#selamat tinggal
Explore tagged Tumblr posts
Text
Today I read a quote that says,
"if a goodbye hurts, it means you spent your time well."
So if I ever cross your mind, however brief, I hope it's a passing that lightens your heart with a benevolent smile. And if not, please forgive me...
#love#relationship#sayings#heartbreak#quotes#patah hati#cinta#goodbye#sajak patah#selamat tinggal#kenangan#memories
7 notes
·
View notes
Text
Bertemu atau dipertemukan dengan orang yang tak terduga,
Dibersamakan dengan orang yang aku tidak pernah berpikir akan bersamanya.
Lalu aku menjadi takut, apakah memang ada orang sebaik ini? Ya aku bertanya.
Karena kisah-kisahku sebelumnya adalah kisah yang tidak perlu dikenang. Dia pahit dan tidak menyenangkan.
Lalu saat aku dipertemukan dengan orang yang jauh lebih baik, perlakuannya, sikapnya, semuanya.
Aku menjadi ragu, pada diriku sendiri; pun padanya.
Lalu aku bertanya, “apakah aku memang pantas dicintai seperti ini?.”
#dia#aku#kisah#pahit#manis#bertemu#bersama#senja#puisi#sajak#poet#poem#cinta#rindu#kenang#selamat tinggal
68 notes
·
View notes
Text
Hujan
Saat ini hujan mengguyur kepalaku, hatiku juga basah kuyup. Aku tak bisa menghadapi hujan ini sendirian, aku masih sangat muda dan sedikit takut. hujan ini akan segera berakhir, meskipun aku tahu segalanya, aku akan tetap mencarimu. Aku benar-benar tak ingin menggigil kedinginan sendirian suatu hari nanti. Air hujan ini sangat dingin, dan menjadi air mata hangat, ini adl hujan yang akan berlalu dengan cepat. aku sangat senang bertemu denganmu, aku tidak akan kehilangan banyak kenangan ditengah hujan. Pada saat hujan berhenti turun, kita akan bersama-sama tersenyum lagi. Ini adl hujan yang akan berlalu dengan cepat, meski aku bahkan tidak memiliki kekuatan untuk membuka payung dan menangis sejenak, tidak apa-apa, karena setelah hujan kita akan bersama-sama tersenyum kembali.
2 notes
·
View notes
Text
Dari segala moment perpisahan yang telah aku lalui. Hari ini dengan rasa damai aku bersyukur telah dijauhkan dari orang-orang yang teryata tidak cukup baik untuk diberikan kesempatan membersamaiku di hari ini. Dengan ketiadaan mereka dalam hidupku, aku bisa lebih jelas melihat sosok mereka dari jauh.
Kadang kehidupan menghadirkan luka dan airmata, bukan karna hukuman dari Tuhan, tetapi karna perlindungan Tuhan dari hal yang lebih buruk yang bisa saja terjadi dimasa depan.
6 notes
·
View notes
Text
Hi, Aku pamit dan undur diri dari kisah kita ya.Temukan bahagiamu dijalan mu. dan Aku akan menemukan bahagiaku dijalan ku. Ini memang sulit, tapi kita pasti bisa :) Terimaksih dan selamat tinggal :)
6 notes
·
View notes
Text
Say "Thank You" and "GoodBye"
Hai Tidak terasa yah sebentar lagi tahun 2022 berakhir.
"Terima Kasih"
Terima kasih banyak ya Allah atas semua suka, duka, kekuatan, dan kesabaran yang selau engkau berikan untukku.
Terima kasih juga buat kalian teman-temanku yang selalu baik sama aku. Aku minta maaf kalau banyak hal yang membuat kalian kecewa sama aku ditahun ini.
Tidak lupa juga terima kasih pada diri sendiri yang selalu memperjuangkan banyak hal, namun terkadang memang tidak semua kita dapatkan dan pasti ada yg harus lepas dari genggaman.
Akupun tidak punya bayak waktu untuk mempertahankan apa yang memang itu tidak ditakdirkan untukku.
But, its oke no problem. This life tidak pernah ada yang abadi. Tetap semangat menjalani hidup yang sudah Allah kasih buat kita.
"Selamat Tinggal!!"
Semoga tahun berikutnya bisa selalu menjadi manusia yang lebih baik lagi, manusia yang sabar, rajin ibadah, manusia yang selalu mendekatkan diri kepadaNya. Semoga selalu bertemu hal-hal baik dan selalu jadi manusia yang kuat atas apapun keadaan yang terjadi nanti.
Always remember;
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
11 notes
·
View notes
Text
Lagi dan Lagi
Lagi, kamu menghancurkanku.
Lagi, kamu bersikap acuh.
Lagi, kamu berkhianat.
Lagi, aku nggak melihat semuanya karena terlampau naif dan penat.
Kamu pasti tahu, tahun lalu tahun terberatku.
Semua yang aku hadapi, aku ceritakan ke kamu. Kamu tahu persis. Tapi kamu nggak peduli. Menurutmu, aku yang kurang peduli.
Dengan tiba-tiba, kamu bilang udah nggak bisa. Aku yang mendengarnya jelas menganga. -------
5 bulan lalu, kamu meyakinkanku untuk menerimamu kembali dalam hidupku. Saat itu, kamu tahu aku udah nggak punya siapa-siapa. Dan kamu kembali dengan sejuta rangkaian mimpi indah. Siapa yang nggak tergugah? :)
Aku pelan-pelan menerima perjalanan kita yang nggak mulus dan pelan-pelan kembali menaruh harap untuk setiap mimpi-mimpi kita. Pelan-pelan juga aku menyusun strategi untuk mimpi kita bersama. Pelan-pelan aku mempersiapkan semuanya. Sementara kamu, pelan-pelan juga mencari yang ‘lebih’ dari aku karena dirasa aku sudah nggak peduli sama kamu. Sedangkan aku di sini menahan rumit dan penat pikiran mempersiapkan untuk bersama kamu. Ternyata selama ini yang berjuang hanya aku. “Selamat berbahagia dengannya, ya.” Suatu saat nanti aku pasti bisa mengucapkan ini dengan lapang hati. Suat saat nanti. Suatu saat nanti.
------
Jakarta, 12 Januari 2023
4 notes
·
View notes
Text
Satu Tahun
Aku lelah,
Aku pasrah,
Dan aku menyerah..
Tidak lagi aku bertahan,
Karena disana sudah tidak lagi ada harapan..
Sudah kubuang semua asa,
Seiring dengan matinya sang rasa..
