#sayap angkasa
Explore tagged Tumblr posts
Text
i have new oc which i made from my country, indonesian.
Here's "The Sayap Angkasa" (in English is Sky Wings). A superhero who actually a anthro Javanese Eagle or called elang jawa. The uniqe of this is i create a half eagle and human superhero instead a human with super power. Plus his name is Cakra.
the second pic is just his small doodles, while the third one is his full body pic, with his friends, Nadya the human girl.
Sorry if i write in my language in 3rd pic but here's translate down here: ▫️Cakra - New hero in a city. - secretly soft person. - actually never know his past time.
▫️Nadya - a high school student, 10 grade. - tomboy but feels like feminine. - smart and mature - bravery - secretly likes animated movies.
the last pic is illustration i made for indonesian independence day today. i made with this two who join celebrate it too.
3 notes
·
View notes
Text
Sayap yang terlanjur patah
"Mengudaralah yang tinggi", katamu.
Maka ku harap sayapku akan mengepak lebar lalu terbang menembus angkasa.
Bercengkrama dengan masa lalu, bertukar mimpi dan saling melangitkan doa. Kita sama-sama belajar bagaimana dapat tumbuh setelah jatuh, bagaimana bisa menikmati rasa pahit semanis gula, dan bagaimana menjadi manusia yang hebat.
Waktu terus berjalan, mengantarkan kita pada kesementaraan nan semu. Terlihat abadi padahal lebih lama saja tidak. Yang kukira indah ternyata hanyalah nuansa awan peneduh berubah abu lalu menghujan.
Tertatih berjalan kita beriringan, meski jauh jarak tak iyakan kita untuk lebih dulu dan meninggalkan di belakang. Iyah,, beriringan menata nada agar melodinya indah didengar.
Mengepak bag elang katamu, menjadi pemberani dan terus maju ke depan. Bagaimana aku merasa sendiri? Sedang hadirmu terus menyertaiku.
Sayapmu patah, tuturmu. Aku dengar baik-baik lalu kumaknai sedalam mungkin. Agar tidak ada arti yang terlewat dari sebaris kalimat itu. Iyah,, sejak kala itu,, aku jaga segalanya, semampuku.
Selalu aku usahakan agar terlibat dalam penerbanganmu, meminjamkan sebelah sayapku agar sampai di sana, di tempat yang kamu impikan.
Namun sebenarnya sanubariku sudah mengira, memberimu ruang sebelum benar memiliki pada akhirnya akan ditinggalkan dan ruang itu tidak akan serta merta kosong setelah kepergianmu. Iyah,, masih melekat bag tuan masih duduk di dalamnya.
Pada akhirnya, pelajaran yang kita dapat jauh lebih bermakna dari setiap mimpi-mimpi yang sempat kita ucap bersama. Kamu tahu? Semogaku tak pernah lekang pada asa untuk tetap melihatmu baik-baik saja, sekalipun nanti garis takdirnya akan lain. Yang perlu kita percaya adalah, bahwa Allah telah menyiapkan kenyataan terbaik bagi kita masing-masing.
Ku harap, meski kini tak lagi pada cerita yang sama, doamu masih mengakasa atas kebaikan-kebaikan yang pernah ada dan akan ada, menyelipkan nama paling sederhana yang menjadi bagian dari masa lalumu, sekedar memberi semoga agar diri dapat melapang ikhlas.
Iyah, meski sayap sudah terlanjur patah, semoga terbangmu dan terbangku akan tetap tinggi mengudara. Mengepak sayap kita masing-masing dan menjadi hebat versi kita masing-masing.
Selamat menjemput cita, tuan
#quotes#reading#writing#poems on tumblr#writers on tumblr#motivation#words#aestehtic#story#longing#self love#self care#self ship#memories
5 notes
·
View notes
Text
Langit Di Kala Itu
Siapa yang dulu gemar memandangi langit dengan awan yang bergerak kesana-kemari sebagai penghiasnya.
Siapa yang dulu gemar membalas teriakan elang yang terbang melayang-layang diatasnya.
Siapa yang dulu yang dengan wajah cerah mengangkat tinggi tangannya ke angkasa, seraya melafalkan kata-kata bahwa suatu hari ia akan terbang tinggi bersama impiannya.
