#ridha Allah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tertipu - Bagian 1
Sepekan lalu, aku mendapatkan sebuah kabar buruk tentang startup edukasi tempatku kurus data analytics yang terpaksa tutup dan angkat kaki dari negeri ini. Karena tidak berhasil mendapatkan investasi seri berikutnya, mereka melakukan pemecatan karyawan secara sepihak, dan membuat ribuan siswa terbengkalai.
Beberapa langkah sudah diambil, termasuk mengupayakan sebaik mungkin fasilitas pembelajaran yang sempat terhenti agar tetap berjalan. Meskipun dengan berbagai keterbatasan, perlu aku akui bahwa kekuatan sosial berupa komunitas dari para siswa, mentor, dan ex-karyawan cukup kuat dan memegang peranan penting di kondisi yang bisa dibilang chaos ini.
"Pada akhirnya, yang kita butuhkan adalah menyelesaikan kursus dan dapat pekerjaan kan?" begitu kata salah satu siswa yang mengakomodasi pergerakan ribuan siswa.
Ya, kembali ke tujuan awal adalah cara paling mudah nan ampuh untuk menjaga semangat dalam menjalani sebuah proses. Sebesar apapun hambatannya, seberat apapun masalahnya.
Tapi, yang namanya ditipu, tetap saja tidak menyenangkan. Setelah pertemuan yang dihadiri ratusan siswa, mentor, dan ex-karyawan malam itu, aku lanjut berpikir hingga dini hari.
Dulu, bagaimana ya aku memulainya?
Sebenarnya selain startup edukasi ini, aku juga melakukan perbandingan dengan startup lain sejenis. Karena tau harganya lebih mahal, aku dengan serta merta memilih yang ini karena lebih terjangkau. Padahal sudah ada tanda-tanda halus yang menunjukkan bahwa startup edukasi ini patut dicurigai.
Pertama, mulai dari harga kursus yang turun secara drastis, dari yang awalnya 57 juta, ada diskon jadi 22 juta, lalu ada diskon lagi karena aku ikut webinarnya menjadi 19 juta. Pun saat mengajukan cicilan ke lembaga, karena ditolak, aku dapat potongan lagi jadi di angka 13 juta, final dan cash.
Kedua, ada satu artikel yang muncul dan menyatakan bahwa startup edukasi ini terlibat penipuan. Tapi aku abaikan karena bisa saja itu hanya persaingan bisnis. Ketiga, meskipun tidak begitu jelas, aku tetap bisa menangkap adanya keraguan dari tim marketing saat menawarkan produk kursus ini. Bukannya menahan diri dan mempertimbangkan ulang, aku malah cenderung tergesa-gesa.
Nyatanya, selain belajar kursus data analytics aku juga belajar tentang kehidupan. Merasakan langsung rasanya ditipu dan kehilangan uang belasan juta begitu saja. Kalimat pamungkas tentang kembali pada tujuan awal akhirnya membuatku berefleksi.
Sebenarnya apa tujuanku mengambil kursus ini?
Soal pekerjaan, alhamdulillah, terlepas dari kursus yang sudah kuselesaikan atau belum, aku sudah mendapatkan dua tawaran pekerjaan baru. Saat ini pun aku tidak sempurna menganggur karena masih aktif menulis dan mengajar di sebuah kampus negeri. Jadi, apa sebenarnya tujuanku mengambil kursus ini?
Tujuan paling ultimate yang seharusnya ada dalam setiap kondisi dalam hidup adalah mencari ridha Allah. Bukankah dengan menuntut ilmu yang bermanfaat, kemudian mengamalkannya, lantas berguna dan berdampak luas adalah hal yang mau dicapai? Agar Allah ridha dalam setiap proses hingga tujuan tercapai.
Lalu, sebenarnya apa yang hilang dari diriku?
Selama segala hal masih bisa diperjuangkan, sebenarnya tidak ada yang benar-benar bermasalah. Jangan sampai kabar buruk ini malah mengambil waktu dan fokusku. Aku mungkin sudah tertipu, tetapi, akankah aku membiarkan diriku kembali tertipu pada hawa nafsu (secara emosional merespon kondisi ini) atau fokus saja pada apa yang benar-benar aku butuhkan, apa yang bisa aku lakukan.