Selamat menikmati dunia barumu dengan dia,
Setelah ini aku tidak lagi tersedia! >,^
Tidak lagi aku menanti ratusan menit pesan yang tak terbalas.
Karena kini aku telah ikhlas.
1 note
·
View note
Text
Maka sekarang, aku memilih melakukannya ;
—Melepaskanmu dari genggam erat yang bahkan tak lagi kau rasa.
0 notes
Text
Jangan Lupa Ucapkan Selamat Tinggal
Aku: Kalau dia pergi, kamu gapapa?
Diriku: Kenapa?
Aku: Ya gapapa, kan kamu sayang banget sama dia.
Diriku: Iya, kenapa harus pergi? Apa alasannya?
Aku: Emang pergi harus punya alasan?
Diriku: Iya. Setiap pergi akan selalu memiliki alasan. Hanya saja, ada alasan yang bisa dijelaskan tetapi ada juga alasan yang tak perlu dijelaskan.
Aku: Berarti, mereka yang tiba-tiba hilang tanpa meninggalkan sepatah kata apapun, itu sebenarnya punya alasan, hanya saja mereka milih untuk tidak menjelaskan?
Diriku: Ya, mereka hanya merasa bahwa kamu tidak perlu mengetahui alasannya.
Aku: Oke. Yaudah balik lagi. Kamu gapapa kalo dia pergi?
Diriku: Kenapa harus tidak baik-baik saja? Toh bukannya semua orang pasti selesai? Entah dengan cara apapun. Sebaik, semanis, seindah apapun pergi adalah hal paling pahit yang pernah aku rasakan. Pergi adalah luka paling basah yang pernah coba aku sembuhin.
Aku: Jadi, secara tidak langsung kamu mengatakan bahwa kamu akan terluka, benar?
Diriku: Tentu. Hanya saja, hidup akan terus berjalan. Waktu akan terus membawamu melangkah bahkan tanpa kau sadari. Meskipun kamu masih berpijak ditempat yang sama, namun waktu tidak pernah berhenti untukmu dan rasa sakitmu. Biarkan dia pergi, biarkan dia bahagia. Dan kamu harus tetap melanjutkan perjalananmu. Kalau dia tidak kembali, jangan lupa untuk mengucapkan selamat tinggal. Kamu juga berhak untuk menyambut bahagiamu.
By Fritsa
0 notes
Text
Meski kisah kita telah lama berlalu, kembali melihatmu tetap saja memunculkan semburat-semburat pilu.
7 notes
·
View notes
Text
11 notes
·
View notes
Text
Post+ akan dihapus pada Januari 2024
Awalnya kami memperkenalkan Post+ untuk mengangkat dan mendukung banyak sekali kreator yang luar biasa di Tumblr. Hal ini dimaksudkan sebagai cara bagi para kreator tersebut untuk menawarkan konten kepada para pengikutnya dalam format langganan berbayar.
Sayangnya, hal ini tidak berjalan seperti yang kami harapkan. Kami telah mendengar umpan balik Anda serta memantau penggunaan, dan setelah mempertimbangkan banyak hal, kami memutuskan untuk menghapus Post+ dari Tumblr.
Berikut jadwalnya:
Mulai tanggal 1 Desember 2023, Anda tidak dapat lagi mengaktifkan Post+ di blog Anda.
Konten Post+ yang sudah ada akan tetap dapat diakses hingga akhir tahun ini.
Pada awal tahun 2024, kami akan menghapus kemampuan untuk membuat konten Post+ baru, dan konten Post+ yang sudah ada akan ditandai sebagai pribadi. Sejak saat itu, tergantung pada masing-masing kreator untuk menentukan apakah mereka ingin membuat postingan tersebut menjadi publik atau tidak.
Anda dapat membaca lebih lanjut tentang perubahan ini di sini.
Dan, meskipun Post+ akan hilang, fitur Pemberian Tip akan tetap ada. Anda dapat mengaktifkannya pada Pengaturan Blog di web (Pengaturan Akun pada seluler). Setelah blog mengaktifkan Pemberian Tip, semua postingan asli dapat menerima Tip, uang akan diberikan langsung kepada pembuatnya.
6 notes
·
View notes
Text
Selamat Tinggal Kegelapan, Aku Bebas Sekarang! (Komitmen Hidup Baru)
Selamat Tinggal Kegelapan, Aku Bebas Sekarang! (Komitmen Hidup Baru) Saudara-saudaraku yang terkasih, bayangkan sebuah malam yang sangat gelap. Tidak ada cahaya bulan, tidak ada bintang di langit, hanya kegelapan yang pekat. Namun, di tengah-tengah kegelapan itu, tiba-tiba muncul cahaya terang yang membelah malam. Cahaya itu mengarahkan jalan kita, memberi kita harapan, dan menunjukkan bahwa ada…
0 notes
Text
Terkulai dalam Pelukan Ayah Tiri
– Nama aku Suzana.. Nama manja aku Sue. Dari kecil lagi Mama dan Papa aku bercerai. Aku dijaga dengan penuh kasih sayang oleh Mama yang bergelar usahawan berjaya. Setahun lepas, ketika aku baru menginjak umur 17 tahun Mama berkahwin untuk kali keduanya dengan seorang duda tak ber anak.Nama bapa tiri aku namanya Rafie.. Aku panggil Uncle Rafie jer.. Dia ni ada iras-iras Yusuf Haslam, cuma bedanya dia ni kurus skit dan badannya tegap walaupun sudah umur 42 tahun. Sexy pokoknya pengen aku peluk badannya dan aku jilat – jilat kontolnya. Aku hairan sebab aper la Uncle Rafie ni tergila-gila nak kahwin dengan Mama aku yang lapan tahun lebih tua dari dia. Agaknya sebab Mama ni banyak duit kot.. Tu yang dia terikat dengan Mama. Hai.. Nasib dia lah tak der anak dengan Mama sebab buat pengetahuan korang semua, Mama aku sudah monopos pun. Tak der redeki lar nak menimang anak. Aku pun tak ingin dapat adik. Aku lebih senang jadi anak tungal dalam keluarga. Inilah yang memulai ada kejadian cerita ngentot terkini.
