#syahadatain
Explore tagged Tumblr posts
Text
Syahadatain Sebagai Titik Tolak Perubahan
Dalam Syarah Rasmul Bayan, kita dianjurkan untuk senantiasa mengulang makna Syahadatain sebagai pengingat sekaligus penguat keimanan.
Kalau kata orang bijak, "Orang yang terlihat paham masih perlu dipahamkan, dan orang yang terlihat kuat, juga masih perlu dikuatkan."
Lantas bagaimana posisi Syahadatain dalam kehidupan kita?
Saat kecil saya pernah bertanya-tanya, apa yang membuat Bilal begitu tabahnya dengan tindihan batu, begitu pula gigihnya Zaid bin Haritsah kecil yang membersamai ayah angkatnya atau kisah syahidnya Keluarga Sumayah yang terasa begitu mengerikan bagi anak kecil seperti saya.
Jawaban dari semua itu adalah kepercayaan dan ketundukan 100% kepada Allah SWT yang akhirnya memberikan energi kuat dan ketenangan pribadi, serta harapan akan terbebasnya dari penajajahan nalar sehat bangsa Arab saat itu melalui Al-Amin.
Nambah lagi soal definisi, Syahadat Tauhid mengajak kita kembali kepada fitrah agar selalu berbuat baik dalam batasan jelas untuk menjaga kondusifitas komunitas sosial. Syahadat Risalah mengajak kita untuk melihat contoh nyata dari ejawantah syahadat tauhid melalui Rasulullah shalllahu Alaihi Wassalam.
Lebih lanjutnya, ketundukan dalam definisi awal akan membawa kita kepada ketundukan-ketundukan lainya, mulai dari aturan secara pribadi sampai bermasyarakat dengan orang banyak, yang akhirnya menjadikan lingkungan yang guyup dan menenangkan hati pula.
Sudah terlihat jelas menjadi hal utopi segala tafsir akal manusia yang kadang njlimet itu dibandingkan norma-norma yang langsung berasal dari Sang Khalik.
Syahadatain itu menjadikan manusia selayaknya manusia utuh, memberikan keutamaan sekaligus kesempatan sama di setiap kelas sosial.
Bagi sebagian, para pemimpin umat itu lebih mulia dibandingkan peran-peran kebaikan lainya, misal para Khulafaurrasyidin dan para sultan. Namun bagi sebagian pula, merdekanya seorang budak bernama bilal itu sejatinya mendapat kemuliaan yang tak tertandingi oleh para pemimpin umat sebelum ini, padahal dalam kacamata kelas sosial, mereka berdua berasal dari nasab dan latar belakang lingkungan yang berbeda.
Kenapa bisa seperti itu ? karena dalam posisi syahadatain, semua sama setara, semua memiliki kesempatan yang sama, namun yang membedakan adalah keteguhan akan memegang syahadat serta ejawantah lainya.
Syahadatain harusnya menjadi titik balik dan refleksi sejauh mana ketundukan kita akan perintah Sang Pencipta dan implementasi dari yang dicontohkan oleh Sang Uswatun Hasanah.
Sederhana tapi kadang sulit.
Yang membuat kuat adalah iman, keyakinan kita akan segala petunjuk dan pertolongan di dunia ini.
Jadi sudah sejauh mana kamu yakin dan percaya? Atau jangan-jangan sedang terlena dengan nikmat dunia?
27 notes
·
View notes
Text
ADAB RABU TERAKHIR DI BULAN SHAFAR
Tanggal 4 September 2024 adalah hari Rabu terakhir di bulan Shafar. Grandsyekh (q) berkata, "Pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar 70.000 bala diturunkan ke bumi. Orang yang menjaga adab yang telah disebutkan tadi akan dilindungi oleh Allah (swt)."
ADAB
Untuk mendapat perlindungan dari bala, bacalah bacaan berikut ini lalu tiupkan pada diri Anda beserta seluruh keluarga.
• Syahadatain (3 kali), ucapkan, "Asy-hadu an laa ilaaha illa-Llaah wa asy-hadu anna Muhammadan `abduhu wa rasuuluh."
• Astaghfirullah (300 kali)
• Ayat al-Kursi (7 kali)
• Surah Al-Fiil (7 kali)
TINGGAL DI RUMAH DAN TIDAK KELUAR RUMAH
Dianjurkan untuk tidak keluar rumah pada hari tersebut, khususnya antara Ashar dan Maghrib, tetapi bila seseorang harus pergi keluar rumah, ia harus menjaga adab dan segera kembali ke rumah ketika urusannya telah selesai. Dianjurkan untuk berkurban dan membagikan dagingnya kepada fakir miskin. Semoga Allah ﷻ melindungi Ummat Muhammad ﷺ.
3 notes
·
View notes
Text
Seharusnya kita seperti mereka...
تزو�� من ال��قوى فإنك لا تدري إذا جن ليل هل تعيش إلى الفجر Perbanyaklah taqwamu, sebab kamu tidak mengetahui Jika malam tiba, apakah kamu masih hidup sampai waktu fajar? _Syair Arab
Sore itu, ditengah menyiapkan makan malam.. N1 cerita tentang kisah yg ia dapat dari gurunya saat kelas iman..
"Bunda, tadi kakak dapat cerita dari ustadzah, terus kakak teh haru banget dengernya sampai mau nangis rasanya.."
"Cerita apa nak? Bunda mau juga atuh diceritain..." ungkapku antusias
"Kata ustadzah bun, anak2 di Palestina itu punya kebiasaan baca syahadatain dulu sebelum tidur. Ustadzah bilang, mereka gak pernah tau apa mereka masih bisa bangun lagi besoknya atau nggak. Jadi mereka berusaha menyiapkan kematian sebaik-baiknya. Kalau Allah takdirkan mereka meninggal dunia waktu tidur, mereka berharap bisa dapat pahala syahid."
"Kakak teh jadi malu bun, kalau kakak inget2, kakak sering lupa adab sebelum tidur. boro2 syahadat, baca doa aja suka kelewat."
"Harusnya bukan anak2 Palestina aja yg kaya gitu, kita juga. Meskipun kita gak dalam kondisi perang, tapi kan mati itu takdir Allah ya bun. Kita gak pernah tau kapan datangnya.."
Sudah 3 bulan ini kisah tentang anak-anak Palestina jadi topik yang hangat di tengah obrolan dengan anak-anak. Dari sekian banyak hikmah dan teladan tentang kokohnya iman mereka, kisah tentang membaca syahadatain sebelum tidur dari Naira inilah yang paling menyentuh hati saya.
Mendengar kisah dari Naira, saya jadi teringat perkataan Syaikh Muhammad Hassan hafidzahullah ketika menyampaikan kondisi di Gz. Dengan suara yang lantang beliau menyampaikan...
"Usaplah air matamu! Jangan pernah tangisi muslimin di Gaza dan Palestina. Tapi tangisilah diri kalian sendiri...karena Demi Allah dengan kondisi mereka saat ini mereka ada dalam dua kemuliaan, meraih kemenangan atau menjemput kesyahidan."
Sedangkan kita?