Ah… sosok kecil yang telah melakukan semua itu kini mengurung diri dalam sepi yang menyertai hari-harinya.
Kegagalan demi kegagalan yang dialaminya, memporak-porandakan setiap helaian bulu tak lama setelah ia rentangkan sayap kepercayaan dirinya.
Terperosok dalam jurang ketidakmampuannya, lantunan rasa bersalah dan penyesalan yang menggema berhasil sepenuhnya mengacaukan isi kepalanya.
Kini dengan rasa rendah diri yang menyertainya, ia mematai-matai langit lewat kaca berdebu di sudut kamar kecilnya, tak lagi berani dengan lantang melemparkan bintang-bintang harapan pada tingginya atap dunia.
—@melodirinai
Kabut Resah | October 29, 2023.
2 notes
·
View notes
Text
meskipun begitu—beberapa keping tetap menjadi keping
aku adalah secuil keping dari kisah yang tak bersaku makna, dari kisah tentang segala olok, dari kisah soal sedih dan tersakiti.
aku adalah kepingan debu dari mereka yang saling beradu; yang saling mengerat dengki; yang saling merutuki luka—karena aku ingin bekerja bagai sebuah sayap, bercorak duka yang menyiksa mata, namun ia mengemis untuk terbang meski tak punya daya untuk mengudara.
aku adalah kepingan mimpi di balik cerita paling nyata. karena bagiku teater imajinasi tidak dipentaskan di panggung tempat sandiwara mereka saling menari. dan mereka hanya hidup di balik bayangan.
meskipun begitu—teater imajinasiku adalah soal angkasa yang memeluk sayap; hingga ia kembali terbang dalam nirwananya; dan teaterku tidak punya lentera melainkan mentari berkabut mendung.
aku; dan teater imajinasiku; menerbangkan sayap—seperti sebuah kupu-kupu sebagai epitome kebebasan yang menangis. dan ia punya kamu untuk menjadi satu cuil tentang kepingan lain yang bermelodi, hingga irama biolanya—mendekap sanubari, menghunus pertahanan paling lestari soal gelap yang memeluk tekukan lutut, karena ia memaknaimu sebagai kepingan soal jatuh cinta. yang ia bilang;
untuk segala sayap yang punya bicara soal cinta, maka aku akan dekap kamu erat, seperti melodi yang mendekap erat sang biola, atau corak duka yang mendekap erat sayapmu, dan angkasa juga awan hitamnya yang mendekap erat sanubari teatermu, dan kini aku ucap segala cinta yang tertatih dalam mendungmu;
selamat kembali menuliskan cerita dalam waktu yang semakin lama.
selamat kembali menjadi keping.
selamat kembali bersama manusia.
namun aku akan tetap di sini, mendekapmu erat, erat sekali, karena kamu—jatuh mencinta akan cinta. dan ia bekerja sebagaimana lentera berjalan di antara nisan yang terpantri di bawah gelapnya gerimis.
4 notes
·
View notes
Text
Kembali Suci. (Catatan 2024)
Karena Hakikatnya, sejatinya, jiwa itu suci. Dari bersih dan suci, dan dibiarkannya ia terkotori , untuk kemudian kembali bersih lagi. Walau memang tidak pernah mencapai suci, tapi bukan berhenti mencoba. Karena yang dilihat usahanya, bukan keluhannya. Karna hidup kita tumbuh, menumbuhkan pemahaman baru, pertemanan baru, pertemuan dan perpisahan baru. Hingga perayaan yang berulang tiap tahunnya menjadi suatu simbolis, bahwa penyucian jiwa dilakukan berulang-ulang, terus-menerus, hingga tugas terselesaikan, hingga kembali pulang.
Pergi pulang ke rumah, kampung halaman, semua manusia. Asal muasal bermula. Karna kita, manusia, hanya astronot yang diberi tugas sebagai Khalifah di planet bumi.
Kelak, satu-persatu dunia akan ditinggalkan, tapi tidak dengan kehidupannya. Uang, harta, dan aneka ragam gelar pencapaian akan habis ditanggalkan, tapi tidak dengan kebaikan yang terwariskan aromanya.