Jadi, apa makna tertipu yang sesungguhnya? Mari kita lihat apa yang tertulis di dalam Al Qur'an.
Lanjut ke Tertipu - Bagian 2 ya, insha Allah.
#menulis#kejadian#tertipu#kursus#hilang#fokus#tujuan#ridha Allah#belajar#bertumbuh#berbagi#bermanfaat#30dwc#30dwcjilid43#day 20
4 notes
·
View notes
Text
Setialah dengan do'a - do'amu.
Tidak ada do'a yang terlambat, kitanya saja yang tergesa-gesa.
Tidak ada takdir yang terlambat, kitanya saja yang ingin cepat.
Tidak ada takdir yang lebih cepat, Allah maha tau waktu yang tepat.
Tidak ada do'a yang tertunda, karena memang belum saatnya.
"Semoga Allah, menunda terkabulnya doa-doamu, penantian panjangmu dan ketika kesabaranmu sudah hampir habis. Hingga nanti dirimu bersyukur tanpa henti, hatimu dipenuhi dengan ibadah rasa ridha dan ketenangan dalam kepasrahan, dan kamu bersyukur atas musibah yang menimpamu dan mensyukurinya. dalam cobaanmu, lalu Dia memuliakanmu dengan menjawabnya, dan hatimu telah dipenuhi makna kepastian dan ketundukan, dan alangkah indahnya jawaban itu bila dibarengi dengan, “Sesungguhnya kami mendapati dia sabar.”
_deentalks
Ini untuk diriku mungkin yang ingin disegerakan semua, tapi tidak bersabar dalam meminta. noted to self.
246 notes
·
View notes
Text
Keridhaan manusia memang tak kan pernah bisa kita dapatkan.
Selalu ada celah oranglain untuk melihat kekurangan kita. Toh manusia memang tak sempurna.
Maka untuk segala sesuatu yang meninggalkan luka,. Cukup balas dengan senyum, lalu doakan kebaikan.
Semoga hati senantiasa Allah lapangkan, Allah luaskan rasa syukur atas setiap nikmat indah dari Nya, juga senantiasa berprasangka baik pada Allah, orang lain, serta diri sendiri.
Bahwa setiap yang telah Allah takdirkan, itu baikkk bangett. Yang terbaik
Fokus untuk mendapat ridha Allah saja ya. Bukan yang lain
130 notes
·
View notes
Text
Semoga level berserahku kepada Allah bisa sampai di tahap, "jika ujian ini adalah jalan yang harus kulalui untuk bisa lebih dekat dengan-Mu, lebih cinta dan dicintai oleh-Mu, dan engkau ridha kepadaku, maka mampukan aku untuk melalui ujian ini ya Allah"
Bandung, 6 November 2024
@monicasyarah
70 notes
·
View notes
Text
Kalau belum bisa ridho dengan apa yang Allah timpakan, maka sabar yang harus jadi pegangannya.
Al-Hasan al-Bashri rahimahullaah berkata,
"Ridha itu berat sekali, namun sabar adalah pegangan seorang mukmin."
Hilyatul Auliyaa' (V/376, no. 7462) dari perkataan 'Umar bin 'Abdil 'Aziz rahimahullaah.
Petikan faedah dari buku kecil karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas hafidzahullah - Wasiat Nabi ﷺ kepada Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma (73)
228 notes
·
View notes
Text
Tabiat kita di masa tua nanti adalah hasil dari pengkristalan karakter masa muda kita bertahun tahun, jadi mulailah saat ini ketika kita sudah tersadar untuk belajar, untuk mendekat kepada Rabb kita, sudah tau mana yang Allah larang dan mana yang Allah ridha, mulai diamalkan ilmunya, dikerjakan bertahap dan istiqomah.
Agar kelak jika Allah sampaikan kita di usia tua, dengan izinNya, kita ngga akan punya masa tua yang buruk, atau menyusahkan banyak pihak.
Mulai sekarang, perbaiki hati, perbaiki diri, perbaiki lisan, perbaiki segala praduga kepada manusia dan terutama kepada Allah.