Kenyamanan ini ternyata melalaikan. Rasa aman ini ternyata menjadi ujian yang melenakan. Benar kata Naira, maut bisa datang kapan saja meskipun kita dalam kondisi paling aman. Kita tidak akan pernah selamat darinya kalau sudah tiba waktunya.
Seharusnya kita seperti mereka yang selalu menyadari kematian ada di depan mata, sehingga tidak menunda waktu untuk menyiapkan diri jika tiba masanya...
Faghfirlanaa Yaa Rabb..
5 notes
·
View notes
Text
Arti Islam
Islam adalah nama sebuah agama, sebagaimana agama lain juga memiliki nama. Misalnya, Hindu. Itu adalah sebuah nama yang berasal dari kata "sindhu" yang dalam bahasa Sansekerta berarti "sungai". Ada sebuah sungai yang bernama Indus yang mengalir di daerah sekitar India dan Pakistan saat ini. Kata Indus berasal dari kata "sindhu" tersebut. Adapun Hindu adalah nama yang masyarakat yang menetap di sepanjang lembah Sungai Indus itu. Jadi, nama "Hindu" berasal dari nama sebuah masyarakat yang berasal dari nama tempat yang berawal dari nama sungai (Martin Palmer, World Religions, London: Times Books, 2004, 144)
Agama Hindu tidak berasal dari individu tertentu bahkan tidak bisa dikatakan berasal dari periode sejarah tertentu. Hindu adalah cara berbagai hidup yang mengkristal menjadi sebuah agama. Hal ini berbeda dengan biasanya agama-agama lain. (Martin Palmer, World Religions, London: Times Books, 2004, 144)
Nama agama Kristen berasal dari kata Yunani "Kristianos" yang berhubungan dengan kata "Kristus" yang berarti "Dia yang diurapi" atau "Dia yang dipilih Tuhan" atau "Al-Masih" atau bisa juga berarti "Al-Musthafa". Jadi, nama "Kristen" berasal dari nama gelar untuk orang, yang dalam hal ini adalah Yesus atau Nabi Isa as. Jadi, nama "Kristen" sangat bergantung kepada seorang Yesus atau Nabi Isa as dalam hal kelahirannya, kehidupannya, dan kebangkitannya. (Martin Palmer, World Religions, London: Times Books, 2004, 112)
Nama agama Yahudi mulanya adalah nama bagi keturunan Nabi Ibrahim as lewat putranya yang bernama Nabi Ishak as yang memiliki putra yang bernama Nabi Yaqub as. Keturunan Nabi Yaqub as inilah yang belakangan disebut Yahudi atau Bani Israil karena Nabi Yaqub as juga kadang disebut Israil. Nama Yahudi adalah pemberian dalam kitab-kitab Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama yang mendapatkan Ten Commandments pada masa Nabi Musa as. Lalu, Yahudi dipimpin oleh Nabi Daud as dan kemudian Nabi Sulaiman as. Jadi, nama Yahudi mulanya adalah nama keturunan Nabi Ibrahim as yang kemudian menjadi nama agama. (Martin Palmer, World Religions, London: Times Books, 2004, 174-175)
Berbeda dengan agama-agama pada umumnya, Islam tidak diambil dari nama tempat, nama individu, atau nama keturunan dari seseorang. Islam adalah bahasa Arab yang bisa berarti ketergantungan kepada atau kesediaan untuk tunduk kepada supremasi Ilahi, Tuhan, Allah SWT. Bahkan seorang Kristiani yang tunduk dan tulus kepada Tuhan bisa disebut tergolong Islam. Memang ada beda Islam dengan huruf I besar dengan islam dengan huruf i kecil. Dengan huruf i kecil, siapapun yang tunduk dan tulus kepada Tuhan disebut Islam. Tetapi Islam dengan I besar hanya mereka yang menyatakan syahadatain. (Martin Palmer, World Religions, London: Times Books, 2004, 156) .
Karena itu, Islam tidak bisa disebut ajaran Muhammad atau Muhammadanisme. (M. Quraish Shihab, Kumpulan 101 Kutum tentang Islam, Tangerang: Lentera Hati, 2016, 8). Islam bahkan lebih tepat (walaupun masih keliru) disebut sebagai Damaiisme atau ajaran damai daripada Muhammadanisme karena fokus Islam adalah pada inti ajarannya sendiri, bukan pada pembawanya.
Mengapa mereka yang tunduk dan tulus kepada Tuhan bisa tergolong Islam dengan i kecil? Seluruh manusia (juga seluruh makhluk) pada dasarnya memang tunduk kepada Tuhan, baik mereka menyadari atau tidak atau mereka mengakui atau tidak. Adakah manusia yang mampu menolak untuk menjadi manusia dan tiba-tiba terlahir sebagai manusia, sebagai laki-laki, sebagai perempuan, dan seterusnya? Tentu saja tidak ada. Jadi, pada dasarnya, semua makhluk tunduk dan itu berarti semua makhluk adalah Islam dengan i kecil.
Ketika seorang manusia menyadari dan mengakui bahwa dia memang tunduk dan tulus kepada Tuhan, maka dia mulai memasuki Islam dengan I besar. Ketika dia bersyahadat, maka benar-benar dia memasuki Islam dengan I besar. Namun, jika seorang manusia bersyahadat, tetapi tidak ada kesadaran dalam dirinya bahwa dia tunduk dan tulus kepada Tuhan, maka sesungguhnya dia masih dalam Islam dengan i kecil, walaupun secara lahiriah dia masuk Islam dengan I besar.
Sebagai perwujudan dari misi Islam untuk kedamaian manusia, maka Islam menegaskan dirinya berasal dari Allah SWT. Ini penting karena jika berasal dari manusia, maka yang menjadi sentral bukan hanya ajarannya, tetapi juga pembawanya. Jika itu yang terjadi, maka bisa saja akan muncul sosok sebagai tirani pembawa yang menahbiskan dirinya sebagai faktor paling penting dari ajaran Islam itu sendiri. Tirani pasti tidak akan pernah membawa kepada kedamaian.
Meski berasal dari Allah SWT, Islam adalah agama kemanusiaan, bukan agama Ketuhanan karena ajaran Islam adalah untuk kepentingan manusia, bukan kepentingan Tuhan. Posisi sentral Tuhan dalam Islam bukan sebagai tanda bahwa Islam untuk Tuhan, tetapi untuk menutup kemungkinan ada sosok-sosok makhluk yang menitipkan kepentingan sosial, ekonomi, politik, dan budayanya dalam ajaran Islam atas nama ajaran Islam. Dampaknya akan sangat buruk karena mengatasnamakan agama untuk kepentingan pribadi dan golongan.
Karena Islam adalah untuk kemanusiaan, maka Islam sangat memaklumi realitas kemanusiaan itu sendiri. Manusia yang berdosa sebesar apapun tetap terbuka pintu taubat baginya karena Islam memaklumi kealpaan manusia. Bahkan bagi Islam, apapun dalam kehidupan manusia bisa menjadi ibadah. Jika itu ibadah seperti shalat, puasa, atau zakat, maka itu memang ibadah. Tetapi jika itu bekerja, berkarya, mencari nafkah, bergaul sesama manusia, yang tampaknya adalah urusan sehari-hari atau tampak sepele, tetapi dalam Islam semua itu adalah ibadah karena dengan itu, manusia bisa bermanfaat bagi sesamanya manusia.