Mungkin, rumah kita sekarang bukan tempat ternyaman. Tetapi, setidaknya, merupakan tempat untuk pulang. Seperti alunan lagu. Ia, mungkin, bukan lagu teratas didaftar lagu terfavorit, tetapi ia terus memutar nostalgia dan kenangan tiap kali menyapa, ia bawa rindu serupa suka dan duka.
Kebebasan di luar sana merupakan hamparan alam ketidak tahuan. Terbuka luas cakrawala untuk tumbuh dan mengepakkan sayap. Bukankah sebelum perjalanan pulang, kita harus keluar dulu dari rumah?
Kini. Kita bisa kemana saja menembus angkasa maupun belantara. Hanya satu. Satu senyuman saja, dan ini seperti membuatku akan menetap selamanya. Karena 'Selamanya' bisa berarti hanya sementara bagi bahasa di Dunia.
Kini, teriring kehinaanku, aku memohon maaf, atas segala kurang dan salah. Dan sudah ku persiapkan hamparan ruang terlapang untukku memaafkan.
Jagakarsa, April 2024.
0 notes
Text
Bagai Burung Terkungkung Dalam Sangkar
Terkadang, kita seperti burung yang terkungkung dalam sangkar pikiran. Sangkar yang kita bangun sendiri, dengan batasan-batasan yang membuat kita merasa tidak mampu.
Pikiran-pikiran negatif seringkali menjadi belenggu yang menghambat kita untuk bergerak, membuat kita enggan melangkah dan mencoba hal baru.
Seringkali, kita membiarkan diri terjebak dalam rutinitas dan kebiasaan yang seolah-olah menjadi penjara tanpa pintu. "Aku tidak bisa" atau "Ini bukan untukku" seringkali menjadi mantra yang menghantui pikiran kita.
Sebenarnya, kita tidak menyadari potensi besar yang ada dalam diri kita. Kita mampu melampaui setiap keterbatasan jika kita berani keluar dari sangkar pikiran itu.
Pikiran kita memiliki kekuatan yang luar biasa. Jika kita mau membuka mata dan hati, kita akan menyadari bahwa sebenarnya kita memiliki potensi tak terbatas.
Ini mirip dengan burung yang terkungkung dalam sangkar, namun pada kenyataannya, ia memiliki sayap yang dapat membawanya terbang tinggi ke angkasa.
Sadarilah bahwa sangkar pikiran ini hanyalah konstruksi mental yang dapat kita hancurkan. Kita harus berani menantang keyakinan negatif pada diri yang selama ini mengikat kita. Saat kita mencoba merubah cara berpikir, maka akan muncul peluang-peluang baru yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Selain itu berani keluar dari zona nyaman adalah kunci untuk melampaui batasan diri. Cobalah hal baru, lakukan tantangan yang mungkin sebelumnya terasa sulit atau tidak mungkin.
Dalam proses ini, kita akan menyadari bahwa kemampuan kita jauh melampaui apa yang pernah kita pikirkan.
Jadi, mari hancurkan sangkar pikiran kita, lepaskan diri dari belenggu ketidakpercayaan. Karena kita punya kemampuan untuk berkembang, tumbuh, dan mencapai hal-hal luar biasa.
Dunia ini luas. Selama kita masih diberi kesempatan untuk hidup oleh Sang Maha Pencipta, kita masih punya waktu untuk menjelajahi segala potensi dan kemampuan yang kita miliki.
Jadi jangan ragu ya, keberanian untuk keluar dari sangkar adalah awal dari petualangan besar yang menanti.
0 notes
Text
Dalam redup senja, cintaku terukir dalam bait-bait kalbu. Kita, sepasang jiwa yang bersatu, menapaki jalan tak pasti dengan penuh keyakinan. Janji-janji kita berdansa di angkasa, dan hatiku menjagamu seperti malam melindungi bintang.
Impian-impian kita terbangkan di awan, seperti sayap-sayap cita-cita yang merajut takdir. Biarlah kata-kata ini mengalun dalam doa, membingkai cerita kita yang abadi. Kau adalah puisi terindah, dan bersama, kita menyusun syair yang tak terlupakan.