Hubungan aku dengan uncle Rafie pun bukannyer rapat sangat. Kalau aku tak nak tengok muka dia kat rumah waktu cuti minggu, aku pergilah lepak dengan kawan aku kat rumah diorang.. Tak pun aku kunci bilik dan senyapkan diri aku. Memang aku jarang bercakap dengan dia ni. Tak tahu lah sebab apa.. Mungkin aku rasa dia agak muda dari Mama. Uncle Rafie ni memang hensem.. Macho, orang kata makin sudah injak umur 40-an.. Makin tu diorang hebat. Entah lah.. Pada aku tak pun. Makin sudah 40 tu, makin tua lah..
Nak dipendekkan ceritanya.. Suatu hari, Mama terpaksa pergi ke Switdeland sebab ada urusan kat sana yang melibatkan cawangan syarikat Mama kat sana. Aku memang tak penah ditinggalkan Mama lagipun waktu tu aku masih menghadapi SPM kertas terakhir. Aku bukannyer apa.. Tak der orang nak temankan.. Lagipun rumah aku mana ada pembantu rumah. Takkan aku kena tinggal dengan Uncle Rafie kot. Ish! Nak muntah aku bila mengenangkan laki tu.. Last Mama pujuk aku.. Tiga empat hari lagi dia balik lah.. Bukannyer lama pun. Akhirnyer aku termakan pujuk Mama. Pagi tu Mama berangkat ke Switdeland dengan ditemani Unce Rafie ke airport. Aku pula cepat2 pegi ke perpustakaan negeri nak study sebelum last paper SPM petang nanti.
Bila sudah habis exam tu, aku pun lepak kejap kat shopping complex dengan member aku. sudah nak dekat senja baru aku balik. Aku tengok tak der kereta uncle Rafie.. So aku pun lega lah. Terus masuk rumah guna kunci spare dan masuk bilik aku utk mandi. Habis bersihkan badan aku, aku pun lap2 badan aku. Then, aku pun sarungkan baju tidur nipis aku warna merah jambu kegemaran aku. sudah malam kan.. Malas aku nak pakai coli. Cuma aku pakai panti warna pink jer.. Takut jadi apa-apa, naya aku nanti.
Aku tutup lampu utama bilik aku dan buka lampu meja bagi cerah skit bilik aku. Hawa dingin dari aircond bilik aku menyebabkan aku kedinginan. Aku rebahkan badan aku kat katil aku sambil menarik selimut tebal membaluti tubuh aku. Dalam samar-samar dari lampu meja, aku mula menguap dan mataku antara pejam dan tak pejam. Telingakuseakan mendengar pintu bilikku diselak. Terkejut dengan bunyi tu, aku terus bangkit mendadak. Tersembul muka Uncle Rafie di balik pintu. Dia sudah siap pakai pijama warna biru laut. Perlahan, dia hampiri aku dan duduk di tepi katil ku bersebelahan denganku yang terduduk di birai katil. Aku jadi tergamam bila dia masuk macam tu jer ke bilik aku.
“Sudana sudah makan ker?,” tanya uncle Rafie. Suara dia.. Alahai, romantik nyer tanya aku macam aku ni bini dia plak. Aku angguk. Malas nak jawab.
“Mama ada telefon uncle tadi.. Bagi tahu yang dia sudah selamat sampai kat sana,” beritahunya lagi. Aku angguk lagi.
“Erm.. Cam mana dengan last paper tadi? Susah tak?” tanya uncle rafie lagi, membuatkan aku sudah tak senang duduk. Ni sudah melampau lah tanya macam2.. Aku sudah ngantuk giler ni. Penat seharian kat luar.
“Susah tu susah lah. Kalau senang cam kacang, bukan exam nama nyer..” aku menjawab selamba.
Aku ingat dia nak marah lah aku sebab aku macam kurang ajar kat dia. Alih-alih, dia ketawa kecil. Menyampah aku tengok dia cam tu. Mengada-ada.. Nak tunjuk dia tu macho lah tu.. Jangan harap!!, bentak aku dalam hati.
“Kalau cam tu.. Keluar result nanti.. Memang boleh lulus lah ni..” katanya lagi.
“Bukan setakat lulus.. Lulus dengan cemerlang punya,”jawabku.
Tanpa aku sedar, tangan aku tersentuh tangannya yang kasar. Uncle Rafie terus menggenggam erat tanganku. Aku rasa bila tangannya genggam tangan aku yang kesejukkan tu, aku rasa selesa. Tangan dia yang suam-suam panas tu, memberi keselesaan pada aku yang memang kesejukkan. Aku cuba tarik balik tangan aku dari dipegang uncle Rafie. Tapi, aku tak berdaya melawan kudratnya yang lebih kuat.
“Tangan Sudana sejuk.. Selesa tak bila uncle pegang?” tanya uncle Rafie.
Aku geleng kepala, pada hal aku mmang selesa dengan genggaman tangan dia tu. Tapi, uncle Rafie masih boleh senyum lagi. Walau pun dia memang hensem dan gentleman.. Tapi aku rasa menyampah sangat tengok muda dia. Mungkin sebab aku cemburu bila uncle Rafie jadi milik Mama yang memang tak sepadan dengan dia yang jauh lebih muda.
“Uncle.. Lepas kan tangan Sue..” rayuku bila makin kuat genggaman tanganku hinggakan dari rasa selesa, aku rasa sakit sebab genggaman dia terlalu kuat bagi diriku yang hanya gadis yang lemah. Perlahan, dia melonggarkan genggaman tangan ku tapi masih memegang tanganku, tak ingin dilepaskan. Aku sendiri tak tahu apa yang bermain di fikiran uncle Rafie sekarang ni.
Uncle Rafie mula menginjak ke arahku. Dari tepi katil, dia kini duduk berhadapan dengan ku. Dari cahaya lampu meja, aku tengok dia sedang mengamati aku. Hairan nyer.. Aku tak halang pun dia dari berada bersama aku di atas katil. Dalam aku menolak, aku merelakan perbuatannya itu.
Uncle Rafie mendekatkan bibirnya ke telingaku dan aku dapat rasa dadanya yang bidang itu tersentuh buah dadaku yang tak memakai coli.
“Uncle tahu Sudana perlukan uncle malam ni..” bisiknya dengan nada seksi. Baru lah aku faham maksud dia kini.
“Eh! Mana ada.. Sue tak takut pun.. Dan tak perlukan uncle sampai bila-bila..” aku menjawab sombong.
Uncle Rafie tenang dengan jawapan aku yang kasar itu. Aku hairan dengan perangai dia yang begitu tenang menghadapi telatah ku yang nakal.