#tuhan#agama#allah swt#manusia#nabi muhammad saw#nabi isa as#nabi musa as#yahudi#kristen#hindu#budha#sosial#ekonomi#politik#kemanusiaan#zakat#shalat#puasa#Ketuhanan#islam#nabi yaqub as#nabi ibrahim as#bani israil
0 notes
Text
Seputar Shalat
ustadz adi hidayat
Iman -> ibadah (saling terhubung) Aqidah -> syariat (saling terhubung) Bentuknya/wujudnya : syahadatain -> pembuktian dari komitmen dalam syahadat yang pertama adalah ibadah shalat
Indikator peningkatan iman, selain kewajiban, kita semangat mengerjakan yang sunnah Klo yg pokok saja yang dikerjakan, imannya standar
Yang sempurna jangan di tambah dan di kurangin = 5 waktu 17 rakaat
Shalat, Bukan untuk beban. Sifat memaksa karena Allah sayang. Sifat manusia itu yang ingin tenang, sukses, waktu kebahagiaan
DEFINISI SHALAT Sholat, secara bahasa
Punya makna yang serupa dgn do'a. Dri kata da'a Permohonan = do'a, ajakan = dakwah
Bagian atas Wa sha la, wa shilu = Memiliki makna tersambung erat, sampai ke tujuan Shilah = tersambung erat -->> shilaturahim
Dengan makna sholat itu menusia terhubung erat dengan Allah Menjaga keterhubungan dengan Allah Karena klo orang yang telah tuntas dan benar dengan shalatnya, ada ketersambungan. Org yg tersambung dia ingat Allah. Tidak melakukan sesuatu hal yang salah, saat akan melangkah ingat Allah. Dia yang terkoneksi maka yang minta dikabulkan. Bahkan skaing terkoneksinya, sebelum minta udah dikabulkan karena Allah Maha Menhetahui apa yang dirasakan hambanya Dzikir = ingat, terhubung
QS 20:14
"Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku dan tegakkanlah salat untuk mengingat-Ku." Faidahnya untuk menyambungkan keadaan kita dengan Allah
Secara istilah
Cara mendapat manfaat dr sholat agar ketersambungan sama Allah itu ada?
Shalat masuk dalam ranah ibadah. Pengertian sholat = ibadah yang di awali dengan takbir dan di akhiri dengan salam memiliki aturan tertentu (rukun dan syarat)
Tata cara yang benar -> khusyu -> manfaat (di dunia, qubur, dan akhirat) Amalan pertama yang dihisab itu shalat
Kisah nabi bersama khalad bin rofi' yang memasuki masjid bersama nabi, kemudian menunaikam shalat 2 rakaat. Lalu nabi menyuruh mengulanginya hingga 3 kali karena tidak tuma'ninah Masuk ke masjid saat shalat 5 waktu = disarankan tidak lgsg sduduk, shalat dulu. Entah itu shalat tahiyatul masjid, qabliyah,dkk Shalat jam 9 gimana? Shalat sunnah wudhu, tahiyatul masjid, dhuha Tahiyatul majsid itu sifatnya umum = rakaat
Kalo kamu ingin sempurna dalam melaksanakan shalat Tegakkan shalat = menunjukkan pada usaha yang sempurna. Jangan shalat sembarangan
Shalat itu memberikan kemudahan Dibuka dengan takbir, al fatihah, di baca yang paling ringan supaya nyaman dan merasakan kenikmatan saat shalat. Bagi org yg hafal qur'an ya al baqarah mudah Anak anak pun begitu dlm fiqh anak, yg surat pendek dulu. Yang paling penting melatih konektivitas dulu. Klo sudah merasakan kenikmatan, bakal nambah sendiri kok. Kemudian, setelah berdiri, baca surat yang paling mudah untukmu, ruku' sampai kamu merasa tenang hatinya dlm ruku'. Thuma'ninah. Ruku'dgn sempurna, bererdar darah dgn sempurna, lurus Manfaat shalat? Bukankah manfaat shalat itu menenangkan dalam jiwa? Thuma'ninah itu bahasa indonesianya, tenang. Yang tenang kan jiwanya, jika jiwa nya sudah tenang bawaan ke sifatnya jg tenang.
Klo sholatnya benar, dari berdiri saja sudah berdampak dihati jadi tenang. Orang klo udah tenang. Baru takbir menghadap qiblat sudah nangis. Klo bener sholat nya, habis sholat itu sudah tidak ada kegelisahan Ada sahabat yaitu ali bin abi thalib yang kena duri di kakinya. Sangat dalam sehingga klo dicabut sakit dan memerah wajahnya. Sahabat yang lain bilang "tenang, saya tau waktunya dicabut, biarin aja". Lalu saat sedang shalat di cabutlah duri itu. Sahabat yang mengambil itu. Dan Ali tetap terdiam, gaada sama sekali ekspresi sakit. -Ustadz Adi Hidayat
1 note
·
View note
Text
“Nisfu Sya’ban is the Sign for Ramadhan”
The month of Sya'ban is a month that people usually forget, because It is located between the month of Rajab and the month of Ramadan. Imam Bukhari and Muslim narrated Aisyah's confession that Rasulullah SAW never fasted (sunnah) more than during the month of Sya’ban.
In the month of Sha'ban, there is also a special feature in the middle which is usually referred to as Nisfu Sya'ban. Muslims believe that on this night, two angels who record human daily deeds, namely Raqib and Atid, hand over the record of human deeds to Allah SWT, and on that same night the book of deeds recorded every year is replaced with a new one.
يَطْلُعُ اللهُ عَلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Allah looks at His creatures on the night of Nisfu Sha'ban, then forgives all of His creatures except those who associate partners with Allah or those who are enemies (HR. Thabrani no. 2238 & Baihaqi no. 3942).
Some of the privileges that Allah SWT has given to the month of Sha'ban especially on the night of Nisfu Sya'ban is good stated in the Hadith and practices that have been carried out by the Salafus Saleh, is as follows:
1. Read more of the Kalimah Syahadatain
"Why are we advised to read more of the Kalimah Syahadatain sentences of the Creed, don't we already believe in Allah and His Messenger. Isn't it true that every time you pray, you always read Syahadatain ?" We are advised to always read more and more of the Kalimah Syahadatain, in addition to always renewing the value of our faith, making efforts to ensure that our faith does not leave us, and also getting used to it so that it becomes a good habit so that at the end of our lives.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
2. Read Istighfar (asking for forgiveness)
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
This recommendation is based on the hadith narrated by Abu Bakr that The Prophet Muhammad SAW said: "(The grace of) Allah Almighty descends to earth on the night of Nisfu Sha'ban. He will forgive everything except the sin of idolatry and people whose hearts harbor hatred (hypocrisy)." (HR Baihaqi).
3. Increase Prayer
1) Ask for forgiveness for yourself, your parents, your family, Teacher. 2) The most important prayer is that we all become His servants with a strong level of faith, devotion and love for Him. 3) Prayers for goodness for oneself and all in the affairs of the afterlife. 4) Other prayers according to each person's wishes. 5) It would be nice if our prayers closed with Sayyidul Istighfar.