1 note
·
View note
Text
Mengagumi Kreativitas AI di Pameran Lukisan Denny JA di International MLF
Pameran lukisan Denny JA di International MLF menawarkan pandangan yang menarik tentang kreativitas AI, sebuah teknologi yang terus berkembang di era digital ini. Berbagai jenis mesin komputer menggunakan teknologi AI, seperti mesin pembelajaran mendalam, yang mampu mempelajari data sendiri untuk memperbaiki diri, dan mesin pembelajaran terawasi, yang diprogram untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Dalam dunia seni, teknologi AI baru-baru ini juga mulai digunakan sebagai alat untuk menciptakan karya seni yang unik dan menarik. Sebagai contoh, orang dapat menggunakan algoritma untuk membuat gambar abstrak atau menghasilkan pola geometris yang menarik. Dalam pameran lukisan Denny ja di International MLF, pengunjung dapat melihat bagaimana AI digunakan untuk menghasilkan karya seni yang sangat indah dan orisinal. Salah satu contohnya adalah lukisan berjudul "Ethereal", yang diciptakan dengan bantuan mesin pembelajaran mendalam. Lukisan ini menampilkan wajah wanita yang sangat indah dan misterius, dengan sepasang sayap besar dan lembut di belakangnya. Dua pengunjung, seorang pria bernama Rahmat dan seorang wanita bernama Rini, memandang lukisan itu dengan kagum. “Saya kagum dengan keindahan dan detail dari lukisan itu," kata Rahmat. "Saya sulit membayangkan bagaimana sebuah mesin dapat menghasilkan karya seni yang begitu indah dan orisinal." Rini mengangguk setuju. "Saya bisa merasakan aura damai dan surga dari karya seni itu. Sangat mengagumkan." Lukisan lainnya yang menarik dalam pameran tersebut adalah sebuah kumpulan gambar yang terlihat seperti kombinasi antara abstrak dan karya seni keindahan alam. Gambar-gambar itu diciptakan dengan menggunakan mesin pembelajaran terawasi yang diprogram untuk menghasilkan efek abstrak yang menarik. Tampaknya, mesin pembelajaran terawasi menambahkan sentuhan unik pada setiap gambar, menjadikannya orisinal dan unik dalam caranya sendiri. Kumpulan gambar itu melukiskan pemandangan alam yang indah, seperti pemandangan gunung, hujan, dan bumi dari angkasa luar. Selama pameran, banyak pengunjung yang terkesan dengan kreativitas AI dan potensi yang melekat di dalamnya. Bagi banyak orang yang mengagumi seni, AI memberikan cara baru dan menarik untuk menyelami dunia seni dan membangkitkan kesadaran yang lebih besar tentang potensi yang tersedia dalam teknologi. Keindahan dan orisinalitas hasil karya seni AI memungkinkan kita untuk terus mengagumi dan menghargai seni, bahkan ketika dunia seni terus berkembang dan berubah sesuai dengan kemajuan teknologi. Ini adalah alasan mengapa pameran lukisan Denny ja di International MLF sangat penting – untuk memperlihatkan potensi yang dimiliki oleh teknologi AI dan karya seni yang luar biasa yang dapat diciptakan melalui penggunaannya.
Cek Selengkapnya: Mengagumi Kreativitas AI di Pameran Lukisan Denny JA di International MLF
0 notes
Text
Tutur kata
Bahasa tubuh
sorot mata
ketika sayap-sayapmu patah
aku memberimu sayap yang ku punya
dan kau terbang ke angkasa
sedang aku tertahan di tanah
0 notes
Text
Memaknai Keberkahan Ramadhan (Seri 24)
Syukur merupakan satu dari dua sayap utama, selain sabar, untuk terbang menjelajahi angkasa luas kehidupan manusia. Sebuah kata yang mungkin sederhana dan populer. Bahkan menjadi sesuatu yang terasa ordinary (biasa-biasa saja) di telinga kita. Semua orang punya ekspresi syukur masing-masing. Orang Indonesia dengan “terima kasih”. Pakistan dengan “syukriyah”. Orang Inggris dengan “thank you”.…
View On WordPress
0 notes
Text
Saya Ingin Mencoba Percaya.