Tiba-tiba, dia memegang pehaku. Baju tidur nipis aku sudah terselak ke pangkal peha waktu dia datang tadi. Aku tersentak bila dia mengusap lembut pehaku. Aku mengetap bibirku menahan godaannya. Mata aku dan mata dia bertentangan sambil tangannya menjalar ke celahan pehaku yang putih gebu itu. Kaki ku tergerak ke atas akibat usapan yang merangsang aku. Tak pernah aku mengalami keadaan begini. Memang aku agak jahil dalam bab ni walaupun aku sudah menginjak remaja.
Melihat aku yang tak menolak sentuhannya, tangan ku yang digenggamnya dilepaskan lalu badannya cuba rapat pada badanku. Muka kami agak rapat bertentangan. Dadanya bersentuhan sekali lagi dengan dadaku. Aku rasa ada sesuatu sedang menusuk ke perutku. Aku pegang benda panjang itu dan wajah uncle Rafie serta merta berubah. Dia tundukkan kepalanya bila aku usap benda tu. Dia kelihatan menahan kesedapan yang amat sangat.
“Ooohh!!” dia berbisik kesedapan.
Rupanya, aku telah memegang batangnya yang telah lama menegang sejak dia bersentuhan dengan dadaku. Cepat-cepat aku lepaskan, dan wajahnya mendongak semula menatap wajahku yang betul-betul dekat dengan muka dia. Aku yang bersandar di birai katil tertolak ke belakang akibat ditindih badannya yang besar. Pinggangku yang ramping dipegang kemas oleh tangannya lalu dia mengucup bibirku.
Aku betul-betul terkejut dengan tindakkannya itu. Seumur hidup aku inilah pertama kali dicium oleh lelaki. Tanpa aku sedari, aku menendang perutya. Dia tertolak ke belakang, dan kesempatan inilah yang aku gunakan untuk melarikan diri. Aku tak sanggup menyerahkan tubuhku kepada lelaki yang bukan milikku. Lagipun, bukan kah aku memang membenci dia?
Pintu yang terbuka memudahkan aku melarikan diri dari cengkaman bapa tiriku. Entah bilik mana yang kumasuk pun, aku sudah tak ingat. Uncle Rafie mengejar ku ke bilik yang aku masuk. Pintu bilik sudah ku kunci. Air mata bergenang di kelopak mataku. Aku ketakutan bila pintu bilik diketuk berkali-kali. Aku mendiamkan diri di atas katil. Tiba-tiba, pintu itu terbuka. Uncle Rafie memeluk tubuhnya sambil merenungku yang ketakutan. Aku bangkit semula bila dia cuba mendekati aku. Macam mana aku nak lepaskan diri dari dia?
“Kalau Sue nak lari pun.. Takkan lari ke bilik uncle dan Mama?” soalnya sambil tersenyum. Aku baru perasan yang bilik ini adalah bilik Mama dan uncle.
“Please uncle.. Jangan buat Sue macam ni..” aku mula menangis.
Dia mula bergerak ke arah ku, sedang aku cuba menjauhkan diri darinya. Bila dia semakin jauh dari pintu bilik cepat2 aku cuba keluar dari bilik itu. Tapi, kali ni tubuhku cepat disambar oleh ayah tiriku. Aku meronta-ronta minta dilepaskan. Pelukkan nya erat, agar ku tak terlepas seperti tadi. Dengan mudah dia mengendong badanku. Aku semakin liar cuba untuk melepaskan diri. Baju tidur ku terkoyak tanpa ku sedari. payudara kiriku terkeluar dari baju tidurku yang nipis, sedangkan tangan kasar ayah tiriku tersentuh putingku yang tiba-tiba menjadi kejang.
Badanku dihumban ke atas katil Mama dan uncle Rafie. Aku cuba menutup payudara kiriku yang jelas memuncak, teransang dengan sentuhan ayah tiriku itu. Uncle Rafie membuka baju pijamanya. Di hadapan ku kini, tubuh sasa seorang lelaki yang bernama Rafie.
Dia cuba menindih tubuhku yang dua kali ganda kecil darinya. Aku meronta-ronta bila baju tidurku direntap rakus.
“Uncle.. Jangan..” rayuku, namun tidak diendahkannya.
Tubuhku digomol semahu-mahunya. Terasa satu benda panjang menyucuk di celah pehaku yang kebasahan. Aku sudah tak sanggup menghadapi sitiasi itu lagi. Katil tempat tidur Mama ku dan ayah tiriku kini menjadi medan peperangan kami. Bibirku dikucup rakus. Tangannya memegang erat tanganku yang meronta-ronta minta dilepaskan.
Lidahnya cuba membolosi mulutku yang terbuka sedikit. Dijolok2 nya lidahnya dengan melagakan lidahku membuatkan aku kegelian sekejap. Permainan lidah uncle Rafie membuatkan aku semakin layu dalam pelukkannya. Penolakkanku bertukar kepada penerimaan. Aku memegang pinggangnya sambil cuba mengulum lidahnya bagi membalas serangannya terhadap lidah ku. Kami bermain-main lidah hampir lima minit. Ternyata unce Rafie hebat ketika di ranjang. Dari mulut, dia menjalarkan lidahnya ke leherku.
“Aaarhh..” aku mendesis kesedapan.
Dicium nya leherku bertalu-talu membuatkan aku kegelian dalam keenakkan sambil mendongak kepalaku bagi memudahkan dia memainkan peranannya. Leher ku seakan dijerut oleh tali bila dia mengulum kuat isi kulitku pada leher. Mungkin ini lah yang selalu orang panggil “love bite”. Aku mengerang kesedapan yang amat sangat. Kucupan hangat dari bibir nya memberi satu kepuasan yang tak terhingga. Ketika dia mula menjalarkan mulut nya ke dadaku, aku mula rebah perlahan lahan. Badanku yang tadi meronta-rota inta dilepaskan, kini aku terbaring lemah.
Aku rasa macam ada cecair yang keluar dari kemaluanku. Aku berada di celahan kaki Uncle rafie yang sedang berlutut. Dia memandang ku. Aku dapat rasakan.. Dia seorang romantik org nya. Dia menghadiahkan ciuman pada dahiku dengan penuh kasih sayang. Rambut depanku diselak ke tepi sambil mengusap lembut pipiku. Aku usap lembut dadanya yang berbulu nipis itu. Agak kebasahan dek peluh walaupun bilik Mama berhawa dingin. Dia cuba merapatkan badannya ke badanku, dan aku rasa tertindih dek kerana badannya yang sasa dan besar itu. Ciuman di jalarkan ke pangkal dadaku yang separuh terselak.