4. Increase other Sunnah practices
Sunnah practices that we are accustomed to doing every day such as sunnah prayers, dhikr, donations and alms, etc. are highly recommended for us to increase both in quantity (amount) as well as its quality (intention, purpose and sincerity).
So All my friends, what the conclusion of all this?
The conclusion is that to fill the month of Sya'ban, we have to read more of the Syahadat, then read more prayers, then make lots of istighfar and we increase sunnah practices so that our month of Sha'ban is filled with lots of good, positive things and not wasted. We can prepare ourselves to face the month of Ramadan with full preparation.
1 note
·
View note
Text
Tsalatsatul Ushul: Penjelasan Ringkas Rukun Islam
https://rumaysho.com/30338-tsalatsatul-ushul-penjelasan-ringkas-rukun-islam-dan-rukun-iman.html
Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dalam Tsalatsah Al-Ushul berkata,
الأَصلُ الثَّانِي: مَعرِفَةُ دِينِ الإِسلاَمِ بِالأَدِلَّةِ.وَهُوَ: الِاستِسلاَمُ لِلَّهِ بِالتَّوحِيدِ، وَالِانقِيَادُ لَهُ بِالطَّاعَةِ، وَالبَرَاءَةُ وَالخُلُوصُ مِنَ الشِّركِ وَأَهلِهِ، وَهُوَ ثَلَاثُ مَرَاتِبَ: الإِسلَامُ، وَالإِيمَانُ، وَالإِحسَانُ، وَكُلُّ مَرتَبَةٍ لَهَا أَركَانٌ.فَأَركَانُ الإِسلاَمِ خَمسَةٌ، وَالدَّلِيلُ مِنَ السُّنَّةِ حَدِيثُ ابنِ عُمَرَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنهُمَا- قال: قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: ((بُنِيَ الإِسلَامُ عَلَى خَمسٍ: شَهَادَةِ أَن لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَومِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ البَيتِ)).وَالدَّلِيلُ قَولُهُ تَعَالَى: ﴿ إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسلَامُ ﴾، وَقَولُهُ تَعَالَى: ﴿ وَمَن يَبتَغِ غَيرَ الإِسلَامِ دِينًا فَلَن يُقبَلَ مِنهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الخَاسِرِينَ﴾.وَدَلِيلُ الشَّهَادَةِ قَوُلُهُ تَعَالَى: ﴿ شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالمَلَائِكَةُ وَأُولُوا العِلمِ قَائِمًا بِالقِسطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ العَزِيزُ الحَكِيمُ ﴾.وَمَعنَاهَا: لَا مَعبُودَ بِحَقٍّ إِلَّا اللهُ، (لاَ إِلَهَ) نَافِيًا جَمِيعَ مَا يُعبَدُ مِن دُونِ اللهِ، (إِلَّا اللَّهُ) مُثبِتًا العِبَادَةَ للَّهِ وَحدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ فِي عِبَادَتِهِ، كَمَا أَنَّهُ لَا شَرِيكَ لَهُ فِي مُلكِهِ.وَتَفسِيرُهَا الَّذِي يُوَضِّحُهَا قَولُهُ تَعَالَى: ﴿ وَإِذ قَالَ إِبرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَومِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعبُدُونَ * إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي ﴾، وَقَولُهُ تَعَالَى: ﴿ قُل يَا أَهلَ الكِتَابِ تَعَالَوا إِلَى كَلَمَةٍ سَوَاءٍ بَينَنَا وَبَينَكُم أَلَّا نَعبُدَ إِلاَّ اللَّهَ وَلَا نُشرِكَ بِهِ شَيئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعضُنَا بَعضًا أَربَابًا مِن دُونِ اللَّهِ فَإِن تَوَلَّوا فَقُولُوا اشهَدُوا بِأَنَّا مُسلِمُونَ ﴾.وَدَلِيلُ شَهَادَةِ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ قَولُهُ تَعَالَى: ﴿ لَقَد جَاءَكُم رَسُولٌ مِن أَنفُسِكُم عَزِيزٌ عَلَيهِ مَا عَنِتُّم حَرِيصٌ عَلَيكُم بِالمُؤمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ ﴾، وَمَعنَى شَهَادَةِ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ: طَاعَتُهُ فِيمَا أَمَرَ، وَتَصدِيقُهُ فِيمَا أَخبَرَ، وَاجتِنَابُ مَا عَنهُ نَهَى وَزَجَرَ، وَأَن لَا يُعبَدَ اللَّهُ إِلَّا بِمَا شَرَعَ.وَدَلِيلُ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَتَفسِيرِ التَّوحِيدِ قَولُهُ تَعَالَى: ﴿ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعبُدُوا اللَّهَ مُخلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ القَيِّمَةِ ﴾.وَدَلِيلُ الصِّيَامِ قَولُهُ تَعَالَى: ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبلِكُم لَعَلَّكُم تَتَّقُونَ ﴾.وَدَلِيلُ الحَجِّ قَولُهُ تَعَالَى: ﴿ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ البَيتِ مَنِ استَطَاعَ إِلَيهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ العَالَمِينَ ﴾.المَرتَبَةُ الثَّانِيَةُ: الإِيمَانُ.وَهُوَ: بِضعٌ وَسَبعُونَ شُعبَةً، أَعلاَهَا: قَولُ (لَا إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ)، وَأَدنَاهَا: إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالحَيَاءُ شُعبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ.وَأَركَانُهُ سِتَّةٌ: أَن تُؤمِنَ بِاللَّهِ، وَمَلاَئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَاليَومِ الآخِرِ، وَبِالقَدَرِ خَيرِهِ وَشَرِّهِ، وَالدَّلِيلُ عَلَى هَذِهِ الأَركَانِ السِّتَّةِ قَولُهُ تَعَالَى: ﴿ لَيسَ البِرَّ أَن تُوَلُّوا وُجُوهَكُم قِبَلَ المَشرِقِ وَالمَغرِبِ وَلَكِنَّ البِرَّ مَن آمَنَ بِاللَّهِ وَاليَومِ الآخِرِ وَالمَلَائِكَةِ وَالكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ ﴾، وَدَلِيلُ القَدَرِ قَولُهُ تَعَالَى: ﴿ إِنَّا كُلَّ شَيءٍ خَلَقنَاهُ بِقَدَرٍ ﴾.
Dasar yang kedua: mengenal agama Islam disertai dalil-dalilnya.
Islam adalah:اْلاِسْتِسْلاَمُ لِلَّهِ بِالتَّوْحِيْدِ، وَالْاِنْقِيَادُ لَهُ بِالطَّاعَةِ، وَالْبَرَاءَةُ مِنَ الشِّرْكِ وَأَهْلِهِ“Berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk patuh dengan mentaati-Nya, dan berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya.”
Islam memiliki tiga tingkatan: Islam, iman, dan ihsan. Masing-masing tingkatan memiliki rukun tersendiri.
Rukun Islam ada lima: syahadatain, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah Al-Haram.
