut sebagai sumber utama penyedia ikan. Namun dengan banyaknya metode yang unsustainable mengakibatkan penurunan besar besaran terhadap hasil laut. Eksploitasi atau overfishing mengakibatkan turunnya kekuatan laut sebagai penyedia ikan. Jika dibiarkan penurunan drastis dari spesies laut dan rusaknya ekosistem laut tidak akan bisa dihindarkan. Transisi dari ikan tangkap ke ikan budidaya sudah sangat harus dilakukan. Prediksi pada tahun 2030 62% seafood akan dihasilkan dari budidaya.
Fish For World Hunger
Selain perbandingan dengan ikan tangkap, aquaculture juga memiliki banyak keunggulan dibandingkan budidaya hewan lain. Mulai dari feed conversion ratio ikan yang hanya memakan 1.1 kg pakan untuk menghasilkan 1 kg daging. Jauh lebih kecil dibandingkan dengan babi, poultry, dan livestock.
Lalu kita masuk ke protein. Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan salah satu kepala instansi pemerintahan daerah. Katanya beliau baru saja meeting membahas agenda nasional. Ada 2 pembahasan utama yaitu potensi resesi ekonomi dan penurunan angka stunting. Stunting sendiri adalah masalah pertumbuhan diakibatkan pengurangan gizi. Banyak anak anak di Indonesia lebih sering diberikan biskuit ketimbang protein hewani. Salah satu penyebabnya adalah permasalahan ekonomi di masyarakat sejak Covid yang masih di bawah rata rata.
Ikan dapat menjadi solusi sumber protein hewani yang lebih murah dan terjangkau untuk anak anak. Lele atau patin misalnya saat ini dijual 24 - 26ribu per kilogram dibandingkan dengan ayam seharga 33ribu per kilogram. Ikan sendiri juga memiliki retensi protein dan energi yang lebih baik serta rasio daging yang bisa dimakan lebih tinggi dibandingkan hewan lain. Bisa kalian bayangkan perikanan = protein murah = turun stunting = mencerdaskan negeri. Mantap.
Writer's Note
So to conclude, Aquaculture is the future. Berbahagialah para eFisherian karena sebenarnya kita mendukung salah satu tujuan mulia dalam ketahanan pangan global.
Namun aquaculture dengan segala keunggulannya bukan berarti tanpa tantangan. Menurut saya sendiri ada beberapa tantangan yang perlu kita jawab tentunya sebagai eFisherian :
Sustainability approach harga mati. Belajar dari ikan tangkap. Edukasi dan drive pelaku budidaya untuk melakukan sustainable aquaculture.
Pemerataan gizi baik di Indonesia membutuhkan jawaban di sisi supply chain, distribusi protein ikan yang baik dengan cost yang terjaga dapat menurunkan angka stunting.
Edukasi terhadap protein pada ikan dan meningkatkan value pada produk ikan agar lebih versatile seperti ayam hingga meningkatkan minat serta konsumsi masyarakat terhadap ikan.
Akhir kata : Believe in Aquaculture.