Pemalang, 06 Syawal 1445 H.
151 notes
·
View notes
Text
Aku biarkan rumah (sementara) berantakan dengan serakan mainan, sebab itu artinya anakku sehat. Anakku bermain. Anakku aktif belajar. Anakku nyaman berada di rumah ini.
Aku biarkan rumah (sementara) cucian piring sedikit demi sedikit menumpuk seiring seringnya aku memasak. Sebab itu artinya, perut suamiku terisi. Perut anakku kenyang. Aku bisa bersihkan nanti, ketika tenagaku sudah cukup terisi.
Aku hanya perlu makan terlebih dahulu, duduk, bernapas, bersantai dengan buku yang ingin kubaca.
Ketika anakku tidur, itu artinya waktuku istirahat juga.
Aku tidak perlu tidur, aku hanya perlu mendinginkan lagi kepalaku, memulihkan fisikku. Rehat dengan shalat. Tak jarang kuisi waktu dengan bicara hangat bersama suami. Itu cukup membantu.
Menjadi istri dan ibu, adalah dua peran luar biasa yang Allah beri. Ini amanah, yang juga berkah.
Selayaknya amanah, perlu dihadapi dengan ilmu. Agar tepat arahnya, agar benar caranya.
Dan sebagaimana berkah yang ingin kita kejar, menjadikannya tercapai berkat ilmu juga. Ilmu sebelum amal.
Tujuan keberkahan adalah makin dekat dan lekatnya kita dengan Allah. Makin akrabnya juga kita dengan kebaikan dan kebermanfaatan.
Semoga lelahnya kita Allah sukai. Dengan begitu, Allah ridha. Suami ridha. Makin berlimpah kasih sayang dariNya dan darinya.
Perlu diingat, pahala banyak menanti untuk kita petik satu persatu dari tiap aktivitas kita di rumah :) bismillaah~
Tangerang, 10 November 2024
58 notes
·
View notes
Text
Dalam pikiran kita ada banyak pertanyaan dan tiada siapa pun selain Allah yang bisa memberi jawaban.
Dalam hati kita ada banyak kegelisahan dan tiada siapa pun selain Allah yang mampu memberi ketenangan.
Dalam hidup kita ada banyak ujian dan tiada siapa pun selain Allah yang kuasa memberi pertolongan.
Maka; "Wahai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku." (Q.S al-Fajr 89 : 27-30).
©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)
58 notes
·
View notes
Text
"Ya Allah, aku memang sedang tidak mampu memahami mengapa Engkau tempatkan aku di titik saat ini. Tapi, semoga ketidaktahuanku tak lantas menjadikan aku tidak ridha atas apa yang menjadi takdir-Mu"
496 notes
·
View notes
Text
Tertipu - Bagian 2
Apa yang Al-Qur'an sampaikan tentang tertipu? Setidaknya ada dua ayat yang kutemukan membahas tentang kata tersebut maupun yang berkaitan dengannya. Pertama, ada di Surat Al Hadid ayat 20.
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. Q.S. 57 : 20
Sudah jelas bahwa kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu. Jadi, sesenang-senangnya kita di dunia, ketahuilah bahwa sifatnya fana dan seringkali menipu.
Mungkin tidak sedikit dari kita yang merasa bahwa perlu mencapai ini dan itu, mulai dari harta, keturunan, dan kesenangan yang lain. Padahal seperti pedang bermata dua, kesenangan itu bisa jadi hanya bertahan di dunia saja (palsu dan menipu) atau bisa menjadi sarana untuk mencapai tujuan yang jauh lebih tinggi dari itu.
Kedua, penjelasan tentang kesenangan dunia dijelaskan lebih rinci di Surat Ali Imran ayat 14.
Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. Q.S. 3 : 14
Dari artikel yang aku baca -yang sumber tulisannya dari tafsir Ibnu Katsir-, kecintaan manusia pada hal-hal yang diinginkan itu memang wajar, tapi adakalanya manusia menempatkannya dengan cara yang tidak tepat. Tidak ada larangan untuk mencintai hal-hal yang disebutkan di atas, tapi kita perlu berhati-hati agar tidak berlebihan.