Meskipun hanya karena seekor kucing,
meskipun hanya karena sekumpulan lagu yang tiba-tiba muncul di beranda sosial media,
meskipun hanya kalimat-kalimat yang disampaikan melalui dunia perfilman,
atau meskipun hanya gumpalan awan yang bertebaran di angkasa lepas—
—saya ingin mencoba kembali mempercayainya.
Sepasang sayap dengan berbagai lubang yang menempeli punggung ini, serta Kereta Angin yang diamanatkan-Mu agar terus melaju sampai tujuan, saya ingin mencoba kembali mempercayainya.
Saya ingin kembali mempercayainya, dan bersahabat dengannya.
—Lu
0 notes
Text
Spoof on Titan (Indonesian) Translation
Terjemahan Spoof on Titan dalam bahasa Indonesia. Terdiri dari 55 chapter (tamat). Versi bahasa Inggris bisa baca di sini.
Catatan penting:
Latar cerita dari spin-off ini mulai dari Season 1 sampai Season 3 awal (Sebelum Eren dan Historia diculik), jadi tidak ada spoiler alert kecuali mungkin semacam foreshadow yang mungkin tidak saya sadari. Ingat, cerita ini jauh sebelum Eren dkk merebut Wall Maria dan mengetahui ada kehidupan di luar tembok.
Jika mau baca manga bahasa Jepangnya, silakan baca di Manga Box (aplikasi ada di Playstore dan Appstore) ini. Jika kalian mempunyai rejeki, silakan beli karya aslinya untuk mendukung mangaka-nya.
Daftar Chapter Spoof on Titan (Indonesian)
Volume 1
Chapter 1: Serangan Lelucon 1
Chapter 2: Demam Titan!
Chapter 3: Serangan Lelucon 2
Chapter 4: Serangan Lelucon 3
Chapter 5: Serangan Lelucon 4
Chapter 6: Mikasa, si Ratu Modis
Chapter 7: Kematian Oluo
Chapter 8: Jean dan Payung Cinta
Chapter 9: Jin Lampu
Chapter 10: Cowok, Cewek, dan Ujian Tertulis
Chapter 11: Kerja Lembur Bersama Erwin
Chapter 12: Kisah Romantis Hannah dan Franz
Chapter 13: Kehangatan Keluarga
Chapter 14: Banyak Tanya! Pesta Penyambutan Pasukan Pengintai
Chapter 15: Kue Krista
Chapter 16: Ada Masalah? Abang Ada Untukmu
Chapter 17: Kesalahpahaman Pernikahan
Chapter 18: Keseharian dalam Kehidupan Mikasa di Kantor
Chapter 19: Pengaruh Buruk Distrik Stohess
Chapter 20: Wajah Datar
Chapter 21: Kesehatan Gigi
Chapter 22: Klub Berkuda
Chapter 23: Ayo Pergi ke Sirkus!
Chapter 24: Si Hidung Tahu!
Chapter 25: Murid Menyerupai Guru
Chapter 26: (Ayo Kencan)
Chapter 27: Percayalah, Eren!!
Volume 2
Chapter 28: Dongeng Trost dalam Manga
Chapter 29: Kerja, Brigade Polisi Militer!
Chapter 30: Hari Libur Petra
Chapter 31: Kelinci itu Enak
Chapter 32: Bercukur dengan Connie
Chapter 33: Penjara Hange
Chapter 34: Malam Menakutkan
Chapter 35: Bergabung dengan Kami!
Chapter 36: Menghibur Historia!
Chapter 37: Rumor: Hari Ini Ada, Besok Hilang
Chapter 38: Ketawa, Annie!
Chapter 39: Lelucon! Sekolah Dasar Titan
Chapter 40: Ayo Baikan
Chapter 41: Aku Hanya Terlihat Seperti Cowok Cantik, Itu Saja
Chapter 42: Tidak Ada Alkohol Sampai Kamu Berumur 20 Tahun
Chapter 43: Petani Yeager
Chapter 44: Firasat Buruk
Chapter 45: Sayap Pengekangan
Chapter 46: Jaringan Belanja Trost Impian Reeves
Chapter 47: Surga Memancing
Chapter 48: Permainan yang Dimainkan Anak-Anak
Chapter 49: Nick, si Pengrajin Kursi
Chapter 50: Aku Suka Kucing
Chapter 51: Tepat Waktu, Brigade Polisi Militer!