“Hemm.. Puting Sue sudah menegang..” katanya bila dia menyentuh buah dadaku yang melonjak naik bila tersentuh tapak tangan uncle Rafie.
Aku menggeliat bersama erangan berbaur nikmat itu. Tak tahan dengan erangan aku itu, uncle Rafie terus menjilat putingku hinggakan kebasahan buah dadaku. Aku memegang erat besi katil sambil kepalaku bergoyang kanan dan kiri. Eranganku bertambah bila dia cuba menggigit putingku. Rambutnya kuramas kuat sambil menekan-nekan kepalanya pada buah dadaku yang pejal dan tegang itu.
“Ooohh.. So good..!! Eeerrmmpphh.. Please uncle..” rayuku meminta agar dia meneruskan gigitannya itu. Pengalaman pertama dijilat dan digigit pada putingku menjadikan aku tak keruan dibuatnya.
“So.. Please make me feel so good Rafiee..!!” jeritku bila dia mengentel-gentel putingku dan meramas-ramas buah dadaku yang bagaikan buah betik itu.
Aku kelemasan dan lemah longlai diperlakukan begini buat pertama kalinya seumur hidup aku. Tanganku terkulai layu. Uncle Rafie pegang tanganku dan meletakkan kedua-dua tanganku ke atas bagi memudahkan dia menanggalkan baju tidurku. Aku hanya menurut saja keinginan lelaki itu.
Bila tali baju tidurku direntap sekali, maka terlerailah baju tidur ku dari tubuhku yang selama ini aku tatang bagai minyak yang penuh. Entah kemana dia melontar baju tidur aku pun, aku tak pasti. Kini aku menjadi perhatian matanya yang agak terkejut dengan rupa buah dadaku. Diramasnya perlahan-lahan, sambil membuat pusaran pada buah dadaku yang melentik ke atas. Bila dia memusarkan usapan ada buah dadaku, aku meronta-ronta kesedapan sambil meracau-racau tak sedarkan diri akibat terlalu nikmat. Aku agak, pantiku sudah tak dapat menampung kebasahan yang membanjiri celah kangkangku. Malu pun ada bila lutut uncle Rafie tersentuh pehaku yang sudah basah dek air nikmatku.
Uncle Rafie mula menjilat putingku kiriku dengan hujung lidahnya. Aku tergerak ke atas sambil mengeliat sehabis-habisan. Kepuasannya hanya aku dan dia yang mengerti. Buah dada sebelah kanan ku diramas-ramas sambil mengentel-gentel putingku. Batangnya terasa tercucuk-cucuk pada celahan pehaku.
“Uncle.. Uuuhh!! Noo.. Uncle.. Eeerrmmss.. Hhhaa..” aku memanggil-manggil nya diiringi dengan erangan yang mengasyikkan. Aku mula terasa kesemua air nikmatku seakan-akan menghambur keluar dari lubang cipapku yang berbalut panti itu. Uncle Rafie melepaskan buah dada kananku lalu merayap ke taman laranganku. Usapan lembut menyentuh cipapku kemudian dia merasa di lurah cipapu yang banjir teruk.
“Hmm.. Tat”s mean, u already climax,” bisik uncle Rafie.
Dalam sedar tak sedar akibat menghamburkan air nikmat tadi, aku bertanya.
“Climax tu apa Uncle?” tanyaku kebodohan. Uncle Rafie mencium bibirku.
“Tandanya.. Sue sudah mengalami puncak nikmat hubungan kita ni.. Bila rasa macam sudah terkeluar, bagi tahu lah kat Uncle yang Sue sudah cumming atau climax..” ajar uncle Rafie sambil meraba-raba cipapku.
Antara dengar tak dengar aku angguk jer.. Nikmat yang dberikan oleh uncle Rafie kepadaku malam ini membuatkan aku khayal sekejap. Kemudian, aku dapat rasakan pehaku dikuak perlahan-lahan oleh uncle Rafie. Sedikit demi sedikit aku terkangkang luas yang mana memberi kemudahan pada uncle Rafie untuk becelapak di tengah. Malu dengan renungan nya, aku merapatkan kembali pehaku.
“Kenapa ni..? don’t do this to me..” pujuk Uncle Rafie sambil menguak kembali pehaku seluas yang mungkin. Dirapat kepalanya ke arah celah kangkangku.
Dia menjilat-jilat cipapku yang masih berbalut panties pink. Lidahnya menjolok-jolok lurah cipapku.
“Usshh aarrgghh..” erangku sambil tanganku mulai meramas buah dadaku sendiri dan sebelah lagi mencapai kepala uncle Rafie. Dia mulai menarik seluar dalamku sambil terus mengucup ari ari kepunyaanku.
Dan bila mana terbuka saja panties maka terserlahlah cipapku yang nampak timbul tembam dengan bulu yang sedikit sekitar cipapku. Aku lihat uncle Rafie tersenyum melihat keindahan lurah cipapku yang kebasahan. Tanpa melengahkan masa, dia terus membenamkan muka nya kecelah kelangkangku dan mulai menjilat biji kelentitku.
“Argghh ishhs sisshh uuoohh..” aku mengerang lagi serentak dengan mengangkat punggungku. Terasa air ku bertambah banyak yang keluar sehingga seluruh mulut dan hidung uncle Rafie telah cukup basah.
“Hmm.. Taste really good..” katanya sambil menjilat-jilat baki lendir ku yang melekat di tepi bibirnya. Agaknya, bau airku menyegarkan uncle Rafie serta menyelerakan membuat dia tambah kuat ingin menjilat cipapku. Ini lah pertama kali seumur hidupku cipapku di jilat oleh seorang lelaki dan aku tak menyangka lelaki yang pertama medapat tubuhku ialah ayah tiriku sendiri..
Dia teruskan jilatannya sambil tangannya terus meramas tetekku yang asyik berlaga antara satu sama lain bila badanku menggigil kenikmatan setiap kali biji kelentitku di hisap dan disedut berkali-kali. Nikmat tak terhingga.. Aku puas dengan layanan istimewa uncle Rafie. Dari perasaan benci, timbul perasaan sayang kepada lelaki yang 14 tahun tua dari aku.
Akhirnya..
“Aaabbngg unncllee.. Aaarrgghh..” serentak itu aku mengepit kepalanya dengan kuat dan tangan ku menekan-nekan kepala nya kuat ke cipapku sehingga aku rasakan hidungnya terbenam dalam lubang cipapku membuat uncle Rafie agak sukar bernafas, tanganku sebelah lagi memegang tangan nya yang meramas buah dadaku dan menekan dengan kuat disitu.