Kecintaan yang berlebihan atas hal-hal yang indah dalam pandangan manusia itulah menjadi hal yang membuat seorang manusia tertipu. Padahal, di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
Lalu, bagaimana cara mencintai wanita, anak-anak, dan harta benda pada level yang seharusnya?
Kita bisa menempatkan seorang wanita sebagai sosok yang dihormati dan penerus keturunan yang sah melalui pernikahan, alih-alih bermain dengan banyak wanita hanya untuk kesenangan sesaat. Memiliki banyak anak juga baik, tapi tujuannya bukan untuk berbangga dan takabur, melainkan untuk memperbanyak jumlah umat Nabi Muhammad SAW yang patuh pada Allah dan rajin beribadah. Selanjutnya, mencintai harta benda yang disukai Allah adalah dengan cara membelanjakannya di jalan yang mendekatkan diri kita pada Allah.
Dari sini, sudah selayaknya kita semakin menyadari bahwa dunia ini penuh dengan kesenangan yang menipu. Sebagai manusia yang dikaruniai akal, kita juga bisa memilih. Antara menjadi orang yang mencintai kesenangan dunia semaunya dan membiarkan diri tertipu lebih lama lagi atau mencintai sewajarnya dilandasi rasa harap atas ridha Allah sebagai tujuan akhirnya. Tujuan yang tidak akan ada habisnya sampai usia sampai di penghujungnya.
#menulis#tertipu#dunia#wanita#anak-anak#harta benda#mencintai#sewajarnya#tujuan#ridha Allah#belajar#bertumbuh#berbagi#bermanfaat#30dwc#30dwcjilid43#day 21
1 note
·
View note
Text
Ridha
Dulu, jauh sebelum menikah, aku punya banyak keinginan. Melihat berbagai teori idealnya rumah tangga bersliweran di media sosial, tak urung juga memunculkan bersit-bersit imajinasi.
"Ah semoga nanti aku dan pasanganku bisa..."
Titik-titik yg diisi dengan berbagai idealisme pernikahan.
Bukan, bukan hal seperti: harus sering keluar bareng, gandengan tangan terus, mengucapkan cinta setiap hari, dll. Aku sadar diri juga aku bukan tipe orang yg seperti itu hehe.
Aku kira, rumah tangga yg baik harus punya visi misi pernikahan dan menuliskannya. Aku kira, rumah tangga yg baik harus punya target keluarga yg tercatat rapi. Dan banyak aku kira aku kira lainnya.
Namun semakin mendekati hari pernikahan, kesemua ingin itu tidak lagi terasa begitu menggebu. Sebelum hari H pernikahan, doaku semakin sederhana.
Semoga kami menjadi pasangan yang ridha satu sama lain. Membangun keluarga yg di dalamnya dipenuhi keridhaan dan kebersyukuran.
Entah berapa kali aku termenung-menung sendiri saat berdoa. Kadangkala meneteskan air mata. Ada rasa takut, kuatir diri ini tidak bisa memerankan peran barunya dengan baik. Apalagi dengan kekurangan yg berserakan disana-sini.
Apakah suamiku, mertuaku nanti bisa dengan mudah ridha atasku?
Pertanyaan yg seringkali mengganggu pikiranku saat itu. Terlebih kata orang, 5 tahun pertama adalah yg tersulit. Sesulit apa kira-kira?
Dan tanpa terasa, sekarang sudah hampir 1 tahun usia pernikahan kami.
Satu tahun yg bagi satu sama lain adalah satu tahun penuh pembelajaran baru. Saling menyesuaikan diri, membenahi diri, saling menambal kurang satu sama lain.
Sampai hari ini, aku tidak pernah benar-benar tahu apa jawaban pasti dari pertanyaanku. Apakah suamiku ridha? Apakah mertuaku ridha? Dan seluruh keluarganya pun ridha?
Namun yang pasti, satu tahun yg berlalu telah mengurangi banyak ketakutanku. Satu tahun yg berlalu ini telah membuatku begitu banyak bersyukur. Satu tahun yg membuatku tahu, pasangan dan keluargaku memiliki hati yg lapang untuk menerimaku dalam kehidupannya.