Chapter 52: Latihan Armin
Chapter 53: Hari Libur Elegan Ewrin
Chapter 54: Kapal Luar Angkasa "Sayap Kebebasan"
Chapter 55: Kepada Masa Depanmu (Tamat)
Terima kasih sudah membaca, sampai jumpa di spin-off berikutnya~
12 notes
·
View notes
Text
Favorite Moon
Meski tak selalu penuh namun bersamamu bulanku akan selalu utuh. Harusnya kamu tahu itu.
(pict : moon views in march 15th)
Hai, apa kabar? Lama tidak bersua, ya? Setelah membahas beberapa topik yang selalu datang tiba-tiba, aku memutuskan menjawab singkat pertanyaan random malam itu. Ini kali ke tujuh, aku selalu berpikir keras setiap kali mengingat tanggal ini dan jawabannya tetap sama, aku masih tidak berani mengutarakan. Penyebabnya hanya satu. Aku selalu merasa tidak pantas, karena aku tahu bukan aku orang yang kamu nantikan.
Aku mungkin bukan lagi yang pernah jadi istimewa, ketika laut mereda dan senja bercerita bahwa senyumku mampu meredakan sunyimu. Aku tidak lagi jadi orang yang pertamakali kamu ingat saat sedang merasa gundah gulana, suka duka yang pernah kita bagi bersama tidak lagi jadi part paling menyenangkan untuk saling bertukar cerita. Aku mungkin bukan lagi sosok yang kamu tunggu kedatangannya di pintu arrival, sebab ada manusia lain yang menunggumu di bilik sebelah duniaku meskipun aku sendiri tidak tahu siapa orangnya. Aku tidak lagi jadi orang yang begitu penting karena ceritaku akan selalu jadi membosankan jika kamu dengar. Aku, orang yang kini kamu lupakan dan abaikan keberadaannya di bumi. Jadi aku memilih menjadi manusia pengecut yang tidak berani muncul di permukaan dan hanya berani muncul lewat tulisan.
Tapi bodohnya, selalu kamu yang aku nanti di waktu kritis datang menghampiriku di tengah malam menuju pagi. Tak bisa kupungkiri, selalu kamu yang jadi orang pertama untuk aku bagikan cerita random yang telah aku lalui dalam sehari. Kamu. Kamu selalu menjadi kemungkinan diantara pilihan acakku. Entah bodoh apakah memang automatically terdeteksi. Tanpa disadari, pusat radarnya selalu mengarah ke kamu. Meskipun kamu tidak tahu itu. Ya. Karena sangat sulit bagiku untuk mengungkapkan dan memilih berbicara duluan jadi aku memilih tetap diam. Selalu begitu. Memaklumi keadaan yang kini sudah tidak lagi berbentuk. Aku sendiri bingung mendefenisikannya sebagai apa.
Kemarin, kamu sudah tidak lagi masuk list di dalam doaku. Bukan aku lelah mendoakanmu. Tapi aku hanya merasa tidak pantas untuk menyebutmu dalam bait doaku. Tapi harapan yang sama akan selalu aku mohonkan kepada Tuhan agar kamu selalu rasakan bahagia dan apa yang menjadi mimpimu akan selalu menujumu di masa depan yang sangat kamu nantikan itu. Aku tahu. Kamu pandai menyembunyikan kesusahanmu. Kamu pandai menyembunyikan kekesalanmu. Sama sepertiku. Jadi aku tak bisa menebak cara apa yang akan aku lakukan untuk membantumu, sebab hatimu masih kau tutup rapat, mungkin untukku.
It’s okay to not be okay. Although, i know that pretending to be okay was never easy. Especially for u. Tapi kamu selalu lupa kalau aku ada. I’m here if u need a friend to tell all about ur problems. Sometimes, u just have to stay calm and breathe, then tell urself that it’s okay and it will be past slowly. Masalahnya, kamu tidak mengijinkanku masuk ke dalam rumahmu untuk sekadar membagi luka itu denganku, untuk sekadar menjadikanku tong sampahmu, aku kira kamu tidak menginginkan orang itu aku.