0 notes
Text
0 notes
Text
Tekan Laju Inflasi, Kelurahan Sanur Bagikan Pakan Ayam Kepada Para Nelayan Tangkap
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Para Nelayan Tangkap menerima pakan ayam untuk menambah ketahanan pangan masyarakat. Berbagai upaya dilakukan di tengah laju inflasi yang tengah gencar dikendalikan oleh Pemerintah Kota Denpasar. Sebanyak 117 sak pakan ayam dibagikan pihak Kelurahan Sanur kepada para Nelayan Tangkap, Rabu (7/11/2022). Hal ini disampaikan Lurah Sanur, IB. Raka Jisnu yang turut hadir saat penyerahan pakan ayam yang dilakukan dua tahap yaitu tahap I diserahkan di Pantai Karang Sanur dan tahap II diserahkan di Kantor Kelurahan Sanur. "Kami menyerahkan pakan ayam kepada para nelayan tangkap Kelurahan Sanur. Dikarenakan dampak kenaikan harga BBM, sehingga para nelayan sulit untuk melaut dan mendapatkan ikan," paparnya. Turut hadir di tengah kegiatan ini perangkat Kelurahan, Kepala Lingkungan, dan para nelayan tangkap di wilayah Kelurahan Sanur. Menurut Lurah Raka Jisnu, pakan ayam yang dibagikan sebanyak 39 sak untuk 3 bulan jadi total yang para nelayan terima adalah 117 sak. "Dalam rangka menekan laju inflasi kami Kelurahan Sanur melakukan kegiatan penyerahan pakan ayam kepada para nelayan tangkap agar para nelayan bisa mengatasi inflasi selama mereka tidak bisa melaut dan mencari ikan,” tambah Gus Raka Jisnu.(bpn) Read the full article
0 notes
Text
Buat hilang puas
Rumah Sewa
Aku menyewa sebuah bilik di tingkat dua di sebuah rumah kedai. Di
tingkat dua itu, ada 10 bilik. Aku orang kedua yang paling lama
menyewa bilik di situ yang mana bilik itu berharga RM230 sebulan
termasuk bayaran api dan air.
Di bilik hujung ada pasangan India Muslim serta anak perempuan yang
berusia 4 tahun. Di bilik sebelahnya, seorang lelaki Cina berusia 30an
duduk sendirian. Di sebelahnya, bilik anak dara orang Kelantan berusia
24 tahun. Di sebelah bilik Ros, barulah bilikku. Di sebelah bilikku, bilik
Kak Wan dengan suaminya. Aku tak tahu nama suaminya kerana dia
tak pernah tegurku sedangkan isterinya amat peramah. Aku nampak
suami Kak Wan lebih muda dari Kak Wan yang nampak sudah berumur.
Di sebelah bilik Kak Wan, bilik janda bersama anak lelakinya yang
berusia 6 tahun. Bila aku terserempak dengan janda yang ku tak tahu
namanya, aku tanya mana suaminya. Dia kata ada sedangkan aku tak
pernah nampak suaminya. Rupa-rupanya dia janda. Dia malu nak
mengaku janda takut aku tacklenya.
Di hadapan bilik janda itu, sepasang suami isteri Melayu. Di bilik
sebelahnya ada perempuan Indonesia yang selalu menjaga anak janda
yang kutak tahu namanya itu. Di bilik tengah di hadapan bilik lelaki
Cina itu ialah sepasang suami isteri Melayu dengan anak lelaki berusia
dua tahun.
Di bilik hujung di hadapan bilik India Muslim itu ialah bilik kosong
yang masih belum disewa orang. Yang aku nak cerita ini hubunganku
dengan bini orang yang duduk di hadapan bilik Cina itu.
Dia panggilku Pak Cik setiap kali terserempak. Aku tak kesah kerana
aku memang dah tua berumur 54 tahun. Nama bini orang itu Zura. Aku
tahu bila Kak Wan selalu panggil namanya Zura.
Tubuh Zura kecil saja. Dan setiap kali dia mandi, dia berkemban
dengan tuala. Kulitnya hitam manis dan nampak macam anak mami.
Dia kata dia asal dari Kelantan tetapi aku tak pernah dengar slang
Kelantannya.
Suatu petang sewaktu aku terserempak dengannya di bilik air, dia kata
boleh tak nak pinjam duit.
“Berapa banyak?” tanyaku.
“RM10 saja pak cik,” katanya.
“Nanti pak cik hantar duit ke bilik,” kataku yang baru sudah mandi.
Lepas pakai baju dan kain pelikat, aku mengetuk pintu bilik Zura.
“Zura ambillah dan tak payah bayar balik,” kataku
“terima kasih pak cik,” katanya.