Dan aku pun, menemukan apa yang aku cari.
"Semoga Allah mempertemukanku, dg siapa pun yg saat aku melihatnya, hanya doa-doa baik yg terbesit dalam hati."
Semoga keluarga kecil ini, senantiasa dilimpahi keridhaan Allah di sepanjang jalannya.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmush shaalihaat.
418 notes
·
View notes
Text
Bersamamu Cinta Pun Perlu Ilmu
Sebagai muslim sudah pasti visi menikah kita adalah ibadah, ridha Allah dan surga. Bukan mencari bahagia yang sejatinya bahagia itu enggak ada di dunia fana. Landasan utamanya bukan harta dan cinta, tapi ketaatan pada Allah Ta'ala.
Ya, menikah bukan tentang siapa yang paling pengertian, paling banyak berperan, paling merasa capek, tapi tentang bahu membahu dalam kebaikan dan ketaatan. Saling menguatkan peran.
Memahami peran; memenuhi hak; meredakan ego; seni komunikasi dengan pasangan; barangkali adalah keahilan yang wajib kita miliki dan harus terus diasah agar tak saling menjatuhkan marwah pasangan. Dan itu semua butuh ilmu agar terarah.
Selamat menjadi pembelajar seumur hidup.
02 Februari 2022
diposting desember 2023
190 notes
·
View notes
Text
Cerita Bermakna
Aku percaya, bahwa setiap dari kita tentu memiliki ujiannya masing-masing. Seringkali kita melihat cerita pilu fyp di beranda medsos—yang entah kita sanggup atau tidak, bila kita menjalaninya. Ada yang berat sekali menurut kita; ada yang terasa mudah bagi kita. Namun Allah tau, setiap ujian tentu sudah Ia siapkan sesuai kesanggupan hamba-Nya.
Ada yang diuji dengan orang-orang di sekitarnya, ada yang diuji dengan orang tuanya, ada yang diuji dengan pasangannya, ada yang diuji dengan anaknya, dan ujian-ujian lain yang tentu adil bagi-Nya.
Sesekali mungkin merasa berat, lelah, kemudian menangis, dan nggak apa-apa, itu manusiawi. Namun, sadarlah.. bahwa hidup ini akan terus berjalan. Bagaimana cara kita memaknai cerita-cerita kecil ini, menjadi sebuah syukur yang tiada henti.
Jadikanlah sesuatu yang berat menurut kita; menjadi wasilah permintaan pahala kita pada Allah. Tiada kekuatan dan upaya, melainkan atas pertolongan-Nya. Sampai kita terbiasa jalan terseok-seok, diiringi rasa sedih, kecewa dan sebagainya. Sampai kita terbiasa melewati jalan yang curam. Sampai kita terbiasa untuk mengadu, memohon dan meminta kebaikan-kebaikan pada-Nya.
Hingga berada pada sebuah titik—dimana saat kita merasa banyaknya nikmat, kita mampu bergumam, "Ya Allah.. sebanyak ini nikmat dan kemudahan yang Engkau beri. Namun, akan ada ujian apa lagi setelah ini? Semoga Engkau ridha atas segala sesuatu yang Engkau kehendaki".
Semoga.. kita akan selalu kembali pada hakikat iman. Sebuah kepercayaan seorang hamba pada Tuhannya, yang harus kita bangun setiap hari; dan setiap waktu, hingga ajal menanti~
Jakarta, 6 November 2024 | Pena Imaji
49 notes
·
View notes
Text
"Pendewasaan itu tumbuh ketika kita dibebani oleh tanggung jawab. Orang yang tidak mau dibebani tanggung jawab maka akan menjalani kehidupan sesuka dirinya dan sulit untuk bisa dewasa. Yang ada malah menzhalimi sekelilingnya.
Padahal kehidupan kita di dunia ini bukan untuk sesuka hati dijalani, tapi untuk memikul tanggung jawab yang mana kita berharap dengan tanggung jawab yang diemban secara amanah bisa mendatangkan ridha Allah yang kelak mengantarkan ke Surga.