Jika aku punya sayap yang utuh, akan aku pinjamkan satu untuk kamu kenakan. Akan kuajak kamu ke dunia neverlandku. Dunia yang tidak akan pernah ada di dunia. Hanya aku yang bisa mengaksesnya. Jika kamu masuk ke dalamnya akan aku pastikan kamu tidak akan pernah lagi merasakan kesedihan. Tepat tanggal ini, bintang dengan senang hati membentuk rasi paling manisnya di langit angkasa. Tepat malam ini, bulan sedang cantik-cantiknya memamerkan keanggunannya. Sungguh menawan rupanya. Menari dan berputar pada porosnya diantara gumpalan awan terang akibat pantulan cahanya. Mempesona, meski tak sepenuhnya utuh. Aku berharap akan terus bertemu bulan seperti ini setiap hari untukku datang bercerita tentang kisah piluku.
Selamat merayakan hari kehadiranmu di dunia. Tetaplah membumi dan tetaplah bermimpi. Jangan berhenti berdoa dan jangan kehilangan harapan. Karena kamu sendiri tidak tahu doa dan usaha ke berapa yang akan menembus langit. Kamu pernah cerita bahwa semua terasa tidak adil. Namun, tetap bersabar dalam penderitaan dan tabah dalam kesusahan, karena tuaianmu besar di surga. Aku tahu kamu sudah melakukan yang terbaik, sisanya biarkan Tuhan mengerjakan bagianNya. U know urself and i know u’d trying ur best.
Maaf jika tak dapat kuungkap semua rasa yang tersisa. Maaf jika sampai saat ini rasa ini masih aku kubur dalam-dalam keberadaannya. Maaf jika aku tak punya nyali untuk sekadar muncul di depanmu dengan sangat berani dan semangat yang menyala. Aku malu mengungkapkanya karena sekarang keadaannya sudah berbeda. Kamu dan aku tak lagi sama. Entah apa maksud semesta tentang ujung kisah kita tak bersama. Aku bahkan tidak bisa menebak apakah ini sudah sampai di ujung atau masih dalam sebuah proses menuju temu yang bahagia? Hanya waktu dan kamu yang bisa menjelaskan dan memastikannya. Aku tak punya daya selain hanya bisa menanti hal yang selama ini tidak pasti posisinya, juga sudah lelah aku duga dan terka tanpa banyak tanya. Namun, meskipun sudah sangat jenuh mengharapkannya, aku memilih terus menantikan jawabannya hingga tiba waktunya.
Aku berharap suatu saat kita akan bertemu lagi, meskipun berbeda dimensi. Aku berharap suatu saat kita akan mendarat di planet yang sama, walaupun kutahu kini kita tidak lagi sefrekuensi dan berbeda galaksi. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa bulan yang kamu lihat sesekali ini adalah bulan favoritku. Meski hatiku tak lagi penuh, namun tiap aku melihat bulan ini aku akan selalu merasa utuh. Sama sepertimu. Meski kamu tidak lagi datang menghampiriku, namun tiap kali memikirkan hal baik tentangmu aku akan selalu merasa jauh lebih tenang. Terimakasih, sudah jadi bulan favoritku.
Moon, March 15th 2022 at 01.00 am.
- Sendudisenja
2 notes
·
View notes
Text
Bagaimana bisa seekor burung terbang hanya dengan satu sayap ?
Bukankah ia akan kehilangan dunianya.
Belum tentu, dia masih punya dua kaki untuk berjalan, menapaki tempat yang ingin dituju dan singgah. Meski hanya satu sayap, ia masih sempat mengepakkannya ke angkasa.
Seperti harapan, akan selalu bersama manusia yang dekat dengan semestanya.
Jika demikian, bagaimana dengan rintik hujan yang menuntut pelagi selagi reda ?
Bukankah manusia dicipta hanya utuk merayakan kehilangan satu demi satu yang diganti dengan sepenggal bahagia dan itu tidak fana ?.
Bukankah kehilangan adalah hak milik yang harus disudahi,?
Bukankah kita tidak bisa memaksakan kehendak untuk tetap memiliki.