Aku dapat merasakan air hangat seakan-akan melimpah keluar dari lubang cipapku. Lama aku mengepit uncle rafie sehingga aku mengangkat tinggi punggungku. Tetiba aku menjatuh punggung ku dan membuka kelangkangku semula.. Sempatlah uncle Rafie bernafas seketika namun belum sempat dia menarik nafas sekali lagi aku terkepit dan punggungku terangkat tinggi dan menjerit..
“Uuunnccllee!! Help mee!!”
Setelah beberapa saat baru aku menjatuhkan punggungku dan melepaskan kepala uncle Rafie dari sepitan pehaku. Satu keluhan berat keluar dari mulutku “hhaarrhh”. Air nikmatku mengalir lagi dari lubang cipapku. Aku klimaks kali kedua. Aku terkulai layu. Uncle Rafie memelukku unuk mententeramkan perasaan ku yang sudah keletihan. Tak sanggup rasanya untuk meneruskan perjuangan yang entah bila akan selesai. Aku mencium lehernya dan meraba-raba punggungnya yang pejal.
“I love you..” bisiknya padaku. Aku tersentuh dengan ucapan nya itu. Ku usap belakangnya lalu kubisikkan ke telinganya.
“I love you too..” tanpa kusedar aku mengaku yang aku memang menyintainya sejak mula dia sah menjadi suami Mamaku. Rambutku yang serabut diusap penuh kasih sayang.
Dalam itu uncle Rafie menindih tubuhku, kedua lututku dibengkukkan ke atas dan uncle Rafie berada ditengah-tengahnya, taman milikku ternganga menghadap uncle Rafie yang mengacu batangnya ke arah lubang cipapku.
Aku yang tiba-tiba tersedar kehendak sebenar uncle Rafie mula merayu minta jangan dimasukkan batangnya yang panjang 7 inci itu ke dalam lubang cipapku. Aku masih belum sedia menyerahkan mahkotaku kepada lelaki yang bergelar bapa tiriku. Aku takut aku benih uncle Rafie dan aku akan bercambah dalam rahimku yang subur. Kalau itu terjadi, macam mana aku nak terangkan pada Mama? Sanggupkah dia menerima yang suaminya mempunyai anak bersama anak gadisnya sendiri? Aku mula menangis merayu pada uncle Rafie. Perlahan, uncle Rafie merangkak ke atasku dan mengucup pangkal dadaku yang putih melepak.
“Oohh.. Uncle.. No.. Please..” aku menangis di hadapannya. Jelas sekali aku dalam ketakutan dengan tindakkan yang aku lakukan ini. Uncle Rafie mengesat air mata yang mengalir di pipiku. Aku tahu dia tak akan memaksaku melakukan perkara yang aku tak suka.
“Why Sue? Tadi Sue kelihatan bahagia bersama abang. Kenapa menolak permintaan uncle? Please.. Uncle perlukan Sue untuk melengkapkan saat bahagia kita ni, “pujuk uncle Rafie sambil membelai pipiku. Pujukkan uncle Rafie membuatkan aku terleka.
“Sue takut.. Uncle suami Mama.. Kalau benih uncle tersemai dalam rahim Sue.. Macam mana sue nanti?” tanyaku tersesak-esak.
Sebenarnya aku memang ingin merasai kenikmatan bila batang uncle Rafie masuk ke dalam lubangku dan kami mencapai klimaks bersama. Tapi, aku tak cukup yakin dengan tindakkan ku meniduri uncle Rafie.
“Then.. Uncle akan bertanggung jawab. Mama sue tak kan tahu perkara ini.. Abang akan carikan ikhtiar untuk sue. Uncle akan beri nama abang kepada anak kita nanti..” pujuk uncle Rafie. Aku yang termakan pujuk rayunya mengangguk dalam terpaksa. Uncle Rafie kemudiannya merangkak menuruni celah kangkangku yang terbuka luas.
Taman larangan ku ternganga menadah batang yang mengacu ke arahnya, uncle Rafie sengaja menggesel kepala batangnya yang berkilat itu ke arah celah yang terbuka supaya kepala tersebut bertambah licin akibat cecair yang melilih dari rongga ku yang keghairahan, geselan tersebut menimbulkan rasa semakin sedap buat ku. Erangan kuat terkeluar dari mulutku. Uncle Rafie tidak gelojoh untuk menghunuskan senjatanya ke dalam alat sulit ku. Aku mula hilang sabar untuk menikmati nikmat bila dia cuba melengah-lengahkan tujahan berbisa batangnya itu.
“Unncllee.. Pleasee.. Hurryy.. Let it come in my pussyy..” rayuku tanpa sedar meminta bapa tiriku sendiri segerakan menyetubuhinya.
“Come down honey.. We play our game slowly and smooth.. ” bisik uncle Rafie ditelinga ku dengan nada yang berahi.
“Hold on Sue.. Abang nak masukkan” bisik uncle Rafie sambil menggomol payudaraku.
Tanpa lengah-lengah lagi aku menggemgam alat kelakiannya dengan mengarahkan kelubukku yang telah sedia menanti, dengan perlahan uncle Rafie menekan senjatanya ke dalam. Lantas bibir ku dikulumnya serentak buah dadaku diramas diikuti menambah tekanan ke arah lubang yang sempit. Uncle Rafie ketika itu berkerut dahinya bila dia dapat merasakan kehangatan lubuk yang telah sebahagian ditembusi senjatanya walaupun sempit tetapi dapat ditembusi kerana ruang tersebut berlendir dan bengkak, uncle Rafie cuba menambah tusukan, sesuatu telah ditembusi membuatkan aku mengaduh.
“Aduh.. Sakit.. Uncle.. Please.. You hurt me..” lantas aku menolak tubuh uncle Rafie yang menindihku serta merapatkan peha agar tidak ditikam lagi.
“Please open it.. Honey.. You will not feel hurt anymore..” rengek uncle Rafie membujukku.
“Sakit uncle..” balas ku yang sudah tidak dapat menikmati keenakan dibelai lelaki sebagaimana tadi.
Pedih celah kelengkangku direjah oleh senjata bapa tiriku masih dirasainya tapi aku cuba juga membukakan kelengkangku untuk uncle Rafie menambah benamannya ke dalam lubukku walaupn kesakitan dirasai akibat rayuan dan pujukan uncle Rafie.