Dalil syahadat adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
﴿شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ﴾
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran [3]: 18)
Maknanya adalah (لَا مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ إِلاَّ اللهُ) “tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah”. Lafazh (لَا إِلَهَ) menafikan seluruh yang disembah selain Allah dan lafazh (إِلاَّ اللهُ) menetapkan bahwa ibadah hanya untuk Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam ibadah kepada-Nya, begitu juga tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan-Nya.
Tafsir tentang ini akan jelas dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
﴿وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ (٢٦) إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ (٢٧) وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ﴾
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: ‘Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.’ Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 26-28)
Dan firman-Nya,
﴿قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ﴾
“Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah dan kita tidak persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.’ Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: ‘Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).’” (QS. Ali Imran [3]: 64)
Dalil syahadat مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
﴿لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ﴾
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin.” (QS. At-Taubah [9]:128)
Makna syahadat (مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ) adalah:[1] (طَاعَتُهُ فِيْمَا أَمَرَ): mentaati Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terhadap apa yang diperintahkannya. [2] (تَصْدِيْقُهُ فِيْمَا أَخْبَرَ): membenarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terhadap apa yang dikabarkannya. [3] (اِجْتِنَابُ مَا نَهَى عَنْهُ وَزَجَرَ): menjauhi apa yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam larang dan peringatkan. [4] (أَنْ لَا يُعْبَدَ اللهُ إِلاَّ بِمَا شَرَعَ): Allah tidak disembah kecuali dengan apa yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam syariatkan.Dalil shalat, zakat, dan tafsir tauhid adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:﴿وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ﴾“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah [98]: 5)Dalil puasa adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ﴾“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)Dalil haji adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:﴿وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ﴾“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkarinya, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.” (QS. Ali Imran [3]: 97)
0 notes
Text
Syaikh Prof. DR. Abdurrazzaq Al Badr hafidzahullah mengingatkan para penuntut ilmu :
"Sebagian orang kadang menumpuk banyak ilmu, memperbanyak hafalan, dan sering berdiskusi tetapi engkau kehilangan dia di waktu shalat subuh, dan sering tidak dijumpainya. Maka jika kewajiban yang agung ini saja disia-siakan, padahal itu rukun islam yang paling agung setelah syahadatain dan pertama kali yang akan ditanyakan oleh Allah pada hari kiamat, maka dimana pengaruh ilmu yang sudah didapat ?!".
(Tsamaratu Al Ilmi Al Amala, 8/439 -Al Jami' lil muallafat-).
Sumber: (Ustadz Alif El-Qibty hafidzahullah) https://www.facebook.com/100016790144202/posts/pfbid0MQPvxv9XhuC4TembGdG9sLuWEUrb8LmwBrZmxsrXjkNocb79r1did6ucRKG6tKaYl/
9 notes
·
View notes
Text
Syahadatain dalam Tasyahud
Tasyahud memiliki kandungan makna yang dalam. Ia berisi tiga hal penting; tiga hal Allah yang berwujud puji-pujian, salam (doa) untuk Nabi Muhammad, kita dan juga hamba-hamba Allah yang saleh, dan berisi kesaksian atas kemahaesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad Saw.
Bahkan karena pentingnya dua kalimat syahadat ini, syahadatain dalam Tasyahud ini adalah pengulangan yang keempat dalam serangkaian aktivitas yang mengiringi shalat. Yang pertama diikrarkan dalam dia setelah berwudhu, yang kedua dalam lafaz adzan, dab yang ketiga dalam kumandang Iqamah. Kemudian dua kalimat syahadat ini ditegaskan kembali dalam bacaan Tasyahud. Pengulangan ini berfungsi untuk memperbarui iman.
Dengan demikian, diharapkan keyakinan orang yang shalat semakin terhujam ke dalam hati sehingga ia terbebas dari perbudakan tugan-tugan palsu, yaitu hawa nafsu, harta duniawi, jabatan dan lain-lain. Ia hanya tunduk kepada Allah. Dengan keyakinan seperti itulah, ia akan menjalani kehidupannya di dunia setelah mendirikan shalat. Keyakinan itu memberinya kemerdekaan dari ikatan dan tempat bergantung kepada selain Allah.
Refleksi buku Tadabbur Bacaan Shalat karya Ibnu Abdil Bari halaman 155-156
16 notes
·
View notes
Text
Sewaktu gue kecil, dunia gue juga kecil banget. Gue berpikir bahwa semua orang di muka bumi sama kayak gue. Muslim. Kalo ramadan puasa. Kalo waktu sholat ya sholat semua. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, gue akhirnya tau bahwa agama itu ada banyak. Yang memilih untuk tidak beragama juga ada. Yang doanya pindah server alias pindah dari satu agama ke agama lain juga ada.
Dulu, gue pernah menganggap aturan agama itu sebagai beban. Jadi bertahan menggenggam agama yang gue peluk rasanya berat sekali. Nah, pernah suatu hari ada temen gue pindah agama. Kami ngobrol random aja tanpa tendensi apapun.
Gue nyeletuk:
"Gue salut sih ngelihat orang yang pindah agama"
"Salut kenapa?"
"Gue kalau nggak dari keluarga yang muslimnya taat banget mungkin bakal nggak pengen memeluk agama apapun hhaaa"
"Kenapa gitu?"
"Andai, ibu sama bapak gue ga ngenalin agama sejak kecil, mungkin akal gue udah liar duluan. Konsep tentang Tuhan dan agama itu abstrak. Agak sulit bagi gue untuk mengikatkan diri pada sesuatu yang abstrak. Belum lagi aturan agama tuh kan buanyak banget. Kalo gue versi dewasa mah, belum belajar jauh bisa-bisa udah nyerah duluan. Makanya gue ngerasa amaze aja lihat orang yang bisa mengosongkan kepalanya dari kepercayaan lama lalu mengadopsi kepercayaan baru. Itu sama aja kayak ninggalin satu ikatan aturan yang memberatkan dan pindah ke ikatan aturan lain yang mungkin juga sama-sama memberatkan. Orang semacam itu pasti punya kedisiplinan tinggi"
Temen gue ketawa.
"Lu masih practicing sebagai muslim kan?"
"Masihlah. Kenapa emang?"
"Wkwk pikiran kamu bebas banget soalnya kalo sampai bisa ngomong kayak gitu 😂 Kenapa bertahan menjadi muslim?"
"Soalnya nggak nyaman aja kalau sampai nggak sholat"
"Jadi lu sholat nggak pakai beriman?"
"Nggak gitu juga. Gue tuh, tiap ngerasa ga nyaman sama agama gue, selalu ati-ati banget buat nyari sebabnya. Nggak nyaman karena ideologinya kah? Atau nggak nyaman karena tingkah orangnya? Itu gue periksa baik-baik. Setelah nemu sebabnya, gue berusaha mendalami Al Quran lagi dan selalu minta petunjuk sama Allah. Alhamdulillah sampai sekarang masih dikaruniai iman. Gue ngerasain jarak antara beriman dan nggak beriman itu tipis banget. Makanya gue selalu berdoa biar dijaga imannya. Senakal-nakalnya gue, semoga kelak dikasih kesempatan buat kembali"
"Iya sih wkwk. Kalo kita ngomongin Tuhan tuh abstrak banget. Endingnya ya urusan hati kita, mau percaya ato enggak"
"Iya. Makanya gue bersyukur banget di hati gue masih dikasih rasa percaya"
....