Kehilangan memang berat, namun sebagai seorang pejalan mengikhlaskan adalah cara paling benar. Meski merelakan sama halnya jalan terjal yang teramat panjang.
Bahagia, kehilangan dan merelakan adalah satu dalam bentuk dilema,
dimana kita akan merasa dan terus berada dipersimpangan untuk menentukan arah jalan.
40 notes
·
View notes
Text
Dari Nilakandi
Di sudut kota ini, pada pantai yang kerap aku singgahi, ada ribuan rindu untukmu pada tiap jalan yang aku jejaki.
Dalam segenap luka, renjana, nestapa, aksara, air mata yang tak pernah sudah, kudapati wajahmu yang hampir binasa.
Entah sejak kapan, kisah ini seolah menjelma kalabendu yang nyaris lampau. Ia membentuk pirau di sepasang sayap rapuhku.
Rindu itu pun kini perlahan mulai layu. Hanya ada sisa aroma yang buatku meraba-raba, menerka-nerka ke mana arahnya. Apakah pada beranda rumah di mana aku pernah menyambutmu tiba? Ataukah pada jalanan basah selepas hujan tempat segenap janji menjumpai sirna.
Setiap waktu, kala aku terlalu mengingatmu, kusambangi tempat terakhir saat kita pernah menyaksikan senja terbenam dalam legam.
Dan hari ini, saat kulihat lagi namamu, bisikan rela menggema dalam telinga. Sayup-sayup ia datang sembari berdansa dalam riangnya angkasa sore, tempat di mana aku jatuh hati berulang kali.
Terima kasih dan maaf sekali lagi, Saga. Maaf untuk segenap luka yang tidak henti-hentinya Nilakandi torehkan pada sukmamu.
Entah harus kusebut ini apa? Namun aroma candra yang menghiasi tubuhmu, pelan-pelan hilang dalam murung.
Lantas haruskah kali ini kita merajut jeda? Dari riuhnya rindu yang datangkan banyaknya prasangka.
Atau barangkali, setelah banyaknya kecewa yang selimuti raga, kau tidak lagi bersedia. Bertahan pada sisi seseorang yang sudah ribuan kali mengurai nestapa.
Kau adalah milik suralaya nan megah, Saga.
Kau adalah baskara yang sukar ditebak rahasianya.
Dan kita adalah hal subtil yang paling muskil.
10:38 p.m || 22 Februari 2021
#tulisan#ulvafdillah#cerita#quote#puisi#tulisansepanjangtahun#puisiindonesia#prosa#catatan#kisah#senandika#monolog#kumpulan puisi#daily poem
33 notes
·
View notes
Text
Untukmu Yang Aku Tunggu
Hai…
Aku selalu memperhatikanmu dalam kejauhan,
Aku tau kamu tidak menyadari hal itu,
Tapi kamu tau, bahwa kamu itu selalu dinikmati oleh pandangan orang-orang tentang keindahanmu,
Tentang senyumanmu yang indah itu,
Ya, termasuk aku.
Mungkin aku bagaikan angin yang lewat dimatamu hanya lewat untuk menyapa,
Kamu merasakan hal itu, tapi tidak menyapaku.
Aku tersenyum, ketika aku melihat senyumanmu yang indah itu,
walaupun senyumanmu itu, bukanlah untukku.
Dalam khayalanku aku membisikkan kepadamu,
“wahai bidadariku…
Aku ingin terbang jauh ke angkasa, tapi aku tidak mempunyai sayap untuk diterbangkan
Dan hanya bisa membisikkan sesuatu kepadamu,
“maukah kamu menjadi sayapku yang selalu dekat denganku?”
Tapi itu semua hanyalah khayalan…
Disaat ini, aku hanya menunggu dan menunggu, ya.. menunggu kehadiranmu!
Tapi kapankah kamu mau menoleh padaku?
Mukinkah penantian ini hanyalah sia-sia?
Hmm… sial, aku selalu membodohi diriku sendiri dengan berharap yang tidak pasti.
Tapi kenapa? Rasa ini selalu yakin bahwa waktu itu akan tiba,
Kamu tersenyum padaku dan membisikkan,
“maukah kamu menjadi imamku?”.
4 notes
·
View notes