Sejak itu banyak kali dia pinjam duit denganku. Hari itu dia nak pinjam
RM50 tapi dalam poketku ada RM15 dan terus aku beri semua
kepadanya. Kesian juga aku lihat Zura dan anaknya.
Pada suatu malam Zura bergaduh dengan suaminya yang gemuk itu
pada jam 12 tengah malam. Suaminya baru sampai di bilik. Zura halau
suaminya tapi suaminya kata nak keuar dai bilik itu boleh tapi kena
bayar hutangnya RM4 ribu terlebih dahulu.
Pagi esoknya aku terserempak dengan Zura di bawah masa dia nak
pergi kerja.
“Apasal bergaduh malam tadi?” tanyaku.
“Laki saya malas kerja. Dia ikut kawannya jual ayam bukannya dapat
gaji bulanan. Suruh cari kerja, malas cari kerja,” katanya.
“Sabar,” kataku.
“Dahlah sewa bilik saya bayar,” rungutnya lagi.
Suaminya yang aku tak tahu nama kurang mesra alam. Tak pernah
tegur aku tapi dengan Kak Wan dia rancak pula bercakap. Patutlah
Zura selalu meminjam duitku. Rupa-rupanya suaminya tak bekerja.
Sebagai orang lama di tingkat dua itu, aku baik dengan semua
penyewa. Bila bossku beri buah nangka, aku beri kepada Kak Wan
suruh dia beri kepada semua penyewa. Aku batuk. Sebab itu aku tak
boleh makan nangka. Jadi lebih baik sedekah kepada jiran-jiran.
Pada suatu petang aku balik jam 6.30 ke bilik. Kulihat semua bilik
senyap. Mungkin semua penyewa lain belum balik lagi. Aku pun terus
mandi. Lepas mandi, bila kubuka pintu bilik air aku nampak Zura
berkemban dengan tuala nak masuk bilik air.
“dah lama balik?’tanyaku.
“dah lama. Tidur tadi,” katanya.
“Anak pun tidur?”tanyaku.
“Ya Pak Cik,” jawabnya dan masuk ke dalam bilik air.
“Zura, buka pintu kejap. Pak Cik tertinggal kunci pintu bilik pak
cik,”kataku.
“masuklah pintu tak kunci,” kata Zura.
Aku pun masuk dalam bilik air dan dia hulur kunci bilikku kepadaku.
Aku sengaja memegang tangannya lama dan dia pun tak melepaskan
gengaman itu.
“pak Cik,”katanya dan dia terus memelukku. Terkejut beruk aku
dibuatnya.
Kami pun terus berkucupan. Dah lama aku geram pada tubuhnya yang
kecil tapi aku takut kerana dia bini orang. Tak sangka pula aku dapat
peluang ini.
Aku ramas teteknya dan aku lurutkan tuala yang membalut tubuhnya.
Dia berbogel di depanku. Kecil teteknya. Aku terus menghisap tetek
kiri dan kanannya.
“sedap pak cik,” katanya.
Aku suruh dia duduk di atas tandas mangkuk itu kerana aku nak jilat
pukinya.
“Sedap pak cik jilat,” katanya.
Aku membuka kain pelikatku dan suruh Zura menghisap konekku yang
sudah besar.
“besarnya pak cik,” kata Zura sambil menghisap koteku.
Aku suruh Zura menunggeng sambil memegang sinki kerana aku nak
main dari belakang.
“Besarnya pak cik,” kata Zura.
“Sedapnya,” katanya lagi.
Bimbang penyewa lain balik, kami tak lama main dalam bilik air itu.
Aku pun terpancut air maniku dalam lubang pukinya yang kecil.
“terima kasih pak cik,” kata Zura bilik aku keluar dari bilik air.
Sejak itu bila ada peluang, kami selalu main dalam bilik air. Kadang-
kadang aku panggilnya ke bilikku dan terus aku main di atas tilamku
dengan lebih selesa lagi.