Tanggung jawab menjadikan diri giat beramal shalih, membawa keluarga ke Surga, menciptakan lingkungan masyarakat yang baik, dan jenjang lainnya. Kalau mau dewasa, kelola tanggung jawab yang ada di hadapan kamu dengan sebaik-baiknya.
Tanggung jawab hafalan Quran, tanggung jawab kelas yang diajar, tanggung jawab kebersihan rumah, berbagai macam tanggung jawab lainnya yang ketika kamu amanah mengelolanya akan ada sosok baru versi dirimu yang bertumbuh."
Nasihat Bapak Profesor di sela sela obrolan receh 🌻
101 notes
·
View notes
Text
Kamu lagi dimana sekarang (?)
Kepada teman hidupku, yang juga akan jadi teman surgaku, insyaAllah.
... Assalamu’alaikum.
Gimana kabarmu sekarang?
Kamu lagi dimana?
Apa yang terjadi dalam harimu kemarin?
Ujian apa yang sedang kamu hadapi?
Apakah kamu sudah merasakan momen-momen berharga di masa mudamu?
Apa pengalaman paling seru yang membuatmu lupa sejenak tentang patah hati atau krisis seperempat usia yang mungkin kamu alami?
Simpan jawabannya ya, untuk kita bicarakan saat bertemu. Karena, aku juga ingin berbagi punyaku.
Dan tentang kenakalan yang pernah kamu lakukan saat remaja atau di usia dua puluh tahun. Seberapa parahkah itu?
Semoga tidak menjerumuskan. Semoga hanya sekedar ibarat salah menaruh kaos kaki yang seharusnya dipakai di kaki, malah dipakai di tangan. Tanpa mengorbankan syariat-Nya. Na’udzubillah.
Sebab aku di sini juga telah berjuang, jadi aku berharap kamu tetap kuat di tengah dunia yang semakin kacau dan pilihan-pilihan varian kenakalan beserta toppingnya yang mungkin terlihat manis di awal, tapi sejatinya membuat penyesalan pahit di akhir.
Oiya, tentang kesedihan yang tidak kamu bagi itu sayang, ke mana kamu mengalihkan energimu? Apakah kamu berlari? Jalan-jalan? Atau mendengarkan lagu favorit yang membuat hatimu merasa dipahami? Atau mungkin tidur? Atau membuka surat cinta-Nya sambil terisak?
Bagaimana pun caramu menghadapi semua ini, aku berharap kamu bijak dalam memilih jalan, tetap teguh pada syariat-Nya, meski godaan di sekelilingmu mengajak berbelok. Aku berharap kamu kuat melawan arus.
Ketika kita akhirnya bertemu dan saling mengenal lebih dalam, aku minta maaf jika aku masih banyak kurangnya, dalam berbicara, memutuskan, memaafkan, atau menerima.
Teman surgaku, maukah kita saling bertemu saat semua urusan kita dengan-Nya sudah selesai? Juga dengan mimpi-mimpi kecilmu, agar menciptakan chemistry penuh berkah?
Jujur, berjalan sendiri itu tidak mudah, tapi kita harus tetap berusaha, kan? Demi-Nya, kan? Janji kan?
Jika masih ada mimpi yang ingin kamu kejar, jangan khawatir, aku siap menjadi teman penyemangatmu, karena aku tahu kamu juga akan melakukan hal yang sama untukku. Sebab ketika kamu menikahiku, itu berati menyatukan mimpi-mimpi kita.
Semoga Allah ridha, sampai saat kita bertemu dan saling menemani dalam ibadah terpanjang kita. Aamiin.
Ruang semesta, awal musim gugur 2024.
33 notes
·
View notes
Text
Pantas saja, kenapa amalan hati itu nilainya sangat besar di sisi Allah, terutama hati yang Ridha. Karena itu adalah amalan tak kasat mata yang hanya hamba dan Penciptanya yang tau. Tidak seperti amalan lain yang bisa nampak secara dzohir, amalan hati tersembunyi di palung terdalam. Ikhlas kah menerima kenyataan? Ridha kah menerima ketetapan?. Allahku yang selalu MahaBaik, tolong lemah lembutlah pada hati hambaMu yang seperti kapas ini.
83 notes
·
View notes