Kulihat uncle Rafie begitu bersemangat tapi berhati-hati menghunus senjatanya supaya aku tidak terlalu sakit. Dia melakukan aktiviti menyorong tarik perlahan cuma setakat separuh sahaja, sementara itu punggung aku diramasnya manakala kedua buah dadaku menjadi uliannya, mulut ku dikucupnya membuatkan aku bagaikan tak bernafas membiarkan diriku digomol dan dipaku oleh uncle Rafie. Uncle Rafie merasa terlalu nikmat walaupun senjatanya tidak sepenuh meneroka lubang kemaluan anak tirinya ini, nafsu membuak-buak. Aku tidak merasa nikmat sebalik menahan kepedihan celah kelangkang yang dicucuk, walaupun uncle Rafie begitu lancar mencucuk kelangkangku.
Daripada merasa sakit, aku kembali ke keadaan normal orang bersetubuh. Kenikmatan yang dirasai akibat tujahan batang uncle Rafie yang panjangnya 7 inci itu membuatkan aku hilang pedoman, hilang kewarasan ku selama ini dan juga aku lupa yang kini aku sedang bermadu kasih dengan bapa tiriku sendiri. Farajku terasa sengal bila batang uncle Rafie ku kemut dengan rakus, aku harap uncle Rafie faham yang aku tak ingin batangnya dicabut keluar waktu itu.
Mungkin menyedari aku masih berupaya mengemut batang nya, uncle Rafie kembang-kembangkan kelopak cendawannya agar batangnya itu membengkak dalam farajku. Aku menahan kesedapan yang diterima dari uncle Rafie. Aku pejam mata kuat-kuat sambil badanku menggigil-gigil bila kelopak cendawan uncle Rafie mengembang dan mengucup dalam farajku. Aku kegelian. Bahuku dipegang kuat oleh uncle Rafie, cuba menahan aku daripada terus menggigil yang menyebabkan dia hilang rentak. Tapi, aku tak peduli, apa yang kurasakan ini lebih membuatkan aku lebih bertenaga untuk melawan pegangannya yang memang kuat itu.
Perbuatan uncle Rafie itu itu membuatkan faraj ku kian bertambah kuat kuncupannya. Dan kemutan itu semakin kerap dan berulang laju. Kini aku dapat merasa yang uncle Rafie mengeluh kesedapan bila batangnya ku kemut kuat-kuat. Aku takkan benarkan ia tercabut dari tubuhku. Aku dapat melihat wajah hensem uncle Rafie berkerut menahan nikmat yang aku berikan padanya. Kadang-kadang, dia mengetap bibirnya. Akhirnya tubuhnya turut menggigil penuh nafsu sepertiku tadi. Aku sempat tersenyum melihat uncle Rafie kian lemah dengan perbuatan aku mengemut batangnya. Kemudian aku menutup mataku. Kami mengayuh dengan penuh bertenaga. Aku peluk dpinggangnya dan aku menggerakkan tubuh kami atas bawah agar batangnya tak lari dariku. Nafasku semakin cemas. Tapi, orang berpengalaman seperti uncle Rafie membuatkan aku kagum dengan sikapnya yang lebih matang dalam menangani situasiku kini. Lalu, biji kelentitku digentel dengan laju dalam keadaan batangnya masih terendam kuat dan padat dalam lubang farajku yang kian rakus kemutannya.
Tak semena-mena kemudian aku melonjak sedikit. Nafasku terhenti helaan. Kemutku menyepit. Aklu dapat rasa basahnya batangnya uncle Rafie di dalam lubangku. Aku mengetap bibirku. Dahiku berkerut merasakan kemuncak berahi yang amat ladat. Lama.. Hampir tiga empat minit, mencecah lima minit. Dan sudahnya, gelinjatku tenang semula. Dadaku mulai berombak semula. Nafasku terhela lesu. Dan bibirku tak diketap lagi tapi aku ingin membicarakan sesuatu dengan uncle Rafie. Farajku berdenyut perlahan dan basah. Perlahan-lahan aku membuka kelopak mataku dengan perasaan malu. Tadi aku menolak, sekarang lain yang jadinya.
“Got it.. Honey?” Tanya uncle Rafie.
“Yes honey.. I got it.. Ooohh..!! I”m feel so horny..” balasku dengan suaraku yang serak akibat terlalu lama menjerit kesedapan. Kakiku terdampar luas menguak selepas tadinya sewaktu mencapai tahap berahi, ianya terkancing rapat.
Tiba-tiba uncle Rafie mendakapku erat dan dalam keadaan batangnya masih terbenam rapat dalam faraj ku, dia berpaling posisi dengan susah payah sehinggakan akhirnya, kini uncle Rafie pula berada terlentang di bawah dan aku duduk di atas. Posisi itu membuatkan batang uncle Rafie makin terasa menyucuk dan menyenak di dalam farajku sehingga menganjak pintu rahimku yang berbonggol pejal.
Tiba-tiba aku rasa begitu malu sekali ketika itu kerana bapa tiriku dapat melihat buah dadaku yang subur gebu, perutku yang slim, pinggangku yang ramping, dan semak halus di bawah perutku yang kini menelan sepenuhnya tongkol keras batang bapa tiriku ini. Aku sentuh perut uncle Rafie yang berotot pejal itu. Aku usap dengan rahimku masih bersatu dengan batang uncle Rafie yang tajam dan keras itu. Uncle Rafie merenungku dalam. Aku tahu dia begitu kagum dengan keindahan tubuhku yang kini menghadapnya yang sedang berbaring.
“How do you feel rite now? If you really want to give up.. Terserah lah.. Uncle tak ingin memaksa Sue..” katanya perlahan.
Kami bagaikan pasangan suami isteri yang bahagia. Memang aku amat bahagia sekarang ni. Uncle Rafie memenuhinya dengan perasaan yang tulus ikhlas.
“Kalau Sue tak suka, terserah pada Sue.. Uncle tahu Sue memang inginkan perhatian daripada uncle selama ini. Cuma uncle tak berkesempatan bersama dengan Sue.. Kalau Sue tak suka, uncle tak layak menghalang kehendak Sue sebab uncle sudah berada di bawah..” Uncle Rafie sengaja mahu menguji emosiku ketika ini.
Dia tahu yang aku mula menerima keindahan yang kami kecapai tadi. Mungkin dia inginkan kepastian samada ingin meneruskan lagi atau berundur dari medan perang ini. Ku lihat, uncle Rafie mendepangkan tangannya dan meluruskan kakinya sambil merenung tepat ke mata ayu ku.