Dulu, gue juga pernah di fase menjadi muslim yang suka banget nyalah-nyalahin agama lain dan bilang mereka nggak masuk akal dan bla bla bla. Tapi, makin gue ngobrol sama banyak orang, setiap agama punya perangkat teologisnya sendiri. Nggak sopan aja rasanya kalo kita sebagai outsider random banget ngata-ngatain kepercayaan orang lain.
Kamu mau memilih beragama ataupun tidak, belajarlah jadi santun. Jangan maksain sudut pandang kamu ke orang lain karena perspektif yang kalian pake jelas jauh berbeda. Hargai orang lain sepaket dengan menghargai kepercayaan, wawasan serta pengalaman-pengalaman hidup mereka.
....
Tiap gue sholat, gue selalu berterima kasih sama Allah karena sampai sekarang masih mengizinkan gue menjadi muslim 😂 Kenapa sampai bilang gini?
Gue tuh, disuruh mengikatkan diri ke sesuatu yang kongkrit aja susah. Disuruh taat aturan tuh susah banget. Makanya sampai di usia 30 tahun ini bisa bertahan menjadi muslim dan menjalani segenap konsekuensi syahadatain itu udah perjuangan sendiri.
Makanya kalo kamu sampai sekarang masih beriman, syukuri dengan baik. Di luar sana, banyak orang yang nyari hidayah dan belum tentu dikasih. Kamu, yang sekarang bisa mengimani agamamu dengan tenang, jangan kotori iman tersebut dengan menghina orang lain 🙂
82 notes
·
View notes
Text
TAK LAMA LAGI, RAMADHAN AKAN TIBA. APA YANG SUDAH KITA PERSIAPKAN UNTUK MENYAMBUTNYA?
.
Saat ini, kita sudah memasuki pertengahan bulan Rajab. Itu artinya, sekitar satu setengah bulan lagi, bulan yang sangat mulia, yaitu Ramadhan, akan tiba. Bulan Ramadhan, selain sepuluh hari pertama Dzulhijjah, adalah musim-musim ibadah yang telah Allah al-Hakim tetapkan bagi kaum muslimin [1]. Dua masa ini adalah masa-masa puncak ibadah. Rukun-rukun Islam selain syahadatain berkumpul pada dua masa tersebut, yakni shalat, zakat, puasa, dan haji.
.
Pada dua musim kebaikan tersebut, amal-amal shalih dilipatgandakan pahalanya oleh Allah asy-Syakur. Pada bulan Ramadhan, ada tawaran yang sangat menggiurkan dari-Nya bagi orang-orang beriman, yakni tawaran ampunan dosa, dengan syarat shalat malam dan berpuasa dengan sungguh-sungguh (إيمانا واحتسابا) sepanjang bulan yang disebut Yusuf zaman ini [2]. Bulan Ramadhan disebut Yusuf zaman ini karena ia adalah bulan yang paling mulia dari 12 bulan, sebagaimana Nabi Yusuf 'alaihissalam adalah anak yang paling mulia dari 12 anak Nabi Ya'qub 'alaihissalam.
.
Jika kita bertemu lagi dengan Ramadhan tahun ini - dan semoga kita bertemu lagi dengannya, itu adalah nikmat yang besar dari Allah. Maka, hendaknya kita mensyukuri nikmat tersebut dengan memanfaatkan satu bulan tersebut secara penuh untuk beribadah dengan sungguh-sungguh. Namun, agar kita bisa melakukan itu, kita harus melakukan persiapan sebelumnya, sebagaimana seseorang melakukan pemanasan sebelum berolahraga. Persiapan ini mencakup persiapan ilmu (mempelajari fiqh ibadah Ramadhan, agar ibadah Ramadhan kita diterima), fisik (memperbanyak shalat malam, puasa, dan membaca al-Qur'an sebelum Ramadhan, agar ketika Ramadhan tiba kita sudah terbiasa melakukan ketiganya), hati dan jiwa (istighfar dan taubat, karena dosa dapat menghalangi seseorang dari taufiq untuk beramal shalih), serta finansial (mempersiapkan segala kebutuhan untuk Ramadhan dan hari raya sebelum masuk Ramadhan, agar ketika Ramadhan tiba kita sudah bisa fokus beribadah, terutama sedekah, dan tidak terlalu memikirkan dunia).
.
[1] HR. Abu Dawud no. 2438, at-Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968
[2] HR. al-Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759, HR. al-Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760
.
Sabtu Wage
11 Rajab 1443
12 Februari 2022
4 notes
·
View notes
Text
Ibadah Terlama
Saya lupa tadi lewat di timeline punya siapa, tapi saya sepakat bahwa ibadah terlama itu bukan menikah, tapi tauhid.
Mengapa? Sejauh seperempat abad ini, memang ujian terbesar kita adalah memaknai tauhid, akidah, syahadatain, dan sebagainya.
Kita pasti dihadapkan pada pilihan berat, tapi kita berhasil melewatinya. Itu kuasa Allah, sudah tertulis di langit.
Kita dihadapkan keraguan akan suatu hal, bingung, lalu menghadap kepada Allah. Akhirnya diberikan ketenangan dan kemantapan hati. Itu kuasa Allah.
Dan masih banyak lagi, tentang kuasa yang tak terhingga, pergantian siang malam, fenomena-fenomena yang di luar nalar, juga tentang keajaiban yang hadir dari tempat yang tak disangka-sangka. Itu kuasa Allah.
Coba renungi kembali Ayat-ayat ini :
"Allah tidak membebani kaum melebihi kemampuanya"
"Bersama kesulitan ada kemudahan"
"Kamu adalah umat terbaik...."
"Nikmat manalagi yang kau dustakan?"
Salah seorang senior menjelaskan, betapa pentingnya kekuatan akan tauhid ini sebelum umur 40 tahun.
Jangan sampai nanti tubuh kita menua, namun ruh kita masih seperti anak kecil akibat memahami tauhid yang salah, sekadar menggugurkan ibadah hingga tak merasa itu sebuah kebutuhan dan kewajiban. Jangan sampai.
Arsa Coffee and Library, 4 Ramadan 1445 H
*) edisi ngisi diskusi di warung kopi kebanggaan. From customer to narasumber
60 notes
·
View notes
Text
Bismillahirrahmanirrahim
OBAT JENUH DALAM BERIBADAH | Riyaadhush Shaalihiin
Nasehat Ustadz Hafidzhahullah: Yang diminta Rasulullah shalallahu alaihu wasallam: "Ya Allah, Aku meminta ilmu yang bermanfaat." Dan kita ketahui bahwa seluruh para sahabat adalah generasi terbaik umat ini. Sebaik-baik manusia itu generasi para sahabat. Dan tidak semua mereka itu ustadz. Tapi kenapa jadi generasi terbaik? Karena ilmunya bermanfaat. Maka selalu minta ilmu yang bermanfaat. Kuncinya bukan hanya belajar, tapi belajar memuliakan ilmu.