Oleh kerana dia bertubuh kecil, aku pernah mainnya sambil
mendukungnya.
“Sedap pak cik. Tak sangka pula pak cik ini berpengalaman,” kata
Zura.
“Zura jangan cerita pada orang,” kataku.
“Saya dah tercerita pada Kak Wan. Kak Wan pun nak rasa batang pak
cik,” kata Zura.
“Bila dia nak rasa?” tanyaku.
“petang esoklah,” kata Zura.
Petang esoknya aku dapat main dengan Kak Wan di bilik air. Aku
memang dah lama geram dengan tubuh Kak Wan yang berisi itu.Masa
kami main, Zura tunggu di luar takut orang lain balik. Lepas itu aku
main dengan Zura, Kak Wan pula menunggu di luar. Memang seronok
pengalamanku menyewa di bilik di tingkat dua itu kerana dapat merasa
puki bini orang. Yang aku tak dapat hanya janda itu kerana dia jual
mahal denganku.
Aku tak kesah janda itu jual mahal kerana aku dapat dua puki
serentak. Puki Zura dan Puki Kak Wan.
Pada suatu petang Zura mengadu padaku bahawa dia loya dan selalu
muntah. Aku yakin Zura menghamilkan anakku. Nasib baik Kak Wan
tak mengandung kerana dia sudah tua. Kak Wan terkejut bila tahu Zura
mengandungkan anakku. Aku suruh Zura menggugurkan anak itu tetapi
Zura tak mahu kerana dia mahu membela anakku hasil percintaan
gelap kami.
“Bila pak cik pindah nanti, dapat saya tengok anak ini sebagai
kenangan kita berdua,” katanya lagi.
Masa mengandung pun, Zura tetap berselera menerima batangku
kerana batang suaminya yang kecil sudah tidak memberi kepuasan
kepadanya lagi. Aku memberinya wang setiap bulan sebanyak RM500
kepada Zura kerana mahu bayi yang dilahirkan nanti sihat. Itulah
seronoknya main dengan bini orang kerana suaminya ada.Manalah
suaminya tahu isterinya curang kecuali dia tangkap kami main dalam
bilik air.
466 notes
·
View notes
Photo
Dasar Ayam !
Hiburan itu, bisa kita dapat dari manapun. Dari sebuah pasar sekalipun. :) Pagi itu kutancap gas motor kusam merahku, menuju ke sebuah pasar yang penuh unggas di Boyolali. Di tengah jalan, mulai berasa gerak berontak empat ayam yang dipegangi ibu. Berasa geli namun hangat. Dilengkapi terik matahari yang mulai menusuk di hati kulit. Setelah memasuki pasar dan lewati kerumunan orang-orang, sampailah kami di tempat jasa pemotongan unggas, Ibu langsung turun dan menunggu antrian. Tak segera menyusulnya, gerakku malah terhenti. Ku tertegun sejenak, dimana dibalik debu yang beterbangan, ku lihat seekor ayam milik salah satu pedagang lepas dan kabur dari kurungannya. Mulailah, orang-orang panik. Bersama-sama ingin tangkap ayam ‘nakal’ itu. Ada orang yang wajahnya terhias dengan raut kekhawatiran, ada yang terlihat santai, ada pula yang terhias dengan raut keseriusan, saking ingin menangkap ayam itu. Betapa banyak pasang mata yang tersenyum dibuatnya. Mulai dari anak kecil mungil, anak remaja sang pebisnis muda, hingga anak yang sudah dewasa maupun lanjut usia tersenyum karenanya. Berbekal hati yang gundah gulana, entah karena ayamnya, atau terasa asyik melihat aksi menangkap ayamnya, di balik debu yang beterbangan, ku ikut tersenyum dibuatnya. Dasar ayam. Alhamdulillah ya~
1 note
·
View note