Dia terus meneran mengembangkan kelopak cendawannya supaya meregang memadatkan ruang dalaman faraj ku supaya aku terus merasakan tekanan yang memberangsangkan. Perlahan-lahan aku mengangkat pinggulnya melepaskan batang pelir yang ditelan oleh farajku. Kelihatan licin kulit batang uncle Rafie itu diselaputi benih ku tadi. Keruh dan lendir. dat yang menikmatkan. Dan aku benar-benar terasa kecundang sebab terpaksa juga aku melepaskan batang Uncle Rafie itu dalam keadaan yang begitu berat melepaskan kepala cendawan bapa tirku yang kejang membesar itu. PLOP! Terlepas dari farajku dan aku terus berbaring meniarap dengan kepala terteleng ke arah yang bertentangan dari bapa tirku ini.
Uncle Rafie tersenyum. Aku nekad untuk mengharungi malam ini bersamanya. Melihat aku berbaring disebelahnya, uncle Rafie dapat mengagak yang aku telah mengambil keputusan yang nekad berhubung hubungan kami berdua. Aku ingin meneruskan perjuangan kami yang belum selesai. Diambilnya minyak baby oil Johnson yang terletak di meja sebelah katil.
Lalu dituangkannya minyak itu ke pinggulku sehingga mengalir turun ke alur farajku. Kemudian digosokkannya minyak itu penuh menyelaputi pinggul ku yang keras dan pejal itu. Dan sekali sekala dia melajakkan jarinya itu ke faraj ku yang masih menginginkan tusukan tumpul batangnya yang setongkol 7 inci itu.
Perlahan-lahan dan berhati-hati dia naik merangkak memanjat ke belakang ku lalu menindih. Batang pelirnya diletakkan di alur pinggul ku yang pejal itu. Aku berdiam membiarkan. Aku ingin dia meneruskan dengan membiarkannya tanpa bantahan. Uncle Rafie gesel dari bawah ke atas. Bila pelirnya mengena celah peha ku, ianya kurasa memukul sedikit pintu dubur dan pintu faraj ku secara bergilir sebelum dilayangkan semula naik ke alur pinggul ku.
Lama juga uncle Rafie berbuat macam tu. Aku menahan kesedapan. Mataku terpejam rapat setiap kali batang pelirnya digesel atas bawah dan memukul duburku dan pintu farajku. Tanpa di suruh, aku tertonggek pinggulku kepada uncle Rafie yang menindih tubuhku. Aku tunjukkan kepadanya rekahan pintu farajku yang sudah basah diminyakkan olehnya tadi dengan baby oil Johnson tadi.
Dengan agak gelojoh, pantas uncle Rafie merendamkan kembali kepala cendawannya masuk melalui liangku yang indah lagi nikmat itu. Berdesup masuk dengan lebih mudah dari pertama kalinya. Aku pegang dengan kuat-kuat birai besi katilku. Aku memberikan tindak balas berlawanan bagi membantu uncle Rafie menelan batang nya supaya tertujah lebih jauh lagi ke dalam farajku.
Uncle Rafie sorong perlahan-lahan, kemudian tarik sedikit, kemudian sorong lagi dan tarik lagi. Pada setiap kali sorongan masuk, aku melonjak ke belakang ke arah uncle Rafie, pada masa sorongan tarik keluar, aku makin menganjak ke arahnya kerana tidak mahu batangnya terkeluar dariku
385 notes
·
View notes
Text
Mengadukan Ketakutan
Pada setiap hati yang sedang berselimut kekhawatiran, untuk setiap rasa percaya yang mulai memudar dan berganti pada ketakutan, aku tahu bagaimana rasanya, meski kita berbeda jenis dan tingkatannya. Kamu tahu? Seorang guruku pernah menasihati, bahwa rasa khawatir dan ketakutan yang sedang kita rasakan itu adalah bukti dan sinyal dari Allah agar kita segera menyandarkan segalanya itu pada-Nya. Untuk semua khawatir dan takut.
Beenar, Allah sudah menjelaskannya dalam al-Quran bahwa setiap kita akan Allah uji, entah urusan perut, tempat tinggal, kendaraan, pekerjaan dan uang, dan semua burmanya masa depan. Tapi beginilah kita, hamba yang bebal dan enggan membaca firman-Nya, hingga kita lupa dan seakan menyimpan segalanya itu di dalam hati dan pikiran, yang pada ujungnya hanya membuat sakit dan kebingungan tanpa ujung.
Tidak apa-apa, untunglah aku dan kamu masih bisa menyadari keadaan dan berusaha untuk memperbaikinya, terutama soal hati dan niat kita. Sebab ada banyak hal yang Allah mudahkan karena niat dan isi hatinya, padahal secara mata mungkin itu akan terlihat berat dan sangat rumit. Mungkin, selama ini niat kita yang salah dan hati kita yang sebenarnya keruh, hingga tidak bisanya kita berbicara dengan hati kita sendiri.
“Menentukan titik cukup”, kalimat ini sebenarnya singkat tapi penuh dengan berjuta makna.
Barangkali kita yang tidak memiliki titik cukup hingga seakan-akan semuanya terasa kurang dan harus ditambah, atau barangkali kita kehilangan titik cukup hingga kita harus mencicipi sesuatu yang haram dan tidak Allah sukai. Kamu tahu? Dan hal ini yang sering aku terlupa dan tersilap.
Doaku hari ini “yaa Allah, jadikan dunia ini datang ke kakiku dengan hina, hingga aku mudah untuk menginjaknya dan tak menganggapnya besar, mudah pula bagiku menggunakannya untuk kebaikan”
Tidak ada yang salah dari mengadukan hari-hari yang membuatmu tak nyaman, entah dunia yang kian mengkhianati, menakut-nakuti, atau dunia yang membisikkanmu kekhawatiran. Ingat, semua itu datangnya dari setan, tak layak bagimu untuk ikut pada apa yang setan dan keburukan itu ajak.
Semoga, kebaikan yang pernah kita kerjakan di masa lalu, bisa menjadi penerang dan sebab Allah memberikan petunjuk untuk hari ini, hari esok, dan masa depan.
Selamat mengadukan kekhawatiran dan ketakutan pada-Nya, semua akan baik-baik saja kok, asal sandaranmu hanya pada-Nya :)
@jndmmsyhd
295 notes
·
View notes