Barangsiapa yang tidak memuliakan ilmu, maka Allah tidak akan memuliakannya dengan ilmu. Jadi muliakanlah ilmu dan yakinkan diri kita bahwa ilmu itu mulia. Jangan cuekin ilmu. Karena ilmu itu adalah qallah wa qallarasul. Maka muliakan dan muliakan ilmu, maka disitulah manfaat ilmu.
Memang tidak mudah, namun mintalah kepada Allah ilmu yang bermanfaat, dan dijauhkan dari ilmu yang tidak bermanfaat.
Lalu jaga terus syahadatain kita. Jaga tauhid, dan selalu berusaha mengikuti rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Kesimpulan bab dari para ulama.
1. Jiwa itu bisa bosan, jenuh dalam beramal. Dan jiwa itu cenderung mengarah pada rasa malas. Ini kaedah dan ini dirasa oleh setiap jiwa. Dan orang-orang berhasilpun memiliki hal ini dalam dirinya. Tapi bedanya mereka diberi taufik oleh Allah untuk bisa menghadapi dan tidak menuruti keinginan malasnya tersebut.
Tapi kita akan mengalami ini. Jiwa ini jenuh, dan akan malas beraktifitas. Sampai ibadah itu dibeberapa waktu itu dijalani seperti rutinitas aja, tidak ada ruhnya.
Maka nabi ﷺ berusaha untuk mendidik kita agar tidak mengikuti kemalasan.
1. Nabi ﷺ mendidik kita untuk senantiasa membersihkan jiwa dan ruh (Tazkiyatunnafs)
Kata para ulama: membersihkan jiwa itu akan terlaksana dan berhasil dilakukan dengan beberapa amalan. Diantara amalan tersebut adalah sholat. Itu adalah sarana yang paling agung untuk membersihkan jiwa.
Aisyah Radhiallahuanha mengatakan, Nabi kalau tidak sholat malam karena sakit atau karena sesuatu, Nabi akan sholat dipagi harinya atau disiang harinya. Karena sholat itu adalah pembersihan jiwa.
Kata Para Ulama: Sholat itu adalah perenungan dan kedalaman arti dan makna dari ibadah. (makna dari tauhid dan rasa syukur kepada Allah).
Jadi kalau hati kita kotor banget, maka sholat. Harus sholat, karena itu obat. Obatnya jiwa dan hati. Jika tidak sholat, mulai deh gampang baper, emosian.
Rasulullah shallahu alaihi wasallam: "Dan penyejuk mata dan hatiku itu Allah jadikan dalam sholat."
Sholat itu ubudiyah, penghambaan, tauhid, rasa syukur. Makanya kalau kita tidak bisa sholat malam, maka diganti di pagi hari.
Makanya setelah Allah dan rasulullah menekankan tentang syahadatain maka yang setelahnya adalah sholat. Karena jika ingin kontinu mempertahankan amal ibadah maka sholat.
Jika ingin menghilangkan rasa jenuh, rasa malas, rasa bosan maka obatnya adalah sholat.
Dan obat pembersihan hati juga yaitu dengan membaca Al quran.
Makanya orang yang sudah hijrah harus bisa baca Al Quran. Sebaliknya jika dia tidak bisa baca quran ini adalah kelalaian, hidupnya tidak nyaman, jiwanya kotor, gersang, hidupnya hambar, dan walaupun mungkin dia aktif di dunia kajian. Karena Al Quran adalah ruh.
(Qs. Asy syura:52) "Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu (muhammad) ruh (Al Quran) dengan perintah kami."
Dan salahsatu pr orang yang sudah hijrah adalah hubungan dengan Al quran. Bukan hanya di hafal. Tapi banyaknya mereka membacanya, mentadabburinya.
(Qs. Al Isra: 82) "Dan kami turunkan dari Al Quran ayat-ayat yang fungsinya sebagai obat penyembuh dan kasih sayang bagi orang-orang yang beriman."
Dan selanjutnya obat bagi jiwa yang suka jenuh, males, yaitu:
2. Nasehat.
Kita butuh dengan orang - orang yang bisa menasehati kita dengan tulus, hikmah, dengan dalil, dan kasih sayang.
(Qs. Al Balad: 17) "Mereka senantiasa saling memberikan nasehat dengan kesabaran dan saling memberikan nasehat dengan kasih sayang."
(Qs. At - Taubah:128) "Rasulullah shalallahu alaihi wasallam itu merasakan kesedihan yang kalian rasakan (empati nabi itu sangat luarbiasa), sangat semangat memberikan kebaikan kepada kalian, dan nabi itu sangat pengasih dan sangat penyayang kepada orang - orang beriman."
Makanya ketika para sahabat ditegur oleh Rasulullah karena mereka salah, para sahabat itu tidak baper. Karena Rasulullah memberi nasehatnya dengan penuh kasih sayang, dan para sahabat mencari kebenaran.
Dan ketika jenuh, bosan, malas, maka cari orang yang bisa memberikan nasehat untuk kita.
3. Para Ulama: Bahwa agar bisa bertahan dan bisa menghadapi kejenuhan, bosan, sehingga jadi males, Allah subhanahuwa ta'ala dengan segala kasih sayangnya itu memudahkan kita. Dan diantara bentuk kemudahan, Allah menatapkan melalui lisan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bahwa amalan yang paling Allah cintai adalah yang paling kontinu walaupun sedikit.
Para Ulama berkata: Dan ini bentuk kemudahan untuk mengusir dan keluar dari lembah kemalasan. Karena kalau dikasih target yang besar orang tersebut akan jatuh juga.
🔊 Al Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri Hafidzhahullah
💻 Visit:
Nasehatsalafy.blogspot.com
https://telegram.me/nasehatsalafy
https://www.instagram.com/nasehatsalafy/
17 notes
·
View notes
Text
BENDERA TAUHID TAK BOLEH TURUN
Bendera KSA -Saudi- tidak boleh diturunkan setengah tiang, apapun yang terjadi, bagaimanapun dan apapun kondisinya.
Karena dalam bendera KSA tertulis kalimat Syahadatain, begitu juga semua bendera Militer dan lembaga keamanan yang tertulis kalimat syahadatain atau ayat Al Quran.
Hal ini tertuang dalam undang-undang KSA dan ini dihormati serta diakui dunia internasional.
Ini menunjukkan apa?? bahwa dunia internasional tidak bisa menyetir KSA dalam urusan prinsip agama dan negara. Ini bukti akan ketegasan KSA dalam mempertahankan dan meninggikan kalimat Tauhid,.
اللهم وفق ولاة أمورنا وجميع ولاة أمور المسلمين لما تحب وترضى، واحفظ بلادنا وسائر بلاد المسلمين، ووحد صفوفنا يا رب العالمين.
📝__________
https://twitter.com/Dr_SultanAsqah/status/1311648989301936128?s=19
_____
Credits: Ustadz Alif El-Qibty Lc
5 notes
·
View notes
Text
SEJARAH SINGKAT ASAL MULA SEMBILAN NAMA WALISONGO
( 19 Oktober 2020 )
Wali Songo terkenal sebagai penyebar agama Islam pada abad ke 14 di tanah Jawa.
Mereka tinggal di Pantai utara Pulau Jawa, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Mereka berdakwah di Nusantara dengan cara mengajak masyarakat untuk masuk agama Islam tanpa paksaan.
Selama berdakwah mereka punya wilayah masing-masing dan meninggalkan bukti terhadap perannya dalam penyebaran Islam di Negeri ini. Sembilan wali Allah tersebut dijuluki sebagai Sunan karena telah berjasa dalam Islam.
Masyarakat muslim di Indonesia mungkin sudah tidak asing dengan wali songo. Wali artinya wakil atau menurut agama islam memiliki istilah waliyullah yaitu wali Allah/sahabat Allah. Sedangkan songo artinya sembilan. Jadi secara keseluruhan berarti sembilan wali Allah.
Wali Songo yang telah membawa perubahan terhadap masyarakat Jawa yang mayoritas saat itu beragama Hindu-Budha. Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam mengajarkan agama Islam.
Dikutip dari Buku Pintar Seri Junior, H.M Iwan Gayo (2006) berikut asal mula sembilan nama Walisongo:
1. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Salah seorang wali songo yang bernama Syarif Hidayatullah. Sangat berperan dalam penyebaran islam di jawa barat. Khususnya di daerah Cirebon yang bernama Sunan Gunung Jati.
Sunan Gunung Jati merupakan pendiri dinasti kesultanan Banten, yang dimuali dengan putranya, Sultan Maulana Hasanudin dan atas prakarsa itulah Sunan Gunung Jati melakukan penyerangan kepada Sunda Kelapa pada tahun 1527 dibawah pimpinan Fatagillah panglima perang kesultanan Demak yang juga membantu Sunan Gunung Jati.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Sunan Ampel atau yang memilki nama asli Raden Rahmat beliau memulai dakwahnya dari sebuah pesantren yang didirikan di Ampel Denta (dekat Kota Suarabaya). karena itu beliau dikenal sebagai pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat adalah murid-muridnya Sunan Ampel.
3. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Selain dikenal dengan nama Maulana Malik Ibrahim, Sunan Gresik juga dikenal dengan nama Maulana Magribi (Syekh Magribi). Karena beliau diduga berasal dari wilayah Magribi (Afrika Utara).
Namun hingga kini belum diketahui secara pasti sejarah tempat dan tahun kelahiranya, beliau diperkiarakan lahir sekitar pertengahan abad ke 14, Beliau merupakan guru para wali, Sunan Gresik termasuk orang pertama yang masuk ke pulau Jawa dan berasal dari keluarga muslim yang taat, belajar agama Islam sejak kecil namun juga masih belum di ketahui sipa gurunya, hingga beliau menjadi seorang ulama.
4. Sunan Bonang (Raden Makhdum)
Sunan Bonang menyebarkan agama Islam dengan cara menyesuaikan diri terhadap corak kebudayaan masyarakat Jawa yang menggemari wayang dan musik gamelan. Hal tersebut beliau menciptakan gending-gending yang memilki nilai-nilai keislaman. Setiap bait-bait lagu diselingi dengan ucapan dua kalimat syahadat (syahadatain) sehingga musik gamelan yang mengiringinya kini dikenal dengan istilah sekaten.
5. Sunan Giri (Raden Paku)
Sunan Giri yang bernama asli Raden Paku adalah putra Maulana Ishak. Beliau ditugsakan oleh Sunan Ampel untuk menyiarkan agma Islam di Blambangan. Sunan Giri pernah belajar di pesantren Ampel Denta lalu setelah dewasa, melalukan perjalanan haji bersama Sunan Bonang.
Setelah pulang dari haji singgah di Pasai untuk lebih memperdalam ilmu agama saar itu Sunan Giri mendirikan sebuah pesantren di daerah Giri lalu beliau mengirinkan banyak mengirimkan banyak juru dakwa ke berbagai daerah di nusantara untuk menyiarkan agama Islam.
6. Sunan Drajat (Raden Qasim)
Sunan Drajat dikenal sebagai seorang wali yang berjiwa sosial tinggi. Beliau banyak memberikan pertolongan kepada yatim piatu, fakir miskin, dan orang sakit. Perhatianya yang sangat besar terhadap masalah sosial.
Sunan Giri pada masa itu hidup saat zaman kerajaan Majapahit yang runtuh pada sekitar tahun 1478 dan rakyat ketika itu mengalami suasana kritis serta dalam keadaan prihatin.
7. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria adalah seorang Wali Songo yang sangat berjasa bagi penyebaran islam di nusantara pada daerah pedesaan. Tapi putra Sunan Kalijaga ini dikenal suka menyendiri dan tinggal di desa bersama rakyat biasa demi menyiarkan agama Islam.
8. Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)
Sunan Kudus atau Jafar Sadiq di beri gelar dengan nama Wali al ilmi artinya orang yang berilmu luas oleh para Wali Songo karena memiliki keahlian khusus dalam bidang agama. Beliau juga dipercaya memegang pemerintahan di daerah kudus.
9. Sunan Kalijaga (Raden Sahid)
Sunan Kalijaga dikenal sebagai budayawan dan seniman seni suara, seni ukir dan seni busana beliau menciptakan aneka cerita wayang yang bercorak keislaman.
Sunan Kalijaga memperkenalkan bentuk wayang yang terbuat dari kulit kambing (wayang kulit), karena pada masa itu wayang populer dilukis pada semacan kertas (wayang beber) dalam seni suara beliau adalah pencipta lagu Dandang gula.
3 notes
·
View notes
Photo
Kaligrafi Relief Syahadatain dengan desain yang indah ㅤ ukuran 150x90cm ㅤ ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ 👉👉 info harga & pemesanan bisa langsung hubungi contact person kami 👉👉 Kami juga menerima pemesanan Custom Desain, Sesuai dengan yang anda inginkan. Segera hubungi kami untuk informasi lebih lanjut. ㅤ ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ 📞 / WA: 085226419624 🏠 Lokasi : Jepara, Jawa Tengah 🇮🇩 🌐 kaligrafiukir.com ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ ㅤ ㅤ #kaligrafi #ayatkursi #syahadatain #kaligrafiukiran #kaligrafiislam #hiasandindingmodern #hiasanrumah #dindingruangan #ayatkursiukiran #reliefayatkursi #ayatkursiukir #ayatkursirelief #dekorasirumah #dekorasiruangan #kaligrafirelief #kaligrafiayatkursi #ukiranrelief #ukirrelief #reliefkaligrafi #relief3d #kaligrafiukir #kaligrafiayatkursi3d #kaligrafiartrelief #hiasankamar #relief3d #ukiranrelief3d #relief3dimensi #ukiran3dimensi #interiorruangtamu #karimakaligrafi
#kaligrafiukiran#ayatkursiukir#kaligrafi#ukiran3dimensi#ayatkursiukiran#kaligrafiayatkursi3d#hiasanrumah#syahadatain#kaligrafiartrelief#ukirrelief#reliefkaligrafi#dekorasirumah#hiasankamar#kaligrafirelief#kaligrafiislam#ayatkursirelief#ayatkursi#relief3dimensi#relief3d#kaligrafiayatkursi#interiorruangtamu#hiasandindingmodern#dekorasiruangan#dindingruangan#ukiranrelief#karimakaligrafi#kaligrafiukir#reliefayatkursi#ukiranrelief3d
0 notes